departemen pemeriksaan khusus dan investigasi · pdf fileformulir pentransferan kosong. ......
Post on 01-Feb-2018
243 Views
Preview:
TRANSCRIPT
Departemen Pemeriksaan Khusus dan Investigasi Perbankan (DKIP) - OJK
Jakarta, 18 Februari 2016
1 Fraud: Pencegahan, Deteksi & Investigasi
OUTLINE:
1. OVERVIEW PENGAWASAN BANK
2. STRATEGI ANTI FRAUD
3. CAKUPAN, CONTOH & STUDI KASUS DUGAAN TINDAK PIDANA PERBANKAN (TIPIBANK)
2 Fraud: Pencegahan, Deteksi & Investigasi
3 Fraud: Pencegahan, Deteksi & Investigasi
4
Pasal 55 ayat (2) UU OJK: Sejak 31 Desember 2013,
fungsi, tugas & wewenang pengaturan & pengawasan
kegiatan jasa keuangan di sektor Perbankan (termasuk
penanganan fraud) beralih dari BI ke OJK
OJK berfungsi menyelenggarakan sistem pengaturan
dan pengawasan yang terintegrasi terhadap keseluruhan
kegiatan di dalam sektor jasa keuangan
- Pengaturan & pengawasan m/kelembagaan bank
- Pengaturan & pengawasan m/kesehatan bank
- Pengaturan & pengawasan m/kehati2an bank
- Pemeriksaan bank
FUNGSI, TUGAS & WEWENANG OJK
Fraud: Pencegahan, Deteksi & Investigasi
OJK
Pengawasan Melekat
Komisaris Independen
& Direktur
Kepatuhan
OJK Level Kebijakan
& Prosedur
Auditor &
Controller
Level Kontrol
& Verifikasi
Level Eksekusi
Transaksi
Sisi pelaksana Sisi pengawas
Direktur Pelaksana,
Dewan Audit
& SKAI
PENGAWASAN BANK
OJK Inte
rnal
ban
k
Sis
tem
K
euan
gan
Wil
ayah
Kri
tis
Ma
na
jem
en B
an
k (
CE
O)
Au
dit
or
Ek
ster
na
l
Komisaris &
Direksi
5 Fraud: Pencegahan, Deteksi & Investigasi
6 Fraud: Pencegahan, Deteksi & Investigasi
7
Click to add Title 1 1. Terjadinya berbagai kasus Fraud di sektor
perbankan yang merugikan nasabah dan/atau
bank.
2. Perlunya peningkatan awareness terhadap Fraud
melalui penguatan sistem pengendalian intern
bank sebagai penerapan dari Manajemen Risiko
Bank.
LATAR BELAKANG
Fraud: Pencegahan, Deteksi & Investigasi
VLS
AG IBJ
- Periode: 27 Jan 2007 s/d 7 Februari 2011.
- 117 transaksi dari 36 nasabah total dana Rp27,3M+USD2 juta.
- Transfer al dari rekg SB Rp112 juta ke IBJ tgl 4 Feb’11, dan dari rekg GMB
Rp180 juta ke IBJ tgl 31 Jan’11.
Vonis PN:
1. AG divonis penjara 4 tahun & denda Rp350 juta.
2. IBJ divonis penjara 3 tahun 8 bulan & denda Rp200 juta.
3. VLS divonis penjara 2 tahun 10 bulan & denda Rp200 juta.
4. IMD divonis penjara 8 tahun & denda Rp10 miliar, mobil dikembalikan ke BANK.
Dasar pengenaan vonis 3 terpidana:
Pasal 5 ayat (1) UU No.8 Tahun 2010 tentang PPTPPU & Pasal 263 ayat (2) KUHP
Dasar pengenaan vonis IMD:
Pasal 49 ayat (1) huruf a UUP, Pasal 49 ayat (2) huruf b UUP, Pasal 3 ayat (1) huruf b UU PPTPPU
& Pasal 3 UU PPTPPU.
Modus:
1. Nasabah menandatangani
formulir pentransferan kosong.
2. IMD mengisi formulir & memalsukan
tanda tangan nasabah.
Alibi: utk investasi & diketahui pemilik rekening, 50% dana telah dikembalikan
& sisanya masih diinvestasikan
8
faktor integritas dalam kejahatan perbankan ...
Fraud: Pencegahan, Deteksi & Investigasi
Tindakan penyimpangan atau pembiaran yang sengaja dilakukan
untuk mengelabui, menipu, atau memanipulasi Bank, nasabah, atau pihak lain,
yang terjadi di lingkungan Bank dan/atau menggunakan sarana Bank
sehingga mengakibatkan Bank, nasabah, atau pihak lain menderita kerugian dan/atau pelaku Fraud memperoleh keuntungan keuangan, baik secara langsung maupun tidak langsung.
