dokumen rencana pembangunan jangka...
Post on 18-May-2019
217 Views
Preview:
TRANSCRIPT
DOKUMEN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH KABUPATEN DONGGALA (RPJMD)
TAHUN 2009
FrFr BAB X BAB X KERANGKA MAKRO EKONOMI
SOSIAL DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN DAERAH
1010.1.1.. KERANGKA MAKRO EKONOMI
Kerangka Makro Ekonomi memberikan gambaran ekonomi makro untuk periode Tahun 2009-2014 yang ingin dicapai dengan mempertimbangkan berbagai kondisi terkini dan mengupayakan berbagai langkah kebijakan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi melalui berbagai sektor selama kurun waktu tersebut.
Salah satu indikator penting untuk mengetahui keberhasilan atau peningkatan kondisi ekonomi di suatu daerah dalam suatu periode tertentu atau periodisasi kepemimpinan daerah adalah data Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), baik atas dasar harga konstan maupun atas dasar harga berlaku. PDRB pada dasarnya merupakan jumlah nilai tambah (value added) yang dihasilkan oleh seluruh sektor dalam suatu daerah tertentu, atau merupakan jumlah nilai barang dan jasa akhir (neto) yang dihasilkan oleh seluruh unit ekonomi. PDRB atas dasar harga berlaku menggambarkan nilai tambah barang dan jasa yang dihitung menggunakan harga yang berlaku pada setiap tahun sehingga peningkatannya dapat saja karena adanya perubahan harga output sektoral, meskipun realitanya tidak terjadi peningkatan jumlah output sementara PDRB atas harga konstan menunjukkan nilai tambah barang dan jasa tersebut yang dihitung menggunakan harga dasar tahun tertentu sebagai patokan. PDRB atas harga berlaku dapat digunakan
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Donggala Tahun 2009 - 2013
354
DOKUMEN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH KABUPATEN DONGGALA (RPJMD)
TAHUN 2009
untuk melihat pergeseran struktur ekonomi, sedangkan perhitungan PDRB atas dasar harga konstan digunakan untuk mengetahui pertumbuhan ekonomi riil dari tahun ke tahun, dimana faktor perubahan harga telah dikeluarkan.
RPJMD Kabupaten Donggala memuat analisis makro ekonomi yang di proyeksikan sebagai tolak ukur dan dasar pijakan pemerintah daerah 5 (lima) tahun akan datang didalam menggenjot pertumbuhan ekonomi daerah. Perubahan struktur perekonomian merupakan unsur penting dalam pembangunan ekonomi. Kontribusi sektoral PDRB dapat dilihat dari porsi sektor terhadap total PDRB. Kontribusi sektoral sering dikaitkan dengan perubahan konsentrasi kegiatan ekonomi daerah yang pada umumnya dipercaya bergerak dari sektor pertanian ke sektor industri dan kemudian sektor jasa.
Perekonomian Kabupaten Donggala sudah menunjukkan peningkatan yang berarti pada semua sektor. Artinya, dari kecendrungan perkembangannya, telah ada signal positip khususnya dalam pembangunan ekonomi wilayah tersebut. Indikasi ini dapat dilihat dari perkembangan PDRB berdasarkan harga konstan tahun 2000 yang telah mengalami peningkatan yang berarti bahwa sektor rill berjalan dengan baik.
Berdasarkan langkah-langkah kebijakan yang dilakukan di berbagai bidang maka proyeksi Makro ekonomi Kabupaten Donggala Tahun 2009 – 2014 sebagai berikut:
Tabel 10.1. Proyeksi Kondisi Makro Ekonomi dan Kondisi Sosial
Kabupaten Donggala Tahun 2009 – 2014
Uraian Tahun
2009 2010 2011 2012 2013 2014PDRB ADH Berlaku (Jt Rp) 3,084,405 3,594,297 4,191,326 4,890,764 5,710,614
6,672,099
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Donggala Tahun 2009 - 2013
355
DOKUMEN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH KABUPATEN DONGGALA (RPJMD)
TAHUN 2009
Uraian Tahun
2009 2010 2011 2012 2013 2014PDRB ADH Konstan (Jt Rp) 1,581,436 1,707,624 1,844,317 1,992,423 2,152,933
2,326,929
PDRB Perkapita ADH Berlaku (Rp) 11.343.898 12.980.424 14.863.135 17.030.203 19.525.851
22.401.323
PDRB Perkapita ADH Konstan (Rp) 5.816.240 6.166.905 6.540.252 6.937.843 7.361.353
7.812.579
Pertumbuhan Ekonomi 7.95 7.98 8.00 8.03 8.06 8.08Jumlah Penduduk 298.702 309.700 324.847 335.702 348.004 357.702
