bab v kerjasama di sektor pendidikan
Post on 18-Oct-2021
12 Views
Preview:
TRANSCRIPT
55
BAB V
KERJASAMA DI SEKTOR PENDIDIKAN
5.1. Kondisi Pendidikan sebelum Kemerdekaan
Pembangunan pendidikan di Timor Leste sangat terbatas pada zaman
pemeritahan Portugis. Selama periode pemerintahan Indonesia, sekitar tahun 1985,
pembangunan sekolah-sekolah dasar sudah menjangkau hampir semu desa. Proporsi
anak muda yang menghabiskan waktunya di sekolah meningkat tinggi. Namun,
peningkatan ini tidaklah memadai bagi Timor Leste untuk mampu mengejar provinsi-
provinsi lainnya di Indonesia. Selain itu, rasio pendaftaran sekolah untuk anak-anak
Timor Leste masih tetap rendah disbanding dengan anak-anak pendatang yang pindah
ke provinsi itu sebagai pejabat pemerintah, militer maupun pedagang. Tingkat buta
huruf tetap sangat tinggi khususnya untuk yang berusia di atas 40 tahun dan kaum
perempuan. Pada tahun 1990, dalam keluarga yang kepala rumah tangganya lahir di
Timor Leste, tingkat buta huruf menurun di bawah 50 persen hanya untuk kelompok
umur 15-24 tahun (Jones 2000:48). Kesediaan pendidikan dasar penduduk Timor
Leste merupakan sumber kebanggaan terbesar Indonesia karena banyak usaha
dihabiskan di bidang itu. Jumlah sekolah di Timor Leste meningkat sehingga pada
tahun 1985, ada sekolah dasar di setiap desa.
Sensus Penduduk dari 1995 menyatakan perbaikan yang cepat terjadi dalam hal
melek huruf, pendaftaran sekolah dan hasil yang dicapai karena ada 33 persen
penduduk dewasa (umurnya +15) yang menyelesaikan Sekolah Dasar. Namun,
jumlah ini masih dibawah segala Indonesia pada waktu itu yang berjumlah 65 persen
(Jones 2003: 42-43).
Pada tahun 1992, Universitas Timor Timur (UNTIM) didirikan. Mutu
pendidikan yang ditawarkan oleh universitas tersebut sangat diragukan dan
mahasiswa yang daftar hanya berjumlah beberapa ratus. Karena itu, banyak orang
Timor Leste memilih untuk berkuliah di daerah lain yaitu di Indonesia (Jones 2003:
46).
56
Untuk melakukan pembangunan pendidikan yang cepat, Indonesia mendapatkan
guru dari luar Timor Leste. Bahkan ada kecenderungan seluruh kekuasaannya untuk
menggaji orang yang berasal dari wilayah lain sebagai pegawai pemerintah dan sesaat
sebelum referendum pada tahun 1999, hanya 2 persen pengajar di tingkat SMP dan
SMA di Timor Leste adalah orang Timor Leste (Kompas, 1999). Ada pengaduan oleh
orang Timor Leste bahwa pengajar ini tidak memahami penduduk setempat, tidak
berbicara bahasa lokal, dan kekurangan kehalusan perasaan budaya (Jones, 2003:50).
Guru-guru juga mengadukan bahwa murid-muridnya tidak bisa berkonsentrasi,
sering terlambat, tidak memakai seragam, bersifat tidak tunduk atau berdisiplin,
meninggalkan kelas dan hanya ingin berbicara tentang kemerdekaan Timor Timur
(Beazley, 1999:49).
Akibatnya ketegangan ini, ada beberapa kasus di mana pengajar diancam oleh
mahasiswa kalau tidak diberikan angka yang memuaskan dan kadang-kadang guru
khawatir akan keselamatan jiwanya.
Pada dasarnya masyarakat Timor-Leste telah mengalami tiga periode
proses pendidikan, yakni periode pertama, sistem pendidikan yang diterapkan oleh
pemerintah Portugis selama 450 tahun, periode kedua, sistem pendidikan yang
diterapkan oleh pemerintah Indonesia selama 24 tahun, dan periode ketiga,
sistem pendidikan yang diterapkan oleh pemerintah Timor-Leste. Pada masa 450
tahun pemerintahan Portugis, pembangunan di sektor pendidikan di Timor-Leste
sangat terbatas, karena hanya ada beberapa Sekolah Dasar (Escola Primaria) dan
Sekolah Menengah Pertama (Escola Pre secundaria) di beberapa wilayah Timor-
Leste seperti di Soibada, Dare, Dili, Ossu dan satu Sekolah Menengah Atas (Escola
Secundaria) di Kota Dili.
57
5.2. Kondisi Pendidikan Setelah Kemerdekaan
Setelah kemeredekaan tercapai pada 20 mei 2002, Sebagai sebuah negara yang
usianya masih muda, Timor-Leste harus berjuang keras untuk meningkatkan
kualitas masyarakatnya melalui pembangunan di segala bidang. Seperti di latar
belakang sudah dijelaskan bahwa dalam mengukur sebuah negara maju atau tidaknya
dilihat dari Indeks Pembanganunan Manusianya. Disini penulis memilih pada sector
pendidikan dimana Pendidikan merupakan salah satu indikator dari indek
pembangunan manusia (IPM), dan pendidikan merupakan salah satu indikator yang
dapat membangun karakter negara, apalagi untuk negara yang baru saja merdeka.
