dampak perubahan iklim dan adaptasi masyarakat … · dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang...
Post on 09-Mar-2019
234 Views
Preview:
TRANSCRIPT
i
DAMPAK PERUBAHAN IKLIM DAN ADAPTASI
MASYARAKAT SEKITAR EKOSISTEM MANGROVE DI
DELTA CIMANUK
NUR AINUN
DEPARTEMEN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2016
iii
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul: Dampak
Perubahan Iklim dan Adaptasi Masyarakat Sekitar Ekosistem Mangrove di Delta
Cimanuk adalah benar merupakan hasil karya saya sendiri dan belum diajukan
dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Semua sumber data dan
informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak
diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam
daftar pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Bogor, Maret 2016
Nur Ainun
C24110055
ABSTRAK
NUR AINUN. Dampak Perubahan Iklim dan Adaptasi Masyarakat Sekitar
Ekosistem Mangrove di Delta Cimanuk. Dibimbing oleh AGUSTINUS M.
SAMOSIR
Perubahan iklim merupakan sebuah fenomena alam yang berdampak global.
Dampak dari perubahan iklim ini juga dirasakan di sektor perikanan, antara lain
kenaikan muka air laut, peningkatan curah hujan, dan suhu laut. Tujuan penelitian
ini adalah untuk menganalisis dampak resiliensi dan adaptasi masyarakat terhadap
perubahan iklim. Penelitian ini sebagian besar menggunakan metode survei yang
didukung oleh analisis kuantitatif maupun data kualitatif. Hasil dari penelitian ini
menunjukkan abrasi, banjir, dan alih fungsi lahan. Ketergantungan masyarakat
terhadap ekosistem mangrove erat, sebagian besar masyarakat sadar akan
ancaman yang ditimbulkan perubahan iklim. Pola adaptasi yang paling banyak
dilakukan untuk meminimalisasi dampak perubahan iklim adalah melakukan
penyesuaian pekerjaan dan penanaman mangrove.
Kata kunci:. mangrove, masyarakat, perubahan iklim.
ABSTRACT
NUR AINUN. Social Adaptation in Delta Cimanuk Against Climate Change
Impacts. Guided by AGUSTINUS M. SAMOSIR
Climate change is a natural phenomenon that has global impact. The
fisheries sector is also feeling the impact of climate change The purpose of this
study was to analyze the impact of community resilience and adaptation to climate
change such as sea level rise, increasing rain and sea temperature. This research
mostly using social survey method that is supported by the analysis of quantitative
and qualitative data. The results of this study indicate the status of coastal
ecosystems and Customs Indramayu Pagirikan Ilir village were damaged.
Dependence of communities on mangrove ecosystems closely, most people are
aware of the threat posed by climate change. Pattern good adaptation to minimize
the impact of climate change is to adjust work and mangrove planting.
Keywords: climate change, community, mangrove.
v
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Perikanan
pada
Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan
DAMPAK PERUBAHAN IKLIM DAN ADAPTASI
MASYARAKAT SEKITAR EKOSISTEM MANGROVE DI
DELTA CIMANUK
NUR AINUN
DEPARTEMEN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2016
viii
PRAKATA
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan
rahmat serta karunia-Nya sehingga penyusunan skripsi yang berjudul “Dampak
Perubahan Iklim dan Adaptasi Masyarakat Sekitar Ekosistem Mangrove di Delta
Cimanuk” ini dapat diselesaikan. Penyusunan skripsi ini sebagai salah satu
syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Perikanan di Fakutas Perikanan dan Ilmu
Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Penulis mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang telah membantu dalam penulisan dan penyusunan skripsi ini,
terutama kepada:
1 Institut Pertanian Bogor yang telah memberikan kesempatan untuk menempuh
studi di Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan.
2 Beasiswa Bidikmisi yang telah memberikan dana pendidikan terhadap penulis
selama masa studi.
3 Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan
atas biaya penelitian melalui Biaya Operasional Perguruan Tinggi Negeri
(BOPTN) Tahun Anggaran 2014.
4 Inna Puspa Ayu Spi. MSi, selaku pembimbing akademik yang telah memberi
saran selama perkuliahan.
5 Ir Agustinus M Samosir MPhil selaku dosen pembimbing yang telah
memberikan masukan, saran, arahan serta bimbingan dalam menyelesaikan
skripsi ini.
6 Taryono SPi. MSi, dan Dr. Ir. Niken Tunjung Murti Pratiwi, Msi selaku dosen
penguji yang telah memberi masukan, saran serta arahan dalam skripsi ini.
7 Ayah, Umak, Kakak Abang (Bang Anto, Bang Sakti, Kak Yeni, Kak Dedek,
Bang Aker, Kak Lida) serta seluruh keluarga yang telah memberikan
dukungannya selama ini.
8 Seluruh tim penelitian Indramayu (Dewi, Hadiana, Seli, Annisa, dan Bang
Reza), teman-teman MSP 48, atas semangat, dukungan, dan bantuannya.
Demikian skripsi ini disusun, semoga dapat bermanfaat.
Bogor, Maret 2016
Nur Ainun
ix
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL x DAFTAR GAMBAR x DAFTAR LAMPIRAN x PENDAHULUAN 1
Latar Belakang 1 Kerangka Pemikiran 1 Tujuan Penelitian 2
METODE 3 Waktu dan Lokasi Penelitian 3 Pengambilan Data 3 Analisis Data 4
HASIL DAN PEMBAHASAN 5 Hasil 5 Pembahasan 11
KESIMPULAN 12 DAFTAR PUSTAKA 13 LAMPIRAN 15 RIWAYAT HIDUP 25
x
DAFTAR TABEL
1 Status masyarakat Desa Pabean Ilir 8 2 Status masyarakat Desa Pagirikan 8 3 Tingkat dan ketergantungan masyarakat terhadap ekosistem mangrove
di Desa Pabean Ilir dan Pagirikan 9 4 Persepsi masyarakat Desa Pagirikan dan Pabean Ilir. 9
DAFTAR GAMBAR
1 Kerangka pemikiran dampak perubahan iklim dan adaptasi masyarakat
sekitar ekosistem mangrove di Delta Cimanuk 2 2 Peta lokasi penelitian di Desa Pagirikan dan Pabean Ilir 3 3 Perubahan pesisir Indramayu (Delta Cimanuk) Jawa Barat (1980-2014) 5 4 Frekuensi banjir yang terjadi di Indramayu pada tahun 1994 hingga
2015 6 5 Luas tutupan mangrove di Delta Cimanuk 7 6 Jejaring makanan pada Ekosistem Mangrove di Desa Pagirikan dan
Pabean Ilir, Indramayu 7 7 Hubungan setiap parameter cluster di Desa Pagirikan Dan Pabean Ilir
berdasarkan pertanyaan kuisioner 10 8 Hubungan parameter komponen utama di Desa Pagirikan dan Pabean
Ilir 10
DAFTAR LAMPIRAN
1 Curah hujan 15 2 Kenaikan muka air laut 15 3 Luas tutupan mangrove di Delta Cimanuk 15
4 Komposisi responden berdasarkan karakteristik masyarakat di Desa
Pabean Ilir dan Pagirikan pada Tahun 2015 15 5 Kuisioner penelitian 16 6 Matriks PCA 22
1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Perubahan iklim (climate changes) merupakan suatu fenomena alam
yang dipengaruhi langsung atau tidak langsung oleh aktivitas manusia (Haines
2003). Menurut Rahman (2009), perubahan iklim dapat terlihat dalam jangka
waktu puluhan hingga jutaan tahun. Perubahan iklim dapat ditentukan melalui
beberapa parameter, salah satunya adalah suhu. Perubahan suhu berpengaruh
negatif terhadap lingkungan pesisir (Lieppert dan Alessandra 2015). Dampak-
dampak perubahan iklim pada lingkungan pesisir, di antaranya adalah abrasi,
peningkatan CO2 di laut, badai, banjir serta curah hujan meningkat (Richard
2002). Dampak perubahan iklim juga dirasakan oleh masyarakat di sekitar pesisir
(Barnet 2001), sehingga banyak bentuk-bentuk adaptasi yang sudah dilakukan
oleh masyarakat untuk meminimalisir dampak perubahan iklim.
