bab iii metode penelitian a. lokasi penelitianeprints.umm.ac.id/56015/3/bab iii.pdf · 2019. 11....
Post on 10-Dec-2020
5 Views
Preview:
TRANSCRIPT
27
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada usaha jasa warung kopi di Malang.
Warung kopi yang diteliti adalah warung kopi yang berada dekat dengan
perguruan tinggi di Malang Raya. Lokasi penelitian ini berada pada usaha
jasa warung kopi yang berlokasi di sekitar:
1. Jl. Raya Tlogomas (dekat dengan Universitas Muhammadiyah Malang)
2. Jl. Semarang (dekat dengan Universitas Negeri Malang)
3. Jl. Veteran (dekat dengan Universitas Brawijaya)
4. Jl. Gajayana (dekat dengan Universitas Islam Negeri Malang (UIN))
5. Jl. Mayjen Haryono (dekat dengan Universitas Islam Malang)
6. Jl. Soekarno Hatta (dekat dengan (Politeknik Negeri Malang)
7. Jl. Telaga Warna (dekat dengan Universitas Tribhuwana Tunggadewi)
8. Jl. Mertojoyo (dekat dengan Universitas Gajayana Malang)
9. Jl. Bendungan Siguragura (dekat dengan Institut Teknologi Nasional)
10. Jl. Borobudur (dekat dengan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE)
Asia)
B. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian survey. Menurut
Masyuri (2018), metode survey adalah penelitian yang diadakan untuk
memperoleh fakta dari gejala yang ada dan mencari keterangan secara
faktual.
28
C. Definisi Operasional Variabel
Definisi operasional variabel merupakan konsep yang sudah
dioperasionalkan sesuai dengan objek penelitian, sehingga dapat diukur
dengan satuan tertentu. Pada penelitian ini, variabel yang diteliti semua
berupa variabel bebas (independen) karena dalam penelitian ini merupakan
analisis, bukan meneliti sebuah pengaruh. Berikut definisi operasional tujuh
variabel yang dipilih:
1. Akses
Akses merupakan kemudahan suatu lokasi agar mudah
dijangkau. Kemudahan tersebut akan dapat berdampak pada usaha.
Warung kopi menentukan lokasi usaha berdasarkan kemudahan
dijangkau. Dengan indikator sebagai berikut.
a. Lokasi usaha warung kopi mudah dilalui konsumen
b. Lokasi usaha warung kopi memiliki jalan yang lebar sehingga
mudah dijangkau kendaraan
2. Visibilitas
Visibilitas adalah kemudahan usaha warung kopi agar terlihat
dengan jarak pandang normal. Warung kopi berusaha meningkatkan
visibilitasnya sehingga dapat dengan mudah terlihat oleh konsumen.
Visibilitas merupakan salah satu faktor penting dalam pemilihan lokasi
karena dapat memudahkan konsumen. Dengan indikator sebagai
berikut.
a. Lokasi usaha warung kopi mudah dilihat konsumen
b. Lokasi usaha warung kopi mudah diamati konsumen
29
3. Lalu Lintas (Traffic)
Warung kopi menentukan lokasi usaha berdasarkan tingkat
kepadatan lalu lintas. Traffic merupakan faktor penentuan lokasi yang
sangat penting. Dengan indikator sebagai berikut.
a. Lokasi usaha warung kopi berada pada jalan yang memiliki dua jalur
lalu lintas
b. Lokasi usaha warung kopi banyak dilalui kendaraan
4. Tempat parkir
Tempat parkir merupakan tempat ataupun lahan khusus yang
dipergunakan khusus untuk menaruh kendaraan. Warung kopi
menyediakan tempat parkir yang aman, luas dan nyaman. Tempat parkir
merupakan salah satu ukuran usaha dalam memilih lokasi usahanya.
Dengan indikator sebagai berikut.
a. Kendaraan yang diparkir di lokasi usaha warung kopi aman
b. Tempat parkir yang disediakan warung kopi luas
5. Pasar
Pasar merupakan target yang ditentukan oleh perusahaan.
