bunga nur mawaddah nasution-fdk.pdf
Post on 23-Feb-2018
254 Views
Preview:
TRANSCRIPT
-
7/24/2019 BUNGA NUR MAWADDAH NASUTION-FDK.pdf
1/127
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT: STUDI KASUS
KEGIATAN BANK SAMPAH DI PERUMAHAN BUKIT PAMULANG
INDAH RW 09 DAN 13 TANGERANG SELATAN
Skripsi
Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh
gelar Sarjana Ilmu Komunikasi Islam (S.Kom.I)
Oleh
BUNGA NUR MAWADDAH NASUTION
NIM: 109054000001
JURUSAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT ISLAM
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1435 H / 2013 M
-
7/24/2019 BUNGA NUR MAWADDAH NASUTION-FDK.pdf
2/127
LEMBAR PENGESAHAN
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT: STUDI KASUS
KEGIATAN BANK SAMPAH DI PERUMAHAN BUKIT
PAMULANG INDAH RW 09 DAN 13 TANGERANG SELATAN
Skripsi
Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh
gelar Sarjana Ilmu Komunikasi Islam (S.Kom.I)
Oleh:
BUNGA NUR MAWADDAH NASUTION
109054000001
Menyetujui,
JURUSAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT ISLAM
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1435 H / 2013 M
-
7/24/2019 BUNGA NUR MAWADDAH NASUTION-FDK.pdf
3/127
-
7/24/2019 BUNGA NUR MAWADDAH NASUTION-FDK.pdf
4/127
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan:
1.
Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu
persyaratan memperoleh gelar Strata 1 (S1) di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai
dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau
merupakan hasil penjiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima
sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 29 November 2013
Bunga Nur Mawaddah Nasution
-
7/24/2019 BUNGA NUR MAWADDAH NASUTION-FDK.pdf
5/127
i
ABSTRAK
Bunga Nur Mawaddah Nasution
Pemberdayaan Masyarakat: Studi Kasus Kegiatan Bank Sampah di
Perumahan Bukit Pamulang Indah RW 09 dan 13 Tangerang Selatan
Partisipasi merupakan salah satu faktor penting dalam upaya melakukan
kegiatan pemberdayaan masyarakat. Partisipasi masyarakat bisa timbul dari diri
mereka sendiri dan bisa pula timbul setelah dilakukannya intervensi terhadap
mereka oleh pihak luar. Partisipasi menjadi sebuah proses belajar masyarakat
dengan tujuan perubahan sikap dan perilaku masyarakatnya. Sehingga tidak bisa
dipungkiri bahwa proses belajar tersebut memerlukan waktu yang relatif panjang.
Salah satu diantara kegiatan pemberdayaan adalah pengelolaan sampah.
Kota Tangerang Selatan yang baru berusia empat tahun harus mengalami
permasalahan sampah yang cukup berat. Permasalahan sampah berjalan seiring
dengan bertambahnya penduduk dan perubahan pola hidup masyarakat. Upaya-
upaya yang dilakukan dalam menangani sampah, salah satunya dengan kegiatan
yang menggunakan konsep pengolahan sampah. Diantara kegiatan Bank Sampah
terdiri dari proses memilah, menimbang, dicatat dalam buku tabungan. Penelitian
ini mengenai Bank Sampah yang dilakukan oleh Bank Sampah Melati Bersih BPIdi Perumahan Bukit Pamulang Indah RW 09 dan RW 13 Tangerang Selatan
Banten. Studi ini menemukan bahwa partisipasi warga di RW 09 dan 13 Bukit
Pamulang Indah dan kontribusi Bank Sampah terhadap kebersihan lingkungan di
Perumahan Bukit Pamulang Indah cukup signifikan. Program ini telah berhasil
memproduksi sampah anorganik menjadi barang yang bernilai. Keberhasilan
kegiatan ini berpengaruh pada kebersihan lingkungan di Perumahan Bukit
Pamulang Indah dan dengan kegiatan Bank Sampah ini menjadi iconTangerang
Selatan dalam penanganan masalah lingkungan, sehingga berpengaruh besar
terhadap warga dan pihak institusi itu sendiri.
Penelitian ini menggunakan metodologi kualitatif. Yaitu pengamatan,
wawancara, atau penelaahan dokumen dimana peneliti ikut berperan aktif dalam
melakukan kegiatan Bank Sampah Melati Bersih, guna untuk melihat sejauh mana
partisipasi, kesadaran masyarakat perumahan Bukit Pamulang Indah RW 09 dan
13 dalam melakukan proses perubahan kearah yang lebih baik, juga mengajak
masyarakat untuk memilah sampah rumah tangga.
-
7/24/2019 BUNGA NUR MAWADDAH NASUTION-FDK.pdf
6/127
ii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Segala puja dan puji syukur kehadirat Allah SWT sebagai pagar penjaga
nikmatNya, Zat yang maha mengenggam segala sesuatu yang ada dan
tersembunyi di balik jagad semesta alam, zat yang maha meliputi segala sesuatu
yang terfikir maupun yang tidak terfikir. Shalawat serta salam semoga senantiasa
tercurahkan kepada baginda Nabi Muhammad SAW, keluarganya, sahabatnya dan
bagi seluruh umat Islam yang terlena maupun terjaga atas sunahnya.
Alhamdulillahi rabbilalamin, penulis mengucapkan rasa syukur kepada
Allah SWT atas segala rahmat dan ridha-NYA, sehingga skripsi ini dapat
diselesaikan. Karena tanpa rahmat dan ridha-Nya tidaklah mungkin penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini.
Dengan penuh kesadaran dan kerendahan hati, selesainya skripsi ini tidak
lepas dari bantuan, bimbingan, doa dan partisipasi dari berbagai pihak. Penulis
ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Dr. Arief Subhan, M.Ag, Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Wati Nilamsari, M.Si dan Hudri, M.Ag, selaku Ketua dan Sekertaris
Jurusan pengembangan Masyarakat Islam UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
3. Tantan Hermansah, M.Si sebagai Dosen Pembimbing penulis yang
telah meluangkan waktu dan mencurahkan pikirannya untuk
-
7/24/2019 BUNGA NUR MAWADDAH NASUTION-FDK.pdf
7/127
iii
memberikan bimbingan, nasehat, motivasi dan arahan kepada penulis
sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
4.
Siti Nurbaya, M.Si selaku Dosen Pembimbing Akademik, Bapak dan
Ibu Dosen Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam, seluruh dosen-
dosen yang pernah mengajar di PMI angkatan 2009 yang telah
meluangkan waktu untuk memberikan pendapat dan saranya kepada
penulis dalam penyusunan karya ilmiah ini.
5. Drs. Bambang Budi S.MM selaku Ketua Yayasan Bunga Melati
Indonesia, R. Imas Maesyaroh dan Rizka Dwipa Anggana selaku
Fasilitator Bank Sampah Melati Utama atas kebijakan, informasi serta
bantuannya sehingga penulis bisa membuat karya ilmiah ini, penulis
ucapkan terimakasi.
6. Ibu Sari Nurlita beserta Pengurus Bank Sampah Melati Bersih BPI,
atas informasi, bantuan, kebijakan dan sarannya sehingga penelitian
dapat dilakukan dengan baik.
7. Teruntuk kedua orang tua tercinta Ayahanda H. Harmon Alamsyah
Nasution dan Ibunda Hj. Tuty Roswati yang selalu mencurahkan cinta,
kasih sayang, doa, air mata yang selalu tercurahkan, motivasi yang
luar biasa serta dukungan moril maupun materil kepada penulis, terima
kasih atas kesabarannya. Kakakku Syarifullah Parlindungan dan Kel
Besar H. Raiman Abdullah, hanya Allah yang dapat membalas
semuanya.
8. Teman-temanku Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam angkatan
2009 (Nurma Suhada, Jean Anggraini, Qonita Lutfiyah, Ulfa Latifah,
-
7/24/2019 BUNGA NUR MAWADDAH NASUTION-FDK.pdf
8/127
iv
Barendra Reza, Fajar lazuardi, Musfiq Amrullah, M. Syukron, Ahmad
Rifai, Fakru, Budi Mifaldi, Fajriansyah, Ridwan Aprilamsah, dan Adi
Hidayat, yang selalu memberikan semangat, bantuan dan motivasi
yang luar biasa, semoga kita semua dapat menggapai kesuksesan.
Aamiin.
9.
Kepada semua pihak yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini
tidak lupa perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunkasi
dan Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dengan
segala buku-buku rujukannya sehingga penulisan karya ilmiah ini bisa
terselesaikan. Penulis ucapkan terima kasih.
10.For My Lovely Irfan Azis terima kasih atas motivasi, semangat, kasih
sayang, harapan, kesabaran dan pengorbanan yang selalu tercurahkan
dari awal perkuliahan sampai penulis menyelesaikan skripsi ini.
Semoga Allah SWT selalu meridhoi setiap langkah kita. Aamiin.
Jakarta, 29 November 2013
Penulis
Bunga Nur Mawaddah Nasution
-
7/24/2019 BUNGA NUR MAWADDAH NASUTION-FDK.pdf
9/127
v
DAFTAR ISI
ABSTRAKSI ...i
KATA PENGANTAR ...ii
DAFTAR ISI ..v
DAFTAR TABEL ..viii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah .... 1
B. Batasan dan Rumusan Masalah 10
C. Tujuan dan Manfaat .. 10
D. Metodologi Penelitian .. 11
a. Pendekatan Penelitian .. 11
b. Sumber data . 12
c. Penentuan Lokasi Penelitian .... 14
d. Teknik Pengumpulan Data ..15
e. Teknik Analisis Data ... 17
f. Keabsahan Data ... 18
E. Tinjauan pustaka ... 20
F. Sistematika penulisan .... 22
BAB II LANDASAN TEORI ... 24
A.Pemberdayaan (empowerment) 24
1. Pengertian Pemberdayaan (empowerment) .. 24
-
7/24/2019 BUNGA NUR MAWADDAH NASUTION-FDK.pdf
10/127
vi
2. Modus-Modus Pemberdayaan .. 26
3. Metode-Metode Pemberdayaan 38
4. Kelembagaan 41
B. Sampah dan Pengolahannya ..... 42
1. Pengertian Sampah ... 42
2. Pengolongan Sampah ... 43
3. Penjelasan Konsep 3R dalam Pengolahan Sampah . 46
BAB III TEMUAN PENELITIAN PROFIL BANK SAMPAH MELATI
BERSIH DAN PROFIL NASABAH .... 49
A. Profil Bank sampah Melati Bersih .... 49
1. Sejarah Bank Sampah Melati Bersih ....49
2. Visi dan Misi .... 50
3. Struktur Organisasi ...51
4. Program Kegiatan yang dilaksanakan di Bank Sampah Melati Bersih. 52
5. Sumber Dana dan Kerja Sama ..55
B. Profil Nasabah RW 09 dan 13 ...55
1. Nasabah RW 09 ..... 55
2. Nasabah RW 13 ......... 58
. 3. Strategi Bank Sampah ....... 66
4. Mekanisme Bank Sampah ..... 66
C. Pemberdayaan/Praktek ...... 68
-
7/24/2019 BUNGA NUR MAWADDAH NASUTION-FDK.pdf
11/127
vii
BAB IV ANALISA HASIL TEMUAN PENELITIAN .. 70
A. Implementasi Praktek Pemberdayaan Masyarakat oleh Bank Sampah... 72
B. Dampak Dari Pemberdayaan yang dilakukan Bank Sampah ...... 86
BAB V PENUTUP . 94
A.Kesimpulan .. 94
B. Saran . 94
DAFTAR PUSTAKA .96
LAMPIRAN-LAMPIRAN .... 99
-
7/24/2019 BUNGA NUR MAWADDAH NASUTION-FDK.pdf
12/127
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Data Nasabah RW 09 Periode September 2012-Agustus 2013 PerumahanBukit Pamulang Indah... 56
Tabel 2 Data Nasabah RW 13 Periode September 2012-Agustus 2013 Perumahan
Bukit Pamulang Indah ...... 58
Tabel 3 Data Nasabah RW 09 sesuai dengan Pendapatan Perbulannya ......61
Table 4 Data Nasabah RW 13 sesuai dengan Pendapatan Perbulannya ..63
Tabel 5 Daftar Harga dan Jenis Sampah ......76
Table 6 Data Nasabah RW 09 dan 13 Sesuai dengan Pendapatan Perbulan .... 90
-
7/24/2019 BUNGA NUR MAWADDAH NASUTION-FDK.pdf
13/127
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Masalah lingkungan sekarang ini bukan hanya tanggung jawab
sekelompok orang, tetapi sudah menjadi tugas dan kewajiban semua orang untuk
menjaga dan memeliharanya agar tetap asri. Lingkungan yang asri akan
mendatangkan manfaat bagi umat manusia di bumi. Tumbuh-tumbuhan, ternak,
dan segala ciptaan Tuhan akan berkembang dengan baik, di lingkungan yang asri
guna kepentingan manusia. Sayangnya lingkungan yang asri sudah banyak yang
rusak oleh tangan-tangan yang tidak bertanggung jawab, sehingga bencana terjadi
di mana-mana. Allah berifiman pada ayat suci al-Quran:
Telah Nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena
perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebagian
dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).
