bab iii metode penelitian 3.1 jenis...
Post on 02-Mar-2019
223 Views
Preview:
TRANSCRIPT
34
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian
tindakan Kelas (PTK) adalah penelitian yang dilakukan oleh guru ke kelas atau
disekolah tempat ia mengajar dengan penekanan pada penyempurnaan atau
peningkatan proses dan praksis pembelajaran (Arikunto, 2006: 96). Peneliti
menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas kolaboratif. Penelitian Tindakan
Kelas (PTK) kolaboratif yaitu kerja sama antara peneliti dengan guru kelas. Hal
itu senada dengan pendapat Arikunto (2006: 96) yang menyatakan penelitian
tindakan yang baik apabila dilakukan dalam bentuk kolaborasi dimana pihak
yang melakukan tindakan adalah guru sendiri, sedangkan yang melakukan
pengamatan terhadap berlangsungnya proses tindakan adalah peneliti, bukan guru
yang sedang melakukan tindakan.
3.2 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian
Penelitian ini dilakukan di kelas V SD Negeri Blotongan 03 Kecamatan
Sidorejo Kota Salatiga. Penelitian direncanakan pada semester II tahun pelajaran
2013/2014. Alasan yang menjadi pertimbangan peneliti memilih SD Negeri
Botongan 03 Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga adalah bahwa penelitian dengan
topik “Penerapan Pendekatan Scientific dengan Media Realia Untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Kelas V SD”, belum pernah dilakukan di
SD Negeri Botongan 03 Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga. Pendekatan scientific
merupakan pendekatan yang harus diterapkan dalam proses pembelajaran pada
jenjang pendidikan dasar dan menengah sejak diberlakukanya kurikulum 2013.
Sedangkan Media realia juga masih jarang digunakan oleh guru dalam proses
pembelajaran.
Subjek dari penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas V SD Negeri
Blotongan 03 semester II tahun pelajaran 2013/2014. Karakteristik siswa kelas V
ini adalah berumur antara 10 tahun sampai 12 tahun dengan jumlah 27 siswa
35
yang terdiri atas 15 siswa laki-laki dan 12 siswa perempuan. Rata-rata hasil
belajar pada mata pelajaran matematika di SD Negeri Blotongan 03 Kecamatan
Sidorejo masih perlu di tingkatkan(<KKM 61). Berdasarkan wawancara dengan
guru kelas dan kepala sekolah Sebagian besar orang tua siswa bekerja sebagai
pedagang, buruh pabrik, dan menjadi TKI.
3.3 Variabel Penelitian
Menurut (Sugiyono, 2010: 2), variabel penelitian pada dasarnya adalah
segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik
kesimpulannya.
Dalam penelitian tindakan kelas ini di kelas V SD Negeri Blotongan 03
pada mata pelajaran matematika pokok bahasan “Bangun Ruang” ini ada dua
variabel yang terdiri dari variabel terikat, variabel bebas . Variabel-variabel
tersebut antara lain:
3.3.1 Variabel Bebas/Independen (X)
Merupakan Variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab
perubahan atau timbulnya variable terikat/dependen (Sugiyono, 2010: 4). Dalam
penelitian ini, variabel bebasnya adalah Pendekatan Scientific dan Media Realia.
3.3.2 Variabel Terikat/Dependen (Y)
Merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena
adanya variabel bebas (Sugiyono, 2010: 4). Variabel dependen atau variabel
terikat dalam penelitian ini adalah: hasil belajar matematika tentang bangun ruang.
Hasil belajar matematika tentang bangun ruang yang dinyatakan dengan skor hasil
test. Pembelajaran dikatakan efektif jika pembelajaran tersebut mencapai tujuan
yang telah ditetapkan. Keefektifan adalah tingkat kesesuaian antara tujuan yang
dicapai dengan rencana yang ditetapkan. Keefektifan pembelajaran merupakan
ukuran tercapainya pembelajaran yang sesuai dengan suatu tujuan. Hal itu dapat
dicapai dengan cara membandingkan antar kondisi yang dicapai dengan apa yang
diharapkan. Secara teknis wujud kefektifan pembelajaran dapat diukur dari hasil
belajar siswa.
