blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/.../files/2012/06/tugas-besar-edit.docx · web viewrepublik labu adalah...
Post on 21-Mar-2018
219 Views
Preview:
TRANSCRIPT
TUGAS MATA KULIAH
MANAJEMEN RANTAI PASOK
“ BAKPAO LABU”
Disusun oleh :
1. Devy Setyana 105100701111039
2. Ayuniartika 105100701111031
3. Ganggas Prasidya 105100701111034
4. Indah Maharani 105100701111001
5. Heru Eka Lodita 105100701111003
6. Nurita Herdiyaswati 105100701111008
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
JURUSAN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2012
BAB I
PROFIL PERUSAHAAN
Republik Labu adalah suatu nama yang mengispirasi perusahaan ini untuk
mewujudkan cita – cita menjadikan labu sebagai salah satu sumber pangan
nasional. Image masyarakat yang cenderung melihat labu sebagai makanan yang
tidak disukai, semakin memberi semangat bagi kita untuk berkarya.
Fakta di masyarakat yang kita ketahui bersama bahwa hampir semua
produk roti, kue kering, cake, mie dll, semuanya berbahan dasar utama terigu. Dan
sampai saat ini gandum tidak bisa kita tanam dengan baik di bumi pertiwi.
Dengan kata lain jika kita mengkonsumsi makanan berbasis terigu tanpa sadar kita
semua membayar petani dari Canada, Australia dan negara – negara lain yang
menghasilkan gandum. Dengan konsumsi nasional terigu yang mencapai 7 juta
ton / tahun, devisa negara kita mengalir deras keluar hanya karena persoalan
makanan dari terigu. Disamping itu fakta menunjukkan bahwa pengguna terigu
paling besar bukan industri besar, melainkan para UKM dan industri rumahan.
Kita sangat meyakini dimanapun manusia berpijak pasti ada sumber
makanan, tergantung bagaimana kita memaksimalkan anugrah otak kita untuk
berkreasi dan berkarya dengan potensi yang ada. Bakapo labu merupakan produk
bakpao yang dibuat dari bahan baku labu karena kandungan labu yang lebih
kompleks dibandingakn dengan bahan baku terigu maupun lainnya. Selain itu,
labu mudah didapatkan dan lebih memasyarakat yang jumlahnya melimpah.
Dengan adanya perusahaan ini semoga cita – cita kami menjadikan labu sebagai
salah satu sumber pangan nasional semakin cepat terwujud.
Bakpao labu memiliki 3 bentuk yaitu unyil atau ukuran kecil, bentuk hati,
dan bulat dengan ada karakter “emo”. Selain bentuk, ada rasa atau isi yang
bermacam-macam yaitu blueberry, strawberry, coklat, keju, kacang hijau, susu,
dan daging (ayam dan sapi). Lokasi utama perusahaan ini berada di kota Batu
Malang Jawa Timur yang merupakan kota wisata dan dekat dengan bahan baku.
1. Kondisi Pasar
Bisnis dalam bidang makanan merupakan bisnis yang menjanjikan di
era globalisasi ini. Makanan merupakan suatu kebutuhan bagi makhluk hidup.
Bakpao labu merupakan produk yang unik karena memadukan bahan baku
berupa labu yang kurang bernilai dan diminati oleh masyarakat umum dengan
bakpao yang merupakan makanan yang lumayan diminati oleh khalayak luas.
Segmentasi bakpao labu adalah semua kalangan. Sehingga semua orang
dengan berbagai kalangan dari kalangan mengah ke bawah sampai kalangan
menengah ke atas dapat membeli dan menikmati produk ini. Kondisi
masyarakat yang heterogen, menjadi strategi produk tersendiri untuk
memvariasikan harga dan rasa. Kondisi pasar saat ini sudah cukup bagus,
karena bakpao sudah menjadi makanan yang trend saat ini, ditambah lagi
dengan adanya nilai tambah produk yaitu inovasi dari bahan bakunya yang
terbuat dari labu kuning. Produk bakpao labu ini mempunyai pangsa pasar
yang beragam karena produknya dibuat dengan berbagai inovasi. Sehingga
segala pangsa pasar dapat ditembus dengan produk ini.
2. Kondisi Pesaing
Bakpao merupakan makanan yang cukup mempunyai banyak peminat.
Terdapat berbagai macam bakpao yang dijual di Indonesia, namun bakpao labu
ini memberikan suatu inovasi baru dengan adanya tambahan labu sebagai
bahan baku dalam pembuatannya. Meskipun mempunyai inovasi yang cukup
menarik, bakpao labu ini juga cukup mempunyai banyak pesaing seperti
bakpao telo, bakpao cik yen dan bakpao-bakpao gerobak lainnya. Namun
adanya pesaing-pesaing bakpao ini tidak menjadikan bakpao labu menjadi
terpuruk. Justru dengan adanya pesaing, akan semakin memotifasi peningkatan
produktivitas produk bakpao labu.
3. Konsumen dan Pasar Potensial
Penentuan Pasar Potensial dan Kapasitas Produksi Dalam 1 Tahun.
Positioning produk sebagai ‘Leader’ dengan persentase 40%. Berdasarkan data
kuesioner konsumen Bakpao berkisar usia antara 20-30 tahun. Jumlah
Perkabunan Labu (Supplier Labu)
Central warehouse ‘Republik Labu’
Packing coorporation
DistributorCustomer
Perusahaan Gula
Perusahaan Tang Mien
Perusahaan Tepung Terigu
Perusahaan Bakpao Powder
Perusahaan Mentega
Perusahaan Mentega
Perusahaan Minyak Goreng
Perusahaan Selai
penduduk kota Batu 189.793 jiwa dengan estimasi umur 20-30 tahun
berjumlah 94.895 jiwa. Sehingga pasar potensial dapat di hitung = 40% x
94.895 = 37.958 jiwa.
Stage of a Bakpao Labu Supply Chain
Pada perusahaan Republik Labu, Factories memproduksi bakpao labu dengan
bahan baku dari supplier labu. Dari segi packing, perusahaan juga membutuhkan
bahan bakun untuk kemasan dari packing coorporation.Di sisi lain untuk membuat
bakapo labu kita juga membutuhkan supply bahan baku dari perusahaan gula tang
mien, tepung terigu, bakpao powder, mentega, minyak goreng dan perusahaan
selai. Kemudian produksi dilakukan di central warehouse Republik Labu untuk
kemudian di kirim ke distributor baru dipasarkan ke konsumen.
Struktur Organisasi
Struktur organisasi dari perusahaan bakpao labu dipimpin oleh Direktur
Utama yang bertanggung jawab kepada investor dan berjalannya kelangsungan
perusahaan. Direktur membawahi manajer keuangan, manajer produksi,
manajer pemasaran, dan manajer personalia. Manajer keuangan bertanggung
jawab atas finance perusahaan, baik untung rugi, dan pemasukan pengeluaran
untuk dipertanggung jawabkan kepada Direktur Utama. Manajer produksi
bertanggung jawab atas berlangsungnya proses produksi, baik mesin maupun
peralatan produksi. Manajer pemasaran membawahi bagian penjualan dan
bagian promosi. Manajer pemasaran bertanggung jawab atas pendistribusian
produk hingga sampai di konsumen, baik masalah penjualan maupun promosi
ke masyarakat. Manajer personalia bertanggung jawab atas kinerja karyawan
perusahaan.
Keputusan Strategis
Untuk keseluruhan pengadaan bahan baku berupa tepung labu,
diproduksi sendiri (inhouse) dengan mempertimbangkan alasan bahwa biaya
pembelian bahan jadi itu lebih mahal dibandingkan dengan memproduksi
sendiri. Biaya pembelian bahan jadi dialokasikan untuk investasi peralatan,
dimana peralatan yang digunakan untuk proses produksi termasuk sederhana
sedangkan bahan tambahan seperti dipesan dari perusahaan lain (outsource).
