darah dan sistem respirasi

Post on 07-Feb-2016

46 Views

Category:

Documents

5 Downloads

Preview:

Click to see full reader

DESCRIPTION

Kedokteran dan Kedokteran Gigi

TRANSCRIPT

DARAH DAN SISTEM

RESPIRASI

KELOMPOK 12B E B B Y P U T R I 1 6 0 1 1 0 1 3 0 0 7 8

R I R I N F I T R I 1 6 0 1 1 0 1 3 0 0 7 9E G G I E R I Z K Y G U N A W A N 1 6 0 1 1 0 1 3 0 0 8 0

P U T R I R AT N A S A R I 1 6 0 1 1 0 1 3 0 0 8 1D E A N D R A K A M I L A N A N D I K

1 6 0 1 1 0 1 3 0 0 8 2 J U L I U S M U L I A D I 1 6 0 1 1 0 1 3 0 0 8 3

K A N I A W U L A N D A R I 1 6 0 1 1 0 1 3 0 0 8 4

SEL DARAH

SEL DARAH

Sel Darah

Leukosit

Granulosit

Neutrofil

Eosinofil

Basofil

Agranulosit

Limfosit

Monosit

Eritrosit

Trombosit

LEUKO

SIT

CIRI-CIRI LEUKOSIT Leukosit memiliki nukleus Berbentuk bulat Punya kemampuan ameboid

pleomorfik Punya kemampuan diapedesis Jumlah 5000 – 9000 per mm3 darah

normal Memiliki fungsi imunitas

LEUKOSIT

GRANULOSIT

NEUTROFIL

EOSINOFIL

BASOFIL

AGRANULOSIT

MONOSIT

LIMFOSIT

GRANULOSIT - NEUTROFILCIRI – CIRI:

Membentuk 60 – 70 % dari jumlah total leukosit

3000-6000 per mm3 darah normal Bulat dengan diameter 10-12μm Usia 10 jam di dalam darah , 2-3

hari di jaringan ikat Sifat fagositosis

Sitoplasma bergranula halus berwarna ungu atau merah muda

Nukleus terdiri dari 2 - 5 lobus yang dihubungkan oleh benang kromatin halus

Lobus tidak teratur atau polimorf Berwarna ungu atau biru karena

intinya terisi penuh oleh butir-butir kromatin

Ada Barr bodies Ada butir azurofil dan butir

spesifik di granul

GRANULOSIT - EOSINOFILCIRI – CIRI:

Membentuk 2 – 4 % leukosit darah atau 150-450 per mm3 darah

Bentuk bulat dengan diameter 10-15μm

Granula eosinofilik besar Inti bilobus Usia 10 hari di jaringan ikat

Granul eosinofil mengandung:a. Sulfatase aril, glukuronidase

beta, fosfatase asam, histamine, dan ribonuklease.

b. Tiga protein kation yang tidak terdapat dalam lisosom jenis lain yaitu protein basofilik utama (MBP), protein kation eosinofil (ECP), dan neurotokin asal-eosinofil.

GRANULOSIT - BASOFILCIRI – CIRI:

Granula lebih sedikit dari eosinofil

Ukuran granula lebih bervariasi, tidak terlalu padat, berwarna biru tua atau coklat

Inti tidak berlobus Membentuk kurang dari 1 % total

leukosit Diameter 10-12μm sama besar

dengan netrofil

AGRANULOSIT - MONOSITCIRI – CIRI:

Bentuk inti bervariasi Warna lebih muda dari inti

limfosit Kromatin inti tersebar halus Sitoplasmanya banyak dan sedikit

basofilik dengan sedikit granula halus. tampak berwarna biru abu-abu, mengandung peroksidase seperti dalam netrofil.

Membentuk 3 – 8 % leukosit darah

Sel terbesar di antara sel leukosit, diameternya 12-15 µm.

Dalam jaringan pengikat, monosit berubah menjadi sel makrofag/sel-sel lain yang diklasifikasikan sebagai sel fagositikDalam jaringan pengikat berubah menjadi sel makrofag atau sel fagositik lain

Dapat berperan menyampaikan antigen kepada limfosit untuk bekerja sama dalam sistem imun

Mampu mengadakan pergerakan dengan membentuk pseudopodia

PERANAN MONOSITa. Sebagai sel-sel cadangan

bergerak yang sanggup berkembang menjadi fagosit rakus yang melahap sel-sel tua dan debris sel dalam jaringan normal dan berperan aktif dalam pertahanan tubuh terhadap invasi bakteri.

b. Berperan penting dalam respon imun humoral dengan mengolah antigen dan menyajikannya pada limfosit

AGRANULOSIT - LIMFOSIT Ukuran bervariasi Inti bulat Tidak memiliki granula sitoplasma Sitoplasma biasanya tidak bergranula

tapi terkadang ada sedikit granula Limfosit kecil – sitoplasma sedikit Limfosit besar – sitoplasma banyak, inti

besar dan pucat mengandung 1 atau 2 nukleolus

Membentuk 20 – 30 % leukosit darah 90 % limfosit dalam darah adalah

limfosit kecil

Ukuran : limfosit kecil (7-8 µm), limfosit sedang (9-11µm), limfosit besar (12µm)

Penting dalam sistem imunitas Sel imunokompeten: Limfosit B:

berdiferensiasi di bursa ekivalen (fibricius)

Limfosit T:berdiferensiasi di bursa thymus

Dapat beredar antara peredaran darah dan jaringan limfoid atau sebaliknya.

