bab vi konsep perencanaan dan perancangan · sekolah memiliki tujuan untuk melatih anak tungrahita...

Post on 16-Jun-2019

219 Views

Category:

Documents

0 Downloads

Preview:

Click to see full reader

TRANSCRIPT

152

BAB VI

KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

Proyek yang diusulkan dalam penulisan Tugas Akhir ini ialah

Sekolah Luar Biasa tipe C di Klaten. Latar belakang pengadaan proyek

ini ialah semakin meningkatnya jumlah anak tunagrahita di Klaten,

namun jumlah tempat pendidikan yang memfasilitasi pendidikan bagi

anak tunagrahita masih terbatas. Banyak anak tunagrahita yang belum

mengenyam pendidikan di Sekolah, dan belum adanya fasilitas Sekolah

Luar Biasa tipe C bagi anak tunagrahita yang ideal di Klaten.

Sekolah Luar Biasa tipe C memiliki definisi sebagai sebuah

bangunan yang mewadahi fungsi pendidikan bagi anak berkebutuhan

khusus dengan spesifikasi ketunaan bagi anak tunagrahita ringan. Anak

Berkebutuhan khusus tunagrahita memiliki definisi anak yang memiliki

intelelegensi yang ditinjau dari IQ yang signifikan berada di bawah rata-

rata anak yang memiliki usia yang sama, serta kurangnya kemampuan

adaptasi dan perkembanganbaik secara emosi maupun

sosial.Berdasarkan kedua definisi tersebut, maka Sekolah Luar Biasa tipe

C di Klaten didefinisikan sebagai sebuah tempat ataupun bangunan yang

memiliki fungsi sebagai tempat pendidikan bagi anak berkebutuhan

khusus tunagrahita yakni anak yang memiliki kelemahan dari segi

intelegensi, kelemahan dalam perkembangan emosi, dan sosial.

Sekolah Luar biasa ini berlokasi di Klaten. Klaten merupakan

salah satu kabupaten yang terletak di Provinsi Jawa Tengah.Perencanaan

sekolah ini sesuai dengan visi dan misi Kabupaten Klaten dalam bidang

pendidikan dan kemandirian.

Sekolah memiliki tujuan untuk melatih anak tungrahita agar

memiliki kemampuan bina diri, kemampuan latih serta didik.

Hal tersebut menjadi dasar dalam pendekatan rancangan Sekolah

Luar Biasa yang berusaha mengangkat karakteristik anak sebagai

landasan dalam perencanaan Sekolah Luar Biasa tipe C, sehingga

pendekatan secara arsitektural yang diambil ialah pendekatan ruang yang

153

mampu mewadahi aktifitas manusia di dalamnya dalam arsitektur

modern.

Arsitektur Modern memiliki karakteristik utama yaitu Form

follows function yang menjadi dasar dalam pengolahan fungsi tata ruang

dan tata rupa dalam rancangan sekolah luar Biasa ini. Arsitektur modern

mewadahi kriteria ruang yang fungsional. Melalui pencarian style yang

paling sesuai dengan karakteristik anak tunagrahita dalam

memperlakukan ruang, arsitektur organik menjadi pendekatan yang

paling sesuai dengan kebutuhan anak tunagrahita. Konsep arsitektur

organik yang fungsional yang memasukkan elemen serta material alam

dalam pembentukan ruang dan harmonisasi antara bangunan dengan

lingkungan serta adanya unsur-unsur yang berulang merupakan hal yang

harmonis dalam optimalisasi pembentukan tatanana ruang yang

direncanakan.

Proses perencanaan diatas memiliki hasil akhir yang berupa

solusi rancangan Sekolah Luar Biasa tipe C yang mampu

mengoptimalkan perkembangan anak tunagrahita dengan pendekatan

arsitektur modern.

Solusi tersebut diulas kembali dalam bentuk konsep perencanaan

dan perancangan yang didasari dari analisis-analisis yang telah dilakukan

yang mengarahkan pada pembentukan konsep sebagai dasar perancangan

sesuai dengan rumusan masalah.

6.1. Konsep Perencanaan

Konsep perencanaan mencakup pemilihan tapak, konsep

perencanaan pada analisis tapak. Terdapat 2 alternatif tapak dan

dipilihlah tapak yang direncanakan berada di Jalan Ki Ageng

Pemanahan, Ngingas, Klaten Utara, Klaten.