Kapasitas Produksi
Berdasarkan kuesioner rata-rata orang mengkonsumsi Bakpao dalam 1
bulan sebanyak 2 kali. Dari data tersebut berarti dalam 1 tahun seseorang
mengkonsumsi Bakpao sebanyak 24 kali. Sehingga dapat ditentukan kapasitas
produksi dalam 1 tahun = 24 x 37.958 = 910.992 buah bakpao. Jumlah produksi
dalam per hari yang harus terpenuhi = 910.992 / 365 hari = 2.495 produksi.
Lokasi
Lokasi perusahan ini berada di daerah Kota Batu Malang Jawa Timur.
Alasan memilih tempat itu karena dekat dengan bahan baku labu kuning. Selain
itu Kota Batu merupakan kota wisata yang memeiliki daya tarik wisatawan yang
cukup banyak. Adanya tempat – tempat wisata juga menjadi sasaran dari
pendirian perusahaan di lokasi ini. Central warehouse lebih tepatnya berada di
dearah Pujon. Sedangkan distributor tersebar di berbagai tempat seperti BNS,
Jatim Park, Secreat Zoo, dan alun – alun Batu.
Model Transportasi
Model transportasi yang digunakan adalah transportasi darat.
Transportasi darat dipilih sebagai alat karena lebih efisien untuk mengirim bahan
baku dari perusahaan ke warehouse-warehouse yang ada dengan menggunakan
kontainer dan mobil box. Mobil box dan kontainer dipilih karena dapat memuat
bahan baku dalam jumlah yang banyak. Kemudian dari warehouse yang ada
pembeli konsumen bisa langsung membeli produk dari hasil olahan labu di
warehouse, dengan kata lain warehouse sebagai tempat produksi dan juga tempat
penjualan (outlet).
Tipe Sistem Informasi
Sistem yang digunakan dalam produksi bakpao labu ini adalah informasi
transparansi dan cepat. Informasi dimana semua hal yang berkaitan dengan
produksi harus cepat dan transparan di informasikan mulai dari informasi
peramalan, tingkat penjualan dan stok (yang ada di gudang perusahaan maupun
di setiap warehouse).
Sistem informasi ini juga penting diberikan oleh supplier, informasi yang
diberikan mulai dari kondisi pasokan bahan baku yang akan diperoleh
perusahaan ada atau tidak, perusahaan nantinya akan dapat merencanakan
berapa banyak jumlah bahan yang dapat dikirim supplier dan akan menentukan
jumlah yang akan produksi karena bahan baku sangat berpengaruh besar dalam
proses produksi.
Sistem informasi juga memungkinkan suatu perusahaan untuk
mengidentifikasi beberapa alternatif pemasok untuk menghadapi ketidakpastian
pasokan dengan cepat, Selain itu, sistem informasi juga dapat memperluas
jangkauan pemasok dalam pasar global. Sistem informasi membantu perusahaan
dalam mendapatkan informasi mengenai pembeli yang aktif dan pemasok-
pemasok yang responsif.
Supply Chain Performance
3 Step to Acheiving Stategic Fit
1. Memahami Ketidakpastian dari Customer dan Supply Chain
Produk ini adalah produk makanan ringan, dimana produk makanan ringan
termasuk dalam barang normal yang artinya permintaan cenderung dapat
diprediksi dan supply dalam kondisi pasti dan dapat diandalkan.
a. Jumlah bahan baku yang dibutuhkan untuk setiap lot
Diatas sudah ditentukan bahwa kapasitas produksi dalam 1 tahun = 24 x
37.958 = 910.992 buah bakpao. Jumlah produksi dalam per hari yang harus
terpenuhi = 910.992 / 365 hari = 2.495 produksi. Bahan baku yang digunakan
semuanya merupakan barang normal, sehingga kuantitas pemesanan bahan
bakunya dilakukan dalam jumlah yang besar sesuai dengan kapasitas produksi
pabrik.
b. Waktu respon konsumen
Konsumen yang memesan produk ke retailer mendapatkan produk dengan
cepat karena retailer sendiri juga memproduksi produk setiap hari.
c. Variasi produk
Produk bakpao labu memiliki variasi rasa misalnya blueberry,
strawberry, coklat,keju, daging ayam dan sapi, kacang hijau, dan juga susu.
Selain rasa, variasi lain yang dikembangkan adalah bentuk dari bakpao labu
yaitu berbentuk unyil (ukuran kecil), hati dan bakpao dengan emotion yang
lucu. Variasi bentuk merupakan salah satu strategi dalam menarik konsumen
yag selama ini mengkonsumsi bakpao dengan bentuk yang selalu sama.
d. Servis level
Produk bakpao labu ini termasuk barang biasa, sehingga pelayanan jasanya pun
juga relatif biasa.
e. Harga produk
Produk bakpao labu ini dijual dengan harga Rp.1000,- hingga Rp.4000,- Harga
ini sudah dianggap cocok untuk menarik konsumen dengan kualitas produk
yang baik dan perusahaan sudah dapat memperoleh profit.
f. Tingkat inovasi produk
Tingkat inovasi produk ini cenderung tinggi karena mengubah bentuk dari
produk dan tidak menambah komponen ke dalam produk.
2. Memahami kemampuan Supplay Chain
Bakpao labu termasuk dalam produk fungsional yang menggunakan
strategi supplay chain efisien karena termasuk barang fungsional, yang kuantitas
pemesanannya dalam jumlah yang besar, waktu responnya pendek, harganya
terjangkau, service level termasuk normal, dan dapat mengantisipasi
ketidakpastian permintaan namun variasi produknya tidak banyak.
3. Mencapai Strategi Fit
Karena produk yang dihasilkan perusahaan kami termasuk dalam jenis
makanan ringan sehingga produk yang dihasilkan ini diklasifikasikan sebagai
produk normal yang permintaannya dapat diprediksi, suppliernya jelas, kuantitas
pemesanannya kecil, waktu responnya pendek sehingga baik retailer maupun
customer dapat mendapatkan produk dengan cepat, harga jual dari produk yang
dihasilkan termasuk dalam kategori murah dan masih terjangkau oleh semua
kalangan, servis levelnya normal, dan dapat mengantisipasi ketidakpastian
permintaan dengan menyimpan produk di retailer yang ada.
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa Bakpao Labu merupakan produk
fungsional yang menggunakan effecient supply chain.
Designing Distribution Network
Desain distribusi pada Bakpao Labu ini menggunakan sistem Retaile Storage
With Customer Pickup seperyi yang digambarkan di bawah ini.
Keterangan :FACTORY
1. Perusahaan Tepung Terigu 2. Perusahaan Ragi Instan3. Perusahaan Tang Mien4. Perusahaan Gula Pasir5. Perusahaan Gula Halus6. Perusahaan Bakpao Powder7. Perusahaan Mentega Putih8. Perusahaan Minyak Goreng9. Perusahaan Selai10. Perkebunan Labu
RETAILERA. Outlet Jatim ParkB. Outlet Batu Night SpectacularC. Outlet Batu Secret ZooD. Outlet Alun-alun Batu
COSTUMER
Kemampuan distribusi Network Pada Republik Labu yakni bergantung
pada ukuran nya. Yang meliputi pada Retailer Storage with Costumer adalah
Respon Time yang cepat yakni barang sampai ke tangan pelanggan dengan cepat,
yakni costumer dapat membeli langsung bakpao labu ke Outlet-outlet sebagai
retailer yang dibuka pada kawasan tempat wisata seperti Jatim Park, BNS, Batu
Secret Zoo, dan Alun-alun batu.Sebelumnya retailer (outlet) di suplay dari Central
Warehouse yakni Republik Labu yang mengambil bahan baku dari berbagai
Perusahaan Perusahaan Tepung Terigu Perusahaan Ragi Instan, Perusahaan Tang
Mien, Perusahaan Gula Pasir, Perusahaan Gula Halus ,Perusahaan Bakpao
Powder, Perusahaan Mentega Putih, Perusahaan Minyak Goreng, Perusahaan
Selai, Perkebunan Labu(Factory). Pada varietasnya, produk bakpao labu
mempunyai berbagai varian rasa dan varian bentuk dan ukuran yang ditawarkan
dengan jumlahnya pada saluran distribusi. Pada Produk availability bakpao labu
memiliki peluang pada saluran distribusi yang dibutukan costumer.
