perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id upaya .../upaya... · kemampuan siswa smp kelas viii dalam...
Post on 14-Mar-2019
229 Views
Preview:
TRANSCRIPT
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA SMP KELAS VIII
DALAM MEMFAKTORKAN BENTUK ALJABAR
MELALUI PENERAPAN STRATEGI BELAJAR PQ4R (PREVIEW,
QUESTION, READ, REFLECT, RECITE, REVIEW)
(Penelitian Dilakukan di SMP Negeri 2 Srandakan Tahun Ajaran 2011/2012)
SKRIPSI
Oleh :
Wahyu Is Indriastuti
K 1307042
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA SMP KELAS VIII
DALAM MEMFAKTORKAN BENTUK ALJABAR
MELALUI PENERAPAN STRATEGI BELAJAR PQ4R (PREVIEW,
QUESTION, READ, REFLECT, RECITE, REVIEW)
(Penelitian Dilakukan di SMP Negeri 2 Srandakan Tahun Ajaran 2011/2012)
Oleh :
Wahyu Is Indriastuti
K 1307042
Skripsi
Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar
Sarjana Pendidikan Program Pendidikan Matematika
Jurusan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
ABSTRACT
Wahyu Is Indriastuti. K1307042. IMPROVING STUDENT’S ABILITY ON
ALGEBRAIC FACTORIZATION TROUGH PQ4R LEARNING
STRATEGY AT EIGHTH GRADE OF JUNIOR HIGH SCHOOL
(PREVIEW, QUESTION, READ, REFLECT, RECITE, REVIEW)
(Research Conducted in SMP Negeri 2 Srandakan Year 2011/2012). Minor
Thesis, Surakarta: Teachers Training and Education Faculty. Sebelas Maret
University of Surakarta, November 2011.
The purpose of this study was to improve the student‟s ability on
algebraic factorization trough PQ4R learning strategy at eighth grade of junior
high school.
This research is a kind of class action research with a collaborative
pattern. This research was conducted on 30 students of class VIII-B Junior High
School State 2 of Srandakan academic year 2011/2012. Action taken consisted of
two cycles, each cycles consists of four stages: planning, execution, observation
and reflection. Data collecting technique used in this research was the method of
observation, testing methods and interview methods. Analysis of observational
data and interviews conducted through the stages of data reduction, data
presentation, and conclusion. Analysis of the result of test conducted to determine
the development of student‟s ability and mastery level students.
From the result of research, it was obtained that almost all of the students
can allow the steps of PQ4R strategy properly. From the result of 1st cycle test
there are 26,67% of the students at „kurang‟ level, 33,33% at minimal level,
33,33% at optimal level and 6,67% at maximal level. At the other side, 53,33% of
the students had mastery level in terms of Minimum Completeness Criteria
(KKM). From the result of 2nd
cycle test there are 20,00% of the students at
„kurang‟ level, 20,00% at minimal level, 33,33% at optimal level, and 26,67% of
the students at maximal level . And at the other side, 76,67% of the students had
mastery level in terms of Minimum Completeness Criteria (KKM). Based on
research result can be concluded that (1) The application of PQ4R learning
strategy can improve the students at eighth grade of junior high school ability on
algebraic factorization, (2) The application of PQ4R learning strategy can increase
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
class‟ mastery level in terms of Minimum Completeness Criteria (KKM) that have
been determined by the school on subject of mathematics.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
ABSTRAK
Wahyu Is Indriastuti. K1307042. UPAYA MENINGKATKAN
KEMAMPUAN SISWA SMP KELAS VIII DALAM MEMFAKTORKAN
BENTUK ALJABAR MELALUI PENERAPAN STRATEGI BELAJAR
PQ4R (PREVIEW, QUESTION, READ, REFLECT, RECITE, REVIEW)
(Penelitian Dilakukan di SMP Negeri 2 Srandakan Tahun Ajaran
2011/2012). Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret Surakarta, November 2011.
Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan siswa SMP
kelas VIII dalam memfaktorkan bentuk aljabar melalui penerapan pengajaran
strategi belajar PQ4R.
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas dengan pola
kolaboratif. Penelitian ini dilakukan pada 30 siswa kelas VIII-B SMP Negeri 2
Srandakan tahun ajaran 2011/2012. Tindakan yang dilakukan terdiri dari dua
siklus, masing-masing siklus terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan,
pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Teknik pengumpulan data dilakukan
dengan menggunakan metode observasi, metode tes dan metode wawancara.
Analisa data observasi dan wawancara dilakukan melalui tahap reduksi data,
penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Analisis hasil tes dilakukan untuk
mengetahui perkembangan kemampuan siswa dalam memfaktorkan bentuk
aljabar dan tingkat ketuntasan siswa.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara keseluruhan siswa mampu
melaksanakan langkah-langkah PQ4R dengan baik. Berdasarkan hasil tes siklus I
dapat dilihat bahwa sekitar 26,67% siswa yang berada pada taraf kurang, 33,33%
berada pada taraf minimal, 33,33% berada pada taraf optimal dan 6,67% berada
pada taraf maksimal. Dilihat dari tingkat ketuntasan, 53,33% siswa mencapai
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Sedangkan pada siklus II, hanya 20% siswa
yang berada pada taraf kemampuan kurang, sementara itu sisanya berada pada
taraf minimal (20,00%), optimal (33,33%), dan maksimal (26,67%). Dilihat dari
tingkat ketuntasan, 76,67% siswa telah mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal
(KKM). Dengan demikian, dapat ditarik kesimpulan bahwa (1) Penerapan strategi
PQ4R dapat meningkatkan kemampuan siswa kelas VIII-B SMP Negeri 2
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
Srandakan dalam memfaktorkan bentuk aljabar. (2) Penerapan strategi
pembelajaran PQ4R dapat meningkatkan ketuntasan kelas ditinjau dari Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditentukan oleh sekolah pada mata
pelajaran matematika.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
MOTTO
“Ya Rabb, lapangkanlah dadaku, dan mudahkanlah untukku urusanku, dan
hilangkanklah kekeluan lidahku, dan mudahkanlah mereka memahami
ucapanku...”
(QS. Thaha: 25-28)
“Ya Allah berilah manfaat untukku ilmu yang telah Engakau ajarkan kepadaku,
dan ajarkanlah aku ilmu yang bermanfaat bagiku serta tambahkan untukku ilmu.
Segala puji bagi Allah atas segala keadaan. Dan aku mohon perlindungan-Mu dari
siksa api neraka.”
(HR. Ibnu Majah dan At-Tirmidzi)
“Ilmu itu tidak akan didapatkan dengan banyak mengistirahatkan badan.”
(Yahya bin Abi Katsir)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
PERSEMBAHAN
Dengan doa dan puji syukur
kehadirat Tuhan Yang Maha Esa penulis
persembahkan karya kecil ini kepada :
1. Bapak dan Umi tercinta, terimakasih
atas doa, dukungan, kasih sayang, dan
pengorbanan yang tak henti mengalir
untuk ananda,
2. My beloved brothers & sisters: Mba
Nik, Mamah, Tatok, Mas Har, Mba Eri
dan Mba Rin, terima kasih untuk
semangat dan dukungan yang yang
senantiasa mengiringi ikhtiarku,
3. De’ Ilham, De’ Zidan, De’ Mila, De’
Fatan, dan De’ Falih, ceria dan canda
yang selalu kurindukan,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
KATA PENGANTAR
Penulis mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat
dan hidayah-Nya laporan hasil penelitian ini dapat penulis selesaikan sesuai dengan
rencana.
Dalam pelaksanaan maupun penulisan laporan hasil penelitian yang telah
penulis lakukan, tentu saja tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Untuk itu,
penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M. Pd., Dekan Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan UNS Surakarta yang telah memberikan ijin penelitian.
2. Sukarmin, S. Pd., M. Si., Ph. D., Ketua Jurusan Pendidikan MIPA Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan UNS Surakarta yang telah memberikan ijin
penelitian.
3. Triyanto, S. Si., M. Si., Ketua Program Pendidikan Matematika yang telah
memberikan ijin penelitian sekaligus sebagai pembimbing akademik yang
sering meluangkan waktu untuk memberikan arahan, bimbingan, dukungan,
semangat, dan motivasi yang sangat berarti bagi penulis.
4. Ira Kurniawati, S.Si., M. Pd., pembimbing I yang telah memberikan waktu,
bimbingan, saran, semangat, dan kemudahan yang berarti dalam menyusun
skripsi ini.
5. Dyah Ratri Aryuna, S. Pd., M. Si., pembimbing II yang telah memberikan
waktu, bimbingan, saran, semangat, dan kemudahan yang berarti dalam
menyusun skripsi ini.
6. Sutopo, S. Pd., M. Pd., dan Henny Ekana, S. Si., M. Pd. yang telah
memberikan masukan-masukan dan saran demi sempurnanya makalah ini.
7. Dosen-dosen Program Studi Pendidikan Matematika yang telah banyak
memberikan nasehat, ilmu, bimbingan, dan dukungannya.
8. Dra. Sayuti, M. Hum., yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk
melaksanakan penelitian.
9. Drs. Isbandana, M. M., Kepala Sekolah SMP Negeri 2 Srandakan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
10. Poniman, S. Pd., Guru Matematika SMP Negeri 2 Srandakan yang telah
berkenan berbagi ilmu, dan kolaborator yang banyak membantu dalam
melaksanakan penelitian.
11. Anjar Murtiani, yang telah membantu penelitian ini.
12. Umi, Bapak, Kakak-kakakku, dan Maz, yang „tak henti memberi semangat,
doa, dan dukungan.
13. Siswa-siswi Kelas VIII-B SMP Negeri 2 Srandakan, atas partisipasi yang
sangat berati dalam penelitian.
14. Annisa crew, atas bantuan, dukungan, doa, kebersamaan, kekeluargaan, dan
persahabatan yang sangat berati untuk penulis.
15. Teman-teman Pendidikan Matematika 2007, atas segala dukungan,
semangat, persahabatan, dan suka duka di bangku perkuliahan.
16. Cantik, Black Beauty dan AB 4180 EK yang telah menemani usaha dan
perjuanganku.
17. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang telah
membantu baik secara langsung maupun tidak langsung dalam rangka
pelaksanaan penelitian dan penyusunan laporan.
Seperti kata pepatah tak ada gading yang tak retak, penulis menyadari bahwa
dalam penyusunan dan penulisan laporan ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu,
kritik dan saran yang bersifat membangun guna perbaikan setelahnya sangat
penulis harapkan.
Akhirnya, penulis berharap laporan ini dapat berguna bagi pembaca pada
umumnya dan bagi penulis pada khususnya.
Surakarta, November 2011
Penulis,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i
HALAMAN PENGAJUAN .............................................................................. ii
HALAMAN PERSETUJUAN ......................................................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................... iv
ABSTRACT ...................................................................................................... v
ABSTRAK ........................................................................................................ vii
HALAMAN MOTTO ...................................................................................... ix
HALAMAN PERSEMBAHAN ..................................................................... x
KATA PENGANTAR ..................................................................................... xi
DAFTAR ISI .................................................................................................... xiii
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xv
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xvi
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xvii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1
A. Latar Belakang Masalah ......................................................................... 1
B. Perumusan Masalah ................................................................................ 5
C. Pembatasan Masalah .............................................................................. 5
D. Tujuan Penelitian .................................................................................... 5
E. ManfaatPenelitian ................................................................................... 5
BAB II LANDASAN TEORI .......................................................................... 7
A. Kajian Pustaka ........................................................................................ 7
1. Belajar ................................................................................................ 7
2. Pembelajaran ..................................................................................... 7
3. Penilaian Keberhasilan Belajar .......................................................... 8
4. Uraian Singkat Materi Faktorisasi Suku Aljabar ............................... 10
5. Strategi Belajar PQ4R ....................................................................... 16
B. Hasil Penelitian yang Relevan ................................................................ 23
C. Kerangka Berpikir .................................................................................. 23
D. Hipotesis Tindakan ................................................................................. 25
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiv
BAB III METODE PENELITIAN ................................................................. 26
A. Setting Penelitian .................................................................................... 26
1. Tempat Penelitian .............................................................................. 26
2. Waktu Penelitian ............................................................................... 26
B. Subyek Penelitian ................................................................................... 26
C. Bentuk Penelitian ................................................................................... 26
D. Data dan Sumber Data ............................................................................ 27
E. Teknik Pengumpulan Data ..................................................................... 27
1. Observasi/pengamatan ....................................................................... 28
2. Tes ..................................................................................................... 28
3. Wawancara ........................................................................................ 30
F. Teknik Analisi Data ................................................................................ 30
G. Indikator Kerja/Keberhasilan ................................................................. 31
H. Prosedur Penelitian ................................................................................. 31
BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ....................................... 36
A. Hasil Penelitian ....................................................................................... 36
1. Kemampuan Awal ............................................................................. 36
2. Siklus I ............................................................................................... 38
3. Siklus II ............................................................................................. 46
B. Analisis Data dan Pembahasan ............................................................... 54
1. Pelaksanaan Pembelajaran PQ4R dan Perkembangan Tingkat
Kemampuan Siswa ............................................................................ 54
2. Tingkat Ketuntasan Belajar siswa ..................................................... 56
3. Temuan Lain ...................................................................................... 57
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ................................... 59
A. Kesimpulan ............................................................................................. 59
B. Saran ....................................................................................................... 59
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 61
LAMPIRAN
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Aktivitas Guru dalam Menerapkan Strategi Belajar PQ4R .................. 17
Tabel 2 Sintaks Model Pembelajaran Langsung ................................................ 20
Tabel 3 Langkah-Langkah PQ4R dalam Kerangka Pembelajaran Langsung .... 20
Tabel 4 Hasil Tes Kemampuan Awal ................................................................ 36
Tabel 5 Taraf Keberhasilan Tes Kemampuan Awal .......................................... 37
Tabel 6 Ketercapaian Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) Tes
Kemampuan Awal .............................................................................. 37
Tabel 7 Rangkuman Analisis LKS Siklus I ....................................................... 40
Tabel 8 Hasil Tes Siklus I .................................................................................. 43
Tabel 9 Taraf Keberhasilan Tes Siklus I ............................................................ 44
Tabel 10 Ketercapaian Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) Tes Siklus I ....... 44
Tabel 11 Rangkuman Analisis LKS Siklus II .................................................... 49
Tabel 12 Hasil Tes Siklus II ............................................................................... 51
Tabel 13 Taraf Keberhasilan Tes Siklus II ........................................................ 52
Tabel 14 Ketercapaian Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) Tes Siklus II ...... 53
Tabel 15 Rangkuman Hasil Perkembangan Kemampuan Siswa ....................... 54
Tabel 16 Rangkuman Ketercapaian Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) ..... 56
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Hubungan Unsur Belajar dan Mengajar ............................................ 9
Gambar 2 Kerangka Berpikir ............................................................................. 24
Gambar 3 Prosedur Penelitian ............................................................................ 35
Gambar 4 Perkembangan Kemampuan Siswa ................................................... 55
Gambar 5 Perkembangan Ketercapaian KKM ................................................... 57
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 RPP Siklus I ................................................................................... L.1
Lampiran 2 RPP Siklus II ................................................................................. L.5
Lampiran 3 Handout Siklus I ........................................................................... L.10
Lampiran 4 Lembar Kerja Siswa (LKS) Siklus I ............................................. L.13
Lampiran 5 Handout Siklus II.......................................................................... L.14
Lampiran 6 Lembar Kerja Siswa (LKS) Siklus II ........................................... L.17
Lampiran 7 Kisi-kisi Soal Tes Kemampuan Awal .......................................... L.18
Lampiran 8 Soal Tes Kemampuan Awal ......................................................... L.19
Lampiran 9 Kunci Jawaban Tes Kemampuan Awal ........................................ L.20
Lampiran 10 Pedoman Penskoran Tes Kemampuan Awal .............................. L.22
Lampiran 11 Kisi-kisi Soal Tes Siklus I .......................................................... L.24
Lampiran 12 Soal Tes Siklus I ......................................................................... L.24
Lampiran 13 Kunci Jawaban Tes Siklus I........................................................ L.25
Lampiran 14 Pedoman Penskoran Tes Siklus I ............................................... L.27
Lampiran 15 Kisi-kisi Soal Tes Siklus II ......................................................... L.28
Lampiran 16 Soal Tes Siklus II ........................................................................ L.29
Lampiran 17 Kunci Jawaban Tes Siklus II ...................................................... L.30
Lampiran 18 Pedoman Penskoran Tes Siklus II .............................................. L.32
Lampiran 19 Lembar Validasi Tes Kemampuan Awal .................................... L.34
Lampiran 20 Lembar Validasi Tes Siklus I ...................................................... L.40
Lampiran 21 Lembar Validasi Tes Siklus II ..................................................... L.46
Lampiran 22 Lembar Observasi Siklus I .......................................................... L.52
Lampiran 23 Lembar Observasi Siklus II Pertemuan 1 .................................... L.57
Lampiran 24 Lembar Observasi Siklus II Pertemuan 2 .................................... L.62
Lampiran 25 Transkrip Wawancara Siklus I .................................................... L.67
Lampiran 26 Transkrip Wawancara Siklus II ................................................... L.69
Lampiran 27 Lembar Kerja Siswa (LKS) Siklus I ............................................ L.70
Lampiran 28 Lembar Kerja Siswa (LKS) Siklus II .......................................... L.74
Lampiran 29 Lembar Jawab Tes Kemampuan Awal ........................................ L.77
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xviii
Lampiran 30 Lembar Jawab Tes Siklus I .......................................................... L.82
Lampiran 31 Lembar Jawab Tes Siklus II ........................................................ L.86
Lampiran 32 Daftar Nilai Siswa ....................................................................... L.90
Lampiran 33 Daftar Tingkat Kemampuan Siswa.............................................. L.91
Lampiran 34 Keterampilan PQ4R dan Nilai Tes Akhir Siklus I ...................... L.92
Lampiran 35 Keterampilan PQ4R dan Nilai Tes Akhir Siklus II ..................... L.94
Lampiran 36 Rangkuman Keterampilan PQ4R dan Nilai Tes Akhir Siklus .... L.96
Lampiran 37 Daftar Hadir Siswa ...................................................................... L.97
Lampiran 38 Foto Kegiatan Pembelajaran ........................................................ L.99
Lampiran 39 Permohonan Ijin Melakukan Research, Permohonan Ijin
Menyusun Skripsi, Surat Keputusan Dekan Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Tentang Ijin Menyusun
Skripsi, Surat Keterangan Telah Melakukan Research .....
