bab ii pemahaman pabrik pengolahan - sinta.unud.ac.id 2 pemahaman...dalam pemahaman pabrik akan...
Post on 21-Jun-2019
225 Views
Preview:
TRANSCRIPT
7
BAB II
PEMAHAMAN PABRIK PENGOLAHAN
KOPI ARABIKA
Pada Bab II ini akan diuraikan tinjauan terkait pabrik pengolahan kopi
arabika, baik melalui kajian pustaka maupun kajian terhadap objek sejenis. Serta
akan diuraikan pula mengenai spesifikasi umum proyek.
2.1 Pemahaman Pabrik
Dalam pemahaman pabrik akan dibahas terkait pengertian pabrik,
pengelompokan pabrik, faktor-faktor yang mempengaruhi kegiatan suatu pabrik,
dan prinsip tata letak pabrik.
2.1.1 Pengertian Pabrik
Terdapat beberapa pengertian tentang pabrik yang ditulis dan dirangkum
dari berbagai sumber, antara lain :
8
a. Pabrik adalah bangunan dengan perlengkapan mesin tempat membuat atau
memproduksi barang tertentu dalam jumlah besar untuk diperdagangkan. (Tim
Prima Pena, 2000:315)
b. Pabrik adalah suatu bangunan industri besar di mana para pekerja
mengolah benda atau mengawasi pemrosesan mesin dari satu produk menjadi
produk lain, sehingga mendapatkan nilai tambah. Kebanyakan pabrik modern
memiliki gudang atau fasilitas serupa yang besar yang berisi peralatan berat
yang digunakan untuk lini perakitan. Pabrik mengumpulkan dan
mengkonsentrasikan sumber daya: pekerja, modal, dan mesin industri.. (Utoyo,
2012 dalam Agustina, 2014:15)
c. Pabrik adalah suatu bagian produksi ekonomi yang terfokus pada proses
manufakturisasi tertentu yang harus memiliki permodalan yang besar sebelum
bisa meraih keuntungan. (Ruhimat,2012 dalam Agustina, 2014: 30)
Berdasarkan beberapa pengertian pabrik diatas dapat ditarik kesimpulan terkait
pengertian pabrik yaitu pabrik merupakan suatu proses yang dilakukan oleh
manusia untuk mengolah suatu barang dengan menggunakan sarana tertentu demi
peningkatan kualitas barang tersebut.
2.1.2 Pengelompokan Pabrik
Berdasarkan jumlah tenaga kerja yang terlibat , pabrik terbagi menjadi tiga
macam, yaitu sebagai berikut (Ruhimat,2012 dalam Agustina, 2014: 8):
a) Pabrik Kecil
Merupakan pabrik yang jumlah tenaga kerjanya kurang dari sepuluh orang.
Pada umumnya pabrik kecil merupakan bentuk pabrik rumah tangga.
b) Pabrik Menengah
Merupakan pabrik yang jumlah tenaga kerjanya berkisar antara 10-229 orang.
c) Pabrik Besar
Merupakan Pabrik yang jumlah tenaga kerjanya lebih dari 300 orang.
9
2.1.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kegiatan Pabrik
Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi kegiatan Pabrik, antara lain
(Utoyo, 2012 dalam Agustina, 2014:8):
a) Bahan mentah atau Bahan Baku
Bahan mentah atau bahan baku merupakan faktor yang sangat penting dalam
aktifitas pabrik. Tanpa adanya bahan mentah, mustahil kegiatan pabrik dapat
berjalan. Bahan baku pabrik diperoleh dari kegiatan ekonomi sektor primer,
yaitu hasil pertanian, perkebunan, pertambangan, kehutanan, dan perikanan.
Contohnya kapas sebagai bahan baku pabrik benang dan kain. Begitu
pentingnya ketersediaan bahan mentah ini, tidak sedikit beberapa jenis pabrik
ditempatkan lokasinya mendekati daerah persediaan bahan mentah.
b) Tenaga Kerja
Meskipun kegiatan pabrik didukung oleh faktor bahan baku berkualitas, modal
tinggi, teknologi canggih, namun jika tidak ditunjang oleh ketersediaan sumber
daya manusia sebagai tenaga kerja maka tetap saja pabrik tersebut tidak akan
berjalan.
c) Modal
Pabrik memerlukan dana dalam membiayai kegiatannya, seperti dalam
pengadaan bahan baku, peralatan atau mesin pabrik, upah tenaga kerja, biaya
sumber energi, dan biaya transportasi pemasaran produk. Bagi pabrik-pabrik
skala kecil, modal dapat berasal dari pemilik ataupun lembaga keuangan
seperti koperasi atau bank. Adapun bagi pabrik-pabrik besar modal berasal dari
peminjaman uang bank, penjualan saham, peminjaman ke pemerintah, atau
investasi modal asing.
d) Sumber Energi
Sumber energi sangat diperlukan untuk menggerakan mesin produksi. Sumber
energi yang biasa digunakan dalam kegiatan pabrik antara lain minyak solar,
gas alam, dan batu bara.
e) Teknologi
Faktor teknologi menyangkut cara pengolahan serta peralatan yang digunakan
dalam proses pabrik. Semakin tinggi teknologi pengolahan pabrik, semakin
tinggi pula kuantitas dan kualitas produk yang dihasilkan.
10
f) Pasar
Pasar merupakan tempat pendistibusian atau penjualan produk yang di
hasilkan oleh kegiatan pabrik atau pabrik. Sebab jika tidak ada tempat
pemasaran produk suatu pabrik, keberlangsungan proses pabrik akan
terhambat.
g) Transportasi
Untuk memperlancar proses pendistribusian komoditas hasil pabrik ke daerah
pemasaran dibutuhkan prasarana dan sarana transportasi yang memadai. Jika
kualitas prasarana dan sarana transportasi kurang baik, proses pengiriman
barang dapat mengalami keterlambatan sampai ke daerah pemasaran maupun
konsumen.
h) Kebijakan Pemerintah
Kegiatan pabrik tidak lepas dari peran pemerintah dalam menentukan
kebijakan-kebijakan yang berkaitan dengan ketentuan atau perundangan
tentang sistem peridustrian.
2.1.4 Tata Letak Pabrik
A. Pengertian Tata Letak Pabrik
Penyusunan Tata letak pabrik adalah suatu rancangan fasilitas, menganalisis,
membentuk konsep, dan mewujudkan sistem pembuatan barang atau jasa.
Rancangan ini pada umumnya digambarkan sebagai rancangan lantai, yaitu
satu susunan fasilitas fisik (perlengkapan, tanah, bangunan, dan sarana lain)
untuk mengoptimalkan hubungan antara petugas pelaksana, aliran barang, aliran
informasi, dan tata cara yang diperlukan untuk mencapai tujuan usaha secara
ekonomis dan aman (Apple, 1990: 2). Tata letak pabrik juga merupakan salah
satu bagian terbesar dari suatu studi perancangan fasilitas (Facilities design).
Facilities design sendiri terdiri dari pelokasian pabrik (plant location) dan
perancangan gedung (building design) dimana sebagaimana diketahui bahwa
antara tata letak pabrik (plant layout) dengan penanganan material (material
handling) saling berkaitan erat (Meyers, 1993 : 1).
11
B. Prinsip-prinsip Dasar Didalam Perancangan Tata Letak Pabrik
Prinsip dasar perencanaan tata letak pabrik merupakan tujuan dari
perencanaan tata letak pabrik itu sendiri. Prinsip-prinsip tersebut antara lain
(Wignjoesoebroto, 1990: 55) :
1. Prinsip integrasi secara total.
Prinsip ini menyatakan bahwa tata letak pabrik adalah integrasi secara total
dari seluruh elemen produksi yang ada menjadi satu unit operasi yang besar.
2. Prinsip jarak pemindahan bahan yang paling minimal
Dalam proses pemindahan bahan dari satu unit operasi ke unit operasi yang
lain, waktu dapat dihemat dengan cara mengurangi jarak pemindahan
tersebut.
3. Prinsip aliran dari suatu proses kerja
Dengan prinsip ini diusahakan untuk menghindari adanya gerakan balik,
gerakan memotong.
4. Prinsip pemanfaatan ruangan
Dalam merencanakan tata letak pabrik, kita harus mepertimbangkan faktor-
faktor dimensi ruang serta gerakan-gerakan dari orang, bahan, atau mesin.
5. Prinsip kepuasan dan keselamatan kerja.
Kepuasan dan keselamatan kerja yang terjamin akan memberikan moral kerja
yang lebih baik dari karyawan dan hal ini akan mengurangi ongkos produksi
serta meningkatkan kemauan kerja karyawan sehingga otomatis perusahaan
akan mendapatkan keuntungan ganda.
