badan kepegawaian dan sumber daya manusia …
Post on 15-Oct-2021
7 Views
Preview:
TRANSCRIPT
KEBIJAKAN UMUM PEMBINAAN DISIPLIN
PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN
PEMARINTAH KAB PANGKEP
BADAN KEPEGAWAIAN DAN SUMBER DAYA MANUSIA
KABUPATEN PANGAKAJENE DAN KEPULAUAN
TAHYN 2020
Dasar Hukum Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara
Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017 Tentang Manajemen Pegawai Negeri Sipil
Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2004 Tentang Pembinaan Jiwa Korps Dan Kode Etik Pegawai Negeri Sipil
Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 Tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil
Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 68 Tahun 1995 Tentang Hari Kerja Di Lingkungan Lembaga Pemerintah
Peraturan Kepala BKN Nomor 21 Tahun 2010 Tentang Ketentuan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil
Permenristekdikti Nomor 31 Tahun 2016 Pemberian Tunjangan Kinerja Pegawai Di Lingkungan Kementerian Riset, Teknologi, Dan Pendidikan Tinggi
Permenristekdikti Nomor 54 Tahun 2016 Tata Nilai, Budaya Kerja, Dan Kode Etik Pegawai Di Lingkungan Kementerian Riset, Teknologi, Dan Pendidikan Tinggi
1. PENYUSUNAN DAN PENETAPAN KEBUTUHAN;2. PENGADAAN, 3. PANGKAT DAN JABATAN, 4. PENGEMBANGAN KARIER, 5. POLA KARIER, 6. PROMOSI, MUTASI,7. PENILAIAN KINERJA, 8. PENGGAJIAN DAN TUNJANGAN,9. PENGHARGAAN, 10. DISIPLIN,11. PEMBERHENTIAN, 12. JAMINAN PENSIUN DAN JAMINAN HARI TUA, DAN13. PERLINDUNGAN.
MANAJEMEN PNS DALAM UU ASN
LANDASAN YURIDIS PEMBINAAN DISIPLIN PNS
Pasal 86 UU No.5 Tahun 2014 jo. Pasal 229 PP No. 11 Tahun 2017
Untuk menjamin terpeliharanya tata tertib dlm kelancaran pelaksanaan tugas, PNS
wajib mematuhi disiplin PNS;
Instansi Pemerintah wajib melaksanakan penegakan disiplin terhadap PNS serta
melaksanakan berbagai upaya peningkatan disiplin;
PNS yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin;
Hukuman disiplin dijatuhkan oleh pejabat yang berwenang menghukum.
Ketentuan lebih lanjut mengenai disiplin sebagaimana diatur dengan Peraturan
Pemerintah.
PRINSIP PEMBINAAN DISIPLIN DALAM PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 53 TAHUN 2010
“dalam rangka mewujudkan PNS yang handal, profesional, dan bermoral sebagai penyelenggara pemerintahan
yang menerapkan prinsip-prinsip kepemerintahan yang baik (good governance), maka PNS sebagai unsur
aparatur negara dituntut untuk memiliki sikap Disiplin, Jujur, Adil, transparan,
dan akuntabel dalam melaksanakan tugas”.
PENDEKATAN PEMBINAAN PNS BERMASALAHNo. Pola Pendekatan Kode Etik Disiplin PNS
1. Pengaturan
Yuridis
1. PP No. 42 Tahun 2004
2. Permenristekdikti No. 54
Tahun 2016
3. Amanat : disusun kode etik
tiap unit kerja
1. UU No. 5 Tahun 2014
2. PP No. 11 Tahun 2017
3. PP No. 53 Tahun 2010
4. Perka BKN No. 21 Tahun 2010
5. Dsb.
2. Definisi Kode Etik adalah pedoman
sikap, tingkah laku,
perbuatan, nilai, dan norma
yang mengikat pegawai, baik
dalam melaksanakan tugas
dan fungsi sebagai pegawai
maupun dalam pergaulan
sehari-hari.