36
3.4 Prosedur Penelitian
Penelitian ini direncanakan akan dilaksanakan dalam dua siklus. Konsep
pokok penelitian tindakan menurut Kemmis dan Mc Taggart (Arikunto , 2006: 97)
terdapat empat langkah (dan pengulanganya) Penelitian, meliputi: perencanaan
(planning), tindakan (acting), pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting).
Yang disajikan dalam bagan 3.1 berikut ini:
Perencanaan
Refleksi ----------------SIKLUS - I ---------------- Pelaksanaan
Pengamatan
Perencanaan
Refleksi ----------------SIKLUS – II ----------------Pelaksanaan
Pengamatan
Gambar 3.1 Bagan Langkah Penelitian Tindakan Kelas
(Kemmis & Mc Taggart dalam Arikunto, 2006: 97)
Adapun rincian prosedur tindakan adalah sebagai berikut:
3.4.1 SIKLUS I
3.4.1.1 Tahap Perencanaan (Planning)
Tahap Perencanaan ini meliputi:
a. Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) atau skenario
Pembelajaran pokok bahasan bangun ruang dengan pendekatan
scientific dan media realia.
37
b. Mempersiapkan media pembelajaran sebagai model dalam
pembelajaran dan lokasi pembelajaran yang sesuai dengan materi atau
pokok bahasan bangun ruang
c. Membuat alat observasi atau instrumen penelitian untu memantau
proses pembelajaran yang menggunakan pendekatan scientific dan
media realia.
d. Membuat alat evaluasi untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa
terhadap pembelajaran atau penilaian proses pembelajaran.
3.4.1.2 Tahap Tindakan (Acting)
Pada tahap ini dilaksanakan kegiatan sesuai dengan skenario pembelajaran
yang telah didesain, antara lain:
Pertemuan I
a. Membuka pelajaran meliputi apersepsi dan motivasi.
b. Guru Menyampaiakan tujuan pembelajaran
c. Guru menunjukkan model bangun ruang tabung dan kerucut
d. Siswa mengamati alat peraga yang dibawa oleh guru
e. Guru meminta siswa untuk membuat jaring jaring tabung dan kerucut
f. Siswa membuat jaring-jaring tabung dan kerucut sesuai pemahamanya
g. Guru meminta merangkai hasil karya jaring-jaringnya
h. Siswa merangkai jaring jaring yang telah dibuat
i. Siswa membandingkan hasil karyanya dengan teman lainya
j. Siswa berdiskusi antar teman
k. Siswa bersama guru bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman
dan penyimpulan
l. Guru memberikan penguatan dan menarik kesimpulan
m. Guru mengakhiri pelajaran dan memotivasi belajar materi besok
Pertemuan II
a. Membuka pelajaran dengan apersepsi dan motivasi
b. Menyampaikan tujuan pembelajaran
c. Guru menunjukan model bangun ruang tabung dan kerucut
d. Siswa mengamati model bangun ruang yang dibawa oleh guru
38
e. Guru bertanya siapa yang bias menggambar tabung dan kerucut
f. Siswa bertanya jawab tentang gambar apa yang akan dibuat
g. Guru meminta siswa unbtuk menggambar tabung dan kerucut sesuai
pemahamanya
h. Siswa menggambar tabung dan kerucut
i. Siswa dibagi kelompok masing masing 4 orang
j. Salah satu perwakilan kelompok siswa maju kedepan untuk mengambil
LKS dan peralatan
k. Siswa mengerjakan LKS sesuai perintah
l. Guru meminta perwakilan kelompok untuk maju mempresentasikan
hasil diskusi kelompok
m. Guru memberika reward terhadap kelompok yang maju kedepan
n. Guru memberi kesempatan siswa untuk bertukar pikiran atau pendapat
o. Siswa lain menanggapi hasil presentasi kelompok yang maju didepan
p. Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman
q. Siswa bersama guru melakukan refleksi pembelajaran
r. Guru membagikan soal tes formatif
s. Siswa mengerjakan soal tes dengan tenang
t. Guru memberikan pesan kepada siswa untuk giat belajar
u. Guru menutup kegiatan pembelajaran dan memberi salam
3.4.1.3 Tahap Pengamatan(Observing)
Dalam tahap ini dilakukan observasi atau pengamatan oleh guru tentang
jalannya proses kegiatan belajar mengajar secara menyeluruh yang dibantu oleh
pengamat untuk melakukan monitoring pelaksanaan pembelajaran.
