dampak pengangguran
Post on 19-Feb-2016
23 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Keberadaan industri yang dalam porses produksinya diiringi oleh semangat kapitalisme
justru menimbulkan masalah yang semakin memperlemah keadaan buruh. Kegiatan produksi
barang atau jasa yang hanya berorentasi pada keuntungan justru akan menimbulkan perselisihan
yang memperburuk kualitas hubungan antara buruh dan pengusaha. Sejatinya, sifat hubungan
yang terjalin adalah hubungan yang saling membutuhkan. Namun, perselisihan terjadi
disebabkan oleh kepentingan yang bertentangan antara pengusaha dan buruh.
Fenomena demonstrasi atau advokasi yang seringkali kita lihat dan dengar merupakan
gambaran dari perlawanan buruh terhadap kekuasaan pengusaha. Upaya yang dilakukan buruh
ialah semata-mata untuk memperjuangkan hak yang seharusnya dimiliki oleh setiap buruh.
Buruh melakukan perlawanan karena dalam proses kerja, buruh selalu mendapatkan timbalbalik
yang tidak diharapkan, baik secara tindakan yang bersifat eksploitatif seperti pembatasan cuti,
jaminan sosial yang tidak diberikan secara optimal dan minimnya upah.
Lemahnya kekuatan buruh dan tidak terorganisirnya kelompok buruh justru membuahkan
hasil perjuangan yang tidak maksimal. Namun, pada saat ini upaya yang dilakukan oleh buruh
lebih terorganisir dengan adanya serikat buruh. Terbentuknya serikat buruh dapat memberikan
dampak yang baik dalam menunjang perjuangannya karena dapat meningkatkan pengetahuan
tentang ketenagakerjaan dan kemampuan dalam melakukan lobi atau negosiasi dalam
menyelesaikan permasalahan.
Upaya menciptakan kestabilan perusahaan dan buruh di Kota Purwakarta akan terus
dilakukan oleh pihak yang berwenang. Namun hal tersebut bukan berarti kondisi industri di Kota
Purwakarta luput dari permasalahan sosial yang berimplikasi pada gejolak antara buruh dan
pengusaha. Secara keseluruhan permasalahan yang terjadi disebabkan oleh permasalahan
pemenuhan hak normatif buruh termasuk permasalahan kepentingan, PHK yang berujung pada
peningkatan jumlah pengangguran
Sementara dampak sosial dari jenis pengangguran ini relatif lebih besar dan banyak efek
negative dari hal ini salah satunya tinggkat kriminalitas tiap daerah juga ikut bertambah karena
dorongan ekonomi. Mengingat kompleksnya masalah ini, maka upaya pemecahannya pun tidak
sebatas pada kebijakan sektor pendidikan saja, namun merembet pada masalah lain secara multi
dimensional. Pengangguran merupakan masalah serius yang dihadapi dalam pembangunan
sumber daya manusia yang tengah dilakukan saat ini.
Seringkali dalam pengalaman sehari-hari kita melihat fenomenasial seperti seseorang yang
tadinya mempunyai status tertentu di kemudian hari memperoleh status yang lebih tinggi dari
pada status sebelumnya.Hal demikian disebut mobilitas sosial. Sistem Stratifikasi menuruf
sifatnya dapat digolongkan menjadi straifikasi terbuka dan stratifikasi tertutup, contoh yang
disebutkan diatas tadi merupakan contoh dari stratifikasi terbuka dimana mobilitas sosial
dimungkinkan.
1.2 Rumusan Masalah
a. Apa dampak social yang di timbulkan akibat PHK
b. Bagaimana pandangan system stratifikasi social terhadap isu konflik buruh dan prusahaan
c. Apa saja dimensi stratifikasi sosial?
d. Bagaimana cara mangatasi masalah konfllik buruh yang berujung pada PHK
1.3 Tujuan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Stratifikasi Sosial
Kalau kita berbicara tentang sosiologi, maka kita akan mengenal istilah stratifikasi sosial.