IPM digunakan untuk mengklasifikasi apakah sebuah negara adalah negara maju,
negara berkembang atau negara terbelakang dan juga untuk mengukur pengaruh dari
kebijaksanaan ekonomi terhadap kualitas hidup. Oleh karena itu pendidikan menjadi
salah satu indikator terpenting dalam pembangunan suatu negara yang baru merdeka,
salah satunya adalah Timor-Leste, namun pada kenyataanya setelah mencapai
kemerdekaan, sektor pendidikan Timor-Leste menghadapi berbagai masalah baru
yang tidak mudah ditanggulangi.
Masalah pendidikan yang ada di negara Timor Leste saat ini (hall
hill,2007;138) :
1. Tidak memiliki biaya/Kemiskinan
Martinha da Costa Pereira Neto salah satu masyarakat Timor-Leste yang
berhasil lulus dari sekolah yayasan christal di Dilli. sebagai anak sulung dari tujuh
bersaudara, ia harus bekerja daripada mengejar pendidikan di universitas karena
keluarganya membutuhkan uang tambahan. Sehingga Martinha lebih memilih bekerja
dibandingkan berpikir untuk kuliah. Masalah lainya adalah ketika Martinha
bergabung dengan sebuah LSM lokal. Dan ia dipromosikan ke posisi manajemen
58
namun karena kemampuanya terbatas dan akhirnya Martinha memilih untuk tidak
bekerja.
2. Kebutuhan dasar
Sebagian kecil dari masalah dalam sistem pendidikan di negara mayoritas
Katolik itu adalah kebutuhan dasar. Tiga belas tahun setelah merdeka, sistem
pendidikan Timor Leste masih berjuang dengan kebutuhan dasar dan perlu untuk
diperbaiki. Kemiskinan, infrastruktur yang buruk dan kekurangan guru berkualitas
merupakan tantangan utama. Sebuah gedung sekolah tua di Dili, ibukota Timor
Leste, yang ditinggalkan dan membutuhkan renovasi. Yang paling penting dalam
mengatasi masalah pendidikan di Timor_leste adalah infrastruktur sekolah, kualitas
guru dan fasilitas mengajar. kenaikan jumlah pendaftaran harus diimbangi dengan
perbaikan infrastruktur yang tersedia dan layanan bagi siswa. Tiga belas tahun setelah
kemerdekaan, sektor pendidikan kami masih berjuang dengan masalah dasar seperti
infrastruktur lama dan usang, metode pengajaran, dan fasilitas sekolah. Pada
kunjungan terakhir ke beberapa sekolah di desa terpencil, masih bnayak para siswa
SD belajar di bawah pohon. Beberapa gedung sekolah rusak; kekurangan meja atau
kursi. Tapi, masalah ini tidak terjadi hanya di daerah-daerah terpencil. Bahkan di Dili,
sejumlah sekolah sudah tua dan membutuhkan renovasi.
3. Bahasa
Komunikasi dasar juga telah menjadi masalah. Misalnya, bahasa resmi Timor
Leste adalah Tetum dan Portugis. Namun, banyak guru terlatih dalam bahasa
Indonesia.. Kebanyakan guru dilatih dalam bahasa Indonesia, mereka benar-benar
tidak memiliki pengetahuan dalam bahasa Portugis. Kini negara ini bercita-cita
menjadi bagian dari Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN), guru dan
siswa juga dituntut belajar bahasa Inggris. Koalisi Pendidikan Timor Leste
berkampanye bahasa Inggris untuk digunakan di sekolah-sekolah, selain bahasa
59
resmi. Sehingga pada negara Timor-Leste terdapa empat bahasa yang berbeda yang
digunakan untuk keseharianya. Hal tersebut yang menjadi problematika di Timor-
leste dimana para pengajar mengalami kesulitan dalam berkomunikasi.
4. Anggaran
Masalah yang paling fatal pada sektor pendidikan adalah pada anggaran.
Apabila dilihat pada latar belakang permasalahanya terdapat pada Indeks
pembangunan Manusia (IPM), dari tahun 2002 sampai 2009 Timor-Leste mengalami
tingkat kesulitan untuk memenuhi kualitas sumber daya manusianya sehingga Timor-
Leste tidak mengalami peningkatan IPM pada hal tersebut dikarenakan presiden
xanana gusmao memiliki kebijakan di sektor pendidikan tapi tidak memiliki uu
mengenai anggaran pengelolaan keuangan Timor-Leste untuk sektor pendidikan.