C. Ruang Lingkup Perancangan Tata Letak Pabrik
Pekerjaan perancangan tata letak seringkali hanya berhubungan dengan
perencanaan yang cermat dan terinci tentang susunan peralatan produksi.
Padahal perencanaan demikian hanya merupakan salah satu tahap saja dari suatu
rangkaian kegiatan yang sangat luas yang saling berhubungan dan yang secara
keseluruhan membentuk kegiatan perancangan tata letak pabrik.
Ruang lingkup pekerjaan perancangan tata letak pabrik mencakup satu kajian yang
cermat paling tidak dari bidang-bidang berikut (Apple, tahun 1990: 3) :
12
1) Pengangkutan
2) Penerimaan
3) Gudang bahan baku
4) Produksi
5) Bangunan
6) Lokasi
7) Pelayananan pegawai
8) Kegiatan produksi penunjang
9) Pergudangan
10) Pengiriman
11) Perkantoran
12) Fasilitas
13) Pengemasan dan pengepakan
14) Pemindahan barang
15) Keamanan
16) Buangan
D. Jenis-jenis Tata Letak Pabrik
Dilihat dari pengurutan mesin-mesin dan peralatan, bentuk tata letak pabrik ini
dibagi dalam empat macam (Wignjoesoebroto, tahun 1990: 110):
1) Proses tata letak
Penyusunan tata letak pabrik tipe ini adalah berdasarkan proses pengerjaan yang
sama, dimana mesin-mesin atau peralatan yang sama terletak pada suatu daerah,
misalnya mesin bor dipasang pada antar ruang tersebut. Demikian juga dengan
mesin-mesin dan peralatan lainnya.
NO KEUNTUNGAN NO KEKURANGAN
1 Meningkatkan penggunaan mesin 1 Meningkatkan kebutuhan material
2 Alat serbaguna dapat digunakan handling mesin yang berbeda
3 Fleksibilitas dalam pelokasian 2 Kontrol produksi yang lebih rumit
personel dan peralatan. 3 Meningkatkan jumlah barang yang
4 Kebutuhan material handling mesin dalam pengerjaan.
sejenis dikurangi. 4 Jalur produksi yang lebih panjang
5 Penyebaran tugas tiap-tiap personel
5 Membutuhkan skill yang tinggi untuk
Supervisi khusus dimungkinkan menangani pekerjaan yang beragam
Tabel 2.1 : Keuntungan dan kekurangan Process Layout
(Sumber : Wignjoesoebroto, tahun 1990)
13
2) Fixed Tata Letak
Penyusunan pabrik tipe ini adalah berdasarkan tempat, dimana produk yang
dikerjakan tetap tinggal pada tempatnya, dengan demikian semua fasilitas yang
diperlukan seperti manusia, mesin-mesin atau peralatan dan bahan bergerak menuju
produk, misalnya pembuatan kapal.
NO KEUNTUNGAN NO KEKURANGAN
1 Pergerakan bahan baku dikurangi 1 Operator dan peralatan yang bergerak
2 Sangat fleksibel dalam mengako- akan meningkat
modasi perubahan product design, 2 Membutuhkan skill operator yang
product mix dan product volume. sangat tinggi
3 Nilai tambah yang tinggi akan hasil 3 Membutuhkan general supervision
dan kualitas kerja oleh tiap personel 4 Membutuhkan pengendalian tertutup
yang menyelesaikan pekerjaannya dan koordinasi dengan penjadwalan
4 Menyediakan kesempatan peker- produksi.
jaan yang bervariasi 5 Membutuhkan area yang luas
5 Kesinambungan proses pengerjaan 6 Duplikasi penggunaan peralatan
3) Produk Tata Letak
Penyusunan pabrik tipe ini adalah berdasarkan urutan proses produksi, dimana
mesin-mesin atau peralatan disusun menurut urutan proses, dengan demikian suatu
pengerjaan akan diikuti oleh pengerjaan berikutnya, sesuai dengan urutan-urutan
prosesnya.
NO KEUNTUNGAN NO KEKURANGAN
1 Aliran produk lebih lancar dan 1 Investasi awal yang cukup tinggi
sederhana. 2 Product design berubah dikarenakan
2 Persediaan barang dalam proses layout menjadi mutlak.
cukup kecil 3 Dibutuhkan General Supervision
3 Total produksi part per unit kecil 4 Mesin macet dapat menghentikan
4 Pengurangan material handling jalur produksi
5 Tidak membutuhkan skill tinggi 5 Stasiun yang lambat menyebabkan
dari operator penumpukan part.
Tabel 2.2 : Keuntungan dan kekurangan Fix Layout
Tabel 2.3 : Keuntungan dan kekurangan Product Layout
(Sumber : Wignjoesoebroto, tahun 1990)
(Sumber : Wignjoesoebroto, tahun 1990)
14
4) Tata Letak Kelompok Produk
Tata letak tipe ini didasarkan pada pengelompokan produk atau komponen yang
dibuat. Produk-produk yang tidak identik dikelompokkan berdasarkan langkah-
langkah pemrosesan, bentuk, mesin atau peralatan yang dipakai. Pada tipe ini pula,
mesin-mesin atau fasilitas produksi akan dikelompokkan dan ditempatkan dalam
sebuah manufacturing cell.
NO KEUNTUNGAN NO KEKURANGAN
1 Dengan mengelompokkan produk, 1 Dibutuhkan General Supervision
efisiensi penggunaan mesin 2 Dibutuhkan skill tinggi dari operator
meningkat dalam suatu team untuk seluruh
2 Aliran produksi lancar dan operasi permesinan.
memperpendek jarak antar proses 3 Kritikal operasi tergantung kontrol
dibanding process layout pembagian beban kerja di tiap-tiap
3 Kelompok kerja antar tiap bagian stasiun kerja
saling bekerja sama 4 Jika alur proses tidak seimbang, stok
4 Memimalisasi penggunaan mesin barang mentah dan barang yang
serba guna sedang dalam proses akan meningkat
5 Memiliki keunggulan proses 5 Memiliki kelemahan proses dibanding
dibanding product layout dan product layout dan process layout
process layout
5) Kombinasi atau Mix Tata Letak
Penyusunan pabrik tipe ini adalah berdasarkan pada penggabungan dari proses tata
letak, yaitu penyusunan tata letak pabrik menurut pengerjaan komponen benda
kerja dimana mesin-mesin atau peralatan-peralatan disusun berdasarkan urutan
pengerjaan komponen tertentu.
2.4 : Keuntungan dan kekurangan Kelompok Produk
(Sumber : Wignjoesoebroto, tahun 1990)
15
2.2 Pemahaman Kopi
2.2.1 Sejarah Kopi
Sejarah mencatat bahwa penemuan kopi sebagai minuman berkhasiat dan
berenergi pertama kali ditemukan oleh Bangsa Etiopia di benua Afrika sekitar 3000
tahun (1000 SM) yang lalu. Sepanjang abad 15 dan 16 kopi telah ditanam, dipanen
dan diperdagangkan untuk dikonsumsi di seluruh tanah Mesir, Siria dan Turki.
Dalam kurun waktu itu Yemen merupakan penghasil utama kopi dan bangsa Arab
dengan seksama menjaga perkebunan kopi yang makin bernilai.
Pada saat itu kopi menjadi minuman utama di Negara-Negara Muslim. Kepopuleran
kopi bisa jadi disebabkan oleh dua hal yaitu karena memberikan efek bugar kepada
tubuh dan sebagai pengganti minuman khamar atau alkohol yang memang dilarang
oleh Islam.
Sejarah Kopi di Indonesia tercatat sejak tahun 1690, biji kopi dibawa ke
Pulau Jawa untuk dikultivasi secara besar-besaran. Pada saat itu, Indonesia masih
merupakan negara jajahan Kolonial Belanda. Di sini Belanda membuka perkebunan
kopi di Pulau Jawa dan menjual hasilnya ke Eropa. Penanaman kopi oleh Belanda
sukses besar dan Amsterdam menjadi pusat perdagangan kopi se-Eropa hingga
abad ke-18. (Panggabean, 2011: 4)
2.2.2 Klasifikasi Tanaman kopi:
Tanaman kopi memiliki klasifikasi tersendiri didalam dunia flora. Adapun
klasifikasi dari tanaman kopi sebagai berikut: (Panggabean, 2011: 16)
Kingdom : Plantae
Phylum : Spermatophyta
Class : Angiosperma
Order : Gentianales
Family : Rubiaceae
Subfamily : Ixoroideae
Genus : Coffea
16
2.2.3 Jenis-Jenis Kopi
Kopi terdiri lebih dari 90 species kopi. Dari seluruh spesies kopi hanya 25 yang
paling komersial untuk buah, dan hanya 4 spesies yang memiliki posisi terkemuka
dalam perdagangan biji kopi, yaitu arabica, robusta, liberica dan excelsa. (Raharjo,
2012:12)
1) Kopi Arabica (Coffea arabica)
Kopi arabika (Coffea arabica) berasal dari hutan pegunungan di Etiopia, Afrika. Di
habitat asalnya, tanaman ini tumbuh di bawah kanopi hutan tropis yang rimbun.
