case bronkopneumonia

Post on 08-Aug-2015

138 Views

Category:

Documents

8 Downloads

Preview:

Click to see full reader

TRANSCRIPT

CASE BRONKOPNEUMONIA

OlehMuhammad Reza (081001166)

Anton R. Mashur (0810070100095)

Pembimbing:Dr. Hj. Sugiani Sinulingga, SP.A

SMF ILMU KESEHATAN ANAKRSU DR. PIRNGADI MEDAN

Bronkopneumonia

Peradangan pada parenkim paru yang melibatkanbrokus/bronkiolus yang berupa distribusi

berbentuk bercak-bercak (patchy distribution)

Definisi

Epidemiologi

Pneumococcus adalah penyebab utamapneumonia. Bronkopneumonia lebih sering

Pada anak kecil dan bayi.

Berdasarkan data WHO pada tahun 2000kejadian pneumonia di Indonesia pada balita di

perkirakan antara 10-20 % per tahun.

Klasifikasi

Secara Anatomis pneumonia dibagi 3 :1. Pneumonia Lobaris2. Pneumonia Lobularis/Bronkopneumonia3. Pneumonia Interstisial/Bronkiolitis

Secara etiologi pneumonia yaitu :1. Bakteri2. Virus3. Jamur4. Aspirasi benda asing5. Sindrom loeffler

Klasifikasipneumonia

Klasifikasi pneumonia berdasarkan lingkungan :Pneumonia komunitasPneumonia nosokomialPneumonia rekurensPneumonia aspirasiPneumonia pada gangguan umum

1

Lahir 20 hari :1.Escherria Coli2.Streptococcus

grup B3.Listeria

monocytogenes

2

Umur 3 minggu – 3 bulan :

Chlamydia trachomatis

ETIOLOGIETIOLOGI

3

Umur 4 bulan – 5 tahun :

Bakteri chlamydia,mycoplasma, streptococcus pneumonia.

Virus

45 tahun – remaja :

1. Chlamydia pneumonia2. Mycoplasma pneumonia3. Streptococcus pneumonia.

Patologi dan Patologi dan PatogenesisPatogenesis

Stadium II/Hepatissi Merah Stadium I/ Hiperemia

Disebut hiperemia karena terjadi respon peradangan permulaan yang berlangsung pada daerah baru yang terinfeksi.

Disebut hepatisasi merah karena terjadi sewaktu alveolus terisi oleh sel darah merah, eksudat dan fibrin yang dihasilkan oleh pejamu (host) sebagai bagian dari reaksi peradangan.

Patologi dan Patologi dan PatogenesisPatogenesis

Stadium IV/ Resolusi

Stadium III/ Hepatisasi Kelabu

Hepatisasi kelabu yang terjadi sewaktu sel-sel darah putih mengkolonisasi daerah paru yang terinfeksi.

Pada stadium IV/ resolusi yang terjadi sewaktu respon imun dan peradangan mereda, sisa-sisa sel fibrin dan eksudat lisis dan diabsorpsi oleh makrofag sehingga jaringan kembali ke struktur semula.

Berat badan lahir rendah

11

Morbili 22

Gizi kurang 33

Umur kurang dari 2 bulan 44

FAKTORFAKTORRESIKORESIKO

55

66

Pertusis

Tidak mendapat ASI yang memadai

Pemberian makanan tambahan terlalu dini

77

Laki-laki 88

Imunisasi yang tidak memadai 99

Defisiensi vitamin A 1010

FAKTORFAKTORRESIKORESIKO

1111

1212

Polusi udara

Kepadatan tempat tinggal

1. ISPA selama beberapa hari

2. Demam tinggi mendadak

3. Pernafasan cepat dan dangkal disertai pernafasanCuping hidung

4. Sianosis sekitar mulut dan hidung

Manifestasi Klinis Manifestasi Klinis PneumoniaPneumonia

1. ISPA selama beberapa hari

2. Demam tinggi mendadak

5. Gelisah, malaise, penurunan nafsu makan

PemeriksaanPenunjang

1. Darah Perifer Lengkap2. C-Reaktif Protein3. Uji Serologis4. Pemeriksan Mikrobiologis5. Rontgen Thorax

DiagnosisBanding

Asma

Atelektasis

BronkopneumoniaAspirasi

Benda Asing

Bronkiolitis

Efusi pleura

TB Paru

Gagal Jantung

Pneumothoraks

Pernafasan cepat dan dangkal disertai pernafasan cuping hidung

Pernafasan cepat dan dangkal disertai pernafasan cuping hidung

Retraksi dada (+), ronkhi, dan suara nafas melemah

Retraksi dada (+), ronkhi, dan suara nafas melemah

Poto thoraks terdapat infiltratPada lapangan paru

Poto thoraks terdapat infiltratPada lapangan paru

Diagnosis

Diagnosis

Demam, sianosis dan ISPADemam, sianosis dan ISPA

Pneumonia Rawat Inap : Terapi antibiotik selama 7-10 hari.Bila keadaan sudah stabil antibiotik dpt diganti dengan antibiotik oral selama 10 hari.

Pneumonia Rawat Jalan:Diberi antibiotik- Amoksisilin 25 mg/kgbb- Kotrimoksazol 4 mg/kgbb

PenatalaksanaanPneumonia

•Oksigen•Pemberian cairan dan nutrisi yang adekuat•Obat batuk

Terapi Suportif

Komplikasi

1. Empiema2. Abses Paru3. Atelektasis4. Emfisema5. Meningitis

PROGNOSISPROGNOSIS

Dengan diberikan antibiotik yang tepat dan adekuat, mortalitas dapat diturunkan

top related