contoh ptk ut
Post on 05-Jul-2015
3.853 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI PECAHAN PADA SISWA KELAS IV
SD CEPU 10 KECAMATAN CEPU KABUPATEN BLORA
DAN
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MAKE – A MATCH SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKn
MATERI SISTEM PEMERINTAHAN PUSAT PADA SISWA KELAS IV SD CEPU 10 KECAMATAN CEPU KABUPATEN BLORA
PENELITIAN TINDAKAN KELAS( PTK )
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar sarjana pendidikan pada Universitas Terbuka UPBJJ Semarang
Disusun Oleh :IKA IRAWATINIM.819597994
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANUNIVERSITAS TERBUKA
UPBJJ SEMARANG 2011
ii
SURAT PERNYATAAN
Yang bertandatangan di bawah ini, saya :
Nama : DWI MUNTIHARA,A.Ma.Pd
Tempat tanggal lahir : Bojonegoro, 10 Maret 1985
NIM : 815 373 836
Program Studi : S-1 PGSD
Alamat : Desa Nganti Kecamatan Ngraho Kabupaten Bojonegoro
Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa :
1. Laporan PKP yang diserahkan ke UPBJJ_UT Surabaya untuk dinilai ini
adalah benar-benar pekerjaan saya sendiri (bukan hasil jiplakan baik sebagian
maupun seluruhnya, dan atau dibuatkan oleh orang lain)
2. Apabila pada kemudian hari terbukti bahwa laporan PKP ini hasil jiplakan,
sebagaimana yang tersebut pada nomor (1), saya bersedia menerima sanksi
pembatalan kelulusan saya.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.
Supervisor
Drs. D.M. RAIBUDI,M.SNIP. 19590419 198503 1 002
Surabaya, 03 Oktober 2010
Yang menyatakan
DWI MUNTIHARA,A.Ma.PdNIM. 815 373 836
iii
LEMBARAN IDENTITAS DAN PENGESAHANLAPORAN PEMANTAPAN KEMAMPUAN PROFESIONAL
UPAYA MENINGKATAN HASIL BELAJAR DAN CARA BERPIKIRLOGIS SISWA KELAS III TERHADAP MATEMATIKA SUB POKOK
BAHASAN PENGERJAAN HITUNG BILANGAN MELALUIPENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK DI SDN NGANTI 02
KECAMATAN NGRAHO KABUPATEN BOJONEGORODAN
PEMANFAATAN LINGKUNGAN SEKOLAH SEBAGAI MEDIA SUMBER PEMBELAJARAN IPS KELAS III PADA MATERI MELESTARIKAN
LINGKUNGAN ALAM SEKITAR UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN MINAT BELAJAR SISWA DI SDN NGANTI 02 KECAMATAN
NGRAHO KABUPATEN BOJONEGORO
Nama : DWI MUNTIHARA,A.Ma.PdNIM : 815 373 836Program Studi : S-1 PGSD UPBJJ-UT SURABAYA
POKJAR BOJONEGOROTempat mengajar : Desa Nganti Kecamatan Ngraho
KabupatenBojonegoroJumlah pembelajaran : 2 siklusTempat dan tanggal pembelajaran : Matematika
SDN Nganti 02 Siklus I : 11 Agustus 2010 Siklus II : 18 Agustus 2010 IPS
SDN Nganti 02 Siklus I : 12 Agustus 2010 Siklus II : 19 Agustus 2010
Masalah yang menjadi fokus penelitian :Matematika:
Matematika dianggap siswa sebagai suatu mata pelajaran yang sangat membosankan, menyeramkan, bahkan menakutkan. Banyak siswa kelas III di SDN Nganti 02 yang berusaha menghindari mata pelajaran Matematika.
IPS:Kesulitan dalam menghidupkan suasana baru dalam belajar IPS siswa dan prestasi belajar siswa mata pelajaran IPS kurang memuaskan.
Menyetujui,Supervisor,
Drs. D.M. RAIBUDI,M.S
Surabaya, 03 Oktober 2010
Mahasiswa
DWI MUNTIHARA,A.Ma.Pd
NIP. 19590419 198503 1 002 NIM. 815 373 836
iii
UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR DAN CARA BERPIKIR
LOGIS SISWA KELAS III TERHADAP MATEMATIKA SUB POKOK
BAHASAN PENGERJAAN HITUNG BILANGAN MELALUI
PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK DI SDN NGANTI 02
KECAMATAN NGRAHO KABUPATEN BOJONEGORO
( Diajukan untuk memenuhi salah satu Mata kuliah pemantapan
Kemampuan Profesional Program Studi S-1 PGSD)
OLEH :
DWI MUNTIHARA, A.Ma.Pd.
NIM. 815 373 836
UNIVERSITAS TERBUKA
UNIT PROGRAM JARAK JAUH (UPBJJ) SURABAYA
POKJAR S-1 PGSD KABUPATEN BOJONEGORO
2010
i
LEMBARAN IDENTITAS DAN PENGESAHAN
LAPORAN PEMANTAPAN KEMAMPUAN PROFESIONAL
UPAYA MENINGKATAN HASIL BELAJAR DAN CARA BERPIKIR
LOGIS SISWA KELAS III TERHADAP MATEMATIKA SUB POKOK
BAHASAN PENGERJAAN HITUNG BILANGAN MELALUI
PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK DI SDN NGANTI 02
KECAMATAN NGRAHO KABUPATEN BOJONEGORO
Nama : DWI MUNTIHARA,A.Ma.Pd
NIM : 815 373 836
Program Studi : S-1 PGSD UPBJJ-UT SURABAYA
POKJAR BOJONEGORO
Tempat mengajar : Desa Nganti Kecamatan Ngraho
KabupatenBojonegoro
Jumlah pembelajaran : 2 siklus
Tempat dan tanggal pembelajaran : SDN Nganti 02 Siklus I : 11 Agustus 2010
Siklus II : 18 Agustus 2010
Menyetujui,Supervisor,
Drs. D.M. RAIBUDI,M.SNIP. 19590419 198503 1 002
Bojonegoro, 03 Oktober 2010
Mahasiswa
DWI MUNTIHARA,A.Ma.PdNIM. 815 373 836
ii
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkn puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah
melimpahkan rahmat, taufiq dan hidayah-Nya, akhirnya penulis menyelesaikan
tugas laporan Pemantapan Kemampuan Profesional dengan judul “Upaya
Meningkatan Hasil Belajar Dan Cara Berpikir Logis Siswa Kelas III Terhadap
Matematika Sub Pokok Bahasan Pengerjaan Hitung Bilangan Melalui Pendekatan
Matematika Realistik di SDN Nganti 02 Kecamatan Ngraho Kabupaten
Bojonegoro”.
Dalam penyusunan laporan ini hingga menyelesaikannya, penulis banyak
sekali menerima bantuan dan arahan dari berbagai pihak, secara khusus penulis
menyatakan terima kasih kepada:
1. Prof.Dr.Kisyani Laksono,M.Hum, selaku Rektor Universitas Terbuka (UPBJJ)
Surabaya.
2. Drs. Adi Suprapto, M.Pd, selaku Koordinator Layanan Belajar Universitas
Terbuka (UPBJJ) Surabaya.
3. Dra. Barokah, M.Pd, selaku coordinator Pokjar Bojonegoro.
4. H. M.Kuzaini, S.Pd.MM, selaku pengelola Universitas Terbuka Pokjar
Bojonegoro.
5. Drs. D.M. RAIBUDI,M.S, selaku dosen pembimbing.
6. Linarsi, S.Pd, selaku Kepala SDN Nganti 02 Kecamatan Ngraho Kabupaten
Bojonegoro.
7. Sadidik, S.Pd.I, selaku teman sejawat.
8. Seluruh Dosen yang telah mendidik dan membimbing penulis hingga
menyelesaikan studi di Universitas Terbuka (UPBJJ) Surabaya.
Dan akhirnya semua kritik dan saran demi perbaikan penyempurnaan
laporan ini sangan peneliti harapkan.
Surabaya, 03 Oktober 2010Peneliti,
DWI MUNTIHARA,A.Ma.PdNIM. 815 373 836
iii
ABSTRAK
Muamar Chayati, 2009. “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Dan Cara
Berpikir Logis Siswa Kelas III Terhadap Matematika Sub Pokok Bahasan
Pengerjaan Hitung Bilangan Melalui Pendekatan Matematika Realistik Di SDN
Nganti 02 Kecamatan Ngraho Kabupaten Bojonegoro”.
PTK Unit Program Belajar Jarak Jauh
Universitas Terbuka (UPBJJ) Surabaya 2010
Tujuan pembelajaran matematika di jenjang pendidikan dasar dan
pendidikan menengah adalah untuk menyiapkan agar sanggup menghadapi
perubahan keadaan di dalam kehidupan di dunia yang selalu berkembang melalui
latihan bertindak atas dasar pemikiran pemikiran secara logis, rasional, kritis,
cermat, jujur, efisien,dan efektif (Puskur, 2002). Di samping itu, siswa di
harapkan dapat menggunakan matematika dan pola pikir matematika dalam
kehidupan sehari-hari dan dalam mempelajari berbagai ilmu pengetahuan yang
penekanannya pada penataan nalar dan pembentukan sikap siswa serta
keterampilan dalam dalam penerapan matematika.
Pelaksanaan pembelajaran matematika kelas III sub pokok bahasan
pengerjaaan hitung bilangan di SDN Nganti 02 Kecamatan Ngraho Kabupaten
Bojonegoro melalui pendekatan matematika realistik maupun meningkatkan hasil
belajar dan cara berpikir logis siswa, hal ini dapat dibuktikan dari hasil
perkembangan proses perbaikan pembelajaran yang telah dilaksanakan melalui
tahapan siklus I hingga siklus II.
Ketuntasan individual pada siklus I : 75,3% hal ini melebihi dari standar
yang ditetapkan 70%. Pada siklus II Ketuntasan individual lebih meningkat
sebesar 81,3% jelas hal ini melebihi standar ketuntasan individual yang telah
ditetapkan sebelumnya yaitu 70%.
Ketuntasan klasikal menurut perhitungan di siklus I sekitar: 66,7%
sementara ketuntasan klasikal menurut perhitungan di siklus II bertambah mejadi
86,7% hal ini berarti terhadap penigkatan dari siklus sebelumnya karena pada
siklus II ini melebihi target ketercapaian sebesar 85%.
iv
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN............................................................................. ii
KATA PENGANTAR......................................................................................... iii
ABSTRAK.......................................................................................................... iv
DAFTAR ISI....................................................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah................................................................ 1
B. Rumusan Masalah......................................................................... 3
C. Tujuan dan Signifikansi Peneliatian............................................. 3
D. Manfaat Penelitian........................................................................ 4
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Pustaka Berkaitan dengan Masalah Penelitian.................. 5
B. Proses Menghafal dan Berfikir Logis........................................... 7
C. Sikap Siswa terhadap Matematika................................................ 11
D. Tinjauan hasil-hasil Penelitian Terdahulu Berkaitan dengan
Masalah dan Tinjauan Perbaikan.................................................. 12
E. Kerangka Berfikir......................................................................... 14
BAB III PELAKSANAAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN
A. Lokasi dan Subyek Penelitian....................................................... 15
B. Prosedur Penelitian....................................................................... 15
BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Diskripsi Persiklus........................................................................ 19
B. Pembahasan Persiklus.................................................................. 31
BAB V PENUTUP
A. KESIMPULAN............................................................................ 33
B. SARAN-SARAN.......................................................................... 34
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
v
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Tujuan pembelajaran matematika di jenjang pendidikan dasar dan
pendidikan menengah adalah untuk mempersiapkan siswa agar sanggup
menghadapi perubahan di dalam kehidupan dan di nuia yang selalu
berkembang melalui latihan bertindak atas pemikiran secara logi, rasional,
kritis, cermat, jujur, efisien, dan efektif (Puskur, 2002). Di samping itu, siswa
diharapkan dapat menggunakan matematika dan pola piker matematika dalam
kehidupan sehari-hari dan dalam mempelajari berbagai ilmu pengetahuan
yang penekanannya pada penataan nalar dan pembentukan sikap siswa serta
ketrampilan dalam penerapan matematika.
Hal senada juga diungkapkan oleh Soedjadi (2004) bahwa pendidikan
matematika memiliki dua tujuan besar yang meliputi: (1) tujuan yang bersifat
formal yang memberi tekanan pada penataan nalar anak serta pembentukan
pribadi anak, dan (2) tujuan yang bersifat material yang memberi tekanan pada
penerapan matematika serta kemampuan memecahkan masalah matematika.
Dari tujuan di atas terlihat bahwa matematika sangat penting untuk
menumbuhkan nalar atau kemampuan berfikir logis serta sikap positif siswa
yang berguna dalam mempelajari ilmu pengetahuan maupun dalam penerapan
matematika dalam kehidupan sehari-hari.
Namun sampai saat ini masih banyak keluhan, baik dari orang tua siswa
maupun pakar pendidikan matematika, tentang rendahnya kemampuan siswa
dalam aplikasi matematika, khususnya penerapan di dalam kehidupan sehari-
hari. Sebagai contoh, masalah yang berkaitan dengan perbandingan senilai.
Sebenarnya tidak hanya siswa pendidikan dasar di Indonesia yang
memiliki kemampuan yang rendah dalam penerapan matematika. Swooboda
(2004) mengatakan bahwa siswa pendidikan dasar di Negara Polandia juga
mengalami kesulitan dalam penerapan matematika antara lain konsep
1
2
perbandingan. Selanjutnya dikatakan bahwa pada konferensi- konferensi
internasional aspek-aspek beru pemahaman konsep perbandingan masih
dirujuk (Swabooda, 2004).
Berdasarkan kenyataan yang telah ditemukan sebelumnya dalam proses
pembelajaran hasil pengamatan yang dilaksanakan pada tangal 11 agustus
2010 pada proses pembelajaran matematika tentang “Pengerjaan Hitung
Bilangan”, kelas III di SDN Nganti 02 Kecamatan Ngraho Kabupaten
Bojonegoro, terlihat kurang menarik, sehingga siswa merasa jenuh dan kurang
memiliki minat pada pelajaran matematika, dimana suasana kelas cenderung
pasif, sedikit sekali siswa kelas III di SDN Nganti 02 yang bertanya pada guru
meskipun materi yang diajarkan belum dapat difahami, begitu juga dengan
hasil perolehan nilai Matematika yang diperoleh siswa sangat minim, hal ini
dapat dilihat dari hasil data yang diperoleh yaitu hanya 8 siswa (44,4%) dari
18 siswa kelas III di SDN Nganti 02 yang siap untuk belajar, diantaranya
27,8% yang menguasai materi dan 16,7% hampir mengenal pemahaman
materi, sementara 10 orang siswa yang tidak berhasil (55,6%) dalam belajar,
hal ini dinilai hasil evaluasi kelas yang dianggap rendah.
Sementara itu, tidak sedikit siswa kelas III SDN Nganti 02 yang
memandang matematika sebagai suatu mata pelajaran yang sangat
membosankan, menyeramkan, bahkan menakutnkan. Banyak siswa kelas III
di SDN Nganti 02 yang berusaha menghindari mata pelajaran tersebut. Hal ini
jelas sangat berakibat buruk bagi perkembangan pendidikan matematika ke
depan. Oleh karena itu, perubahan proses pembelajaran matematika yang
menyenangkan harus menjadi prioritas utama.
Hasil empiris di atas jelas merupakan suatu permasalahan yang
merupakan faktor penting dalam mewujudkan tujuan pembelajaran
matematika sesuai yang diamanatkan dalam kurikulum pendidikan
matematika. Pendekatan matematika realistik ini sesuai dengan perubahan
paradigma pembelajaran, yaitu dari paradigma mengajar ke paradigma belajar
atau perubahan paradigma pembelajaran yang berpusat pada guru ke
paradigma pembelajaran yang berpusat pada siswa kelas III di SDN Nganti
02. Untuk mengatasi permasalahan ini perlu dicari suatu pendekatan yang
dapat mendukung proses pembelajaran matematika yang menyenangkan dan
buakn menyeramkan sehingga dapat meningkatkan hasil belajar dan cara
berfikir logis sekaligus mempermudah siswa kelas III salah satu pendekatan
pembelajaran matematika yang saat ini sedang dalam uji coba adalah
pendekatan matematika realistik.
Hal ini adalah salah satu upaya dalam rangka memperaiki proses
pembelajaran agar lebih baik. Berdasarkan dengan pendapat ini maka penulis
termotivasi untuk mengadakan sebuah penelitian yang berjudul : Upaya
Meningkatkan Hasil Belajar dan Cara Berpikir Logis Siswa Kelas III
Terhadap Matematika Sub Pokok Bahasan Pengerjaan Hitung Bilangan
Melalui Pendekatan Matematika Realistik di SDN Nganti 02 Kecamatan
Ngraho Kabupaten Bojonegoro.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan judul dan latar belakang masalah di atas, maka yang
menjadi rumusan permasalahan penelitian ini sebagai berikut:
1. Bagaimana gambaran/diskripsi dalam upaya meningkatkan hasil belajar
dan cara berpikir logis siswa kelas III terhadap matematika sub pokok
bahasan pengerjaan hitung bilangan melalui pendekatan matematika
realistik di SDN Nganti 02 Kecamatan Ngraho Kabupaten Bojonegoro ?
2. Apakah ada pengaruh dari upaya meningkatkan hasil belajar dan cara
berpikir logis siswa kelas III terhadap matematika sub pokok bahasan
pengerjaan hitung bilangan melalui pendekatan matematika realistik di
SDN Nganti 02 Kecamatan Ngraho Kabupaten Bojonegoro ?
C. Tujuan dan Signifikasi Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalh di atas, maka adapun tujuan yang ingin
dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui gambaran/diskripsi dalam upaya meningkatkan hasil belajar
dan cara berpikir logis siswa kelas III terhadap matematika sub pokok
bahasan pengerjaan hitung bilangan melalui pendekatan matematika
realistik di SDN Nganti 02 Kecamatan Ngraho Kabupaten Bojonegoro.
2. Mengetahui pengaruh dari upaya meningkatkan hasil belajar dan cara
berpikir logis siswa kelas III terhadap matematika sub pokok bahasan
pengerjaan hitung bilangan melalui pendekatan matematika realistik di
SDN Nganti 02 Kecamatan Ngraho Kabupaten Bojonegoro.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Siswa
a. Siswa memiliki kesadaran bahwa proses pembelajaran merupakan
langkah untuk mengembangkan potensi dirinya, karena itu keerhasilan
pembelajaran sangat ditentukan oleh siswa.
b. Memupuk dan menigkatkan keterlibatan, kegairahan, ketertarikan,
kenyamanan, dan kesenangan siswa dalam mengikuti proses
pembelajaran di kelas.
2. Bagi Guru
a. Dalam hal ini guru tidak lagi hanya sebagai seorang praktisi yang sudah
merasa puas terhadap apa yang dikerjakan salama ini, namun juga
sebagai peneliti dibandingnya yang selalu ingin melakukan perbaikan-
perbaikan pembelajaran yang inovatif dan kreatif.
b. Memberikan kesadaran guru untuk memperbaiki dan meningkatkan
kualitas pembelajaran yang disesuaikan dengan tujuan, materi,
karakteristik siswa, dan kondisi pembelajaran.
3. Bagi Sekolahan
a. Untuk turut menyumbang buah pikiran utamanya kepada rekan-rekan
seprofesi guna meningkatkan prestasi belajar siswa serta mutu
pendidikan khususnya di SDN Nganti 02 Kecamatan Ngraho
Kabupaten Bojonegoro
b. Dengan adanya pelaksanaan PTK, kesalahan dan kesulitan dalam
proses pembelajaran (baik straegi, teknik, konsep, dan lain-lain) akan
dengan cepat dapat dianalisis dan didiagnosis, sehingga kesalahan dan
kesulitan tersebut tidak akan belarut-larut.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian pustaka berkaitan dengan masalah penelitian
Perubahan paradigma pembelajaran sesuai dengan paham
knstruktivisme yang menyatakan bahwa pengetahuan matematika tidak dapat
diajarkan oleh guru, melainkan harus dibangun sendiri oleh siswa. Paham ini
mendasari pendekatan matematika realistik.
Matematika tidak disajikan dalam bentuk hasil jadi (a ready-made
product), tetapi siswa harus belajar menemukan kembali konsep-konsep
matematika. Siswa membentuk sendiri konsep dan prosedur matematika
melalui penyelesaan soal yang realistik dan kontekstual. Hal ini sesuai dengan
pandangan teori constructivism yang menyatakan bahwa pengetahuan
matematika tidak dapat diajarkan oleh guru, melainkan harus dibangun sendiri
oelh siswa (Cobb dalam Armanto, 2001).
Soal kontekstual (contexs problem) dimaksudkan untuk menopang
terlaksananya suatu proses penemuan kembali (reinvention) yang memberi
peluang bagi siswa untuk secara memahami matematika (Gravemeijer,1994,
Subandar, 2001). Oleh karena itu, matematika harus dekat dengan siswa dan
relevan dengan situasi kehidupan sehari-hari.
Menurut Gravemeijer (1994) dan Armanto (2002), tedapat tiga prinsip
utama dalam PMR, yaitu (a) penemuan terbimbing dan bermatematika secara
progresif (guided reinvention and progressive mathematization); (b) fenomena
pembelajaran (didactical phenomenology); dan (c) model pengembangan
mandiri (self-developed model). Prinsip penemuan terbimbing berarti bahwa
siswa diberi kesempatan untuk menemukan sendiri konsep matematika dengan
menyelesaikan berbagai soal kontekstual. Soal kontekstual mengarahkan
siswa membentuk konsep, menyusun model, menerapkan konsep yang telah
diketahui, dan menyelesaikannya berdasarkan kaidah matematika yang
berlaku.
Bermatematika secara progresif dapat dibagai atas dua komponen,
yaitu bermatematika secara horizontal dan vertical (Treffers dan
Goffree,1985). Yang dimaksud bermatematika secara horizontal adalah siswa
mengidentifikasi bahwa sal kontekstual harus ditransfer ke dalam soal bentuk
matematika untuk lebih dipahami melalui penskemaan, perumusan, dan
pemvisualisasian sehingga menemkan kesamaan dan hubungan dengan model
matematika yang telah diketahui siswa. Bermatematika secara vertical adalah
siswa menyelesaikan bentuk matematika formal atau tidak formal dengan
menggunakan konsep, operasi, dan prosedur matematika yang berlaku.
Prinsip fenomena pembelajaran menekankan pada pentingnya soal
kontekstual untuk memperkenalkan konsep-konsep matematika kepada siswa.
Menurut Treffers dan Goffree (Subandar,2001), konteks memainkan peranan
utama daam suasana aspek pendidikam, pembentukan konsep, pembentukan
model, aplikasi, dan dalam mempraktikkan ketrampilan-ketrampilan tertentu.
Dalam knteks perlu mempertimbangkan dua aspek, yaitu: (1) kesesuaian
aplikasi konteks dalam pengajaran dan (2) kesesuaian dampak dalam proses
penemuan kembali bentuk dan model matematika dari soal kontekstual
tersebut. Aktivitas pembelajaran berlangsung secara progresif dan kental
dengan diskusi interaktif antara siswa-siswa dan siswa-gury serta lingkungan.
Prinsip pengembangan model mandiri (self-developed model)
berfungsi menjembatani jurang antara pengetauan matematika tidak formal
dan matematika formal dari siswa. Siswa mengembangkan model tersebut
menggunakan model-model matematika (formal dan tidak formal) yang telah
diketahuinya dengan menyelesaikan soal kontekstual dari situasi nyata (real)
yag sudah dikenal siswa, kemudian ditemukan “model dari” (model of) dalam
bentuk informal kemudian diikuti dengan menemukan model dalam bentuk
formal sehingga akhirnya mendapatkan penyelesaian masalah dalam bentuk
pengetahuan matematika yang standar.
