data produk domestik regional bruto (pdrb) biasanya digunakan
Post on 20-Jan-2017
228 Views
Preview:
TRANSCRIPT
6
Data Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) biasanya digunakan untuk
menganalisis pertumbuhan atau kontribusi sektoral oleh para ekonom, peneliti
maupun perencana pembangunan. Akan tetapi, menurut Tarigan (2005: 79)
khusus untuk perencana wilayah harus memiliki kemampuan untuk menganalisis
potensi ekonomi wilayahnya. Salah satu teori yang digunakan untuk menganalisis
potensi ekonomi wilayah adalah teori ekonomi basis. Teori ekonomi basis
berpandangan bahwa pertumbuhan ekonomi suatu wilayah ditentukan oleh
peningkatan ekspor dari wilayah tersebut. Dalam penelitian ini akan
menggunakan salah satu metode ekonomi basis yaitu metode Location Quotient
(LQ).
Kelebihan model LQ adalah dapat menggambarkan sektor basis atau sektor
unggulan pada suatu kurun waktu tertentu. Jika nilai LQ > 1 memberikan indikasi
bahwa sektor tersebut adalah sektor basis, sedangkan LQ < 1 berarti sektor
tersebut adalah sektor nonbasis (Tarigan, 2005: 35).
1.2 Keaslian Penelitian
Penelitian mengenai pengaruh pemekaran wilayah terhadap PDRB per
kapita di Kabupaten Sijunjung setahu penulis belum pernah dilakukan, namun
demikian beberapa penelitian sejenis telah pernah dilakukan. Riadi (2009) dalam
penelitiannya tentang pengaruh pemekaran wilayah terhadap perekonomian dan
disparitas PDRB per kapita di Provinsi NTB Tahun 1987-2007. Dengan
menggunakan alat analisis uji beda rata-rata, analisis konvergensi, Indeks
Williamsons, Indeks Entropi Theil, Hipothesis Kuznets, dan regresi berganda/
7
Provinsi NTB menyimpulkan bahwa terjadi peningkatan kondisi perekonomian
dan disparitas PDRB di Provinsi NTB setelah pemekaran wilayah.
Pada penelitian yang lain oleh Purbariani dan Pudjiharjo (2012) dalam
penelitiannya tentang analisis dampak pemekaran wilayah terhadap pendapatan
per kapita, kemiskinan dan ketimpangan antar wilayah di Provinsi Papua. Dengan
menggunakan alat analisis t-test equal mean menyimpulkan bahwa kebijakan
pemekaran daerah tidak berpengaruh terhadap pendapatan per kapita, tetapi
berpengaruh signifikan terhadap penurunan kemiskinan di Provinsi Papua.
Penelitian mengenai perubahan struktur ekonomi dengan cakupan wilayah
lebih luas dilakukan oleh Muchlis (2013) juga melakukan penelitian dengan
menggunakan analisis Analisis koefisien variasi, analisis uji beda rata-rata,
analisis regresi, penelitian ini lebih menitikberatkan untuk mengetahui apakah
terjadi perubahan pertumbuhan ekonomi di Sulawesi akibat pengaruh
desentralisasi fiskal yang menyimpulkan bahwa desentralisasi fiskal memberikan
pengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi di Sulawesi.
Di level internasional analisis perubahan pertumbuhan ekonomi akibat
pengaruh desentralisasi fiskal di lakukan oleh Ezcurra dan Rodriguez (2009)
dengan menggunakan alat analisis ordinary least squares (OLS) dengan panel-
corrected standard errors (PCSE) menyimpulkan adanya hubungan positif antara
pengeluaran pemerintah pada perlindungan sosial dengan pertumbuhan ekonomi
di Organization for Economic Co-operation and Development countries (OECD).
Berdasarkan hasil-hasil penelitian di atas, keaslian penelitian ini adalah
penggunaan metode analisis pengaruh pemekaran wilayah dengan uji beda rata (t
8
test equal mean) dan indeks Location Quotient (LQ) untuk wilayah Kabupaten
Sijunjung dengan periode data yang lebih terbaru yang digunakan dalam analisa.
Dari penjelasan di atas penelitian-penelitian sebelumnya mengenai perubahan
struktur ekonomi dapat diringkas pada tabel berikut.