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sebagaimanan tertuang dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003
Bab II Pasal 3, tujuan pendidikan nasional adalah mengembangkan kemampuan
dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat, bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung
jawab.
Bunyi Undang-Undang tersebut mengisyaratkan bahwa pendidikan kita
harus memiliki karakter positif yang kuat, artinya praktik pendidikan tidak semata
berorientasi pada aspek kognitif, melainkan secara terpadu menyangkut tiga
dimensi taksonomi pendidikan, yakni: kognitif (aspek intelektual: pengetahuan,
pengertian, keterampilan berfikir), afektif (aspek perasaan dan emosi: minat,
sikap, apresiasi, cara penyesuaian diri), dan psikomotor (aspek keterampilan
motorik), serta berbasis pada karakter positif dengan berbagai indikator.
Pendidikan memegang peranan penting dalam menciptakan manusia-
manuasia berkualitas. Pendidikan memerlukan inovasi-inovasi yang sesuai dengan
kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan tanpa mengabaikan nilai-nilai
kemanusiaan. Pendidikan juga dipandang sebagai sarana untuk melahirkan insan-
insan yang cerdas, kreatif, terampil, bertanggung jawab, produktif dan berbudi
pekerti luhur. Oleh karenanya, perbaikan dalam dunia pendidikan terus dilakukan
sebagai upaya untuk mencapai tujuan yang diharapkan.
Pendidikan adalah kunci semua kemajuan dan perkembangan yang
berkualitas sebab dengan pendidikan manusia dapat mewujudkan potensi dirinya
baik sebagai pribadi maupun sebagai anggota masyarakat. Dalam rangka
mewujudkan potensi diri menjadi kompetensi yang beragam, harus melewati
proses pendidikan yang diimplementasikan dalam proses pembelajaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
Matematika merupakan ilmu yang mendasari perkembangan teknologi
modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin ilmu lain dan
mengembangkan daya pikir manusia. Tidak hanya itu, cara berpikir logis yang
dipelajari dalam matematika sangat berperan untuk menentukan solusi atau
pemecahan masalah dalam kehidupan sehari-hari manusia. Mengingat begitu
pentingnya matematika dalam kehidupan, maka matematika perlu diberikan mulai
dari sekolah dasar untuk membekali peserta didik dengan kemampuan berpikir
logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif.
Matematika sekolah terdiri dari 4 kawasan yang luas, yaitu aritmatika,
aljabar, geometri, dan analisis, yang dipelajari mulai dari pendidikan tingkat dasar
sampai tingkat menengah. Salah satu tujuan diberikannya matematika di jenjang
pendidikan dasar dan menengah adalah mempersiapkan siswa agar dapat
menggunakan matematika dan pola pikir penguasaan matematika dalam
kehidupan sehari-hari dan dalam mempelajari berbagai ilmu pengetahuan.
Manfaat dari matematika sekolah tidak hanya dititikberatkan pada penguasaan
matematika, tetapi juga pada terbentuknya pola pikir yang logis, rasional, kritis,
cermat, jujur, efektif, dan efisien.
Aljabar merupakan bahasa simbol dan relasi. Karena bahasa aljabar
menggunakan simbol yang bukan hanya angka melainkan huruf, maka bentuk
aljabar yang dimulai di SMP sungguh merupakan bagian yang sangat perlu
dipahami siswa. Faktorisasi bentuk aljabar merupakan salah satu bagian dari
pembelajaran aljabar di SMP, yang tertuang dalam salah satu kompetensi dasar
yang harus dicapai oleh siswa. Seperti pada pembelajaran aljabar pada umumnya,
pembelajaran faktorisasi bentuk aljabar sangat perlu memperoleh perhatian.
Dari hasil wawancara peneliti dengan Poniman, S.Pd. (guru matematika
kelas VIII SMP Negeri 2 Srandakan), peneliti memperoleh informasi bahwa
dalam pembelajaran aljabar, masih banyak siswa yang mengalami kesulitan pada
materi tersebut, terutama dalam sub pokok bahasan faktorisasi bentuk aljabar.
Siswa kesulitan dalam menentukan faktor dari suatu bentuk aljabar. Kebanyakan
siswa mampu mengerjakan latihan soal pada saat pembelajaran berlangsung.
Akan tetapi pada saat ulangan atau bahkan ujian akhir semester, banyak siswa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
yang tidak mampu mengerjakannya. Selain itu, nilai ulangan pada pokok bahasan
terkait masih jauh dari harapan. Tingkat ketuntasan siswa cukup rendah, yaitu
45% sampai 50% dengan Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) 68 untuk mata
pelajaran matematika.
Dari informasi yang dapat peneliti kumpulkan, peneliti mengetahui bahwa
dalam kegiatan pembelajaran, guru mampu menghidupkan suasana di kelas. Guru
menyampaikan pelajaran dengan gaya dan bahasa yang menarik. Siswa dilibatkan
secara aktif dalam kegiatan pembelajaran, seperti diskusi dan juga menjawab
pertanyaan guru atau menyelesaikan permasalahan yang ada di papan tulis.
Di lain pihak, dengan berpedoman pada tingkat atau taraf keberhasilan
belajar, hasil tes kemampuan awal tentang materi prasyarat pada materi faktorisasi
bentuk aljabar yang dilakukan sebelum dikenai tindakan menunjukkan bahwa
hanya 30% siswa yang masih berada di tingkat kurang. Pada tingkat ini, tidak
lebih dari 60% materi dapat dikuasai siswa. Sementara itu, 53,33% berada pada
tingkat minimal (sekitar 60%-75% bahan pelajaran yang diberikan dapat dikuasai
siswa), 13,33% siswa berada pada tingkat optimal (sekitar 76%-99% bahan
pelajaran dikuasai siswa), dan 3,33% siswa berada pada tingkat maksimal yang
dapat menguasai seluruh bahan pelajaran yang diajarkan.
Bertolak dari hal-hal di atas, dapat dilihat bahwa faktor penyebab yang
mungkin adalah cara siswa belajar dan menyerap informasi yang diberikan oleh
guru. Untuk mengatasi masalah tersebut agar tidak berkelanjutan, peneliti
mencoba menerapkan suatu pembelajaran dengan menyisipkan pengajaran strategi
belajar yang dapat digunakan sebagai alternatif untuk meningkatkan kemampuan
siswa dalam memfaktorkan bentuk aljabar. Pengajaran strategi belajar didasarkan
pada dalil bahwa keberhasilan siswa sebagian besar bergantung pada kemahiran
siswa untuk belajar mandiri dan memonitor belajar mereka sendiri. Selanjutnya
dengan menggunakan strategi tersebut diharapkan dapat membantu siswa dalam
belajar dan menyerap informasi yang ada.
Strategi belajar yang dimaksud adalah strategi PQ4R (Preview, Question,
Read, Reflect, Recite, Review). Langkah preview dimaksudkan agar siswa
membaca selintas sebelum membaca materi secara mendalam untuk menemukan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
ide bacaan. Kemudian dilanjutkan question, yaitu mengajukan pertanyaan-
pertanyaan kepada diri sendiri terkait dengan ide bacaan yang ditemukan, dan
akan dijawab pada langkah read dan reflect dengan bantuan penjelasan guru.
Langkah selanjutnya adalah recite, yang menuntun siswa untuk mengingat
kembali informasi yang ada lalu menuliskannya sebagai inti sari pembahasan
materi. Langkah terakhir review memberi siswa kesempatan mengulang dan
memantapkan pengetahuan yang telah didapatnya.
Pada materi faktorisasi bentuk aljabar, tercakup di dalamnya pengetahuan
prosedural, yaitu pengetahuan mengenai bagaimana melakukan sesuatu, metode
untuk mencari sesuatu, suatu pengetahuan yang mengutamakan kemampuan,
algoritma, teknik dan metode. Oleh karenanya, diperlukan penambahan perincian
sehingga informasi baru akan lebih bermakna. Sementara itu, pokok bahasan
faktorisasi bentuk aljabar merupakan materi dasar/pendukung dari materi-materi
yang lain, sehingga pengetahuan yang dimiliki siswa haruslah pengetahuan yang
benar-benar terekam dalam memori jangka panjangnya.
Sementara itu, strategi belajar PQ4R merupakan salah satu strategi
elaborasi yang mengedepankan cara untuk meningkatkan atau memperbaiki
masuknya pengetahuan dengan membantu pemindahan informasi baru dari
memori jangka pendek ke memori jangka panjang, melalui penciptaan gabungan
dan hubungan antara informasi baru dan apa yang telah diketahui.
Dengan alasan itulah strategi PQ4R penulis pilih dalam pembelajaran
untuk membantu meningkatkan atau memperbaiki masuknya pengetahuan, dan
pada akhirnya dapat meningkatkan kemampuan pemfaktoran bentuk aljabar
siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
B. Perumusan Masalah
Dari latar belakang yang telah dikemukakan di atas, dapat dirumuskan
masalah sebagai berikut :
“Apakah penerapan strategi belajar PQ4R dapat meningkatkan kemampuan
siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Srandakan dalam memfaktorkan bentuk aljabar? ”
C. Pembatasan Masalah
Dengan tujuan agar masalah yang ada dapat dikaji lebih mendalam serta
untuk memperoleh hasil yang maksimal, maka penelitian ini dibatasi pada hal-hal
berikut:
Bentuk aljabar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah bentuk aljabar
dengan pangkat tertinggi dua, yaitu 2ax bx c , dengan 0a .
D. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah meningkatkan
kemampuan siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Srandakan dalam memfaktorkan
bentuk aljabar melalui penerapan strategi belajar PQ4R.
E. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan oleh peneliti dari hasil penelitian ini adalah :
1. Bagi siswa
a. Meningkatkan kemampuan siswa dalam melakukan faktorisasi bentuk
aljabar.
b. Menambah pengetahuan siswa tentang strategi belajar baru, yang dapat
dijadikan alternatif untuk belajar.
2. Bagi guru dan calon guru
a. Memberi masukan kepada guru dan calon guru untuk merancang desain
pembelajaran maupun tugas yang menyisipkan penerapan strategi
belajar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
b. Dapat meningkatkan tingkat/taraf kemampuan siswa sehingga target
yang diharapkan dalam kurikulum dapat tercapai, khususnya dalam
materi faktorisasi bentuk aljabar.
c. Memberi masukan kepada guru dan calon guru untuk merancang
pembelajaran yang dapat meningkatkan minat dan motivasi siswa untuk
belajar mandiri.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kajian Pustaka
1. Belajar
Secara umum belajar dapat diartikan sebagai terjadinya perubahan pada
individu yang terjadi melalui pengalaman, dan bukan karena pertumbuhan atau
perkembangan tubuhnya atau karakteristik seseorang sejak lahir. Daryanto (2010:
2) menyatakan bahwa: ”... secara psikologis, belajar merupakan suatu perubahan,
yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungan
dalam memenuhi kebutuhan hidup”.
“Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk
memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai
hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya” (Slameto,
1995: 2).
Menurut Anthony Robbins, belajar merupakan proses menciptakan
hubungan antara sesuatu (pengetahuan) yang sudah dipahami dan sesuatu
(pengetahuan) yang baru (Trianto, 2010:15). Dari definisi ini belajar memuat
beberapa unsur, yaitu : (1) penciptaan hubungan, (2) sesuatu hal (pengetahuan)
yang sudah dipahami, dan (3) sesuatu (pengetahuan) yang baru. Jadi, makna
belajar bukan berangkat dari sesuatu yang benar-benar belum diketahui (nol),
tetapi merupakan keterkaitan dari pengetahuan yang sudah ada dengan
pengetahuan baru.
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu
proses perubahan tingkah laku individu dengan menciptakan hubungan antara
pengetahuan yang sudah dipahami dan sesuatu pengetahuan yang baru melalui
interaksi dengan lingkungannya sebagai hasil pengalaman dan latihan.