Pertumbuhan Penduduk (%) 3.60 3.68 4.89 3.34 3.66 2.79Indeks Pembangunan Manusia (IPM) 66.80 67.47 68.14 68.81 69.48 70.15
Usia Harapan Hidup 66.16 67.05 67.93 68.82 69.71 70.59
Melek Huruf 79.31 79.55 79.79 80.03 80.27 80.51
Daya Beli (000 Rp) 59.40 59.64 59.88 60.12 60.36 60.60
Kemiskinan 56.978 55.930 54.890 53.712 52.396 50.943
Persen Kemiskinan (%) 19.08 18.06 18.01 16.90 15.06 14.24
10.1.1. PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) SEKTORAL
Tabel 10.1.1.Produk Domestik Regional Bruto ADH Berlaku Tahun 2005-2009Kabupaten Donggala Menurut Lapangan Usaha (jutaan rupiah)
Lapangan Usaha / Industrial Origin
2005 2006 2007 2008 2009
1. Pertanian / Agriculture 793,048 921,280 1,082,803 1,259,992 1,475.937
2. Penggalian / Quarrying 60,367 68,943 78,897 90,647 104,250
3. Industri Pengolahan / Manufacturing Industries
83,576 94,117 105,169 117,823 134.926
4. Listrik dan Air Bersih / Electricity & Water Supply
5,155 5,924 6,837 7,932 9,214
5. Bangunan / Construction
116,789 136,155 158,520 186,986 220,786
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Donggala Tahun 2009 - 2013
356
DOKUMEN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH KABUPATEN DONGGALA (RPJMD)
TAHUN 2009
6. Perdagangan, Hotel & Restoran /Trade , Hotel and restaurant
244,313 285,162 321,382 348,060 385.793
7. Angkutan dan Komunikasi
126,242 145,758 170,355 199,201 198.116Transport and Communication8. Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan/ Financier of Building &Business Services
35,167 41,678 49,795 59,796 71.871
9. Jasa-jasa / Services 259,331 307,184 355,264 410,912 483.513
Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Donggala, 2005-2009
Laju pertumbuhan PDRB riil Kabupaten Donggala berdasarkan data PDRB harga konstan 2000 yang telah dihitung kembali penyesuaian atas kondisi wilayah yang telah dimekarkan dengan 15 kecamatan dan luas wilayah yang telah berubah akibat pemekaran kabupaten sigi mencerminkan data PDRB harga konstan tahun 2008 mencapai 7,87%. Kondisi ini meningkat dibanding tahun 2007 yang tumbuh mencapai 7,58 %. Kemudian data makro ekonomi khususnya PDRB riil Kabupaten Donggala diproyeksikan untuk 5(lima) tahun akan datang mengalami pertumbuhan yang semakin baik
Selama tahun 2005-2009, seluruh sektor menunjukkan adanya trend pertumbuhan positif. Demikian secara keseluruhan sektor memberikan kontribusi yang signifikan pada pembentukan PDRB dikabupaten Donggala.
Tabel 10.1.2.Produk Domestik Regional Bruto ADH Berlaku Tahun 2010-2014
Kabupaten Donggala Menurut Lapangan Usaha
Lapangan Usaha / Industrial Origin
2010 2011 2012 2013 2014
1. Pertanian / Agriculture 1,729,643 2,027,825 2,378,404 2,790,733 3,275,854
2. Penggalian / Quarrying 119,895 137,888 158,582 182,380 209,750
3. Industri Pengolahan / Manufacturing Industries
154,674 177,499 203,903 234,474 269,903
4. Listrik dan Air Bersih / Electricity & Water Supply
10,703 12,434 14,447 16,787 19,509
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Donggala Tahun 2009 - 2013
357
DOKUMEN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH KABUPATEN DONGGALA (RPJMD)
TAHUN 2009
Lapangan Usaha / Industrial Origin
2010 2011 2012 2013 2014
5. Bangunan / Construction 260,694 307,816 363,456 429,154 506,726
6. Perdagangan, Hotel & Restoran /Trade , Hotel and restaurant 427,622 473,991 525,394 582,376 645,546
7. Angkutan dan Komunikasi
235,698 280,436 333,695 397,104 472,603Transport and Communication8. Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan/ Financier of Building &Business Services
86,401 103,888 124,939 150,287 180,817
9. Jasa-jasa / Services 568,966 669,549 787,946 927,319 1,091,390
Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Donggala, 2005-2009
Pada rencana lima tahun akan datang diproyeksikan seluruh sektor tetap akan memberikan kontribusi positif terhadap pembentukan PDRB Kabupaten Donggala walaupun terjadi perbedaan kontribusi masing-masing sektor, tetapi tetap memberikan trend pertumbuhan positip. Hal ini dapat dilihat pada tabel proyeksi sektor berikut.