Stratifikasi menurut Kamus Ilmiah Populer memiliki arti: letak berlapis-lapis; hal yang
menyusun secara bertingkat atau berlapis, lapisan; klasifikasi masyarakat berdasarkan
kedudukan; tingkat sosial (Pius, 2001).Stratifikasi sosial (Social Stratification) berasal dari kata
bahasa latin “stratum” (tunggal) atau “strata” (jamak) yang berarti lapisan. Dalam Sosiologi,
stratifikasi sosial dapat diartikan sebagai pembedaan penduduk atau masyarakat ke dalam kelas-
kelas secara bertingkat. Beberapa defenisi Stratifikasi Sosial menurut para ahli :
1. Pitirim A. Sorokin
Mendefinisikan stratifikasi sosial sebagai perbedaan penduduk atau masyarakat ke dalam
kelas-kelas yang tersusun secara bertingkat (hierarki).
2. Max Weber
Mendefinisikan stratifikasi sosial sebagai penggolongan orang-orang yang termasuk
dalam suatu sistem sosial tertentu ke dalam lapisan-lapisan hierarki menurut dimensi
kekuasaan, previllege dan prestise.
3. Cuber
Mendefinisikan stratifikasi sosial sebagai suatu pola yang ditempatkan di atas kategori
dari hak-hak yang berbeda.
4. Drs. Robert. M.Z. Lawang
Sosial Stratification adalah penggolongan orang-orang yang termasuk dalam suatu
system social tertentu ke dalam lapisan-lapisan hirarkis menurut dimensi kekuasaan,
privilese, dan prestise.
Pemahaman antara stratifikasi sosial dan kelas sosial sering kali di samakan, padahal di sisi
lain pengertian antara stratifikasi sosial dan kelas sosial terdapat perbedaan. Penyamaan dua
`konsep pengertian stratifikasi sosial dan kelas sosial akan melahirkan pemahaman yang rancu.
Stratifikasi sosial lebih merujuk pada pengelompokan orang kedalam tingkatan atau strata dalam
heirarki secara vertical.Membicarakan stratifikasi sosial berarti mengkaji posisi atau kedudukan
antar orang/sekelompok orang dalam keadaan yang tidak sederajat.Adapun pengertian kelas
sosial sebenarnya berada dalam ruang lingkup kajian yang lebih sempit, artinya kelas sosial lebih
merujuk pada satu lapisan atau strata tertentu dalam sebuah stratifikasi sosial. Kelas sosial
cenderung diartikan sebagai kelompok yang anggota-anggota memiliki orientasi polititik, nilai
budaya, sikap dan prilaku sosial yang secara umum sama.
a. Sistem Stratifikasi Sosial
Sistem stratifikasi sosial dalam masyarakat ada yang bersifat terbuka dan ada yang
bersifat tertutup. Stratifikasi sosial yang terbuka ada kemungkinan anggota masyarakat
dapat berpindah dari status satu ke status yang lainnya berdasarkan usaha-usaha tertentu.
Misalnya seorang yang berkerja sebagai petani mempunyai kemungkinan dapat menjadi
tokoh agama jika ia mampu meningkatkan kesalehannya dalam menjalankan agamanya.
Seorang anak buruh tani dapat mengubah statusnya menjadi seorang dokter atau menjadi
presiden sekalipun, apabila ia rajin belajar, berpolitik dan bercita-cita untuk itu.