Ekosistem mangrove merupakan suatu ekosistem yang terletak di antara
laut dan darat, serta dipengaruhi oleh pasang surut (Liepert 2015). Ekosistem
mangrove memiliki peranan ekologi, di antaranya menjaga stabilitas pantai dari
abrasi, instruksi air laut, menjadi tempat bersarang, pemijahan, pembesaran
berbagai jenis ikan, udang, burung, dan fauna lain (Marumo 1985). Selain
manfaat ekologi, mangrove juga memberikan manfaat ekonomi, berupa perikanan
tangkap, budidaya, serta manfaat pangan. Keberadaan ekosistem mangrove sangat
berpengaruh terhadap pendapatan dan hasil tangkapan nelayan. Masyarakat desa
Pagirikan dan Pabean Ilir merupakan masyarakat yang dominan berprofesi
sebagai nelayan, sehingga kehidupan masyarakat banyak tergantung pada
ekosistem mangrove.
Luas tutupan mangrove di Indramayu hilang sebesar 773,96 ha selama 15
tahun terakhir (Hadiana 2015 dan Dinas Kehutanan Perkebunan Indramayu).
Hilangnya tutupan mangrove dapat mengakibatkan menurunnya tangkapan dan
kesejahteraan nelayan (Sukardjo dan Yamada 1980). Hal ini menjadi masalah
bagi masyarakat di Desa Pagirikan dan Pabean Ilir. Berdasarkan penelitian
Yuliantini (2013), hal-hal yang dapat menentukan pola adaptasi masyarakat
terhadap perubahan iklim adalah status ekosistem, status masyarakat,
ketergantungan terhadap ekosistem mangrove, dan persepsi masyarakat terhadap
perubahan iklim. Oleh karena itu, dilakukan penelitian untuk mengetahui dampak
perubahan iklim terhadap lingkungan pesisir, dan pola adaptasi masyarakat di
Desa Pagirikan dan Pabean Ilir.
Kerangka Pemikiran
Berdasarkan latar belakang, adapun kerangka pemikiran yang akan
dibahas dalam tulisan ini adalah perubahan iklim. Perubahan iklim dapat
berdampak buruk terhadap ekosistem pesisir, diantaranya rusaknya mangrove,
abrasi, dan banjir. Selain berdampak secara ekologi, juga berdampak terhadap
sosial masyarakat, diantaranya nelayan sulit memprediksi daerah tangkapan dan
menurunnya hasil tangkap nelayan. Dampak-dampak tersebut dapat ditentukan
dari beberapa status, yaitu status ekosistem, status masyarakat, ketergantungan
2
dan persepsi masyarakat terhadap perubahan iklim. oleh karena itu status-status
tersebut dapat menentukan pola adaptasi yang dilakukan masyarakat terhadap
perubahan iklim. Kerangka pemikiran penelitian dampak perubahan iklim dan
adaptasi masyarakat sekitar ekosistem mangrove di Delta Cimanuk disajikan pada
Gambar 1.
Keterangan:
: Mempengaruhi
Gambar 1 Kerangka pemikiran dampak perubahan iklim dan adaptasi masyarakat
sekitar ekosistem mangrove di Delta Cimanuk
Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis status ekosistem pesisir dari
dampak perubahan iklim dan menentukan pola adaptasi yang baik dari ancaman
perubahan iklimdi Desa Pagirikan dan Pabean Ilir, Indramayu.
Perubahan Iklim
Dampak Sosial
- Sulit memprediksi daerah
penangkapan
- Menurunnya tangkapan nelayan
- Menurunnya kesejahteraan nelayan
Status
- Ekosistem
- Masyarakat
- Ketergantungan
- Persepsi
Dampak Ekologi
- Kenaikan muka air laut
- Rusaknya mangrove
- Abrasi
- Banjir
- Meningkatnya frekuensi badai di
laut
Adaptasi
3
METODE
Waktu dan Lokasi Penelitian
Pengambilan data pada penelitian ini dilakukan pada bulan Agustus hingga
Oktober 2014 yang berlokasi di Desa Pabean Ilir dan Desa Pagirikan Indramayu,
Jawa Barat. Peta lokasi penelitian ditunjukkan pada Gambar 2.
Gambar 2 Peta lokasi penelitian di Desa Pagirikan dan Pabean Ilir
Pengambilan Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan
sekunder. Data primer diperoleh dengan metode kuisioner, yaitu dengan
wawancara terhadap responden. Responden pada penelitian ini terdiri dari
nelayan tangkap dan nelayan budidaya yang diambil secara acak. Data sekunder
diperoleh dari penelitian terdahulu, dan dari aplikasi Chirps untuk memperoleh
data iklim. Variabel-variabel yang dapat menentukan pola adaptasi masyarakat
terhadap perubahan iklim pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
Status ekosistem (E)
Status ekosistem mangrove menjelaskan tentang perubahan kondisi
ekosistem pesisir yang dipengaruhi oleh perubahan iklim maupun aktivitas
antropogenik. Status ekosistem juga digunakan untuk mengetahui perubahan-
perubahan yang terjadi secara temporal. Status ekosistem pada penelitian ini
diwakili pertanyaan tentang kondisi garis pantai, kondisi banjir, serta luas tutupan
mangrove 15 tahun terakhir .
Status masyarakat (M)
Status masyarakat digunakan untuk mengetahui kelas masyakarat. Kelas
tersebut ditentukan berdasarkan tingkat pendidikan, penghasilan, dan profesi
masyarakat. Status masyarakat dilihat dari tingkat pendidikan (SD, SMP, SMA,
4
dan perguruan tinggi) profesi (penganguran, nelayan/petani, BUMD, dan PNS)
dengan panghasilan 30-150 ribu/hari. Pada penelitian ini semakin tinggi
pendidikan, semakin tinggi penghasilan, dan semakin erat hubungan profesi
seseorang dengan ekosistem pesisir, maka akan semakin tinggi status masyarakat
tersebut. Status masyarakat terdiri dari kategori status rendah, sedang, tinggi, dan
sangat tinggi.
Ketergantungan terhadap ekosistem mangrove (K)
Ketergantungan terhadap ekosistem mangrove digunakan untuk
mengetahui kehidupan seseorang yang berhubungan erat dengan ekosistem
mangrove. Besarnya ketergantungan tersebut dapat dilihat dari tingginya
kebutuhan masyarakat terhadap ekosistem mangrove.
Persepsi masyarakat terhadap perubahan iklim (P)
Persepsi masyarakat terhadap perubahan iklim digunakan untuk
mengetahui besarnya pengetahuan masyarakat terkait perubahan iklim. Semakin
tinggi persepsi masyarakat terhadap perubahan iklim, maka akan tinggi pula pola
adaptasi yang dilakukan, sehingga perlu mengetahui persepsi masyarakat terhadap
perubahan iklim (Yuliantini 2013).
Adaptasi sosial terhadap perubahan iklim (A)
Adaptasi sosial terhadap perubahan iklim merupakan upaya masyarakat
untuk mangatasi dan meminimalisir dampak perubahan iklim. Adaptasi sosial
terhadap perubahan iklim terdiri dari pertanyaan tentang respon masyarakat
terhadap perubahan iklim, serta langkah-langkah yang sudah dan akan dilakukan
sebagai langkah adaptasi.
Analisis Data
Analisis kuantitatif
Analisis kuantitatif pada penelitian ini merupakan analisis ilmiah dari
hasil survei kuisioner untuk mendapatkan nilai dari setiap variabel. Nilai setiap
variabel diperoleh dari pembobotan (weighting) dikali dengan skoring kuisioner.
