buletin interaksi ppi jepang - maret 2011
Post on 08-Mar-2016
245 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
o
REDAKSI
PENGARAH
Fithra Faisal Hastiadi
PEMIMPIN REDAKSI
Jimmy Hadi Susanto
KONTRIBUTOR BERITA
Atus Syahbuddin
Fatwa Ramdani
Herpin Dwijayanti
Khoirul Anwar
Muhammad Akbar Sihotang
Sri Yayu Indriani R.
EDITOR
Adam Badra Cahaya
Muhammad Fadlil
Rahma Hutami
DESIGNER
Aldina Suwanto
Hamdika Muflih
Isa Ansharullah
Jimmy Hadi Susanto
Email : [buletin@ppijepang.org]
Redaksi menerima pertanyaan, saran,
dan kritik dari pembaca. Untuk setiap
e m a i l y a n g m a s u k m o h o n
mencantumkan nama, instansi
(sekolah/tempat bekerja) dan kota
tempat tinggal.
Hormat Kami,Tim Redaksi
Assalamualaikum Wr.Wb
Salam Sejahtera Rekan-rekan PPI Jepang
Musim dingin akan segera usai dan berganti musim semi yang penuh dengan keceriaan menyambut tahun ajaran baru di Negeri Sakura ini. Berbekal semangat itulah, kami mengangkat tema "Habis Gelap Terbitlah Terang" pada Buletin Interaksi PPI Jepang edisi kali ini.Pada buletin kali ini, kami kembali menghadirkan artikel-artikel menarik antara lain mengenai Mahasiswa-Mahasiswa Indonesia Berprestasi di Negeri Jepang, Kisah Perjuangan Seorang Ilmuwan Indonesia Menggapai Negeri Matahari Terbit, dan artikel artikel lainnya yang sayang untuk dilewatkan.
Masih dengan semangat INTERAKSI (Integrity, Teamwork, Action, Solidarity), kami berharap buletin ini bisa menjadi media untuk saling merasakan keberadaan satu sama lain. Sehingga rasa kepemilikan terhadap PPI Jepang bisa membawa pada perbaikan pada organisasi kita ini serta memberikan kontribusi nyata kepada negara kita, Indonesia tercinta.
Seperti kata pepatah, "Tiada gading yang tak retak", kami pun sadar buletin ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu, kami mengharapkan kritik dan saran dari pembaca sekalian untuk Buletin PPI Jepang yang lebih baik ke depannya.
Dari Redaksi
2
3
DAFTAR ISI
Hokuriku Science Forum di Kanazawa, Ishikawa
Semangat di Musim Dingin
Sendai, Kota Hijau Nan Indah
Tanya Kenapa Shikoku dibagi?
Kabar PPI Korda dan Komsat:
Mahasiswa Indonesia Berprestasi di Jepang
Kampung Terang PPIJ
Menggapai Negeri Matahari Terbit
Serba-Serbi:
Mau Dibawa Kemana Lulusan Luar Negeri (Baca : Kita)?
Menembus Limit Komunikasi
Team Building PPI Jepang 2010-2011
Sekilas Galeri Kongres PPI Jepang di Kyoto
Pelatihan Penulisan Berita dan Opini PPI Jepang
Seputar PPI Jepang:
Lagi,,, Konferensi Selanjutnya
Penggalangan Dana Masjid Meguro
4
Sekilas Galeri Kongres PPIJ di Kyoto
Terlepas dari hasi l
k o n g r e s y a n g
d isepakat i , dengan
k o n g r e s i n i m a k a
kerjasama PPI Jepang
dan PPI Korda akan
semakin membaik.
11 Desember 2010
Dihadiri oleh para
ketua korda PPI
Jepang
Suasana di
ruang kongres:
para peserta
kongres
sangat
antusias dan
berlangsung
bagai gayung
bersambut.
Sekilas Galeri Kongres PPIJ di Kyoto
Seputar PPIJ
5
Team Building PPI Jepang 2010-2011
Pada tanggal 10 Januari 2011, PPI
Jepang mengadakan kegiatan Team
Building yang dilaksanakan di kampus
tokodai. Acara ini dihadiri oleh 19 orang
pengurus PPI Jepang. Narasumber
pada kegiatan kal i in i adalah
Khoirunurrofik, staf pengajar FEUI yang
saat ini sedang melanjutkan studi
Program PhD di GRIPS. Kegiatan ini
bertujuan agar anggota PPIJ dapat lebih
efisien dalam mengerjakan tugas. Tema
yang dibahas adalah “Membangun
Efektivitas dan Akuntabilitas PPI
Jepang dengan Kinerja”. Acara ini
berlangsung dari pukul 13.35 sampai
dengan pukul 18.00.
Dalam materinya, Khoirunnurofik membahas empat pokok bahasan, yaitu apakah itu strategi, “Balanced
Score Card” untuk penyusunan indikator kerja, evaluasi kegiatan, dan manajemen kegiatan. Beliau
mengutarakan bahwa dengan strategi yang baik maka tujuan organisasi dapat dicapai karena strategi
dapat meningkatkan kompetisi organisasi. Selain itu kepemimpinan akan terasa mudah dengan strategi
yang efektif.
Khoirun Nurotik juga menjelaskan pentingnya menggunakan “Balanced Score Card” untuk penyusunan
indikator kerja. “Balanced Score Card” adalah kartu yang mengontrol pelaksanaan strategi yang telah
direncanakan. “Balanced Score Card” yang baik terdiri dari indikator kerja yang bersifat SMART
(Specific, Measurable, Achievable, Realistic, Timely). Di dalam “Balanced Score Card” juga dicantumkan
indikator performa yang meliputi input, output, dan outcome.
Di akhir sesi, peserta dibagi sesuai dengan bidangnya dalam PPIJ. Setiap bidang melakukan simulasi
pembuatan “Balanced Score Card” yang akan ditinjau ulang oleh Pak Khoirun Nurotik. Setelah
pembuatan “Balanced Score Card” ini diharapkan dapat meningkatkan efisiensi kerja anggota PPIJ
kedepannya.
Seputar PPIJ
6
Pelatihan Penulisan Berita dan OpiniPPI Jepang
13 Februari 2011
“… semakin sering kita menulis, maka akan semakin lekatlah ilmu tersebut pada diri kita. Dan untuk meninggikan pengetahuan yang kita miliki,sampaikanlah pada orang lain...”
