disiplin kerja
Post on 30-Jun-2015
3.287 Views
Preview:
TRANSCRIPT
Disiplin kerja dibicarakan dalam kondisi yang sering kali timbul bersifat negatif. Disiplin lebih dikaitkan dengan sangsi atau hukuman. Contohnya: bagi karyawan bank, keterlambatan masuk kerja (bahkan dalam satu menit pun) berarti pemotongan gaji yang disepadankan dengan tidak masuk kerja pada hari itu. Bagi pengendara sepeda motor, tidak mengunakan helm berarti bersiap-siap ditilang polisi.
Disiplin dalam arti yang positif seperti yang dikemukakan oleh beberapa ahli berikut ini. Hodges (dalam yuspratiwi, 1990) mengatakan bahwa disiplin dapat diartikan sebagai sikap seseorang atau kelompok yang berniat untuk mengikuti aturan-aturan yang telah diterapkan. Dalam kaitannya dengan pekerjaan, pengertian disiplin kerja adalah suatu sikap dan tingkah laku yang menunjukkan ketaatan karyawan terhadap peraturan organisasi.
Niat untuk mentaati peraturan menurut Suryohadiprojo (1989) merupakan suatu kesadaran bahwa tanpa disadari unsur ketaatan, tujuan organisasi tindakan tercapai. Hal itu berarti bahwa sikap dan perilaku didorong adanya kontrol diri yang kuat. Artinya, sikap dan perilaku untuk mentaati peraturan organisasi muncul dari dalam dirinya.
Niat juga dapat diartikan sebagai keinginan untuk berbuat sesuatu atau kemauan untuk menyesuaikan diri dengan aturan-aturan. Sikap dan perilaku dalam disiplin kerja ditandai oleh berbagai inisiatif, dan kehendak untuk mentaati peraturan. Artinya, orang yang dikatakan mempunyai disiplin yang tinggi tidak semata-mata patuh dan taat terhadap peraturan secara kaku dan mati, tetapi juga mempunyai kehendak (niat) untuk menyesuaikan diri dengan peraturan-peraturan organisasi.
Kenyataan yang tidak dapat dipungkiri, sebelum masuk dalam sebuah organisasi, seorang karyawan tentu mempunyai aturan, nilai, norma sendiri, yang merupakan proses sosialisasi dari keluarga atau masyarakatnya. Seringkali terjadi aturan, nilai dan norma diri tidak sesuai dengan aturan-aturan organisasi yang ada. Hal ini menimbulkan konflik sehingga orang mudah tegang, marah, atau tersinggung apabila orang terlalu menjunjung tinggi salah satu aturannya.
Misalnya, amir adalah orang yang selalu tepat waktu sementara itu iklim di organisasi kurang menjunjung tinggi penghargaan terhadap waktu. Jika amir memegang teguh prinsip-prinsipnya sendiri, ia akan tersisih dari teman sekerjanya. Ia sebaliknya, jika ikut arus, tetapi juga tidak kaku. Ia jika perlu mempelopori kepatuhan terhadap waktu kepada teman sejawatnya.
Berdasarkan pemahaman diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa disiplin kerja merupakan suatu sikap dan perilaku yang berniat untuk mentaati segala peraturan organisasi yang didasari atas kesadaran diri untuk menyesuaikan dengan peraturan organisasi.
Berdasarkan pengertian tersebut dapat ditarik indikator-indikator disiplin kerja sebagai berikut (a) disiplin kerja tidak semata-mata patuh dan taat terhadap penggunaan jam kerja saja, misalnya datang dan pulang sesuai jadwal, tidak mangkir jika bekerja, dan tidak mencuri-curi waktu; (b) upaya dalam mentaati peraturan tidak didasarkan adanya perasaan takut, atau terpaksa; (c) komitmen dan loyal pada organisasi yaitu tercermin dari berbagai sikap dalam bekerja. Apakah karyawan dalam bekerja tidak pernah mengeluh, tidak berpura-pura sakit, tidak manja, dan bekerja dengan semangat tinggi? Sebaliknya, perilaku yang sering menunjukkan ketidakdisiplinan atau melanggar peraturan terlihat dari tingkat absensi yang tinggi, penyalahgunaan waktu istirahat dan makan siang, meninggalkan pekerjaan tanpa
ijin, membangkang, tidak jujur, berjudi, berkelahi, berpura-pura sakit, sikap manja berlebihan, merokok pada waktu terlarang dan perilaku yang menunjukkan kerja yang rendah.
Daftar Pustaka:Helmi, Avin Fadilla. Disiplin Kerja. Buletin Psikologi, Tahun IV, Nomor 2, Desember 1996.
Bahan Kuliah Manajemen SDM.Pengertian Disiplin Kerja Menurut pendapat Alex S. Nitisemito(1984: 199) Kedisiplinan adalah suatu sikap tingkah laku dan perbuatan yang sesuai dengan peraturan dari perusahaan baik tertulis maupun tidak tertulis.Menurut pendapat T.Hani Handoko (1994:208)Disiplin adalah kegiatan manajemen untuk menjalankan standar- standar organisasional.Dari pendapat beberapa ahli dapat disimpulkan disiplin kerja adalah suatu usaha dari manajemen organisasi perusahaan untuk menerapkan atau menjalankan peraturan ataupun ketentuan yang harus dipatuhi oleh setiap karyawan tanpa terkecuali.