9 Fraud: Pencegahan, Deteksi & Investigasi
10
$
Pressures
Rationalization Opportunities
◎ Fraud Triangle
Tekanan Keuangan
Kebiasanan Individu (Judi, Narkoba, Alkohol)
Ketidakpuasan kerja (lembur, gaji rendah, penilaian kinerja, promosi)
Mencari hasil tertentu (Bonus, Compensation)
Kesulitan keuangan, hutang tinggi, dsb
Pengendalian Internal buruk
Kepedulian fraud rendah
Kebijakan tidak konsisten
Perputaran pegawai tinggi
Tidak adanya kesempatan cuti
Saya hanya pinjam sebentar, nanti dibayar
Tidak ada yang dirugikan
Organisasi tidak adil & berutang pada saya
Saya layak dapat penghargaan
Ini untuk tujuan yang baik
Ini hanya sementara sampai kegiatan normal
Fraud: Pencegahan, Deteksi & Investigasi
11
dishonest
situtionally honest
honest at all time
Fraud: Pencegahan, Deteksi & Investigasi
12
Kondisi lingkungan internal & eksternal
Kompleksitas kegiatan usaha
Potensi, jenis & risiko Fraud
Kecukupan sumber daya yang dibutuhkan
Hal-hal yg perlu diperhatikan dalam Penyusunan & Penerapan Strategi Anti Fraud
Fraud: Pencegahan, Deteksi & Investigasi
PENGUATAN ASPEK-ASPEK MANAJEMEN RISIKO FRAUD
13
Manajemen Risiko
Sistem Pengendalian Intern
(4 Pilar)
Penguatan Aspek2 Lainnya
Pengendalian & Pemantauan
- Kebijakan & prosedur pengendalian Fraud - Kaji ulang oleh manajemen & SKAI atas pelaksanaan strategi anti Fraud - Pengendalian SDM untuk meningkatkan efektivitas - Penetapan pemisahan fungsi pelaksanaan aktivitas bank - Pengedalian sistem informasi - Pengedalian lain, seperti pengendalian aset fisik, dokumentasi, dsb.
Struktur Organisasi & Pertanggungjawaban
- Unit/fungsi disesuaikan dgn karakteristik dan kompleksitas usaha - Uraian Tugas & tanggung jawab yg jelas - Pertanggungjawaban unit/fungsi Fraud kepada Dirut, serta hubungan komunikasi & pelaporan kepada Dekom - SDM yg kompeten, berintegritas & independen
Pengawasan Aktif Manajemen terhadap Fraud
- Pengembangan budaya & kepedulian - Penyusunan & pengawasan penerapan kode etik - Penerapan & pengawasan penerapan strategi anti Fraud - Pengembangan kualitas SDM - Pantau, evaluasi & tindak lanjut Fraud
Fraud: Pencegahan, Deteksi & Investigasi
Kebijakan & Mekanisme Whistleblowing Surprise Audit Surveillance System
Investigasi Pelaporan Pengenaan Sanksi
Anti Fraud Awareness Identifikasi Kerawanan Know Your Employee
Pilar STRATEGI pengendalian FRAUD
14 Fraud: Pencegahan, Deteksi & Investigasi
15
Moral dan awareness dari pimpinan terhadap anti Fraud harus menjiwai setiap kebijakan atau ketentuan yang ditetapkannya.
Upaya untuk menumbuhkan anti Fraud awareness dilakukan al melalui:
1) Penyusunan &
sosialisasi Anti Fraud Statement.
Contohnya kebijakan zero
tolerance terhadap Fraud.
2) Program employee awareness.
Contohnya penyelenggaraan seminar/diskusi terkait
anti Fraud, training, & publikasi mengenai pemahaman
terhadap bentuk2 Fraud, transparansi hasil
Investigasi & tindak lanjut terhadap Fraud yg dilakukan secara
berkesinambungan.
3) Program customer awareness.
Contohnya pembuatan brosur anti Fraud, penjelasan
tertulis maupun melalui sarana lainnya untuk
meningkatkan kepedulian & kewaspadaan
nasabah/deposan terhadap kemungkinan terjadinya
Fraud.
ANTI FRAUD AWARENESS
Fraud: Pencegahan, Deteksi & Investigasi
IDENTIFIKASI KERAWANAN
• Mengidentifikasi risiko terjadinya Fraud yg melekat pada setiap aktifitas yg berpotensi merugikan bank.
• Bank wajib melakukan identifikasi kerawanan pada setiap aktivitas.
Hasil identifikasi didokumentasikan & diinformasikan kepada pihak berkepentingan & selalu dikinikan terutama terhadap aktivitas yg dinilai berisiko tinggi terjadinya Fraud.
16 Fraud: Pencegahan, Deteksi & Investigasi
1. Permohonan kredit. a. Diajukan secara tertulis. b. Memuat informasi yg lengkap dan memenuhi persyaratan sesuai ketentuan bank. c. Bank harus memastikan kebenaran data dan informasi yang disampaikan.
