bab ii kajian pustaka a. landasan teori 1. pengertian …repository.ump.ac.id/3698/3/bab ii.pdf12...

28
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pengertian Membaca Membaca adalah suatu hal yang amat penting bagi kehidupan manusia, baik dalam keluarga, sekolah, dan masyarakat. Kemampuan membaca yang tinggi menjadi syarat bagi setiap siswa dalam mengejar ilmu pengetahuan di sekolah. Crawley dan Mountain melalui (Farida Rahim, 2008: 2) Membaca merupakan proses menerjemahkan simbol tulis (huruf) ke dalam kata-kata lisan. Sebagai suatu proses berpikir, membaca mencangkup aktivitas pengenalan kata, pemahaman literal, intepretasi, membaca kritis, dan pemahaman kreatif. Hodgson dalam (Isah Cahyani dan Hodijah, 2007: 98) membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan, yang hendak disampaikan melalui media kata- kata/bahasa tulis. Suatu proses yang menuntut agar kelompok kata yang merupakan suatu kesatuan akan terlihat dalam suatu pandangan sekilas, dan agar makna kata-kata secara individual akan dapat diketahui. Kalau hal ini tidak terpenuhi, maka pesan yang tersurat dan yang tersirat tidak akan tertangkap atau dipahami, dan proses membaca itu tidak terlaksana dengan baik. 9 Upaya Meningkatkan Keterampilan…, Yuni Rezekiatin, FKIP, UMP, 2017

Upload: trinhnhan

Post on 08-Mar-2019

226 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pengertian …repository.ump.ac.id/3698/3/BAB II.pdf12 demikian, pemahaman merupakan faktor yang amat penting dalam membaca. Pemahaman terhadap

9

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Pengertian Membaca

Membaca adalah suatu hal yang amat penting bagi kehidupan

manusia, baik dalam keluarga, sekolah, dan masyarakat. Kemampuan

membaca yang tinggi menjadi syarat bagi setiap siswa dalam mengejar

ilmu pengetahuan di sekolah. Crawley dan Mountain melalui (Farida

Rahim, 2008: 2) Membaca merupakan proses menerjemahkan simbol

tulis (huruf) ke dalam kata-kata lisan. Sebagai suatu proses berpikir,

membaca mencangkup aktivitas pengenalan kata, pemahaman literal,

intepretasi, membaca kritis, dan pemahaman kreatif.

Hodgson dalam (Isah Cahyani dan Hodijah, 2007: 98) membaca

adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca

untuk memperoleh pesan, yang hendak disampaikan melalui media kata-

kata/bahasa tulis. Suatu proses yang menuntut agar kelompok kata yang

merupakan suatu kesatuan akan terlihat dalam suatu pandangan sekilas,

dan agar makna kata-kata secara individual akan dapat diketahui. Kalau

hal ini tidak terpenuhi, maka pesan yang tersurat dan yang tersirat tidak

akan tertangkap atau dipahami, dan proses membaca itu tidak terlaksana

dengan baik.

9

Upaya Meningkatkan Keterampilan…, Yuni Rezekiatin, FKIP, UMP, 2017

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pengertian …repository.ump.ac.id/3698/3/BAB II.pdf12 demikian, pemahaman merupakan faktor yang amat penting dalam membaca. Pemahaman terhadap

10

Pendapat lain dikemukakan oleh Syafi’ie (melalui Farida Rahim,

2008: 2) ada tiga istilah dari proses membaca, yaitu recording, decoding,

dan meaning. Recording yaitu membaca merujuk pada kata-kata dalam

kalimat, kemudian mengasosiasikan dengan bunyi-bunyinya dengan

sistem tulisan yang digunakan. Proses Decoding (penyandian) merujuk

pada proses penerjemahan rangkaian grafis ke dalam kata-kata. Proses

recording dan decoding biasanya berlangsung pada kelas-kelas awal

yaitu SD kelas I, II, dan III yang dikenal dengan istilah membaca

permulaan. Sementara itu proses memahami makna meaning lebih

ditekankan di kelas-kelas tinggi SD.

