bab iv hasil penelitian dan pembahasan 4.1. hasil...
Post on 29-Apr-2019
220 Views
Preview:
TRANSCRIPT
49
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Penelitian
Penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti di kelas 4 SD Negeri 01 Tegalsari
Kecamatan Kedu, Kabupaten Temanggung selama kurang lebih 1 bulan memperoleh
hasil tes dan non tes di setiap siklusnya. Hasil tes diperoleh dari tes formatif siswa
yang dilakukan di setiap akhir siklus. Sedangkan untuk penilaian non tes didapat dari
data observasi guru, siswa dan data dokumentasi. Hasil penelitian dari setiap siklus
diuraikan secara rinci di bawah ini:
4.1.1. Pelaksanaan Penelitian
4.1.1.1. Pra Siklus
Penelitian ini dilakukan di SDN 01 Tegalsari Kecamatan Kedu, Kabupaten
Temanggung pada siswa kelas 4 dengan jumlah 18 siswa, 13 siswa laki-laki dan 5
siswa perempuan. Dari hasil wawancara yang dilakukan dengan guru kelas, latar
belakang siswa lebih banyak sebagai anak wiraswata (bekerja di pabrik), sehingga
dari faktor keluarga kurang begitu memperhatikan pendidikan anak mereka.
Kebiasaan siswa yang masih suka bermain dibawa hingga ke dalam kelas. Pada saat
kondisi pembelajaran siswa kurang memperhatikan guru. Mereka lebih suka
melakukan aktifitas diluar materi pembelajaran seperti mengobrol dengan teman atau
asik dengan aktifitasnya sendiri. Semangat dan minat siswa untuk belajar masih
kurang. Penggunaan metode pembelajaran yang digunakan juga berpengaruh pada
minat siswa untuk belajar. Dalam pembelajaran lebih banyak menggunakan metode
ceramah dan menggunakan contoh dari buku saja. Belum nampak metode
pembelajaran yang kooperatif serta penggunaan media pembelajaran yang dapat
membuat siswa lebih bersemangat untuk belajar.
Hasil belajar siswa kelas 4 SD Negeri 01 Tegalsari sebelum dilakukan
tindakan masih banyak siswa yang hasil belajarnya belum mencapai kriteria
ketuntasan minimal yakni 75. Berdasarkan data awal hasil belajar IPA diketahui
50
bahwa dari 18 siswa yang tuntas baru 9 siswa atau 50% dengan rata-rata kelas 71,66
dari kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang sudah ditentukan sekolah yaitu 75.
Hasil belajar IPA dapat dilihat di dalam tabel sebagai berikut.
Tabel 4.1 Distribusi Hasil Belajar IPA Pra Siklus Kelas 4 SD Negeri 01 Tegalsari
Tahun 2017/2018
No Nilai KKM (75) Jumlah Siswa Persentase (%) Keterangan
1. ≥75 9 50 % Tuntas
2. <75 9 50 % Tidak Tuntas
Jumlah 18 100 %
Nilai Maksimum 80
Nilai Minimum 60
Rata-rata 71,66
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa sebelum dilakukan tindakan
dari jumlah siswa 18 hanya ada 9 siswa atau 50 % yang tuntas dan 9 siswa atau 50 %
belum tuntas. Sebelum diadakan tindakan nilai tertinggi adalah 80 dan nilai terendah
adalah 60.
4.1.1.2. Pelaksanaan Siklus 1
Pelaksanaan siklus I akan dilakukan dalam 3 tahap, yaitu perencanaan,
tindakan dan observasi, dan refleksi. Dalam pelaksanaan tindakan dan observasi
masing-masing dilakukan dalam 3 kali pertemuan hingga evaluasi dilakukan.
a. Perencanaan
Dalam perencanaan siklus 1 peneliti: a) menyusun rencana pembelajaran dengan
menerapkan model pemebelajaran Discovery Learning berbantuan dengan media
gambar pada tema 4 sub tema 1 pembelajaran 1; b) menyiapkan media gambar yang
digunakan yakni berupa gambar sumber daya alam (hutan, sungai, laut, gunung dan
lapisan tanah) dan pemanfaatannya, gambar pengolahan dan penggunaan hasil
sumber daya alam; c) untuk kegiatan diskusi menyiapkan lembar kegiatan siswa; d)
menyiapkan soal evaluasi untuk materi siklus I yaitu sumber daya alam dan
pemanfaatannya; e) mempersiapkan lembar observasi kegiatan guru dan siswa dalam
pembelajaran menggunakan model Discovery Learning berbantuan dengan media
gambar.
51
Tabel 4.2 Jadwal Pelaksanaan Siklus I
Pertemuan
Ke- Hari,Tanggal
Jam
Pelajaran Keterangan
1 Senin,
9 Oktober 2017
3 Pelaksanaan pembelajaran
2 Selasa,
10 Oktober 2017
3 Pelaksanaan pembelajaran
3 Rabu,
11 Oktober 2017
2 Pelaksanaan pembelajaran dan
evaluasi
b. Pelaksanaan dan observasi
Tahap pelaksanaan tindakan pada siklus I adalah adalah pelaksanaan rancangan
pembelajaran dalam bentuk rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah disusun
sebelumnya. Pelaksanaan tindakan dilaksanakan dalam 3 kali pertemuan dan pada
pertemuan terakhir akan dilaksanakan evaluasi untuk mengetahui hasil belajar siswa.
