efektivitas penggunaan media video materi bencana …eprints.ums.ac.id/56072/15/naskah...
Post on 26-Jan-2020
3 Views
Preview:
TRANSCRIPT
EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA VIDEO MATERI BENCANA
BANJIR KELAS VII DI SMP NEGERI 2 WONOSARI
KABUPATEN KLATEN
Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I
pada Jurusan Pendidikan Geografi
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Oleh:
INA RIFQIYANA
A610130022
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2017
1
EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA VIDEO MATERI BENCANA
BANJIR KELAS VII DI SMP NEGERI 2 WONOSAI KABUPATEN KLATEN
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui ketercapaian penggunaan media video
dalam pembelajaran materi bencana banjir kelas VII di SMP Negeri 2 Wonosari
Klaten, dan (2) mengetahui keefektifan media video yang digunakan dalam
pembelajaran materi bencana banjir. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen
dengan penerapan media pembelajaran berupa media video. Penelitian eksperimen
yaitu membandingkan antara 2 kelas yaitu kelas kontrol dan kelas kelas eksperimen.
Kelas kontrol dilakukan dikelas VIIC dan kelas eksperimen dikelas VIIB. Hasil dari
penelitian ini menujukkan bahwa hasil pembelajaran menggunakan media video
untuk kelas eksperimen (pre-test dan post-test) lebih baik secara signifikan
dibandingkan dengan hasil pembelajaran kelas kontrol yang hanya menggunakan
metode ceramah (pre-est dan post-test). Skor rata-rata kelas kelas eksperimen (post-
test) sebesar 77,25 dan 64,83, sedangkan skor rata-rata kelas kontrol pada post-test
sebesar 59,21dari skor rata-rata pre-test 56,09 ada peningkatan sebesar 3,12%. Hasil
uji (t-test) data pre-test dan post test menunjukkan nilai signifikan 0,004 < 0,05,
sehingga H0 ditolak dan Ha diterima, bahwa adanya perbedaan antara pre-test dan
post-test maka pembelajaran menggunakan media video dinyatakan efektif.
Kata kunci media pembelajaran video, hasil belajar siswa, bencana banjir
ABSRACT
This research ams to 1) know has been reached use of video media in learning
material flood class VII in SMP Negeri 2 Wonosari Klaten. 2) to find out he
effectiveness of video media learning materials used in the flood. This research is the
research experiment with the application of instructional media in he form of video
media. Experimental research is a compae berween 2 clases, namly class contol and
class experiment. The control class is done processed VIIC and class processed
experimet VIIB. The resul of this research shows that learnig outcomes usin video
media for class experiment (pre and post-test) significantly better han with the
learning outcomes of he control class tha use only methods lecture (pre and post-
test). An average score of the class experiment (post-test) of 77,25 wh on average
score pre-test 64,83, difference reached 12,42, and an aveage scor of grade cntrol in
post-test 59,21 an avega score pre-test 56,09 increase as much as 3,12. Test result (t-
test) pre and post-test shows significant value and 0,004 H0 is rejeted so that 0,05 <
Ha, so hat the disiction between pre and post test then learning to use video media
declared effective.
Keyword: Media video learning, student learning outcomes, flood
2
1. PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan suatu wadah untuk membangun sumber daya manusia
sehingga dia akan selalu dibutuhkan kapanpun dan dimanapun. UUD (Undang-
Undang Dasar) No. 2 Tahun 1945 yang berbunyi bahwa “tujuan pendidikan yaitu
mencerdaskan kehidupan bangsadan mengembangkan manusia yang seutuhnya
yaitu yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi
pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan
rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab
kemasyarakatan bangsa.”
.Nana Sudjana dan Ahmad Rivai (2001: 1) mengemukakan bahwa proses
belajar-mengajar atau proses pengajaran merupakan suatu kegiatan melaksanakan
kurikulum suatu lembaga pendidikan, agar dapat mempengaruhi para siswa
mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Tujuan pendidikan pada
dasarnya mengantarkan para siswa menuju pada perubahan-perubahan tingkah
laku baik intelektual, moral maupun sosial agar dapat hidup mandiri sebagai
individu dan makhluk sosial, dalam mencapai tujuan tersebut siswa berinteraksi
dengan lingkungan belajar yang diatur guru melalui proses pengajaran.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin mendorong guru untuk
meningkatkan proses belajar mengajar pada tingkat pendidikan. Guru dituntut
untuk mengetahui dan menguasai tentang perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi karena tidak menutup kemungkinan bahwa perkembangan ilmu
pengetahuan sesuai dengan perkembangan zaman. Guru juga harus mampu
mengembangkan teknologi yang telah tersedia agar menjadi media yang mudah
dimengerti dan dipahami oleh peserta didik. Banyaknya media yang digunakan
akan mempermudah para pengajar. Video adalah alat atau media yang dapat
menunjukkan simulasi benda nyata, video sebagai media digital yang
menunjukkan susunan atau urutan gambar gambar bergerak yang dapat
memberikan ilusi/fantasi (Munir 2013: 18).