9
Tabel 1.2 Penelitian Terdahulu
Penulis/Tahun/Topik Variabel Alat
Analisis/Lokasi Kesimpulan
Muhamad Riadi (2009)
“Pengaruh Pemekaran
Wilayah Terhadap
Perekonomian dan
Disparitas PDRB per kapita
di Provinsi NTB Tahun
1987-2007”
Independent:
Pemekaran
Wilayah
Dependent:
Pertumbuhan
Ekonomi dan
Disparitas PDRB
per kapita
Uji beda rata-rata,
analisis
konvergensi, Indeks
Williamsons,
Indeks Entropi
Theil, Hipothesis
Kuznets, dan
regresi berganda/
Provinsi NTB
Peningkatan kondisi
perekonomian dan
Disparitas PDRB di
Provinsi NTB setelah
pemekaran wilayah.
.
Roberto Ezcurra dan
Andreas Rodriguez-Pose
(2009) “Desentralisasi dari
Pengeluaran Perlindungan
Sosial dan Pertumbuhan
Ekonomi di Organization
for Economic
Co-operation and
Development countries
(OECD)”
Independent:
Desentralisasi
Dependent:
Pengeluaran
Perlindungan
Sosial dan
Pertumbuhan
Ekonomi
Ordinary Least
Squares (OLS)
dengan Panel-
Corrected
Standard Errors
(PCSE)
Adanya hubungan
positif antara
pengeluaran
pemerintah pada
perlindungan sosial
dengan pertumbuhan
ekonomi di OECD
Roberto Ezcurra dan
Andreas Rodriguez-Pose
(2010) “Bagaimana
Keadaan Desentralisasi di
perbedaan regional?
Analisis lintas negara”
Independent:
Desentralisasi
Fiskal dan
perbedaan spasial
Dependent:
Pertumbuhan
Ekonomi
Ordinary Least
Squares (OLS)
dengan Panel-
Corrected
Standard Errors
(PCSE)
Desentralisasi fiskal
mengganggu
kesatuan ekonomi
nasional
Roberto Ezcurra dan
Andreas Rodriguez-Pose
(2010) “Apakah
Desentralisasi Fiskal
Berbahaya Untuk
Pertumbuhan Ekonomi?
Fakta dari Organization for
Economic
Co-operation and
Development countries
(OECD)”
Independent:
Desentralisasi
Fiskal
Dependent:
Pertumbuhan
Ekonomi
Ordinary Least
Squares (OLS)
dengan Panel-
Corrected
Standard Errors
(PCSE)
Adanya hubungan
negatif antara
desentralisasi fiskal
dengan pertumbuhan
ekonomi di OECD
10
Tabel 1.2 Lanjutan
Penulis/Tahun/Topik Variabel Alat
Analisis/Lokasi Kesimpulan
Arius Jonaidi (2012)
“Analisis pertumbuhan
ekonomi dan Kemiskinan
Di indonesia”
Independent:
Pengangguran,inv
estasi,
Kemiskinan .
Dependent:
Pertumbuhan
Ekonomi
Analisis Regresi
Berganda metode
Two Stage Least
Square/ Indonesia
Meneliti Faktor -
faktor yang
mempengaruhi
pertumbuhan
ekonomi . Hasil
Penelitian
Menunjukkan
Pertumbuhan
ekonomi berpengaruh
signifikan terhadap
pengurangan angka
kemiskinan,
kemiskinan juga
berpengaruh
signifikan terhadap
pertumbuhan
ekonomi. Tingkat
pengangguran
berpengaruh
signifikan dan negatif
terhadap
pertumbuhan
ekonomi Indonesia.
Investasi dalam
bentuk PMDN dan
PMA berpengaruh
signifikan dan positif
terhadap
pertumbuhan
ekonomi.
11
Tabel 1.2 Lanjutan
Penulis/Tahun/Topik Variabel Alat
Analisis/Lokasi Kesimpulan
Prasetiya dan Pangestuty
(2012) “Pengaruh
pengeluaran sektor publik
terhadap pertumbuhan
ekonomi dan kemiskinan di
Indonesia tahun 2006-2008”
Independent:
Pengeluaran
pemerintah sektor
pendidikan, sektor
kesehatan dan
sektor
infrastruktur.