Sampaikan, agar pengetahuan yang kita miliki bermanfaat bagi orang lain juga diri sendiri. Menulis
bukan hal yang mudah namun bukan juga hal yang sulit. Oleh karena itu, pada tanggal 13 Februari 2011,
PPI Jepang mengadakan Pelatihan Penulisan Berita dan Opini yang dihadiri 20 orang peserta. Pelatihan
ini diadakan di lantai dua, gedung Jasso, Okubo, Tokyo. Acara ini dimulai pada pukul 09.15 dan berakhir
pada pukul 16.30. Tujuan diadakan pelatihan ini adalah mendorong mahasiswa lebih berkontribusi untuk
masyarakat melalui jalur jurnalistik.
Pelatihan ini terbagi menjadi dua sesi. Sesi
pertama diisi oleh Richard Susilo. Lahir di
Jakarta tahun 1961, Richard Susilo telah
menggeluti dunia jurnalistik sejak 1976.
Beberapa pengalaman kerjanya antara lain
menjadi wartawan dan koresponden di Sinar
Harapan, Prioritas, Bisnis Indonesia,
Kompas, RCTI, Seputar Indonesia. Selain itu,
beliau juga menjadi penyiar di NHK Jepang,
penulis di The Japan Times, Asahi, Sankei,
Mainichi, dan kepala editor JIEF Economic
Magazine Tokyo. Peraih gelar MBAdari Newport University ini sekarang menjadi
CEO untuk perusahaan yang didirikannya sejak
2003, Promosi, Ltd. yang berbasis di Tokyo.
Dengan berbagai pengalamannya di dunia
jurnalistik Richard Susilo memaparkan cara
jitunya tentang penyusunan berita yang baik dan
benar. Menurut jurnalis yang hobi filateli ini,
perasaan mendalam yang bisa dirasakan
dengan hati dan berpikir secara santai adalah
kiat sukses ketika menulis berita. Menurut beliau,
jurnalistik merupakan profesi yang sangat luar
biasa tetapi susah dalam menggelutinya.
Seputar PPIJ
7
Sesi kedua diisi oleh Agus Fanar Sukri. Beliau yang
pernah tinggal di Jepang selama lebih dari 15 tahun
ini, menyelesaikan S1-nya di Saga University, S2 di
JAIST, serta S3 di University of Electro-
Communication (UEC). Pria kelahiran 1969 yang
berdomisili di Tangerang ini sekarang berkarier di
Pusat Penelitian Sistem Mutu dan Teknologi
Pengujian (P2SMTP) LIPI setelah sebelumnya
pernah menjadi staf peneliti di NEC R&D serta asisten
professor di UEC, Tokyo. Beliau piawai di bidang
mana jemen in fo rmas i , mana jemen i lmu
pengetahuan, serta sosio-informatika.
Berbeda dengan sesi pertama, sesi kedua membahas tips dan trik dalam menulis opini. Dalam sesi ini,
peserta membuat opininya masing-masing yang langsung dibahas oleh pembicara. Dengan
pengalaman menulis, pembicara mampu membahas opini dari masing-masing peserta secara menarik
dan tidak membosankan. Suasana diskusi yang santai ini berlangsung lancar.
Seputar PPIJ
8
Seputar PPIJ
Lagi,,, Konferensi BerikutnyaAdalah AMSTECS dan SAST, konferensi yang akan menyusul berikutnya
Annual Meeting of Science and Technology Studies (AMSTECS) and Tokyo Tech Indonesian Innovation
Days 2011 adalah sebuah konferensi tahunan sebagai wadah komunikasi keilmuan antarpelajar
Indonesia di Jepang. Dengan adanya urgensi untuk penerapan dan riset industri, AMSTECS 2011 ini
diupayakan untuk menjadi jembatan antara riset keilmuan dan penerapannya dalam bidang industri.
Oleh karena itu, dalam AMSTECS and Tokyo Tech Indonesian Innovation Days 2011 akan
mengikutsertakan berbagai ahli, ilmuan, pelajar, praktisi industri, dan institusi pemerintahan.
Pada tahun ini, AMSTECS and Tokyo Tech Indonesian Innovation Days akan diadakan pada 19-20
maret 2011. Acara ini diselenggarakan di Hall Gedung West 8 Ookayama Campus of Tokyo Institute of
Technology (Tokodai) oleh The Institute for Science and Technology Studies (ISTECS) bekerja sama
dengan PPIJ dan beberapa organisasi lainnya. Pada hari pertama acara akan dimulai pada pukul 09:00
hingga 21:30, sedangkan pada hari kedua akan dimulai pada pukul 08:00 hingga 18:30. Sejumlah tokoh
penting akan hadir dalam acara ini, antara lain Duta Besar Indonesia untuk Jepang Bapak Muhammad
Luthfi, Menristek Bapak Suharna Surapranata, Presiden Tokyo Tech Prof. Kenichi Iga, Dirjen Dikti
Bapak Djoko Santoso dan Rektor ITB Bapak Akhmaloka.
AMSTECS and Tokyo Tech Indonesian Innovation Days 2011 merupakan multi-event yang kegiatannya
terdiri dari:1. Scientific Meeting;2. Policy Meeting;3. Executive Meeting;4. Workshop on Publication, Carrier and Entrepreneur;5. Awards and Achievements Show;6. Social and Culture Event.
Bidang - bidang yang menjadi topik pembahasan:1. Agriculture and Food Security;2. Life Science, Health and Medicine Technology;3. New and Renewable Energy and Energy Saving Technology;4. Technology and Management Transportation;5. Information and Telecommunication Technolgy;6. Advanced Material Science.
Selain kegiatan-kegiatan ilmiah di atas yang cukup “serius”, pada sesi akhir hari pertama akan ada
acara yang cukup “santai” yaitu pada sesi Cultural Event. Sesi ini memang dikhususkan untuk
mempromosikan kebudayaan Indonesia. Pada sesi ini akan ada makanan khas Indonesia, juga
beberapa performance lainnya seperti yang akan ditampilkan tim angklung PPI Tokodai dan tim saman
PPI Komaba.