2. Analisis kredit. a. Bentuk, format dan kedalaman analisis kredit disesuaikan jumlah dan jenis kredit. b. Menggambarkan konsep hubungan total pemohon kredit, yaitu penilaian atas
keseluruhan kredit dari pemohon kredit yang telah diberikan. c. Dibuat secara lengkap, akurat dan obyektif yang meliputi : Menggambarkan semua informasi yang berkaitan dengan usaha dan data
pemohon, termasuk penelitian pada daftar kredit macet. Penilaian atas kelayakan jumlah permohonan kredit dengan proyek yang akan
dibiayai. Penilaian tidak dipengaruhi oleh pihak-pihak yang berkepentingan dengan
pemohon kredit. Analisis 5’C. Penilaian terhadap sumber pelunasan kredit yang dititikberatkan pada hasil
usaha yang dilakukan pemohon. Evaluasi aspek yuridis perkreditan untuk melindungi dari risiko kredit.
KEBIJAKSANAAN PERKREDITAN BANK (KPB)
17 Fraud: Pencegahan, Deteksi & Investigasi
3. Rekomendasi persetujuan kredit. Rekomendasi harus disusun secara tertulis berdasarkan hasil analisis kredit yang telah dilakukan dan harus sejalan dengan kesimpulan analisis kredit.
4. Pemberian persetujuan kredit. a. Setiap pemberian persetujuan kredit harus memperhatikan analisis dan
rekomendasi persetujuan kredit. b. Setiap keputusan pemberian persetujuan kredit yang berbeda dengan isi
rekomendasi harus dijelaskan secara tertulis.
5. Perjanjian kredit dan persetujuan pencairan kredit. a. Perjanjian kredit disetujui oleh pihak yang berwenang. b. Bank hanya menyetujui pencairan kredit apabila seluruh syarat-syarat yang
ditetapkan dalam persetujuan dan pencairan kredit telah dipenuhi. c. Sebelum pencairan kredit seluruh aspek yuridis yang berkaitan dengan
kredit telah diselesaikan dan memberikan perlindungan bagi bank.
6. Pengawasan kredit yang bersifat menyeluruh. a. Pencegahan sedini mungkin terjadinya hal-hal yang dapat merugikan bank atas
pemberian kredit yang tidak sehat struktur pengendalian internal bank. b. Pengawasan sehari-hari oleh menajemen bank/pengawasan melekat. c. Audit internal terhadap semua aspek perkreditan dilakukan oleh SKAI.
18 Fraud: Pencegahan, Deteksi & Investigasi
Penyebab kredit bermasalah (Budi Untung, Kredit Perbankan di Indonesia, Yogyakarta: Andi Offset, 2000): 1. Kesalahan appraisal 2. Membiayai proyek dari pemilik/terafiliasi 3. Membiayai proyek yang direkomendasi oleh kekuatan tertentu 4. Dampak makro ekonomi/unforecasted variable 5. Kenakalan nasabah Penyebab kredit bermasalah dari sisi debitur (Siswanto Sutojo, The Management of Commercial Bank, Jakarta: Damar Mulia Pustaka, 2007): 1. Menurunnya kondisi usaha bisnis perusahaan. 2. Adanya salah urus atau kurang berpengalaman. 3. Problem keluarga. 4. Kegagalan debitur pada bidang usaha atau perusahaan mereka yang lain. 5. Kesulitan likuiditas keuangan yang serius. 6. Munculnya kejadian di luar kekuasaan debitur. 7. Watak buruk debitur.
PENYEBAB KREDIT BERMASALAH
19 Fraud: Pencegahan, Deteksi & Investigasi
20
Know your employee K
YE
1) sistem dan prosedur rekruitmen yang efektif.
Melalui sistem ini diharapkan dapat diperoleh gambaran mengenai rekam jejak calon karyawan (pre employee screening) secara lengkap dan akurat.
KYE
2) sistem seleksi yg dilengkapi kualifikasi tepat dgn mempertimbangkan risiko, serta ditetapkan secara obyektif & transparan.
Sistem tsb harus menjangkau pelaksanaan promosi maupun mutasi, termasuk penempatan pada posisi yg memiliki risiko tinggi terhadap Fraud.
KYE
3) kebijakan “mengenali karyawan” (know your employee) antara lain mencakup pengenalan & pemantauan karakter, perilaku, dan gaya hidup karyawan.
Fraud: Pencegahan, Deteksi & Investigasi
21
• Bank harus memiliki komitmen untuk memberikan dukungan & perlindungan kepada setiap pelapor Fraud serta menjamin kerahasiaan identitas pelapor Fraud & laporan Fraud yg disampaikan.
Perlindungan kepada Whistleblower
• Bank perlu menyusun ketentuan internal terkait pengaduan Fraud dgn mengacu pada ketentuan & perundang-undangan yg berlaku.
