bab iii metode penelitian a. metode...
Post on 14-Jun-2019
238 Views
Preview:
TRANSCRIPT
Aria Bagiasa Chidmahdjati, 2016 EVALUASI POLA PEMANFAATAN RUANG DI KAWASAN METROPOLITAN BANDUNG RAYA MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
66
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam
menggunakan data penelitiannya (Arikunto, 1997). Menurut Sutanto (1992,
hlm. 82) berpendapat bahwa “metode penelitian atau metodologi suatu studi,
ialah rancang-bangun (design) menyeluruh untuk menyelesaikan masalah
penelitian”. Sugioyono (2008, hlm. 2) mengutarakan “bahwa metode
penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data
dengan tujuan dan kegunaan tertentu”.
Upaya untuk mendapatkan data tersebut, dalam hal ini yaitu data
tingkat kesesuaian antara pola pemanfaatan ruang (penggunaan lahan) yang
ada di lapangan dengan rencana tata ruang maka penelitian ini menggunakan
metode survei deskriptif, kemudian didukung oleh data penginderaan jauh
(citra satelit), dianalisa dan disajikan menggunakan Sistem Informasi
Geografis.
Metode survei deskriptif memiliki keunggulan dalam membahas
informasi mengenai fenomena yang ada di lapangan, sebagaimana menurut
West (1980) (dalam Yunus 2010, hlm. 312) mengungkapkan bahwa secara
komprehensif metode survei deskriptif dapat mengupas secara mendalam
mengenai fenomena geosfer baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Hal
demikian sehingga pada proses penelitian, metode tersebut dapat dibantu oleh
alat analisis berupa peta-peta, citra satelit, tabel dan diagram sehingga dalam
pembahasan penelitian dapat menggabungkan pendekatan kuantitatif dan
kualitatif.
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
mixed methods atau metode campuran. Menurut Creswell & Plano Clark
(2007) menguraikan bahwa,
Penelitian metode campuran merupakan pendekatan penelitian
yang mengkombinasikan atau mengasosiasikan bentuk kualitatif
dan bentuk kuantitatif. Pendekatan ini melibatkan asumsi-asumsi
filosofis, pendekatan kualitatif dan kuantitatif, dan pencampuran
67
Aria Bagiasa Chidmahdjati, 2016 EVALUASI POLA PEMANFAATAN RUANG DI KAWASAN METROPOLITAN BANDUNG RAYA MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
(mixing) kedua pendekatan tersebut dalam satu penelitian.
Pendekatan ini lebih kompleks dari sekedar mengumpulkan dan
menganalisis dua jenis data; ia juga melibatkan fungsi dari dua
pendekatan penelitian tersebut secara kolektif sehingga kekuatan
penelitian ini secara keseluruhan lebih besar ketimbang penelitian
kualitatif dan kuantitatif (dalam Putra, 2013, hlm. 48).
Berdasarkan kaitannya dengan pengertian tersebut dapat
disimpulkan bahwa metode campuran yang digunakan dalam penelitian
berbasis spasial ini terdiri atas pendekatan kualitatif dan kuantitatif.
Menurut Winchester (2000) bahwa pendekatan kualitatif bertujuan untuk
menjelaskan mengenai kondisi lingkungan manusia dan lingkungan fisik
alami dengan kerangka konseptual (dalam, Yunus, 2010). Pendekatan
kuantitatif dalam penelitian berbasis spasial menurut Yunus (2010)
mengungkapkan bahwa pendekatan kuantitatif memiliki tujuan utama untuk
mengungkap fenomena dengan menggunakan data angka dan
memanfaatkannya secara terukur baik secara matematis maupun statistik.