AMSTECS
9
Seputar PPIJ
SAST
Untuk menghangatkan masa transisi dari musim dingin ke musim semi ini, Indonesian Agricultural
Sciences Association (IASA) bekerjasama dengan PPI Jepang mengundang akan mengadakan
Symposium on Agriculture, Science, and Technology (SAST) 2011, pada 06 Maret 2011 di Anext
Building, Yayoi Campus Graduate School of Agricultural and Life Sciences The University of Tokyo,
Tokyo. Mahasiswa, akademisi, praktisi dan perumus kebijakan yang memiliki concern pada dunia
pertanian di Indonesia untuk mendiskusikan ide dan pemikirannya tentang investasi di dunia
pertanian Indonesia diundang untuk menghadiri konferensi dalam rangka membangun ketahanan
pangan nasional.
SAST ini bertemakan tentang “Ivestasi Pertanian, Ketahanan Pangan dan Masa Depan Indonesia”.
Acara ini berlangsung pada pukul 09:00 - 16:00 dan terdiri dari 3 sesi seperti di bawah ini.
Sesi I:
1. "Food Estate dan Ketahanan Pangan Nasional" oleh
Dr. Arman Wijanarko (Atase Pertanian KBRI Tokyo)
2. "Kopi Coklat (Tanpa Susu): Tantangan Globalisasi Komoditas Pertanian Indonesia" oleh
Dr. Dias Pradadimara (Visiting Professor Kyoto University & Dosen Univ. Hasanudin)
Sesi II:
"Menyoal Petani, Infrastruktur & Daya Saing Pertanian Indonesia” oleh 4 orang pembicara
1. Dr Subejo (Dosen Universitas Gadjah Mada)
2. Dr Amzul Rifin (Dosen Institut Pertanian Bogor)
3. Chusnul Arief, MSc (The University of Tokyo)
4. Chairani Putri Pratiwi, BIAFS (Tokyo University of Agriculture)
Sesi III:
"Masalah-masalah Kehutanan di Indonesia" oleh 3 orang pembicara
1. Rustam Fahmi, MSi (Dosen Universitas Mulawarman)
2. Christianto Ginting, MSc (The University of Tokyo)
3. Meilani Rahmawati, MSc (The University of Tokyo)
Kita berharap konferensi-konferensi ini dapat meningkatkan kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi Indonesia sehingga mampu bersaing dengan negara-negara maju. Dan juga diharapkan
dapat mengubah status Indonesia dari negara sedang berkembang menjadi negara maju.
10
Kabar PPI Korda dan Komsat
11
12
13
14
15
16
17
Kabar PPI Korda dan Komsat
18
Kabar PPI Korda dan Komsat
19
20
Serba-Serbi
21
22
23
24
25
26
27
28
29
Menggapai Negeri Matahari TerbitSri Yayu Indriyani R
“Mimpiku adalah kuliah di negeri matahari terbit,
sampai tidak ada jenjang kuliah lagi di negeri ini.”
30
ku terlahir di desa bersuhu terik dalam
keluarga petani turun-temurun. Kakak Aperempuanku dan adik laki-laki saat itu
masih di sekolah dasar. Meski, Bapak dan ibu tidak
lulus SD, aku bertekad lulus, bahkan berhasil masuk
SMP dengan NEM terbaik.
Beberapa hari lalu bapak baru saja meninggal.
Tulang punggung hidup kami beralih pada ibu
seorang. Dua ekor sapi piaraan yang kami gunakan
untuk menggemburkan tanah sawah menjadi
tanggung jawabku. Setiap hari aku harus mencarikan
rumput untuk sapi. Sepulang sekolah, aku merumput
bersama ibu. Kupilih rumput segar dan gemuk.
Sementara ibu merawat sawah dan kebun. Sesekali
aku pun diminta menamani jagung, kedelai ataupun
bibit lain.
Dalam hidup aku ingin selalu belajar. Setiap
malam lampu minyak menjadi teman setiaku, lampu
listrik belum masuk desa saat itu. Ibu yang sudah
lelah bekerja di sawah setia menemani. Tangannya
tak pernah kosong saat menghampiri. Beliau selalu
datang membawa segelas teh hangat dan ketela
rebus kesukaanku.
“Sudah jam sembilan malam, belum ngantuk toh
Nak?”
“Belum Bu, aku masih ingin mengerjakan soal-
soal matematika yang akan diajarkan besok oleh Pak
Guru.”
“Ya sudah, ibu temani di sini ya.”
Aku mengangguk tersenyum, kulihat ibu mulai
leyeh-leyeh di dipanku. 30 menit berlalu, aku mulai
menguap, mataku pun berair.
Pelajaran SMP terasa lebih
menarik dibandingkan SD. Inilah yang
selalu membuatku bersemangat untuk
membaca terus, terkadang sampai
kehabisan bacaan.
“
”
Aku ingin membeli buku lainnya, tapi harganya
sulit terjangkau untuk keluargaku. Teringat anak Pak
Camat yang dikenal pintar, wajarlah kalau ternyata
buku-buku pelajaran dia cukup lengkap. Aku
berencana untuk meminjam darinya, Alhamdulillah
ia mau berbagi. Di rumah kubuat tulisan ringkas dari
buku pinjaman, esoknya kukembalikan. Kulakukan
berulang-ulang untuk beberapa buku lain.
Aku punya sahabat setia sewaktu SMP. Dia
adalah sepeda ontel berwarna hitam, hadiah dari
bapak. Setiap pergi dan pulang sekolah aku
bersamanya menyusuri sawah, kebun tebu, aliran
selokan dan saluran irigasi yang airnya masih bening.
Mimpi-mimpi masa depan kujalin satu persatu dari
sini.
Menjelang kelulusan SMA, aku makin rajin
belajar. Cita-citaku belum pudar, untuk meraih
mimpi dan mengubah hidup. Kupikir perjuangan
yang berat akan mulai dari sini. Alhamdulillah, aku
dinyatakan sebagai peraih NEM terbaik satu
kecamatan. Putra Pak Le mengajakku mendaftar di
sebuah SMA ternama di propinsi ini. Aku pun
diterima, ada kegembiraan yang memuncak. Tapi
dalam lubuk hati, rasa sedih berkecamuk. Aku harus
berpisah dengan kakak dan adik, berpisah dengan
sapi-sapi, rumah yang seringkali menjadi tempat
penelitian kecil, jalanan tempat menjalin mimpi dan
yang terberat, berpisah dengan ibu tercinta.
Satu bulan sekali aku pulang untuk bertemu ibu.