Regulasi terkait pengaduan Fraud
• Bank perlu menyusun sistem pelaporan Fraud yg efektif yg memuat kejelasan proses pelaporan, al. mengenai tata cara pelaporan, sarana & pihak yg bertanggung jawab untuk menangani pelaporan. Sistem pelaporan harus didukung dgn adanya kejelasan mekanisme tindak lanjut terhadap kejadian Fraud yg dilaporkan.
Sistem pelaporan & mekanisme tindak
lanjut laporan Fraud
KEBIJAKAN & MEKANISME WHISTLEBLOWING
Fraud: Pencegahan, Deteksi & Investigasi
22
• Kebijakan dan mekanisme surprise audit perlu dilakukan terutama pada unit bisnis yang berisiko tinggi atau rawan terhadap terjadinya Fraud. Pelaksanaan surprise audit dapat meningkatkan kewaspadaan karyawan dalam melaksanakan tugasnya.
SURPRISE AUDIT
Fraud: Pencegahan, Deteksi & Investigasi
23
• Surveillance system merupakan suatu tindakan pengujian/pemeriksaan yang dilakukan tanpa diketahui/disadari oleh pihak yang diuji/diperiksa dalam rangka memantau & menguji efektifitas kebijakan anti Fraud.
• Surveillance system dapat dilakukan oleh pihak independen dan/atau pihak internal Bank. S
UR
VE
ILL
AN
CE
S
YS
TE
M
Fraud: Pencegahan, Deteksi & Investigasi
24
• Investigasi dilakukan untuk mengumpulkan bukti2 yg terkait dgn kejadian yg patut diduga merupakan tindakan Fraud.
• Investigasi memberikan pesan kpd setiap pihak terkait bahwa setiap indikasi tindakan Fraud yg terdeteksi akan selalu diproses sesuai standar investigasi yg berlaku & pelakunya akan diproses sesuai ketentuan yg berlaku.
• Standar investigasi yg dimiliki Bank paling kurang mencakup: 1) penentuan pihak yg berwenang melaksanakan investigasi dgn memperhatikan independensi & kompetensi yg dibutuhkan; 2) mekanisme pelaksanaan investigasi d/r menindaklanjuti hasil deteksi dgn tetap menjaga kerahasiaan informasi yg diperoleh.
Inve
stig
asi
• Bank wajib memiliki mekanisme pelaporan yg efektif atas pelaksanaan investigasi & kejadian Fraud yg ditemukan.
• Mekanisme pelaporan tsb mencakup pelaporan secara internal kepada pihak manajemen Bank maupun kpd OJK. P
ela
po
ran
• Bank wajib memiliki kebijakan pengenaan sanksi secara internal yg efektif d/r menindaklanjuti hasil investigasi agar menimbulkan efek jera bagi para pelaku Fraud. Kebijakan ini paling kurang memuat hal-hal berikut: 1) mekanisme pengenaan sanksi; 2) pihak yg berwenang mengenakan sanksi.
• Kebijakan pengenaan sanksi harus diterapkan secara transparan & konsisten. Pe
nge
naa
n
San
ksi
INVESTIGASI, PELAPORAN & SANKSI
Fraud: Pencegahan, Deteksi & Investigasi
Fraud: Pencegahan, Deteksi & Investigasi 25
FAKTOR PEMICU FRAUD
1. Greed (keserakahan) 2. Opportunity (kesempatan) 3. Need (kebutuhan) 4. Exposure (pengungkapan)
Faktor Greed dan Need = faktor individu sbg pelaku fraud (faktor individual). Faktor Opportunity dan Exposure = faktor organisasi sbg korban perbuatan fraud (faktor generik/umum)
FAKTOR INDIVIDUAL: 1. Moral, faktor ini berhubungan dengan keserakahan (greed). 2. Motivasi, faktor ini berhubungan dengan kebutuhan (need).
FAKTOR GENERIK: 1. Opportunity melakukan fraud tergantung kedudukan pelaku terhadap obyek
fraud. Kesempatan melakukan fraud (besar/kecil) selalu ada pada setiap kedudukan. Secara umum, manajemen bank mempunyai kesempatan yang lebih besar melakukan fraud.
2. Exposure fraud belum menjamin tidak terulangnya fraud setiap pelaku fraud seharusnya dikenakan sanksi.
26 Fraud: Pencegahan, Deteksi & Investigasi
Moch. Anwar menggolongkan tindak pidana di bidang perbankan ke dalam dua kelompok, yaitu:
1. Tindak pidana perbankan yang terdiri atas perbuatan-perbuatan pelanggaran terhadap ketentuan-ketentuan pidana yang diatur dalam UU Perbankan.
2. Tindak pidana di bidang perbankan lainnya yang terdiri atas perbuatan-perbuatan yang berhubungan dengan kegiatan usaha pokok bank yang diatur dalam ketentuan-ketentuan di luar UU Perbankan, seperti KUHP, UU Pemberantasan Tipikor, dll.