Warung kopi menempatkan lokasi usahanya agar dekat dengan
konsumen. Kedekatan dengan pangsa pasar merupakan faktor
penentuan lokasi yang sangat penting. Dengan indikator sebagai berikut.
a. Lokasi usaha warung kopi berada dekat dengan pemukiman
b. Lokasi usaha warung kopi berada dekat dengan fasilitas umum
30
6. Pesaing
Pesaing adalah pemilik usaha yang sejenis dengan nama berbeda
dan produk yang hampir mirip. Warung kopi menentukan lokasi usaha
berdasarkan kedekatan dengan para pesaing. Dengan Indikator sebagai
berikut.
a. Disekitar lokasi usaha warung kopi terdapat banyak perusahaan
sejenis
b. Warung kopi menyajikan produk yang menarik
7. Biaya Lokasi
Biaya lokasi adalah biaya yang dikeluarkan usaha yang
berkaitan dengan tempat berdirinya usaha. Warung kopi menempatkan
lokasi usahanya berdasarkan kesesuaian dengan biaya lokasi yang
dikeluarkan. Dengan indikator sebagai berikut.
a. Harga beli/sewa lokasi usaha warung kopi murah
b. Besar pajak lokasi usaha warung kopi murah
D. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan obyek penelitian baik terdiri dari
benda yang nyata, abstrak, peristiwa ataupun gejala yang merupakan
sumber data dan memiliki karakter tertentu dan sama (Sukandarrumidi,
2012). Populasi dalam penelitian ini adalah pemilik (owner) usaha jasa
warung kopi yang berada di Malang dengan jumlah sekitar 1.000 lebih
31
warung kopi menurut Ketua Asosiasi Pengusaha Kafe dan Restoran
Indonesia (Apkrindo) Malang, Indra Setiyadi..
2. Sampel
Menurut Sukandarrumidi (2012), sampel adalah bagian dari
populasi yang memiliki sifat-sifat yang sama dari obyek yang merupakan
sumber data. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah
Cluster Random Sampling, yaitu pengambilan sampel dimana pengacakan
dilakukan bukan pada anggota populasi, tetapi dilakukan terhadap
kelompok (Sanusi, 2013). Pada penelitian ini, pengelompokan dilakukan
berdasarkan kedekatan dengan perguruan tinggi.
Menurut Sugiyono (2014), ukuran sampel harus berkisar
antara 30 sampai 500 pada setiap penelitian. Jumlah sampel dalam
analisis faktor minimal 50 pengamatan atau responden dan lebih baik
jika ukuran sampel mencapai sebanyak 100 atau lebih besar.
Berdasarkan beberapa teori tersebut, sampel pada penelitian ini
ditetapkan 50 sampel usaha jasa warung kopi yang berdekatan dengan
perguruan tinggi.
E. Jenis dan Sumber Data
Jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut.
1. Data Primer
Data primer adalah data yang pertama kali dicatat dan
dikumpulkan. Data primer juga perlu diolah dan disajikan pada tahap
32
selanjutnya (Sanusi, 2013). Data primer penelitian ini didapatkan
langsung dari wawancara langsung dengan pemilik warung kopi terkait
pemilihan lokasi usaha warung kopi. Data dikumpulkan sendiri
langsung dari sumber pertama atau tempat objek penelitian dilakukan.
Data primer yang dibutuhkan dari penelitian ini adalah data
mengenai lokasi yang berkaitan dengan alamat, waktu berdirir perusahaan,
masalah yang dialami perusahaan, dan faktor-faktor yang dipertimbangkan
dalam pemilihan lokasi usaha pada warung kopi meliputi, faktor akses,
visibilitas, tempat parkir, lalu lintas, pasar, pesaing, dan biaya lokasi. Data
ini diperoleh dengan cara wawancara dan penyebaran kuisioner secara
langsung pada pemilik usaha warung kopi.
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang sudah tersedia dan dikumpulkan oleh
pihak lain. Data sekunder dapat disediakan pada instansi tempat dimana
penelitian tersebut dilakukan dan dapat juga disediakan di luar instansi atau
lokasi penelitian (Sanusi, 2013). Data sekunder pada penelitian ini berbentuk
jumlah usaha jasa warung kopi yang ada di Malang.
F. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini, metode pengumpulan data yang digunakan
adalah sebagai berikut.
1. Wawancara
Wawancara adalah suatu percakapan yang diarahkan pada suatu
masalah tertentu dan merupakan proses tanya jawab lisan di mana dua
33
orang atau lebih berhadapan secara fisik (Setyadin dalam Gunawan,
2013). Teknik pengumpulan data dengan wawancara yaitu salah satu
teknik pengumpulan data dengan cara peneliti melakukan tanya jawab
secara langsung dengan pihak yang bersangkutan yang ada
hubungannya dengan permasalahan yang diteliti. Pada saat mengajukan
pertanyaan, peneliti dapat berbicara berhadapan langsung dengan
responden atau bila hal itu tidak mungkin dilakukan maka dapat
menggunakan alat bantu komunikasi, misalnya smartphone.
Wawancara disini dilakukan dengan pemilik usaha warung kopi.
Adapun data yang diperoleh melalui wawancara adalah kendala yang
dialami usaha terkait lokasi usaha jasa warung kopi dan alasan memilih
lokasi tersebut.