Dependent:
Pertumbuhan
ekonomi dan
kemiskinan
Model persamaan
simultan dengan
pendekatan Full
Information
Maximum
Likelihood (FLML)
Hasil penelitian
menunjukkan bahwa
Pengeluaran
pemerintah sektor
pendidikan dan
kesehatan memiliki
dampak yang
signifikan dalam
mendorong
pertumbuhan
ekonomi.
Pengeluaran
pemerintah sektor
pendidikan dan
kesehatan memiliki
pengaruh yang
signifikan dalam
mengurangi jumlah
penduduk miskin
pedesaan.
pengeluaran untuk
infrastruktur tidak
berpengaruh
signifikan baik dalam
mempercepat
pertumbuhan
ekonomi maupun
mengurangi
kemiskinan.
Pengaruh
pertumbuhan
ekonomi tidak
signifikan dalam
menurunkan jumlah
penduduk miskin di
daerah perdesaan.
John O. Aiyedogbon
dan Bright O. Ohwofasa
(2012) “Poverty and youth
Unemployment in Nigeria ,
1987-2011”
Independent :
PDB riil sektor
pertanian, dan
jasa,dan populasi,
Dependent:
Tingkat
kemiskinan
Analisis Regresi
Linear
(OLS)/Nigeria
Hasil penelitian
menunjukkan bahwa
pengangguran , PDB
riil sektor pertanian
dan
jasa dan populasi
memiliki pengaruh
dalam mengurangi
tingkat kemiskinan di
Nigeria
12
Tabel 1.2 Lanjutan
Penulis/Tahun/Topik Variabel Alat
Analisis/Lokasi Kesimpulan
Ida Ayu Purbariani dan M.
Pudjiharjo (2012) “Analisis
Dampak Pemekaran
Wilayah Terhadap
Pendapatan Per kapita,
Kemiskinan dan
Ketimpangan Antar
Wilayah di Provinsi Papua”
Independent:
Pengaruh
Pemekaran
Wilayah
Dependent:
pendapatan per
kapita, tingkat
kemiskinan
penduduk, dan
indeks
ketimpangan antar
wilayah
Analisis t-test equal
mean
Kebijakan pemekaran
daerah tidak
berpengaruh terhadap
pendapatan per
kapita, tetapi
berpengaruh
signifikan terhadap
penurunan
kemiskinan di Papua
Ahmad Rayyan Muchlis
(2013) “Dampak
Desentralisasi Fiskal
Terhadap Pertumbuhan
Ekonomi di Sulawesi”
Independent:
Desentralisasi
Fiskal,
Dependent:
Pertumbuhan
Ekonomi
Analisis koefisien
variasi, analisis uji
beda rata-
rata,analisis regresi
Desentralisasi fiskal
memberikan
pengaruh positif
terhadap
pertumbuhan
ekonomi
1.3 Rumusan Masalah
Menurut Riadi (2009) dalam penelitiannya tentang pengaruh pemekaran
wilayah terhadap perekonomian dan disparitas PDRB per kapita di Provinsi NTB
Tahun 1987-2007 menyimpulkan bahwa terjadi peningkatan kondisi
perekonomian dan disparitas PDRB di Provinsi NTB setelah pemekaran wilayah.
Akan tetapi Purbariani dan Pudjiharjo (2012) dalam penelitiannya tentang analisis
dampak pemekaran wilayah terhadap pendapatan per kapita, kemiskinan dan
ketimpangan antar wilayah di Provinsi Papua menyimpulkan bahwa kebijakan
pemekaran daerah tidak berpengaruh terhadap pendapatan per kapita, tetapi
berpengaruh signifikan terhadap penurunan kemiskinan di Provinsi Papua.
Berdasarkan pemaparan di atas, penulis melihat ada dua perbedaan antara
penelitian pengaruh pemekaran wilayah di Provinsi NTB yang terjadi peningkatan
13
perekonomian sementara untuk pengaruh pemekaran daerah di Provinsi Papua
tidak berpengaruh terhadap pendapatan per kapita. Penulis tertarik untuk meneliti
“Pengaruh Pemekaran Wilayah Terhadap Pertumbuhan PDRB Per Kapita (Studi
Kabupaten Sijunjung)”.