TINDAK PIDANA PERBANKAN (Tipibank)
27 Fraud: Pencegahan, Deteksi & Investigasi
TINDAK PIDANA PERBANKAN Ruang Lingkup :
UU No. 7/1992 ttg Perbankan sebagaimana telah diubah dgn UU No. 10/1998
Tindak pidana berkaitan dgn perizinan (Pasal 46)
Tindak pidana berkaitan dgn rahasia bank (Pasal 47 & 47A)
Tindak pidana berkaitan dgn pengawasan bank (Pasal 48)
Tindak pidana berkaitan dgn kegiatan usaha bank (Pasal 49)
Tindak pidana berkaitan dgn pihak terafiliasi (Pasal 50 )
Tindak pidana berkaitan dgn pemegang saham (Pasal 50A)
Catatan: Ruang lingkup Tipibank mencakup Pasal 46 s/d 50A UU Perbankan ATAU
Pasal 59 s/d 66 UU No.21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah.
28 Fraud: Pencegahan, Deteksi & Investigasi
Tindak pidana berkaitan dengan perizinan
PASAL
46
1) Barang siapa menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan tanpa izin usaha dr Pimpinan BI sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16, diancam dengan pidana penjara min 5 th & max 15 th serta denda min Rp10 M & max Rp200 M.
2) Apabila kegiatan dilakukan oleh badan hukum berbentuk PT, Perserikatan, Yayasan atau Koperasi, maka penuntutan dilakukan terhadap pemberi perintah dan atau pimpinan perbuatan di dalam badan tersebut.
Pasal 16 ayat (1)
Setiap pihak yg melakukan kegiatan menghimpun dana dari masyarakat dalam
bentuk simpanan wajib terlebih dahulu memperoleh izin usaha sebagai Bank
Umum atau Bank Perkreditan Rakyat dari Pimpinan Bank Indonesia kecuali apabila kegiatan dimaksud diatur dengan Undang-undang tersendiri.
29 Fraud: Pencegahan, Deteksi & Investigasi
“BPR”
Adil Makmur
Perizinan:
- Deperindag (SIUP & TDP)
- Dirjen Pajak (NPWP)
- Pemda (izin gangguan)
1
3
Deposito
Tabungan
Lain-lain
2
PASAL
46 KEGIATAN PENGHIMPUNAN DANA
TANPA IZIN OLEH CV ADIL MAKMUR
30 Fraud: Pencegahan, Deteksi & Investigasi
Apakah penghimpunan dana yang dilakukan oleh Koperasi, “bank plecit”/rentenir, dan arisan termasuk dalam kategori “Bank Gelap” ?
PASAL
46
31 Fraud: Pencegahan, Deteksi & Investigasi
Pasal 47 : (1) Barang siapa tanpa membawa perintah tertulis/izin dr Pimpinan BI
sebagaimana dimaksud dlm Pasal 41, 41A & 42, dgn sengaja memaksa bank/Pihak Terafiliasi utk memberikan keterangan sebagaimana dimaksud dlm Pasal 40, diancam dgn pidana penjara min 2 th & max 4 th serta denda min Rp10 M & max Rp200 M.
(2) Anggota Dewan Komisaris, Direksi, pegawai bank/Pihak Terafiliasi lainnya yg dgn sengaja memberikan keterangan yg wajib dirahasiakan menurut Pasal 40, diancam dgn pidana penjara min 2 th & max 4 th serta denda min Rp4 M & max Rp8 M.
Pasal 47A : Anggota Dewan Komisaris, Direksi atau pegawai bank yg dgn sengaja tdk memberikan keterangan yg wajib dipenuhi sebagaimana dimaksud Pasal 42A & 44A, diancam dgn pidana penjara min 2 th & max 7 th serta denda min Rp4 M & max Rp15 M.
Pasal 40, 41, 41 A & 42
Merupakan pasal-pasal yang mengatur mengenai Rahasia Bank serta pengecualian terhadap
ketentuan dimaksud.
Tindak pidana berkaitan dengan rahasia bank
32
PASAL
47&47A
Fraud: Pencegahan, Deteksi & Investigasi
Polisi/Jaksa memaksa kasir Bank untuk memberikan keterangan mengenai nasabah penyimpan dan simpanannya, seperti nama, alamat, pekerjaan, penghasilan, nomor rekening, jumlah rekening, jumlah simpanan, transaksi, dsb.
33
PASAL
47&47A
Fraud: Pencegahan, Deteksi & Investigasi
(1) Anggota Dewan Komisaris, Direksi atau pegawai bank yg
dgn sengaja tdk memberikan keterangan yg wajib dipenuhi
sebagaimana dimaksud dlm Pasal 30 ayat (1) & (2) & Pasal
34 ayat (1) & (2), diancam dgn pidana penjara min 2 th &
max 10 th serta denda min Rp5 M & max Rp100 M.
