bab ii tinjauan pustaka 2.1 teori signaling hypothesisrepository.ump.ac.id/6812/3/bab ii_resti...
Post on 11-Mar-2021
2 Views
Preview:
TRANSCRIPT
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Teori Signaling Hypothesis
Ada bukti empiris bahwa jika ada kenaikan dividen, sering diikuti
dengan kenaikan harga saham. Sebaliknya penurunan dividen pada umumnya
menyebabkan harga saham turun. Fenomena ini dapat dianggap sebagai bukti
bahwa para investor lebih menyukai dividen daripada capital gains. Tapi
Modigliani dan Miller berpendapat bahwa suatu kenaikan dividen biasanya
merupakan suatu sinyal kepada para investor bahwa manajemen perusahaan
meramalkan suatu penghasilan yang baik dimasa mendatang. Sebaliknya,
suatu penurunan dividen atau kenaikan dividen yang dibawah kenaikan
normal (biasanya) diyakini investor sebagai suatu sinyal bahwa perusahaan
menghadapi masa sulit diwaktu mendatang.
2.2 Dividen
2.2.1 Pengertian Dividen
Jensen et al. (1992) dalam Utama (2012) menyatakan bahwa:
“Dividen adalah distribusi yang bisa berbentuk kas, aktiva lain,
surat atau bukti lain yang menyatakan hutang perusahaan, dan
saham kepada pemegang saham suatu perusahaan sebagai proporsi
dari sejumlah saham yang dimiliki oleh pemilik.”
9
Analisis Pengaruh Return…, Resti Retnaningsih, Fakultas Ekonomi UMP, 2015
10
Sedangkan menurut Baridwan (2004):
“Dividen adalah pembagian laba perusahaan kepada para
pemegang saham.”
2.2.2 Jenis-jenis Dividen
Janifairus, et al. (2013) dalam penelitiannya menyatakan bahwa
dividen terbagi atas beberapa jenis yaitu:
1. Dividen Kas
Dividen yang paling umum dibagikan perusahaan adalah dalam
bentuk kas atau uang tunai. Yang perlu diperhatikan oleh pemimpin
perusahaan sebelum membuat pengumuman adanya uang kas adalah
apakah jumlah uang kas yang ada mencukupi untuk pembagian
dividen tersebut.
2. Dividen Aktiva Selain Kas
Terkadang dividen juga dibagikan dalam bentuk aktiva selain
kas atau disebut dengan property dividend. Aktiva yang dibagikan
dapat berbentuk surat-surat berharga perusahaan, barang dagangan,
atau aktiva-aktiva lainnya. Dividen yang diterima akan dicatat sebesar
harga pasar aktiva tersebut, sedangkan perusahaan yang membagi
dalam bentuk property dividend akan mencatat sebesar nilai buku
aktiva yang bersangkutan.
3. Dividen Hutang
Dividen hutang (scrip dividend) timbul jika laba yang
dibagikan saldonya mencukupi untuk pembagian dividen tetapi saldo
Analisis Pengaruh Return…, Resti Retnaningsih, Fakultas Ekonomi UMP, 2015
11
kas yang ada tidak cukup. Sehingga pemimpin perusahaan akan
mengeluarkan scrip dividend, yaitu janji tertulis untuk membayarkan
jumlah tertentu di masa yang akan datang. scrip dividend ini mungkin
saja berbunga dan mungkin juga tidak.
4. Dividen Likuidasi
Dividen likuidasi adalah dividen yang sebagian merupakan
pengembalian modal. Dividen likuidasi ini dicatat dengan mendebit
rekening pengembalian modal yang dalam neraca dicatat sebagai
pengurangan modal saham. Perusahaan yang memiliki wasting assets
yang tidak akan diganti, bisa membagi dividen likuidasi secara
periodik, biasanya modal yang dikembalikan adalah sebesar deplesi
yang diperhitungkan untuk periode tersebut, apabila perusahaan
membagi dividen likuidasi maka para pemegang saham akan
diberitahu mengenai berapa jumlah pembagian laba dan berapa yang
merupakan pengembalian modal sehingga para pemegang saham bisa
mengurangi rekening investasinya.
5. Dividen Saham
Dividen saham tidak sama dengan dividen tunai oleh karena itu
dalam dividen saham tidak ada pembagian uang kas atau aktiva lain
kepada para pemegang saham. dividen saham tersebut biasanya
dikeluarkan oleh perusahaan yang ingin menahan labanya untuk
memperoleh fasilitas-fasilitas baru atau memperluas usahanya.