Tabel 10.1.3.Produk Domestik Regional Bruto ADH Konstan 2000 Tahun 2005-
2009Kabupaten Donggala Menurut Lapangan Usaha (jutaan rupiah)
Lapangan Usaha / Industrial Origin
2005 2006 2007 2008 2009
1. Pertanian / Agriculture 531,030 567,385 605,925 648,438 694,027
2. Penggalian / Quarrying 44,455 47,521 50,946 54,678 58,742
3. Industri Pengolahan / Manufacturing Industries
59,174 64,941 68,199 71,640 75,352
4. Listrik dan Air Bersih / Electricity & Water Supply
3,269 3,420 3,601 3,800 4,014
5. Bangunan / Construction
84,889 91,974 99,757 108,292 117,675
6. Perdagangan, Hotel & Restoran /Trade , Hotel and restaurant
172,586 187,258 201,201 216,188 232,529
7. Angkutan dan Komunikasi 77,407 83,351 91,531 100,525 110,526Transport and
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Donggala Tahun 2009 - 2013
358
DOKUMEN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH KABUPATEN DONGGALA (RPJMD)
TAHUN 2009
Communication8. Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan/ Financier of Building &Business Services
19,799 20,996 22,503 24,301 26,272
9. Jasa-jasa / Services 179,376 195,512 214,378 237,054 262,298
Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Donggala, 2005-2009
Tabel 10.1.4.Produk Domestik Regional Bruto ADH Konstan 2000 Tahun 2010-
2014 Kabupaten Donggala Menurut Lapangan Usaha
Lapangan Usaha / Industrial Origin
2010 2011 2012 2013 2014
1. Pertanian / Agriculture
742,835 795,091 851,039 910,941 975,077
2. Penggalian / Quarrying
63,109 67,800 72,839 78,254 84,070
3. Industri Pengolahan / Manufacturing Industries
79,278 83,432 87,828 92,481 97,408
4. Listrik dan Air Bersih / Electricity & Water Supply
4,241 4,481 4,735 5,003 5,287
5. Bangunan / Construction
127,871 138,950 150,990 164,073 178,289
6. Perdagangan, Hotel & Restoran /Trade , Hotel and restaurant 250,112 269,030 289,387 311,290 334,858
7. Angkutan dan Komunikasi
121,534 133,652 146,994 161,684 177,860Transport and Communication8. Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan/ Financier of Building &Business
28,406 30,717 33,220 35,931 38,869
9. Jasa-jasa / Services 290,239 321,163 355,391 393,277 435,212Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Donggala, 2005-2009
10.1.2. PDRB PERKAPITA
Produk Domestik Regional Bruto perkapita menggambarkan besarnya rasio PDRB terhadap jumlah penduduk pertengahan tahun. Berdasarkan data BPS tahun 2008 memperlihatkan bahwa PDRB kabupaten Donggala dari tahun 2004-2009 menunjukkan kenaikan. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Donggala Tahun 2009 - 2013
359
DOKUMEN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH KABUPATEN DONGGALA (RPJMD)
TAHUN 2009
Pertumbuhan PDRB perkapita dalam kurun waktu tersebut rata-rata sebesar 8.5% per tahun. Peningkatan ini menggambarkan adanya peningkatan total PDRB yang lebih besar jika dibandingkan pertumbuhan penduduk pada periode yang sama. Jika pada tahun 2008 angka PDRB perkapita yang disesuikan/dirasionalkan dengan kondisi Kabupaten donggala setelah pemekaran Kabupaten Sigi dimana terjadi perubahan jumlah penduduk dan luas wilayah, maka diketahui sebesar Rp.10.042.925, pada tahun 2009 diperkirakan akan mengalami kenaikan Rp.11.343.898. Di tahun 2014 angka PDRB perkapita adalah sebesar Rp. 22.401.323, dengan demikian pada range lima tahun yaitu antara tahun 2009 s/d 2014 diperkirakan PDRB perkapita memperlihatkan trend kenaikan. Perkembangan PDRB menurut sektor ekonomi selengkapnya dapat dilihat pada tabel 10.2 s/d 10.5.
1010..2.2. KEBUTUHAN INVESTASI DAN SUMBER PEMBIAYAAN
Berdasarkan barbagai langkah perbaikan investasi yang dilakukan di berbagai bidang, tingkat efisiensi kegiatan ekonomi yang diukur dengan incremental Capital Output Ratio (ICOR) untuk tahun 2009 – 2013 diperkirakan mengalami perbaikan. Rata-rata ICOR selama lima tahun diperkirakan sebesar 2,5.
Sesuai perkiraan tingkat efisiensi investasi untuk mencapai sasaran pertumbuhan dibutuhkan Total Investasi selama 5 tahun sebesar Rp 5,594,628,697,134,- (Harga Berlaku) atau meningkat rata-rata Rp 932,438,116,189,- per tahun atau 20.06%. Adapun sumber dana investasi yang didorong untuk dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan dapat menekan angka pengangguran selama kurun waktu 5 tahun kedepan adalah Investasi Masyarakat diperkirakan meningkat
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Donggala Tahun 2009 - 2013
360
DOKUMEN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH KABUPATEN DONGGALA (RPJMD)
TAHUN 2009
Rp 217.128.966.141,- per tahun atau sebesar 17,56%. Investasi Swasta meningkat Rp.397.973.623.018,- per tahun atau sebesar 29,97% dan Investasi Pemerintah Rp.335,335,527,030,- per tahun atau sebesar 15.16%.
Investasi pemerintah adalah merupakan dana belanja langsung yang berimplikasi kepada investasi ditambah dana dari dekonsentrrasi dan dana bantuan lainnya. Investasi pemerintah tersebut pada lima tahun ke depan diperkirakan lebih banyak teralokasi pada pengembangan infrastruktur berupa jalan, jembatan dan irigasi gedung-gedung sekolah kesehatan yang diperkirakan sekitar 40 persen dari total anggaran. Sedangkan investasi swasta akan bergerak kepada bidang pertambangan, galian C, sektor pertanian utamanya pada subsector perkebunan khususnya tanaman cacao dan kelapa. Kemudian pada sub sector perikanan laut dan perikanan tangkap. Selanjutnya untuk investasi masyarakat diperkirakan lebih banyak bergerak pada bidang pertanian, konstruksi dan transportasi.