Tapak memiliki batasan-batasan di sebelah utara berbatasan

dengan rumah penduduk, selatan berbatasan dengan persawahan dan

rusunawa, bagian timur berbatasan dengan rumah penduduk dan

pemakaman Tionghoa dan bagian barat berbatasan dengan persawahan.

154

Tapak memiliki luasan dengan Koefisien Dasar bangunan maksimal

40%.

A

B

C

D

Gambar 6.1 Tapak terpilih untuk SLB tipe C Sumber : dokumentasi penulis.

A

B

D

C

155

Perencanaan Sekolah Luar Biasa tipe C terhadap tapak

didasari pada konteks kutural, dan fisikal memunculkan beberapa

kesimpulan antara lain, tapak akan memanfaatkan energi alam

yang berada pada tapak hal ini sesuai dengan pendekatan

arsitektur modern (organik) yaitu memasukkan unsur alam ke

dalam bangunan

Gambar 6.2. Diagram pemanfaatan unsur alam pada

tapak

Sumber : analisis penulis

Konsep perencanaan tapak pada Sekolah Luar Biasa

tipe C di Klaten mengambil beberapa analisis besar antar

lain, analisis sirkulasi, view, penghawaan , pencahayaan, dan

kebising. Hasil sintesis analisis tapak didapati zona sebagai

berikut.

TANAH - pengolahan lansekap

AIR - pengolahan air di tapak -pemanfaatan air hujan

-penggunaan atap miring

UDARA -pemanfaatan udara dan

angin dengan pengolahan vegetasi

-rancangan bukaan.

CAHAYA -pemanfaatan sinar

matahari (cahaya alami) -rancangan bukaan

raencana rancangan SLB C di

Klaten

156

Fungsi service

Taman Pembatas

Fungsi Pendidikan

Taman

Fungsi Pengelolaan

Fungsi Pendukung

Gambar 6.3 Sintesis Analisis tapak

Sumber: analisis Penulis

157

6.1.1. Konsep Perencanaan Sekolah Luar Biasa tipe C di

Klaten atas dasar sistem manusia

Perencanaan Sekolah Luar Biasa tipe C di Klaten

berdasarkan analsis sistem manusia didapati sasaran

pengguna dan kegiatan ,yang dibagi berdasarkan pada

bagan berikut.

6.1.1.1. Pelaku kegiatan

Pelaku kegiatan pada Sekolah Luar Biasa yang

direncanakan dibagi menjadi 3 kelompok besar yaitu,

1. Pengelolaan dan pengawasan

Bertugas untuk mengelola dan mengawasi kegiatan

yang berlangsung baik secara administrasi maupun

dari segi pendidikan di dalamnya.

2. Pendidikan

Terdiri dari 2 kelompok dengan kegiatan mengajar

dan diajar.

Mengajar : memberikan materi dan memberikan

kontribusi berupa ilmu dan pelatihan.

Diajar : mendapatkan pengajaran dalam ilmu dan

pelatihan.

3. Pendukung

Mewadahi kegiatan yang mendukung fungsi utama

SLB yaitu pendukung dalam hal pendidikan baik

secara langsung maupun tidak langsung.

4. Servis

Mewadahi kegiatan servis yang berguna sebagai

fungsi pendukung dalam berjalannya fungsi Sekolah

Luar Biasa.

158

6.1.1.2. Konsep Besaran Ruang

Berdasarkan analisis rencanakebutuhan ruang

didapati kebutuhan ruang menurut fungsi masing-

masing dan besaran ruang dari masing-masing ruang

yang dijabarkan dalam tabel berikut.