Analisis Pengaruh Return…, Resti Retnaningsih, Fakultas Ekonomi UMP, 2015
12
2.3 Dividend Payout Ratio
2.3.1 Pengertian Dividend payout ratio
Ada beberapa pengertian dividend payout ratio menurut para ahli,
diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Sartono (2001)
Sartono (2001) mendefinisikan dividend payout ratio (DPR)
sebagai persentase laba yang dibayarkan dalam bentuk dividen, atau
rasio antara laba yang dibayarkan dalam bentuk dividen dengan total
laba yang tersedia bagi pemegang saham.
2. Janifairus et al. (2013)
Menurut Janifairus et al. (2013), dividend payout ratio
menunjukan persentase laba perusahaan yang dibayarkan kepada
pemegang saham biasa dalam bentuk dividen kas.
3. Andriyani (2008) dalam Utama (2012)
Dividend payout ratio adalah presentase dari laba yang akan
dibayarkan kepada para pemegang saham. Definisi dividend payout
ratio menurut Andriyani ini serupa dengan definisi dividend payout
ratio menurut Janifairus et al.
4. Pribadi dan Sampurno (2012)
Definisi dividend payout ratio menurut Pribadi dan Sampurno
yaitu persentase rasio dividen per lembar saham terhadap laba per
lembar saham.
Analisis Pengaruh Return…, Resti Retnaningsih, Fakultas Ekonomi UMP, 2015
13
Van Horne dan Wachowisz (2007) mengemukakan bahwa rasio
pembayaran dividen (dividend payout ratio) menentukan jumlah laba yang
dapat ditahan dalam perusahaan sebagai sumber pendanaan. Semakin besar
laba ditahan, maka semakin sedikit jumlah laba yang akan dialokasikan
untuk pembayaran dividen. Alokasi penentuan laba sebagai laba ditahan dan
pembayaran dividen merupakan aspek utama dalam kebijakan dividen.
Evaluasi pengaruh rasio pembayaran dividen terhadap kekayaan
pemegang saham dapat dilakukan dengan melihat kebijakan dividen
perusahaan sebagai keputusan pendanaan yang melibatkan laba ditahan.
Setiap periode, perusahaan harus memutuskan apakah laba yang diperoleh
akan ditahan atau didistribusikan sebagian atau seluruhnya pada pemegang
saham sebagai dividen kas. Sepanjang perusahaan memiliki proyek investasi
dengan pengembalian melebihi yang diminta, perusahaan akan
menggunakan laba untuk mendanai proyek tersebut. Jika terdapat kelebihan
laba setelah digunakan untuk mendanai seluruh kesempatan investasi yang
diterima, kelebihan itu akan didistribusikan kepada pemegang saham dalam
bentuk dividen kas. Jika tidak ada kelebihan, maka dividen tidak akan
dibagikan. Jika dana yang dibutuhkan untuk membiayai proyek melebihi
jumlah laba ditahan ditambah sekuritas senior yang akan didukung oleh laba
ditahan ini, perusahaan akan menutupi kekurangan tersebut dengan
kombinasi ekuitas baru dan sekuritas senior.
Analisis Pengaruh Return…, Resti Retnaningsih, Fakultas Ekonomi UMP, 2015
14
2.3.2 Faktor-faktor yang Menjadi Pertimbangan Manajerial dalam
Menentukan Dividend Payout Ratio
Menurut Sartono (2001) ada beberapa faktor-faktor yang menjadi
pertimbangan manajerial dalam menentukan dividend payout ratio yaitu:
1. Kebutuhan Dana Perusahaan
Kebutuhan dana bagi perusahaan dalam kenyataannya
merupakan faktor yang harus dipertimbangkan dalam menentukan
kebijakan dividen yang akan diambil. Aliran kas perusahaan yang
diharapkan, pengeluaran modal dimasa datang yang diharapkan,
kebutuhan tambahan piutang dan persediaan, pola (skedul)
pengurangan hutang dan masih banyak faktor lain yang mempengaruhi
posisi kas perusahaan harus dipertimbangkan dalam analisis kebijakan
dividen.