Pada costumer experiencenya, pelanggan merasa puas, mudah dalam
membeli produk di outlet yang tersedia, dan pelanggan dapat memesan, serta
pelanggan dapat menikmati produk dengan berbagai variasi yakni isi, rasa,
bentuk. Pada time to marketnya , produk ini tergolong cepat pada launching
produknya ke pasaran yang dituju langsung pada outlet di kawasan wisata, jadi
sudah jelas pembeli dan waktunya. Untuk order visibility, costumer dengan
mudah mengetahui akan barang yang dipesan, yakni ditentukan oleh lokasi yang
jelas dan kemudahan pesanan produk . Untuk Returnability sendiri, sebaiknya
sebelum membeli, costumer diharapkan meneliti produk, karena produk ini adalah
pangan yang tak tahan lama dan segera dimakan, maka tidak bisa dikembalikan.
Perencanaan Supply Chain
1. Perencanaan lokasi supplier
Lokasi supplier berada di sekitar perusahaan seperti supplier A
menyuplai bahan baku utama yakni labu yang akan dibuat tepung di pabrik,
*
supplier B menyuplai bahan baku lainnya yaitu tepung terigu, ragi instan, tang
mien gula pasir, baking powder, mentega putih, gula halus dan minyak goreng.
2. Tipe produksi
Bahan-bahan yang dibutuhkan oleh perusahaan untuk memproduksi
bakpao labu seperti tepung labu yang berasal dari produksi dalam pabrik
(inhouse) dan bahan-bahan lainnya diperoleh dari supplier lain.
3. Kebijakan persediaan
Supplier secara rutin mengirimkan bahan baku kepada pabrik setiap 7 kali
dalam seminggu dengan menggunakan kontainer dan mobil box. Karena volume
produksinya tinggi dan produk tidak tahan lama sehingga setiap hari harus tetap
berproduksi dan permintaan produk juga tinggi maka aliran bahan baku dalam
gudang itu cepat sehingga bahan baku harus digunakan secepatnya.
4. Promosi
Untuk mengenalkan produk bakpao labu kepada masyarakat perusahaan
menggunakan beberapa media seperti televisi kota batu, pamflet, dan serta yang
tidak kalah penting dari mulut ke mulut. Diharapkan dengan dilakukan promosi
seperti ini, masyarakat mengetahui produk kami sehingga timbul keinginan
untuk membeli. Berikut ini adalah desain kemasan dari bakpao labu :
Sedangkan desain produk dari bakpao labu :
Pelaksanaan Rantai Pasok
1. Alokasi persediaan untuk pemesanan produk
Jika ada konsumen yang ingin memesan produk kita, bisa dilayani
dengan menghubungi bagian delivery order yang ada di retailer via telepon
dengan cepat permintaan tersebut akan direspon dan dipenuhi. Werehouse dan
retailer juga akan menyediakan stok bahan jadi sebagai langkah untuk
antisipasi ketika permintaan meningkat.
2. Waktu pemenuhan pemesanan
Setelah konsumen melakukan pemesanan, retailer akan segera
menyediakan produk sesuai dengan banyaknya pesanan dan bagian delivery
order akan langsung mengirim ketempat konsumen.
3. Model pengiriman
Karena model pengiriman yang digunakan adalah delivery order maka
transportasi menggunakan transportasi darat karena pasar yang dituju adalah
kawasan yang ada di sekitar retailer sehingga hanya perlu menggunakan motor
untuk mengirimkan produk kepada konsumen.
4. Jadwal pengiriman dan pemenuhan pesanan
Pengiriman dilakukan maksimal 1 hari setelah pesanan diterima. Hal ini
dikarenakan retailer beroperasi selama 1 minggu atau 7 hari kerja sehingga dapat
memproduksi produk terus menerus dan tidak dapat pernah terjadi kekurangan
persediaan dan keterlambatan pengiriman.
Network Design In The Supply Chain
A Framework: for Network Design Decision
a. Phase 1: untuk mengetahui Supply chain secara umum.
b. Phase 2: Mengidentifikasi regional dimana fasilitas kita akan diletakkan.
Fase ini kita menentukan daerah Kota Batu sebagai regional pendirian
perusahaan.
- Dilakukan peramalan permintaan.
Peramalan Pasar Potensial dan Kapasitas Produksi Dalam 1 Tahun.
Positioning produk sebagai ‘Leader’ dengan persentase 40%. Berdasarkan
data kuesioner konsumen Bakpao berkisar usia antara 20-30 tahun. Jumlah
penduduk kota Batu 189.793 jiwa dengan estimasi umur 20-30 tahun
berjumlah 94.895 jiwa. Sehingga pasar potensial dapat di hitung = 40% x
94.895 = 37.958 jiwa.
- Analisis berbagai resiko dari regional yang ditentukan dan analisis
kompetitor yang ada.
Bakpao merupakan makanan yang cukup mempunyai banyak peminat.
Terdapat berbagai macam bakpao yang dijual di Indonesia, namun bakpao
labu ini memberikan suatu inovasi baru dengan adanya tambahan labu
sebagai bahan baku dalam pembuatannya. Meskipun mempunyai inovasi
yang cukup menarik, bakpao labu ini juga cukup mempunyai banyak
pesaing seperti bakpao telo, bakpao cik yen dan bakpao-bakpao gerobak
lainnya. Namun adanya pesaing-pesaing bakpao ini tidak menjadikan
bakpao labu menjadi terpuruk. Justru dengan adanya pesaing, akan semakin
memotifasi peningkatan produktivitas produk bakpao labu.
c. Phase 3: Lokasi pasti dimana perusahaan didirikan
- Tenaga kerja yang dibutuhkan.
Dibutuhkan tenaga kerja untuk semua bidang seperti yang sudah dijelaskan
diatas.
- Infrastucture mencakup hard infrastucture dan soft insfrastucture
Hard infrastucture
Ketersediaan supplier cukup tersedia. Sebab dekat dengan bahan
baku yaitu labu kuning yang memang ditanam didaerah Pujon Batu.
Transportasi juga cukup mudah karena kota Batu merupakan kota
wisata yang banyak fasilitas terutama transportasi. Untuk
komunikasi cukup memadai dan tersedia seperti komputer.
Infrastructure warehouse meliputi fasilitas produksi maupun tempat
untuk memasarkan produk. Tempat didesain dengan melengkapi
fasilitas umum seperti toilet, mushola, parkir, dan ATM.
Soft Infrastucture
Mencakup ketersediaan tanaga kerja yang mempunya skill memadai,
bisa diklasifikasikan dari jenjang pendidikan tiap pekerja. Untuk
produksi kami mempekerjakan orang – orang yang tidak lulus SD.
Karena target kami juga untuk mengurangi pengangguran dan
pemberdayaan masyarakat sekitar lokasi. Untuk orang – orng yang
mempunyai skill memadai kami tempatkan di posisi strategis seperti
manajer. Jumlah Tenaga kerja yang mempunyai skill cukup banyak
karena kami mengambil orang – orang dari lilusan agroindustri.
d. Phase 4: Penentuan lokasi pasti
Perusahaan bakpao labu ini memiliki beberapa supplier, satu warehouse
dan beberapa retailer yang tersebar di beberapa wilayah di malang. Supplier A
menyuplai bahan baku utama yakni labu yang akan dibuat tepung di
warehouse, supplier B menyuplai bahan baku lainnya yaitu tepung terigu, ragi
instan, tang mien, gula pasir, baking powder, mentega putih, gula halus dan
minyak goreng. Gudang bahan baku dan gudang produk jadi satu yang berada
di dalam area warehouse yaitu di Pujon. Sedangkan retailer terletak di jatim
park, BNS, alun – alun batu dan secret zoo. Alasan pemilihan retailer di tempat
ini dikarenakan tempat - tempat tersebut merupakan tempat yang strategis dan
sering didatangi oleh wisatawan.