(Surat Ar-Ruum ayat 41).1
Ayat tersebut menjelaskan dua hal pokok yang menjadi dasar pandangan
Islam dalam isu pencemaran lingkungan. Pertama, Islam menyadari telah dan
akan terjadi kerusakan lingkungan baik di daratan dan lautan yang berakibat pada
turunnya kualitas lingkungan untuk mendukung hidup manusia. Kedua, Islam
memandang manusia sebagai penyebab utama kerusakan dan sekaligus pencegah
1 Masriah dan Mujahid, Pembangunan Ekonomi Berwawasan Lingkungan,
Malang: IKIP Universitas Negeri Malang, 2011, h. 95.
-
7/24/2019 BUNGA NUR MAWADDAH NASUTION-FDK.pdf
14/127
2
terjadinya kerusakan tersebut. Oleh karena itu, ajaran Islam secara tegas mengajak
manusia melestarikan bumi dan sekaligus secara tegas melarang manusia
membuat kerusakan di bumi. Namun sayangnya sebagian besar masyarakat belum
cukup menyadari dampak akibat kerusakan lingkungan.
Pencemaran lingkungan yang terjadi di suatu negara, akan berdampak pula
pada negara lain bahkan dunia. Untuk itu selalu diperlukan kerja sama yang baik
antara negara-negara di dunia untuk menangani masalah lingkungan. Kerusakan
hutan di Indonesia tidak hanya berpengaruh terhadap keadaan iklim di Indonesia,
akan tetapi berakibat pula terhadap perubahan iklim global (dunia secara
menyeluruh).
Permasalahan lingkungan hidup cukup kompleks. Penebangan hutan yang
menyebabkan banjir, pencemaran terhadap air oleh limbah-limbah industri,
pembuangan sampah ke dalam sungai (termasuk sampah rumah tangga),
pencemaran terhadap tanah, dan sebagainya, merupakan ancaman bagi kehidupan
manusia.
Ancaman banjir setiap musim hujan di berbagai belahan dunia termasuk di
Indonesia, adalah akibat dari perbuatan manusia sendiri yang menebang hutan
untuk mengejar keuntungan sesaat. Berbagai wilayah di Indonesia setiap musim
hujan dilanda banjir dan tanah longsor, baik kota maupun luar kota. Penataan
ruang kota yang kurang memperhatikan dampak lingkungan, serta kehancuran
hutan-hutan di daerah tangkapan air, menjadi penyebab utama banjir di Jakarta.
Penanggulangan banjir seperti di Jakarta dan kota-kota lainnya, tidak
hanya diperlukan penataan di dalam kota seperti pembuatan saluran pembuangan
-
7/24/2019 BUNGA NUR MAWADDAH NASUTION-FDK.pdf
15/127
-
7/24/2019 BUNGA NUR MAWADDAH NASUTION-FDK.pdf
16/127
4
Masalah sampah tidak hanya sekedar hanya bagaimana mengolah atau
mengelola sampah saja, tetapi juga terkait dengan masalah budaya/perilaku
masyarakat. Masyarakat Indonesia umumnya tidak peduli tentang sampah.
Masyarakat seringkali membuang sampah sembarangan, dan cenderung
mementingkan diri sendiri. Perilaku ini merupakan salah satu penyebab kenapa
semakin banyaknya program untuk mengatasi jumlah sampah yang tidak
terkontrol yang tidak berjalan dengan baik. Merubah perilaku masyarakat tersebut
menjadi salah satu bagian yang tidak terpisahkan dari upaya-upaya penanganan
sampah secara terpadu.2
Permasalahan mengenai sampah merupakan hal yang sangat membutuhan
perhatian khusus karena sampah menjadi persoalan nasional. Kegagalan dalam
pengelolaan sampah berimbas pada menurunnya kualitas lingkungan hidup,
kesehatan warga masyarakat, merusak estetika kota, dan dalam jangka panjang
dapat mempengaruhi arus investor ke daerah oleh karena itu, kesadaran
masyarakat terhadap pengelolaan pelestarian lingkungan hidup belum optimal
bahkan cenderung banyak masyarakat yang mengabaikannya.
Lingkungan hidup merupakan faktor penting bagi kehidupan manusia,
karena lingkungan hidup memiliki tiga fungsi pokok. Fungsi pertama, diolah
menjadi produk jadi baik yang dikonsumsi sebagai kebutuhan primer, sekunder,
dan tersier. Fungsi kedua, sebagai sumber kesenangan yang sifatnya alami, seperti
memberikan kesegaran karena adanya udara yang sejuk dan nyaman untuk
2Isroi,Merubah Paradigma Masyarakat Tentang Sampah, artikel diakses pada 1
februari 2013 dari http://isroi.com/2009/03/26/merubah-paradigma-masyarakat-tentang-
sampah/
-
7/24/2019 BUNGA NUR MAWADDAH NASUTION-FDK.pdf
17/127
5
dihirup, menyediakan sinar matahari yang hangat, menyediakan pantai yang
bersih dan indah untuk rekreasi dan sebagainya. Fungsi ketiga adalah lingkungan
yang menyediakan diri sebagai tempat untuk menampung dan mengolah limbah
secara alami.
Istilah lingkungan hidup sebenarnya mempunyai pengertian kuantitas
maupun kualitas sumber daya alam, baik yang sifatnya dapat diperbaharui
maupun yang tidak dapat diperbaharui, termasuk lingkungan ambient yang terdiri
dari air, udara, landscape, dan atmosfir. Maka, lingkungan hidup merupakan
faktor penentu bagi kuantitas, kualitas, dan keberlanjutan kegiatan dan kehidupan
manusia. Dengan meningkatnya masalah kualitas lingkungan, maka akan
meningkat pula masalah kuantitasnya.3
Salah satu cara untuk meningkatkan kualitas lingkungan dan masyarakat
adalah dengan kegiatan Pemberdayaan Pemberdayaan sebagai perubahan ke arah
yang lebih baik, dari tidak berdaya menjadi berdaya. Pemberdayaan terkait
dengan upaya peningkatan taraf hidup ke tingkat yang lebih baik. Pemberdayaan
adalah meningkatkan kemampuan dan rasa percaya diri untuk menggunakan daya
yang dimiliki dalam menentukan tindakan kearah yang lebih baik.4
Menurut Sharlow, pemberdayaan pada intinya membahas bagaimana
individu, kelompok ataupun komunitas berusaha mengontrol kehidupan mereka
sendiri dan mengusahakan untuk membentuk masa depan sesuai dengan keinginan
3 Masriah dan Mujahid, Pembangunan Ekonomi Berwawasan Lingkungan,
Malang: IKIP Universitas Negeri Malang, 2011, h. 97.
4 Diana, Perencanaan Sosial Negara Berkembang, Jogyakarta: Gajah Mada
University Press, 1991, h. 15.
-
7/24/2019 BUNGA NUR MAWADDAH NASUTION-FDK.pdf
18/127
6
mereka.5 Artinya ialah mendorong mereka untuk menentukan sendiri apa yang
harus ia lakukan dalam kaitan dengan upaya mengatasi permasalahan yang ia
hadapi sehingga mereka mempunyai kesadaran penuh dalam membentuk masa
depannya.
Melalui pendidikan, masyarakat dibekali pengetahuan, sikap dan
keterampilan yang diperlukan, sehingga masyarakat menjadi tahu, mengerti, dapat
melakukan dan mau melakukan sesuatu untuk peningkatan kualitas hidup.
Perubahan ini apabila dipadukan dengan sumber daya alam yang tersedia, akan
melahirkan perilaku baru yang disebut partisipasi. Partisipasi ini akan merangsang
masyarakat untuk lebih aktif dan kreatif melaksanakan pembangunan yang terarah
dan berencana terutama untuk meningkatkan pendapatan income generating, serta
membuka lapangan kerja baru employment generating untuk perbaikan kualitas
hidup masyarakat.6
Maka, pemberdayaan menunjuk pada keadaan atau hasil yang ingin
dicapai oleh sebuah perubahan sosial, yaitu masyarakat yang berdaya, memiliki
kekuasaan atau mempunyai pengetahuan dan kemampuan dalam memenuhi
kebutuhan hidupnya baik yang bersifat fisik, ekonomi, maupun sosial seperti
memiliki kepercayaan diri, mampu menyampaikan aspirasi, mempunyai mata
5 Isbandi Rukminto Adi, Pemberdayaan, Pengembangan Masyarakat dan
Intervensi Komunitas, Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas
Indonesia, 2003, h. 53.
6 Mangatas Tampubolon, Perguruan Tinggi Bermutu, Paradigma Baru
Manajmen Pendidikan Tinggi Menghadapi Tantangan Abad ke-21. (Jakarta: Penerbit
Gramedia Pustaka Utama,2011), h. 28.
-
7/24/2019 BUNGA NUR MAWADDAH NASUTION-FDK.pdf
19/127
7
pencaharian, berpartisipasi dalam kegiatan sosial, dan mandiri dalam
melaksanakan tugas-tugas kehidupannya.7
Pemberdayaan dan partisipasi merupakan hal yang menjadi pusat
perhatian dalam proses pembangunan belakangan ini di berbagai Negara.
Kemiskinan yang terus melanda dan menggerus kehidupan umat manusia akibat
resesi internasional, serta Negara-negara setempat menunjukkan perhatian yang
sangat besar terhadap strategi partisipasi masyarakat sebagai sarana percepatan
proses pembangunan. Karena itu, perlu ditekankan pendekatan pembangunan
yang diawali oleh proses pemberdayaan masyarakat lokal.8
Pemberdayaan Masyarakat Badegan dengan strategi pengolahan sampah
berbasis masyarakat mampu mengubah imajinasi sebagian banyak orang terhadap
sampah yang tidak memiliki nilai ekonomi. Sistem pengolahan sampah ini
melahirkan Bank Sampah yang menyediakan wadah untuk menampuh sampah-
sampah yang tidak dapat dicerna oleh tanah atau yang menjadi media
perkembang-biakan nyamuk demam berdarah, seperti kaleng-kaleng bekas atau
plastik-plastik yang tidak diberdayakan. Aktivitas dari Bank Sampah mampu
memberikan timbal balik yang nyata pada konsumennya. Hal ini terlihat semakin
7Edi Suharto, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat, kajian strategi
pembangunan kesejahteraan sosial dan pekerjaan sosial. (PT Refika Aditama, 2005),
h.59.
8 Harry Hikmat, Strategi Pemberdayaan Masyarakat, (Bandung: Humaniora
Utama Press, 2004), h. 1-7.
-
7/24/2019 BUNGA NUR MAWADDAH NASUTION-FDK.pdf
20/127
8
banyak orang berlomba menjadi penabung di Bank Sampah, tak terkecuali anak-
anak usia dini9
Jika diasumsikan bahwa produksi sampah 0,5 kg-0,8 kg per orang per hari,
maka jumlah sampah yang terkumpul setiap harinya sangat besar. Dari total
sampah yang diproduksi itu, yang berhasil dibuang di tempat pembuangan akhir
(TPA) hanya 60%-70%. Sisanya dibakar, ditanam, bahkan dibuang ke sungai oleh
masyarakat. Pengelolaan seperti ini harus diubah sehingga menjadi lebih ramah
lingkungan. Karena itulah, adanya lembaga Bank Sampah menjadi penting untuk
mengubah perilaku masyarakat terhadap sampah.