2. Likuiditas
Likuiditas perusahaan merupakan pertimbangan utama dalam
banyak kebijakan dividen karena dividen bagi perusahaan merupakan
kas keluar, maka semakin besar posisi kas dan likuiditas perusahaan
secara keseluruhan akan semakin besar kemampuan perusahaan untuk
membayar dividen. Menurut Kuswadi (2006) likuiditas adalah
kemampuan perusahaan untuk membayar hutang lancarnya (kewajiban
jangka pendek). Perusahaan yang sedang mengalami pertumbuhan dan
profitable akan memerlukan dana yang cukup besar guna membiayai
investasinya, oleh karena itu mungkin akan kurang likuid karena dana
Analisis Pengaruh Return…, Resti Retnaningsih, Fakultas Ekonomi UMP, 2015
15
yang diperoleh lebih banyak diinvestasikan pada aktiva tetap dan
aktiva lancar yang permanen. Likuiditas perusahaan sangat besar
pengaruhnya terhadap investasi perusahaan dan kebijakan pemenuhan
kebutuhan dana. Keputusan investasi akan menentukan tingkat
ekspansi dan kebutuhan dana perusahaan, sementara itu keputusan
pembelanjaan (keputusan pemenuhan kebutuhan dana) akan
menentukan pemilihan sumber dana untuk membiayai investasi
tersebut.
3. Kemampuan meminjam
Posisi likuiditas perusahaan dapat diatasi dengan kemampuan
perusahaan untuk meminjam dalam jangka pendek. Kemampuan
meminjam dalam jangka pendek tersebut akan meningkatkan
fleksibilitas likuiditas perusahaan. Selain itu, fleksibilitas perusahaan
juga dipengaruhi oleh kemampuan perusahaan untuk bergerak dipasar
modal dengan mengeluarkan obligasi. Perusahaan yang semakin besar
dan sudah establish akan memiliki akses yang lebih baik dipasar
modal.
Dalam menentukan dividend payout ratio banyak perusahaan
membandingkannya dengan industri, khususnya dengan perusahaan
yang memiliki tingkat pertumbuhan yang sama. Meskipun belum tentu
sama, namun akan lebih mudah untuk melihat posisi perusahaan dalam
industri. Akhirnya perusahaan juga harus menilai pengaruh informasi
atas dividen.
Analisis Pengaruh Return…, Resti Retnaningsih, Fakultas Ekonomi UMP, 2015
16
4. Keadaan Pemegang Saham
Jika perusahaan itu kepemilikan sahamnya relatif tertutup,
manajemen biasanya mengetahui dividen yang diharapkan oleh
pemegang saham berada dalam golongan high tax dan lebih suka
memperoleh capital gains, maka perusahaan dapat mempertahankan
dividend payout yang rendah. Dengan dividend payout yang rendah
tentunya dapat diperkirakan apakah perusahaan akan menahan laba
untuk kesempatan investasi yang profitable. Untuk perusahaan yang
jumlah pemegang sahamnya besar hanya dapat menilai dividen yang
diharapkan pemegang saham dalam konteks pasar.
5. Stabilitas Dividen
Bagi para investor faktor stabilitas dividen akan lebih menarik
daripada dividend payout ratio yang tinggi. Stabilitas disini dalam arti
tetap memperhatikan tingkat pertumbuhan perusahaan yang
ditunjukkan oleh koefisien arah yang positif. Apabila faktor lain sama,
saham yang memberikan dividen yang stabil selama periode tertentu
akan mempunyai harga yang lebih tinggi daripada saham yang
membayar dividennya dalam persentase yang tetap terhadap laba.
Menurut Sartono (2001), pada praktiknya ada beberapa faktor yang
mempengaruhi manajemen dalam menentukan kebijakan dividen yaitu:
1. Perjanjian Hutang
Pada umumnya perjanjian hutang antara perusahaan dengan kreditor
membatasi pembayaran dividen. Misalnya, dividen hanya diberikan
Analisis Pengaruh Return…, Resti Retnaningsih, Fakultas Ekonomi UMP, 2015
17
jika kewajiban hutang telat dipenuhi dan atau rasio-rasio keuangan
menunjukkan perusahaan dalam kondisi yang sehat.
2. Pembatasan dari Saham Preferen
Tidak ada pembayaran dividen untuk saham biasa jika dividen saham
preferen belum dibayar.
3. Tersedianya Kas
Dividen berupa uang tunai hanya dapat dibayar jika tersedia uang tunai
yang cukup. Jika likuiditas baik, perusahaan dapat membayar dividen.
4. Pengendalian
Jika manajemen ingin mempertahankan kontrol terhadap perusahaan,
maka perusahaan akan lebih suka menahan laba untuk memenuhi
kebutuhan dana dibandingkan dengan menjual saham baru.
5. Kebutuhan Dana untuk Investasi
Perusahaan yang berkembang selalu membutuhkan dana baru untuk
diinvestasikan pada proyek-proyek yang menguntungkan. Sumber
dana baru yang merupakan modal sendiri dapat berupa penjualan
saham baru dan laba ditahan. Manajemen cenderung memanfaatkan
laba ditahan karena penjualan saham baru akan menimbulkan biaya
emisi saham baru.