(2) Anggota Dewan Komisaris, Direksi atau pegawai bank yg
lalai memberikan keterangan yg wajib dipenuhi
sebagaimana dimaksud dlm Pasal 30 ayat (1) & (2) & Pasal
34 ayat (1) & (2), diancam dgn pidana kurungan min 1 th &
max 2 th & atau denda min Rp1 M & max Rp2 M.
Tindak pidana berkaitan dengan pengawasan bank
34
PASAL
48
Fraud: Pencegahan, Deteksi & Investigasi
PEMERIKSA
DOKUMEN /
KETERANGAN /
INFORMASI /
AKSES KE PEMBUKUAN
DITOLAK /
DIPERSULIT /
TIDAK DIBERIKAN Shareholders/
Owners/Manajemen
35
PASAL
48
Fraud: Pencegahan, Deteksi & Investigasi
(1) Anggota Dewan Komisaris, Direksi/pegawai bank yg dgn sengaja:
a. membuat atau menyebabkan adanya pencatatan palsu;
b. menghilangkan atau tdk memasukkan atau menyebabkan tdk
dilakukannya pencatatan;
c. mengubah, mengaburkan, menyembunyikan, menghapus, atau
menghilangkan adanya suatu pencatatan …, atau dgn sengaja
mengubah, mengaburkan, menghilangkan, menyembunyikan/
merusak catatan pembukuan tersebut, dlm pembukuan, laporan,
dokumen, laporan kegiatan usaha, laporan transaksi, rekening
suatu bank;
diancam dgn pidana penjara min 5 th & max 15 th serta denda min
Rp10 M & max Rp200 M.
Tindak pidana berkaitan dengan kegiatan usaha bank
36
PASAL
49 (1)
Fraud: Pencegahan, Deteksi & Investigasi
2 5
Kredit Rp733M
1
Mohon kredit
177 debitur terima kredit ???
4
OJK lakukan pemeriksaan khusus
177 Debitur
3
Modus Operandi Tipibank, al : Komut/PSP meminta dana Bank kpd Kabag Kredit & Kasi Adm
Kredit (Komut Rp397M & Grup Komut Rp336M). Dok kredit berasal dari Komut & Grup, al. pedagang kopi &
pegawai bank/Grup tdk diverifikasi dan tdk di-ots. Dok pembukaan rekg tabungan dibuat oleh Komut & Grup. Dana kredit masuk ke rekg debitur & selanjutnya ditarik untuk
kepentingan Komut & Grup. Pembayaran pokok & angsuran kredit didebet pd rekg debitur yg
dananya dari Grup (pegawai grup memonitor pembayaran).
Hasil kunjungan 12 deb plafon Rp79M: - 3 deb tdk ajukan kredit & tdk terima kredit - 8 deb ajukan kredit & tdk terima kredit - 1 deb tdk diketahui keberadaannya
37 Fraud: Pencegahan, Deteksi & Investigasi
PASAL
49 (1) a
Appraiser
Bank “ABC”
Processor
Bank “ABC”
5 debitur Bank “ABC”
Menawarkan kredit 3
Mohon kredit 4
9 Pencairan kredit Rp15 M
Analisa usaha
dan kelayakan
6 8 Approved
Cek data & analisa
jaminan 5
Mohon approval 7 Kanwil Bank “ABC”
10
AO Bank “ABC”
2
BM Bank “ABC”
1
11b 11c
11a
38
PASAL
49 (1) a
Fraud: Pencegahan, Deteksi & Investigasi
1
5
Pesan perlengkapan komputer 3 kali via fax sekitar Rp308 juta
PT XYZ
2
4
PT XYZ kirim 3 invoice
Bank bayar PT XYZ (3 BKK) walau PT XYZ batalkan transaksi (uang muka tidak disetor kembali ke Bank)
Hasil kunjungan : transaksi beli dibatalkan oleh PT XYZ karena Bank tidak bayar uang muka
3
Melakukan pemeriksaan khusus
???
BANK
39
PASAL
49 (1) a
Fraud: Pencegahan, Deteksi & Investigasi
Bank Kita 60 debitur ajukan kredit
Setujui kredit Rp400 juta
Disetor ke Bank hanya Rp10 juta &
selebihnya tidak disetor ke Bank
Pembayaran Pokok &
Angsuran kredit Rp100 juta
40
PASAL
49 (1) b
Fraud: Pencegahan, Deteksi & Investigasi
1
PT
2
6b
3
4
5
Pengurus
PT “SAU”
Pegawai
Bank “XYZ”
Bank “XYZ”
Buka 3 rekg giro
5 surat kuasa
9 transaksi
total Rp78M
Selisih Rp25M (DOC) antara surat
konfirmasi Bank dgn saldo list giro Pihak Lain
6a Pengembalian pokok
& jasa investasi Rp34M
Aliran
dana
Lap transaksi
rekg giro
Bos Nasabah
Menik
(Nasabah)
Nasabah dan
Bos Nasabah
Vonis: Pemkab Bupati: penjara 9 tahun, denda Rp300 juta & uang pengganti Rp130 juta; Kabag Keu: penjara 4 tahun & denda Rp300 juta; Bendahara Umum: penjara 4 tahun & denda Rp300 juta. Bank Pinca1: penjara 10 tahun, denda Rp300 juta & uang pengganti Rp1M; Pinca2: penjara 6 tahun, denda Rp300 juta & uang pengganti Rp427 juta; Ass Marketing: penjara 6 tahun, denda Rp300 juta & uang pengganti Rp1M . PT SAU Komisaris: penjara 10 tahun, denda Rp300 juta & uang pengganti Rp7 M; Direktur: penjara 12 tahun, denda Rp300 juta & uang pengganti Rp5M; Dir Keu: penjara 10 tahun, denda Rp300 juta & uang pengganti Rp5M.