Demand Forecasting in A Supply Chain
Peramalan merupakan tahapan awal dalam perencanaan sistem operasi
produksi. Model yang paling tepat harus dipilih dalam melakukan peramalan.
Model yang dipilih dapat dibandingkan dengan model yang lain dengan
menggunakan kriteria minimum average sum of squared errors. Distribusi
forecast errors harus dimonitor, jika terjadi bias maka model yang digunakan
tidak tepat.
Contoh peramalan permintaan pada perusahaan Bakpao Labu pada
peramalan konstan
Agregate Planning in Supply Chain
Parameter pada agregate planning
Production rate
Berdasarkan kuesioner rata-rata orang mengkonsumsi Bakpao dalam 1
bulan sebanyak 2 kali. Dari data tersebut berarti dalam 1 tahun seseorang
mengkonsumsi Bakpao sebanyak 24 kali. Sehingga dapat ditentukan kapasitas
produksi dalam 1 tahun = 24 x 37.958 = 910.992 buah bakpao. Jumlah produksi
dalam per hari yang harus terpenuhi = 910.992 / 365 hari = 2.495 produksi.
Workforce merupakan jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan untuk 1 proses
produksi. Banyaknya pekerja yang di butuhkan untuk 1 kali produksi adalah 10
pekerja di bagian produksi.
Overtime merupakan waktu untuk bekerja lembur. Overtime talah ditentukan
maksimal 300 unit per periode.
Mechine capasity level merupakan jumlah kapasitas mesin untuk produksi. Pada
pembuatan produk ini, yang diperlukan adalah baskom yang digunakan sebagai
tempat bahan baku dan adonan.Pisau atau alat pemotong skala besar untuk
memotong bahan baku.Oven digunakan untuk mengeringkan labu agar mudah
dikeringkan.Kemudian digunakan juga mesin penepung yang digunakan untuk
MR=11711
=10.6
UCL = 28 .2LCL = - 28 .2
menghaluskan labu kering menjadi tepung.Ayakan untuk menyaring tepung agar
didapatkan tepung dengan ukuran dan partikel yang sama.Mixer yang digunakan
untuk mengaduk adonan. Lap atau plastik yang digunakan untuk menutup
adonan.Cetakan yang digunakan untuk tempat mencetak bakpao. Kertas roti
untuk meletakkan bakpao sebelum dikukus. Streamer digunakan untuk
mengukus bakpao.
Subkontracting merupakan pengalihan produksi ke perusahaan lain. Disini tidak
menggunakan subkontracting karena produksi akan tetap dilakukan pada
perusahaan sendiri meskipun permintaan meningkat.
Backlog merupakan penundaan pemenuhan kebutuhan. Hal ini dilakukan apabila
permintaan meningkat tetapi persediaan di warehouse tidak memenuhi.
Inventory on hand merupakan banyaknya inventory yang harus ada sebagai
persediaan untuk memenuhi fluktuasi perminntaan.
BAB II
PLANNING SUPPLY AND DEMAND IN A SUPPLY CHAIN: MANAGING
PREDICTABLE VARIABILITY
Predictable variability adalah perubahan dalam permintaan yang
dapat diperkirakan. Dapat menyebabkan kenaikan biaya dan penurunan tanggap
dalam rantai pasokan. Perusahaan dapat menangani variabilitas diprediksi dengan
menggunakan dua pendekatan luas:
- Mengelola supply menggunakan kapasitas, inventori, subkontrak, dan
backlogs
- Mengelola permintaan menggunakan harga diskon jangka pendek dan
promosi perdagangan
A. Mengelola Supply
- Mengelola kapasitas
Penentuan Pasar Potensial dan Kapasitas Produksi Dalam 1 Tahun.
Positioning produk sebagai ‘Leader’ dengan persentase 40%. Berdasarkan
data kuesioner konsumen Bakpao berkisar usia antara 20-30 tahun. Jumlah
penduduk kota Batu 189.793 jiwa dengan estimasi umur 20-30 tahun
berjumlah 94.895 jiwa. Sehingga pasar potensial dapat di hitung = 40% x
94.895 = 37.958 jiwa. Berdasarkan kuesioner rata-rata orang
mengkonsumsi Bakpao dalam 1 bulan sebanyak 2 kali. Dari data tersebut
berarti dalam 1 tahun seseorang mengkonsumsi Bakpao sebanyak 24 kali.
Sehingga dapat ditentukan kapasitas produksi dalam 1 tahun = 24 x 37.958
= 910.992 buah bakpao. Jumlah produksi dalam per hari yang harus
terpenuhi = 910.992 / 365 hari = 2.495 produksi. Dengan mengetahui
kapasitas produksi maka keputusan untuk supply dan mengendalikan
penawaran bisa diantisipasi. Beberapa hal yang mempengarug=hi dalam
mengelola kapasitas seperti Fleksibilitas waktu dari workforce,
Penggunaan tenaga kerja musiman, Penggunaan subkontrak, Penggunaan
dual facilities ± dedicated dan flexible, Merancang fleksibilitas produk ke
dalam proses produksi.
- Mengelola persediaan
Permintaan produk Bakpao Labu telah dapat diprediksi kapan akan
mengalami peningkatan (peak season) yaitu ketika pada masa – masa
liburan. Sehingga dalam hal ini, pengaturan persediaan dilakukan dengan
membangun level persediaan yang banyak untuk menghadapi peak season.
Ketika permintaan produk tidak terlalu tinggi, produsen tetap
memproduksi Bakapao Labu dengan kapasitas di atas rata-rata dengan
tujuan untuk membuat safety stock. Jadi, ketika permintaan tinggi,
perusahaan tidak perlu bingung untuk memenuhi permintaan yang tinggi
tersebut karena perusahaan sudah memiliki persediaan yang cukup.
B. Managing Demand
- Promosi
Untuk mengenalkan produk bakpao labu kepada masyarakat perusahaan
menggunakan beberapa media seperti televisi kota batu, pamflet, dan serta
yang tidak kalah penting dari mulut ke mulut. Diharapkan dengan
dilakukan promosi seperti ini, masyarakat mengetahui produk kami
sehingga timbul keinginan untuk membeli.
- Harga
Produk bakpao labu memiliki variasi rasa misalnya blueberry, strawberry,
coklat,keju, daging ayam dan sapi, kacang hijau, dan juga susu. Selain rasa,
variasi lain yang dikembangkan adalah bentuk dari bakpao labu yaitu
berbentuk unyil (ukuran kecil), hati dan bakpao dengan emotion yang lucu.
Variasi bentuk merupakan salah satu strategi dalam menarik konsumen yag
selama ini mengkonsumsi bakpao dengan bentuk yang selalu sama. Dari
masing – masing jenis produk bakpao labu ini dijual dengan harga
Rp.1000,- hingga Rp.4000,- Harga ini sudah dianggap cocok untuk
menarik konsumen dengan kualitas produk yang baik dan perusahaan
sudah dapat memperoleh profit.
BAB III
MANAGING ECONOMIES OF SCALE IN THE SUPPLY CHAIN: CYCLE
INVENTORY
Peran Cycle Inventory pada Perusahaan Bakpao Labu
Pada bakpao labu cycle inventory berperan dalam memberi arahan guna
pengaturan persediaan produk dan bahan baku produksi bakpao labu di dalam
supply chain. Jadi sebuah siklus persediaan yang mengatur proses pengadaan
bahan baku dan persediaan produk bakpao labu Pada bakpao labu dikeluarkan
biaya pada dalam cycle inventory yang diterapkan dan dijalankan yakni
inventory holding cost dan ordering cost. Produk ini adalah produk makanan
ringan, dimana produk makanan ringan termasuk dalam barang normal yang
artinya permintaan cenderung dapat diprediksi dan supply dalam kondisi pasti dan
dapat diandalkan , maka cycle inventory sangat diperlukan.
Biaya-Biaya yang Dikeluarkan oleh Perusahaan Bakpao Labu dalam
menerapkan Cycle-Inventory.