adalah Kesanggupan Pegawai Negeri
Sipil untuk menaati kewajiban dan
menghindari larangan yang ditentukan
dalam peraturan perundang-
undangan dan/atau peraturan
kedinasan yang apabila tidak ditaati
atau dilanggar dijatuhi hukuman disiplin
3. Sifat “Soft Law”
Sifat penjatuhan sanksinya
lebih ringan
“Hard Law”
Sanksi tegas, berdampak terhadap
status kepegawaian, dan dilaksanakan
melalui prosedur dan mekanisme
tertentu
No. Pola
Pendekatan
Kode Etik Disiplin PNS
4. Ruang
Lingkup
Diatur Lebih Spesifik/ Khusus untuk profesi atau
lingkup instansi tertentu
Seperti misalnya Kode Etik Kedokteran, kode
etik pegawai Kemenristekdikti, dsb
Berlaku umum terhadap setiap PNS
5. Jenis
Perbuatan
Pelanggaran-Pelanggaran terhadap Norma
dan Etika Organisasi
Contoh:
1. Berkelahi dgn rekan kerja
2. Tidak berpakaian sesuai norma/etika, dsb
Jenis Pelanggaran terhadap
ketentuan Pasal 3 dan Pasal 4 PP
53 Tahun 2010 dan/atau
Pelanggaran thd Ketentuan
Peraturan kepegawaian lainnya
6. Jenis Sanksi a. permohonan maaf yang dituangkan
dalam Surat;
b. pernyataan penyesalan yang
dituangkan dalam
Surat; dan/atau
c. pernyataan sikap bersedia dijatuhi
hukuman disiplin
berdasarkan ketentuan peraturan
perundangundangan
apabila mengulangi perbuatannya atau
melakukan pelanggaran Kode Etik
lainnya yang dituangkan dalam Surat
a. Teguran lisan
b. Teguran tertulis
c. Pernyataan tidak puas
d. ....
e. ....
f. ....
g. Pemberhentian Dengan Hormat
Tidak Atas Permintaan Sendiri
Sbg PNS
h. Pemberhentian Tidak Dengan
Hormat Sebagai PNS
No. Pola
Pendekatan
Kode Etik Disiplin PNS
7. Mekanisme
Pemeriksaan
Pemeriksaan melalui Majelis Kode Etik Pemeriksaan PNS dilakukan
melalui dua mekanisme :
1. Atasan Langsung
2. Tim Pemeriksa yang dibentuk
Pejabat Pembina
Kepegawaian Pusat (Menteri)
8. Pejabat Yang
Berwenang
Menghukum
Pejabat Pembinan Kepegawaian (Menteri)
dan Pejabat Lain yang ditunjuk hingga
pejabat pengawas, namun demikian tidak
jelas pembagian kewenangan penjatuhan
sanksi
Presiden, Menteri, Pejabat Eselon I,
II, III, IV dan atau yang setara,
secara jelas terbagi siapa Pejabat
yang berhak menjatuhkan sanksi
untuk tingkat dan jenis tertentu
untuk kepada PNS tertentu semua
diatur dalam Ketentuan Pasal 16
PP No. 53 Tahun 2010
PENTING DIPERHATIKAN :
Pelanggaran Kode Etik Yang Mengarah Pada Pelanggaran Disiplin (Pasal 3 dan Pasal 4 PP No.53 Tahun 2010), Mengacu Pada Proses Pembinaan Disiplin PNS Sebagaimana diatur dalam PP No.53 Tahun 2010 jo. Perka BKN No. 21 Tahun 2010, dan Pelanggaran Aturan Yang Sifat / Perbuatannya Spesifik Diatur Dalam Ketentuan Peraturan Perundang-undangan lainnya (contoh pelanggaran terhadap ketentuan PP No,10 Thn1983 jo. PP No. 45 Thn 1990, Mengacu Pada Pembinaan Disiplin PNS, Tidak Dilakukan Melalui Pendekatan Pembinaan Kode Etik Instansi/ Unit Kerja
DISIPLIN PNS adalah Kesanggupan Pegawai Negeri Sipil untuk menaati
kewajiban dan menghindari larangan yang ditentukan dalam peraturan
perundang-undangan dan/atau peraturan kedinasan yang apabila tidak ditaati
atau dilanggar dijatuhi hukuman disiplin
PELANGGARAN DISIPLIN adalah setiap ucapan, tulisan, atau perbuatan PNS
yang tidak menaati kewajiban dan/atau melanggar larangan ketentuan disiplin
PNS, baik yang dilakukan di dalam maupun di luar jam kerja.
DEFINISI DISIPLIN BERDASARKANPP 53 TAHUN 2010
TUJUAN PEMBINAAN DISIPLIN PNS
untuk mengetahui apakah PNS yang bersangkutan benar atau tidak melakukan pelanggaran disiplin;
untuk mengetahui latar belakang, faktor-faktor yang mendorong atau menyebabkan PNS melakukan pelanggaran disiplin;
untuk mengetahui apakah proses / prosedur formal dilakukan dengan benar sehingga pembuktian materiil dalam rangka penentuan keputusan / sanksi berkeadilan
Untuk menghindarkan dari perbuatan maladministrasi / potensi gugatan di masa yang akan datang
Menciptakan keteraturan organisasi dan menghilangkan preseden buruk
Ketaatan terhadap ketentuan Peraturan Perundang-Undangan yang berlaku
Konsekuensinya Pemeriksaan harus dilakukan dengan teliti dan obyektif, sehingga dengan demikian pejabat yang berwenang menghukum dapat mempertimbangkan dengan seadil-adilnya tentang jenis hukuman disiplin yang akan dijatuhkan.
PENDEKATAN PENINDAKAN
DISIPLIN
• PREVENTIFtindakan pencegahan yg dilakukan utk mendorong PNSmentaati standar & norma sehingga tdk terjadi pelanggaran dimasa yang akan datang.