3.4.1.4 Tahap Refleksi (Reflecting)
Kegiatan ini dilakukan untuk mengetahui hasil yang telah di capai dari
proses pembelajaran, jika dalam proses pembelajaran masih terdapat hambatan
dan kekurangan sehingga menyebabkan siswa masih belum termotivasi saat
belajar dan tujuan pembelajaran belum tercapai ketuntasannya berdasarkan
kriteria yang telah di tetapkan, maka sebagai tindakan dalam merefleksi dilakukan
dalam bentuk tindakan pengululangan (remidi), pemantapan (pengayaan) terhadap
39
proses belajar mengajar selanjutnya sampai pada hasil dan tujuan yang telah
dirumuskan berhasil.
3.4.2 SIKLUS II
Tindakan pada siklus II merupakan kelanjutan dari siklus I. Siklus II
dilaksanakan dengan memperhatikan hasil refleksi siklus I. Siklus II merupakan
penyempurnaan dari kelemahan dan kekurangan siklus I. Kegiatan pembelajaran
pada siklus II sama seperti pada siklus I hanya saja materi pembelajaran dan
pelaksanaan berbeda.
3.4.2.1 Perencanaan (Planning)
Kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini adalah sama dengan siklus I.
Namun dalam siklus II ini perencanaan dilakukan dengan mempertimbangkan
hasil refleksi pada siklus I. Tindakan pada siklus II ini disertai dengan
penambahan/penyesuaian kegiatan yang diperkirakan dapat mengatasi masalah
pada siklus I.
3.4.2.2 Pelaksanaan Tindakan (Acting)
Tindakan yang dilakukan pada siklus II ini merupakan perbaikan siklus I,
yaitu melaksanakan sesuai siklus I sesuai dengan hasil refleksi siklus I,
mengamati siswa yang kurang bekerjasama dengan teman sekelompoknya,
memperbaiki kesalahan-kesalahan dan hal-hal yang dapat menghambat kegiatan
pembelajaran.
3.4.2.3 Pengamatan (Observing)
Pengamatan dilakukan oleh pengamat (obeserver), pengamat bertugas
untuk mrngamati proses belajar mengajar secara menyeluruh dari kegiatan awal,
inti, dan penutup. Pengamat mencatat mencatat kerjasama siswa menggunakan
lembar observasi terstruktur. Kegiatan pengamatan dan pelaksanaan dilakukan
pada waktu yang bersamaan.
3.4.2.4 Refleksi (Reflecting)
Kegiatan refleksi dilakukan untuk mengetahui hasil yang telah dicapai dari
proses pembelajaran. Hal yang perlu dianalisis meliputi kelmahan dan
keberhasilan guru saat menerapkan pendekatan scientific dengan media realia,
40
menyusun daftar permasalahan yang terjadi pada siklus II. Refleksi ini berguna
untuk menentukkan keberhasilan tindakan pada siklus II yang telah dilakukan.
3.5 Tekhnik dan Instrumen Pengumpulan Data
3.5.1 Teknik pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas
untuk mengetahui hasil belajar siswa kelas V dalam mata pelajaran Matematika
Bangun Ruang di SD Negeri Blotongan 03 Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga
setelah menggunakan pendekatan scientific dengan media realia adalah :
3.5.1.1 Metode Dokumentasi
Menurut Arikunto (2006: 231) dalam melakukan dokumentasi, peneliti
mencari darta mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku,
surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, lengger, agenda, dan sebagainya.
Dokumentasi bertujuan untuk mengungkapkan fakta yang terjadi saat
dilaksanakannya tindakan.
Metode dokumentasi dilakukan untuk mengetahui kondisi awal subjek
yang diteliti. Metode dokumen dalam penelitian ini dilakukan peneliti dengan cara
meminta data awal nilai hasil belajar UTS siswa pada mata pelajaran matematika
disemester pertama.
3.5.1.2 Metode Observasi
Menurut Arikunto (2006: 229) dalam menggunakan metode observasi cara
yang paling efektif adalah melengkapinya dengan format atau blangko
pengamatan sebagai instrument. Format yang disusun berisi item – item tentang
kejadian atau tingkah laku yang digambarkan akan terjadi.
