perbandingan pemahaman konsep matematis siswa …digilib.unila.ac.id/24078/3/skripsi tanpa bab...
TRANSCRIPT
PERBANDINGAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWAANTARA PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING
DENGAN PEMBELAJARAN PQ4RStudi Pada Siswa Kelas X Semester Genap SMA Negeri 1 Bandarlampung
Tahun Ajaran 2015/2016
Oleh
YUNI PURWANTI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANUNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG2016
ABSTRAK
PERBANDINGAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWAANTARA PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING
DENGAN PEMBELAJARAN PQ4RStudi Pada Siswa Kelas X Semester Genap SMA Negeri 1 Bandarlampung
Tahun Ajaran 2015/2016
Oleh
YUNI PURWANTI
Penelitian eksperimen semu ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan pemaham-
an konsep matematis siswa antara PBL dan PQ4R. Desain penelitian ini adalah
posttest only control design. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X
SMA Negeri 1 Bandarlampung tahun pelajaran 2015/ 2016. Sampel penelitian
adalah siswa kelas X IPS 3 dan X IPS 4 yang ditentukan dengan teknik purposive
sampling. Data penelitian diperoleh melalui tesberupa tes uraian. Berdasarkan
hasil pengujian hipotesis menggunakan uji Wilcoxon Rank Sum Test, me-
nunjukkan bahwa tidak ada perbedaan pemahaman konsep matematis antara
pembelajaran PBL dan PQ4R.
Kata kunci: PBL, pemahaman konsep, PQ4R
PERBANDINGAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWAANTARA PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING
DENGAN PEMBELAJARAN PQ4RStudi Pada Siswa Kelas X Semester Genap SMA Negeri 1 Bandarlampung
Tahun Ajaran 2015/2016
Oleh
YUNI PURWANTI
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai GelarSARJANA PENDIDIKAN
Pada
Program Studi Pendidikan MatematikaJurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANUNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG2016
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di desa Kotanegara, kabupaten Lampung Utara, pada tanggal
16 Juni 1993. Penulis merupakan anak kedua dari tiga bersaudara pasangan
Bapak Tarmudi dan Ibu Sarinah.
Penulis menyelesaikan pendidikan dasar di SD Negeri 1 Kotanegara pada tahun
2006, pendidikan menengah pertama di SMP Negeri 3 Sungkai Utara pada tahun
2009, dan pendidikan menengah atas di SMA Negeri 2 Kotabumi pada tahun
2012. Penulis melanjutkan pendidikan di Universitas Lampung pada tahun 2012
pada Program Studi Pendidikan Matematika, Jurusan Pendidikan MIPA Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung melalui jalur Seleksi
Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN).
Pada tahun 2015 penulis melaksanakan Kuliah Kerja Nyata Kependidikan
Terintegrasi (KKN-KT) di Pekon Tanjung Betuah, Kecamatan Cukuh Balak,
Kabupaten Tanggamus dan praktek mengajar melalui Program Pengalaman
Lapangan (PPL) di SMA Negeri 1 Cukuh Balak, Kabupaten Tanggamus.
Motto
Allah akan mengangkat (derajat) orang-orang yang beriman di antaramu dan
orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat. Dan Allah maha teliti
terhadap apa yang kamu kerjakan.
(Qs. Al-Mujadalah: 11)
“Jangan mengejar kesuksesan.
Jadilah insinyur hebat, dan kesuksesan akan menghampirimu”
(Film 3 Idiots)
Jadilah senyum bahagia bagi orang lain
Persembahan
Segala Puji Bagi Allah SWT, Dzat Yang Maha SempurnaShalawat serta Salam Selalu Tercurah Kepada Nabi Muhammad SAW
Kupersembahkan karya kecil ini sebagai tanda cinta & kasih sayangkukepada:
Ibu (Sarinah) dan bapak (Tarmudi) tercinta, yang memberikan semangat danmendoakan setiap waktu untuk keberhasilan penulis Sehingga putrimu ini
yakin bahwa Allah selalu memberikan yang terbaik untukhamba-Nya.
Saudari-saudariku (Mbak Fitri dan adek Fia) serta seluruh keluarga besar yangterus memberikan dukungan dan doanya kepadaku.
Para pendidik yang telah mengajar dengan penuh kesabaran, semoga ilmuyang telah diberikan menjadi jariah yang mengalir deras
Semua Sahabat terbaikku yang begitu tulus menyayangiku dengan segalakekuranganku, dari kalian aku belajar memahami arti upersahabatan.
Almamater Universitas Lampung tercinta
SANWACANA
Alhamdulillahi Robbil ‘Alamin, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusunan skripsi ini dapat
diselesaikan. Shalawat serta salam semoga selalu tercurah atas Nabi Muhammad
SAW.
Skripsi yang berjudul “Perbandingan Pemahaman Konsep Matematis Siswa antara
Pembelajaran Problem Based Learning dengan Pembelajaran PQ4R. (Studi Pada
Siswa Kelas X Semester Genap SMA Negeri 1 Bandarlampung Tahun Ajaran
2015/2016)” adalah salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan
pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa terselesaikannya penyusunan skripsi ini
tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan
terima kasih yang tulus kepada:
1. Kedua orang tuaku, Bapak Tarmudi dan ibu Sarinah atas perhatian dan kasih
sayang yang telah diberikan selama ini yang tidak pernah lelah untuk selalu
mendoakan yang terbaik.
2. Saudaraku, mbak Fitriyani April Ningsih dan Adek Tri Oktaviani. Terima
Kasih selalu memberikan senyuman, dukungan, semangat, dan doa.
3. Bapak Dr. Haninda Bharata, M.Pd., selaku dosen Pembimbing I dan selaku
Ketua Program Studi Pendidikan Matematika yang telah bersedia meluangkan
waktunya untuk membimbing, memberikan perhatian, dan memotivasi selama
penyusunan skripsi sehingga skripsi ini menjadi lebih baik.
4. Ibu Dr. Tina Yunarti, M.Si., selaku Dosen Pembimbing II yang telah bersedia
meluangkan waktu untuk membimbing, memberikan sumbangan pemikiran,
kritik, dan saran demi terselesaikannya skripsi ini.
5. Ibu Dra. Arnelis Djalil, M.Pd., selaku pembahas yang telah memberikan
motivasi, kritik, dan saran.
6. Ibu Widyastuti, M.Pd., selaku dosen Pembimbing Akademik yang telah
memberikan semangat dan motivasi.
7. Bapak Dr. H. Muhammad Fuad, M.Hum., selaku Dekan FKIP Universitas
Lampung beserta staff dan jajarannya.
8. Bapak Dr. Caswita, M.Si., selaku Ketua Jurusan PMIPA.
9. Bapak dan Ibu dosen Pendidikan Matematika di Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan.
10. Bapak Hi. Kiagus Suprianto, S.Pd., selaku guru mitra di SMA Negeri 1
Bandarlampung yang telah memberikan arahan dan kemudahan selama
penelitian.
11. Siswa/siswi kelas X SMA Negeri 1 Bandarlampung Tahun Pelajaran
2015/2016, atas partisipasi dan kerjasama yang telah terjalin.
12. Sahabat seperjuangan skripsi Mega Fitri Widyo Wati.
13. Teman-teman karibku tersayang, seluruh angkatan 2012 Pendidikan
Matematika: Hana, Wayan budi, Arum, Erma, Lusi, Zul, Mb Rita atas
kebersamaannya selama ini dan semua bantuan yang telah diberikan. Semoga
kebersamaan kita selalu menjadi kenangan yang terindah.
14. Teman-teman pendidikan Matematika angkatan 2012 kelas A dan B.
15. Kakak-kakak tingkatku angkatan 2009, 2010, dan 2011 serta adik-adik
tingkatku angkatan 2013, 2014, dan 2015 terima kasih atas kebersamaannya
dan doanya.
16. Ummi dan Sahabat-sahabat di peri peradapan terima kasih atas dukungan,
perhatian, motivasi, dan doa yang telah diberikan.
17. Teman-teman alumni SMAN 2 Kotabumi yang selalu mendoakan dan
memberi semangat, Atika, Mb Hasna, Arifatul, Ryama, Laras, Hasna, Endah,
Neng, Yuana, Suci.
18. Saudari- saudariku di FPPI, pimpinan bbi 1516 tercinta Rina, oktari, Tika,
Linda, Mb Isti, Sun, Kiki, Rena, Wida, Farida, Dewi, Jeje, Rani, eka, Mae,
Devi, teh Yun.
19. Keluarga KKN dan PPL Tanjung Betuah keluarga Bapak Lurah dan saudara-
saudaraku Desi, Wiwin, Krisna, Angga, Wulan, Dian, Desty, Baidowi, dan
Yona atas persaudaraan dan semangat motivasi yang luar biasa.