Kopi arabika banyak tumbuh di dataran dengan ketinggian di atas 500 meter dpl.
Kopi arabika akan tumbuh maksimal bila ditanam di ketinggian 1000-2000 meter
dpl. Dengan curah hujan berkisar 1200-2000 mm per tahun. Suhu lingkungan paling
cocok untuk tanaman ini berkisar 15-24o C. Tanaman ini tidak tahan pada
temperatur yang mendekati beku dibawah 4o C. Untuk berbunga dan menghasilkan
buah, tanaman kopi arabika membutuhkan periode kering selama 4-5 bulan dalam
setahun. Biasanya pohon arabika akan berbunga diakhir musim hujan. Bila bunga
yang baru mekar tertimpa hujan yang deras akan menyebabkan kegagalan berbuah.
Karakteristik tanaman
Struktur tanaman kopi arabika
pendek menyerupai perdu dengan
ketinggian 2-3 meter. Batang berdiri
tegak dengan bentuk membulat. Pohon
kopi arabika memiliki percabangan
yang banyak. Warna daun kopi arabika
hijau mengkilap seperti memiliki
lapisan lilin. Daun yang telah tua
berwarna hijau gelap. Bentuk daun
memanjang atau lonjong dengan ujung
daun meruncing. Pangkal daun tumpul
dan memiliki tangkai yang pendek. Struktur tulang daun menyirip.
Gambar 2.1 Kopi Arabika
Sumber:
http://planettanaman.blogspot.com/2011/10/k
opi-dan-jenisnya.html
17
Kopi arabika mulai berbunga setelah musim hujan. Bunga tumbuh pada ketiak
daun. Bunga kopi arabika berwarna putih dan bisa melakukan penyerbukan sendiri,
tidak ada perbedaan bunga jantan dan betina. Dari bentuk kuncup hingga menjadi
buah yang siap panen membutuhkan waktu 8-11 bulan.
Varietas kopi arabika
Ada banyak varietas kopi arabika yang ditanam di Indonesia. Setiap varietas
mempunyai daya tumbuh dan daya adaptasi yang berbeda-beda. Pemilihan varietas
dalam budidaya kopi arabika hendaknya disesuaikan dengan kondisi lingkungan
tempat budidaya.
Untuk mendapatkan hasil yang optimal gunakan varietas unggul dari sumber
terpercaya. Kementerian pertanian melalui Puslit Koka selalu mengeluarkan
varietas unggul. Beberapa diantaranya adalah sebagai berikut:
S 795. Varietas ini memiliki produktivitas 1000-1500 kg/ha pada kepadatan
tanam 1600-2000 pohon per hektar. Mulai berbunga pada umur 15-24 bulan.
Agak tahan terhadap serangan karat daun bila ditanam diketinggian lebih dari
1000 meter dpl.
USDA 762. Produktivitas kopi arabika jenis ini mencapai 800-12000 kg/ha.
Mulai berbunga pada umur 32-34 bulan. Agak tahan terhadap penyakit karat
daun.
Andung sari-1. Produktivitas sekitar 350 kg/ha. Mulai berbunga pada umur 15-
24 bulan. Bila ditanam diketinggian kurang dari 900 meter, varietas ini rentan
terhadap serangan karat daun namun cukup tahan ditanam di daerah yang
kurang subur.
Sigarar Utang. Produktivitasnya mencapai 1500 kg per hektar. Keistimewaan
varietas kopi arabika adalah bisa berbuah terus menerus mengikuti pola sebaran
hujan. Bijinya berukuran besar, rentan terhadap hama bubuk buah dan
nematoda, namun cukup tahan karat daun. Disarankan ditanam pada ketinggian
diatas 1000 meter dpl.
18
Karakteristik produk akhir
Secara umum kopi arabika dihargai lebih tinggi dibanding jenis lainnya. Dari
segi rasa, kopi arabika mempunyai jangkauan rasa yang luas. Setiap varietas kopi
arabika yang ditanam ditempat berbeda akan memiliki perbedaan citarasa yang
signifikan. Kopi arabika memiliki aroma yang kuat, sifat kekentalan (body) ringan
hingga sedang dan tingkat keasaman tinggi. Selain itu, kandungan kafein kopi
arabika lebih rendah dibanding robusta yaitu sekitar 0,8-1,5%.
Perdagangan kopi arabika
Lebih dari 65% perdagangan kopi dunia didominasi oleh jenis arabika. Selain
mendominasi pangsa pasar, saat ini kopi arabika dihargai lebih tinggi hampir dua
kali lipatnya dibanding robusta. Pusat perdagangan kopi arabika berada di bursa
komoditi New York. Penghasil kopi arabika terbesar ada di negara-negara Amerika
Latin. Hampir 90% produksi kopi negara-negara Amerika Latin jenis arabika.
Brasil merupakan produsen kopi arabika terbesar dunia. Sedangkan konsumen kopi
terbesar dunia adalah negara-negara Uni Eropa, disusul Amerika Serikat dan
Jepang.
2) Kopi Robusta (Coffea canephora , Pierre ex Froehner).
Kopi Robusta juga ditemukan di
Afrika, tepatnya di Kongo pada tahun
1870. Kopi Robusta dapat ditanam di
dataran rendah 200 meter dpl sampai
dataran tinggi 2000 meter dpl. Tanaman
kopi Robusta ini lebih tahan terhadap
penyakit dan buah juga tidak jatuh ke
tanah, sehingga dapat dipanen kapan saja.
Pohonnya sendiri dapat tumbuh mencapai
tinggi 10 meter.
Gambar 2.2 Kopi Robusta
Sumber:
http://planettanaman.blogspot.com/2011/10
/kopi-dan-jenisnya.html
19
Kadar kafein kopi Robusta adalah tertinggi dibanding kopi Arabica maupun
kopi jenis lain. Kopi ini mempunyai aroma seperti coklat apabila disajikan dengan
air yang benar-benar mendidih. Belakangan ini kopi Robusta sering
dikombinasikan dengan kopi Arabica untuk mendapatkan aroma yang lebih kuat
dan rasa yang lebih bervariasi.
Kopi Robusta menguasai 27 % pasaran kopi dunia. Negara penghasil kopi
Robusta adalah Kongo, Kamerun, Srilanka, Madagacar, Angola, Nigeria, Uganda,
Vietnam dan Indonesia.
3) Coffea liberica, Bull ex Hiern. (Kopi Liberika)
Kopi Liberika ini ditemukan di hutan Liberia dan
Pantai Gading. Kopi ini mempunyai ukuran pohon
yang lebih besar dari kopi Robusta, dapat mencapai
tinggi 9 meter. Memiliki buah dua kali lipat dari
Arabica. Ini adalah tanaman yang membutuhkan
suhu tinggi dan air berlimpah. Karena karakteristik
ini, Kopi Liberika dipilih sebagai graft-holder.
Tanamannya sendiri lebih tahan terhadap
penyakit yang umum menyerang pohon kopi.
Produksi buah sepanjang tahun dan tumbuh dengan
baik apabila ditanam di dataran rendah. Beberapa varietas kopi Liberika yang ada
di Indonesia adalah Durvei dan Ardoniana. Liberica merupakan tanaman utama di
Filipina. Saat ini provinsi Batangas dan Cavite di Filipina adalah produsen dari kopi
Liberica, yang dikenal sebagai Baraco.
Gambar 2.3 Kopi Liberika
Sumber:
http://planettanaman.blogspot.
com/2011/10/kopi-dan-
jenisnya.html
20
4) Kopi Ekselsa (Coffea excelsa)
Kopi ini ditemukan pada tahun 1904.
Dikembangkan karena lebih tahan terhadap
penyakit yang umum menyerang tanaman
kopi. Jenis ini dibudidayakan di dataran
rendah yang basah, yaitu daerah yang tidak
sesuai untuk kopi jenis lain seperti Arabica
dan Robusta. Ciri khas kopi ini antara lain
memiliki cabang primer yang bisa bertahan
lama dan berbunga pada batang yang tua.
Apabila dibiarkan tumbuh selama bertahun-tahun dapat tumbuh menjadi sebuah
pohon yang besar. Batangnya kekar dan memerlukan jarak tanam yang relatif kecil
dan tidak beragam, seperti kopi Liberica.