B. Bahan dan Alat Penelitian
Pelaksanaan penelitian memerlukan beberapa bahan untuk menunjang
proses penelitian, di antaranya :
1. Peta digital rencana pola ruang Provinsi Jawa Barat tahun 2009-2029
2. Data digital citra Landsat 8 wilayah selatan dan timur Jawa Barat tahun
2015
3. Data sekunder yang menunjang terkait wilayah penelitian. Data tersebut
bersumber dari literatur dan publikasi lembaga pemerintahan seperti :
a. Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Barat tahun 2009-
2029
b. Data kondisi geografis, monografi, sosial dan ekonomi wilayah
Kota Bandung, Kabupaten Bandung, Kabupaten Bandung Barat,
Kota Cimahi dan sebagian kecamatan di wilayah Kabupaten
Sumedang.
68
Aria Bagiasa Chidmahdjati, 2016 EVALUASI POLA PEMANFAATAN RUANG DI KAWASAN METROPOLITAN BANDUNG RAYA MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Selanjutnya, selain bahan-bahan tersebut yang diperlukan untuk
menunjang proses pelaksanaan penelitian, diperlukan juga alat pendukung
yang terdiri atas komponen hardware dan software, sebagai berikut :
1. Komponen hardware
a. Seperangkat laptop untuk keperluan penyusunan penelitian,
pengolahan data citra, pembuatan dan penyajian peta oleh SIG
dengan spesifikasi :
1) Laptop dengan processor Intel i Core i3 dengan kecepatan 2,3
Ghz.
2) RAM (Random Access Memory) sebesar 6 GB.
3) HDD (Hard Disk Drive) dengan kapasitas penyimpanan
640 GB.
b. Printer digunakan untuk mencetak hasil penelitian, peta dan citra.
c. GPS (Global Positioning System) digunakan untuk mengetahui
posisi koordinat wilayah penelitian.
d. Digital Camera digunakan untuk mendokumentasikan objek-objek
di wilayah penelitian.
2. Komponen Software
a. Aplikasi Map Info Profesional 10.5 digunakan untuk proses digitasi,
analisis dan penyajian peta oleh SIG.
b. Aplikasi ArcGis 10 digunakan untuk proses pengolahan data citra
Landsat 8
C. Variabel Penelitian
Variabel merupakan pengelompokan secara logis dari dua atau
lebih atribut dari objek yang diteliti (Noor, 2011, hlm.47). Selanjutnya,
variabel penelitian merupakan atribut atau sifat atau nilai suatu objek yang
mempunyai variasi tertentu (Sugiyono, 2008). Penelitian ini hanya memiliki
69
Aria Bagiasa Chidmahdjati, 2016 EVALUASI POLA PEMANFAATAN RUANG DI KAWASAN METROPOLITAN BANDUNG RAYA MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
satu variabel (variabel tunggal) dengan masing-masing indikator di
dalamnya.
Variabel tersebut yaitu pola pemanfaatan ruang di Kawasan
Metropolitan Bandung Raya. Selanjutnya, untuk memahami lebih
mendalam terkait variabel pada penelitian ini terjabarkan pada Tabel 3.1
sebagai berikut:
Tabel 3.1 Variabel Penelitian
Pola Pemanfaatan Ruang
di Kawasan Metropolitan Bandung Raya
Kawasan Lindung Kawasan Budidaya
Indikator :
Kawasan hutan lindung Kawasan hutan produksi terbatas
Kawasan suaka alam
dan pelestarian alam Kawasan hutan produksi tetap
Kawasan rawan bencana alam Kawasan enclave
Kawasan pertanian sawah
Kawasan yang memberikan
perlindungan terhadap kawasan
di bawahnya
Kawasan permukiman perdesaan
Kawasan permukiman perkotaan
Sumber data : Data citra Landsat tahun 2015 dan data sekunder
(RTRWP Jawa Barat 2009-2029)
Sumber: Penulis (2016)
D. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Menurut Yunus (2010, hlm. 260) “populasi adalah kumpulan dari
satuan-satuan elementer yang mempunyai karakteristik dasar yang sama
atau dianggap sama". Selain itu, “populasi adalah himpunan individu atau
objek yang banyaknya terbatas atau tidak terbatas” (Tika, 2005, hlm. 24).
