diagnosis dan penatalaksanaan rinitis alergi persisten sedang-berat

Post on 26-Jul-2015

172 Views

Category:

Documents

2 Downloads

Preview:

Click to see full reader

TRANSCRIPT

Diagnosis dan PenatalaksanaanRinitis Alergi Persisten Sedang-Berat

Oleh:Jessieca Liusen

0708112138

Pembimbing:Dr. Roy David Sarumpaet, SpTHT-KL

Referat

Pendahuluan • Rhinitis alergi adalah inflamasi membran mukosa nasal yang

dimediasi oleh reaksi antigen dengan IgE terhadap satu atau lebih alergen yang terjadi pada pasien dengan riwayat atopi.

• Reaksi hipersensitivitas tipe 1

Pendahuluan • 18-32% prevalensi USA• Rhinitis alergi mempengaruhi:• Kualitas hidup pasien, • Produktivitas Italia

Anamnesis • Riwayat atopi: asma, dermatitis atopi• Menggali alergen penyebab• Penyakit atopi• Komplikasi seperti tidur mendengkur akibat obstruksi nasal,

otitis media serosa

Lee CH et al

DREAMS study

Lee CH et al

Pemeriksaan Fisik

Rhinoskopi Anterior• Mukosa nasal pucat kebiruan• Sekret encer

Pemeriksaan Penunjang• Skin test

• Prinsip: terjadi reaksi antigen dengan sel mast yang telah tersensitisasi edema dan eritema dalam 2-20 menit

• Terbagi 2:• Skin prick test dan skin scratch test• Intradermal test

Skin prick test

Skin scratch test

Intradermal Test• Paling sensitif adalah uji intrakutan• Diketahui alergen penyebab dan derajat dan dosis inisial

untuk desensitisasi• Skin prick test (-) intrakutan tes

Interpretasi Tes Alergi

Pemeriksaan Kadar IgE• IgE total serum • IgE in vitro

• RAST• ELISA

Pemeriksaan Penunjang Lain

• Sitologi sekret hidung: eosinofil > 10%• Hitung darah tepi: eosinofilia

Penatalaksanaan

Menghindari Alergen Penyebab• Cuci karpet dengan air hangat, • Menutupi bantal dan tempat tidur dengan sarungnya• Meletakkan kucing di luar rumah• Mandikan kucing dengan air hangat sekali seminggu• Membersihkan karpet dan furniture• Pembatasan aktivitas di luar rumah terutama pada pagi

hari, • Jendela rumah dibiarkan tertutup pada pagi hari• Tempat tidur rajin dibersihkan dengan menggunakan air

hangat • Penghangat ruangan harus rajin dibersihkan

Farmakoterapi

Antihistamin • Berkompetisi dengan reseptor histamin H1• Generasi I• Klorfeniramin, klemastin, dimetindene maleat, hidroksizin,

ketotifen, oxatomin, bromfeniramin, difenhidramin, tripolidin. • Generasi II• Astemizol, terfenadin, setirizin, loratadin, akrivastin, azelastin,

desloratadin, ebastin, fexofenadine, levosetirizin, loratadin, mekuitazin, mizolastin, rupatadin.

• Generasi I lebih poten dari generasi II tetapi generasi I tidak boleh diberikan jika generasi II masih tersedia

Dekongestan • Agonis adrenergik yang mengakibatkan vasokontriksi dan

mengurangi kongesti nasal• Tetes hidung atau spray hidung• Digunakan < 7 hari• Sediaan oral berupa pseudoefedrin, fenilpropalamin, fenilefrin• Pseudoefedrin dosis 240mg/hari pada dewasa• Fenilefrin dosisnya 40mg/ hari pada dewasa

• Dekongestan intranasal seperti oksimetazolin, xilometazolin • Rhinitis alergi persisten sedang-berat

Steroid • Minimalisir respon inflamasi akibat pelepasan mediator

inflamasi serta mengurangi hiperaktivitas nasal• Steroid intranasal lini pertama rhinitis alergi yang persisten

sedang-berat• Efek samping sistemik topical steroid sangat rendah sehingga

jangka lama• Steroid oral jika klinis dari persisten sedang-berat tidak

membaik tetapi hanya diberikan dalam jangka waktu pendek

Antikolinergik

• Sekresi mukus di mukosa hidung berkurang rinorea. • Sediaan: ipratropium bromide spray• Dosis: 2 semprotan di masing-masing hidung 3x1 hari

Mast Cell stabilizer

• Kromolin semprot hidung • Mencegah terjadinya degranulasi sel mast sehingga

dapat mencegah reaksi fase cepat dan lambat• Dosis: 1x semprotan pada masing-masing hidung tiap

4jam maksimal selama 2 minggu

Leukotrien reseptor antagonis• Efek menghambat reseptor Cysteinil leukotriene• Toleransi baik dewasa maupun anak-anak• Contoh preparat antileukotriene berupa montelukast,

pranlukast, zafirlukast. • Preparat antileukotriene ini belum beredar di Indonesia

Leukotrien reseptor antagonis• Efek sampingnya 2% : nyeri kepala, insomnia, gangguan tidur. • Efektivitas• =Antihistamin jika digunakan monoterapi • Kombinasi dengan antihistamin generasi II =steroid intranasal

monoterapi. • Preparat tersedia dalam sediaan tablet 4 mg,5 mg, 10 mg• Bayi- anak usia 5 tahun dosisnya 1x4 mg. • Usia 6-14 tahun dosisnya 1x5 mg. • Dosis dewasa 1x10mg per hari.

Kompetensi Dokter Umum

• Terapi medikamentosa pada pasien rhinitis alergi• Jika > 3 bulan setelah terapi medika mentosa tidak

ada perbaikan merujuk pasien ke spesialis

Imunoterapi • Rhinitis persisten sedang-berat• Subkutan maupun sublingual• Dosis antigen = dosis antigen pada intradermal test• Sublingual risiko reaksi anafilaksis < subkutan

Imunoterapi

Tindakan Bedah• Indikasi tindakan bedah :• Hipertrofi konka inferior yang resisten terhadap pengobatan• Variasi anatomi tulang hidung dengan gangguan fungsi atau

estetik• Sinusitis kronik sekunder akibat rhinitis alergi• Bentuk berbeda dari poliposis unilateral hidung (polip koana,

polip soliter, sinusitis jamur) atau polip hidung bilateral yang resisten terhadap pengobatan

• Konkotomi konka inferior hipertrofi berat dan tidak berhasil dikecilkan dengan AgNO3 25% atau triklor asetat

• Teknik operasi endoskopi minimal invasif dan bedah laser hipertrofi konka

Terima kasih,,,

top related