Bank Sampah Melati Bersih adalah suatu institusi yang didirikan dengan
tujuan mengurangi jumlah sampah buangan dengan mekanisme menabung
sampah yang masih memiliki nilai ekonomi sehingga mampu mengubah image
sampah yang notabennya negatif menjelma menjadi barang bernilai ekonomis.
Bank Sampah ini bekerja layaknya seperti bank yang melakukan setoran,
penarikan dan tabungan. Pengkonversian tabungan sampah menjadi tabungan
uang merupakan suatu bentuk perubahan yang ditawarkan oleh Bank Sampah.
Perubahan yang dilakukan Bank Sampah tidak seutuhnya karena faktor
ekonomi saja, melainkan peningkatan kesadaran lingkungan terhadap masyarakat.
Aspek pemberdayaan sangat kentara dalam proses kerja Bank Sampah. Peran aktif
masyarakat dalam pengkondisian lingkungan diperlukan agar tercipta keselarasan
hidup.
9Artikel diakses pada tanggal 25 februari 2013 dari
http://poetoetego.blogspot.com/2011/03/bank-sampah-jogja.html
-
7/24/2019 BUNGA NUR MAWADDAH NASUTION-FDK.pdf
21/127
9
Ada dua kegiatan penting yang diberikan oleh Bank Sampah Melati Bersih
yaitu meningkatkan pengetahuan (knowledge) dan keterampilan (skill).
Peningkatan dilakukan dengan memberikan pendidikan berwawasan lingkungan
dan pengembangan usaha Bank Sampah Melati Bersih, sedangkan peningkatan
keterampilan dilaksanakan dengan memberikan bekal keahlian teknis.
Pendirian Bank Sampah selain untuk menjamin tersedianya bahan baku
dalam rangka kontinuitas pembuatan produk kerajinan, juga dimaksudkan untuk
merubah cara pandang masyarakat di Bukit Pamulang Indah terhadap pengelolaan
sampah yang lebih berwawasan lingkungan. Paradigma pengelolaan sampah yang
bertumpu pada pendekatan akhir sudah saatnya ditinggalkan dan diganti dengan
paradigma baru pengelolaan sampah. Paradigma baru memandang sampah
sebagai sumber daya yang mempunyai nilai ekonomi dan dapat dimanfaatkan.
Berdasarkan hasil observasi di lapangan ditemukan berbagai potensi sosial
dan lingkungan di perumahan bukit pamulang indah antara lain:
1. Aspek Sosial: Motivasi untuk berkembang di masyarakat cukup tinggi,
dengan adanya partisipasi bisa memperkuat industri rumahan melalui
keterampilan merajut/menyulam dan menjahit dengan menggunakan
bahan plastik olahan limbah / sampah juga disertai pembelajaran
kewirausahaan.
2.
Aspek Lingkungan: Proses penyadaran lingkungan melalui tabungan
sampah yang dikonversikan menjadi tabungan uang ini membuat
berubahnya paradigma masyarakat tentang sampah.
-
7/24/2019 BUNGA NUR MAWADDAH NASUTION-FDK.pdf
22/127
10
Oleh karena itu peneliti mengambil judul penelitian Pemberdayaan
Masyarakat: Studi Kasus Kegiatan Bank Sampah Di Perumahan Bukit
Pamulang Indah RW 09 dan 13 Tangerang Selatan.
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
Untuk menghindari meluasnya pembahasan peneliti membatasi konsep-
konsep yang tercantum dalam judul agar dapat menghasilkan pembahasan
yang sistematis, terarah, jelas dan fokus. Maka dalam skripsi ini, peneliti
membatasi pembahasan pada Pemberdayaan Masyarakat: Studi Kasus Kegiatan
Bank Sampah di Perumahan Bukit Pamulang Indah Rw 09 dan 13 Tangerang
Selatan.
Agar penulisan skripsi ini menjadi terstruktur dan tidak melebar kepada
pembahasan lainnya, peneliti merumuskan masalah ini sebagai berikut:
1. Bagaimana Implementasi Praktek Pemberdayaan yang dilakukan oleh
Bank Sampah?
2. Apa Dampak dari Pemberdayaan tersebut?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Penelitian dengan judul Pemberdayaan Masyarakat: Studi Kasus Kegiatan
Bank Sampah di Perumahan Bukit Pamulang Indah RW 09 dan 13 Tangerang
Selatan. mempunyai tujuan dan manfaat sebagai berikut:
-
7/24/2019 BUNGA NUR MAWADDAH NASUTION-FDK.pdf
23/127
11
1. Tujuan
a. Untuk mengetahui Implementasi Praktek Pemberdayaan yang
dilakukan oleh Bank Sampah.
b. Untuk mengetahui Dampak dari Pemberdayaan Masyarakat: Studi
Kasus Bank Sampah
2. Manfaat
a.
Menambah wawasan dan pengalaman peneliti secara langsung di
lapangan melalui penelitian ini, khususnya tentang Pemberdayaan
Masyarakat: Studi Kasus Kegiatan Bank Sampah di Perumahan
Bukit Pamulang Indah Rw 09 dan 13 Tangerang Selatan
b. Dapat dijadikan sebagai bahan evaluasi pengurus Bank Sampah
Melati Bersih dalam menjalankan aktivitas pemberdayaan
masyarakat: studi kasus kegiatan Bank Sampah
c. Mengembangkan sikap percaya diri, bertanggung jawab, dan rasa
kesetiaan social dalam menghadapi berbagai problem kehidupan di
masa yang akan datang.
D. Metodologi Penelitian
a. Pendekatan Penelitian
-
7/24/2019 BUNGA NUR MAWADDAH NASUTION-FDK.pdf
24/127
12
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Yaitu pengamatan,
wawancara, atau penelaahan dokumen.10 Karena peneliti bermaksud untuk
meneliti sesuatu secara mendalam. Maka yang menjadi fokus studi adalah
implementasi praktek pemberdayaan yang dilakukan oleh Bank Sampah di
Perumahan Bukit Pamulang Indah RW 09 dan 13 Tangerang Selatan. Dari
fakta yang dilihat penelitian ini meneliti apa dampak dari pemberdayaan
masyarakat yang dilakukan oleh Bank Sampah di Perumahan Bukit Pamulang
Indah.
Metode kualitatif ini digunakan karena beberapa pertimbangan.
Pertama, menyesuaikan metode kualitatif lebih mudah apabila berhadapan
dengan kenyataan jamak. Kedua, metode ini menyajikan secara langsung
hakikat hubungan antara peneliti dan responden. Ketiga, metode ini lebih peka
dan dapat lebih menyesuaikan diri dengan banyak pengaruh bersama terhadap
pola-pola nilai yang dihadapi.
b.
Sumber Data
Data Primer adalah data yang belum tersedia untuk menjawab
masalah penelitian, dan harus diperoleh dari sumber aslinya.
Peneliti mendapatkan data ini pada saat penelitian berlangsung,
data primer yang dimaksud adalah karya-karya ilmiah yang
memuat tema penanggulangan dan pemanfaatan sampah serta
pembangunan lingkungan. Data primer juga berupa data observasi
10 Lexy J. Meleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2008). Cet. Ke-25, h.9-10.
-
7/24/2019 BUNGA NUR MAWADDAH NASUTION-FDK.pdf
25/127
13
lokasi Bank Sampah melati Bersih di RW 09 dan 13 Perumahan
Bukit Pamulang Indah selain itu peneliti melakukan wawancara
kepada pihak Bank Sampah, Nasabah, Pemilik Lapak, dan Warga
RW 09 dan 13 Perumahan Bukit Pamulang Indah. Data ini sudah
di jelaskan pada teknik pengumpulan data wawancara.
Data Sekunder adalah data yang diperoleh dari catatan-catatan atau
dokumen yang berkaitan dengan penelitian dari sumber yang
terkait. Sumber sekunder ini dimaksudkan untuk memperkarya
pengetahuan dan mempertegas analisis persoalan yang sedang
diteliti. Peneliti melakukan pencarian data tertulis mengenai
kegiatan Bank Sampah di perumahan Bukit Pamulang Indah ini
pada saat sebelum dan sesudah melakukan penelitian, peneliti
mendapatkan data dan informasi mengenai kegiatan Bank Sampah
melalui kunjungan bersama yayasan Bunga Melati Indonesia Kota
Tangerang Selatan, kemudian melalui profil Bank Sampah,
Rencana Kerja Pengurus Bank Sampah, Laporan Harian
Penimbangan, Laporan Bulanan Penimbangan Bank sampah yang
peneliti dapatkan dari pihak Bank Sampah Melati Bersih dan Data
Nasabah RW 09 dan 13 perumahan Bukit Pamulang Indah. Tidak
lupa peneliti juga melakukan pencarian data tertulis lewat buku-
buku referensi yang menerangkan tentang Sampah.
-
7/24/2019 BUNGA NUR MAWADDAH NASUTION-FDK.pdf
26/127
14
c. Penentuan Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini dilakukan di tempat penimbangan Bank
sampah Melati Bersih di Perumahan Bukit Pamulang Indah tangerang
Selatan. Metode yang digunakan dalam penentuan lokasi tersebut
adalah dengan menggunakan metode Purposive. Metode ini adalah
menentukan lokasi penelitian sesuai dengan tujuan penelitian. Ada
beberapa pertimbangan mengapa peneliti melakukan penelitian di
lokasi tersebut yaitu:
a. Adanya informasi yang peneliti dapatkan dari pihak Yayasan
Bunga Melati Indonesia mengenai kegiatan Bank Sampah
Melati Bersih berbasis masyarakat di perumahan Bukit
Pamulang Indah RW 09 dan 13.
b.
Lokasi Bank Sampah yang tidak begitu jauh dari tempat tinggal
peneliti, sehingga menghemat waktu dan biaya.
Waktu penelitian yang peneliti lakukan yaitu untuk observasi
dan wawancara di mulai pada bulan Februari tepatnya tanggal 11
Februari 2013 sampai dengan waktu yang telah ditetapkan peneliti
tentukan sendiri yaitu pada tanggal 23 September 2013, dengan catatan
penelitian ini akan berakhir jika data-data yang diperlukan dalam
penelitian telah rampung atau dirasakan cukup. Sedangkan untuk hal-
hal yang lainnya dapat disesuaikan dengan kebutuhan penelitian.
Sebelumnya peneliti sudah mengantarkan surat perizinan di Bank
Sampah Melati bersih secara kekeluargaan atau informal, sehingga
-
7/24/2019 BUNGA NUR MAWADDAH NASUTION-FDK.pdf
27/127
15
peneliti bisa melakukan penelitian secara leluasa. Sampai dengan saat
ini pun peneliti masih datang ke Bank sampah Melati Bersih untuk
terus menjalin sillaturrahim.
d. Teknik Pengumpulan Data
Untuk mengumpulkan data ini, peneliti mengadakan penelitian
dengan menggunakan beberapa metode pengumpulan data sebagai
berikut:
1. Observasi
Observasi, yaitu pengamatan berarti setiap kegiatan untuk
melakukan pengukuran, akan tetapi, observasi atau pengamatan dapat
pula memiliki arti yang lebih sempit, yaitu pengamatan dengan
menggunakan indera penglihatan tanpa mengajukan pertanyaan-
pertanyaan.11 dan pencatatan terhadap gejala objek yang akan diteliti
langsung dilapangan, karena metode observasi merupakan salah satu
teknik penelitian yang sangat penting bagi seorang peneliti secara
langsung di lapangan, yang artinya pengamatan dengan menggunakan
panca indra langsung yang terjadi di lembaga bernama Bank Sampah
Melati Bersih dan di Perumahan Bukit Pamulang Indah RW 09 dan 13
Tangerang Selatan. Peneliti datang ke lokasi penelitian yaitu seminggu
satu sampai tiga kali dalam rangka menyelami kehidupan subyek
selama mengikuti kegiatan Bank Sampah.