1.4 Pertanyaan penelitian
Berdasarkan pemaparan di atas, maka dapat dibuat rumusan masalah
sebagai berikut.
1 Apakah ada perbedaan signifikan laju pertumbuhan PDRB setelah pemekaran
Kabupaten Sijunjung?
2 Apakah ada perbedaan signifikan PDRB per kapita setelah pemekaran
Kabupaten Sijunjung?
3 Apakah ada perubahan sektor basis setelah pemekaran Kabupaten Sijunjung?
1.5 Tujuan Penelitian
Berdasarkan uraian di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah sebagai
berikut.
1. Menganalisis Pengaruh pemekaran wilayah terhadap laju pertumbuhan PDRB
setelah pemekaran Kabupaten Sijunjung.
2. Menganalisis Pengaruh pemekaran wilayah terhadap PDRB per kapita setelah
pemekaran Kabupaten Sijunjung.
3. Menganalisis perubahan sektor basis setelah pemekaran Kabupaten
Sijunjung.
14
1.6 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Memberikan bahan pertimbangan kepada Pemerintah Pusat maupun Daerah
dalam hal membuat kebijakan pemekaran wilayah.
2. Menjadi bahan referensi bagi akademisi untuk penelitian lebih lanjut tentang
pengaruh pemekaran wilayah terhadap pertumbuhan ekonomi di daerah
lainnya.
3. Meningkatkan wawasan dan pengetahuan peneliti mengenai pengaruh
pemekaran wilayah terhadap PDRB per kapita serta mengetahui perubahan
sektor basis setelah pemekaran Kabupaten Sijunjung.
1.7 Sistematika Penulisan
Adapun sistematika penulisan penelitian ini disajikan dalam lima bab. Bab I
yaitu pendahuluan yang terdiri dari latar belakang, keaslian penelitian, rumusan
masalah, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan
sistematika penulisan. Bab II yaitu landasan teori/ kajian pustaka yang terdiri dari
teori dan kajian terhadap penelitian terdahulu. Bab III yaitu metoda penelitian
yang terdiri dari desain penelitian, metoda pengumpulan data, metode
penyampelan, definisi operasional, instrumen penelitian dan metode analisis data.
Bab IV yaitu analisis yang terdiri dari deskripsi data, uji akurasi instrumen dan
pembahasan. Bab V yaitu simpulan dan saran yang terdiri dari simpulan,
implikasi, keterbatasan dan saran.
15
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori
2.1.1 Teori Pertumbuhan Ekonomi
Untuk menghitung pertumbuhan ekonomi adalah dengan melihat laju
pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). Produk Domestik
Regional Bruto (PDRB) merupakan Nilai Tambah Bruto (NTB) satu nilai barang
dan jasa yang dihasilkan oleh unit-unit produksi di dalam suatu wilayah atau
region dalam suatu periode tertentu, biasanya satu tahun. Nilai Tambah Bruto
(NTB) adalah nilai produksi bruto dari barang dan jasa tersebut dikurangi seluruh
biaya antara yang dikeluarkan. Menurut Arsyad (1993: 6) pertumbuhan ekonomi
berkaitan erat dengan peningkatan produksi barang dan jasa yang diukur dengan
Produk Domestik Bruto (PDB) untuk nasional dan Produk Domestik Regional
Bruto (PDRB) untuk daerah, tanpa memandang apakah kenaikan itu lebih besar
atau lebih kecil dari tingkat pertambahan penduduk atau perubahan struktur
ekonomi terjadi atau tidak.
Selain itu juga menurut Schaffner (2013: 34) laju pertumbuhan ekonomi
adalah tingkat kenaikan rata-rata pendapatan suatu perekonomian. Pada
prinsipnya, pendapatan rata-rata adalah total nilai pendapatan yang diperoleh
dalam bentuk apapun, dari sumber manapun, oleh siapapun di negeri ini, dibagi
dengan jumlah orang. Pertumbuhan ekonomi terjadi ketika total pendapatan
tumbuh lebih cepat dari populasi.
