faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja …eprints.ums.ac.id/35506/20/01naskah publikasi.pdf ·...
TRANSCRIPT
0
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA
AUDITOR
(Studi Empiris Pada KAP di Surakarta dan Yogyakarta)
NASKAH PUBLIKASI
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar
Sarjana Ekonomi Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Dan Bisnis
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Disusun Oleh :
HENY ARIANTI
B200110138
JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015
1
2
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA AUDITOR
( Studi Empiris Pada KAP di Surakarta dan Yogyakarta )
HENY ARIANTI
B 200110138
Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Email: [email protected]
ABSTRAKSI
Kinerja auditor merupakan tindakan atau pelaksaan tugas pemeriksaan
yang telah diselesaikan oleh auditor dalam kurun waktu tertentu yang didasarkan
atas kecakapan, pengalaman, dan kesungguhan waktu yang diukur dengan
mempertimbangkan kuantitas, kualitas, dan ketepatan waktu. Penelitian ini
bertujuan untuk membuktikan secara empiris mengenai struktur audit, konflik
peran, ketidakjelasan peran, pemahaman good governance, gaya kepemimpinan,
budaya organisasi dan komitmen organisasi yang mempengaruhi kinerja auditor
pada Kantor Akuntan Publik di Surakarta dan Yogyakarta. Penelitian ini
menggunakan metode survei dengan menggunakan data primer yang diperoleh
dari kuestioner. Polpulasi dalam penelitian ini adalah seluruh auditor yang bekerja
pada Kantor Akuntan Publik di Surakarta dan Yogyakarta. Jumlah sampel dalam
penelitian ini sebanyak 44 responden yang diambil menggunakan teknik
purposive sampling. Teknik analisis data digunakan uji regresi berganda.
Hasil penelitian menunjukan bahwa struktur audit, konflik peran,
ketidakjelasan peran, pemahaman good governance, gaya kepemimpinan, budaya
organisasi, dan komitmen organisasi berpengaruh terhadap kinerja auditor dengan
p-value < 0,05. Jadi H1 sampai H7 diterima, hal ini menunjukkan bahwa struktur
audit, konflik peran, ketidakjelasan peran, pemahaman good governance, gaya
kepemimpinan, budaya organisasi, dan komitmen organisasi dapat mempengaruhi
tinggi rendahnya kinerja auditor dalam melakukan pemeriksaan atas laporan
keuangan suatu perusahaan atau organisasi.
kata kunci: struktur audit, konflik peran, ketidakjelasan peran, pemahaman
good governance, gaya kepemimpinan, budaya organisasi, dan
komitmen organisasi.
3
PENDAHULUAN
Pada masa serba maju seperti saat ini, kebutuhan hidup manusia semakin
meningkat. Seiring dengan hal tersebut, semakin banyak pula berdiri perusahaan-
perusahaan yang bertujuan untuk menghasilkan barang dan jasa untuk memenuhi
kebutuhan manusia. Untuk menjadi suatu perusahaan yang sehat, laporan
keuangan harus diaudit oleh akuntan publik yang kompeten, agar nantinya hasil
audit tidak menimbulkan dampak buruk bagi perusahaan (Suariana., dkk, 2014).
Kinerja auditor merupakan perwujudan kerja yang dilakukan dalam
mencapai hasil kerja yang lebih baik atau lebih menonjol ke arah tercapainya
tujuan organisasi. Goldwasser (1993) dalam Hanif (2013) mengemukakan bahwa
pencapaian kinerja auditor yang lebih baik harus sesuai dengan standar dan kurun
waktu tertentu, yaitu : Pertama, kualitas kerja yaitu mutu menyelesaikan
pekerjaan dengan bekerja berdasa pada seluruh kemampuan dan keterampilan
serta pengetahuan yang dimiliki oleh auditor. Kedua, kuantitas kerja, yaitu hasil
kerja yang dapat diselesaikan dengan target yang menjadi tanggung jawab
pekerjaan auditor serta kemampuan untuk memanfaatkan sarana dan prasarana
penunjang pekerjaan. Ketiga, ketepatan waktu, yaitu ketepatan waktu yang
tersedia untuk menyelesaikan pekerjaan.
Selain faktor di atas, struktur audit, konflik peran, ketidakjelasan peran,
gaya kepemimpinan, budaya organisasi dan komitmen organisasi juga dapat
mempengaruhi kinerja auditor. Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian
Hanna dan Firnanti (2013). Penelitian ini dimotivasi oleh beberapa alasan pertama
karena banyak kasus kegagalan audit belakangan ini, yang telah menimbulkan
krisis kepercayaan masyarakat mengenai ketidakmampuan profesi akuntan dalam
melaksanakan tugasnya secara maksimal misalnya dalam mengaudit laporan
keuangan. Dengan melihat uraian diatas, peneliti bermaksud untuk melakukan
penelitian untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja auditor.