Tabel.6.1 Konsep Besaran Ruang

No Jenis

kegiatan Kebutuhan ruang

Jumlah

Ruang

Total besaran

ruang yang

dibutuhkan

1

Pengelolaan

dan

pengawasan

Ruang kepala sekolah 1 13.43 m²

Ruang wakil kepala sekolah 3 20.46 m²

Ruang tata usaha 1 12 m²

Ruang karyawan 1 12 m²

Ruang rapat 1 18 m²

Ruang tamu 1 12 m²

2 Pendidikan

Indoor Pengajar

Ruang Guru 1 57.20 m²

Outdoor Murid dan Pengajar

Ruang ketrampilan mencuci motor 1 22.88 m²

Ruang ketrampilan membuat batako 1 51 m²

Ruang bina diri outdoor 1 -

Ruang kegiatan ekstra sekolah 1 24 m²

Indoor Pengajar dan Murid

Ruang kelas 16 314.838 m²

Ruang ketrampilan memasak 1 25 m²

Ruang ketrampilan menjahit 1 22.3 m²

Ruang ketrampilan menyulam 1 12.43 m²

159

Ruang bina diri 1 58.65 m²

Ruang musik 1 24 m²

Ruang computer 1 29.4 m²

Ruang komunal 1 120 m²

Ruang assesmen 1 24 m²

Perpustakaan 45.15 m²

Ruang semi outdoor

Aula 360

3 Pendukung

Lobby 1 65 m²

Ruang tunggu orang tua

Kantin 1 24 m²

Lapangan 1 -

Tempat Ibadah 1 130 m²

Aula 1 84 m²

Showroom 1 36. m²

4 Service

Parkir guru dan karyawan

Parkir umum

Parkir murid

Ruang satpam 1 12 m²

Ruang cleaning service 1 12 m²

Gudang 1 12 m²

Lapangan - -

Lavatory umum 10 30.024 m²

Lavatory guru dan karyawan 15 m²

Lavatory murid 30 m²

Besaran Ruang Parkir sebesar 931.1 m².

Total luasan bangunan dan ruang parkir ialah 2808.78 m

160

6.1.1.3.Konsep hubungan antar ruang

Berdasarkan analisis perencanaan hubungan ruang

didapatilah hubungan Ruang secara keseluruhan pada

Sekolah Luar Biasa tipe C di Klaten,ialah sebagai berikut.

Gambar.6.4. Hubungan antar ruang

Sumber :Analisis penulis

161

6.2. Konsep Perancangan

6.2.1. Konsep Perancangan Programatik

6.2.2. Konsep Perancangan Tata Ruang Dan Tata Rupa

Dengan Pendekatan Arsitektur Modern ( Organik )

Konsep student centered dengan pendekatan arsitektur

modern ( organik) akan diterapkan pada rancangan ruang dalam,

ruang luar dan rupa pada Sekolah Luar Biasa tipe C di Klaten.

Konsep student centered ditinjau dari karakteristik anak

tunagrahita dalam pencapaian tujuan yaitu mengoptimalkan

perkembangan intelektual anak tunagrahita ditinjau dari segi

arsitektural.

Berdasarkan analisis yang telah dijabarkanpada Bab 5,

berikut merupakan konsep perancangan tata ruang dan tata rupa

dalam Sekolah Luar Biasa tipe C di Klaten.

162

6.2.

2. K

onse

p Pe

ranc

anga

n Pe

neka

nan

Des

ain

Tabe

l.6.2

Kon

sep

Pene

kana

n D

esai

n Ta

ta R

upa

dan

Tata

Rua

ng D

alam

ELEM

EN

TATA

RU

AN

G

DA

LAM

REN

CA

NA

IMPL

EMEN

TASI

DES

AIN

U

NTU

K K

AR

AK

TER

AN

AK

SLB

C

ALT

ERN

ATI

VE

DES

AIN

Lant

ai

- La

ntai

men

ggun

akan

mat

eria

l

kera

mik

unt

uk ru

ang

pend

idik

an

kela

s ata

s dan

par

quet

unt

uk ru

ang

pend

idik

an k

elas

baw

ah.

- W

arna

yan

g di

guna

kan

iala

h w

arna

cera

h.

D

indi

ng

- M

ater

ial:

Bat

u al

am, b

atu

bata

, kac

a, k

ayu,

dind

ing

berp

lest

er d

enga

n

perm

ukaa

n ra

ta(r

uang

kel

as).

- Te

kstu

r hal

us

- W

arna

did

omin

asid

enga

n w

arna

putih

, biru

,kun

ing

mud

a da

n hi

jau

163

Plaf

on

- Sk

ala

norm

al

- M

ater

ial :

kal

sibo

ard

- Pe

rmai

nan

ketin

ggia

n pl

afon

unt

uk

kela

s-ke

las b

erm

ain,

ketra

mpi

lan

mau

pun

aula

.

Tr

ansf

orm

asi b

entu

k ru

ang

aditi

f-su

btra

ktif.