Uang sebesar 1 milyar dolar AS yang diperoleh Timor-Leste dari minyak
seharusnya digunakan untuk meningkatkan pendidikan dan kesehatan, bukan
disimpan di sebuah bank di AS. Uang tersebut tidak dipergunakan di Timor-Leste,
namun hanya disimpan di bank AS ketika rakyat Timor-Leste mederita. Hal
tersebutlah yang menjadikan kepemimpinan xanan gusmao dianggap gagal dan tidak
bisa untuk mensejahterkan rakyatnya. Timor-Leste memiliki sumber daya manusia
namun tidak seimbang dengan masalah keuangan yang berguna untuk memperbaiki
pendidikan di Timor-Leste menjadi lebih berkualitas (La’o hamutuk: 2004).
Pada tahun 2010 ketika itu Timor-Leste dipimpin oleh Jaso Ramos Horta,
pada tahun tersebutlah Timor-Leste memiliki UU mengenai pengelolaan anggaran
keuangan Timor-Leste, adanya UU tersebut membawa peningkatan yang pada Indeks
Pembangunan Manusia (IPM). pada UU tersebut dikatakan mengenai Pembangunan
sarana dan prasarana pendidikan dasar di Timor-Leste telah diatur dengan kebijakan
pendidikan dasar yaitu Decreto-Lei n° 7/2010 tertanggal 19 Mei, tentang Sistem
Hukum dan Pengelolaan Pendidikan Dasar (Pacheco et al, 2009). Pasal 17 dalam
60
kebijakan tersebut diatur tentang pengelolaan pembangunan sarana dan prasarana
pendidikan dasar sebagai berikut:
“bahwa sarana dan prasarana pendidikan dasar merupakan bagian dari
tanggungjawab dalam pengelolaan keuangan dan perencanaan, untuk: (a)
menjamin pemenuhan kebutuhan sekolah secara fungsional dalam
menyelenggarakan proses belajar mengajar di sekolah, (b) menjamin
pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan di sekolah, (c)
melaksanakan tugas-tugas yang ditetapkan terkait pembangunan atau
rehabilitasi sekolah, (d) memastikan pengelolaan dan distribusi peralatan
sekolah ke setiap satuan pendidikan”.
Salah satu penyebab buruknya sarana dan prasarana fisik pendidikan
dasar di Timor-Leste adalah minimnya anggaran pendidikan.
Berikut tabel yang menunjukan beberapa kegiatan pembangunan sarana
dan prasarana pendidikan dasar yang tidak dapat dilaksanakan di tahun 2012.
Table 5.1
Data Kegiatan Pembangunan yang di re-program di tahun 2013
Sektor Pendidikan Dasar Kegiatan/Proyek Distrito Sub-Distrito Total Anggaran
SD Perola Gedung Baru Dili Atauro $. 140.000-,
SD Manleuana Gedung Baru Dili Dom Alexio $. 140.000-,
SD Fatumeta Gedung Baru Dili Dom Alexio $. 140.000-,
SD Kulu-Hun Rehab Dili Cristo-Rei $. 120.000-,
SD Kamp. Baru Gedung Baru Dili Dom Alexio $. 140.000-,
SD Maquili Rehab Dili Atauro $. 120.000-,
SD Metiaut Rehab Dili Cristo-Rei $. 120.000-,
SD Bidau Massau Gedung Baru Dili Cristo-Rei $. 120.000-,
$. 1.040.000-Total Anggaram yamg do re-programkan di tahun 2013
Sumber: Komisi pembangunan daerah Distrito dili, 2013.
Dengan melihat kenyataan pada tabel 5.1 di atas, maka hal ini cukup
mengundang pertanyaan tentang perencanaan anggaran pembangunan yang
61
dilakukan oleh Komisi Pembangunan Daerah Distrito Dili, terutama terkait
pembangunan sarana dan prasarana pendidikan dasar, dimana setelah
direncanakan dan telah disetujui anggaran pembiayaan prioritas kegiatannya
ternyata sebagian program tidak dapat dikerjakan.
5.3. Kerjasama di sektor Pendidikan Era SBY
Negara-negara diseluruh dunia saling melakukan hubungan di berbagai bidang
dalam bentuk kerjasama bilateral ataupun trilateral. Hubungan kerjasama antara
berbagai negara dalam Ilmu Hubungan Internasional, dapat diwujudkaan dengan
berbagai cara salah satunya dengan diplomasi kebudayaan melalui sarana pendidikan
terutama bagi negara yang baru merdeka pada 20 Mei 2002, Timor Leste dihadapkan
dengan berbagai permasalahan, dan tantangan terbesar adalah meningkatkan kualitas
SDM di berbagai bidang agar Timor Leste tidak lagi menjadi negara yang masuk
golongan memiliki IPM terendah di Asia. Salah satu indikator yang dapat
meningkatakan SDM Timor Leste adalah di sektor Pendidikan, dimana pendidikan
merupakan suatu masalah yang sangat penting dalam membangun suatu bangsa, dan
pendidikan juga merupakan hal yang dapat menghadapi persaingan di era globalisasi
ini. Negara yang menjadi tujuan kerjasama di sektor pendidikan dalam upaya
peningkatan kualitas pendidikan di Timor Leste adalah Indonesia, dimana Indonesia
merupakan salah satu negara yang kaya dan telah banyak menberikan kontribusi
untuk pembangunan berbagai sektor di Timor Leste, salah satunya adalah menberikan
kesempatan bagi warga Timor Leste untuk melanjutkan pendidikan di Indonesia.