Klein (dalam Rahim, 2008: 3) mengemukakan bahwa definisi

membaca mencangkup (1) membaca merupakan suatu proses, (2)

membaca adalah strategis, dan (3) membaca merupakan interaktif.

Membaca merupakan suatu proses dimaksudkan informasi dari teks dan

pengetahuan yang dimiliki oleh pembaca mempunyai peranan yang

utama dalam membentuk makna. Membaca juga merupakan suatu

strategis. Pembaca yang efektif menggunakan berbagai strategi membaca

yang sesuai dengan teks dan konteks dalam rangka mengonstruk makna

ketika membaca. Variasi ini bervariasi sesuai dengan jenis teks dan

tujuan membaca. Membaca adalah interaktif. Keterlibatan pembaca

dengan teks tergantung pada konteks.

Pengertian tersebut sependapat dengan apa yang dikemukakan

oleh Rahim (2008: 3) bahwa membaca sebagai proses visual yang

Upaya Meningkatkan Keterampilan…, Yuni Rezekiatin, FKIP, UMP, 2017

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pengertian …repository.ump.ac.id/3698/3/BAB II.pdf12 demikian, pemahaman merupakan faktor yang amat penting dalam membaca. Pemahaman terhadap

11

menerjemahan simbol tulis ke dalam bunyi. Membaca sebagai proses

linguistik berarti membaca untuk membangun makna, sedangkan

fonologis, semantik, dan fitur sintatik membantunya mengkomunikasikan

dan menginterprestasikan pesan-pesan. Pesan metakognitif melibatkan

perencanaan, pembetulan suatu strategi, pemonitoran, dan

pengevaluasikan. Pembaca pada tahap ini mengidentifikasi tugas

membaca untuk membentuk strategi membaca yang sesuai, memonitor

pemahamannya, dan menilai hasilnya.

Berdasarkan pemaparan membaca menurut para ahli diatas, maka

dapat disimpulkan bahwa membaca merupakan proses berinteraksi antara

pembaca den teks bacaan yang bertujuan untuk memenuhi apa yang ingin

dicapainya.

a. Tujuan Membaca

Rahim (2008: 11) bahwa membaca hendaknya mempunyai

tujuan. Tujuan membaca mencakup sebagai berikut:

1) Kesenangan;

2) Menyempurnakan membaca nyaring;

3) Menggunakan strategi tertentu;

4) Memperbaharui pengetahuannya tentang suatu topik;

5) Mengaitkan informasi baru dengan informasi yang telah

diketahui;

6) Memperoleh innformasi untuk laporan lisan atau tertulis;

7) Mengkonfirmasikan atau menolak prediksi;

8) Menampilkan suatu eksperimen atau mengaplikasikan

informasi yang diperoleh dari suatu teks dalam beberapa

cara lain dan mempelajari tentang struktur teks;

9) Menjawab pertanyaan-pertanyaan spesifik.

Hartati (2006: 254) mengemukakan bahwa tujuan setiap

pembaca adalah memahami bacaan yang dibacanya. Dengan

Upaya Meningkatkan Keterampilan…, Yuni Rezekiatin, FKIP, UMP, 2017

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pengertian …repository.ump.ac.id/3698/3/BAB II.pdf12 demikian, pemahaman merupakan faktor yang amat penting dalam membaca. Pemahaman terhadap

12

demikian, pemahaman merupakan faktor yang amat penting dalam

membaca. Pemahaman terhadap bacaan dapat dipandang sebagai

suatu proses yang bergulir, terus-menerus, dan berkelanjutan.

Santosa (2010: 6.5) menyatakan bahwa pembelajaran membaca

harus mempunyai tujuan yang jelas. Tujuan yang dimaksud meliputi:

1) Menikmati keindahan yang terkadung dalam bacaan;

2) Membaca bersuara untuk memberikan kesempatan

kepada siswa menikmati bacaan;

3) Menggunakan strategi tertentu untuk memahami bacaan;

4) Menggali simpanan pengetahuan;

5) Menghubungkan pengetahuan baru dengan siswa;

6) Mencari informasi untuk pembuatan laporan yang akan

disamapaikan dengan lisan ataupun tertulis;

7) Melakukan penguatan sebelum melakukan perbuatan

membaca;

8) Memberikan kesempatan kepada siswa melakukan

eksperimentasi untuk meneliti sesuatu yang diapaparkan

dalam sebuah bacaan;

9) Mempelajarai struktur bacaan;

10) Menjawab pertanyaan khusus yang dikembangkan oleh

guru atau sengaja diberikan oleh penulis bacaan.