T. Hani Handoko membagi 3 disiplin kerja(1994:208) yaitu:a. Displin Preventif yaitu: kegiatan yang dilaksanakan untuk mendorong para karyawan agar mengikuti berbagai standar dan aturan, sehingga penyelewengan dapat dicegah.b. Disiplin Korektif yaitu: kegiatan yang diambil untuk menangani pelanggaran terhadap aturan-aturan yang mencoba untuk menghindari pelanggaran-pelanggaran lebih lanjut. Kegiatan korektif sering berupa suatu bentuk hukuman dan disebut tindakan pendisiplin.c. Disiplin Progresif yaitu: kegiatan memberikan hukuman-hukuman yang lebih berat terhadap pelanggaran-pelanggaran yang berulang. Tujuan dari disiplin progresifini agar karyawan untuk mengambil tindakan-tindakan korektif sebelum mendapat hukuman yang lebih serius.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi KedisiplinanBanyak faktor yang dapat mempengaruhi tegak tidaknya suatu disiplin kerja dalam suatu perusahaan. Menurut Gouzali Saydam (1996:202), faktor-faktor tersebut antara lain:a. Besar kecilnya pemberian kompensasib. Ada tidaknya keteladanan pimpinan dalam perusahaanc. Ada tidaknya aturan pasti yang dapat dijadikan pegangand. Keberanian pimpinan dalam mengambil tindakane. Ada tidaknya pengawasan pimpinanf. Ada tidaknya perhatian kepada pada karyawang. Diciptakan kebiasaan-kebiasaan yang mendukung tegaknya disiplin
Hal-Hal yang Menunjang KedisiplinanMenurut Alex S. Nitisemito (1984:119-123) ada beberapa hal yang dapat menunjang keberhasilan dalam pendisiplinan karyawan yaitu:a. AncamanDalam rangka menegakkan kedisiplinan kadang kala perlu adanya ancaman meskipun
ancaman yang diberikan tidak bertujuan untuk menghukum, tetapi lebih bertujuanuntuk mendidik supaya bertingkah laku sesuai dengan yangkita harapkan.b. KesejahteraanUntuk menegakkan kedisiplinan maka tidak cukup dengan ancaman saja, tetapi perlu kesejahteraan yang cukup yaitu besarnya upah yang mereka terima, sehingga minimal mereka dapat hidup secara layak.c. KetegasanJangan sampai kita membiarkan suatu pelanggaran yang kita ketahui tanpa tindakan atau membiarkan pelanggaran tersebut berlarut-larut tanpa tindakan yang tegas.d. PartisipasiDengan jalan memasukkan unsur partisipasi maka para karyawan akan merasa bahwa peraturan tentang ancaman hukuman adalah hasil persetujuan bersama.e. Tujuan dan KemampuanAgar kedisiplinan dapat dilaksanakan dalam praktek, maka kedisiplinan hendaknya dapat menunjang tujuan perusahaan serta sesuai dengan kemampuan dari karyawan.f. Keteladanan PimpinanMempunyai pengaruh yang sangat besar dalam menegakkan kedisiplinan sehingga keteladanan pimpinan harus diperhatikan.
Cara Menegakkan Disiplin KerjaSalah satu tugas yang paling sulit bagi seorang atasan adalah bagaimana menegakkan disiplin kerja secara tepat. Jika karyawan melanggar aturan tata tertib, seperti terlalu sering terlambat atau membolos kerja, berkelahi, tidak jujur atau bertingkah laku lain yang dapat merusak kelancaran kerja suatu bagian, atasan harus turun tangan. Kesalahan semacam itu harus dihukum dan atasan harus mengusahakan agar tingkah laku seperti itu tidak terulang.Ada beberapa cara menegakkan disiplin kerja dalam suatu perusahaan:
a. Disiplin Harus Ditegakkan SeketikaHukuman harus dijatuhkan sesegera mungkin setelah terjadi pelanggaran Jangan sampai terlambat, karena jika terlambat akan kurang efektif.d. Disiplin Harus Didahului Peringatan DiniDengan peringatan dini dimaksudkan bahwa semua karyawan hams benar-benar tahu secara pasti tindakan-tindakan mana yang dibenarkan dan mana yang tidak.c. Disiplin Harus KonsistenKonsisten artinya seluruh karyawan yang melakukan pelanggaran akan diganjar hukuman yang sama. Jangan sampai terjadi pengecualian, mungkin karena alasan masa kerja telah lama, punya keterampilan yang tinggi atau karena mempunyai hubungan dengan atasan itu sendiri.d. Disiplin Harus ImpersonalSeorang atasan sebaiknya jangan menegakkan disiplin dengan perasaan marah atau emosi. Jika ada perasaan semacam ini ada baiknya atasan menunggu beberapa menit agar rasa marah dan emosinya reda sebelum mendisiplinkan karyawan tersebut. Pada akhir pembicaraan sebaiknya diberikan suatu pengarahan yang positif guna memperkuat jalinanhubungan antara karyawan dan atasan.e. Disiplin Harus SetimpalHukuman itu setimpal artinya bahwa hukuman itu layak dan sesuai dengan tindak pelanggaran yang dilakukan. Tidak terlalu ringan dan juga tidak terlalu berat. Jika hukuman terlalu ringan, hukuman itu akan dianggap sepele oleh pelaku pelanggaran dan jika terlalu berat mungkin akan menimbulkan kegelisahan dan menurunkan prestasi.
Labels: Manajemen Sumber Daya Manusia
Pengertian Kedisiplinan
Disiplin berasal dari bahasa latin Discere yang berarti belajar. Dari kata ini timbul
kata Disciplina yang berarti pengajaran atau pelatihan. Dan sekarang kata disiplin
mengalami perkembangan makna dalam beberapa pengertian. Pertama, disiplin diartikan
sebagai kepatuhan terhadap peratuaran atau tunduk pada pengawasan, dan pengendalian.
Kedua disiplin sebagai latihan yang bertujuan mengembangkan diri agar dapat
berperilaku tertib.
Sedangkan guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik dan
mengevaluasi peserta didik, pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal,
pendidikan dasar dan pendidikan menengah. Sementara pegawai dunia pendidikan
merupakan bagian dari tenaga kependidikan, yaitu anggota masyarakat yang
mengabdikan diri dan diangkat untuk menunjang penyelenggaraan pendidikan. Dalam
informasi tentang wawasan Wiyatamandala, kedisiplinan guru diartikan sebagai sikap
mental yang mengandung kerelaan mematuhi semua ketentuan, peraturan dan norma
yang berlaku dalam menunaikan tugas dan taggung jawab.