2. Pembelajaran
Menurut Degeng pembelajaran atau pengajaran merupakan suatu upaya
untuk membelajarkan siswa (Hamzah, 2008: 2).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
Menurut Trianto (2010:17), pembelajaran merupakan usaha sadar dari
seorang guru untuk membelajarkan siswanya (mengarahkan interaksi siswa
dengan sumber belajar lainnya) dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan.
Sedangkan menurut Hamzah (2008: 2):
Pembelajaran memiliki hakikat perencanaan atau perencanaan (desain)
sebagai upaya untuk membelajarkan siswa. Itulah sebabnya, dalam belajar
siswa tidak hanya berinteraksi dengan guru sebagai salah satu sumber
belajar, tetapi mungkin berinteraksi dengan keseluruhan sumber belajar
yang dipakai untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan.
Dari beberapa batasan tersebut dapat disimpulkan bahwa pembelajaran
merupakan usaha sadar dari guru terhadap siswa, agar siswa berkeinginan untuk
belajar melalui interaksi dengan keseluruhan sumber belajar, sehingga terjadi
perubahan tingkah laku atau tujuan pembelajaran yang diharapkan.
3. Penilaian Keberhasilan Belajar
a. Hasil dan Keberhasilan Belajar
Setiap proses belajar mengajar selalu menghasilkan hasil belajar (Syaifil
dan Aswan, 2006: 107) . Menurut Nana (1991: 2) : “Hasil belajar dapat diartikan
sebagai perubahan tingkah laku siswa yang terjadi setelah melalui proses belajar“.
Gagne dan Driscoll hasil mendefinisikan hasil belajar sebagai
kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa sebagai akibat perbuatan belajar dan
dapat diamati melalui penampilan siswa (Ekawarna, 2010: 40).
Masih dalam Ekawarna (2010: 41), Hamalik menyatakan bahwa hasil
belajar adalah perubahan tingkah laku pada diri siswa, yang dapat diamati dan
diukur dalam bentuk perubahan pengetahuan, sikap dan keterampilan. Hasil
belajar itu biasanya dinyatakan dalam bentuk angka atau huruf.
Dari batasan-batasan tentang hasil belajar di atas dapat disimpulkan bahwa
hasil belajar merupakan perubahan tingkah laku setelah melakukan proses belajar
yang dapat diamati dan diukur dalam bentuk perubahan pengetahuan, sikap, dan
keterampilan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
b. Penilaian Keberhasilan Belajar
Belajar dan mengajar sebagai suatu proses mengandung tiga unsur yang
dapat dibedakan, yakni tujuan pengajaran (instruksional), pengalaman (proses)
belajar-mengajar, dan hasil belajar (Nana Sudjana, 1991: 2). Hubungan ketiga
unsur tersebut dapat dilihat dalam diagram berikut:
Gambar 1. Hubungan Unsur Belajar dan Mengajar Sumber: Nana, 1991: 2.
Dari diagram di atas dapat dilihat bahwa kegiatan penilaian dinyatakan
oleh garis (c), yaitu suatu tindakan atau kegiatan untuk melihat sejauh mana
tujuan-tujuan instruksional telah dapat dicapai atau dikuasai siswa dalam bentuk
hasil belajar yang diperlihatkannya setelah mereka menempuh pengalaman
belajar.
Ciri penilaian adalah adanya obyek yang dinilai dan adanya kriteria
sebagai dasar untuk membandingkan antara kenyataan yang ada dan kriteria. Oleh
karenanya, harus ditentukan kriteria tertentu yang sesuai dengan penilaian yang
akan dilakukan (Nana Sudjana, 1991: 2).
Terkait dengan penilaian keberhasilan belajar, Saiful dan Aswan (2006:
107) menyatakan, masalah yang dihadapi selanjutnya adalah sampai di tingkat
mana prestasi (hasil) belajar yang telah dicapai. Sehubungan dengan hal tersebut
keberhasilan itu dibagi atas beberapa tingkatan atau taraf. Tingkatan atau taraf
keberhasilan yang dimaksud adalah sebagai berikut:
1. Istimewa/maksimal, yaitu apabila seluruh bahan pelajaran yang diajarkan itu
dapat dikuasai siswa,
2. Baik sekali/optimal, yaitu apabila sebagian besar (76%-99%) bahan pelajaran
yang diajarkan dapat dikuasai siswa,
Tujuan Instruksional
Pengalaman Belajar
(proses pembelajaran) Hasil Belajar
c a
b
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
3. Baik/minimal, yaitu apabila bahan pelajaran yang diajarkan hanya 60% s.d.
75% saja dikuasai siswa,
4. Kurang, yaitu apabila bahan pelajaran yang diajarkan kurang dari 60%
dikuasai siswa.
Menurut Syaiful dan Aswan (2006: 106), untuk menilai tingkat
keberhasilan belajar dapat dilakukan melaui tes prestasi belajar. Tes prestasi yang
dimaksud merupakan tes hasil belajar yang dilakukan setelah selesai suatu periode
belajar tertentu.
“Yang dimaksud tes hasil belajar atau achievement test ialah tes yang
dipergunakan untuk menilai hasil-hasil pelajaran yang telah diberikan oleh guru
kepada murid-muridnya, atau oleh dosen kepada mahasiswa, dalam jangka waktu
tertentu” (Ngalim, 1990: 33).
Untuk memberikan penilaian terhadap keberhasilan belajar melalui tes
hasil belajar, perlu adanya pedoman penskoran (marking scheme) sebagai
petunjuk penilaian. Asmawi dan Noehl (1995: 51) menyatakan bahwa “Pedoman
penskoran dinyatakan dalam bobot dari setiap hal-hal atau bagian penting (key
words) pada suatu soal atau pertanyaan. Penulis harus menuliskan bagian penting
tersebut dalam satu butir pertanyaan, kemudian disusun sesuai dengan urutan
yang paling tepat untuk menjawab pertanyaan tersebut”.
4. Uraian Singkat Materi Faktorisasi Bentuk Aljabar
a. Hakekat Aljabar
Kaput, seorang pelopor dalam pembentukan kurikulum aljabar yang
cocok untuk semua tingkat, menyatakan bahwa aljabar meliputi kegiatan
melakukan generalisasi dan menampilkan generalisasi tersebut menggunakan
bahasa yang semakin formal, yang dimulai dari aritmatika, situasi pemodelan,
geometri, dan hampir semua matematika yang ada di tingkat dasar (Van de
Walle, Jilid 2, 2006: 2).
Dari deskrisikan tersebut dapat diperoleh lima bentuk logika aljabar,
yaitu:
1) Generalisasi dari aritmatika dan pola yang ada di matematika
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
2) Penggunaan simbol yang cukup bermanfaat
3) Pembelajaran tentang struktur sistem bilangan
4) Pembelajaran tentang pola dan fungsi
5) Proses pemodelan matematis, yang menyatukan keempat ide
sebelumnya.
Dalam Kurikulum 2004 Mata Pelajaran Matematika SMP
kompetensi tentang menyelesaikan operasi bentuk aljabar dipelajari siswa
SMP pada tahun pertama (kelas I atau VII) dan diperdalam di tahun kedua
(kelas II atau VIII). Menurut Sri Wardhani (2004: 1), siswa dikatakan
menguasai kompetensi menyelesaikan bentuk aljabar bila dapat menunjukkan
kemampuan-kemampuan seperti berikut ini sebagai indikatornya, yang
meliputi:
1) Menjelaskan pengertian suku, suku sejenis, variabel, konstanta,
koefisien, faktor, suku satu, suku dua dan suku tiga,
2) Menyelesaikan operasi hitung (tambah, kurang, kali, bagi dan pangkat)
suku sejenis dan tidak sejenis,
3) Menggunakan sifat perkalian bentuk aljabar untuk menyelesaikan soal,
4) Menyelesaikan operasi hitung (tambah, kurang, kali, bagi dan pangkat)
dari suku satu dan suku dua.
b. Faktorisasi Bentuk Aljabar
Yang dimaksud bentuk aljabar dalam pembelajaran matematika SMP
adalah ungkapan atau algebraic expression. Bentuk aljabar dalam x berarti
bentuk aljabar dengan variabel x dan lambang lainnya bukan variabel.
Demikian pula dengan bentuk aljabar dalam p berarti bentuk aljabar dengan
variabel p, dan seterusnya. Berikut adalah contoh-contoh bentuk aljabar:
1) Bentuk aljabar yang terdiri dari satu suku disebut suku satu atau suku
tunggal, misalnya 3xy
2) Bentuk aljabar yang terdiri dari dua suku disebut suku atau atau binom,
misalnya 2 5p
3) Bentuk aljabar yang terdiri dari tiga suku disebut suku tiga atau trinom,
misalnya 26 3 8p pq q
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
4) Bentuk aljabar yang terdiri dari tiga suku atau atau lebih disebut suku
banyak atau polinom, misalnya 3 2 29 4 5 8 7x x y x y y
Pada dasarnya, memfaktorkan adalah menyatakan bentuk
penjumlahan menjadi bentuk perkalian faktor-faktornya. Adapun cara
memfaktorkan suatu bentuk aljabar adalah sebagai berikut:
1) Faktorisasi dengan hukum distributif
Bentuk aljabar yang terdiri atas dua suku atau lebih dan memiliki
faktor yang sama dapat difaktorkan dengan menggunakan hukum
distributif.
Dengan sifat distributif, bentuk ax ay yang merupakan bentuk
penjumlahan dapat dinyatakan dalam a x y yang merupakan bentuk
perkalian. Dari bentuk ax ay a x y , a dan x y merupakan
faktor-faktor dari ax ay .
Penjelasan di atas dapat dilihat pada contoh berikut:
a) 2 8a dapat difaktorkan sebagai berikut:
2a dan 8 memiliki faktor yang sama, yaitu 2, maka
2 8a 2 2 4a
2 4a
b) 2p p q q p q dapat difaktorkan sebagai berikut:
p p q dan 2q p q memiliki faktor yang sama, yaitu p q ,
maka
2p p q q p q 2p q p q
2) Faktorisasi bentuk 2 22x xy y dan 2 22x xy y
Faktorisasi bentuk 2 22x xy y dapat diawali dengan penjabaran
bentuk 2
x y seperti berikut:
2
x y
x y x y
x y x x y y
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
2 2x yx xy y
2 2x xy xy y
2 22x xy y
Berdasarkan penjabaran di atas, dapat dilihat bahwa bentuk 2 22x xy y
dapat ditulis sebagai bentuk perkalian suku-sukunya, yaitu
x y x y atau 2
x y
Demikian juga untuk bentuk 2
x y dapat dijabarkan sebagai
berikut:
2
x y x y x y
x y x x y y
2 2x yx xy y
2 2x xy xy y
2 22x xy y
Berdasarkan penjabaran di atas, dapat dilihat bahwa bentuk 2 22x xy y
dapat ditulis sebagai bentuk perkalian suku-sukunya, yaitu
x y x y atau 2
x y
Contoh:
a) 2 6 9x x dapat difaktorkan sebagai berikut:
22 6 9 3x x x
b) 2 10 25a a dapat difaktorkan sebagai berikut:
2 10 25a a 2
5a
3) Faktorisasi bentuk selisih dua kuadrat
Faktorisasi bentuk selisih dua kuadrat dapat diawali dengan
penjabaran bentuk x y x y seperti berikut:
x y x y x y x x y y
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
2 2x yx xy y
2 2x xy xy y
2 2x y
Berdasarkan penjabaran di atas, dapat dilihat bahwa bentuk selisih dua
kuadara 2 2x y dapat ditulis sebagai bentuk perkalian suku-sukunya,
yaitu x y x y
Contoh:
24 25a dapat difaktorkan sebagai berikut:
24 25a 2 22 5a
2 5 2 5a a
4) Faktorisasi bentuk 2ax bx c dengan 1a
Misal x p x q merupakan faktor dari bentuk 2x bx c ,
maka memenuhi:
2x bx c x p x q
x p x x p q
2x px xq pq
2x px qx pq
2x p q x pq
Berdasarkan persamaan bentuk di atas, koefisien variabel x
dengan pangkat sama pada ruas kiri dan ruas kanan dikatakan sama jika
p q b dan pq c
Dengan demikian, faktorisasi bentuk 2x bx c adalah
2x bx c x p x q dengan syarat .c p q dan b p q
Sebagai contoh, bentuk 2 4 3x x dapat difaktorkan sebagai berikut:
2 7 12 3 4x x x x
3+4
3x4
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
5) Faktorisasi bentuk 2ax bx c dengan 1a
Perhatikan contoh berikut:
2 3 3 2x x 26 4 9 6x x x
26 5 6x x
Berdasar uraian di atas, untuk memfaktorkan bentuk 2ax bx c ,
dengan 1a dapat dilakukan dengan terlebih dahulu menguraikan suku
yang memuat variabel x menjadi dua suku dengan aturan:
1. Jika koefisien kedua suku dijumlahkan, maka akan menghasilkan
koefisien x, yaitu b.
2. Jika koefisien kedua suku itu dikalikan, maka hasilnya sama
dengan hasil kali koefisien 2x dengan bilangan konstan.
Sebagai contoh, untuk memfaktorkan 28 22 15x x , suku yang
memuat variabel x terlebih dahulu diuraikan menjadi dua suku dengan
aturan sebagai berikut:
a) Jika koefisien kedua suku dijumlahkan, maka akan menghasilkan 22
b) Jika koefisien kedua suku itu dikalikan, maka hasilnya sama dengan
8 15 120x
Dengan demikian, pemfaktoran 28 22 15x x dapat dilakukan
dengan cara sebagai berikut:
28 22 15x x 28 10 12 15x x x
2 4 5 3 4 5x x x
4 5 2 3x x
8 x 15 = 120
10 12
10 x 12 = 120
(-4) x 9 = -36
6 x (-6) = -36
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
5. Strategi Belajar PQ4R (Preview, Question, Read, Reflect, Recite, Review)
a. Pengertian Strategi Belajar
Strategi belajar merupakan strategi yang digunakan siswa untuk
memecahkan masalah belajar. Sulistyono mendefinisikan: “Strategi belajar
sebagai tindakan khusus yang dilakukan oleh seseorang untuk
mempermudah, mempercepat, lebih menikmati, lebih mudah memahami
secara langsung, lebih efektif, dan lebih mudah ditransfer ke dalam situasi
yang baru” (Trianto, 2010: 140).
Masih dalam Trianto (2010: 140), Nur menyatakan bahwa nama lain
strategi belajar adalah strategi kognitif, yaitu suatu strategi belajar yang
mengacu pada perilaku dan proses-proses berpikir siswa yang digunakan pada
saat menyelesaikan tugas-tugas belajar. Dengan kata lain, strategi-strategi
tersebut lebih dekat pada hasil belajar kognitif daripada tujuan-tujuan belajar
perilaku.
Strategi belajar diperlukan untuk dapat mencapai hasil yang
semaksimal mungkin (Slameto, 1995: 76). Oleh karenanya, mengembangkan
dan mengajarkan strategi belajar kepada siswa merupakan tugas seorang guru
untuk membentuk siswa menjadi pelajar mandiri.