16
PDRB per kapita adalah total PDRB di bagi dengan jumlah penduduk
pertengahan tahun pada periode tertentu. Pendapatan per kapita adalah total
PDRB dikurangi dengan penyusutan dan pajak tidak langsung di bagi dengan
jumlah penduduk pertengahan tahun pada periode tertentu.
Keadaan ekonomi suatu daerah dapat dilihat dari laju pertumbuhan PDRB nya,
laju pertumbuhan PDRB menunjukkan perkembangan agregat pendapatan dari satu
waktu tertentu terhadap waktu sebelumnya, dengan rumus perhitungan sebagai
berikut.
di mana :
PDRBt = Produk Domestik Regional Bruto pada tahun t
PDRB (t -1) = Produk Domestik Regional Bruto pada tahun t-1
PDRB per kapita dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut.
2.1.2 Teori Basis Ekonomi
Teori basis ekonomi adalah teori yang menyatakan bahwa inti dari model
ekonomi basis (economic base model) adalah bahwa nilai ekspor suatu wilayah
menentukan arah pertumbuhan wilayah tersebut. Untuk mengetahui apakah suatu
sektor merupakan sektor basis atau non basis dapat digunakan beberapa metode,
yaitu metode pengukuran langsung, metode pengukuran tidak langsung dan
17
metode campuran (Tarigan, 2005: 33). Metode pengukuran langsung dapat
dilakukan dengan survey langsung untuk mengidentifikasi sektor mana yang
merupakan sektor basis. Metode ini dapat menentukan sektor basis dengan tepat.
Akan tetapi model ini memerlukan biaya, waktu dan tenaga kerja yang banyak.
Menimbang hal tersebut di atas, maka sebagian besar pakar ekonomi wilayah
menggunakan model pengukuran tidak langsung. Beberapa metode pengukuran
tidak langsung yaitu metode melalui pendekatan asumsi, metode Location
Quotient, metode kombinasi pendekatan asumsi dan Location Quotient, dan
metode kebutuhan minimum. Metode melalui pendekatan asumsi, yaitu bahwa
semua sektor industri primer dan manufaktur adalah sektor basis, sedangkan
sektor jasa adalah sektor non basis. Metode campuran adalah gabungan antara
metode asumsi dengan metode langsung. Metode Location Quotient (LQ)
membandingkan porsi lapangan kerja/ nilai tambah untuk sektor tertentu di
wilayah kita dibandingkan dengan porsi lapangan kerja/ nilai tambah untuk sektor
yang sama secara nasional (Tarigan, 2005: 35).
di mana: LQn = LQ untuk sektor i di Kabupaten Sijunjung
ei = PDRB sektor i di Kabupaten Sijunjung
e = PDRB seluruh sektor di Kabupaten Sijunjung
Ei = PDRB sektor i di Provinsi Sumatera Barat
E =PDRB seluruh sektor di Provinsi Sumatera Barat
Keterangan:
LQ > 1, artinya sektor i merupakan sektor basis di Kabupaten Sijunjung.
LQ ≤ 1, artinya sektor i bukan merupakan sektor basis di Kabupaten Sijunjung
LQn /
E /E
18
2.2 Penelitian Terdahulu
Penelitian mengenai pengaruh pemekaran wilayah terhadap PDRB per
kapita di Indonesia telah ada tetapi belum banyak dilakukan oleh peneliti-peneliti
sebelumnya. Riadi (2009) dalam penelitiannya tentang Pengaruh pemekaran
wilayah terhadap perekonomian dan disparitas PDRB per kapita di Provinsi NTB
Tahun 1987-2007 menyimpulkan bahwa terjadi peningkatan kondisi
perekonomian dan disparitas PDRB di Provinsi NTB setelah pemekaran wilayah.
Akan tetapi Purbariani dan Pudjiharjo (2012) dalam penelitiannya tentang
analisis dampak pemekaran wilayah terhadap pendapatan per kapita, kemiskinan
dan ketimpangan antar wilayah di Provinsi Papua menyimpulkan bahwa kebijakan
pemekaran daerah tidak berpengaruh terhadap pendapatan per kapita, tetapi
berpengaruh signifikan terhadap penurunan kemiskinan di Papua.