70
Aria Bagiasa Chidmahdjati, 2016 EVALUASI POLA PEMANFAATAN RUANG DI KAWASAN METROPOLITAN BANDUNG RAYA MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Populasi juga digunakan untuk menyebutkan seluruh elemen/anggota dari
suatu
wilayah yang menjadi sasaran penelitian (Noor, 2011). Populasi dalam
penelitian ini adalah keseluruhan pemanfaatan ruang di Kawasan
Metropolitan Bandung.
Tabel 3.2 Populasi Penelitian Berdasarkan
Pola Ruang Jumlah Poligon
Kaw
asan
Lin
dung
Kawasan hutan lindung 28
Kawasan suaka alam
dan pelestarian alam 12
Kawasan rawan bencana alam 52
71
Aria Bagiasa Chidmahdjati, 2016 EVALUASI POLA PEMANFAATAN RUANG DI KAWASAN METROPOLITAN BANDUNG RAYA MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Sumber : RTRW Provinsi Jawa Barat 2009-2029
Pola Ruang
RTRW
Provinsi Jawa Barat
2. Sampel
Menurut Tika (2005, hlm. 24) “sampel adalah sebagian dari objek
atau individu-individu yang mewakili suatu populasi”. Selain itu, sampel
merupakan sejumlah anggota yang dipilih dari populasi (Noor, 2011).
Selanjutnya, menurut Yunus (2010) sampel merupakan objek-objek atau
bagian dari populasi yang akan diteliti dan dimanfaatkan untuk
memperoleh gambaran mengenai karakter populasi.
Metode sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
probabilty sampling. “Probabilty sampling adalah pengambilan sampel
Kawasan yang memberikan
perlindungan terhadap kawasan
di bawahnya 33
Kaw
asan
Budid
aya
Kawasan hutan produksi
terbatas 10
Kawasan hutan produksi tetap 23
Kawasan enclave 26
Kawasan pertanian sawah 1
Kawasan permukiman
perdesaan 70
Kawasan permukiman
perkotaan 1
Jumlah 256
72
Aria Bagiasa Chidmahdjati, 2016 EVALUASI POLA PEMANFAATAN RUANG DI KAWASAN METROPOLITAN BANDUNG RAYA MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dengan memberikan kesempatan yang sama bagi setiap unsur populasi
untuk dipilih” (Tika, 2005, hlm. 29). Unsur populasi dalam penelitian ini
seluruh pola ruang yang ada di Kawasan Metropolitan Bandung Raya.
Unsur populasi tersebut memiliki kesempatan yang sama untuk dipilih
sebagai sampel penelitian.
Untuk mendapatkan jumlah sampel yang akan diambil dalam
penelitian ini menggunakan rumus Slovin sebagai berikut :
Keterangan :
n : jumlah sampel
N : jumlah populasi
e : batas toleransi kesalahan (error tolerance)
Berdasarkan rumus Slovin di atas dengan batas toleransi kesalahan
10% maka sampel dapat diperoleh sebesar 72 sampel. Selanjutnya, teknik
pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah sampel acak berstrata
(stratified random sampling) dengan menggunakan rumus di bawah ini :
Penggunaan teknik sampel ini berdasarkan proporsi sub-populasi
yang beragam, seperti pada tabel 3.3
Keterangan :
n = sampel sub-populasi
sp = jumlah sub-populasi
P = populasi
k = sampel yang dikehendaki
n = sp . k
P
n = 256
1 + 256 (0,01)
= 256
3,56
n = 71,91
dibulatkan 72 sampel
73
Aria Bagiasa Chidmahdjati, 2016 EVALUASI POLA PEMANFAATAN RUANG DI KAWASAN METROPOLITAN BANDUNG RAYA MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.3 Sub-populasi Pola Ruang
Sumber : RTRW Provinsi Jawa Barat 2009-2029
Pola Ruang Jumlah Poligon Hasil Sampel
Akhir K
awas
an L
indung