Bobot ditentukan berdasarkan kepentingan parameter terhadap ekosistem
(Yulianti 2013). Bobot diberi angka 1 (tidak penting), 2 (penting), dan 3 (sangat
penting). Skoring digunakan berdasarkan kriteria yang telah ditentukan. Skor
tertinggi ditentukan berdasarkan hubungan keeratan antara seseorang dengan
ekosistem mangrove. Analisis kuantitatif yang digunakan pada penelitian dampak
perubahan iklim dan adaptasi masyarakat sekitar ekosistem mangrove di Delta
Cimanuk menggunakan rumus berikut.
Xi=∑Bi x Si
Keterangan:
X: nilai
Bi: bobot ke-i
Si: skor ke i
5
Analisis Komponen Utama
Analisis komponen utama merupakan suatu teknik statistik untuk
mengubah dari sebagian besar variabel asli yang digunakan dan saling berkorelasi
satu dengan yang lainnya menjadi satu set variabel yang lebih kecil. Pada
penelitian ini analisis komponen utama yang digunakan adalah PCA (principle
component analisys). Tujuan utama dari analisis komponen utama ialah untuk
mengurangi dimensi peubah-peubah yang saling berhubungan yang cukup banyak
variabelnya sehingga lebih mudah untuk menginterpretasikan data-data tersebut
(Johnson in Setiawan 2011). Penggunaan metode PCA ini sangat disarankan
untuk memilih atau meringkas variabel-variabel yang banyak sehingga olahan
data menjadi lebih mudah.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Status ekosistem dan dampak perubahan iklim
Tutupan mangrove di Delta Cimanuk tahun ke tahun mengalami
penurunan. Status ekosistem mangrove di Delta Cimanuk rusak sedang. Hal
tersebut dilihat dari beberapa faktor, yaitu banyaknya penebangan ekosistem
mangrove (sebagai kayu bakar), alih fungsi mangrove sebagai tambak, dan abrasi.
Perubahan garis pantai pesisir Indramayu disajikan pada Gambar 3
Gambar 3 Perubahan pesisir Indramayu (Delta Cimanuk) Jawa Barat (1980-2014)
Sumber : Deputi Bidang Kelembagaan Koperasi dan UKM Kantor
Menteri Negara Urusan Koperasi dan UKM RI dan LPPM IPB (2001)
6
0
0.5
1
1.5
2
2.5
199
4
199
5
199
6
199
7
199
8
199
9
200
0
200
1
200
2
200
3
200
4
200
5
200
6
200
7
200
8
200
9
201
0
201
1
201
2
201
3
201
4
201
5
Ka
teg
ori
ba
nji
r
Tahun
Sebaran mangrove di Delta Cimanuk dari tahun ke tahun terus mengalami
perubahan. Perubahan sebaran mangrove tersebut terjadi secara signifikan dari
tahun 1980 hingga 2014. Pinggir pantai di Desa Pagirikan dan Pabean Ilir
mengalami abrasi yang cukup tinggi. Abrasi tersebut disebabkan oleh banjir dan
berkurangnya luasan tutupan mangrove. Selain itu, kenaikan muka air laut di
Indramayu meningkat signifikan dari tahun 1989 hingga 2009, yaitu 0,01 m/tahun
(Dasanto 2010). Hal tersebut berbanding lurus dengan curah hujan di Indramayu
yang meningkat setiap tahunnya, yaitu dari tahun 1981 hingga 2015 (Chirps).
Curah hujan tersebut meningkat sebesar 28 mm (Lampiran 1), sehingga dapat
disimpulkan bahwa Delta Cimanuk mengalami perubahan iklim (Rahman 2009).
Gambar 4 menunjukkan frekuensi terjadinya banjir di Desa Pagirikan dan Pabean
Ilir pada tahun 1994 hingga 2015.
Gambar 4 Frekuensi banjir yang terjadi di Indramayu pada tahun 1994 hingga
2015
Sumber: Change Publisher (2013)
Frekuensi banjir yang terjadi di Indramayu terdiri dari 3 kategori. Kategori
0 menunjukkan tidak terjadi banjir pada tahun tersebut, kategori 1 terjadi banjir
yang disebabkan oleh rob, dan kategori 2 terjadi banjir bandang yang disebabkan
oleh curah hujan yang tinggi (Lampiran 1). Berdasarkan Gambar 4 diketahui
bahwa antara tahun 1994 hingga 2010 banjir sedang terjadi 2 hingga 5 tahun
sekali. Namun semenjak 2010 hampir terjadi tiap tahun yang disebabkan oleh
curah hujan yang meningkat.
Luas tutupan mangrove dari tahun ke tahun mengalami penurunan akibat
perubahan iklim. Gambar 5 menunjukkan luas tutupan mangrove di Delta
Cimanuk pada tahun 1989 hingga 2010.
7
Gambar 5 Luas tutupan mangrove di Delta Cimanuk
Sumber: Marcello (2012)
Berdasarkan Gambar 5 dapat dilihat bahwa luas tutupan mangrove dari
tahun ke tahun mengalami penurunan. Tahun 1989 luas tutupan mangrove di
Delta Cimanuk seluas 3700,16 ha dan pada tahun 2010 luas tutupan mangrove
menjadi 2156,08 ha (Lampiran 6). Hal tersebut menunjukkan sebanyak 773,96 ha
tutupan mangrove hilang selama 12 tahun terakhir.
Jejaring makanan
Ekosistem mangrove di Indramayu memiliki keanekaragaman yang tinggi.
Ikan target di ekosisitem mangrove Indramayu terdiri dari ikan bandeng, betok,
kue, kakap, dan belanak (Oktavianda 2014). Jejaring makanan pada ekosistem
mangrove di Desa Pagirikan dan Pabean Ilir, Indramayu disajikan pada Gambar 6.
Gambar 6 Jejaring makanan pada Ekosistem Mangrove di Desa Pagirikan dan
Pabean Ilir, Indramayu
2,0002,2002,4002,6002,8003,0003,2003,4003,6003,800
1989 2002 2010
Lu
as
Ma
ng
rov
e (h
a)
Tahun
8
Jejaring makanan di ekosistem mangrove dimulai dari serasah daun
mangrove yang berasal dari jenis Rhizophora macronata dan Avicennia marina.
Serasah ini dimanfaatkan oleh berbagai biota pemakan serasah antara lain Uca sp,
dan Terebralia, sedangkan yang lainnya diuraikan oleh dekomposer. Serasah
dimanfaatkan oleh Detritus feeder. Lalu detritus juga diuraikan oleh bakteri untuk
menghasilkan unsur hara. Selanjutnya unsur hara tersebut dimanfaatkan oleh
fitoplankton. Kemudian fitoplankton dimanfaatkan oleh zooplankton dan ikan
pemakan plankton, seperti Siganus guttatus. Biota-biota akuatik tersebut
berasosiasi untuk mendukung ekosistem mangrove di Desa Pagirikan dan Pabean
Ilir, Indramayu.
Status masyarakat
Masyarakat Desa Pagirikan dan Pabean Ilir memiliki status sosial yang
berbeda-beda. Status masyarakat di Desa Pagirikan dan Pabean Ilir, Indramayu
disajikan pada Tabel 2 dan 3.
Tabel 1 Status masyarakat Desa Pabean Ilir
Variabel Skor
Rata-rata Median
Pendidikan 2,02 2
Pekerjaan 1,72 1
Penghasilan 1,98 2
Status Sosial 1,9
Keterangan : : sangat tinggi = >3,5, tinggi = >3-3,5, sedang = >2-3, rendah = 1-2
Berdasarkan tingkat pendidikan, pekerjaan dan penghasilan status
masyarakat di Desa Pabean Ilir dikategorikan dengan status rendah. Status rendah
yaitu masyarakat yang tingkat pendidikannya lulusan Sekolah Dasar (SD),
pekerjaan rata-rata sebagai nelayan, dan memiliki penghasilan kisaran 30-70
ribu/hari.