Indonesia juga merupakan tujuan utama belajar yang sangat diminati oleh penuntut
ilmu-ilmu sosial-politk, teknik, ekonomi dan lainnya dari seluruh dunia sdan salah
satunya adalah Timor Leste. Dan Indonesia sejauh ini juga telah menjaga hubungan
kerjasama yang baik dengan Timor Leste, khususnya dalam hal ini adalah hubungan
kejasama dalam bidang pendidikan.
62
Hubungan antara Timor Leste dengan Indonesia semakin terlihat erat dan mulai
mengalami pemulihan bagi Timor Leste dimana pada saat Indonesia di pimpin oleh
SBY. Pada tahun 2004 SBY terpilih menjadi presiden RI ke-6. Hubungan Timor
Leste dan Indonesia mulai terjalin semenjak dibukanya hubungan diplomatik kedua
negara pada tahun 2002. Dalam menjalin hubungan yang erat, SBY sering menjalani
kunjungan ke Timor Leste, kunjungan terkait pembahasan hubungan kerjasaa di
bidang pendidikan. Pada kunjungan keempat kalinya ke Timor Leste yang dilakukan
pada 19 Mei 2012, beberapa kebijakan yang dilakuakan Presiden Susilo Bambang
Yudhoyono untuk menjalanin hubungan kerjasama dibidang pendidikan dengan
Timor Leste:
1. Pembangunan Pusat Budaya Indonesia, kegiatan-kegiatan yang telah
dilaksanakan di PBI antara lain berupa perpustakaan, pelatihan bahasa
Indonesia, pelatihan komputer dan pemutaran film-film Indonesia.
Pengunjung perpustakaan PBI setiap harinya tercatat mencapai sekitar 50
orang. Harapan ke depan, sejalan dengan rencana pengembangan PBI,
kegiatan-kegiatan di PBI terus dapat dikembangkan dan ditambah lagi
dengan berbagai kegiatan lain yang bermanfaat.
2. Pemerintah Indonesia menyediakan bea siswa bagi siswa atau mahasiswa
Timor Leste untuk belajar di Indonesia.
Hasil dari kebijakan dan kinerja SBY terhadap kerjasama dengan Timor Leste
di sektor pendidikan sesuai dengan kebijakan yang telah dijelaskan sebelumnya
adalah terjadi peningkatan pada jumlah mahasiswa Timor Leste yang melanjutkan
studi mereka di Indonesia, yang dijelaskan pada tabel berikut:
63
Tabel 5.2
Data Sarjana Mahasiswa Timor Leste yang melanjutkan pendidikan di
Indonesia, 2001-2017
Tahun 2001-2003 2004-2009 2009-2014 2015-2017
Jumlah
Pelajar awal
1600
mahasiswa
4000
Mahasiswa
6000
mahasiswa
6585
mahasiswa
Jumlah
Sarjana
1100
mahasiswa
2300
mahasiswa
3000
mahasiswa
mahasiswa
Sumber: komisi perencanaan,Timor leste 2002
Data di atas sebagai bukti pencapaian kerjasama Timor Leste dengan Indonesia
di sektor pendidikan pada masa kepemeimpinan SBY. dimana hal tersebut mulai
terlihat sangat jelas sekali saat hubungan diplomatik kedua negara Timor Leste-
Indonesia resmi dibuka pada tanggal 2002-2009. Semenjak dibukanya hubungan
bilateral antara Timor Leste dengan Indonesia mulai terlihat pada awal tahun 2003
lalu, jumlah mahasiswa Timor Leste yang melanjutkan studinya ke Indonesia lebih
banyak dibandingkan sebelum Timor Leste merdeka. Dan sebagai perbandingan
bahwa telah ada peningkatan yang sangat jelas dari jumlah mahasiswa tersebut diawal
tahun 2003, bahwa ketika tahun 2001 sampai 2002 mahasiswa Timor Leste yang
sedang belajar di Indonesia berjumlah sekitar 200 orang, dan kemudian jumlah
tersebut mengalami peningkatan yang drastis di tahun 2003 dimana tercatat 1500
mahasiswa Timor Leste yang sedang belajar di Indonesia. Kemudian penigkatan dari
jumlah mahasiswa Timor Leste di Indonesia semakin meningkat pada tahun 2004
sampai 2006 yaitu hingga 2950 orang. Kemudian juga dilihat dari Juni-Agustus 2007
yang lalu telah tercatat mahasiswa Timor Leste yang belajar di Indonesia yaitu
berjumlah 3800 orang Sedangkan dari periode 2008-2009 jumlah mahasiswa Timor
Leste terus bertambah mencapai 5200 orang. Semakin meningkatnya minat
mahasiswa Timor Leste yang melanjutkan pendidikan di Indonesia dari tahun 2009-
64
2017, menurut data yang peneliti dapatkan bahwasanya angka setiap tahunnya rata-
rata 500 hingga 1000 orang yang melanjutkan studi mereka di Indonesia. Dengan
semakin banyak antusias warga Timor Leste untuk belajar keIndonesia maka
Pemerintah Timor Leste akan manargetkan sedikitnya 5.000 mahasiswa Timor
Leste yang akan melanjutkan pendidikan tinggi di seluruh Indonesia (Lucia,
2013: 7).