Inventory holding cost : Merupakan biaya yang ditimbulkan oleh
penyimpanan persediaan dalam gudang pada periode waktu tertentu. Dan biaya
semua pengeluaran yang timbul akibat menyimpan barang khususnya dalam
penyimpanan dalam bakpao labu. Pada bakpao labu ini waktu penyimpanan
pada saat sebelum dilakukan proses produksi yakni penyimpanan bahan baku
pendukung dan pada waktu dimana produk telah dihasilkan dan disimpan guna
penjualan sehingga biaya penyimpanan persediaan dikeluarkan. Dan yang
termasuk dalam biaya penyimpanan persediaan adalah biaya modal, biaya
penanganan ,biaya kerusakan / kehilangan , biaya gudang, tenaga kerja
tambahan.
Tabel berikut menyatakan bahwa biaya-biaya tersebut perlu suatu
pengevaluasian lanjut (karena kecil persentasenya) dalam biaya penyimpanan
untuk menentukan holding sebab menghindari kegagalan dalam memasukan
biaya penyimpanan persediaan, maka diharapkan biaya penyimpanan tidak
boleh kecil, agar siklus persediaan baik.
Kategori Biaya Harga Sebagai persentase
persediaan
Biaya Tempat(lokasi , Biaya Operasi)
Biaya penanganan ( Biaya Peralatan,
biaya operasi)
Biaya Tenaga kerja Tambahan
Biaya Modal
Biaya Kerusakan/ kehilangan Produk
Total Biaya
6%
3%
3%
12 %
3%
27 %
Ordering cost : Merupakan biaya-biaya yang berubah-ubah sesuai dengan
frekuensi pesanan yakni waktu yang ada,serta merupakan seluruh pengeluaran
yang timbul untuk mendatangkan barang dari luar. Biaya ini meliputi biaya
untuk menentukan supplier, pembuatan pesanan (persiapan-persiapan yang
diperlukan untuk pemesanan, penentuan besarnya kuantitas produk yang akan
dipesan), pengiriman pesanan, biaya pengangkutan/ transportasi , biaya
penerimaan dan sebagainya. Pada pemesanannya, Jumlah bahan baku yang
dibutuhkan untuk setiap lot dan sudah ditentukan bahwa kapasitas produksi
dalam 1 tahun = 24 x 37.958 = 910.992 buah bakpao. Jumlah produksi dalam
per hari yang harus terpenuhi = 910.992 / 365 hari = 2.495 produksi dan maka
biaya pemesanan akan disesuaikan. Pada bakpao labu ini biaya pemesanan ini
diasumsikan konstan setiap kali pesan.
Dalam pengaturannya, cycle inventory dalam rantai pasok bakpao labu
juga mempertimbangkan Quantity discount dalam Cycle Inventory adalah
jumlah inventory rata-rata yang disimpan pada tahapan supply chain yang
disebabkan karena jumlah pembelian atau produksi yang dilakukan dalam lot
lebih besar daripada jumlah yang dibutuhkan customer. Dalam Penetuan harga
menunjukkan economies of scale, dimana saat ukuran lot meningkat, dan yang
dipakai dalam bakpao labu adalah Lot size dimana bakpao labu ini memberi
diskon tiap periode berbeda based discount Penentuan harga diskon
berdasarkan jumlah yang dipesan tiap satu lot. Quantity discount diberikan
untuk memperoleh keuntungan dari penjualan bakpao labu yang ditawarkan.
BAB IVMANAGING UNCERTAINTY IN THE SUPPLY CHAIN: SAFETY
INVENTORY
Salah satu factor penting dalam sebuah perusahaan adalah tersedianya
pengendalian persediaan ( inventory control). Inventory control ini bertujuan, agar
perusahaan dapat mengkontrol jumlah produksi,masuknya bahan baku hingga
bahan jadi, dan dapat mengkontrol keamanan persediaan (safety inventory).
Sehingga system dalam perusahaan ini akan bekerja dengan sebaik mungkin,
apabila inventory control dapat bekerja maksimal. Pengaturan persediaan ini
berpengaruh terhadap semua fungsi bisnis (operatian, marketing, finance).
Persediaan (inventory), dalam konteks produksi, dapat diartikan sebagai sumber
daya menganggur (idle resource). Sumber daya menganggur ini belum digunakan
karena menunggu proses lebih lanjut. Yang dimaksud dengan proses lebih lanjut
disini dapat berupa kegiatan produksi seperti dijumpai pada system manufaktur,
kegiatan pemasaran seperti dijumpai pada sistem distribusi ataupun kegiatan
konsumsi seperti pada sistem rumahan.
Peranan safety inventory terhadap perusahaan Bakpao Labu ialah untuk
menjaga dan mengamankan dari ketidakpastian supply dan demand, serta
menjaga keamanan produk-produk yang akan di pasarkan. Untuk menjamin dari
safety inventory ini, perushaan memiliki sistem yang dapat digunakan untuk
menginformasikan setiap produksi yang berkaitan dengan safety inventory.
System yang digunakan dalam produksi bakpao labu ini adalah informasi
transparansi dan cepat. Informasi dimana semua hal yang berkaitan dengan
produksi harus cepat dan transparan di informasikan mulai dari informasi
peramalan, tingkat penjualan dan stok (yang ada di gudang perusahaan maupun
di setiap warehouse). Informasi yang diberikan mulai dari kondisi pasokan
bahan baku yang akan diperoleh perusahaan ada atau tidak, perusahaan nantinya
akan dapat merencanakan berapa banyak jumlah bahan yang dapat dikirim
supplier dan akan menentukan jumlah yang akan produksi karena bahan baku
sangat berpengaruh besar dalam proses produksi. Sistem informasi juga
memungkinkan suatu perusahaan untuk mengidentifikasi beberapa alternatif
pemasok untuk menghadapi ketidakpastian pasokan dengan cepat, Selain itu,
sistem informasi juga dapat memperluas jangkauan pemasok dalam pasar global.
Sistem informasi membantu perusahaan dalam mendapatkan informasi
mengenai pembeli yang aktif dan pemasok-pemasok yang responsif.
Produk labu ini adalah produk makanan ringan, dimana produk makanan
ringan termasuk dalam barang normal yang artinya permintaan cenderung dapat
diprediksi dan supply dalam kondisi pasti dan dapat diandalkan. Sehingga safety
inventory dapat terjaga dengan baik dan benar selama proses produksi. Contoh
kapasitas produksi dalam 1 tahun = 24 x 37.958 = 910.992 buah bakpao. Jumlah
produksi dalam per hari yang harus terpenuhi = 910.992 / 365 hari = 2.495
produksi. Maka, bahan baku yang digunakan semuanya merupakan barang
normal, sehingga kuantitas pemesanan bahan bakunya dilakukan dalam jumlah
yang besar sesuai dengan kapasitas produksi pabrik.
Fungsi utama persediaan yaitu sebagai penyangga, penghubung antar
proses produksi dan distribusi untuk memperoleh efisiensi. Fungsi lain
persediaan yaitu sebagai stabilisator harga terhadap fluktuasi permintaan. Lebih
spesifik, persediaan dapat dikategorikan berdasarkan fungsinya sebagai berikut :
a. Persediaan dalam Lot Size.
Persediaan muncul karena ada persyaratan ekonomis untuk penyediaan
(replishment) kembali. Penyediaan dalam lot yang besar atau dengan
kecepatan sedikit lebih cepat dari permintaan akan lebih ekonomis.
Faktor penentu persyaratan ekonomis antara lain biaya setup, biaya
persiapan produksi atau pembelian dan biaya transport.
b. Persediaan cadangan.
Pengendalian persediaan timbul berkenaan dengan ketidakpastian.
Peramalan permintaan konsumen biasanya diserti kesalahan peramalan.