Dari prinsip di atas diperoleh kesimpulan bahwa Pendekatan
Matematika Realistik (PMR) secara garis besar memiliki lima karakteristik
(De Lange, 1996; Treffers, 1991; Gravemeijer, 1994; Darhim, 2004), yaitu :
(1) menggunakan masalah kontekstual sebagai peluang bagi aplikasi dan
sebagai titik tolak darimana suatu konsep matematika yang diinginkan dapat
mincul; (2) menggunakan model atau jembatan dengan instrumen vertical
dengan perhatian diarahkan pada pengenalan model, skema, dan simbolisasi
daripada mentransfer rumus atau matematika formal secara langsung; (3)
menggunakan kontribusi siswa dengan kontribusi yang besar pada proses
pembelajaran dating dari siswa sendiri dimana merekan dituntut dari cara-cara
informal kearah yang formal; (4) terjadi interaktivitas dalam proses
pembelajaran dimana negosiasi secara eksplisit, intervensi kooperasi, dan
evaluasi sesame siswa dan guru adalah faktor penting dalam proses
pembelajaran secara konstruktif dengan menggunakan strategi informal
sebagai jantung untuk mencapai formal; dan (5) menggunakan berbagai teori
belajar yang relevan, saling terkait, dan terintregasi dengan topic pembelajaran
lainnya. Pendekatan holistic menunjukkan bahwa unti-unit belajar tidak akan
dapat dicapai secara terpisah, tetapi keterkaitan dan keterintegrasian harus
diwujudkan dalam pemecahan masalah. Tunjukkan bahwa matematika sangat
berguna dalam kehidupan sehari-hari sehingga matematika tidak dipandang
sebagai sesuatu yang menyeramkan. Penilaian harus dilakukan terhadap
keseluruhan, baik proses maupun hasil dalam rangka untuk memperbaiki
proses pembelaharan, bukan merupakan akhir dari proses pembelajaran.
B. Proses Menghafal dan Berfikir Logis
Rendahnya hasil belajar matematika disebabkan oleh beberapa faktor,
antara lain ditunjau dari tuntutan kurikulum yang lebih menekankan pada
pencapaian target. Artinya, semua bahan harus selesai diajarkan dan bukan
pemahaman siswa terhadap konsep-konsep matematika (Marpaung, 2001).
Faktor lain yang cukup penting adalah bahwa aktivitas pembelajaran di kelas
yang selama ini dilakukan oleh guru tidak lain merupakan penyampaian
informasi (metode kuliah) dengan lebih mengaktifkan guru, sedangkan siswa
pasif mendengarkan dan menyalin, sesekali guru bertanya dan sesekali siswa
menjawab, guru memberi contoh soal dilanjutkan dengan memberi soal
latihan yang sifatnya rutin dan kurang melatih daya nalar, kemudian guru
memberikan penilaian. Pendapat yang sama juga dikemukakan oelh Marpaung
(2001), Zulkardi (2001), dan Darhim (2004).
Akhirnya terjadilah proses penghafalan konsep atau prosedur,
pemahaman konsep matematika rendah, dan tidak dapat menggunakannya jika
diberikan pemasalahan yang agak kompleks. Siswa menjadi robot yang harus
mengikuti aturan atau prosedur yang berlaku dan jadilah pembelajaran
mekanistik. Akibatnya, pembelajaran bermakna yang diharapkan tidak terjadi.
Tidak heran apabila belajar bila dengan cara menghafal tersebut
tingkat kemampuan kognitif anak yang terbentuk hanya pada tataran tingkat
yang rendah. Kecenderungan anak terperangkap dalam pemikiran menghafal
karena iklim yang terjadi dalam proses pembelajaran yang dilakukan oleh
guru di sekolah.
Cara-cara menghafal semakin intensif dilakukan anak menjelang
ujian. Anak belajar mengingat atau mengecamkan materi, rumus-rumus,
definisi, unsur-unsur, dan sebagainya. Namun ketika waktu ujian berlangsung,
anak seperti menghadapi kertas buram. Anak tidak mampu
mengoperasionalkan rumus-rumus yang dihafalnya untuk menjawab
pertanyaan.
Menurut Mukhayat (2004), belajar dengan menghafal tidak terlalu
banyak menuntut aktivitas berfikir anak dan mengandung akibat buruk pada
perkembangan moral anak. Anak akan cenderung suka mencari gampangnya
saja dalam belajar. Anak kehilangan sense of learning, kebiasaan yang
membuat anak bersikap pasif atau menerima begitu saja apa adanya yang
mengakibatkan anak tidak terbiasa untuk berfikir kritis.
Proses pembelajaran seperti inilah yang merupakan cirri pendidikan di
Negara berkembang, termasuk di Indonesia (Romberg, 1998; Armanto, 2001).
Untuk mengatasi permasalahan di atas, perlu diusahakan perbaikan
pembelajaran siswa dengan mengubah paradigma mengajar menjadi
paradigma belajar, yaitu pembelajaran yang lebih memfokuskan pada proses
pembelajaran yang mengaktifkan siswa untuk menemukan kembali (reinvent)
konsep-konsep, melakukan refleksi, abstraksi, formalisasi, dan aplikasi.
Proses mengaktifkan siswa ini dapat dikembangkan dengan
membiasakan anak menggunakan berfikir logis dalam setiap melakukan
kegiatan belajarnya. Kebiasaan yang dilakukan berulang-ulang akan
membentuk karakter anak dalam bagaimana berfikir, bagaimana berbuat, dan
bagaimana bertindak sebagai perwujudan aplikasi pemahaman untuk
menjawab segala bentuk kebutuhan dan persoalan yang dihadapinya. Oleh
karena itu, kepad aguru diharapkan secara dini dapat melakukan proses
pembelajaran yang dapat meningkatkan berfikir logis.
Untuk memahami apa yang dimaksud dengan berfikir logis dapat
dirujuk beberapa pendapat, antara lain Plato yang menyatakan bahwa berfikir
adalah berbicara dalam hati, atau Gieles dalam Mukhayat (2004) yang
mangartikan bahwa berfikir adalah berbicara dengan dirinya sendiri dalam
batin, yaitu mempertimbangkan, merenungkan, menganalisis, membuktikan
sesuatu, menunjukkan alas an-alasan, menarik kesimpulan, meneliti sesuatu
jalan pikiran, dan mencari bagaimana berbagai hal berhubungan satu sama
lain.
Kata logis yang sering digunakan seseorang ketika pendapat orang
lain tidak sesuai dengan pengambilan keputusan (tidak masuk akal) dari suatu
persoalan. Hal ini berarti bahwa dalam kata logis tersebut termuat suatu aturan
tertentu yang harus dipenuhi. Menurut Mukhayat (2004), kata logis
mengandung makna besar atau tepat berdasarkan aturan-aturan berfikir dan
kaidah-kaidah atau patokan-patokan umum yang digunakan untuk dapat
berfikir cepat.
Dalam matematika, kata logis erat kaitannya dengan penggunaan
aturan logika. Poedjawijatna (1992) mengatakan bahwa orang yang
berfikirlogis akan taat pada aturan logika. Logika berasal dari kata Yunani,
yaitu Logos yang berarti ucapan, kata, dan pengertian. Logika sering juga
disebut penalaran. Dalam logika dibutuhkan aturan-aturan atau patokan-
patokan yang perlu diperhatikan untuk dapat berfikir dengan tepat, teliti, dan
teratur sehingga diperoleh kebenaran secara rasional.
Befikir logis tidak terlepas dari dasar realitas, sebab yang difikirkan
adalah realitas, yaitu hokum realitas yang selaras dengan aturan berfikir. Dari
dasar realitas yang jelas dan dengan menggunakan hokum-hukum berfikir
akhirnya akan dihasilkan putusan yang dilakukan. Menurut Albrecht (1992),
agar seseorang sampai pada berfikir logis, dia harus memahami dalil logika
yang merupakan peta verbal yang terdiri dari tiga bagian dan menunjukkan
gagasan progresif, yaitu : (1) dasar pemikiran atau realitas tempat berpijak, (2)
argumentasi atau cara menempatkan dasar pemikiran bersama, dan (3)
simpulan atau hasil yang dicapai dengan menerapkan argumentasi pada dasar
pemikiran.
Dari uraian di atas terlihat bahwa terdapat perbedaan proses
menghafal dengan berfikir logis. Menghafal hanya mengacu pada pencapaian
kemampuan ingatan belaka, sedangkan berfikir logis lebih mengacu pada
pemahaman pengertian (dapat mengerti), kemampuan aplikasi, kemampuan
analisis, kemampuan sintesis, bahkan kemampuan evaluasi untuk membentuk
kecakapan (suatu proses).
Untuk dapat menghantar siswa pada kegiatan berfikir logis hendaknya
kepada siswa dibiasakan untuk selalu tanggap terhadap permasalahan yang
dihadapi dengan mencoba menjawab pertanyaan “mengapa”, “apa”, dan
“bagaiman”. Bagi siswa yang terbiasa dengan berfikir logis, pertanyaan seperti
di atas sudah sering ia dapatkan. Bahkan ia akan mencoba memahami apa arti
dari perkalian tersebut. Hal ini berarti bahwa siswa telah menangkap makna
atau pengertian dari soal tersebut.
Sebagai konsekuensinya perlu diperhatikan pendekatan pembelajaran
yang digunakan di kelas. Ruseffendi (2001) berpendapat bahwa untuk
membudayakan berfikir logis serta bersikap kritis dan kreatif proses
pembelajaran dapat dilakukan dengan pendekatan matematika realistik.
Selanjutnya dikatakan, jika kita (guru) rajin memperhatikan lingkungan dan
mengaitkan pembelajaran matematika dengan lingkungan maka besar
kemungkinan berfikir logis siswa itu akan tumbuh.
C. Sikap Siswa terhadap Matematika
Seperti telah diuraikan diatas, tujuan pendidikan matematika antara
lain adalah penekanannya pada pembentukan sikap siswa. Dengan kata lain,
dalam proses pembelajaran matematika perlu diperhatikan sikap positif siswa
terhadap matematika. Hal ini penting mengingat sikap positif terhadap
matematika berkorelasi positif dengan prestasi belajar matematika
(Ruseffendi, 1988).
Sikap merupakan suatu kecenderungan seseorang untuk menerima
atau menolak sesuatu, konsep, kumpulan ide, atau kelompok individu.
Matematika dapat diartikan sebagai suatu konsep atau ide abstrak yang
penalarannya dilakukan dengan cara deduktif aksiomatik. Hal ini dapat
disikapi oleh siswa secara berbeda-beda, mungkin menerima dengan baik atau
sebaliknya. Dengan demikian, sikap siswa terhadap matematika adalah
kecenderungan untuk menerima atau menolak matematika.
Berkaitan dengan sikap positif siswa terhadap matematika, beberapa
pendapat, antara lain Ruseffendi (1988), mangatakan bahwa anak-anak
menyenangi matematika hanya pada permulaan mereka berkenalan dengan
matematika yang sederhana. Makin tinggi tingkatan sekolahnya dan makin
sukar matematika yang dipelajarinya akan semakin berkurang minatnya.
Menurut Begle (1979), siswa yang hampir mendekati sekolah menengah
mempunyai sikap positif terhadap matematika yang secara perlahan menurun.
Siswa yang memiliki sikap positif terhadap matematika memiliki cirri
antara lain terlihat sungguh-sungguh dalam belajar matematika,
menyelesaikan tugas dengan baik dan tepat waktu, berpartisipasi aktif dalam
diskusi, mengerjakan tugas-tugas pekerjaan rumah dengan tuntas, dan selesai
pada waktunya.
Dengan demikian, untuk menumbuhkan sikap positif terhadap
matematika, perlu diperhatikan agar penyampaian matematika dapat
menyenangkan, mudah dipahami, tidak menakutkan, dan tunjukkan bahwa
matematika banyak kegunaannya. Oleh karena itu, materi harus dipilih dan
disesuaikan dengan lingkungan yang berkaitan dengan kahidupan sehari-hari
(kontekstual) dan tingkat kognitif siswa, dimulai dengan cara-cara informal
melalui pemodelan sebelum dengan cara formal. Hal ini sesuai dengan
karakteristik pendekatan matematika realistik.
D. Tinjauan hasil-hasil penelitian terdahulu berkaitan dengan masalah dan
tindakan perbaikan
Matematika realistik dikembangkan berdasarkan pandangan
Freudenthal yang berpendapat bahwa matematika merupakan kegiatan
manusia yang lebih manekankan aktivitas siswa untuk mencari, menemukan,
dan membangun sendiri pengetahuan yang diperlukan sehingga pembelajaran
menjadi terpusat pada siswa (Soedjadi, 2004). Matematika Realistik pertama
kali dikembangkan oleh Institut Freudenthal di Negeri Belanda dan telah
menempatkan Negara tersebut pada posisi ke-7 dari 38 negara peserta TIMSS
tahun 1999 (Mullis et al.,2000). Matematika Realistik juga telah diadopsi oleh
banyak negara maju seperti Inggris, Jerman, Denmark, Spanyol, Portugal,
Afrika Selatan, Brasilia, Amerika Serikat, Jepang, dan Malaysia (de Lange,
1966; Zulkardi, 2001). Salah satu hasil yang dicapai oleh Negara-negara
tersebut adalah prestasi siswa yang meningkat, baik secara nasional maupun
internasional (Romberg, 1998).
Hasil studi di Puerto Rico menyebutkan bahwa prestasi siswa yang
mengikuti program pembelajaran matematika dengan pendekatan matematika
realistik berada pada persentil ke-90 ke atas (Turmudi, 2004; Haji, 2005),
suatu prestasi yang sangat fantastis untuk mata pelajaran matematika yang
banyak dipandang siswa sebagai mata pelajaran yang sangat menakutkan dan
membosankan.
Di Indonesia, beberapa hasil penelitian, antara lain yang dilakukan
Fauzan (2002), menemukan bahwa hasil pembelajaran geometri siswa kelas
IV dan V SD dengan pendekatan matematika realistik pada tes akhir lebih
tinggi daripada pembelajaran secara tradisional. Demikian juga hasil
penelitian Armanto (2002) yang menemukan bahwa hasil pembelajaran
perkalian dan pembagian bilangan besar siswa kelas IV SD dengan
pendekatan matematika realistik lebih baik daripada pembelajaran secara
tradisional.
Menurut Turmudi (2004), pembelajaran matematika dengan
pendekatan matematika realistik sekurang-kurangnya telah mengubah minat
siswa menjadi lebih positif dalam belajar matematika. Hal ini berarti bahwa
pemdekatan matematika realistik dapat mengakibatkan adanya perubahan
pandangan siswa terhadap matematika dari matematika yang menakutkan dan
membosankan ke matematika yang menyenangkan sehingga keinginan untuk
mempelajari matematika semakin besar.
Ide utama dari pendekatan matematika realistik adalah bahwa siswa
harus diberi kesempatan untuk menemukan kembali (reinvent) ide dan konsep
matematika dengan bimbingan orang dewasa melalui penjelajahan berbagai
situasi dan persoalan-persoalan dunia nyata atau real world (Gravemeijer,
1994). Menurut De Lange (1996) dan Suharta (2004), proses pengembangan
konsep dan ide matematika yang dimulai dari dunia nyata disebut
Mematematikasi Konsep dan memiliki model skematis proses belajar.
Gambaran proses belajar di atas tidak mempunyai titik akhir. Hal ini
menunjukkan bahwa proses lebih penting daripada hasil akhir, sedangkan titik
awal proses belajar menekankan pada konsepsi yang sudah dikenal siswa. Hal
ini disebabkan oleh asumsi bahwa setiap siswa memiliki konsep awal tentang
ide-ide matematika. Setelah siswa terlibat secara bermakna dalam proses
belajar, ia dapat ditingkatkan ke tingkat yang lebih tinggi untuk secara aktif
membangun pengetahuan baru.
Kajian teori yang telah dikemukanan di atas maupun hasil penelitian
yang telah dilakukan baik di dalam negeri maupun di luar negeri menunjukkan
bahwa pendekatan matematika realistik layak dipertimbangkan untuk
digunakan di jenjang pendidikan dasar di Indonesia dalam rangka untuk
meningkatkan berfikir logis dan hasil belajar siswa terhadap matematika yang
pada akhirnya dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam matematika.
E. Karangka Berfikir
Perubahan paradigma pembelajaran dari pandangan mengajar ke
pandangan belajar atau pembelajaran yang berpusat pada guru ke pembelajara
yang berpusat pada siswa membawa konsekuensi perubahan yang mendasar
dalam proses pembelajaran di kelas.
Perubahan tersebut menuntut agar guru tidak lagi sebagai sumber
informasi, melainkan sebagai teman belajar. Siswa dipandang sebagai
makhluk yang aktif dan memiliki kemampuan untuk membangun
pengetahuannya sendiri.
Untuk mendukung proses pembelajaran yang sesuai dengan perubahan
tersebut dan sesuai dengan tujuan pendidikan matematika, diperlukan suatu
pengembangan materi pelajaran matematika yang difokuskan pada aplikasi
dalam kehidupan sehari-hari (kontekstual) dan disesuaikan dengan tingkat
kognitif siswa, serta penggunaan metode evaluasi yang terintegrasi pada
proses pembelajaran tidak hanya berupa tes pada akhir pembelajaran (formatif
atau sumatif) (Subandar : 2001). Ditinjau dari perubahan kurikulum yang saat
ini sedang diberlakukan, yaitu Kurikuluk 2004, pendekatan matematika
realistik adalah salah satu pendekatan pembelajaran yang sesuai dengan
perubahan tersebut.
Melalui pendekatan matematika realistik diharapkan mampu
menigkatkan hasil belajar dan cara berfikir logis siswa kelas III terhadap
matematika sub pokok bahasan pengerjaan hitung bilangan di SDN Nganti 02
Kecamatan Ngraho Kabupaten Bojonegoro.
BAB III
PELAKSANAAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN
A. Lokasi dan Subyek Penelitian
Setting penelitian dan karekteristik subyek penelitian. Pada bagian ini
disebutkan dimana penelitian tersebut dilakukan, di kelas berapa dan
bagaimana karakteristik dari kelas tersebut seperti komposisi siswa.
Penelitian dilakukan di SDN Nganti 02 Kecamatan Ngraho Kabupaten
Bojonegoro. Waktu penelitian siswa kelas III terhadap matematika sub pokok
bahasan pengerjaan hitung bilangan melalui pendekatan matematika realistik
di SDN Nganti 02 Kecamatan Ngraho Kabupaten Bojonegoro dilaksanakan
dalam jangka waktu dari tanggal 28 Juli 2010 sampai dengan tanggal 25
Agustus 2010 semester 1 Tahun Periode 2010/2011. untuk pembelajaran
perbaikan pada siklus pertama dilaksanakan pada hari rabu tanggal 11 Agustus
2010. adapun untuk pembelajaran matematika sub pokok bahasan pengerjaan
hitung bilangan melalui pendekatan matematika realistik siklus II
dilaksanakan pada hari rabu tanggal 18 Agustus 2010. sementara yang
menjadi subyek penelitian adalah kelas III SDN Nganti 02 sebanyak 18 siswa
Putra 7 anak dan putrid 11 anak.
B. Prosedur Penelitian
Pada bagian ini ditentukan variabel-variabel penelitian yang dijadikan
focus utama untuk menjawab permasalahan yang dihadapi. Variabel tersebut
dapat berupa (1) variabel input yang terkait dengan siswa, guru, bahan
pelajaran, sumber belajar, prosedur evaluasi, lingkungan belajar, dan lain
sebagainya; (2) variabel proses pelanggaran KBM seperti interaksi belajar
mengajar, ketrampilan bertanya, guru, gaya belajar guru, cara belajar siswa,
implementasi pendekatan matematika realistik mengajar di kelas II SD, dan
sebagainya, dan (3) variabel output seperti rasa keingintahuan siswa,
kemapuan siswa mengaplikasikan pengetahuan, motivasi siswa, hasil belajar
siswa, sikap terhadap pengalaman belajar yang telah digelar melalui tindakan
perbaikan dan sebagainya.
Pada bagian rencana tindakan ini digambarkan untuk meningkatkan
pembelajaran, langkah-langkah pokok yang ditempuh pada siklus pertama dan
siklus-siklus berikutnya adalah sebagai berikut:
1. Penetapan fokus permasalahan
2. Perencanaan tindakan
3. Pelaksanaan tindakan
4. Pengumpulan data (Pengamatan/observasi)
5. Refleksi (analisis dan interpretasi)
6. Perencanaan tindak lanjut
Langkah-langkah kegiatan PKP digambarkan sebagaimana berikut:
1. Perencanaan, yaitu persiapan yang dilakukan sehubungan dengan PTK
yang diprakarsai seperti penetapan tindakan, pelaksanaan tes diagnostic
untuk menspesifikasi masalah, pembuatan skenario pembelajaran,
pengadaan alat-alat dalam rangka implementasi PTK, dan lain-lain yang
terkait dengan pelaksanaan tindakan perbaikan yang ditetapkan.
Disamping itu juga diuraikan alternative-alternatif solusi yang akan
dicobakan dalam rangka perbaikan masalah.
2. Implementasi Tindakan, yaitu deskripsi tindakan yang akan dilakukan.
Skenario kerja tindakan perbaikan dan prosedur tindakan yang akan
diterapkan.
3. Observasi, yaitu uraian tentang prosedur perekaman dan penafsiran data
mengenai proses dan produk dari implementasi tindakan perbaikan yang
akan dirancang. Dalam tahap observasi nantinya akan dibantu oleh teman
sejawat yang memiliki tugas sebagai pemberi saran, merekam dan
mengamati selama pelaksanaan perbaikan pembelajaran, membantu
pelaksanaan prosedur Penelitian yang akan direncanakan. Adapun data-
data yang sudah diobservasi kemudian diadakan kegiatan berupa :
a. Pengumpulan data-data. Pada bagian ini ditunjukkan dengan jelas jenis
data yang akan dikumpulkan dan berkenaan dengan baik proses
maupun dampak tindakan perbaikan yang digelar, yang akan
digunakan sebagai dasar untuk menilai keberhasilan atau kekurangan
keberhasilan tindakan perbaikan pembelajaran yang dicobakan.
Format data dapat bersifat kualitatif, kuantitatif, atau kombinasi
keduanya.
b. Analisis, yaitu uraian permasalahan/pemeriksaan data denganteliti.
c. Interpretasi
1) Memberi prosentasi rata-rata nilai keseluruhan (klasikal) dari
materi yang dinilai. Data yang berhasil dikumpulkan kemudian
dianalisis dengan statistic menggunakan teknik distribusi frekuensi
dengan rumus dat-data yang telah dikumpulkan ke dalam bentuk
tabel-tabel dengan pedoman:
Prosentase Ketuntasan Belajar = X 100
Prosentase rata-rata skor = X 100
2) Indikator kinerja, pada bagian ini tolok ukur keberhasilan tindakan
perbaikan ditetapkan secara eksplisit sehingga memudahkan
verifikasinya. Batasan indicator yang ditetapkan antara lain:
a) Jika rata-rata prosentasi siswa yang dapat meningkat sebanyak
> 80% (untuk nilai rata-rata kelas) dan
Jumlah siswa yang tuntas
Jumlah seluruh siswa
Jumlah skor yang diperoleh
Jumlah skor maksimal ideal
b) Untuk jumlah siswa yang memperoleh nilai cukup (70) atau
standar minimal mencapai > 80%.
d. Refleksi
Merefleksikan hasil interpestasikan data yang diperoleh dari
perbaikan pembelajaran yang sudah dilakukan. Tujuan refleksi adalah
adalah untuk menyadari kekuatan dan kelemahan yang dimiliki guru
dalam kegiatan pebelajaran yang dikelolanya. Hasil refleksi yang
digunakan sebagai dasar untuk merencanakan perubahan atau
perbaikan yang sebaiknya dilakukan dalam pembelajaran dengan
mempertimbangkan hal-hal yang terjadi.