Tujuan utama pengajaran strategi belajar adalah mengajarkan siswa
belajar atas kemauan dan kemampuan mereka sendiri. Sofan dan Iif (2010:
146) menyatakan bahwa: “Pembelajaran dengan penerapan strategi-strategi
belajar berpedoman pada dalil, bahwa keberhasilan belajar siswa sebagian
besar bergantung pada kemahiran untuk belajar secara mandiri dan
memonitor belajar mereka sendiri”. Hal ini menunjukkan pentingnya strategi-
strategi belajar diajarkan kepada anak didik dimulai dari sekolah dasar dan
berlanjut pada pendidikan menengah dan tinggi.
b. Strategi Belajar PQ4R (Preview, Question, Read, Reflect, Recite, Review)
Strategi belajar PQ4R merupakan salah satu bagian dari strategi
elaborasi. Elaborasi merupakan proses penambahan rincian sehingga
informasi baru akan menjadi lebih bermakna. Strategi elaborasi membantu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
pemindahan informasi baru dari memori jangka pendek ke memori jangka
panjang dengan menciptakan gabungan dan hubungan antara informasi
dengan apa yang telah diketahui (Trianto, 2009:147).
Langkah-langkah yang harus dilakukan dalam strategi PQ4R adalah:
1) Preview (membaca selintas dengan cepat) adalah tugas membaca dengan
cepat, yang dapat dilakukan dengan memperhatikan judul-judul dan topik
utama, membaca tujuan umum dan rangkuman, serta merumuskan isi
bacaan tersebut.
2) Question (bertanya) adalah mendalami topik dan judul utama dengan
mengajukan pertanyaan yang jawabannya dapat ditemukan di dalam
bacaan tersebut, kemudian mencoba menjawabnya sendiri.
3) Read (membaca) adalah tugas membaca bahan bacaan secara cermat,
dengan mengecek jawaban yang diajukan pada langkah kedua, yaitu
question (bertanya).
4) Reflect (refleksi) adalah melakukan refleksi sambil membaca dengan cara
menciptakan gambaran visual dari bacaan dan mengubungkan informasi
baru di dalam bacaan tentang apa yang telah diketahui.
5) Recite (tanya jawab sendiri) adalah melakukan resitasi dengan menjawab
dengan suara keras pertanyaan yang ajukan tanpa membuka buku.
6) Review (mengulang secara menyeluruh) adalah langkah untuk mengulang
kembali seluruh bacaan, baca ulang bila perlu, dan sekali lagi jawab
pertanyaan-pertanyaan yang diajukan.
Berikut adalah tabel aktivitas yang akan dilakukan oleh guru dalam
menerapkan strategi belajar PQ4R (Preview, Question, Read, Reflect, Recite,
Review).
Tabel 1. Aktivitas Guru dalam Menerapkan Strategi Belajar PQ4R
Langkah-langkah Tingkah laku guru Aktivitas siswa
Langkah 1
(preview)
1) Memberi bacaan kepada
siswa untuk dibaca.
Membaca selintas dengan
cepat untuk menemukan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
2) Menginformasikan
kepada siswa bagaimana
menemukan ide pokok
atau tujuan pembelajaran
yang ingin di capai.
ide pokok atau tujuan
pembelajaran yang ingin
dicapai.
Langkah 2
(question)
1) Menginformasikan kepada
siswa agar memperhatikan
makna dari bacaan.
2) Memberikan tugas kepada
siswa untuk membuat
pertanyaan dari ide pokok
1) Memperhatikan
penjelasan guru.
2) Membuat pertanyaan
berdasarkan bacaan
Langkah 3
(read)
Memberikan tugas kepada
siswa untuk membaca dan
menanggapi atau menjawab
pertanyaan yang di susun
sebelumnya.
Membaca secara aktif
sambil memberikan
tanggapan terhadap apa
yang telah dibaca dan
menjawab pertanyaan yang
telah di buatnya.
Langkah 4
(reflect)
Mensimulasikan atau
menginformasikan materi
yang ada pada bahan bacaan.
Bukan hanya sekedar
menghafal dan mengingat
materi pelajaran tetapi,
mencoba memecahkan
masalah yang diberikan
oleh guru dengan
pengetahuan yang telah
diketahui.
Langkah 5
(recite)
Meminta siswa membuat
intisari dari seluruh
pembahasan pelajaran yang
dipelajari hari ini.
1) Menanyakan dan
menjawab pertanyaan.
2) Melihat catatan-catatan
intisari yang telah
dibuat sebelumnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
Langkah 6
(review)
1) Menugaskan kepada siswa
membaca intisari yang
dibuatnya dari rincian ide
pokok yang ada dalam
benaknya.
2) Menugaskan siswa untuk
membaca kembali bahan
bacaan, jika masih belum
yakin terhadap
jawabannya.
1) Membaca intisari yang
telah dibuatnya.
2) Membaca kembali
bahan bacaan siswa,
jika masih belum yakin
terhadap jawabannya.
Sumber: Trianto, 2009:147
c. Penerapan Strategi PQ4R dalam Pembelajaran Faktorisasi Bentuk
Aljabar
Pembelajaran faktorisasi bentuk aljabar yang dimaksud dalam penelitian
ini adalah pembelajaran dengan penerapan strategi belajar PQ4R dalam kerangka
direct instruction (model pembelajaran langsung), dengan langkah-langkah PQ4R
dilalui siswa secara individu.
Pembelajaran langsung digunakan untuk menyampaikan pelajaran yang
ditransformasikan langsung oleh guru kepada siswa. Pengajaran langsung dapat
berupa ceramah, demonstrasi, pelatihan atau praktik, dan kerja kelompok.
Menurut Sofan dan Iif (2010: 42) model pembelajaran langsung merupakan salah
satu model pengajaran yang dirancang khusus untuk mengembangkan belajar
siswa tentang pengetahuan prosedural dan pengetahuan deklaratif yang terstruktur
dengan baik dan dapat dipelajari selangkah demi selangkah. Selain itu, model ini
efektif juga untukmengembangkan keterampilan belajar siswa (Sofan dan Iif,
2010: 48)
Masih dalam Sofan dan Iif (2010: 43),
Model pengajaran langsung memiliki lima fase yang sangat penting, yaitu
guru mengawali pengajran dengan penjelasan tentang tujuan dan latar
belakang pembelajaran, serta mempersiapkan siswa untuk menerima
penjelasan guru. Selanjutnya diikuti oleh presentasi materi ajar yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
diajarkan atau demonstrasi tentang keterampilan tertentu. Pelajaran itu
termasuk juga pemberian kesempatan kepada siswa untuk melakukan
pelatihan dan pemberian umpan balik terhadap keberhasilan siswa.
Kardi dan Nur mengungkapkan bahwa sintaks model pembelajaran
langsung meliputi lima tahap seperti tabel berikut.
Tabel 2. Sintaks Model Pembelajaran Langsung
Fase Peran Guru
Fase 1
Menyampaikan tujuan dan
mempersiapkan siswa
Guru menjelaskan TPK, informasi latar belakang
pelajaran, pentingnya pelajaran, dan
mempersiapkan siswa untuk belajar
Fase 2
Mendemonstrasikan
pengetahuan dan
keterampilan
Guru mendemonstrasikan keterampilan dengan
benar, atau menyajikan informasi tahap demi
tahap.
Fase 3
Membimbing pelatihan
Guru merencanakan dan memberi bimbingan
pelatihan awal
Fase 4
Mengecek pemahaman dan
memberikan umpan balik
Mengecek apakah siswa telah berhasil
melakukan tugas dengan baik, memberi umpan
balik.
Fase 5
Memberikan kesempatan
untuk pelatihan lanjutan dan
penerapan
Guru mempersiapkan kesempatan melakukan
pelatihan lanjutan, dengan perhatian khusus pada
penerapan kepada situasi lebih kompleks dan
kehidupan sehari-hari.
Sumber: Trianto, 2010: 43
Adapun langkah-langkah PQ4R dapat termuat dalam kerangka model
pembelajaran langsung seperti Tabel 3 berikut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
Tabel 3. Langkah-Langkah PQ4R dalam Kerangka Pembelajaran Langsung
No Aktivitas Guru Aktivitas
1 Pendahuluan
a. Menyampaikan tujuan
pembelajaran dan
model yang akan
digunakan
b. Mengaitkan pelajaran
yang akan dipelajari
dengan pengetahuan
awal siswa
c. Memberikan motivasi
a. Guru menginformasikan tujuan pembelajaran
yang akan dicapai serta model pembelajaran
yang akan digunakan
b. Guru mengingatkan kembali materi-materi
sebelumnya yang relevan dengan materi yang
akan disampaikan, seperti pengertian suku,
operasi hitung pada bentuk aljabar, dan
operasi hitung bilangan bulat yang terkait
dengan penyelesaian faktorisasi bentuk
aljabar.
c. Guru memberikan motivasi dengan kegunaan
pemfaktoran bentuk aljabar yang merupakan
dasar dari materi-materi di selanjutnya,
maupun materi-materi pada jenjang yang
lebih tinggi.
2 Kegiatan Inti
a. Mempresentasikan
materi
b. Memodelkan strategi
belajar PQ4R
a. Guru memberikan handout materi tentang
faktorisasi bentuk aljabar
b. Membimbing siswa untuk melakukan
kegiatan-kegiatan sebagai berikut:
1) menemukan ide pokok materi, dengan
membaca selintas secara cepat, yang
dapat ditemukan pada sub-sub judul
materi pada handout. (Preview)
2) membuat pertanyaan (soal) dari ide
pokok yang ditemukan, misalnya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
c. Memberikan latihan
terbimbing
d. Memberikan umpan
balik
“Bagaimana cara memfaktorkan bentuk
aljabar 2 8 9x x ?”. (Question)
3) membaca dan menjawab pertanyaan
yang telah dibuat sebelumnya (soal pada
langkah 2). (Read)
4) memecahkan soal yang diberikan oleh
guru dengan pengetahuan yang telah
diketahui melalui bacaan (materi).
(Reflect)
5) membuat inti sari dari seluruh
pembahasan pelajaran yang telah
dilakukan. (Recite)
6) membaca kembali bacaan jika masih
belum yakin dengan jawabannya.
(Review)
c. Guru memberikan soal-soal tentang
faktorisasi bentuk aljabar
d. Guru meminta beberapa siswa untuk
mengerjakan soal di depan kelas, kemudian
memberikan arahan kepada siswa yang lain
untuk memberikan komentar, sekaligus
membimbing siswa untuk memperbaiki
jawaban yang salah
3 Penutup
a. Merangkum pelajaran
b. Latihan soal
a. Membimbing siswa untuk merangkum
materi yang baru saja dipelajari
b. Memberikan latihan individu
Diadaptasi dari Trianto (2010: 156), dengan beberapa perubahan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
B. Hasil Penelitian yang relevan
Hasil penelitian yang relevan dengan penelitian yang akan peneliti lakukan
adalah sebagai berikut.
Penelitian yang dilakukan oleh Siti Masruroh pada tahun 2007 dalam
skripsinya yang berjudul “Implementasi Metode Pembelajaran PQ4R pada Materi
Faktorisasi Suku Aljabar di SMP Islam Karangploso, Malang.” Dari hasil analisis
penelitian diperoleh data aktivitas siswa selama proses pembelajaran dengan
metode PQ4R pada materi faktorisasi suku aljabar dapat di katakan baik,
persentase rata-ratanya mencapai 72,59%. Jika dilihat dari persentase setiap
langkah PQ4R, langkah Preview, Question, Read, dan Reflect dapat dikatakan
baik, sedangkan langkah Recite dan Review masih dikatakan cukup. Dilihat dari
hasil tes secara individu, siswa yang tuntas belajarnya 25 siswa dan yang tidak
tuntas 11 siswa, namun secara klasikal dapat dikatakan telah tuntas belajarnya
karena telah mencapai standar ketuntasan yang ditetapkan, persentase
ketercapaiannya sebesar 69,4%. Kemudian dilihat dari respon siswa terhadap
pembelajaran dengan metode PQ4R dapat dikatakan responnya positif, persentase
yang menjawab setuju tentang penggunaan metode PQ4R sebesar 80,84%.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa metode pembelajaran PQ4R dapat
menuntaskan belajar siswa sehingga dapat dijadikan alternatif bagi guru
matematika dalam melakukan proses pembelajarannya.
C. Kerangka Berpikir
Faktorisasi bentuk aljabar merupakan salah satu bagian dari
pembelajaran aljabar di SMP, yang tertuang dalam salah satu kompetensi dasar
yang harus dicapai oleh siswa. Kemampuan melakukan pemfaktoran bentuk
aljabar merupakan kemampuan dasar yang akan digunakan pada materi-materi
yang lain. Selain itu, pokok bahasan ini merupakan pokok bahasan baru yang
belum pernah diberikan sebelumnya. Oleh karenanya dibutuhkan tambahan
rincian pada proses pembelajaran sehingga informasi baru akan lebih bermakna.
Tahapan-tahapan pembelajaran dari strategi belajar PQ4R, yang
merupakan salah satu strategi elaborasi, yang memungkinan untuk membantu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
pemindahan informasi baru dari memori jangka pendek ke memori jangka
panjang dengan menciptakan gabungan dan hubungan antara informasi dengan
apa yang telah diketahui. Dalam konstruksi pengetahuan prosedural, siswa
diarahkan untuk aktif dalam kegiatan pembelajaran, antara lain dengan
menemukan sendiri ide-ide faktorisasi bentuk aljabar, membuat pertanyaan dan
menemukan jawabannya sendiri, serta pemantapan pengetahuan prosedural yang
telah mereka peroleh pada latihan-latihan soal. Dengan demikian, informasi baru
yang diperoleh siswa menjadi lebih bermakna. Dengan demikian siswa dapat
melakukan pemfaktoran bentuk aljabar. Hal ini akan membantu siswa untuk
memahami konsep-konsep atau materi-materi selanjutnya dengan baik.
Dengan merancang pembelajaran yang didasarkan pada strategi belajar
PQ4R yang telah disesuaikan dengan karakteristik materi terkait, diharapkan akan
dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam melakukan pemfaktoran bentuk
aljabar.
Alur berpikir tersebut dapat dilihat pada bagan berikut:
Gambar 2. Kerangka Berpikir
PQ4R:
Membantu pemindahan informasi
baru dari memori jangka pendek ke
memori jangka panjang dengan
menciptakan gabungan dan
hubungan antara informasi dengan
apa yang telah diketahui
Tindakan sebagai
pemecahan masalah
Penyebab:
Cara belajar siswa belajar dalam
menyerap materi yang disampaikan guru
(penyerapan informasi yang ada)
Masalah:
Kemampuan faktorisasi
bentuk aljabar siswa
kelas VIII masih rendah.
: urutan
: analisis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
D. Hipotesis Tindakan
Dengan melihat hubungan pada kerangka berpikir, maka dapat ditarik
hipotesis tindakan, yaitu bahwa penerapan strategi PQ4R dapat meningkatkan
kemampuan siswa siswa kelas VIII-B SMP Negeri 2 Srandakan dalam melakukan
pemfaktoran bentuk aljabar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Setting Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 2 Srandakan tahun ajaran
2011/2012 semester ganjil.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dalam tiga tahap yaitu:
a. Tahap Persiapan
Pada tahap ini penulis melakukan kegiatan–kegiatan permohonan
pembimbing, survey, pengajuan proposal penelitian, pembuatan permohonan
ijin penelitian di SMP Negeri 2 Srandakan. Tahap ini dilakukan selama bulan
Juli 2011.
b. Tahap Pelaksanaan
Pada tahap ini penulis melakukan kegiatan pengambilan data, yang
dilakukan pada bulan Agustus 2011.
c. Tahap Pengolahan Data dan Penyusunan Laporan
Pada tahap ini penulis melakukan penyusunan laporan dan konsultasi
dengan pembimbing. Ini dilakukan selama bulan Agustus sampai dengan
Oktober 2011.
