pengangguran di indonesia

37
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Apa itu pengangguran? Pengangguran adalah suatu kondisi di mana orang tidak dapat bekerja, karena tidak tersedianya lapangan pekerjaan. Ada berbagai macam tipe pengangguran, misalnya pengangguran teknologis, pengangguran friksional dan pengangguran struktural. Tingginya angka pengangguran, masalah ledakan penduduk, distribusi pendapatan yang tidak merata, dan berbagai permasalahan lainnya di negara kita menjadi salah satu faktor utama rendahnya taraf hidup para penduduk di negara kita. Namun yang menjadi manifestasi utama sekaligus faktor penyebab rendahnya taraf hidup di negara-negara berkembang adalah terbatasnya penyerapan sumber daya, termasuk sumber daya manusia. Jika dibandingkan dengan negara-negara maju, pemanfaatan sumber daya yang dilakukan oleh negara-negara berkembang relatif lebih rendah daripada yang dilakukan di negara-negara maju karena buruknya efisiensi dan efektivitas dari penggunaan sumber daya baik sumber daya alam maupun sumber daya manusia. Dua penyebab utama dari rendahnya pemanfaatan sumber daya manusia adalah karena tingkat pengangguran penuh dan tingkat pengangguran terselubung yang terlalu tinggi dan terus melonjak. Pengangguran penuh atau terbuka yakni terdiri dari 1 Studi Kependudukan

Upload: suryaagung

Post on 27-Jun-2015

3.815 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: Pengangguran di Indonesia

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Apa itu pengangguran? Pengangguran adalah suatu kondisi di mana orang tidak

dapat bekerja, karena tidak tersedianya lapangan pekerjaan. Ada berbagai macam tipe

pengangguran, misalnya pengangguran teknologis, pengangguran friksional dan

pengangguran struktural. Tingginya angka pengangguran, masalah ledakan penduduk,

distribusi pendapatan yang tidak merata, dan berbagai permasalahan lainnya di negara kita

menjadi salah satu faktor utama rendahnya taraf hidup para penduduk di negara kita.

Namun yang menjadi manifestasi utama sekaligus faktor penyebab rendahnya taraf hidup

di negara-negara berkembang adalah terbatasnya penyerapan sumber daya, termasuk

sumber daya manusia. Jika dibandingkan dengan negara-negara maju, pemanfaatan

sumber daya yang dilakukan oleh negara-negara berkembang relatif lebih rendah daripada

yang dilakukan di negara-negara maju karena buruknya efisiensi dan efektivitas dari

penggunaan sumber daya baik sumber daya alam maupun sumber daya manusia. Dua

penyebab utama dari rendahnya pemanfaatan sumber daya manusia adalah karena tingkat

pengangguran penuh dan tingkat pengangguran terselubung yang terlalu tinggi dan terus

melonjak. Pengangguran penuh atau terbuka yakni terdiri dari orang-orang yang

sebenarnya mampu dan ingin bekerja, akan tetapi tidak mendapatkan lapangan pekerjaan

sama sekali.

Tingkat pengangguran dapat dihitung dengan cara membandingkan jumlah

pengangguran dengan jumlah angkatan kerja yang dinyatakan dalam persen. Ketiadaan

pendapatan menyebabkan penganggur harus mengurangi pengeluaran konsumsinya yang

menyebabkan menurunnya tingkat kemakmuran dan kesejahteraan. Pengangguran yang

berkepanjangan juga dapat menimbulkan efek psikologis yang buruk terhadap penganggur

dan keluarganya. Tingkat pengangguran yang terlalu tinggi juga dapat menyebabkan

kekacauan politik keamanan dan sosial sehingga mengganggu pertumbuhan dan

pembangunan ekonomi.

1 Studi Kependudukan

Page 2: Pengangguran di Indonesia

B. Rumusan Masalah

Seperti yang telah diuraikan pada latar belakang, maka kami mengambil rumusan masalah

sebagai berikut :

1. Pengertian definisi pengangguran

2. Apa yang menjadi masalah pengangguran di Indonesia

3. Pengelompokan pengangguran di Indonesia

4. Jenis, sifat dan sebab-sebab pengangguran di Indonesia

5. Penyebab terjadinya pengangguran

6. Dampak pengangguran

C. Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan membuat makalah yang berjudul “Pengangguran di Indonesia” adalah

sebagai berikut :

1. Mengetahui definisi pengangguran

2. Mengetahui apa yang menjadi masalah pengangguran di Indonesia

3. Mengetahui angkatan kerja dan kesempatan kerja

4. Mengetahui keadaan pengangguran di Indonesia

5. Mengetahui dampak pengangguran

D. Metode Pengumpulan Data

Dalam penyusunan makalah ini, perlu sekali pengumpulan data serta informasi

yang sesuai dengan permasalahan yang akan di bahas sehubungan dengan makalah

tersebut dalam penyusunan makalah ini, kami sebagai penulis menggunakan beberapa

metode pengumpulan data, yang pertama browsing internet, kedua dengan membaca

buku-buku terkait dengan masalah pengangguran di Indonesia.

2 Studi Kependudukan

Page 3: Pengangguran di Indonesia

BAB II

PEMBAHASAN

A. Masalah Pengangguran di Indonesia

Pengangguran di Indonesia yang telah mencapai puluhan juta orang merupakan

suatu masalah yang mendesak yang harus segera dipecahkan karena dampak

pengangguran itu akan sangat berbahaya bagi tatanan kehidupan sosial. Adalah fakta

bahwa berbagai kejahatan sosial seperti pencurian/penodongan/perampokan, pelacuran,

jula beli anak, anak jalanan dan lain-lain merupakan dampak dari pengangguran. Dilihat

dari dampaknya yang luas terhadap tatanan kehidupan sosial, pengangguran telah menjadi

kuman penyakit sosial yang relatif cepat menyebar, berbahaya dan beresiko tinggi

menghasilkan korban sosial yang pada gilirannya menurunkan kualitas sumber daya

manusia, martabat dan harga diri manusia.

Karena itulah maka melalui strategi komunikasi pembangunan, kebijakan-

kebijakan jangka pendek dan jangka panjang yang realistis mutlak dilakukan agar angka

pengangguran dapat ditekan/dikurangi. Dengan kebijakan yang langsung menyentuh

permasalahan pengangguran, maka penyebab dari berbagai patologi sosial yang dialami

masyarakat saat ini dapat dikurangi. Berbagai masalah sosial perkotaan yang meresahkan

masyarakat saat ini berakar dari kesulitan hidup atau kesulitan ekonomi yang disebabkan

oleh ketiadaan sumber hidup (pekerjaan).