11Adang Rukhiyat, dkk,Panduan Penelitian Bagi Remaja, (Jakarta:
CV.Tumaritis, 2003), edisi 3, h. 54.
-
7/24/2019 BUNGA NUR MAWADDAH NASUTION-FDK.pdf
28/127
16
2. Wawancara
Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu,
percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu peneliti dan responden.
Bentuk wawancara terbuka yaitu wawancara yang menggunakan
seperangkat pertanyaan dan cara penyampaiannya pun sama untuk
setiap responden. Jenis wawancara yang peneliti gunakan adalah
gabungan antara wawancara terbuka dengan wawancara terstruktur,
wawancara terbuka adalah suatu wawancara yang para subjeknya tahu
bahwa mereka sedang diwawancarai dan mengetahui pula apa maksud
dan tujuan wawancara itu. Sedangkan wawancara terstruktur adalah
wawancara yang pewawancaraannya telah menciptakan sendiri
masalah dan pertanyaan-pertanyanan yang akan diajukan, wawancara
ini bertujuan untuk mencari jawaban terhadap hipotesa kerja.12
Peneliti pada penelitian ini melakukan wawancara dengan ibu Sari
selaku pimpinan Bank Sampah untuk mewawancarai mengenai sejarah,
visi, misi, struktur kepengurusan Bank Sampah Melati Bersih, program
kegiatan, sumber dana dan peneliti juga melakukan wawancara dengan Ibu
Djoni untuk mengetahui bentuk partisipasi dan kontribusi Bank Sampah
terhadap lingkungan perumahan Bukit Pamulang Indah, mulai dari
perencanaan kegiatan dan pelaksanaan kegiatan Bank Sampah yang
dilakukan di perumahan Bukit Pamulang Indah, kemudian melakukan
wawancara bersama Bapak Muhammad said sebagai pengepul yang
12
Sugiyono,Memahami Penelitian Kualitatif(Bandung: PT Alfabeta, 2010) h.74.
-
7/24/2019 BUNGA NUR MAWADDAH NASUTION-FDK.pdf
29/127
17
mempunyai lapak dan menampung sampah-sampah yang sudah di timbang
di perumahan Bukit Pamulang Indah RW 09 dan 13, kemudian melakukan
wawancara bersama Ibu Asih dan Ibu Ruth sebagai nasabah kegiatan Bank
Sampah Melati Bersih sekaligus warga RW 09, Untuk itu sebelum
peneliti melakukan wawancara terlebih dahulu peneliti membuat
pertanyaan-pertanyaan yang disusun dengan rapih dan siap diajukan
langsung ke responden. Guna memperoleh gambaran dan informasi yang
memungkinkan tentang kegiatan lembaga dalam pemberdayaan
masyarakat: studi kasus kegiatan Bank Sampah. Wawancara tersebut
dilakukan pada tanggal 26 Agustus 2013, 27 Agustus 2013, 07 Oktober
2013. Alat Bantu yang digunakan peneliti meliputi alat tulis, dan
handphone.
e. Analisa Data
Analisis data menurut Moleong adalah proses
mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam pola, kategori dan
santuan uraian dasar sehingga dapat ditentukan tema dan dapat
dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data. Analisis
data bermaksud mengorganisasikan data, diantaranya mengatur,
mengurutkan, mengelompokkan, memberi kode dan
mengkategorikanya.13
13Adang Rukhiyat, dkk,Panduan Penelitian Bagi Remaja, (Jakarta:
CV.Tumaritis, 2003), edisi 3, h. 54.
-
7/24/2019 BUNGA NUR MAWADDAH NASUTION-FDK.pdf
30/127
18
Jadi dalam menganalisa data, peneliti memperoleh data dari
lapangan dan diolah serta dianalisa sesuai dengan kategori data yang
terkumpul yaitu observasi, wawancara dan dokumen-dokumen yang
berhubungan dengan penelitian, dengan menggunakan analisa
deskriptif dan dengan menggunakan metode kualitatif yaitu untuk
mengetahui gambaran yang konkret tentang pemberdayaan masyarakat
yang dilakukan oleh Bank Sampah di perumahan Bukit Pamulang
Indah RW 09 dan 13 Tangerang Selatan. Tahap reduksi data Langkah
ini melibatkan beberapa tahap, yaitu mengambil data tulisan atau
gambar yang telah dikumpulkan dengan mengunakan metode
wawancara dan pengambilan gambar selama proses pengumpulan data
di lokasi penelitian, kemudian data tersebut diberikan kategori-kategori
dengan istilah khusus. Seringkali istilah khusus ini didapat dari proses
wawancara dari informan-informan. Coding data bertujuan untuk
memudahkan dalam proses pengolahan data
f. Keabsahan Data
Teknik keabsahan data dalam penelitian ini memiliki kriteria:
a.
Kreadibilitas (derajat kepercayaan) dengan teknik triagulasi yaitu
teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu
yang lain, hal itu dapat dicapai dengan jalan: (1). Membandingkan
daa hasil wawancara (2). Membandingkan keadaan dan perpektif
seseoang dengan berbagai pendapat dan pandangan orang lain
misalnya dalam hal ini peneliti membandingkan jawaban yang
-
7/24/2019 BUNGA NUR MAWADDAH NASUTION-FDK.pdf
31/127
19
diberikan oleh Koordinator Bank Sampah Melati Bersih dengan
Masyarakat (3). Membandingkan dokumen dengan unit analisis
b.
Ketekunan atau pengamatan bermaksud menemukan ciri-ciri dan
unsur-unsur dalam situasi yang sangat relevan dengan persoalan
atau isu yang sedang dicari kemudian memusatkan diri pada hal-
hal tersebut secara rinci. Maksudnya peneliti hanya memusatkan
dan mencari jawaban sesuai dengan rumusan masalah saja.
Misalnya peneliti membandingkan jawaban pengurus dengan
jawaban nasabah Bank Sampah.
c. Kepastian dengan pemeriksaan audit kepastian. Audior dalam hal
ini adalah dosen pembimbing. Disini pemastian bahwa sesuatu itu
adalah objektif atau tidak bergamtung pada persetujuan beberapa
orang terhadap pandangan, pendapat dan penemuan seseorang.
Dapatlah dikatakan bahwa pengalaman seseorang itu subjektif
sedangkan jika disepakati oleh beberapa orang barulah dikatakan
objektif.
Untuk penulisan dan penyusunan skripsi, peneliti mengacu pada
bukuPedoman Penulisan Skripsi, Tesis, dan Disertasi UIN Jakarta yang
diterbitkan oleh CeQDA (Center for Quality Development and Assurance)
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Cetakan II tahun 2007. Lokasi penelitian
sendiri akan dilakukan di lembaga yang bernama Bank Sampah Melati
Bersih perumahan Bukit Pamulang Indah RW 09 dan 13 Kota Tangerang
Selatan.
-
7/24/2019 BUNGA NUR MAWADDAH NASUTION-FDK.pdf
32/127
20
E. Tinjauan Pustaka
Dalam Penyusunan Skripsi ini sebelum peneliti mengadakan penelitian
lebih lanjut kemudian menyusunnya menjadi satu karya ilmiah, maka langkah
awal yang peneliti tempuh adalah merangkai terlebih dahulu beberapa karya tulis
penelitian yang memiliki tema yang sama dengan yang akan peneliti teliti.
Maksud pengkajian ini adalah agar dapat diketahui bahwa apa yang peneliti teliti
sekarang tidak sama dengan peneliti sebelumnya.
Adapun setelah peneliti mengadakan suatu kajian kepustakaan peneliti
akhirnya menemukan beberapa karya tulis hasil penelitian yang memiliki tema
sama dengan yang akan peneliti teliti. Judul-judul tersebut antara lain adalah
Judul Skripsi : Pemberdayaan Masyarakat Melalui Pengelolaan Sampah
Terpadu 3R (Reduce, Reuse, Dan Recycle) berbasis
Masyarakat
(studi kasus perumahan mustika tigaraksa tangerang)
Penulis : Nurapiah (2009)
Isi Pokok : Proses pengelolaan sampah terpadu berbasis masyarakat
dengan teknik BEST menjadikan masyarakat yang
mandiri dan berdaya BEST dalam teknik pelaksanaanya
melalui beberapa tahapan proses pengelolaan sampah
terpadu berbasis masyarakat dengan
beberapa tahapan, yaitu tahap persiapan, tahap pelaksanaan,
tahap evaluasi dan monitoring dan tahap terminasi.
-
7/24/2019 BUNGA NUR MAWADDAH NASUTION-FDK.pdf
33/127
21
Judul Skripsi : Pemberdayaan Masyarakat Melalui Kegiatan daur Ulang
Sampah di Perumahan Griya Serpong Kademangan Setu
Tangerang Selatan Banten
Peneliti : Bagus Adhi Pratama (2012)
Isi Pokok : Penelitian nya Mengenai tahapan partisipai kegiatan daur
ulang sampah yang dilakukan oleh warga, programnya ini
telah berhasil memproduksi sampah organik menjadi pupuk
serta sampah anorganik menjadi barang yang bernilai,
keberhasilan kegiatan ini berpengaruh pada kebersihan
lingkungan di peumahan Griya Serpong dan dengan
kegiatan ini pula tempat pengolahan sampah terpadu
(TPST) menjadi icon Tangerang Selatan. Dalam
penanganan sampah sehingga berpengaruh terhadap warga
dari pihak institusi itu sendiri.
Sedangkan skripsi yang dibahas peneliti yaitu mengenai Pemberdayan
Masyarakat: Studi Kasus Kegiatan Bank Sampah di Perumahan Bukit Pamulang
Indah Tangerang Selatan. Dalam penelitian ini peneliti ingin mengetahui
implementasi praktek pemberdayaan yang dilakukan oleh Bank Sampah dan apa
dampak dari pemberdayaan tersebut di daerah perumahan Bukit Pamulang Indah,
serta perbedaan lainya terletak pada lokasi penelitianya dan lembaga Bank
Sampah serta pengolahan sampahnya.
-
7/24/2019 BUNGA NUR MAWADDAH NASUTION-FDK.pdf
34/127
22
F. Sistematika Penulisan
Untuk memudahkan pembahasan masalah dalam penelitian ini, peneliti
membagi sistematika penulisan ke dalam lima bab yang mana perinciannya
sebagai berikut:
BAB I : PENDAHULUAN
Pada Bab ini akan dipaparkan mengenai latar belakang
masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan
manfaat, metodologi penelitian, tinjauan pustaka, dan
sistematika penulisan.
BAB II : LANDASAN TEORI
Bab ini berisi tentang beberapa pengertian dan penjelasan,
yaitu:
A. Pemberdayaan (Empowerment)
1. Pengertian Pemberdayaan (empowerment)
2. Modus-Modus Pemberdayaan
3. Metode-Metode Pemberdayaan
4. Kelembagaan
B. Sampah dan Pengolahannya
1. Pengertian Sampah
2. Pengolongan Sampah
-
7/24/2019 BUNGA NUR MAWADDAH NASUTION-FDK.pdf
35/127
23
3. Penjelasan Konsep 3R dalam Pengolahan
BAB III : Temuan Penelitian Profil Bank Sampah Melati Bersih dan
Profil
Nasabah RW 09 dan 13
BAB IV : Analisa Hasil Temuan Lapangan
A. Implementasi Praktek Pemberdayaan Masyarakat Oleh
Bank Sampah di Perumahan Bukit Pamulang Indah RW
09 dan 13B. Dampak Pemberdayaan Masyarakat yang dilakukan
oleh Bank Sampah
BAB V : Penutup
Bab ini berisi tentang kesimpulan secara singkat
berdasarkan hasil dari pelaksanaan penelitian dan saran-
saran yang menjadi penutup dari pembahasan skripsi ini.