Pertemuan pertama siklus I ini dilaksanakan pada hari Senin tanggal 9 Oktober 2017.
Dengan Tema 4. Berbagai Pekerjaan, Sub Tema 1. Jenis-jenis pekerjaan,
Pembelajaran 1. Dengan Kompetensi Dasar IPA yakni : 3.8 Menjelaskan pentingnya
upaya keseimbangan dan pelestarian sumber daya alam di lingkungannya. Pada
kegiatan pendahuluan diawali dengan mengucapkan salam dan berdoa bersama,
mengecek kehadiran siswa, memeriksa kesiapan siswa, menyampaikan tujuan dan
langkah pembelajaran, melakukan apersepsi dengan mengajukan pertanyaan, serta
memberikan motivasi kepada siswa berupa alasan kenapa mereka harus mempelajari
materi tersebut.
Pada kegiatan inti dimulai dengan guru membagi siswa menjadi 4 kelompok,
kemudian guru menampilkan gambar tentang materi sumber daya alam dan
pemanfaatannya. Setelah itu guru memberikan penjelasan mengenai materi sumber
daya alam dan pemanfaatannya. Barulah pembelajaran dilanjutkan dengan model
pembelajaran Discovery Learning yakni perwakilan setiap kelompok mengambil
pertanyan tentang permasalahan yang telah disiapkan guru. Kemudiaan siswa
bersama kelompok mengidentifikasi permasalahan tersebut dengan membuat
hipotesis. Setelah itu siswa bersama kelompok mengumpulkan data dari berbagai
52
sumber buku. Data kemudian diolah dengan berdiskusi untuk membedakan SDA
yang dapat diperbarui dan SDA yang tidak dapat diperbarui serta mengidentifikasi
pengolahan dan penggunaan SDA. Siswa dibagikan LKS, kemudian siswa mencatat
hasil diskusi pada LKS. Setelah itu siswa melihat kembali hipotesis yang telah dibuat.
Bagi kelompok yang sudah selesai diminta untuk maju ke depan dan memberanikan
diri untuk menyampaikan hasil diskusinya ke depan kelas.
Pada kegiatan penutup guru bersama dengan siswa membuat kesimpulan tentang
pembelajaran yang telah dilakukan. Guru melakukan refleksi, kemudian siswa
diberikan tindak lanjut untuk mencatat alat-alat yang harus dipersiapkan untuk
percobaan pada pertemuan selanjutnya. Guru mengucap salam dan mengakhiri
pembelajaran dengan berdoa.
Pada pertemuan pertama siklus I, siswa masih ramai sendiri bicara dengan
temannya, dan siswa masih merasa canggung dengan peneliti sebagai guru pengajar.
Pada saat melakukan presentasi di depan kelas siswa masih malu-malu akibatnya saat
membacakan hasil diskusi suaranya kurang lantang dan ada siswa yang gemetar saat
mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas. Dari lembar pengamatan observer,
guru belum bisa menguasai kelas dengan baik, masih ada siswa yang bermain sendiri
dan berbicara dengan temannya sehingga kelas menjadi gaduh.
Pelaksanaan pembelajaran siklus I, pada pertemuan ke 2 dilaksanakan pada hari
Selasa tanggal 10 Oktober 2017. Kegiatan pembelajaran dilakukan sama seperti pada
pertama di siklus 1, dengan pokok bahasan tema 4 sub tema 1 pembelajaran 2.
Namun dengan fokus pada pembelajaran sumber daya alam dan pemanfaatannya
(dampak pengambilan SDA) Media yang digunakan adalah gambar dari dampak
pengambilan SDA.
Pada kegiatan awal diawali dengan guru mengucapkan salam dan berdoa bersama,
mengecek kehadiran siswa, memeriksa kesiapan siswa, menyampaikan tujuan dan
langkah pembelajaran, melakukan apersepsi dengan mengajukan pertanyaan tentang
materi sebelumnya, serta memberikan motivasi kepada siswa berupa alasan kenapa
mereka harus mempelajari materi tersebut.
53
Pada kegiatan inti dimulai dengan guru membagi siswa menjadi 4 kelompok,
kemudian guru menampilkan gambar tentang materi dampak pengambilan sumber
daya alam. Setelah itu guru memberikan penjelasan mengenai materi dampak
pengambilan sumber daya alam. Barulah pembelajaran dilanjutkan dengan model
pembelajaran Discovery Learning yakni perwakilan setiap kelompok mengambil
pertanyan tentang permasalahan yang telah disiapkan guru. Kemudiaan siswa
bersama kelompok mengidentifikasi permasalahan tersebut dengan membuat
hipotesis. Setelah itu siswa bersama kelompok melakukan percobaan untuk
mengetahui dampak pengambilan SDA didampingi oleh guru. Siswa dibagikan LKS,
kemudian siswa mencatat hasil percobaan pada LKS. Setelah itu siswa melihat
kembali hipotesis yang telah dibuat. Bagi kelompok yang sudah selesai diminta untuk
maju ke depan dan memberanikan diri untuk menyampaikan hasil diskusinya ke
depan kelas. Pada kegiatan penutup guru bersama dengan siswa membuat kesimpulan
tentang pembelajaran yang telah dilakukan. Guru melakukan refleksi. Guru
mengucap salam dan mengakhiri pembelajaran dengan berdoa.