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Donggala Tahun 2009 - 2013
361
DOKUMEN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH KABUPATEN DONGGALA (RPJMD)
TAHUN 2009
Tabel 10.2. Sumber Dana Investasi Tahun 2009 – 2014
Uraian Tahun2009 2010 2011 2012 2013 2014
a. Pemerintah
226,449,314,700
264,879,742,000
303,310,170,540
341,740,598,456
418,601,454,280
457,031,882,205
b. Swasta 163,244,859,000
321,799,565,000
330,885,204,416
471,922,437,757
485,246,623,261
506,743,048,672
c. Masyarakat
131,267,908,222
173,276,688,855
186,122,927,435
254,112,081,871
272,951,225,586
285,042,964,878
Total Investasi
520,962,081,922
759,955,995,855
820,318,302,391
1,067,775,118,084
1,176,799,303,127
1,248,817,895,755
Sumber : diolah Tim RPJMD Kabupaten Donggala, 2009
1010..3.3. DISTRIBUSI PENDAPATAN
Pembangunan ekonomi adaalah suatu proses untuk meningkatkan pendapatan perkapita dari waktu ke waktu serta bertujuan untuk menurunkan tingkat kemiskinan dan tingkat distribusi pendapatan semakin merata (tidak semakin timpang). Menurut hasil penelitian lembaga penelitian Untad bekerjasama dengan Bappeda Kabupaten dopnggala tahun 2000 tentang distribusi pendapatan di Kabupaten Donggala diperoleh nilai indeks gini giny consentration ratio (GCR) sebesar 0,3189, ini menunjukkan tingkat ketimpangan sedang (moderat) dimana pendapatan relative merata gini nya akan berkisar antara 0.2 - 0,35.
Selanjutnya dari hasil penelitian tersebut diperoleh pula pembagian pendapatan menurut komposisi presentase rumah tangga sebagai berikut:a. 40% rumah tangga berpendapatan terendah memperoleh 13,33%
dari total pendapatan.b. 40% rumah tangga berpendapatan menengah memperoleh 37,35%
dari total pendapatan.Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Donggala Tahun 2009 - 2013
362
DOKUMEN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH KABUPATEN DONGGALA (RPJMD)
TAHUN 2009
c. 20% rumah tangga berpendapatan tertinggi memperoleh 49,32% dari total pendapatan.
Berdasarkan criteria bank dunia bahwa jika 40% penduduk berpendapatan rendah menerima kurang dari 12% dari bagian pendapatan nasional, maka ketimpangan sangat tinggi dan bila menerima antara 12% - 17% dari pendapatan nassional maka tingkat ketimpangannya adalah sedang (moderat) Dan ketimpangan rendah apabila menerima dari 17% menerima dari pendapatan nasional. Berdasarkan criteria ini ketimpangan distribusi pendapatan di Kabupaten Donggala tergolong ketimpangan sedang (moderat).
Pada tahun 2006 dilakukan studi kemiskinan dan distribusi pendapatan di Kabupaten Donggala yakni kerjasama dengan pusat kajian perencanaan pembangunan dan kebijakan ekonomi public fakultas ekonomi untad dengan Bappeda Kabupaten Donggala diperoleh koefisien gini rasio sebesar 0,12, ini berarti kelompok pendapatan rendah cenderung merata.
Tingkat pemerataan pendapatan berdasarkan hasil kajian tersebut adalah:a. 40% rumah tangga berpenghasilan rendah menerima 22,50% dari
total pendapatan.b. 40% rumah tangga lapisan sedang (moderat) menerima pembagian
pendapatan 39,95% dari total pendapatan.c. 20% rumah tanmgga lapisan atas menerima 37,50% dari total
pendapatan.Berdasarkan kedua hasil perhitungan tersebut diatas, (waktu
kurang lebih lima tahun) bahwa gini rasio maupun komposisi persentase penduduk mengalami perubahan (perbaikan) seperti table berikut:
Tabel 10.3.Indeks Gini menurut kelompok masyarakat tahun 2000 dan tahun 2006.
Kriteria Tahun
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Donggala Tahun 2009 - 2013
363
DOKUMEN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH KABUPATEN DONGGALA (RPJMD)
TAHUN 2009
2000 200640% rendah40% menengah20% tinggiIndeks gini
13,3337,3549,320,318
22,5039,9537,550,120
Sumber : diolah Tim RPJMD Kabupaten Donggala, 2009
Hasil perhitungan distribusi pendapatan menunjukkan bahwa pemerataan pendapatan di kabupaten Donggala tahun 2006 jauh lebih baik dari tahun 2000. Hal ini dapat dilihat pada table di atas, bahwa 40 persen pendapatan rendah dan menengah distribusi pendapatan mengalami peningkatan dan sebaliknya 20 persen pendapatan tertinggi mengalami penurunan, dan demikian pula angka gini rasio yang menunjukkan distribusi pendapatan relative merata tahun 2006 dibanding dengan tahun 2000.
Selain menghitung Gini Rasio dan komposisi distribusi pendapatan seperti telah dikemukakan diatas, juga dilakukan perhitungan ketimpangan regional (Kecamatan di Kabupaten Donggala) dengan formulasi yang dikemukakan oleh Jeffrey G. Willamson. Hasil perhitungan ketimpangan regional antar kecamatan berdasarkan formula Willamson tersebut diperoleh indeks ketimpangan regional yakni untuk tahun 2006 dengan indeks ketimpangan 0,03 dan pada tahun 2007 indeks ketimpangan 0,02. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat penyebaran pembangunan antar wilayah kecamatan sangat merata karena indeks yang diperoleh mendekati 0 (bila perhitungan mendekati 1 berarti sangat timpal dan bila mendekati 0 sangat merata.