Kawasan hutan lindung 28 7,875 8
Kawasan suaka alam
dan pelestarian alam 12 3,375 3
Kawasan rawan bencana alam 52 14,625 15
Kawasan yang memberikan
perlindungan terhadap kawasan
di bawahnya
33 9,281 9
Kaw
asan
Budid
aya Kawasan hutan produksi
terbatas 10 2,812 3
Kawasan hutan produksi tetap 23 6,468 6
Kawasan enclave 26 7,312 7
74
Aria Bagiasa Chidmahdjati, 2016 EVALUASI POLA PEMANFAATAN RUANG DI KAWASAN METROPOLITAN BANDUNG RAYA MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
E. Prosedur Penelitian
Untuk mencapai tujuan penelitian memerlukan ketersedian data yang
akurat dan aktual. Ketersedian data tersebut dapat dihimpun menggunakan
teknik pengumpulan data dengan tahapan sebagai berikut :
1. Tahap Persiapan
a. Studi literatur dilakukan untuk memahami materi yang terkait dalam
penelitian. Literatur dapat diperoleh dari buku, jurnal, skripsi dan hasil
penelitian lainnya yang relevan. Materi yang terkait dalam penelitian
ini yaitu mengenai, RTRW Provinsi Jawa Barat, pengolahan data citra
Landsat dan penggunaan lahan di Kawasan Metropolitan Bandung.
b. Pengumpulan data dilakukan untuk menghimpun data yang relevan
terkait perubahan pemanfaatan ruang di Kawasan Metropolitan
Bandung Raya meliputi :
1) Peta digital rencana pola ruang Provinsi Jawa Barat tahun 2009-
2029 digunakan sebagai landasan atau patokan utama dalam
mengevaluasi pola pemanfaatan ruang (penggunaan lahan) di
Kawasan Metropolitan Bandung Raya.
2) Data digital citra Landsat 8 wilayah pantai selatan Jawa Barat
tahun 2015 digunakan sebagai pembanding antara kondisi pola
pemanfaatan ruang (penggunaan lahan) di Kawasan Metropolitan
Bandung Raya dengan RTRWP Jawa Barat 2009-2029.
c. Penentuan deliniasi wilayah penelitian dilakukan untuk menentukan
lokasi penelitian. Deliniasi wilayah tersebut dibatasi oleh batas-batas
administrasi di masing-masing wilayah yang disesuaikan berdasarkan
RTRW Provinsi Jawa Barat 2009-2029.
d. Pengkoreksian data citra Landsat
Kawasan pertanian sawah 1 0,281 1
Kawasan permukiman
perdesaan 70 19,687 20
Kawasan permukiman
perkotaan 1 0,281 1
Jumlah 256 72 73
75
Aria Bagiasa Chidmahdjati, 2016 EVALUASI POLA PEMANFAATAN RUANG DI KAWASAN METROPOLITAN BANDUNG RAYA MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Pengkoreksian data citra Landsat meliputi koreksi radiometri
dengan cara menajamkan kontras atau perentangan kontras (contrast
stretching). Langkah tersebut bertujuan untuk mendapatkan tingkat
kecerahan tampilan citra sehingga mampu mengurangi kesalahan atau
distorsi pada saat tahap interpretasi citra.
e. Interpretasi Citra Landsat
Interpretasi citra Landsat dilakukan dengan melakukan
interpretasi secara digital pada citra Landsat tahun 2015 meliputi : (1)
mengklasifikasi penggunaan lahan pada citra dengan teknik un-
supervised classification,(2) menghitung luas setiap penggunaan lahan
(3) mentumpang susunkan peta (overlay) antara peta penggunaan
lahan berdasarkan citra Landsat tahun 2015 dengan peta penggunaan
lahan berdasarkan RTRW Provinsi Jawa Barat tahun 2009-2029, (4)
hasil overlay tersebut dapat menunjukan tingkat pola pemanfatan
ruang (penggunaan lahan) yang keliru terhadap rencana tata ruang.