Dari hasil refleksi kekeurangan awal pembelajaran tidak sedikit
siswa kelas III di SDN Nganti 02 yang memandang matematika
sebagai suatu mata pelajaran yang sangat membosankan,
menyeramkan, bahkan menakutkan. Banyak siswa kelas III di SDN
Nganti 02 yang berusaha menghindari mata pelajaran tersebut. Hal ini
jelas sangat berakibat buruk bagi perkembangan pendidikan
matematika ke depan. Oleh karena itu, perubahan proses pembelajaran
matematika yang menyenangkan harus menjadi prioritas utama.
Begitu juga dengan hasil perolehan nilai Matematika yang diperoleh
siswa sangat minim, hal ini dapat dilihat dari hasil data yang diperoleh
yaitu ternyata hanya 8 siswa (44,4%) dari 18 siswa kelas III di SDN
Nganti 02 yang siap untuk belajar, diantaranya 27,8% yang menguasai
materi dan 16,7% hampir mengenal pemahaman materi, sementara 10
orang siswa yang tidak berhasil (55,6%) dalam belajar, hal ini dinilai
hasil evaluasi kelas yang dianggap rendah.
BAB IV
LAPORAN HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Diskripsi Persiklus
1. Siklus I
a. Tahap Perencanaan
1) Penelitian ini diawali dengan mengadakan diskusi dengan teman
sejawat mengenai masalah pembelajaran yang telah lalu.
2) Peneliti bersama-sama teman sejawat mendiskusikan kemingkinan
tindakan yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah
matematika pada sub pokok bahasan “pengerjaan hitung bilangan”.
3) Menyusun Rencana perbaikan pembelajaran (RPP) siklus I dengan
menyesuaikan silabus kurikulum 2006, beserta menetapkan
perangkat-perangkatnya.
4) RPP yang telah dibuat beserta perangkat pembelajarannya.
5) Menyusun LKS masalah matematika.
b. Tahap Kegiatan dan Pelaksanaan
Adapun proses belajar mengajar melalui pendekatan matematika
realistik di SDN Nganti 02 Kecamatan Ngraho Kabupaten Bojonegoro
mengacu kepada rencana perbaikan pembelajaran matematika kelas III
pada sub pokok bahasan pengerjaan hitung bilangan, yang telah
dipersiapkan. Berikut disajikan aspek-aspek rencana (skenario) tindkan
yang dilakukan pada perbaikan pembelajaran matematika kelas III pada
sub pokok bahasan pengerjaan hitung bilangan melalui pendekatan
matematika realistik di SDN Nganti 02 Kecamatan Ngraho Kabupaten
Bojonegoro siklus I pada kegiatan inti pembelajaran:
a)Bertanya jawab tentang nilai mata uang yang ditunjukkan guru.
b)Siswa menyebutkan ciri-ciri mata uang yang nilainya.
c)Siswa menghitung nilai sekelompok mata uang yang beragam nilainya.
d)Siswa menyebutkan nilai sekelompok mata uang yang disebutkan guru.
e)Dengan Tanya jawab, siswa menyebutkan kesetaraan nilai mata uang
dengan berbagai satuan uang lainnya.
f) Siswa bermain tukar-menukar uang dengan model uang dari kertas.
g)Mengingat tentang kesetaraan nilai mata uang.
h)Bertanya jawab tentang harga barang yang dibeli atau dijual di warung.
i) Siswa bermain jual beli dengan model uang dari kertas.
j) Dengan bimbingan guru, siswa menentukan harga sekelompok barang
dari hasil permainan jual beli.
k)Siswa menentukan banyaknya uang kembalian jika pembayaran pada
permainan jual beli dengan uang lebih (utuh).
c. Tahap Pengamatan/Pengumpulan Data
Setelah guru mengadakan pembelajaran sebagaimana yang telah
direncanakan sebelumnya, selanjutnya pada siklus I guru mengadakan
hasil tes evaluasi akhir guna mengetahui seberapa jauh penguasaan dan
pemahaman siswa pada matematika kelas III pada sub pokpok bahasab
pengerjaan hitung bilangan di SDN Nganti 02. hasil perolehan nilai
siswa dapat kita ketahui dengan mengamati dan melihat pada tabel 1:
Tabel 1Nilai Hasil Evaluasi Siswa Kelas III
No. NIM Nilai1. 1723 902. 1733 403. 1738 704. 1733 605. 1721 256. 1728 1007. 1729 508. 1734 1009. 1740 7010. 1732 7011. 1731 8012. 1726 9013. 1743 6014. 1736 10015. 1727 7016. 1722 4017. 1725 8018. 1727 80
Jumlah skor 1300Jumlah nilai maksimal 1800
Setelah mengamati hasil nilai diatas, kemudian memprosentasikan
hasil tersebut ke dalam sebuah tabel untuk mengetahui seberapa besar
ketuntasan individual dan klasikal siswa kelas III dalam memahami
pembelajaran matematika pada sub pokok bahasan pengerjaan hitung
bilangan di SDN Nganti 02 selama pembelajaran berlangsung, hal
tersebut dapat kita lihat melalui tabel di bawah ini:
Tabel 2Presentasi Hasil Evaluasi Akhir Siswa
INTERVALSiklus I
Frekuensi Prosentasi<50 3 16.7
50-60 3 16.770-80 7 38.990-100 5 27.8Jumlah 18 100%
Tabel 3Data Nilai Siswa Yang Mencapai Ketuntasan Belajar Dan Rata-Rata Skor
No Uraian Siklus I1. Siswa yang tuntas belajar 122. Jumlah seluruh siswa 183. Rata-rata kelas 72.2%4. Ketuntasan klasikal 66,7%
Berdasarkan pengamatan teman sejawat mengenai instrumen
aktivitas siswa Data Aktivitas Sikap Negatif Siswa dan Aktivitas Sikap
Posotif Siswa yang dpat kita amati pada tabel berikut ini:
Tabel 4Data Aktivitas Sikap Negatif Siswa
No KomponenSiklus I
Siswa yang nampak Prosentasi1. Ngobrol 2 anak 11,12. Mengganggu teman 1 anak 5,63. Melamun/mengantuk 2 anak 11,14. Keluar masuk kelas 3 anak 16,75. Main saat belajar 0 0
Tabel 5Data Aktivitas Sikap Positif Siswa
No KomponenSiklus I
Siswa yang nampak Prosentasi1. Bertanya pada guru 2 anak 11,12. Ketepatan menjawab pertanyaan guru 5 anak 27,783. Membantu temannya yang mendapat
kesulitan2 anak 11,1
4. Kecapatan mengumpulkan tugas 10 anak 55,65. Keberanian mengangkat tangan untuk
maju kedepan8 anak 44,4
Teman sejawat selaku pengamat juga harus mengobservasi
terhadap aktivitas guru dalam menerapkan pendekatan matematika
realistik. Adapun data hasil pengamatan terhadap aktivitas guru pada
siklus I dapat kita lihat pada tabel berikut ini:
Tebel 6
INSTRUMEN PENGAMATAN TERHADAP GURU
No Aspek yang diamatiSkor
100 90 80 70 601. Mengkomunikasikan tujuan pembelajaran √2. Menghubungkan dengan pelajaran yang lalu √3. Menghubungkan materi dengan lingkungan
sehari-hari untuk memotivasi siswa√
4. Menguasai materi pelajaran dengan baik √5. Kesesuaian materi yang dibahas √6. Berperan sebagai fasilitator √7. Mengajukan pertanyaan pada siswa √8. Memberi waktu tunggu pada siswa untuk
menjawab pertanyaan√
9. Memberi kesempatan siswa untuk bertanya √10. Menguasai penggunaan alat dan bahan praktik √11. Kejelasan menyapaikan konsep √12. Memberi contoh konkrit dalam kehidupan
sehari-hari√
13. Memberi motovasi dan penguatan √14. Membimbing siswa membuat kesimpulan √15. Mengaitkan materi dengan pelajaran √16. Memberi tugas evaluasi pada siswa √
JUMLAH 5 2 2 5 2
Nilai Prosentasi dari hasil penilaian 16 aspek100 31,25%90 12,5%80 12,5%70 31,25%60 12,5%
Keterangan : nilai 100 apabila dianggap bahwa cara melakukan aspek aktifitas
sagat tepat, skor 90 bila tepat, skor 80 bila agak tepat, skor 70 bila
tidak tepat, dan skor 60 bila sangat tidak tepat/tidak dilakukan.
Jika kita amati dengan seksama daripada data-data yang telah
dikumpulkan dan dianalisis sebelumnya, maka dapat kita berikan
gambaran hasil aktivitas guru dan siswa beserta hasil evaluasinya di bawah
ini:
a) Sebagian kecil siswa masih ada yang ngobrol 11,1%, mengganggu
teman 5,6%, keluar masuk kelas 16,7%, melamun/mengantuk 11,1%.
b) Sikap siswa yang mau mengajukan pertanyaan kepada guru sekitar
11,1%, ketepatan menjawab pertanyaan guru 27,8%, membantu
temannya yang mendapat kesulitan 11,1%, kecepatan menumpulkan
tugas 55,6%, keberanian mengemukakan pendapat 44,4%.
c) Sebagian besar dari 16 aspek aktivitas guru yang mendapat kriteria
penilaian sangat tepat dan kriteria tepat yaitu hanya sekitar 43,7%,
diantaranya: kriteria penilaian “sangat tepat” 31,2% dalam memberi
tugas evaluasi pada siswa, memberi kesempatan siswa untuk
bertanya, memberi waktu tunggu pada siswa untuk menjawab
pertanyaan, mengkomunikasikan tujuan pembelajaran, mengajukan
pertanyaan pada siswa. Sementara kriteria penilaian “tepat” 12,5%.
Adapun aktivitas aspek guru yang perlu ditingkatkan yaitu yang
mendapat kriteria penilaian “agak tepat” sekitar 12,5%. Aktivitas
guru yang perlu diperhatikan dan harus diperbaiki ada 7 aspek
(43,7%), dimana dinilai kurang tepat ada nampak dilakukan
diantaranya: membimbing siswa membuat kesimpulan, memberi
motivasi dan penguatan, mengasai penggunaan alat dan bahan
praktik, mengaitkan materi dengan pelajaran yang akan datang,
kejelasan menyajikan konsep, kesesuaian materi yang dibahas dengan
indicator, mengasai materi pelajaran.
d) Hasil tes evaluasi akhir penguasaan dan pemahaman siswa diuraikan
dengan pembahasan sebagai berikut:
1) Siswa tuntas belajar ada 12 (66,7%) diantaranya nilai 70-80 ada 7
siswa (38,9%) dan nilai 90-100 ada 5 siswa (27,8%).
2) Rata-rata kelas : 77,2% hal ini melebihi dari standar yang
ditetapkan 70%
3) Ketuntasan siswa : menurut perhitungan sekitar 66,7% hal ini
berarti belum mencapai nilai ketuntasan klasikal >85% sehingga
perlu ada perbaikan lagi agar hasil yang ingin dicapai dapat
terpenuhi.
d. Tahap Refleksi
Berdasarkan pengamatan terhadap data-data yang ada, maka
perbaikan pembelajaran yang dihasilkan dari siklus I, memiliki:
Kekurangan:
1. Sikap siswa belum terkendali sepenuhnya dan perhatian siswa
cencerung tidak fokus.
2. siswa tidak dapat melihat hubungan antara topic yang satu dengan
lainnya.
3. penjelasan guru terlalu mengembang dan tidak terfokus pada pokok
permasalahan.
4. siswa tidak diarahkan untuk mengembangkan sikap, minat serta
potensi dasar siswa.
Kelebihan:
1. Hasil evaluasi belajar meningkat jika disbanding dengan
sebelumnya.
2. Ketrampilan guru mengenai efisiensi pertanyaan/Tanya jawab
sangat nampak bagus
3. Media yang digunakan juga cukup jelas dan sesuai kriteria
2. Siklus II
a. Tahap Perencanaan
1) Penelitian ini diawali dengan mengadakan diskusi dengan teman
sejawat menyangkut masalah pembelajaran perbaikan siklus I.
2) Peneliti bersama-sama teman sejawat mendiskusikan kemingkinan
tindakan yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah yang
diadapi siswa.
3) Menyusun Rencana perbaikan pembelajaran (RPP) siklus II dengan
menyesuaikan silabus kurikulum 2006, beserta menetapkan
perangkat-perangkatnya.
4) Mempersiapkan media konkrit yang dibutuhkan.
5) Membuat format-format penilaian observasi dan hasil evaluasi
akhir.
6) Mempersiankan LKS.
b. Tahap Kegiatan dan Pelaksanaan
Adapun proses belajar mengajar melalui pendekatan matematika
realistik di SDN Nganti 02 Kecamatan Ngraho Kabupaten Bojonegoro
mengacu kepada rencana perbaikan pembelajaran matematika kelas III
pada sub pokok bahasan pengerjaan hitung bilangan, yang telah
dipersiapkan. Pada tahapan ini rancangan stategi dan skenario
pembelajaran ditetapkan.
Berikut disajikan aspek-aspek rencana (skenario) tindkan yang
dilakukan pada perbaikan Siklus II pembelajaran matematika kelas III
pada sub pokok bahasan pengerjaan hitung bilangan melalui pendekatan
matematika realistik di SDN Nganti 02 Kecamatan Ngraho Kabupaten
Bojonegoro, sebelumnya pada awal pembelajaran guru memotivasi siswa
dengan mengarah kepada kata-kata materi ini berguna bagi seorang kasir,
bagi pedagang dan para petugas bank. Selanjutnya pada kegiatan inti
pembelajaran :
1) Bertanya jawab tentang nilai mata uang yang ditunjukkan guru.
2) Siswa menyebutkan ciri-ciri mata uang yang nilainya.
3) Siswa menghitung nilai sekelompok mata uang yang beragam
nilainya.
4) Siswa menyebutkan nilai sekelompok mata uang yang disebutkan
guru.
5) Dengan Tanya jawab, siswa menyebutkan kesetaraan nilai mata
uang dengan berbagai satuan uang lainnya.
6) Siswa bermain tukar-menukar uang dengan model uang dari kertas.
7) Mengingat tentang kesetaraan nilai mata uang.
8) Bertanya jawab tentang harga barang yang dibeli atau dijual di
warung.
9) Siswa bermain jual beli dengan model uang dari kertas.
10) Dengan bimbingan guru, siswa menentukan harga sekelompok
barang dari hasil permainan jual beli.
11) Siswa menentukan banyaknya uang kembalian jika pembayaran
pada permainan jual beli dengan uang lebih (utuh).
c. Tahap Pengamatan/Pengumpulan Data
Setelah guru mengadakan pembelajaran sebagaimana yang telah
direncanakan sebelumnya, selanjutnya pada siklus II guru mengadakan
hasil tes evaluasi akhir guna mengetahui seberapa jauh penguasaan dan
pemahaman siswa pada matematika kelas III pada sub pokpok bahasan
pengerjaan hitung bilangan di SDN Nganti 02.
Adapun hasil perolehan nilai siswa dapat kita ketahui dengan
mengamati dan melihat pada tabel 7:
Tabel 7
Nilai Hasil Evaluasi Siswa Kelas III
NIM Nilai1723 1001733 701738 801733 901721 601728 100
1729 701734 1001740 901732 801731 1001726 901743 901736 1001727 1001722 701725 901727 100
Jumlah skor 1580Jumlah nilai maksimal 1800
Setelah mengamati hasil nilai diatas, kemudian memprosentasikan
hasil tersebut ke dalam sebuah tabel untuk mengetahui seberapa besar
ketuntasan individual dan klasikal siswa kelas III dalam memahami
pembelajaran matematika pada sub pokok bahasan pengerjaan hitung
bilangan di SDN Nganti 02 selama pembelajaran berlangsung, hal
tersebut dapat kita lihat melalui tabel di bawah ini:
Tabel 8Presentasi Hasil Evaluasi Akhir Siswa
INTERVALSiklus I
Frekuensi Prosentasi<50 0 0
50-60 1 5,670-80 5 27,890-100 12 66,7Jumlah 18 100%
Tabel 9Data Nilai Siswa Yang Mencapai Ketuntasan Belajar Dan Rata-Rata Skor
No Uraian Siklus I1. Siswa yang tuntas belajar 172. Jumlah seluruh siswa 183. Rata-rata kelas 87,7%4. Ketuntasan klasikal 94,4%
Berdasarkan pengamatan teman sejawat mengenai instrumen
aktivitas siswa Data Aktivitas Sikap Negatif Siswa dan Aktivitas Sikap
Posotif Siswa yang dpat kita amati pada tabel berikut ini:
Tabel 10Data Aktivitas Sikap Negatif Siswa
No KomponenSiklus I
Siswa yang nampak Prosentasi1. Ngobrol 0 0%2. Mengganggu teman 0 0%3. Melamun/mengantuk 1 anak 5,6%4. Keluar masuk kelas 1 anak 5,6%5. Main saat belajar 0 0%
Tabel 11
Data Aktivitas Sikap Positif Siswa
No KomponenSiklus I
Siswa yang nampak Prosentasi1. Bertanya pada guru 4 anak 22,2%2. Ketepatan menjawab pertanyaan guru 11 anak 61,1%3. Membantu temannya yang mendapat
kesulitan3 anak 16,7%
4. Kecapatan mengumpulkan tugas 13 anak 72,2%5. Keberanian mengangkat tangan untuk
maju kedepan12 anak 66,7%
Disini teman sejawat selaku pengamat juga mengadakan
pengamatan terhadap aktivitas guru dalam menerapkan pendekatan
matematika realistik. Adapun data hasil pengamatan terhadap aktivitas
guru pada siklus II dapat kita lihat pada tabel berikut ini:
Tebel 12
INSTRUMEN PENGAMATAN TERHADAP GURU
No Aspek yang diamatiSkor
100 90 80 70 601. Mengkomunikasikan tujuan pembelajaran √2. Menghubungkan dengan pelajaran yang lalu √3. Menghubungkan materi dengan lingkungan
sehari-hari untuk memotivasi siswa√
4. Menguasai materi pelajaran dengan baik √
5. Kesesuaian materi yang dibahas √6. Berperan sebagai fasilitator √7. Mengajukan pertanyaan pada siswa √8. Memberi waktu tunggu pada siswa untuk
menjawab pertanyaan√
9. Memberi kesempatan siswa untuk bertanya √10. Menguasai penggunaan alat dan bahan praktik √11. Kejelasan menyapaikan konsep √12. Memberi contoh konkrit dalam kehidupan
sehari-hari√
13. Memberi motovasi dan penguatan √14. Membimbing siswa membuat kesimpulan √15. Mengaitkan materi dengan pelajaran √16. Memberi tugas evaluasi pada siswa √
JUMLAH 8 5 2 1 0
Nilai Prosentasi dari hasil penilaian 16 aspek100 50%90 31,25%80 12,5%70 6,25%60 0%
Keterangan : nilai 100 apabila dianggap bahwa cara melakukan aspek aktifitas
sagat tepat, skor 90 bila tepat, skor 80 bila agak tepat, skor 70 bila
tidak tepat, dan skor 60 bila sangat tidak tepat/tidak dilakukan.
Jika kita amati dengan seksama daripada data-data yang telah
dikumpulkan dan dianalisis sebelumnya, maka dapat kita berikan
gambaran hasil aktivitas guru dan siswa beserta hasil evaluasinya di bawah
ini:
1. hanya 1 siswa ngantuk dan 1 siswa mencoba keluar masuk namun
segera guru mengawasi dan mengurnya
2. Sikap siswa yang mau mengajukan pertanyaan kepada guru sekitar
22,2%, ketepatan menjawab pertanyaan guru 61,18%, membantu
temannya yang mendapat kesulitan 16,7%, kecepatan menumpulkan
tugas 72,2%, keberanian untuk maju kedepan 66,7%.
3. Sebagian besar dari 16 aspek aktivitas guru yang mendapat kriteria
penilaian sangat tepat dan kriteria tepat yaitu hanya sekitar 81,25%.
Adapun kriteria penilaian sanga tepat 8 poin (50%), seperti memberi
tugas evaluasi pada siswa, memberi kesempatan siswa untuk bertanya,
memberi waktu tunggu pada siswa untuk menjawab pertanyaan,
mengajukan pertanyaan pada siswa, berperan sebagai fasilitator,
kesesuaiman materi yang dibahas, menghubungkan dengan pelajaran
yang lalu, menguasai materi pelajaran dengan baik. Kriteria penilaian
“tepat”rata-rata 31,25%. Sementara aktivitas aspek guru yang perlu
dikembangkan yaitu yang mendapat kriteria penilaian “agak tepat”
tidak terlalu banyak sekitar 3 aspek seperti menghubungkan materi
dengan lingkungan sehari-hari untuk memotivasi siswa, kejelasan
menyiapkan konsep, mengaitkan materi dengan pelajaran. Dari 16
aspek penilaian aktivitas guru, hampir semuanya dilaksanakan oleh
guru dengan cukup baik pada saat pembelajaran berlangsung sehingga
pengamat tidak ada memberikan keriteria buruk.tidak dilaksanakan.
4. Hasil tes evaluasi akhir siklus II, penguasaan dan pemahaman siswa
materi pembelajaran matematika tentang hitung bilangan yang telah
dipelajari siswa kelas III di SDN Nganti 02 Kecamatan Ngraho,
Kabupaten Bojonegoro mengalami peningkatan daripada pada proses
pembelajaran siklus I dengan pembahasan sebagai berikut:
1) Siswa tuntas belajar 17 (94,4%) siswa dari 18 siswa diantaranya
nilai 70-80 ada 5 siswa (27,7%) dan nilai 90-100 ada 12 siswa
(66,7%).
2) Rata-rata kelas : 87,8% hal ini melebihi dari standar yang
ditetapkan 70%
3) Ketuntasan siswa : menurut perhitungan sekitar 94,4% hal ini
berarti rata-rata siswa yang tuntas belajar mampu mencapai nilai
ketuntasan klasikal >85% sehingga perbaikan bisa dikatakan telah
mengalami keberhasilan yang cukup memuaskan dan lebih baik
jika dibandingkan perbaikan pembelajaran siklus I.
d. Tahap Refleksi
Berdasarkan pengamatan terhadap data-data yang ada, maka dapat
penulis uraikan penjelasan pembelajaran yang dihasilkan dari siklus II
yaitu sebagai berikut:
Kekurangan:
1) Guru masih belum jelas dan kurang mempu mengaitkan materi.
2) Guru terlalu mengejar target sehingga ketepatan dalam
menggunakan waktu seefisien mungkin.
Kelebihan:
1) Guru sudah mulai nampak bagus dalam melaksanakan langkah-
langkah pembelajaran.
2) Siswa cukup disiplin dan memiliki antusias serius yang lebih jeli
dalam memperhatikan penjelasan guru.
3) Siswa juga lebih cermat dalam berfikir secara nyata.
B. Pembahasan Persiklus
Pada siklus I kriteria penilaian aktivitas guru yang dinilai cukup
rendah ada sekitar 7 aspek (43,75%) sementara pada siklus II hanya 1 aspek
saja (6,25%), hal ini disebabkan pada siklus I guru masih mengadakan
penyesuaian dalam menerapkan model pembelajaran yang dilaksanakan,
disamping kurangnya wawasan guru mengenai konsep materi yang ada.
Sementara dari aktivitas siswa masih ada sikap yang kurang disiplin dan pasif
selama pembelajaran siklus I, dikarenakan guru tidak peduli dan kurangnya
pengawasan dan ketegasan untuk disiplin akhirnya siswa merasa dibiarkan,
alternatif lain bisa juga dikarenakan guru yang tidak mau ambil pusing dengan
sikap siswa sehingga guru hanya terfokus pada tanggung jawab mengajar saja.