Memiliki hasil buah dan biji yang tinggi dan memberikan kopi dengan aroma
menyenangkan, mirip dengan salah satu dari Coffea arabica. Kopi ini memiliki
harga yang lebih tinggi daripada kopi Robusta.
Gambar 2.4 Kopi Ekselsa
Sumber:
http://planettanaman.blogspot.com/
2011/10/kopi-dan-jenisnya.html
21
2.3 Mesin dan Ruang Pengolahan Kopi
Dalam proses produksi modern, sebagian besar pekerjaan pengolahan kopi
mulai dari biji kopi mentah sampai menjadi biji kopi olahan dilakukan oleh tenaga
mesin. Adapun beberapa mesin yang diperlukan dalam pengolahan kopi arabika,
diantaranya: (Tesavrita dan Martaleo, 2013:6-13)
a. Sortasi
Setelah melalui proses seleksi, biji kopi akan disortasi lagi menurut bobot dan
ukuran. Selama proses ini, terjadi proses pembersihan dari benda asing pada biji
kopi hijau sebelum mengalami proses produksi.
Ruang Yang Dibutuhkan
Dimensi mesin sortasi adalah 3.500 x 850 x 1.200 mm sehingga ruang yang
dibutuhkan kurang lebih 4.5 m x 1.5 m dan diletakan berdekatan dengan ruang
penerimaan bahan baku.
Spesifikasi Teknis: Harga Gambar
a. Kapasitas: 400 – 750
kg/jam;
b. Penggerak: Motor listrik
3 HP, 380 V, 1.440 rpm,
3 phase;
c. Transmisi: Pulley dan
sabuk karet V; Unit
sortasi: Silinder
aluminium datar
berlubang;
d. Dimensi: 3.500 x 850 x
1.200 mm;
e. Bahan konstruksi: Besi
baja, plat aluminium.
Rp. 45.000.000
Gambar 2.5 Mesin Sortasi
750 kg
Tabel 2.5 Mesin Sortasi
22
b. Mesin Pulper
Proses berikutnya adalah pengupasan kulit buah dengan mesin pulper. Buah
kopi hasil panen sebaiknya dipisahkan atas dasar ukurannya sebelum dikupas agar
hasil kupasan lebih bersih dan jumlah biji pecahnya sedikit. Pada proses ini, biji
kopi akan terpisah dari kulitnya yang berwarna kemerahan. Pengupasan buah kopi
umumnya dilakukan dengan menyemprotkan air ke dalam silinder mesin bersama
dengan buah yang akan dikupas, maka dapat dikatakan proses ini juga
membutuhkan ketersediaan air bersih. Kapasitas mesin ini berkisar antara 50 kg
sampai 1 ton per jam. Tabel 2.1 menunjukkan mesin pulper yang tersedia.
Ruang yang dibutuhkan
Dimensi alat ini dengan kapasitas yang terbesar adalah [PxLxT]cm: 109 x 74.5 x
146.3 sehingga membutuhkan ruang kurang lebih 2 x 2 meter dan diletakan pada area
terdekat dengan ruang penerimaan bahan baku.
Tabel 2.6 Mesin Pulper
Spesifikasi Teknis Harga Gambar
a. Kapasitas 1000 kg/jam Rp. 32.000.000
b. Persyaratan input: Buah
segar setelah panen yang
telah disortasi
c. Tipe dua silinder
- Penggerak motor
5,5PK HONDA
- Transmisi pulley dan
sabuk karet V
dilengkapi kopling dan
pelindung
d. Bahan pengupas kulit:
Plat tembaga profil -
Rangka mesin: Baja profil
kotak
e. Dimensi [PxLxT]mm:
1090x745x1463
(Sumber : Tesavrita dan Martaleo, 2013)
Gambar 2.6 Mesin Pulper
1000 kg
23
c. Mesin Pencuci
Pencucian bertujuan untuk menghilangkan sisa lendir hasil fermentasi yang
masih menempel di kulit tanduk. Untuk kapasitas kecil, pencucian dapat
dikerjakan secara manual didalam bak atau ember, sedang untuk kapasitas besar
perlu dibantu dengan mesin. Mesin pencucian ini memiliki kapasitas 1000 kg.
Tabel 2.2 menunjukan mesin pencucian yang tersedia.
Ruang yang dibutuhkan
Dimensi alat ini dengan kapasitas yang terbesar adalah [PxLxT]cm: 250 x 150 x
121 sehingga dibutuhkan ruang dengan ukuran kurang lebih 3 x 2 meter.
Spesifikasi Harga(Rp) Gambar
a. Kapasitas 1000 kg/jam
b. Persyaratan input: Buah
kopi yang telah di
fermentasi
c. Tipe silinder horizontal
- Penggerak motor
diesel 10-12 PK
- Silinder luar: Besi
- Silinder dalam
pencuci: Pelat
alumunium
- Rangka mesin: Baja
U8
d. Dimensi [PxLxT]mm:
2500 x 1500 x 1210
32.500.000
Tabel 2.7 Mesin Pencuci
Gambar 2.7 Mesin Cuci Kopi
500 kg
(Sumber : Tesavrita dan Martaleo, 2013)
24
d. Mesin Pengering
Jika cuaca memungkinkan, penjemuran alami merupakan cara pengeringan
kopi yang sangat menguntungkan baik secara teknis maupun ekonomi. Namun di
beberapa kesempatan, cuaca yang baik ini seringkali tidak dapat terpenuhi. Oleh
karena itu, proses pengeringan bisa dilakukan dalam dua tahap, yaitu penjemuran
untuk menurunkan kadar air biji kopi sampai 20 – 25 % dan kemudian dilanjutkan
dengan pengering mekanis. Pengering mekanis mempunyai fleksibilitas
pengoperasian yang tinggi dan mempunyai kapasitas pengeringan yang besar,
namun membutuhkan investasi yang besar juga. Mesin pengering tipe bak datar
memiliki kapasitas sebesar 750kg atau 1500kg per batch (1 batch = 25 jam).Tabel
2.3 menunjukan mesin dryer yang tersedia.
Ruang yang dibutuhkan
Dimensi alat ini dengan kapasitas terbesar adalah Dimensi [PxLxT]cm: 480 x
216 x 395 cm sehingga membutuhkan ruang dengan dimensi kurang lebih 5 x 3
meter yang diletakan di dalam bangunan.
Spesifikasi Harga Gambar
a. Kapasitas 1500 kg/
batch(1 batch=25jam)
- Persyaratan input: waktu
pengeringan 25 jam untuk
kondisi biasa dari kadar air
45% sampai dengan
pengeringan 12%.
- Sumber panas: tungku kayu
dengan 2 kipas aksial
penggerak motor diesel 6-7
PK
- Lantai pengering:
Ayakan alumunium
- Sistem pemanasan: Lewat
pipa pemindah panas
b. Rangka mesin: Baja profil
kotak
c. Dimensi [PxLxT]mm:
4800x2160x3950
Rp.64.000.000
Gambar 2.8 Mesin
Pengering Kopi 1500 kg
(Sumber : Tesavrita dan Martaleo, 2013)
Tabel 2.8 Mesin Pengering
25
e. Mesin Pengupas Kulit Tanduk (huller)
Pengupasan ini bertujuan untuk memisahkan biji kopi dengan kulit tanduk.
Proses ini menggunakan mesin huller. Kadar air sangat berpengaruh pada proses
ini. Jika kadar air makin tinggi, maka kapasitas pengupasan akan turun dan jumlah
biji pecah sedikit meningkat. Kadar air juga berpengaruh pada ukuran biji kopi.
Makin tinggi kadar air biji kopi, ukuran bijinya semakin besar, maka terkadang
perlu dilakukan penyesuaian terhadap penyetelan mesin. Hal lain yang perlu
diperhatikan adalah pengupasan sebaiknya dilakukan pada biji kopi yang telah
dingin karena sifat fisiknya telah stabil , maka dari itu proses pengeringan sebelum
proses hulling ini sangat penting. Kapasitas mesin huller ini adalah sebesar 500-
1500 kg/jam. Tabel 2.4 menunjukan mesin huller yang tersedia.
Ruang yang dibutuhkan
Dimensi mesin dengan kapasitas terbesar adalah [PxLxT]cm: 200 x 150 x 160
sehingga membutuhkan ruang dengan dimensi 2.5 x 2 meter.