Tehnik observasi digunakan untuk mengetahui tingkat perkembangan guru
dan siswa dalam mata pelajaran matematika dengan menggunakan penerapan
pendekatan scientific dan media realia. Observer melakukan pengamatan pada
setiap pertemuan. Melalui pengamatan tersebut observer mampu mengetahui
bagaimana sikap anak dalam pembelajaran dan guru dalam mengajar.
41
3.5.1.3 Metode Tes
Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang
digunakan, untuk mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan
atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok (Arikunto, 2006: 150).
Tes ini digunakan untuk mengukur pemahaman siswa terhadap materi sifat
bangun ruang. Tes yang digunakan dalam penelitian ini yakni posttest. Posttest
digunakan mengukur kemampuan siswa setelah diberi pembelajaran sifat bangun
ruang menggunakan pendekatan scientific dengan media realia.
3.5.2 Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen merupakan alat ukur yang digunakan untuk mengukur dalam
rangka pengumpulan data. Tes merupakan alat ukur pengumpulan data yang
mendorong peserta memberikan penampilan maskimal sedangkan nontes
merupakan alat ukur yang mendorong peserta untuk mendapatkan penampilan
tipikal (Purwanto, 2013: 56). Adapun instrumen pengumpulan data dalam
penelitian ini akan diuraikan sebagai berikut:
3.5.2.1 Lembar Observasi
Lembar observasi digunakan untuk mengamati kegiatan guru dan
keaktifan siswa selama proses pembelajaran menggunakan pendekatan scientific
dengan media relia yang berlangsung sampai akhir pembelajaran. Pengisian
lembar observasi ini dengan memberikan tanda checklist (√) pada kolom jawaban
sesuai hasil yang diamati observer terhadap aktivitas guru dan siswa pada setiap
pertemuan. Adapun kisi-kisi lembar observasi guru pada tanel 3.1 dan siswa pada
tabel 3.2 sebagai berikut
Tabel 3.1
Kisi – Kisi Lembar Observasi Aktifitas Guru
Aspek yang
diamati Indikator No. Item
Kegiatan Awal
Pembelajaran
Memeriksa kesiapan ruang, alat, media, dan siswa 1 – 2
Kegiatan apersepsi 3
Menyampaikan tujuan pembelajaran
4
42
Kegiatan Inti
Pembelajaran
Penyampaian materi 5 – 8
Penerapan strategi pembelajaran yang
mendidik 9 – 15
Penerapan pendekatan scientific 16 – 21
Pemanfaatan media 22 – 25
Penggunaan bahasa 26 – 28
Kegiatan Akhir
Pembelajaran/
Penutup
Refleksi pembelajaran 29
Pelaksanaan evaluasi 30
Pelaksanaan tindak lanjut 31
Jumlah 31
Tabel 3.2
Kisi – Kisi Lembar Observasi Aktifitas Siswa
Aspek yang
diamati Indikator No. Item
Kegiatan Awal
Pembelajaran
Ketenangan menempati tempat duduk 1
Mempersiapkan buku catatan 2
Menjawab apersepsi 3
Memperhatikan tujuan pembelajaran 4
Kegiatan Inti
Pembelajaran
Penjelasan materi pembelajaran 5 – 7
Penggunaan pendekatan scientific 8 – 13
Pemanfaatan media realia 14 – 16
Kegiatan Akhir
Pembelajaran
Membuat rangkuman materi yang dipelajari 17
Mengerjakan soal dan menerima tindak lanjut 18
Jumlah 18
3.5.2.2 Tes
Soal tes ini digunakan untuk mengukur tingkat ketercapaian penggunaan
pendekatan scientific dengan media realia dalam meningkatkan hasil belajar siswa
pada mata pelajaran matematika. Adapun kisi-kisi dalam pembuatan tes atau
instrumen evalusi siklus I dan II untuk mengukur hasil belajar siswa kelas V SD
Negeri Blotongan 03 Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga Tahun Pelajaran
2013/2014 adalah pada tabel 3.3 dan tabel 3.4 sebagai berikut:
43
Tabel 3.3
Kisi- kisi Soal Tes siklus I
Standar
Kompetensi
Kompetensi
Dasar
Indikator No Item Jumlah
Item
Memahami
sifat-sifat
bangun dan
hubungan
antar
bangun
Mengidentifi
kasi sifat-sifat
bangun
ruang.