Siswa tidak diarahkan untuk menguasai pemahaman tentang materi.
Banyaknya siswa yang masih bersikap rendah dan guru yang kurang
cermat dalam hal penerapan model pembelajaran, pada akhirnya prestasi siswa
siklus I dominant cukup rendah. Pada siklus II siswa yang dianggap siap untuk
belajar dan bisa dibilang mampu memahami materi sekitar 94,4%, hal ini
menunjukkan adanya peningkatan daripada pembelajaran di siklus I hanya
sekitar 66,7%. Dalam hal ini guru disarankan oelh teman sejawat sebaiknya:
1. Pada siklus I lebih mengadakan pendekatan pada siswa sebagaimana pada
siklus II.
2. Pada siklus I lebih memperdalam lagi wawasan pengetahuan tentang
langkah-langkah perencanaan kegiatan inti agar lebih teratur.
3. Sebisa mungkin guru membantu dan membimbing siswa agar siswa
merasa diperhatikan.
4. Guru tidak meminta siswa untuk mengevaluasi informasi yang mereka
pelajari, mungkin menghalangi mereka untuk mengkritik karena siswa
cenderung menafsirkan situasi tersebut sebagai hal yang melarang adanya
kritik.
5. Guru menggunakan pendekatan terstruktur jangka panjang dalam konteks
dimana siswa secara psikologis bergantung kepada guru lebih kecil
kemungkinannya untuk bergeser dari situasu formal dibandingkan dengan
guru yang menggunakan pendekatan tak terstruktur.
6. Guru mengubah tpik yang sedang dibicarakan mungkin menghambat siswa
dalam mengungkapkan dan mengembangkan gagasan-gagasannya sendiri
karena siswa cenderung menafsirkan perubahan tersebut sebagai usaha
untuk mendapatkan kesesuaian dengan alur penalaran tertentu.
7. Pertanyaan dan pernyataan yang mengandung informasi tentang jawaban
yang diinginkan guru mungkin menghalangi siswa untuk mengembangkan
gagasan-gagasan sendiri karena mereka cenderung menafsirkan tindakan
demikian sebagai usaha menghambat atau membatasi arah pemikiran
mereka.
Meskipun demikian melalui pendekatan matematika realistik selalu
mengalami peningkatan mengenai penguasaan materi dan intelegensi siswa
kelas III dari proses pembelajaran sebelum adanya perbaikan hingga
dilaksanakannya siklus I dan siklus II.
BAB V
PENUTUP
A. SIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis dan observasi yang telah dilakukan pada
pembelajaran matematika sub pokok bahasan pengerjaan hitung bilangan
siswa kelas III di SDN Nganti 02 Kecamatan Ngraho Kabupaten Bojonegoro,
penelitian ini dapat disimpulkan dengan pernyataan:
1. Pelaksanaan pembelajaran matematika kelas III sub pokok bahasan
pengerjaan hitung bilangan di SDN Nganti 02 Kecamatan Ngraho
Kabupaten Bojonegoro melalui pendekatan matematika realistik mampu
meningkatkan hasil belajar dan cara berfikir logis siswa, hal ini dapat
dibuktikan dari hasil perkembangan proses perbaikan pembelajaran yang
teah dilaksanakan melalui tahapan siklus I hingga siklus II. Banyaknya
siswa yang mau mengajukan pertanyaan pada siklus II kepada guru sekitar
26,7%, ketepatan menjawab pertanyaan guru 73,3%, membantu temannya
yang mendapat kesulitan 20%, ketepatan mengumpulkan tugas 86,7%,
besarnya keberanian mental siswa untuk maju ke depan 80%, namun
hanya sebagian siswa yang mendapat kesempatan.
2. Pendekatan matematika realistik berpengaruh positif terhadap hasil
evaluasi akhir pembelajaran matematika kelas III SDN Nganti 02, dimana
dapat kita ketahui dengan adanya peningkatan yang cukup signifikan. Hal
ini dapat dibuktikan berdasarkan hasil evaluasi pada siklus I hingga siklus
II yang selalu mengalami peningkatan:
a. Pada siklus I siswa yang tuntas belajar 10 anak diantaranya nilai 70-80
ada 7 siswa (46,7%) dan nilai 100 ada 3 siswa (20%), meningkat lagi
pada siklus II siswa tuntas belajar 13 anak diantaranya nilai 70-80 ada
7 siswa (46,7%) dan nilai 90-100 ada 6 siswa (40%)
b. Ketuntasan individual pada siklus I: 75,3% hal ini melebihi dari
standar yang ditetapkan 70%. Pada siklus II ketuntasan individual lebih
meningkat sebesar 81,3%, jelas hal ini melebihi standar ketuntasan
individual yang elah ditetapkan sebelumnya yaitu 70%.
c. Ketuntasan klasikal menurut perhitungan di siklus I sekitar 66,7%
sementara ketuntasan klasikal menurut perhitungan di siklus II
bertambah menjadi 86,7% hal ini berarti terdapat peningkatan dari
siklus sebelumnya karena pada siklus II ini melebihi dari target
ketercapaian sebasar 85%.
B. SARAN-SARAN
1. PTK memerlukan berbagai kondisi agar dapat berlangsung dengan baik
dan melembaga. Kondisi tersebut antara lain dukungan dari semua personil
di sekolah, iklim yang terbuka yang memberikan kebebasan pada guru
untuk berinovasi, berdiskusi, berkolaborasi dan saling mempercayai
diantara personil seklah
2. Perlu dilakukan penelitian sejenis dengan konsep matematika yang lain
pada populasi yang berbeda dan sample yang lebih besar.
3. Penelitian perbaikan pembelajaran seperti PTK perlu kita latihkan di kelas
dan di sekolah. Hal ini penting sekali agar profesi kita sebagai guru terasah
Setiap orang diharapkan dapat berbagi visi tentang bagaimana bekerja, dan
belajar bersama.
4. Pendidikan hendaknya adil dan tidak diskriminatfi, serta peka terhadap
semua budaya dan relevan dengan kehidupan sehari-hari anak. Sehingga
pendidik, tenaga kependidikan, dan semua anak sebagai mesyarakat
sekolah menghargai berbagi ketentuan dalam kegiatan sekolah.
DAFTAR PUSTAKA
Albrecht, K. 1992. Daya Pikir. Semarang: Dahar Prize.
Armanto, D. 2001. Aspek Perbahan Pendidikan Dasar Matematika melalui Pendidikan
Matematika Realistik (PMR). (Kumpulan makalah pada Seminar Nasional
Sehari: Penerapan Pendidikan Matematika Realistik Pada Sekolah dan
adrasah). Medan.
Armanto, D. 2002. Teaching Multiplication an Division Realistically in Indonesian
Primary School: A prototype of Local Instructional Theory. Dissertation,
University of Twente. Enschede: Print Partners Ipskamp
Begle, E. G. 1979. Critical Variables in Mathematics Education. Whasington D.C.: The
Mathematical Association of America and NCTM
Darhim. 2004. Pengaruh Pembelajaran Matematika Kontekstual Terhadap Hasil
Belajar dan Sikap Siswa Sekolah Dasar Kelas Awal Dalam Matematika.
Disertasi, tidak diterbitkan. Bandung: PPS UPI
De Lange, Jan. 1996. Assessment: No Change withoutProblems. The Netherlands:
Freudenthal Institute. Deakin University Press
Fauzan, A. 2002. Applying Realistic Mathematics Education in Theaching Geometry in
Indonesian Primary Schools. Doctoral Dissertation, University of Twente.
Enschede, The Netherlands.
Gravemeijer, K.P.E. 1994. Developing Realistic Mathematics Education.
Utrecht: CD-b Press.
Marpaung, Y. 2001. Implementasi Pendidikan Matematika Realistik di Indonesia.
(Kumpulan makalah pada semunar Nasional Sehari: Penerapan Pendidikan
Matematika Realistik Pada Sekolah dan Meadarasah). Medan
Mukhayat, T. 2004. Mengembangkan Metode Belajar yang Baik pada Anak.
Yogyakarta: FMIPA UGM.
Mullis, I.V.S., Martin, M.O., Gonzales, E.J., Gregory, K.d., Garden. R.a., O’Connnor,
K.M., Chrostowski, S.J., and Smith, T.a. (2000). TIMSS 1999: International
Mathematics Report. Boston: The International Study Centre, Boston College,
Lynch School of Education
Poedjawijatna. 1992. Logika Filsafat Berfikir. Jakarta: PT. Rineka Cipta
Puskur. (2002). Kurikulum dan Hasil Belajar: Kompetensi Dasar Mata Pelajaran
Matematika Sekolah Dasar dan Madarasah Ibtidaiyah. Jakarta: Balitbang
Depdiknas.
Roemberg, T.A. 1998. Prolematics Features of the School Mathematics Curriculum. In
Bishop et al. (eds.). International Handbook of Mathematics Education. Edited
Dordrecht, The Netherlands: Kluwer Academic Publisher.
Ruseffendi, H.E.T. 1988. Pengantar kepada Membantu Guru Mengembangkan
Kompetensinya dalam Pengajaran Matematika untuk Meningkatkan CBSA.
Bandung: Tarsito.
Ruseffendi, H.E.T. 2001. Evaluasi Pembudayaan Berfikir Logis Serta Bersikap Kritis
dan Kreatif Melalui Pembelajaran Matematika Realistik. Makalah
disampaikan pada Lokakarya di Yogyakarta.
Soedjadi, R. 2004. PMRI dan KBK dalam era Otonomi Pendidikan. Bulletin PMRI.
Edisi III, Kjan 2004. Bandung: KPPMT ITB Bandung.
Suharta, I.G.P. 2004. Matematika Realistik: Apa dan Bagaimana? Editorial
Jurnal Pendidikandan Kebudayaan. Edisi 38. Depdiknas Jakarta, Subandar :
2001
Swoboda, E. 2004. How to prepare prospective teachers to teach mathematics: Some
Remarks. Poland Rzeszow University
Treffers, A. dan Goffree. 1985. Rational Analysis of Realistic Mathematics Education.
The Wiskoba Program. In L.Streefland (ed.), Proceeding of the ninth
International Conference for the Psychology of Mathematics Education.
Volume 2. Utrecht: OW & OC.
Turmudi. 2004. Pengembangan Materi Ajar Matematika Realistik di Sekolah Dasar.
Makalah disampaikan pada Lokakarya Pembelajaran Matematika Realistik
Bagi Guru SD di Kota Bandung tgl. 7,13, dan 14 Agustus 2004 UPI Bandung.
Zulkardi. 2001. Realistic Mathematics Education (RME): Teori, Contoh Pembelajaran
dan Teman Belajar di Internet. Makalah yang disampaikan pada Seminar
Nasional pada tgl. 4 April 2001 di UPI Bandung: Bandung: tidak diterbitkan.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Sekolah : SDN Nganti 02Mata Pelajaran : MatematikaKelas/Semester : III/1Standar Kompetensi : 1. Malakukan Pengerjaan hitung bilangan sampai tiga angkaKompetensi Dasar : 1.5. Memecahkan masalah perhitungan termasuk yang berkaitan
dengan uang.Indikator : 1.5.1. Mengenal berbagai mata uang sampai dengan 5.000 rupiahAlokasi Waktu : 2 x 35 menit (1 kali pertemuan)
A. Tujuan Pembelajaran1. Siswa dapat mengenal berbagai mata uang sampai dengan lima ribu rupiah.2. Siswa dapat menentukan kesetaraan nilai mata uang dengan satuan uang lainnya.
B. Materi AjarPengerjaan Hitung Bilangan
C. Langkah-langkah Kegiatan1. Pendahuluan
a. Apersepsi :a.1. Cerita tentang alat tukar atau alat pembayarana.2. Mengingat tentang ciri-ciri dan nilai mata uang
b. Motivasi : Materi ini berguna bagi seorang kasir, bagi pedagang, dan para petugas bank
2. Kegiatan Intia. Guru Menerangkan pembelajaran sesuai materi tentang Pengerjaan Hitung
Bilanganb. Guru menyebutkan ciri-ciri mata uang dan nilainyac. Bertanya jawab tentang harga barang yang dibeli atau dijual di warungd. Siswa bermain jual beli dengan model uang dari kertase. Dengan bimbingan guru, siswa menentukan harga sekelompok barang dari
hasil permainan jual belif. Siswa menentukan banyaknya uang kembalian jika pembayaran pada
permainan jual beli dengan uang lebih (utuh)3. Penutup
a. Dengan bimbingan guru, siswa dan guru melakukan refleksib. Dengan bimbingan guru, siswa merangkum hasil pembelajaran
c. Memberikan tes akhir
D. Alat dan Sumber Belajar1. Buku matematika III2. Uang buatan3. Alat-alat tulis
E. Penilaian1. Teknik : Kuis, tes, diskusi, praktikum, simulasi2. Bentuk Instrumen : Lisan, tertulis, unjuk kerja
Contoh Instrumen:
Jawablah pertanyaan berikut ini dengan benar !1. Kamu punya uang Rp 5.000,00 dan uang kamu ingin ditukarkan kepada Andi
yang memiliki uang Rp 1.000, 00 sebanyak 7 lembar. Berapa lembarkah yang harus diberikan Andi untuk kamu ?
2. Berapakah jumlah uang yang dimiliki teman kamu jika ia mempunyai empat lembar uang senilai Rp 1.000, 00 dan 3 keping uang logam senilai Rp 500,00 ?
3. Bagaimanakah penulisan uang tujuh ribu sembilan ratus rupiah ?4. Tuliskan besar nilai uang empat ribu lima ratus rupiah !5. Apakah kegunaan uang ?
Kunci Jawaban1. 5 lembar2. Rp 5.500,00 / Lima ribu lima ratus rupiah3. Rp 7.900,004. Rp 4.500,005. untuk digunakan sebagai alat tukar
Mengetahui:Kapala SDN Nganti 02
LINARSI,S.PdNIP. 19560330 197512 2 002
Nganti, 28 Juli 2010
Guru Pengajar,
DWI MUNTIHARA,A.Ma.PdNIM. 815 373 836
RENCANA PERBAIKAN PEMBEAJARAN(RPP)
SIKLUS I
Sekolah : SDN Nganti 02Mata Pelajaran : MatematikaKelas/Semester : III/1Standar Kompetensi : 1. Malakukan Pengerjaan hitung bilangan sampai tiga angkaKompetensi Dasar : 1.5. Memecahkan masalah perhitungan termasuk yang berkaitan
dengan uang.Indikator : 1.5.1. Mengenal berbagai mata uang sampai dengan 5.000 rupiahAlokasi Waktu : 2 x 35 menit (1 kali pertemuan)A. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat mengenal berbagai mata uang sampai dengan lima ribu rupiah.2. Siswa dapat menentukan kesetaraan nilai mata uang dengan satuan uang lainnya.
B. Tujuan Perbaikan1. Perubahan proses pembelajaran matematika yang menyenangkan harus menjadi
prioritas utama2. Menumbuhkan penataan nalar ataupun kemampuan berfikir logis serta sikap
positif siswa yang berguna dalam mempelajari ilmu pengetahuan maupun dalam penerapan matematika dalam kehidupan sehari-hari.
C. Materi AjarPengerjaan Hitung Bilangan
F. Langkah-langkah Kegiatan1. Pendahuluan
a. Apersepsi :a.1. Cerita tentang alat tukar atau alat pembayarana.2. Mengingat tentang ciri-ciri dan nilai mata uang
2. Kegiatan Intia. Guru Menerangkan pembelajaran sesuai materi tentang Pengerjaan Hitung
Bilanganb. Guru menyebutkan ciri-ciri mata uang dan nilainyac. Bertanya jawab tentang harga barang yang dibeli atau dijual di warungd. Siswa bermain jual beli dengan model uang dari kertase. Dengan bimbingan guru, siswa menentukan harga sekelompok barang dari
hasil permainan jual belif. Siswa menentukan banyaknya uang kembalian jika pembayaran pada
permainan jual beli dengan uang lebih (utuh)3. Penutup
a. Dengan bimbingan guru, siswa dan guru melakukan refleksib. Dengan bimbingan guru, siswa merangkum hasil pembelajaran
c. Memberikan tes akhir
E. Alat dan Sumber Belajar1. Buku matematika III2. Uang buatan3. Alat-alat tulis
F. Penilaian1. Teknik : Kuis, tes, diskusi, praktikum, simulasi2. Bentuk Instrumen : Lisan, tertulis, unjuk kerja
Contoh Instrumen:
Jawablah pertanyaan berikut ini dengan benar !
1. Berapakah nilai mata uang ini ?
2. Dengan perbandingan nilai mata uang pada gambar di samping, barapa keping uang logam Rp 500,00 agar bisa setara nilainya ?
3. Kamu punya uang Rp 5.000,00 dan uang kamu ingin ditukarkan kepada Andi yang memiliki uang Rp 1.000, 00 sebanyak 7 lembar. Berapa lembarkah yang harus diberikan Andi untuk kamu ?
4. Berapakah jumlah uang yang dimiliki teman kamu jika ia mempunyai empat lembar uang senilai Rp 1.000, 00 dan 3 keping uang logam senilai Rp 500,00 ?
5. Bagaimanakah penulisan uang tujuh ribu sembilan ratus rupiah ?
Kunci Jawaban1. Seribu rupiah / Rp 1.000,002. 4 keping logam Rp 500,003. 5 lembar4. Rp 5.500,00 / Lima ribu lima ratus rupiah5. Rp 7.900,00
Mengetahui:Kapala SDN Nganti 02
Nganti, 11 Agustus 2010
Guru Pengajar,
LINARSI,S.PdNIP. 19560330 197512 2 002
DWI MUNTIHARA,A.Ma.PdNIM. 815 373 836
c. memberikan tes akhirE. Alat dan Sumber Belajar
1. Buku matematika III2. Uang buatan3. Alat-alat tulis
F. Penilaian1. Teknik : Kuis, tes, diskusi, praktikum, simulasi2. Bentuk Instrumen : Lisan, tertulis, unjuk kerja
Contoh Instrumen:
Jawablah pertanyaan berikut ini dengan benar !
1. Berapakah nilai mata uang ini ?
2. Dengan perbandingan nilai mata uang pada gambar di samping, barapa keping uang logam Rp 500,00 agar bisa setara nilainya ?
3. Kamu punya uang Rp 5.000,00 dan uang kamu ingin ditukarkan kepada Andi yang memiliki uang Rp 1.000, 00 sebanyak 7 lembar. Berapa lembarkah yang harus diberikan Andi untuk kamu ?
4. Berapakah jumlah uang yang dimiliki teman kamu jika ia mempunyai empat lembar uang senilai Rp 1.000, 00 dan 3 keping uang logam senilai Rp 500,00 ?
5. Bagaimanakah penulisan uang tujuh ribu sembilan ratus rupiah ?
Kunci Jawaban1. Seribu rupiah / Rp 1.000,002. 4 keping logam Rp 500,003. 5 lembar4. Rp 5.500,00 / Lima ribu lima ratus rupiah5. Rp 7.900,00
Mengetahui:Kapala SDN Nganti 02
LINARSI,S.PdNIP. 19560330 197512 2 002
Nganti, 18 Agustus 2010
Guru Pengajar,
DWI MUNTIHARA,A.Ma.PdNIM. 815 373 836
LAPORAN KEMAJUAN PEMBIMBINGAN PKPMATA PELAJARAN : MATEMATIKA
I. Nama Mahasiswa : DWI MUNTIHARA,A.Ma.PdII. NIM : 815 373 836III. Nama Pembimbing : Drs. D.M. RAIBUDI,M.SIV. Judul Penelitian : Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Dan Cara Berpikir
Logis Siswa Kelas III Terhadap Matematika Sub Pokok Bahasan Pengerjaan Hitung Bilangan Melalui Pendekatan Matematika Realistik Di SDN Nganti 02 Kecamatan Ngraho Kabupaten Bojonegoro
V. Rincian Kegiatan Yang Sudah DilakukanA. Tahap Perencanaan (Planning).
1. Penelitian ini diawali dengan mengadakan diskusi dengan teman sejawat mengenai masalah pembelajaran yang telah lalu.
2. Peneliti bersama-sama teman sejawat mendiskusikan kemungkinan tindakan yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah matematika pada sub pokok bahasan pengerjaan hitung bilangan.
3. Menyusun Rencana Perbaikan Pembelajaran (RPP) Siklus I dengan menyesuaikan silabus kurikulum 2006, beserta menetapkan perangkat-perangkatnya.
4. RPP yang telah dibuat beserta perangkat pembelajarannya.5. Menyusun LKS masalh matematika
B. Tahap Melakukan Tindakan (Action)1. Bertanya jawab tentang nilai mata uang yang ditunjukkan guru2. Siswa menyebutkan ciri-ciri mata uang yang nilainya.3. Siswa menghitung nilai sekelompok mata uang yang beragam nilainya.4. Siswa menyebutkan nilai sekelompok mata uang yang disebutkan guru5. Dengan Tanya jawab, siswa menyebutkan kesetaraan nilai mata uang dengan
berbagai satuan uang lainnya.6. Siswa bermain tukar menukar uang dengan model uang dari kertas.7. bertanya jawab tentang harga barang yang dibeli atau dijual di warung.8. Siswa menentukan banyaknya uang kembalian jika pembayaran pada permainan
jual beli dengan uang lebih (utuh).C. Data Lapangan
1. Data Aktifitas Guru2. Data Aktifitas Sikap Positif Siswa dan Data Aktifitas Sikat Negatif Siswa3. Nilai Hasil Evaluasi Matematika Siswa Kelas III SDN Nganti 02
D. Rencana kegiatan selanjutnya
Melanjutkan perbaikan ke siklus ke-duaVI. Kendala yang dihadapi
1. Sikap siswa belum terkendali sepenuhnya dan perhatian siswa cenderung tidak fokus.2. Siswa tidak dapat melihat hubungan antara topic yang satu dengan yang lainnya.3. Penjelasan guru terlalu mengembang dan tidak terfokus pada pokok permasalahan.4. Siswa tidak diarahkan untuk mengembangkan sikap, minat serta potensi dasar siswa.
Mengetahui:Supervisor,
Drs. D.M. RAIBUDI,M.SNIP. 19590419 198503 1 002
Surabaya, 03 Oktober 2010
Peneliti,
DWI MUNTIHARA,A.Ma.PdNIM. 815 373 836
LAPORAN KEMAJUAN PEMBIMBINGAN PKPMATA PELAJARAN : MATEMATIKA
I. Nama Mahasiswa : DWI MUNTIHARA,A.Ma.PdII. NIM : 815 373 836III. Nama Pembimbing : Drs. D.M. RAIBUDI,M.SIV. Judul Penelitian : Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Dan Cara Berpikir
Logis Siswa Kelas III Terhadap Matematika Sub Pokok Bahasan Pengerjaan Hitung Bilangan Melalui Pendekatan Matematika Realistik Di SDN Nganti 02 Kecamatan Ngraho Kabupaten Bojonegoro
V. Rincian Kegiatan Yang Sudah DilakukanA. Tahap Perencanaan (Planning).
1. Penelitian ini diawali dengan mengadakan diskusi dengan teman sejawat mengenai masalah pembelajaran perbaikan siklus I.
2. Peneliti bersama-sama teman sejawat mendiskusikan kemungkinan tindakan yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah yang dihadapi siswa.
3. Menyusun rencana perbaikan Siklus II pembelajaran dengan menyesuaikan silabus kurikulum 2006, beserta menetapkan perangkat-perangkatnya.