Adapun faktor-faktor dalam penelitian ini yaitu struktur audit, konflik peran,
ketidakjelasan peran, pemahaman good governance, gaya kepemimpinan, budaya
organisasi dan komitmen organisasi.
TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori Audit
Menurut Halim (2008) audit adalah suatu proses sistematis untuk
menghimpun dan mengevaluasi bukti-bukti secara obyektif mengenai asersi-
asersi tentang berbagai tindakan dan kejadian ekonomi untuk menentukan
tingkat kesesuaian antara asersi-asersi tersebut dengan kriteriayang telah
ditentukan dan menyampaikan hasilnya kepada para pemakai yang
berkepentingan.
B. Struktur Audit Dalam penelitian Fanani et al. (2008), menurut Bowrin (1998), struktur
audit adalah sebuah pendekatan sistematis terhadap auditing yang
dikarakteristikan oleh beberapa langkah, yaitu penentuan audit, prosedur
rangkaian logis, keputusan, dokumentasi dan menggunakan sekumpulan alat
4
serta kebijakan audit yang komprehensif dan terintegrasi untuk membantu
auditor dalam melakukan audit.
C. Konflik Peran Konflik peran adalah suatu konflik yang timbul karena mekanisme
pengendalian birokrasi organisasi tidak sesuai dengan norma, aturan, etika, dan
kemandirian profesional (Hanna dan Firnanti, 2013).
D. Ketidakjelasan Peran Agustina (2009) menyatakan bahwa ketidakjelasan peran mengacu pada
kurangnya kejelasan mengenai harapan pekerjaan, metoda untuk memenuhi
harapan yang dikenal dan/atau konsekuensi dari kinerja atau peranan tertentu.
E. Pemahaman Good Governance Menurut Hanna dan Firnanti (2013) pemahaman good governance
merupakan wujud penerimaan akan pentingnya suatu perangkat peraturan atau
tata kelola yang baik untuk mengatur hubungan fungsi dan kepentingan
berbagai pihak dalam urusan bisnis maupun pelayanan publik.
F. Gaya Kepemimpinan Menurut Luthans (2002) dalam Trisnaningsih (2007), gaya
kepemimpinan (leadership style) merupakan cara pimpinan untuk
mempengaruhi orang lain atau bawahannya sedemikian rupa sehingga orang
tersebut mau melakukan kehendak pemimpin untuk mencapai tujuan
organisasi meskipun secara pribadi hal tersebut mungkin tidak disenangi.
G. Budaya Organisasi Budaya organisasi adalah gabungan atau integrasi dari falsafah,
ideologi, nilai-nilai, kepercayaan, asumsi, harapan-harapan, sikap dan norma.
Selain itu budaya organisasi merupakan nilai-nilai dominan atau kebiasaan
dalam suatu organisasi perusahaan yang disebarluaskan dan diacu sebagai
filosofi kerja karyawan (Trisnaningsih, 2007).
H. Komitmen Organisasi Komitmen organisasi adalah suatu keadaan dimana seorang karyawan
memihak organisasi tertentu serta tujuan dan keinginannya untuk
mempertahankan keanggotaan dalam organisasi tersebut (Sapariyah, 2011).
I. Kinerja Auditor Menurut Ristio dkk (2014), kinerja auditor merupakan hasil dari kerja
auditor dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab auditor
itu. Kinerja auditor menjadi tolak ukur dari kerja auditor, apakah sudah baik
atau belum. Kinerja (prestasi kerja) dapat diukur melalui pengukuran tertentu
(standar), dimana kualitas adalah berkaitan dengan mutu kerja yang
dihasilkan, sedangkan kuantitas adalah jumlah hasil kerja yang dihasilkan
5
dalam kurun waktu tertentu, dan ketepatan waktu adalah kesesuaian waktu
yang telah direncanakan (Trisnaningsih, 2007).
J. Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu yang berkaitan dengan faktor-faktor yang
mempengaruhi kinerja auditor yaitu Hanna dan Firnanti (2013) tentang
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Auditor. Dalam penelitian ini yang
menjadi variabel independennya adalah struktur audit, konflik peran,
ketidakjelasan peran, pemahaman good governance, gaya kepemimpinan,
budaya organisasi dan komitmen organisasi dengan mengambil sampel Kantor
Akuntan Publik di Jakarta. Metode analisis data pada penelitian ini
menggunakan analisis regresi berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
Konflik Peran, Pemahaman Good Governance, dan Komitmen Organisasi tidak
berpengaruh terhadap Kinerja Auditor. Sedangkan, Struktur Audit,
Ketidakjelasan Peran, Gaya Kepemimpinan, dan Budaya Organisasi
berpengaruh terhadap Kinerja Auditor.