2.4 Kebijakan Dividen
Kebijakan dividen adalah keputusan apakah laba yang diperoleh
perusahaan akan dibagikan kepada pemegang saham sebagai dividen atau
Analisis Pengaruh Return…, Resti Retnaningsih, Fakultas Ekonomi UMP, 2015
18
akan ditahan dalam bentuk laba ditahan guna pembiayaan investasi dimasa
datang (Sartono, 2001). Sedangkan menurut Sutrisno (2001), kebijakan
dividen adalah kebijakan yang berhubungan dengan pembayaran dividen oleh
pihak perusahaan, berupa penentuan besarnya dividen yang akan dibagikan
dan besarnya saldo laba yang ditahan untuk kepentingan perusahaan. Apabila
perusahaan memilih untuk membagikan laba sebagai dividen, maka akan
mengurangi laba yang ditahan selanjutnya mengurangi total sumber dana
intern atau internal financing, sebaliknya jika perusahaan memilih untuk
menahan laba yang diperoleh, maka kemampuan pembentukan dana intern
akan semakin besar. Dengan demikian kebijakan dividen ini harus dianalisis
dalam kaitannya dengan keputusan pembelanjaan atau penentuan struktur
modal secara keseluruhan.
Menurut Wibowo dan Arif (2009) kebijakan dividen suatu perusahaan
dihadapkan pada dua masalah utama yaitu: pengaruh dividen dan informasi
yang terkandung dalam dividen. Pengaruh dividen berkaitan dengan
pertanyaan apakah jumlah atau tingkat dividen yang dibayarkan akan
mempengaruhi nilai saham suatu perusahaan atau hasil yang akan dinikmati
oleh pemegang saham. Sedangkan informasi yang terkandung dalam dividen
mempertanyakan apakah kebijakan dividen dapat memberikan indikasi kepada
pasar mengenai prospek laba di tahun yang akan datang.
Analisis Pengaruh Return…, Resti Retnaningsih, Fakultas Ekonomi UMP, 2015
19
2.5 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Dividend Payout Ratio
Beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi dividend payout ratio
yaitu return on assets, debt to equity ratio, assets growth, dan cash ratio
(Janifairus et al., 2013). Menurut Utama (2012), faktor-faktor yang
mempengaruhi dividend payout ratio adalah ukuran perusahaan, cash ratio,
debt to equity ratio, dan return on assets. sedangkan Pribadi dan Sampurno
(2012) menyatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi dividend payout
ratio adalah cash position, firm size, growth opportunity, ownership, dan
return on assets.
Penelitian ini menggunakan variabel return on assets, debt to equity
ratio, assets growth, cash ratio, dan firm size sebagai faktor-faktor yang
mempengaruhi dividend payout ratio.
2.5.1 Return on Assets
Return on assets adalah salah satu rasio profitabilitas. Return on
assets digunakan untuk mengukur efektivitas perusahaan dalam
menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan aktiva yang dimilikinya
(Sartono, 2001). Rasio ini merupakan rasio yang paling penting dalam
rasio profitabilitas. Menurut Munawir (1995) dalam Janifairus, et al.
(2013) return on assets itu sendiri adalah salah satu bentuk dari rasio
profitabilitas yang dimaksudkan untuk dapat mengukur kemampuan
perusahaan dengan keseluruhan dana yang ditanamkan dalam aktiva yang
digunakan dalam operasi perusahaan untuk menghasilkan keuntungan.
Perusahaan yang mempunyai profitabilitas tinggi akan menarik minat
Analisis Pengaruh Return…, Resti Retnaningsih, Fakultas Ekonomi UMP, 2015
20
investor untuk menanamkan modalnya dengan harapan akan mendapatkan
keuntungan yang tinggi pula. ROA yang semakin besar menunjukkan
kinerja perusahaan semakin baik, karena tingkat pengembalian investasi
(return) juga semakin besar (Utama, 2012). ROA dihitung dengan
membagi tingkat keuntungan setelah pajak dengan total asetnya (Sartono,
2001). Oleh karena itu, dividen yang diambilkan dari keuntungan bersih
akan mempengaruhi dividend payout ratio.
Janifairus et al. (2013) mengemukakan, semakin besar keuntungan
yang diperoleh perusahaan maka akan semakin besar pula porsi
pendapatan yang dibayarkan sebagai dividen. Semakin tinggi profitabilitas
perusahaan, maka semakin tinggi pula arus kas dalam perusahaan, dan
diharapkan perusahaan akan membayarkan dividen yang lebih tinggi.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Pribadi dan Sampurno (2012)
menunjukan bahwa return on assets berpengaruh positif dan signifikan
terhadap dividend payout ratio. Menurut hasil penelitian Janifairus, et al.