Dari pertemuan kedua siklus I, siswa masih terlihat belum berani mengungkapkan
pendapatnya setelah melakukan percobaan erosi. Siswa masih merasa takut jika
mereka menjawab dengan salah. Menurut observer, guru harus memberikan
bimbingan kepada siswa agar berani untuk mengeluarkan pendapatnya sendiri, guru
juga harus bisa memberikan pancingan/rangsangan kepada siswa supaya siswa
menjadi lebih aktif.
Pelaksanaan pembelajaran siklus I, pertemuan ketiga dilaksanakan pada hari
Rabu tanggal 11 Oktober 2017. Pada kegiatan awal diawali dengan guru
mengucapkan salam dan berdoa bersama, mengecek kehadiran siswa, memeriksa
kesiapan siswa, menyampaikan tujuan dan langkah pembelajaran, melakukan
apersepsi dengan mengajukan pertanyaan tentang materi sebelumnya, serta
memberikan motivasi kepada siswa berupa alasan kenapa mereka harus mempelajari
materi tersebut.
54
Pada pertemuan ketiga guru hanya mengulang pembelajaran yang telah
dipelajari siswa sebelumnya. Guru bertanya jawab dengan siswa terkait materi yang
dipelajari di pertemuan sebelumnya. Dan apa saja yang mereka dapatkan selama
proses pembelajaran. Guru menjelaskan tentang kegiatan evaluasi yang akan
dilakukan dan membagikan soal evaluasi. Siswa mengerjakan soal evaluasi. Guru
bersama siswa membahas soal evaluasi. Kemudian guru dan siswa menyimpulkan
pebelajaran yang telah dilewati bersama-sama. Guru memberikan motivasi kepada
siswa dan guru menutup pembelajaran dengan berdoa.
Menurut catatan observer pada lembar observasi, dari pertemuan kedua siklus
I diperoleh kesimpulan bahwa guru harus lebih bisa mengkondisikan kelas dengan
baik agar pembelajaran dapat berlangsung maksimal dan menuntut siswa supaya
lebih aktif. Guru sudah melakukan pembelajaran menggunakan model Discovery
Learning sesuai dengan higher order thinking skill (HOTS) atau berfikir tingkat
tinggi, karena setelah siswa melakukan percobaan “erosi” siswa diminta untuk
menganalisis penyebab terjadinya erosi.
c. Refleksi
Refleksi dilaksanakan oleh guru setelah semua data Siklus I terkumpul. Baik
berupa data hasi evaluasi maupun data hasil observasi oleh guru kelas. Refleksi
dilakukan peneliti dengan meminta masukan dari guru kelas untuk melakukan
perbaikan pada siklus selanjutnya. Dari data hasil belajar siswa yang didapat dari
pengerjaan soal evaluasi, siswa masih belum begitu dapat menguasai materi dengan
baik. Ini ditunjukkan dari 18 siswa, baru terdapat 13 siswa (72%) yang nilainya sudah
tuntas diatas KKM, sedangkan 5 siswa (28%) nilainya masih berada dibawah KKM.
Dari cacatan observer pada lembar observasi guru dan siswa diperoleh beberapa
masalah penyebab belum tercapainya indikator kerja pada siklus I antara lain:
55
• Kelebihan
1. Penyampaian materi sudah menarik dan sudah menerapkan HOTS didalam
pembelajaran dengan cara meminta siswa untuk melakukan analisis terhadap
hasil percobaan yang telah dilakukan.
2. Media gambar sudah dicetak berwarna, gambar yang diberikan juga menarik
sehingga siswa menjadi aktif dalam mengikuti pembelajaran.
• Kekurangan
1) Guru masih belum bisa mengkondisikan kelas dengan baik, hal ini dapat dilihat
dari persiapan pada saat membuka pembelajaran guru belum mengkondisikan
siswa untuk siap dalam menerima pembelajaran.
2) Pada saat pembelajaran berlangsung ada beberapa siswa yang belum fokus
menerima pelajaran karena masih sibuk dengan kegiatan yang lain.
3) Ketika tahap diskusi, siswa masih ada yang bermain sendiri dan tidak ikut
bediskusi dengan teman kelompoknya.
4) Guru belum menegur siswa yang tidak memperhatikan temannya saat
melakukan presentasi hasil diskusi di depan kelas.
5) Masih banyak pula siswa yang pasif belum berani mengemukakan
pendapatnya.
• Solusi
a. Guru lebih fokus lagi dalam penyampaian materi serta memperhatikan
pengkondisian kelas dan kesiapan dengan menggunakan teknik berhitung untuk
menata tempat duduk siswa sesuai dengan kelompok agar materi yang
disampaikan dapat diterima siswa dengan baik.
b. Saat siswa melakukan diskusi dengan kelompok, guru harus membimbing dan
mengontrol siswa supaya semua siswa mau bekerja di dalam kelompok dengan
cara guru berkeliling dari kelompok satu ke kelompok lainnya.
56
c. Guru memberikan teguran kepada siswa yang melakukan kegiatan diluar materi
pelajaran ataupun menggangu temannya yang sedang serius dalam belajar agar
kondisi belajar menjadi lebih kondusif.
d. Guru lebih memberikan motivasi kepada siswa dengan cara memberikan
kesempatan kepada siswa untuk mengemukakan pendapat dan semua
pendapat dari siswa harus ditampung dan diberi apresiasi kemudian
disimpulkan , agar siswa lebih berani dalam mengungkapkan pendapat.