Prajitno (2012) tentang Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Akuntan
Publik. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel independennya adalah
struktur audit, konflik peran, ketidakjelasan peran, pemahaman good
governance, kompleksitas tugas dan budaya organisasi dengan mengambil
sampel Kantor Akuntan Publik di Jakarta. Metode analisis data pada penelitian
ini menggunakan analisis regresi berganda. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa Budaya Organisasi berpengaruh terhadap Kinerja Auditor. Sedangkan,
Struktur Audit, Konflik Peran, Ketidakjelasan Peran, Pemahaman Good
Governance, dan Kompleksitas Tugas tidak berpengaruh terhadap Kinerja
Auditor.
L. Hipotesis
1. Pengaruh Struktur Audit Terhadap Kinerja Auditor
Menurut Fanani et.al (2008), setiap staf audit harus memiliki
pengetahuan tentang struktur audit yang baku karena tanpa pengetahuan
tersebut staf audit cenderung mengalami kesulitan dalam menjalankan
tugasnya. Penggunaan struktur audit dapat membantu seorang auditor dalam
melaksanakan tugasnya menjadi lebih baik, sehingga dapat meningkatkan
kinerja auditor.
H1 : Struktur audit berpengaruh terhadap kinerja auditor.
2. Pengaruh Konflik Peran Terhadap Kinerja Auditor
Konflik peran dapat menimbulkan rasa tidak nyaman dalam bekerja,
dan bisa menurunkan motivasi kerja karena mempunyai dampak terhadap
perilaku individu seperti timbulnya ketegangan kerja, banyak terjadi
perpindahan pekerja, penurunan kepusasan kerja sehingga dapat
menurunkan kinerja auditor. (Fanani et al, 2008).
H2 : Konflik peran berpengaruhterhadap kinerja auditor.
6
3. Pengaruh Ketidakjelasan Peran Terhadap Kinerja auditor
Menurut Ramadhan (2011) dalam Hanna (2013) seseorang dapat
mengalami ketidakjelasan peran apabila mereka merasa tidak ada kejelasan
sehubungan dengan ekspektasi pekerjaan. Ketidakjelasan peran muncul
karena tidak cukupnya informasi yang diperlukan untuk menyelesaikan
tugas-tugas atau pekerjaan yang diberikan dengan cara yang memuaskan,
Peterson dan Smith (1995) dalam Hanif (2013).
H3: Ketidakjelasan peran berpengaruh terhadap kinerja auditor.
4. Pengaruh Pemahaman Good Governance
Seorang auditor yang memahami good governance dengan baik maka
akan mempengaruhi perilaku profesional akuntan dalam berkarya dengan
orientasi pada kinerja yang tinggi untuk mencapai tujuan akhir sebagaimana
diharapkan oleh berbagai pihak (Trisnaningsih, 2007).
H4: Pemahaman good governance berpengaruh terhadap kinerja
auditor.
5. Pengaruh Gaya Kepemimpinan Terhadap Kinerja Auditor
Gaya kepemimpinan sangat diperlukan pada KAP tempat mereka
bekerja karena dapat memberikan nuansa pada kinerja auditor, baik secara
formal maupun nonformal (Trisnaningsih 2007). Semakin cakapnya seorang
pemimpin dalam mempengaruhi bawahannya, maka bawahannya akan
termotivasi dan bersemangat untuk bekerja, sehingga kualitas kerja (kinerja)
bawahannya akan semakin baik.
H5 : Gaya kepemimpinan berpengaruh terhadap kinerja auditor.
6. Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Auditor
Budaya organisasi yang kuat diperlukan oleh setiap organisasi agar
kepuasan kerja dan kinerja karyawan meningkat, sehingga akan
meningkatkan kinerja organisasi secara keseluruhan.
H6 : Budaya organisasi berpengaruh terhadap kinerja auditor.
7. Pengaruh Komitmen Organisasi Terhadap Kinerja Auditor
Komitmen organisasi berkaitan dengan sikap seseorang yang
berhubungan dengan organisasi tempat mereka bergabung. Sikap ini
berkaitan dengan persepsi tujuan organisasi dan keterlibatannya dalam
melaksanakan kerja. Apabila komitmen seseorang tinggi maka kinerjanya
akan menjadi lebih baik (Baihaqi, 2010).