ERITR

OSIT

ERITROSIT Berbentuk cakram bulat bikonkaf Diameter ± 8µm Membran selnya semipermeabel

dengan permukaan luar glikoprotein dan permukaan dalam fosfolipid

Tidak memiliki inti sel Berfungsi mengangkut O2 dan

CO2

KOMPONEN ERITROSIT Lipoprotein Hemoglobin (konjungsi antara

pigmen hem dan protein globin) Garam-garam dan elektrolit Vitamin B12

ERITROSIT

ERITROSIT

TROMBOSIT

TROMBOSIT Tidak memiliki inti Mempunyai kecenderungan untuk

bergumpal Diperkirakan jumlahnya 150-300 ribu

setiap μl, berumur 8 hari Berfungsi mempermudah pembekuan

darah pada pembuluh darah yang cedera

Trombosit berasal dari sebuah sel yang sangat besar dalam sumsum tulang bernama megakariosit

MEGAKARIOSIT

Setiap keping tampak:1. Hialomer:

Bagian tepi berwarana biru muda Tampak homogen dengan struktur

filamen dan mikrotubuli2. Granulomer atau khromomer:

Bagian tengah berbutir-butir berwarna ungu

Mengandung mitokondria, granula, vakuola, sistem tubuli, dan butir-butir kolagen

TROMBOSIT

TROMBOSIT

SISTEM

RESPIRASI

SISTEM RESPIRASI

Hidung

Faring Laring

Epiglotis Trakea

Pulmo

LARING

LARING Plika vokalis palsu, seperti di

epiglotis bagian posterior, dilapisi oleh epitel bertingkat semu silindris bersilia

Di lamina propria terdapat kelenjar campuran seromukosa, pembuluh darah, nodulus limfoid, dan sel adiposa

Ventrilulus, suatu lekukan dalam memisahkan plika vokalis palsu dari plika vokalis sejati

Plika vokalis sejati dilapisi oleh epitel berlapis gepeng tanpa lapisan tanduk

Ligamentum vokalis terletak di apeks plika vokalis sejati dan didekatnya terdapat otot rangka voklis

Laring ditunjang oleh tulang rawan hialin tiroid dan tulang rawan krikoid

Epitel di laring bagian bawah berubah kembali menjadi bertingkat semu silindris bersilia

FUNGSI LARING Melindungi trakea dari invasi Menghasilkan suara

EPIGLO

TIS

EPIGLOTIS

Epiglotis adalah bagian superior laring, terjulur ke atas dari dinding anterior laring berupa lembaran pipih.

Sediaan : epiglotisNo. sediaan : SR-1 / H.E

Permukaan anterior atau lingualnya (6) dilapisi epitel berlapis gepeng tanpa lapisan tanduk (9).

Mukosa anterior dan lingual (6), menutupi bagian apeks epiglotis dan lebih dari separuh permukaan posterior atau laringeal (2).

Lamina propria : banyak terdapat kelenjar campur serosa dan mukosa dibawah epitil, terutama di bagian pharyngeal. Ditengah-tengah terdapat kartilago elastis, dengan perichondrium yang berhubungan dengan lamina propria. Kadang-kadang ditemukan glandula epiglottica.

Lamina propria di bawahnya menyatu dengan perikondrium tulang rawan epiglotis

Permukaan anterior atau lingualnya (6) dilapisi epitel berlapis gepeng tanpa lapisan tanduk (9).

Mukosa anterior dan lingual (6), menutupi bagian apeks epiglotis dan lebih dari separuh permukaan posterior atau laringeal (2).

Epitel berlapis gepengnya (3) lebih rendah; papila jaringan ikat hilang, dan terjadi peralihan menjadi epitel respiratorius, yaitu epitel bertingkat semi silindris bersilia (5) dengan sel goblet.

Kelenjar mukosa, serosa, atau tubulosinar campur terdapat pada lamina propria (4). Kadang-kadang kuncup kecap (1) terlihat di epitel. Limfonodulus soliter mungkin terlihat pada mukosa lingual (6) atau laringeal (2)

TRAKEA

TRAKEA Trakea merupakan yang lebarnya

2- 3,5 cm yang panjangnya sekitar 11 cm

Trachea berakhir dengan 2 cabang sebagi bronchus

Epitel yang melipisi adalah epitel bertingkat semu silindris bersilia dengan sel goblet

Dinding trakea terdiri dari mukosa, submukosa, tulang rawan hialin, dan advensia

Ciri khas trakea adalah adanya kerangka cincin –cincin kartilago hyalin yang berbentuk huruf C sebanyak 16-20 buah .