Elem

en p

engi

si

ruan

g da

lam

- M

ater

ial :

kay

u, b

esi,

plas

tic

- Te

kstu

r : h

alus

- Se

suai

keb

utuh

an ru

ang.

- Pe

rabo

tan

deng

an u

jung

yan

g tid

ak

taja

m.

Elem

en

pele

ngka

p

ruan

g da

lam

- Pe

nggu

naan

pen

caha

yaan

ala

mi y

ang

lebi

h ba

nyak

dar

i pad

a pe

nggu

naan

penc

ahay

aan

buat

an.

- M

engg

unak

an p

engh

awaa

n al

ami.

164

165

Tabe

l.6.3

Kon

sep

Pene

kana

n D

esai

n Ta

ta R

upa

dan

Tata

Rua

ng L

uar

ELEM

EN

TATA

RU

AN

G

LUA

R

REN

CA

NA

IMPL

EMEN

TASI

DES

AIN

UN

TUK

KA

RA

KTE

R A

NA

K S

LB C

ALT

ERN

ATI

F D

ESA

IN

Hor

ison

tal

- Pe

nggu

naan

org

anis

asi r

uang

radi

al,

clus

ter d

an li

near

.

- Te

kstu

r : h

alus

, tid

ak li

cin.

- Pe

man

faat

an e

lem

en la

ntai

seba

gai s

aran

a

bela

jar d

enga

n pe

mbe

rian

orna

men

mau

pun

gam

bar-

gam

bar e

duka

tif.

166

167

Are

a si

rkul

asi.

Ver

tikal

- Pe

nggu

naan

teks

tur h

alus

dan

kas

ar se

cara

beru

lang

.

- Si

rkul

asi l

angs

ung

- Si

rkul

asi l

inea

r.

Fasa

de

- M

emilk

i sifa

t ada

ptif.

- D

enga

n m

engg

unak

an w

arna

ala

m.

- Ek

spos

e m

ater

ial a

lam

i.

Pe

ngol

ahan

tran

sfor

mas

i ben

tuk

aditi

f.

168

Elem

en p

engi

si

ruan

g lu

ar

- Pe

ngis

i rua

ng lu

ar b

erup

a ta

nam

an, p

erdu

,

kola

m, t

aman

, per

kera

san

dan

pede

stria

n.

- M

ater

ial :

bat

u ba

ta,b

atu

alam

, air,

- Te

kstu

r : h

alus

hin

gga

kasa

r.

Pe

neka

nan

Stud

i yan

g te

lahd

ijaba

rkan

dia

tas a

kan

dite

rapk

an d

alam

ranc

anga

n Se

kola

h Lu

ar B

iasa

Tip

e C

di K

late

n.

DAFTAR PUSTAKA

Bina Kesehatan Masyarakat, 2010

BP-DIKSUS, (2010). Jawa Tengah.

Bappeda Klaten.(2011).Klaten.

Delphie, B. (2009). Psikologi Perkembangan Anak Berkebutuhan Khusus.Klaten : Intan Pariwara.

Gabe, R. T. (2008). Gejala Arsitektur Sekolah. Fakultas Teknik Universitas Indonesia.

Hall, E. T. (1990). The Hidden Dimension. Garden City, Newyork: Doubleday & Company,Inc.

Gunarhadi, (2005). Penanganan Anak Sindroma Down dalam lingkungan Keluarga dan Sekolah, Jakarta : Depdikbud.

Hermanto. (2008, Desember 8). Pendidikan Khusus-pendidikan layanan khusus dalam kajian penyediaan sumber daya manusia : Yogyakarta.

Kebijakan Penanganan Anak Berkebutuhan Khusus, 10 (menteri negara pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak 2011).

Wilkinson, P. (2010.). 50 architecture ideas you really need to know.

Neufert, Ernest, “Data Arsitek Jilid 1”, alih bahasa Ir. Sjamsu Amril, Penerbit Erlangga, Jakarta, 1989

Kemdikbud. (2012). KBBI Online. Dipetik 2014, dari http://www.kbbi.web.id/

Ching, Francis D.K., “Arsitektur : Bentuk, Ruang dan Susunannya”,Erlangga,Jakarta.