4. Mempersiapkan media konkrit yang dibutuhkan.5. Membuat format-format penilaian observasi dan nilai evaliasi akhir.6. Mempersiapkan LKS
B. Tahap Melakukan Tindakan (Action)1. Bertanya jawab tentang nilai mata uang yang ditunjukkan guru2. Siswa menyebutkan ciri-ciri mata uang yang nilainya.3. Siswa menghitung dan menyebutkan nilai mata uang yang beragam nilainya.4. Dengan Tanya jawab, siswa menyebutkan kesetaraan nilai mata uang dengan
berbagai satuan uang lainnya.5. Siswa bermain tukar menukar uang dengan model uang dari kertas.6. Mengingat tentang kesetaraan nilai mata uang.7. bertanya jawab tentang harga barang yang dibeli atau dijual di warung.8. Siswa bermain jual beli dengan model uang dari kertas.
9. Dengan bimbingan guru, siswa menentukan harga sekelompok barang.10. Siswa menyimpulkan hasil pembelajaran.
C. Data Lapangan1. Data Aktifitas Guru2. Data Aktifitas Sikap Positif Siswa dan Data Aktifitas Sikat Negatif Siswa3. Nilai Hasil Evaluasi Matematika Siswa Kelas III SDN Nganti 02
D. Rencana kegiatan selanjutnyaPenelitian ada kemajuan maka tindakan perbaikan selesai.
VI. Kendala yang dihadapi1. Guru masih belum jelas dan kurang mempu mengaitkan materi.2. Guru terlalu mengejar target sehingga terlupakan ketepatan dalam menggunakan
waktu seefesien mungkin.
Mengetahui:Supervisor,
Drs. D.M. RAIBUDI,M.SNIP. 19590419 198503 1 002
Bojonegoro, 18 Agustus 2010
Peneliti,
DWI MUNTIHARA,A.Ma.PdNIM. 815 373 836
PEMANFAATAN LINGKUNGAN SEKOLAH SEBAGAI MEDIA
SUMBER PEMBELAJARAN IPS KELAS III PADA MATERI
MELESTARIKAN LINGKUNGAN ALAM SEKITAR UNTUK
MENINGKATKAN MOTIVASI DAN MINAT BELAJAR SISWA DI SDN
NGANTI 02 KECAMATAN NGRAHO KABUPATEN BOJONEGORO
( Diajukan untuk memenuhi salah satu Mata kuliah pemantapan
Kemampuan Profesional Program Studi S-1 PGSD)
OLEH :
DWI MUNTIHARA, A.Ma.Pd.
NIM. 815 373 836
UNIVERSITAS TERBUKA
UNIT PROGRAM JARAK JAUH (UPBJJ) SURABAYA
POKJAR S-1 PGSD KABUPATEN BOJONEGORO
2010
LEMBARAN IDENTITAS DAN PENGESAHAN
LAPORAN PEMANTAPAN KEMAMPUAN PROFESIONAL
PEMANFAATAN LINGKUNGAN SEKOLAH SEBAGAI MEDIA SUMBER
PEMBELAJARAN IPS KELAS III PADA MATERI MELESTARIKAN
LINGKUNGAN ALAM SEKITAR UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI
DAN MINAT BELAJAR SISWA DI SDN NGANTI 02 KECAMATAN
NGRAHO KABUPATEN BOJONEGORO
Nama : DWI MUNTIHARA,A.Ma.Pd
NIM : 815 373 836
Program Studi : S-1 PGSD UPBJJ-UT SURABAYA
POKJAR BOJONEGORO
Tempat mengajar : Desa Nganti Kecamatan Ngraho
KabupatenBojonegoro
Jumlah pembelajaran : 2 siklus
Tempat dan tanggal pembelajaran : SDN Nganti 02 Siklus I : 12 Agustus 2010
Siklus II : 19 Agustus 2010
Menyetujui,Supervisor,
Drs. D.M. RAIBUDI,M.SNIP. 19590419 198503 1 002
Bojonegoro, 03 Oktober 2010
Mahasiswa
DWI MUNTIHARA,A.Ma.PdNIM. 815 373 836
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur dan merupakan suatu berkah yang
layaknya penulis syukuri, karena dengan kudrat dan iradat-Nya, taufiq dan
hidayah-Nya, akhirnya penulis menyelesaikan tugas laporan Pemantapan
Kemampuan Profesional. Dalam penyusunan laporan ini hingga
menyelesaikannya, penulis banyak sekali menerima bantuan dan arahan dari
berbagai pihak, secara khusus penulis menyatakan terima kasih kepada:
1. Prof.Dr.Kisyani Laksono,M.Hum, selaku Rektor Universitas Terbuka (UPBJJ)
Surabaya.
2. Drs. Adi Suprapto, M.Pd, selaku Koordinator Layanan Belajar Universitas
Terbuka (UPBJJ) Surabaya.
3. Dra. Barokah, M.Pd, selaku coordinator Pokjar Bojonegoro.
4. H. M.Kuzaini, S.Pd.MM, selaku pengelola Universitas Terbuka Pokjar
Bojonegoro.
5. Drs. D.M. RAIBUDI,M.S, selaku dosen pembimbing.
6. Linarsi, S.Pd, selaku Kepala SDN Nganti 02 Kecamatan Ngraho Kabupaten
Bojonegoro.
7. Sadidik, S.Pd.I, selaku teman sejawat.
8. Seluruh Dosen yang telah mendidik dan membimbing penulis hingga
menyelesaikan studi di Universitas Terbuka (UPBJJ) Surabaya.
Dan akhirnya semua kritik dan saran demi perbaikan penyempurnaan
laporan ini sangan peneliti harapkan.
Surabaya, 03 Oktober 2010Peneliti,
DWI MUNTIHARA,A.Ma.PdNIM. 815 373 836
ABSTRAK
DWI MUNTIHARA, 2009. “Pemanfaatan Lingkungan Sekolah Sebagai
Media Sumber Pembelajaran IPS Kelas III Pada Materi Melestarikan Lingkungan
Alam Sekitar Untuk Meningkatkan Motivasi Dan Minat Belajar Siswa Di SDN
Nganti 02 Kecamatan Ngraho Kabupaten Bojonegoro”.
PTK Unit Program Belajar Jarak Jauh
Universitas Terbuka (UPBJJ) Surabaya 2010
Tujuan pembelajaran matematika di jenjang pendidikan dasar dan
pendidikan menengah adalah untuk menyiapkan agar sanggup menghadapi
perubahan keadaan di dalam kehidupan di dunia yang selalu berkembang melalui
latihan bertindak atas dasar pemikiran pemikiran secara logis, rasional, kritis,
cermat, jujur, efisien,dan efektif (Puskur, 2002).
Pendekatan matematika realistik berpengaruh positif terhadap hasil
evaluasi akhir pembelajaran matematika kelas III di SDN Nganti 02, dimana dapat
kita ketahui dengan adanya peningkatan yang cukup signifikan. Hal ini dapat
dibuktikan berdasarkan hasil evaluasi pada siklus I hingga siklus II yang selalu
mengalami peningkatan: Pada siklus I siswa yang tuntas belajar ada 10 anak
diantaranya nilai 70-80 ada 7 siswa (46,7%) dan nilai 90-100 ada 3 siswa (20%).
Meningkat lagi pada siklus II siswa tuntas belajar 13 anak diantaranya nilai 70-80
ada 7 siswa (46,7%) dan nilai 90-100 ada 6 siswa (40%). Ketuntasan individual
pada siklus I: 75,3% hal ini melebihi dari standar yang ditetapkan 70%. Pada
siklus II ketuntatsan individual yang telah ditetapkan sebelumnya yaitu 70%
Ketuntasan klasikal menurut perhitungan di siklus I sekitar: 66,7%
sementara ketuntasan klasikal menurut perhitungan di siklus II bertambah mejadi
86,7% hal ini berarti terhadap penigkatan dari siklus sebelumnya karena pada
siklus II ini melebihi target ketercapaian sebesar 85%.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN............................................................................. ii
KATA PENGANTAR......................................................................................... iii
ABSTRAK.......................................................................................................... iv
DAFTAR ISI....................................................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah................................................................ 1
B. Rumusan Masalah......................................................................... 3
C. Tujuan Penelitian.......................................................................... 4
D. Manfaat Penelitian........................................................................ 4
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Pustaka Berkaitan dengan Masalah Penelitian.................. 5
B. Kajian Pustaka Berkaitan dengan Tindakan Perbaikan................ 10
C. Tinjauan hasil-hasil Penelitian Terdahulu Berkaitan dengan
Masalah dan Tinjauan Perbaikan.................................................. 11
D. Kerangka berfikir tentang tindakan perbaikan yang dilakukan.... 12
BAB III PELAKSANAAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN
A. Jenis dan Subyek Penelitian.......................................................... 14
B. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Penelitian.................................. 14
C. Prosedur Penelitian....................................................................... 14
BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian Persiklus............................................................. 19
B. Pembahasan.................................................................................. 28
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan................................................................................... 30
B. Saran-saran................................................................................... 30
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah usaha sadar yang dengan disengaja dirancangkan
untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pendidikan bertujuan untuk
meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Salah satu usaha untuk
meningkatkan kualitas sumber daya manusia ialah melalui proses
pembelajaran di sekolah.
Guru memiliki peranan kepemimpinan yang hakiki dalah hubungannya
dengan produktifitas belajar. Ia memiliki tanggung jawab dalam menciptakan
kondisi yang serentak memenuhi kebutuhan siswa dan kebutuhan tugas.
Seorang pelajar jarang menyadari mengapa dia merasa laluasa dan dapat
mengoptimalkan kemampuannya, tetapi ia memberi reaksi secara sadar
terhadap “suasana yang menciptakan oleh gaya mengelola yang nerupakan
lambing sikap mendukung” (Gellerman: 1963). Adapun bentuk pemberian
motivasi belajar kepada siswa yaitu guru-guru mengadopsi strategi
“pengayaan tugas”. Pengayaan tugas mengandung arti bahwa guru
mempunyai tanggung jawab yang jelas untuk merancang tugas-tugas belajar
sedemikian rupa, sehingga siswa mempunyai kesempatan untuk mendapat
pengalaman dan suatu perasaan pencapaian pribadi, penghargaan, tanggung
jawab, otonomi, kemajuan dan pertumbuhan.
Guru memberikan penentu keberhasilan pendidikan melalui kinerjanya
pada tataran institusional dan eksperiensial, sehingga upaya meningkatkan
mutu pendidikan harus dimulai dari aspek “guru” menyangkut kualitas
keprofesionalannya dalam satu manajemen pendidikan yang professional.
Cara belajar siswa yang berbeda-beda, memerlukan cara pendekatan
pembelajaran yang berbeda. Guru harus mempergunakan berbagai pendekatan
agar anak tidak cepat bosan.
Fakta nyata, seperti yang pernah dialami ketika diadakannya
pembelajaran materi IPS Kelas III pada materi Melestarikan Lingkungan
Alam Sekitar Untuk Meningkatkan Motivasi dan Minat Belajar Siswa di SDN
Nganti 02 Kecamatan Ngraho Kabupaten Bojonego tanggal 30 Juli 2010,
siswa nampak kurang mendengarkan penjelasan guru dikarenakan mereka
tidak paham pada materi Melestarikan Lingkungan Alam Sekitar sehingga
tidak bisa memberikan tanggapan, medianya hanya meliputi papan tulis dan
kapur tulis, diamping itu penjelasan guru terlalu abstrak dan kurang menarik
minat siswa kelas III, serta kurangnya persiapan/motivasi belajar siswa
sehingga hasil belajar rendah.
Hanya 10 siswa (55,6%) yang siap untuk belajar yaitu 22,2% yang
menguasai materi dengan memperoleh nilai 90-100 dan 33,3% hamper
mengenal pemahaman konsep materi yang bersifat teoritis dengan
memperoleh nilai 70-80, sementara 8 orang siswa (44,4%) siswa kesulitan
dalam menunjukkan implementasi konsep teoritis dalam pembelajaran IPS
kelas III materi tentang Melestarikan Lingkungan Alam Sekitar.
Kesenjangan tersebut terjadi disebabkan oleh beberapa factor, antara
lain :
1. Dari sudut pandadang siswa
a. Rendahnya kemampuan siswa dalam memahami materi IPS yang
bersifat teoritis.
b. Kurangnya kemampuan siswa merumuskan contoh-contoh
implementasi konsep IPS.
c. Kurangnya persiapan/motivasi dan minat belajar siswa sehingga hasil
belajar rendah.
2. Dari sudut pandang guru
a. Belum optimalnya usaha yang dilakukan guru untuk membantu
kesulitan belajar siswa.
b. Kurang kondusifnya metode mengajar yang digunakan guru untuk
memotifasi dan merangsang minat belajar siswa.
Jika permasalahan tersebut diatas tidak segera dipecahkan akan
memerikan dampak negative terhadap kelancaran proses pembelajaran di
kelas, seperti:
1. Kesulitan dalam menghidupkan suasana baru dalam belajar, karena
kurangnya keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran.
2. Kurangnya motivasi siswa dalam kegiatan pembelajaran.
3. Prestasi belajar siswa mata pelajaran IPS kurang memuaskan.
Tindakan yang dapat dilakukan untuk mengatasi kondisi pembelajaran
diatas yakni dengan mengorganisasikan kegiatan pembelajaran yang menarik,
menyenangkan dan menggairahkan siswa untuk berpartisipasi secara aktif,
produktif dan konstruktif dalam membangun pengetauannya seiring dengan
paradigma kontruktivistik. Alternatfi tindakan yang dilakukan adalah :
memanfaatkan lingkungan sekolah di SDN Nganti 02 Kecamatan Ngraho
Kabupaten Bojonegoro sebagai media sumber pembelajaran IPS Kelas III
Materi Melestarikan Lingkungan Alam Sekitar.
Berdasarkan alternatif tindakan di atas, maka penulis sepakat untuk
mengadakan penelitian dengan judul : Pemanfaatan Lingkungan Sekolah
Sebagai Media Sumber Pembelajaran IPS Kelas III Pada Materi
Melestarikan Lingkungan Alam Sekitar Untuk Meningkatkan Motivasi Dan
Minat Belajar Siswa Di SDN Nganti 02 Kecamatan Ngraho Kabupaten
Bojonegoro.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukanan, maka
permasalahan yang akan diteliti adalah:
1. Bagaimanakan Gambaran Pemanfaatan Lingkungan Sekolah Sebagai
Media Sumber Pembelajaran IPS kelas III Pada Materi Melestarikan
Lingkungan Alam Sekitar Untuk Meningkatkan Motivasi Dan Minat
Belajar Siswa Di SDN Nganti 02 Kecamatan Ngraho Kabupaten
Bojonegoro?
2. Bagaimanakan Pengaruh Pemanfaatan Lingkungan Sekolah Sebagai
Media Sumber Pembelajaran IPS Kelas III Pada Materi Melestarikan
Lingkungan Alam Sekitar Untuk Meningkatkan Motivasi Dan Minat
Belajar Siswa Di SDN Nganti 02 Kecamatan Ngraho Kabupaten
Bojonegoro?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka ditetapkanlah tujuan
penelitian, yaitu:
1. Mengetahui Gambaran Pemanfaatan Lingkungan Sekolah Sebagai Media
Sumber Pembelajaran IPS kelas III Pada Materi Melestarikan Lingkungan
Alam Sekitar Untuk Meningkatkan Motivasi Dan Minat Belajar Siswa Di
SDN Nganti 02 Kecamatan Ngraho Kabupaten Bojonegoro?
2. mengetahui Pengaruh Pemanfaatan Lingkungan Sekolah Sebagai Media
Sumber Pembelajaran IPS Kelas III Pada Materi Melestarikan Lingkungan
Alam Sekitar Untuk Meningkatkan Motivasi Dan Minat Belajar Siswa Di
SDN Nganti 02 Kecamatan Ngraho Kabupaten Bojonegoro?
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi siswa
a. Siswa didorong aktif secara fisik, mental, dan emosi dalam belajar.
b. Potensi diri siswa lebih meningkat, sehingga pembelajaran lebih
bermakna, menyenangkan, dan mempunyai daya tarik.
2. Bagi Guru
a. Mampu menyelenggarakan penelitian sederhana untuk keperluan
pengajaran.
b. Peluang emas untuk memperkuat gugus dan kelompok kerja guru
(KKG), dimana antar guru saling belajar.
c. Memberikan informasi kepada guru mengenai kesiapan dan daya kritis
serta keberhasilan siswa dalam belajar.
3. Bagi Sekolahan
a. Memberikan informasi tentang profil guru dan siswa dalam belajar.
b. Memberikan informasi tentang kemampuan guru dalam
memvariasikan bentuk pelayanan kepada siswa dalam belajar.
c. Memperoleh metode pembelajaran yang memiliki keberpihakan
kepada siswa lebih dominant disbanding metode belajar yang lain.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
a. Kajian pustaka berkaitan dengan masalah penelitian
1. Pengelolaan program belajar mengajar
Kemampuan mengelola program belajar mengajar mencakup
kemampuan merumuskan tujuan instruksional, kemampuan mengenal dan
menggunakan metode mengajar, kemampuan memilih dan menyusun
prosedur instruksional yang tepat, kemampuan melaksanakan program
belajar mengajar, kemampuan mengenal potensi siswa, serta kemampuan
merencanakan dan melaksanakan pengajaran remedial.
Hasibuan,J.J (1988): kemampuan mengelola program belajar
mengajar dapat dilakukan dengan cara berikut ini:
1. Merumuskan tujuan instruksional dengan cara:
1. Mengkaji kurikulum bidang studi
2. Mempelajari cirri-ciri rumusan instruksional
3. Mempelajari tujuan instruksional bidang studi yang bersangkutan
4. merumuskan tujuan instruksional bidang studi yang bersangkutan.
2. Mengenal dan dapat menggunakan metode mengajar dengan cara:
1. Mempelajari macam-macam metode mengajar
2. Menggunakan macam-macam metode mengajar
3. Memilih dan menyusun prosedur instuksional yang tepat dengan cara:
1. Mempelajari kriteria pemilihan materi dan prosedur mengajar
2. Menggunakan kriteria pemilihan materi dan prosedur mengajar
3. Merencanakan program pembelajaran, serta
4. Menyusun satuan pelajaran.
4. Melaksanakan program belajar mengajar dengan cara:
1. Mempelajari fungsi dan peran guru dalam proses belajar mengajar
2. Menggunakan alat Bantu belajar mengajar
3. Menggunakan lingkungan sebagai sumber belajar
4. Memonitor proses belajar peserta didik
5. Menyesuaikan rencana program pengajaran dengan situasi kelas
Adapun salah satu penyebab berkurangnya minat anak terhadap belajar di
sekolah diantaranya dikarenakan oleh kondisi-kondisi sebagai berikut:
a. Pengalaman anak pada masa awal, pengalaman anak semasa di taman-taman
juga dapat mempengaruhi penyesuaian diri dan kesiapan anak untuk memasuki
dunia sekolah.
b. Pengaruh orang tua dan kakak/saudara, jika orang tua yang tidak terlalu
mendorong anak untuk belajar mempersiapkan ujian/ulangan maka anak
cenderung ingin mencari keramaian yang mengasikkan sehingga lupa akan
tugas belajar.
c. Sikap teman sebaya, anak yang akan menerima dan memilih minat dan nilai-
nilai yang dianut oleh kelompoknya.
d. Prestasi baik, kegagalan akademik akan menurunkan “diri” setiap anak dan hal
ini akan menimbilkan rasa ketidaksukaan terhadap situasi yang menyebabkan
kegagalan terjadi.
e. Sikap terhadap tugas, semakin tinggi sekolah yang diduduki anak dalam
bangku sekolahnya biasanya semakin banyak tugas yang harus dihadapinya, ini
memerlukan usaha anak yang semakin besar sehingga tidak jarang anak yang
tidak suka akan pelajaran di sekolah.
f. Hubungan guru dengan siswa, besarnya minat anak pada sekolahan juga
tergantung pada bagaimana sikap guru pada anak. Jika orang tua dan
saudaranya memberikan pengertian atau pemahaman yang salah tentang guru,
maka hal ini akan membuat anak menimbulkan prasangka buruk terhadap guru
sehingga akan timbul rasa benci dalam diri anak dan tidak suka jika guru
tersebut mengajarnya.
g. Suasana emosional di sekolah, disiplin dan sikap guru yang terlalu berlebihan
akan mempengaruhi minat siswa untuk belajar disekolah. Diharapkan guru dan
siswanya memiliki hubungan yang baik dan menerapkan disiplin hendaknya
bersifat otritatif akan membangkitkan sikap positif pada diri anak, bukan
dengan sikap guru atau sistem disiplin yang otoriter.
Jika anak berminat pada kegiatan akademik maupunekstrakurikuler yang
berkaitan dengan sekolah maka anak anak senang meluangkan waktu pada
kegiatan-kegiatan sekolah. Disam[ing itu, hubungan sosial yang baik dengan guru
maupun teman, menjadikan anak sebagai warga Negara sekolah yang baik dan
berusaha untuk menaati aturan sekolah. Oleh karena itu sikap yang
menyenangkan ini disukai guru maupun teman-temannya.
Perkembangan minat memiliki karateriktik- karateriktik tertentu sebagai
berikut:
1. Minat berkembang sejalan dengan perkembanagn fisik dan mental.
2. Minat sangat bergantung pada kesiapan belajar.
3. Minat sangat bergantung pada kesempatan untuk belajar.
4. Perkembangan minat yang terbatas.
5. Minat dipengaruhi oleh suasana hati.
6. Minat dipengaruhi oleh budaya.
7. Minat bersifat egosentri.
Menurut Hurlock (1989) ada empat cara minat mempengaruhi
perkembangan anak, yaitu :
1. Minat dapat mempengaruhi dan intensitas aspirasi
2. Minat dapat sebagai pendorong
3. Minat berpengaruh pada prestasi.
Minat yang berkembang pada masa kanak-kanak dapat menjadi minat
selamanya.
2. Evaluasi proses pembelajaran
Davies mengemukakan bahwa evaluasi merupakan proses untuk
memberikan atau menetapkan nilai kepada sejumlah tujuan, kegiatan, keputusan,
unjuk kerja, proses, orang, maupun objek (Davies, 1981:3). Menurur Wand dan
Brown, evaluasi merupakan suatu proses untuk menentukan nilai dari sesuatu.
Pengertian evaluasi lebih dipertegas legi dengan batasan sebagai proses
memberikan atau menentukan nilai kepada objek tertentu berdasarkan suatu
kriteria tertentu (Sudjana, 1990:3). Dengan berdasarkan batasan-batasan tersebut,
dapat disimpulkan bahwa evaluasi secara umum dapat diartikan sebagai proses
sistematis untuk menentukan nilai sesuatu (tujuan, kegiatan, keputusan, unjuk
kerja, proses, orang, maupun objek) berdasarkan kriteria tertentu.
Evaluasi mencakup sejumlah teknik yang tidak bisa diabaikan oleh seorang
guru maupun dosen. Evaluasi bukanlah sekumpulan teknik semata-mata, tetapi
evaluasi merupakan suatu proses yang berkelanjutan yang mendasari keseluruhan
kegiatan pembelajarn yang baik. Evaluasi pembelajaran bertujuan untuk
mengetahui sampai sejauh mana efisiensi proses pembelajaran yang dilaksanakan
dan efektifitas pencapaian tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Dalam
rangka kegiatan pembelajaran, evaluasi dapat didefinisikan sebagau suatu proses
sistematik dalam menentukan tingkat pencapaian tujuan pembelajaran yang telah
ditetapkan.
Erman (2003:2) menyatakan bahwa evaluasi pembelajarn juga dapat
diartikan sebagai penentuan kesesuaian antara tampilan siswa dengan tujuan
pembelajaran. Dalam hal ini yang dievaluasi adalah karakteristik siswa dengan
menggunakan suatu tolok ukur tertentu. Karakteristik- karakteristik tersebut
dalam ruang lingkup kegiatan belajar mengajara adalah tampilan siswa dalam
bidang kognitif (sikap, minat dan motivasi), dan psikomotro (ketrampilan, gerak
dan tindakan). Tampilan tersebut dapat dievaluasi secara lisan, tertulis, maupun
perbuatan. Dengan demikian mengevaluasi disini adalah menentukan apakah
tampilan siswa telah sesuai dengan tujuan instruksional yang telah dirumuskan
atau belum.