H7: Komitmen organisasi berpengaruh terhadap kinerja auditor.
METODE PENELITIAN A. Pemilihan Sampel
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Sumber
data diperoleh dengan menyebarkan kuisioner kepada responden. Populasi
dalam penelitian ini adalah seluruh auditor yang bekerja di Kantor Akuntan
Publik wilayah Surakarta dan Yogyakarta yang terdaftar di Direktori Kantor
7
Akuntan Publik. Sampel yang diambil adalah auditor yang bekerja di Kantor
Akuntan Publik wilayah Surakarta dan Yogyakarta. Teknik pengumpulan data
dalam penelitian ini menggunakan metode kuisioner yang dilakukan dengan
cara menyebarkan kuisioner kepada responden.Teknik pengambilan sampel
pada penelitian ini dilakukan dengan teknik purposive sampling. Adapun
kriteria yang harus dipenuhi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
(1)Auditor yang melaksanakan pekerjaan dibidang auditing; (2)Auditor yang
memiliki latar belakang pendidikan minimal S1 jurusan akuntans; (3)Auditor
yang memiliki pengalaman profesi sebagai auditor minimal 1 tahun.
B. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
Kinerja auditor merupakan suatu hasil kerja yang dicapai seorang
auditor dalam pemeriksaan laporan keuangan, dan menjadi suatu pengukuran
apakah hasil kerja seorang auditor sudah baik atau buruk.Adapun indikator
yang digunakan untuk penelitian ini adalah: 1) Kemampuan, 2) Komitmen
Profesi, 3) Motivasi, 4) Kepuasan Kerja.
Struktur audit merupakan suatu konsep aktivitas yang diterapkan dan
dilakukan secara rutin oleh auditor dalam melaksanakan tugasnya. Variabel
struktur audit dalam penelitian ini diukur menggunakan instrument yang
dikembangkan oleh Bowrin (1998) dalam Fanani et al. (2008) dengan 5 butir
pertanyaan.Adapun indikator yang digunakan untuk penelitian ini adalah: 1)
validity laporan, 2) prosedural, 3) fasilitas.
Konflik peran merupakan suatu bentuk ketidaknyamanan anggota
organisasi dalam melakukan pekerjaannya. Variabel konflik peran diukur
dengan menggunakan instrument yang dikembangkan oleh Rizzo et al. (1970)
yang telah direplikasi oleh Fanani et al. (2008) dengan 7 butir
pertanyaan.Adapun indikator yang digunakan untuk penelitian ini adalah:
1) Bekerja dengan beberapa orang kelompok atau lebih dalam bekerja.
2) Melakukan berbagai hal yang penting dan diterima oleh pihak-pihak dalam
organisasi.
3) Mendukung penugasan secara manajerial dengan seluruh anggota
organisasi.
4) Dukungan anggota organisasi yang lain dalam bekerja.
Ketidakjelasan peran adalah tidak adanya kejelasan mengenai harapan-
harapan pekerjaan, metoda-metoda dalam menyelesaikan pekerjaan tersebut,
dan ketidaktahuan akan konsekuensi dari kinerja tertentu. Variabel
ketidakjelasan peran diukur dengan menggunakan instrument yang
dikembangkan oleh Rizzo et al. (1970) yang telah direplikasi oleh Fanani et al.
(2008) dengan 6 butir pertanyaan. Adapun indikator yang digunakan dalam
penelitian ini adalah:1) Tujuan, 2) Pembagian waktu dan tanggung jawab, 3)
Wewenang, 4) Deskripsi jawaban.
Pemahaman good governance merupakan seberapa jauh pemahaman
tentang tata kelola perusahaan yang baik oleh para auditor terhadap sistem dan
struktur yang baik dengan tujuan untuk meningkatkan produktivitas. Variabel
pemahaman good governance dalam penelitian ini diukur menggunakan
instrument yang dikembangkan oleh Indonesian Institute of Corporate
8
Governance oleh Trisnaningsih (2007) dengan 8 butir pertanyaan. Adapun
indikator yang digunakan untuk penelitian ini adalah:1) Prinsip keadilan, 2)
Transparansi, 3) Akuntabilitas, 4) Pertanggungjawaban.
Gaya kepemimpinan merupakan cara pemimpin dalam mempengaruhi
orang atau bawahannya sedemikian rupa sehingga orang tersebut mau
melakukan kehendak pemimpin untuk mencapai tujuan bersama. Variabel gaya
kepemimpinan dalam penelitian ini diukur menggunakan instrument yang
dikembangkan oleh Gibson (1996) oleh Trisnaningsih (2007) dengan 5 butir
pertanyaan. Adapun indikator yang digunakan untuk penelitian ini adalah:1)
Hubungan pimpinan dan bawahan, 2) Komunikasi pimpinan dan bawahan, 3)
Keharmonisan di tempat kerja, 4) Kewajiban setiap karyawan.