Selain itu juga ada penelitian lain yang penulis masukkan berkaitan dengan
pertumbuhan ekonomi seperti penelitian oleh Aiyedogbon dan Ohwofasa (2013)
dengan menggunakan analisis regresi linier yang melakukan penelitian tentang
kemiskinan di Nigeria. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengangguran, PDB
riil sektor pertanian dan jasa serta populasi memiliki pengaruh dalam mengurangi
tingkat kemiskinan. Prasetiya dan Pangestuty (2012) yang meneliti pengaruh
pengeluaran sektor publik terhadap pertumbuhan ekonomi dan kemiskinan di
Indonesia tahun 2006-2008 menemukan hal-hal sebagi berikut. Pertama
pengeluaran pemerintah sektor pendidikan dan kesehatan memiliki dampak yang
signifikan dalam mendorong pertumbuhan ekonomi. Kedua pengeluaran
pemerintah sektor pendidikan dan kesehatan memiliki pengaruh yang signifikan
19
dalam mengurangi jumlah penduduk miskin pedesaan. Ketiga pengeluaran untuk
infrastruktur tidak berpengaruh signifikan baik dalam mempercepat pertumbuhan
ekonomi maupun mengurangi kemiskinan. Keempat pengaruh pertumbuhan
ekonomi tidak signifikan dalam menurunkan jumlah penduduk miskin di daerah
perdesaan.
Jonaidi (2012) yang meneliti tentang analisis pertumbuhan ekonomi dan
kemiskinan di indonesia. Penelitian ini meneliti tentang pengaruh pertumbuhan
ekonomi terhadap angka pengaguran dan kemiskinan di Indonesia. Hasil
penelitian menunjukkan pertumbuhan ekonomi berpengaruh signifikan terhadap
pengurangan angka kemiskinan, kemiskinan juga berpengaruh signifikan terhadap
pertumbuhan ekonomi. Tingkat pengangguran berpengaruh signifikan dan negatif
terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia. Investasi dalam bentuk PMDN dan
PMA berpengaruh signifikan dan positif terhadap pertumbuhan ekonomi.
Penelitian mengenai perubahan struktur ekonomi dengan cakupan wilayah
lebih luas dilakukan oleh Muchlis (2013) juga melakukan penelitian dengan
menggunakan analisis koefisien variasi, analisis uji beda rata-rata, analisis regresi,
penelitian ini lebih menitikberatkan untuk mengetahui apakah terjadi perubahan
pertumbuhan ekonomi di Sulawesi akibat pengaruh desentralisasi fiskal yang
menyimpulkan bahwa desentralisasi fiskal memberikan pengaruh positif terhadap
pertumbuhan ekonomi di Sulawesi.
Di level Internasional analisis perubahan pertumbuhan ekonomi akibat
pengaruh desentralisasi fiskal di lakukan oleh Ezcurra dan Rodriguez-Pose (2009)
dengan menggunakan alat analisis Ordinary Least Squares (OLS) dengan Panel-
20
Corrected Standard Errors (PCSE) menyimpulkan adanya hubungan positif
antara pengeluaran pemerintah pada perlindungan sosial dengan pertumbuhan
ekonomi di OECD.
2.3 Kerangka Penelitian
Perekonomian Kabupaten
Sijunjung
PDRB Per kapita Kab
Sijunjung
paired sample t test (Uji t untuk
dua sampel yang berpasangan)
Rerata pertumbuhan
PDRB dan PDRB Per
kapita Kab Sijunjung
sama atau tidak ada
perbedaan signifikan
setelah pemekaran
Rerata pertumbuhan
PDRB dan PDRB Per
kapita Kab Sijunjung
ada perbedaan
signifikan setelah
pemekaran
Laju Pertumbuhan
PDRB Kab Sijunjung
PDRB Menurut
Lapangan Usaha Kab
Sijunjung dan Kab
Dharmasraya
Menghitung Indeks LQ
Sektor basis
Kab Sijunjung
dan Kab
Dharmasraya
sama atau
kurang setelah
pemekaran
Sektor basis
Kab Sijunjung
& Kab
Dharmasraya
ada
pertambahan
setelah
pemekaran
top related