B. Subyek Penelitian
Subyek penelitian ini adalah siswa kelas VIII-B SMP Negeri 2
Srandakan tahun ajaran 2011/2012 semester ganjil, yang terdiri dari 16 siswa putri
dan 14 siswa putra.
C. Bentuk Penelitian
Bentuk penelitian yang akan peneliti lakukan adalah penelitian tindakan
kelas (class action research). Menurut Suharsimi Arikunto (2011: 3) “Penelitian
tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara
bersamaan”. Tindakan tersebut diberikan oleh guru atau dengan arahan dari guru
yang dilakukan oleh siswa pada suatu kegiatan pembelajaran sehingga tercapai
tujuan yang diharapkan.
Penelitian yang dilakukan bersifat kolaboratif, yaitu melibatkan
kerjasama antar praktisi (guru, kepala sekolah, siswa, dan lain-lain) dengan
peneliti dalam pemahaman, kesepakatan tentang permasalahan, pengambilan
keputusan yang akhirnya melahirkan kesamaan tindakan (action) (Suharjono
dalam Suharsimi, 2011: 62).
Penelitian tindakan kolaboratif sejalan dengan tujuan asli penelitian
tindakan, yaitu diharapkan menghasilkan perubahan dalam situasi sosial sebagai
hasil dari pemecahan masalah dan kolaborasi kelompok (Burns, dalam Suwarsih
Madya, 2006: 51). Oleh karenanya, penelitian tindakan ini dilakukan melalui
kerja sama, yaitu kerjasama antara peneliti dengan guru matematika.
Pelaksana tindakan adalah peneliti sendiri sementara peran pengamat
dilakukan oleh guru Matematika kelas VIII SMP Negeri 2 Srandakan yaitu
Poniman, S.Pd. Pembagian tugas ini didasarkan pada hasil diskusi peneliti dengan
guru dengan pertimbangan peneliti memiliki pengetahuan yang berkaitan dengan
model pembelajaran yang akan digunakan.
D. Data dan Sumber Data
Sumber data pada penelitian ini diperoleh dari hasil tes awal siswa, hasil
observasi selama proses tindakan berlangsung pada sub pokok bahasan faktorisasi
bentuk aljabar serta hasil tes siswa dan hasil wawancara dengan observer
(pengamat) yang dilaksanakan pada setiap siklusnya.
E. Teknik Pengumpulan Data
Berdasarkan sumber data yang digunakan, ada tiga macam metode yang
digunakan untuk pengumpulan data dalam penelitian ini, yaitu :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
1. Observasi/pengamatan
Metode observasi adalah cara pengumpulan data dimana peneliti (orang
yang ditugasi) melakukan pengamatan terhadap subjek penelitian demikian
hingga si subyek tidak tahu bahwa dia sedang diamati (Budiyono, 2003: 53).
Pengamatan yang dilakukan adalah pengamatan berperan serta secara
pasif yang dilakukan dengan cara mengamati pelaksanaan tindakan pada materi
bahasan faktorisasi bentuk aljabar. Pengamatan dilakukan pada setiap kegiatan
pembelajaran pada setiap siklusnya. Hal-hal yang diamati meliputi kesesuaian
pelaksanaan tindakan dengan rencana pembelajaran, kendala yang dialami
dalam pelaksanaan tindakan serta reaksi siswa terhadap tindakan.
2. Tes
Pemberian tes dimaksudkan untuk mengukur seberaoa jauh hasil yang
diperoleh siswa setelah kegiatan pemberian tindakan. Menurut Budiyono
(2003: 54), ”Metode tes adalah cara pengumpulan data yang menghadapkan
sejumlah pertanyaan-pertanyaan atau suruhan-suruhan kepada subjek
penelitian”.
Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes tertulis yang
berbentuk soal uraian. Menurut Asmawi dan Noehl (1995:33) tes uraian adalah
soal yang mengandung pertanyaan atau tugas yang jawaban atau pengerjaan
soal tersebut harus dilakukan dengan cara mengekspresikan pikiran peserta tes.
Dalam penelitian ini, akan dilaksanakan beberapa kali tes. Tes awal
diselenggarakan sebelum pelaksanaan tindakan. Tujuan tes awal ini adalah
untuk mengetahui sejauh mana tingkat kemampuan siswa dalam memfaktorkan
bentuk aljabar sebelum pelaksanaan tindakan. Tes juga diselenggarakan pada
setiap akhir siklus dengan tujuan untuk mengetahui perkembangan tingkat
kemampuan siswa terhadap faktorisasi bentuk aljabar setelah pelaksanaan
tindakan. Dari hasil tes awal sebelum dikenai tindakan dan dari tes akhir pada
setiap siklus ini dapat diketahui ada tidaknya peningkatan kemampuan siswa
pada materi faktorisasi bentuk aljabar. Dengan kata lain dapat diketahui
tercapai tidaknya indikator keberhasilan tindakan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah bentuk tes uraian.
Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam membuat tes pada penelitian
ini adalah :
a) Melakukan spesifikasi materi yang pernah diajarkan
b) Menyusun kisi–kisi tes
c) Menyusun soal–soal tes
d) Melakukan penelaahan atau pengkajian butir–butir soal
e) Melakukan revisi soal–soal tes
f) Melaksanakan tes
Butir–butir soal diuji terlebih dahulu validitasnya sebelum digunakan
untuk penelitian. Menurut Nunnaly dalam Budiyono (2003: 55) ”Suatu
instrumen disebut valid jika mengukur apa yang seharusnya diukur”.
Dalam penelitian ini, validitas instrumen yang digunakan adalah
validitas isi. Hal ini sesuai dengan yang dituturkan Asmawi dan Noehl
(1995:172) bahwa untuk tes hasil belajar, aspek validitas yang paling penting
adalah validitas isi (content validity). Masih menurut Asmawi dan Noehl
(1995:172), ”Validitas isi adalah ukuran yang menunjukkan sejauh mana skor
dalam tes berasosiasi dengan penguasaan peserta tes dalam bidang studi yang
diuji melalui perangkat tes tersebut.”
Untuk menguji validitas isi, diperlukan adanya penilaian dari ahli yang
menguasai bidang studi matematika. Uji validitas dilakukan dengan penelaahan
atau pengkajian butir-butir tes oleh validator yang telah ditentukan tanpa
pengujian statistik sehingga analisis lebih bersifat kualitatif.
Suatu tes dikatakan reliabel apabila hasil pengukuran dengan instrumen
tersebut adalah sama jika sekiranya pengukuran tersebut dilakukan pada orang
yang sama pada waktu yang berlainan atau pada orang yang berlainan tetapi
mempunyai kondisi yang sama, pada waktu yang sama atau berlainan
(Budiyono, 2003:65). Masih menurut Budiyono, kata reliabel sering disebut
dengan terpercaya, ajeg, stabil, dan konsisten. Karena tes pada penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui perkembangan kemampuan siswa sebelum dan
sesudah dikenai tindakan, maka uji reliabilitas tidak perlu dilakukan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
3. Wawancara
Metode wawancara adalah cara pengumpulan data yang dilakukan
melalui percakapan antara peneliti (atau orang yang ditugasi) dengan subjek
penelitian atau responden atau sumber data (Budiyono, 2003: 52). Menurut
Lexy (1999:135) wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu.
Wawancara dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara yang mengajukan
pertanyaan dan yang diwawancarai yang memberikan jawaban atas pertanyaan.
Selain untuk mengidentifikasi permasalahan, wawancara dilakukan dan atas
dasar hasil pengamatan di kelas maupun kajian dokumen dalam setiap siklus
yang ada. Wawancara atau diskusi ini dilakukan antara peneliti dan guru
pengamat (observer).
F. Teknik Analisis Data
Dalam pelaksanaan penelitian ada dua jenis data yang dikumpulkan
peneliti, yaitu :
1. Data kuantitatif (nilai hasil belajar siswa) yang dianalisis secara deskriptif.
Dalam hal ini akan digunakan analisis statistik deskriptif, mencari nilai rerata
dan presentase keberhasilan belajar siswa.
2. Data kualitatif yaitu data yang berupa informasi yang berbentuk kalimat yang
memberi gambaran tentang ekpresi siswa tentang tingkat pemahaman terhadap
materi (kognitif), pandangan atau sikap siswa terhadap metode belajar yang
baru (afektif), aktivitas siswa mengikuti pelajaran, perhatian, antusias dalam
belajar, kepercayaan diri dan motivasi belajar siswa dapat dianalisis secara
kualitatif. Data kualitatif ini didapatkan dari observasi dan hasil wawancara.
Teknik analisis yang digunakan untuk menganalisis data-data yang telah
berhasil dikumpulkan antara lain dengan teknik deskriptif komparatif (statistik
deskriptis komparatif) dan teknik analisis kritis (Sarwiji, 2009:61). Teknik
statistik deskriptif komparatif digunakan untuk data kuantitatif, yakni dengan
membandingkan hasil antarsiklus. Peneliti membandingkan hasil sebelum
penelitian dengan hasil pada akhir setiap siklus. Teknik analisis kritis berkaitan
dengan data kualitatif. Teknik analisis kritis mencakup kegiatan untuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
mengungkap kelemahan dan kelebihan kinerja siswa dan guru dalam proses
belajar mengajar berdasarkan kriteria normatif yang diturunkan dari kajian teoritis
maupun dari ketentuan yang ada. Hasil analisis tersebut dijadikan dasar dalam
menyusun perencanaan tindakan untuk tahap berikutnya sesuai dengan siklus
yang ada. Analisis data dilakukan bersama dan/atau setelah pengumpulan data.
G. Indikator Kinerja/Keberhasilan
Tindakan yang diberikan pada penelitian ini dikatakan berhasil apabila
telah memenuhi indikator berikut :
1. Setidaknya 75 % dari jumlah siswa yang mengikuti proses belajar mengajar
mencapai taraf keberhasilan minimal atau di atasnya (optimal dan/atau
maksimal).
2. Setidaknya 75% siswa telah menguasai satu kompetensi dasar dalam materi
yang diberikan dengan nilai tes akhir siklus ≥ nilai KKM kompetensi dasar
materi faktorisasi bentuk aljabar.
H. Prosedur Penelitian
Menurut Kemmis dkk., dan Burn, terdapat empat aspek pokok dalam
penelitian tindakan, yaitu (Suwarsih Madya, 2006: 59):
a. Penyusunan Rencana
Rencana penelitian tindakan merupakan tindakan disusun
berdasarkan hasil pengamatan awal (gambaran umum tentang masalah yang
ada) dan mengarah pada suatu tindakan tertentu untuk mengatasinya. Dalam
hal ini, tindakan yang dilakukan adalah penerapan tahapan pembelajaran dari
strategi PQ4R (Preview, Question, Read, Reflect, Recite, Review).
b. Tindakan
Pada tahap ini, guru (peneliti) melaksanakan tindakan sesuai dengan
rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah dibuat. Perangkat yang
dibutuhkan adalah Rencana Pelaksanaan Pembelajaran(RPP), Lembar Kerja
Siswa (LKS), dan soal tes setiap siklus yang telah dibuat pada tahap
perencanaan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
c. Pengamatan/Observasi
Dalam tahap ini, dilaksanakan observasi terhadap pelaksanaan
tindakan. Pengamat yang dimaksud di sini adalah guru. Hal-hal yang diamati
selama pelaksanaan tindakan meliputi kesesuaian pelaksanaan tindakan
dengan rancangan yang telah dibuat, kendala yang dihadapi dalam
pelaksanaan tindakan dan reaksi siswa terhadap pelaksanaan tindakan,
sebagaimana tertuang dalam lembar pengamatan yang telah dibuat. Hasil
pengamatan kemudian dianalisis untuk melakukan refleksi.
d. Refleksi
Tahap ini dimulai dengan analisis data yang diperoleh selama
pelaksanaan tindakan. Analisis data adalah proses menyeleksi,
menyederhanakan, memfokuskan, mengabstraksikan, mengorganisasikan data
secra sistematik dan rasional untuk menampilkan bahan-bahan yang dapat
digunakan untuk menyusun jawaban terhadap tujuan PTK (Sarwiji, 2011:
44).
Analisis data dilakukan terhadap semua data yang diperoleh, yaitu
hasil tes, hasil pengamatan, dan hasil wawancara.
1) Analisis hasil tes
Analisis hasil tes dimulai dengan mengoreksi pekerjaan masing-
masing siswa dengan memperhatikan kisi-kisi tes dan
membandingkannya dengan indikator masing-masing tingkat
kemampuan siswa. Hasil yang diperoleh adalah tingkat kemampuan
atau tingkat penguasaan masing-masing siswa.
Dari data yang diperoleh, kemudian ditentukan proporsi masing-
masing tingkat untuk mendapatkan prosentase siswa yang telah
mencapai tingkat kemampuan baik/minimal atau di atasnya, dengan
menggunakan rumus:
100%bb
nP x
n
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
Keterangan:
bP : prosentase siswa pada tingkat kemampuan baik/minimal atau di
atasnya.
bn :banyaknya siswa yang mencapai tingkat kemampuan
baik/minimal atau di atasnya.
n : banyaknya siswa secara keseluruhan.
Selain melihat tingkat kemampuan, hasil tes juga dikoreksi
untuk mendapatkan skor atau nilai siswa dengan memperhatikan
kriteria penskoran yang telah dibuat pada masing-masing tes, kecuali
pada tes awal.
Dari hasil penskoran ini juga dihitung prosentase ketuntasan
siswa. Siswa dikatakan tuntas jika nilai yang diperoleh lebih dari atau
sama dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan oleh
sekolah pada mata pelajaran matematika. KKM yang ditetapkan oleh
SMP Negeri 2 Srandakan untuk mata pelajaran matematika adalah 68.
Rumus yang digunakan untuk menghitung prosentase
ketuntasan siswa adalah:
100%inK x
n
Keterangan:
K : prosentase ketuntasan siswa.
in : banyaknya siswa yang mencapai KKM.
n : banyaknya siswa secara keseluruhan.
2) Analisis hasil pengamatan
Analisis hasil pengamatan dimulai degan menelaah lembar-
lembar observasi. Data-data yang penting kemudian dikelompokkan
berdasarlan fase pembelajaran. Dari hasil pengelompokan tersebut
dibuat kesimpulan mengenai pelaksanaan masing-masing fase
pembelajaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
3) Analisis hasil wawancara
Analisis hasil wawancara dimulai dengan menelaah transkrip
wawancara. Hasil-hasil yang penting yang berkaitan dengan tujuan
wawancara dicatat untuk kemudian dikelompokkan berdasarkan fase
pembelajaran yang digunakan dalam pelaksanaan tindakan.