Untuk melihat perbedaan kemajuan pembangunan antar wilayah kecamatan dikelompokkan berdasarkan Klassen Typology atas 4 kelompok yakni daerah maju, daerah maju tapi tertekan, daerah berkembang, dan daerah relatif tertinggal. Pengelompokkan ini berdasarkan pada tingkat pertumbuhan ekonomi dan besarnya Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Donggala Tahun 2009 - 2013
364
DOKUMEN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH KABUPATEN DONGGALA (RPJMD)
TAHUN 2009
pendapatan perkapita pada masing-masing wilayah kecamatan. Hasil perhitungan performance ekonomi antar wilayah kecamatan berdasarkan data BPS Kabupaten Donggala Tahun 2006 diperoleh pengelompokan kecamatan sebagaimana tercantum pada tabel di bawah ini :
Tabel : Pengelompokan Wilayah Kecamatan Kabupaten Donggala Berdasarkan
Klassen Typology Laju Pertumbuhan
Pendapatan Perkapita
Laju Pertumbuhan Di Atas Rata-rata
Laju Pertumbuhan Di Bawah Rata-rata
Pendapatan perkapita di atas rata-rata
Daerah maju : Riopakava Damsol Labuan
Daerah maju tapi tertekan : Banawa Banawa Selatan Tanantovea
Pendapatan perkapita di bawah rata-rata
Daerah berkembang : Sojol Balaesang Sirenja Sindue
Daerah relatif tertinggal : Pinembani
Hasil pengelompokkan tersebut juga dapat dikemukakan dalam 4 kuadrant seperti pada gambar berikut ini :Gambar : Tingkat pertumbuhan dan pendapatan perkapita menurut kecamatan di
Kabupaten Donggala Tahun 2006
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Donggala Tahun 2009 - 2013
365
DOKUMEN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH KABUPATEN DONGGALA (RPJMD)
TAHUN 2009
Keterangan : - Tahun 2006 pertumbuhan ekonomi rata-rat kecamatan 7,326 %- PDRB perkapita rata-rata kecamatan Rp 7.229.458- Kuadran I : Daerah maju- Kuadran II : Daerah berkembang- Kuadran III : Daerah relatif tertinggal- Kuadran IV : Daerah maju tapi tertekanPenyebab ketimpangan pembangunan antar wilayah kecamatan
disebabkan antara lain :a. Perbedaan kandungan sumber daya alamb. Perbedaan kondisi demografi (penduduk)c. Kurang lancarnya mobilitas barang dan jasad. Konsentrasi ekonomi seperti lahan yang subur untuk pertanian,
meratanya fasilitas transportasi dan kondisi demografis ikut mempengaruhi karena kegiatan ekonomi akan cenderung terkonsentrasi dimana sumber daya manusia tersedia dengan kuantitas dan kualitas yang lebih baik
e. Besarnya alokasi dana pembangunan pada masing-masing kecamatan serta partisipasi masyarakat dalam pembangunan.
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Donggala Tahun 2009 - 2013
366
-
-
-
-
-
-
I2
I4
I6
I10
I8
I12
Sojol Balaesa
ng
Pinembani
Sindue Sirenja
10
III
Tanantovea
Banawa Banawa
Selatan
Rio Pakava
Damsol Labuan
II I
IV
Pertumbuhan Ekonomi (%)
PDRB Perkapita (Rp Juta)
12
8
6
4
2
0
7,36%
7.229.458
DOKUMEN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH KABUPATEN DONGGALA (RPJMD)
TAHUN 2009
Upaya yang harus dilakukan untuk wilayah kecamatan relatif tertinggal (kuadrant III) adalah pembangunan fasilitas infrastruktur yang lebih banyak yang berarti alokasi dana lebih besar pada wilayah tersebut. Untuk wilayah kecamatan yang berada pada kuadran II secara umum memiliki prospek ekonomi yang baik karena pertumbuhan ekonomi yang tinggi walaupun pendapatan perkapitanya masih rendah. Pertumbuhan yang tinggi merupakan karakteristik dari wilayah yang sedang berkembang. Oleh karena itu wilayah ini menjadi prioritas dua pembangunan infrastruktur yang lebih banyak dan lebih lengkap untuk memacu peningkatan pendapatan perkapitanya. Pada wilayah kecamatan yang tingkat pendapatan perkapita tinggi dan pertumbuhan ekonomi rendah maka perlu pemberian insentif ekonomi seperti kemudahan fiskal, karena daerah ini mempunyai kekuatan besar untuk dapat maju. Dan, untuk wilayah kecamatan yang tingkat pertumbuhan ekonomi dan pendapatan perkapitanya tinggi akan tetap mempertahankan keadaan ini. Wilayah ini perlu memberikan prioritas untuk melakukan agroindustri based economy (pengembangan industri dengan landasan pertanian). Strategi ini untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi dengan nilai tambah yang lebih besar.