Rukayah, S. (2003). Penekanan Desain Arsitektur Organik dan Green Architecture Pada Pusat Perancangan Pusat Rekreasi dan Klub Pemancingan di Rawapening, Kabupaten KLaten.

Yosiani, N. (2014). Relasi Karakteristik Anak Tunagrahita dengan Pola Tata Ruang Belajar di Sekolah Luar Biasa.

Kementrian Pendidikan Indonesia.(2008).Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 33 Tahun 2008 Tanggal 23 Juni 2008 tentang standar sarana dan prasana untuk Sekolah Dasar Luar Biasa ( SDLB), Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa ( SMPLB), dan Sekolah Menengah Atas Luar Biasa (SMALB). Kementrian Pendidikan Republik Indonesia, Jakarta. Kementrian Pendidikan Indonesia. (2013). Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2013 tentang perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang standar nasional pendidikan, peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor 33 tahun 2008 mengenai standar pembangunan sekolah luar biasa. Kementrian Pendidikan Republik Indonesia, Jakarta.

Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Klaten telah ditetapkan dengan Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2006.

Peraturan Daerah Kabupaten Klaten nomor 11 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang wilayah Kabupaten Klaten tahun 2011-2031

id.wikipedia.org/wiki/sekolah

Bina kesehatan masyarakat, 2010

http://azzakiyahcenter.weebly.com/profile.html

Kebijakan penanganan anak berkebutuhan khusus, 2011

http://www.gizikia.depkes.go.id/wp-content/uploads/downloads/2011/01/PEDOMAN-YANKES-ANAK-DI-SLB-BAGI-PETUGAS-KESEHATAN.pdf

0

SAWAH

SAWAH

RUSUNAWA

TAMANKOTA

RUMAHPENDUDUK

SAWAH

SAWAH

MASJID

LAPANGAN

SAWAH

KOLAM RENANGTIRTA NIRMALA

RUMAHPENDUDUK

RUMAHPENDUDUK

RUMAHPENDUDUK

RUMAHPENDUDUK

EMAKAMANTIONGHOA

UMAHNDUDUK

JALA

Jl. K

i Age

ng P

eman

ahan

12 24 36

126.56

22.60

82.32

25.00

36.40

30.00

87.00

R.SMA 1± 0.30

R.SMA 2± 0.30

R.SMA 3± 0.30

R.SMP 3± 0.30

R.SMP 2± 0.30

R.SMP 1± 0.30

-0.15

± 0.15± 0.00

± 0.30

± 0.30

± 0.30

± 0.30

-0.00

± 0.45

± 0.15

± 0.00

± 0.30

± 0.15± 0.00

± 0.30

SD 3± 0.45

0 3 6 12

± 0.15

TK A± 0.30

TK B± 0.30

R.GURUTK

± 0.30

R.ISTIRAHAT± 0.30

SD 2± 0.45

SD 4± 0.45

SD 6± 0.45SD 5

± 0.45

SD 1± 0.45

SITE PLANSKALA 1 : 500

+0.15

LEGENDA

126.56

82.30

25.00

87.00

30.00

A

A

BC

D

E

F

G

H

G

I

R.SMA 1± 0.30

R.SMA 2± 0.30

R.SMA 3± 0.30

R.SMP 3± 0.30

R.SMP 2± 0.30

R.SMP 1± 0.30

-0.15

± 0.15± 0.00

± 0.30

± 0.30

± 0.30

± 0.30

-0.00

± 0.45

± 0.15

± 0.00

± 0.30

± 0.15± 0.00

± 0.30

SD 3± 0.45

0 3 6 12

± 0.15

TK B± 0.30

TK A± 0.30

R.GURUTK

± 0.30

R.ISTIRAHAT± 0.30

SD 2± 0.45

SD 4± 0.45

SD 6± 0.45SD 5

± 0.45

SD 1± 0.45

SITE PLANSKALA 1 : 500

+0.15

LEGENDA

126.56

82.30

25.00

87.00

30.00

A

A

BC

D

E

F

G

H

G

I

TK A

± 0.

30

TK B

± 0.

30

R.A

SSES

MEN

&G

URU

TK

± 0.

30

R.IS

TIRA

HA

0.30

A B C D E

AB

CD

F

1.50

4.40

2.20

2.80 2.40

6.00

6.00

5.50

DEN

AH

MA

SSA

1

03

6

SKA

LA 1

: 20

0

B

AA

'

± 0.

