efek perawatan maloklusi klas ii divisi 1 dengan twin block appliance
Post on 30-Nov-2015
115 Views
Preview:
TRANSCRIPT
C. Efek Perawatan Maloklusi Klas II Divisi 1 dengan Twin Block Appliance
Perawatan Klas II divisi 1 dengan Twin Block memiliki efek terhadap skeletal
dan dental. Perubahan skeletal dapat ditunjukkan antara lain pertambahan panjang
korpus mandibular. Reposisi mandibular yang retrognasi dapat juga dinilai dengan
bertambahnya sudut yang dibentuk antara mandibular terhadap basis kranii dalam
arah anteroposterior (SNB). Adanya pertambahan tinggi wajah anterior bagian bawah
yang diakibatkan oleh bertambahnya dimensi vertikal saat bite block rahang atas
diasah sehingga molar bawah dapat erupsi.
Beberapa hasil pengamatan terhadap efek skeletal pada kasus yang dirawat
dengan Twin Block yaitu diperoleh kombinasi antara pertumbuhan mandibular 3,8
mm, distalisasi molar atas 1,6 mm dan migrasi molar bawah ke mesial 1,4 mm serta
proklinasi incisivus bawah 5,2o ke labial dapat menghasilkan penurunan overjet
sebesar 5,6 mm.
Penelitian yang dilakukan oleh Sharma dkk., (2013) mengenai perubahan
skeletal dan dentoalveolar yang terjadi selama perawatan menggunakan Twin Block
dilihat dari sefalometri yaitu:
1. Perubahan pada basis kranii
Penurunan posisi saddle angle mandibula terhadap basis kranii
menunjukkan reposisi mandibula ke arah anterior. Sedangkan pada sudut articular
yang terbentuk antara kontur posterior atas dan bawah tulang fasial mengalami
peningkatan sehingga terjadi reposisi mandibula ke bawah belakang. Reposisi
tersebut menujukkan adanya koreksi terhadap kasus deep bite.
2. Perubahan skeletal maksila
Sudut SNA menggambarkan hubungan sagital batas anterior basis apical
maksila terhadap anterior basis kranii. Sudut SNA mengalami penurunan sekitar
0,5±0,707o yang menunjukkan pertumbuhan maksila dapat ditekan. Twin Block
Appliance memberikan efek terhadap pertumbuhan mandibula ke mesial dengan
gaya resiprokal untuk memberikan tekanan ke distal pada maksila sehingga
menghambat pertumbuhan maksila (efek headgear). Selain itu, pada titik A (titik
terdalam tulang alveolar pada maksila) berpengaruh pada perubahan
dentoalveolar yaitu terjadi perubahan posisi gigi incisivus maksila ke arah palatal
dan apeks akar bergerak ke anterior, sehingga perubahan titik A pada perawatan
dengan Twin Block menyebabkan reshaping pada tulang alveolar. Pada sudut S-
N-Pr mengalami penurunan yang berarti pertumbuhan premaksila juga ditekan.
3. Perubahan dentoalveolar maksila
Setelah perawatan dengan Twin Block secara klinis dan statistik terjadi
penurunan proklinasi gigi incisivus atas. Hal tersebut disebabkan adanya busur
labial pada Twin block yang berfungsi untuk menggerakkan posisi gigi incisivus
ke arah palatal.
4. Perubahan skeletal mandibula
Sudut SNB meningkat secara signifikan akibat pergesaran titik B ke
anterior, sehingga terjadi perbaikan pada posisi anteroposterior mandibula.
Perubahan titik B ditunjukkan dengan gerakan proklinasi gigi incisivus bawah dan
gerakan akar incisivus bawah ke lingual sehingga terjadi remodeling tulang
alveolar.
5. Perubahan panjang mandibula
Secara signifikan terjadi peningkatan panjang mandibula oleh karena Twin
Block menggerakkan postur mandibular ke depan dan merotasi mandibular ke
bawah belakang (rotasi posterior morfogenetik mandibula). Selain itu, terjadi
peningkatan ukuran mandibular pada bagian basis dan ramus ascending. Menurut
Lund dan Sandler terjadi peningkatan pertumbuhan mandibula sekitar 5,1 mm
selama 12 bulan perawatan dengan Twin Block, Toth dan McNamara
menambahkan, terjadi peningkatan panjang condylus-gnation selama 16 bulan
perawatan.
6. Perubahan dentoalveolar mandibula
Setelah perawatan dengan Twin Block terdapat hubungan proklinasi dari
gigi incisivus bawah terhadap mandibular plane. Selain itu, terjadi penigkatan
jarak linier antara incisivus bawah terhadap garis N-Pog, dan peningkatan sudut
yang dibentuk antar incisivus terhadap mandibular plane.
7. Perubahan hubungan skeletal maksila terhadap mandibula
Perubahan hubungan skeletal maxilomandibula diukur menggunakan
sudut ANB. Hasil penelitian menunjukkan terjadi penurunan sudut ANB akibat
peningkatan pada SNB yaitu perubahan posisi mandibular ke anterior dan sedikit
penurunan SNA akibat penekanan pertumbuhan maksila, sehingga resultan dari
koreksi diskrepansi masilomandibula utamanya pada perubahan skeletal
mandibular.
8. Perubahan dentoalveolar
Sudut interincisal meningkat secara signifikan dengan perawatan Twin
Block, yang dihasilkan dari retroklinasi gigi incisivus maksila dan proklinasi
incisivus mandibular. Selain itu, overjet terkoreksi karena pengaruh retroklinasi I
RA dan proklinasi I RB. Overbite berkurang karena pengaruh kombinasi rotasi ke
bawah belakang dari mandibular bersamaan dengan selective eruption of molar.
9. Perubahan pada hubungan vertical
Perawatan Twin Block berhubungan dengan kontrol dimensi vertikal untuk
menentukan kontur akrilik. Dari hasil perawatan menunjukkan peningkatan base
plane angle (Pal-MP angle), sudut palatal plane terhadap bidang oklusal, sudut
mandibular plane (SN-Go-Gn) dan sudut Frankfurt mandibular plane yang
dihasilkan dari pemakaian activator, prosesus alveolar posterior mandibular yang
tinggi dan erupsi gigi pada segmen bukal karena pengaruh rotasi mandibular.
Ref.
Marbun, E. G., 2003, Perawatan Maloklusi Klas II divisi 1 dengan Pesawat
Fungsional Twin Block, Skripsi, Fakultas Kedokteran Gigi Universitas
Sumatera Utara, Medan, hal. 23-24
Sharma A. K., Sachdev V., dan Kirtaniya B. C., 2013, Skeletal and Dentoalveolar
change concurrent to use of Twin Block appliance in Class II division I
cases with a deficient mandible: A cephalometric study, Journal of Indian
Society of Pedodontics and Preventive Dentistry,Vol. 20: 218-226
top related