Tabel 3.4 Populasi dan Sampel Interpretasi Penggunaan Lahan
Berdasarkan Citra Landsat 2015
Penggunaan Lahan Jumlah Deliniasi
Poligon Hasil Sampel Akhir
Hutan 25 10,71 11
Kebun 29 12,42 12
Ladang 30 12,85 13
Sawah 27 11,57 12
Permukiman 20 8,57 9
76
Aria Bagiasa Chidmahdjati, 2016 EVALUASI POLA PEMANFAATAN RUANG DI KAWASAN METROPOLITAN BANDUNG RAYA MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Badan Air 2 0,85 1
Jumlah 133 57,08 58
Sumber : Hasil interpretasi citra Landsat 2015
2. Tahap Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan pada penelitian ini meliputi kegiatan survei
lapangan dan analisis skoring. Survei lapangan dilakukan dengan cara
mengecek dan mencocokan secara faktual atau langsung terhadap
kenampakan objek yang tergambar pada citra dengan kenampakan objek
sebenarnya di lapangan. Pelaksanaan survei lapangan dilakukan di lokasi
yang sudah ditentukan populasi dan sampelnya, lokasi tersebut diperoleh
berdasarkan hasil interpretasi digital citra Landsat. Alat yang digunakan
dalam melakukan survei lapangan yaitu, kamera digital untuk
mendokumentasikan kenampakan objek dan GPS (Global Position
System) untuk menentukan lokasi secara akurat.
Selanjutnya, untuk mendapatkan data pada tahap survei lapangan
perlu menggunakan instrumen penelitian. Instrumen penelitian memiliki
fungsi untuk memperoleh data atau hasil penelitian di lapangan yang
kemudian dibahas sesuai dengan teknik analisis data. Berikut ini kisi-kisi
instrumen penelitian yaitu :
Tabel 3.5 Kisi-kisi Instrumen Penelitian
No Lokasi Penelitian Koordinat Citra
Landsat
Land use
RTRWP
Land use
di
Lapangan
1
Deskripsi di lapangan :
2
Deskripsi di lapangan :
77
Aria Bagiasa Chidmahdjati, 2016 EVALUASI POLA PEMANFAATAN RUANG DI KAWASAN METROPOLITAN BANDUNG RAYA MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3
Deskripsi di lapangan :
dst
Deskripsi di lapangan :
Sumber : Penulis (2016)
Tahap selanjutnya adalah analisis skoring. Analisis skoring
dilakukan dengan cara memberi penilaian tertentu terhadap masing-
masing pernggunaan lahan. Pemberian skor dinilai dari 0-3 dengan
klasifikasi 0 = tidak sesuai, 1 = kesesuaian rendah, 2 = kesesuaian sedang
dan 3 = kesesuaian tinggi.
3. Tahap Pengolahan Data
Reinterpretasi citra Landsat merupakan langkah untuk
mendapatkan nilai kesesuaian antara hasil interpretasi citra dengan data
di lapangan yang bertujuan untuk menilai kembali dan memperbaiki data
awal yang keliru pada saat pengecekan di lapangan seperti, akurasi posisi
dan akurasi klasifikasi penggunaan lahan. Langkah tersebut meliputi,
pengolahan data pengamatan GPS dan uji ketelitian intepretasi citra
Landsat.