41
PASAL
49 (1) c
Fraud: Pencegahan, Deteksi & Investigasi
(2) a Anggota Dewan Komisaris, Direksi/pegawai bank yg dgn sengaja :
Meminta, menerima, mengizinkan, menyetujui utk menerima suatu
imbalan, komisi, uang tambahan, pelayanan, uang atau barang
berharga,
utk keuntungan pribadinya atau utk keuntungan keluarganya,
dlm rangka mendapatkan atau berusaha mendapatkan bagi org lain
dlm memperoleh uang muka, bank garansi, atau fasilitas kredit dr
bank, atau
dlm rangka pembelian atau pendiskontoan oleh bank atas surat-surat
wesel, surat promes, cek, & kertas dagang atau bukti kewajiban
lainnya ataupun
dlm rangka memberikan persetujuan bagi org lain utk melaksanakan
penarikan dana yg melebihi batas kreditnya pd bank; diancam dgn
pidana penjara min 3 th & max 8 th serta denda min Rp5 M & max
Rp100 M.
Tindak pidana berkaitan dengan kegiatan usaha bank
42
PASAL
49 (2) a
Fraud: Pencegahan, Deteksi & Investigasi
A/O Bank ‘X’
Bank ‘X’ PT Developer User 8. Akad KPR a.n. 148 user
dengan nilai Rp6M
Dirut
PT Developer
Bank ‘Y’
1. Akta Jual Beli
rumah a.n. 148 user
2. Permohonan KPR a.n. 148 user
dengan nilai Rp6M
3. M
en
ug
aska
n ‘A
BC
’ m
em
pro
se
s
Pe
rmo
ho
na
n K
PR
4. Negosiasi agar KPR disetujui
5. KPR dpt disetujui jika ada imbalan
uang dlm jumlah tertentu
6. Sepakat
7. R
eko
me
nd
asi A
/O
KP
R d
ap
at d
ise
tuju
i
Bank ‘Z’
9. KPR dicairkan dgn cara dibukukan ke rekg. Giro
PT Developer pada Bank ‘X’
43
PASAL
49 (2) a
Fraud: Pencegahan, Deteksi & Investigasi
(2) b Anggota Dewan Komisaris, Direksi/pegawai bank yg dgn sengaja :
Tidak melaksanakan langkah-langkah yg diperlukan utk
memastikan ketaatan bank thd ketentuan dlm UU ini & ketentuan
peraturan perundang-undangan lainnya yg berlaku bagi bank;
diancam dgn pidana penjara min 3 th & max 8 th serta denda min
Rp5 M & max Rp100 M.
Tindak pidana berkaitan dengan kegiatan usaha bank
44
PASAL
49 (2) b
Fraud: Pencegahan, Deteksi & Investigasi
Bank memberikan kredit kepada perusahaan yg tidak tergolong pihak terkait.
Namun pada saat kredit cair, seluruh dana kredit tersebut langsung ditransfer ke
rekening perusahaan pihak terkait dr Bank.
Bank A
KC Bank B
PT. X
U/
Untung
11/06
Kredit
Rp 10 M
11/06
RTGS
Rp 10 M
PT. Z
(perusahaan
terkait)
45
PASAL
49 (2) b
Fraud: Pencegahan, Deteksi & Investigasi
SELLER/BENEFICIARY BUYER/APPICANT LC
USD.178 JUTA
Assets Pledge
USD.264 JUTA
2 SELLER 10 APLIKAN/BUYER
BAHAN BAKU
DIJUAL
x
ISSUING/OPENING BANK
BANK
CORRESPONDENT/ NEGOTIATING BANK
46
PASAL
49 (2) b
Fraud: Pencegahan, Deteksi & Investigasi
• Debitur merupakan debitur baru dan tidak memiliki pengalaman di bidang
impor sehingga belum terlihat track record-nya.
• Tidak ada salinan rekening koran untuk mengetahui aktifitas keuangan
debitur.
• Tidak terdapat laporan kunjungan ke debitur pada saat analisa kredit maupun
setelah pencairan fasilitas LC.