• REPRESIF
tindakan langsung setelah terjadinya pelanggaran,tindakan ini dimaksudkan agar pelanggaran yg terjaditidak meluas.
• KURATIF
tindakan pemulihan paska terjadinya pelanggaran yaituberupa penyadaran terhadap pelaku pelanggaran agar tidakterjadi pengulangan pelanggaran di masa yang akan datang(pendekatan simpatik secara personal atasan - bawahan)
• PERSUASIF
penindakan disiplin sebagai sarana untuk membuktikan/meyakinkan secara halus bahwa aturan harus ditegakkan(sarana diseminasi aturan).
FAKTOR PENDUKUNG TERJADINYA PELANGGARAN DISIPLIN
NO FAKTOR SEBABFAKTOR YG
MEMPENGARUHIDAMPAK YANG DITIMBULKAN
1. Mental / Karakter a. kurang memahami nilai
budaya/agama;
b. Watak bawaan;
c. Pengaruh Lingkungan:
1) keluarga;
2) masyarakat;
3) tempat kerja.
a. PNS tidak merasa berdosa
meskipun berbuat salah;
b. PNS berani melanggar peraturan;
c. PNS tidak takut dijatuhi hukuman
disiplin.
2. Permasalahan Ekonomi a. Biaya kebutuhan hidup
meningkat;
b. Kebutuhan Sosial;
c. Gaya hidup.
a. PNS bekerja sampingan pada
saat jam kerja;
b. Bermalas-malasan;
c. Terdorong berbuat KKN.
NO FAKTOR PENYEBABFAKTOR YG
MEMPENGARUHIAKIBAT YG DITIMBULKAN
3. Manajemen SDM yg tidak
berjalan dengan baik
a. belum ada aturan internal
yang jelas;
b. Tidak ada pembagian
tugas dan beban kerja
yang jelas;
c. Kurangnya fasilitas
kantor;
d. Kurangnya jumlah
personil;
e. Tidak pernah dilakukan
rolling /mutasi;
f. tidak ada promosi/ tidak
jelas pola karier;
g. Tidak ada
Pengembangan kualitas
dan Kompetensi PNS
h. Dll.
a. Kinerja organisasi yang lemah
b. SDM yang tidak berjalan
dengan efisien dan efektif
c. PNS Tidak Termotivasi
d. Produktifitas kerja menurun
NO FAKTOR PENYEBABFAKTOR YG
MEMPENGARUHIAKIBAT YG DITIMBULKAN
4. Pelanggaran tidak ditindak
tegas (Pembiaran)
a. Merasa kasihan;
b. Merasa sungkan;
c. Merasa ketakutan;
d. Tidak berpengalaman
melakukan pembinaan;
a. PNS tidak takut hukuman
disiplin;
b. PNS berani melakukan
perbuatan indisipliner.
c. Preseden/contoh tidak baik,
dan memicu pelanggaran lain
dikemudian hari
5. Lemahnya Pengawasan a. Atasan langsung tidak
menjalankan pengawasan
melekat;
b. Atasan bersifat pasif;
c. Lembaga-lembaga
pengawasan internal tidak
berjalan
a. PNS bekerja tidak sungguh-
sungguh;
b. PNS acuh tak acuh;
c. Kinerja tidak terpantau dengan
baik;
NO FAKTOR PENYEBABFAKTOR YG
MEMPENGARUHIAKIBAT YG DITIMBULKAN
6. Tidak ada dukungan
motivasi (discourage)
a. Kurangnya perhatian
terhadap bawahan;
b. Pola kerja yg monoton
c. Tidak ada rangsangan
untuk terciptanya gairah
kerja.
a. PNS tidak memiliki semangat
untuk meningkatkan prestasi
kerja;
b. PNS tidak menunjukkan sikap
inovatif & responsif.
7. Krisis keteladanan a. Atasan memberikan
contoh buruk/ tidak
disiplin;
b. Atasan memberikan
keadaan tak teratur.
a. Atasan & bawahan sama-
sama tidak disiplin.
b. Citra buruk terhadap
lingkungan kerja baik internal
maupun eksternal kantor
NO FAKTOR PENYEBABFAKTOR YG
MEMPENGARUHIAKIBAT YG DITIMBULKAN
8. Kurang Pemahaman
terhadap peraturan disiplin
PNS
a. Kurangnya sosialisasi;
b. Sering terjadinya mutasi
pengelola kepegawaian;
c. Terbatasnya buku
peraturan disiplin /literatur
tentang disiplin.
a. Terjadi ketidakteraturan
b. Main hakim sendiri
c. PNS melanggar peraturan
disiplin.