-
7/24/2019 BUNGA NUR MAWADDAH NASUTION-FDK.pdf
36/127
24
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pemberdayaan (Empowerment)
1. Pengertian Pemberdayaan (Empowerment)
Pemberdayaan adalah suatu cara dimana rakyat, organisasi, dan
komunitas diarahkan agar mampu menguasai (atau berkuasa atas)
kehidupannya. Pemberdayaan menunjuk pada kemampuan orang,
khususnya kelompok rentan dan lemah, untuk (a) memiliki akses terhadap
sumber-sumber produktif yang memungkinkan mereka dapat
meningkatkan pendapatannya dan memperoleh barang-barang dan jasa-
jasa yang mereka perlukan, dan (b) berpartisipasi dalam proses
pembangunan dan keputusan-keputusan yang mempengaruhi mereka.
Pemberdayaan adalah sebuah proses dan tujuan. Sebagai proses,
pemberdayaan adalah serangkaian kegiatan untuk memperkuat kekuasaan
atau keberdayaan kelompok lemah dalam masyarakat, termasuk individu-
individu yang mengalami masalah kemiskinan. Sebagai tujuan, maka
pemberdayaan menunjuk pada keadaan atau hasil yang ingin dicapai oleh
sebuah perubahan sosial yaitu masyarakat yang berdaya, memiliki
kekuasaan atau mempunyai pengetahuan dan kemampuan dalam
memenuhi kebutuhan hidupnya baik yang bersifat fisik, ekonomi, maupun
sosial seperti memiliki kepercayaan diri, mampu menyampaikan aspirasi,
-
7/24/2019 BUNGA NUR MAWADDAH NASUTION-FDK.pdf
37/127
25
mempunyai mata pencaharian, berpartisipasi dalam kegiatan sosial, dan
mandiri dalam melaksanakan tugas-tugas kehidupannya.1
Pemberdayaan merujuk pada pengertian perluasan kebebasan memilih
dan bertindak. Bagi masyarakat miskin, kebebasan ini sangat terbatas
karena ketidakmampuan bersuara (voicelessness) dan ketidak berdayaan
(powerlessness) dalam hubungannya dengan Negara dan pasar. Karena
kemiskinan adalah multi dimensi, masyarakat miskin membutuhkan
kemampuan pada tingkat individu (seperti kesehatan, pendidikan dan
perumahan) dan pada tingkat kolektif (seperti bertindak bersama untuk
mengatsi masalah). Memberdayakan masyarakat miskin dan terbelakang
menuntut upaya menghilangkan penyebab ketidakmampuan mereka
meningkatkan kualitas hidupnya.
Pemberdayaan merujuk pada kemampuan orang, khususnya kelompok
rentan dan lemah sehingga mereka memiliki kekuatan dan kemampuan
dalam:
a. Memenuhi kebutuhan dasarnya sehingga mereka memiliki
kebebasan, dalam arti bukan bebas mengemukakan pendapat,
melainkan bebas dari kelaparan, bebas dari kebodohan dan bebas
dari kemiskinan ilmu.
1Edi Suharto,Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat, Kajian Strategis
Pembangunan Kesejahteraan Sosial dan Pekerjaan Sosial. (Bandung: PT Refika
Aditama, 2005), Cet Ke-1, h. 59.
-
7/24/2019 BUNGA NUR MAWADDAH NASUTION-FDK.pdf
38/127
26
b. Menjangkau sumber-sumber produktif yang memungkinkan
mereka dapat meningkatkan pendapatannya dan memperoleh
barang-barang dan jasa-jasa yang mereka perlukan.
c. Berpartisipasi dalam proses pembangunan dan keputusan-
keputusan yang mempengaruhi mereka.2
Dalam Ensiklopedi Indonesia, daya adalah kemampuan untuk
melakukan sesuatu atau kemampuan untuk usaha/bertindak.
2. Modus-Modus pemberdayaan
a. Tahapan Pemberdayaan Masyarakat
Pemberdayaan Masyarakat merupakan suatu proses intervensi
sosial (perubahan sosial yang terencana). Oleh karena itu, setiap
bentuk pemberdayaan masyarakat dapat dijelaskan dalam beberapa
tahap, sebagaimana yang dikembangkan oleh Adi, terdiri dari 7
tahapan, yakni tahap persiapan, tahap pengkajian (Assesment), tahap
pemformulasian rencana aksi (designing), tahap pelaksanaan program
(implementasi), tahap evaluasi dan tahap terminasi, tahapan tersebut
tergambar dalam figure berikut:
2Edi Suharto, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat, (Bandung: PT
Refika Aditama, 2005), h. 58.
-
7/24/2019 BUNGA NUR MAWADDAH NASUTION-FDK.pdf
39/127
27
Tahapan Intervensi Pemberdayaan Masyarakat
Sumber: Adi, h.181
Tahapan tersebut bukanlah sebuah tahapan yang kaku dan hierarkis
antara satu tahap lainnya, melainkan tahapan yangfleksibel, sesuai dengan
panah yang ada disebelah kiri, yang menunjukkan bahwa apabila satu
tahapan telah terlewati, masih membuka kemungkinan untuk kembali ke
tahapan sebelumnya, penjelasan tentang tahapan tersebut akan diuraikan
sebagai berikut:
Pertama: Tahap Persiapan. Tahapan persiapan ini sekurang-
kurangnya terdiri dari dua hal, yakni penyiapan petugas dan penyiapan
lapangan. Penyiapan petugas dilakukan untuk menyamakan persepsi
mengenai konsep yang akan dilaksanakan dalam program pemberdayaan
Persiapan
Pengkajian (Assesment)
Perencanaan alternative program atau kegiatan (designing)
Pemformulasian rencana aksi
Pelaksanaan program atau kegiatan
Evaluasi
Terminasi
-
7/24/2019 BUNGA NUR MAWADDAH NASUTION-FDK.pdf
40/127
28
masyarakat. Hal ini dilakukan untuk menjaga kesamaan pandangan
diantara tenaga pengubah (change agent), terutama apabila tim pengubah
berasal dari latar belakang disiplin ilmu yang berbeda. Sedangkan
penyiapan lapangan, dilakukan untuk memastikan layak atau tidaknya
suatu daerah menjadi tempat pemberdayaan masyarakat Change agent
juga melakukan kontak awal dengan penduduk setempat, baik secara
formal maupun informal.
Kedua: Tahap Assesment, yakni tahap pengkajian yang dilakukan
untuk mengindentifikasi masalah yang dirasakan kelompok sasaran
sehingga menemukan apa kebutuhan yang mereka rasakan (felt nedds) dan
juga apa sumber daya yang mereka miliki.
Ketiga: TahapPerencanaan alternatif programatau kegiatan. Pada
tahap ini change agent secara partisipatif melibatkan warga untuk
merumuskan masalah yang mereka hadapi beserta solusi yang sebaiknya
dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut. Penyusunan alternatif
program yang tepat, dengan mempertimbangkan sumber daya yang ada,
dapat dipikirkan dan dirumuskan sebagai solusi dari masalah yang
dihadapi.
Keempat: Tahap Performulasian rencana aksi. Yakni tahap
menuangkan gagasan yang telah dirumuskan dalam tahap perencanaan
alternatif program kedalam pernyataan kegiatan (proposal)secara tertulis.
Peran change agent dalam tahap ini adalah membantu sasaran menuliskan
-
7/24/2019 BUNGA NUR MAWADDAH NASUTION-FDK.pdf
41/127
29
rumusan program mereka dalam format yang layak untuk diajukan kepada
penyandang dana.
Kelima: Tahap pelaksanaan program atau kegiatan atau
implementasi keberhasilan dari tahap ini tergantung dari kerjasama yang
baik antara change agent dengan warga masyarakat serta tokoh
masyarakat setempat. Adanya konflik diantara tiga komponen ini akan
sangat menganggu tahap pelaksanaan program atau kegiatan
pemberdayaan masyarakat.
Keenam: Tahap evaluasi. Evaluasi atau pengawasan yang paling
tepat digunakan dalam program pemberdayaan masyarakat adalah evaluasi
internal, yakni evaluasi yang dilakukan oleh warga masyarakat sendiri.
Evaluasi dapat dilakukan pada input, proses dan juga pada hasil.
Ketujuh: tahap terminasi, yakni tahap pemutusan atau
pemberhentian program. Idealnya tahap ini dilakukan apabila masyarakat
atau komunitas sasaran benar-benar sudah berdaya. Pemutusan
hubungan dengan komunitas sasaran ini sebaiknya dilakukan secara pelan-
pelan, bertahap, tidak secara langsung ditinggalkan begitu saja oleh
change agent, sehingga dapat dipastikan ketika agen perubah keluar dari
komunitas tersebut, keadaan sudah jauh berubah dan komunitas sasaran
sudah relatif mandiri.3
b. Tujuan Pemberdayaan Masyarakat
3Isbandi Rukminto Adi,Pemberdayaan pembangunan masyarakat dan
Intervensi Komunitas, (Jakarta:FE UI, 2003), Cet. Ke-3, h. 179-196.
-
7/24/2019 BUNGA NUR MAWADDAH NASUTION-FDK.pdf
42/127
30
Mengetahui tujuan dari sebuah proses pemberdayaan merupakan
hal penting, karena adanya tujuan yang disepakati bersama dapat menjadi
motivasi bagi warga dalam turut berperan serta dalam proses
pemberdayaan. Untuk mengetahui fokus dan tujuan pemberdayaan secara
operasional, maka perlu untuk mengetahui fokus dan tujuan keberdayaan
yang dapat menunjukkan seseorang itu berdaya atau tidak. Keberhasilan
pemberdayaan masyarakat dapat dilihat dari keberdayaan mereka yang
menyangkut kemampuan ekonomi, kemampuan mengakses manfaat
kesejahteraan dan kemampuan kultur dan politis.
Secara umum rancangan Tujuan Pemberdayaan Masyarakat adalah :
a. Masyarakat memahami bahwa kemiskinan yang terjadi pada
dirinya dan lingkungannya. Tidak semata-mata karena nasib atau
keturunan, namun ada hal yang selama ini membuat mereka agar
tetap miskin.
b.
Masyarakat tumbuh keterampilannya dalam hal membuat dan
mengelola kelembagaan serta jaringan yang berbasis pada minat,
kebutuhan, keswadayaan dan kemandirian.
c.
Masyarakat tumbuh kesadaran, motivasi dan mau berperan serta
nyata dalam proses maupun mengembangkan hasil pembangunan.
d. Masyarakat memiliki wakil yang dipilih sendiri untuk menjadi
utusan dalam sebuah jejaring maupun forum konsultasi
pembangunan dalam rangka menumbuhkan posisi runding dan
posisi tawar untuk kebijakan-kebijakan pembangunan pada skala
-
7/24/2019 BUNGA NUR MAWADDAH NASUTION-FDK.pdf
43/127
31
lokal yang memihak dan lebih adil dalam mensejahterakan warga
yang masih tertinggal.
Pada tahap aplikasi, Pemberdayaan Masyarakat memiliki tujuan mencangkup 3
aspek,
1. Aspek Pembangunan Manusia
Masyarakat pelaku sekaligus sasaran dapat mencapai tataran
kondisi sebagai berikut: Mampu melakukan identifikasi penyebab
masalah kemiskinan, penyusunan skala prioritas pemecahan masalah,
penetapan pilihan pemecahan masalah, penyusunan rencana kegiatan
untuk memecahkan masalah, pelaksanaan rencana, pemantauan,
penilaian dan mempertanggungjawabkan proses maupun hasil yang
dicapai.
2. Aspek Pembagunan Ekonomi
Masyarakat pelaku sekaligus sasaran pemberdayaan masyarakat
mampu melakukan kegiatan lebih produktif yang terencana, baik
secara individu maupun kelompok sehingga dapat meningkatkan
penghasilan. Ukuran peningkatan penghasilan adalah dari dibawah
standar UMR menjadi sekurang-kurangnya sama dengan UMR.
3. Aspek Pembangunan Lingkungan atau Komunitas
Masyarakat pelaku sekaligus sasaran pemberdayaan masyarakat
mampu melakukan kegiatan pembagunan dalam upaya peningkatan
-
7/24/2019 BUNGA NUR MAWADDAH NASUTION-FDK.pdf
44/127
32
kualitas pemukiman, lingkungan maupun prasarana penunjang
kegiatan ekonomi masyarakat.
Menurut Adi, dalam konteks pembangunan, tujuan pemberdayaan
dapat berbeda sesuai dengan bidang pembangunan yang digapai.