Hasil refleksi ini akan dijadikan sebagai acuan untuk diperbaiki pada Siklus II
agar pembelajaran dapat berjalan secara maksimal dan indikator kerja yang telah
ditetapkan dapat tercapai.
4.1.1.3. Pelaksanaan Siklus II
Pelaksanaan siklus II masih akan dilaksanakan dalam 3 tahap, yaitu
perencanaan, tindakan dan observasi dan refleksi. Dalam pelaksanaan tindakan dan
observasi masing-masing dilakukan dalam 3 kali pertemuan dengan menggunakan
model pembelajaran Discovery Learning sampai pada pertemuan ke-3 evaluasi
dilakukan. Siklus II dilaksanakan dengan memperhatikan hasil refleksi memperbaiki
kelemahan yang terjadi pada siklus I.
a. Perencanaan
Model pembelajaran yang diterapkan dalam penelitian ini adalah model
pembelajaran Discovery Learning berbantuan media gambar hingga hasil belajar
siswa mencapai target yang ditentukan. Tahap perencanaan siklus II yang dilakukan
oleh peneliti diantaranya sebagai berikut:
1. Menganalisa kompetensi dasar dan standar kompetensi yang akan digunakan,
analisis ini dilakukan dengan meminta masukan pada guru kelas.
2. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dengan menggunakan metode
Discovery Learning beserta materi pembelajaran.
3. Menyiapkan media gambar yang mudah dipahami oleh siswa.
4. Menyusun dan menyiapkan lembar observasi guru dan siswa.
5. Menyiapkan soal evaluasi.
57
6. Berkonsultasi dengan guru kelas cara menguasai siswa dan mengkondisikan
kelas yang baik agar pembelajaran dapat berlangsung secara maksimal.
Berikut jadwal pelaksanaan siklus II:
Tabel 4.3 Jadwal Pelaksanaan Siklus II
Pertemuan
Ke- Hari,Tanggal
Jam
Pelajaran Keterangan
1 Jumat,
13 Oktober 2017
3 Pelaksanaan pembelajaran
2 Sabtu,
14 Oktober 2017
3 Pelaksanaan pembelajaran
3 Senin,
16 Oktober 2017
2 Pelaksanaan pembelajaran dan
evaluasi
b. Pelaksanaan dan observasi
Pelaksanaan tindakan pada Siklus II masih menggunakan model pembelajaran
Discovery Learning yang dilaksanakan dalam 3 kali pertemuan dengan mengacu pada
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang telah disusun.
Pertemuan pertama pada Tindakan siklus II ini dilaksanakan pada hari jumat 13
Oktober 2017. Pada kegiatan pendahuluan diawali dengan mengucapkan salam dan
berdoa bersama, mengecek kehadiran siswa, memeriksa kesiapan siswa,
menyampaikan tujuan dan langkah pembelajaran, melakukan apersepsi dengan
mengajukan pertanyaan, serta memberikan motivasi kepada siswa berupa alasan
kenapa mereka harus mempelajari materi tersebut.
Pada tahap inti, guru membagi siswa menjadi 4 kelompok, kemudian guru
menjelaskan materi tentang tindakan untuk melestarikan sumber daya alam dan daur
ulang. Guru melakukan tanya jawab dengan siswa melalui contoh-contoh tindakan
untuk melestarikan sumber daya alam dan daur ulang pada gambar yang sudah
ditempel pada papan tulis. Kegiatan ini dimaksudkan agar siswa lebih aktif dan tidak
melakukan kegiatan lain diluar materi pembelajaran selama guru menjelaskan materi
dan juga untuk mengetahui pemahaman siswa tentang penjelasan guru. Kemudian
perwakilan kelompok mengambil pertanyaan tentang permasalahan yan diberikan
58
oleh guru. Siswa bersama kelompok mengidentifikasi permasalahan yang diberikan
oleh guru dan kemudian membuat hipotesis. Siswa bersama kelompok
mengumpulkan data tentang tindakan yang dilakukan untuk melestarikan SDA dan
daur ulang dari berbagai sumber buku didampingi oleh guru. kemudian data tersebut
diolah dengan berdiskusi dan hasil diskusi dicatat pada LKS. Siswa melihat kembali
hipotesis yang sudah dibuat kemudian perwakilan kelompok mempresentasikan hasil
diskusinya dan kelompok lain memberi tanggapan. Kemudian guru memberikan
penguatan tentang materi dan melakukan tanya jawab mengenai materi yang belum
dipahami. Pada tahap akhir guru bersama siswa membuat kesimpulan berdasarkan
diskusi kelas yang sudah dilakukan, serta melakukan refleksi dan berdoa bersama
untuk menutup pelajaran.
Pada pertemuan pertama siklus II pembelajaran sudah berlangsung dengan baik,
akan tetapi saat guru menjelaskan materi siswa belum berani bertanya pada guru
tentang hal-hal yang belum dipahami. Jika guru bertanya apakah ada yang mau
ditanyakan, tetapi siswa menjawab tidak. Jadi pada saat siswa mengerjakan LKS
masih ada siswa yang bingung tentang materi pelajaran.