Sebaliknya seorang anak presiden belum tentu dapat mencapai status presiden. Dengan
demikian berarti dalam sistem Sistem stratifikasi terbuka, setiap anggota masyarakat
berhak dan mempunyai kesempatan untuk berusaha dengan kemampuan sendiri untuk
naik status, atau mungkin juga justru stabil atau turun status sesuai dengan kualitas dan
kuantitas usahanya sendiri. Dalam Sistem stratifikasi ini biasanya terdapat motivasi yang
kuat pada setiap anggota masyarakat untuk berusaha memperbaiki status dan
kesejahteraan hidupnya. Sistem stratifikasi terbuka lebih dinamis dan anggota-
anggotanya cenderung mempunyai cita-cita yang tinggi. Pada Sistem stratifikasi sosial
tertutup terdapat pembatasan kemungkinan untuk pindah ke status satu ke status lainnya
dalam masyarakat. Dalam sistem ini satu-satunya kemungkinan untuk dapat masuk ada
status tinggi dan terhormat dalam masyarakat adalah karena kelahiran atau keturunan.
Hal ini jelas dapat diketahui dari kehidupan masyarakat yang mengabungkan kasta
seperti di Agama Hindu misalnya:
1. Keanggotaan pada kasta diperoleh karena warisan/kelahiran. Anak yang lahir
memperolah kedudukan orang tuanya
2. Keangotaan yang diwariskan tadi berlaku seumur hidup, oleh karena
seseorang takmungkin mengubah kedudukannya, kecuali bila ia dikeluarkan
dari kastanya.
3. Perkawinan bersifat endogam, artinya harus dipilih dari orang yang kekasta.
4. Hubungan dengan kelompok-kelompok sosial lainnya bersifat terbatas.
5. Kesadaran pada keanggotaan suatu kasta yang tertentu, terutama nyata dari
nama kasta, identifikasi anggota pada kastanya, penyesuaian diri yang ketat
terhadap norma-norma kasta dan lain sebagainya.
6. Kasta diikat oleh kedudukan-kedudukan yang secara tradisional telah
ditetapkan.
7. Prestise suatu kasta benar-benar diperhatikan.
b. Bentuk-Bentuk Stratifikasi Sosial
Terbentuknya stratifikasi sosial dalam masyarakat dikarenakan adanya sesuatu yang
dihargai dan dianggap bernilai. Pada dasarnya sesuatu yang dihargai selalu berubah-ubah
sesuai dengan perkembangan zaman dan teknologi. Keadaan ini menjadikan bentuk-
bentuk stratifikasi sosial semakin beragam. Selain itu, semakin kompleksnya kehidupan
masyarakat semakin kompleks pula bentuk-bentuk stratifikasi yang ada. Secara garis
besar bentuk-bentuk stratifikasi sosial sebagai berikut:
Stratifikasi Sosial Berdasarkan Kriteria Ekonomi
Dalam stratifikasi ini dikenal dengan sebutan kelas sosial. Kelas sosial dalam
ekonomi didasarkan pada jumlah pemilikan kekayaan atau penghasilan.
Secara umum klasifikasi kelas sosial terdiri atas tiga kelompok sebagai
berikut:
Kelas sosial atas, yaitu kelompok orang memiliki kekayaan banyak, yang
dapat memenuhi segala kebutuhan hidup bahkan secara berlebihan.
Golongan kelas ini dapat dilihat dari pakaian yang dikenakan, bentuk
rumah, gaya hidup yang dijalankan, dan lain-lain.
Kelas sosial menengah, yaitu kelompok orang berkecukupan yang sudah
dapat memenuhi kebutuhan pokok (primer), misalnya sandang, pangan,
dan papan. Keadaan golongan kelas ini secara umum tidak akan sama
dengan keadaan kelas atas.