B. Jenis Pengelompokan Pengangguran di Indonesia

Pengangguran merupakan masalah pokok dalam suatu masyarakat modern. Jika

tingkat pengangguran tinggi, sumber daya terbuang percuma dan tingkat pendapatan

masyarakat merosot. Dalam situasi seperti ini kelesuan ekonomi akan berpengaruh pula

pada emosi masyarakat dan kehidupan keluarga sehari-hari. Di negara-negara berkembang

pengangguran dapat digolongkan ke dalam 3 jenis yaitu:

3 Studi Kependudukan

Page 4: Pengangguran di Indonesia

1. Pengangguran yang kelihatan (visible underemployment)

Visible underemployment akan timbul apabila jumlah waktu kerja yang sungguh-

sungguh digunakan lebih sedikit daripada waktu kerja yang sanggup/disediakan untuk

bekerja. Tegasnya, ini merupakan suatu pengangguran. Meskipun beberapa dari

pengangguran itu terdapat di sektor-sektor kerajinan dan industri-industri sedang

maupun besar, namun cukup penting bagi negara-negara sedang berkembang karena

adanya sifat-sifat khas kegiatan sektor pertanian.

2. Pengangguran tak kentara (invisible underemployment)

Pengangguran tak kentara terjadi apabila para pekerja telah menggunakan waktu

kerjanya secara penuh dalam suatu pekerjaan dapat ditarik (setelah ada perubahan-

perubahan sederhana dalam organisasi atau metode produksi tetapi tanpa suatu

tambahan yang besar) ke sektor-sektor/pekerjaan lain tanpa mengurangi output.

3. Pengangguran potensial (potensial underemployment)

Pengangguran potensial merupakan suatu perluasan daripada disguised

unemployment, dalam arti bahwa para pekerja dalam suatu sektor dapat ditarik dari

sektor tersebut tanpa mengurangi output, hanya harus dibarengi dengan perubahan-

perubahan fundamental dalam metode-metode produksi yang memerlukan

pembentukan kapital yang berarti.

4 Studi Kependudukan

Page 5: Pengangguran di Indonesia

Apabila digambarkan dengan bagan, maka jenis pengangguran ini akan nampak sebagai

berikut:

Bila ditinjau dari sebab-sebabnya, pengangguran dapat digolongkan menjadi 7, yaitu:

1. Pengangguran Friksional (Transisional).

Pengangguran ini timbul karena perpindahan orang-orang dari satu daerah ke daerah

lain, dari satu pekerjaan ke pekerjaan yang lain dan karena tahapan siklus hidup yang

berbeda.

Contoh:

- Perpindahan tenaga kerja dari sektor pertanian ke sektor industri, untuk sementara

menganggur.

- Berhenti dari pekerjaan yang lama, mencari pekerjaan yang baru yang lebih baik

2. Pengangguran Struktural

Pengangguran ini terjadi karena adanya perubahan dalam struktur perekonomian yang

menyebabkan kelemahan di bidang keahlian lain. Contoh: Suatu daerah yang tadinya

agraris (pertanian) menjadi daerah industri, maka tenaga bidang pertanian akan

menganggur.

3. Pengangguran Siklikal atau Siklus atau Konjungtural

Pengangguran ini terjadi karena adanya gelombang konjungtur, yaitu adanya resesi

atau kemunduran dalam kegiatan ekonomi. Contoh: Di suatu perusahaan ketika

sedang maju butuh tenaga kerja baru untuk perluasan usaha. Sebaliknya ketika

usahanya merugi terus maka akan terjadi PHK (Pemutusan Hubungan Kerja) atau

pemecatan.

4. Pengangguran Musiman (Seasonal)

5 Studi Kependudukan

Page 6: Pengangguran di Indonesia

Pengangguran musiman terjadi karena adanya perubahan musim. Contoh: pada

musim panen, para petani bekerja dengan giat, sementara sebelumnya banyak

menganggur.

5. Pengangguran Teknologi

Pengangguran ini terjadi karena adanya penggunaan alat–alat teknologi yang semakin

modern. Contoh, sebelum ada penggilingan padi, orang yang berprofesi sebagai

penumbuk padi bekerja, setelah ada mesin penggilingan padi maka mereka tidak

bekerja lagi.

6. Pengangguran Politis

Pengangguran ini terjadi karena adanya peraturan pemerintah yang secara langsung

atau tidak, mengakibatkan pengangguran. Misalnya penutupan Bank-bank

bermasalah sehingga menimbulkan PHK.

7. Pengangguran Deflatoir

Pengangguran deflatoir ini disebabkan tidak cukup tersedianya lapangan pekerjaan

dalam perekonomian secara keseluruhan, atau karena jumlah tenaga kerja melebihi

kesempatan kerja, maka timbullah pengangguran.

Pengangguran atau tuna karya adalah istilah untuk orang yang tidak bekerja

sama sekali, sedang mencari kerja, bekerja kurang dari dua hari selama seminggu, atau

seseorang yang sedang berusaha mendapatkan pekerjaan yang layak. Pengangguran

umumnya disebabkan karena jumlah angkatan kerja atau para pencari kerja tidak

sebanding dengan jumlah lapangan kerja yang ada yang mampu menyerapnya.

Pengangguran seringkali menjadi masalah dalam perekonomian karena dengan adanya

pengangguran, produktivitas dan pendapatan masyarakat akan berkurang sehingga dapat

menyebabkan timbulnya kemiskinan dan masalah-masalah sosial lainnya.

Tingkat pengangguran dapat dihitung dengan cara membandingkan jumlah

pengangguran dengan jumlah angkatan kerja yang dinyatakan dalam persen. Ketiadaan

pendapatan menyebabkan penganggur harus mengurangi pengeluaran konsumsinya yang

menyebabkan menurunnya tingkat kemakmuran dan kesejahteraan. Pengangguran yang

berkepanjangan juga dapat menimbulkan efek psikologis yang buruk terhadap penganggur

6 Studi Kependudukan

Page 7: Pengangguran di Indonesia

dan keluarganya. Tingkat pengangguran yang terlalu tinggi juga dapat menyebabkan

kekacauan politik keamanan dan sosial sehingga mengganggu pertumbuhan dan

pembangunan ekonomi. Akibat jangka panjang adalah menurunnya GNP dan pendapatan

per kapita suatu negara. Di negara-negara berkembang seperti Indonesia, dikenal istilah

"pengangguran terselubung" di mana pekerjaan yang semestinya bisa dilakukan dengan

tenaga kerja sedikit, dilakukan oleh lebih banyak orang.