45

R. S

DK

ELA

S 3

± 0.

45

6.00

6.00

6.00

3.65

3.60

0.75

R. S

DK

ELA

S 1

± 0.

45

R. S

DK

ELA

S 2

± 0.

45

R. S

DK

ELA

S 6

± 0.

45R.

SD

KEL

AS

0.45

R. S

DK

ELA

S 4

± 0.

45

B

C

D

E

F

G

A

A

B

CD

3.15 DEN

AH

LA

NTA

I 1 M

A

03

6

SKA

LA 1

: 20

0

B'

B

A'

A

R.BI

NA

DIR

I+

3.95

R. B

INA

DIR

3.95

R.K

ETER

AM

PILA

NK

OM

PUTE

R+

3.95

R.M

USI

K+

3.95

6.00

6.00

6.00

3.65

3.60

B

C

A

A

B

C

D

DEN

AH

LA

NTA

I 2 M

A

03

6

SKA

LA 1

: 20

0

R.M

USI

K+

3.95

B'

B

A'

A

R.BA

CA

+ 3.

95

R.BI

NA

DIR

I+

3.95

R. B

INA

DIR

3.95

R.K

ETER

AM

PILA

NK

OM

PUTE

R+

3.95

R.M

USI

K+

3.95

6.00

6.00

6.00

3.65

3.60

B

C

A

A

B

C

D

DEN

AH

LA

NTA

I 2 M

A

03

6

SKA

LA 1

: 20

0

R.M

USI

K+

3.95

B'

B

A'

A

R.BA

CA

+ 3.

95

R.SMA 1± 0.30

R.SMA 2± 0.30

R.SMA 3± 0.30

R.SMP 3± 0.30

R.SMP 2± 0.30

R.SMP 1± 0.30

± 0.15± 0.00

± 0.30

± 0.30

-0.15

± 0.15± 0.00

LAVATORY± 0.30

LAVATORY± 0.30

R.KETRAMPILANMEMASAK

± 0.30

R.KETRAMPILANMENCUCI

MOTOR± 0.15

R.KETRAMPILANMEMBUATBATAKO

± 0.30

± 0.15± 0.45

± 0.45

3.00 6.00 4.50 4.50 3.00 2.80 3.20

3.00

3.00

2.93

3.00

2.93

3.07

3.08

5.00

5.00

5.00

2.93

A

B

C

D

E

F

G

H

I

J

K

L

± 0.

15±

0.00

± 0.

30

R.K

ETRA

MPI

LAN

MEN

JAH

IT+

3.8

R.K

ETRA

MPI

LAN

MEN

YULA

3.8

± 0.

15

± 0.

45

3.00

6.00

9.00

5.80

3.00 4.91

3.00

2.93

3.07

3.08

AB

CD

EF

G

A B C D E F G H

R.IS

TIRA

HA

T+

3.8

± 0.

15

R.

Wak

il K

epal

aSe

kola

0.75

R.K

epal

aSe

kola

0.75

R.TU

Kar

yaw

an±

0.75

R.Ta

mu

± 0.

60

R.Pe

ngel

ola

± 0.

60

R.Ra

pat

± 0.

75K

M.K

arya

wan

± 0.

70

R.C

0.70

± 0.15

± 0.

30

± 0.

15 ± 0.

00

A B C D E F G

1.50

1.50

1.50

3.00

4.00

3.50

3.00

2.25

2.25

1.50

3.00

3.00

3.00

GU

DA

NG

± 0.

60K

M G

URU

± 0.

55

R.G

URU

± 0.

60

± 0.

30

± 0.

30±

0.45

± 0.

60

R.A

SSES

MEN

± 0.

60±

0.30

H I J K L

DEN

AH

LA

NTA

I 1 M

03

6

SKA

LA 1

: 20

0

2.50

2.50

2.50

2.50

A

B'

AU

LA+

3.8

DEN

AH

LA

NTA

I 2 M

03

6

SKA

LA 1

: 20

0

CD

EF

BG

2.50

4.50

1.85

2.50

4.50

G H I J K L

2.50

2.50

2.50

2.50

ekst

erio

r -m

ata

buru

ekst

erio

r

ekst

erio

r S

MA

ekst

erio

r - S

D

ekst

erio

r - T

K

inte

rio

r ke

las

top related