Kelas sosial bawah, yaitu kelompok orang miskin yang masih belum dapat
memenuhi kebutuhan primer. Golongan kelas bawah biasanya terdiri atas
pengangguran, buruh kecil, dan buruh tani.
c. Stratifikasi Sosial Berdasarkan Kriteria Sosial
Stratifikasi sosial berdasarkan kriteria sosial adalah pembedaan anggota masyarakat
ke dalam kelompok tingkatan sosial berdasarkan status sosialnya. Oleh karena itu,
anggota masyarakat yang memiliki kedudukan sosial yang terhormat menempati
kelompok lapisan tertinggi. Sebaliknya, anggota masyarakat yang tidak memiliki
kedudukan sosial akan menempati pada lapisan lebih rendah. Contoh: seorang tokoh
agama atau tokoh masyarakat akan menempati posisi tinggi dalam pelapisan sosial.
d. Stratifikasi Sosial Berdasarkan Kriteria Pekerjaan
Jenis pekerjaan yang dimiliki oleh seseorang dapat dijadikan sebagai dasar
pembedaan dalam masyarakat. Seseorang yang bekerja di kantor dianggap lebih tinggi
statusnya daripada bekerja kasar, walaupun mereka mempunyai gaji yang sama. Adapun
penggolongan masyarakat didasarkan pada mata pencaharian atau pekerjaan sebagai
berikut:
1. Elite yaitu orang kaya dan orang yang menempati kedudukan atau pekerjaan
yang dinilai tinggi oleh masyarakat.
2. Profesional yaitu orang yang berijazah dan bergelar kesarjanaan serta orang
dari dunia perdagangan yang berhasil.
3. Semiprofesional mereka adalah para pegawai kantor, pedagang, teknisi
berpendidikan menengah, mereka yang tidak berhasil mencapai gelar, para
pedagang buku, dan sebagainya.
4. Tenaga terampil mereka adalah orang-orang yang mempunyai keterampilan
teknik mekanik seperti pemotong rambut, pekerja pabrik, sekretaris, dan
stenografer.
5. Tenaga tidak terdidik, misalnya pembantu rumah tangga dan tukang kebun.
e. Stratifikasi Sosial Berdasarkan Kriteria Pendidikan
Antara kelas sosial dan pendidikan saling memengaruhi. Hal ini dikarenakan untuk
mencapai pendidikan tinggi diperlukan uang yang cukup banyak. Selain itu, diperlukan
juga motivasi, kecerdasan, dan ketekunan. Oleh karena itu, tinggi dan rendahnya
pendidikan akan berpengaruh pada jenjang kelas sosial.
f. Stratifikasi Sosial Berdasarkan Kriteria Budaya Suku Bangsa
Pada dasarnya setiap suku bangsa memiliki stratifikasi sosial yang berbeda-beda.
Misalnya pada suku Jawa. Di Jawa terdapat stratifikasi sosial berdasarkan kepemilikan
tanah sebagai berikut:
1. Golongan wong baku (cikal bakal), yaitu orang-orang keturunan para pendiri
desa. Mereka mempunyai hak pakai atas tanah pertanian dan berkewajiban
memikul beban anak keturunan para cikal bakal tersebut. Kewajiban seperti
itu disebut dengan gogol atau sikep.
2. Golongan kuli gandok (lindung), yaitu orang-orang yang mempunyai rumah
sendiri, tetapi tidak mempunyai hak pakai atas tanah desa.
3. Golongan mondok emplok, yaitu orang-orang yang mempunyai rumah sendiri
pada tanah pekarangan orang lain.
4. Golongan rangkepan, yaitu orang-orang yang sudah berumah tangga, tetapi
belum mempunyai rumah dan pekarangan sendiri.
5. Golongan sinoman, yaitu orang-orang muda yang belum menikah dan masih
tinggal bersama-sama dengan orang tuanya.
B. Cara-cara Menentukan Stratifikasi Sosial
Adanya golongan sosial timbul karena adanya perbedaan status dikalangan anggota
masyarakat. Untuk menentukan stratifikasi sosial ada 3 metode, yakni:
1. METODE OBYEKTIF
Stratifikasi ditentukan berdasar kriteria obyektif. Antara lain : jumlah pendapatan, lama atau
tinggi pendidikan,jenis pendidikan. Biasanya keterangan demikian terkumpul sewaktu
diadakan sensus.Menurut penelitian (1954) di amerika serikat.dokter menempati kedudukan
yang sangat tingg sama dengan Gubernur dan profesor sama tingginya dengan ilmuwan,
anggota kongres, DPR.