Secara substansial tujuan pemberdayaan adalah untuk menjadikan
mereka yang kurang beruntung (disadvantages) atau yang tidak
berdaya (powerless) dapat menjadi berdaya (empowered). Dengan
demikian melalui pemberdayaan terjadi perubahan kondisi kearah yang
lebih baik.4
Dengan demikian tujuan pemberdayaan masyarakat adalah
menjadikan masyarakat dari tidak berdaya menjadi berdaya atau
mampu dan mandiri dalam berbagai sisi (aspek) pembangunan. Yakni
aspek ekonomi, pembangunan manusia dan lingkungan.
c. Strategi Pemberdayaan
Strategi Pemberdayaan Menurut Soetomo dan Jim Ife, sebagai berikut:
SOETOMO JIM IFE
1. Improvement vs Transformation
Proses pembangunan masyarakat adalah
adanya proses perubahan. Perubahan
yang dimaksud dapat merupakan
1. Proses dan Hasil
Sarana dan tujuan menjadi hal yang
penting dalam proses pemberdayaan
masyarakat. Proses yang harus
4Isbandi Rukminto Adi,Pemikiran-pemikiran dalam Pembangunan
Kesejahteraan Sosial. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas
Indonesia. 2002. h. 163
-
7/24/2019 BUNGA NUR MAWADDAH NASUTION-FDK.pdf
45/127
33
perubahan alami yang tumbuh dari
dinamika masyarakat sendiri, dapat pula
merupakan perubahan yang
terencana.sebagai perubahan yang
terencana, pada umumnya dikenal
adanya target atas perubahan yang
diharapkan. Dilihat dari target atas
perubahan yang dikehendaki, apakah
merupakan perubahan yang sekedar
perbaikan dalam beberapa segi
kehidupan tanpa harus merombak sistem
dan struktur yang ada. Target utama
dalam proses pembangunan masyarakat
adalah perubahan structural. Sebagai
sarana pencapaian tujuan, karena
melalui struktur sosial yang baru
kemudian dapat dikembangkan kondisi
kehidupan yang lebih baik.
2.
Proses dan hasil Material
Proses pengambilan keputusan
diusahakan dapat dilakukan untuk
masyarakat sendiri yang
mengakomondasi dari seluruh lapisan
yang ada.
melibatkan masyarakat tanpa partisipasi
penuh keterlibatan ini tidak akan
tercapai. Sarana dan tujuan tidak dapat
dipisahkan, jika kita menerima
pandangan bahwa mengubah sarana
dapat mengubah tujuan, maka proses
pemberdayaan masyarakat memiliki
nilai yang lebih dari sekedar
instrumental.
2. Integritas Sosial
Proses pemberdayaan masyarakat tidak
dapat dilakukan oleh pekerja masyarakat
dewan lokal atau departemen
pemerintah. Melainkan proses harus
melibatkan masyarakat itu sendiri.
Keterlibatan ini tak akan tercapai tanpa
partisipasi penuh. Proses pemberdayaan
masyarakat harus menjadi proses
masyarakat yang dimiliki, dikuasai dan
dilangsungkan oleh mereka sendiri.
Setiap masyarakat berbeda-beda, ia
memiliki karakteristik budaya,
geografis, sosial, politik, dan demografi
-
7/24/2019 BUNGA NUR MAWADDAH NASUTION-FDK.pdf
46/127
34
Pembangunan masyarakat adalah proses
menuju suatu kondisi dimana warga
masyarakat menjadi semakin kompeten
dan sensitive dalam menanggapi
persoalan-persoalan baik di lingkungan
komunitasnya sendiri maupun persoalan
yang berkaitan dengan hubungan
mereka dan masyarakat makronya.sudah
tentu prosesnya berjalan secara bertahap
dan kumulatif, dalam tahap yang lebih
lanjut akan menunjukkan tingkat
kopetensi dan tingkat kepekaan yang
semakin tinggi yang diwujudkan dalam
bentuk prakarsa, kreative, dan
partisipasi yang semakin meningkat.
3. Self Help vs Technocratic
Proses pemberdayaan masyarakat dapat
merupakan perubahan yang
menggunakan kekuatan, potensi dan
sumber-sumber dari masyarakat sendiri.
Pada umumnya perubahan tersebut
dipengaruhi baik oleh sumber dari
dalam maupun dari luar, perbedaanya
terletak pada sumber mana yang lebih
yang unik. Ia memiliki pemuka, masalah
dan aspirasi yang unik pula. Segala yang
berjalan di satu masyarakat belum tentu
dapat berjalan di masyarakat yang lain,
bahkan beresiko mengalami kegagalan
dan melemahkan pengalaman orang-
orang dari masyarakat tersebut.
3.
Peningkatan Kesadaran
Gagasan yang sederhana mengenai
peningkatan kesadaran yaitu bahwa
orang-orang menerima penindasan
sebagai hal yang sedikit normal atau
tak bisa dihindari disebabkan oleh
legitimasi dari struktur dan wacana yang
menindas, dan sering kali tidak akan
mengakui atau menamai penindasan
mereka sendiri sehingga pengalaman
penindasan bersifat dibawah sadar.
Peningkatan kesadaran mungkin
menghasilkan perubahan pada beberapa
waktu mendatang, karena kondisi sosial,
ekonomi dan politik terus berubah.
Tetapi pada akhirnya, sebagai bagian
-
7/24/2019 BUNGA NUR MAWADDAH NASUTION-FDK.pdf
47/127
35
dominan masyarakat sendiri yang
menentukan apa yang menjadi
kebutuhannya, menentukan apa yang
harus dilakukan untuk memenuhi
kebutuhan tersebut dan melaksanakan
sendiri langkah-langkah yang sudah
diputuskan dan direncanakan.
4.
Uniformitas vs Variasi Lokal
Pendekatan yang lebih menitikberatkan
pada keseragaman biasanya diwujudkan
dalam bentuk program-program
pembangunan masyarakat yang
dirancang pada tingkat pusat, kemudian
diterapkan diseluruh masyarakat desa
yang ada tanpa memperhatikan
perbedaan karakteristik masing-masing
desa.
Pendekatan yang menekankan variasi
lokal menyadari bahwa program-
program pembangunan tidak dapat
dilakukan secara seragam, justru karena
masing-masing komunitas mempunyai
kondisi dan permasalahan yang berbeda.
dari proses pemberdayaan masyarakat,
masyarakat sendirilah yang harus
membuat keputusan tersebut, bukan
pekerja masyarakat.
4. Kerja sama
Tanpa adanya kerja sama dan komitmen
tidak akan ada masyarakat yang
berkompetisi untuk melakukan suatu
perubahan/kemajuan untuk
memberdayakan dirinya sendiri karena
kompetisi tak dapat dihindari sebagai
bagian dari sifat dasar manusia,
kompetisi itu menyenagkan dan
kompetisi membuat orang-orang lebih
percaya diri dan membangun karakter.
5. Langkah Pengembangan
Proses tersebut tidak dapat dipaksakan
agar proses berjalan dengan baik,
diperlukan langkah yang natural untuk
memulainya dan untuk mendorong
proses tersebut harus berjalan sesuai
dengan langkah masyarakat yang tidak
mungkin menjadi langkah yang
-
7/24/2019 BUNGA NUR MAWADDAH NASUTION-FDK.pdf
48/127
36
Apabila harus dilaksanakan dengan pola
yang seragam, maka yang akan terjadi
adalah kesenjangan antara program-
program pembangunan dengan
permasalahan dan kebutuhan riil yang
ada dalam masyarakat.5
diinginkan oleh pekerja masyarakat.
6.
Perdamaian dan Tanpa
Kekerasan
Struktur yang mengabadikan
ketimpangan, kemiskinan, dan
penindasan perlu ditentang. Cara yang
dipakai oleh banyak institusi sosial
dilihat sebagai kekerasan karena cara
yang dipakai tersebut mengabadikan
struktur dan praktik penindasan.
Perpektif anti kekerasan harus lebih kuat
dan radikal dan mengharuskan keragu-
raguan terhadap struktur dan praktik
yang diterima
7. Konsensus
Pendekatan konsensus mencari
kesepakatan dan bertujuan mencapai
solusi dari seluruh kelompok atau
masyarakat. Konsensus merupakan
konsekuensi yang tidak dapat dielakkan
dari kekerasan dan influsivitas.
5Soetomo,strategi-strategi pembangunan masyarakat, (Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 2006), cet-1, h.44-78
-
7/24/2019 BUNGA NUR MAWADDAH NASUTION-FDK.pdf
49/127
37
Konsensus berarti bahwa
kelompok/masyarakat berkomitmen
terhadap proses yang mencoba mencari
solusi/serangkaian tindakan yang dapat
diterima dan dimiliki oleh setiap orang
dan keputusan yang diambil disetujui
oleh orang-orang yang sesuai dengan
kepentingan terbaik mereka semua
masyarakat pribumi tersebut dapat
melangsungkan struktur masyarakat
yang lebih kuat dan tampak sebagai
gaya hidup secara ekologis dan kearifan
pembuatan keputusan melalui striktur
konsensus merupakan sebuah pelajaran
yang dapat dipelajari oleh masyarakat
maju.
8.
Membangun Masyarakat
Pemberdayaan masyarakat melibatkan
pengembangan modal sosial,
memperkuat interaksi sosial dalam
masyarakat, menyatukan mereka, dan
membantu mereka untuk saling
berkomunikasi dengan cara yang dapat
-
7/24/2019 BUNGA NUR MAWADDAH NASUTION-FDK.pdf
50/127
38
mengarah pada dialog yang sejati,
pemahaman dan aksi sosial.
Meningkatkan rasa saling
ketergantungan untuk bisa
menyelesaikan tugas dan memberikan
peluang untuk interaksi formal maupun
informal. Membangun kepercayaan.6
3. Metode-metode Pemberdayaan
Partisipasi Sebagai Faktor Penting Dalam Pemberdayaan Masyarakat
Pengertian Partisipasi menurut Uphoff dan Cohen (1979) yaitu,
menekankan pada rakyat memiliki peran dalam pembuatan keputusan.7
Partisipasi memiliki pengertian bahwa setiap program bukan dirancang
oleh orang luar kemudian masyarakat diminta ikut melaksanakannya,
tetapi program tersebut dirancang oleh masyarakat dengan difasilitasi oleh
orang luar.8
Sebagaimana diketahui, pemberdayaan pada dasarnya merupakan
proses perubahan, dan salah satu bentuk perubahan yang diharapkan
6Jim Ife dan Frank Tesoriero, Community Development: Alternatif
Pengembangan Masyarakat Di Era Globalisasi, (Yogyakarta:Pustaka Pelajar,2008),cet-
1,h 336-365
7Jim Ife dan Frank Tesoriero, Community Development: Alternatif
Pengembangan Masyarakat Di Era Globalisasi, (Yogyakarta:Pustaka Pelajar,2008),cet-
1,h.296.
8Ed. Rianingsih Djohani dkk, Berperan Bersama Berperan Setara, (Bandung:
Driya Media, 1996), cet-1, h.13.
-
7/24/2019 BUNGA NUR MAWADDAH NASUTION-FDK.pdf
51/127
39
adalah perubahan sikap dan perilaku. Partisipasi masyarakat yang semakin
meningkat, merupakan salah satu perwujudan dari perubahan sikap dan
perilaku tersebut. Dalam hal ini aktivitas lokal merupakan media dan
sarana bagi masyarakat dalam melaksanakan partisipasinya. Dalam hal ini,
kegiatan bank sampah merupakan media dan sarana bagi warga
Perumahan Bukit Pamulang Indah dalam melaksanakan partisipasinya.
Dengan demikian, pendekatan partisipatoris dilihat sebagai
pendekatan utama bagi yayasan bunga melati utama dalam strategi
pengelolaan sumber daya berbasis komunitas.
Berbicara mengenai partisipasi masyarakat dalam pemberdayaan
masyarakat, dalam buku soetomo ada enam tafsiran dan makna yang
berbeda tentang partisipasi yang di inventarisir oleh Mikkelsen, pertama,
partisipasi adalah kotribusi sukarela dari masyarakat kepada proyek tanpa
ikut serta dalam pengambilan keputusan. Kedua, partisipasi adalah usaha
membuat masyarakat semakin peka dalam meningkatkan kemauan
menerima dan kemampuan menanggapi proyek-proyek pembangunan.