KASUS DISIPLIN YANG UMUMNYA TERJADI Tindak Pidana Umum, TP Korupsi, dan/atau kejahatan yang terkait dengan jabatan;
Menjadi Anggota Parpol, menjadi anggota DPR/DPRD tanpa pengunduran diri;
Memberikan dukungan kepada salah satu calon Presiden, Wakil Presiden, Anggota
MPR/DPR/DPRD, Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah, Partai Politik;
Bekerja pada Negara/ perusahaan/ LSM asing;
Pelanggaran Terhadap PP No. 10 Tahun 1983 jo. PP No.45 Tahun 1990;
Pelanggaran Tugas Belajar/ Ijin Belajar;
Pemalsuan Ijazah, Plagiat, dan kejahatan akademik lain;
Menjadi anggota kelompok/ Organisasi terlarang yang bertentangan dengan UUD
1945/Pancasila/ NKRI
Meninggalkan Tugas/ Tidak Masuk Kerja dan/atau tidak menaati ketentuan jam kerja;
Dan perbuatan lain yang bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
17 kewajiban yg harus ditaati (Pasal 3)
15 Larangan jangan dilanggar (PASAL 4)
Peraturan Pemerintah Nomor 53 TAHUN 2010
PASAL 5PNS YANG TIDAK MENAATI KETENTUAN SEBAGAIMANADIMAKSUD DALAM PASAL 3 DAN/ATAU PASAL 4 DIJATUHIHUKUMAN DISIPLIN.
KEWAJIBAN1. Mengucapkan sumpah/janji PNS
2. Mengucapkan sumpah/janji jabatan
3. Setia dan taat sepenuhnya kepada Pancasila, UUD Negara RI
Tahun 1945, NKRI
4. Mentaati segala ketentuan peraturan perundang-undangan
5. Melaksanakan tugas kedinasan yg dipercayakan kpd PNS dgn penuh pengabdian,
kesadaran, dan tanggung jawab
6. Menjungjung tinggi kehormatan negara , Pemerintah, dan martabat PNS
7. Mengutamakan kepentingan negara daripada kepentingan diri
sendiri, dan/atau golongan
8. Memegang rahasia jabatan yg menurut sifatnya atau menurut
perintah harus dirahasiakan
9. Bekerja dgn jujur, tertib, cermat, dan bersemangat untuk
kepentingan negara
10. Melaporkan dgn segera kpd atasannya apabila mengetahui ada hal yg
dpt membahayakan atau merugikan negara atau Pemerintah terutama
di bidang keamanan, keuangan, dan materiil
11. Masuk kerja dan menaati ketentuan jam kerja
12. Mencapai sasaran kerja pegawai yg ditetapkan
13. Menggunakan dan memelihara barang-barang milik negara
dgn sebaik-baiknya
14. Memberikan pelayanan sebaik-baiknya kpd masyarakat
15 Membimbing bawahan dlm melaksanakan tugas
16 Memberikan kesempatan kepada bawahan untuk mengembangkan karier; dan
17 Menaati peraturan kedinasan yg ditetapkan oleh pejabat yg berwenang.
LARANGAN
1. Menyalahgunakan wewenang
2. Menjadi perantara untuk mendapatkan keuntungan pribadi
dan/atau orang lain dengan menggunakan kewenangan orang
lain
3. Tanpa izin Pemerintah menjadi pegawai atau bekerja utknegara lain dan/ atau lembaga atau organisasi internasional
4. Bekerja pada perusahaan asing, konsultan asing, ataulembaga swadaya masyarakat asing
5. Memiliki, menjual, membeli, menggadaikan, menyewakan, ataumeminjamkan barang-barang baik bergerak atau tidakbergerak, dokumen atau surat berharga milik negara secaratdk sah
6. Melakukan kegiatan bersama dgn atasan, teman sejawat, bawahan, atauorang lain di dlm maupun di luar lingkungan kerjanya dgn tujuan utkkeuntungan pribadi, golongan,atau pihak lain, yg secara langsung atau tdklangsung merugikan negara
7. Memberi atau menyanggupi akan memberi sesuatu kpd siapapun baik secaralangsung atau tdk langsung dan dgn dalih apapun utk diangkat dlm jabatan
8. Menerima hadiah atau sesuatu pemberian apa saja dari siapapun juga ygberhubungan dgn jabatan dan/ atau pekerjaannya
9. Bertindak sewenang-wenang terhadap bawahannya
10. Melakukan suatu tindakan atau tdk melakukan suatu tindakan yg dptmenghalangi atau mempersulit salah satu pihak yg dilayani sehinggamengakibatkan kerugian bagi yg dilayani
11. Menghalangi berjalannya tugas kedinasan
12. Memberikan dukungan kpd calon Presiden/Wakil Presiden,
DPR, DPD, atau DPRD dgn cara :
a. ikut serta sbg pelaksana kampanye