Tabel 2.9 Mesin Huller
Spesifikasi Harga Gambar
a. Kapasitas 1500 kg/jam Rp.28.000.000
b. Persyaratan input: Biji
kopi yang telah kering
- Penggerak motor
diesel 10-12 PK
- Bahan pengupas kulit:
Baja
- Rangka mesin: Baja
profil kotak
c. Pelengkap: Kipas
sentrifugal sebagai
pemecah kulit
d. Dimensi [PxLxT]mm:
2000x1500x1600
Gambar 2.9 Mesin Huller
200 kg
(Sumber : Tesavrita dan Martaleo, 2013)
26
f. Sortasi Kopi (Grader)
Fungsinya untuk memisahkan kulit buah kering, kulit tanduk dan kulit ari
sehingga diperoleh biji kopi pasar yang bersih dan bermutu.
Ruang yang dibutuhkan
Dimensi mesin sortasi atau grader dengan kapasitas terbesar adalah 200 cm x
100 cm sehingga membutuhkan ruang dengan dimensi kurang lebih 3 x 2.5 meter.
Spesifikasi Harga Gambar
Kapasitas 1000 kg/jam
[HS kering]
Penggerak mesin
diesel China 24 PK
Bahan pengupas
kulit : Baja
Rangka mesin : Baja
profil kotak
Pelengkap : Kipas
sentrifugal sebagai
pemisah kulit
Dimensi : (pxlxt)cm
200 x 100 x 120
Rp. 60.000.000
Gambar 2.10 Mesin Sortasi
Sumber: http://iccri.net/sortasi-
grader/
Tabel 2.10 Mesin Sortasi
(Sumber : Tesavrita dan Martaleo, 2013)
27
g. Mesin Penyangraian (Roaster)
Fungsinya untuk membantu pembentukan calon aroma dan citarasa khas kopi
bubuk dan memudahkan proses penghalusan. Fleksibilitas dan keunggulan mesin
yaitu multikomoditi (kakao, makadamia, kacang), kontrol mutu mudah dilakukan,
perawatan mudah dan murah, serta mudah dioperasikan, hasil sangrai seragam,
konsisten dan bersih.
Ruang yang dibutuhkan
Dimensi mesin adalah (p x l x t)cm 200 x 150 x 150 sehingga dibutuhkan ruang
dengan ukuran kurang lebih 2,5 x 2 meter.
Spesifikasi Harga Gambar
Kapasitas: 10 – 50
kg/batch
Sumber panas:
Kompor
bertekanan (burner)
minyak tanah
Penggerak: Motor
listrik 1/2 – 1 HP,
220 V, 1.440 rpm,
single phase
Transmisi: Pulley
dan sabuk karet V,
serta rantai dan
roda gigi
Dimensi: 2000x
1.500 x 1.500 mm
Bahan konstruksi:
Besi baja, plat
aluminium, plat
besi.
Rp. 42.000.000
Gambar 2.11 Mesin Roaster
Sumber:
http://iccri.net/penyangraian-
Roaster/
Tabel 2.11 Mesin Roaster
(Sumber : Tesavrita dan Martaleo, 2013)
28
h. Mesin Pembubuk Kopi
Fungsinya untuk memperkecil ukuran partikel kopi sesuai dengan keinginan
konsumen. Fleksibilitas dan Keunggulan yaitu mutu bubuk kopi hasil pembubukan
baik, keseragaman bubuk kopi baik, perawatan mudah dan murah, serta mudah
dioperasikan, energi rendah dan efisien.
Ruang yang dibutuhkan
Dimensi mesin pembubuk kopi adalah (p x l x t) cm 80 x 60 x 100 sehingga
ukuran ruang yang diperlukan kurang lebih 2 x 2 meter.
Spesifikasi Gambar
Kapasitas: 15-60 kg kopi
biji sangrai/jam
Tipe: Pin mill
Transmisi: Pulley dan sabuk
karet V
Penggerak: Motor listrik 5,5
HP, 220 V, 1.440 rpm,
single phase
Dimensi: 800 x 600 x 1.000
mm
Bahan konstruksi: Plat
aluminium, plat besi.
Gambar 2.12 Mesin Pembubuk
Sumber:
http://iccri.net/Pembubuk Kopi/
Tabel 2.12 Mesin Pembubuk
(Sumber : Tesavrita dan Martaleo, 2013)
29
i. Mesin Pengemas ( Vacum Sealer)
Fungsinya untuk memperpanjang umur simpan bubuk kopi didalam kemasan
vakum. Fleksibilitas dan keunggulan yaitu multi komoditi (bubuk cokelat, lemak,
pasta coklat, susu bubuk, krim).
Ruang yang dibutuhkan
Dimensi mesin pengemas adalah (p x l x t)cm 300 x 120 sehingga ukuran ruang
yang diperlukan kurang lebih 4 x 2 meter.
Spesifikasi Gambar
Kapasitas: 50-60
bungkus/batch
Tipe: Vaccum
Penggerak: Motor listrik 1
HP, 1.440 rpm, 220 V, single
phase
Sumber panas: Electric
element 2 unit (@ 600 W)
Dimensi: 3000x 1000 x 1.100
mm
Bahan konstruksi: Besi baja,
plat aluminium.
Gambar 2.13 Mesin Pengemas
Sumber: http://iccri.net/pengemas-
vacum-vacum-sealer/
Tabel 2.13 Mesin Pengemas
(Sumber : Tesavrita dan Martaleo, 2013)
30
2.4 Kajian Terhadap Objek Sejenis
Kajian dilakukan terhadap objek sejenis yang berada di sekitar lokasi dan
objek sejenis yang berada diluar lokasi site sehingga dapat dijadikan referensi
dalam pengadaan pabrik kopi arabika di Kabupaten Ngada.
2.4.1 Unit Pengolahan Hasil Fa Massa Bajawa
A. Unit Pengolahan Hasil Fa Massa Bajawa
1) Sejarah
Pada tahun 2004 dinas perkebunan di Propinsi NTT bekerja sama dengan
Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia (PPKKI) melakukan kajian untuk
membangun sistem agribisnis di kabupaten Ngada. Melalui hasil kajian ini
diputuskan bahwa di Kabupaten Ngada perlu diadakan Unit Pengolahan Hasil demi
mengahasilkan kualitas hasil kopi olahan layak ekspor.
Pada tahun 2005 tersebut mulai dilakukan sosialisasi pentingnya mutu
terhadap harga jual kopi Arabika kepada petani. Program pelatihan perbaikan mutu
dan sistem pemasaran dimulai pada sebuah kelompok yaitu kelompok tani Fa
Massa. Oleh pemerintah kelompok tani ini dilengkapi dengan alat dan mesin serta
rak-rak jemur untuk melaksanakan proses pengolahan basah yang baik dan bersih.
Mutu kopi arabika hasil olahan petani di kedua UPH tersebut ternyata sangat bagus
dan dapat diekspor ke segmen kopi spesialti di Amerika Serikat dengan nama
“Flores Bajawa”.
2) Lokasi
Unit Pengolahan Kopi Arabika Fa Massa terletak di Desa Beiwali, Kecamatan
Bajawa, Kabupaten Ngada, Flores, Propinsi Nusa Tenggara Timur.
31
3) Tinjauan Non-Arsitektural
Jenis Produk
Pada Unit Pengolahan Hasil Fa Massa ini menghasilkan beberapa produk
diantaranya kopi arabika bubuk, biji kopi arabika roasting, dan biji kopi olah
basah.
Sasaran Pemasaran
Hasil produksi pada Unit Pengolahan Hasil Fa Massa terutama untuk
kepentingan ekspor dan masyarakat lokal penikmat kopi.
Bahan Baku dan Peralatan Produksi
Bahan baku yang digunakan pada Unit Pengolahan Hasil Fa Massa adalah jenis
kopi arabika yang berkualitas baik yaitu matang di pohon. Bahan baku berasal
dari perkebunan milik masyarakat setempat yang berada di sekitar UPH.
Adapun peralatan yang digunakan dalam proses produksi diantaranya tampah,
Gambar 2.14 UPH Kopi Fa Massa
Sumber: Observasi
Gambar 2.15 Hasil Produksi UPH Fa Massa
Sumber: Observasi
32
baskom, wajan besi, timbangan, mesin giling bubuk, mesin sangrai, mesin
huller, para-para, mesin pencuci dan mesin pengemas.