Pertemuan kedua siklus II dilaksanakan pada hari sabtu tanggal 14 Oktober 2017
dengan melanjutkan materi pada pertemuan pertama. Pada kegiatan pendahuluan
diawali dengan mengucapkan salam dan berdoa bersama, mengecek kehadiran siswa,
memeriksa kesiapan siswa, menyampaikan tujuan dan langkah pembelajaran,
melakukan apersepsi dengan mengajukan pertanyaan, serta memberikan motivasi
kepada siswa berupa alasan kenapa mereka harus mempelajari materi tersebut
Pada tahap inti, guru membagi siswa menjadi 4 kelompok, kemudian guru
menjelaskan materi tentang membuat poster tentang upaya pelestarian hewan sebagai
sumber daya alam. Guru melakukan tanya jawab dengan siswa melalui contoh-contoh
poster tantang upaya pelestarian hewan sebagai sumber daya alam pada gambar yang
sudah ditempel pada papan tulis. Kegiatan ini dimaksudkan agar siswa lebih aktif dan
tidak melakukan kegiatan lain diluar materi pembelajaran selama guru menjelaskan
materi dan juga untuk mengetahui pemahaman siswa tentang penjelasan guru.
59
Kemudian perwakilan kelompok mengambil pertanyaan tentang permasalahan yan
diberikan oleh guru. Siswa bersama kelompok mengidentifikasi permasalahan yang
diberikan oleh guru dan kemudian membuat hipotesis.
Siswa bersama kelompok mengumpulkan data dengan cara membuat poster
tentang pelestarian hewan sebagai sumber daya alam dan guru berkeliling untuk
melihat poster yang sedang dibuat oleh siswa. kemudian data tersebut diolah dengan
berdiskusi dan hasil diskusi dicatat pada LKS. Siswa melihat kembali hipotesis yang
sudah dibuat kemudian perwakilan kelompok mempresentasikan hasil diskusinya
membuat poster tentang pelestarian hewan sebagai sumber daya alam dan kelompok
lain memberi tanggapan. Kemudian guru memberikan penguatan tentang materi dan
melakukan tanya jawab mengenai materi yang belum dipahami. Pada tahap akhir
guru bersama siswa membuat kesimpulan berdasarkan diskusi kelas yang sudah
dilakukan, serta melakukan refleksi dan berdoa bersama untuk menutup pelajaran.
Menurut catatan observer pada lembar observasi, dari pertemuan kedua siklus II
diperoleh kesimpulan bahwa guru kurang memberikan kesempatan kepada siswa
dalam menyampaikan pendapat pada saat presentasi. Guru juga sudah memeriksa
kesiapan siswa dalam mengikuti pelajaran. Secara keseluruhan pembelajaran sudah
berlangsung dengan baik karena siswa diajak untuk berfikir tingkat tinggi (HOTS)
dengan cara menganalisis dan mengajak siswa untuk membuat poster.
Pelaksanaan pembelajaran ketiga siklus II dilakukan pada hari Senin tanggal 16
Oktober 2017, Pada kegiatan pendahuluan diawali dengan mengucapkan salam dan
berdoa bersama, mengecek kehadiran siswa, memeriksa kesiapan siswa,
menyampaikan tujuan dan langkah pembelajaran, melakukan apersepsi dengan
mengajukan pertanyaan, serta memberikan motivasi kepada siswa berupa alasan
kenapa mereka harus mempelajari materi tersebut.
Pada kegiatan inti pertemuan ketiga guru hanya mengulang pembelajaran yang
telah dipelajari siswa sebelumnya. Guru bertanya jawab dengan siswa terkait materi
yang dipelajari di pertemuan sebelumnya. Dan apa saja yang mereka dapatkan selama
proses pembelajaran. Guru menjelaskan tentang kegiatan evaluasi yang akan
60
dilakukan dan membagikan soal evaluasi. Siswa mengerjakan soal evaluasi. Guru
bersama siswa membahas soal evaluasi. Kemudian guru dan siswa menyimpulkan
pebelajaran yang telah dilewati bersama-sama. Guru memberikan motivasi kepada
siswa dan guru menutup pembelajaran dengan berdoa.
Tahap observasi pada siklus II dilakukan oleh guru kelas dengan mengisi lembar
observasi guru dan siswa yang telah disiapkan pada saat pembelajaran berlangsung.
Guru kelas mengamati jalannya pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti sebagai
guru pengajar dan mencatat poin-poin penting. Dari hasil pengamatan oleh guru
kelas, didapatkan beberapa catatan antara lain: pembelajaran yang dilakukan sudah
berlangsung baik. Semua poin pada lembar evaluasi sudah terlaksana. Pembelajaran
sudah runtut sesuai dengan RPP yang dibuat. Akan tetapi terkadang guru belum bisa
mengkondisikan siswa yang ramai pada saat pelajaran berlangsung.
c. Refleksi
Refleksi dilakukan oleh guru setelah semua data Siklus II terkumpul. Baik
berupa data hasi evaluasi maupun data hasil observasi oleh guru kelas selama 3
pertemuan berlangsung. Dari data lembar observasi maupun lembar evaluasi, siswa
mengalami peningkatan keaktifan maupun hasil belajar. Ini ditunjukkan jumlah siswa
yang tuntas berjumlah 18 orang siswa dari jumlah siswa seluruhnya 18. Dapat
disimpulkan bahwa tidak ada siswa yang tidak tuntas atau tidak mencapai ketuntasan
dalam pembelajaran. Pada siklus II siswa sudah dapat mengikuti pembelajaran
dengan baik dan sudah bisa diajak untuk berfikir tingkat tinggi (HOTS). Kebanyakan
siswa juga sudah berani mengungkapkan pendapatnya. Bagi beberapa siswa yang
masih belum berani utnuk mengungkapkan pendapat, guru membimbing dan
memberikan pengarahan. Pengkondisian kelas juga sudah dapat dilaknsanakan
dengan baik sehingga kondisi belajar dapat berlangsung dengan efektif. Pengerjaan
lembar evaluasi juga berlangsung secara kondusif, tidak lagi ada siswa yang tidak
mau ikut berdiskusi untuk mengerjakan LKS.