1. Menyebutkan sifat
sifat bangun ruang
tabung
2. Menyebutkan sifat
sifat bangun ruang
kerucu
1, 6, 7, 9,
10,12, 13,
15
2,3,4,8,16,
17,19
8
7
3. Membuat jaring
jaring bangun ruang
tabung
4. Membuat jaring
jaring bangun ruang
kerucut
5,24
14
2
1
5. Menggambar
bangun ruang
tabung dari sifat-
sifatnya
6. Menggambar
bangun ruang
kerucut dari sifat-
sifatnya
20, 25
11,18, 21,
22,23
2
5
Jumlah 25
44
Tabel 3.4
Kisi- kisi Soal Tes siklus II
Standar
Kompetensi
Kompetensi
Dasar
Indikator No Item Jumlah
Item
Memahami
sifat-sifat
bangun dan
hubungan
antar
bangun
Mengidentifi
kasi sifat-sifat
bangun
ruang.
1. Menyebutkan sifat
sifat bangun ruang
prisma
2. Menyebutkan sifat
sifat bangun ruang
limas
2, 3,5,
6,15, 16,
18
1, 4, 11,
13, 19, 22,
29,31
7
8
3. Membuat jaring
jaring bangun ruang
prisma
4. Membuat jaring
jaring bangun ruang
limas
7, 17
9,14, 30
2
3
5. Menggambar
bangun ruang
prisma dari sifat-
sifatnya
6. Menggambar
bangun ruang limas
dari sifat-sifatnya
21, 23, 24,
25
8,10, 12,
20, 26, 27
28.
4
7
Jumlah 31
45
3.6 Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen
3.6.1 Uji Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan
suatu instrumen. Suatu instrumen dinyatakan valid apabila mampu mengukur apa
yang diinginkan dan dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti secara
tepat. (Arikunto 2006 : 168).
Tingkat validitas dapat diketahui dengan cara mengkorelasikan setiap skor
pada butir instrument dengan total skor setelah dikurangi butir skornya sendiri
(corrected item to total correlation) dengan dinotasikan (r). Mengukur validitas
digunakan program komputer Statistical Package for the Social Science (SPSS)
versi 16.0 . Tolak ukur untuk menginterpretasikan derajat validitas pada Tabel 3.5
sebagai berikut:
Tabel 3.5
Koefisien Validitas
r < 0,20 tidak ada validitas
0,20 ≤ r < 0,40 validitas rendah
0,40 ≤ r ≤ 0,60 validitas sedang
0,60 ≤ r < 0,80 validitas tinggi
0,80 ≤ r < 1,00 validitas sempurna
Hasil validitas kisi-kisi butir soal untuk siklus I dan Siklus II dapat dilihat
pada Tabel 3.6 dan 3.7 sebagai berikut
Tabel 3.6
Kisi-Kisi Butir Soal Tes Uji Validitas Siklus I
Standar
Kompetensi
Kompetensi
Dasar
Indikator No Item Jumlah
Item
Memahami
sifat-sifat
bangun dan
hubungan
Mengidentifi
kasi sifat-sifat
bangun
ruang.
1. Menyebutkan sifat
sifat bangun ruang
tabung
2. Menyebutkan sifat
1, 6, 7, 9,
10,12, 13,
2,3,8,16,
7
5
46
antar
bangun
sifat bangun ruang
kerucut
17
3. Membuat jaring
jaring bangun ruang
tabung
4. Membuat jaring
jaring bangun ruang
kerucut
5,24
14
2
1
5. Menggambar
bangun ruang
tabung dari sifat-
sifatnya
6. Menggambar
bangun ruang
kerucut dari sifat-
sifatnya
20, 25
18, 21, 22
2
3
Jumlah 20
Tabel 3.7
Kisi-Kisi Butir Soal Tes Uji Validitas Siklus II
Standar
Kompetensi
Kompetensi
Dasar
Indikator No Item Jumlah
Item
Memahami
sifat-sifat
bangun dan
hubungan
antar
bangun
Mengidentifi
kasi sifat-sifat
bangun
ruang.