1) Tinjauan Arsitektural
Tinjauan arsitektukral pada Unit Pengolahan Hasil Fa Massa dapat dilihat pada
ketersediaan fasilitas ruang dimana secara keseluruhan merupakan bangunan 1
(satu) lantai, diantaranya:
a. Ruang penyimpanan kopi/ gudang (± 4x4 meter)
b. Ruang tamu atau pengunjung (± 3x3 meter)
c. Ruang penyimpanan hasil produksi (± 5x3 meter)
d. Ruang penyangraian dan pengemasan (± 3x6 meter)
e. Ruang pencucian dan penggilingan (± 3x4 meter)
f. Tempat penjemuran (± 9x5 meter)
g. Ruang penyimpanan alat (± 3x3 meter)
h. Ruang penyimpanan limbah kopi (± 3x4 meter)
Gambar 2.16 Mesin Penyangraian
Sumber: Observasi
Gambar 2.17 Mesin Pengemas
Sumber: Observasi
33
2.4.2. PT Perkebunan Nusantara XII (Persero)
a) Tempat dan Lokasi Pabrik
PTP Nusantara XII mengelola areal perkebunan seluas 80.000 ha dan tersebar
di seluruh wilayah Jawa Timur yang terbagi menjadi 3 wilayah dan 34 unit
kebun. PTP Nusantara XII kebun Kalisat-Jampit termasuk kedalam wilayah 2
mengelola sekitar 3.105,4 Ha areal lahan. Pabrik pengolahan terletak di Desa
Kalisat Kecamatan Sempol Kabupaten Bondowoso, sedangkan kebun terbagai
dalam 5 afdeling yang tersebar di wilayah Kecamatan Sempol diantaranya afdeling
jampit, afdeling Sempol, afdeling kampung Baru, afdeling Kampung Malang, dan
afdeling Krepean. (http://www.bumn.go.id/ptpn12)
b) Tujuan Pendirian dan Peranan Pabrik
Adapun tujuan dari didirikannya PTP.Nusantara XII adalah :
1. Melaksanakan reformasi bisnis, strategi, struktur, dan budaya perusahaan untuk
mewujudkan profesionalisme berdasarkan prinsip-prinsip Good Corporate
Governance.
2. Meningkatkan nilai dan daya saing perusahaan (competitive advantage) melalui
inovasi serta peningkatan produktifitas dan efisiensi dalam penyediaan produk
berkualitas dengan harga kompetitif dan pelayanan bermutu tinggi.
Gambar 2.18 Tampak Depan PTP Nusantara XII
Sumber: http://www.bumn.go.id/ptpn12
34
3. Menghasilkan laba yang dapat membawa perusahaan tumbuh dan berkembang
untuk meningkatkan nilai bagi shareholders dan stakeholders lainnya.
4. Mengembangkan usaha agribisnis dengan tata kelola yang baik serta peduli pada
kelestarian alam dan tanggung jawab sosial pada lingkungan usaha (community
development).
c) Pengolahan Kopi Arabika
Produk utama yang diolah di pabrik pengolahan PTP Nusantara XII kebun
Kalisat-Jampit adalah kopi arabika. Selain kopi arabika, sejak tahun 2008 PTP
Nusantara XII kebun Kalisat-Jampit mulai menambah produk dengan
memproduksi kopi luak arabika, melihat geliat pasar kopi luak yang sangat
menjanjikan dan potensial. Produksi kopi arabika dipabrik pengolahan PTP
Nusantara XII kebun Kalisat-Jampit hanya dalam bentuk produk kopi pasar (market
Coffea).
Pengolahan basah adalah metode pangolahan utama yang diterapkan,
sedangkan metode pengolahan kering adalah metode pengolahan sampingan
sebagai solusi untuk mengolah kopi gelondong hijau yang ikut terpetik selama
proses pemanenan dan kopi rembangan yang tidak dapat dioah melaui metode
pengolahan basah. Proses pengolahan metode basah di Pabrik pengolahan kopi
arabika PTP Nusantara XII kebun Kalisat-Jampit meliputi: penerimaan, sortasi,
pulping, fermentasi, pencucian, penuntasan, pengeringan/penjemuran, uji mutu,
tempering/conditioning, pengerbusan, pengayakan, sortasi, pengemasan,
pengambilan sampel uji mutu dan pengiriman.
d) Fasilitas Ruang Yang Ada
Jembatan timbang, ruang produksi basah, lantai jemur, ruang mason, ruang vis
drayer, ruang silo, ruang gerbus, ruang redi dan sortasi serta ruang lab uji mutu
(Cupping tes). Untuk menjaga keamanan pekerja (operator mesin), mencapai hasil
yang masimal dan perawatan mesin dan alat. dibeberapa bagian mesin dan peralatan
terpasang standar prosedur operasinal.
35
e) Peralatan
Dalam proses pengolahan digunakan beberapa peralatan yang sebagian besar
merupakan mesin otomatis modern di antaranya :
Jembatan Timbang
Jembatan timbang merupakan bagian dari tahapan proses penerimaan. Pada
Jembatan timbang kopi yang masuk dari afdeling akan didata khusunya berat
kopi yang masuk. Mekanisme penimbangan di jambatan timbang
menggunakan systemkumputerisasi.
Konistank
Konistank merupakan alat sortasi yang menggunakan media air
untuk memisahkan kopi gelondong yang tenggelam (superior) dengan kopi
gelondong yang mengambang (inferior) dan benda asing lainnya sebelum masuk
ke tahapan proses selanjutnya.
Angila pulpa
Angila pulpa merupakan alat pompa air yang digunakan untuk memompa air
dengan tekanan tinggi sehingga dapat membawa kopi gelondong dari bak
penerimaan ke konistank sampai ke mesin vis pulper.
Mesin Vis pulper
Mesin ini berfungsi mengupas/memisahkan kulit kopi dengn biji kopi.. Prinsip
kerja mesin ini adalah menekan buah kopi sehingga keping biji keluar.
Cross Konveyor
Cross konveyor merupakan alat pengangkut otomatis, digunakan untuk
menyalurkan biji kopi basah berkulit tanduk yang telah diproses di vis pulper untuk
kemudian disalurkan ke bak fermentasi kering.
Pompa Kivu
Pompa Kivu berfungsi menyalurkan/membawa biji kopi berkulit tanduk yang
sudah bersih dari tempat pencucian menuju ke tempat penuntasan. Prinsip
kerjanya adalah menyedot/memompa air dimana air tersebut akan bersamaan
tersedot/terpompa dengan biji kopi dan biji tersebut akan disalurkan melalui pipa
besi ke tempat penuntasan untuk persiapan penjemuran.
36
Vis Drayer
Vis dryer merupakan alat pengering mekanis. Prinsif kerjanya adalah biji kopi
setengah kering digoreng (dipanggang) di sebuah alas yang berlubang kecil-kecil
terbuat dari sekat berongga dimana dibawahnya terdapat sebuah tungku yang
digunakan untuk pemanasan atau penggorengan
Mesin Huller
Huller adalah mesin pemisah kulit tanduk dan biji kopi. Prinsip kerjanya, biji
kopi yang diumpankan ke mesin, didorong oleh ulier ke depan, sehingga biji-biji
kopi bertabrakan sesama, terjadi gesekan, dan kulit tanduk kopi yang hancur diisap
oleh kipas vakum keluar.
Greader
Proses ini berlangsung setelah dilakukan proses penggerubasan dimana kopi
yang masuk akan melewati catador lalu dialirkan kembali dengan bantuan elevator
menuju mesin pengayakan. Untuk meningkatkan kualitas mutu, diperlukan
pemisahan ukuran. Ukuran kopi rata-rata berada pada diameter 6-8 mm. Jaring yg
terbuat dari lobang bulat diameter 6mm, 7mm, dan 8 mm bisa memisahkan 4 ukuran
kopi, yakni ukuran diatas 8 mm, diatas 7mm, diatas 6 mm dan dibawah 6 mm.
2.4.3. PT. Tapanuli Ivestasi Agro
a) Lokasi dan Gambaran Umum
PT. Tapanuli Ivestasi Agro adalah perusahaan yang berkecimpung dalam
dunia bisnis pertanian terkhusus tanaman kopi Arabika. Perusahaan ini merupakan
cabang dari PT. PGLI ( Pembangunan Graha Lestari Indah ) di Jakarta.
Lokasinya berada di Jalan. Raya Balige (Silangit) Kecamatan
Siborongborong-Kabupaten Tapanuli Utara. Berikut struktur organisasi PT.
Tapanuli Investasi Agro : ( http://bpmp.sumutprov.go.id)
37
b) Sistematis Pengolahan Kopi
Kopi yang masuk ke Perusahaan adalah kopi Arabika yang berasal dari
kalangan petani. Yang mana kopi tersebut adalah kopi yang mana biji sudah lepas
dari daging buah dan sudah dikeringkan dibawah sinar matahari. Kopi yang
ditampung yang lewat melalui sortasi kemudian dimasukkan ke mesin pengepasan
untuk memisahkan kepingan kopi dari kulit tandu dan ari. Pengangkutan kopi
sistem elevator yang mana membawa kopi langsung keruang pengepasan. Biji yang
bersih dari pengepasan kemudian dijemur dibawah panas matahari yang mana
semula kandungan air kopi tersebut 77% menjadi tinggal 12- 14 % maksimum.