b. menjadi peserta kampanye dgn menggunakan atribut partai
atau atribut PNS
c. sbg peserta kampanye dgn mengerahkan PNS lain; dan/atau
d. sbg peserta kampanye dgn menggunakan fasilitas negara
13. Memberikan dukungan kpd calon Presiden/Wakil Presiden dgn
cara :
a. membuat kptsn dan/atau tindakan yg menguntungkan atau
merugikan salah satu pasangan calon selama masa
kampanye
b. Mengadakan kegiatan yg mengarah kpd keberpihakan
terhadap pasangan calon yg menjadi peserta pemilu
sebelum, selama, dan sesudah masa kampanye meliputi
pertemuan, himbauan, seruan, atau pemberian barang kpd
PNS dlm lingkungan unit kerja, anggota keluarga dan
masyarakat
14. Memberikan dukungan kepada calon anggota DPD atau calon KepalaDaerah/ Wakil Kepala Daerah dgn cara memberikan surat dukungan disertaifotokopi KTP atau Surat Ket. Tanda Penduduk sesuai peraturan perundang-undangan; dan
15 Memberikan dukungan kepada calon Kepala
Daerah/Wakil Kepala Daerah dgn cara:
a. terlibat dalam kegiatan kampanye utk mendukung calon Kepala
Daerah/Wakil Kepala Daerah
b. menggunakan fasilitas yang terkait dgn jabatan dlm kegiatan kampanye
c. membuat keputusan dan/atau tindakan yang menguntungkan atau
merugikan salah satu pasangan calon selama masa kampanye; dan/atau
d. mengadakan kegiatan yang mengarah kepada keberpihakan terhadap
pasangan calon yg menjadi peserta pemilu sebelum, selama, dan sesudah
masa kampanye meliputi pertemuan, ajakan, himbauan, seruan, atau
pemberian barang kpd PNS dlm lingkungan unit kerjanya, anggota
keluarga, dan masyarakat.
KEWAJIBAN MASUK KERJA DAN MENAATI KETENTUAN JAM KERJA
Jumlah jam kerja efektif dalam 5 (lima) hari kerja adalah
37,5 ( tiga puluh tujuh setengah ) jam / 7,5 (tujuh
setengah) jam per hari kerja, yang terbagi atas :
a. Hari Senin s/d Hari kamis : pukul 07.30 - 16.00
Waktu istirahat : pukul 12.00 – 13.00
b. Hari Jum’at : pukul 07.30 – 16.30
Waktu istirahat : pukul 11.30 – 13.00
PERATURAN PRESIDEN NO. 68 TAHUN 1995
Pelanggaran Terhadap Kewajiban Masuk Kerja dan
Menaati Ketentuan Jam Kerja
1. Masuk kerja dan
mentaati ketentuan
jam kerja
Dihitung secara
kumulatif baik jam kerja
maupun hari kerja :
-1 hari > 7,5 jam
- 1 minggu > 37,5 jam
5 hari
6 s.d. 10 hari
11 s.d. 15 hari
JENIS
HUKUMAN
Teguran lisan
Teguran tertulis
Pernyataan tidak
puas
Penundaan KGB
selama 1 tahun
Penundaan KP
selama 1 tahun
Penurunan pangkat
setingkah lebih rendah
selama 1 tahun
16 s.d. 20 hari
21 s.d. 25 hari
26 s.d. 30 hari
31 s.d. 35 hari
36 s.d. 41 hari
41 s.d. 46 hari
Penurunan pangkat se-
tingkat lebih rendah selama
3 tahun
Pemindahan dalam rang-ka
penurunan jabatan setingkat
lebih rendah
Pembebasan dari
jabatan
1. Pemberhentian
dengan hormat Tidak
Atas Permintaan
Sendiri sbg PNS
2. Pemberhentian tidak
dengan hormat
Lebih dari 46 hari
2. Mencapai sasaran kerja
pegawai yang
ditetapkan
Persentase capaian
beban kerja yang
disepakati dlm 1 tahun JENIS HUKUMAN
25 % s.d. 50%HD Sedang
Dibawah 25% HD Berat
A. HUKUMAN DISIPLIN RINGAN;
B. HUKUMAN DISIPLIN SEDANG; DAN
C. HUKUMAN DISIPLIN BERAT.
TINGKAT HUKUMAN DISIPLIN
JENIS HUKUMAN DISIPLIN
Jenis hukuman disiplin ringan terdiri dari:
a. teguran lisan;
b. teguran tertulis; dan
c. pernyataan tidak puas secara tertulis.
Jenis hukuman disiplin sedang terdiri dari:
a. penundaan kenaikan gaji berkala selama 1(satu) tahun;
b. penundaan kenaikan pangkat selama 1 (satu)tahun; dan
c. penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama 1 (satu) tahun.
Jenis hukuman disiplin berat terdiri dari:
a. penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama 3 (tiga) tahun;
b. pemindahan dalam rangka penurunan jabatan setingkat lebih rendah;
c. pembebasan dari jabatan;
d. pemberhentian dengan hormat tidak atas permintaan sendiri sebagai PNS; dan
e. pemberhentian tidak dengan hormat sebagai PNS.