Media merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari proses belajar mengajar.
Media sebagai alat komunikasi guna untuk mengefektifkan proses belajar
3
mengajar demi terciptanya tujuan pendidikan pada umumnya dan tujuan sekolah
pada khususnya.Dua unsur yang sangatpenting pada proses belajar mengajar
adalah metode mengajar dan media pengajaran, Kedua aspek ini saling berkaitan.
Pemilihan salah satu metode mengajar tertentu akan mempengaruhi jenis media
pengajaran yang sesuai, meskipun masih ada berbagai aspek lain yang harus
diperhatikan dalam memilih media, antara lain tujuan pengajaran, jenis tugas dan
respon yang diharapkan siswa kuasai setelah pengajaran berlangsung, dan konteks
pembelajaran termasuk karakteristik siswa.Fungsi utama media pengajaran adalah
sebagai alat bantu mengajar yang turut mempengaruhi iklim, kondisi, dan
lingkungan belajar yang ditata dan diciptakan oleh guru. Salah satu media yang
dapat digunakan adalah video.
Informasi yang disajikan melalui media pembelajaran video ini berbentuk
dokumen yang hidup, dapat dilihat dari layar monitor atau ketika diproyeksikan
kelayar lebar melalui overhead projector, dan dapat didengar suaranya, dilihat
gerakannya (video atau animasi). Media bertujuan untuk menyajikan informasi
dalam bentuk yang menyenangkan, menarik, mudah dimengerti, dan jelas,
informasi akan mudah dimengerti karena sebanyak mungkin indera, terutama
telinga dan mata, digunakan untuk menyerap informasi itu (Azhar Arsyad 2014
:162). Media video yang digunakan oleh guru dalam proses belajar mengajar
diharapkan dapat mempermudah pemahaman, meningkatkan daya ingat,
merangsang minat belajar peserta didik, Sangat membantu tenaga pengajar dalam
mencapai efektifitas pembelajaran.
SMP Negeri 2 Wonosari Klaten adalah sekolah yang berada di Desa Kingkang
Kecamatan Wonosari Kabupaten Klaten, terletak di sebelah selatan desa Daleman
Sukoharjo, sebelah timur Desa Jelobo Wonosari, sebelah Utara Desa Sambeng
Wonosari dan sebelah barat Desa Bendungan Wonosari. Sekolah ini terletak di
ujung utara kota Klaten, terdapat sungai, sehingga tidak menutup kemungkinan
akan terjadinya bencana banjir. Peneliti akan mengambil materi tentang bencana
banjir pada materi kelas VIII. Proses pembelajaran para pendidik di SMP Negeri 2
Wonosari sebagian besar belum menggunakan media video dalam proses belajar
4
mengajar dalam kelas, sehingga kurang menarik perhatian siswa untuk mengikuti
pembelajaran.
2. METODE
Jenis penelitian ini menggunakan penelitian eksperimental. Sukmadinata
(2013: 194) menyatakan bahwa penelitian eksperimental merupakan pendekatan
penelitian kuantitatif yang paling penuh, dalam arti memenuhi semua persyaratan
untuk menguji hubungan sebab-akibat. Pendekatan penelitian ini banyak
digunakan dalam penelitian-penelitian sains atau ilmu kealaman, sebab memang
awal pegembangannya adalah adalah dalam bidang tersebut.
Desain penelitian ini menggunakan The Static Group Comparison
(pembandingan kelompok statis). Yunus (2010: 331) dalam penelitian eksperimen
yang dilakukan terdapat dua kelompok objek yang dipilih secaea acak dan salah
satu di antaranya digunakan sebagai kelompok pengontrol sedangkan yang
lainnya sebagai kelompok eksperimen. Kelompok eksperimen (kelompok I)
terbuka terhadap masuknya variabel X, sedangkan kelompok pengontrol
(kelompok II) tidak. Banyak model desain penelitian eksperimental yang bisa
digunakan. Desain dasarnya adalah desain kelompok kontrol Pratest-Pasca Test
acak (Randomized Pretest-Posttest Control Group Design), yang biasa
divisualisasikan pada tabel 1 berikut.