20. Teman-teman kosan mb Meta, Resti, Mb nidar, Mb Mumun, Mb, desi, mimi,
Mb Ulfa, yani, Mb santi, Mb cici, Mb dewi, Ayu, Ama, Sari terimakasih
sudah jadi teman kosan yang selalu memberikan semangat.
21. Pak Liyanto dan Pak Mariman, penjaga Gedung G, terima kasih atas
bantuannya selama ini.
22. Almamater tercinta yang telah mendewasakanku.
23. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini.
Semoga Allah SWT melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua
dan semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua, Aamiin.
.
Bandarlampung, September 2016Penulis
Yuni PurwantiNPM 1213021078
vi
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI ..................................................................................................... vi
DAFTAR TABEL ............................................................................................. viii
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... ix
I. PENDAHULUAN ..................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ......................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................... 4
C. Tujuan Penelitian ................................................................................... 4
D. Manfaat Penelitian ................................................................................. 5
E. Ruang Lingkup Penelitian....................................................................... 5
II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR.............................. 7
A. Tinjauan Pustaka ..................................................... .............................. 7
1. Kemampuan Pemahaman konsep Matematis ..................................... 7
2. Problem Based Learning .................................................................... 9
3. PQ4R................................................................................................... 13
B. Kerangka Pikir................................................................... ..................... 17
C. Anggapan Dasar ...................................................................................... 19
D. Hipotesis.................................................................................................. 19
vii
II. METODE PENELITIAN ............................................................................ 20
A.Populasi dan Sampel................................................................................ 20
B.Desain Penelitian .................................................................................... 20
C. Prosedur Penelitian ................................................................................ 21
D Teknik Pengumpulan Data ..................................................................... 22
E. Instrumen Penelitian ............................................................................... 22
1. Validitas Instrumen ............................................................................. 23
2. Reliabilitas ......................................................................................... 23
3. Daya Pembeda .................................................................................... 25
4. Tingkat Kesukaran ............................................................................. 26
F. Teknik Analisis Data dan Pengujian Hipotesis ....................................... 28
a. Uji Normalitas .................................................................................... 28
b. Uji Hipotesis ...................................................................................... 29
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................................. 32
A. Hasil Penelitian....................................................................................... 32
B. Analisis Data ........................................................................................... 32
C. Pembahasan ............................................................................................ 35
V. SIMPULAN DAN SARAN .................................................................. 41
A. Simpulan ................................................................................................. 41
B. Saran ...................................................................................................... 41
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
viii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Tahap-tahap Pelaksanaan PBL......................................................... 12
Tabel 2.2 Langkah-langkah Pemodelan Pembelajaran dengan Penerapan
Metode PQ4R................................................................................... 16
Tabel 3.1 Desain Penelitian.............................................................................. 21
Tabel 3.2 Kriteria Reliabilitas .......................................................................... 24
Tabel 3.3 Interpretasi Nilai Daya Pembeda...................................................... 25
Tabel 3.4 Daya Pembeda Soal.......................................................................... 26
Tabel 3.5 Interpretasi Nilai Tingkat Kesukaran ............................................... 27
Tabel 3.6 Tingkat Kesukaran Soal ................................................................... 27
Tabel 3.7 Rekapitulasi Uji Normalitas Data Kemampuan Pemahaman
Konsep Matematis Siswa ................................................................. 29
Tabel 4.1 Data kemampuan Pemahaman Konsep Matematis Siswa................ 33
Tabel 4.2 Pencapaian Indikator Kemampuan Pemahaman Konsep
Matematis Siswa .............................................................................. 34
Tabel 4.3 Hasil Uji Non Parametrik Wilcoxon Rank Sum Test Data
Kemampuan Pemahaman Konsep Matematis Siswa ....................... 35
ix
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
LAMPIRAN A
A.1 Silabus Pembelajaran ............................................................................ 47
A.2 RPP Problem Based Learning .............................................................. 53
A.3 RPP PQ4R ............................................................................................ 83
A.4 Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) .................................................. 118
LAMPIRAN B
B.1 Kisi-Kisi................................................................................................ 134
B.2 Pedoman Penskoran .............................................................................. 135
B.3 Soal Posttest.......................................................................................... 136
B.4 Pedoman Jawab Soal-soal Posttest ....................................................... 137
B.5 Validitas Instrumen dan Butir Item Penilaian ...................................... 140
LAMPIRAN C
C.1 Analisis Reliabilitas Tes Kemampuan Pemahaman Konsep Matematis
Siswa ..................................................................................................... 142
C.2 Rekapitulasi Tingkat Kesukaran dan Daya Pembeda ........................... 143
C.3 Skor Total Nilai Hasil Tes Kemampuan Pemahaman Konsep
Matematis Siswa pada Kelas PBL ......................................................... 145
x
C.4 Skor Total Nilai Hasil Tes Kemampuan Pemahaman Konsep
Matematis Siswapada Kelas PQ4R....................................................... 147
C.5 Uji Normalitas....................................................................................... 149
C.6 Uji Wilcoxon Rank Sum Test................................................................. 157
C.7 Hasil Analisis Per Btir Soal Sor Tes di Kelas PBL............................... 161
C.8 Hasil Analisis Per Btir Soal Sor Tes di Kelas PQ4R ............................ 163
LAMPIRAN D
D.1 Izin Penelitian........................................................................................ 165
D.2 Surat telah Melakukan Penelitian........................................................... 166
1
I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah membawa perubahan ter-
hadap kehidupan manusia, salah satunya dunia pendidikan. Untuk mengikuti
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tersebut, dunia pendidikan men-
jadi landasan dasar berpikir dalam membekali manusia menuju kehidupan yang
maju dan berorientasi modern.
Sejalan dengan berkembanganya zaman, serta kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi, agar terwujudnya sumber daya manusia yang unggul, berkualitas, serta
mampu menghadapi tantangan perkembangan zaman diperlukannnya proses pen-
didikan. Salah satu proses dalam pendidikan adalah pembelajaran. Pembelajaran
dalam hal ini dapat dilakukan pada pendidikan formal (di sekolah) maupun
pendidikan informal (di luar sekolah).
Pembelajaran yang diberikan di sekolah salah satunya yaitu tentang pembelajaran
matematika. Matematika merupakan ilmu yang menjelaskan konsep mulai dari
yang abstrak, hingga yang terdefinisi dengan jelas. Hal ini karena matematika
bukan berasal dari pengamatan, melainkan dari ide-ide, proses, dan pembuktian
2
deduktif (Russefendi ET, 1980: 148). Oleh karena itu, banyak kemampuan
berpikir yang dapat dikembangkan saat mempelajari matematika.
Mempelajari matematika siswa diharapkan mampu menyerap informasi secara
lebih rasional dan berpikir secara logis dalam menghadapi situasi di masyarakat.
Namun saat ini masih banyak siswa menganggap matematika sebagai mata
pelajaran yang kurang menyenangkan sehingga menyebabkan kualitas ke-
mampuan matematis siswa rendah. Hal ini dilihat dari hasil survei yang dilakukan
oleh The Trend International Mathematics and Science Study (TIMSS) pada tahun
2011 yang dilansir Napitupulu (2012), Indonesia memperoleh skor 386 sedangkan
skor maksimal adalah 800. Demikian pula pada hasil survei Programme for
International Student Assesment (PISA) pada tahun 2012 yang dilansir oleh
OECD (2013) dengan peserta 65 negara, Indonesia berada di peringkat 64 dengan
skor 375 yang berada jauh dibawah rata-rata yaitu 467.
Hasil-hasil survei tersebut sesuai dengan hasil wawancara kepada guru mate-
matika kelas X di SMA Negeri 1 Bandarlampung pada tahun ajaran 2015 /2016,
diperoleh informasi bahwa siswa sering mengalami kesulitan ketika mengerjakan
soal cerita atau soal yang berkaitan dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini
dikarenakan siswa hanya hafal dengan rumus tanpa memahami konsep-konsep-
nya. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Ruseffendi (2006: 156) bahwa terdapat
banyak siswa yang setelah belajar matematika, tidak mampu memahami bahkan
pada bagian yang paling sederhana sekalipun, banyak konsep yang dipahami
3
secara keliru sehingga matematika dianggap sebagai ilmu yang sukar, ruwet, dan
sulit.
Pemahaman konsep merupakan bagian yang paling penting dalam pembelajaran
matematika seperti yang dinyatakan Zulkardi (2003: 7) bahwa mata pelajaran
matematika menekankan pada konsep. Tujuan pembelajaran matematika dalam
Permendiknas nomor 22 tahun 2006 ialah siswa diharapkan mampu memahami
konsep matematika yang diberikan dan menjelaskan keterkaitan antar konsep
yang ada serta mampu mengaplikasikannya ke dalam pemecahan masalah secara
tepat dan efisien sehingga terjadilah pembelajaran yang bermakna.