61
4.1.2. Deskripsi Data Hasil Penelitian
Data hasil belajar IPA pada materi keseimbangan alam dan pelestarian SDA
diperoleh dari hasil tes evaluasi siswa tiap siklus. Hasil belajar siswa disajikan dalam
bentuk tabel distribusi frekwensi. Menurut Sugiono (2011:46) untuk membuat tabel
distribusi frekwensi dilakukan dengan tiga langkah yaitu menghitung jumlah interval
kelas, menghitung rentang data dan terakhir menghitung panjang kelas. Untuk
menghitung jumlah kelas digunakan rumus strunges yaitu: K=1+3.3 log n. dimana:
K = jumlah interval kelas
n = jumlah data observasi
log = logaritma
Untuk mengitung rentang data dilakukan dengan rumus: nilai max – nilai min
+ 1. Setelah diketahui rentang data maka dicari panjang kelas dengan cara membagi
rentang data dengan jumlah kelas. Berikut hasil perhitungan kelas, rentang data dan
panjang kelas
a. Siklus I
Berdasarkan rumus tersebut nilai tertinggi pada siklus I adalah 90 dan nilai
terendah adalah 65. Jumlah data observasi adalah 18 siswa.
K = 1+3.3 log n
= 1+3.3 log 18
= 1+3.3 x 1,255
= 1+4,141
= 5,141 atau 5
Range = nilai max – nilai min + 1
= 90 – 65 + 1
= 26
Panjang kelas = Range dibagi K
26/5 = 5.2 atau 6 (dibulatkan ke atas)
62
Dari hasil perhitungan tersebut maka diperoleh panjang kelas adalah 6. Setelah
diketahui panjang kelas maka dibuat tabel distribusi frekwensi yang disajikan pada
tabel 4.4 berikut:
Tabel 4.4 Distribusi Frekwensi Hasil Belajar IPA Siswa Kelas 4 SDN 01
Tegalsari Semester I Tahun Ajaran 2017/2018 Siklus I
No Interval Frekwensi Persentase
1 95 – 100 0 6%
2 89 – 94 1 22%
3 83 – 88 4 17%
4 77 – 82 3 27%
5 71 – 76 5 22%
6 65 – 70 5 6%
Jumlah 18 100%
b. Siklus II
Data pada Siklus II perolehannya masih sama dengan siklus I dan juga
disajikan menggunakan tabel distribusi frekwensi dengan tiga langkah yaitu
menghitung jumlah interval kelas, menghitung rentang data dan terakhir menghitung
panjang kelas. Nilai tertinggi pada siklus II adalah 100 dan nilai terendah adalah 75.
Jumlah data observasi adalah 18 siswa.
K = 1+3.3 log n
= 1+3.3 log 18
= 1+3.3 x 1,255
= 1+4,141
= 5,141 atau 5
Range = nilai max – nilai min + 1
= 100 – 75 + 1
= 26
Panjang kelas = Range dibagi K
26/5 = 5,2 atau 5 (dibulatkan ke bawah)
63
Dari hasil perhitungan tersebut maka diperoleh panjang kelas adalah 5. Setelah
diketahui panjang kelas maka dibuat tabel distribusi frekwensi yang disajikan pada
tabel 4.5 berikut:
Tabel 4.5 Distribusi Frekwensi Hasil Belajar IPA Siswa Kelas 4 SDN 01
Tegalsari Semester I Tahun Ajaran 2017/2018 Siklus II
No Interval Frekwensi Persentase
1 95 – 100 1 6%
2 90 – 94 4 22%
3 85 – 89 2 11%
4 80 – 84 7 39%
5 75 – 79 4 22%
Jumlah 18 100%
4.1.3. Analis Data
Pada penelitian ini data akan dianalisis dengan dua tahapan yaitu analisis
ketuntasan dan analisis komparatif. Data yang dianalisis adalah data hasil belajar IPA
materi keseimbangan alam dan pelestarian SDA siswa kelas 4 SDN 01 Tegalsari Kec.
Kedu, Kab. Temanggung tahun ajaran 2017/2018 semseter I.
4.1.3.1. Analisis Ketuntasan
Analisis ketuntasan tiap siklus dalam tabel ketuntasan diolah dengan
membandingkan data mentah dengan skor KKM untuk mata pelajaran IPA.