2. METODE SUBYEKTIF
Golongan sosial dirumuskan menurut pandangan anggota masyarakat menilai dirinya dalam
hirarki kedudukan dalam masyarakat.
dengan metode ini bisa diajukan pertanyaan ,menurut pendapat saudara termasuk golongan
manakah saudar dinegeri ini, golongan atas, menengah atau rendah
3. METODE REPUTASI
Dikembangkan oleh W.L Warner cs. Metode ini memberi kesempatan pada orang dalam
masyarakat itu sendiri untuk menentukan golonan mana-mana yang terdapat dalam
masyarakat itu lalu mengidentifikasi anggota masyarakat ke golongan tertentu. Bisa
dikatakan tidak ada kriteria yang sama yang berlaku untuk menentukan golongan sosial
dalam berbagai masyarakat didunia ini. Semisal kriteria penggolongan di desa berbeda
dengan kriteria penggolongn di kota.
C. Pengertian Pengangguuran Dan Dampak Yang Di Timbulkan
a. Definisi Pengangguran
Pengangguran adalah orang yang masuk dalam angkatan kerja (15 sampai 60 tahun)
yang sedang mencari pekerjaan dan belum mendapatkannya. enurut Teori Klasik (1729-
1790), pengangguran itu bersifat sukarela, karena tidak sesuainya tingkat upah dengan
aspirasi pekerja. Bertambahnya jumlah pengangguran dalam masyarakat terjadi karena
orang menunggu pada masa transisi dari satu pekerjaan ke pekerjaan yang lain. Teori ini
menyebutkan bahwa untuk mengurangi pengangguran tidak diperlukan campur tangan
pemerintah karena pengangguran yang terjadi sifatnya sukarela. Selain itu unit-unit
pelaku ekonomi percaya bahwa upah dan tingkat harga yang fleksibel dapat
menyesuaikan diri secara otomatis untuk mencapai titik keseimbangan dalam
perekonomian.
a) Jenis & Macam Pengangguran
1. Pengangguran Friksional
Pengangguran friksional adalah pengangguran yang sifatnya hanya sementara
yang disebabkan adanya kendala waktu, informasi dan kondisi geografis
antara pelamar kerja dengan pembuka lamaran pekerjaan yang menjadi pihak
penyedia
2. Pengangguran Struktural
Pengangguran struktural adalah keadaan di mana penganggur yang mencari
lapangan pekerjaan tetapi tidak mampu memenuhi persyaratan yang
ditentukan pembuka lapangan kerja. Karena Semakin maju suatu
perekonomian suatu daerah terlebih di kota besar maka akan meningkatkan
pula kebutuhan akan sumber daya manusia yang memiliki kualitas yang lebih
baik dari sebelum-sebelumnya.
3. Pengangguran Musiman
Pengangguran musiman adalah keadaan menganggur karena adanya fluktuasi
kegiaan ekonomi jangka pendek atau perubahan keadaan suatu Negara secara
tiba-tiba yang menyebabkan seseorang harus nganggur. Contohnya seperti
petani yang menanti musim tanam, tukan jualan duren yang menanti musim
durian.
4. Pengangguran Siklikal
Pengangguran siklikal adalah pengangguran yang menganggur akibat imbas
naik turun siklus ekonomi sehingga permintaan tenaga kerja lebih rendah
daripada penawaran kerja.