Jarak rumah dan kontrakan sebenarnya bisa
ditempuh bis antar kota selama dua jam. Tapi aku
ingin menghemat ongkos dan berkonsentrasikan
dalam belajar. Biarlah rasa rindu pada keluarga
kupendam selama satu bulan.
Hidup sendiri bagi remaja umur belasan tahun,
hanya ditemani ranjang kecil, meja belajar dan rak
buku tentu sangatlah berat. Tapi mimpiku semakin
jelas dan bara semangat semakin menyala.
Serba-Serbi
31
Sebagai satu-satunya murid SMA terkenal di
propinsi yang berasal dari desa pelosok aku cukup
bangga. Terlebih lagi saat dinyatakan meraih
peringkat pertama untuk seluruh kelas satu. Tapi
kegembiraan ini ternyata harus kandas pada
semester dua. Peringkatku turun drastis. Aku merasa
terpuruk, tak sanggup rasanya menatap wajah ibu
yang selalu menanti kedatanganku membawa rapor
abu-abu ke rumah.
Aku merasa bodoh dan tidak berpikir panjang.
Kesalahan raporku kali ini rasanya gara-gara tingkat
hemat yang terlalu tinggi. Demi mengurangi biaya
hidup dari hasil jerih payah ibu, tiap hari aku tak
sarapan. Sepanjang semester dua, uang tabungan
aku gunakan untuk membeli buku. Tapi semangat
hidup hemat ini ternyata telah mengubur satu
mimpiku untuk meraih mimpi yang lebih tinggi. Aku
sedih sejadi-jadinya dan berharap kelas dua nanti
akan berubah.
Saat pembagian rapor kelas dua aku sudah
bersiap akan apapun yang terjadi. Rapor kali ini
diambilkan oleh orangtua sahabatku. Sudah tak
sabar bertemu ibu dan menyampaikan dua kabar
gembira. Peringkat satu kembali kuraih dan
kontrakan mungilku akan berubah menjadi kamar
yang nyaman. Ibu sahabatku menawarkan agar
tinggal bersama putranya. Beliau memiliki dua putra,
anak sulungnya akan kuliah di luar kota. Aku sangat
bersyukur, karena biaya sewa rumah menjadi gratis,
bahkan beliau menjamin makanku tiga kali sehari.
Sejak kelas dua aku mulai menjalin mimpi
bersama sahabatku. Kami belajar bersama, pergi
sekolah bersama dan pulang bersama. Akhirnya kami
pun sama-sama meraih peringkat satu di kelas tiga.
Menjelang kelulusan aku mengisi formulir untuk
mendapatkan beasiswa ke negeri impian. Setelah aku
isi lengkap, formulir dikirim ke sebuah lembaga
pemberi beasiswa pemerintahan Jepang, Monbusho.
Lama aku menanti kabar jalan impian, hingga jadwal
Ujian Masuk Perguruan Tinggi Negeri semakin
mendekat.
Hasil belajar dua belas tahun kupertaruhkan
dalam dua hari UMPTN. kuingin membahagiakan
ibu. Kalaupun lulus aku tetap harus ikhlas berjauhan
dengan beliau, karena pilihan pertamaku adalah
sebuah perguruan tinggi di Bandung.
Pengumuman pun datang dan namaku tertera di
sebuah Koran nasional. Semua keluarga bahagia,
walau waktunya berpisah semakin dekat. Wajah ibu
sering berkerut akhir-akhir ini, aku khawatir ibu berat
melepaskanku pergi ke Bandung. Rupanya ibu
bingung dengan biaya adminitrasi yang beratus-ratus
ribu. Bagi kami sangatlah berat. Akhirnya mbah yang
kuhormati membekaliku dengan uang hasil
penjualan sapi. Beruntungnya untuk kost sementara
di Bandung, para alumni SMA menerimaku di
asrama. Aku berangkat diiringi tatapan keluarga
yang terisak saat keretaku melaju menuju Bandung.
Aku berjuang keras menghadapi perubahan
hidup dan belajar di kota Bandung. Kota ini adalah
satu jalan untuk mengubah diri. Mimpi belum
berakhir dan akan semakin bertambah. Seiring
waktu, akhirnya formulir Monbusho yang kunanti
bersambut. Tapi muncul berat hati meninggalkan ibu
semakin jauh. Aku baru melangkah sejauh 12 jam
perjalanan dari wajah ibu. Aku pun menahan mimpi
dalam sabar.
Serba-Serbi
32
Kusimpan sementara mimpiku, saatnya berjuang
sekuat tenaga untuk meraih gelar sarjana di kota
sejuk di ujung barat pulau Jawa. Hingga suatu saat
celah mimpi kembali datang, walau hanya untuk satu
tahun. Program exchange students digelar, semua
mahasiswa boleh mendaftar. Aku termasuk salah
satu yang bersemangat. Wawancara dan menulis
artikel adalah syarat untuk lolos. Akhir wawancara,
salah seorang dosen mengingatkan bahwa dengan
kesempatan ini, akan sulit meraih gelar Cum Laude.
Aku mendadak mundur. Aku ingin membahagiakan
ibu dengan gelar ini, saat nanti di podium
penyerahan gelar sarjana. Terbang jauh ke negeri
impian mungkin malah membuat ibu sedih.
Mimpiku masih harus kandas.
Predikat Cum Laude pun tak sulit kuraih. Pada
acara kelulusan, aku dinobatkan sebagai lulusan
terbaik fakultas teknologi industri. Ibu berurai air
mata. Aku dipanggil maju ke podium dengan sebutan
lulusan Cum laude. Aku pun diminta menyampaikan
pidato perwakilan dari seluruh mahasiswa yang lulus.
Kalimat-kalimatku bergetar, membakar semangat
para lulusan. Masih kuingat sampai kini, untaian
kalimat penyemangat yang sebenarnya aku tujukan
untuk diri ini. Ingatlah diri bahwa Tuhanlah yang
telah menentukan jalan takdir, tapi kita akan diminta
pertanggungjawaban atas perjuangan dan usaha
yang telah kita lakukan.
Kelulusan sarjana mengantarkan aku lolos
saringan kerja di sebuah perusahaan IT di Jakarta.
Aku berusaha menikmati pergantian hidup ini walau
pekerjaan sangat menumpuk. Rutinitas pulangku
bertemu ibu, harus cukup hanya setahun sekali.