Ketuntasan hasil belajar siswa siklus I dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.6. Analisis Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas 4 SDN 01
Tegalsari Kec. Kedu Semester I tahun Ajaran 2017/2018 Siklus I
No Kriteria Frekuensi Presentase
1 Tuntas 13 72%
2 Tidak tuntas 5 28%
3 Jumlah 18 100%
Nilai rata-rata kelas 77,22
Nilai Tertinggi 90
Nilai Terendah 65
Dari tabel tersebut dapat dilihat ketuntasan hasil belajar siswa pada siklus I
mencapai 72% atau 13 siswa dari jumlah 18 siswa. Dengan KKM adalah 75,
sebanyak 5 siswa (28%) masih mendapatkan nilai dibawah KKM atau belum tuntas.
64
Nilai tertinggi pada siklus I berada pada skor 90 dan nilai terendah dengan skor 65.
Sedangkan nilai rata-rata kelas dari keseluruhan siswa adalah 77,22. Tabel 4.7 jika
disajikan dalam bentuk diagram adalah sebagai berikut:
Gambar 1. Diagram ketuntasan hasil belajar IPA
Gambar 1. Diagram Ketuntasan Hasil Belajar IPA
Siswa Kelas IV SDN 01 Tegalsari Siklus I
Pada siklus II terjadi peningkatan hasil belajar siswa. Data hasil belajar IPA
siswa kelas 4 SDN 01 Tegalsari Kec. Kedu Tahun ajaran 2017/2018 Semester I
disajikan pada tabel berikut:
Tabel 4.8 Analisis Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas 4 SDN 01
Tegalsari Kec. Kedu Semester I Tahun Ajaran 2017/2018 Siklus II
No Kriteria Frekuensi Presentase
1 Tuntas 18 100%
2 Tidak tuntas 0 0%
3 Jumlah 18 100%
Nilai rata-rata kelas 82,77
Nilai Tertinggi 100
Nilai Terendah 75
Tabel tersebut menunjukkan tingkat ketuntasan siswa pada siklus II. Pada
siklus II siswa yang nilainya berada di atas KKM atau sudah tuntas mencapai jumlah
18 siswa (100%) dari jumlah 18 siswa, semua siswa (100%) tuntas. Nilai tertinggi
pada siklus II ini mencapai skor 100 sedangkan nilai terendah masih berada pada skor
75. Nilai rata-rata kelas meningkat dari siklus I hanya 77,22 pada siklus II ini menjadi
82,77. Data tersebut disajikan dalam bentuk diagram sebagai berikut:
72%
28%
SIKLUS 1Tuntas TidakTuntas
65
Gambar 2. Diagram Ketuntasan Hasil Belajar IPA
Siswa Kelas IV SDN 01 Tegalsari Siklus II
4.1.3.2. Analisis Komparatif
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan menggunakan model
pembelajaran Discovery Learning berbantuan media gambar pada mata pelajaran IPA
terjadi peningkatan hasil belajar siswa. Peningkatan tersebut dapat dilihat pada
perbandingan nilai pra siklus, siklus I dan siklus II tabel 4.9 berikut:
Tabel 4.9 Perbandingan Hasil Belajar Siswa Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II
No Kriteria Pra siklus Siklus I Siklus II
Jumlah Persentase Jumlah Persentase Jumlah Persentase
1 Tuntas 9 50% 13 72% 18 100%
2 Tidak tuntas 9 50% 5 28% 0 0%
Jumlah 18 100% 18 100% 18 100%
Skor tertinggi 80 90 100
Skor terendah 60 65 75
Rata-rata 71,6 73,4 82,7
Dari tabel tersebut dapat dilihat adanya peningkatan jumlah ketuntasan hasil
belajar siswa. Yang semula pada pra siklus sebelum diadakannya tindakan,
ketuntasan siswa hanya mencapai 50%, setelah digunakan model pembelajaran
Discovery Learning berbantuan media gambar meningkan menjadi 72% kemudian
setelah tindakan dilakukan dalam 2 siklus hasil belajar siswa meningkat lagi
mencapai 100% dari jumlah keseluruhan siswa. Grafik peningkatan hasil belajar
siswa disajikan dalam gambar berikut:
100%
0%
Hasil Belajar Siklus II
Siswa yang tuntas ≥ 75 Siswa yang tidak tuntas ≤ 75
66
Gambar 3. Diagram Perbandingan Ketuntasan Dan Ketidaktuntasan Hasil
Belajar
Selain pada presentase ketuntasan, peningkatan juga terjadi pada pencapaian
nilai tertinggi yang diperoleh siswa. Perbandingan perolehan skor tertinggi dan
terenda tiap siklus disajikan dalam gambar 4 berikut:
Gambar 4. Diagram Perbandingan Skor Tertinggi Dan Skor Terendah Tiap
Siklus
Dari gambar 4 dapat dijelaskan bahwa peningkatan nilai tertinggi dan nilai
terendah pada setiap siklus selalu meningkat. Pada pra siklus nilai tertinggi 80 dan
nilai terendah 60, setelah dilakukan tindakan pada siklus I nilai tertinggi 90 dan nilai
terendah 65 dan pada siklus II nilai tertinggi 100 dan nilai terendah adalah 75.
0%
20%
40%
60%
80%
100%
PRA SIKLUS SIKLUS 1 SIKLUS 2
Tuntas
TidakTuntas
0
20
40
60
80
100
PRA SIKLUS SIKLUS 1 SIKLUS 2
NilaiTertinggi
NilaiTerendah
67
4.2. PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilakukan di kelas 4 SDN 01 Tegalsari
mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) materi keseimbangan alam dan
pelestarian SDA menggunakan model pembelajaran Discovery Learning berbantuan
media gambar sangat memuaskan. Berdasarkan hasil analisis data yang telah
diperoleh dari pra siklus, siklus I dan siklus II hasil belajar siswa mengalami
peningkatan yang cukup signifikan.