Waktu siklus produksi (lead time) mungkin lebih dalam dari yang
diprediksi. Jumlah produksi yang ditolak (reject) hanya bisa diprediksi
dalam proses. Persediaan cadangan mengamankan kegagalan mencapai
permintaan konsumen atau memenuhi kebutuhan manufaktur tepat pada
waktunya.
c. Persediaan antisipasi
Persediaan dapat timbul mengantisipasi terjadinya penuruan persediaan
(supply) dan kenaikan permintaan (demand) atau kenaikan harga. Untuk
menjaga kontinuitas pengiriman produk ke konsumen, suatu perusahan
dapat memelihara persediaan dalam rangka liburan tenaga kerja atau
antisipasi terjadinya pemogokan tenaga kerja.
Bakpao labu termasuk dalam produk fungsional yang menggunakan
strategi supplay chain efisien karena termasuk barang fungsional, yang kuantitas
pemesanannya dalam jumlah yang besar, waktu responnya pendek, harganya
terjangkau, service level termasuk normal, dan dapat mengantisipasi
ketidakpastian permintaan namun variasi produknya tidak banyak.
Safety inventory dilakukan untuk memenuhi permintaan yang melebihi
jumlah kapasitas yang suatu periode tertentu. Pengamanan persediaan dilakukan
karena ketidak pastian permintaan dan kekurangan produk dapat terjadi
jika permintaan aktual melebihi perkiraan permintaan. Menentukan
tingkat persediaan yang tepat keselamatan dipengaruhi oleh 2 faktor:
1. ketidakpastian dari kedua permintaan dan penawaran
2. tingkat ketersediaan produk yang diinginkan
Dalam mengambil keputusan berkenaan kapan harus penyusunan ulang dan
berapa jumlahnya, perusahaan dapat menerapkan penambahan kebijakan. Dari
dua jenis penambahan kebijakan berikut, yaitu :
Tinjauan Berkelanjutan
Tinjaun Periodik
Dalam kasus ini perusahaan cenderung menerapkan system tinjauan
periodik. Sebab, periodik mengurangi waktu pemilik perusahaan beraktifitas dan
focus untuk menghabiskan serta menganalisis jumlah persediaan, yang
memungkinkan lebih banyak waktu untuk aspek-aspeknya. Namun, tidak dapat
memberikan jumlah persediaan yang akurat untuk bisnis dengan tinggi volume
penjualan. Perusahaan selalu membuat asumsi antara periode Tinjauan persediaan
mengenai jumlah persediaan. Namun hal ini juga membuat sulit, untuk
menentukan ketika item penataan kembali diperlukan. Hal ini juga dapat membuat
akuntansi kurang akurat. Dalam keadaan ini perusahaan menggunakan system
informasi dan menerapkan kebijakan persediaan, untuk mengantisipasi
permasalahan yang timbul sewaktu-waktu.
BAB V
DETERMINING THE OPTIMAL LEVEL OF PRODUCT AVAILABILITY
Faktor utama yang mempengaruhi tingkat product availability yang optimal,
yaitu :
Cost of overstocking the product
Cost of understocking the product
Cost of overstocking the product
Ketika sebuah perusahaan memiliki terlalu banyak menimbun produk,
produk adalah biaya uang perusahaan untuk menyimpan produk di gudang.
Perusahaan harus membayar karyawan untuk menyimpan produk dan mengurus
produk, terutama jika masa simpan produk terbatas. Aspek lain dari kelebihan
stok adalah jika perusahaan memiliki saham terlalu banyak, kelebihan stok yang
mungkin bisa menyebabkan perampingan perusahaan karena tidak perlu ada untuk
menghasilkan saham lagi. Jika vendor masih memberikan pada jadwal normal
ketimbang jadwal berkurang, ini juga dapat menyebabkan perusahaan kehilangan
uang jika produk tersebut sudah terlalu banyak menimbun dan tidak diperlukan.
Masa simpan produk dari vendor bisa berakhir sambil duduk begitu lama di
gudang menunggu untuk digunakan dan perusahaan akan kehilangan waktu.
Masalah kelebihan stok bisa mengakibatkan hilangnya jutaan dolar, pekerjaan,
dan mungkin perusahaan itu sendiri.
Perekonomian menghadapi banyak masalah dan perusahaan tidak mampu
untuk terlalu banyak menimbun produk mereka. Kelebihan stok lebih dari sekedar
memproduksi barang lebih; kelebihan stok adalah pemborosan sumber daya,
waktu, dan uang. Masalahnya tampaknya menjadi jelas; perusahaan yang
kelebihan stok produk mereka menghadapi kerugian besar. Namun, pertanyaan
yang lebih rumit adalah bagaimana kelebihan stok tersebut dihentikan?
Mendefinisikan masalah kelebihan stok telah menjadi fokus penelitian ini, dan
menemukan jawaban yang akan memungkinkan kelebihan stok untuk berhenti
dan membantu perusahaan untuk mempertahankan lapangan kerja bagi karyawan
mereka serta pendapatan dan sumber daya , bukan perusahaan kehilangan mereka.
Kelebihan stok bisa dengan sederhana dijelaskan sebagai produksi berlebihan
barang, dan kurangnya konsumen mendapatkan barang-barang, yang
meninggalkan perusahaan dengan produk dan pendapatan tidak.
Kelebihan stok dapat dikontrol dalam tiga langkah bahwa perusahaan
harus mengadopsi untuk bertahan dalam krisis ekonomi pasar yang dihadapi. Tiga
langkah yang Pasokan Fleksibilitas, Fleksibilitas Produksi, Distribusi dan
Fleksibilitas. Fleksibilitas pasokan terdiri dari perusahaan memilih vendor tidak
hanya pada harga dan kualitas yang ditawarkan, tetapi juga pada bagaimana
mereka dapat melayani order, dan waktu yang dibutuhkan untuk mengisi pesanan,
bahkan perintah terakhir mendesak menit. Kemampuan vendor untuk memenuhi
tuntutan dan kebutuhan pelanggan sangat penting bagi perusahaan. Dalam
Fleksibilitas Produk, "Godaan tradisional produsen untuk jadwal produksi
berjalan panjang atau memaksimalkan batch atau keluaran banyak adalah norma
memudar sebagai pengganti dari fickleness pertumbuhan pelanggan atau
pengguna akhir. Batch besar berarti persediaan yang lebih tinggi dan batas berapa
banyak item yang dapat dibuat tersedia saat ini, belum lagi beban overhead
penyimpanan dan risiko usang. Fleksibilitas Distribusi mirip dengan fleksibilitas
produksi, fleksibilitas distribusi yang ideal adalah untuk kapal hari yang sama
yang akan dijual dalam waktu yang pendek, atau dengan mempertimbangkan
kebutuhan konsumen untuk barang-barang yangtersedia.
Cost of understocking the product
Understocking melibatkan penawaran dan permintaan. Ketika sebuah
perusahaan yang menghasilkan understocks produk, ini berarti bahwa mereka
menghasilkan lebih sedikit produk daripada yang diminati oleh konsumen. Dalam
teori, ini dapat digunakan untuk meningkatkan permintaan produk, sehingga
meningkatkan jumlah tersebut perusahaan dapat mengenakan biaya untuk
produk. Sebuah sasaran perusahaan adalah untuk menghasilkan cukup dari suatu
produk untuk bertemu, atau hanya sedikit kurang dari memenuhi permintaan
produk tersebut. understocking terlalu banyak, dan perusahaan tidak menjual
cukup banyak produk, dan mereka kehilangan uang. Jika mereka memproduksi
terlalu banyak produk, dari mereka tidak menjual persediaan mereka, dan harga
turun, sehingga kehilangan uang.
Pada perusahaan kami skenario yang kami terapkan memungkinkan untuk
menanggulangi overstocking dan understocking adalah dengan menggunakan
Optimal cycle service level for seasonal items with a single order in a season.
Untuk item musiman dengan pesanan pembelian tunggal atau akuisisi Siklus
Service Level Kritis (CCSL) yang menyediakan tradeoff terbaik.