Fungsinya juga untuk tahan dalam lembab tidak berjamur kemudian mutu terjamin
dan bisa juga diperdagangkan sebagai bahan mentah ke berbagai benua tanpa
merusak mutu.
Untuk pembuatan bubuk kopi maka kopi yang sudah kering tersebut
disangrai dibawah panas yang berkisar 90-1000 C diruang penyangraian sampai
sifat fisik yang diharapkan. Setelah selesai disangrai kemudian dipecahkan di ruang
ripple mill atau penggiling biji kopi. Setelah biji kopi didapatkan kemudian kopi
dibungkus untuk dipasarkan ke konsumen. Berikut sistematis pengolahan kopi
dalam skema pengolahan biji kopi dengan 2( dua ) pengolahan yakni :
Gambar 2.19 Struktur Organisasi PT. Tapanuli Investasi
Agro
Sumber: http://bpmp.sumutprov.go.id
38
c) Spesifikasi Peralatan Pabrik Kopi
Pabrik kopi PT.Tapanuli Investasi Agro mempunyai beberapa peralatan yakni :
2) Elevator
Fungsi dari alat ini adalah Untuk mengangkut kopi ke unit mesin yang yang
beroperasi dan mengefisiensikan sistem pengolahan dengan baik
2) Mesin Pengepasan
Fungsi dari alat ini adalah untuk melepaskan kopi dari kulit tanduk dan kulit ari,
membiarkan kopi lanjut ke pengayakan dan kulit ari dan tandu terhisap dengan
bantuan blower ke luar , Mengefisiensikan sistem pengolahan dengan baik
3) Blower
Fungsi dari alat ini adalah untuk menghisap kulit ari dan kulit tanduk dari biji kopi,
membantu pengayakan dengan mengeluarkan angin kepermukaan pengayakan
sehingga biji kopi yang berukuran ringan akan tersortir, dan mengefisiensikan
sistem pengolahan dengan baik
Gambar 2.20 Proses Pengolahan Kopi Arabika PT.
Tapanuli Investasi Agro
Sumber: http://bpmp.sumutprov.go.id
39
4) Mesin Pengayakan
Fungsi dari alat ini adalah untuk memisahkan biji kopi sesuai kelasnya, biji kopi
yang berkualitas rendah dapat tersortir dengan baik, dan mengefisiensikan sistem
pengolahan dengan baik
5) Mesin Penyangraian
Fungsi dari alat ini memasakkan biji kopi untuk siap digiling untuk menjadi bubuk
kopi dan mengefisiensikan sistem pengolahan dengan baik
6) Mesin Penggiling
Fungsi dari alat ini adalah pemecah biji kopi dengan cara menekan biji kopi dengan
rotor bar pada dinding yang mempunyai stator bar dan menyebabkan biji kopi pecah
dan halus seperti serbuk. Efisiensi pemecahan biji dipengaruhi oleh kecepatan putar
rotor, jarak antara rotor bar dengan stator bar, kemudian keausan rotor bar disusun
sedemikian rupa sehingga berperan sebagai penahan dan pemecah biji.
2.4.4 PT. Sumatera Specialty Coffees
Sejarah Perusahaan PT. Sumatera Specialty Coffees berdiri pada tahun
2006. Sebelum menjadi PT. SSC perusahaan ini bernama Usaha Unit Otonom
(UUO) Agribisnis Sumut yang dibentuk pada bulan Desember 1999. UUO
Agribisnis Sumatera Utara merupakan usaha kerja sama antara PT. Cooperative
Business International Indonesia dengan PUSKUD Sumut. PUSKUD Sumut
merupakan sebuah lembaga koperasi yang ada di Sumatera Utara. Perusahaan ini
berkantor pusat di Siborongborong dan dalam perkembangannya PT. Sumatera.
(http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/51308/H11tps_BAB%20I
V%20Hasil%20dan%20Pembahasan.pdf?sequence=8)
a) Organisasi Perusahaan
PT. SSC dipimpin oleh seorang manajer yang membawahi beberapa kepala
bagian seperti kepala pengadaan, kepala administrasi, keuangan dan pemasaran,
serta kepala processing. Masing-masing kepala bagian membawahi beberapa staf
40
untuk memudahkan dalam menjalankan bisnis perusahaan tersebut. Sedangkan
jenis karyawan yang dipekerjakan terdiri dari kryawan bulanan, karyawan harian
dan karyawan borongan. Karyawan bulanan/ karyawan tetap adalah para tenaga
kerja kantor dan pelaksana teknis yang menjadi penanggung jawab, dimana gaji
karyawan dibayarkan setiap bulan. Karyawan harian adalah buruh yang sudah
melakukan kontrak kerja yang akan dipekerjakan dalam beberapa periode waktu
tertentu. Gaji yang dibayarkan dihitung berdasarkan jumlah hari masuk kerja yang
dibayarkan perusahaan setiap minggunya. Sedangkan karyawan borongan adalah
buruh lepas yang gajinya berdasarkan banyaknya pekerjaan yang dilakukan setiap
harinya seperti petugas penjemur barang, dan karyawan hand sorting.
b) Proses Produksi
Proses Produksi Kopi Arabika yang dihasilkan oleh PT. SSC melewati
beberapa tahap pemprosesan yang dikerjakan di dua lokasi pabrik yang berbeda.
Bahan baku dibeli dari Siborongborong dan diproses menjadi kopi biji hijau kering
dengan kadar air 12% kemudian dikirim ke Berastagi untuk memasuki tahap 51
proses lebih lanjut seperti blending dan packing yang kemudian diekspor ke luar
negeri.
1) Penimbangan dan cek fisik
Kopi tanduk basah (TB) dari petani dan kolektor (pedagang pengumpul) setelah
diantar ke Pabrik segera ditimbang untuk mengetahui beratnya (dalam hitungan kg),
setelah itu dilakukan cek kualitas dan kadar airnya, dan ditentukan harganya.
Apabila kopi Tanduk Basah memiliki kualitas yang bagus sesuai dengan standard
yang telah ditentukan oleh aturan yang ada, maka kopi tersebut layak untuk
mendapatkan harga yang relatif lebih mahal. Tetapi apabila kopi Tanduk Basah
tidak sesuai dengan standard maka harga kopi tersebut lebih murah, dan apabila
lebih dari 50 % dibawah standard atau beraroma tidak sedap (terjadi fermentasi
yang terlalu lama) maka kopi tersebut tidak layak untuk dibeli (dipulangkan
kepenjual/petani). Setalah proses cek kualitas dan penentuan harga, maka kopi
Tanduk Basah dikarungkan dan dipisahkan perdaerah sesuai dengan daerah
asalnya.
41
2) Pengeringan
Kopi tanduk basah setelah dilakukan proses pemisahan perdaerah segera di
keringkan di lapangan jemur dengan bantuan sinar matahari. Saat Matahari normal
atau panas suhu 400C, pembalikan dilakukan ½ jam sekali, selanjutnya diulang 6-
8 jam, dengan menggunakan aur (alat untuk membalikan kopi saat penjemuran).
Kopi tanduk basah dinyatakan sudah kering dan berubah menjadi kopi tanduk
kering (TK) jika kadar air sudah mencapai 23-24%.
3) Penimbangan
Setelah kopi menjadi tanduk kering (TK) kemudian Kopi ditimbang untuk
mengetahui beratnya, untuk mendapatkan bobot dari kopi TB ke kopi tanduk kering
(TK).
4) Pengupasan/Penggilingan ( Hulling)
Kopi tanduk kering segera digiling dengan mesin Huller dengan tujuan untuk
memisahkan kulit tanduk, untuk mendapatkan kopi Biji Hijau Basah (BHB).
5) Penimbangan ke-2
Setelah Kopi dihulling dan mendapatkan kopi biji hijau basah, maka kopi BHB
ditimbang kembali untuk mendapatkan bobot dari kopi tanduk kering ke kopi BHB.
6) Penjemuran
Setelah selesai dilakukan penimbangan maka BHB dimasukkan ke dalam karung
dengan berat rata-rata 90 kg, kemudian dilapangan jemur dengan panas matahari
manual dan dilakukan pembalikan ½ jam sekali untuk menghindari kering sebagian
dan begitulah seterusnya sampai 2 - 3 hari, sampai kopi mendapatkan kadar air 12%
dan kopi tersebut sudah menjadi kopi biji hijau kering (BHK) asalan.