(2013), variabel return on assets mempunyai pengaruh yang paling kuat
dibandingkan dengan variabel lainnya terhadap dividend payout ratio.
Sedangkan secara parsial variabel return on assets mempunyai pengaruh
positif signifikan terhadap dividend payout ratio. Menurut hasil penelitian
Marlina dan Danica (2009), secara parsial return on assets juga pengaruh
positif dan signifikan terhadap dividend payout ratio.
Analisis Pengaruh Return…, Resti Retnaningsih, Fakultas Ekonomi UMP, 2015
21
2.5.2 Debt to Equity Ratio
Debt to equity ratio adalah salah satu rasio leverage yang
digunakan untuk mengukur tingkat seberapa jauh perusahaan dibiayai oleh
hutang (Atmaja, 2008). Menurut Janifairus, et al. (2013) debt to equity
ratio menggambarkan kemampuan perusahaan dalam mengakses pasar
modal yang digambarkan dengan kemampuan berhutang. Debt to equity
ratio dihitung dengan membagi total hutang dengan total modal sendiri
(Sartono, 2001). Utama (2012) mengemukakan bahwa peningkatan hutang
pada gilirannya akan mempengaruhi besar kecilnya laba bersih yang
tersedia bagi para pemegang saham termasuk dividen yang diterima
karena kewajiban untuk membayar hutang lebih diutamakan daripada
pembagian dividen. Tingkat debt to equity ratio yang semakin tinggi
merupakan tanda bahwa perusahaan mempunyai akses yang baik terhadap
pasar keuangan namun perusahaan juga harus berhati-hati karena jika
hutang tersebut tidak digunakan secara optimal maka dapat beresiko
menurunkan kemampuan kas perusahaan untuk membayar dividen karena
kas yang ada digunakan untuk membayar hutang-hutang tersebut, begitu
juga sebaliknya (Janifairus et al., 2013).
Penelitian yang dilakukan oleh Gustian dan Bidayati (2011)
menunjukan bahwa secara simultan dan parsial debt to equity ratio
mempunyai pengaruh positif dan tidak signifikan terhadap dividend payout
ratio. Menurut hasil penelitian Marietta dan Sampurno (2013), secara
parsial menunjukan hasil bahwa debt to equity ratio mempunyai pengaruh
Analisis Pengaruh Return…, Resti Retnaningsih, Fakultas Ekonomi UMP, 2015
22
positif dan signifikan terhadap dividend payout ratio. Sedangkan hasil
penelitian Fadah dan Dodik (2007) menyatakan bahwa debt to equity ratio
mempunyai pengaruh negatif dan signifikan terhadap dividend payout
ratio.
2.5.3 Assets Growth
Assets adalah aktiva yang digunakan untuk kegiatan operasional
perusahaan, penggunaan aset yang semakin besar diharapkan semakin
besar pula hasil operasional yang dihasilkan perusahaan (Janifairus, et al.,
2013). Meningkatnya aset yang diimbangi dengan meningkatnya hasil
operasi maka akan semakin meningkatkan kepercayaan dari pihak luar
atau dalam hal ini kreditur. Meningkatnya kepercayaan kreditur terhadap
perusahaan memberikan kesempatan perusahaan untuk memperoleh
pendanaan hutang yang lebih besar dari modal sendiri. Hal ini merupakan
keyakinan kreditur kepada perusahaan, meningkatnya jumlah pendanaan
hutang yang diberikan didasarkan atas jumlah aset yang dimiliki
perusahaan. Semakin cepatnya tingkat pertumbuhan suatu perusahaan
akan membuat semakin besar pula kebutuhan dana diwaktu mendatang
untuk membiayai pertumbuhannya. Biasanya perusahaan akan lebih
senang menahan pendapatan sebagai laba ditahan daripada membaginya
sebagai dividen kepada para pemegang saham. Dividen memegang
peranan penting pada struktur modal, semakin tinggi tingkat assets
growth, akan semakin besar tingkat kebutuhan dana untuk membiayai
ekspansi maka semakin besar kebutuhan dana di masa yang akan datang
Analisis Pengaruh Return…, Resti Retnaningsih, Fakultas Ekonomi UMP, 2015
23
dan semakin besar kemungkinan perusahaan menahan keuntungan dan
tidak membayarkannya sebagai dividen (Janifairus, et al., 2013).
Menurut Hartono (2008) dalam Janifairus, et al. (2013),
mendefinisikan assets growth sebagai perubahan atau tingkat pertumbuhan
tahunan dari aset total. Pertumbuhan aset ini dapat diukur dengan
membagi aset tahun sekarang dikurang aset tahun sebelumnya terhadap
total aset tahun sebelumnya.