Ketiga, partisipasi adalah proses yang aktif, yang mengandung arti bahwa
orang atau kelompok terkait mengambil inisiatif dan menggunakan
kebebasannya untuk melakukan hal itu. Keempat, partisipasi adalah
pemantapan dialog antara masyarakat sekat dalam tempat dengan para
staff dalam melakukan persiapan, pelaksanaan, dan monitoring proyek,
agar memperoleh informasi mengenai konteks lokal dan dampak-dampak
sosial. Kelima, partisipasi adalah keterlibatan sukarela oleh masyarakat
dalam perubahan yang ditentukannya sendiri. Keenam, partisipasi dalah
-
7/24/2019 BUNGA NUR MAWADDAH NASUTION-FDK.pdf
52/127
40
keterlibatan masyarakat dalam pembangunan diri, kehidupan dan
lingkungan mereka.9
Tiga alasan mengapa partisipasi masyarakat mempunyai sifat
sangat penting. Pertama partisipasi masyarakat merupakan suatu alat guna
memperoleh informasi mengenai kondisi, kebutuhan, dan sikap
masyarakatnya, tanpa kehadirannya, program pembangunan serta proyek-
proyek akan gagal, alasan kedua adalah bahwa masyarakat akan lebih
mempercayai proyek atau program pembangunan jika merasa dilibatkan
dalam proses persiapan dan perencanannya, karena mereka akan
mengetahui seluk beluk proyek tersebut dan akan mempunyai rasa
memiliki terhadap proyek tersebut. Alasan ketiga yang mendorong adanya
partisipasi umum karena timbul anggapan bahwa merupakan suatu hak
demokrasi bila masyarakat dilibatkan dalam pembangunan masyarakat
mereka sendiri.
Mengingat pengelolaan lingkungan tujuan akhirnya adalah untuk
kepentingan masyarakat secara luas, maka unsur masyarakat menjadi titik
sentral yang harus mendapat perhatian utama dalam setiap kebijakan.
Dengan demikian masyarakat merupakan titik sentral dalam kebijaksanaan
pengelolaan lingkungan, sehingga pengelolaan terpadu dengan keterlibatan
masyarakat menjadi penting. Wujud keterlibatan tersebut dalam bentuk
peningkatan keberdayaan masyarakat agar mampu berperan serta dalam
pengambilan keputusan demi kepentingan umum untuk pelestarian
9Soetomo,strategi-strategi pembangunan masyarakat, (Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 2006), cet-1, h.438.
-
7/24/2019 BUNGA NUR MAWADDAH NASUTION-FDK.pdf
53/127
41
lingkungan. Selain itu masyarakat juga diharapkan mampu secara mandiri
membangun dan mengambil inisiatif lokal.
Dengan partisipasi warga Bukit Pamulang Indah dalam berbagai
tindakan bersama melalui kegiatan Bank Sampah, telah terjadi proses
belajar sosial yang kemudian dapat meningkatkan kapasitas warga Bukit
Pamulang Indah Pamulang untuk berpartisipasi secara lebih baik dalam
tindakan bersama warga dan yayasan Bunga Melati utama untuk pada
kegiatan Bank Sampah berikutnya.
Partisipasi masyarakat menjadi salah satu faktor pendukung
keberhasilan Bank Sampah, di lain pihak, juga dapat dikatakan bahwa
kegiatan Bank Sampah dalam meningkatkan kapasitas warga, termasuk
dalam berpartisipasi.
Peningkatan kapasitas masyarakat untuk berpartisipasi secara lebih
baik sebagai salah satu tolak ukur keberhasilan pemberdayaan juga
merupakan pencerminan, bahwa dalam pemberdayaan masyarakat lebih
memberikan fokus perhatian pada aspek manusia dan masyarakatnya
bukan semata-mata pada hasil secara fisik materiil.
4.
Kelembagaan
Lembaga kemasyarakatan adalah himpunan norma-norma dari
segala tingkatan yang berkisar pada suatu kebutuhan pokok di dalam
kehidupan masyarakat. Wujud yang kongkrit lembaga kemasyarakatan
tersebut adalah asosiasi (association).
-
7/24/2019 BUNGA NUR MAWADDAH NASUTION-FDK.pdf
54/127
42
Proses terbentuknya lembaga kemasyarakatan yaitu: (a) Proses
pelembagaan (institutionalization), yakni suatu proses yang dilewati oleh
suatu norma kemasyarakatan yang baru untuk menjadi bagian drai salah
satu lembaga kemasyarakatan. Yang dimaksudkan ialah, sampai norma-
norma kemasyarakatan itu, oleh masyarakat dikenal, diakui,dihargai, dan
kemudian ditaati dalam kehidupan sehari-harinya. (b) norma-norma yang
internalized, artinya adalah bahwa proses norma-norma kemasyarakatan
tidak hanya berhenti sampai pelembagaan saja. Akan tetapi mungkin
norma-norma tersebut mendarah daging dalam jiwa anggota-anggota
masyarakat.10
B. Sampah dan Pengelolaannya
1. Pengertian Sampah
Pengertian sampah adalah suatu yang tidak dikehendaki lagi oleh
yang punya dan bersifat padat. Sementara UU No 18 Tahun 2008 tentang
Pengelolaan Sampah, Sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia
atau proses alam yang berbentuk padat atau semi padat berupa zat organik
atau anorganik bersifat dapat terurai atau tidak dapat terurai yang dianggap
sudah tidak berguna lagi dan dibuang ke lingkungan.
Sampah adalah buangan berupa bahan padat yang merupakan
polutan umum yang menyebabkan turunnya nilai estetika lingkungan,
membawa berbagai jenis penyakit, menurunkan nilai sumber daya,
10 Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, (Jakarta: PT RajaGrafindo
Persada, 1982), cet-38. h. 204
-
7/24/2019 BUNGA NUR MAWADDAH NASUTION-FDK.pdf
55/127
43
menimbulkan polusi, menyumbat saluran air, dan berbagai akibat negatif
lainnya.11
Departemen Kesehatan, mendefinisikan Sampah adalah benda
yang tidak dipakai, tidak diingini dan dibuang, yang berasal dari suatu
aktifitas dan bersifat padat, dan tidak termasuk buangan yang bersifat
biologis12
Sampah juga diartikan sebagai suatu bahan yang terbuang atau
dibuang dari sumber hasil aktivitas manusia maupun proses alam yang
belum memiliki nilai ekonomis.
2. Penggolongan Sampah
Jenis sampah yang ada di sekitar kita cukup beraneka ragam, ada
yang berupa sampah rumah tangga, sampah industri, sampah pasar,
sampah rumah sakit, sampah pertanian, sampah perkebunan, sampah
peternakan, sampah institusi/kantor/sekolah dan sebagainya. Berdasarkan
asalnya, sampah padat dapat digolongkan menjadi 2 (dua) yaitu sebagai
berikut:
a. Sampah Organik
Sampah organik yaitu sampah yang bias membusuk, karena
aktivitas mikroorganisme, dengan demikian pengelolaanya
menghendaki kecepatan, baik dalam pengumpulan maupun dalam
11Yul H Bahar, Teknologi Penanganan dan Pemanfaatan Sampah, (Jakarta: PT.
Waca Utama Pramesti, 1986), cet-1. H.7.
12Departemen Kesehatan.Pembuangan SampahJakarta, Pusat Pendidikan
Tenaga Kesehatan. Depkes. 1997. H.2.
-
7/24/2019 BUNGA NUR MAWADDAH NASUTION-FDK.pdf
56/127
44
pembuangannya. Pembusukan sampah ini akan menghasilkan
antara lain, gasmetan, gas H2S yang bersifat beracun bagi tubuh.
Selain beracun H2S juga berbau busuk, jadi penumpukan sampah
yang membusuk tidak dapat dibenarkan. Di Negara yang sedang
berkembang seperti Indonesia sampah kebanyakan terdiri dari
sampah jenis ini.13
Sampah organik dihasilkan dari bahan-bahan hayati yang
dapat didegradasi oleh mikroba atau bersifat biodegradable.
Sampah ini dengan mudah dapat diuraikan melalui proses alam.
Sampah rumah tangga sebagian besar merupakan bahan organik.
Termasuk sampah organik, misalnya sampah dari dapur, sisa-sisa
makanan, pembungkus (selain kertas, karet, dan plastik) tepung
sayuran, kulit buah, daun, dan ranting.
b. Sampah Anorganik
Sampah Anorganik yaitu sampah yang tidak atau sulit
membusuk, biasanya terdiri atas kertas-kertas, plastik, logam,
gelas, karet, dan lainnya yang tidak dapat membusuk atau sulit
membusuk. Sampah ini apabila memungkinkan sebaiknya di daur
ulang sehingga dapat bermanfaat kembali, baik melalui suatu
proses atau secara langsung. Apabila tidak dapat di daur ulang,
maka diperlukan proses untuk memusnahkannya, seperti
13Juli Soemirat Slamet,Kesehatan Lingkungan, (Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press, 2007), cet-7. H.153.
-
7/24/2019 BUNGA NUR MAWADDAH NASUTION-FDK.pdf
57/127
45
pembakaran, tetapi hasil dari pembakaran itu masih memerlukan
penanganan lebih lanjut.14
Sampah ini bisa disebut dengan anorganik yang dihasilkan
dari bahan-bahan nonhayati, baik berupa produk sintetik maupun
hasil proses teknologi pengolahan bahan tambang. Sebagian besar
anorganik tidak dapat diurai oleh alam/mikrooganisme secara
keseluruhan (unbiodegradable). Sementara, sebagian lainnya
hanya dapat diuraikan dalam waktu yang lama.
c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Sampah
Sampah, baik kualitas maupun kualitasnya, sangat
dipengaruhi oleh barbagai kegiatan dan taraf hidup masyarakat.
Beberapa factor yang penting antara lain:
1. Jumlah penduduk. Dapat dipahami dengan mudah bahwa
semakin banyak penduduk, semakin banyak pula
sampahnya. Pengelolaan sampah ini pun berpacu dengan
laju pertambahan penduduk.
2.
Keadaan sosial ekonomi. Semakin tinggi keadaan sosial
ekonomi masyarakat, semakin banyak jumlah perkapita
sampah yang dibuang. Kualitas sampahnya pun semakin
banyak bersifat tidak dapat membusuk. Perubahan kualitas
sampah ini, tergantung pada bahan yang tersedia, peraturan
14Juli Soemirat Slamet,Kesehatan Lingkungan, (Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press, 2007), cet-7. H.153
-
7/24/2019 BUNGA NUR MAWADDAH NASUTION-FDK.pdf
58/127
46
yang berlaku serta kesadaran masyarakat akan persoalan
persampahan. Kenaikan kesejahteraan ini pun akan
meningkatkan kegiatan konstruksi dan pembaharuan
bangunan-bangunan, transportasi pun bertambah, dan
produk pertanian, industri dan lain akan bertambah dengan
konsekuensi bertambahnya volume dan jenis sampah.
3. Kemajuan teknologi. Kemajuan teknologi akan menambah
jumlah maupun kualitas sampah, karena pemakaian bahan
baku yang semakin beragam, cara pengepakan dan produk
manufaktur yang semakin beragam pula.15
3. Penjelasan Konsep 3R dalam Pengelolaan Sampah
Salah satu upaya dalam mengatasi masalah persampahan di
Indonesia, dilakukan melalui program 3R (Reduce, Reuse dan Recycle).
Program tersebut merupakan alternative pengurangan sampah dalam skala
luas dan dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Reduce, adalah
proses mengurangi sampah yang bisa dilaksanakan dengan cara membeli
produk yang tahan lama atau dikemas denganpacking yang tidak beracun.