7) Pengepakan (Packing) dan Label
Setelah kopi biji hijau kering (BHK) dengan kadar air 12% maka kopi biji hijau
kering dimasukkan ke dalam karung (packing). Standard isi setiap karung 100 kg,
kemudian dilabel sesuai dengan tanggal kopi dibeli dan daerah asal kopi, dijahit
dan kemudian kopi biji hijau kering distafel dengan ukuran setiap stafelnya 265
colli (26500 kg). Kopi BHK (asalan) yang distafel umurnya tidak boleh lebih dari
1 (satu) bulan didalam gudang, dimana kopi BHK tersebut harus segera disortasi
agar tidak merusak kualitas dan rasa kopi tersebut.
42
c) Mesin dan Peralatan
Dalam pengolahan biji kopi PT .SSC menggunakan beberapa mesin yaitu:
1) Cera tester
Alat yang digunakan untuk mengukur kadar air secara elektronik. Alat ini
sangat penting karena kadar air biji kopi merupakan salah satu tolak ukur proses
pengeringan agar diperoleh mutu hasil yang baik. Pengeringan yang berlebihan
(menghasilkan biji kopi dengan kadar air jauh di bawah 12% cukup merugikan
karena terjadinya kehilangan berat. Sebaliknya jika terlalu singkat, maka kadar air
biji kopi belum mencapai titik keseimbangan 12% sehingga biji kopi menjadi rentan
terhadap serangan jamur saat disimpan atau diangkut.
2) Mesin pengupas kulit kopi kering (huller)
Alat ini digunakan untuk memisahkan kulit tanduk dan kulit ari pada biji kopi,
pekerjaan ini disebut hulling. Mesin pengupas yang digunakan adalah tipe silinder
dengan penggerak motor diesel. Didalam dinding silinder terdapat rotor penggesek,
saringan dan 56 kipas sentrifugal untuk memisahkan biji kopi dari kulit kopi dan
kulit tanduk. Untuk mengolah Kopi Tanduk Basah (TB), PT. SSC memiliki mesin
penggilingan dengan kapasitas 2 ton kopi biji hijau basah (BHB) per jam dengan 2
buah mesin diesel sebagai penggerak dan 1 unit mesin dinamo dengan kapasitas 1
ton BHB per jam. Dimana total rata-rata pengolahan kopi BHB dapat mencapai 28
ton /hari. Rendemen dari hasil pengolahan dapat dihitung dari perbandingan antara
berat kopi hijau basah hasil pengupasan dengan berat kopi tanduk basah (TB) yang
dimasukkan ke dalam mesin.
3) Mesin Catador
Untuk memisahkan abu, grader untuk melihat kualitas kopi dan densi matrik
untuk mengetahui berat kopi. Mesin Conveyor/Meja sortasi digunakan untuk
memisahkan biji yang baik dari biji pecah, biji terserang bubuk (berlubang), biji
hitam, biji rusak dan kotoran.
4) Mesin Blending/ blender
Digunakan untuk mencampur biji kopi. Didalam melakukan perawatan,
pemeriksaan serta perbaikan mesin dan peralatan, PT. SSC memperkerjakan
beberapa orang yang ahli untuk mengoperasikan mesin tersebut. Sebelum mesin
43
dijalankan terlebih dahulu di adakan pemeriksaan terhadap mesin. Jika semua sudah
diperiksa dan dalam keadaan baik, barulah mesin dapat dijalankan. Persediaan
bahan bakar, minyak pelumas, gemuk dan lain sebagainya yang berhubungan
dengan mesin harus mencukupi sehingga proses produksi berjalan dengan lancar.
2.5 Spesifikasi Umum Proyek
Berdasarkan studi objek sejenis yang telah diuraikan pada bahasan
sebelumnya maka dapat ditarik spesifikasi umum untuk perencanaan pabrik
pengolahan kopi arabika.
a. Pengertian
Pabrik pengolahan kopi arabika adalah suatu jenis usaha yang bergerak
dibidang produksi untuk mengolah biji kopi mentah menjadi biji kopi olahan.
b. Fungsi
Fungsi dari pabrik pengolahan kopi arabika ini terdiri dari fungsi utama, fungsi
penunjang, fungsi pengelola, dan fungsi servis.
1) Fungsi utama
Fungsi utama pabrik pengolahan kopi arabika adalah mewadahi proses pengolahan
biji kopi mentah menjadi biji kopi olahan.
2) Fungsi pengelolaan
Fungsi pengelolaan dalam hal ini fungsi manajemen perusahaan.
3) Fungsi penunjang
Fungsi penunjang disini adalah pemasaran dan pendistribusian hasil-hasil produksi
kopi arabika bagi konsumen.
4) Fungsi servis
Fungsi servis disini adalah adanya area pendukung kelangsungan proses produksi.
c. Tujuan dan Sasaran
Adapun tujuan dan sasaran dari pengadaan pabrik pengolahan kopi Arabika antara
lain adalah sebagai berikut:
44
1) Tujuan pengadaan pabrik pengolahan kopi arabika adalah menjadi wadah bagi
masyarakat untuk mengolah hasil perkebunan kopi berupa biji kopi mentah
menjadi biji kopi olahan.
2) Sasaran dari pabrik pengolahan kopi arabika adalah masyarakat penikmat kopi.
d. Hasil Pabrik Pengolahan Kopi Arabika
Produk yang dihasilkan adalah berupa biji kopi olahan dan bubuk kopi kemasan
yang siap untuk didistribusikan.
e. Bahan Baku yang Digunakan
Bahan baku yang digunakan dalam pabrik ini adalah berupa biji kopi arabika
yang masih mentah. Bahan baku diperoleh dari perkebunan masyarakat
setempat yang didistribusikan langsung menuju pusat pengolahan.
f. Proses Pengolahan Produk
Secara umum proses pengolahan Kopi Arabika adalah sebagai berikut:
1) Pemetikan buah kopi
Saat pemetikan harus dipilih secara selektif buah yang benar-benar masak di
pohon.
2) Setelah proses pemetikan dilakukan tahap sortasi buah, perambangan,
pengelupasan kulit buah, pengelupasan kulit tanduk, pencucian, dan
penjemuran.
3) Setelah penjemuran biji kopi yang telah kering bisa langsung disangrai dan
digiling menjadi kopi bubuk.
g. Alat Pabrik
Alat-alat yang digunakan didalam proses pengolahan kopi arabika diantaranya:
tampah, timbangan, mesin sortasi, mesin pulper, mesin pencuci, mesin
pengering, mesin giling bubuk, mesin sangrai, mesin huller, mesin pengemas
dan para-para.
45
h. Pengelolaan
System pengelolaan pada pabrik pengolahan kopi arabika dilakukan dengan
menyusun sistem organisasi yang terintegrasi ke dalam suatu badan usaha
swasta yang melingkupi bagian administrasi, produksi, dan pemasaran.
i. Bidang Kegiatan
Bidang kegiatan pada pabrik pengolahan kopi arabika dibagi berdasarkan
civitas yaitu kegiatan pengelola dan pengunjung. Kegiatan pengelola antara lain
kegiatan produksi, non produksi, serta servis. Kegiatan pengelola dijalankan
oleh masing-masing bagian organisasi seperti yang telah ditentukan
sebelumnya. Kegiatan pengunjung meliputi proses memesan atau membeli,
menikmati kopi, melihat proses pengolahan kopi, dan proses kerjasama terkait
pemasaran produk.
j. Fasilitas Bangunan
Fasilitas didalam pabrik pengolahan kopi arabika ini dibedakan menjadi
fasilitas utama, penunjang, pengelola, dan sevis.
1) Fasilitas utama merupakan area kegiatan produksi kopi arabika
2) Fasilitas pengelola merupakan area yang diperuntukan bagi kegiatan
pengelolaan atau manajemen administrasi.
3) Fasilitas Penunjang berkaitan dengan kegiatan pemasaran dan akomodasi
seperti coffe shop yang diperuntukan bagi konsumen yang berkunjung
langsung ke tempat pengolahan kopi arabika.
4) Fasilitas servis berkaitan dengan fasilitas yang mendukung kegiatan didalam
pabrik seperti ruang ME, toilet, ruang ganti staff, dan loading dock.
k. Persyaratan Lokasi
Terdapat beberapa persyaratan lokasi untuk pengadaan pabrik pengolahan kopi
arabika, diantaranya:
1) Lokasi yang dipilih harus sesuai dengan peraturan Tata Ruang dan Tata
Wilayah yang dikeluarkan oleh Pemerintah setempat untuk menghindari
pembangunan pada area yang tidak sesuai dengan peruntukannya.
46
2) Lokasi yang dipilih harus mudah menjangkau kepada perkebunan milik
masyarakat pada masing-masing daerah.
3) Lokasi yang dipilih harus memiliki kapasitas luas lahan yang cukup untuk
dilakukan pembangunan pabrik pengolahan kopi arabika.
top related