Kondisi rumah kost-an ku pun tidak jauh berbeda
saat mahasiswa dulu, bahkan terasa lebih kumuh.
Inilah kota perjuangan Jakarta, tampak indah di
antara gedung-gedung tinggi, tapi saksikanlah di
sepanjang sungai yang menjadi jalanan keseharianku
menuju kantor. Deretan rumah kardus, sungai penuh
sampah mengharuskanku menutup hidung saat
melewatinya.
Satu tahun berjuang diantara panas terik
Jakarta, berjejal diantara para penumpang mikrolet
dan bis. Belumlah lagi saat mudik ke rumah ibu
tercinta. Penumpang kereta ekonomi semakin
menggila saat lebaran sudah dekat. Aku mencari
kereta bisnis meski dengan biaya sedikit mahal dan
mengurangi uang bawaan pulang kampung.
Kantor masih lengang, aku sengaja kembali ke
Jakarta sebelum arus balik tiba. Ibu mengerti dengan
kondisi ini dan bahkan memintaku kembali segera
demi keselamatanku. Pekerjaan rutin belum
berdatangan, aku membuka e-mail dalam inbox,
sebuah e-mail yang sangat menarik kubaca perlahan.
Tawaran beasiswa dari sebuah perusahaan swasta
terkenal sedang dibuka. Kuperhatikan detail syarat-
syarat yang harus dipenuhi. Bersorak kecil dalam
hati, ternyata predikat Cum Laude yang manfaatnya
belum kurasa, bahkan menghalangiku menggapai
impian, membuka kesempatan untuk meraih
beasiswa ini. Aku segera berkonsentrasi menyiapkan
aplikasi dan dokumen.
Lembur kerja sudah menjadi kebiasaan rutinku
di Jakarta, banyak manfaat selain pekerjaan cepat
selesai. Sejujurnya aku tidak betah dalam kondisi
kumuh rumah kontrakan. Tapi inilah hidup di kota
besar, aku harus bersabar. Hampir tiap malam aku
lembur, tapi kali ini untuk menyiapkan aplikasi
beasiswa dan kuliah di negeri impian.
Lima tahap ujian seleksi kujalani. Ribuan
pelamar pun semakin berkurang dan menyisakan
lima calon penerima yang terpilih. Seiring
perjuangan ini, tiba seorang gadis calon pendamping
hidup, rupanya telah dipersiapkan oleh Allah SWT
melalui seorang teman.
Dua proses berat dalam hidup, hanya kepada-
Nya-lah aku bersandar. Kubiarkan semua mengalir
dengan natural, tanpa paksaan. Perjuangan berliku
kuhadapi dengan sungguh-sungguh. Kucari solusi
satu persatu.
Serba-Serbi
33
Pada saat yang hampir bersamaan, aku harus
tampil dalam wawancara-wawancara formal untuk
mewujudkan impian terbang ke negeri mentari. Aku
pun harus bersiap dalam wawancara non formal
keluarga untuk soal pendamping hidup.
K e l u l u s a n m e r a i h b e a s i s w a m e n j a d i
pembicaraan diantara aku dan ibu saat liburan idul
fitri. Aku tak ingin seandainya nanti berhasil lulus, ibu
akan berat berpisah denganku. Perjumpaanku
dengan ibu tak mungkin setiap tahun. Bersabar dan
perlahan aku ceritakan untaian mimpi yang telah
kujalin sejak SD. Perempuan berwajah sederhana
yang senantiasa menjadi pendorong semangat
hidupku mengangguk tanda memberikan izin
seandainya harus berbeda negara.
Satu hal lain yang sebenarnya sulit kusimpan
sendiri dan harus kuutarakan pada ibu. Wajah
memerah menjadi pertanda ibu untuk tersenyum
simpul saat aku berusaha untuk menceritakan hal
lain. Sudah bukan menjadi rahasia, aku berusaha
menceritakan seorang gadis pilihan pada ibu tercinta.
Terbata-bata aku mengatakan belum ada apa-apa
diantara kami. Hanya izin yang kupinta dari ibu agar
proses dapat berlanjut. Dua hari ibu terl ihat
tampak terdiam dan bingung. Pasrah sudah, tinggal
esok hari kesempatan aku berbicara panjang lebar
dengan ibu. Tanggal yang tertera di tiket kereta
sudah pasti untuk mengejar waktu sebelum arus
balik.
Ibu memanggilku dengan halus malam ini. Beliau
mengajakku berdiskusi di meja makan indah kami.
Aku ingat betul, seringkali mendapat sebutir telur
terpendam dalam nasi di meja ini. Telur rebus itu
tanda kasih ibu yang berlebihan menurutku. Ibu
berkilah agar aku menjadi anak pintar. Kami memang
jarang makan telur, walau ayam peliharaan ibu
berpuluh-puluh di kandang halaman.
Sebenarnya ibu sangat terbuka dengan pilihanku,
tapi perbincangan perihal gadis Bandung para
tetangga membuat ibu maju mundur. Astaghfirulloh.
Aku berusaha menjelaskan tidak semua gadis
Bandung memiliki sifat buruk, yang terpenting
apakah dia sholehah atau tidak, aku yakinkan ibu
bahwa gadis yang kuajukan sudah memakai hijab
rapih. Ada satu permintaan yang sebenarnya sulit
kukabulkan. Ibu ingin mendengar suara gadis itu. Aku
kikuk dibuatnya.
Aku berjanji pada ibu, saat kembali pulang nanti
aku akan menghubungkan ibu dengan gadis itu lewat
telepon. Aku berharap cintaku pada ibu dan harapan
pada gadis itu akan bersambut dan menjadi dua
cinta dalam hidup.
Tes wawancara terakhir akan berlangsung satu
minggu lagi, aku pun sudah bersiap-siap. Hasil kursus
bahasa Jepang menjadi bekal andalan dalam
wawancara kal i in i . Research plan sudah
kupersiapkan jauh-jauh hari. Lantunan doa dan izin
dari ibu terus kupinta untuk melangkah ke kota
hujan, tempat wawancara penentuan.
Satu hari penuh, para kandidat penerima
beasiswa dikumpulkan dalam gedung mewah.
Pemberi beasiswa adalah perusahaan swasta
terkenal. Banyak calon tertarik karena jumlah
beasiswa cukup besar dibandingkan yang lainnya.