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan. Kedisiplinan guru dan pegawai adalah
sikap penuh kerelaan dalam mematuhi semua aturan dan norma yang ada dalam
menjalankan tugasnya sebagai bentuk tanggung jawabnya terhadap pendidikan anak
didiknya. Karena bagaimana pun seorang guru atau tenaga kependidikan (pegawai),
merupakan cermin bagi anak didiknya dalam sikap atau teladan, dan sikap disiplin guru
dan tenaga kependidikan (pegawai) akan memberikan warna terhadap hasil pendidikan
yang jauh lebih baik.
1.
17Macam – Macam Kedisiplinan
a. Disiplin dalam Menggunakan Waktu
Maksudnya bisa menggunakan dan membagi waktu dengan baik. Karena waktu
amat berharga dan salah satu kunci kesuksesan adalah dengan bisa menggunakan
waktu dengan baik
b. Disiplin dalam Beribadah
Maksudnya ialah senantiasa beribadah dengan peraturan-peratuaran yang
terdapat didalamnya. Kedisiplinan dalam beribadah amat dibutuhkan, Allah SWT
senantiasa menganjurkan manusia untuk Disiplin, sebagai contoh firman Allah SWT.
ل�ي�ن� لل�م�ص� ي�ل� و� م� . ف� ت�ه� ال� ص� ع�ن� ه�م� �ل�ذ�ي�ن� ا
و�ن� اه� . س�
Artinya: “ Maka kecelakaanlah bagai orang-orang yang salta, (situ) orang-
orang yang lalai dari shalatnya”
( QS. Al-Ma`un:4-5 )
c. Disiplin dalam Masyarakat
d. Disiplin dalam kehidupan berbangsa dan bernegara
Kedisiplinan merupakan hal yang amat menentukan dalam proses pencapaian
tujuan pendidikan, sampai terjadi erosi disiplin maka pencapaian tujuan pendidikan
akan terhambat, diantara faktor-faktor yang mempengaruhinya adalah :
1) Faktor tuntutan materi lebih banyak sehingga bagaimana pun jalannya, banyak
ditempuh untuk menutupi tuntutan hidup
2) Munculnya selera beberapa manusia yang ingin terlepas dari ikatan
dan aturan serta ingin sebebas-bebasnya
3) Pola dan sistem pendidikan yang sering berubah
4) Motivasi belajar para peserta didik dan para pendidik menurun
5) Longgarnya peraturan yang ada
Pada dasarnya disiplin muncul dari kebiasaan hidup dan kehidupan belajar dan
mengajar yang teratur serta mencintai dan menghargai pekerjaannya. Disiplin
merupakan proses pendidikan dan pelatihan yang memadai, untuk itu guru
memerlukan pemahaman tentang landasan Ilmu kependidikan akan keguruan sebab
saat ini banyak terjadi erosi sopan santun dan erosi disiplin.
Macam-macam bentuk disiplin selain seperti yang disebutkan diatas, disiplin juga
terbagi menjadi:
a. Disiplin Diri Pribadi
Apabila dianalisi maka disiplin menganung beberapa unsur yaitu adanya sesuatu
yang harus ditaati atau ditinggalkan dan adanya proses sikap seseorang terhadap hal
tersebut. Disiplin diri merupakan kunci bagi kedisiplinan pada lingkungan yang lebih
luas lagi. Contoh disiplin diri pribadi yaitu tidak pernah meninggalkan Ibadan lepada
Tuhan Yang Maha Kuasa
b. Disiplin Sosial
Pada hakekatnya disiplin sosial adalah Disiplin dari dalam kaitannya dengan
masyarakat atau dalam hubunganya dengan. Contoh prilaku disiplin social hádala
melaksanakan siskaling verja bakti. Senantiasa menjaga nama baik masyarakat dan
sebagaiannya.
c. Disiplin Nasional
Berdasarkan hasil perumusan lembaga pertahanan nasional, yang diuraikan dalam
disiplin nasional untuk mendukung pembangunan nasional. Disiplin nasional diartikan
sebagai status mental bangsa yang tercemin dalam perbuatan berupa keputusan dan
ketaatan. Baik secara sadar maupun melalui pembinaan terhadap norma-norma
kehidupan yang berlaku.
Disiplin Nasional pada hakekatnya mencakup hal-hal :
a) Terbitnya kesadaran masyarakat dan aparat penyelenggaraan terhadap arti
pentingnya disiplin negara.
b) Tertibnya ketaatan bangsa kepada aturan hukum
c) Terbentuk sistem perilaku demokrasi Konstitusi yang efektif dan efisien
Faktor-faktor yang mempengaruhi disiplin nasional
1) Menerima pancasila sebagai satu-satunya asas dalam berbangsa,
bermasyarakat dan bernegara.
2) Kita telah memiliki berbagai peraturan yang kita yakini kebenarannya
3) Kita telah memahami. menghayati dan mengamalkan Pancasila
4) Partisipasi masyarakat terhadap pembangunan
Faktor-faktor penghambat terhadap disiplin nasional
1) Banyaknya pengaruh liberalisme, sosialisme, komunisme, panatisme yang
berlebihan
2) Teladan pemimpinan yang tidak memuaskan
3) Banyaknya aspirasi masyarakat yang tidak terpenuhi.
Upaya menumbuhkan disiplin nasional
1) Keteladanan
2) Teguran
3) Sanksi yang tepat
Contoh pelaksanaan disiplin nasional dalam kehidupan sehari-hari:
1) Masuk dan keluar kantor sesuai waktunya
2) Menindak pelanggaran peraturan lalu lintas
3) Mengenakan sanksi bagi wajib pajak yang tidak patuh.
Pada dasarnya ada dua dorongan yang mempengaruhi disiplin :
1) Dorongan yang datang dari dalam diri manusia yaitu dikarenakan adanya
pengetahuan, kesadaran, keamanan untuk berbuat disiplin
2) Dorongan yang datangnya dari luar yaitu dikarenakan adanya perintah,
larangan, pengawasan, pujian, ancaman, hukuman dan sebagainya.