Masing-masing cincin kartilago dibungkus oleh serabut fibroelastis.

TRAKEA

TRAKEA

FUNGSI TRAKEA Menghubungkan hidung dan mulut

ke paru-paru. Silia pada trakea berfungsi untuk

mengeluarkan benda asing yang masuk.

Cincin kartilago yang berbentuk C berfungsi melindungi trakea dan menjaga jalannya nafas.

PULM

O

PULMO

BRONKUS Masuk ke jaringan paru-paru melalui

hilus pulmonalis dengan arah ke bawah dan lateral

Epitel : Silindris bertingkat bersilia Lamina propria : adanya infiltrasi

limfosit dan kelenjar campur yang bermuara dalam lumen bronkus

Tunika muskularis : merupakan otot polos yang berjalan melingkar / spiral. Diluarnya terdapat kartilago. Makin kearah distal, kartilago makin berkurang dan makin kecil. Bronkus biasanya diikuti oleh cabang arteri dan vena pulmonaris. Pada dinding bronkusnya sendiri didapatkan arteri dan vena bronkialis yang berfungsi untuk nutrisi dinding bronkus.

BRONKIOLUS Epitel : Silindris rendah / kuboid

selapis bersilia, dengan sedikit piala

Lamina propria : Jarang terdapat kelenjar, cartilago tidak ada

Tunika muskularis : merupakan otot polos yang berjalan melingkar / spiral

BRONKIOLUS

BRONCHIOLUS TERMINALIS Epitel : Silindris rendah /

kuboid selapis bersilia, tampak sel piala

Lamina propria : kelenjar dan cartilago tidak ada

Tunika muskularis : terdiri atas lapisan otot polos dan

serabut elastis

BRONKIOLUS TERMINALIS

BRONKIOLUS RESPIRATORIUS Dinding bronkiolus dilapisi epitel

kuboid selapis pada bagian proksimal;

Dibawah epitel, terdapat jaringan ikat kolagen yang berisi sel otot polos dan serabut elastis;

Bronkhiolus respiratorius langsung berhubungan dengan duktus alveolaris dan alveoli

DUCTUS ALVEOLARIS Merupakan 2 -11 saluran cabang

dari Bronchiolus Respiratorius; Tampak sebagai pipa kecil

panjang bercabang; Diperkuat oleh serabut kolagen,

elastis dan otot polos yang merupakan penebalan muara saccus alveolaris;

dengan dinding yang terputus-putus karena penonjolan sepanjang dindingnya sebagai saccus alveolaris

SACCUS ALVEOLARIS Gelembung berbentuk polyhedral yang

berdinding tipis; Dindingnya penuh dengan anyaman

kapiler darah yang saling beranastomose;

Terdapat anyaman padat serabut retikuler dan beberapa serabut elastis pada dinding alveolus dan kapiler darah;

Pada pemisah(septa) antara 2 alveoli kadang ditemukan lubang porus alveolaris;

Fungsi lubang tersebut belum jelas, namun diduga untuk mengalirkan udara apabila terjadi sumbatan pada salah satu bronchus.

PULMO FOETUSNo. sediaan : SR-6 / H.E.

FASE PERKEMBANGAN PULMO1. Fase Glanduler (12-16 minggu) Mula-mula sebagai tonjolan →

trachea yang kemudian bercabang menjadi 2 sebagai calon bronchus → tonjolan ini dengan cepat tumbuh memanjang dan mencapai kelompok sel-sel mesenkhim → akhirnya menyerupai kelenjar.

Pars conductoria tractus respiratorius telah dilengkapi selama kehidupan intrauterin bersama pula dengan sistem pembuluh darah.

2. Fase kanalikuler (minggu ke 16- 24) Terjadi pertumbuhan cepat sel-sel

mesenkim di sekitar percabangan bronchus.

Sel mesenkim dan serabut jaringan pengikat sangat menonjol disamping anyaman kapiler darah.

Pada tingkat ini belum tumbuh alveolus. Kelenjar-kelenjar timbul sebagai tonjolan dinding bronchus.

3. Fase alveolar (6,5 bulan sampai lahir)

Paru-paru kehilangan bentuk kelenjarnya karena sekarang banyak sekali pembuluh darah.

Ujung-ujung bronchus yang mengembang akan tumbuh bercabang-cabang hingga terbentuk alveoli.

Epitel alveoli menipis sehingga terjadi hubungan yang erat dengan kapiler darah.

Sesudah lahir masih terjadi perkembangan pars respiratoria untuk penyempurnaan yang meliputi bronchiolus respiratorius sampai alveoli.

TERIMA KASIH

top related