Budaya organisasi merupakan suatu system nilai atau kebiasaan dalam
suatu organisasi yang maknanya dirasakan oleh seluruh orang dalam organisasi
tersebut. Variabel budaya organisasi dalam penelitian ini diukur menggunakan
instrument yang dikembangkan oleh Hofstede (1990) oleh Trisnaningsih
(2007) dengan 6 butir pertanyaan. Adapun indikator yang digunakan untuk
penelitian ini adalah:1) Pengambilan keputusan, 2) Orientasi hasil, 3) Aturan,
4) Merasa memiliki secara bersama-sama.
Komitmen organisasi merupakan suatu kekuatan yang bersifat relative
dari individu dalam mengidentifikasi keterlibatan dirinya dalam organisasi.
Variabel komitmen organisasi dalam penelitian ini diukur menggunakan
instrument yang dikembangkan oleh Meyer dan Allen (1984) oleh
Trisnaningsih (2003) dengan 6 butir pertanyaan. Adapun indikator yang
digunakan untuk penelitian ini adalah:1) Sikap dan perilaku seseorang pada
suatu organisasi, 2) Keterlibatan seseorang dalam organisasi.
HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Hasil Penelitian menunjukkan bahwa dari 55 kuesioner yang disebar
hanya kembali 47 kuesioner dan hanya 44 kuesioner yang dapat diolah sedangkan
sisanya tidak lengkap.
Hasil uji istrumen menunjukkan bahwa semua variabel adalah valid,
karena nilai r hitung lebih besar dari nilai r tabel dengan taraf signifikansi 0,05 (rhitung
> rtabel).Hasil pengujian reabilitas terhadap semua variabel menunjukan bahwa
nilai cronbach’s Alpha> 0,60. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa semua
pernyataan dalam penelitian ini dinyatakan reliabel.
Nilai signifikasi yang diperoleh dalam uji F adalah sebesar 0,000 < 0,05.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa model regresi ini variabel
independen secara bersama-sama mempengaruhi variabel dependen dan model fit
serta layak digunakan dalam penelitian. Hasil pengujian regresi linear berganda
disajikan pada tabel berikut:
9
Variabel thitung ttabel Sig Kesimpulan
Struktur Audit 2,711 2,021 0,010 Ha diterima
Konflik Peran 2,217 2,021 0,033 Ha diterima
Ketidakjelasan Peran 3,623 2,021 0,001 Ha diterima
Pemahaman Good Governance -2,239 2,021 0,031 Ha diterima
Gaya Kepemimpinan 2,507 2,021 0,017 Ha diterima
Budaya Organisasi 2,623 2,021 0,013 Ha diterima
Komitmen Organisasi 2,493 2,021 0,017 Ha diterima
1. Pengaruh Struktur Audit Terhadap Kinerja Auditor
Untuk variabel struktur audit diketahui nilai thitung 2,711 > ttabel 2,021 atau dapat
dilihat dari nilai signifikansi 0,010 < α = 0,05 maka Ha diterima dan H1
terdukung secara statistik, sehingga struktur audit berpengaruh positif terhadap
kinerja auditor. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan struktur, seorang
auditor dalam melaksanakan tugasnya menjadi lebih baik, sehingga dapat
meningkatkan kinerja auditor.Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian
sebelumnya yang dilakukan oleh Hanna dan Firnanti (2013).
2. Pengaruh Konflik Peran Terhadap Kinerja Auditor
Dari hasil pengujian diperoleh thitung 2,271 > ttabel 2,021 atau dapat dilihat dari
nilai signifikansi 0,033 > α = 0,05. Oleh karena itu, Ha diterima dan H2
terdukung secara statistik, sehingga konflik peran berpengaruh terhadap kinerja
auditor.Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Hanif (2013).
3. Pengaruh Ketidakjelasan Peran Terhadap Kinerja Auditor
Dari hasil pengujian diperoleh thitung 3,623 > ttabel 2,021 atau dapat dilihat dari
nilai signifikansi 0,001 < α= 0,05. Oleh karena itu, Ha diterima dan H3
terdukung secara statistik, sehingga ketidakjelasan peran berpengaruh positif
terhadap kinerja auditor. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian
sebelumnya yang dilakukan oleh hanna dan Firnanti (2013) yang menyatakan
bahwa ketidakjelasan peran berpengaruh positif terhadap kinerja auditor.