10.4.10.4. INDEX PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM)
Esensi pembangunan pada hakikatnya adalah upaya untuk peningkatan kualitas manusia itu sendiri dilihat dari berbagai dimensi. Salah satu indikator yang secara umum digunakan untuk menentukan keberhasilan pembangunan adalah Human Development Index (Indeks Pembangunan Manusia- IPM). IPM adalah sebuah index yang disepakai dapat mengukur seberapa baik tingkat kesejahteraan masyarakat
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Donggala Tahun 2009 - 2013
367
DOKUMEN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH KABUPATEN DONGGALA (RPJMD)
TAHUN 2009
daerah tertentu berdasarkan beberapa kriteria penilaian antara lain index pendidikan, indeks kesehatan dan index daya beli. Semakin baik IPM menggambarkan tingkat kesejahteraan yang makin baik pada daerah tersebut demikian pula sebaliknya semakin rendah IPM berarti semakin tertinggal pembangunan suatu daerah. Berdasarkan Standar yang digunakan UNDP, skala IPM berkisar 0-100 dengan jabaran sebagai berikut :
a. < 50 artinya terbelakang (kesejahteraan rendah);b. 50-65, artinya kesejahteraan menengah ke bawah;c. 65-80, artinya kesejahteraan menengah ke atas;d. 80 kesejahteraan tinggi.
IPM dibangun dengan 3 komponen dasar yaitu pendidikan, kesehatan dan daya beli masyarakat. Berikut klasifikasi masing-masing komponen pembentuk IPM.
Tabel 10.4.Klasifikasi Index Pendidikan, Index Kesehatan dan Index Daya
BeliKlasifikasi Index pendidikan Index
kesehtanIndex daya beli
Tinggi 78,10-86,98 69,70-74-40 52,37-53.77Sedang 69,21-78,09 64,99-69,69 50,96-52,36Rendah 60,32-69,20 60,28-64,98 49,55-50,95
Sumber : UNDP dalam IPM Sulawesi Tengah, 2008
Berdasarkan kalsifikasi di atas, nilai IPM kabupaten Donggala mengalami kenaikan dan telah mampu merubah klasifikasi pembangunan dari kesejahteraan menengah ke bawah di tahun 2004 (Nilai IPM 50-65) menjadi klasifikasi kesejahteraan menengah ke atas di tahun 2008 dengan nilai IPM 68.13,
Berdasarkan standar UNDP di atas, maka dapat dijelaskan bahwa antara tahun 2004 dan 2008 Kabupaten Donggala telah berhasil meningkatkan IPM dari kategori menengah ke bawah menjadi masuk
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Donggala Tahun 2009 - 2013
368
DOKUMEN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH KABUPATEN DONGGALA (RPJMD)
TAHUN 2009
dalam kelompok menengah keatas. Namun demikian jika dibandingkan dengan kabupaten lainnya, Kabupaten Donggala masih berada pada peringkat yang menengah pada tahun 2008 berada di peringkat ke 6 dari 10 kabupaten/kota di Sulawesi Tengah, setingkat berada dibawah kabupaten Kota Palu, Banggai, Morowali, Buol dan Poso. Hal ini dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 10.4.1.IPM Kabupaten/kota Se Sulawesi Tengah Tahun 2008
Kab/kota 2008 PeringkatBanggai Kepulauan 65.83 10Bangai 69.62 2Morowali 69.14 3Poso 68.55 5Donggala 68.13 6Toli-toli 66.90 8Buol 68.21 4Parigi Moutong 67.19 9Tojo Una-una 67.48 7Kota Palu 75.13 1
Sulawesi Tengah 69.59 Sumber : BPS Propinsi dan kab. Donggala, 2008, diolah kembali
Jika pada tahun 2008 angka peringkat IPM Kabupaten Donggala hanya berada pada urutan ke enam di propinsi Sulawesi tengah, maka berdasarkan angka proyeksi dengan mempertimbangkan kemampuan daerah dan adanya keinginan yang kuat pemerintah daerah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang mendiami kabupaten donggala, diproyeksikan IPM akan terjadi peningkatan pada tahun 2011 68.14 dan pada tahun 2014 diharapkan akan mencapai skor 70.15, diatas rata-rata perkembangan skor IPM Propinsi Sulawesi Tengah. selengkapnya dapat dilihat pada table 10.1.
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Donggala Tahun 2009 - 2013
369
DOKUMEN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH KABUPATEN DONGGALA (RPJMD)
TAHUN 2009
10.4.1. ANGKA MELEK HURUF (INDEKS PENDIDIKAN)
Angka melek huruf sering digunakan untuk menggambarkan kualitas SDM. Peningkatan wawasan pengetahuan masyarakat sangat dipengaruhi oleh kemampuan membaca dan menulis. capaian angka melek huruf di tahun 2008 sebesar 79.07%.
Berdasarkan data yang dipublikasikan oleh BPS Propinsi Sulawesi Tengah Indeks pendidikan atau melek huruf Kabupaten Donggala masih berada pada peringkat yang menengah pada tahun 2008 berada di peringkat ke 6 dari 10 kabupaten/kota di Sulawesi Tengah, Hal ini dapat dilihat pada Tabel 10.4.2.