Pengangguran juga dapat dibedakan atas pengangguran sukarela (voluntary
unemployment) dan dukalara (involuntary unemployment). Pengangguran suka rela
adalah pengangguran yang menganggur untuk sementara waktu karna ingin mencari
pekerjaan lain yang lebih baik. Sedangkan pengangguran duka lara adalah pengengguran
yang menganggur karena sudah berusaha mencari pekerjaan namun belum berhasil
mendapatkan kerja.
b. Dampak Pengangguran
Penganggur itu berpotensi menimbulkan kerawanan berbagai kriminal dan gejolak
sosial, politik dan kemiskinan. Selain itu, pengangguran juga merupakan pemborosan
yang luar biasa. Setiap orang harus mengkonsumsi beras, gula, minyak, pakaian, energi
listrik, sepatu, jasa dan sebagainya setiap hari, tapi mereka tidak mempunyai penghasilan.
Bisa kita bayangkan berapa ton beras dan kebutuhan lainnya harus disubsidi setiap
harinya
1. Dampak Pengangguran terhadap Perekonomian suatu Negara
Tujuan akhir pembangunan ekonomi suatu negara pada dasarnya adalah
meningkatkan kemakmuran masyarakat dan pertumbuhan ekonomi agar stabil dan
dalam keadaan naik terus.Jika tingkat pengangguran di suatu negara relatif tinggi,
hal tersebut akan menghambat pencapaian tujuan pembangunan ekonomi yang
telah dicita-citakan.Hal ini terjadi karena pengganguran berdampak negatif
terhadap kegiatan perekonomian, seperti yang dijelaskan di bawah ini:
Pengangguran bisa menyebabkan masyarakat tidak dapat memaksimalkan
tingkat kemakmuran yang dicapainya. Hal ini terjadi karena pengangguran
bisa menyebabkan pendapatan nasional riil (nyata) yang dicapai
masyarakat akan lebih rendah daripada pendapatan potensial (pendapatan
yang seharusnya). Oleh karena itu, kemakmuran yang dicapai oleh
masyarakat pun akan lebih rendah.
Pengangguran akan menyebabkan pendapatan nasional yang berasal dari
sector pajak berkurang. Hal ini terjadi karena pengangguran yang tinggi
akan menyebabkan kegiatan perekonomian me-nurun sehingga
pendapatan masyarakat pun akan menurun. Dengan demikian, pajak yang
harus dibayar dari masyarakat pun akan menurun. Jika penerimaan pajak
menurun, dana untuk kegiatan ekonomi pemerintah juga akan berkurang
sehingga kegiatan pembangunan pun akan terus menurun. Pengangguran
tidak menggalakkan pertumbuhan ekonomi.
Adanya pengangguran akan menye-babkan daya beli masyarakat akan
berkurang sehingga permintaan terhadap barang-barang hasil produksi
akan berkurang. Keadaan demikian tidak merangsang kalangan Investor
(pengusaha) untuk melakukan perluasan atau pendirian industri baru.
Dengan demikian tingkat investasi menurun sehingga pertumbuhan
ekonomipun tidak akan terpacu.
2. Dampak pengangguran terhadap Individu yang Meng-alaminya dan Masyarakat
Berikut ini merupakan dampak negatif pengangguran terhadap individu yang
mengalaminya dan terhadap masyarakat pada umumnya:
Pengangguran dapat menghilangkan mata pencaharian
Pengangguran dapat menghilangkan ketrampilan
Pengangguran akan menimbulkan ketidakstabilan social politik.
Bertambahnya tingkat kemiskinan
Timbulnya kriminalitas di kalangan masyarakat
//
BAB III
PEMBAHASAN
A. Pengertian Stratifikasi Sosial
Secara harfiah atau etimologis (defenisi nominal), Sosiologi berasal dari kata bahasa
Latin: Socius = teman, kawan, sahabat, dan Logos = ilmu pengetahuan. Jadi sosiologi adalah
ilmu tentang cara berteman/berkawan/bersahabat yang baik, atau cara bergaul yang baik dalam
masyarakat. Sedangkan secara operasional (defenisis real), beberapa pakar sosiologi
mendefenisikan sebagai berikut :1[2]
a. Sosiologi adalah studi tentang hubungan antara manusia (human relationship). (Alvin
Bertrand)
b. Sosiologi adalah suatu ilmu pengetahuan yang mempelajari masyarakat sebagai
keseluruhan, yakni hubungan antara manusia dengan manusia, manusia dengan
kelompok, kelompok dengan kelompok, baik formal maupun material, baik statis
maupun dinamis. (Mayor Polak.)
c. Sosiologi adalah ilmu masyarakat umum. (P.J. Bouwman.)
d. Sosiologi atau ilmu masyarakat adalah ilmu yang mempelajari struktur sosialdan
proses social. (Selo Soemardjan dan soelaiman Soemardi.)