3. Penguasaan materi
Penguasaan ini menjadi landasan pokok untuk ketrampilan mengajar. Yang
dimaksud dengan kemampuan menguasai bidang studi menurut Wijaya,dkk.
(1994) adalah kemampuan mengetahui, memahami, mangaplikasikan,
menganalisis, menyintesiskan, dan mengevaluasi sejumlah pengetahuan keahlian
yang diajarkannya.
Ada dua hal dalam menguasai bahan bidang, Soedijarto (1982).
Diantaranya : Menguasai bahan bidang studi dan kurikulum sekolah dan
menguasai bahan pendalaman/aplikasi bidang studi. Hal ini dilakukan dengan
cara
1) Mempelajari ilmu yang relevan
2) Mempelajari aplikasi bidang ilmu ke dalam bidang ilmu lain
b. Kajian pustaka berkaitan dengan tindakan perbaikan
Menurut Rohani (1997) sumber belajar (learning resources) adalah segala
macam sumber yang adal di luar diri seseorang (peserta didik) dan yang
memungkinkan (memudahkan) terjadinya proses belajar. Cirri-ciri sumber belajar
antara lain meliputi:
1. Sumber belajar harus mampu memberikan kekuatan dalam proses belajar
mengajar, sehingga tujuan instruksional dapat tercapai secara maksimal.
2. Sumber belajar harus mempunyai nilai-nilai instruksional edukatif yaitu dapat
mengubah dan membawa perubahan yang sempurna terhadap tingkah laku yang
sesuai dengan tujuan yang ada.
3. Dengan adanya klasifikasi sumber belajar, maka sumber belajar yang
dimanfaatkan mempunyai cirri-ciri sebagai berikut:
a) Tidak terorganisasi dan tidak sistematis baik bentuk maupun isi.
b) Tidak mempunyai tujuan instruksional yang eksplisit.
c) Hanya digunakan menurut keadaan dan tujuan tertentu.
d) Dapat dipergunakan untuk berbagi tujuan instruksional.
Sarifudin dan Winataputra (1999:65) mengelompokkan sumber-sumber belajar
menjadi 5 ketegori yaitu manusia, buku/perpustakaan, media masa, alam lingkungan
dan media pendidikan. Namun guru biasanya kurang tertarik menggunakan media
sebagi sumber belajar seperti halnya mengajak siswa keluar lingkungan sekolah
karena berbagai factor diantaranya waktu yang terbatas, bobot materi terlalu banyak
serta keterbatasan guru dalam mengembangkan inovasi pembelajaran padahal sumber
belajar cukup kaya di lingkungan siswa tinggal.
Sumber balajar yang dirancang mempunyai cirri-ciri yang spesifik sesuai
dengan tersedianya media. Menurut Susilo (2003) sumber belajar yang dipilih dari
lingkungan sekitar dapat berupa objek tempat tertentu, majalah, Koran maupun
brosur. Lingkungan sekitar yaitu lingkungan rumah, sekolah, sawah atau hutan, dapat
digunakan sebagai sumber belajar yang baik. Oelh karena itu dalam mempelajari
lingkungan, sejauh mungkin mencari kesempetan untuk bisa belajar dari alam.
Pendidikan dalam lingkungan ini memberi kesempatan siswa untuk mengumpulkan
data dari kegiatan pengamatan, pembuatan sketsa, pemotretan, wawancara dan
pengukuran.
c. Tinjauan hasil-hasil Penelitian Terdahulu Berkaitan dengan Masalah dan
Tinjauan Perbaikan
Kajian penelitian yang berhubungan dengan pendekatan melalui lingkungan
alam sekolah ini sudah ada yang pernah mengadakan penelitian sebelumnya
diantaranya, Khairuddin mahasiswa jurusan tarbiyah STAI Sunan Giri Bojonegoro
(2007) dengan judul Pengaruh belajar bersama melalui lingkungan sekitar sekolah
sebagai sumber belajar terhadap minat dan keinginan siswa kela I dalam
menghubungkan ajaran Pendidikan Agama Islam dengan lingkungan sekitar di MTs
1 Dander, dalam kesimpulannya dikatakan bahwa belajar mengajar dibantu
lingkungan terbuka yang lebih nyata/riil seperti halaman sekitar sekolah MTs 1
Dander mampu memberikan suasana baru dan motovasi bagi siswa untuk
menemukan cara belajar yang lebih nyaman dan menarik perhatian siswa kelas I di
MTs 1 Dander.
Penelitian lainnya seperti yang diutarakan Andriyani (2006) mahasiswa FKIP
Malang, menurut hasil kesimpulannya: pelaksanaan pembelajaran menggunakan
lingkungan sekitar sekolah sebagai sumber belajar, dapat mempermudah pemahaman
siswa kelas V SDN IV Malang terhadap pembelajaran IPS dengan melihat contoh
dan menghubungkan matri Keragaman kenampakan alan dan buatan sesuai apa yang
ada di lingkungan pekarangan sekolah sebagai objek yang mudah untuk dapat
diamati secara langsung, sehingga daya nalar siswa berkembang dan pada akhirnya
berpengaruh kepada hasil akhir tes tertulis yang cukup memuaskan, hamper 91,3%
dari 31 siswa kelas V SDN IV Malang Dalem IV mampu tuntas belajar dan
menguasai konsep IPS sub pokok bahasan Keragaman kenampakan alam dan
buatan.
Berdasarkan informasi Rudi Setiawan (2004) Mahasiswa Universitas
Airlangga juga mengatakan dalam hasil penelitiannya di SD Negeri III Surabaya,
dimana siswa kelas III lebih berdikari/mandiri dan termotivasi dalam menemukan
permasalahan materi macam-macam lingkungan alam dan buatan.
d. Kerangka berfikir tentang tindakan perbaikan yang dilakukan
Tindakan yang dapat dilakukan gur untuk mengatasi kondisi pembelajarn
sekarang, yakni dengan mengoganisasikan kegiatan pembelajaran yang menarik,
menyenangkan dan menggairahkan siswa untuk berpartisipasi secara aktif, produktif
dan konstruktif melalui pendekatan belajar dengan memanfaatkan lingkungan sekitar
sekolah.
Alternative tindakan yang dilakukan dalam memanfaatkan lingkungan sekolah
di SDN Nganti 02 Kecamatan Ngraho Kabupaten Bojonegoro sebagai media sumber
pembelajaran IPS kelas III materi Melestarikan Lingkungan Alam Sekitar, akan
menciptakan rasa senang siswa sehingga siswa betah berasa di sekolah selama jam
efektif kegiatan belajar mengajar, bahkan siswa lebih termotivasi untuk
mengembangkan daya berfikir siswa.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan tentang tindakan perbaikan melalui
pendekatan ini:
a. Strategi guru dalam menyusun rencana pembelajaran.
Perencanaan/persiapan mengajar disusun secara bersama-sama
denganteman sjawat yang serumpun, bahwa selain berguna sebagai alat kontrol,
maka persiapan mengajar juga berguna sebagai pegangan guru sendiri. Demikian
pula bahwa mengaar dengan perencanaan/persiapan yang baik maka pelaksanaan
pengjaran menjadi baik dan efektif yaitu peserta didik harus dijadikan pedoman
setiap kali membuat persiapan mengajar.
b. Strategi guru dalam membangun kerjasama dengan siswa dalam proses belajar
mengajar.
Kegiatan guru yang professional merupakan kegiatan atau tugas guru yang
rutin yang dianggap sebagai salah satu cara untuk meningkatkan
profesionalismenya. Dalam menjalin kerjasama dengan siswa, strategi yang
diterapkan oleh guru adalah sebagai berikut: a. menjalin hubungan baik dengan
siswa, b. Berusaha memahami latar belakang siswa, c. Penguasaan materi dan
cara penyajiannya yang menarik, d. Penggunaan model mengajar yang berfariasi
dan e. Memberi pembinaan khusus bagi siswa mengalami kesulitan dalam
memahami pembelajaran.
c. Pemberian motivasi belajar terhadap siswa.
Secara umum pemberian motivasi terhadap siswa adalah sebagai berikut:
khususnya siswa kelas III selalu diberi latihan-latihan soal, pemberian tugas untuk
praktek lapangan, mengikut sertakan siswa dalam kegiatan ilmiah dan pemberian
layanan bimbingan.
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS
A. Jenis dan Subjek Penelitian
Jenis penelitian ini dilakukan di dalam bidang pendidikan melaui kegiatan
PTK. Menurut John Elliot bahwa yang dimaksud PTK ialah kajian tentang situasi
sosial dengan maksud untuk meningkatkan kualitas tindakan di dalamnya (Elliot,
1982). Seluruh prosesnya, telaah, diagnosis, perencanaan, pelaksanaan, pemantauan,
dan pengaruh menciptakan hubungan yang diperlukan antara evaluasi diri dari
perkembanagn professional. Pendapat yang hampir senada dikemukanan oleh
Kemmis dan Mc Taggart, yang mangatakan bahwa PTK adalah suatu bentuk refleksi
diri kolektif yang dilakukan oleh peserta-pesertanya dalam situasi sosial untuk
meningkatkan penalaran dan keadilan praktik-praktik itu dan terhadap situai tempat
dilakukan praktik-praktik tersebut (Kemmis dan Taggart, 1988). Adapun yang
dimaksud menjadi subjek penelitian adalah siswa kelas III SDN Nganti 02 sebanyak
18 siswa putra 7 anak dan putrid 11 anak.
B. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Penelitian
Tempat dilaksanakannya PKP ini di ruangan kelas III SDN Nganti 02
Kecamatan Ngraho Kabuapaten Bojonegoro. Waktu penelitian Pemanfaatan
Lingkungan Sekolah Sebagai Media Sumber Pembelajaran IPS Kelas III Pada Materi
Melestarikan Lingkungan Alam Sekitar Untuk Meningkatkan Motivasi Dan Minat
Belajar Siswa Di SDN Nganti 02 Kecamatan Ngraho Kabupaten Bojonegoro
dilaksanakan dalam jangka waktu dari tanggal 30 Juli 2010 sampai dengan tanggal 25
Agustus 2010 semester 1 Tahun periode 2010/2011, yaitu dari identifikasi tahap pra
PTK : 30 Juli 2010, perbaikan pembelajaran siklus I : 12 Agustus 2010, perbaikan
pembelajaran siklus II : 19 Agustus 2010.
C. Prosedur Pelaksanaan Penelitian
Banyak model PTK yang dapat diadopsi dan diimplementasikan di dunia
pendidikan. Namun secara singkat, pada dasarnya PTK terdiri dari 4 (empat) tahapan
dasar yang saling terkait dan berkesinambungan: (1) Perencanaan (Planning), (2)
Pelaksanaan (acting), (3) Pengamatan (observing), dan (4) Refleksi (reflecting).
Langkah-langkah kegiatan PKP digambarkan sebagaimana berikut:
Perancanaan Tindakan; berdasarkan pada identifikasi masalah yang
dilakukan pada tahap pra PTK, rencana tindakan disusun untuk menguji secara
empiris hipotesis tindakan yang ditentukan. Rencana tindakan ini mencakup semua
langkha tindakan secara rinci. Segala keperluan pelaksanaan PTK, mulai dari materi,
bahan ajar, rencana pengajaran yang mencakup metode / teknik mengajar, serta
teknik atau instrument observasi/evaluasi, dipersiapkan dengan matang pada tahap
perencanaan ini. Dalam tahap ini perlu juga diperhitungkan segala kendala yang
mungkin timbul pada saat tahap implementasi berlangsung. Dengan melakukan
antisipasi lebih dari diharapkan pelaksanaan PTK dapat berlangsung dengan baik
sesuai dengan hipotesis yang telah ditentukan.
Pelaksanaan Tindakan; tahap ini merupakan implementasi (pelaksanaan) dari
semua rencana yang telah dibuat. Tahap ini, yang berlangsung di dalam kelas, adalah
realisasi dari segala teori pendidikan dan teknik mengajar yang telah disiapkan
sebelumnya. Langkah-langkah yang dilakukan guru tentu saja mengacu pada
kurikulum yang berlaku, dan hasilnya diharapkan berupa peningkatan efektifitas.
Adapun instrumen yang digunakan selama pelaksanaan tindakan diantaranya : (a)
soal tes, (b) Rubric (Kolum-kolum), (c) Lembar observasi, dan (d) Catatan lapangan
yang dipakai untuk memperoleh data secara obyektif yang tidak dapat terekam
melalui lembar observasi, seperti aktifitas siswa selama pemberian tindakan
berlangsung, reaksi mereka, sebagai bahan dalam analisis dan untuk keperluan
refleksi.
Pengamatan Tindakan; Evaluasi proses pembelajaran dilakukan melalui
observasi, kemudian didiskusikan secara kolaboratif, hasilnya didiskripsikan secara
kualitatif dan digunakan sebagai masukan dan tindak lanjut bagi pembelajaran
berikutnya. Hal ini sesuai dengan langkah ke 4-7 penelitian pengembangan (Borg and
Gall, 1993) yaitu Preliminary field testing, main product revision, main field testing,
and operational product revision yang bertujuan mengoptimalkan medol
pembelajaran yang dikembangkan Borg, W.R. dan Gall, M.D. (1983). Education
Research : An Introduction. New Yorrk & Lodon: Longman. Data yang dikumpulkan
pada tahap ini berisi tentang pelaksanaan tindakan dan rencana yang sudah dibuat,
serta dampaknya terhadap proses dan hasil intruksional yang dikumpulkan dengan
alat Bantu instrumen pengamatan yang dikembangkan oleh peneliti. Pada tahap ini
perlu mempertimbangkan penggunaan beberapa jenis instrumen ukur penelitian guna
kepentingan triangulasi data. Dalam tahap observasi ini guru dibantu oleh
keterlibatan teman sejawat bernama Sadidik,S.Pd.I untuk membantu peneliti untuk
lebih mempertajam refleksi dan evaluasi yang dilakukan guru, salain itu tugas teman
sejawat juga merekam selama proses peberbaikan pembelajaran erlangsung dan
memberikan saran dan masukan terhadap hasil observasi dan pengamatan. Adapun
ketrampilan yang harus dimiliki pengamat diantaranya: (a) menghindari
kecenderungan untuk membuat penafsiran; (b) adanya keterlibatan ketrampilan antar
pribadi; (c) merencanakan schedule aktifitas kelas; (d) umpan balik tidak lebih dari
24 jam; (e) catatan harus teliti dan sistematis.
Analisis data hasil penelitian yang tergolong data kuantitatif berupa hasil
belajar (pre test dan post test) dengan cara prosentase yaitu dengan menghitung
ketuntasan rata-rata kelas dan ketuntasan klasikal dengan pedoman rumus (IGAK
Wardhani,dkk 2007) sebagai berikut:
Rata-rata kelas = x 100%
Ketuntasan siswa = x 100%
Keterangan:
Jumlah nilai
Jumlah nilai maksimal
Jumlah siswa yang tuntas belajar
Jumlah seluruh siswa
Rata-rata kelas : Jika mencapai > 70%
Ketuntasan klasikal : Jika > 80% seluruh siswa mencapai > 70
Indikator keberhasilan dari penelitian ini adalah apabila ada peningkatan hasil dari
setiap siklus.
a. Jika siswa mampu mencapai ketuntasan klasikal nilai sebesar 80%.
b. Jika hasil pemahaman siswa terhadap LKS yang diperoleh tergolong baik (70-
100).
Refleksi Terhadap Tindakan; tahapan ini merupakan tahapan untuk
memproses data yang didapat saat dilakukan pengamatan. Data yang didapat
kemuadian ditafsirkan dan dicari eksplanasinya, dianalisis, dan disentesis. Dalam
proses refleksi ini segala pengalaman, pengetahuan, dan teori instruksional yang
dikuasai dan relevan dengan tindakan kelas yang dilaksanakan sebelumnya, menajdi
bahan pertimbangan dan perbandingan sehingga dapat ditarik suatu kesimpulan yang
mantap dan sahih.
Refleksi pembelajaran materi IPS Kelas III pada materi melestarikan
lingkungan alam sekitar fakta nyata, seperti yang pernah dialami ketika diadakannya
pembelajaran materi IPS Kelas III Pada Materi Melestarikan Lingkungan Alam
Sekitar Untuk Meningkatkan Motivasi Dan Minat Belajar Siswa Di SDN Nganti 02
Kecamatan Ngraho Kabupaten Bojonegoro tanggal 30 Juli 2010, siswa nampak
kurang mendengarkan penjelasan guru dikeranakan mereka tidak paham pada materi
Melestarikan Lingkungan Alam Sekitar sehingga tidak bisa memberikan tanggapan,
medianya hanya meliputi papan tulis dan kapur tulis, disamping itu penjelasan guru
terlalu abstrak dan kurang menarik minat siswa kelas III, serta kurangnya persiapan /
motivasi belajar siswa sehingga hasil belajar rendah.
Hanya 10 siswa (55,6%) yang siap untuk belajar yaitu 22,2% yang menguasai
materi dengan memperoleh nilai 90-100 dan 33,3% hampir mengenal pemahaman
konsep materi yang bersifat teoritis dengan memperoleh nilai 70-80, sementara 8
orang siswa (44,4%) siswa kesulitan dalam menunjukkan implementasi
konsepteoritis dalam pembelajaran IPS kelas III materi tentang Melestarikan
Lingkungan Alam Sekitar.
Kesenjangan tersebut terjadi disebabkan oleh beberapa factor, antara lain :
1. Dari sudut pandadang siswa
a. Rendahnya kemampuan siswa dalam memahami materi IPS yang bersifat
teoritis.
b. Kurangnya kemampuan siswa merumuskan contoh-contoh implementasi
konsep IPS.
c. Kurangnya persiapan/motivasi dan minat belajar siswa sehingga hasil belajar
rendah.
2. Dari sudut pandang guru
a. Belum optimalnya usaha yang dilakukan guru untuk membantu kesulitan
belajar siswa.
b. Kurang kondusifnya metode mengajar yang digunakan guru untuk memotifasi
dan merangsang minat belajar siswa.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian Per Siklus
1. Siklus I
a. Tahap Perencanaan
1) Membuat skenario pembelajaran yang menarik, sesuai dengan rencana
tindakan yang akan dilakukan
2) Mempersiapkan fasilitas dan sarana pendukung yang diperlukan.
3) Peneliti melakukan penjelajahan ke lingkungan sekitar SDN Nganti 02
dengan mengamati lokasi yang tepat sebagai sumber belajar.
4) Mempersiapkan instrumen penelitian yang diperlukan, seperti tabel
aktifitas siswa, tabel aktifitas guru, tabel nilai dan hasil analisis/prosentasi,
RPP siklus I.
5) Melakukan simulasi pelaksanaan tindakan untuk menguji keterlaksanaan
ranangan, serta mempertebal kepercayaan diri dalam pelaksanaan
nantinya.
b. Tahap Kegiatan dan Palaksanaan
Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar siswa kelas III SDN Nganti 02,
untuk siklus I dilaksanakan pada tanggal 12 Agustus 2010 ketika jam
pelajaran pertama dan kedua pada pukul 07.00 berakir pada pukul 08.20
dengan jumlah siswa 18 anak, siswa putra 7 anak dan putrid 11 anak. Dalam
hal ini peneliti bertindak sebagai guru.
Adapun proses belajar mengajar mengacu kepada rencana perbaikan
pembelajaran IPS Kelas III Pada Materi Melestarikan Lingkungan Alam
Sekitar.
Pada tahapan ini, rancangan strategi dan skenario pembelajaran
diterapkan. Berikut disajikan aspek-aspek rencana (skenario) tindakan yang
dilakukan pada PTK siklus I:
1. Kegiatan Awal
Memotivasi siswa:
Betapa luas alam kita dan di dalamnya terdapat berbagai macam ciptaan
Tuhan Yang Maha Esa, yang juga sebagian kecil dibuat dengan tangan
manusia, sebagaimana pembelajaran kita minggu yang telah lau apa saja
yang termasuk alam buatan dan yang alami? Apakah pernah kalian
mencoba untuk merawat halaman sekitar kita? Tentu semua pernah
melakukan? Betul?
2. Kegiatan Inti
a) Menyajikan informasi kepada siswa mengenai pembelajaran kali ini
siswa dibawa keluar kelas untuk mengamati lingkungan sekitar SDN
Nganti 02.
b) Guru mengajak siswa ke lokasi lingkungan sekitar SDN Nganti 02.
c) Menjelaskan secara sekilas tentang materi Melestarikan Lingkungan
Alam Sekitar sambil mengamati lingkungan sekitar
d) Guru membimbing siswa menyusun hasil pengamatan.
e) Guru bersama siswa endiskusikan langkah-langkah pengamatan yang
telah dilakukan siswa, kemudian mendiskusikan prinsip-prinsip
penting materi Melestarikan Lingkungan Alam Sekitar.
f) Guru meminta salah satu siswa yang mewakili temannya,
menyampaikan hasil pengamatannya, sementara teman lainya
menanggapi.
3. Kegiatan Akhir
a) Guru bersama dengan siswa membuat kesimpulan tentang
Melestarikan Lingkungan Alam Sekitar.
b) Memberikan tes evaluasi akhir.
c. Tahap Pengamatan / Pengumpulan data
Dari hasil observasi bersama teman sejawat didapat data mengenai
instrumen aktivitas siswa dan guru pada siklus I dapat kita lihat pada table
berikut ini :
Tabel 1Data Akttivitas Guru
No Aktivitas guru yang diamatiKemunculanAda Tidak
1. Menyampaikan tujuan dan tahapan pembelajaran V2. Konsekuensi (kemantapan danlam bertindak),
dalam memahamkan materiV
3. Memotivasi siswa V4. Pendekatan tak terstruktur yang meyakinkan V5. Pengajuan pernyataan kritis secara selectif V6. Mengendalikan informasi factual V7. Menggunakan pendekatan tak terstruktur yang
meyakinkanV
8. Kualitas pengelolaan waktu dan kelas V
Dari tabel diatas dijelaskan, aktivitas guru yang lebih dominant nampak
terlihat cukup bagus diantaranya, menyampaikan tujuan dan tahapan
pembelajaran, menggunakan pendekatan tak terstruktur yang meyakinkan,
pengajuan pertanyaan kritis secara selektif mengendalikan informasi factual,
konsekuensi ( kemantapan dalam bertindak ), dalam memahami materi.
Tabel 2 Data Aktivitas Siswa
No Aktivitas guru yang diamatiKemunculanAda Tidak
1. Antusias dan patisipasi siswa dalam KBM V2. Siswa mengembangkan kepercayaan terhadap
kekuatan penalaran diriV
3. Inisiatif siswa yang ingin bertanya perihal materi yang belum dimengerti
V
4. Ketepatan konsekuensi dalam mengerjakan tugas akhir V5. Kemandirian aktif siswa mengajukan pertanyaan V6. Ketrampilan mengemukakan pendapat V
Sementara aktivitas siswa yang lebih dominant nampak terlihat cukup
bagus diantaranya: antusias dan partisifasi siswa dalam KBM, ketepatan
konsekuensi dalam mengerjakan tugas akhir, ketrampilan mengemukakan
pendapat, kemandirian aktif siswa mengajukan pertanyaan.