Macam-macam pengangguran berdasarkan penyebab terjadinya dikelompokkan

menjadi beberapa jenis, yaitu :

1. Pengangguran siklis/konjungtur :

Disebabkan oleh siklus ekonomi atau merosotnya kegiatan perekonomian, misalnya :

terjadinya krisis ekonomi global membuat banyak perusahaan bangkrut yang berimbas

pada PHK karyawan.

Cara mengatasi :

Peningkatan daya beli masyarakat

Mengarahkan permintaan masyarakat untuk membeli barang dan jasa

Memperluas pasar barang dan jasa

Mengatur suku bunga bank agar tidak terlalu tinggi

2. Pengangguran struktural:

Disebabkan oleh perubahan struktur ekonomi suatu negara, misalnya: perubahan dari

sektor agraris ke industri sehingga terjadi pengangguran di sektor agraris.

Cara mengatasi :

Pendidikan dan pelatihan tenaga kerja

Mendirikan industri padat karya

Meningkatkan mobilitas modal dan tenaga kerja

Memindahkan kelebihan tenaga kerja dari tempat dan sektor yang berlebihan ke

tempat dan sektor yang kekurangan

3. Pengangguran Teknologi:

7 Studi Kependudukan

Page 8: Pengangguran di Indonesia

Disebabkan adanya modernisasi /kemajuan teknologi dalam berproduksi, misalnya :

pabrik yang dulu menggunakan tenaga kerja manusia diganti dengan mesin mesin,

akibatnya mengurangi tenaga kerja manusia.

Cara mengatasi :

Mempersiapkan masyarakat untuk dapat mengikuti perkembangan teknologi dengan

cara memasukkan materi kurikulum pelatihan teknologi di sekolah.

Pengenalan teknologi sejak dini

Pelatihan tenaga pendidik untuk penguasaan teknologi

4. Pengangguran Friksional:

Disebabkan adanya kesulitan temporer, yaitu pergeseran yang tiba-tiba terjadi pada

penawaran dan permintaan tenaga kerja sehingga sulit mempertemukan pencari kerja

dengan lowongan kerja yang ada. Misalnya : pekerja yang berkeinginan memperoleh

pekerjaan yang lebih baik, selama proses seleksi ia akan menunggu maka ia dapat

dikategorikan sebagai pengangguran friksional.

Cara mengatasi :

Memberikan informasi yang lengkap tentang permintaan dan penawaran tenaga kerja

Menyusun rencana penggunaan tenaga kerja sebaik mungkin

Memberikan bantuan pinjaman lunak untuk UKM

5. Pengangguran Musiman :

Disebabkan adanya pergantian/perubahan musim, biasanya terjadi di daerah pertanian,

misalnya : petani yang menunggu musim panen, maka ia akan menganggur untuk

sementara waktu.

Cara mengatasi :

Pemberian informasi yang jelas tentang adanya lowongan kerja pada bidang lain

melakukan pelatihan keterampilan tenaga kerja di waktu luang

mengadakan pelatihan kerja

6. Pengangguran Voluntary/sukarela :

Disebabkan adanya orang yang sebenarnya masih dapat bekerja tetapi dengan sukarela

tidak bekerja, sebab ia memperoleh penghasilan dari harta/kekayaan mereka, misalnya:

seorang yang menyewakan rumah.

Cara mengatasi :

8 Studi Kependudukan

Page 9: Pengangguran di Indonesia

Menarik Investor baru

Pengembangan transmigrasi

Memberikan bantuan pinjaman lunak untuk UKM

7. Pengangguran Deflasioner :

Disebabkan karena lowongan pekerjaan tidak cukup untuk menampung pencari kerja.

Cara mengatasi :

Pelatihan tenaga kerja

Menarik investor baru

Pengembangan transmigrasi

8. Pengangguran siklus

Adalah pengangguran yang diakibatkan oleh menurunnya kegiatan perekonomian (karena

terjadi resesi). Pengangguran siklus disebabkan oleh kurangnya permintaan masyarakat

(aggrerat demand).

Macam-macam pengangguran berdasarkan penyebab terjadinya dikelompokkan

menjadi beberapa jenis, yaitu :

1. Pengangguran Terbuka

Adalah orang yang sama sekali tidak bekerja dan tidak berusaha mencari pekerjaan.

2. Setengah Menganggur

Adalah orang yang bekerja tetapi tenaganya kurang termanfaatkan diukur dari jam kerja,

produktivitas kerja, dan penghasilannya, misalnya :

Pekerjaan yang seharusnya dilakukan 2 orang dikerjakan 4 orang, berarti 2 orang

diantaranya adalah setengah menganggur.

Orang yang bekerja kurang dari 35 jam per minggu dapat dikatakan setengah

menganggur.

3. Pengangguran Terselubung

tenaga kerja yang tidak bekerja secara optimal karena suatu alasan tertentu, misalnya :

seorang sarjana yang bekerja sebagai tukang parkir mobil.

C. Menghitung Angka Pengangguran

9 Studi Kependudukan

Page 10: Pengangguran di Indonesia

Menggunakan rumus :

Jumlah pengangguran

Angka pengangguran = ---------------------- --------------------------------- x 100 %

jumlah angkatan kerja

contoh Soal :

Jumlah pengangguran di RT 5 RW 3 Wonokromo adalah 900 jiwa dan jumlah angkatan

kerjanya 4.500 jiwa. Hitunglah angka pengangguran !

Jawab :

Angka pengangguran :

jumlah pengangguran

= ------------------------------------- x 100%

Jumlah angkatan kerja

900

= -------------------- x 100 %

4.500

= 20 %

D. Sebab-Sebab dan Dampak Terjadinya Pengangguran

10 Studi Kependudukan

Page 11: Pengangguran di Indonesia

Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya pengangguran adalah sebagai berikut :

1. Besarnya Angkatan Kerja Tidak Seimbang dengan Kesempatan Kerja

Ketidakseimbangan terjadi apabila jumlah angkatan kerja lebih besar daripada

kesempatan kerja yang tersedia. Kondisi sebaliknya sangat jarang terjadi.