a. Pengolahan data pengamatan GPS
Pengolahan data pengamatan GPS dilakukan dengan cara
membandingkan posisi koordinat pada citra Landsat dengan posisi
koordinat di lapangan menggunakan alat GPS berdasarkan sistem
proyeksi WGS-84
b. Uji ketelitian interpretasi citra Landsat
Uji ketelitian interpretasi citra Landsat dapat mempengaruhi tingkat
kepercayaan yang dapat diberikan terhadap data citra dan hasil
penelitian.Oleh karena itu, perlu dilakukan uji ketelitian dengan cara
78
Aria Bagiasa Chidmahdjati, 2016 EVALUASI POLA PEMANFAATAN RUANG DI KAWASAN METROPOLITAN BANDUNG RAYA MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
membandingkan antara hasil interpretasi citra Landsat (klasifikasi
penggunaan lahan) dengan kenyataan yang diperoleh dari pengamatan
dan pengukuran di lapangan. Berikut ini merupakan tabel kesesuaian
interpretasi :
Tabel 3.6 Kesesuaian Interpretasi
No Lokasi Interpretasi Lokasi Survei Koordinat
1 Hutan Hutan Degree°Minute’Second” LS BT
2 Kebun Kebun Degree°Minute’Second” LS BT
dst
dst
dst
dst
Sumber : Penulis (2016)
Kesesuaian interpretasi tersebut dapat diketahui nilai keakuratannya
dengan menggunakan rumus :
Jumlah Interpretasi Benar = Jumlah Interpretasi Benar x 100%
Jumlah Sampel di Lapangan
Menurut Campbell (1983) menyatakan bahwa nilai ambang
akurasi untuk kajian penggunaan lahan adalah sebesar 85%. Nilai
tersebut merupakan nilai minimum suatu pemetaan untuk kajian
penggunaan lahan menggunakan data citra penginderaan jauh.
Selanjutnya, ketelitian interpretasi citra dapat uji menggunakan
metode Aronoff dalam (Sutanto,1999)
Tabel 3.7 Matriks Uji Ketelitan Hasil Interpretasi Citra
79
Aria Bagiasa Chidmahdjati, 2016 EVALUASI POLA PEMANFAATAN RUANG DI KAWASAN METROPOLITAN BANDUNG RAYA MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Sumber :Aronoff dalam (Sutanto,2013)
Keterangan A-F = Jenis objek (penggunaan lahan)
Ketelitian hasil interpretasi = jumlah tiap jenis objek yang benar x 100%
Jumlah keseluruhan jenis objek
4. Tahap Penulisan Laporan
Tahap penulisan laporan tersaji melalui peta-peta tematik yang
dibuat menggunakan Sistem Informasi Geografis. Tahap penulisan
laporan tersusun secara sistematis melalui alur penelitian, lihat Gambar
3.2
Hasil Interpretasi Citra Jumlah
Ruju
kan
Objek A B C D E F
A 185 10 7 8 3 12 225
B 12 930 9 6 12 3 973
C 20 23 460 27 36 28 594
D 2 0 3 113 5 3 126
E 3 7 12 3 450 8 483
F 0 3 15 12 10 151 191
Jumlah 222 973 506 169 516 205 2.592
80
Aria Bagiasa Chidmahdjati, 2016 EVALUASI POLA PEMANFAATAN RUANG DI KAWASAN METROPOLITAN BANDUNG RAYA MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Gambar 3.1 Diagram Alur Penelitian
Citra Digital
Satelit Landsat 8
tahun 2015
Peta Penggunaan
Lahan Berdasarkan
Citra Landsat 8
Tahun 2015
Data Sekunder
Peta Pola Pemanfaatan
Ruang Metropolitan
Bandung Raya
Peta Pemanfaatan
Kawasan Lindung
Peta Penggunaan
Lahan Berdasarkan
RTRWP Jawa Barat
2009-2029
Peta Pemanfaatan
Kawasan
Budidaya
Overlay
Sesuai Tidak
Sesuai
Data Primer
Survei Lapangan
Reinterpretasi
Peta Penyimpangan Pola Pemanfaatan Ruang
Evaluasi Pola Pemanfaatan
Ruang
di Kawasan Metropolitan
Bandung Raya
Penulis (2016)
81
Aria Bagiasa Chidmahdjati, 2016 EVALUASI POLA PEMANFAATAN RUANG DI KAWASAN METROPOLITAN BANDUNG RAYA MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Gam
bar
3.2
Pet
a S
ebar
an T
itik
Sam
pel
Pen
elit
ian
top related