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kedisiplinan Guru
Menurut Cece Wijaya dan A. Tabrani Rusyam dalam Bukunya kemampuan Dasar
Guru Dalam Proses belajar Mengajar, mengemukakan bahwa ada beberapa indikator agar
disiplin dapat membina dan dilaksanakan dalam proses pendidikan sehingga waktu
pendidikan dapat ditingkatkan yaitu sebagai berikut :
a. Melaksanakan tata tertib dengan baik, baik bagi guru maupun baik bagi siswa, karena
tata tetib yang berlaku merupakan aturan dalam ketentuan yang harus ditaati oleh
siapa pun demi kelancaran proses pendidikan itu, yaitu:
1) Patut terhadap aturan sekolah atau lembaga pendidikan.
2) Mengindahkan petunjuk-petunjuk yang berlaku disekolah atau lembaga
pendidikan tertentu. Contohnya menggunakan kurikulum yang berlaku atau
membuat satuan pelajaran.
3) Tidak membangkang pada peraturan yang berlaku, baik bagi para
pendidik maupun bagi peserta didik. Contohnya membuat PR bagi peserta didik.
4) Tidak suka membohong.
5) Bertingkahlaku yang menyenangkan.
6) Rajin dalam belajar mengajar.
7) Tidak suka malas dalam belajar mengajar.
Tidak menyuruh orang untuk bekerja demi sendiri.
9) Tepat waktu dalam belajar mengajar.
10) Tidak pernah keluar saat belajar mengajar.
11) Tidak pernah membolos saat belajar mengajar.
b. Tata terhadap kebijakan dan kebijaksanaan yang berlaku, meliputi :
1) Menerima menganalisa dan mengkaji berbagai pembaruan pendidik.
2) berusaha menyesuaikan dengan situai dan kondisi pendidikan yang ada.
3) Tidak membuat keributan didalam kelas.
4) Mengerjakan tugas sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan.
5) Membantu kelancaran proses belajar mengajar.
c. Menguasai diri dan intropeksi.
Dengan melaksanakan indikator –indikator yang dikemukakan diatas sudah
barang tentu disiplin dalam proses pendidikan dapat telaksana dan kedisiplinan dalam
proses belajar mengajar dapat terlaksana dan kedisiplinan guru dapat ditigkatkan.
Selain beberapa indikator supaya disiplin dapat terlaksana, adapun hal yang perlu
diperhatikan yakni langkah-langkah untuk menanamkan kedisiplinan guru disekolah
yang meliputi :
1) Dengan Pembiasaan
Guru dan para pegawai (staf) untuk melakukan hal-hal dengan tertib, keluar
dan teratur. Kebiasaan-kebiasaan ini akan berpengaruh besar terhadap ketertiban
dan keteraturan dalam hal-hal lain
2) Dengan contoh dan teladan
Dalam hal ini guru, kepala sekolah beserta staf maupun orang tua sekalipun
harus menjadi contoh dan teladan bagi anak-anaknya. Jangan membiasakan
sesuatu kepada anak tetapi dirinya sendiri tidak melaksanakan hal tersebut. Hal
tersebut akan menimbulkan rasa tidak adil dihati anak, rasa tidak senang dan
tidak ikhlas melakukan sesuatu yang dibiasakan, akan berakibat bawha
pembiasaan itu sebagai pembiasaan yang dipaksakan dan sulit sekali menjadi
disiplin yang tumbuh secara alami dari dalam diri atau dari dalam lubuk hati
nurani sebagai pembiasaan lingkunganya
3) Dengan Penyadaran
Guru pegawai (staf) harus diberikan penjelasan-penjelasan tentang
pentingnya nilai dan fungsi dari peraturan-peraturan itu dan apabila kesadaran itu
lebih timbul berarti pada guru telah timbul disiplin
4) Dengan Pengawasan
Pengawasan bertujuan untuk menjaga atau mencegah agar tidak terjadi
sesuatu yang tidak diinginkan. Pengawasan harus terus-menerus dilakukan,
terlebih lagi dalam situasi-situasi yang sangat memungkinkan bagi guru dan para
staf untuk berbuat sesuatu yang melanggar tata tertib sekolah.
Menurut Aim Abdul Karim dalam Buku PPKN 2 untuk SMU kelas 2 menyebutkan
bahwa ada beberapa indikator untuk menanamkan Disiplin dalam kehidupan yaitu :
a. Pembiasaan
b. Pengawasaan
c. Perintah
d. Larangan
e. Ganjaran hukuman
Langkah-langkah tersebut umumnya dilakukan untuk mencegah terjadinya
pelanggaran, lalu apa yang harus ditempuh untuk menanamkan kedisiplinan guru jika
guru telah ”Telanjur” melakukan pelanggaran (Titik Disiplin). Sehubungan dengan itu
dikemukakan alat pendidikan represif. Alat pendidikan represif diadakan bila terjadi
sesuatu perbuatan yang dianggap bertentangan dengan peraturan-peraturan.
Cara yang ditempuh adalah dengan melakukan langkah-langkah seperti :
a. Pemberitahuan
Pemberitahuan di sini adalah pemberitahuan kepada guru atau staf yang telah
melanggar peraturan tetapi ia belum mengetahui bahwa perbuatannya itu adalah
melanggar.
b. Teguran
Teguran diberikan kepada guru dan staf yang baru satu dua kali melakukan
pelanggaran atau tidak melakukan tugas dan tanggung jawabnya sesuai tata laksana
sekolah.
c. Peringatan
Peringatan diberikan kepada guru dan staf yang telah beberapa kali melakukan
pelanggaran dan telah diberikan teguran pula atas pelanggarannya. Dalam
memberikan peringatan ini biasanya disertai dengan ancaman akan sangsinya,
bilamana terjadi pelanggaran lagi.
d. Hukuman
Hukuman ialah tindakan yang paling akhir diambil apabila teguran dan
peringatan belum mampu untuk dicegah oleh guru atau para staf tidak diindahkan hal-
hal yang mengarah kepada disiplin guru.
e. Ganjaran
Ganjaran adalah alat pendidikan yang paling menyenangkan. Ganjaran yang
telah diberikan kepada guru yang telah menunjukan hasil baik dalam melaksanakan
kegiatan belajar mengajar sekaligus menerapkan prilaku dan kepribadian yang mulia.
Demikian beberapa indikator yang amat perlu diperhatikan supanya
kedisiplinan guru dan pegawai (staf) dapat tumbuh dan berkembang pada hati nurani
setip guru dan pegawai (staf). Sehingga tujuan dari pada pendidikan mudah tercapai.