Jika pada tahun 2008 angka peringkat Indeks pendidikan (angka melek huruf) Kabupaten Donggala hanya berada pada urutan ke enam di propinsi Sulawesi tengah, maka berdasarkan angka proyeksi dengan mempertimbangkan kemampuan daerah dan adanya keinginan yang kuat pemerintah daerah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang mendiami kabupaten donggala, diproyeksikan Indeks pendidikan (angka melek huruf) akan terjadi peningkatan pada tahun 2012 menjadi 80.03 dan pada tahun 2014 diharapkan akan mencapai skor 80.51, relative sama dengan rata-rata perkembangan skor Indeks pendidikan (angka melek huruf) Propinsi Sulawesi Tengah. selengkapnya dapat dilihat pada table 10.1.
Tabel 10.4.2.Indeks Pendidikan Kabupaten/kota Se-Sulawesi Tengah Tahun 2008
Kab/kota 2008 PeringkatBanggai Kepulauan 78.79 8Bangai 80.34 5Morowali 80.89 4
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Donggala Tahun 2009 - 2013
370
DOKUMEN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH KABUPATEN DONGGALA (RPJMD)
TAHUN 2009
Poso 83.72 3Donggala 79.07 6Toli-toli 78.89 7Buol 83.02 2Parigi Moutong 76.71 9Tojo Una-una 81.63 10Kota Palu 90.15 1
Sulawesi Tengah 80.36 Sumber : BPS Propinsi dan kab. Donggala, 2008, diolah kembali
10.4.2. ANGKA USIA HARAPAN HIDUP
Angka Usia Harapan Hidup adalah ukuran tingkat kesejahteraan masyarakat yang mendiami suatu wilayah yang dilihat dari peluang umur panjang dan sehat. sering digunakan untuk menggambarkan kualitas hidup dan kesehatan masyarakat. Peningkatan kesehatan masyarakat sangat dipengaruhi oleh kualitas pelayanan kesehatan. capaian usia harapan hidup di tahun 2008 sebesar 65.50 tahun. Usia harapan hidup di kabupaten Donggala secara umum lebih rendah dari usia harapan hidup di Sulawesi Tengah yang mencapai 68.83 tahun di tahun 2008. Namun demikian dari tahun ke tahun usia harapan hidup menujukkan perbaikan.
Berdasarkan data yang dipublikasikan oleh BPS Propinsi Sulawesi Tengah Indeks usia harapan hidup Kabupaten Donggala masih berada pada peringkat yang menengah pada tahun 2008 berada di peringkat ke 6 dari 10 kabupaten/kota di Sulawesi Tengah, Hal ini dapat dilihat pada tabel berikut :
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Donggala Tahun 2009 - 2013
371
DOKUMEN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH KABUPATEN DONGGALA (RPJMD)
TAHUN 2009
Tabel 10.4.3.Indeks Harapan Hidup Kabupaten/kota Se-Sulawesi Tengah Tahun
2008
Kab/kota 2008 PeringkatBanggai Kepulauan 62.70 10Bangai 71.62 2Morowali 67.38 3Poso 65.83 5Donggala 65.50 6Toli-toli 64.55 9Buol 66.40 4Parigi Moutong 65.58 7Tojo Una-una 64.58 8Kota Palu 73.70 1
Sulawesi Tengah Sumber : BPS Propinsi dan kab. Donggala, 2008, diolah kembali
Jika pada tahun 2008 angka peringkat Indeks harapan hidup Kabupaten Donggala hanya berada pada urutan ke enam di propinsi Sulawesi tengah, maka berdasarkan angka proyeksi dengan mempertimbangkan kemampuan daerah dan adanya keinginan yang kuat pemerintah daerah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang mendiami kabupaten donggala, diproyeksikan Indeks pendidikan (angka melek huruf) akan terjadi peningkatan pada tahun 2012 menjadi 68.82 dan pada tahun 2014 diharapkan akan mencapai skor 70.59, relative sama dengan rata-rata perkembangan skor Harapan Hidup Propinsi Sulawesi Tengah. selengkapnya dapat dilihat pada table 10.1.
10.4.3. INDEKS DAYA BELI (PURCHASING POWER PARITY/PPP)
Indeks daya beli adalah Komponen standar hidup layak atau dikenal (Purchasing Power Parity/PPP sebagai nilai konsumsi riil perkapita yang
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Donggala Tahun 2009 - 2013
372
DOKUMEN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH KABUPATEN DONGGALA (RPJMD)
TAHUN 2009
disesuaikan meriupakan ukuran tingkat daya beli masyarakat yang diasumsikan jika daya beli semakin baik atau pola konsumsi meningkat dapat mencerminkan kualitas hidup masyarakat semnakin baik sebab pola konsumsi mencerminkan pola alokasi pendapatan kepada bebagai macam pengeluaran yang berbentuk makanan dan non makanan. Peningkatan kesejahteraan masyarakat sangat dipengaruhi oleh pendapatan yang dimiliki oleh masyarakat. capaian daya beli masyarakat di tahun 2008 sebesar 59.83. Indeks daya beli di kabupaten Donggala secara umum lebih baik dari rata-rata daya beli di Sulawesi Tengah yang mencapai 59.39 di tahun 2008.