Beberapa tujuan diatas akan semakin memperkuat

pelaksanaan kegiatan membaca. Jika tujuan membaca telah

ditetapkan oleh guru, siswa akan berpikir keras untuk memperoleh

tujuan membaca mereka. Cara merumuskan tujuan membaca yang

ditujukan oleh guru akan menjadi model bagi siswa pada setiap saat

ia akan membaca, yaitu merumuskan tujuan lebih dulu, kemudian

menyesuaikan strategi membaca yang dianggap paling sesuai.

b. Aspek-aspek membaca

Tarigan (2008: 12) mengungkapkan bahwa secara garis besar

terdapat aspek penting didalam membaca, yaitu: keterampilan

Upaya Meningkatkan Keterampilan…, Yuni Rezekiatin, FKIP, UMP, 2017

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pengertian …repository.ump.ac.id/3698/3/BAB II.pdf12 demikian, pemahaman merupakan faktor yang amat penting dalam membaca. Pemahaman terhadap

13

bersifat mekanis yang dapat dianggap berada pada urutan yang lebih

rendah. Aspek tersebut mencakup:

1) Pengenalan bentuk huruf;

2) Pengenalan unsur-unsur linguistic;

3) Pengenalan hubungan atau korespondensi pola ejaan atau

bunyi;

4) Ketepatan membaca bertaraf lambat.

Keterampilan bersifat pemahaman yang dapat dianggap

berada pada urutan yang lebih tinggi. Aspek ini mencakup:

1) Memahami pengertian sederhana;

2) Memahami signifikasi atau makna;

3) Evaluasi atau penilaian isi dan bentuk;

4) Kecepatan membaca yang fleksibel, yang mudah

disesuaikan dengan keadaan.

Berdasarkan pernyataan di atas akan terdapat dua aspek di

dalam membaca yaitu aspek gerak dan aspek pemahaman. Seperti

dalam membaca nyaring, anak kembali dikenalkan dengan unsur

Bahasa yang baru. Anak akan kembali dikenalkan dengan huruf

baru, cara membaca, dan mempelajari kembali berbagai unsur dalam

membaca. Membaca yang ditekankan dalam membaca nyaring

berdasarkan aspek dan tujuannya adalah untuk menyempurnakan

membaca nyaring mengenai ketepatan membaca bertaraf lambat.

c. Jenis-jenis Membaca

Tarigan (2008: 23), menyatakan bahawa ditinjau dari segi

terdengar atau tidaknya suara pembaca waktu membaca, proses

membaca dibagi atas:

Upaya Meningkatkan Keterampilan…, Yuni Rezekiatin, FKIP, UMP, 2017

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pengertian …repository.ump.ac.id/3698/3/BAB II.pdf12 demikian, pemahaman merupakan faktor yang amat penting dalam membaca. Pemahaman terhadap

14

1) Membaca nyaring

Tarigan (2008: 23) membaca nyaring adalah suatu

aktivitas atau kegiatan yang merupakan alat bagi guru, murid,

ataupun pembaca bersama-sama dengan orang lain atau

pendengar untuk menangkap serta memahami informasi,

pikiran, dan perasaan seseorang pengarang. Orang yang

membaca nyaring pertama-tama haruslah mengerti makna serta

perasaan yang terkandung dalam bahan bacaan. Rothlein dan

Meinbach (dalam Rahim, 2008: 124) mengemukakan bahwa

membaca nyaring untuk anak anak merupakan kegiatan

berharga yang bisa meningkatkan keterampilan menyimak,

menulis, dan membantu perkembangan anak-anak mencintai

buku dan membaca cerita sepanjang hidup mereka. Anak-anak

cenderung meniru dan mengikuti jejak orang dewasa.