Co = Biaya kelebihan stok
Cu = Biaya understocking
CCSL = Cu / (Cu Co)
Optimal Orde Jumlah = NORMINV (CCSL, Permintaan, Deviasi Standar
Demand)
Untuk Produk Terus Memerintahkan dan ditebar, Permintaan dapat backlogged
dengan Cu penalti. Dalam hal ini siklus yang optimal tingkat layanan CSL = 1 -
HQ / RCU
Dimana :
H = Biaya pemeliharaan satu unit untuk satu unit waktu
Q = Lot ukuran untuk pengisian (lebih besar banyak ukuran
mengakibatkan persediaan siklus besar)
R = Rata-rata permintaan per satuan waktu
Cu = Penalti per unit kehabisan persediaan
Safety stock = NORMSINV (CSL) * SDL
SDL = deviasi standar selama lead time
Jika Permintaan Selama stockout yang Hilang
Service Level optimal = 1 - [HQ / (HQ RCU)]
Pengungkit Manajerial untuk Meningkatkan Profitabilitas Pada Kehadiran
stockouts dan Persediaan Kelebihan
1. Meningkatkan nilai sisa dari kelebihan persediaan
2. Penurunan margin hilang dari stockouts
Dengan demikian perusahaan kami dapat memiliki kebijakan untuk
membeli kembali persediaan yang tidak terjual dari pengecer. Hal ini akan
meningkatkan nilai sisa dari pengecer dan karenanya mereka akan mengadakan
persediaan lebih. Produsen dapat menerima perintah besar tetapi memungkinkan
fleksibilitas untuk pengecer untuk mengurangi kuantitas yang diterima tergantung
pada permintaan.
Untuk mengurangi demand uncertainty pada perusahaan kami dapat
dilakukan cara -cara sebagai berikut :
Improved forecasting
Peramalan merupakan bagian integral dari manajemen bisnis. Semakin
baik perkiraan, manajemen lebih baik akan dapat merencanakan masa depan.
Meskipun ada banyak metode untuk membuat perkiraan, ada yang lebih cocok
daripada yang lain untuk situasi tertentu. Untuk jangka pendek peramalan, Black
Belt bisa mendapatkan keuntungan dari menganalisis tren produksi dan mencari
penyebab khusus variasi. Ketika membuat prakiraan jangka panjang, sebuah
metode yang menggunakan kurva normal dan Z-skor mungkin merupakan taruhan
yang lebih baik.
Quick respon manufacturing
QRM menekankan efek yang menguntungkan untuk mengurangi lead time
internal dan eksternal. Waktu tempuh lebih pendek meningkatkan kualitas,
mengurangi biaya dan menghilangkan non-nilai tambah limbah dalam organisasi
sekaligus peningkatan daya saing organisasi dan pangsa pasar dengan melayani
pelanggan dengan lebih baik dan lebih cepat. Kerangka waktu berbasis QRM
mengakomodasi variabilitas strategis seperti menawarkan kustom-rekayasa
produk sementara menghilangkan variabilitas disfungsional seperti pengerjaan
ulang dan mengubah tanggal jatuh tempo. Oleh sabab itu perusahaan kami
membuat produk dalam volume rendah atau telah menggunakan berbagai QRM
sebagai alternatif atau untuk melengkapi strategi lainnya seperti lean
Manufacturing, manajemen mutu total, Six Sigma atau Kaizen.
BAB VI TRANSPORTATION IN THE SUPPLY CHAIN
Pada perusahaan bakpao labu ini, tipe jaringan transportasi yang
digunakan adalah direct shipments atau Direct shipping. Tipe ini dipilih karena
distribusi produk dilakuan secara langsung dan menyeluruh dikawasan malang
khususnya dikawasan pariwisata seperti BNS, Jatim Park, Secreat Zoo, dan alun
– alun Batu sehingga tidak perlu distribution centre atau dapat dikatakan hanya
wilayah lokal. Tipe transportasi ini memudakan perusahaan saat proses
pengiriman karena saat perusahaan mengirim bakpao ke outlet-outlet yang ada,
pengiriman bakpao dilakukan dalam jumlah banyak. Sementara untuk moda
transportasi yang digunakan ialah jenis moda darat. Moda ini digunakan karena
pengiriman hanya wilayah lokal. Mobil box dan kontainer dipilih karena dapat
memuat bahan baku dalam jumlah yang banyak dan juga lebih efisien untuk
mengirim bahan baku dari perusahaan maupun ke outlet-outlet yang ada dengan
menggunakan transportasi ini.
Perusahaan bakpao labu outlet
Gambar 1. Desain Direct shipping
BAB VII SOURCING DECISIONS IN A SUPPLY CHAIN
Sourcing decision adalah keputusan yang sangatlah penting untuk
menentukan dimana fungsi harus dilakukan apakah terintegrasi dengan
perusahaan atau disediakan oleh perusahaan dari luar (outsourcing). Setiap
manajemen haruslah mampu memahami perusahaannya secara mendalam dalam
artian harus megetahui kelemahanpabrik1 dan kelebihanya (biasanya lewat
SWOT analysis). Karena hal tersebut menjadi bagian pertimbangan dalam hal
pengambilan keputusan terutama dalam hal perumusan strategi. Pada umumnya
hanya sedikit perusahaan yang mempunyai kemampuan lebih dalam berbagai
bidang, atau lebih dikenal dengan keunggulan kompetitifnya.
Pembelian, atau disebut juga pengadaan, adalah proses yang dilakukan
perusahaan untuk mendapatkan bahan baku, komponen, produk, jasa, atau sumber
daya lainnya dari suppliers untuk menjalankan operasi. Ketika membandingkan
suppliers yang ada, banyak perusahaan membuat kesalahan mendasar dengan
hanya mempertimbangkan harga yang dikenakan oleh suppliers. Ketika menilai
suppliers (supplier scoring and assessment) faktor-faktor apa saja selain harga
yang akan dipertimbangkan oleh perusahaan Bakpao Labu yaitu:
pemenuhan lead time
Dalam memilih supplier maka tingkat waktu pemenuhan kebutuhan barang
menjadi pertimbangan penting. Semakin cepat waktu unyuk memenuhi
kebutuhan maka akan semakin bagus.
performa on-time
Ketepatan waktu supplier untuk memenuhi kebutuhan barang yang kita
pesan menjadi komponen peting untuk memutuskan apakah supplier ini
patut digunakan atau tidak. Ketika jadwal pengiriman barang sesuai dengan
waktu yang telah dijadwalkan maka produksipun tidak terhambat karena
bahan yang belum tersedia akaibat keterlamban pengiriman oleh supplier.
fleksibelitas pasokan
Jumlah variasi dalam kuantitas agar pemasok dapat mentolerir tanpa
membiarkan faktor lain performance memburuk. Pasokan fleksibilitas
adalah jumlah variasi dalam jumlah pesanan yang pemasok dapat mentolerir
tanpa membiarkan faktor kinerja yang memburuk. Kurang fleksibel
pemasok, variabilitas waktu lebih akan menampilkan sebagai urutan jumlah
perubahan. Pasokan fleksibilitas dengan demikian mempengaruhi tingkat
keselamatan persediaan untuk perusahaan.
frekuensi pengiriman/minimum lot size
Frekuensi pengiriman dan ukuran lot minimum yang ditawarkan oleh
pemasok mempengaruhi ukuran dari setiap pengisian banyak dipesan oleh
perusahaan.
Kualitas pasokan
Kualitas barang yang di pasok untuk memenuhi kebutuhan produksi dalam
perusahaan harus sesuai dengan standar kualitas yang sudah terspesifikasi
oleh perusahaan.
Biaya transportasi inbound
Total biaya menggunakan pemasok termasuk biaya transportasi inbound
membawa bahan dari pemasok. Total biaya menggunakan pemasok
mencakup biaya transportasi inbound membawa bahan dari pemasok.
Sumber produk luar negeri mungkin memiliki produk yang lebih rendah
biaya tetapi umumnya incurs biaya transportasi inbound yang lebih tinggi.
Yang harus diperhitungkan ketika membandingkan pemasok, jarak, moda
transportasi.dan pengiriman frekuensi mempengaruhi biaya transportasi
inbound yang terkait dengan setiap pemasok.
Pricing term
Syarat-syarat harga termasuk diperbolehkan waktu menunda sebelum
pembayaran harus dilakukan dan setiap diskon kuantitas yang ditawarkan
oleh pemasok.