Pengalaman berpidato dalam acara wisuda sarjana
lalu, menjadi bekal berharga saat diminta berpidato
kali ini.
Pada hari bersejarah bagiku, doaku, doa
ibu telah dikabulkan oleh Sang Pencipta. Aku
dinobatkan sebagai salah satu penerima beasiswa
dari lima orang yang terpilih. Sujud syukur
kulakukan dalam puncak rasa haru. Mimpiku
sebentar lagi akan terwujud. Satu agenda
berhasil kulewati dengan bahagia.
“
”
Serba-Serbi
34
Tak sabar hati ini untuk mengabarkan sebuah
berita gembira pada ibu. Kudengar lantuan
hamdalah berulang kali dari balik telepon. Tak terasa
mataku hangat. Ibu kembali mengingatkanku tentang
rencana dengan gadis yang kuajukan. Aku terkejut
karena ibu masih ingat, sementara aku melupakan
sementara untuk berkonsentrasi penuh dalam
kelulusan beasiswa. Ternyata masih ada satu lagi
agenda besar yang harus segera kuproses. Waktu
keberangkatanku ke negeri matahari terbit sudah
dekat. Aku kembali masuk ke dalam box telepon
umum wartel terdekat, tujuanku berikutnya
memproses langkah perkenalan berikutnya melalui
orang terdekat si gadis harapan.
Dua agenda besar telah kulewati. Beragam
proses dan aral melintang yang sudah menjadi fitrah
pun tak luput kujalani dalam mencapai dua harapan
dunia. Kesiapan dalam rezeki terasa diuji bersamaan.
Kurasakan dekapan kasih sayang Allah SWT saat
menjalaninya. Terasa nikmat tiada dua, semua
tabungan hasil hidup hemat dalam tanah perantauan
Jakarta berhasil aku bagi tiga seadil-adilnya.
terbang dan hidup sementara waktu di negeri
tempat aku kuliah nanti. Prioritas kedua aku
sampaikan sebagai hadiah untuk ibuku tercinta.
Priortias ketiga aku persembahkan untuk calon
belahan hati sebagai persiapan hari pernikahan kami
yang sebentar lagi akan dilangsungkan.
Bulan dua tahun ke-dua abad dua puluh, dua
buah surat kepastian aku dapatkan untuk melangkah
ke ujian berikutnya. Aku paham dan harus mengerti,
impian meraih cita perlu perjuangan dan
pengorbanan.
Dalam hitungan satu purnama, aku akan terbang
menggapai negeri matahari terbit. Hati ini pun
sedang kupersiapkan untuk meninggalkan dua orang
yang kucintai. “Ibu nantikan aku mempersembahkan
cita-citaku yang terbaik. Istriku bersabarlah tuk
menanti saatnya bersama dan bersiaplah untuk
berjuang mencapai cita-cita kita.”
Prioritas pertama kugunakan untuk biaya
Serba-Serbi
35
“Negeri matahari terbit, nantikanlah aku tuk meraih mimpi”
Menembus Limit KomunikasiOleh : Dr. Khoirul Anwar
Telekomukasi dapat dianalogikan dengan prinsip ekonomi. Kita mengetahui bahwa dalam hal ekonomi,
manusia melakukan aktivitas dengan pengorbanan tertentu untuk mencapai hasil maksimal. Dalam
telekomunikasi, dengan pengorbanan energi tertentu, sistem komunikasi berusaha memaksimalkan informasi
(bit) yang bisa dikirim tanpa salah (error).
rror dalam ekonomi terjadi karena beberapa
faktor seperti inflasi, kerusuhan, penipuan, dll. ESedangkan dalam telekomukasi penyebab
utama error ada dua: (1) kondisi channel antara
pengirim dan penerima yang berubah-ubah dan (2)
noise di pesawat penerima. Sampai saat ini
te l e ko m u n i ka s i m e n g g u n a ka n ge l o m b a n g
elektromagnetik sebagai medium. Oleh karena itu,
channel memburuk terjadi jika pembaca berada di
dalam gedung beton, di dalam tanah, di antara
gedung tinggi, dalam keadaan bergerak dengan
kecepatan tinggi dan beberapa kondisi lain yang
menyebabkan interferensi antar simbol.
Noise muncul karena keterbatasan komponen
hardware yang kurang sempurna. Beberapa
komponen memiliki karakteristik yang tidak ideal,
sehingga jika dipakai menghasilkan noise baru atau
bahkan bisa mendistorsi sinyal. Noise bisa pula
karena hasil ’solder-an’ yang kurang bagus. Apakah
noise dapat dihilangkan? Jawabannya adalah tidak
bisa, karena noise bersifat independen terhadap
sinyal yang diterima sehingga tidak bisa diestimasi
atau ’diprediksi’ untuk kemudian dihilangkan.
Kenyataan seperti ini menjadi salah satu penyebab
c a ra ko n v e n s i o n a l s u l i t m e n c a p a i l i m i t
telekomunikasi.
36
Serba-Serbi
Dalam mengevaluasi unjuk kerja suatu teknik
telekomunikasi, kita perlu memperhatikan faktor
berikut: Berapa besar energi per bit-nya di pengirim,
besar noise di penerima, apa modulasinya, berapa
kecepatan transmis i rate-nya dan berapa
efisiensinya. Efisiensi ini terkait dengan kecepatan
informasi dan biasanya dinyatakan dengan bit per
s e c o n d s ( b p s ) , m i s a l nya p a d a te k n o l o g i
telekomunikasi 4G kecepatannya harus memenuhi
antara 100 Mbps - 1 Gbps.
Seorang kawan saya di Jepang menyesalkan
kualitas televisi (TV) digital di handphone-nya yang
selain gambarnya kecil juga kadang-kadang macet
saat ditoton dengan duduk di lantai. Mengapa ini
bisa terjadi?
Pertama, karena modulasi yang dipakai untuk
handphone adalah quaternary phase shift keying,
yaitu satu simbol hanya mengandung 2 bit. Ini sangat
cukup untuk pengiriman sinyal TV ke handphone
karena layar handphone yang kecil tak memerlukan
banyak bit serta sangat kuat (robust) terhadap noise
dan channel yang buruk dibandingkan dengan
modulasi lainnya.