Tabel 1 Desain Kelompok Kontrol dan Kelompok EksperimenPretes-Posttes
Kelompok Pretes Perlakuan Pascates
A [Kel. Eksp] 0 X 0
B [Kel. Kont] 0 0
Sumber : Sukmadinata (2013: 204)
5
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Analisis Uji Prasyarat
3.1.1) Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengetahui valid tidaknya sebuah instrumen
soal yang akan digunakan untuk pengambilan data. Jumlah soal yang akan
di uji validitasnya berjumlah 30 butir soal. Uji validitas ini di uji dengan
menggunakan program SPSS 22. Setelah pengujian validitas ini, maka kita
akan mengetahui jumlah soal yang valid. Dasar pengambilan keputusan
valid tidaknya sebuah soal dengan cara, jika r hitung > dari r tabel, maka
instrumen soal dinyatakan valid, apabila r hitung < dari r tabel maka
instrumen dinyatakan tidak valid dapat dilihat pada tabel 2 berikut.
Tabel 2Hasil Uji Validitas Instrumen Kelas VII SMP N 4 Klaten
Item Soal r tabel r hitung Keterangan
1 0,339 0,384 Valid
2 0,339 0,261 Tidak Valid
3 0,339 0,428 Valid
4 0,339 0,608 Valid
5 0,339 0,102 Tidak Valid
6 0,339 0,583 Valid
7 0,339 0,054 Tidak Valid
8 0,339 0,433 Valid
9 0,339 0,504 Valid
10 0,339 0,716 Valid
11 0,339 0,541 Valid
12 0,339 0,169 Tidak Valid
13 0,339 0,624 Valid
14 0,339 0,482 Valid
15 0,339 0,123 Tidak Valid
16 0,339 0,091 Tidak Valid
17 0,339 0,335 Tidak Valid
18 0,339 0,539 Valid
19 0,339 -0,116 Tidak Valid
20 0,339 0,364 Valid
21 0,339 0,388 Valid
22 0,339 0,409 Valid
23 0,339 0,58 Valid
6
24 0,339 0,495 Valid
25 0,339 0,711 Valid
26 0,339 0,711 Valid
27 0,339 0,654 Valid
28 0,339 0,591 Valid
29 0,339 0 Tidak Valid
30 0,339 0 Tidak Valid
Sumber: Peneliti 2017
Hasil perhitungan menggunakan program SPSS 22 didapatkan dengan melihat
perbandingan antara r hitung dan r tabel. Jumlah responden sebanyak 34 siswa
kelas VII di SMP Negeri 4 Klaten dengan tingkat signifian 0,05. Melihat
jumlah responden sebanyak 34 siswa maka didapat r tabel 0,339. Hasil data
yang dihasikan pada tabel tersebut menunjukkan bahwa ada 20 soal yang valid,
yaitu nomor 1, 3, 4, 6, 8, 9, 10, 11, 13, 14, 18, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28.
Instrumen soal tersebut dinyatakan valid karena r hitung > r tabel, contoh pada
soal nomor 28 yaitu r hitung adalah 0,591 dan r tabelnya 0,339 atau 0,591 >
0,339 maka soal dinyatakan valid. Soal yang tidak valid sebanyak 10 butir soal
yakni pada nomor 2, 5, 7, 12, 15, 16, 17, 19, 29, 30. Instrumen soa tersebut
dinyatakan tdak valid karena r hitung < r tabel, contoh pa soal nomor 2, yaitu r
hitung 0,261 dan r tabelnya 0,339 atau 0,261 < 0,339 maka soal dinyatakan
tidak valid.
3.1.2) Uji Reliabilitas
Uji reliabiltas digunakan untuk mengukur suatu kestabilan dan konsistensi
responden dalam menjawab, atau dengan kata lain untuk mengetahui eksistensi
alat ukur, apakah alat ukur yang digunakan dapat diandalkan dan tetap
konsisten jika pengukuran tersebut dipakai kembali. Metode yang dipakai
dalam perhitugan reliabilitas ini adalah dengan menggunakan metode
Cronbach’s Alpha pada program SPSS 22, dapat dilihat pada tabel 3 berikut.
Tabel 3Hasil Uji Reliabilitas Soal Pilihan Ganda
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
N of
Items
,629 20
Sumber: Peneliti 2017
7
Hasil perhitungan dengan menggunakan metode Cronbach Alpha
menunjukkan bahwa nilai Alpha sebesar 0,629. Nilai ini yang kemudian
dibandingkan dengan r tabel, r tabel dicari dengan signifikan 0,05 dengan
jumlah data (n)= 20, yakni 0,444, maka dapat disimpulkan bahwa semua soal
tersebut reliabel.
3.1.3) Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui distribusi data dalam variabel yang
akan digunakan dalam penelitian. Dasar pengambilan keputusan yakni dengan
signifikan 0,05. Jika signifikan > 0,05 maka data berdistribusi normal, dan jika
signifikan < 0,05 maka data tidak berdistribusi normal. Perhitungan uji
normalitas ini menggunakan metode T- test, dapat dilhat pada tabel 4 berikut.