Setelah guru mengadakan pembelajaran sebagaimana yang telah
direncanakan sebelumnya, selanjutnya gutu mengadakan tes evaluasi akhir
guna mengetahui seberapa jauh penguasaan dan pemahaman siswa kelas III
SD Negeri Ngnti 2 materi IPS tentang Melestarikan Lingkungan Alam
sekitar. Hasil penilaian siswa Siklus I dapat kita ketahui dengan mengamati
dan melihat pada tabel berikut ini:
Tabel 3 Nilai hasil evaluasi siswa kelas III materi IPS SD Negeri Nganti 2
No. NIM Nilai19. 1723 8020. 1733 6021. 1738 8022. 1733 8023. 1721 6024. 1728 10025. 1729 6026. 1734 9027. 1740 5028. 1732 7029. 1731 8030. 1726 10031. 1743 10032. 1736 10033. 1727 6034. 1722 6035. 1725 10036. 1727 90
Jumlah skor 1420Jumlah nilai maksimal 1800
Setelah mengamati hasil nilai, kemudian memprosentasekan hasil
tersebut kedalam sebuah tabel untuk mengetahui seberapa besar ketuntasan
Induvidual dan klasikal siswa selama pembelajaran berlangsung, hal tersebut
dapat kita lihat melalui tabel dibawah ini:
Tabel 4 Presentasi Hasil Evaluasi Akhir Siswa
NilaiSiklus I
Interval siswa %<50 0 0
50-60 6 33,370-80 5 27,890-100 7 38.9Jumlah 18 100
Tabel 5Prosentase Siswa yang Mencapai Ketuntasan Belajar
No Uraian Hasil Siklus I
5. Siswa yang tuntas belajar 126. Jumlah seluruh siswa 187. Rata-rata kelas 78,9%8. Ketuntasan klasikal 66,7%
Jika kita amati dengan seksamadaripada data-data hasil evaluasi Siswa
yang telah dikumpulkan dan dianalisis, maka maka hasil tes evaluasi belajar
ada 12 siswa diantaranya 70-80 ada 5 siswa (27,8%) dan nilai 90-100 ada 7
siswa (38,9%). Rata-rata kelas : 78,9% hal ini melebihi standar yang
ditetapkan 70% . Ketuntasan klasikal : menurut perhitungan sekitar 66,7% hal
ini berarti masih dibilang rendah karena dibawah standarisasi ketuntasan yaitu
sebesar : > 80%.
d. Tahap Refleksi
Berdasarkan pengamatan terhadap data-data yang ada, maka perbaikan
pembelajaran yang dihasilkan dari siklus I, memiliki:
Kekurangan:
1. Siswa sangat bergantung pada guru secara psikologis.
2. Guru belum bisa dalam pengelolaan kelas.
3. Rendahnya kualitas siswa ditinjau dari ketrampilam mengemukakan
pendapat.
4. Siswa masih belum mahir mangaitkan isi pelajaran dengan keadaan alam
sekitarnya
Kelebihan :
1. Kinerja belajar siswa mulai meningkat dengan adanya kesiapan siswa
selama mengikuti pembelajaran.
2. keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran cukup bagus.
2. Siklus II
a. Tahap Perencanaan
1. Membuat skenario pembelajaran yang menarik, sesuai dengan rencana
tindakan yang akan dilakukan
2. Mempersiapkan fasilitas dan sarana pendukung yang diperlukan.
3. Peneliti melakukan penjelajahan ke lingkungan sekitar SDN Nganti 02
dengan mengamati lokasi yang tepat sebagai sumber belajar.
4. Mempersiapkan instrumen penelitian yang diperlukan, seperti tabel
aktifitas siswa, tabel aktifitas guru, tabel nilai dan hasil analisis/prosentasi,
RPP siklus II.
5. Melakukan simulasi pelaksanaan tindakan untuk menguji keterlaksanaan
ranangan, serta mempertebal kepercayaan diri dalam pelaksanaan
nantinya.
b. Tahap Kegiatan dan Pelaksanaan
Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar siswa kelas III SDN Nganti 02,
untuk siklus II dilaksanakan pada tanggal 19 Agustus 2010 ketika jam
pelajaran pertama dan kedua pada pukul 07.00 berakir pada pukul 08.20
dengan jumlah siswa 18 anak, siswa putra 7 anak dan putrid 11 anak. Dalam
hal ini peneliti bertindak sebagai guru.
Adapun proses belajar mengajar mengacu kepada rencana perbaikan
pembelajaran IPS Kelas III Pada Materi Melestarikan Lingkungan Alam
Sekitar.
Pada tahapan ini, rancangan strategi dan skenario pembelajaran
diterapkan. Berikut disajikan aspek-aspek rencana (skenario) tindakan yang
dilakukan pada PTK siklus II:
1. Kegiatan Awal
Memotivasi siswa:
Betapa luas alam kita dan di dalamnya terdapat berbagai macam ciptaan
Tuhan Yang Maha Esa, yang juga sebagian kecil dibuat dengan tangan
manusia, sebagaimana pembelajaran kita minggu yang telah lau apa saja
yang termasuk alam buatan dan yang alami? Apakah pernah kalian
mencoba untuk merawat halaman sekitar kita? Tentu semua pernah
melakukan? Betul?
2. Kegiatan Inti
a) Menyajikan informasi kepada siswa mengenai pembelajaran kali ini
siswa dibawa keluar kelas untuk mengamati lingkungan sekitar SDN
Nganti 02.
b) Guru mengajak siswa ke lokasi lingkungan sekitar SDN Nganti 02.
c) Menjelaskan secara sekilas tentang materi Melestarikan Lingkungan
Alam Sekitar sambil mengamati lingkungan sekitar
d) Guru membimbing siswa menyusun hasil pengamatan.
e) Guru bersama siswa mendiskusikan langkah-langkah pengamatan yang
telah dilakukan siswa, kemudian mendiskusikan prinsip-prinsip
penting materi Melestarikan Lingkungan Alam Sekitar.
f) Guru meminta salah satu siswa yang mewakili temannya,
menyampaikan hasil pengamatannya, sementara teman lainya
menanggapi.
3. Kegiatan Akhir
a) Guru bersama dengan siswa membuat kesimpulan tentang
Melestarikan Lingkungan Alam Sekitar.
b) Memberikan tes evaluasi akhir.
c. Tahap Pengamatan / Pengumpulan Data
Dari hasil observasi bersama teman sejawat didapat data mengenai
instrumen aktivitas siswa dan guru pada siklus II dapat kita lihat pada table
berikut ini :
Tabel 6Data Akttivitas Guru
No Aktivitas guru yang diamatiKemunculanAda Tidak
1. Menyampaikan tujuan dan tahapan pembelajaran V2. Konsekuensi (kemantapan danlam bertindak),
dalam memahamkan materiV
3. Memotivasi siswa V4. Pendekatan tak terstruktur yang meyakinkan V5. Pengajuan pernyataan kritis secara selectif V6. Mengendalikan informasi factual V7. Menggunakan pendekatan tak terstruktur yang V
meyakinkan8. Kualitas pengelolaan waktu dan kelas V
Dari tabel diatas dijelaskan, aktivitas guru yang lebih dominan nampak
terlihat cukup bagus diantaranya, menyampaikan tujuan dan tahapan
pembelajaran, menggunakan pendekatan tak terstruktur yang meyakinkan,
pengajuan pertanyaan kritis secara selektif mengendalikan informasi faktual,
konsekuensi (kemantapan dalam bertindak), dalam memahami materi,
memotivasi siswa.
Tabel 7Data Aktivitas Siswa
No Aktivitas guru yang diamatiKemunculanAda Tidak
1. Antusias dan patisipasi siswa dalam KBM V2. Siswa mengembangkan kepercayaan terhadap
kekuatan penalaran diriV
3. Inisiatif siswa yang ingin bertanya perihal materi yang belum dimengerti
V
4. Ketepatan konsekuensi dalam mengerjakan tugas akhir V5. Kemandirian aktif siswa mengajukan pertanyaan V6. Ketrampilan mengemukakan pendapat V
Sementara aktivitas siswa yang lebih dominant nampak terlihat cukup
bagus diantaranya: antusias dan partisifasi siswa dalam KBM, ketepatan
konsekuensi dalam mengerjakan tugas akhir, ketrampilan mengemukakan
pendapat, kemandirian aktif siswa mengajukan pertanyaan.
Setelah guru mengadakan pembelajaran sebagaimana yang telah
direncanakan sebelumnya, selanjutnya gutu mengadakan tes evaluasi akhir
guna mengetahui seberapa jauh penguasaan dan pemahaman siswa kelas III
SD Negeri Ngnti 2 materi IPS tentang Melestarikan Lingkungan Alam
sekitar. Hasil penilaian siswa Siklus II dapat kita ketahui dengan mengamati
dan melihat pada tabel berikut ini:
Tabel 8Nilai hasil evaluasi siswa kelas III materi IPS SD Negeri Nganti 2
No. NIM Nilai1. 1723 1002. 1733 703. 1738 100
4. 1733 905. 1721 706. 1728 907. 1729 608. 1734 909. 1740 5010. 1732 8011. 1731 8012. 1726 10013. 1743 9014. 1736 10015. 1727 8016. 1722 8017. 1725 9018. 1727 80
Jumlah skor 1500Jumlah nilai maksimal 1800
Setelah mengamati hasil nilai, kemudian memprosentasekan hasil
tersebut kedalam sebuah tabel untuk mengetahui seberapa besar ketuntasan
Induvidual dan klasikal siswa selama pembelajaran berlangsung, hal tersebut
dapat kita lihat melalui tabel dibawah ini:
Tabel 9Presentasi Hasil Evaluasi Akhir Siswa
NilaiSiklus I
Interval siswa %<50 0 0
50-60 2 11,170-80 7 38,990-100 9 50Jumlah 18 100
Tabel 10Prosentase Siswa yang Mencapai Ketuntasan Belajar
No Uraian Hasil Siklus I1. Siswa yang tuntas belajar 162. Jumlah seluruh siswa 183. Rata-rata kelas 83,3%4. Ketuntasan klasikal 88,9%
Hasil tes evaluasi akhir penugasan dan pemahaman siswa terhadap materi
yang tuntas belajar ada 15 siswa dari 18 anak, diantaranya nilai 70-80 ada 7 siswa
(38,9%) dan nilai 90-100 ada 9 siswa (50%). Rata-rata kelas : 83,3% hal ini
melebihi standar yang ditetapkan 70% . Ketuntasan klasikal : menurut
perhitungan sekitar 88,9% hal ini berarti melebihi dari ketuntasan yang telah
ditentukan sebelumnya > 80%.
d. Tahap Refleksi
Berdasarkan pengamatan terhadap data-data yang ada, maka perbaikan
pembelajaran yang dihasilkan dari siklus II, memiliki:
Kekurangan:
1. Pendekatan tak terstruktur yang meyakinkan masih belum dipahami guru.
2. guru belum bisa dalam pengelolaan waktu.
Kelebihan :
1. Kinerja belajar siswa selalu meningkat dengan adanya kesiapan siswa
selama mengikuti pembelajaran.
2. Siswa terlihat ceria dan bersemangat disaat kegiatan pengamatan
kelompok dimulai.
3. kemandirian siswa dalam mengelola cara berfikir capat dan tepat ada
mengalami perubahan kea rah yang cukup baik.
B. Pembahasan
Pada hasil tes evaluasi akhir penguasaan dan pemahaman siswa akan materi
Melestarikan Lingkungan Alam Sekitar yang dihadapi siswa kelas III pada siklus I
siswa dianggap siap dan mampu mengikuti pembelajaran sekira 66,7% siswa,
sementara di siklus II sekitar 88,9% siswa dan rata-rata kelas mengalami peningkatan
hasil nilai yang mana pada siklus I menurut perhitungan sekitar 78,9% sedangkan
pada siklus II 83,3%.
Menurut pendapat teman sejawat, berdasarkan dari hasil observasi pelaksanaan
perbaikan pembelajaran IPS Kelas III pada materi Melestarikan Lingkungan Alam
Sekitar siklus I dan II untuk dapat memecahkan masalah yang dihadapi, diantaranya:
Ketika siswa sangat bergantung kepada guru secara psikoligis, guru mungkin
dapat mengurangi ketergantungan tersebut dengan jalan meyakinkan bahwa mereka
tidak dapat mendapatkan jawaban daripadanya. Pertanda apapun yang menunjukkan
digunakannya pendekatan terstruktur, meskipun dalam jangka panjang, mendorong
mereka untuk menghabiskan tenaganya untuk mendapatkan jawaban dari gurunya.
Tentu saja, guru dapat berusaha meyakinkan siswanya bahwa dia tidak memiliki
jawaban yang diinginkan, tetapi mungkin cara yang baik adalah mengusahakan
mencapai tujuan-tujuan yang tak terstruktur sehingga siswa lebih leluasa dalam
mengembangkan gagasan-gagasan mereka untuk sampai pada jawaban yang
diinginkan.
Agar dapat menggunakan pendekatan tak terstruktur yang meyakinkan dan
dengan bergeser dari situasi formal, mungkin untuk sementara guru perlu
menggunakan metode terbuka daripada terbimbing. Bimbingan dalam pendekatan tak
terstruktur fokus pembicaraan diberikan kepada siswa, dalam arti bahwa pembicaraan
dihubungkan dengan pengalaman sehingga bahan yang dibicarakan terasa bermakna
bagi siswa.
Namun demikian walaupun masih terdapat kekurangan dalam setiap perbaikan
pembelajaran, sebagaimana hasil pengamatan dan analisis pada data-data baik pada
siklus I maupun data siklus II, peneliti dan teman sejawat bersepakat bahwa dalam
pembelajaran perbaikan yang dilaksanakan sudah mennjukkan kemajuan dan
menepati sasaran sebagaimana tujuan yang diharapkan.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Hasil penelitian sesuai dengan fokus dan berdasarkan paparan data, temuan
simpulan dari penelitian adalah sebagai berikut:
1. Pemanfaatan Lingkungan Sekolah Sebagai Media Sumber Pembelajaran IPS
Kelas III Pada Materi Melestarikan Lingkungan Alam Sekitar Untuk
Meningkatkan Motivasi Dan Minat Belajar Siswa Di SDN Nganti 02 Kecamatan
Ngraho Kabupaten Bojonegoro berpengaruh positif bagi hasil evaluasi akhir
siswa, hal ini dibuktikan dengan adanya peningkatan hasil nilai dan rata-rata kelas
yang mana pada siklus I menurut perhitungan sekitar 78,9% sedangkan pada
siklus II 83,3%, dengan prediksi siswa yang mampu menguasai dan memahami
materi pada siklus I 66,7% siswa, dan pada siklus II menjadi bertambah sekitar
88,9% siswa.
2. Hasil evaluasi yang cukup memuaskan ini dapat dikatakan memuaskan karena
adanya dorongan dan motivasi siswa kelas III yang cukup bagus serta minat untuk
belajar IPS, hal ini dapat dilihat dari sikap siswa ketika pada siklus II yang lebih
dominant nampak terlihat dan dinilai cukup bagus diantaranya: antusias dan
partisipasi siswa dalam KBM, inisiatif siswa yang ingin bertanya perihal materi
yang belum dimengerti, ketepatan konsekuensi dalam mengarjakan tugas akhir,
ketrampilan mengemukakan pendapat, kemandirian aktif siswa mengajukan
pertanyaan.
B. Saran-Saran
1. Mendorong siswa untuk meningkatkan intensitas dan frekuensi belajar. Dalam hal
ini, guru memberikan bimbingan kepada siswa agar memiliki kebiasaan belajar
positif, atau memberikan informasi tentang cara-cara belajar yang efektif. Untuk
melaksanakan kegiatan ini, guru dapat bekerjasama dengan guru pembimbing
(konselor).
2. Metodologi PTK hendaknya ditentukan dengan mempertimbangkan persoalan
pembelajaran kelas yang sedang diteliti, sumber daya yang ada dan siswa-siswa
sebagai sasaran penelitian
DAFTAR PUSTAKA
Andriyani 2006., Upaya meningkatkan pemahaman siswa kecamatan dander terhadap pembelajaran IPS materi Keragaman kenampakan alam dan buatan kelas V melalui lingkungan sekitar sekolah sebagai sumber belajar di SDN Ngumpak Dalem IV Bojonegoro Makalah, Program Sarjana S-1 PGSD FKIP Malang
Borg, W.R. & Gall, M.D. (1983). Education Research : An Introduction. New York & London: Longman.
Davies, I, K., Pengelolaan Belajar. Terjemahan oleh Sudarsono & Lily. 1986. Jakarta: CV. Rajawali.
Erman 2003 Pengantar Praktik Penilaian Pembelajaran, Bandung: PT. GenesindoHasibuan, J.J., 1988. Proses Belajar Mengajar Ketrampilan Dasar Pengajaran Mikro.
Bandung: Remadj KaryaHurlock, E.B. (1989). Development psychology. Alife – span Approach. India Tata Mc.
Graw – Hill Put. Company Ltd. 8th ed (repointed).Kemmis, S. & Mc. Taggart, R. (1988) The Action Research Planner. 3rd ed. Victoria,
Australia: Deakin UniversityKhairuddin, 2007. Pengaruh belajar bersama melalui lingkungan sekitar sekolah
sebagai sumber belajar terhadap minat dan keinginan siswa kelas I dalam menghubungkan ajaran Pendidkan Agama Islam dengan lingkungan sekitar di MTs 1 Dander Bojonegoro. Makalah. Program Sarjana S-1 jurusan tarbuyah STAI Sunan Giri Boonegoro.
Pintrich, P.R. dan Schunk, D.H. (1996). Motivation in education. Theory, research and application. Engle wood cliffs, New Jersy: prentice hall, Inc. A Simon dan Schucter Company.
Rohani. 1997. Media Instruksional Edukatif. Rineka Cipta, JakartaRudi Setiawan 2004 Implementasi lingkungan sekitar sekolah sebagai sumber belajar
dalam meningkatkan kemandirian dan motivasi siswa kelas III belajar IPS materi macam-macam lingkungan alam dan buatan di SD Negeri III Malang. Mahasiswa Universitas Budi Utomo Malang.
Rudi Setiawan 2004., Kemampuan meningkatkan pemahaman siswa kecamatan dander terhadap pembelajaran IPS kelas III melalui lingkungan sekitar sekolah sebagai sumber belajar SD Negeri III malang, Makalah, Program Sarjana S-1 PGSD Universitas Airlangga Surabaya
Soedijarto (1982). Kemampuan Profesional Tenaga Kependidikan (Terutama Guru) dan Implikasinya dalam Penyusunan Kurikulum LPTK. Malang: Konsorsium Ilmu Pendidikan).
Sudjana, 1990. Mutu pembelajaran Jakarta: Bumi AksaraSusilo, Herawati. 2003. Kapita Selekta Pembelajaran Biologi. Pusat penerbitan
Universitas Terbuka, JakartaWijaya,dkk, 1994. Kemampuan Dasar Guru dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung:
Remaja Rosda KaryaWinataputra, (2003). Belajar dan Mengajar. Intan Pariwara, Klaten.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Mata Pelajaran : IPS ( Ilmu Pengetahuan Sosial)Kelas/Semester : III/IAlokasi Waktu : 2 X 35 menit (1 X pertemuan)Standar Kompetensi : 1.Memahami lingkungan dan melaksanakan penjelasan disekitar
rumah dan sekolah.Kompetensi Dasar : 1.1. Memelihara lingkungan alam dan buatan disekitar rumah.Indikator :
1. Menyebutkan cara merawat lingkungan alam sekitar.2. Menyebutkan akibat yang terjadi jika lingkungan alam sekitar
dirawat.
A. Tujuan Pembelajaran1. Siswa dapat mengidentifikasi materi secara tepat.2. Siswa dapat menyebutkan cara-cara pemeliharaan lingkungan alam sekitar.3. Siswa dapat menjelaskan pentingnya pemeliharaan lingkungan alam sekitar.
B. Materi Melestarikan Lingkungan Alam Sekitar.
Melastarikan lingkungan menjadi tanggungjawab semua orang. Dilingkungan tempat tinggal, tempat belajar, kita harus selalu pelihara dan diadakan perbaikan. Kita juga harus menghindari pengrusakan-pengrusakan seperti menebang pohon, membuang sampah sembarangan, dll. Disekolah juga kita harus menjaga kebersihan dan keindahaannya. Lingkungan harus ditata rapid an teratuc
C. Langkah-langkah Pembelajaran1. Kegiatan Awal ( 10 menit )
a. Berdoa sebelum belajar.b. Menghubungkan pembelajaran yang telah lalu dengan materi melestarikan
lingkungan alam sekitar yang akan dipelajari.
2. Kegiatan Inti ( 40 menit ) a. Menjelaskanmateri Melestarikan lingkunganAlam dengan menunjukan
gambar lingkungan.b. Bertanya jawab sekilas materi Melestarikan lingkunganAlam.c. Meminta siswa untuk maju kedepan kelas menyebutkan cara-cara
pemeliharaan lingkungan alam.d. Siswa menentukan banyaknya uang kembalian jika pembayaran pada
permainan jual beli dengan uang lebih (utuh)
3. Kegiatan Akhir ( 20 menit )a. Guru bersama dengan siswa membuat kesimpulan.b. Memberikan tes evaluasi akhir.
D. Alat / bahan / Sumber Belajar1. Buku pembelajaran IPS untuk kelas III SD2. LKS IPS untuk kelas III SD.
E. Penilaian1. Tes tulis2. Performance
Tes Tulis Jawablah pertanyaan berikut ini dengan tepat
1. Coba kamu jelaskan bagaimana cara kita memelihara lingkungan sekolah !2. Sebutkan akibat dari seseorang yang suka membuang sampah di sembarang
tempat !3. Sebutkan perbuatan apa saja yang dapat merusak lingkungan sekitar kita !4. Bagaimanakah caranya memlihara tanaman-tanaman yang ada di taman halaman
rumah kita !5. sebutkan akibta dari sesorang yang suka mencorat-coret tembok dirumah/ di
sekolah?