Data tersebut dapat dilihat bahwa tidak sedikit mahasiswa yang berminat dan
ingin menggali ilmu pengetahuan di negara Indonesia. Kerjasama Timor Leste dan
Indonesia dibidang pendidikan memberikan peluang yang sangat besar masyarakat
Timor Leste untuk melanjutkan pendidikan di Indoneseia. semakin banyak antusias
warga Timor Leste yang berkeinginan untuk melanjutkan pendidikan ke Indonesia
maka Pemerintah Timor Leste manargetkan sedikitnya 5000 mahasiswa Timor Leste
yang akan melanjutkan pendidikan tinggi di seluruh wilayah Indonesia. Dengan
jumlah tersebut pemerintah Timor Leste berharap mahasiswa yang melanjutkan
pendidikan di Indonesia dapat menbentuk sumber daya manusia yang berkualitas dan
setelah lulus akan kembali ke Timor Leste untuk membangun Timor Leste. Sehingga
dari sinipun juga dapat terlihat kerjasama Timor Leste dan Indonesia dalam bidang
pendidikan ini memang terjalin cukup baik.
Kerjasama tersebut membawa nama Indonesia di mata Internasional. Negara
Indonesia sudah dikenal sebagai negara yang tingkat intelektualnya tinggi dan
menpunyai budaya yang kuat. Sehingga banyak warga asing yang datang untuk
menuntut ilmu di negara ini. Dengan adanya tingkat antusiasme yang besar dari para
pelajar dan mahasiswa Timor Leste yang melanjutkan program belajar mereka di
Indonesia, maka tidaklah mengherankan jika Indonesia mendapatkan julukan sebagai
sebuah negara yang memiliki intelektual dan budaya yang baik.
65
Pada Teori liberal klasik dijelaskan bahwa setiap orang memiliki hak untuk
hidup, merdeka dan memiliki sesuatu, namun karena kebutuhan hidup yang semakin
kompleks, manusia pada akhirnya menyadari betapa pentingnya membentuk suatu
badan pemerintah yang akan menjamin hak-hak mereka. Untuk dapat merealisasikan
teori tersebut, dalam hal ini Timor Leste membutuhkan sebuah badan untuk menjalin
hubungan antar pemerintah guna mendapatkan kesejahteraan. Kesejahteraan disini
adalah peningkatan kuaitas SDM pada pendidkan di Timor Leste.
Kebijakan yang ditekankan SBY, membawa Timor Leste mengalami
peningkatan IPM, di tahun 2002-2003 adalah 0,485-0,483 tidak terlihat peningkatan
pada angka IPM tersebut, namun pada saat Timor Leste menjalin kerjasama dengan
Indonesia, SBY memberikan kontribus bagi peningkatan IPM Timor Leste. IPM
adalah salah satu pengukur apakah Timor Leste sudah berhasil membangun
negaranya lebih baik lagi atau tidak, terlihat dari 3 indikator IPM yakni pendidikan,
kesehatan dan standar hidup yang layak. Sehingga dapat dikatakan SBY berhasil
menjalin kerjasama di sektor pendidikan dengan Timor Leste dengan konstruktif. di
era kepemimpinan Presiden SBY yang berjalan selama 10 tahun, persahabatan dan
persaudaraan sangat dirasakan oleh masyarakat Timor Leste dan Kepemerintahan di
Timor Leste.
Pada hubungan kerjasama antara Timor Leste dan Indonesia, presiden SBY
memaparkan beberapa aspek dalam kerjasama ini, salah satunya adalah Terkait
dengan keterlibatan berbagai stakeholders dalam memperkokoh hubungan bilateral
kedua negara1. Hubungan antar aktor non negara seperti kalangan pebisnis,
akademisi, media massa dan bahkan kalangan profesi lainnya akan semakin
memperkuat jejaring kerjasama antar kedua negara. Sebagaimana diungkapkan
1Stakeholders: suatu masyarakat, kelompok, komunitas ataupun individu manusia yang memiliki
hubungan dan kepentingan terhadap suatu organisasi atau perusahaan.
66
Presiden Yudhoyono, hubungan bilateral yang semakin matang akan juga ditentukan
oleh interaksi langsung antarmasyarakat Indonesia dan Timor Leste. Paparan yang
dikeluarkan SBY memiliki kesamaan dengan penjelasan kaum liberal bahwa kaum
liberal percaya untuk memebentuk kesejahteraan tidak harus pada pemeritah namun
juga dapat dibantu dan ditentukan oleh Individu. Kerjasama yang terjalin guna untuk
memperkuat tali persahabatan antar negara, terlepas dari masa lalu yang begitu pahit.