Sebelum dilakukan tindakan atau pada pra siklus siswa yang tuntas hanya
sebanyak 9 anak atau 50% kemudian dilaksanakan siklus I ketuntasan siswa
meningkat mencapai 13 anak atau 72%. Berarti terjadi peningkatan sebanyak 22%.
Akan tetapi hasil yang diperoleh pada siklus I belum memenuhi target sesuai dengan
indikator kerja yang telah dibuat yaitu ketuntasan mencapai 80% atau lebih dari
keseluruhan siswa. Hal ini dikarenakan guru belum bisa mengkondisikan kelas secara
maksimal. Jadi apabila guru tidak fokus siswa terkadang masih bermain-main dengan
hal diluar materi pelajaran seperti mengganggu siswa yang lain, menggunakan media
pembelajaran sebagai mainan atau sibuk sendiri dengan kegiatannya. Siswa juga
belum menunjukkan keberaniannya untuk menyampaikan pendapat ataupun
mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas.
Dengan memperhatikan refleksi dari siklus I, maka dilakukan perencanaan
perbaikan-perbaikan pembelajaran yang akan dilakukan pada siklus II agar penelitian
mencapai target yang ditentukan. Setelah dilakukan tindakan siklus II, ketuntasan
siswa mencapai 100% dari 18 siswa 18 siswa yang tuntas (100%), ini berarti
Penelitian Tindakan Kelas dengan menggunakan model pembelajaran Discovery
Learning berbantuan media gambar meningkatkan ketuntasan siswa sebanyak 50%
dibandingkan hasil belajar sebelum dilakukan tindakan. Dan hasil yang diperoleh
pada siklus II ini telah mencapai target yaitu ketuntasan siswa mencapai 100%. Hal
ini dikarenakan kelebihan dengan menggunakan model pembelajaran Discovery
Learning berbantuan media gambar tingkat keaktifan siswa dalam belajar meningkat,
siswa dituntut untuk berfikir kritis dan berfikir tingkat tinggi (HOTS) untuk
68
menemukan pengetahuannya sendiri, dengan cara siswa diberikan permasalahan/soal
oleh guru tentang dampak dari erosi. Kemudian siswa bersama kelompok
mengidentifikasi permasalahan dan mereka membuat hipotesis. Siswa bersama
kelompok melakukan percobaan tentang erosi.
Percobaan dilakukan dengan cara siswa membawa 2 tanah yang sudah
dimasukan kedalam kotak, kotak 1 berisi tanah kemudian kotak 2 berisi tanah
berumput. Setelah itu siswa menyiram kedua kotak tersebut menggunakan air.
Setelah melakukan percobaan siswa menganalisis dampak dari pengambilan SDA
atau erosi dengan berdiskusi kelompok. Kemudian perwakilan kelompok
mempresentasikan hasil diskusinya didepan kelas. Siswa dituntut untuk berani
melakukan presentasi di depan kelas, agar dapat mengembangkan keaktifannya
dengan cara menemukan pengetahuannya sendiri sehingga hasil yang diperoleh siswa
akan bertahan lama dalam ingatan dan siswa tidak akan mudah lupa terhadap materi
yang mereka peroleh. Ini sesuai dengan teori dari Ira Vahlia (2014:44) yang
menyatakan bahwa model pembelajaran Discovery Learning merupakan cara untuk
mengembangkan keaktifan siswa dengan menemukan, menyelidiki sendiri, sehingga
hasil yang diperoleh bertahan lama dalam ingatan dan siswa tidak akan mudah lupa.
Keunggulan metode ini adalah menumbuhkan rasa senang pada diri siswa, karena
tubuh rasa untuk menyelidiki dan berhasil.
Akan tetapi penggunaan metode Discovery Learning berbantuan media gambar
ini juga memiliki kelemahan, diantaranya adalah pada saat tahap diskusi dengan
teman sebangku apabila guru tidak membimbing siswa untuk berdiskusi dengan
benar, maka siswa ada yang mendiskusikan tema yang lain diluar materi pelajaran
dan tidak mau bekerja dalam kelompok. Jadi guru harus fokus membimbing siswa
untuk berdiskusi. Ini dapat dilakukan dengan cara guru berkeliling kelas. Jika gambar
yang digunakan oleh guru kurang jelas, siswa terkadang kesulitan untuk memahami
maksud dari gambar tersebut, hal ini dapat diatasi dengan cara guru menjelaskan
kepada masing-masing siswa yang merasa kesulitan.
69
Dari hasil pemaparan, dapat diperoleh kesimpulan bahwa penerapan metode
Discovery Learning berbantuan media gambar yang peneliti lakukan dapat dikatakan
berhasil. Pembelajaran dengan model pembelajaran ini dapat membuat siswa menjadi
lebih aktif dan kreatif dalam pembelajaran. Siswa dituntut untuk berfikir lebih dan
terpacu dalam berkompetisi dengan siswa yang lain, sehingga tidak bosan dalam
mengikuti pembelajaran. Hal ini yang menjadikan hasil belajar IPA siswa menjadi
meningkat.
top related