2. Kuesioner
Pengumpulan data melalui kuesioner merupakan alat utama dalam
pengumpulan data yang berupa suatu daftar pertanyaan yang diajukan
secara tertulis dan disebarkan secara langsung kepada responden yang akan
diteliti. Responden diberi alternatif dalam menjawab pertanyaan yang
tersedia. Instrumen penelitian yang digunakan adalah kuesioner/daftar
pertanyaan. Pengumpulan data menggunakan kuesioner ini tidak
memerlukan kehadiran peneliti, namun cukup diwakilkan oleh pertanyaan
(kuesioner) sehingga penyusunan daftar pertanyaan (kuesioner) tersebut
harus dilakukan secara cermat (Anwar Sanusi, 2011).
34
Data yang diperoleh dari kuesioner adalah nama usaha beserta
alamat, waktu berdiri, dan data tanggapan responden terkait variabel yang
menjadi pemilihan lokasi usaha warung kopi meliputi, faktor akses,
visibilitas, tempat parkir, lalu lintas, pasar, pesaing, dan biaya lokasi.
G. Teknik Pengukuran Variabel
Dalam penelitian ini metode pengukuran data yang digunakan dari
tanggapan atau jawaban dari responden diukur dengan menggunakan skala
likert. Menurut Sanusi (2013), skala likert adalah skala yang didasarkan
pada penjumlahan sikap responden dalam merespon pernyataan yang
berkaitan dengan indikator-indikator suatu variable yang sedang diukur.
Dengan skala likert, variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi
indikator variabel kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak
untuk menyusun item-item yang dapat berupa pernyataan dan pertanyaan.
Jawaban yang diberikan responan, diberi nilai dengan merefleksikan secara
konsisten dari sikap responden yaitu dengan pemberian skor pada setiap
jawaban dari kuesioner yang diajukan pada responden. Untuk menganalisis
secara kuantitatif pada penelitian ini, alternatif jawaban ditetapkan dengan
skor seperti yang terdapat pada tabel 3.1 berikut.
Tabel 3.1 Skala Likert
Kategori Skor
Sangat Setuju (SS) 5
Setuju (S) 4
Netral (N) 3
Tidak Setuju (TS) 2
Sangat Tidak Setuju (STS) 1
Sumber: Sanusi, Anwar (2013)
35
H. Uji Instrumen
1. Uji Validitas
Suatu instrumen dikatakan valid jika mempunyai validitas yang
tinggi dan mampu mengukur variabel yang diteliti secara tepat. Tinggi
rendahnya validitas instrumen menunjukkan sejauh mana data yang
terkumpul menyimpang gambaran tentang validitas yang dimaksud.
Menurut Anwar Sanusi (2011), bahwa validitas instrumen
ditentukan dengan mengkorelasikan antara skor yang diperoleh setiap
butir pertanyaan atau pernyataan dengan skor total. Skor total adalah
jumlah dari semua skor pertanyaan atau pernyataan. Jika skor tiap butir
pertanyaan berkorelasi secara signifikan dengan skor total pada tingkat
alfa tertentu maka dapat dikatakan bahwa alat pengukur itu valid. Dan
sebaliknya jika korelasinya tidak signifikan, alat pengukur itu tidak
valid dan alat pengukur itu tidak perlu dipakai untuk mengukur atau
mengambil data. Validitas yang diperoleh dengan cara diatas dikenal
dengan validitas konstruk.
Rumus yang digunakan untuk mencari nilai korelasi adalah
korelasi Pearson Product Moment yang dirumuskan sebagai berikut.
𝑟 =𝑛∑ −𝑥𝑦 (∑ )(∑ )𝑦𝑥
√{𝑛∑𝑥2 − (∑𝑥2){𝑛∑𝑦2 − (∑𝑦2)}}
Sumber: Sanusi, Anwar (2013)
Keterangan:
r :Koefisien korelasi product moment
N :Jumlah subjek uji coba
36
Σx :Jumlah skor butir pertanyaan
Σx2 :Jumlah skor butir pertanyaan kuadrat tersebut dapat
dikatakan valid.
Σy :Jumlah skor total
Σy2 :Jumlah skor total kuadrat
Σxy :Jumlah perkalian skor butir dengan skor total
Apabila r sudah diketahui, maka selanjutnya membandingkan
hasil dari r perhitungan dengan r yang terdapat dalam tabel.Jika hasil
nilai dari r hitung lebih besar dari r dalam tabel pada alpha tertentu maka
dikatakan signifikan sehingga dapat disimpulkan bahwa pernyataan
adalah valid, sedangkan apabila r hitung lebih kecil dari pada r dalam
tabel maka instrumen tersebut dinyatakan tidak valid. Kriteria yang
diterapkan adalah r hitung (koefisien korelasi) lebih besar dari r tabel
(nilai kritis) pada taraf signifikan ∞ = 0,1, jika koefisien korelasi lebih
besar dari nilai kritis maka alat tersebut dapat dikatakan valid.
2. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas diperlukan untuk mengetahui kestabilan alat ukur.
Sebuah alat ukur dikatakan reliabel, andaikan pengulangan pengukuran untuk
subyek penelitian yang sama menunjukkan hasil yang konsisten. Untuk
mengukur reliabilitas menggunakan rumus alpha sebagai berikut.
𝑟 = (𝑘
𝑘 − 1)(1 −
∑ 2𝜎𝑏
𝜎𝜏2)
Sumber: Arikunto (2010)
Keterangan:
r : Reliabilitas instrumen
k : Banyaknya butir pertanyaan
37
Σ𝜎𝑏2 : Jumlah varian butir di kuadratkan
𝜎𝜏2 : Jumlah varian total dikuadratkan
Apabila r hitung lebih besar dari pada r tabel, maka data yang
digunakan adalah reliabel, sebaliknya jika r hitung lebih kecil dari pada r
tabelmaka data yang digunakan tidak reliabel. Suatu instrumen penelitian
dikatakan reliabel apabila nilai alpha > atau = 0,6.
I. Teknik Analisis Data
1. Analisis faktor
Persamaan analisis faktor dinyatakan dalam rumus sebagai
berikut:
𝐹 = 𝑊1𝑋1 +𝑊2𝑋2 +𝑊3𝑋3 +𝑊4𝑋4 +𝑊5𝑋5 +𝑊6𝑋6 +𝑊7𝑋7
Dimana:
F = Faktor pemilihan lokasi
W = Bobot variabel terhadap faktor pemilihan lokasi
X1 = Akses
X2 = Visibilitas
X3 = Lalu Lintas (Traffic)
X4 = Tempat Parkir
X5 = Pasar
X6 = Pesaing
X7 = Biaya Lokasi
Langkah – langkah dalam melakukan analisis faktor adalah
sebagai berikut (Malhotra, 2010):
a. Memformulasikan masalah
Variabel-variabel yang akan dipilih adalah variabel yang
relevan dengan penelitian yang dilakukan dan harus didasarkan pada
riset masa lalu, teori dan penilaian pribadi peneliti.
38
b. Membuat matriks korelasi
Proses analisis didasarkan pada sebuah matriks korelasi
antar variabel. Variabel-variabel tersebut harus berkorelasi agar
diperoleh analisis faktor yang tepat.
Berkenaan dengan analisis faktor pengujian yang
harusdilakukan, yaitu :
1) Barlett’s Test of Spericity dipakai untuk menguji bahwa
variabel-variabel dalam sampel berkorelasi. Analisis faktor
layak digunakan jika nilai signifikansi lebih kecil 0,05
2) Uji Kaiser – Meyer – Olkin (KMO) digunakan utuk mengetahui
kecukupan sampel atau pengukuran kelayakan sampel. Analisis
faktor di anggap layak jika besaran KMO>0,5
3) Uji Measure of Sampling Adequancy (MSA)
Analisis faktor dianggap layak jika nilai MSA diatas 0,5
4) Uji Communalities
Analisis faktor dianggap layak jika nilai communalities diatas 0,5
c. Menentukan jumlah faktor
Penentuan jumlah faktor didasarkan pada besarnya
eigenvalue setiap faktor yang muncul. Faktor-faktor inti yang dipilih
adalah faktor yang memiliki eigenvalue > 1. Jumlah faktor inti juga
dapat ditentukan berdasarkan plot scree.
39
d. Merotasikan faktor
Output penting dari analisis faktor adalah matriks faktor
yang disebut juga matriks pola faktor. Matriks faktor berisi koefisien
yang digunakan untuk menyatakan setiap variabel sudah
terstandardisasi dalam faktor tersebut. Faktor yang didapat perlu
dirotasi dengan tujuan untuk mendapatkan kesederhanaan
sehinggalebih mudah dalam interpretasi.
Metode rotasi yang dipilih pada penelitian ini yaiturotasi
Ortogonal dengan proses rotasi Varimax, yaitu metode rotasi
orthogonal untuk meminimalisasi jumlah indikator yang
mempunyai faktor loading tinggi pada setiap variabel.
e. Menafsirkan faktor
Penafsiran difasilitasi dengan mengidentifikasi variabel-
variabel yang mempunyai muatan yang besar pada faktor yang
sama. Faktor itu ditafsirkan menurut variabel-variabel yang
memberikan muatan yang tinggi terhadap faktor tersebut. Penafsiran
faktor juga dapat dilakukan dengan plot variabel-variabel
menggunakan muatan-muatan faktor sebagai koordinatnya.
top related