Tingkat pertumbuhan pendapatan yang tinggi mengindikasikan
adanya kesempatan investasi yang tinggi yang membutuhkan pendanaan,
sehingga jika perusahaan harus membayarkan dividen, perusahaan harus
mencari dana dari pihak eksternal. Usaha mendapatkan tambahan dana
dari pihak eksternal ini akan menimbulkan biaya transaksi. Biaya transaksi
yang tinggi menyebabkan perusahaan harus berpikir kembali untuk
membayarkan dividen apabila masih ada peluang investasi yang bisa
diambil dan lebih baik menggunakan dana dari aliran kas internal untuk
membiayai investasi tersebut.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Janifairus, et al. (2013)
menunjukan bahwa secara parsial assets growth mempunyai pengaruh
positif signifikan terhadap dividend payout ratio. Menurut penelitian yang
dilakukan oleh Harjito dan Yudanto (2008) menunjukan bahwa variabel
assets growth berpengaruh negatif dan signifikan terhadap dividend payout
ratio. Sedangkan menurut penelitian yang dilakukan oleh Marietta dan
Analisis Pengaruh Return…, Resti Retnaningsih, Fakultas Ekonomi UMP, 2015
24
Sampurno (2013) menunjukan hasil bahwa assets growth berpengaruh
negatif dan tidak signifikan terhadap dividend payout ratio.
2.5.4 Cash Ratio
Cash ratio merupakan salah satu ukuran dari rasio likuiditas.
Menurut Sudana (2011), cash ratio merupakan kemampuan kas dan surat
berharga yang dimiliki perusahaan untuk menutup utang lancar. Rasio ini
paling akurat dalam mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi
kewajiban jangka pendek karena hanya memperhitungkan komponen
aktiva lancar yang paling likuid. Menurut Mollah, et al. (2000) dalam
Utama (2012), cash ratio merupakan variabel penting yang
dipertimbangkan oleh manajemen dalam kebijakan dividen. Tingkat cash
ratio yang semakin tinggi menunjukkan kemampuan kas perusahaan untuk
memenuhi (membayar) kewajiban jangka pendeknya (Janifairus, et al.
2013). Cash ratio yang meningkat juga dapat meningkatkan keyakinan
para investor untuk membayar dividen yang diharapkan oleh investor.
Perusahaan yang menunjukkan kendala pembayaran (kekurangan
likuiditas) mengarahkan manajemen untuk membatasi pertumbuhan
dividen.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Janifairus, et al. (2013)
menunjukan bahwa secara parsial cash ratio mempunyai pengaruh positif
signifikan terhadap dividend payout ratio. Menurut hasil penelitian dari
Utama (2012) juga menghasilkan hasil yang senada bahwa secara parsial
variabel cash ratio mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap
Analisis Pengaruh Return…, Resti Retnaningsih, Fakultas Ekonomi UMP, 2015
25
dividend payout ratio. Sedangkan menurut penelitian yang dilakukan oleh
Marietta dan Sampurno (2013) menunjukan bahwa cash ratio berpengaruh
positif dan tidak signifikan terhadap dividend payout ratio.
2.5.5 Firm Size
Menurut Riyanto (2001), firm size dapat diartikan sebagai besar
kecilnya perusahaan dilihat dari besarnya nilai ekuitas, nilai perusahaan,
ataupun total aktiva dari suatu perusahaan. Sedangkan menurut Marietta
dan Sampurno (2013), firm size adalah salah satu indikator yang dapat
digunakan untuk melihat ukuran perusahaan dengan melihat net sales yang
dimiliki. Perusahaan besar mampu memiliki rasio pembayaran dividen
yang lebih tinggi daripada perusahaan kecil. Penelitian ini menggunakan
total aktiva sebagai proksi dari ukuran perusahaan. Pemilihan total aktiva
ini mengacu pada pernyataan Hartono (2011), bahwa total aktiva memiliki
tingkat kestabilan yang tinggi dibanding dengan proksi-proksi lainnya.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Utama (2012) menunjukan
bahwa secara parsial firm size mempunyai pengaruh positif dan signifikan
terhadap dividend payout ratio. Menurut Marietta dan Sampurno (2013),
secara parsial firm size berpengaruh positif terhadap dividend payout ratio.
Sedangkan menurut hasil penelitian dari Pribadi dan Sampurno (2012)
menunjukan hasil yang berbeda bahwa variabel firm size berpengaruh
negatif terhadap dividend payout ratio.