Alasan keduanya adalah karena ia duduk di
lantai, sehingga sinyal yang datang ke handphone-
nya tidak cukup banyak Jika ia berdiri, sinyal yang
datang akan lebih banyak, karena ada sinyal yang
dipantulkan lantai juga sampai di handphone,
sehingga siaran TV yang ia terima di handphone-nya
tidak akan tesendat.
Sekarang apa itu modulasi? Modulasi adalah
cara kita mengemas informasi. Pembaca memiliki
informasi yang tertulis di atas kertas. Bagaimana cara
mengemas informasi tersebut untuk dikirimkan
sehingga bisa diterima dengan baik? (1) Anda
mungkin melipatnya lalu melemparkan ke penerima
dengan sekuat tenaga, (2) membentuknya menjadi
mainan pesawat terbang, lalu menerbangkan ke
penerima, (3) mengikat kertas ke batu lalu kemudian
melemparkannya, (4) memakai amplop, lalu
mengirimkan dengan merpati, (5) pergi ke kantor
pos, dan (6) menyalinnya untuk dikirimkan lewat e-
mail, (7) mengirim melalui SMS.
Semua cara konvensional sampai modern (e-
mail/SMS) di atas ditujukan untuk mengirimkan
informasi dengan cara yang mudah, murah, aman
dan sampai tu juan dengan error sekec i l
mungkin.Contoh-contoh di atas menunjukkan bahwa
teknik berkomunikasi memegang peranan penting
agar informasi bisa dikirimkan dengan kesalahan
sekecil mungkin.
Shannon Limit adalah batas minimal energi yang
diperlukan untuk komunikasi yang reliable, jika kita
bisa menggunakan seluruh bandwidth di dunia. (Ada
yang pernah nonton Film Batman: The Dark Night?
Batman menggunakan seluruh bandwidth telepon
seluler di Gotham untuk mendeteksi di mana Joker
berada.) Artinya jika bandwidth kita terbatas, maka
energi yang diperlukan akan lebih besar daripada -
1.59dB terhadap noise.
Sekarang mari kita kaitkan limit ini dengan sifat
kita sebagai manusia. Sesuai dengan fitrahnya,
manusia diciptakan Tuhan sebagai makhluk yang
terbaik, namun tetap memiliki kelemahan. Oleh
karena itu sebuah ungkapan bahwa nobody is
perfect tidaklah salah. Kita sebagai manusia justru
berterima kasih kepada Tuhan karena dengan
ketidaksempurnaan ini kita bisa bertoleransi kepada
sesama manusia, binatang bahkan benda sekalipun
jika mereka berbuat salah.
Dengan ketidaksempurnaan ini pula, mata dan
perasaan manusia masih bisa bertoleransi bahwa
satu bit salah di antara 100.000 bit tetap bisa
diterima. Akhirnya, toleransi ini mempermudah kita
dalam menurunkan formula yang manusiawi, yaitu
bahwa manusia memiliki kemampuan terbatas,
termasuk terbatasnya bandwidth.
37
Serba-Serbi
Sampai saat ini, Shannon limit belum berhasil
dicapai. Yang dilakukan oleh para ilmuwan baru
tahap ’mendekati’ Shannon limit. Mengapa sulit
dicapai? salah satu penyebab utamanya adalah
asumsi bahwa simbol yang dipakai adalah Gaussian
codebook, padahal ’susah’ direalisasikan karena sulit
dideteksi di penerima, apalagi ditambah dengan
kenyataan terkena noise di penerima. Secara praktis
simbol yang diimplementasikan tidak Gaussian,
melainkan seperti binary phase shift keying dll,
kapasitasnya tidak akan sebesar kapasitas Shannon.
Setelah diukur, berapa jarak simbol tersebut
dengan Shannon limit? Dalam prakteknya gap
dengan Shannon limit cukup jauh, artinya teknologi
Anda masih memerlukan energi yang besar untuk
menjamin informasi bisa diterima dengan error
sedikit.
Artinya, Anda masih harus berteriak keras dalam
kelas yang ramai agar suara Anda terdengar. Bisakah
didekati lagi? Bisakah orang mendengarkan suara
kita meski kita hanya berbisik di kelas yang ramai?
Ilmuwan sampai saat ini mendekatinya dengan
menggunakan error correction coding. Benda apakah
ini? Mari kita analogikan error correction coding dan
putri raja.
Jika Anda seorang panglima sebuah kerajaan
yang harus mentransfer putri raja ke daerah aman,
berapakah pengawal yang Anda perlukan? Berapa
banyak perbekalan yang harus dipersiapkan?
Jika Anda memutuskan 10 penjaga, putri raja
akan aman, namun perbekalan harus disiapkan
untuk 11 orang. Sayang terlalu banyak perbekalan.
Seorang panglima yang cerdas akan memilih
misalnya 2 penjaga saja yang hebat, sehingga
perbekalan bisa dihemat menjadi hanya untuk 3
orang.
Masalah ini persis seperti masalah error
correction coding dengan putri adalah informasi dan
pengawal adalah parity bit. Parity bit diperlukan
untuk membantu proses pengkoreksian bit informasi.
Parity yang terlalu banyak menyebabkan rate
parity menurun, tapi kemampuan koreksinya naik.
Sebaliknya, parity yang sedikit, membuat sistem
Anda memiliki kecepatan tinggi, karena rate
paritynya naik, namun kemampuan koreksinya
menurun (lebih mudah error).
Banyak sekali teknik error correction, misalnya
BCH Codes, Reed-Solomon Codes, convolutional
code, turbo codes, LDPC codes dan yang terbaru
adalah polar codes. Hasil prestasi dunia sampai hari
ini ditunjukkan pada Gambar berikut ini.
Gambar ini menunjukkan Shannon limit untuk
spectrum efficiency pada dimensi kompleks. Coding
yang penulis publikasikan tahun 2010 mampu
’mendekati’ Shannon limit dengan efisiensi spektrum
(bit rate / bandwidth) 0:25. Pada tahun 2011, lab
kami di Jepang mampu mendekati Shannon limit
0.5dB untuk efisiensi spektrum yang lebih tinggi
pada 0:99.
Sebenarnya apa yang kami capai saat ini masih
’kalah’ dibandingkan dengan penemuan irregular
LDPC codes pada tahun 2001 yang mampu mencapai
hasil dengan jarak 0.0045dB dari Shannon limit.