Menurut sanjaya (2009: 77) bahwa guru sebagai salah satu sumber belajar ber-
kewajiban menyediakan lingkungan belajar yang kreatif bagi kegiatan belajar
siswa di kelas. Hal ini ditentukan dengan kerelevansian penggunaaan model, tipe
yang tepat sesuai dengan tujuan pembelajaran yang akan dicapai dan tentunya
karakteristik siswa. Maka situasi tersebut perlu dikembangkan berbagai
tipe/metode pembelajaran secara optimal dalam pembelajaran yang aktif.
PBL merupakan model pembelajaran dengan masalah yang menjadi basisnya,
artinya pembelajaran dimulai dengan masalah yang harus dipecahkan. Masalah
dimunculkan sedemikian hingga siswa perlu menginterpretasi masalah, meng-
umpulkan informasi yang diperlukan, mengevaluasi alternatif solusi, dan mem-
presentasikan solusinya. Dengan menyelesaikan masalah tersebut siswa mem-
bangun konsep matematika. Menurut Atends (dalam Trianto, 2007:147) PQ4R
merupakan salah satu metode membaca yang digunakan untuk membantu siswa
memahami dan mengingatkan materi yang mereka baca. Jadi metode PQ4R yaitu
4
suatu metode membaca yang digunakan untuk membantu siswa berpikir kritis dan
memanfaatkan daya ingat siswa yang dapat membantu siswa memahami suatu
bacaan. PBL maupun PQ4R memiliki langkah-langkah pembelajaran dan mem-
iliki karakteristik yang hampir sama.
Berdasarkan latar belakang di atas, penulis melakukan penelitian eksperimen
mengenai perbandingan pemahaman konsep matematis siswa antara pembelajaran
PBL dengan pembelajaran PQ4R.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah ada perbedaan kemampuan pemahaman konsep matematis antara
siswa yang mengikuti pembelajaran PBL dengan siswa yang mengikuti
pembelajaran PQ4R.
2. Manakah pembelajaran yang lebih baik antara model pembelajaran PBL dan
metode PQ4R ditinjau dari kemampuan pemahan konsep matematis siswa.
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini membahas tentang
1. Mengidentifikasi adanya ada perbedaan kemampuan pemahaman konsep
matematis antara siswa yang mengikuti pembelajaran PBL dengan siswa
yang mengikuti pembelajaran PQ4R.
2. Mengetahui manakah pembelajaran yang lebih baik antara PBL dan PQ4R
ditinjau dari kemampuan pemahan konsep matematis siswa.
5
D. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini adalah:
1. Secara teoritis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan
informasi dalam pendidikan matematika berkaitan dengan pembelajaran PBL
dan PQ4R.
2. Secara praktis, penelitian ini dapat menjadi saran untuk praktisi pendidikan
dalam memilih pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan pemahaman
konsep matematis siswa.
E. Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Kemampuan pemahaman konsep matematis ialah kemampuan siswa
menjelaskan dan memahami suatu materi dalam setiap pembelajaran.
Indikator yang digunakan untuk mengukur pemahaman konsep matematis
siswa dalam penelitian ini adalah kemampuan untuk menyatakan ulang suatu
konsep, mengklasifikasikan objek tertentu sesuai dengan konsepnya, memberi
contoh dan non contoh dari konsep, menggunakan dan memanfaatkan serta
memilih prosedur atau operasi tertentu, serta mengaplikasikan konsep atau
algoritma dalam pemecahan masalah.
2. Problem based learning adalah pembelajaran yang diawali dengan pemberian
masalah kepada siswa untuk dipecahkan (diselesaikan) berdasarkan penge-
6
tahuan yang dimilikinya. Ada 5 fase dalam tahapan pelaksanaan pem-
belajaran berbasis masalah, yaitu (1) orientasi siswa pada masalah, (2) guru
mengorganisasi siswa untuk belajar, (3) guru membimbing penyelidikan
individual maupun kelompok, (4) mengembangkan dan menyajikan hasilkar-
nya, dan (5) menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah.
3. PQ4R merupakan salah satu metode membaca yang digunakan untuk
membantu siswa memahami dan mengingatkan materi yang mereka baca.
Terdiri dari 6 tahap saling berkesinambungan sesuai dengan bahan atau
materi untuk belajar. Tahap-tahap tersebut yang dimaksud terdiri dari
Preview (meninjau), Quetion (pertanyaan), Read (membaca), Reflect
(refleksi), Recite (merenungkan), dan Review (memeriksa).
4. Pada materi trigonometri kelas X Bab 8 semester genap.
7
II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR
A. Tinjauan Pustaka
1. Kemampuan Pemahaman Konsep Matematis.
Pemahaman menurut Sadiman (1946: 109) adalah suatu kemampuan seseorang
dalam mengartikan, menafsirkan, menerjemahkan, atau menyatakan sesuatu deng-
an caranya sendiri tentang pengetahuan yang pernah diterimanya. Sedangkan
Staton (Sardiman, 2007:42) mengemukakan bahwa pemahaman dapat diartikan
menguasai sesuatu dengan pikiran, belajar harus mengerti secara mental makna
dan filosofinya, maksud dan implikasi serta aplikasi-aplikasinya, sehingga me-
nyebabkan siswa memahami suatu situasi. Pemahaman tidak sebatas sekedar ta-
hu, tetapi juga menghendaki agar subjek belajar dapat memanfaatkan bahan-
bahan yang telah dipahami. Pemahaman bersifat dinamis sehingga pemahaman
diharapkan akan bersifat kreatif. Apabila siswa benar-benar memahami sesuatu,
maka akan siap memberikan jawaban yang pasti atas pertanyaan-pertanyaan atau
berbagai masalah dalam belajar.
Menurut Soedjadi (2000:14), konsep adalah ide abstrak yang dapat dipergunakan
untuk menggolongkan atau mengklasifikasikan sekumpulan objek. Konsep ber-
hubungan erat dengan definisi. Dengan adanya definisi orang dapat membuat
ilustrasi, gambar atau lambang dari konsep yang didefinisikan, sehingga semakin
8
jelas apa yang dimaksud dengan konsep tertentu. Menurut Uno (2006:124) ma-
tematika merupakan mata pelajaran yang bersifat hierarkis yaitu suatu materi
merupakan prasyarat untuk mempelajari materi berikutnya. Oleh karena itu, pe-
mahaman suatu konsep matematika menjadi hal yang sangat diperlukan siswa
agar dapat memahami konsep pada materi ajar berikutnya.
Depdiknas dalam Kesumawati (2008) mengungkapkan bahwa, pemahaman kon-
sep merupakan salah satu kecakapan atau kemahiran matematika yang di-
harapkan dapat tercapai dalam belajar matematika yaitu dengan menunjukkan pe-
mahaman konsep matematika yang dipelajarinya, menjelaskan keterkaitan antar
konsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma secara luwes, akurat, efisien,
dan tepat dalam pemecahan masalah.
Pengetahuan dan pemahaman siswa terhadap konsep matematika menurut NCTM
(dalam Herdian, 2010) dapat dilihat dari kemampuan siswa dalam beberapa krite-
ria yaitu mendefinisikan konsep secara verbal dan tulisan, membuat contoh dan
bukan contoh, menggunakan simbol - simbol untuk merepresentasikan suatu kon-
sep, mengubah suatu bentuk representasi ke bentuk lainnya, mengenal berbagai
makna dan interpretasi konsep, mengidentifikasi sifat-sifat suatu konsep dan
mengenal syarat yang menentukan suatu konsep, serta membandingkan dan mem-
bedakan konsep-konsep. Dapat disimpulkan bahwa pemahaman konsep matematis
ialah kemampuan siswa menjelaskan dan memahami suatu materi dalam setiap
pembelajaran.
9
Peraturan Dirjen Dikdasmen Depdiknas Nomor 506/C/Kep/PP/2004 tanggal 11
November 2004 dalam Zulaiha (2006) tentang penilaian diuraikan bahwa indika-
tor siswa memahami konsep matematis adalah mampu :
(1) Mampu menyatakan ulang sebuah konsep; (2) Mampu mengklasifikasi-kan objek-objek menurut sifat-sifat tertentu; (3) Mampu memberi contohdan non contoh dari konsep; (4) Mampu menyajikan konsep dalam berbagaibentuk representasi matematis; (5) Mampu mengembangkan syarat perluatau syarat cukup suatu konsep; (6) Mampu menggunakan, memanfaatkan,dan memilih prosedur atau operasi tertentu; dan (7) Mampu mengaplikasi-kan konsep dan algoritma pemecahan masalah.