Disiplin merupakan salah satu alat penentuan keberhasilan pencapaian tujuan dari
pendidikan.
Allah SWT pada dasarnya telah mengajarkan kepada manusia tentang
kedisiplinan. Sebagai contoh kita perhatikan Firman-Nya
د�ا ع�و� و�ق� ا �ي�م ق� الله� ا و� ذ�ك�ر�أ� ف� ل�واة� الص� ي�ت�م� ق�ض� إ�ذ�ا ف�
ل�واة� الص� ا و� ي�م� ق�أ� ف� ن�ن�ت�م�
� أ ا�ط�م� إ�ذ�ا ف� ب�ك�م� ن�و� ج� و�ع�ل�ى
ت�ا و� و�ق� م� ك�ت�ب�ا ن�ي�ن� ؤ�م� ا�لم� ع�ل�ى .ك�ان�ت�
Artinya: ”Maka apabila kamu telah menyelesaikan shalat-mu ingatlah Allah di waktu berdiri, diwaktu duduk dan diwaktu berbaring. Kemudian apabil kamu telah merasa aman, maka dirikanlah shalat itu (sebagaimana biasa). Sesungguhnya shalat itu adalah fardhu yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman” ( QS. An-Nisa: 103 )
Reverensi :
1). DEPAG RI UU RI, Guru dan Dosen tentang SISDIKNAS, bab I, pasal I (Jakarta, 2006), h. 2
2).DEPAG RI. UU RI PP RI Tentang Pendidikan bab I pasal I (Jakarta, 2006), h. 5
Share this: Reddit
Entri ini dituliskan pada April 19, 2009 pada 3:44 am dan disimpan dalam pendidikan sekolah. Bertanda: disiplin, disiplin dalam agama, disiplin dalm sekolah, disiplin guru, disiplin nasional, kedisiplinan, macam-macam disiplin, pengawasan, pengertian disiplin, peraturan, tata tertib. Anda bisa mengikuti setiap tanggapan atas artikel ini melalui RSS 2.0 pengumpan. Anda bisa tinggalkan tanggapan, atau lacak tautan dari situsmu sendiri.
LikeBe the first to like this post.
21 Tanggapan - tanggapan ke “Pengertian Kedisiplinan”
1.
Guru sebagai tenaga kependidikan merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan tujuan pendidikan, karena guru yang langsung bersinggungan dengan peserta didik, untuk memberikan bimbingan yang akan menghasilkan tamatan yang diharapkan. Guru merupakan sumber daya manusia yang menjadi perencana, pelaku dan penentu tercapainya tujuan pendidikan.
Untuk itu dalam menunjang kegiatan guru diperlukan iklim sekolah yang kondusif dan hubungan yang baik antar unsur-unsur yang ada di sekolah antara lain kepala sekolah, guru, tenaga administrasi dan siswa. Serta hubungan baik antar unsur-unsur yang ada di sekolah dengan orang tua murid/masyarakat.
Berdasarkan uraian diatas, maka kinerja guru harus selalu ditingkatkan mengingat tantangan dunia pendidikan untuk menghasilkan kualitas sumber daya manusia yang mampu bersaing di era global semakin ketat. Kinerja guru (performance) merupakan hasil yang dicapai oleh guru dalam
melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman dan kesungguhan serta penggunaan waktu. Upaya-upaya untuk meningkatkan kinerja itu biasanya dilakukan dengan cara memberikan motivasi disamping cara-cara yang lain.
Winardi (2001: 207) menyatakan Motivasi merupakan suatukekuatan potensial yang ada pada diri seseorang manusia, yang dapatdikembangkannya sendiri, atau dikembangkan oleh sejumlah kekuatan luaryang pada intinya sekitar imbalan moneter, dan imbalan non moneter, yangdapat mempengaruhi hasil kinerjanya secara positif atau negatif, hal manatergantung pada situasi dan kondisi yang dihadapi orang yang bersangkutanMotivasi juga bukan merupakan hal yang mudah dilakukan,karena seorang pimpinan sulit untuk mengetahui kebutuhan (needs) dankeinginan (wants) yang diperlukan oleh seorang bawahan dalammenyelesaikan pekerjaannya. Motivasi bukan timbul dari dalam dirimanusia saja melainkan juga dari kekuatan-kekuatan lingkungan yangmempengaruhi individu untuk melakukan sesuatu berdasarkan tujuan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya untuk dicapai. Dorongantersebut dapat berdampak positif maupun negatif bagi individu kalautidak diarahkan, baik oleh diri sendiri maupun orang lain yang jugamengetahui potensi-potensi yang dimiliki oleh individu tertentu.Dorongan kearah positif akan meningkatkan hasil yang optimal bagi dirisendiri maupun orang lain yang merupakan rekan kerja maupun yangberada di luar lingkungan kerja tersebut. Sebaliknya, kalau yang terjadiadalah dorongan kearah negatif, maka yang terjadi adalah kerugian darikegiatan-kegiatan yang dijalankan baik untuk diri sendiri maupun untukorang lain dan lingkungan sekitarnya sehingga dampak seperti ini harus diarahkan kembali kearah positif demi kepentingan yang sebenarnya untuk kemajuan.