Tabel 2 Status masyarakat Desa Pagirikan
Variabel Skor
Rata-rata Median
Pendidikan 2,64 3
Pekerjaan 1,33 1
Penghasilan 2,15 1
Status Sosial 2,04
Keterangan : sangat tinggi = >3,5, tinggi = >3-3,5, sedang = >2-3, rendah = 1-2
Berdasarkan tingkat pendidikan, pekerjaan dan penghasilan status
masyarakat di Desa Pagirikan dikategorikan dengan status sedang. Status sedang
tersebut merupakan masyarakat yang tingkat pendidikannya lulusan Sekolah
Menengah Pertama (SMP), pekerjaan rata-rata sebagai nelayan dan memiliki
penghasilan kisaran 70-100 ribu/hari.
9
Ketergantungan terhadap ekosistem mangrove
Masyarakat pesisir Indramayu merupakan masyarakat yang tergantung
terhadap sumberdaya alam seperti mangrove baik itu pemanfaatan secara
langsung maupun tidak langsung. Ketergantungan masyarakat terhadap ekosistem
mangrove di Desa Pagirikan dan Pabean Ilir, Indramayu disajikan pada tabel 4.
Tabel 3 Tingkat dan ketergantungan masyarakat terhadap ekosistem mangrove di
Desa Pabean Ilir dan Pagirikan
Desa Tingkat Ketergantungan
Pabean Ilir 3,4
Pagirikan 3,3 Keterangan : sangat erat = >3,5, erat= >3-3,5, sedang = >2-3, rendah = 1-2
Berdasarkan Tabel 4 dapat diketahui bahwa tingkat ketergantungan
masyarakat Pabean Ilir terhadap mangrove adalah erat. Maka diketahui kondisi
ekosistem mangrove di Indramayu berpangaruh terhadap kehidupan masyarakat
Desa Pagirikan dan Pabean Ilir.
Persepsi masyarakat terhadap perubahan iklim
Persepsi masyarakat terhadap perubahan iklim penting untuk menentukan
besarnya pengalaman individu untuk menggambarkan dan menyimpulkan
informasi terkait perubahan iklim. Besarnya perubahan kondisi lingkungan
diduga akan mempengaruhi persepsi masyarakat. Persepsi masyarakat terhadap
perubahan iklim di Desa Pagirikan dan Pabean Ilir disajikan pada Tabel 5.
Tabel 4 Persepsi masyarakat Desa Pagirikan dan Pabean Ilir.
Desa Persepsi Masyarakat
Pabean Ilir 2,7
Pagirikan 2,7 Keterangan : sangat jelas = >3,5, jelas= >3-3,5, sedang = >2-3, rendah = 1-2
Tabel 5 menunjukkan persepsi masyarakat terhadap perubahan iklim
tergolong sedang. Hal ini menjelaskan bahwa masyarakat di Desa Pagirikan dan
Pabean Ilir tidak paham mengenai dampak perubahan iklim. Hubungan setiap
variabel terhadap perubahan iklim dapat dilihat dari Gambar 7.
Analisi Komponen Utama
Berikut adalah hasil wawancara responden di Desa Pagirikan dan Desa
Pabean Ilir. Gambar 7 menjelaskan beberapa parameter yang saling berhubungan
dan menentukan parameter utama yang mempengaruhi adaptasi masyarakat
terhadap perubahan iklim. Gambar 8 menjelaskan implikasi dari beberapa
parameter utama tersebut.
10
Gambar 7 Hubungan setiap parameter cluster di Desa Pagirikan Dan Pabean Ilir
berdasarkan pertanyaan kuisioner
Gambar 8 Hubungan parameter komponen utama di Desa Pagirikan dan Pabean
Ilir
Berdasarkan Gambar 8 dapat diketahui besarnya adaptasi (A) dipengaruhi
oleh ketergantungan (K) dengan nilai ƛ= 0,9699. Persepsi (P) dipengaruhi oleh
status ekosistem (E) dengan nilai ƛ= 2,4755. Nilai Eigenvalue (ƛ ) menunjukan
keragaman variabel di dalam suatu grup. Semakin besar nilai Eigenvalue maka
keragaman variabel yang ada di dalam suatu grup semakin tinggi
(Samaradivakara 2012), sehingga tingkat adaptasi masyarakat terhadap perubahan
iklim ditanggapi secara beragam oleh masyarakat.
Adaptasi Terhadap Perubahan Iklim
Adaptasi pada penelitian ini terdiri dari 4 kategori, yaitu tidak melakukan
manajemen adaptasi sama sekali, pengalihan mata pencaharian, perubahan alat
dan waktu penangkapan ikan, dan melakukan penanaman mangrove. Pola
adaptasi yang dilakukan oleh masyarakat Pagirikan dan Pabean Ilir adalah
penangkapan pada bulan gelap, meningkatkan GT (gross tones) kapal, membuat
batasan pada inlet dan outlet tambak, dan menanam mangrove di sekitar tambak.
ƛ=2,4
8
ƛ=0,9
7
11
Pola adaptasi yang baik adalah melakukan diferensiasi pekerjaan dan penanaman
mangrove. Hasil penelitian menujukkan variabel adaptasi (A) sangat dipengaruhi
oleh faktor ketergantungan terhadap ekosistem mangrove (K).
Pembahasan
Ekosistem mangrove di Delta Cimanuk tergolong rusak sedang. Dilihat
dari hilangnya luasan mangrove yang signifikan. Selain itu, curah hujan di
Indramayu juga menunjukkan keadaan iklim yang semakin memburuk, dan
menyebabkan kenaikan muka air laut (Lampiran 1). Menurut Byravan (2015),
salah satu faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap perutumbuhan mangrove
adalah faktor iklim. Diketahui sebanyak 773,96 ha ekosistem mangrove di
Indramayu hilang dari tahun 1980 hingga 2014. Hilangnya ekosistem mangrove
disebabkan oleh pemanfaatan mangrove sebagai kayu bakar, pengalifungsian
ekosistem mangrove menjadi tambak, abrasi, dan banjir. Hilangnya mangrove
tersebut berpengaruh terhadap keseimbangan ekosistem mangrove. Sidik 2008
mengatakan setelah mangrove hilang, fungsi-fungsi ekosistem mangrove
berkurang bahkan tidak bekerja sama sekali. Kerusakan tertinggi pada garis
pantai disebabkan oleh abrasi (Coulthard 2008). Hal yang serupa juga terjadi di
Delta Mahakam, Kota Samarinda, yaitu ekosistem mangrove hilang, sehingga
fungsi ekologisnya menurun (Haba 2013).
Menurunnya fungsi ekologis berpengaruh terhadap penghasilan
masyarakat Desa Pagirikan dan Pabean Ilir yang umumnya berprofesi sebagai
nelayan. Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh bahwa status masyarakat di Desa
Pagirikan tergolong sedang, dan pada Desa Pabean Ilir tergolong rendah.
Menurut Charon (1995), status masyarakat terbentuk karena adanya perbedaan
sosial di antaranya adalah kedudukan, umur, kekayaan, pendidikan, dan
penghasilan. Status masyarakat Desa Pagirikan lebih tinggi dibanding masyarakat
Desa Pabean Ilir. Hal ini disebabkan oleh penghasilan harian masyarakat Desa
Pagirikan lebih tinggi dibanding Desa Pabean Ilir. Masyarakat Desa Pagirikan
dominan nelayan budidaya, sedangkan masyarakat Desa Pabean Ilir dominan
nelayan tangkap.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan, diketahui bahwa tingkat
ketergantungan masyarakat terhadap ekosistem mangrove erat (Gambar 8). Hal
ini dilihat dari berkurangnya hasil tangkapan nelayan seiring hilangnya luasan
ekosistem mangrove. Pernyataan ini didukung oleh Yulianti (2013) yang
menyebutkan bahwa ketergantungan masyarakat terhadap ekosistem mangrove
terlihat dari penggunaan lahannya, serta mata pencaharian yang banyak
memanfaatkan mangrove seperti nelayan. Hal serupa juga terjadi di Teluk
Blanakan, ketergantungannya masyarakat terhadap ekosistem mangrove erat,
terbukti dari profesi masyarakat yang rata-rata bekerja sebagai nelayan serta
memanfaatkan ekosistem mangrove.