Indikator yang digunakan untuk mengukur pemahaman konsep matematis siswa
dalam penelitian ini adalah kemampuan untuk menyatakan ulang suatu konsep,
mengklasifikasikan objek tertentu sesuai dengan konsepnya, menggunakan dan
memanfaatkan serta memilih prosedur atau operasi tertentu, serta mengaplikasi-
kan konsep atau algoritma dalam pemecahan masalah.
2. Problem Based Learning
a. Pengertian Problem Based Learning (PBL)
Pembelajaran saat ini menggunakan prinsip student-centered learning, yang
artinya pembelajaran berpusat kepada siswa. Untuk mencapai tujuan pembelajar-
an, siswa secara aktif melakukan interaksi dengan temannya untuk memecahkan
masalah sehingga kemampuan matematis siswa akan meningkat (Herman, 2007:
53). Salah satu pembelajaran yang menerapkan prinsip student-centered learning
adalah PBL. Menurut Arends (2004) masalah yang digunakan pada problem
based learning adalah masalah yang masalah nyata, bermakna, menarik, terbuka,
terstruktur, dapat menuntun siswa dalam penyelidikan serta dapat merangsang
siswa untuk menyelesaikannya.
10
Barrow (Barret: 2005) mendefinisikan PBM sebagai “The learning that re-sults from the process of working towards the understanding of a resolutionof a problem. The problem is encountered first in the learning process.”Sementara Cunningham et.al.(2000, Chasman er.al., 2003) mendefiniskanPBM sebagai“…Problem-based learning (PBL) has been defined as a teaching strategythat “simultaneously develops problem-solving strategies, disciplinaryknowledge, and skills by placing students in the active role as problem-solvers confronted with a structured problem which mirrors real-worldproblems".
PBL adalah suatu pendekatan pembelajaran yang menggunakan masalah dunia
nyata sebagai suatu konteks bagi peserta didik untuk belajar tentang cara berpikir
kriris, kreatif dan keterampilan pemecahan masalah, serta untuk memperoleh
pengetahuan dan konsep yang esensial dari materi pelajaran. Herman (2007: 45)
yang mengatakan bahwa PBL merupakan suatu pendekatan yang diawali dengan
menghadapkan siswa pada masalah dan siswa dituntut untuk menyelesaikan
masalah tersebut dengan pengetahuan yang dimilikinya, masalah yang disajikan
kaya akan konsep matematika.
Menurut Trianto (2010: 89) PBL dapat diterapkan sebagai model pembelajaran
karena konsep sesuai kebutuhan siswa, realisitik dengan kebutuhan siswa, pema-
haman akan suatu konsep menjadi kuat, dan memupuk kemampuan pemecahan
masalah. Sedangkan kesulitan yang dihadapi dalam penerapan model PBL dian-
taranya sulit mencari masalah yang relevan, persiapan pembelajaran (masalah dan
konsep) yang relevan dan dibutuhkan waktu yang cukup lama dalam proses
penyelidikan. Trianto (2010: 80) menyatakan bahwa model PBL merupakan sua-
tu model pembelajaran yang didasarkan pada banyaknya permasalahan yang
membutuhkan penyelidikan autentik yakni penyelidikan yang membutuhkan
penyelesaian nyata dari permasalahan yang nyata.
11
b. Karakteristik PBL
Menurut Herman (2007: 49) pembelajaran berbasis masalah mempunyai 5 karak-
teristik antara lain :
a. Memposisikan siswa sebagai self-directed problem solver (pemecah masalah)melalui kegiatan kolaboratif.
b. Mendorong siswa untuk mampu menemukan masalah dan mengelaborasinyadengan mengajukan dugaan-dugaan dan merencanakan penyelesaian
c. Memfasilitasi siswa untuk mengekspolarasi berbagai alternatif penyelesaiandan implikasinya serta mengumpulkan dan mendistribusikan informasi.
d. Melatih siswa untuk terampil menyajikan temuane. Membiasakan siswa untuk merefleksikan tentang efektivitas cara berpikir
mereka dan menyelesaikan masalah.
c. Langkah- langkah Pembelajaran PBL
Adapun tahap-tahap pelaksanan pembelajaran seperti yang tertera pada Tabel 2.1
terdiri dari lima fase yang dikemukan oleh Darmawan (2010: 110). Setiap fase
mencirikan proses berpikir yang terpusat pada siswa dan guru sebagai fasilitator.
d. Kelebihan dan Kelemahan Model PBL
Menurut Sanjaya (2009: 220) keunggulan dari PBL adalah sebagai berikut:
1. Merupakan teknik yang cukup bagus untuk memahami isi pelajaran.2. Dapat menantang kemampuan siswa serta memberikan kepuasan untuk
menemukan pengetahuan baru bagi siswa.3. Dapat meningkatkan aktivitas pembelajaran siswa.4. Dapat membantu siswa untuk bagaimana mentransfer pengetahuan mereka un-
tuk memahami masalah dalam kehidupan nyata.5. Dapat membantu siswa untuk mengembangkan pengetahuan barunya dan ber-
tanggung jawab dalam pembelajaran yang mereka lakukan.6. Dapat mengetahui cara berpikir siswa dalam menerima pelajaran dengan
menggunakan model problem based learning.7. Problem based learning dianggap menyenangkan dan disukai siswa.8. Dapat mengembangkan kemampuan siswa berpikir kritis dan mengembangkan
kemampuan mereka untuk menyesuaikan dengan pengetahuan baru.9. Dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengaplikasikan penge-
tahuan yang mereka miliki dalam dunia nyata. Dapat mengembangkan minat
12
siswa untuk secara terus-menerus belajar sekaligus belajar pada pendidikanformal telah berakhir.
Menurut Dincer dkk. sebagaimana dikutip oleh Akinoglu dan Tandongan (2007)
kekurangan dari PBL adalah sebagai berikut:
1. Guru kesulitan dalam merubah gaya mengajar.2. Memerlukan lebih banyak waktu untuk siswa dalam memecahkan masalah, jika
model tersebut baru diperkenalkan dikelas.3. Setiap kelompok boleh menyelesaikan tugas sebelum atau sesudahnya4. PBL membutuhkan bahan dan penelitian yang banyak.5. Sukar menerapkan PBL dalam semua kelas.6. Kesulitan dalam menilai pelajaran.
Tabel 2.1 Tahap-Tahap Pelaksanan Pembelajaran PBL
Fase Indikator Perilaku Guru1 Orientasi siswa pada ma-
salahGuru menjelaskan tujuan pembelajaran,menjelaskan logistik yang diperlukan danmemotivasi siswa terlibat pada aktivitaspemecahan masalah
2 Mengorganisasi siswa un-tuk belajar
Guru membantu siswa mendefinisikan danmengorganisasikan tugas belajar yangberhubungan dengan masalah tersebut
3 Membimbing penyelidikanindividual maupun ke-lompok
Guru mendorong siswa untuk mengum-pulkan informasi yang sesuai,melaksanakan eksperimen untukmendapatkan penjelasan dan pemecahanmasalah
4 Mengembangkan danmenyajikan hasil karya
Guru membantu siswa dalam merencana-kan dan menyiapkan karya sesuai sepertilaporan, dan membantu mereka untukberbagai tugas dengan temannya.
5 Menganalisis dan men-gevaluasi proses pemeca-han masalah
Membantu siswa untuk melakukan re-fleksi atau evaluasi terhadap penyelidikanmereka dan proses yang mereka gunakan.
Berdasarkan uraian di atas, PBL merupakan pembelajaran dengan masalah yang
menjadi basisnya, masalah dunia nyata sebagai suatu konteks bagi peserta didik
13
untuk belajar tentang cara berpikir kriris, kreatif dan keterampilan pemecahan ma-
salah sehingga terjadinya pembelajaran bermakna.
3. Metode PQ4R (Preview, Question, Read, Reflect, Recite, and Review)
Menurut Arends (dalam Trianto, 2007:147) menyatakan bahwa metode PQ4R
merupakan salah satu metode membaca yang digunakan untuk membantu siswa
memahami dan mengingatkan materi yang mereka baca. sehingga metode PQ4R
yaitu suatu metode membaca yang digunakan untuk membantu siswa berpikir
kritis dan memanfaatkan daya ingat siswa yang dapat membantu siswa memahami
suatu bacaan. Metode PQ4R menurut Thomas, E.L., & Robinson, H.A (1972).
“The PQ4R method gets its name from the six overlapping stages for studying ma-
terial such as a textbook chapter-preview, question, read, reflect, recite, and re-
view”. Hal ini berarti, metode PQ4R merupakan metode pembelajaran yang terdiri
dari 6 tahap saling berkesinambungan sesuai dengan bahan atau materi untuk
belajar. Tahap-tahap tersebut yang dimaksud terdiri dari Preview (meninjau),
Question (pertanyaan), Read (membaca), Reflect (refleksi), Recite (merenungkan),
dan Review (memeriksa).