Berdasarkan data yang dipublikasikan oleh BPS Propinsi Sulawesi Tengah Indeks daya beli (PPP) Kabupaten Donggala masih berada pada peringkat yang menengah pada tahun 2008 berada di peringkat ke 2 dari 10 kabupaten/kota di Sulawesi Tengah, berikut dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 10.4.3.Indeks Harapan Hidup Kabupaten/kota Se-Sulawesi Tengah Tahun
2008
Kab/kota 2008 PeringkatBanggai Kepulauan 56.00 8Bangai 56.93 6Morowali 59.16 3Poso 56.10 7Donggala 59.83 2Toli-toli 57.26 5Buol 55.20 10Parigi Moutong 58.35 4Tojo Una-una 55.53 9Kota Palu 61.40 1
Sulawesi Tengah 59.39 Sumber : BPS Propinsi dan kab. Donggala, 2008, diolah kembali
Jika pada tahun 2008 angka peringkat daya beli masyarakat Kabupaten Donggala berada pada urutan yang sangat baik di propinsi Sulawesi tengah, maka berdasarkan angka proyeksi Indeks daya beli Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Donggala Tahun 2009 - 2013
373
DOKUMEN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH KABUPATEN DONGGALA (RPJMD)
TAHUN 2009
akan terjadi peningkatan pada tahun 2012 menjadi 60.12 dan pada tahun 2014 diharapkan akan mencapai skor 60.60, relative sama dengan rata-rata perkembangan skor daya beli Propinsi Sulawesi Tengah prediksi pada tahun tersebut sebesar 59.39 %. selengkapnya dapat dilihat pada
table 10.1.
1010..5.5. KEMISKINAN
Upaya pengentasan kemiskinan selalu akan menjadi program prioritas diseluruh level pemerintahan. Keberhasilan pembangunan akan terlihat jika mampu mengurangi porsi penduduk miskin dan berpendapatan rendah serta kelompok rentan lainnya. Badan Pusat Statistik mengeluarkan indikator-indikator yang dapat digunakan untuk untuk melihat tingkat kemiskinan dalam suatu wilayah, baik secara makro maupun mikro.
Defenisi miskin dari pendekatan makro adalah seseorang yang mempunyai pengeluaran di bawah garis kemiskinan yaitu besaran rupiah yang dikeluarkan untuk konsumsi pangan setara 2100 kalori ditambah non pangan. Sementara dari sisi pendekatan mikro meliputi luas bangunan, jenis lantai, jenis dinding, fasilitas buang air besar, sumber air minum, sumber penerangan, jenis bahan bakar untuk memasak, frekuensi membeli daging, ayam, dan susu dalam seminggu, frekwensi makan sehari, jumlah stel pakaian baru yang dibeli setahun, akses ke Puskesmas/poliklinik, lapangan pekerjaan, pendidikan tertinggi kepala rumah tangga serta kepemilikan beberapa aset. Berikut dijabarkan indikator kemiskinan menurut Badan Pusat Statistik.
Tabel 10.5.Indikator Kemiskinan Menurut Badan Pusat Statistik (BPS)
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Donggala Tahun 2009 - 2013
374
DOKUMEN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH KABUPATEN DONGGALA (RPJMD)
TAHUN 2009
No Hak Dasar (SNKP) Variabel Kemiskinan1. Pangan, sandang Frekuensi makan dan
Kosumsi daging/susu/ayamPakaian yang layak
2. Kesehatan Kemampuan membayar untuk berobat ke puskesmas, atau poliklinik
3. Pendidikan Pendidikan tertinggi yang ditamatkan kepala rumah tangga
4. Pekerjaan dan berusaha Lapangan pekerjaan utama kepala rumahtangga
5. Perumahan Luas lantai bangunan tempat tinggal per orangJenis lantai bangunan tempat tinggal terluasJenis dinding bangunan tempat tinggal terluasSumber penerangan utama
6. Air bersih dan sanitasi Fasilitas tempat buang air besar (jamban/kakus)Sumber air minum
7. Tanah Pemilikan asset/harta8. Sumberdaya alam dan
lingkungan hidupJenis bahan bakar untuk memasak sehari-hari
9. Rasa aman dari perlakukan atau tindak kekerasan
Tingkat ketentraman atau nilai ketenagan perasan atau terhindar dari rasa takut yang berlebihan
10. Partisipasi dalam pengambilan keputusan publik
Tingkat keterlibatan
Sumber : Badan Pusat Statistik, 2009
Berdasarkan indikator tersebut di atas, jumlah Rumah tangga miskin di Wilayah Donggala berdasarkan hasil pendataan Badan Pusat Statistik untuk tahun 2009 sebesar 18.53 persen.
Berdasarkan angka proyeksi dengan mempertimbangkan kemampuan daerah dan adanya keinginan yang kuat pemerintah daerah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang mendiami kabupaten donggala, diproyeksikan angka kemiskinan pada tahun 2012
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Donggala Tahun 2009 - 2013
375
DOKUMEN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH KABUPATEN DONGGALA (RPJMD)
TAHUN 2009
berkurang menjadi 28.548 RTM dengan persentase sebesar 17.66. Kemudian pada tahun 2014 jumlah RTM diperkirakan menjadi 17.06%. Walaupun terjadi pengurangan persentase masyarakat miskin akan tetapi seiring dengan pertambahan jumlah penduduk maka jumlah RTM akan mengalami kenaikan yang relative kecil yaitu sebesar 30.702 RTM pada tahun 2014. hal ini lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 10.1.
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Donggala Tahun 2009 - 2013
376
top related