Persepsi masyarakat terhadap perubahan iklim di Desa Pagirikan dan
Pabean Ilir tergolong sedang, yaitu masyarakat belum begitu paham mengenai
perubahan iklim. Berdasarkan penelitian Ermawan (2014), kehidupan keseharian
masyarakat dapat menentukan persepsi mereka terhadap berbagai fenomena yang
terjadi di lingkungan pesisir. Fenomena tersebut seperti pola angin, suhu, arus
12
laut, dan kondisi biota. Persepsi yang mempengaruhi adaptasi masyarakat untuk
meminimalisasi dampak perubahan iklim.
Kemampuan persepsi seseorang dapat dipengaruhi oleh faktor internal
seperti pendidikan dan mata pancaharian. Hal ini sesuai dengan hasil penelian
(Gambar 7), yaitu hanya sebagian kecil dari masyarakat Desa Pagirikan dan
Pabean Ilir yang tahu betul terkait perubahan iklim. Menurut Dorberg (2009)
salah satu faktor yang menyebabkan seseorang mau melakukan tindakan adaptasi
terhadap perubahan iklim adalah persepsi. Masyarakat Desa Pagirikan dan
Pabean Ilir hanya sebagian kecil yang telah melakukan adaptasi terhadap
perubahan iklim. Hal yang serupa juga terjadi di Desa Lebih, Kabupaten Gianyar,
Bali. Persepsi dan bentuk adaptasi masyarakat di Desa Lebih berhubungan nyata,
yaitu ketika masyarakat memiliki informasi yang cukup terkait perubahan iklim,
maka mereka akan mempersiapkan diri untuk melakukan adaptasi. Berdasarkan
pernyataan tersebut diketahui bahwa semakin jelas persepsi masyarakat terhadap
perubahan iklim, maka semakin besar pula pola adaptasi yang dilakukan.
Menurut Ellison (2012), adaptasi yang baik untuk dilakukan adalah cara
adaptasi yang membutuhkan biaya terendah dan tidak merusak lingkungan.
Adaptasi dapat membantu masyarakat khususnya masyarakat miskin dalam
melakukan pola adaptasi untuk meminimalisir dampak dari perubahan iklim.
Berdasarkan penelitian Ermawan (2014) di Desa Lebih, Kabupaten Gianyar, Bali,
bentuk adaptasi yang dilakukan oleh masyarakat Desa Lebih, antara lain
melakukan diferensiasi pekerjaan, dan penanaman mangrove. Diferensiasi
pekerjaan yang dilakukan oleh masyarakat Desa Pagiirkan dan Pabean Ilir adalah
melakukan kegiatan penangkapan pada bulan gelap. Menurut Setyawan (2006),
salah satu adaptasi yang baik adalah restorasi mangrove. Hal ini sesuai dengan
pola adaptasi yang dilakukan oleh masyarakat Desa Pagirikan dan Pabean Ilir,
melakukan penanaman mangrove, sehingga dampak yang ditimbulkan perubahan
iklim dapat diminimalisir.
Ekosistem mangrove di Delta Cimanuk tergolong rusak sedang.
Rusaknya ekosistem mangrove tersebut berpengaruh buruk terhadap fungsi
ekologis mangrove. Menurunnya fungsi ekologis mangrove tersebut berpengaruh
terhadap penghasilan masyarakat di Desa Pagirikan dan Pabean Ilir. Berdasarkan
penelitian dapat dilihat sebagian kecil dari masyarakat sudah banyak yang
melakukan pola adaptasi terhadap dampak perubahan iklim. Pola adaptasi yang
baik dilakukan adalah melakukan penanaman mangrove kembali, sehingga
dampak dari perubahan iklim dapat diminimalisir.
KESIMPULAN
Status ekosistem pesisir di Desa Pagirikan dan Pabean Ilir, Indramayu
tergolong rusak sedang. Dampak perubahan iklim di Delta Cimanuk antara lain
abrasi, banjir, dan kenaikan muka air laut. Pola adaptasi yang baik untuk
meminimalisasi dampak perubahan iklim adalah melakukan penanaman mangrove
13
DAFTAR PUSTAKA
Barnet J. 2001. Adapting to climate change in Pasific Island Countries : the
problem of uncertainty. World Development Journal. Vol (5): 977-974.
Byravan S dan Sudhir CR, Sea level rise and climate change exiles a possible
solution. Permissions journals. Vol. 71(2) 21–28.
Coulthard S. 2008. Adaptation to environmental change in artisanal fisheries-
insight from South Indian Lagoon. Global Environmental Change Journal.
Vol (4): 479-489.
Dasanto. 2010. Penilaian dampak kenaikan muka air laut pada wilayah pantai:
studi kasus kabupaten Indramayu. Jurnal Hidrosfi Indonesia. Vol (5): 43-
53.
Descasari R. 2014. Keterkaitan ekosistem mangrove dengan keanekaragaman ikan
di Pabean Ilir dan Pagirikan, Pasekan Indramayu, Jawabarat. [Skripsi].
Bogor (ID). Institut Pertanian Bogor.
Ellison J. 2012. Climate change vulnerability assessment an adaptation planning
for mangrove system. WWF Jurnal. ISBN: 978-920990069-0.
Ermawan F. 2014. Hubungan antara persepsi dan bentul adaptasi nelayan terhadap
perubahan iklim. [Skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
Haines A. 2003. Climate Change. International Journal of Epidemiologi. 32: 321-
323.
Liepert BG dan Alessandra G. 2015. Glibal warming, the atmospheric brown
cloud and the changing Indian summer monson. Permissions journals. Vol
71(4) 23-30.
Marcello. 2012. Perubahan hutan mangrove di wilayah pesisir Indramayu.
[Skripsi]. Jakarta (ID): Universitas Indonesia.
Marumo. 1985. Ecology management of mangrove. Kyoto (JP). Kyoto University
Oktavianda MR. 2014. Keterkaitan ekosistem mangrove dengan produksi ikan di
desa Pagirikan dan Pabean Ilir, kecamatan Pasekan, Indramayu, Jawa
Barat, [Skripsi]. Bogor (ID). Institut Pertanian Bogor.
Rahman HA. 2009. Global climate change and its effects on human habitat and
environtment in Malaysia. Malaysian Journal of environmental
management. 10 (2) : 17-32
Richard SJ. 2002. Estimates of the damage costs of climate change.
Environmental and resorce economics journal. 21: 47-73.
Samaradivakara SP, Hirimuthigoda NY, Gunawardana R, Illeperuma
RJ,Fernandopulle ND, De Silva AD, dan Alexander P. 2012.
Morphological variation of four tilapia population in selected reservois in
Sri Lanka. Tropical Agricultural Research Journal. Vol(2) : 105-116.
Setyawan AD, Winarno K. 2006. Pemanfaatan langsung ekosistem mangrove di
Jawa Tengah dan penggunaan lahan di sekitarnya; kerusakan dan upaya
restorasinya. Jurnal Biodiversitas. Vol (7). No 3: 282-291.
Sukardjo S dan Yamada I. 1980. The management problems and research needs of
the mangrove forest in the Cimanuk Delta Complex, West Java. Southeast
Asian Studies Journal. Vol 29 (4). March 1992.