Sebelum dikenai tindakan, siswa diberi tes awal dengan tujuan untuk
mengetahui tingkat kemampuan siswa sebelum pelaksanaan tindakan. Soal-
soal dalam tes awal ini diambil dari materi operasi hitung bilangan bulat yang
terkaitdengan penyelesaian faktorisasi bentuk aljabar. Data yang diperoleh
dari tes awal digunakan untuk melakukan diagnosis tindakan yang akan
dilakukan terhadap siswa.
Setelah satu siklus tindakan selesai, kepada siswa diberikan tes akhir
siklus dengan materi tes didasarkan pada indikator pembelajaran yang ingin
dicapai dari pelaksanaan siklus tersebut. Tujuannya adalah untuk mengetahui
tingkat kemampuan siswa setelah pelaksanan tindakan. Dari hasil tes akhir
siklus, dapat diketahui tercapai tidaknya indikator keberhasilan tindakan yang
telah ditetapkan. Jika indikator tersebut belum tercapai, maka tindakan
berlanjut ke siklus berikutnya.
Dari hasil observasi, dapat diketahui tentang pelaksanaan tindakan
yang meliputi kesesuaian pelaksanaan tindakan dengan rancangan yang telah
dibuat, kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan tindakan, serta reaksi siswa
terhadap pelaksanaan kegiatan.
Perbaikan siklus selanjutnya didasarkan pada hasil observasi dan
wawancara yang telah dilakukan, yang meliputi perbaikan RPP, handout, dan
media pembelajaran pendukung.
Adapun pelaksanaan masing-masing siklus penelitian dapat dilihat
pada bagan berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
SIKLUS I 2.Pelaksanaan
2. Pelaksanaan
Simpulan dan Saran
dari Penelitian
Tindakan Kelas
Identifikasi Masalah
a. Diskusi dengan guru
b. Tes awal
1. Perencanaan
a. RPP
b. Lembar Observasi
c. Tes Akhir Siklus
3. Pengamatan oleh guru
a. Kesesuaian dengan
RPP
b. Kendala yang
dihadapi
c. Reaksi siswa
4. Refleksi
a. Tes akhir siklus 1
b. Hasil observasi
c. Wawancara
dengan guru
pengamat
1. Perencanaan:
a. RPP
b. Lembar kerja
c. Tes akhir siklus
3. Pengamatan oleh
guru
a. Kesesuaian
dengan RPP
b. Kendala yang
dihadapi
c. Reaksi siswa
SIKLUS II
4. Refleksi
a. Tes akhir siklus 1
b. Hasil observasi
c. Wawancara
dengan guru
pengamat
Gambar 3. Prosedur Penelitian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Keadaan Awal
Kondisi awal tingkat kemampuan siswa kelas VIII-B SMP Negeri 2
Srandakan dalam memfaktorkan bentuk aljabar dapat dilihat dari hasil tes
kemampuan awal siswa (Tabel 4). Tes kemampuan awal yang dimaksud meliputi
materi-materi pendukung pada pokok bahasan faktorisasi bentuk aljabar
2ax bx c , yang meliputi: operasi hitung pada bilangan bulat, operasi hitung
pada bentuk aljabar, dan materi sebelum dikenai tindakan. Berikut merupakan
data nilai siswa kelas VIII-B SMP Negeri 2 Srandakan pada tes kemampuan awal,
sebelum dikenai pembelajaran menggunakan strategi belajar PQ4R.
Tabel 4. Hasil Tes Kemampuan Awal
No. NIS Jenis Kelamin Nilai
1 2509 L 63
2 2510 L 40
3 2511 L 60
4 2512 L 60
5 2513 L 59
6 2514 P 75
7 2515 P 65
8 2782 P 20
9 2516 L 75
10 2517 P 65
11 2518 P 75
12 2519 P 43
13 2520 L 70
14 2521 L 55
15 2522 P 75
16 2523 P 60
17 2524 P 68
18 2526 L 70
19 2527 L 70
20 2528 P 100
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
21 2529 P 70
22 2530 P 80
23 2531 P 80
24 2532 P 40
25 2533 L 30
26 2534 L 48
27 2535 P 100
28 2536 L 90
29 2537 P 80
30 2538 P 70
Dari data tersebut dapat dilihat sejauh mana kemampuan awal siswa Kelas
VIII-B SMP Negeri 2 Srandakan dalam memfaktorkan bentuk aljabar. Untuk
menentukan berhasil tidaknya tindakan pada penelitian ini, dilakukan analisis
terhadap hasil tes kemampuan awal. Analisis ini didasarkan pada tingkat atau taraf
keberhasilan proses mengajar sebagai berikut:
Tabel 5. Taraf Keberhasilan Tes Kemampuan Awal
Tingkat Keberhasilan Kemampuan Awal
Jumlah Siswa Prosentase
Istimewa/maksimal 1 3,33%
Baik sekali/optimal 4 13,33%
Baik/minimal 16 53,33%
Kurang 9 30%
Sedangkan ketercapaian Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) pada tes
kemampuan awal adalah sebagai berikut.
Tabel 6. Ketercapaian Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)
Tes Kemampuan Awal
Ketercapaian KKM Kemampuan Awal
Jumlah Siswa Prosentase
Nilai Tes KKM 16 53,33%
Nilai Tes < KKM 14 46,67%
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
Berdasarkan data di atas, dapat dilihat bahwa 30% siswa kelas VIII-B
SMP Negeri 2 Srandakan mempunyai kemampuan kurang. Sementara itu, sisanya
berada pada tingkat minimal (53,33%), optimal (13,33%), dan maksimal (3,33%).
Selain itu, masih terdapat 46,67% siswa kelas tersebut yang belum mencapai
KKM (KKM yang ditentukan sekolah untuk mata pelajaran matematika adalah
68). Oleh karena itu, dilakukan tindakan dalam rangka meningkatkan kualitas
pembelajaran yang dibatasi pada tingkat kemampuan siswa dalam memfaktorkan
bentuk aljabar. Tindakan tersebut berupa penggunaan model pembelajaran dengan
pengajaran strategi belajar PQ4R (Preview, Question, Read, Reflect, Recite,
Review) pada materi faktorisasi bentuk aljabar 2ax bx c .
2. Siklus I
a. Perencanaan
Berdasarkan kondisi awal yang telah diketahui, peneliti menyusun
perencanaan tindakan dan kelengkapan penelitian untuk siklus I yang meliputi
hal-hal sebagai berikut :
1) Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang mencakup
penerapan strategi belajar PQ4R, yaitu sebanyak satu pertemuan
pembelajaran dan satu pertemuan untuk melaksanakan tes akhir siklus.
2) Penyusunan instrumen pembelajaran, yang meliputi:
a) Bahan ajar (handout) yang merupakan acuan materi faktorisasi bentuk
aljabar bagi siswa.
b) Lembar kerja siswa (LKS), yang memungkinkan siswa untuk berlatih
kemampuan PQ4R dalam pembelajaran.
3) Penyusunan lembar observasi proses pembelajaran yang akan digunakan
selama pengamatan.
4) Tes akhir siklus yang dapat menunjukkan tingkat kemampuan siswa dalam
memfaktorkan bentuk aljabar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
b. Tindakan
Siklus I dilakukan dalam dua kali pertemuan, yaitu satu pertemuan
pembelajaran dan satu pertemuan tes akhir siklus. Materi yang dibahas pada
siklus I adalah memfaktorkan bentuk aljabar 2ax bx c , dengan 1a .
Pertemuan pembelajaran dilaksanakan pada hari Kamis, tanggal 3
Agustus 2011 selama 2 x 30 menit, dimulai pukul 7.15 sampai pukul 8.15.
berikut adalah hal-hal yang dilakukan guru dalam kegiatan pembelajaran:
1) Kegiatan Pendahuluan
a) Guru menginformasikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
b) Guru mengingatkan kembali materi-materi sebelumnya yang relevan
dengan materi faktorisasi bentuk aljabar.
c) Guru memberikan motivasi dengan menyampaikan kegunaan
pemfaktoran bentuk aljabar.
d) Guru menjelaskan tentang model pembelajaran yang akan digunakan.
2) Kegiatan Inti
a) Guru memberikan handout materi tentang faktorisasi bentuk aljabar
b) Membimbing siswa untuk melakukan kegiatan-kegiatan PQ4R
sebagai berikut:
i. Preview: menemukan ide pokok materi, dengan membaca
selintas secara cepat, yang dapat ditemukan pada sub-sub judul
materi pada handout
ii. Question: membuat pertanyaan (soal) dari ide pokok yang
ditemukan,
iii. Read: membaca dan menjawab pertanyaan yang telah dibuat
sebelumnya (soal pada langkah 2),
iv. Reflect: memperhatikan penjelasan guru, kemudian
memecahkan soal yang diberikan oleh guru dengan pengetahuan
yang telah diketahui melalui bacaan (handout),
v. Recite: membuat inti sari dari seluruh pembahasan pelajaran
yang telah dilakukan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
vi. Review: membaca kembali bacaan jika masih belum yakin
dengan jawabannya
c) Guru memberikan soal-soal tentang faktorisasi bentuk aljabar,
kemudian siswa diminta untuk memikirkan soal-soal tersebut secara
mandiri beberapa saat.
d) Guru menunjuk beberapa siswa untuk berbagi dengan seluruh kelas
tentang apa yang telah mereka pikirkan, dan siswa lain memberikan
komentar.
3) Kegiatan Penutup
a) Membimbing siswa untuk merangkum materi yang baru saja dipelajari
b) Memberikan latihan individu sebagai pekerjaan rumah
Tes akhir siklus I dilaksanakan pada hari Jum’at, 4 Agustus 2011. Tes
dilaksanakan selama 30 menit, dimulai pukul 07.15 sampai dengan pukul 07.45
dengan materi pokok faktorisasi bentuk aljabar 2ax bx c dengan 1a .
c. Pengamatan
1) Lembar Kerja Siswa (LKS)
Dari Lembar Kerja Siswa (LKS) Siklus I, dianalisis kegiatan siswa
terkait dengan keterampilan PQ4R yang dirangkum dalam tabel sebagai
berikut.
Tabel 7. Rangkuman Analisis LKS Siklus I
No. NIS Langkah Langkah Strategi PQ4R
Preview Question Read Reflect Recite Review
1 2509 C C B B B
2 2510 C C B B B
3 2511 B C B B B
4 2512 C C B B K
5 2513 B C B B C
6 2514 B B B B B
7 2515 C C B B K
8 2782 C C B B B
9 2516 C C B B K
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
10 2517 C C B B B
11 2518 B B K K B
12 2519 C C B B B
13 2520 C C B B K
14 2521 C C B B C
15 2522 B K K K K
16 2523 C C B B K
17 2524 B B B B BS
18 2526 C K K K B
19 2527 C C B B K
20 2528 C K K K B
21 2529 B C B B BS
22 2530 C C B B B
23 2531 C C B B B
24 2532 C C B B K
25 2533 C C B B K
26 2534 C C B B C
27 2535 B C B B BS
28 2536 C C B B BS
29 2537 C C B B B
30 2538 C C B B B
*) Keterangan:
K : Kurang
C : Cukup
B : Baik
BS : Baik sekali
Dari hasil tabel analisis Lembar Kerja Siswa Siklus I di atas
diperoleh hasil sebagai berikut:
a) Preview (membaca selintas dengan cepat)
Sebagian besar siswa mampu menemukan ide pokok materi,
yaitu sebesar 76,67% dan sisanya, 16,67% siswa belum mampu
merumuskan ide pokok tersebut dengan tepat.
b) Question (bertanya)
Siswa masih kesulitan dalam membuat pertanyaan. Dari
sekitar 90% siswa yang membuat pertanyaan terkait dengan ide pokok
materi, hampir semua siswa menulis rumusan pertanyaan tersebut
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
dengan tidak lengkap. Selain itu terdapat sekitar 10% siswa tidak
mampu membuat pertanyaan dengan baik.
c) Read (membaca) dan Reflect (refleksi)
Kegiatan Read dan Reflect bukan merupakan satu langkah
terpisah. Pada langkah ini siswa diarahkan untuk membaca,
memahami bacaan dan menjawab pertanyaan yang telah dibuat
sebelumnya. Dari hasil analisis dapat dilihat bahwa sebagian besar
siswa mampu menjawab pertanyaan yang telah dibuat sebelumnya,
kecuali siswa yang tidak mampu membuat pertanyaan dengan baik.
d) Recite (tanya jawab sendiri)
Sekitar 80% siswa mampu menyimpulkan apa yang telah
dipelajari, bahkan beberapa diantaranya merumuskan kesimpulan
dengan sangat lengkap. Sementara itu masih ada siswa yang tidak
mampu menyimpulkan apa yang telah mereka pelajari dengan baik,
yaitu sekitar 20%.
e) Review (mengulang secara menyeluruh)
Langkah membaca catatan singkat (ringkasan) yang telah
dibuat sebelumnya dan mengulang kembali seluruh isi bacaan (bila
perlu) ini tidak tercakup di dalam Lembar Kerja Siswa. Akan tetapi
dapat dilihat dari pengamatan observer (Lampiran 22).
2) Hasil Observasi
Dari hasil pengamatan/observasi (Lampiran 22) yang dilakukan
selama siklus I diperoleh bahwa pada umumnya siswa masih kesulitan
melakukan keterampilan PQ4R, sehingga masih memerlukan bimbingan
dari guru. Akan tetapi, siswa aktif mengikuti kegiatan belajar mengajar.
3) Hasil Tes Akhir Siklus I
Pada akhir pelaksanaan siklus I ini, guru menyelenggarakan tes
akhir siklus untuk mengetahui tingkat kemampuan siswa setelah
pelaksanaan tindakan. Berikut adalah tabel tes akhir siswa pada siklus I.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
Tabel 8. Hasil Tes Siklus I
No. NIS Jenis Kelamin Nilai
1 2509 L 75
2 2510 L 50
3 2511 L 100
4 2512 L 81,25
5 2513 L 50
6 2514 P 75
7 2515 P 62,5
8 2782 P 68,75
9 2516 L 100
10 2517 P 87,5
11 2518 P 56,25
12 2519 P 62,5
13 2520 L 62,5
14 2521 L 100
15 2522 P 62,5
16 2523 P 37,5
17 2524 P 81,25
18 2526 L 100
19 2527 L 31,25
20 2528 P 75
21 2529 P 56,25
22 2530 P 62,5
23 2531 P 93,75
24 2532 P 12,5
25 2533 L 75
26 2534 L 43,75
27 2535 P 87,5
28 2536 L 56,25
29 2537 P 56,25
30 2538 P 50
Dari data tersebut dapat dilihat sejauh mana perkembangan tingkat
kemampuan siswa dalam memfaktorkan bentuk aljabar jika dibandingkan
dengan kemampuan awal siswa sebelum dilakukan tindakan. Dengan
melakukan analisis hasil tes siklus I dengan didasarkan pada tingkat atau
taraf keberhasilan proses mengajar diperoleh hasil sebagai berikut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
Tabel 9. Taraf Keberhasilan Tes Siklus I
Tingkat Keberhasilan Siklus 1
Jumlah Siswa Prosentase
Istimewa/maksimal 2 6,67%
Baik sekali/optimal 10 33,33%
Baik/minimal 10 33,33%
Kurang 8 26,67%
Sedangkan ketercapaian Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) pada
siklus I adalah sebagai berikut.