Kerjasama tersebut juga diyakini dapat mencapai kesejahteraan bagi kedua negara
termaksud negara yang membutuhkan kerjasama, dalam kasus ini adalah Timor
Leste. Pada di bab sebelumnya dijelaskan mengenai teori liberal klasik, teori tersebut
berhasil menggambarkan penjelasan pada penulisan skripsi ini, dimana bahwa dalam
bekerjasama terutama di bidang pendidikan adalah Setiap individu memiliki hak
untuk mendapatkan pendidikan yang layak, untuk kesejahteraan setiap Individu, Pada
dasarnya suatu negara tidak dapat menghindar dari hubungan dengan negara-negara
lain., Bentuk kerjasama dalam bidang pendidikan merupakan salah satu aspek penting
bagi negara dalam pengembangan sumber daya manusianya.
5.4. Kerjasama Pendidikan Era Jokowi
Masa kepemimpinan presiden SBY telah berakhir, digantikan oleh presiden
terpilih Jokowi dan wakilnya Jusuf kalla. Pergantian kepemimpinan ini tidak
menutup hubungan kerjasama yang sudah terjalin selama ini di berbagai sektor dan
salah satunya pada sektor pendidikan. SBY berharap masa pemerintahan Jokowi-
Jusuf Kalla terus menjalin hubungan yang telah berlangsung harmonis selama ini
(suara merdeka, 2018). Disamping itu terkait bentuk kerjasama yang dilakukan SBY
dulu diharapkan Jokowi menindak lanjuti seperti salah satunya pada program
beasiswa. Dimana beasiswa tersebut merupakan salah satu bentuk kerjasama di
bidang pendidikan yang tercapai selama ini. Ditambah lagi dengan minat masyarakat
Timor Leste yang besar ingin melanjutkan pendidikan di Indonesia.
67
Pada hasil wawancara media viva pada tahun 2015 dengan Menlu Guterres,
bahwa Timor Leste mengharapkan agar siapapun yang menjadi pemimpin Indonesia
dapat terus menjalin hubungan kerjasama yang baik dengan Timor Leste.
Menlu Guterres : Memang di era kepemimpinan mantan Presiden SBY yang
berjalan selama 10 tahun, persahabatan dan persaudaraan sangat terasa. Namun, kami
yakin Indonesia di bawah kepemimpinan Presiden Jokowi, Menlu Retno LP Marsudi,
Menteri lainnya dan parlemen, akan melakukan yang terbaik untuk meningkatkan
persahabatan di antara kedua negara.
Jokowi menyambut baik untuk masyarakat Timor Leste yang ingin melanjutkan
pendidikan di Indonesia. Dibawah ini beberapa bentuk kerjasama yang dilakukan
Timor Leste dengan Indonesia di bidang pendidikan pada masa Jokowi:
1. Memberikan beasiswa kepada anak-anak Timor Leste yang mau melanjutkan
pendidikan di Indonesia. jumlah mahasiswa Timor-Leste yang menempuh
pendidikan di Indonesia berjumlah sekitar 6000 orang yang tersebar di
beberapa provinsi di Indonesia.
2. Pemerintah Indonesia dapat menyediakan pelatihan bahasa indonesia sebagai
salah satu cara di dalam memudahkan proses pembelajaran para calon
mahasiswa Timor-Leste kedepannya apabila sudah tiba di Indonesia.
3. Memberikan mekanisme pembelajaran bahasa Indonesia dalam rangka
mendukung aktivitas mahasiswa Timor-Leste di Indonesia, menyarankan
untuk memberikan pre-departure program sebelum calon mahasiswa Timor-
Leste melanjutkan kuliahnya di Indonesia dimana pembekalan bahasa
Indonesia dapat diberikan. Mohammad Nasir menambahkan bahwa calon
mahasiswa dapat mengakses melalui website forlap.ristekdikti.go.id untuk
memperoleh informasi mengenai universitas-universitas dan institusi
pendidikan yang ada di Indonesia.
4. Peningkatan Hubungan Kerjasama Di Bidang Pendidikan Indonesia Dan
Timor-Leste dengan Penguatan Organisasi Manajemen Pendidikan.
68
5. Mengembangkan aplikasi Penerbitan Izin Belajar berbasis daring, Dengan
aplikasi Penerbitan Izin Belajar berbasis Daring, layanan penerbitan Izin
Belajar Mahasiswa Asing akan lebih efektif, tidak menyita waktu, akuntabel
dan efisien. Sistem ini merupakan salah satu upaya kementerian dalam
mendukung perguruan tinggi Indonesia dalam penyelenggaraan program
Internasionalisasi
Sehubungan dengan program beasiswa yang ada di Indonesia dan diperuntukan
untuk para calon mahasiswa Timor-Leste. Timor-Leste berharap terdapat program
beasiswa berkelanjutan dan kemungkinan pembahasan aplikasi training bagi Timor-
Leste di institusi-instusi penelitian di Indonesia seperti di BPPT. Salah satu insititusi
pendidikan di Indonesia yang menarik perhatian pemerintahan Timor-Leste adalah
Politeknik Kapal Perikanan. Melalui sistem dan materi pembelajaran yang terdapat di
Politeknik Kapal Perikanan, diharapkan mahasiswa Timor-Leste yang menempuh
pendidikan pada institusi tersebut dapat mendukung salah satu keunggulan dari
negara Timor-Leste yaitu pada sektor perikanan dan kelautan.