Dawson (dalam Tarigan, 2008: 24) Dalam mengajar

keterampilan-keterampilan membaca nyaring, guru harus

memahami proses komunikasi dua arah. Lingkaran komunikasi

belumlah lengkap kalau pendengar belum memberi tanggapan

secukupnya terhadap pikiran atau perasaan yang diekspresikan

oleh pembaca.

Dalam penelitian ini, yang dimaksud dengan membaca

nyaring adalah cara membaca yang disuarakan, denga

memperhatikan tinggi rendahnya suara pada saat melafalkan

Upaya Meningkatkan Keterampilan…, Yuni Rezekiatin, FKIP, UMP, 2017

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pengertian …repository.ump.ac.id/3698/3/BAB II.pdf12 demikian, pemahaman merupakan faktor yang amat penting dalam membaca. Pemahaman terhadap

15

kalimat, ketepatan dalam pengucapan vokal maupun konsonan,

memperhatikan tanda baca, kelancaran ketika membaca. Barbe

and Abbott, Dawson (dalam Tarigan, 2008: 26) keterampilan-

keterampilan yang dituntut dalam membaca nyaring, yaitu:

a) Kelas I: (a) mempergunakan ucapan yang tepat, (b)

mempergunakan frase yang tepat (bukan kata demi

kata), (c) mempergunakan intonasi suara yang wajar

agar makna mudah terpahami, (d) memiliki

perawakan dan sikap yang baik serta merawat buku

dengan baik, (e) menguasai tanda-tanda baca

sederhana, seperti: titik (.), koma (,), tanda tanya (?),

tanda seru (!).

b) Kelas II: (a) membaca dengan terang dan jelas, (b)

membaca dengan penuh perasaan, ekspresi, (c)

membaca tanpa tertegun-tegun, tanpa terbata-bata.

c) Kelas III: (a) membaca dengan penuh perasaan,

ekspresi, (b) mengerti serta memahami bahan

bacaan,

d) Kelas IV: (a) memahami bahan bacaan pada tingkat

dasar, (b) kecepatan mata dan suara : 3 patah kata

dalam satu detik.

e) Kelas V: (a) membaca dengan pemahaman dan

perasaan, (b) aneka kecepatan membaca nyaring

bergantung pada bahan bacaan, (c) dapat membaca

tanpa terus-menerus melihat pada bahan bacaan.

f) Kelas VI: (a) membaca nyaring dengan penuh

perasaan atau ekspresi, (b) membaca dengan penuh

kepercayaan (pada diri sendiri) dan mempergunakan

frase atau susunan kata yang tepat.

Berdasarkan pendapat di atas keterampilan yang dituntut

dalam membaca nyaring pada kelas rendah khususnya kelas 2

SD yaitu membaca dengan terang dan jelas, membaca dengan

penuh perasaan dan ekspresi, serta membaca tanpa tertegun-

tegun, tanpa terbata-bata. Pada kelas 2 SD guru harus mencapai

tujuan tersebut sesuai dengan apa yang ditentukan dalam

Upaya Meningkatkan Keterampilan…, Yuni Rezekiatin, FKIP, UMP, 2017

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pengertian …repository.ump.ac.id/3698/3/BAB II.pdf12 demikian, pemahaman merupakan faktor yang amat penting dalam membaca. Pemahaman terhadap

16

membaca nyaring agar keterampilan membaca nyaring dapat

berhasil.

2) Membaca dalam hati

Rahim (2008: 121) mengemukakan membaca dalam hati

memberikan kesempatan kepada siswa untuk memahami teks

yang dibacanya secara lebih mendalam. Membaca dalam hati

memberikan kesempatan kepada guru untuk mengamati reaksi

dan kebiasaan membaca siswa. Hambatan-hambatan yang

mengganggu kelancaran membaca dalam hati, Antara lain:

a) Membaca dengan vokalisasi, baik dengan suara

terdengar, berisik, atau hanya komat-kamit mulut

saja;

b) Membaca dengan gerakan kepala yang mengikuti

baris demi baris bacaan;

c) Membaca kata demi kata;

d) Bahan bacaan yang banyak mengandung kata-kata

sulit.