Kunci Jawaban1. Disapu setiap hari dibersihkan meja dan kursinya serta membuang sampah pada
tempatnya.2. halaman menjadi kotor, pemandangannya menjadi kurang enak untuk dipandang,
menyebabkan penyakit, dll3. penebangan pohon secara liar, penimbunan tanah selokan, dll4. menyiram tanaman, tidak memangkas tumbuhan yang masih muda, dll5. bangunan menjadi kotor, pemandangannya nampak tidak nyaman,dll
Mengetahui:Kapala SDN Nganti 02
LINARSI,S.PdNIP. 19560330 197512 2 002
Nganti, 30 Juli 2010
Guru Pengajar,
DWI MUNTIHARA,A.Ma.PdNIM. 815 373 836
RENCANA PERBAIKAN PEMBEAJARAN(RPP)
SIKLUS I
Mata Pelajaran : IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial)Kelas/Semester : III/1Alokasi Waktu : 2 x 35 menit (1 kali pertemuan)Standar Kompetensi : Memahami lingkungan dan melaksanakan penjelasan di
Sekitar ruma dan sekolahKompetensi Dasar : 1.1. Memelihari lingkungan alam dan buatan di sekitar rumahIndikator : 1. Menyebutkan cara merawat lingkungan alam sekitar
2. Menyebutkan akibat yang terjadi jika lingkungan alam sekitar tidak dirawat
A. Tujuan Pembelajaran1. Siswa dapat mengidentifikasi materi secara tepat dengan memlihara lingkungan
alam sekitar secara langsung.2. Siswa dapat menyebutkan cara-cara pemeliharaan lingkungan alam sekitar3. Siswa dapat menjelaskan pentingnya pemeliharaan lingkungan alam sekitar
B. Tujuan Perbaikan1. Siswa memiliki kecakapan dalam memahami dan menyelesaikan hasil evaluasi2. Menciptakan iklim yang mengundang keterlibatan siswa dalam proses
pembelajaran.C. Materi Ajar
Melestarikan lingkungan alam sekitarMelestarikan lingkungan menjadi tanggungjawab semua orang. Di lingkungan
tempat kita tinggal, tempat belajar, kita harus selalu pelihara dan diadakan perbaikan. Kita juga harus menghindari pengerusakan- pengerusakan, seperti penebangan pohon, menbuang sampah sembarangan, dll. Di sekolah juga kita harus menjaga kebersihan dan keindahannya. Lingkungan juga harus ditata rapid an teratur
D. Langkah-langkah Kegiatan1. Kegiatan awal (10 menit)
a) berdoa sebelum belajarb) menghubungkan pembelajaran yang telah lalu dengan materi melestarikan
lingkungan alam sekitar yang akan dipelajari sambil memotivasi siswa2. Kegiatan Inti (40 menit)
a. Menyaika informasi kepada siswa mengenai pembelajaran kali ini siswa dibawa keluar kelas untuk mengamati lingkungan sekitar SDN Nganti 02 sebagai sumber belajar yaitu kebun, halaman sekolah, kolam, parit, sungai, lahan kosong, dan taman sekolah
b. Guru mengajak siswa ke lokasi lingkungan sekitar SDN Nganti 02 c. Menjelaskan secara sekilas tentang materi melestarikan lingkungan alam
sekitar sambil mengamati lingkungan sekitar SDN Nganti 02d. Guru membimbing siswa menyusun hasil pengamatane. Guru bersama siswa mendiskusikan langkah-langkah pengamatan yang telah
dilakukan siswa kemudian mendiskusikan prinsip-prinsip penting materi, melestarikan lingkungan alam sekitar
f. Guru meminta salah seorang siswa yang mewakili temannya, menyapaikan hasil pengamatannya, sementara teman lainnya menanggapi
3. Kegiatan Akhir (20 menit)a) Guru bersama dengan siswa membuat kesimpulan tentang melestarikan
lingkungan alam sekitar dengan menunjukkan gambar lingkungan sekitar SDN Nganti 02
b) Memberikan tes evaluasi akhirG. Alat dan Sumber Belajar
1. Buku pembelajaran IPS untuk kelas III Sd2. LKS IPS untuk kelas III SD
H. Penilaian1. Tes Tulis2. Performance.
Tes Tulis1. Coba kamu jelaskan bagaimana cara kita memelihara lingkungan sekolah!2. Sebutkan akibat dari seseorang yang suka membuang sampah di sembarang
tempat !3. Bagaimanakah caranya memelihara tanaman-tanaman yang ada di taman halaman
rumah kita !4. sebutkan akibat dari sesorang yang suka mencorat-coret tembok dirumah/ di
sekolah?5. Bagaimanakah caranya memelihara tanaman-tanaman yang ada di taman yang
ada di rumah kita !
Kunci Jawaban1. Disapu setiap hari, dibersihkan meja dan kursinya serta membuang sampah pada
tempatnya.2. halaman menjadi kotor, pemandangannya menjadi kurang enak untuk dipandang,
menyebabkan penyakit, dll3. menyiram tanaman, tidak memangkas tumbuhan yang masih muda, dll4. bangunan menjadi kotor, pemandangannya nampak tidak nyaman,dll5. menyiram tanaman, tidak memangkas tumbuhan yang masih muda, dll
Mengetahui:Kapala SDN Nganti 02
LINARSI,S.PdNIP. 19560330 197512 2 002
Nganti, 12 Agustus 2010
Guru Pengajar,
DWI MUNTIHARA,A.Ma.PdNIM. 815 373 836
EVALUASI HASIL AKHIR
Nama Mahasiswa : DWI MUNTIHARA,A.Ma.PdNIM : 815 373 836Tempat sekolah : SDN Nganti 02Siklus/ Hari, tannggal : Prasiklus / Jum’at, 30 Juli 2010Kelas / Semester : III / 1Mata Pelajaran : IPS
No. NIM Nama Siswa Nilai1. 1723 Adelia Rahmawati 602. 1733 Agung Hidayat 503. 1738 Agus Hermawan 704. 1733 Ati Ningsih 505. 1721 Erika Pramestia Putri 306. 1728 Hendriono 807. 1729 Jehan Hanisa 308. 1734 Lidiya Wati 709. 1740 Masyur Setiawan 3010. 1732 Mujiyati 6011. 1731 Pyayogo 6012. 1726 Puspita Sari 8013. 1743 Toto Sumarno 7014. 1736 Tuti Awaliyah 8015. 1727 Wartini 4016. 1722 Wawan Kurnia 5017. 1725 Yeti Heliana 8018. 1727 Yuyun Marlina 70
Mengetahui:Kapala SDN Nganti 02
LINARSI,S.PdNIP. 19560330 197512 2 002
Nganti, 30 Juli 2010
Teman Sejawat,
SADIDIK,S.Pd.I
EVALUASI HASIL AKHIR
Nama Mahasiswa : DWI MUNTIHARA,A.Ma.PdNIM : 815 373 836Tempat sekolah : SDN Nganti 02Siklus/ Hari, tannggal : Prasiklus / Kamis, 12 Agustus 2010Kelas / Semester : III / 1Mata Pelajaran : IPS
No. NIM Nama Siswa Nilai1. 1723 Adelia Rahmawati 802. 1733 Agung Hidayat 603. 1738 Agus Hermawan 804. 1733 Ati Ningsih 805. 1721 Erika Pramestia Putri 606. 1728 Hendriono 1007. 1729 Jehan Hanisa 608. 1734 Lidiya Wati 909. 1740 Masyur Setiawan 5010. 1732 Mujiyati 7011. 1731 Pyayogo 8012. 1726 Puspita Sari 10013. 1743 Toto Sumarno 10014. 1736 Tuti Awaliyah 10015. 1727 Wartini 6016. 1722 Wawan Kurnia 6017. 1725 Yeti Heliana 10018. 1727 Yuyun Marlina 90
Mengetahui:Kapala SDN Nganti 02
LINARSI,S.PdNIP. 19560330 197512 2 002
Nganti, 12 Agustus 2010
Teman Sejawat,
SADIDIK,S.Pd.I
OBSERVASI AKTIVITAS GURU DAN SISWA
Nama : DWI MUNTIHARA,A.Ma.PdNIM : 815 373 836Tempat sekolah : SDN Nganti 02Siklus/ Hari, tannggal : Prasiklus / Kamis, 12 Agustus 2010Kelas / Semester : III / 1Mata Pelajaran : IPS
DATA AKTIVITAS GURU
No Aktivitas guru yang diamatiKemunculanAda Tidak
1. Menyampaikan tujuan dan tahapan pembelajaran V2. Konsekuensi (kemantapan danlam bertindak), dalam
memahamkan materiV
3. Memotivasi siswa V4. Pendekatan tak terstruktur yang meyakinkan V5. Pengajuan pernyataan kritis secara selectif V6. Mengendalikan informasi factual V7. Menggunakan pendekatan tak terstruktur yang
meyakinkanV
8. Kualitas pengelolaan waktu dan kelas V
DATA AKTIVITAS SISWA
No Aktivitas guru yang diamatiKemunculanAda Tidak
1. Antusias dan patisipasi siswa dalam KBM V2. Siswa mengembangkan kepercayaan terhadap
kekuatan penalaran diriV
3. Inisiatif siswa yang ingin bertanya perihal materi yang belum dimengerti
V
4. Ketepatan konsekuensi dalam mengerjakan tugas akhir V5. Kemandirian aktif siswa mengajukan pertanyaan V6. Ketrampilan mengemukakan pendapat V
Mengetahui:Kapala SDN Nganti 02
LINARSI,S.PdNIP. 19560330 197512 2 002
Nganti, 12 Agustus 2010
Teman Sejawat,
SADIDIK,S.Pd.I
RENCANA PERBAIKAN PEMBEAJARAN(RPP)
SIKLUS II
Mata Pelajaran : IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial)Kelas/Semester : III/1Alokasi Waktu : 2 x 35 menit (1 kali pertemuan)Standar Kompetensi : Memahami lingkungan dan melaksanakan penjelasan di
Sekitar ruma dan sekolahKompetensi Dasar : 1.1. Memelihari lingkungan alam dan buatan di sekitar rumahIndikator : 1. Menyebutkan cara merawat lingkungan alam sekitar
2. Menyebutkan akibat yang terjadi jika lingkungan alam sekitar tidak dirawat
A. Tujuan Pembelajaran1. Siswa dapat mengidentifikasi materi secara tepat dengan memlihara lingkungan
alam sekitar secara langsung.2. Siswa dapat menyebutkan cara-cara pemeliharaan lingkungan alam sekitar3. Siswa dapat menjelaskan pentingnya pemeliharaan lingkungan alam sekitar
B. Tujuan Perbaikan1. Siswa memiliki kecakapan dalam memahami dan menyelesaikan hasil evaluasi2. Menciptakan iklim yang mengundang keterlibatan siswa dalam proses
pembelajaran.C. Materi Ajar
Melestarikan lingkungan alam sekitarMelestarikan lingkungan menjadi tanggungjawab semua orang. Di lingkungan
tempat kita tinggal, tempat belajar, kita harus selalu pelihara dan diadakan perbaikan.
Kita juga harus menghindari pengerusakan- pengerusakan, seperti penebangan
pohon, menbuang sampah sembarangan, dll. Di sekolah juga kita harus menjaga
kebersihan dan keindahannya. Lingkungan juga harus ditata rapid an teratur
E. Langkah-langkah Kegiatan
1. Kegiatan awal (10 menit)
a) berdoa sebelum belajar
b) menghubungkan pembelajaran yang telah lalu dengan materi melestarikan
lingkungan alam sekitar yang akan dipelajari sambil memotivasi siswa :
Betapa luas alam kita dan di dalamnya terdapat berbagai macam ciptaan
Tuhan Yang Maha Esa, yang juga sebagian kecil dibuat dengan tangan
manusia, sebagai mana pembelajaran kita minggu yang telah lalu apa saja
yang termasuk alam buatan dan yang alami ? apakah pernah kalian mencoba
untuk merawat halaman sekitar kita ? Tentu semuanya pernah melakukan ?
betul ?
2. Kegiatan Inti (40 menit)
a. Menyajikan informasi kepada siswa mengenai pembelajaran kali ini siswa
dibawa keluar kelas untuk mengamati lingkungan sekitar SDN Nganti 02
sebagai sumber belajar yaitu kebun, halaman sekolah, kolam, parit, sungai,
lahan kosong, dan taman sekolah
b. Guru mengajak siswa ke lokasi lingkungan sekitar SDN Nganti 02
c. Menjelaskan secara sekilas tentang materi melestarikan lingkungan alam
sekitar sambil mengamati lingkungan sekitar SDN Nganti 02
d. Guru membimbing siswa menyusun hasil pengamatan
e. Guru bersama siswa mendiskusikan langkah-langkah pengamatan yang telah
dilakukan siswa kemudian mendiskusikan prinsip-prinsip penting materi,
melestarikan lingkungan alam sekitar
f. Guru meminta salah seorang siswa yang mewakili temannya, menyapaikan
hasil pengamatannya, sementara teman lainnya menanggapi
3. Kegiatan Akhir (20 menit)
a) Guru bersama dengan siswa membuat kesimpulan tentang melestarikan
lingkungan alam sekitar dengan menunjukkan gambar lingkungan sekitar
SDN Nganti 02
b) Memberikan tes evaluasi akhir
I. Alat dan Sumber Belajar
1. Buku pembelajaran IPS untuk kelas III SD
2. LKS IPS untuk kelas III SD
J. Penilaian
1. Tes Tulis
2. Performance.
Tes Tulis1. Apakah tujuan pekarangan rumah kita dipelihara?2. Coba kamu jelaskan bagaimana cara kta memelihara lingkungan sekolah?3. Sebutkan akibat dari seseorang yang suka mencorat-coret tembok di rumah/di
sekolah!
4. Sebutkan akibat dari seseorang yang suka membuang sampah di sembarang tempat !
5. Bagaimanakah caranya memelihara tanaman-tanaman yang ada di taman halaman rumah kita !
Kunci Jawaban
1. Agar lingkungan halaman rumah kita menjadi bersih, sehat dan nyaman
2. Disapu setiap pagi dan sore serta membuang sampah pada tempatnya
3. Bangunan menjadi kotor, pemandangannya nampak tidak nyaman,dll
4. Halaman menjadi kotor, pemandangannya menjadi kurang enak untuk dipandang,
menyebabkan penyakit, dll
5. Menyiram tanaman, tidak memangkas tumbuhan yang masih muda, dll
Mengetahui:Kapala SDN Nganti 02
LINARSI,S.PdNIP. 19560330 197512 2 002
Nganti, 19 Agustus 2010
Guru Pengajar,
DWI MUNTIHARA,A.Ma.PdNIM. 815 373 836
EVALUASI HASIL AKHIRSIKLUS II
Nama Mahasiswa : DWI MUNTIHARA,A.Ma.PdNIM : 815 373 836Tempat sekolah : SDN Nganti 02Siklus/ Hari, tannggal : Prasiklus / Kamis, 19 Agustus 2010Kelas / Semester : III / 1Mata Pelajaran : IPS
No. NIM Nama Siswa Nilai1. 1723 Adelia Rahmawati 1002. 1733 Agung Hidayat 703. 1738 Agus Hermawan 1004. 1733 Ati Ningsih 905. 1721 Erika Pramestia Putri 706. 1728 Hendriono 907. 1729 Jehan Hanisa 608. 1734 Lidiya Wati 909. 1740 Masyur Setiawan 5010. 1732 Mujiyati 8011. 1731 Pyayogo 8012. 1726 Puspita Sari 10013. 1743 Toto Sumarno 9014. 1736 Tuti Awaliyah 10015. 1727 Wartini 8016. 1722 Wawan Kurnia 8017. 1725 Yeti Heliana 9018. 1727 Yuyun Marlina 80
Mengetahui:Kapala SDN Nganti 02
LINARSI,S.PdNIP. 19560330 197512 2 002
Nganti, 19 Agustus 2010
Teman Sejawat,
SADIDIK,S.Pd.I
OBSERVASI AKTIVITAS GURU DAN SISWA
Nama : DWI MUNTIHARA,A.Ma.PdNIM : 815 373 836Tempat sekolah : SDN Nganti 02Siklus/ Hari, tannggal : Prasiklus / Kamis, 19 Agustus 2010Kelas / Semester : III / 1Mata Pelajaran : IPS
DATA AKTIVITAS GURU
No Aktivitas guru yang diamatiKemunculanAda Tidak
1. Menyampaikan tujuan dan tahapan pembelajaran V2. Konsekuensi (kemantapan danlam bertindak), dalam
memahamkan materiV
3. Memotivasi siswa V4. Pendekatan tak terstruktur yang meyakinkan V5. Pengajuan pernyataan kritis secara selectif V6. Mengendalikan informasi factual V7. Menggunakan pendekatan tak terstruktur yang
meyakinkanV
8. Kualitas pengelolaan waktu dan kelas V
DATA AKTIVITAS SISWA
No Aktivitas guru yang diamatiKemunculanAda Tidak
1. Antusias dan patisipasi siswa dalam KBM V2. Siswa mengembangkan kepercayaan terhadap
kekuatan penalaran diriV
3. Inisiatif siswa yang ingin bertanya perihal materi yang belum dimengerti
V
4. Ketepatan konsekuensi dalam mengerjakan tugas akhir V5. Kemandirian aktif siswa mengajukan pertanyaan V6. Ketrampilan mengemukakan pendapat V
Mengetahui:Kapala SDN Nganti 02
LINARSI,S.PdNIP. 19560330 197512 2 002
Nganti, 19 Agustus 2010
Teman Sejawat,
SADIDIK,S.Pd.I
FORMAT KESEDIAAN TEMAN SEJAWATDALAM PENYELENGGARAAN PKP
Kepada
Kepala UPBJJ Surabaya
Di -
Surabaya
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : SADIDIK, S.Pd.I
NIP : -
Tempat mengajar : SDN Nganti 02
Alamat Sekolah : Desa Nganti, Kecamatan Ngraho, Kabupaten Bojonegoro
menyatakan bersedia sebagai teman sejawat untuk mendampingi dalam
melaksanakan PKP atas nama:
Nama lengkap : DWI MUNTIHARA, A.Ma.Pd
NIM : 815 373 836
Program studi : S-1 PGSD
Tempat Mengajar : SDN Nganti 02
Alamat Sekolah : Desa Nganti, Kecamatan Ngraho, Kabupaten Bojonegoro
Demikian surat pernyataan ini dibuat atas permintaan yang bersangkutan sendiri
agar diketahui oleh semua pihak sebagai bahan pertimbangan bagi yang
berkepentingan untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.
Mengetahui:Kapala SDN Nganti 02
LINARSI,S.PdNIP. 19560330 197512 2 002
Nganti, 19 Agustus 2010
Teman Sejawat,
SADIDIK,S.Pd.I
SURAT PERNYATAAN
Yang bertandatangan di bawah ini:
Nama : DWI MUNTIHARA, A.Ma.Pd
NIM : 815 373 836
UPBJJ – UT : S1 – PGSD UPBJJ – UT SURABAYA
POKJAR BOJONEGORO
Menyatakan bahwa:
Nama : SADIDIK, S.Pd.I
NIP : -
Tempat Mengajar : SDN Nganti 02
Alamat Sekolah : Desa Nganti, Kecamatan Ngraho, Kabupaten
Bojonegoro
Adalah teman sejawat yang akan membantu dalam pelaksanaan perbaikan
pembelajaran yang merupakan tugas mata kuliah PDGK 4904 Pemantapan
Kemampuan Profesional (PKP).
Teman sejawat
SADIDIK,S.Pd.I
Nganti, 19 Agustus 2010
Peneliti,
DWI MUNTIHARA, A.Ma.Pd
LAPORAN KEMAJUAN PEMBIMBINGAN PKPMATA PELAJARAN : IPS
I. Nama Mahasiswa : DWI MUNTIHARA,A.Ma.PdII. NIM : 815 373 836III. Nama Pembimbing : Drs. D.M. RAIBUDI,M.SIV. Judul Penelitian : Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Dan Cara Berpikir
Logis Siswa Kelas III Terhadap Matematika Sub Pokok Bahasan Pengerjaan Hitung Bilangan Melalui Pendekatan Matematika Realistik Di SDN Nganti 02 Kecamatan Ngraho Kabupaten Bojonegoro
V. Rincian Kegiatan Yang Sudah DilakukanA. Tahap Perencanaan (Planning).
1) Membuat skenario pembelajaran yang menarik, sesuai dengan rencana tindakan yang akan dilakukan
2) Mempersiapkan fasilitas dan sarana pendukung yang diperlukan.3) Peneliti melakukan penjelajahan ke lingkungan sekitar SDN Nganti 02 dengan
mengamati lokasi yang tepat sebagai sumber belajar.4) Mempersiapkan instrumen penelitian yang diperlukan, seperti tabel aktifitas siswa,
tabel aktifitas guru, tabel nilai dan hasil analisis/prosentasi, RPP siklus I5) Melakukan simulasi pelaksanaan tindakan untuk menguji keterlaksanaan ranangan,
serta mempertebal kepercayaan diri dalam pelaksanaan nantinya.B. Tahap Melakukan Tindakan (Action)
a) Menyajikan informasi kepada siswa mengenai pembelajaran kali ini siswa dibawa keluar kelas untuk mengamati lingkungan sekitar SDN Nganti 02.
b) Guru mengajak siswa ke lokasi lingkungan sekitar SDN Nganti 02.c) Menjelaskan secara sekilas tentang materi Melestarikan Lingkungan Alam Sekitar
sambil mengamati lingkungan sekitard) Guru membimbing siswa menyusun hasil pengamatan.e) Guru bersama siswa endiskusikan langkah-langkah pengamatan yang telah
dilakukan siswa, kemudian mendiskusikan prinsip-prinsip penting materi Melestarikan Lingkungan Alam Sekitar.
f) Guru meminta salah satu siswa yang mewakili temannya, menyampaikan hasil pengamatannya, sementara teman lainya menanggapi.
C. Data Lapangan1. Data Aktifitas Guru2. Data Aktifitas Sikap Positif Siswa dan Data Aktifitas Sikat Negatif Siswa3. Nilai Hasil Evaluasi Matematika Siswa Kelas III SDN Nganti 02
D. Rencana kegiatan selanjutnyaMalanjutkan perbaikan ke siklus kedua.
VI. Kendala yang dihadapi1. Siswa sangat bergantung pada guru secara psikologis.2. Guru belum bisa dalam pengelolaan kelas.3. Rendahnya kualitas siswa ditinjau dari ketrampilam mengemukakan pendapat.4. Siswa masih belum mahir mangaitkan isi pelajaran dengan keadaan alam sekitarnya
Mengetahui:Supervisor,
Drs. D.M. RAIBUDI,M.SNIP. 19590419 198503 1 002
Surabaya, 03 Oktober 2010
Peneliti,
DWI MUNTIHARA,A.Ma.PdNIM. 815 373 836
LAPORAN KEMAJUAN PEMBIMBINGAN PKPMATA PELAJARAN : IPS
I. Nama Mahasiswa : DWI MUNTIHARA,A.Ma.PdII. NIM :815 373 836III. Nama Pembimbing : Drs. D.M. RAIBUDI,M.SIV. Judul Penelitian : Pemanfaatan Lingkungan Sekolah Sebagai Media Sumber
Pembelajaran IPS Kelas III Pada Materi Melestarikan Lingkungan Alam Sekitar Untuk Meningkatkan Motivasi Dan Minat Belajar Siswa Di SDN Nganti 02 Kecamatan NgrahOKabupaten Bojonegoro
V. Rincian Kegiatan Yang Sudah DilakukanA. Tahap Perencanaan (Planning).
1) Membuat skenario pembelajaran yang menarik, sesuai dengan rencana tindakan yang akan dilakukan
2) Mempersiapkan fasilitas dan sarana pendukung yang diperlukan.3) Peneliti melakukan penjelajahan ke lingkungan sekitar SDN Nganti 02 dengan
mengamati lokasi yang tepat sebagai sumber belajar.4) Mempersiapkan instrumen penelitian yang diperlukan, seperti tabel aktifitas siswa,
tabel aktifitas guru, tabel nilai dan hasil analisis/prosentasi, RPP siklus I5) Melakukan simulasi pelaksanaan tindakan untuk menguji keterlaksanaan
ranangan, serta mempertebal kepercayaan diri dalam pelaksanaan nantinya.B. Tahap Melakukan Tindakan (Action)
1. Menyajikan informasi kepada siswa mengenai pembelajaran kali ini siswa dibawa keluar kelas untuk mengamati lingkungan sekitar SDN Nganti 02.
2. Guru mengajak siswa ke lokasi lingkungan sekitar SDN Nganti 02.3. Menjelaskan secara sekilas tentang materi Melestarikan Lingkungan Alam Sekitar
sambil mengamati lingkungan sekitar4. Guru membimbing siswa menyusun hasil pengamatan.5. Guru bersama siswa endiskusikan langkah-langkah pengamatan yang telah
dilakukan siswa, kemudian mendiskusikan prinsip-prinsip penting materi Melestarikan Lingkungan Alam Sekitar.
6. Guru meminta salah satu siswa yang mewakili temannya, menyampaikan hasil pengamatannya, sementara teman lainya menanggapi.
C. Data Lapangan1. Data Aktifitas Guru2. Data Aktifitas Sikap Positif Siswa dan Data Aktifitas Sikat Negatif Siswa3. Nilai Hasil Evaluasi Matematika Siswa Kelas III SDN Nganti 02
D. Rencana kegiatan selanjutnyaPenelitian ada kemajuan maka tindakan perbaikan selesai
VI. Kendala yang dihadapi1. Pendekatan tak terstruktur yang meyakinkan masih belum dipahami guru.
2. guru belum bisa dalam pengelolaan waktu.
Mengetahui:Supervisor,
Drs. D.M. RAIBUDI,M.SNIP. 19590419 198503 1 002
Bojonegoro, 19 Agustus 2010
Peneliti,
DWI MUNTIHARA,A.Ma.PdNIM. 815 373 836
top related