PNS DIBERHENTIKAN TIDAK DENGAN HORMATPASAL 87 AYAT (4) UNDANG-UNDANG 5 TAHUN 2014
PNS diberhentikan tidak dengan hormat karena:
melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945;
dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan
pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum tetap
karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan
atau tindak pidana kejahatan yang ada hubungannya
dengan jabatan dan/atau pidana umum;
menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
atau
dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan
yang telah memiliki kekuatan hukum tetap karena
melakukan tindak pidana dengan pidana penjara
paling singkat 2 (dua) tahun dan pidana yang
dilakukan dengan berencana.
PEJABAT YANG BERWENANG MENGHUKUM
(PASAL 16 PP NO.53 /2010)
a. Presidenb. Pejabat Pembina Kepegawaian Pusat (Menteri)c. Pejabat Struktural Eselon I, II, III, IV atau Pejabat
lain yg setara
Setiap penjatuhan hukuman Disiplin ditetapkandengan keputusan pejabat yang berwenangmenghukum berdasarkan hasil pemeriksaan
Sebelum menjatuhkan hukuman disiplin, pejabat yang berwenang menghukum wajib :1. Mempelajari dengan teliti hasil pemeriksaan
(Kesesuaian Tuduhan dan Alat Bukti)2. Memperhatikan latar belakang dan faktor-faktor
yang mendorong terjadinya pelanggaran3. Tegas menetapkan sanksi yang akan diberikan
karena walaupun bentuk pelanggaran yang terjadisama, tetapi latar belakang dan faktor-faktor yangmendorong kemungkinan berbeda, serta dampakyang ditimbulkan dari perbuatan juga berbeda,maka jenis hukuman disiplin dapat berbeda pula.
PNS berdasarkan hasil pemeriksaanmelakukan beberapa pelanggaran,kepadanya hanya dijatuhi satu jenishukuman disiplin yang terberat.
PNS yang pernah dijatuhi hukuman disiplin, kemudian melakukan pelanggaran yang sifatnya sama, maka dijatuhi hukuman disiplin yang lebih berat dari hukuman disiplin yang pernah dijatuhkan
Apabila Pejabat yang berwenang menghukum tidak menjatuhkan hukuman disiplin kepada PNS yang melakukan pelanggaran disiplin, pejabat tersebut dijatuhi hukuman disiplin oleh atasannya.
Pembuktian Materiil Kasus Pelanggaran Disiplin danPembinaan dengan melaksanakan setiap langkahprosedural formil merupakan prasyarat mutlak
Hukuman Disiplin bukan merupakan semata-matasarana menghukum Pegawai, namun demikiansebagai upaya pembinaan dengan tujuanmemperbaiki sikap, prilaku, etika Pegawai
PNS tdk dapat dijatuhi hukuman disiplin dua kali
atau lebih untuk suatu pelanggaran disiplin yang sama (nebis in idem)
Apabila tidak terdapat pejabat yang berwenang
menghukum, kewenangan menjatuhkan HD
menjadi kewenangan Pejabat yang lebih tinggi.
PRINSIP
PENJATUHAN
HUKUMAN DISIPLIN
SANKSI DISIPLIN TERHADAP PELANGGARAN KEWAJIBAN
DAN LARANGAN HARUS MEMPERTIMBANGKAN DAMPAK
DARI PERBUATANNYA :
•DampakPerbuatan
HukumanDisiplin Tingkat
Ringan
•DampakPerbuatan
HukumanDisiplin Tingkat
Sedang
Instansi/ Kementerian
Pemerintah / Negara
HukumanDisiplin
Tingkat Berat
Unit Kerja
• DampakPerbuatan
SKEMA PENJATUHAN HUKUMAN DISIPLIN
Peristiwa
Pelanggaran
Disiplin
Pemanggilan
2x7 hari kerja
(Pasal 23 PP
53/2010)
Pemeriksaan
(BAP)
Pasal 24 PP
53/2010
Pertimbangan
Hukum/Laporan
Hasil
Pemeriksaan
(LHP)
Pejabat yang Berwenang Menghukum(Pasal 16 PP
53/2010)
Penetapan
Keputusan
KeberatanGugatan
PTUNBanding
Administratif
Laporan Kewenangan Penjatuhan
Hukuman Disiplin Secara Hierarki
Rumus
5W+1H
Penyelidikan (min 2 alat
bukti)
PENYIDIKAN
1. PENYELIDIKAN :SERANGKAIAN TINDAKAN GUNA MEMBUKTIKAN BAHWA BENAR/TIDAKNYA
TERDAPAT PERISTIWA HUKUM YANG DIDUGA SEBAGAI PELANGGARAN
DISIPLIN
( WAKTU : SEBELUM PEMERIKSAAN/PEMBINAAN)
2. PENYIDIKAN
SERANGKAIAN TINDAKAN PENGUMPULAN ALAT BUKTI DENGAN MELAKUKAN
PEMBUKTIAN ATAS DASAR KESESUAIAN ALAT BUKTI, PERISTIWA HUKUM, DAN
PEMBUKTIAN BENAR/TIDAKNYA PELAKU PELANGGAR DISIPLIN MELAKUKAN
PELANGGARAN
(WAKTU : SETELAH ALAT BUKTI DAN PEMERIKSAAN DILAKUKAN)
TAHAPAN PEMBUKTIAN PELANGGARAN DISIPLIN
WHO SIAPA YG MELAKUKAN PELANGGARAN DISIPLIN.