Sedangkan menurut Trianto (2010: 150) metode pembelajaran PQ4R adalah salah
satu bagian dari strategi elaborasi. Suprijono (2009: 103-104) menyatakan
langkah-langkah metode pembelajaran PQ4R yang sesuai dengan singkatannya
meliputi Preview (meninjau), Question (pertanyaan), Read (membaca), Reflect
(refleksi), Recite (merenungkan), dan Review (memeriksa). Dalam hal ini,
langkah-langkah pembelajaran tersebut adalah sebagai berikut:
1. Preview
14
Langkah pertama, siswa membaca selintas dengan cepat bahan bacaan. Fokus
preview adalah menemukan ide-ide pokok yang dikembangkan dalam bahan
bacaan. Bagian-bagian yang bisa dibaca misalkan bab pengantar, daftar isi,
topic, judul, sub judul atau ringkasan akhir pada bab. Melalui preview peserta
didik mempunyai gambaran mengenai hal yang dipelajarinya.
2. Question
Langkah kedua, mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada diri sendiri
dengan menggunakan kata 5W + H (what, where, who, when, why, and how).
Pengalaman telah menunjukkan bahwa apabila seseorang membaca untuk
menjawab sejumlah pertanyaan maka akan membuat dia membaca lebih hati-
hati serta seksama agar dapat mengingat apa yang dibaca dengan baik.
3. Read
Langkah ketiga, siswa membaca secara detail bahan bacaan yang dipelajari.
Pada tahap ini siswa diharapkan mencari jawaban terhadap semua pertanyaan
yang telah dirumuskan.
4. Reflect
Langkah keempat, pada langkah ini siswa menghubungkan informasi pada
langkah sebelumnya dengan hal-hal yang telah diketahui, mengaitkan sub top-
ic didalam teks dengan konsep-konsep atau prnsip-prinsip utama, memcoba
untuk memecahkan kontradiksi didalam informasi yang disajikan, dan menco-
ba untk menggunakan materi untuk memecahkan masalah.
5. Recite
Langkah kelima, pada tahap ini siswa diminta untuk merenungkan kembali in-
formasi yang telah dipelajari. Siswa dapat melihat kembali catatan yang mere-
15
ka buat. Siswa diminta untuk membuat inti sari dari materi bacaan dengan
redaksinya sendiri. Akan lebih baik jika siswa tidak menyampaikan secara
lisan, namun secara tulisan.
6. Review
Langkah terakhir, siswa diminta membuat rangkuman atau merumuskan inti
sari dari bahan yang telah dibacanya. Siswa mampu merumuskan kesimpulan
dari pertanyaan-pertanyaan yang telah diajukan.
Dari langkah-langkah pembelajaran metode pembelajaran ini dapat membantu
siswa memahami materi pelajaran, terutama terhadap materi-materi yang lebih
sulit dan menolong siswa untuk berpikir serta berkonsentrasi lebih lama dalam
memahami konsep. Sehingga informasi yang diperoleh siswa diharapkan akan
lebih lama untuk diingat dalam waktu jangka yang panjang (Yulianti et al, 2013:
5).
Pelaksanaan sebuah metode dalam proses pembelajaran tentunya terdapat ke-
lebihan maupun kekurangan dari metode tersebut. Dalam hal ini, menurut Trianto
(2007:156) menyatakan bahwa keunggulan dari metode PQ4R adalah,
(a) PQ4R dapat mengaktifkan pengetahuan awal siswa dan mengawali pros-es pembuatan hubungan antara informasi baru dengan apa yang telahdiketahui sebelumnya, (b) PQ4R membantu siswa mengingat apa yang telahdibaca/efektif membantu siswa menghafal informasi dari bacaan, (c) PQ4Rmembantu siswa memahami suatu bacaan, (d) PQ4R memotivasi siswa un-tuk belajar sendiri, (e) PQ4R membantu siswa berpikir kritis, dan (f) PQ4Rmeningkatkan konsentrasi siswa terhadap isi bacaan. Sedangkan kelemahandari PQ4R adalah (a) Tidak tetap diterapkan pengajaran pengetahuan yangbersifat prosedural seperti penge-tahuan keterampilan, (b) Sangat sulit dil-aksanakan jika saran seperti buku siswa (buku paket) tidak tersedia disekolah, dan (d) Tidak efektif dilaksanakan pada kelas dengan jumlah siswayang terlalu besar karena bimbingan guru tidak maksimal terutama dalammerumuskan pertanyaan.
16
Dengan demikian penyampaian pada pembelajaran dengan metode ini harus
memperhatikan beberapa hal yang telah dianggap sebagai kekurangan, untuk me-
maksimalkan sebuah penyampaian pembelajaran sehingga metode ini efektif un-
tuk digunakan dalam proses pembelajaran
Tabel 2.2 Langkah-langkah pemodelan pembelajaran dengan penerapanmetode PQ4R
Langkah-langkah
Aktivitas Guru Aktivitas Siswa
Langkah1
Preview
a. memberikan bahan bacaan kepada siswauntuk dibaca.
b. Menginformasikan kepada siswabagaimana menemukan ide pokok tujuanpembelajaran yang hendak dicapai.
Membaca selintas dengancepat untuk menemukanide pokok/tujanpembelajaran yanghendak dicapai
Lankah 2
Question
a. Menginformasikan kepada siswa agarmemperhatikan makna bacaan.
b. Memberi tugas pada siswa untuk membuatpertanyaan dari ide pokok yang ditemukandengan menggunakan kata-kata apa,mengapa, siapa, kapan, dimana, danbagaimana.
Memperhatikanpenjelasan guru danmembuat pertanyaanyang berkaitan denganmateri.
Langkah3
Read
a. Memberikan tugas kepada siswa untukmembaca.
b. Menanggapi/menjawab pertanyaan yangtelah disusun.
Membaca secara aktifsambil memberikantanggapan terhadap apayang telah dibaca danmenjawab pertanyaanyang dibuatnya.
Langkah4
Reflect
Menginformasikan materi yang ada padabahan bacaan.
Bukan hanya sekedarmenghafal dan mengingatmateri pelajaran tetapimencoba memecahkanmasalah dari informasiyang diberikan oleh gurudengan pengetahuan yangtelah diketahui melaluibahan bacaan.
Langkah5Recite
Meminta siswa untuk membuat inti sari dariseluruh pembahasan pelajaran yang telahdipelajari.
a. Menanyakan danmenjawabpertanyaan-pertanyaan.
b. Melihat catatan/ intisari yang telah dibuat.
c. Membuat inti sari dariseluruh bahasan.
Langkah a. Menugaskan siswa membaca inti sari yang a. Membaca inti sari
17
6
Review
dibuat dari rincian ide pokok yang adadalam benaknya.
b. Meminta siswa membaca kembali bahanbacaan, jika masih belum yakin denganjawabannya.
yang telah dibuat.b. Membaca kembali
bahan bacaan siswajikan masih belumyakin akan jawabanyang telah dibuatnya.
B. Kerangka Pikir
Penelitian tentang perbandingan pemahaman konsep matematis siswa antara pem-
belajaran PBL dengan pembelajaran PQ4R terdiri dari suatu variabel bebas dan
satu variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah model pembelaja-
ran, sedangkan variabel terikatnya adalah kemampuan pemahaman konsep ma-
tematis siswa.
PBL merupakan model pembelajaran dengan masalah yang menjadi basisnya,
artinya pembelajaran dimulai dengan masalah yang harus dipecahkan. Masalah
dimunculkan sedemikian hingga siswa perlu menginterpretasi masalah, mengum-
pulkan informasi yang diperlukan, mengevaluasi alternatif solusi, dan mem-
presentasikan solusinya. Dengan menyelesaikan masalah tersebut siswa akan
membangun konsep matematika.
PBL diawali dengan pemberian masalah atau situasi masalah kepada siswa. Masa-
lah yang disajikan adalah masalah kontekstual yang bermakna. Ketika siswa
memperoleh ide atau gagasan tentang solusi masalah yang diharapkan, maka
siswa diharapkan dapat menyatakan ulang suatu konsep dan mengklasifikasikan
objek tertentu sesuai dengan konsepnya.
Tahap selanjutnya dalam PBL adalah mengorganisasi siswa untuk belajar dan
membimbing penyelidikan individual maupun kelompok. Pada fase ini, siswa
dikelompokkan secara heterogen. Dalam kelompok tersebut siswa mendiskusikan
18
masalah yang diberikan dan saling menyampaikan pendapat. Pada tahap ini, siswa
diharapkan menggunakan dan memanfaatkan serta memilih prosedur atau operasi
tertentu dalam menyelesaikan masalah.