Reuse, adalah kegiatan penggunaan kembali sampah secara langsung. Baik
untuk fungsi yang sama atau fungsi yang lain lebih dari satu
kali,contohnya menggunakan botol air minum ukuran gallon dengan
mengisinya kembali. Sedangkan Recycle, adalah memanfaatkan kembali
sampah setelah mengalami proses pengolahan, Recycle juga berarti
15Juli Soemirat Slamet,Kesehatan Lingkungan, (Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press, 2007), cet-7. H.154
-
7/24/2019 BUNGA NUR MAWADDAH NASUTION-FDK.pdf
59/127
47
mengubah barang-barang lama sehingga bisa dibuat barang baru untuk
dipergunakan lagi.
Sampah Rumah Tangga, tindakan yang bias dilakukan adalah:
a. Reduce (Mengurangi sampah dengan mengurangi pemakaian barang
atau benda yang tidak terlalu kita butuhkan)
1) Kurangi pemakaian kantong plastik. Biasanya sampah rumah
tangga yang paling sering di jumpai adalah sampah dari kantong
plastik yang dipakai sekali lalu dibuang. Padahal, plastik adalah
sampah yang perlu ratusan tahun (200-300 tahun) untuk terurai
kembali. Karena itu, pakailah tas kain yang awet dan bisa dipakai
berulang-ulang.
2)
Mengatur dan merencanakan pembelian kebutuhan rumah tangga
secara rutin misalnya sekali sebulan atau sekali seminggu.
3) Mengutamakan membeli produk berwadah, sehingga bisa diisi
ulang.
4) Memperbaiki barang-barang yang rusak (jika masih bisa
diperbaiki).
5) Membeli produk atau barang yang tahan lama.
b.
Reuse (Memakai dan memanfaatkan kembali barang-barang yang
sudah tidak terpakai menjadi sesuatu yang baru)
1) Sampah rumah tangga yang bisa digunakan untuk dimanfaatkan
seperti: koran bekas, kardus bekas susu, kaleng susu, wadah sabun
lulur, dsb. Barang-barang tersebut dapat dimanfaatkan sebaik
-
7/24/2019 BUNGA NUR MAWADDAH NASUTION-FDK.pdf
60/127
48
mungkin misalnya diolah menjadi tempat untuk menyimpan tusuk
gigi atau cotton-but.
2)
Selain itu barang-barang bekas tersebut dapat dimanfaatkan oleh
anak-anak, misalnya memanfaatkan buku tulis lama jika masih ada
lembaran yang kosong bisa dipergunakan untuk corat coret, buku-
buku cerita lama dikumpulkan untuk perpustakaan mini di rumah
untuk mereka dan anak-anak sekitar rumah.
3) Menggunakan kembali kantong plastik belanja, untuk belanja
berikutnya.
c. Recycle(Mendaur ulang kembali barang lama menjadi barang baru)
1)
Sampah organik bisa di manfaatkan sebagai pupuk.
2) Sampah anorganik bisa di daur ulang menjadi sesuatu yang bisa
digunakan kembali contohnya: mendaur ulang kertas yang tidak di
gunakan menjadi kertas kembali, botol plastik bisa di sulap
menjadi tempat alat tulis, plastik detergen, susu, bisa di jadikan tas
cantik, dompet, dll.
3) Disetorkan ke bank sampah yang kemudian dikonversikan ke
tabungan.
-
7/24/2019 BUNGA NUR MAWADDAH NASUTION-FDK.pdf
61/127
49
BAB III
TEMUAN PENELITAN PROFIL BANK SAMPAH MELATIBERSIH DI RW 09 dan 13
A.Profil Bank Sampah Melati Bersih
1. Sejarah Bank Sampah Melati Bersih BPI
Berawal dari kesadaran ibu-ibu pengurus akan kepedulian
lingkungan. Pada bulan juni 2012 berbincang-bincang ingin membuat
kegiatan Bank Sampah di lingkungan RW 09 dan 13 perumahan Bukit
Pamulang Indah. Terbentuklah pengurus Bank Sampah Melati bersih BPI,
Namun kesadaran warga belum terlalu banyak yang merespon positive
akan kegiatan tersebut. dikarenakan rasa gengsi yang tinggi dan kurang
menyadari pentingnya kebersihan lingkungan.
Pada tanggal 10 September 2012, atas ijin RT dan RW setempat,
bertempat di rumah yang juga digunakan sebagai Sekretariat Karang
Taruna, dilakukan penimbangan perdana sekaligus launching Bank
Sampah Melati Bersih Bukit Pamulang Indah.
Tak ada sampah yang disimpan/ditimbun, karena sampah yang
sudah melalui penimbangan dan dicatat dalam buku tabungan, langsung
dibawa oleh pihak pengepul, yang sebelumnya telah terjalin kerjasama.
Sampah yang dikumpulkan masih terbatas pada sampah kering atau biasa
disebut dengan sampah an-organik.
-
7/24/2019 BUNGA NUR MAWADDAH NASUTION-FDK.pdf
62/127
50
Warga yang mendaftar menjadi nasabah baru tercatat sekitar 20
orang, meskipun demikian, moment ini menjadi moment penting,
khususnya bagi perubahan pola pikir/paradigma warga masyarakat dalam
memperlakukan sampah, dan juga umumnya bagi perkembangan Bank
Sampah Melati Bersih Bukit Pamulang Indah di masa yang akan datang.
Pendirian Bank Sampah selain untuk menjamin tersediannya bahan
baku dalam rangka kontinuitas pembuatan produk kerajinan, juga
dimaksudkan untuk merubah cara pandang masyarakat terhadap
pengelolaan sampah yang lebih berwawasan lingkungan.
Paradigma pengelolaan sampah yang bertumpu pada pendekatan
akhir sudah saatnya ditinggalkan dan diganti dengan paradigma baru
pengelolaan sampah. Paradigma baru memandang sampah sebagai sumber
daya yang akan mempunyai nilai ekonomis dan dapat dimanfaatkan. Bank
sampah sekaligus menjadi sebuah jaringan UKM Lingkungan dengan
sebuah gerakan dalam mewujudkan GO Green melalui pemanfaatan
sampah dalam penjualan produk go green, lingkungan sehat, dan
konsultan solusi manajemen sampah.1
2.
Visi dan Misi
Visi
Terwujudnya Bank Sampah yang mandiri untuk membangun
ekonomi kerakyatan serta lingkungan yang bersih dan hijau sehingga
tercipta masyarakat yang sehat.
1Wawancara penulis dengan Ibu Sari Nurlita, pada hari Senen,tanggal 24 juli
2013, pukul 16:00, di sekertariat Bank Sampah Melati Bersih BPI, Pamulang
Tangerang Selatan.
-
7/24/2019 BUNGA NUR MAWADDAH NASUTION-FDK.pdf
63/127
51
Misi
Mengurangi jumlah timbunan sampah yang diangkut ke
Tempat Pemrosesan Akhir (TPA).
Mendayagunakan sampah menjadi barang bermanfaat sehingga
mempunyai nilai ekonomi dan potensi yang produktif dan
bermanfaat bagi masyarakat.
Merubah perilaku masyarakat dalam pengelolaan sampah
secara benar dan ramah lingkungan.
Menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat.
Menciptakan lapangan pekerjaan.
Membudayakan ekonomi kerakyatan.2
3.
Struktur Organisasi
Susunan organisasi merupakan elemen yang penting untuk
mencapai tujuan bersama. Di mana dalam struktur itu ada sebuah
mekanisme kepengurusan yang disusun atau dibangun secara teratur untuk
mencapai tujuan bersama. Karena aspek ini akan menjadi dasar dari bagian
dan mekanisme tugas dan tanggung jawab para pengurus yang terlibat,
selanjutnya akan berpengaruh terhadap kualitas dan kuantitas program.
2
Profile Bank Sampah Melati Bersih BPI tahun, 2012.
-
7/24/2019 BUNGA NUR MAWADDAH NASUTION-FDK.pdf
64/127
52
Susunan Pengurus
Penasehat : Ketua RW.09 dan RW.13
Pelindung : Ketua RT di Lingkungan RW.09
dan RW.13
Ketua : Sari Nurlita
Sekertaris : Endah Prabowo
Bendahara : Sumaryati Untung
Pengawas : Bapak Toban
Koordinator Nasabah : Iwuk Jhoni
Pemasaran : Nanda P3
4. Program Kegiatan
Ada dua kegiatan penting yang akan diberikan yaitu meningkatkan
pengetahuan (knowledge) dan keterampilan (skill). Peningkatan
pengetahuan dilakukan dengan memberikan pendidikan berwawasan
lingkungan dan pengembangan usaha Bank Sampah, dengan cara
mengajarkan masyarakat untuk memilah sampah rumah tangga yang ada
di rumah. Pemahaman warga belajar akan pendidikan berwawasan
lingkungan dalam kehidupan sehari-hari sangat diperlakukan. Pendidikan
berwawasan lingkungan merupakan suatu proses penanaman nilai-nilai
serta pengembangan sikap dan perilaku sosial bagi anak-anak, anggota
keluarga lainnya dan masyarakat.
3
Profile Bank Sampah Melati Bersih BPI tahun, 2012.
-
7/24/2019 BUNGA NUR MAWADDAH NASUTION-FDK.pdf
65/127
53
1. Program Bank Sampah
Bank Sampah tempat menabung sampah dalam arti yang
sebenarnya, lebih jelas lagi nasabah (seseorang yang menjadi anggota
bank sampah ) menabung sampah mereka di bank sampah. Setiap
nasabah datang dengan lima kantong sampah yang berbeda. Kantong
yang berisi sebagai berikut :
a. Kantong berisi sampah botol/aqua gelas
b. Kantong berisi sampah plastik
c. Kantong berisi sampah kertas
d. Kantong berisi emberan
e. Dan lain-lain sesuai dengan price list yang telah dicantumkan
di lampiran.
Setelah masyarakat menabung sampah yang sudah dikelompokkan
sesuai jenisnya. Mereka juga mendapatkan sejenis nomor rekening
(018/BSM/09/2012) dan buku tabungan. Pada buku tabungan mereka
tertera nilai rupiah dari sampah yang sudah mereka tabung dan memang
bisa ditarik dalam bentuk rupiah (uang), perlu diketahui bahwasannya
sampah yang telah ditimbang langsung di bawa oleh pengepul yang
sebelumnya sudah terjalin kerja sama. Jadi sampah tidak ditimbun atau
disimpan melainkan langsung di bawa oleh pengepul. Bank sampah
memiliki alur kerja sebagai berikut:
-
7/24/2019 BUNGA NUR MAWADDAH NASUTION-FDK.pdf
66/127
54
Nasabah/Anggota
Sampah kering yang telah dipilah di rumah
Pendaftaran
Penimbangan
Dicatat dalam buku tabungan
Kegiatan bank sampah ini untuk memotivasi masyarakat dalam
mengelola sampah agar tidak menjadi bom sampah dikemudian hari, bank
sampah ini juga diusahakan menjadikan motivator masyarakat utnuk
membantu pemerintah daerah motivasi masyarakat memanfaatkan sampah
untuk berkreasi dengan karya berbahan baku sampah.
Sedangkan peningkatan keterampilan dilaksanakan dengan
memberikan bekal keahlian teknis.
2. Program kerajinan dari daur ulang sampah
Dalam pelatihan keterampilan teknik merajut/menyulam/menjahit
dengan bahan plastik olahan sampah akan diberikan melalui
demonstrasi/praktek, juga bimbingan instruktur/fasilitator. Dengan cara
demikian, diharapkan peserta didik dapat lebih mudah memahami materi
yang diberikan dan dapat langsung mempraktekannya. Untuk proses
merajut/menyulam dilakukan dengan tangan (hand made). Alat sulam
-
7/24/2019 BUNGA NUR MAWADDAH NASUTION-FDK.pdf
67/127
55
yang digunakan sederhana dan murah harganya. Sedangkan untuk
keterampilan menjahit menggunakan mesin jahit. Bahan yang digunakan
mudah didapatkan yang merupakan limbah plastik. Seperti bungkus kopi,
bungkus minuman saset yang bisa dijadikan tas, tempat aqua galon dll.
Dengan keterampilan yang diberikan, mereka dapat lebih kreatif dalam
menguasai teknik merajut/menyulam/menjahit. Tidak menutup
kemungkinan aneka jenis produk dapat dimunculkan/diciptakan begitu
juga dengan motif dan warna baru yang lebih
top related