Ada berbagai macam motivasi dalam diri manusia yang tergantung kepada kebutuhan mana yang akan diutamakan. Apabila kebutuhan utama tersebut telah terpenuhi maka akan timbul kebutuhan lain yang sebelumnya dimiliki, sehingga akan berlanjut terus sampai kepada kebutuhan yang belum pernah dimiliki oleh orang lain. Artinya, manusia dapat saja menggunakan orang lain sebagai patokan terhadap suatu kebutuhan untuk memotivasi mencapai hal yang sama tetapi dapat juga untuk mencapai hal-hal lain karena berbeda terhadap sesuatu yang diinginkan. Manusia umumnya cenderung mendapatkan sesuatu yang sama atau berbeda dengan orang lain bila kondisi internal maupun kondisi eksternal mendukung kearah tersebut. Hal ini yang secara tidak langsung menunjukkan kuatnya motivasi berupa kemampuan diri guna meraih apa yang pernah maupun yang belum pernah diraih oleh orang lain atau dengan kata lain bahwa individu tersebut juga mempunyai kemampuan untuk melakukan sesuatu. Dengan demikian, motivasi yang diharapkan dari guru adalah bahwa fungsi dari motivasi tersebut dapat mempengaruhi kinerja guru. Motivasi mempersoalkan bagaimana caranya gairah kerja guru, agar guru mau bekerja keras dengan menyumbangkan segenap kemampuan, pikiran, keterampilan untuk mewujudkan tujuan pendidikan. Para guru mempunyai cadangan energi potensial, bagaimana energi tersebut akan dilepaskan atau digunakan tergantung pada kekuatan dorongan motivasi seseorang dan situasi serta peluang yang tersedia.
Dalam Hasibuan (2003:162-163), Mc. Clelland mengemukkan teorinya yaitu Mc. Clelland's Achievement Motivation Theory atau Teori Motivasi Prestasi Mc. Clelland. Teori ini berpendapat bahwa karyawan mempunyai cadangan energi potensial. Bagaimana energi dilepaskan dan digunakan tergantung pada kekuatan dorongan motivasi seseorang dan situasi serta peluang yang tersedia. Energi akan dimanfaatkan oleh karyawan karena dorongan oleh : (1) kekuatan motif dan kekuatan dasar yang terlibat, (2) harapan keberhasilannya, dan (3) nilai insentif yang terletak pada tujuan. Menurut pendapat dari Maslow yang dikenal dengan "Teori Kebutuhan Manusia" adalah bahwa seseorang mempunyai lima (5) tipe kebutuhan dan kebutuhan ini akan digunakan untuk menyusun hirarki. Artinya, kebutuhan dibangun atas dasar dari bawah keatas atau dengan kata lain bahwa kebutuhan harus dipenuhi sebelum dipicu oleh kebutuhan selanjutnya. Adapun kebutuhan tersebut adalah kebutuhan :
1. Fisiologis2. Kebutuhan Kemanan3. Kebutuhan Sosial4. Kebutuhan Penghargaan5. Kebutuhan Aktualisasi diri
Apabila kebutuhan-kebutuhan tersebut terpenuhi, maka seseorang akan termotivasi dalam melakukan serta menyelesaikan tugas dan tanggung jawabnya termasuk profesi sebagai guru. Teori ini menyatakan bahwa seseorang berperilaku karena didorong oleh adanya keinginan untuk memperoleh pemenuhan dalam bermacam-macam kebutuhan.Berbagai kebutuhan yang dinginkan oleh seseorang berjenjang, artinya apabila kebutuhan pada jenjang pertama telah dapat dipenuhi, maka kebutuhan jenjang kedua akan mengutamakan apabila kebutuhan pada jenjang kedua telah dapat dipenuhi, maka kebutuhan jenjang ketiga akan menonjol, demikian seterusnya sampai dengan kebutuhan jenjang kelima. Jika kebutuhan guru tersebut terpenuhi berarti guru memperoleh dorongan dan daya gerak untuk menyelesaikan pekerjaan dengan baik. Ini berarti kinerja guru dapat tercapai dengan baik. Kinerja yang tercapai dengan baik itu terlihat dari guru yang rajin hadir di sekolah dan rajin dalam mengajar, guru mengajar dengan sungguh-sungguh menggunakan rencana pelajaran, guru mengajar dengan semangat dan senang hati, menggunakan media dan metode mengajar yang sesuai dengan materi pelajaran, melakukan evaluasi pengajaran dan menindaklanjuti hasil evaluasi. Apa yang dilakukan oleh guru ini akan berdampak kepada keberhasilan siswa dalam proses belajar mengajar.
Berdasarkan pengamatan penulis yang dikaitkan dengan situasi dan kondisi faktual di lingkungan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 1 Kota Ternate, yang terlihat masih ada guru yang bekerja sampingan diluar sekolah, masih ada guru yang belum mengikuti pelatihan-pelatihan yang dilakukan untuk mengembangkan kemampuan dan ketrampilan guru, masih ada guru yang datang terlambat, tidak masuk mengajar tanpa ijin, guru yang mengajar tidak mempunyai persiapan mengajar atau ada persiapan mengajar namun tidak lengkap. Fenomena yang terjadi diatas bisa disebabkan oleh beberapa faktor, namun penulis hanya melihat dari faktor motivasi yang didasarkan pada teori Malsow yang terdiri dari kebutuhan fisiologis, kebutuhan kemanan, kebutuhan sosial, kebutuhan penghargaan dan kebutuhan aktualisasi diri. Dari uraian diatas penulis mengambil judul : “Pengaruh Faktor Motivasi Terhadap Kinerja Guru SMK Negeri 1 Kota Ternate”.
s.com weblog
Manajemen SDM Pendidikan
MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA PENDIDIKAN
Salah satu bidang penting dalam Administrasi/Manajemen Pendidikan adalah berkaitan
dengan Personil/Sumberdaya manusia yang terlibat dalam proses pendidikan, baik itu Pendidik
seperti guru maupun tenaga Kependidikan seperti tenaga Administratif. Intensitas dunia
pendidikan berhubungan dengan manusia dapat dipandang sebagai suatu perbedaan penting
antara lembaga pendidikan/organisasi sekolah dengan organisasi lainnya, ini sejalan dengan
pernyataan Sergiovanni, et.al (1987:134) yang menyatakan bahwa:
”Perhaps the most critical difference between the school and most other organization is the human intensity that characterize its work. School are human organization in the sense that their products are human and their processes require the sosializing of humans”
ini menunjukan bahwa masalah sumberdaya manusia menjadi hal yang sangat dominan dalam
proses pendidikan/pembelajaran, hal ini juga berarti bahwa mengelola sumberdaya manusia
merupakan bidang yang sangat penting dalam melaksanakan proses pendidikan/pembelajaran di
sekolah.