Setelah diskusi kelompok selesai, beberapa kelompok diberi kesempatan untuk
mempresentasikan hasil diskusi mereka di depan dan kelompok lain diberi
kesempatan untuk menanggapinya. Pada fase ini, siswa diharapkan dapat menya-
takan ulang suatu konsep serta mengaplikasikan konsep atau algoritma dalam
pemecahan masalah. Fase terakhir pembelajaran PBL adalah menganalisis dan
mengevaluasi proses pemecahan masalah. Siswa dan guru melakukan refleksi atau
evaluasi terhadap penyelidikan mereka dan proses yang mereka gunakan. Pada
fase ini, siswa diharapkan dapat menyatakan ulang suatu konsep, mengklasifi-
kasikan objek-objek menurut sifat-sifat tertentu sesuai konsepnya. serta men-
gaplikasikan konsep atau algoritma dalam pemecahan masalah.
Sedangkan PQ4R merupakan salah satu metode membaca yang digunakan untuk
membantu siswa memahami dan mengingatkan materi yang mereka baca. Terdiri
dari 6 tahap saling berkesinambungan sesuai dengan bahan atau materi untuk
belajar. Tahap-tahap tersebut yang dimaksud terdiri dari preview (meninjau),
question (pertanyaan), read (membaca), reflect (refleksi), recite (merenungkan),
dan review (memeriksa).
Pada tahapan preview (meninjau), quetion (pertanyaan), read (membaca) diharap-
kan siswa dapat menyatakan ulang suatu konsep dan mengklasifikasikan objek
tertentu sesuai dengan konsepnya. Tahap reflect (refleksi), recite (merenungkan),
19
dan review (memeriksa) diharapkan siswa dapat menggunakan dan memanfaatkan
serta memilih prosedur atau operasi tertentu, serta mengaplikasikan konsep atau
algoritma dalam pemecahan masalah.
Berdasarkan uraian di atas pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran PBL
dan PQ4R berpengaruh ditinjau dari kemampuan pemahaman konsep siswa.
C. Anggapan Dasar
Penelitian ini mempunyai anggapan dasar sebagai berikut:
1. Semua siswa kelas X semester genap SMA Negeri 1 Bandarlampung tahun
ajaran 2015-2016 memperoleh materi yang sama dan sesuai dengan kurikulum
tingkat satuan pendidikan.
2. Faktor lain yang mempengaruhi kemampuan pemahaman konsep matematis
siswa selain model pembelajaran dikontrol sehingga memberikan pengaruh
yang sangat kecil dan dapat diabaikan.
D. Hipotesis
1. Ada perbedaan kemampuan pemahaman konsep matematis antara siswa yang
mengikuti pembelajaran PBL dengan siswa yang mengikuti pembelajaran
PQ4R.
2. Pembelajaran PBL lebih baik daripada pembelajaran PQ4R ditinjau dari ke-
mampuan pemahan konsep matematis siswa.
20
III METODE PENELITIAN
A. Populasi dan Sampel
Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Bandarlampung yang terletak di Jl.
Jend. Sudirman 41, Kota Bandarlampung. Populasi dalam penelitian ini adalah
seluruh siswa kelas X SMA Negeri 1 Bandarlampung tahun ajaran 2015/2016
yang terdistribusi dalam sembilan kelas. Dari sembilan kelas tersebut, dipilih dua
kelas sebagai sampel, dengan salah satu kelas menjadi kelas PBL dan kelas yang
lain menjadi kelas PQ4R.
Pengambilan kelas sampel dilakukan dengan menggunakan teknik purposive
sampling dengan pertimbangan bahwa sampel yang dipilih diajar oleh guru yang
sama, sehingga sebelum diberikan perlakuan model dan metode, siswa mem-
peroleh perlakuan yang sama dari guru. Setelah berdiskusi dengan guru mitra,
terpilih kelas X IPS/4 sebagai kelas PBL dengan jumlah 32 siswa, dan kelas X
IPS/3 sebagai kelas PQ4R dengan jumlah 32 siswa.
B. Desain Penellitian
Penelitian ini merupakan penelitian Quasi Experiment. Desain yang digunakan
adalah postest only control design. Posttest only control group design merupakan
desain penelitian dengan pemberian tes di akhir pembelajaran pada kelas PBL dan
21
kelas PQ4R (Sukardi,2008). Kelas yang diberi perlakuan berupa penerapan pem-
belajaran problem based learning disebut kelas PBL dan kelas yang diberi perla-
kuan penerapan pembelajaran PQ4R disebut kelas PQ4R. Garis besar pelaksanaan
penelitian digambarkan dalam Tabel 3.1.
Tabel 3.1 Desain Penelitian
Kelas Pembelajaran PosttestK1 X1 Y1
K2 X2, Y2
Keterangan:K1 = Kelas PBLK2 = Kelas PQ4RX1 = pembelajaran matematika menggunakan PBLX2 = pembelajaran matematika menggunakan PQ4RY1 = Skor posttest pada kelas PBLY2 = Skor posttest pada kelas PQ4R
C. Prosedur Penelitian
1. Tahap Persiapan
a. Pemilihan populasi penelitian yang dapat mewakili kondisi kemampuan pema-
haman konsep matematis siswa SMA di Provinsi Lampung, yaitu seluruh siswa
kelas X SMA Negeri 1 Bandarlampung tahun ajaran 2015/2016.
b. Menyusun proposal penelitian.
c. Membuat perangkat pembelajaran dan instrumen digunakan dalam penelitian.
d. Mengonsultasikan perangkat pembelajaran dan instrumen dengan dosen pem-
bimbing.
e. Melakukan uji coba instrumen penelitian.
2. Tahap Pelaksanaan
a. Melaksanakan pembelajaran matematika dengan model PBL pada kelas PBL
dan metode PQ4R pada kelas PQ4R.
22
b. Memberikan postest pada kelas PBL maupun PQ4R.
3. Tahap Pengolahan Data
a. Mengumpulkan data dari masing-masing kelas
b. Mengolah dan menganalisis data yang diperoleh dari masing-masing kelas.
c. Membuat kesimpulan.
4. Tahap Laporan
a. Melaporkan hasil penelitian pada dosen pembimbing
b. Menyusun laporan akhir
D. Teknik Pengumpulan Data.
Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik tes berupa tes tertulis,
yang dilakukan di akhir pembelajaran. Tes digunakan untuk mengukur kemampu-
an siswa dalam memahami materi yang diberikan dalam meningkatkan kemampu-
an pemahaman konsep matematis siswa.
E. Instrumen Penelitian
Dalam penelitian ini, digunakan instrument tes. Instrumen tes digunakan untuk
mengukur kemampuan pemahaman konsep matematis siswa di akhir pembelajar-
an yang berupa sebuah data kuantitatif. Tes ini diberikan kepada siswa secara in-
dividual, pemberiannya ditujukan untuk mengukur peningkatan kemampuan pem-
ahaman konsep matematis. Tes yang digunakan adalah tes uraian yang terdiri dari
4 butir soal.
23
a. Validitas Instrumen
Validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas isi. Validitas isi
dari tes pemahaman konsep matematis dapat diketahui dengan cara menilai
kesesuaian isi yang terkandung dalam tes pemahaman konsep matematis dengan
indikator pembelajaran yang telah ditentukan.
Dalam penelitian ini soal tes dikonsultasikan kepada guru mata pelajaran mate-
matika kelas X. Dengan asumsi bahwa guru mata pelajaran matematika kelas X
SMA Negeri 1 Bandarlampung mengetahui dengan benar kurikulum SMA, maka
validitas instrumen tes ini didasarkan pada penilaian guru mata pelajaran matema-
tika. Tes yang dikategorikan valid adalah yang telah dinyatakan sesuai dengan
kompetensi dasar dan indikator yang diukur berdasarkan penilaian guru mitra dan
terdapat kesesuaian isi tes dengan isi kisi-kisi tes yang diukur dan kesesuaian
bahasa yang digunakan dalam tes dengan kemampuan bahasa siswa. Validitas isi
ini diukur dengan menggunakan daftar cek list yang diisi oleh guru mitra. Ber-
dasarkan penilaian guru mitra ternyata instrumen tes dalam penelitian ini di-
nyatakan valid, sehingga dapat digunakan (Lampiran B.5 hal. 140).
b. Reliabilitas Tes
Uji reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan rumus Alpha dalam Arikunto
(2011: 109) sebagai berikut.
= − 1 1 − ∑Keterangan:
= Koefisien reliabilitas
= Banyaknya soal
24∑ = Jumlah varians skor tiap butir soal
= Varians skor total
varians skor tiap butir soal dihitung mengikuti Arikunto (2010: 109) yakni se-
bagai berikut.
= ∑ − (∑ )Keterangan:
= varians butir soal nomor i= skor butir soal nomor i
n = banyaknya siswa peserta tes
Interpretasi terhadap nilai reliabilitas tes ( ) menurut Arikunto (2010: 75) se-
bagai berikut.