Analisis Pengaruh Return…, Resti Retnaningsih, Fakultas Ekonomi UMP, 2015
26
2.6 Hasil Penelitian Terdahulu
Beberapa penelitian pernah dilakukan untuk menganalisis faktor-faktor
yang diduga berpengaruh terhadap dividend payout ratio, diantaranya sebagai
berikut :
1. Janifairus, et al. (2013)
Janifairus et al. (2013) dalam penelitiannya yang berjudul
“Pengaruh Return on Assets, Debt to Equity Ratio, Assets Growth, dan
Cash ratio terhadap Dividend Payout Ratio” meneliti pengaruh antara
beberapa variabel yaitu : return on assets, debt to equity ratio, assets
growth, dan cash ratio terhadap dividend payout ratio. Peneliti melakukan
perhitungan dengan analisis regresi linear berganda dan hasil penelitian
menunjukan bahwa secara simultan variabel ROA, DER, assets Growth
dan cash ratio mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap dividend
payout ratio dan secara parsial variabel ROA, assets growth, dan cash
ratio mempunyai pengaruh positif signifikan terhadap DPR, sedangkan
DER tidak berpengaruh signifikan. ROA mempunyai pengaruh yang
paling kuat dibandingkan dengan variabel yang lainnya terhadap DPR.
2. Utama (2012)
Karya Utama melakukan penelitian yang berjudul “Dividend
Payout Ratio dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya (Studi Pada
Bursa Efek Indonesia Periode 2006-2010)”. Dalam penelitiannya beliau
menggunakan beberapa variabel diantaranya : firm size, cash ratio, debt to
equity ratio, dan return on assets sebagai variabel independen dan
Analisis Pengaruh Return…, Resti Retnaningsih, Fakultas Ekonomi UMP, 2015
27
dividend payout ratio sebagai variabel dependen. Hasil penelitian ini
menyimpulkan bahwa secara simultan ke empat variabel tersebut
berpengaruh secara signifikan terhadap dividend payout ratio pada
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode
2006-2010. Dan berdasarkan pengujian secara parsial, variabel ukuran
perusahaan dan cash ratio mempunyai pengaruh positif dan signifikan
terhadap dividend payout ratio, sedangkan untuk variabel debt to equity
ratio dan return on assets tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap
dividend payout ratio.
3. Pribadi dan Sampurno (2012)
Pribadi dan Sampurno (2012) menganalisis pengaruh cash
position, firm size, growth opportunity, ownership, dan return on asset
terhadap dividend payout ratio. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
variabel ROA dan ownership adalah variabel yang paling berpengaruh
terhadap dividend payout ratio. Variabel ownership dan ROA berpengaruh
positif dan signifikan terhadap dividend payout ratio, sedangkan variabel
firm size dan cash position berpengaruh negatif dan signifikan terhadap
dividend payout ratio, namun growth opportunity berpengaruh negatif dan
tidak signifikan terhadap dividend payout ratio.
Analisis Pengaruh Return…, Resti Retnaningsih, Fakultas Ekonomi UMP, 2015
28
2.7 Kerangka Pemikiran
2.7.1 Pengaruh Return on Assets terhadap Dividend Payout Ratio
Return on assets merupakan rasio perbandingan antara keuntungan
setelah pajak dengan total aset. Menurut Pribadi dan Sampurno (2012),
ROA menunjukan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba yang
dapat dilihat dari aset yang dimiliki pada masa lalu. Perusahaan yang
memiliki laba yang semakin besar maka perusahaan tersebut akan
membayarkan porsi pendapatan yang semakin besar pula sebagai dividen
(Sudarsi, 2002). Semakin tinggi profitabilitas, maka semakin tinggi pula
arus kas dalam perusahaan, dan diharapkan perusahaan akan membayar
dividen yang lebih tinggi (Janifairuz et al., 2013).
2.7.2 Pengaruh Debt to Equity Ratio terhadap Dividend Payout Ratio
Debt to equity ratio merupakan rasio perbandingan antara total
hutang dengan total modal sendiri. Rasio ini mengukur seberapa jauh
perusahaan dibiayai oleh hutang, dimana semakin tinggi rasio ini
menggambarkan gejala yang kurang baik bagi perusahaan (Sartono, 2001).
Semakin tinggi debt to equity ratio maka semakin besar pula jumlah
pinjaman yang digunakan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan
(Syamsuddin, 2001). Menurut Marlina dan Danica (2009), jumlah
pinjaman yang semakin meningkat akan mempengaruhi besar kecilnya
laba bersih yang tersedia bagi para pemegang saham termasuk dividen
yang diterima karena kewajiban untuk membayar hutang lebih diutamakan
daripada pembagian dividen. Oleh karena itu, perusahaan harus dapat
Analisis Pengaruh Return…, Resti Retnaningsih, Fakultas Ekonomi UMP, 2015
29
memanfaatkan hutang secara maksimal agar dapat meningkatkan
kemampuan kas perusahaan untuk membayar dividen.