• Tidak terdapat laporan perkembangan kegiatan usaha/penggunaan dana.
• Tidak dilakukan trade checking pada supplier.
• Agunan hanya berupa margin deposit sebesar 10%-20% dari total fasilitas
kredit, bahkan agunan tersebut diturunkan atau diubah menjadi
piutang/persediaan beras/gabah, sehingga makin meningkatkan risiko Bank.
• Tidak dilakukan review oleh Kantor Wilayah.
• Tidak dilakukan analisa aspek legal pada beberapa fasilitas LC.
• Perjanjian kredit dilakukan dibawah tangan.
47
PASAL
49 (2) b
Fraud: Pencegahan, Deteksi & Investigasi
• Batas akhir pengapalan barang (latest date of shipment) telah terlampui
sebelum LC dibuka dan pengapalan telah dilakukan sebelum LC dibuka.
• Pelabuhan asal dan pelabuhan tujuan tidak jelas, hanya dicantumkan: Place of Taking in Charge/0f receipt: “any port(s) in Brazil”.
Place of Final Destination/of Delivery: “any port(s) in Thailand”.
• Persyaratan penyerahan dokumen utama (B/L dan Invoice) cukup dilakukan
dengan hanya menyerahkan: “copy or fax ” Documents Required:
- One copy or fax copy of commercial invoice.
- One copy or fax copy of non negotiable or negotiable B/L.
• Importir akan menerima seluruh penyimpangan (discrepancies) yang terjadi:
Document acceptable in spite of any and all discrepancies, with the
exception that invoice value drawn may not exceed the maximum LC value
and the LC may not be expired.
• Barang yang diimpor tidak ada hubungan langsung dengan usaha debitur.
• Beberapa FPK dan seluruh MAK serta surat permohonan fasilitas LC dibuat
back dated.
48
PASAL
49 (2) b
Fraud: Pencegahan, Deteksi & Investigasi
Keterangan Debitur :
• PSP dan Adik PSP menggunakan nama debitur untuk memperoleh fasilitas Usance LC dari Bank, sehingga debitur tidak mengetahui sales contract, tujuan, jumlah dan beneficiary dari LC tersebut. Hal ini sesuai dengan surat pernyataan PSP yang menyatakan adanya transaksi jual beli perusahaan dan LC yang dibuka
setelah tanggal surat pernyataan bukan merupakan tanggung jawab Pengurus dan pemegang saham debitur, melainkan tanggung jawab PSP.
• Laporan keuangan debitur tidak pernah diaudit Kantor Akuntan Publik dan laporan keuangan yang ada di Bank tidak benar (nilainya terlalu besar).
• Debitur tidak pernah menyetor uang untuk margin deposit.
Keterangan pejabat/pegawai Bank :
Dokumen yang diperlukan dalam proses persetujuan fasilitas LC seluruhnya diperoleh dari PSP dan Adik PSP.
49
PASAL
49 (2) b
Fraud: Pencegahan, Deteksi & Investigasi
Pasal 50 : Pihak Terafiliasi yg dgn sengaja tdk melaksanakan langkah-langkah yg diperlukan utk memastikan ketaatan bank thd ketentuan dlm UU ini & peraturan perundang-undangan lainnya yg berlaku bagi bank, diancam dgn pidana penjara min 3 th & max 8 th serta denda min Rp5M & max Rp100M.
Pasal 50A : Pemegang saham yg dgn sengaja menyuruh Dewan Komisaris, Direksi/pegawai bank utk melakukan atau tdk melakukan tindakan yg mengakibatkan bank tdk melaksanakan …, diancam dgn pidana penjara min 7 th & max 15 th serta denda min Rp10 M & max Rp200 M.
Contoh : Penyimpangan thd prosedur pemberian kredit yg sehat, tdk melaksanakan action plan pelanggaran BMPK, pelanggaran CDO, setoran modal fiktif, dsb.
Tindak pidana berkaitan dgn pihak terafiliasi & pemegang saham bank
50
PASAL
50&50A
Fraud: Pencegahan, Deteksi & Investigasi
Fraud: Pencegahan, Deteksi & Investigasi 51
Merupakan posisi kunci di Bank karena memimpin orang dan bisnis sekaligus
Seorang businessman: Mencari nasabah yang layak sebagai deposan & debitur serta paham akan untung rugi bisnis
Orang yang mewakili Bank untuk melakukan transaksi bisnis, dengan siapa, dan kapan harus menolak
Kemampuan manajerial dan komunikasi adalah kunci sukses seorang CEO
Harus bebas dari conflict of interest dan harus pro actice, bukan reaktif
Hubungan baik dengan deposan, debitur, pemegang saham, stakeholder lainnya, termasuk pegawainya
Persyaratan: integritas tinggi, human approach, analisis tajam, tahan strees, dan keinginan terus belajar
CEO BPR:
52 Fraud: Pencegahan, Deteksi & Investigasi
top related