2. Struktur Lapangan Kerja Tidak Seimbang.

3. Kebutuhan jumlah dan jenis tenaga terdidik dan penyediaan tenaga terdidik

tidak seimbang. Apabila kesempatan kerja jumlahnya sama atau lebih besar daripada

angkatan kerja, pengangguran belum tentu tidak terjadi. Alasannya, belum tentu

terjadi kesesuaian antara tingkat pendidikan yang dibutuhkan dan yang tersedia.

Ketidakseimbangan tersebut mengakibatkan sebagian tenaga kerja yang ada tidak

dapat mengisi kesempatan kerja yang tersedia.

4. Meningkatnya peranan dan aspirasi Angkatan Kerja Wanita dalam seluruh

struktur Angkatan Kerja Indonesia.

5. Penyediaan dan Pemanfaatan Tenaga Kerja antar daerah tidak seimbang.

6. Menurunnya tingkat permintaan tenaga kerja.

7. Angkatan kerja tidak mampu memenuhi kualifikasi yang diminta oleh dunia

kerja.

8. Perkembangan teknologi tidak diimbangi oleh ketrampilan dan pendidikan.

9. Tidak adanya kecocokan upah.

10. Tidak memiliki kemauan wirausaha.

11. Ketidakberhasilan sektor industri kecil.

12. Ketidakstabilan keadaan perekonomian, politik dan keamanan Negara.

13. Kurangnya informasi mengenai lowongan kerja.

Dampak-dampak pengangguran adalah sebagai berikut :

1.Dampak Ekonomi, antara lain :

menurunnya tingkat pendapatan masyarakat

menurunnya hasil produksi

terhambatnya pertumbuhan ekonomi

penghasilan pajak negara menurun.

2. Dampak Sosial, antara lain :

naiknya tingkat kriminalitas

11 Studi Kependudukan

Page 12: Pengangguran di Indonesia

naiknya jumlah orang stres

naiknya jumlah orang bunuh diri

3. Dampak Individu dan Keluarga, antara lain :

retaknya hubungan keluarga

turunnya status sosial,

hilangnya harga diri.

E. Memanfaatkan Tenaga-Tenaga yang Menganggur

Tenaga-tenaga yang menganggur merupakaan persediaan faktor produksi yang

dapat dikombinasikan dengan faktor-faktor produksi lain untuk meningkatkan output di

negara-negara sedang berkembang. Persediaan tenaga kerja ini jelas lebih banyak terdapat

di daerah-daerah yang padat penduduknya. Masalah pemanfaatan tenaga menganggur ini

menyangkut baik segi penawaran maupun segi permintaan. Untuk memperluas permintaan

akan tenaga kerja diperlukan adanya pengorganisasian tenaga kerja seperti halnya dengan

kapital. Pembangunan masyarakat desa mungkin merupakan jalan yang baik, karena hanya

diperlukan kapital yang relatif tidak besar. Suatu keuntungan penggunaan tenaga-tenaga

yang menganggur secara musiman yakni tidak mengurangi tenaga-tenaga yang diperluka

untuk mengadakan panenan maupun penanaman. Industri-industri kecil juga mungkin

sekali akan menyerap tenagatenaga yang menganggur karena musim atau memang secara

kronis.

Masalah perluasan penawaran tenaga kerja menimbulkan akibat-akibat yang lebih

luas lagi. Seperti dinyatakan oleh Profesor Leibenstein, kemampuan untuk menghasilkan

lebih banyak tergantung pada kalori yang dimiliki oleh tenaga kerja itu. Sehingga tidak

begitu mudah nampaknya untuk menarik tenaga kerja dari sektor pertanian yang kemudian

ini akan diikuti oleh penarikan bahan makanan dari sektor pertanian pula seperti

dikemukakan oleh Profesor Ragnar Nurkse. Ketidaksempurnaan pasar dapat menghambat

alokasi sumber-sumber/faktor-faktor produksi secara lebih efisien, jika dalam masyarakat

itu terdapat suatu susunan sosial yang kaku, kurang adanya spesialisasi, adanya

ketidakstabilan faktor-faktor produksi. Masalah-masalah ini dapat diatasi dengan suatu

perancangan dan pengelolaan yang baik, serta diadakan survey yang mendalam mengenai

12 Studi Kependudukan

Page 13: Pengangguran di Indonesia

kemungkinan-kemungkinan investasi baru yang nantinya akan dapat mengubah sifat-sifat

sosial dan kebudayaan.

F. Dampak Ekonomi

Masyarakat sangatlah mendambakan tersedianya banyak lapangan pekerjaan

karena keadaan seperti ini berarti dapat dihasilkannya output yang tinggi dan diperolehnya

pendapatan yang tinggi pula. Di samping itu, banyak kelompok masyarakat yang

menganggap bekerja itu mempunyai nilai tersendiri. Jika angka penganggguran tinggi,

maka akan banyak output yang hilang, pendapatan menurun, dan masyarakat menderita

batin karena hilangnya rasa harga diri. Pentingnaya masalah pengangguran tenaga kerja

(kesempatan kerja) dari segi ekonomi dan kerugian besar yang diakibatkan oleh

pengangguran merupakan segi-segi masalah yang ditinjau dalam analisis siklus ekonomi.

G. Pengukuran Tingkat Pengangguran

Data mengenai jumlah orang yang bekerja dan orang yang menganggur merupakan

salah satu jenis data yang dirancang secara cermat dan data ekonomi yang sangat

komprehensif. Data tersebut dikumpulkan setiap bulan dengan menggunakan prosedur

yang disebut sample acak (random sampling) dari seluruh populasi. Setiap bulan

dilakukan Tanya jawab terhadap sekitar 60.000 rumah tangga terutama mengenai jenis

pekerjaan yang mereka miliki.

Survey tersebut membagi penduduk yang berumur 16 atau lebih ke dalam tiga

kelompok, yaitu:

1. Bekerja (employed). Dalam kelompok ini adalah orang-orang yang melakukan jenis

pekerjaan apa saja yang menghasilkan uang, termasuk di dalamnya orang-orang yang

mempunyai pekerjaan akan tetapi sedang tidak bekerja karena sakit, melakukan

pemogokan, atau sedang berlibur.