Namun, apa yang kami buat jauh lebih sederhana
dibandingkan dengan irregular LDPC yang harus
dijalankan dengan super komputer. Di Jepang sudah
ada perusahaan yang membuat hardware untuk
teknik kami ini dan terbukti mampu menghasilkan
performance yang lebih baik.
Serba-Serbi
38
Pencapaian Dunia: Mendekati Shannon Limit(Source : C. B. Schlegel et all , 2004)
Sebelum 1993, para ilmuwan masih berpikiran
konvensional yaitu bahwa teknik error correction
akan menjadi baik dengan sendirinya jika kita
mampu menambah jumlah memory dari code
tersebut. Karena bit adalah biner, yaitu 0 dan 1, maka
dengan memakai memory 14, hardware harus
mengingat 214 = 16:384 state. Jika kita asumsikan
bahwa 1 state sama dengan 1 hari, maka decoder
dari teknik tersebut harus mengingat 16.384/365 =
44.87 tahun.
Wah... kompleks dan berat sekali, hardware-nya
pasti cepat panas. Perlu power yang besar. Baterai
cepat habis. Begitulah mungkin komentar yang
muncul. Tapi memori yang besar memang benar
dipakai untuk sistem komunikasi pesawat luar
angkasa karena jaraknya yang jauh sehingga harus
sangat kuat kemampuan koreksi errornya.
Pemikiran ini berubah total ketika turbo codes
dipresentasikan pada tahun 1993 dengan hasil
sangat menakjubkan: hanya 0.7dB dari Shannon limit
walau dengan kompleksitas yang sangat rendah, dua
memory 4 = 16 state. Rahasia turbo code sangat
sederhana yaitu dengan saling memberikan
feedback.
Nah, yang kita bisa ambil hikmahnya dan
pelajari dari feedback dan turbo codes adalah bahwa
kita harus yakin dan menghargai diri kita sendiri
bahwa kita mampu. Jangan minder dengan
kemampuan diri yang mungkin menurut kita kurang
dari orang lain. Turbo codes hanya menggunakan
memory 4 = 16 hari, mampu mengalahkan teknik
koreksi error yang super dengan decoder memory 14
yang hafal 44.87 tahun.
Pelajaran berikutnya adalah feedback yang
berisi probabilitas sebuat bit bernilai 0 atau 1. Dalam
kehidupan ini mirip dengan tingkat kepercayaan. Jadi
dua decoder turbo codes saling percaya dan saling
memberikan kepercayaan mereka. Kita pun juga
harus demikian, percayalah bahwa orang sekitar kita
akan membantu kita dalam meraih kesuksesan dan
kita pun juga akan membantu mereka sukses.
Gamb ar d ib awah in i men g gamb arkan
p er j a la n a n d a n p er kem b a n ga n tek n o lo g i
telekomunikasi. Penulis sangat mengharapkan
bahwa suatu saat nanti foto ilmuwan Indonesia akan
berada di sini dengan temuan tekniknya yang diakui
dunia. Amiin.
Serba-Serbi
39
Ilmuwan dunia di bidang Telekomunikasi : Suatu saat ilmuwanIndonesia akan ada disini, Amiin(Source : Henk Wymersch)
Sekarang mari kita sedikit rileks dengan
mengenal 4G. Apa yang kita telah pelajari di atas
adalah ilmu fundamental telekomunikasi, sedangkan
4G adalah salah satu aplikasi yang bisa dinikmati
masyarakat luas. Perlu dipahami bahwa 4G adalah
nama standard (artinya teknik di dalamnya bisa
beragam) tetapi harus mampu melayani komunikasi
untuk kecepatan 100Mbps - 1 Gbps untuk point-to-
point.
4G adalah teknologi generasi ke-4. Jadi apakah
ada teknologi 0G, 1G, 2G, 3G? Jawabannya adalah
ada. Table dibawah menunjukkan bahwa teknologi
telekomunikasi terus berkembang. Teknik yang
efisien, sederhana tapi menghasilkan performance
yang baik, yang akan diadopsi menjadi standard.
Teknik chained turbo equalization yang penulis
publikasikan, mendapat apresiasi dari para reviewer
IEEE dan mendapat young student encouragement
award dari Jepang pada even di Taiwan, 2010,
karena mampu menghilangkan guard interval yang
menjadi permasalahan teknik komunikasi sampai
saat ini. Teknik ini sangat berguna untuk teknologi
4G terutama bagian uplink dengan SC-FDMA dengan
performance yang hanya berjarak 0.5dB dari teori.
Limit telekomunikasi memang sulit dicapai,
namun masih bisa didekati. Diperlukan ide yang
revolusioner untuk mendekatinya seperti yang
dilakukan oleh turbo codes dengan memberikan
feedback LLR yang merupakan tingkat ’kepercayaan’
sesuatu. Teknologi telekomunikasi akan terus
berkembang. Jika teknologi 4G telah distandardkan,
Anda masih bisa berkontribusi untuk teknologi 5G
kelak.
Generasi Sistem Teknologi
0G (telepon radio) Analog MTS, MTA, MTB, MTC
1G Analog AMPS
2G Digital GSM, CDMAone
2.5G Digital GSM, GPRS, CDMA2000
3G Digital WCDMA, CDMA2000
3.5G Digital Mobile WiMAX, LTE(UTRA)
4G Digital LTE Advanced, WiMAX:IEEE802.16m
5G ? Belum diketahui
Tabel: Generasi Telekomunikasi
Serba-Serbi
40
41
Saran, Kritik, dan Isi Berita
Kami sebagai Tim Redaksi Buletin PPI-Jepang sangat mengharapkan saran ataupun kritik
dari para pembaca untuk memperbaiki kualitas buletin ini. Silahkan kirimkan langsung
melalui email ke buletin@ppijepang.org.
Selain itu, kami juga menerima berbagai berita tentang kegiatan anggota PPI-Jepang di
mana pun berada. Kami berharap dengan saling menginformasikan kegiatan masing-masing,
bisa menjadi bahan masukan untuk rekan-rekan yang lainnya. Selain itu, media ini juga
bermanfaat untuk mempererat tali silaturahmi di antara anggota PPI-Jepang dari ujung utara,
Hokkaido, sampai ujung selatan, Okinawa.
Demi PPI-Jepang yang lebih baik!
Kritik dan Saran
42
Kritik dan Saran
Presented by:
top related