2.7.3 Pengaruh Assets Growth terhadap Dividend Payout Ratio
Assets growth merupakan rasio perbandingan antara total aset
tahun sekarang dikurangi total aset tahun sebelumnya dengan total aset
tahun sebelumnya (Harahap, 2006). Menurut (Janifairuz et al., 2013),
semakin tinggi assets growth pada suatu perusahaan, akan semakin besar
tingkat kebutuhan dana untuk membiayai ekspansi maka semakin besar
pula kebutuhan dana di masa yang akan datang dan semakin besar
kemungkinan perusahaan menahan keuntungan sebagai laba ditahan dan
tidak membayarkannya sebagai dividen. Pernyataan tersebut juga
didukung oleh Pribadi dan Sampurno (2012), mereka mengemukakan
bahwa besarnya assets growth sebuah perusahaan, akan berpengaruh pada
jumlah dana yang dibutuhkan untuk investasi. Itu berati perusahaan lebih
memilih menginvestasikan laba sebagai laba ditahan.
2.7.4 Pengaruh Cash Ratio terhadap Dividend Payout Ratio
Cash ratio adalah perbandingan antara kas ditambah sekuritas
dengan hutang lancar (Atmaja, 2001). Cash ratio merupakan variabel
penting yang dipertimbangkan oleh manajemen dalam kebijakan dividen.
Semakin tinggi cash ratio maka semakin baik pula kondisi keuangan
jangka pendek dan sebaliknya. Semakin kuat kas yang tersedia pada
perusahaan maka akan semakin besar pula kemampuan perusahaan dalam
membayarkan dividennya (Janifairuz et al., 2013). Sedangkan menurut
Analisis Pengaruh Return…, Resti Retnaningsih, Fakultas Ekonomi UMP, 2015
30
Nadjibah (2008), cash ratio yang semakin tinggi dapat meningkatkan
keyakinan para investor untuk membayar dividen tunai yang diharapkan
oleh para investor.
2.7.5 Pengaruh Firm Size terhadap Dividend Payout Ratio
Firm size merupakan suatu skala yang mengklasifikasikan besar
kecilnya perusahaan menurut ukuran pendapatan, total aset, dan total
modal (Basyaib, 2007). Menurut Sutoyo (2011), perusahaan besar yang
sudah mapan akan lebih mudah untuk akses kedalam pasar modal,
sedangkan perusahaan yang baru dan masih kecil akan kesulitan untuk
akses ke dalam pasar modal. Karena kemudahan akses ke dalam pasar
modal berarti perusahaan mempunyai kemampuan untuk memperoleh
dana yang lebih besar dibanding dengan perusahaan kecil, sehingga
perusahaan mampu memiliki rasio pembayaran dividen yang lebih tinggi.
Pribadi dan Sampurno (2012) juga berpendapat bahwa semakin besarnya
firm size dengan kepemilikan asing akan lebih memilih mendistribusikan
laba sebagai dividen sesuai dengan pendapatan dan ukuran perusahaan.
Analisis Pengaruh Return…, Resti Retnaningsih, Fakultas Ekonomi UMP, 2015
31
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran Teoritis
Keterangan :
= Simultan
= Parsial
2.8 Hipotesis
H1 : Return on assets, debt to equity ratio, assets growth, cash
ratio, dan firm size secara simultan berpengaruh signifikan
terhadap dividend payout ratio
H2 : Return on assets secara parsial berpengaruh signifikan
terhadap dividend payout ratio
H3 : Debt to equity ratio secara parsial berpengaruh signifikan
terhadap dividend payout ratio
H4 : Assets growth secara parsial berpengaruh signifikan terhadap
dividend payout ratio
Return on Assets
Debt to Equity Ratio
Assets Growth
Cash Ratio
Firm Size
Dividend Payout
Ratio
H2
H3
H4
H5
H6
H1
Analisis Pengaruh Return…, Resti Retnaningsih, Fakultas Ekonomi UMP, 2015
32
H5 : Cash ratio secara parsial berpengaruh signifikan terhadap
dividend payout ratio
H6 : Firm size secara parsial berpengaruh signifikan terhadap
dividend payout ratio
Analisis Pengaruh Return…, Resti Retnaningsih, Fakultas Ekonomi UMP, 2015
top related