Tabel 10. Ketercapaian Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) Tes Siklus I
Ketercapaian KKM Siklus I
Jumlah Siswa Prosentase
Nilai Tes KKM 16 53,33%
Nilai Tes < KKM 14 46,67%
Berdasarkan data di atas dapat dilihat bahwa 26,67% siswa yang
masih berada di tingkat kurang. Sementara itu, sisanya berada pada
tingkat minimal (33,33%), optimal (33,33%), dan maksimal (6,67%).
Dengan kata lain, kurang dari 75% siswa kelas VIII-B SMP Negeri 2
Srandakan yang mempunyai kemampuan di atas kurang. Selain itu, masih
terdapat 46,67% siswa kelas tersebut yang belum mencapai KKM. Dengan
kata lain, indikator keberhasilan tindakan belum tercapai. Oleh karena itu,
akan dilakukan tindakan perbaikan pada siklus II dalam rangka
meningkatkan kualitas pembelajaran yang dibatasi pada tingkat
kemampuan prosedural siswa dalam memfaktorkan bentuk aljabar
2ax bx c .
4) Hasil Wawancara
Dari hasil wawancara siklus I (Lampiran 25) yang dilakukan
setelah siklus I diperoleh bahwa:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
a) Pada umumnya siswa masih kesulitan melakukan keterampilan PQ4R
dan masih memerlukan penyesuaian terhadap materi faktorisasi
bentuk aljabar, sehingga masih memerlukan bimbingan dari guru
padas etiap langkah PQ4R.
b) Waktu pembelajaran dapat dikatakan terlalu singkat untuk materi yang
diberikan pada siklus I akibat pengurangan waktu selama bulan puasa,
sehingga pembelajaran belum mencapai target yang diharapkan.
d. Refleksi
Dari hasil tes akhir siklus I dapat dilihat bahwa tingkat kemampuan
siswa pada akhir siklus I meningkat dibandingkan dengan tingkat kemampuan
awal siswa. Hal ini menunjukkan bahwa penerapan strategi belajar PQ4R
berhasil dalam meningkatkan kemampuan siswa dalam memfaktorkan bentuk
aljabar, walapun belum mencapai indikator yang ditetapkan oleh peneliti.
Berdasarkan hasil diskusi dengan guru pengamat dapat diperoleh bahwa
penyebab belum tercapainya indikator antara lain:
1) Pelaksanaan pembelajaran
Keterampilan PQ4R belum dapat dikuasai sepenuhnya oleh siswa,
sehingga menuntut guru untuk membimbing siswa secara individu pada
setiap langkah PQ4R. Hal ini berakibat pada berkurangnya waktu
pembelajaran. Keterbatasan waktu ini menyebabkan keterbatasan waktu
pada saat latihan soal. Selain itu, keterbatasan waktu juga dipengaruhi oleh
pengurangan waktu pada setiap jam pelajaran selama bulan puasa menjadi
30 menit. Akibatnya penguasaan siswa terhadap materi faktorisasi bentuk
aljabar 2ax bx c dengan 1a masih kurang.
2) Kondisi siswa
a) Pengajaran dengan strategi belajar PQ4R merupakan hal yang baru bagi
siswa sehingga masih memerlukan bimbingan yang lebih dari guru.
Akibatnya setiap langkah PQ4R membutuhkan waktu yang lebih
dibanding dengan waktu yang direncanakan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
b) Siswa belum bisa menyesuaikan materi faktorisasi bentuk aljabar,
karena materi ini dan belum pernah mereka dapatkan sebelumnya,
meskipun konsep pemfaktoran sudah diberikan sebelum pelaksanaan
tindakan oleh guru mata pelajaran matematika.
Dari hasil analisis terhadap data-data yang diperoleh pada siklus I,
dapat diketahui bahwa ada beberapa hal yang perlu diperbaiki pada proses
pembelajaran, yaitu:
1) Pada langkah reflect, soal latihan dimulai dari soal yang paling mudah,
seperti misalnya pemberian contoh soal dimulai dari bentuk aljabar yang
koefisien masing-masing sukunya positif dulu, baru yang memuat bilangan
negatif.
2) Perlunya tambahan jam pelajaran yang direncanakan pada siklus II agar
pembelajaran dapat mencapai tujuan yang diharapkan. Penambahan
tersebut terkait dengan sintaks pembelajaran yang dipecah dari satu
pertemuan menjadi dua pertemuan, yaitu pertemuan pertama digunakan
untuk keterampilan strategi PQ4R dan pertemuan kedua digunakan untuk
pemberian umpan balik dan latihan mandiri (Lampiran 2).
3. Siklus II
a. Perencanaan
Berdasarkan kondisi siswa yang telah diketahui dan refleksi yang
dilakukan pada siklus I, peneliti menyusun perencanaan tindakan dan
kelengkapan penelitian untuk siklus II yang meliputi hal-hal sebagai berikut:
1) Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang mencakup
penerapan strategi belajar PQ4R, yaitu sebanyak dua pertemuan
pembelajaran dan satu pertemuan untuk melaksanakan tes akhir siklus
(Lampiran 2).
2) Penyusunan instrumen pembelajaran, yang meliputi:
a) Bahan ajar (handout) yang merupakan acuan materi faktorisasi bentuk
aljabar bagi siswa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
b) Lembar kerja siswa (LKS), yang memungkinkan siswa untuk berlatih
kemampuan PQ4R dalam pembelajaran
3) Penyusunan lembar observasi proses pembelajaran yang akan digunakan
selama pengamatan.
4) Tes akhir siklus yang dapat menunjukkan tingkat kemampuan siswa dalam
memfaktorkan bentuk aljabar
b. Tindakan
Siklus II mulai dilaksanakan pada hari Rabu, tanggal 9 Agustus 2011
dan terdiri dari dua pertemuan pembelajaran dan satu pertemuan untuk
melaksanakan tes. Materi yang dibahas pada siklus II adalah memfaktorkan
bentuk aljabar 2ax bx c , dengan 1a .
Pertemuan pertama pembelajaran dilaksanakan pada hari Rabu, tanggal
9 Agustus 2011 selama 2 x 30 menit, dimulai pukul 7.15 sampai pukul 8.15.
berikut adalah hal-hal yang dilakukan guru dalam kegiatan pembelajaran:
1) Kegiatan Pendahuluan
a) Guru menginformasikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai
b) Guru mengingatkan kembali materi-materi sebelumnya yang relevan
dengan materi faktorisasi bentuk aljabar.
c) Guru memberikan motivasi dengan menyampaikan kegunaan
pemfaktoran bentuk aljabar.
d) Guru menyampaikan model pembelajaran yang akan digunakan
2) Kegiatan Inti
a) Guru memberikan handout materi tentang faktorisasi bentuk aljabar
b) Membimbing siswa untuk melakukan kegiatan-kegiatan sebagai
berikut:
i. Preview: menemukan ide pokok materi, dengan membaca
selintas secara cepat, yang dapat ditemukan pada sub-sub judul
materi pada handout.
ii. Question: membuat pertanyaan (soal) dari ide pokok yang
ditemukan,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
iii. Read: membaca dan menjawab pertanyaan yang telah dibuat
sebelumnya (soal pada langkah 2),
iv. Reflect: memperhatikan penjelasan guru, kemudian
memecahkan soal yang diberikan oleh guru dengan pengetahuan
yang telah diketahui melalui bacaan (handout),
v. Recite: membuat inti sari dari seluruh pembahasan pelajaran
yang telah dilakukan
vi. Review: membaca kembali bacaan jika masih belum yakin
dengan jawabannya.
3) Kegiatan Penutup
a) Membimbing siswa untuk merangkum materi yang baru saja dipelajari
b) Memberikan latihan individu sebagai pekerjaan rumah
Pertemuan pembelajaran kedua dilaksanakan pada hari Kamis, tanggal
10 Agustus 2011 selama 2 x 30 menit, dimulai pukul 07.15 sampai dengan
pukul 08.15. Adapun kegiatan pembelajaran adalah sebagai berikut:
1) Kegiatan Pendahuluan
a) Guru menginformasikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai
b) Guru mengingatkan kembali materi-materi sebelumnya.
c) Membahas pekerjaan rumah
2) Kegiatan Inti
a) Guru memberikan soal-soal tentang faktorisasi bentuk aljabar,
kemudian siswa diminta untuk memikirkan soal-soal tersebut secara
mandiri beberapa saat.
b) Guru meminta siswa untuk berpasangan dan mendiskusikan apa yang
telah mereka peroleh.
c) Guru meminta beberapa siswa sebagai wakil dari pasangannya untuk
menuliskan jawabannya di papan tulis dan berbagi dengan seluruh
kelas.
d) Guru meminta siswa lain untuk memberikan pendapat tentang
jawaban di papan tulis (guru meluruskan jawaban yang salah).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
3) Penutup
a) Membimbing siswa untuk merangkum materi yang baru saja dipelajari
b) Memberikan latihan individu
Adapun pertemuan ketiga digunakan untuk tes akhir siklus II
dilaksanakan pada hari Jum’at, 11 Agustus 2011. Tes dilaksanakan selama 30
menit, dimulai pukul 07.15 sampai dengan pukul 07.45 dengan materi pokok
faktorisasi bentuk aljabar 2ax bx c dengan 1a .
c. Pengamatan
1) Hasil Lembar Kerja Siswa (LKS)
Dari Lembar Kerja Siswa (LKS) Siklus II, dapat dibuat tabel
sebagai berikut.
Tabel 11. Rangkuman Analisis LKS Siklus II
No. NIS Langkah Langkah Strategi PQ4R
Preview Question Read Reflect Recite Review
1 2509 C C B B B
2 2510 B C B B C
3 2511 C C C C C
4 2512 B C C C C
5 2513 B C B B BS
6 2514 B C B B BS
7 2515 C C B B K
8 2782 B C B B B
9 2516 B C B B K
10 2517 C C B B B
11 2518 C C B B B
12 2519 B C B B B
13 2520 C C B B K
14 2521 C C B B B
15 2522 B C B B B
16 2523 B C B B C
17 2524 B C B B BS
18 2526 C C B B C
19 2527 K C K K K
20 2528 B C C C B
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
21 2529 B C K K K
22 2530 C C B B B
23 2531 C C B B BS
24 2532 B C K K K
25 2533 B C B B K
26 2534 C C B B C
27 2535 B C B B B
28 2536 C C B B BS
29 2537 B C B B B
30 2538 B C B B C
*) Keterangan:
K : Kurang
C : Cukup
B : Baik
BS : Baik sekali
Dari hasil tabel analisis Lembar Kerja Siswa Siklus II diperoleh
hasil sebagai berikut:
a. Preview (membaca selintas dengan cepat)
Sebagian besar siswa mampu menemukan ide pokok materi
dan prosentasenya meningkat dibanding dengan siklus I, yaitu sebesar
83,33%. Sementara itu, 13,33% siswa belum mampu merumuskan ide
pokok tersebut dengan tepat, dan sisanya 3% tidak mampu menuliskan
ide pokok dengan tepat.
b. Question (bertanya)
Sebagian besar siswa mampu membuat pertanyaan terkait
dengan ide pokok materi walaupun dengan rumusan pertanyaan yang
dengan masih tidak lengkap. Hanya 3% siswa yang tidak mampu
membuat pertanyaan dengan tepat.
c. Read (membaca) dan Reflect (refleksi)
Pada langkah ini siswa diarahkan untuk membaca, memahami
bacaan dan menjawab pertanyaan yang telah dibuat sebelumnya. Dari
hasil analisis Lembar Kerja Siswa dilihat bahwa semua siswa mampu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
menjawab pertanyaan yang telah dibuat sebelumnya, hanya saja
terdapat 6,67% siswa yang salah dalam melakukan perhitungan.
d. Recite (tanya jawab sendiri)
Semua siswa mampu menyimpulkan apa yang telah dipelajari,
bahkan beberapa diantaranya merumuskan kesimpulan dengan sangat
lengkap.
e. Review (mengulang secara menyeluruh)
Langkah membaca catatan singkat (ringkasan) yang telah
dibuat sebelumnya dan mengulang kembali seluruh isi bacaan (bila
perlu) ini tidak tercakup di dalam Lembar Kerja Siswa.
2) Hasil Pengamatan
Dari pengamatan selama siklus II (Lampiran 23-24), diperoleh
bahwa sebagian besar siswa dapat keterampilan PQ4R. Selain itu, siswa
antusias dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar dan lebih aktif dalam
menyampaikan pendapatnya.
3) Hasil Tes Akhir Siklus II
Pada akhir pelaksanaan siklus II ini, guru menyelenggarakan tes
akhir siklus untuk mengetahui tingkat kemampuan siswa setelah
pelaksanaan tindakan. Berikut adalah tabel mengenai tingkat kemampuan
siswa berdasarkan hasil tes akhir siklus II.
Tabel 12 Hasil Tes Siklus II
No. NIS Jenis Kelamin Nilai
1 2509 L 84
2 2510 L 56
3 2511 L 72
4 2512 L 72
5 2513 L 76
6 2514 P 64
7 2515 P 72
8 2782 P 32
9 2516 L 76
10 2517 P 92
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
11 2518 P 84
12 2519 P 60
13 2520 L 100
14 2521 L 100
15 2522 P 80
16 2523 P 100
17 2524 P 88
18 2526 L 92
19 2527 L 36
20 2528 P 100
21 2529 P 100
22 2530 P 100
23 2531 P 100
24 2532 P 44
25 2533 L 20
26 2534 L 48
27 2535 P 100
28 2536 L 92
29 2537 P 64
30 2538 P 76
Dari data tersebut dapat dilihat sejauh mana perkembangan tingkat
kemampuan siswa setelah siklus II dalam memfaktorkan bentuk aljabar
jika dibandingkan dengan kemampuan siswa setelah siklus I dilakukan.
Dengan melakukan analisis berdasarkan tingkat atau taraf keberhasilan
proses mengajar diperoleh hasil sebagai berikut.
Tabel 13. Taraf Keberhasilan Siklus II
Tingkat Keberhasilan Siklus II
Jumlah Siswa Prosentase
Istimewa/maksimal 8 26,67%
Baik sekali/optimal 10 33,33%
Baik/minimal 6 20,00%
Kurang 6 20,00%
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
Sedangkan ketercapaian Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) pada
siklus II adalah sebagai berikut.
Tabel 14. Ketercapaian Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) Tes Siklus II
Ketercapaian KKM Siklus II
Jumlah Siswa Prosentase
Nilai Tes KKM 21 76,67%
Nilai Tes < KKM 9 23,33%
Berdasarkan data di atas dapat dilihat bahwa 20,00% siswa berada
di tingkat kurang. Sementara itu, sisanya berada pada tingkat minimal
(20,00%), optimal (33,33%), dan maksimal (26,67%). Dengan kata lain,
kemampuan siswa dalam memfaktorkan bentuk aljabar pada siklus II
meningkat dibandingkan siklus I. Selain itu, 76,67% dari jumlah siswa
kelas tersebut telah mencapai KKM.