2. Menganggur (unemployed). Dalam kelompok ini termasuk orang-orang yang tidak

bekerja akan tetapi secara aktif sedang mencari pekerjaan atau orang-orang yang

sedang menunggu untuk kembali bekerja. Lebih tepat lagi, seseorang disebut

13 Studi Kependudukan

Page 14: Pengangguran di Indonesia

menganggur jika ia tidak bekerja dan (a) telah melakukan upaya-upaya tertentu untuk

mendapatkan pekerjaan selama 4 minggu terakhir, (b) diberhentikan untuk sementara

dan sedang menunggu untuk dipanggil kembali bekerja, atau (c) sedang menunggu

untuk melaporkan diri siap bekerja bulan depan. Orang yang tergolong bekerja atau

menganggur dikelompokkan ke dalam angkatan kerja (labor force).

3. Tidak termasuk angkatan kerja. Di dalamnya termasuk 34 persen dari penduduk

dewasa yang sedang sekolah, ibu rumah tangga, pensiunan, tidak mampu bekerja, atau

semata-mata tidak bermaksud untuk mencari kerja.

H. Definisi Pemerintah Mengenai Pengangguran

Orang-orang yang punya pekerjaan adalah tergolong bekerja; orang-orang yang

tidak mempunyai pekerjaan akan tetapi sedang dalam usaha mencari pekerjaan tergolong

pengangguran; orang-orang yang tidak mempunyai pekerjaan tetapi tidak bermaksud

untuk mecari pekerjaan tidak dimasukkan dalam kelompok angkatan kerja. Tingkat

pengangguran dihitung dari jumlah orang yang menganggur dibagi dengan seluruh

angkatan kerja.

I. Pengangangguran Ditinjau dari Interpretasi Ekonomi

Sekarang kita beralih dari cara pemerintah menghitung banyaknya pengangguran

ke analisis ekonominya. Untuk menganalisis dan mengenal lebih jauh struktur pasar

tenaga kerja jaman sekarang ini, para ahli ekonomi telah membagi tiga jenis

pengangguran, yaitu:

1. Pengangguran friksional

Terjadi karena berpindahnya orang-orang dari satu daerah ke daerah lain, dan dari

satu jenis pekerjaan ke pekerjaan lain atau melalui berbagai tingkat siklus kehidupan

yang berbeda. Bahkan jika suatu perekonomian berada pada tingkat di mana tidak ada

pengangguran pun (full employment), akan selalu terjadi perputaran (turnover) karena

adanya orangorang yang baru saja menyelesaikan sekolahnya dan mencari pekerjaan,

atau karena perpindahan dari satu kota ke kota lain. Para wanita kemungkinan akan

14 Studi Kependudukan

Page 15: Pengangguran di Indonesia

masuk kembali ke barisan pencari kerja setelah mereka melahirkan anak-anak. Karena

mereka yang tergolong ke dalam pengangguran friksional ini sering berpindah dari

satu tempat pekerjaan ke pekerjaan lain, atau mencari tempat kerja yang lebih baik,

maka mereka ini sering dianggap sebagai penganggur “sukarela”.

2. Penganguran struktural

Menunjukkan terjadinya ketidaksesuain antara penawaran dan permintaan tenaga

kerja. Ketidaksesuaian ini terjadi karena permintaan atas satu jenis pekerjaan

bertambah sementara pemintaan atas jenis pekerjaan lain menurun, dan penawaran

tidak dapat melakukan penyesuaian dengan cepat atas situasi tersebut. Kita sering

melihat ketidakseimbangan struktural antara berbagai jenis pekerjaan ataupun daerah,

di mana sektorsektor tertentu bertumbuh sementara yang lain mengalami penurunan.

3. Pengangguran siklis

Terjadi apabila permintaan tenaga kerja secara keseluruhan rendah. Apabila total

pembelanjaan dan output menurun, maka pengangguran akan meningkat dengan

segera di segala bidang. Dalam masa resesi tahun 1982, tingkat pengangguran

meningkat di 48 dari 50 negara bagian. Kenaikan tingkat pengangguran ini telah

memberikan pertanda bahwa pengangguran ini sebagian besar bersifat siklis.

Perbedaan antara penganguran siklis dengan jenis pengangguran lainnya

membantu para ahli ekonomi untuk melakukan diagnosa terhadap tingkat kesehatan

pasar tenaga kerja. Tingkat penganguran friksional dan struktural dapat terjadi

meskipun pasar tenaga kerja secara keseluruhan berada dalam tingkat keseimbangan,

misalnya ketiak tingkat pertuakaran (turnover) sangat tinggi, atau ketika

ketidakseimbangan geografis sangat besar. Pengangguran siklis terjadi apabila jumlah

kesempatan kerja menurun sebagai akibat dari terjadinya ketidakseimbangan antara

penawaran agregat dan permintaan agregat.

J. Kebijakan – Kebijakan Pengangguran

15 Studi Kependudukan

Page 16: Pengangguran di Indonesia

Adanya bermacam-macam pengangguran membutuhkan cara-cara mengatasinya

yang disesuaikan dengan jenis pengangguran yang terjadi, yaitu sbb :

Cara Mengatasi Pengangguran Struktural

1. Peningkatan mobilitas modal dan tenaga kerja.

2. Segera memindahkan kelebihan tenaga kerja dari tempat dan sector yang kelebihan ke

tempat dan sector ekonomi yang kekurangan.

3. Mengadakan pelatihan tenaga kerja untuk mengisi formasi kesempatan (lowongan)

kerja yang kosong, dan

4. Segera mendirikan industri padat karya di wilayah yang mengalami pengangguran.

Cara Mengatasi Pengangguran Friksional

1. Perluasan kesempatan kerja dengan cara mendirikan industri-industri baru, terutama

yang bersifat padat karya.

2. Deregulasi dan Debirokratisasi di berbagai bidang industri untuk merangsang

timbulnya investasi baru.

3. Menggalakkan pengembangan sector Informal, seperti home indiustri.

4. Menggalakkan program transmigrasi untuk me-nyerap tenaga kerja di sector agraris

dan sector formal lainnya.

5. Pembukaan proyek-proyek umum oleh peme-rintah, seperti pembangunan jembatan,

jalan raya, PLTU, PLTA, dan lain-lain sehingga bisa menyerap tenaga kerja secara

langsung maupun untuk merangsang investasi baru dari kalangan swasta.