4. Pengaruh Pemahaman Good Governance Terhadap Kinerja Auditor
Dari hasil pengujian diperoleh thitung -2,239 < ttabel 2,021 atau dapat dilihat dari
nilai signifikansi 0,031 < α= 0,05. Oleh karena itu, Ha diterima dan H4
terdukung secara statistik, sehingga pemahaman good governance berpengaruh
negatif terhadap kinerja auditor. Seorang auditor yang hanya memahami good
governance tetapi dalam pelaksanaannya tidak menerapkan secara benar maka
akan mempengaruhi perilakunya dalam melaksanakan pekerjaan, sehingga
kinerjanya akan menurun. Hasil penelitian ini berhasil mendukung penelitian
yang dilakukan oleh Wati et.al (2010) dan Sapariyah (2011) yang
menunjukkan pemahaman good governance berpengaruh terhadap kinerja
auditor.
5. Pengaruh Gaya Kepemimpinan Terhadap Kinerja Auditor
Dari hasil pengujian diperoleh thitung 2,507 > ttabel 2,021 atau dapat dilihat dari
nilai signifikansi 0,017 < α = 0,05. Oleh karena itu, Ha diterima dan H5
terdukung secara statistik, sehingga gaya kepemimpinan berpengaruh terhadap
kinerja auditor.Hal ini disebabkan oleh hubungan antara atasan dan bawahan
10
sangat dekat, komunikasi antara atasan dan bawahan sangat terbuka sehingga
dapat meningkatkan kinerja auditor. Hasil ini sesuai dengan penelitian yang
dilakukan oleh Hanna dan Firnanti (2013), Wati et.al (2010) dan Trisnaningsih
(2007) yang menunjukkan bahwa gaya kepemimpinan berpengaruh terhadap
kinerja auditor.
6. Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Auditor
Dari hasil pengujian diperoleh thitung 2,623 > ttabel 2,021 atau dapat dilihat dari
nilai signifikansi 0,013 < α= 0,05. Oleh karena itu, Ha diterima dan H6
terdukung secara statistik, sehingga budaya organisasi berpengaruh terhadap
kinerja auditor. Semakin baik dan tinggi nilai budaya organisasi, semakin
tinggi pula kinerja yang dicapai oleh seorang auditor. Hasil ini sesuai dengan
penelitian yang dilakukan oleh Hanna dan Firnanti (2013) dan Prajitno (2012).
Hasil penelitian ini juga sejalan dengan hasil penelitian Hartidah (2010) yang
menyatakan bahwa KAP memerlukan adanya budaya organisasi dalam
mencapai tujuan dan mempertahankan kelangsungan hidupnya.
7. Pengaruh Komitmen Organisasi Terhadap Kinerja Auditor
Dari hasil pengujian diperoleh thitung 2,493 > ttabel 2,021 atau dapat dilihat dari
nilai signifikansi 0,017 < α= 0,05. Oleh karena itu, Ha diterima dan H7
terdukung secara statistik, sehingga komitmen organisasi berpengaruh terhadap
kinerja auditor.Hal ini menunjukkan bahwa auditor yang memiliki komitmen
yang tinggi terhadap organisasi dimana dia bekerja maka akan timbul rasa
memiliki terhadap organisasi, dia akan merasa senang dalam bekerja dan akan
bekerja sebaik mungkin untuk organisasinya tersebut sehingga kinerjanya akan
meningkat. Hasil ini sesuai dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh
Yuskar (2011) dan Trisnaningsih (2007), Sapariyah (20110) dan Wati et.al
(2010) yang menunjukkan bahwa komitmen organisasi berpengaruh terhadap
kinerja auditor
KESIMPULAN DAN SARAN
Hasil pengujian hipotesis dalam penelitian ini menunjukkan bahwa
struktur audit, konflik peran, ketidakjelasan peran, pemahaman good governance,
gaya kepemimpinan, budaya organisasi dan komitmen organisasi berpengaruh
terhadap kinerja auditor.
Keterbatasan dalam penelitian ini adalah penelitian hanya dilakukan pada
KAP yang ada di wilayah Surakarta dan Yogyakarta sehingga hasil penelitian
hanya mencerminkan mengenai kondisi auditor di wilayah Surakarta dan
Yogyakarta sehingga tidak dapat digeneralisasikan untuk mewakili seluruh
auditor seluruh Indonesia, penelitian ini hanya dilakukan pada auditor eksternal,
sehingga hasilnya hanya mencerminkan kondisi auditor eksternal, penelitian ini
hanya menerapkan metode survei kuesioner, sehingga kesimpulan yang
dikemukakan hanya berdasarkan pada data yang terkumpul melalui instrumen
secara tertulis. Pengukuran kinerja pada penelitian ini terbatas pada metode
evaluasi diri sendiri, sehingga kemungkinan responden yang baru bekerja pada
KAP masih belum bisa mengukur kinerjanya sendiri.