Stratifikasi sosial adalah pembedaan penduduk atau masyarakat ke dalam kelas-kelas
secara bertingkat (vertikal), yakni pemisahan kedudukan anggota masyarakat ke dalam tingkat-
tingkat kelas pada masyarakat. Jadi stratifikasi sosial adalah perbedaan yang terjadi baik
disengaja atau tidak dalam masyarakat secara vertikal. Stratifikasi sosial terjadi karena ada
sesuatu yang dihargai dalam masyarakat, misalnya: harta, kekayaan, ilmu pengetahuan,
kesalehan, keturunan dan lain sebagainya. Stratifikasi sosial akan selalu ada selama dalam
masyarakat terdapat sesuatu yang dihargai.
Stratifikasi sosial akan menimbulkan kelas sosial, dimana setiap anggota masyarakat
akan menempati kelas sosial sesuai dengan kriteri yang mereka miliki.
1
Kelas sosial adalah golongan yang terbentuk karen adanya perbedaan kedudukan tinggi
dan rendah, dan karena adanya rasa segolongan dalam kelas tersebut masing-masing, sehingga
kelas yang satu dapat dibedakan dari kelas yang lain (Hasan Sadili, dalam Http:// sosionamche.
Blogspot. Com).
Adapun stratifikasi sosial pada masyarakat kuno dan modern berbeda karena kriteria
sesuatu yang dihargai juga berbeda.
Adapun dampak stratifikasi sosial pada dalam kehidupan masyarakat adalah:
1. Orang yang menduduki kelas sosial yang berbeda akan memiliki kekuasaan, privelese,
dan prestise yang bebeda pula, dalam artian akan menciptakan sebuah perbedaan status
sosial.
2. Kemungkinan timbulnya proses sosial yang disosiatif berupa persaingan, kontravensi,
maupun konflik
3. Penyimpangan perilaku karena kegagalan atau ketidak mampuan mencapai posisi
tertentu. Kejahatan tersebut dapat berupa alkoholisme, korupsi, kenakalan remaja dan
lain sebagainya.
4. Konsentrasi elite status, yaitu pemusatan kedudukan yang penting pada golongan
tertentu, misalnya kolusi.
B. Metode Dalam Menentukan Stratifikasi Dalam Social
Untuk menentukan golongan sosial ada 3 metode:
1. Metode obyektif
Artinya usaha untuk memilah-milah masyarakat ke dalam beberapa lapisan dialkukan
menurut ukuran ukuran yang objektif berupa variabel yang mudah diukur secara kuantitatif.
Stratifikasi ditentukan berdasarkan kriteria obyektif antara lain jumlah pendapatan, lama atau
tinggi pendidikan, jenis pekerjaan.
2. Metode Subyektif
Artinya munculnya pelapisan sosial dalam masyarakat tidak diukur dengan kriteria-krieteria
yang objektif, melainkan dipilih menurut kesadaran subjektif warga masyarakat itu sendiri.
3. Metode Reputasi
Golongan sosial dirumuskan menurut bagaimana anggota masyarakat menempatkan masing-
masing dalam stratifikasi masyarakat itu. memberi kesempatan kepada orang dalam
masyarakat itu sendiri untuk menetukan golongan-golongan mana yang terdapat dalam
masyarakat itu lalu mengidentifikasikan anggota masing-masing golongan itu.
top related