Semasa kepemimpinanya, Jokowi berhasil menjalankan kerjasama yang baik
dengan Timor Leste, kerjasama yang ditindak lanjuti dari masa SBY ini semakin
terbukti dengan hubungan yang kian harmonis, bentuk keharmonisan tersebut terlihat
dari berbagai kerja sama kedua negara di sejumlah sektor, termasuk sektor
perdagangan, pendidikan, kebudayaan dan pertahanan (CNN Indonesia, 2015).
kerjasama pendidikan dan pendidikan tinggi antara kedua negara memberikan
manfaat secara optimal bagi pembangunan sumber daya manusia Timor-Leste dan
juga pembangunan bidang pendidikan di Indonesia.
Sesuai dengan data dari Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi
(Kemristekdikti, Mei 2017) tercatat 2,107 total mahasiswa dari Timor-Leste yang
sementara melanjutkan pendidikan di berbagai perguruan tinggi di Indonesia dan
69
apabila dipersenkan sejumlah 36.7%. Jumlah mahasiswa dari Timor-Leste ini
menduduki peringkat pertama dari sepuluh besar total mahasiswa asing (5,746 orang)
yang sementara mengikuti pendidikan tinggi di Indonesia. Dengan peningkatan minat
mahasiswa yang mengambil pendidikan di Indonesia terbukti bahwa kerjasama di
bidang pendidikan era jokowi dengan baik.
Tabel 5.3
Data jumlah dan persentase Mahasiswa asing yang menjalani pendidikan
di Indonesia,2017
No Negara asal Jumlah Persentase
1 Timor Leste 2,107 36,67
2 Malaysia 1,217 21,2
3 Thailand 669 11,5
4 Korea selatan 524 9,1
5 China 456 7,9
6 Jepang 217 3,8
7 Jerman 156 2,7
8 Belanda 139 2,4
9 Perancis 136 2,4
10 Australia 135 2,3
Sumber: Kemristekdikti, 2017
Dari data di atas, menunjukan bahwa hubungan di sektor pendidikan
Indonesia dengan negara Timor Leste lebih terlihat besar dibandingkan dengan
negara Asia lainnya. Data itu membuktikan bahwa Timor Leste menaruh harapan
besar bagi pembangunan negaranya dengan Indonesia. data tersebut menunjukan
Total: 5746 100,0%
70
jumlah mahasiswa Timor-Leste yang sementara melanjutkan pendidikan di perguruan
tinggi di Indonesia melebihi jumlah diatas. Oleh karena itu perlu dilakukan tertib
administrasi melalui penetapan mekanisme di bidang pendidikan, pendidikan tinggi
dan keimigrasian antara kedua negara. Upaya ini perlu dilakukan dengan baik
sehingga mampu mengeliminir kemungkinan-kemungkinan yang tidak diinginkan
sejak dini akibat dari lemahnya fungsi pengawasan terhadap mahasiswa asing. Selain
itu, meningkatnya fungsi pengawasan tentu saja akan mampu meningkatkan kualitas
pelayanan terhadap para mahasiswa asing yang pada akhirnya dapat mendorong
ketepatan waktu belajar.
Kerjasama pendidikan ini juga dapat menunjukan bahwa pada era Jokowi,
kerjasama dapat tercapai dengan baik, dibuktikan dengan IPM Timor Leste yang
stabil. Meningkat sedikit demi sedikit di tahun 2014 adalah 0,603 sedangkan ditahun
2015-2016 adalah 0,606. Pada zaman Jokowi sekarang ini dinilai bahwa Timor Leste
tetap mempercayai Indonesia sebagai Tujuan untuk menentut ilmu. Alasan Timor
Leste tetap terus menjalin kerjasama dengan Indonesia pada masa kepemimpinan
Jokowi antara lain;
1. Kebanyakan warga masyarakat Timor-Leste mampu berbahasa Indonesia,
sekalipun perlu mendapat penguatan dibandingkan dengan mengikuti
pendidikan di negara lain yang mengharuskan mereka harus belajar dari
nol seperti mempelajari Bahasa Inggris dan Portugis.
2. Pendidikan di Indonesia masih relatif lebih murah dibandingkan
mengikuti pendidikan di negara-negara seperti eropa, Amerika dan
Australia.
3. Masyarakat Timor-Leste memiliki banyak kesamaan budaya dengan
Indonesia jika dibandingkan dengan masyarakat negara-negara seperti di
eropa, Amerika dan Australia. Hal ini membuat mahasiswa yang berasal
dari Timor-Leste jauh lebih cepat beradaptasi dengan lingkungan dan
71
masyarakat Indonesia serta menghindari cultural shock yang sering kali
menyebabkan motivasi belajar para mahasiswa asing menurun.
4. Secara geografis, Indonesia jauh lebih dekat dengan Timor-Leste sehingga
memudahkan mobilisasi logistik pada saat dibutuhkan misalnya
memanfaatkan waktu liburan semester dan sebagainya.
