cedera kepala nabila

Post on 14-Apr-2016

241 Views

Category:

Documents

5 Downloads

Preview:

Click to see full reader

DESCRIPTION

ckr

TRANSCRIPT

Cedera Kepala

Intan Nabilah Pratiwi

Pembimbing :dr. H. Imam Ghozali, Sp.An

Bagian Anestesiologi RS. Pertamina Bintang Amin

Anatomi kranium

Meningen (selaput otak)

Tulang tengkorak

kalvaria Basis cranii

Otak

Fisiologi Tekanan intrakranial :

N 10 mmHg.kenaikan TIK perfusi otak dan menyebabkan atau memperberat iskemia.

Doktrin monro-kellie

Cedera kepala

suatu kerusakan pada kepala bukan bersifat kongenital ataupun degeneratif, tetapi disebabkan oleh serangan/benturan fisik dari luar yang dapat mengurangi/mengubah kesadaran sehingga menimbulkan kerusakan kemampuan kognitif dan fungsi fisik.

Cedera Kepala

Beratnya cedera

Mekanisme cedera

Morfologi cedera

Cedera tumpul

Cedera tajam/tusuk

Cedera berat

Cedera sedang

Cedera ringan

Fokal Difus

KLASIFIKASI

Fraktur kranium

Lesi intrakranial

Glasgow Coma Scale (GCS)

• Sering, ± 80%• Ditandai sadar penuh

& dapat berbicara, namun riwayat disorientasi, amnesia, atau kehilangan kesadaran sesaat.

• ± 90% pulih sempurna.

• ± 3% kondisi buruk dengan hasil gangguan neurologis hebat.

• Gejala sisa yang menetap nyeri kepala kronik, gangguan tidur, dan ingatan.

CKR (GCS 13-15) CKS (GCS 9-12) CKB (GCS <8)

• ± 10%• Ditandai masih mampu menuruti perintah sederhana, namun tampak bingung atau mengantuk.• Defisit neurologis fokal seperti hemiparesis. • 10-20% kondisi buruk dan jatuh dalam koma.

• ± 10 %• Ditandai tidak mampu melakukan perintah sederhana walaupun status kardiopulmonernya telah stabil.• Memiliki resiko morbiditas dan mortalitas paling besar.

PERDARAHAN INTRAKRANIAL

Perdarahan Epidural

Perdarahan yang terjadi diantara tabula interna – duramaterHematom massif, akibat pecahnya a.meningea media atau sinus venosus.Tanda diagnostik klinik:• Lucid interval (+)• Kesadaran semakin menurun• Late hemiparese kontralateral lesi• Pupil anisokor• Babinsky (+) kontralateral lesi• Fraktur didaerah temporal CT Scan = bikonveks/cembung

Perdarahan subdural

Perdarahan yang terjadi diantara durameter – arakhnoid, akibat robeknya “bridging vein” (vena jembatan)Jenis• Akut : Interval lucid 0 – 5 hari• Subakut: Interval lucid 5 hari – bbrp minggu• Kronik : interval lucid > 3 bulanHematoma subdural akutGejala dan tanda klinis:• Sakit kepala• Penurunan kesadaran• lateralisasiCT Scan = mengikuti dan menutupi permukaan hemisfer otak.

Perdarahan intraserebral

Perdarahan parenkhim otak, disebabkan oleh pecahnya arteri intraserebral mono atau –multiple

Lokasi perdarahan bisa terdapat pada lobus frontal, temporal, occipital, parietal, dengan gejala sesuai dengan lokasi perdarahan

Perdarahan bisa dikortikal, bisa di subkortikal. Lesi bisa terjadi ditempat benturan (coupe) bisa diseberang benturan (contra coupe)

Primary survey

Penatalaksanaan

A = Airway (jalan nafas)bebaskan jalan nafas dengan memeriksa mulut dan mengeluarkan darah, gigi yang patah, muntahan dan sebagainya. jika ada obstruksi atau benda asing, pasang endotracheal Tube (ETT) atau pipa orofaring, suction.

B = Breathing (pernafasan)Pastikan pernafasan adekuat. Perhatikan frekuensi, pola nafas dan pernafasan dada atau perut dan kesetaraan pengembangan dada kanan dan kiri (simetris). Bila ada gangguan pernafasan, cari penyebab apakah terdapat gangguan pada sentral (otak dan batang otak) atau perifer (otot pernafasan atau paru-paru). Bila perlu, berikan oksigen sesuai dengan kebutuhan dengan target saturasi O2 > 92%

C = Circulation (sirkulasi)Periksa warna kulit, capillary refill time, tekanan darah dan denyut nadi.Pertahankan tekanan darah Sistolik > 90 mmHg. Berikan cairan intravena drip, NaCl 0.9% atau Ringer. Hindari cairan hipotonis.

D = Disability (untuk mengetahui lateralisasi dan kondisi umum dengan pemeriksaan cepat status umum dan neurologi) Tanda vital: tekanan darah, nadi, pernafasan, suhu Skala koma glasgow pupil; ukuran, bentuk dan refleks cahaya pemeriksaan neurologi cepat; Hemiparesis, refleks patologis.

E = Exposure : Merupakan bagian akhir dari primary survey, penderita harus dibuka keseluruhan pakaiannya, kemudian nilai pada keseluruhan bagian tubuh, mencari cedera lain yang mungkin ada. Periksa punggung dengan memiringkan pasien dengan cara log roll. Tetap cegah hipotermia.

Fokus/prinsip utama dalam penanganan pasien cedera kepala adalah mencegah cedera sekunder.

Cedera sekunder

1. TIK ( tekanan intrakranial)2. Hipoksia3. Hematom4. Defisit neurologis

Non farmakologi

Posisi 30-40 derajat (head up) Hiperventilasi ringan atau cegah hipoksia dengan

memberikan O2 1-2 liter dalam waktu 3-4 jam Pertahankan normothermia Pertahankan normovolemia Pertahankan perfusi otak dengan mempertahankan

sirkulasi (normothensi) Apabila Hb transfusi IVFD NaCl Jika terjadi defisit neurologis rujuk ke bedah saraf.

Pengelolaan peningkatan TIK

farmakologi

Manitol, dosis 0,25-1 gr/KgBB diberikan 4-6x/hari Anti konvulsan Analgetik Anti tetanus

Farmakologi

Secondary Survey

Anamnesa : kejadian, lucid interval, mabuk, penyakit lain Pemeriksaan fisik Inspeksi visual dan palpasi kepala : tanda-tanda trauma, jejas,

hematom, vulnus pada kepala atau regio maksilofasial Inspeksi tanda fraktur basis kranii

Racoon’s eyes : periorbital ecchymosesBattle’s sign : retroauricular ecchymosesKebocoran CSF rhinorrhea/otorrheaGangguan nervus kranialis VII dan VIII (parase otot

wajah dan gangguan kehilangan pendengaran).

TERIMAKASIH

top related