1. Menyebutkan sifat
sifat bangun ruang
prisma
2. Menyebutkan sifat
sifat bangun ruang
limas
2, 3,5, 6,
18
1, 11, 13,
19, 22,
29,31
5
7
3. Membuat jaring
jaring bangun ruang
prisma
7, 17
2
47
4. Membuat jaring
jaring bangun ruang
limas
9, 14, 30 3
5. Menggambar
bangun ruang
prisma dari sifat-
sifatnya
6. Menggambar
bangun ruang limas
dari sifat-sifatnya
23, 24, 25
8,10, 12,
20, 26,
3
5
Jumlah 25
Hasil uji coba instrumen diterapkan pada siswa kelas V SD Negeri
Mangunsari 01 Salatiga pada hari Selasa, 25 Maret 2014 jam 07.00 WIB s.d jam
09.00 WIB. Hasil validitas butir soal setelah diolah menggunakan SPSS 16.0
dapat dilihat pada Tabel 3.8 dan 3.9 sebagai beriikut.
Tabel 3.8
Hasil Uji Validitas Butir Soal Tes Siklus I
No Item
Soal
R Keterangan No Item
Soal
R Keterangan
Item 1 0,350 Valid Item 16 0,377 Valid
Item 2 0,303 Valid Item 17 0,413 Valid
Item 3 0,426 Valid Item 18 0,249 Valid
Item 4 -0,012 Tidak Valid Item 19 -0,063 Tidak Valid
Item 5 0,355 Valid Item 20 0,279 Valid
Item 6 0,402 Valid Item 21 -0,067 Tidak Valid
Item 7 0,267 Valid Item 22 0,425 Valid
Item 8 0,755 Valid Item 23 0,554 Valid
Item 9 0,366 Valid Item 24 0,316 Valid
Item 10 0,246 Valid Item 25 0,294 Valid
Item 11 0,137 Tidak Valid
Item 12 0,358 Valid
Item 13 0,394 Valid
Item 14 0,320 Valid
Item 15 0,015 Tidak Valid
48
Berdasarkan Tabel 3.8 soal untuk siklus I setelah diuji validitas
menggunakan SPSS 16.0 di atas terlihat bahwa dari 25 soal hanya 20 soal yang
valid dan 5 soal yang dinyatakan gugur karena r tabel < 0,20 yaitu nomor 4,11,15,
19 dan 21.
Tabel 3.9
Hasil Uji Validitas Butir Soal Tes Siklus II
No Item
Soal
R Keterangan No Item
Soal
R Keterangan
Item 1 0,410 Valid Item 16 0,076 Tidak Valid
Item 2 0,324 Valid Item 17 0,255 Valid
Item 3 0,377 Valid Item 18 0,544 Valid
Item 4 0,125 Tidak Valid Item 19 0,526 Valid
Item 5 0,391 Valid Item 20 0,370 Valid
Item 6 0,336 Valid Item 21 0,197 Tidak Valid
Item 7 0,366 Valid Item 22 0,592 Valid
Item 8 0,282 Valid Item 23 0,579 Valid
Item 9 0,277 Valid Item 24 0,257 Valid
Item 10 0,281 Valid Item 25 0,404 Valid
Item 11 0,614 Valid Item 26 0,295 Valid
Item 12 0,242 Valid Item 27 0,016 Tidak Valid
Item 13 0,359 Valid Item 28 -0,064 Tidak Valid
Item 14 0,279 Valid Item 29 0,441 Valid
Item 15 0,109 Tidak Valid Item 30 0,245 Valid
Item 31 0,245 Valid
Berdasarkan Tabel 3.9 soal untuk siklus II setelah diuji validitas
menggunakan SPSS 16.0 di atas terlihat bahwa dari 31 soal hanya 25 soal yang
valid dan 6 soal yang dinyatakan gugur, yaitu nomor 4,15, 16, 21, 27, dan 28.
Berdasarkan Tabel 3.8 dan 3.9 diatas terlihat bahwa jumlah soal valid
sebanyak 45 soal dan 11 soal tidak valid. Soal yang valid digunakan untuk tes
yaitu posttest pada siklus 1 dan siklus II, sedangkan soal yang tidak valid dibuang
atau tidak digunakan untuk menguji hasil belajar siswa dalam penelitian ini.
3.6.2 Uji Reliabiltas
Menurut Arikunto (2006: 178) reabilitas menunjuk pada pengertian
bahwa sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk dapat digunakan sebagai
alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik.