WHAT APA PELANGGARAN DISIPLIN YG DILAKUKAN.
WHEN KAPAN WAKTU DILAKUKANNYA PELANGGARAN DISIPLIN.
WHERE DIMANA LOKASI TERJADINYA PELANGGARAN DISIPLIN.
WHY MENGAPA PELANGGARAN DAPAT TERJADI -- LATAR
BELAKANG / FAKTOR YG MENDORONG / YG MENYEBABKANTERJADINYA PELANGGARAN DISIPLIN.
HOW BAGAIMANA CARA YG DITEMPUH DLM MELAKUKANPELANGGARAN DISIPLIN.
:
:
:
:
:
:
PENDEKATAN PENYELESAIAN KASUS PELANGGARAN DISIPLIN
Rumus = 5W + 1H
UPAYA ADMINISTRATIFa. Keberatan :
Upaya administratif yang dapat ditempuh PNS yang tidak puas terhadap hukuman disiplin yang
dijatuhkan oleh pejabat yang berwenang menghukum kepada atasan pejabat yang berwenang
menghukum
Hukuman Disiplin yang dapat diajukan keberatan
1. Penundaan KGB selama 1 tahun
2. Penundaan KP selama 1 tahun
b. Banding Administratif
Upaya administratif yang dapat ditempuh PNS yang tidak puas terhadap
hukuman disiplin yang dijatuhkan oleh pejabat yang berwenang menghukum
kepada Badan Pertimbangan Kepegawaian (BAPEK)
Hukuman disiplin yang dapat diajukan banding administratif
Pemberhentian dengan hormat TAPS sbg PNS
Upaya administratif berupa Keberatan dan/atau Banding Administratif diajukan oleh PNS ybs
paling lambat 14 hari terhitung sejak diterimanya keputusan (tanggal yg ditentukan untuk menerima
keputusan sebagaimana diberitahukan dalam surat penyampaian keputusan)
d. Gugatan ke Pengadilan Tata Usaha Negara
Terhadap Keputusan Hukdis Pemberhentian Tidak dengan Hormat Mengacu pada ketentuan Peradilan
Tata Usaha Negara (Batas Waktu 90 hari)
KETENTUAN LAIN YANG DIATUR PADA PP 53/2010,PERKA BKN NO. 21 TAHUN 2010, DAN PP 11/2017
PNS yang sedang dalam proses pemeriksaan karena diduga melakukan pelanggaran disiplin atau sedang mengajukan upaya administratif tidak dapat disetujui untuk pindah instansi.
PNS ditolak untuk mengundurkan diri ketika sedang dalam proses pemeriksaan pejabat yang berwenang memeriksa, karena diduga melakukan pelanggaran disiplin PNS;
Dengan tidak mengesampingkan ketentuan dalam peraturan perundang-undangan pidana PNS yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin
Contoh :
Sdr. Sukoco, pangkat Pengatur Tingkat I golongan ruang II/d, diduga telahmelakukan tindak pidana dan dilakukan penahanan sehingga yang bersangkutandiberhentikan sementara dari jabatan negeri. Dalam hal demikian, meskipun yang bersangkutan telah diperiksa oleh pihak yang berwajib atas dugaan tindak pidanayang dilakukan dan diberhentikan sementara dari jabatan negeri, maka atasanIangsung yang bersangkutan wajib melakukan pemeriksaan. Apabila dalampemeriksaan tersebut yang bersangkutan terbukti melakukan pelanggaran disiplin, maka yang bersangkutan dijatuhi hukuman disiplin, tanpa menunggu putusanpengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum yang tetap.
Pasal 259 Peraturan Pemerintah Nomor 11
Tahun 2017 (1) PNS yang telah selesai menjalankan tugas belajar wajib
melapor kepada PPK paling lama 15 (lima belas) hari kerja sejak
berakhirnya masa tugas belajar.