Tabel 4Hasil Uji Normalitas Soal Kelas Eksperimen
Tests of Normality
Shapiro-Wilk
Statistic df Sig.
Pre ,954 32 ,185
Post ,902 32 ,07
*. This is a lower bound of the true
significance.
a. Lilliefors Significance Correction
Sumber: Peneliti 2017
Hasil dariperhitugan menggunakn SPSS 22 abeldiats menunjukkan bahwa nila
pre test-test pada kelas kontrol yaitu jika signifikan > 0,05 atau 0,185 maka
data pre-test maka data berdistribusi normal begitun pula pada post-test jika
signifikan > 0,05 atau 0,07 > 0,05 maka data berditribusi normal.
3.1.4) Uji Hipotesis
Hasil dari uji normalitas test kelas eksperimen yang berjumlah 20 soal dari pre-
test dan post-test mendapatkan hasil data yang berdistribusi normal, maka
kemudian adanya tindak lanjut untuk melakukan uji kedua yaitu uji yang
menggunakan uji T. Perhitungan uji T menggunakan metode Paired Samples
Correlation .uji PairedSamples Correlations digunakan untuk menguji
perbedaan antara perbedaan dua sampel data yang berhubungan. Pengujian
8
data tersebut berdasarkan data pada kriteria pengujian. Ho diterima jika
signifikan > 0,05. Ho ditolak jika signifikan < 0,05, dapat dilihat pada tabel 5
berikut.
Tabel 5 Hasil Uji Paired Sampels Correlation (1 dan 2)
Paired Samples Correlations
Kelas Kontrol N Correlation Sig.
Pair 1 Pre & Post 32 ,439 ,001
(1)
Kelas Eksperimen N Correlation Sig.
Pair 1 Pre & Post 31 ,508 ,004
(2)
Sumber: Peneliti 2017
Tabel 4.5 menunjukkan bahwa hasil pengujian T-Test pada kelas kontrol nilai
signifikan 0,001 < 0,05 maka Ho ditotak dan Ha diterima. Kelas eksperimen
menunjukkan hasil signifikan 0,004 < 0,05 maka Ho pun ditolak dan Ha
diterima. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh terhadap efektifitas
pembelajaran menggunakan media video atau terdapat perbedaan antara hasil
pre-test dan post-test kelas eksperimen dan hasil pre-test dan post-test dikelas
kontrol.
3.2 Pembahasan
Hasil penelitian ini seperti yang tertera pada tabel menunjukkan bahwa kelas
eksperimen atau kelas VIIB cenderung nilai dibawah kelas kontrol atau kelas
VIIC, tetapi pada hasil soal pre-test antara kelas kontrol dan kelas eksperimen
menunjukka lebih tingi pada kelas eksperimen. Hasil penelitian peneliti
menunjukkan bahwa (1) media pembelajaran video kelas eksperimen pada mata
pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial dengan materi bencana banjir berdampak
positif. (2) video pembelajaran dapat mempermudah untuk dipahami siswa dan
9
sangat bermanfaat. (3) dengan penggunaan media pembelajaran maka lebih efektif
dapat dilihat pada saat pengambilan data, siswa sangat antusias.
4. PENUTUP
4.1 Berdasarkan dari analisis data pada penelitian ini mata pelajaran Ilmu
Pengetahuan Sosial materi bencana banjir kelas eksperimen mengalami
peningkatan sebesar 12,42%, hasil pembelajaran pada saat pre-test 64,83%
sedangkan hasil pembelajaran setelah menggunakan media pembelajaran
berupa video meningkat menjadi 77,25% (post-test).
4.2 Perbedaan hasil dari pembelajaran menggunakan metode ceramah dan
pembelajaran menggunakan media video mengalami peningkatan. Peningkata
dari kelas kontrol sebanyak 3,12%, sedangkan pada kelas ekspermen
mengalami peningkatan sebanyak 12,42% dan hasil uji T data pre-test dan
post-test kelas eksperimen menunjukkan nilai signifikan 0,004 yang berarti <
0,05, sehingga Ho ditolak dan Ha diterima.
DAFTAR PUSTAKA
Arsyad, Azhar. 2014. Media Pembelajaran. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Munir. 2013. Multimedia (Konsep & Aplikasi Dalam Pendidikan). Bandung:
Alfabeta
Sudjana, Nana dan Ahmad Rivai.2001.Media pembelajaran.Bandung:Sinar Baru
Algesindo
Sukmadinata, Nana Syaodih. 2015. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung. Remaja
Rosdakarya
Undang- Undang Nomor 24 Tahun 2007 Tentang Kebencanaan
Yunus, Hadi Sabari. 2010. Metodologi Penelitian Wilayah Kontemporer.
Yokyakarta. Pustaka Pelajar
top related