Saran yang apat diberikan adalah bagi penelitian selanjutnya objek
penelitian dapat dilakukan dengan memperluas jumlah responden pada auditor,
11
sehingga hasilnya dapat memperkuat penelitian yang sudah dilakukan sebelumnya
dan hasilnya dapat digeneralisi.Penelitian lebih lanjut disarankan untuk
menambah faktor internal auditor yang dapat dijadikan variabel independen,
seperti diskusi verbal, kemampuan intelektual dan kemampuan
emosional.Penelitian selanjutnya dapat menggunakan metode wawancara dalam
mendapatkan data yang valid dan menggambarkan kondisi sesungguhnya.Bagi
peneliti selanjutnya disarankan untuk menggunakan metode gabungan antara
evaluasi bawahan terhadap atasan dan evaluasi atasan terhadap bawahannya, agar
hasil penelitian yang dilakukan bisa digeneralisasi.
REFERENSI
Agustina, Lidya. 2009. Pengaruh Konflik Peran, Ketidakjelasan Peran,
danKelebihan Peran Terhadap Kepuasan Kerja dan Kinerja Auditor.
Jurnal Akuntansi, Mei, Vol. 1, hlm. 40-69.
Arens, A.A dan J.K. Loebbecke. 1995. Auditing Pendekatan Terpadu, edisi revisi.
Penerbit: Salemba Empat, Jakarta. Terjemahan.
Arifah, Nurul. 2012. Pengaruh Independensi Auditor, Komitmen Organisasi, dan
Gaya Kepemimpinan Terhadap Kinerja Auditor. Skripsi. Universitas
Hasanuddin Makassar.
Arumsari, Adelia Lukyta. 2014. Pengaruh Profesionalisme auditor, Independensi
Auditor, Etika Profesi, Budaya Organisasi, Dan Gaya Kepemimpinan
Terhadap Kinerja Auditor ( Studi Pada Kantor Akuntan Publik di Bali).
Tesis. Universitas Udayana, Denpasar.
Azwar, Saifuddin. 2003. Metode Penelitian.Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Baihaqi, Muhammad Fauzan. 2010. Pengaruh Gaya Kepemimpinan Terhadap
Kepuasan Kerja dan Kinerja dengan Komitmen Organisasi Sebagai
Variabel Intervening (Studi Pada PT. Yudhistira Ghalia Indonesia Area
Yogyakarta). Skripsi. Semarang: Universitas Diponegoro.
Devisia, Selly, dan Yuskar. 2011. Pengaruh Independensi Auditor, Komitmen
Organisasi, Pemahaman Good Governance, Integritas Auditor, Budaya
Organisasi, dan Etos Kerja Terhadap Kinerja Auditor (Studi Empiris pada
Kantor Akuntan Publik Big Four yang Berafiliasi di Indonesia Tahun
2011. Simposium Nasional Akuntansi XVI Aceh 2011. Juli, Hlm. 1-21.
Direktori Institut Akuntan Publik Indonesia. 2012.Daftar Kantor Akuntan Publik:
http:www.iapi.or.id diakses pada tanggal 16 Juli 2014.
Fanani, Zaenal, Rheny Afriana Hanif, dan Bambang Subroto. 2008. Pengaruh
Struktur Audit, Konflik Peran, dan Ketidakjelasan Peran Terhadap Kinerja
12
Auditor. Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia. Desember, Vol. 5,
No. 2, hlm. 139-155.
Ghozali, Imam. 2005. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS.
Semrang: Badan Penerbitan Universitas Diponegoro.
Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS
19, XII. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Halim, Abdul. 2008. Dasar-Dasar Auditing Laporan Keuangan.
Yogyakarta:YKPN.
Hanif, Rheny Afriana. 2013.Pengaruh Struktur Audit, Konflik Peran, dan
Ketidakjelasan Peran Terhadap Kinerja Auditor. Jurnal Ekonomi.
September, Vol. 21, No. 3.
Hanna, Elizabeth dan Friska Firnanti. 2013. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi
Kinerja Auditor. Jurnal Bisnis Dan Akuntansi, Juni, Vol. 15, No. 1, hlm
13-28.
Kumalaningtyas, Cindy. 2013. Pengaruh Independensi, Gaya Kepemimpinan,
Komitmen Organisasi, Budaya Organisasi, Gender, dan Pemahaman Good
Governance Terhadap Kinerja Auditor (Studi Empiris Pada Kantor
Akuntan Publik di Yogyakarta). Skripsi. Universitas Muhammadiyah
Surakarta.