(2) Dalam hal PNS tidak melapor kepada PPK sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), PNS yang bersangkutan diberhentikan
dengan hormat tidak atas permintaan sendiri dan dikenakan
sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
ATURAN PERALIHAN PP 53 TAHUN 2010
1. Hukuman disiplin yg telah dijatuhkan sebelum PP No.53 Thn
2010 dan sedang dijalani, dinyatakan tetap berlaku
2. Keberatan atau banding administratif yg diajukan sebelum PP
No. 53 Thn 2010, diselesaikan sesuai dgn PP No. 53. Thn 1980
3. Apabila terjadi pelanggaran disiplin dan telah dilakukan
pemeriksaan sebelum PP No. 53 Thn 2010, hasil pemeriksaan
tetap berlaku dan proses selanjutnya didasarkan PP No. 53
Thn 2010
4. Apabila terjadi pelanggaran disiplin terhadap PP No. 53 Thn
2010 dan belum dilakukan pemeriksaan, maka penyelesaian
dilakukan berdasarkan PP No. 53 Thn 2010.
1. BERKAS TIDAK SESUAI ASPEK PROSEDURAL DAN MATERIL
2. PEMERIKSAAN YANG TIDAK DILAKUKAN OLEH PEJABAT YANG BERWENANG
3. KETIDAKSESUAIAN ANTARA TUDUHAN DENGAN PERBUATAN (DUGAAN KABUR)
4. PEMBUKTIAN YANG LEMAH (ALAT BUKTI TIDAK VALID)
5. TERDAPAT MATA RANTAI PEMBINAAN DISIPLIN PNS YANG PUTUS
6. TERJADI PEMBIARAN/ TIDAK ADA PEMBINAAN DARI LEVEL TERENDAH
7. PERBEDAAN PERSEPSI MENGENAI MEKANISME DAN PROSEDUR PEMBINAAN DISIPLIN PNS ANTARA
KEMENTERIAN DAN UNIT KERJA
8. KURANGNYA SOSIALISASI
KENDALA PEMROSESAN KASUS-KASUS DISIPLIN
PERSYARATAN USUL PENETAPAN PENJATUHAN HUKUMAN DISIPLIN
1. USUL DITUJUKAN KEPADA MENTERI SELAKU PPK APABILA HD MENJADIKEWENANGAN MENTERI
2. SURAT PANGGILAN PEMERIKSAAN3. BERITA ACARA PEMERIKSAAN (BAP)4. LAPORAN ATASAN LANGSUNG MENGENAI
KEWENANGAN PENJATUHAN HD (HIERARKI)5. LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN (LHP)/ PERTIMBANGAN HUKUM6. DOKUMEN PEMBUKTIAN / ALAT BUKTI7. KETERANGAN SAKSI (MIN 2 ORANG)8. SK CPNS, PNS, PANGKAT TERAKHIR, SKP 1 THN TERAKHIR, KONVERSI NIP, dan;9. DOKUMEN LAIN YG RELEVAN
NB:
KELENGKAPAN USUL DIPENGARUHI JENIS/SUBSTANSI PERMASALAHAN DISIPLIN
1. BERKAS TIDAK SESUAI ASPEK PROSEDURAL DAN MATERIL
2. PEMERIKSAAN YANG TIDAK DILAKUKAN OLEH PEJABAT YANG BERWENANG
3. KETIDAKSESUAIAN ANTARA TUDUHAN DENGAN PERBUATAN (DUGAAN KABUR)
4. PEMBUKTIAN YANG LEMAH (ALAT BUKTI TIDAK VALID)
5. TERDAPAT MATA RANTAI PEMBINAAN DISIPLIN PNS YANG PUTUS
6. TERJADI PEMBIARAN/ TIDAK ADA PEMBINAAN DARI LEVEL TERENDAH
7. PERBEDAAN PERSEPSI MENGENAI MEKANISME DAN PROSEDUR PEMBINAAN DISIPLIN PNS ANTARA
KEMENTERIAN DAN UNIT KERJA
8. KURANGNYA SOSIALISASI
KENDALA PEMROSESAN KASUS-KASUS DISIPLIN
PERSYARATAN USUL PENETAPAN PENJATUHAN HUKUMAN DISIPLIN
1. USUL DITUJUKAN KEPADA MENTERI SELAKU PPK APABILA HD MENJADIKEWENANGAN MENTERI
2. SURAT PANGGILAN PEMERIKSAAN3. BERITA ACARA PEMERIKSAAN (BAP)4. LAPORAN ATASAN LANGSUNG MENGENAI
KEWENANGAN PENJATUHAN HD (HIERARKI)5. LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN (LHP)/ PERTIMBANGAN HUKUM6. DOKUMEN PEMBUKTIAN / ALAT BUKTI7. KETERANGAN SAKSI (MIN 2 ORANG)8. SK CPNS, PNS, PANGKAT TERAKHIR, SKP 1 THN TERAKHIR, KONVERSI NIP, dan;9. DOKUMEN LAIN YG RELEVAN
NB:
KELENGKAPAN USUL DIPENGARUHI JENIS/SUBSTANSI PERMASALAHAN DISIPLIN
TERIMA KASIH DAN SELAMAT BERDISKUSI
top related