Tarigan MS. 2007. Perubahan garis pantai di wilayah pesisir perairan Cisadane,
Provinsi Banten. Jurnal Makaira Sains. Vol 11. No 1: 49-55.
14
Yulianti P. 2013. Resiliensi Ekosistem Mangrove Terhadap Kenaikan Muka Air
Laut (Studi Kasus Teluk Blanakan Kabupaten Subang, Jawa barat).
[Tesis]. Bogor (ID). Pascasarjana IPB.
15
LAMPIRAN
Lampiran 1 Curah hujan
Lampiran 2 Kenaikan muka air laut
Lampiran 3 Luas tutupan mangrove di Delta Cimanuk
Tahun Luas (Ha)
1989 3.700,16
2002 2.762,23
2010 2.156,08
Lampiran 4 Komposisi responden berdasarkan karakteristik masyarakat di
Desa Pabean Ilir dan Pagirikan pada Tahun 2015
No Karakteristik
responden Kategori Skor
Desa
Pabean Ilir
(%)
Pagirikan
(%)
1 Umur <18-25 1 10,81081 29,72973
26-30 2 13,51351 16,21622
31-45 3 62,16216 21,62162
>45 4 13,51351 32,43243
2 Pendidikan Tidak
sekolah 1 46,15385 5,405405
SD 2 25 40,54054
0
200
400
600
800
Jan
-81
Oct
-82
Jul-
84
Ap
r-8
6
Jan
-88
Oct
-89
Jul-
91
Ap
r-9
3
Jan
-95
Oct
-96
Jul-
98
Ap
r-0
0
Jan
-02
Oct
-03
Jul-
05
Ap
r-0
7
Jan
-09
Oct
-10
Jul-
12
Ap
r-1
4
Seri1
23
16
SMP 3 15,38462 35,13514
SMA 4 13,46154 18,91892
3 Pelatihan/kursus Tidak
pernah 1 76,92308 54,05405
Pernah 1-3 2 0 5,405405
Aktif 3 0 2,702703
Sekolah
lapang 4 23,07692 37,83784
4 Lama tinggal 1-5 tahun 1 5,769231 8,108108
5-10 tahun 2 0 2,702703
10-15 tahun 3 1,923077 0
>15 tahun 4 92,30769 89,18919
5 Pekerjaan Pegawai 1 1,923077 21,62162
Wiraswasta 2 25 24,32432
Tani 3 30,76923 2,702703
Nelayan 4 42,30769 51,35135
6 Penghasilan 70-100 1 44,23077 86,48649
100-150 2 0 13,51351
120-300 3 0 0
>300 4 55,76923 0
Lampiran 5 Kuisioner penelitian
KUISIONER PENELITIAN
ADAPTASI NELAYAN TERHADAP DAMPAK PERUBAHAN
IKLIM (Studi Kasus Masyarakat Desa Pabean dan Desa Pagirikan
Indramayu, Jawa Barat)
Oleh : Nur Ainun
C24110055
Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan-Institut Pertanian Bogor
No. Responden : ......... (diisi oleh peneliti)
Responden
Nama : ..................................................................................
Alamat : ..................................................................................
I. Status Masyarakat
1. Berapa usia Bapak/Ibu sekarang?
<18-25
26-30
31-45
>45
2. Pendidikan terakhir yang Bapak/Ibu capai?
Tidak Sekolah
Tamat SD
Tamat SMP
17
Tamat SMA
3. Pernahkah Bapak/Ibu mengikuti pelatihan/kursus? Jika pernah pelatihan atau
kursus apa yang pernah Bapak/Ibu ikuti?
Tidak Pernah
Pernah 1-3 kali
Berperan aktif
Mengikuti Sekolah Lapang
4. Sudah berapa lama Bapak/Ibu tinggal di desa ini?
1-5 tahun
5-10 tahun
10-15 tahun
Lebih dari 15 tahun
5. Apa pekerjaan bapak?
Pengangguran
Nelayan/petani
BUMD
PNS
6. Berapa rata-rata penghasilan keluarga bapak per hari?
30-70 rb
70-100 rb
100-150 rb
>150 rb
7. Apakah Bapak/Ibu pernah mengikuti info mengenai kerusakan lingkungan/
pemanasan global di Televisi?
Tidak pernah
Pernah 1x hingga 3 kali
Pernah, lebih dari 3 kali
Ya pernah, sering
8. Apakah sudah ada peraturan formal yang sudah ditetapkan sebelumnya di
daerah ini?
Tidak perlu
Belum
Ada, akan tetapi tidak aktif
Ada, dan aktif
9. Menurut anda bagaimana dengan peraturan tsb? Apakah sudah berjalan dengan
baik atau perlu diperbaiki lagi peraturan tsb?
Belum berjalan dengan baik
Sudah ada peraturan, tidak ada penegak
Tidak ada masukan dana
Sudah lancar dan berjalan dengan baik
10. Apakah setiap masyarakat sudah memetuhi peraturan yang ditetapkan?
Tidak perlu dipatuhi
Sudah, hanya orang-orang dinas saja
Sudah sebagian masyarakat
Sudah seloruh masyarakat mematuhinya
11. Apakah peraturan tersebut sudah sesuai dengan nilai-nilai lokal atau budaya
di daerah ini?
Belum, karena menantang adat dan budaya lokal
18
Belum, karena tidak sesuai dengan perekonomian masyarakat
Hampir sesuai, hanya saja peraturannya sedikit menantang masyarakat.
Sudah sesuai dengan nilai-nilai lokal atau budaya di daerah ini
II. Status Ekosistem
12. Mulai tahun berapa abrasi terjadi di desa ini?
1 tahun terakhir
2-5 tahun terakhir
5-10 tahun terakhir
>10 tahun terakhir
13. Mulai tahun berapa badai terjadi di desa ini?
1 tahun terakhir
2-5 tahun terakhir
5-10 tahun terakhir
>10 tahun terakhir
14. Bagaimana kondisi garis pantai 10 tahun terakhir?
< 1 km- 5 km
6 km – 10 km
11 km- 15 km
>15 km
15. Apakah ada kegiatan perikanan lain di desa ini selain penangkapan,
budidaya, dan Fishing Sport? Jika ada, maka apa kegiatannya?
Tidak ada
Usaha home made
Pemanfaatan sumberdaya mangrove
KUB
16. Apa permasalahan utama dalam penangkapan dan budidaya ikan di desa ini?
Ikan sedikit
Cuaca yang tidak jelas
Alat tangkapnya masih primitif
Modal melaut yang minim
17. Apakah sering terjadi banjir?
Tidak tahu
Tidak setuju
Ragu-ragu
Setuju
18. Apakah keberadaan ikan semakin sulit ditebak?
Tidak tahu
Tidak setuju
Ragu-ragu
Setuju
19. Apakah ikan-ikan semakin sedikit dari tahun ke tahun?
Tidak tahu
Tidak setuju
Ragu-ragu
Setuju
20. Pinggir pantai semakin mendekat ke darat dari tahun ke tahun?
Tidak tahu
Tidak setuju
19
Ragu-ragu
Setuju
III. Ketergantungan
21. Sudah berapa lama lama Bapak/Ibu bekerja sebagai?
1-5 tahun
5-10 tahun
10-15 tahun
Lebih dari 15 tahun
22. Apakah Bapak/Ibu memiliki pekerjaan yang lain selain?
Tidak punya
Ada
Ada, akan tetapi jarang ada job
Ada, usaha home made
23. Apakah pekerjaan ini adalah pekerjaan utama Bapak/Ibu?
Ya
Ya jika musim saja
Tidak ada pilihan pekerjaan lain lagi.
tidak
24. Menurut anda apakah berhubungan jumlah tangkapan ikan dengan
pencemaran lingkungan? Jika ya, maka bagaimana cara penanggulangannya
Tidak tahu
Tidak ada hubungan
Ada hubungan. Akan tetapi tidak ada penanggulangannya
Ada hubungan, penanggulangan dengan cara menurunkan kadar pencemar,
misalnya meminimalisir pembuangan sampah sembarangan.