Cara mengatasi Pengangguran Siklus

1. Mengarahkan permintaan masyarakat terhadap barang dan jasa, dan

2. Meningkatkan daya beli Masyarakat.

K. Pengangguran Ditinjau dari Sudut Teori Ekonomi Mikro

16 Studi Kependudukan

Page 17: Pengangguran di Indonesia

Tidak ada topik yang menimbulkan kontroversi tajam di kalangan para ahli

ekonomi selain pembahasan mengenai sebaba-sebab terjadinya pengangguran dalam

perekonomian pasar. Ilmu ekonomi mengajarkan bahwa harga selalu naik atau turun untuk

menyeimbangkan pasar kompetitif. Pada tingkat harga yang telah ditetapkan oleh pasar,

para pembeli akan mau membeli apa yang mau dijual oleh para penjual.

Para ahli ekonomi berpaling ke teori mikro ekonomi untuk mencoba memahami

eksistensi pengangguran ini. Meskipun sampai saat ini belum ditemukan satu teori yang

diterima secara umum, akan tetapi banyak analisis sseolah-olah bermuara ke satu pendapat

bahwa pengangguran itu terjadi karena tingkat upah tidak cukup fleksibel untuk

menyeimbangkan pasar. Berikut ini kita akan menelaah secara mendalam mengapa

tingakat upah bersifat tidak fleksibel(bersifat kaku) dan mengapa terjadi pengangguran

yang tidak dikehendaki. Kita mengawali analisis terhadap dasar-dasar mikroekonomi dari

teori pengangguran itu dengan melihat satu jenis pasar tenaga kerja tertentu.

Pengangguran sukarela. Adanya pengangguran sukarela ini menguakkan satu

konsep yang sangat penting mengenai penganggura. Satu pereokonomian mungkin saja

berada pada efisiensi puncak meskipun ia menciptakan sejumlah penganggura tertentu.

Para pencari kerja yang menganggur secara sukarela kemungkinan memang memilih

untuk menikmati hidup denagn bersenangsenang, atau melakukan kegiatan lain daripada

bekerja dengan tingkat upah yang berlaku dipasar. Atau mereka mungkin juga tergolong

para pekerja yang tingkat produktivitasnya rendah, yang lebih memilih untuk

bersenangsenang dan bermalas-malasan daripada bekerja dengan tingkat upah yang

berlaku. Ada sejumlah alasan yang tidak terhitung banyaknya mengapa orang-orang

memilih secara sukarela untuk tidak bekerja pada tingkat upah yang berlaku, akan tetapi

sebagian dari orang-orang seperti ini akan secara resmi dihitung sebagai orang yang

sedang menganggur.

Perlu kiranya dicatat di sini bahwa pengangguran sukarela ini kemungkinan akan

efisien secara ekonomis, meskipun secara filsuf atau politisi kemungkianan

menyayangkan kenyataan dimana orang-orang tidak dapat memp eroleh pekerjaan yang

mempunyai bayaran tinggi. Sama halnya sepertii sebuah pabrik membutuhkan suku

cadang apabila satu bagian penting dari mesin mereka rusak, kemungkinan suatu

perekonomian pun membutuhkan juga suku cadang, yaitu para pekerja yang menganggur,

17 Studi Kependudukan

Page 18: Pengangguran di Indonesia

yang mau langsung bekerja apabila terdapat kebutuhan akan tenaga kerja secara

mendadak. Keadaan ini melukiskan mengapa perekonomian modern yang kompleks, yang

bekerja pada tingkat produktifitas puncak, dapat menimbulkan pengangguran.

Pengangguran terpaksa. Untuk memahami pengangguran siklis kita perlu

membangun suatu teori pengangguran terpaksa. Hasil pemikiran Keynes yang amat

cemerlang dibidang ini adalah berupa pendapat yang membiarkan fakta-fakta mencorong

satu teori yang indah tetapi tidak relevan. Ia menjelaskan mengapa kita kadang-kadang

melihat pengangguran terpaksa, yaitu periode di mana para pekerja yang memenuhi

kualifikasi tidak mampu untuk mendapatkan pekerjaan dengan tarif gaji yang berlaku.

Sumber-sumber kekakuan. Teori pengangguran terpaksa mengandaikan bahwa

upah sama sekali tidak fleksibel (kaku). Satu hal yang sangat membantu analisis ini adalah

perbedaan antara pasar lelang (auction market) dan pasar yang diatur (administered

market). Pasar lelang itu merupakan satu pasar yang sanagt terorganisir dan kompetitif

dimana harga-harga naik atau turun untuk menyeimbangkan penawaran dan permintaan.

Untuk pasar tenaga kerja yang berada dibawah pengaruh serikat buruh, pola gaji

dan upah jauh lebih kaku lagi. Tingkat upah biasanya ditetapkan untuk masa kontrak tiga

tahun, di mana selama periode tersebut tingkat upah tidak akan disesuaikan, walaupun

terjadi kelebihan penawaran maupun permintaan dalam jenis pekerjaan tertentu.

Teori kekakuan upah serta pengangguran terpaksa menyatakan bahwa penyesuaian

upah yang amat lamban menimbulkan terjadinya kelebihan dan kekurangan dalam

masing-masing pasar tenaga kerja. Akan tetapi, secara perlahan-lahan pasar tenaga kerja

akan memberikan reaksi terhadap kondisi pasar, gaji untuk jenis pekerjaan yang

permintaannya sangat tinggi secara relatif meningkat lebih cepat dibandingkan dengan

jenis pekerjaan yang amat sedikit peminatnya. Oleh karena itu, dalam jangaka pendek,

pasar tenaga kerja amat mirip dengan pasar tenaga kerja yang tidak seimbang (non-

clearing).

L. Masalah-masalah yang Berkaitan dengan Pasar Tenaga Kerja

18 Studi Kependudukan

Page 19: Pengangguran di Indonesia

Orang-orang yang berumur belasan tahun pada umunya mempunyai tingkat

pengangguran yang paling tinggi dari seluruh kelompok demografis yang ada. Orang-

orang kulit hitam yang berumur belasan tahun dalam tahun-tahun terakhir ini mempunyai

tingkat pengangguran antara 30 sampai 50 persen.