Lawalata, Josina, Darwis Said dan Mediaty. 2011. Pengaruh Independensi
Auditor, Komitmen Organisasi, Gaya Kepemimpinan Dan Budaya
Organisasi Terhadap Kinerja auditor ( Studi Empiris Pada kantor Akuntan
Publik di Makassar). November, 2011. Makassar.
Marganingsih, Arywarti dan Dwi Martani. 2009. Analisis Variabel Enteseden
Perilaku Auditor Internal dan Konsekuensinya Terhadap Kinerja: Studi
Empiris pada Auditor di Lingkungan Aparat Pengawasan Intern
Pemerintah-Lembaga Pemerintah Non Departemen. SNA XII Palembang.
Mulyadi. 2002. Auditing, Jakarta: Salemba Empat.
Munandar, Ashar Sunyoto. 2008. Psikologi Industri dan Organisasi. Penerbit: UI
Press, Jakarta.
Nimran, Umar. 2004. Perilaku Organisasi, Jakarta: Erlangga.
Prajitno, Sugiarto. 2012. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Akuntan
Publik di Jakarta. Jurnal Bisnis Dan Akuntansi. Desember Vol. 14, No. 3,
Hlm. 181-192.
13
Pramana, J. 2010. Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Guru (Studi
Kasus di Yayasan Kanisius Cab. Surakarta). Skripsi, S1, UNS, Tidak
Dipublikasikan.
Pratama, Andi, Dandes Rifa dan Arie Frinola Minovia. 2013. Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Kinerja Auditor Pada Inspektorat Kabupaten Bungo. E-
Journal. November 2013. Universitas Bung Hatta.
Putra, I Gede Bandar Wira dan Dodik Ariyanto. 2012. Pengaruh Independensi,
Profesionalisme, Struktur Audit, dan Role Stress Terhadap Kinerja Auditor
BPK RI Perwakilan Provinsi Bali. Universitas Udayana.
Rahayu, Yunita Sri. 2012. Pengaruh Independensi, Gaya Kepemimpinan,
Komitmen Organisasi, Budaya Organisasi, dan Pemahaman Good
Governance Terhadap Kinerja Auditor (Studi Empiris Pada Kantor
Akuntan Publik di Yogyakarta). Skripsi. Universitas Muhammadiyah
Surakarta.
Sapariyah, Rina Ani. 2011. Pengaruh Good Governance dan Independensi
Auditor Terhadap Kinerja Auditor dan Komitmen Organisasi (Survey pada
Kantor Akuntan Publik di Surakarta). Jurnal Ekonomi Bisnis dan
Perbankan, Mei, Vol. 19, No. 16.
Siahaan, Victor D. 2010. Pengaruh Profesionalisme Terhadap Komitmen
Organisasi Dalam Upaya Meningkatkan Kinerja Auditor (Studi Pada
Kantor Perwakilan BPK-RI Provinsi Aceh. Jurnal Telaah & Riset
Akuntansi. Vol. 3, No.1, Januari 2010, Hal 10-28.
Singarimbun, Masri., dan Efendi, Sofian. 1989. Metodelogi Penelitian Survai.
Jakarta: LP3S.
Sitio, Ristina dan Indah Anisykurlillah. 2014. Pengaruh Pemahaman Good
Governance, Gaya Kepemimpinan, Budaya Organisasi, dan Struktur Audit
Terhadap Kinerja Auditor ( Studi Empiris Pada Kantor Akuntan Publik di
Kota Semarang ). Accounting Analisis Journal. Agustus. ISSN 2252-6765.
Suariana, Ketut Dedik dkk. 2014. Pengaruh Gaya Kepemimpinan Dan
Independensi Terhadap Kinerja Auditor Eksternal. Ejournal SI AK
Universitas Pendidikan Ganesha. Vol. 2, No. 1.
Sugiyono. 1998. Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfa Beta.
Trisnaningsih, Sri. 2007. Independensi Auditor dan Komitmen Organisasi Sebagai
Mediasi pengaruh Pemahaman Good Governance, Gaya Kepemimpinan
dan Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Auditor. SNA X Makassar.
14
Wati, Elya, Lismawati dan Nila Aprilia. 2010. Pengaruh Independensi, Gaya
Kepemimpinan, Komitmen Organisasi, Dan Pemahaman Good
Governance Terhadap Kinerja Auditor Pemerintah (Studi Pada Auditor
Pemerintah di BPKP Perwakilan Bengkulu). SNA XIII Purwokerto.