25. Jika sumberdaya tsb habis atau sudah tidak ada, dampak yang paling
berpengaruh terhadap perekonomian bapak/ibu apa?
Tidak tahu
Tidak ada pengaruhnya
Pengaruh terhadap kita pengonsumsi ikan
Pengaruh terhadap pendapatan nelayan
26. Lalu jika hal itu terjadi, matapencaharian alternatif apa yang akan bapak/ibu
lakukan?
Tidak melakukan apapun, menunggu agar ada ikan kembali
Membentuk KUB
Cari kerja lain
Membuka usaha baru
27. Bagaimana perbedaan keadaan jumlah tangkapan 10/20 tahun yang lalu
dengan penangkapan yang sekarang?
Lebih banyak sekarang
Tidak ada perubahan
Lebih banyak yang sekarang
Ikan hampir tidak ada
28. Ada interaksi antara nelayan dan para penanam mangrove di daerah ini?
Tidak tahu
Tidak setuju
Ragu-ragu
Setuju
20
29. Pernah terjadi konflik antara nelayan?
Tidak tahu
Tidak setuju
Ragu-ragu
Setuju
30. Pernah terjadi banjir di desa ini?
Tidak tahu
Tidak setuju
Ragu-ragu
Setuju
IV.Adaptasi
31. Bagaimana cara bapak/ibu untuk mengelola sumberdaya tsb?
Tidak melakukan apa-apa/ biarkan saja
Hanya memanfaatkan
Meminimalisir pencemaran
Penanaman mangrove
32. Apakah Bapak/Ibu pernah membicarakan tentang perubahan iklim dan
pemanasan iklim dengan orang lain di desa ini?
Tidak pernah
Pernah 1x hingga 3 kali
Pernah, lebih dari 3 kali
Ya pernah, sering
33. Kalau bapak ingin mengetahui mengenai info lanjut perubahan iklim,
pemanasan global ataupun keanehan cuaca, kemana Bapak/Ibu akan meminta
pendapat?
Tidak ingin menanyakan
Kepada keluarga di rumah
Kepada tetangga atau teman
Kepada ahlinya
34. Ketika sudah mengetahui sudah banyak lingkungan sekitar kita tercemar,
langkah apa yang akan Bapak/Ibu lakukan untuk ke depannya untuk
menyelamatkan bumi ini?.
Membiarkan saja
Membicarakan dengan masyarakat
Memikirkan pengelolahannya
Menstop pencemaran, dan melakukan pengelolaan
35. Bagaimana partisipasi bapak/ibu kepada lingkungan pesisir di daerah ini?
Tidak melakukan apa-apa
Melakukan pemanfaatan
Menyumbang dana untuk pengelolaannya
Mencegah pencemaran dan melakukan pengelolaan
36. Apakah ada perbedaan antara peran bapak/ibu terhadap pengolahan pesisir?
Tidak tahu
Tidak setuju
Ragu-ragu
Setuju
37. Apakah anda pernah ikut dalam kegiatan penanaman mangrove?
Tidak pernah
21
Tidak tahu
Pernah 1-3 kali
Berperan aktif
38. Menurut anda pengelolaan yang seperti apa yang baik untuk diterapkan di
daerah ini?
Tidak perlu
Pengelolaan masing-masing individu
Pengelolaan yang bertahap
Pengelolaan masyarakat dan pemerintah
V.Persepsi
39. Menurut anda, perlukah mangrove untuk kehidupan bermasyarakat? Jika
perlu maka untuk apakah itu?
Tidak perlu
Untuk dijadikan kayu bakar
Pelindung ekosistem/menahan abrasi
Dimanfaatkan buahnya
40. Bagaimana pendapat anda mengenai petambak yang sering menebang
mangrove untuk membuat tambak? Apakah kita sebagai masyarakat merasa
rugi atau tidak merasa apa-apa?
Biasa saja, tidak merasa rugi
Salah, karena sudah menebang punya negara
Salah karena sudah mencuri kayu mangrove
Salah karena sudah tidak menjaga lingkungan.
41. Menurut anda, jika mangrove tidak ada, maka apa yang akan terjadi
terhadap perkampungan pesisir desa ini?
Jadi indah tanpa mangrove
Tidak terjadi apa-apa
Ikan-ikan sedikit
Panas, abrasi, sehingga sering terjadi banjir
42. Menurut bapak.ibu manfaat mangrove secara langsung dan tidak langsung
apa?
Kayu bakar
Mangrove dijual
Buah mangrove dimanfaatkan
Mangrove bagi lingkungan pesisir
43. Suhu bumi semakin meningkat dari tahun ke tahun?
Tidak tahu
Tidak setuju
Ragu-ragu
Setuju
44. Permukaan air laut semakin meningkat daritahun ke tahun?
Tidak tahu
Tidak setuju
Ragu-ragu
Setuju
45. Ombak di lautan semakin meningkat dari tahun ke tahun?
Tidak tahu
22
Tidak setuju
Ragu-ragu
Setuju
46. Badai semakin sering dari tahun-tahun sebelumnya?
Tidak tahu
Tidak setuju
Ragu-ragu
Setuju
47. Saya merasa semakin sulit menentukan wilayah penangkapan ikan?
Tidak tahu
Tidak setuju
Ragu-ragu
Setuju
48. Sering terjadi hujan yang tak menentu?
Tidak tahu
Tidak setuju
Ragu-ragu
Setuju
49. Apakah anda pernah mengikuti kegiatan FGD (Forum Group Discussion)
tentang iklim?
Tidak pernah
Tidak tahu
Pernah 1-3 kali
Berperan aktif
50. Apakah peraturan tersebut sudah dipercaya baik untuk pengelolaan di daerah
ini?