49
Uji reliabilitas dimaksudkan untuk melihat konsistensi instrumen. Alat
ukur yang reliabel akan memberikan hasil pengukuran yang relatif stabil dan
konsisten karena pengukuranya menghasilkan galat yang minimal. Uji reliabilitas
dilakukan oleh bantuan SPSS 16,0. Tolak ukur untuk menginterpretasikan derajat
reliabilitas alat evaluasi menggunakan ketentuan yang dikemukakan oleh George
dan Mallery pada Tabel 3.10 sebagai berikut:
Tabel 3.10 Koefisien Reliabilitas dan Kategori
Koefisien Reliabilitas Kategori
Tidak reliable
Dapat diterima
Reliabel Bagus
Reliabel memuaskan
Item-item soal yang telah diuji validitasnya dan dinyatakan valid dicari
koefisien reliabilitasnya. Hasil uji reliabilitas item soal pada siklus I dan siklus II
dapat dilihat pada Tabel 3.11 dan Tabel 3.12 sebagai berikut:
Tabel 3.11 Hasil Uji Reliabilitas Butir Soal Siklus I
Conbarch’s Alpha N of Items
0,769 25
Tabel 3.12 Hasil Uji Reliabilitas Butir Soal Siklus II
Conbarch’s Alpha N of Items
0,821 31
Berdasarkan Tabel 3.11 dan 3.12 diketahui bahwa koefisien reabilitas pada
siklus I sebesar 0,769 dan koefisien Reabilitas siklus II sebesar 0,821 dengan
kriteria siklus I dapat diterima dan siklus II reabilitas bagus, sehingga soal layak
digunakan dan sebagai alat ukur dalam penelitian.
50
3.7 Analisis Tingkat Kesukaran Soal
Tingkat kesukaran adalah proporsi siswa yang menjawab benar. Tingkat
kesukaran berkisar 0 sampai dengan 1. Makin besar tingkat kesukaran makin
mudah soal tersebut begitu pula sebaliknya makin kecil tingkat kesukaran makin
sukar soal tersebut (Zulaiha, 2008: 14)
Tingkat kesukaran soal pilihan ganda diperoleh melalui perhitungan
dengan menggunakan rumus berikut (Zulaiha, 2008:15) :
Keterangan:
TK = Tingkat kesukaran soal pilihan ganda
JB = Banyak siswa yang menjawab benar
n = Banyak siswa
Tingkat kesukaran dibagi menjadi 3 kategori yaitu soal sukar, soal sedang,
dan soal mudah. Berikut ini adalah kriteria tingkat kesukaran soal (Zulaiha, 2008:
14)
Tabel 3.12 Tingkat Kesukaran Soal
TK < 0,3 Sukar
0,3 ≤ TK ≥ 0,7 Sedang
>0,7 Mudah
Uji tingkat kesukaran dilakukan setelah instrumen dilakukan uji validitas
dan uji realibilitas diambil 20 butir soal pilihan ganda pada siklus I serta pada
siklus II diambil sebanyak 25 butir soal. Untuk hasil akhir pada tingkat uji
kesukaran instrumen tes siklus I didapat tingkat kesukaran mudah sebanyak 2
butir soal, tingkat kesukaran sedang sebanyak 13 butir soal, dan tingkat
kesukaran sukar sebanyak 5 butir soal. Pada siklus II didapat tingkat kesukaran
mudah sebanyak 2 butir soal, tingkat kesukaran sedang sebanyak 18 butir soal,
dan tingkat kesukaran sukar sebanyak 5 butir soal.
TK=𝐽𝐵
𝑛
51
3.8 Indikator Kerja
Untuk mengukur keberhasilan tiap-tiap siklus dalam penelitian tindakan
kelas ini, tolok ukurnya adalah Sistem belajar tuntas yaitu pencapaian nilai KKM
≥ 61. Keberhasilan belajar diukur apabila setiap siswa telah mencapai nilai ≥61
maka dikatakan berhasil tuntas dan secara klasikal apabila sebanyak 80% siswa
telah mencapai nilai lebih atau sama dengan 61 maka dikatakan tuntas secara
klasikal.
3.9 Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif
komparatif, yakni teknik statistik dengan membandingkan hasil dari pra siklus,
siklus I, dan siklus II dengan menggunakan prosentase ketuntasan belajar klasikal,
skor rata-rata, skor maksimal, skor minimal, dan standar deviasi. Dari
perbandingan (komparasi) tadi bisa dilihat perubahan atau kemajuan kualitas
pembelajaran, hasil belajar Matematika yang dilakukan oleh guru yang
diperlihatkan oleh siswa sebagai hasil pembelajaran yang dilakukan.
top related