Kapabilitas koordinasi informasi
Hubungan koordinasi dari supplier ke perusahaan yang berlangsung menjadi
pertimbangan untuk memilih supplier. Informasi yang dapaqt tersamapaikan
dengan baik akan mengurangi tingkat resiko kesalahan supply maupun
kebocoran informasi yang mungkin tidak bisa diketahui oleh salah satu
pihak.
Kapabilitas kalaborasi desain
Mengingat bahwa sebagian besar biaya produk jika tetap pada desain,
kolaborasi kemampuan pemasok yang signifikan.
Tingkat bunga, pajak dan tugas,
Pajak, Bunga dan tugas akan menjadi salah satu pertimbangan yang akan
mempengaruhi cost perusahaan. Tingkat bunga maupun yang tinggi
cenderung akan mengeluarkan banyak biaya. Maka perlu memilih supplier
yang sesuai dengan kondisi perusahaan.
Kelangsungan hidup supplier.
Tingkat continuitas supplier dalam memenuhi kebutuhan barang perusahaan
menjadi pertimbangan penting dalam memilih supplier. Supplier yang bagus
adalah yang mampu memenuhi kebutuhan barang secara continue.
BAB VIII COORDINATION IN THE SUPPLY CHAIN
Kurangnya koordinasi yang baik akan mengurangi total keuntungan dan
menimbulkan dampak yang biasa disebut bullwhip efek. Bullwhip efek
merupakan permintaan yang meningkat dari konsumen ke pengecer, pengecer ke
agen, agen ke produsen, produsen ke pemasok kerena kurangnya koordinasi
infomasi pada setiap pihak. Kurangnya koordinasi menyebabkan penyimpangan
informasi dalam rantai pasok. Dalam banyak kasus, meskipun permintaan dari
produk pada konsumen akhir stabil, distorsi sinyal permintaan dapat terjadi
hingga rantai pasokan. Sebagai akibatnya, pola permintaan di bagian hulu dari
rantai suplai bisa menjadi sangat tidak menentu. Oleh karena itu, sementara pola
permintaan pada konsumsi akhir tingkat bisa menjadi datar dengan variasi kecil,
order yang dilakukan oleh pengecer untuk pedagang grosir atau oleh pedagang
besar kepada produsen, atau oleh produsen ke pemasok, dan sebagainya
menunjukkan fluktuasi meningkat. Ini bisa disebut dengan "bullwhip effect,"
dimana merupakan perluasan variabilitas urutan sebagai awal sepanjang rantai
pasokan. Dengan cara ini, meskipun produk aslipermintaan stabil, banyak bagian
dari rantai pasokan masih akan menghadapi permintaan yang sangat tidak terduga,
sehingga efisiensi biaya keseluruhan tidak dapat dicapai di seluruh rantai pasokan.
Hanya melalui berbagi informasi dan koordinasi yang ketat akan
mendapatkan kembali efisiensi kontrol dalam rantai pasokan. Berbagi informasi
permintaan dan perencanaan sinkronisasi di seluruh rantai pasokan sangat penting
untuk tujuan ini. Dampak dari kurangnya koordianasi dalam rantai pasok
berpengaruh terhadap :
Manufacturing cost : kurangnya koordinasi meningkatkan biaya
manufacture dalam rantai pasok. Sebagai akibat dari bullwhip effect, P&G
dan suppliernya harus memenuhi aliran permintaan lebih banyak dari
permintaan konsumen.
Inventory cost : kurangnya koordinasi meningkatkan biaya persediaan
dalam rantai pasok. Untuk mengatasi variabilitas permintaan, pada
perusahaan P&G harus menyimpan persediaan yang lebih besar dari yang
diperlukan dalam rantai pasok. Hal ini berakibat pada meningkatnya
inventory cost.
Replenishment lead time : kurangnya koordinasi meningkatkan lead time.
Peningkatan variabilitas sebagai sebuah hasil dari bull whip effect yang
membuat penjadwalan pada P&G dan pemasok pabrik jauh lebih untuk
dibandingkan tingkat permintaannya.
Transportation cost : kurangnya koordinasi meningkatkan biaya
transportasi dalam rantai pasok. Kebutuhan transportasi dari waktu ke
waktu pada P&G dan pemasoknya yang berkorelasi untuk memenuhi
pesanan. Sehingga, bull whip menyebabkan kebutuhan transportasi
berfluktuasi secara signifikan dari waktu ke waktu. Hal ini menimbulkan
biaya transportasi yang meningkat karena kelebihan kapasitas transportasi
perlu diperhatikan untuk menutupi periode permintaan tinggi.
Labor cost for shipping and receiving (biaya tenaga kerja untuk
pengiriman dan penerimaan) : kurangnya koordinasi meningkatkan biaya
tenaga kerja hubungannya dengan pengiriman dan penerimaan dalam
rantai pasok. Persyaratan tenaga kerja untuk pengiriman pada P&G dan
pemasoknya berfluktuasi dengan pesanan fluktuasi serupa terjadi untuk
kebutuhan tenaga kerja dalam menerima dari distributor maupun pengecer.
Berbagai tahap memiliki pilihan yaitu antara kelebihan kapasitas pekerja
atau berbagai macam kapasitas pekerja dalam menanggapi fluktuasi
pesanan.
Level of product availability (tingkat ketersediaan produk) : kurangnya
koordinasi menyebabkan kerugian pada ketersediaan produk dan hasil
dalam stockouts lebih dalam rantai pasok. Fluktuasi besar dalam pesanan
membuat lebih sulit bagi P&G untuk menyediakan semua pesanan
distributor dan pengecer tepat waktu. Hal ini meningkatkan kemungkinan
bahwa pengecer akan kehabisan stok, sehingga kehilangan penjualan pada
rantai pasok.
Relationship across the supply chain (hubungan dalam seluruh rantai
pasok) : kurangnya koordinasi memiliki dampak negatif terhadap kinerja
pada setiap tahap dan dengan demikian menyebabkan kerugian hubungan
dalam rantai pasok. Terdapat kecenderungan untuk menyalahkan tahap
lain dari rantai pasok karena setiap tahap dirasa sebisa mungkin telah
melakukan yang terbaik.
Mencapai Koordinasi dalam Perusahaan
Kuantitas bullwhip effect
Manajer harus memulai untuk membandingkan variabilitas pesanan yang
diterima dari customer dengan variabilitas pesanan dengan suplier.
Mendapatkan komitmen manajemen puncak untuk koordinasi
Aspek yang terpenting dalam SCM, koordinasi akan berhasil hanya
dengan komitmen manajemen puncak.
Menyediakan sumber daya untuk koordinasi
Koordinasi tidak dapat tercapai tanpa adanya sumberdaya yang terlibat.
Salah satu solusi untuk mengatasi masalah koordinasi adalah sumberdaya
diambil dari perusahaan yang berbeda dalam rantai pasok.
Fokus pada komunikasi dengan tahap lainnya
Komunikasi yang baik dengan tahap lain dalam rantai pasok akan
menciptakan situasi yang baik pula, sehingga penyimpangan informasi
dapat dihindari.
Cobalah untuk mencapai koordinasi dalam jaringan rantai pasokan
Tidak cukup hanya beberapa tahapan dalam rantai pasok saja yang
berkoordinasi. Namun diperlukan koordinasi secara keseluruhan tahapan
rantai pasok.
Gunakan teknologi untuk meningkatkan konektivitas dalam rantai pasokan
Penggunaan internet dan beragam software yang berbeda dapat digunakan
untuk meningkatkan kemampuan berkoordinasi.
Berbagi manfaat koordinasi secara adil
Menjamin tiap tahapan rantai pasok mengetahui semua informasi termasuk
keuntungan (profit) dan dibagi secara adil dan merata.
DAFTAR PENULIS
DEVY SETYANA AYUNIARTIKA
INDAH MAHARANI GANGGAS PRASIDYA
NURITA HERDIYASWATI HERU EKALODITA
top related