Sumberdaya manusia dalam konteks manajemen adalah ”people who are ready, willing,
and able to contribute to organizational goals (Wherther and Davis, 1993:635). Oleh karena itu
Sumberdaya Manusia dalam suatu organisasi termasuk organisasi pendidikan memerlukan
pengelolaan dan pengembangan yang baik dalam upaya meningkatkan kinerja mereka agar dapat
memberi sumbangan bagi pencapaian tujuan. Meningkatnya kinerja Sumber Daya Manusia akan
berdampak pada semakin baiknya kinerja organisasi dalam menjalankan perannya di masyarakat.
Meningkatkan kinerja Sumber Daya Manusia memerlukan pengelolaan yang sistematis dan
terarah, agar proses pencapaian tujuan organisasi dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien. Ini
berarti bahwa manajemen Sumber Daya Manusia merupakan hal yang sangat penting untuk
keberhasilan perusahaan, besar atau kecil, apapun jenis industrinya (Schuller and Jackson,
1997:32), aspek Manajemen Sumberdaya Manusia menduduki posisi penting dalam suatu
perusahaan/organisasi karena setiap organisasi terbentuk oleh orang-orang, menggunakan jasa
mereka, mengembangkan keterampilan mereka, mendorong mereka untuk berkinerja tinggi, dan
menjamin mereka untuk terus memelihara komitmen pada organisasi merupakan faktor yang
sangat penting dalam pencapaian tujuan organisasi (De Cenzo&Robbin, 1999:8). Menurut Barney
(Bagasatwa,(ed),2006:12) sistem Sumber Daya Manusia dapat mendukung keunggulan kompetitif
secara terus menerus melalui pengembangan kompetensi SDM dalam organisasi.
Manajemen Sumber Daya Manusia merupakan suatu ilmu dan seni yang mengatur proses
pemanfaatan Sumber Daya Manusia dan sumber daya lainnya secara efektif dan efisien untuk
mencapai suatu tujuan. Manajemen Sumber Daya Manusia merupakan suatu pengakuan terhadap
pentingnya unsur manusia sebagai sumber daya yang cukup potensial dan sangat menentukan
dalam suatu organisasi, dan perlu terus dikembangkan sehingga mampu memberikan kontribusi
yang maksimal bagi organisasi maupun bagi pengembangan dirinya.
Dalam era yang penuh dengan perubahan, lingkungan yang dihadapi oleh manajemen
Sumber Daya Manusia sangatlah menantang, perubahan muncul dengan cepat dan meliputi
masalah-masalah yang sangat luas. Berdasarkan penelitian dan sumber-sumber lain menurut
Mathis (2001:4) dapat disimpulkan bahwa tantangan yang dihadapi oleh manajemen Sumber Daya
Manusia adalah sebagai berikut (a) perekonomian dan perkembangan teknologi; (b) ketersediaan
dan kualitas tenaga kerja; (c) kependudukan dengan masalah-masalahnya; (d) restrukturisasi
organisasi. Oleh karena itu mengelola Sumberdaya manusia menjadi sesuatu yang sangat
menentukan bagi keberhasilan suatu organisasi, kegagalan dalam mengelolanya akan berdampak
pada kesulitan organisasi dalam menghadapi berbagai tantangan
Manajemen Sumber Daya Manusia merupakan faktor yang akan menentukan pada kinerja
organisasi, ketepatan memanfaatkan dan mengembangkan Sumber Daya Manusia serta
mengintegrasikannya dalam suatu kesatuan gerak dan arah organisasi akan menjadi hal penting
bagi peningkatan kapabilitas organisasi dalam mencapai tujuannya. Untuk lebih memahami
bagaimana posisi Manajemen SDM dalam konteks organisasi diperlukan pemahaman tentang
makna Manajemen SDM itu sendiri, agar dapat mendudukan peran Manajemen SDM dalam
dinamika gerak organisasi.
Tabel 1.
Pendapat Pakar tentang Manajemen Sumber daya Manusia
No Pengertian Manajemen SDM Pendapat
1. Human Resource management is the management of people. Human Resource management is the responsibility of every manager. Human Resource management take place within a large system: Organization. Human Resource management can increase its contribution to employees, manager, and the organization by anticipating challenges before they arise
Wherther&Davis
(1993:28)
2. Human Resource Management is the part of organization that is concerned with the people dimension
De Cenzo& Robbin
(1999:8)3. The utilization of the firm’s human assets to achieve
organizational objectivesMondy dan Noe (Susilo,2002:5)
4. Manajemen Sumberdaya Manusia berhubungan dengan sistem rancangan formal dalam suatu organisasi untuk menentukan efektivitas dan efisiensi dilihat dari bakat seseorang untuk mewujudkan tujuan/sasaran yang telah ditentukan oleh suatu organisasi
Mathis dan Jackson (2001:4)
No Pengertian Manajemen SDM Pendapat
5. Manajemen Sumber Daya Manusia merupakan penerapan pendekatan SDM di mana secara bersama-sama terdapat dua tujuan yang ingin dicapai, yaitu (1) tujuan untuk perusahaan dan (2) untuk karyawan
Mangkuprawira
(2003:14)
6. Human resource management (HRM) refers to the policies, practices, and system that influence employees’ behaviour, attitudes, and performance
Noe, et.al (2006:5)
7. Human resources management is the function performed in organization that facilitate the most effective use of people (employee) to achieve organizational and individual goals
Ivancivich (2007:4)
Adapun lingkup Manajemen Sumber Daya Manusia meliputi aktivitas yang berhubungan
dengan Sumber Daya Manusia dalam organisasi. Fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia terbagi
atas, “fungsi manajemen yang meliputi planning, organizing, actuating, controlling dan fungsi
operasional yang meliputi procurement, development, kompensasi, integrasi, maintenance,
separation” (Cahyono,1996:2)
Fungsi perencanaan (planning) merupakan penentu dari program bagian personalia yang
akan membantu tercapainya sasaran yang telah disusun oleh perusahaan. Fungsi pengorganisasian
(organizing) merupakan alat untuk mencapai tujuan organisasi, dimana setelah fungsi
perencanaan dijalankan bagian personalia menyusun dan merancang struktur hubungan antara
pekerjaan, personalia dan faktor-faktor fisik. Fungsi actuating, pemimpin mengarahkan karyawan
agar mau bekerja sama dan bekerja efektif serta efisien dalam membantu tercapainya tujuan
pihak-pihak yang berkepentingan dalam organisasi. Fungsi pengendalian (controlling) merupakan
upaya untuk mengatur kegiatan agar sesuai dengan rencana yang telah ditentukan sebelumrrya.