Bukti-bukti yang menunjukkan bahwa, komponen terbesar dari pengangguran yang

berumur belasan tahun merupakan pengangguran friksional. Mereka masuk dan keluar

dari angkatan kerja dan frekwensi yang amat tinggi. Mereka cepat memperoleh pekerjaan

dan seringkali berpindah kerja. Rata-rata lamanya mereka menganggur hanya setengah

dari golonagn dewasa; sebaliknya, rata-rata lamanya satu jenis pekerjaan adalah 12 kali

lebih besar untuk orang-oarang dewasa dibandingkan dengan mereka yang masih berumur

belasan tahun. Dalam tahun-tahun terakhir, setengah dari orang yang berumur belasan

tahun yang menganggur merupakan “pendatang baru” yang belum pernah bekerja

sebelumnya. Semua faktor ini mengungkapkan bahwa penganggur yang berumur belasan

tahun ini sebagian besar bersifat friksional; Hal ini berarti bahwa pencarian kerja dan

perputaran kerja diperlukan oleh orang-orang muda untuk menyalurkan bakat mereka,

serta untuk memperoleh berbagai pengalaman.

M. Masalah Pengangguran dan Krisis Sosial

Jika masalah pengangguran yang demikian pelik dibiarkan berlarut-larut maka

sangat besar kemungkinannya untuk mendorong suatu krisis sosial. Suatu krisis sosial

ditandai dengan meningkatnya angka kriminalitas, tingginya angka kenakalan remaja,

melonjaknya jumlah anak jalanan atau preman, dan besarnya kemungkinan untuk terjadi

berbagai kekerasan sosial yang senantiasa menghantui masyarakat kita.

Bagi banyak orang, mendapatkan sebuah pekerjaan seperti mendapatkan harga diri.

Kehilangan pekerjaan bisa dianggap kehilangan harga diri. Walaupun bukan pilihan semua

orang, di zaman serba susah begini pengangguran dapat dianggap sebagai nasib.

Seseorang bisa saja diputus hubungan kerja karena perusahaannya bangkrut. Padahal di

masyarakat, jutaan penganggur juga antri menanti tenaganya dimanfaatkan.

Besarnya jumlah pengangguran di Indonesia lambat-laun akan menimbulkan

banyak masalah sosial yang nantinya akan menjadi suatu krisis sosial, karena banyak

19 Studi Kependudukan

Page 20: Pengangguran di Indonesia

orang yang frustasi menghadapi nasibnya. Pengangguran yang terjadi tidak saja menimpa

para pencari kerja yang baru lulus sekolah, melainkan juga menimpa orangtua yang

kehilangan pekerjaan karena kantor dan pabriknya tutup. Indikator masalah sosial bisa

dilihat dari begitu banyaknya anak-anak yang mulai turun ke jalan. Mereka menjadi

pengamen, pedagang asongan maupun pelaku tindak kriminalitas. Mereka adalah generasi

yang kehilangan kesempatan memperoleh pendidikan maupun pembinaan yang baik.

Salah satu faktor yang mengakibatkan tingginya angka pengangguran di negara

kita adalah terlampau banyak tenaga kerja yang diarahkan ke sektor formal sehingga

ketika mereka kehilangan pekerjaan di sektor formal, mereka kelabakan dan tidak bisa

berusaha untuk menciptakan pekerjaan sendiri di sektor informal. Yang menjadi

kekhawatiran adalah jika banyak para penganggur yang mencari jalan keluar dengan

mencari nafkah yang tidak halal. Banyak dari mereka yang menjadi pencopet, penjaja

seks, pencuri, preman, penjual narkoba, dan sebagainya. Bahkan tidak sedikit mereka yang

dibayar untuk berbuat rusuh atau anarkis demi kepentingan politik salah satu kelompok

tertentu yang masih erat hubungannya dengan para pentolan Orba. Ada juga yang

menyertakan diri menjadi anggota laskar jihad yang dikirim ke Ambon dengan dalih

membela agama. Padahal di sana mereka cuma jadi perusuh yang doyan menjarah,

memperkosa, dan membunuh orang-orang Maluku yang tidak berdosa. Hal inilah yang

harus diperhatikan oleh pemerintah jika krisis sosial tidak ingin berlanjut terus.

N. Masalah Pengangguran dan Pendidikan

Pengangguran intelektual di Indonesia cenderung terus meningkat dan semakin

mendekati titik yang mengkhawatirkan. Pengangguran intelektual ini tidak terlepas dari

persoalan dunia pendidikan yang tidak mampu menghasilkan tenaga kerja berkualitas

sesuai tuntutan pasar kerja sehingga seringkali tenaga kerja terdidik kita kalah bersaing

dengan tenaga kerja asing. Fenomena inilah yang sedang dihadapi oleh bangsa kita di

mana para tenaga kerja yang terdidik banyak yang menganggur walaupun mereka

sebenarnya menyandang gelar.

Meski ada kecenderungan pengangguran terdidik semakin meningkat namun upaya

20 Studi Kependudukan

Page 21: Pengangguran di Indonesia

perluasan kesempatan pendidikan dari pendidikan menengah sampai pendidikan tinggi

tidak boleh berhenti. Akan tetapi pemerataan pendidikan itu harus dilakukan tanpa

mengabaikan mutu pendidikan itu sendiri. Karena itu maka salah satu kelemahan dari

sistem pendidikan kita adalah sulitnya memberikan pendidikan yang benar-benar dapat

memupuk profesionalisme seseorang dalam berkarier atau bekerja. Saat ini pendidikan

kita terlalu menekankan pada segi teori dan bukannya praktek. Pendidikan seringkali

disampaikan dalam bentuk yang monoton sehingga membuat para siswa menjadi bosan.

Di negara-negara maju, pendidikkan dalam wujud praktek lebih diberikan dalam

porsi yang lebih besar. Di sanapun, cara pembelajaran dan pemberian pendidikkan

diberikan dalam wujud yang lebih menarik dan kreatif.

Di negara kita, saat ini ada kecenderungan bahwa para siswa hanya mempunyai

kebiasaan menghafal saja untuk pelajaran-pelajaran yang menyangkut ilmu sosial, bahasa,

dan sejarah atau menerima saja berbagai teori namun sayangnya para siswa tidak memiliki

kemampuan untuk menggali wawasan pandangan yang lebih luas serta cerdas dalam

memahami dan mengkaji suatu masalah. Sedangkan untuk ilmu pengetahuan alam para

siswa cenderung hanya diberikan latihan soal-soal yang cenderung hanya melatih

kecepatan dalam berpikir untuk menemukan jawaban dan bukannya mempertajam

penalaran atau melatih kreativitas dalam berpikir.