Tidak perlu
Sudah, hanya orang-orang dinas saja
Sudah sebagian masyarakat
Sudah seluruh masyarakat mematuhinya
Lampiran 6 Matriks PCA
1. Eigenanalysis of the Correlation Matrix (Principal Component Analysis Desa
Pagirikan dan Pabean Ilir)
Eigenvalue 2,4755 0,9699 0,6330 0,5651 0,3564
Proportion 0,495 0,194 0,127 0,113 0,071
Cumulative 0,495 0,689 0,816 0,929 1,000
Variable PC1 PC2 PC3 PC4 PC5
M 0,343 -0,727 0,504 0,038 0,313
E 0,429 0,462 0,554 0,423 -0,341
K 0,455 -0,358 -0,594 0,373 -0,416
A 0,485 0,072 0,015 -0,822 -0,289
P 0,506 0,353 -0,291 0,069 0,728
2. Eigenanalysis of the Correlation Matrix (Principal Component Analysis Cluster
Desa Pagirikan dan Pabean Ilir)
87 cases used, 2 cases contain missing values
23
Eigenvalue 5,2910 4,3600 1,8563 1,6579 1,2868 1,1893 0,9832
0,9114
Proportion 0,230 0,190 0,081 0,072 0,056 0,052 0,043
0,040
Cumulative 0,230 0,420 0,500 0,572 0,628 0,680 0,723
0,762
Eigenvalue 0,8132 0,7143 0,6002 0,5913 0,4674 0,4348 0,3734
0,3593
Proportion 0,035 0,031 0,026 0,026 0,020 0,019 0,016
0,016
Cumulative 0,798 0,829 0,855 0,881 0,901 0,920 0,936
0,952
Eigenvalue 0,3075 0,2463 0,2188 0,1854 0,1522 0,0000 -0,0000
Proportion 0,013 0,011 0,010 0,008 0,007 0,000 -0,000
Cumulative 0,965 0,976 0,985 0,993 1,000 1,000 1,000
Variable PC1 PC2 PC3 PC4 PC5 PC6 PC7 PC8
2M 0,156 -0,185 0,244 -0,021 -0,193 0,292 -0,145 0,470
5M 0,133 0,164 0,556 -0,030 0,052 0,000 0,056 -0,018
6M 0,173 0,017 0,559 -0,029 -0,030 -0,234 -0,039 -0,020
12E -0,041 0,460 0,014 0,008 0,056 0,149 -0,046 -0,010
13E -0,041 0,460 0,014 0,008 0,056 0,149 -0,046 -0,010
14E 0,041 -0,460 -0,014 -0,008 -0,056 -0,149 0,046 0,010
17E 0,242 0,137 -0,137 0,380 0,039 -0,206 -0,162 -0,093
18E 0,189 -0,235 0,007 0,182 0,103 -0,049 -0,105 -0,072
21K 0,024 -0,199 0,125 0,140 -0,183 0,538 0,112 -0,399
23K 0,083 0,330 0,124 0,188 -0,205 0,183 0,167 0,058
24K 0,040 -0,058 0,025 -0,231 0,696 0,147 0,228 -0,135
25K 0,150 -0,017 0,365 0,177 0,213 -0,295 0,021 -0,210
26K 0,272 0,036 -0,107 0,064 -0,131 -0,086 0,464 0,341
31A 0,293 0,038 -0,110 -0,175 0,287 -0,073 -0,076 0,213
32A 0,307 0,041 -0,053 -0,258 -0,179 0,059 0,156 0,025
33A 0,297 0,004 0,017 -0,291 -0,237 0,096 -0,191 -0,227
34A 0,331 -0,018 -0,006 -0,278 -0,042 -0,019 -0,159 0,102
35A 0,300 0,054 -0,165 -0,318 0,063 0,113 -0,198 -0,158
37A 0,271 -0,044 -0,104 0,158 -0,053 0,131 0,072 -0,445
39P 0,280 0,034 -0,177 0,353 -0,100 -0,218 -0,148 -0,025
40P 0,252 0,154 -0,181 0,060 0,055 -0,052 0,438 -0,020
41P 0,141 -0,210 0,069 0,259 0,193 0,325 0,267 0,191
42P 0,141 0,017 -0,045 0,311 0,292 0,325 -0,449 0,233
Variable PC9 PC10 PC11 PC12 PC13 PC14 PC15 PC16
2M 0,194 -0,146 -0,067 -0,310 0,263 0,149 0,454 -0,096
5M -0,198 -0,187 0,147 0,097 -0,218 0,305 -0,147 0,069
6M -0,254 -0,068 -0,072 0,238 0,141 -0,078 0,108 0,260
12E 0,035 -0,009 -0,118 -0,156 -0,061 0,066 0,022 -0,041
13E 0,035 -0,009 -0,118 -0,156 -0,061 0,066 0,022 -0,041
14E -0,035 0,009 0,118 0,156 0,061 -0,066 -0,022 0,041
17E -0,110 -0,376 -0,090 -0,185 0,111 0,042 -0,273 -0,056
18E -0,347 0,432 -0,207 -0,531 -0,098 -0,032 -0,078 0,229
21K -0,293 -0,221 0,207 -0,170 -0,066 -0,088 -0,053 -0,340
23K 0,021 0,293 -0,063 0,076 0,309 -0,436 -0,061 0,193
24K -0,020 -0,142 -0,045 -0,046 0,551 -0,100 -0,046 -0,031
25K 0,496 0,283 0,125 -0,146 -0,141 -0,127 0,083 -0,465
26K -0,184 -0,003 -0,224 0,233 -0,040 -0,081 -0,137 -0,486
31A -0,332 -0,039 -0,185 -0,053 -0,290 -0,139 0,308 -0,130
32A -0,023 0,364 0,250 -0,087 0,200 0,368 -0,262 0,005
33A 0,092 -0,048 -0,084 0,030 -0,047 -0,541 -0,004 0,030
34A 0,218 -0,065 -0,039 -0,145 0,065 0,102 -0,418 -0,016
35A 0,115 -0,094 0,111 0,174 -0,236 0,004 0,068 0,068
37A 0,095 0,162 -0,451 0,308 0,092 0,412 0,314 0,031
24
39P 0,101 -0,299 0,175 0,006 0,264 -0,010 0,086 0,076
40P -0,007 -0,015 0,518 -0,157 -0,125 -0,032 0,360 0,265
41P 0,378 -0,152 -0,193 0,047 -0,353 -0,061 -0,248 0,374
42P -0,117 0,296 0,323 0,390 0,023 -0,010 -0,059 -0,109
Variable PC17 PC18 PC19 PC20 PC21 PC22 PC23
2M 0,175 -0,019 0,092 0,110 0,017 0,000 -0,000
5M 0,072 0,062 -0,082 0,208 0,555 -0,000 0,000
6M 0,004 -0,012 0,042 -0,284 -0,529 0,000 0,000
12E 0,045 0,037 -0,107 -0,136 -0,097 -0,399 -0,712
13E 0,045 0,037 -0,107 -0,136 -0,097 -0,418 0,702
14E -0,045 -0,037 0,107 0,136 0,097 -0,816 -0,011
17E 0,168 -0,057 0,267 0,481 -0,242 -0,000 -0,000
18E 0,257 0,021 -0,007 -0,222 0,172 0,000 0,000
21K -0,204 -0,080 0,052 -0,165 -0,120 0,000 -0,000
23K -0,220 -0,266 0,317 0,121 0,263 -0,000 -0,000
24K 0,111 0,009 -0,063 -0,009 0,084 0,000 -0,000
25K -0,032 -0,099 0,021 0,020 -0,046 0,000 -0,000
26K 0,309 0,081 -0,010 -0,217 0,047 0,000 0,000
31A -0,531 -0,200 -0,087 0,196 -0,001 -0,000 0,000
32A -0,049 -0,299 -0,340 0,221 -0,268 -0,000 -0,000
33A 0,216 0,323 -0,377 0,256 0,021 -0,000 0,000
34A -0,396 0,391 0,341 -0,285 0,057 0,000 0,000
35A 0,371 -0,502 0,354 -0,221 0,076 -0,000 0,000
37A -0,096 0,179 0,062 0,078 0,059 0,000 0,000
39P -0,150 -0,183 -0,440 -0,385 0,272 -0,000 -0,000
40P 0,042 0,356 0,179 0,023 -0,086 -0,000 -0,000
41P -0,048 -0,117 -0,183 0,013 -0,169 -0,000 0,000
42P 0,061 0,225 -0,015 0,014 -0,075 0,000 0,000
25
RIWAYAT HIDUP
Nur Ainun lahir di Natal, 9 Maret 1994. Penulis
merupakan anak bungsu dari tujuh bersaudara dari pasangan
Zainal Abidin dan Rasimah. Penulis mengenyam pendidikan di
SD N 1 Natal pada tahun 2000-2005. Masa remaja dihabiskan
penulis di SMP N 1 Natal pada tahun 2005-2008 dan SMA
Negeri 1 Panyabungan Selatan pada tahun 2008-2011. Penulis
melanjutkan pendidikannya di Institut Pertanian Bogor dengan
jurusan Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Perikanan
dan Ilmu Kelautan melalui jalur tes SBMPTN Undangan
(Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri) pada tahun
2011.
Semasa kuliah, penulis turut bergabung ke dalam beberapa organisasi
yaitu Omda IKMAMADINA-BOGOR (Ikatan Mahasiswa Mandailing Natal-
Bogor) (2011-sekarang),BEM FPIK (2012-2013), Hilo Green Comunity (HGC)
(2014-sekarang). Selain pada organisasi formal, penulis juga bergabung di crue
asisten pada Mata Kuliah Fisiologi Hewan Air (2013-2015), dan asisten pada
Mata Kuliah Manajemen Sumberdaya Perikanan (2015-2016).
top related