Funggsi pengadaan tenaga kerja (procurement) yang berupaya untuk mendapatkan jenis
dan jumlah karyawan yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Fungsi pengembangan
(development) harus dilaksanakan untuk meningkatkan ketrampilan mereka melalui pendidikan
dan pelatihan untuk meningkatkan prestasi kerja. Fungsi integrasi (integration) merupakan usaha
untuk mempersatukan kepentingan karyawan dan kepentingan organisasi, sehingga tercipta
kerjasama yang baik dan sating menguntungkan. Fungsi pemeliharaan (maintenance) tenaga kerja
yang berkualitas perlu dilakukan agar mereka mau tetap bekerja sama dan loyal terhadap
organisasi. Fungsi pemberhentian (separation) yang merupakan putusnya hubungan kerja
seseorang dengan perusahaan karena alasan-alasan tertentu.
Menurut Lunenburg dan Ornstein (2004:53), dalam proses Manajemen Sumberdaya
Manusia terdapat enam program yaitu :
1. Human resource planning
2. Recruitment
3. Selection
4. Professional develepment
5. Performance appraisal
6. Compensation
Human resource planning merupakan perencanaan Sumberdaya Manusia yang melibatkan
pemenuhan kebutuhan akan personel pada saat ini dan masa datang, dalam konteks ini pimpinan
perlu melakukan analisis tujuan pekerjaan syarat-syarat pekerjaan serta ketersediaan personil.
Recruitment adalah paya pemenuhan personil melalui pencarian personil yang sesuai dengan
kebutuhan dengan mengacu pada rencana Sumber Daya Manusia yang telah ditentukan. Kemudian
dari pendaptar yang diperoleh dalam rekrutmen, dilakukanlah selection untuk menentukan
persenonil yang kompeten sesuai dengan persyaratan pekerjaan yang ditetapkan.
Apabila Personil yang dibutuhkan telah diperoleh, maka langkah Manajemen Sumber Daya Manusia
yang amat diperlukan adalah Professional development atau pengembangan profesional yang
merupakan upaya untuk memperbaiki dan meningkatkan kompetensi personil agar dapat
memberikan kontribusi yang lebih besar bagi kepentingan organisasi. Dalam hubungan ini maka
diperlukan upaya untuk melakukan penilaian kinerja (performance appraisal) sebagai upaya untuk
memahami bagaimana kondisi kinerja personil dalam organisasi yang amat diperlukan dalam
menentukan kebijakan kompensasi (compensation) serta pengembangan karir personil.
Manajemen Sumberdaya manusia dalam suatu organisasi pada dasarnya hanyalah suatu cara atau
metode dalam mengelola Sumber Daya Manusia agar dapat mendukung dalam pencapaian tujuan
organisasi, melalui upaya-upaya yang dapat mengembangkan kompetensi Sumber Daya Manusia
menjalankan peran dan tugasnya dalam suatu organisasi, oleh karena itu tujuan dari Manajemen
Sumber Daya Manusia adalah memanfaatkan dan mengembangkan sumberdaya manusia dalam
organisasi untuk bekerja dengan baik dalam mewujudkan tujuan organisasi. Menurut Wherther dan
Davis (1993:10) ”the purpose of human resources management is to improve the productive
contribution of people to the organization in an ethical and sosially responsible way”. Sementara itu
secara rinci Wherther dan Davis (1993:11) menyatakan bahwa tujuan dari pada manajemen
sumberdaya manusia adalah :
a. ”Societal objective. To be ethically and sosially responsible to the needs and challange of society while minimizing the negative impact of such demand upon thr organization
b. Organizational objective. To recognize that human resource management exists to contribute to organizational effectiveness. Human resource management is not an end in itself; it is only a means to assist the organization with its primary objectives. Simply stated, the departement exists to serve the rest of the organization
c. Functional objective. To maintain the department’s contribution at a level appropriate to the organization’s needs. Resourcesare wasted when human resource management is more or less sophisticated than the organization demand. The department’s level of service must be tailored to the organization it serve
d. Personal objective. To assisst employees in achieving their personal goal, at least insofar as these goals enhance the individual’s contribution to the organization. Personal objective of employees must be met if workers are to be maintained, retained, and motivated. Otherwise, employee performance and satisfaction may decline, and employees may leave the organization”
Manajemen Sumber Daya Manusia sebagai salah satu bagian dari Manajemen Organisasi
secara keseluruhan jelas akan berpengaruh pada bidang-bidang manajemen lainnya, karena pada
dasarnya semua organisasi itu bergerak dan berjalan karena adanya aktivitas dan kinerja Sumber
Daya Manusia yang bekerja dalam organisasi.
Dengan demikian nampak bahwa manajemen sumberdaya manusia sangat penting
peranannya dalam suatu organisasi termasuk dalam lembaga pendidikan seperti sekolah yang juga
memerlukan pengelolaan Sumberdaya manusia yang efektif dalam meningkatkan kinerja
organisasi. Tuntutan akan upaya peningkatan kualitas pendidikan pada dasarnya berimplikasi pada
perlunya sekolah mempunyai Sumber Daya Manusia pendidikan baik Pendidik maupun Sumber
Daya Manusia lainnya untuk berkinerja secara optimal, dan hal ini jelas berakibat pada perlunya
melakukan pengembangan Sumber Daya Manusia yang sesuai dengan tuntutan legal formal
seperti kualifikasi dan kompetensi, maupun tuntutan lingkungan eksternal yang makin kompetitif
di era globalisasi dewasa ini, yang menuntut kualitas Sumber Daya Manusia yang makin meningkat
yang mempunyai sikap kreatif dan inovatif serta siap dalam menghadapi ketatnya persaingan.
Manajemen Sumber Daya Manusia7
1
Rate This
top related