Tindak lanjut kerjasama pendidikan Timor leste dengan Indonesia yang
dilakukan Jokowi menggambarkan upaya peningkatan lebih lagi kerjasama Timor
Leste dengan Indonesia di bidang pendidikan yang menjadikan mitra terpercaya bagi
pembangunan di Timor Leste. Berikut pernyataan Jokowi terkait kerjasama yang
dilakukan Timor Leste dengan Indonesia.
“Saya yakin hubungan kita akan semakin kokoh dan Indonesia berkomitmen
tinggi untuk terus meningkatkan kerja sama di berbagai bidang dan tetap
menjadi mitra terpercaya bagi pembangunan di Timor Leste Timor Leste yang
damai, stabil dan maju yang merupakan harapan kita bersama," Jokowi
kepada salah satu media nasional,2018
"Saya juga ingin menyampaikan terima kasih atas dukungan Timor Leste bagi
pencalonan Indonesia sebagai anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB
2019-2020. Berkat dukungan tersebut, Alhamdulillah Indonesia telah terpilih
pada pemilihan tanggal 8 Juni 2018 di Markas Besar PBB New York,"
Pernyataan Jokowi tersebut dapat menggambarkan bahwa dalam kerjasama dapat
memberikan pengaruh yang besar bagi kedua negara. Kerjasama yang dilakukan
sangat memberikan pengaruh besar bagi negara Timor Leste terkait kualitas
pendidikan di Timor Leste. Dengan adanya kerjasama tidak hanya menciptakan
perdamaian namun juga menjadikan masyarakat lebih sejahtera. Hak-hak yang belum
terpenuhi dapat terpenuhi, sehingga masyarkat mempunyai hak yang sama untuk
pendidikan. Kerjasama di sektor pendidikan ini dibutuhkan untuk menjelaskan teori
libealklasik mengenai persamaan hak, kebebasan individu dan kesejahteraan. Bahwa
setiap individu memiliki hak untuk mendapatkan pendidikan yang layak, untuk
kesejahteraan setiap Individu dan Bentuk kerjasama dalam bidang pendidikan
72
merupakan salah satu aspek penting bagi negara dalam pengembangan sumber daya
manusianya dan juga kerjasama pendidikan merupakan salah satu hal penunjang
untuk semakin meningkatkan kerjasama di bidang lain.
Kerjasama Pendidikan dengan Timor Leste ini terus terjain semakin baik karena
Indonesia ingin membawa citra bangsa Indonesia kemata Internasional. Dan bukan
hanya untuk membawa citra Indonesia karena Melihat 3 faktor:
1. Faktor Ekonomi
Dimana Kerjasama Pendidikan Tersebut dapat membantu mengembangkan
dan menerapkan teknologi-teknologi baru guna mendorong pertumbuhan.
untuk menjadi lebih produktif, lebih inovatif dan lebih mampu
mempertahankan tingkat pertumbuhan di suatu lingkungan global yang
kompetitif.
2. Faktor Sosial dan Sejarah
Kerja sama yang sudah terjalin semenjak dibukanya hubungan diplomatic
pada oktober 2002, apabila dilihat dari sejarah yang pahit pada saat Timor
Leste masih bergabung dengan Indonesia, Indonesia dituding oleh dunia
Internasional melakukan pelanggaran HAM, namun tidak membuat mereka
berlama bermusuhan. Disini Indonesia ingin menunjukan kepada mata
Internasional bahwa konflik masa lalu tidak menutup sebuah negara untuk
melakukan kerja sama. Kerja sama tersebut guna untuk tetap menjalin
persahabatan. Juga agar menjaga konflik di perbatasan.
3. Faktor Geopolitik
Pada faktor ini, dimana Indonesia mau menjelaskan tentang kemampuannya
untuk menunjukkan kepada negara ASEAN yang lain, bahwa pendidikan di
Indonesia juga berkualitas, sehingga menjadikan refensi untuk negara
ASEAN lain menempuh pendidikan di Indonesia.
73
Kerja sama antara Timor Leste dan Indonesia juga sebagai tindak lanjut dari
rekomendasi kkp yang dinilai menguntungkan kedua belah pihak. Hal tersebut
kemudian disampaikan oleh Direktur Jenderal Multilateral Kementerian Luar Negeri
RI, Duta Besar Hasan Kleib, pada pembukaan pertemuan konsultasi wakil-wakil
kedua pemerintah dengan para mantan Komisioner Komisi Kebenaran dan
Persahabatan (KKP) Indonesia dan Timor Leste, yang berlangsung di Bali pada
tanggal 30 Agustus 2016. Bahwa Semangat persahabatan dan melihat masa depan
dari Komisi Kebenaran dan Persahabatan Indonesia dan Timor Leste telah menjadi
inspirasi bagi hubungan bilateral yang saat ini terus menguat. Lebih lanjut Dubes
Hasan Kleib menyampaikan bahwa hasil kerja KKP tidak hanya berkontribusi pada
hubungan kedua negara yang semakin menguat, tetapi juga telah berkontribusi bagi
negara lain dan masyarakat internasional yang bisa gunakan KKP Indonesia dan
Timor Leste sebagai model penyelesaian konflik.
top related