Tabel 3.2 Interprestasi Reliabilitas
Koefisien relibilitas (r11) Kriteria0,80 < r11≤ 1,00 Sangat tinggi0,60 < r11 ≤ 0,80 Tinggi0,40 < r11≤ 0,60 Cukup0,20 < r11≤ 0,40 Rendah0,00 < r11≤ 0,20 Sangat rendah
Tes ini dapat digunakan apabila derajat reliabilitasnya minimal sedang. Setelah
soal tes diujicobakan dan dihitung koefisien reliabilitasnya dengan bantuan
software Microsoft Excel diperoleh koefisien reliabilitas soal tes ini adalah 0,96
Dengan demikian derajat reliabilitas soal tes mempunyai kategori sangat tinggi,
sehingga soal tes ini reliabel untuk mengumpulkan data pemahaman konsep
matematis siswa. (Lampiran C.1 hal. 142).
25
c. Daya Pembeda
Daya beda suatu butir tes adalah kemampuan suatu butir tes untuk membedakan
antara peserta tes yang berkemampuan tinggi dan berkemampuan rendah. Daya
beda butir dapat diketahui dengan melihat besar kecilnya tingkat diskriminasi atau
angka yang menunjukkan besar kecilnya daya beda.
Untuk menghitung daya pembeda, terlebih dahulu diurutkan dari siswa yang
memperoleh nilai tertinggi sampai siswa yang memeperoleh nilai terendah.
Kemudian diambil 27% siswa yang memperoleh nilai tertinggi (disebut kelompok
atas) dan 27% siswa yang memperoleh nilai terendah (disebut kelompok bawah).
Karno To dalam Noer (2010) menungkapkan menghitung daya pembeda
ditentukan dengan rumus:
= −Keterangan :
DP : indeks daya pembeda satu butir soal tertentu
JA : jumlah skor kelompok atas pada butir soal yang diolah
JB : jumlah skor kelompok bawah pada butir soal yang diolah
IA : jumlah skor ideal kelompok (atas/bawah)
Tabel 3. 3 Interpretasi Nilai Daya Pembeda
Nilai InterpretasiNegatif ≤ DP ≤ 0,10 Sangat Buruk0,10 ≤ DP ≤ 0,19 Buruk0,20 ≤ DP ≤ 0,29 sedang0,30 ≤ DP ≤ 0,49 BaikDP ≥ 0,50 Sangat Baik
26
Dalam penelitian ini Soal yang digunakan adalah soal yang memiliki nilai daya
pembeda minimal sedang. Dengan menggunakan bantuan Software Microsoft Ex-
cel maka diperoleh nilai daya pembeda untuk setiap butir soal sebagai berikut.
Tabel 3.4 Daya Pembeda Soal
No Soal Daya Pembeda Interpretasi1a 0,49 baik1b 0,49 baik2 0,54 sangat baik3 0,25 sedang4 0,57 sangat baik
Berdasarkan Tabel 3.4 maka setiap butir soal dapat digunakan untuk mengumpul-
kan data pemahaman konsep matematis siswa. (Lampiran C.2 hal. 144)
d. Tingkat Kesukaran
Tingkat kesukaran digunakan untuk menentukan derajat kesukaran suatu butir
soal. Sudijono (2001: 372) mengungkapkan untuk menghitung tingkat kesukaran
suatu butir soal digunakan rumus berikut.
=Keterangan:
TK : tingkat kesukaran suatu butir soal
JT : jumlah skor yang diperoleh siswa pada butir soal yang diperoleh
IT : jumlah skor maksimum yang dapat diperoleh siswa pada suatu butir soal.
Untuk menginterpretasi tingkat kesukaran suatu butir soal digunakan kriteria
indeks kesukaran menurut Sudijono (2001: 372) seperti terlihat pada Tabel 3.5.
27
Kriteria tingkat butir soal yang akan digunakan bervariasi mulai dari soal sukar,
sedang, maupun mudah dan membuang sangat mudah atau sangat sukar.
Tabel 3.5 Interpretasi Nilai Tingkat Kesukaran
Nilai Interpretasi0.00 ≤ TK ≤ 0.15 Sangat Sukar0.16 ≤ TK ≤ 0.30 Sukar0.31 ≤ TK ≤ 0.70 Sedang0.71 ≤ TK ≤ 0.85 Mudah0.86 ≤ TK ≤ 1.00 Sangat Mudah
Setelah uji coba soal dilakukan maka diperoleh data nilai tingkat kesukaran untuk
setiap butir soal sebagai berikut:
Tabel 3.6 Tingkat Kesukaran Butir Soal
No Soal Tingkat Kesukaran Interpretasi
1a 0,39 Sedang1b 0,40 Sedang2 0,61 Sedang3 0,28 Sukar4 0,34 Sedang
Soal yang termasuk kategori mudah, sukar dan sangat mudah dalam penelitian ini
masih dapat digunakan dengan pertimbangan butir soal tersebut memiliki nilai
daya pembeda soal yang bagus. (Lampiran C.2 hal. 143)
Berdasarkan uji validitas, reliabilitas, daya pembeda dan tingkat kesukaran yang
telah dilakukan, setiap butir soal sudah memenuhi syarat yang ditentukan, hasil
uji coba menunjukkan setiap butir soal dapat digunakan untuk mengumpulkan
data pemahaman konsep matematis siswa.
28
F. Teknik Analisis Data
Data yang diperoleh setelah memberi perlakuan pada sampel adalah data
kuantitatif yang terdiri dari nilai tes kemampuan pemahaman konsep matematis
siswa kelas PBL dan kelas PQ4R.
Sebelum dilakukan pengujian hipotesis terhadap data skor kemampuan
pemahaman konsep matematis siswa, maka dilakukan uji prasyarat terhadap data
kuantitatif dari kelas PBL dan kelas PQ4R. Pengujian prasyarat ini dilakukan
untuk mengetahui apakah data sampel berasal dari data populasi yang ber-
distribusi normal dan memiliki varians yang homogen.
a. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk melihat apakah data kemampuan pemahaman kon-
sep matematis berdistribusi normal atau tidak. Uji Normalitas dalam penelitian ini
menggunakan uji Chi-Kuadrat.
Uji Chi Kuadrat menurut Sudjana (2005: 273) adalah sebagai berikut.
Hipotesis
H0 : sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal
H1 : sampel tidak berasal dari populasi yang berdistribusi normal
Statistik yang digunakan untuk uji Chi-Kuadrat:
= ( − )Keterangan:
= frekuensi harapan= frekuensi yang diharapkan= banyaknya pengamatan
29
Dengan kriteria pengujian adalah terima terima H0 jika ≤ , dengan
χ ( ∝)( ) dan taraf nyata 5%.
Rekapitulasi uji normalitas data kemampuan pemahaman konsep matematis
disajikan pada Tabel 3.5. Perhitungan selengkapnnya dapat dilihat pada Lampiran
C.5 hal. 150 dan C.6 hal. 158.
Tabel 3.7 Rekapitulasi Uji Normalitas Data Kemampuan pemahaman kon-sep Matematis
Pembelajaran X2hitung X2
tabelKeputusan
H0Keputusan Uji
PBL 6,92 7,81 diterimaSampel berasal dari pop-ulasi yang berdistribusinormal
PQ4R 26,54 7,81 ditolakSampel berasal dari pop-ulasi yang tidak berdis-tribusi normal
Berdasarkan hasil uji normalitas, diketahui bahwa salah satu data kemampuan
pemecahan konsep matematis siswa berasal dari populasi yang tidak berdistribusi
normal, sehingga langkah selanjutnya tidak perlu dilakukan uji homogenitas kare-
na data sampel tidak memenuhi asumsi normalitas.
b. Uji Hipotesis
Setelah melakukan uji normalitas, diperoleh bahwa salah satu data berasal dari
sampel yang populasinya tidak berdistribusi normal, maka uji hipotesis yang
digunakan adalah uji non parametrik. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini
dilakukan melalui uji Wilcoxon Rank Sum Test .
30
Uji Wilcoxon Rank Sum Test menurut Berenson (2012: 494) sebagai berikut:
a. HipotesisH : θ1 = θ2, (tidak ada perbedaan data kemampuan pemahaman konsep matema
tis siswa yang menggunakan pembelajaran PBL dengan data ke-
mampuan pemahaman konsep matematis siswa yang menggunakan
pembelajaran PQ4R).H : θ1 > θ2, (data kemampuan pemahaman konsep matematis siswa yang meng
gunakan pembelajaran PBL lebih tinggi daripada data kemampuan
pemahaman konsep matematis siswa yang menggunakan pembela-
jaran PQ4R).
b. Taraf signifikan : α = 0,05
c. Statistik uji :=Keterangan:T1 = jumlah peringkat yang diberikan pada n1 sampel yang lebih kecil
= rata-rata= standar deviasi
Dengan =( )
dan =( )
Keterangan:n1 dan n2 = banyak siswa, dengan n1 < n2
n = n1 + n2
d. Kriteria uji : terima H0 jika nilai Zhitung< Z0,5-α
Apabila H0 diterima, menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan data kemampuan
pemahaman konsep matematis siswa yang menggunakan pembelajaran PBL
dengan data kemampuan pemahaman konsep matematis siswa yang menggunakan
31
pembelajaran PQ4R. H0 ditolak yang berarti data kemampuan pemahaman kon-
sep matematis siswa yang menggunakan pembelajaran PBL lebih tinggi daripada
data kemampuan pemahaman konsep matematis siswa yang menggunakan pem-
belajaran PQ4R.
V SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang disajikan dalam bab IV
diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1. Tidak ada perbedaan antara data kemampuan pemahaman konsep matematis
siswa yang mengikuti pembelajaran PBL dengan data kemampuan pemaham-
an konsep matematis siswa yang menggunakan pembelajaran PQ4R.
2. Penggunaan pembelajaran PQ4R lebih baik dalam meningkatkan kemampuan
pemahaman konsep matematis siswa dilihat dari proses belajar dan pencapai-
an indikator
B. Saran
Berdasarkan hasil dalam penelitian ini, penulis mengemukakan saran-saran
sebagai berikut:
1. Kepada guru dihimbau untuk menvariasikan model pembelajaran dalam meng-
ajar sehingga siswa tidak bosan dalam belajar dan dapat meningkatkan mo-
tivasi serta hasil belajar.
2. Kepada guru khususnya sekolah yang menggunakan kurikulum 2013 tidak
hanya menggunakan pembelajaran PBL yang dicontohkan dalam kurikulum
42
akan tetapi bisa menggunakan model pembelajaran yang lain yairu pembelajar-
an PQ4R.
3. Kepada peneliti lain yang ingin mengembangkan penelitian lanjutan hendaknya
melakukan pengkajian lebih mendalam, seperti pengelolahan waktu sebaik
mungkin, pengolahan kelas supaya tetap kondusif, agar siswa dapat secara
optimal dalam menerima pembelajaran dan mendapatkan hasil yang baik
dalam belajar.
43
DAFTAR PUSTAKA
Akinoglu, O. dan R.O. Tandogan. 2007. The Effect of Problem Based Active Learn-ing of Student’s Academic Achievement, Attitude and Concept Learning. Eu-asia Journal of Mathemathics, science & Technology Education, 3 (1): 71-81.
Arends, R. I. 2004. Learning to teach. Seven edition. New York: McGraw-HillCompanies Inc.
Arikunto, Suharsimi. 2010. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Berenson, Mark El, David M. Levine, Timotyhy C. Krehbiel. 2012. Basic BusinessStatistics Concept and Applications twelfth edition. Prencite Hall: Pearson.
Barret, Terry (2005). Understanding Problem Based Learning. [online].Tersediahttp://www.aishe.org/readings/2005-2/chapter2.pdf. 25 November 2015
BSNP. 2006. Permendiknas No.22 Tahun 2006 tentang Standar Isi untuk SatuanPendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Depdiknas.
Darmawan. 2010. Penggunaan Pembelajaran Berbasis Masalah dalam meningkatkanKemampuan Berpikir Kritis Siswa pada Pembelajaran IPS di MI DarussaadahPandeglang. Jurnal Penelitian Pendidikan Vol. 11 No. 2. [online]. Tersedia:http://jurnal.upi.edu/file/3_darmawan.pdf. 5 November 2015
Fraenkel, Jack R. and Wallen, Norman E.. 2010. How To Design And Evaluate Re-search In Education. New York: McGraw Himm Inc.
Herdian. 2010. Kemampuan pemahaman matematika [online]. Tersedia: https://herdy07.wordpress.com/2010/05/27/kemampuan-pemahaman-matematis/. 3Desember 2015
Herman, Tatang. 2007. Pembelajaran Berbasis Masalah untuk MeningkatkanKemampuan Berpikir Matematis Tingkat Tinggi Siswa Sekolah MenengahPertama. Dalam Educationist Vol. 01 No.01. [online]. Tersedia: http://103.23.244.11/Direktori/JURNAL/EDUCATIONIST/Vol._I_No._1Januari_2007/6._Tatang_Herman.pdf. 14 Desember 2015.
44
Kesumawati, Nila. 2008. Pemahaman Konsep Matematik dalam Pembelajaran Mate-matika. Palembang : Universitas PGRI Palembang.
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. 2013. MatematikaStudi Pengajaran. Politeknik Negeri Media Kreatif:jakarta.
Muiz, Abdul. Pembelajaran berbasis masalah (Problem Based Learning).
Napitupulu, Ester L. 2012. Prestasi Sains dan Matematika Indonesia Menurun.Harian Kompas. 14 Desember 2012. [Online]. http://edukasi.kompas.com. 31oktober 2015.
Noer, Sri Hastuti.2009. 2010. Jurnal Pendidikan MIPA. Jurusan P.MIPA. Unila
OECD. 2013. PISA 2012 Results in Focus What 15- year-olds know and they can dowith what they know. [online]. Tersedia: http://www.oced.org/pisa/keyfinding/pisa2012-results-overview.pdf. 12 Maret 2016.
Ruseffendi, E.T. 2006. Pengantar Kepada Membantu Guru MengembangkanKompetensinya dalam Pengajaran Matematika untuk Meningkatkan CBSA.Bandung: Tarsito.
. 1998. Statistika Dasar untuk Penelitian Pendidikan. Bandung:IKIP Bandung Press.
Ryberg, T, Glud L N, Buus Lillian, Georgsen Marianne. 2010. Identifying Differencein Understandings of PBL, Theory and Interactional Interdependencies. International Conference on Networked Learning, 7: 943-951.
Sadiman, Arif Sukadi. 1946. Beberapa Aspek Pengembangan Sumber Belajar.Jakarta:Mediayatama Sarana Perkasa.
Sanjaya , Wina. 2007. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
. 2009. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar ProsesPendidikan. Jakarta: Prenada.
Siswono. YTE. 2008. Model pembelajaran matematika berbasis pengajuan dan pe-mecahan masalah untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif.
Soedjadi. 2000. Kiat Pendidikan Matematika di Indonesia. Jakarta: direktorat JendralPendidikan Tinggi Departeman Pendidikan Nasional.
45
Sudijono, Anas. 2001. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Raja GrafindoPersada
Suprijono, Anas. 2009. Pengantar Evaluasi Pendidikan . Jakarta: Raja GrafindoPersada
Sudjana. 2005. Metode Statistika. Bandung. Tarsito
Suherman, E. 1990. Petunjuk Praktis untuk Melaksanakan Evaluasi PendidikanMatematika. Bandung: Wijayakusumah.
Suherman, Turmudi, Suryadi D, Herman T, Suhendra, Prabawanto S, Nurjanah,Rohayati A. 2003. Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. Bandung:Jica. Sukardi. 2008. Metodologi Penelitian Pendidikan, Kompetensi danPraktiknya. Jakarta : Bumi Aksara.
Suparmin,dkk.2013.Matematika untuk SMA dan MA Kelas X (Peminatan IPA). Surakarta: Mediatama.
Thomas, E. L., & Robinson, H. A. 1972. Improving memory in every class: A sourcebook for teachers. Boston: Allyn and Bacon. [Online]. Tersedia:http://carmine.se.edu/cvonbergen/How_to_study.html. 2 Maret 2016.
Trianto. 2007. Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientas Konstruktivistitik.Jakarta : Prestasi Pustaka.
. 2010.Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Kencana.
Trihendradi, Cornelius. 2005. Step by Step SPSS 17.0 Analisis Data Statistik.Yogyakarta: Andi Offset.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Sistem PendidikanNasional. 8 Juli 2013. Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003sNomor 4301. Jakarta.
Yadav. 2011. Problem Basede Learning: Influence on Students’ Learning in anElectical Engineering Course. Journal of Engineering Education, 100(2) : 253-280. .[online]. http://www .amanyadav.org. 25 Agustus 2016.
Yulianti, L. E, Wirya N, Arini W. (2013). Penerapan Metode PQ4R (Preview, Questi-on, Read, Reflect, Recite, Review ) untuk Meningkatkan Keterampilan Memba-ca pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia di Sd. Singaraja: Universitas Pendi-dikan Ganesha.
46
Zulaiha, 2006. Pemahaman Konsep [Online]. [http://ahli-definisi.blogspot.co.id/2011/03/definisi-pemahaman-konsep.html. 12 Maret 2016.
Zulkardi. 2003. Realistic Mathematics Education (RME) atau PendidikanMatematika Realistik Indonesia (PMRI). (makalah : paper disampaikan padaSemiloka Nasional 20-21 Agustus 2003). Universitas Sriwijaya. Palembang.