Contohnya seperti seseorang yang pandai dalam mengerjakan soal-soal

matematika bukan karena kecerdikan dalam melakukan analisis terhadap soal atau

kepandaian dalam membuat jalan perhitungan tetapi karena dia memang sudah hafal tipe

soalnya. Seringkali seseorangpun hanya sekedar bisa mengerjakan soalnya dengan

menggunakan rumus tetapi tidak tahu asal muasal rumus tersebut. Kenyataan inilah yang

menyebabkan sumber daya manusia kita ketinggalan jauh dengan sumber daya manusia

yang ada di negara-negara maju. Kita hanya pandai dalam teori tetapi gagal dalam praktek

dan dalam profesionalisme pekerjaan tersebut. Rendahnya kualitas tenaga kerja terdidik

kita juga adalah karena kita terlampau melihat pada gelar tanpa secara serius membenahi

kualitas dari kemampuan di bidang yang kita tekuni. Sehingga karena hal inilah maka para

tenaga kerja terdidik sulit bersaing dengan tenaga kerja asing dalam usaha untuk mencari

pekerjaan.

O. Masalah Pengangguran dan Inflasi

21 Studi Kependudukan

Page 22: Pengangguran di Indonesia

Inflasi adalah indikator pergerakan harga-harga barang dan jasa secara umum,

yang secara bersamaan juga berkaitan dengan kemampuan daya beli. Inflasi

mencerminkan stabilitas harga, semakin rendah nilai suatu inflasi berarti semakin besar

adanya kecenderungan ke arah stabilitas harga. Namun masalah inflasi tidak hanya

berkaitan dengan melonjaknya harga suatu barang dan jasa. Inflasi juga sangat berkaitan

dengan purchasing power atau daya beli dari masyaraka. Sedangkan daya beli masyarakat

sangat bergantung kepada upah riil.

Tingginya angka inflasi selanjutnya akan menurunkan daya beli masyarakat. Untuk

bisa bertahan pada tingkat daya beli seperti sebelumnya, para pekerja harus mendapatkan

gaji paling tidak sebesar tingkat inflasi. Kalau tidak, rakyat tidak lagi mampu membeli

barang-barang yang diproduksi. Jika barang-barang yang diproduksi tidak ada yang

membeli maka akan banyak perusahaan yang berkurang keuntungannya. Jika keuntungan

perusahaan berkurang maka perusahaan akan berusaha untuk mereduksi cost sebagai

konsekuensi atas berkurangnya keuntungan perusahaan. Hal inilah yang akan mendorong

perusahaan untuk mengurangi jumlah pekerja/buruhnya dengan mem-PHK para buruh.

Salah satu dari jalan keluar dari krisis ini adalah menstabilkan rupiah. Membaiknya nilai

tukar rupiah tidak hanya tergantung kepada money suplly dari IMF, tetapi juga investor

asing (global investment society) mengalirkan modalnya masuk ke Indonesia (capital

inflow). Karena hal inilah maka pengendalian laju inflasi adalah penting dalam rangka

mengendalikan angka pengangguran.

BAB III

22 Studi Kependudukan

Page 23: Pengangguran di Indonesia

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pengangguran di Imdonesia saat ini sangat memperihatinkan, banyak sekali

terdapat pengangguran dimana-mana. Penyebab pengangguran di Indonesia ialah terdapat

pada masalah sumber daya manusia itu sendiri dan tentunya keterbatasaan lapangan

pekerjaan. Indonesia menempati urutan ke 133 dalam hal tingkat pengangguran di dunia,

semakin rendah peringkatnya maka semakin banyak pula jumlah pengangguran yang

terdapat di Negara tersebut. Untuk mengatasi masalah pengangguran ini pemerintah telah

membuat suatu program untuk menampung para pengangguran. Selain mengaharapkan

bantuan daro pemerintah, sebaiknya kita secara pribadi juga harus berusaha memperbaiki

kualitas sumber daya kita, agar tidak menjadi pengangguran dan beban pemerintah.

Para ahli ekonomi menggolongkan pengangguran ke dalam tiga kelompok, yaitu:

(a) pengangguran friksional, yaitu para pekerja yang berada di antara satu pekerjaan dan

pekerjaan lain; (b) pengangguran struktural, yaitu para pekerja yangberada di kawasan-

kawasan atau industri-industri yang sedang berada dalam keadaan payah karena harga

produk-produknya anjlok, dan (c) pengangguran siklis, yaitu para pekerja yang di PHK

apabila perekonomian secara keseluruhan mengalami aktivitas yang menurun.

Tinjauan yang mendalam atas angka-angka statistik pengangguran

mengungkapkan beberapa keteraturan, seperti:

a) Resesi selalu menimpa semua golongan dalam bentunya yang proporsional, yaitu

semua kelompok menaglami tingkat pengangguran naik dan turun dalam proporsi

yang sama dengan tingkat pengangguran dengan secara keseluruhan.

b) Bagian yang paling besar dari pengangguran adalah bersifat jangak pendek. Pada

tahun-tahun dimana tingkat pengangguran sangat rendah (seperti tahun 1973) lebih

dari 90 persen pekerja yang menganggur hanya mengalami pengangguran selama

kurang dari 26 minggu. Lamanya menganggur rata-rata meningkat sangat tajam

dalam resesi yang berat dan berkepanjangan.

23 Studi Kependudukan

Page 24: Pengangguran di Indonesia

c) Hampir disemua situasi, jumlah yang paling besar dari pengangguran dikarenakan

oleh terjadinya perputaran (turnover), atas kasus-kasus friksional di mana orang-orang

memasuki angkatan kerja untuk pertama kali atau masuk kembali ke angkatan kerja.

Hanya selama masa resesi saja sebagian besar dari penganggur tersebut orang-orang

yang kehilangan pekerjaan.

DAFTAR PUSTAKA

24 Studi Kependudukan

Page 25: Pengangguran di Indonesia

http://www.google.co.id

http://www.tempointeraktif.com

http://www.datastatistik-indonesia.com

http://wikipedia.co.id

http://www.scribd.com

25 Studi Kependudukan