4) Hasil Wawancara
Dari hasil wawancara siklus II (Lampiran 26) yang dilakukan
setelah siklus I diperoleh bahwa:
a) Siswa sudah mampu menyesuaikan dengan pembelajaran PQ4R dan
meningkat dibanding siklus I.
b) Waktu pembelajaran sudah sesuai dengan yang direncanakan.
d. Refleksi
Dari hasil tes akhir siklus II dapat dilihat bahwa kemampuan siswa
mengalami peningkatan. Selain itu, lebih dari 75% siswa mencapai taraf paling
tidak minimal dan lebih dari 75% siswa telah mencapai KKM yang ditetukan
oleh sekolah. Dengan kata lain, indikator keberhasilan tindakan sudah tercapai.
Oleh karenanya, pemberian tindakan dihentikan pada siklus II.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
B. Analisis Data dan Pembahasan
1. Pelaksanaan Pembelajaran PQ4R dan Tingkat Perkembangan
Kemampuan Siswa
Pada saat pembelajaran, siswa dibimbing untuk melakukan keterampilan
PQ4R. Dari analisis Lembar Kerja Siswa (LKS) dapat diambil kesimpulan bahwa
secara keseluruhan siswa mampu melaksanakan langkah-langkah PQ4R dengan
baik. Pada tahap review, baik siklus I maupun siklus II sebagian besar siswa sudah
mampu menemukan dan menuliskan ide bacaan. Begitu juga dengan langkah
question, read, dan reflect, sebagian besar siswa sudah mampu melaksanakannya.
Hanya beberapa siswa saja yang masih belum mampu menyelesaikan langkah
read dan reflect dengan baik, yaitu siswa yang tidak mampu membuat pertanyaan
pada langkah question dengan baik. Adapun pada langkah recite, beberapa siswa
masih belum bisa menyimpulkan pelajaran dengan baik. Namun, beberapa siswa
yang lain mampu merumuskan kesimpulan dengan sangat baik. Sementara itu
pada langkah review, siswa terlihat antusias dalam kegiatan tersebut.
Analisis kemampuan siswa dalam memfaktorkan bentuk aljabar dapat
dilihat pada Tabel 15 berikut.
Tabel 15. Rangkuman Hasil Perkembangan Kemampuan Siswa
Tingkat
Keberhasilan
Prosentase
Kemampuan Awal Siklus I Siklus II
Istimewa/maksimal 3,33% 6,67% 26,67%
Baik sekali/optimal 13,33% 33,33% 33,33%
Baik/minimal 53,33% 33,33% 20,00%
Kurang 30% 26,67% 20,00%
Setelah pelaksanaan tindakan pada siklus I selesai, kepada siswa diberikan
tes akhir siklus I untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa setelah pelaksanaan
tindakan. Dari hasil analisis dapat diketahui bahwa masih terdapat sekitar 26,67%
siswa yang berada pada taraf kurang, dan siswa yang lain berada pada tingkat
minimal (33,33%), optimal (33,33%), dan maksimal (6,67%).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
Tindakan yang diberikan pada penelitian ini dikatakan berhasil apabila
setidaknya 75% dari jumlah siswa yang mengikuti proses belajar mengajar
mencapai taraf keberhasilan paling tidak minimal. Atau dengan kata lain kurang
dari 25% siswa yang berada pada taraf kurang. Karena tindakan pada siklus I
belum berhasil, maka dilakukan perbaikan pada kegiatan pembelajaran yang
didasarkan pada hasil refleksi. Perbaikan dilakukan dalam hal pembagian waktu
dan pembagian skenario pembelajarannya. Meskipun demikian, tingkat
kemampuan rata-rata siswa meningkat jika dibandingkan dengan tingkat
kemampuan sebelum dikenai tindakan.
Dari hasil tes akhir siklus II yang dilaksanakan setelah tindakan pada
siklus II selesai dilakukan, dapat diketahui bahwa hanya 20% siswa yang masih
berada pada taraf kemampuan kurang. Berdasarkan indikator keberhasilan, sudah
lebih dari 75% siswa yang setidaknya berada pada taraf keberhasilan minimal.
Oleh karenanya, dapat dikatakan bahwa tindakan pada siklus II ini sudah berhasil.
Dari hasil analisis tes akhir siklus II ini dapat dilihat juga bahwa jika dilihat secara
keseluruhan, siswa mengalami peningkatan yang cukup signifikan dibandingkan
dengan siklus I. Hal ini dapat dilihat dari (Gambar 4), dimana jumlah siswa
bertambah di tingkat maksimal dan optimal mengalami dan mengalami penurunan
pada tingkat kurang dan minimal.
Gambar 4 Perkembangan Kemampuan Siswa
0,00%
10,00%
20,00%
30,00%
40,00%
50,00%
60,00%
Kemampuan Awal
Siklus I Siklus II
Maksimal
Optimal
Minimal
Kurang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
2. Tingkat Ketuntasan Belajar Siswa
Analisis ketercapaian Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dapat dilihat
pada Tabel 16 berikut.
Tabel 16. Rangkuman Ketercapaian Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM)
Ketercapaian
KKM
Prosentase
Kemampuan Awal Siklus I Siklus II
Nilai Tes KKM 53,33% 53,33% 76,67%
Nilai Tes < KKM 46,67% 46,67% 23,33%
Berdasarkan Tabel 16 di atas, tingkat ketuntasan yang dicapai siswa pada
siklus I, hanya 53,33% siswa yang mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)
pada materi faktorisasi bentuk aljabar 2ax bx c dengan 1a dengan rata-rata
nilai 70,28. Nilai rata-rata ini meningkat dibanding dengan rata-rata nilai tes
kemampuan awal siswa, yaitu 65. Nilai rata-rata pada tes akhir siklus I ini berada
di atas Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) yang ditetapkan sekolah pada mata
pelajaran matematika, yaitu 68.
Hasil analisis tes akhir siklus II dengan memperhatikan tingkat ketuntasan
yang dicapai siswa menunjukkan bahwa 76,67% siswa telah mencapai tingkat
ketuntasan. Jika dibandingkan dengan hasil yang diperoleh setelah pelaksanaan
siklus I dapat dikatakan bahwa tingkat ketuntasan kelas meningkat. Begitu pula
nilai rata-rata yang dicapai siswa juga meningkat jika dibandingkan hasil tes akhir
siklus II, yaitu mencapai 76.
Jika dilihat secara keseluruhan, tingkat ketuntasan kelas mengalami
kenaikan secara signifikan dan nilai rata-rata siswa juga mengalami kenaikan.
Adapun peningkatan ketercapaian Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM)
dalam memfaktorkan bentuk aljabar dapat dilihat pada Gambar 5 berikut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
Gambar 5 Perkembangan Ketercapaian KKM
3. Temuan Lain
Dari hasil analisis dapat dilihat kecenderungan bahwa siswa yang
mempunyai keterampilan PQ4R baik, tingkat keberhasilannya meningkat. Begitu
juga sebaliknya, siswa yang mempunyai keterampilan PQ4R rendah tingkat
keberhasilannya tetap ataupun turun (Lampiran 32). Namun demikian, ada siswa
yang mempunyai keterampilan PQ4R baik tetapi tingkat keberhasilannya turun
dan ada juga siswa yang mempunyai keterampilan PQ4R rendah tetapi tingkat
keberhasilannya meningkat. Hal ini cukup menarik untuk dipelajari lebih lanjut
tentang kaitan antara penerapan strategi belajar dalam pembelajaran dan
kemampuan siswa dalam memfaktorkan bentuk aljabar, apakah penerapan strategi
ini hanya baik diterapkan untuk siswa dengan kriteria-kriteria tertentu.
Selain hal-hal tersebut, terdapat hasil lain yang juga perlu diperhatikan dari
LKS pada setiap siklus dapat diketahui bahwa pada beberapa siswa, materi
pemfaktoran bentuk aljabar 2ax bx c tidak diterima siswa secara keseluruhan
(tidak lengkap). Hal ini dapat terlihat pada langkah menyimpulkan intisari
pembelajaran (recite) pada siklus I yang berulang di siklus II, meskipun guru
sudah memberikan arahan dan bimbingan.
Berikut adalah contoh LKS siswa pada langkah recite yang menunjukkan
kesalahan atau ketidaklengkapan tersebut:
0,00%
10,00%
20,00%
30,00%
40,00%
50,00%
60,00%
70,00%
80,00%
90,00%
Kemampuan Awal
Siklus I Siklus II
>= KKM
< KKM
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
a. Kesimpulan
Untuk memfaktorkan 2ax bx c diuraikan terlebih dahulu menjadi dua
suku yaitu:
1) jika kedua suku dijumlahkan, maka akan menghasilkan koefisien x
2) jika kedua suku dikalikan, maka hasilnya saman dengan hasil kali
koefisien 2x dengan bilangan konstan.
b. Kesimpulan
Pengertian faktorisasi bentuk aljabar 2ax bx c ; c merupakan bilangan
konstanta dan koefisien x, dan b adalah hasil penjumlahan.
Selain itu, pada langkah read dan reflect terdapat jawaban siswa yang
tidak sesuai dengan prosedur yang logis. Ketidaklogisan itu terdapat pada konsep
sifat distributif perkalian terhadap penjumlahan sebagai berikut:
216 24 9x x
216 12 12 9x x x
2 2 3 3x x x
2 3x x
Mengingat konsep sifat distributif perkalian terhadap penjumlahan
merupakan konsep dasar, maka siswa akan semakin mengalami kesulitan untuk
memahami konsep yang lebih kompleks jika masalah tersebut tidak segera dicari
penyelesaiannya. Oleh karenanya hal ini menarik dipelajari lebih lanjut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Dari hasil penelitian tentang upaya peningkatan kemampuan siswa SMP
Kelas VIII dalam memfaktorkan bentuk aljabar melalui penerapan strategi belajar
PQ4R dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Penerapan strategi PQ4R dapat meningkatkan kemampuan siswa kelas VIII-B
SMP Negeri 2 Srandakan dalam memfaktorkan bentuk aljabar.
2. Penerapan strategi pembelajaran PQ4R dapat meningkatkan ketuntasan kelas
secara signifikan ditinjau dari Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah
ditentukan oleh sekolah pada mata pelajaran matematika.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian tentang upaya meningkatkan kemampuan
siswa SMP kelas VIII dalam memfaktorkan bentuk aljabar dapat dikemukakan
saran terkait dengan hal-hal berikut:
1. Pelaksanaan Pembelajaran
Guru dapat mengembangkan dan mengajarkan strategi-strategi belajar
kepada siswa untuk membentuk siswa menjadi pelajar dengan pengendalian
diri/mandiri. Strategi PQ4R merupakan salah satu strategi belajar elaborasi
yang menekankan penambahan rincian sehingga informasi baru akan menjadi
lebih bermakna, sehingga dapat dijadikan alternatif dalam pembelajaran
matematika. Akan tetapi dalam penerapannya siswa terkadang membutuhkan
penyesuaian untuk melakukan suatu strategi belajar tertentu. Oleh karena itu,
guru hendaknya memberikan bimbingan kepada siswa selama pembelajaran
berlangsung dan menjadi fasilitator dalam membantu siswa yang mengalami
kesulitan belajar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
2. Penelitian Pengembangan
Selain itu, bagi peneliti lain yang berminat dapat mencoba untuk
menggali lebih lanjut dari penelitian ini atau dapat melakukannya pada
tingkat dan materi yang berbeda dengan sudut pandang peninjauan yang sama
atau sudut pandang peninjauan yang lain. Hasil penelitian ini juga dapat
digunakan untuk melakukan penelitian lanjutan atau penelitian
pengembangan berdasarkan temuan-temuan yang diperoleh dalam penelitian
ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
DAFTAR PUSTAKA
Al. Krismanto. Diklat Instruktur/Pengembang Matematika SMP Jenjang Dasar:
Aljabar. Yogyakarta: Pusat Pengembangan Penataran Guru Matematika,
Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah, Departemen
Pendidikan Nasional.
Asmawi Zainul dan Noehl Nasoetion. 1995. Bahan Ajar Program Pengembangan
Keterampilan Teknik Instruksional (Pekerti) untuk Dosen Muda:
Penilaian Hasil Belajar. Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Budiyono. 2003. Metodologi Penelitian Pendidikan. Surakarta: Sebelas Maret
University Press.
Catherine Collier. 2005. Strategies for Learning Support & Intervention of
Diverse Learners: Learning. CrossCultural Developmental Education
Services.
Daryanto. 2010. Belajar dan Mengajar. Bandung: Yrama Widya.
Departemen Pendidikan Nasional. 2007. Kajian Kebijakan Kurikulum Mata
Pelajaran Matematika. Jakarta: Depdiknas.
Ekawarna. 2010. Penelitian tindakan Kelas. Jakarta: Gaung Persada.
Hamzah B. Uno. 2008. Perencanaan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.
Jon R. Star. Re-”Conceptualizing” Procedural Knowlwdge in Mathematics.
Michigan: University of Michigan.
Ira Kurniawati, 2011. Modul Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG):
Workshop Penelitian Tindakan Kelas Bidang Studi Matematika.
Surakarta: Panitia Sertifikasi Guru Rayon 113 Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
Lexy J. Moleong. 1999. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
M. Cholik A. Dan Sugijono. 2004. Matematika untuk SMP Kelas VIII. Jakarta:
Erlangga.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
Nana Sudjana. 1991. Penilaian Hasil Proses Belajar dan Mengajar. Bandung: PT
Remadja Rosdakarya.
Ngalim Purwanto. 1990. Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Rochiati Wiriaatmadja. 2006. Metode Penelitian Tindakan Kelas untuk
Meningkatkan Kinerja Guru dan Dosen. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Sarwiji Suwandi. 2009. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dan Penulisan Karya
Ilmiah. Surakarta: Panitia Sertifikasi Guru Rayon 13 FKIP UNS.
Sarwiji Suwandi. 2011. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dan Penulisan Karya
Ilmiah. Surakarta: Yuma Pustaka.
Siti Masruroh. 2007. Implementasi Metode Pembelajaran PQ4R Pada Materi
Faktorisasi Suku Aljabar di SMP Islam Karangploso, Malang. Skripsi,
Malang: Universitas Muhammadiyah Malang.
Slameto, 1995. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta:
Rineka Cipta.
Sofan Amri dan Iif Khoiru A. 2010. Prooses Pembelajaran Kreatif dan Inovatif
dalam Kelas. Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher.
Suharsimi Arikunto, dkk. 2011. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.
Sri Wardhani. 2004. Permasalahan Kontekstual Mengenalkan Bentuk Aljabar di
SMP. Yogyakarta: Pusat Pengembangan Penataran Guru Matematika,
Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah, Departemen
Pendidikan Nasional.
Suwarsih Madya. 2006. Teori dan Praktik Penelitian tindakan (Action Reserach).
Bandung: CV Alfabeta.
Syaiful Bahri J. dan Aswan Zain. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT
Rineka Cipta.
Trianto. 2010. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta:
Prenada Media.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
Van de Walle, John. 2006. Matematika Sekolah Dasar dan Menengah,
Pengembangan Pengajaran Jilid 1. Jakarta: Erlangga.
2008. Matematika Sekolah Dasar dan Menengah, Pengembangan
Pengajaran Jilid 2. Jakarta: Erlangga.
top related