Terkait dengan penjelasan tentang jenis-jenis membaca,

dalam penelitian tindakan kelas ini mengambil penelitian

tentang membaca nyaring pada tematik dengan tema Liburanku

kelas II SD Negeri 1 Tamansari dengan menggunakan media

Big Book.

Rina (2013: 215) berdasarkan standar kurikulum yang

ada, kemampuan siswa dalam membaca sudah harus mapan

pada tingkat sekolah dasar. Setiap siswa yang sudah harus

mapan pada tingkat sekolah dasar. Setiap siswa yang sudah

menempuh pendidikan pada tingkat SD diharapkan dapat

Upaya Meningkatkan Keterampilan…, Yuni Rezekiatin, FKIP, UMP, 2017

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pengertian …repository.ump.ac.id/3698/3/BAB II.pdf12 demikian, pemahaman merupakan faktor yang amat penting dalam membaca. Pemahaman terhadap

17

mengenal dan menguasai secara tepat mengenai bentuk, bunyi,

dan pelafalan huruf-huruf yang ada. Apabila hal ini dapat

dimiliki oleh siswa, ketika akan melanjutkan pendidikan ke

tingkat sekolah menengah pertama, siswa tidak kesulitan lagi

dalam mengikuti kegiatan pembelajaran Bahasa selanjutnya

karena pengetahuan dasar tentang Bahasa mengenai pengenalan

huruf-huruf, vokal, lafal, intonasi, dan tanda baca, dalam

membaca sudah dikuasai siswa pada tingkat SD.

Penelitian tindakan kelas ini menekankan pada

keterampilan membaca yang mencakup aspek vokalm intonasi,

dan lafal. Indikator pada aspek vokal yang dikembangkan pada

table di bawah ini:

Tabel 2.1 Indikator aspek vokal, intonasi, dan lafal

No. Indikator yang diamati Aspek

1. Dapat membaca dengan suara nyaring, tepat,

huruf bunyinya jelas dan lantang.

Vokal

2.

dapat membaca dengan pengucapan bunyi

Bahasa yang baik, lancar, dan benar.

Lafal

3. Dapat membaca dengan pengucapan kata

benar, jelas, dan tepat.

Intonasi

(Sumber: Rina (2013: 219)

d. Pengertian keterampilan membaca

Tarigan (2008: 11) keterampilan membaca adalah suatu

keterampilan yang kompleks, yang rumit, yang mencakup atau

melibatkan serangkaian keterampilan-keterampilan yang lebih kecil.

Keterampilan membaca mencakup tiga komponen yaitu (1)

pengenalan terhadap aksara serta tanda-tanda baca, (2) korelasi

Upaya Meningkatkan Keterampilan…, Yuni Rezekiatin, FKIP, UMP, 2017

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pengertian …repository.ump.ac.id/3698/3/BAB II.pdf12 demikian, pemahaman merupakan faktor yang amat penting dalam membaca. Pemahaman terhadap

18

aksara beserta tanda-tanda baca dengan unsur-unsur linguistik yang

formal, dan (3) hubungan lebih lanjut dari A dan B dengan makna.

Broughton (dalam Tarigan, 2008: 12) secara garis besar

terdapat dua aspek penting dalam membaca, yaitu:

1) Keterampilan yang bersifat mekanis (mecanical skills)

yang dianggap berada pada urutan yang lebih rendah

(lower order). Aspek ini mencakup (1) pengenalan

bentuk huruf, (2) pengenalan unsur-unsur linguistik

(fonem/ grafem, kata, frasa, pola klause, kalimat, dan

lain-lain), (3) pengenalan hubungan korespondensi pola

ejaan dan bunyi (kemampuan menyuarakan bahan

tertulis), dan (4) kecepatan membaca bertaraf lambat.

2) Keterampilan yang bersifat pemahaman (comprehension

skills) yang dapat dianggap berada pada urutan yang

lebih tinggi (higher order). Aspek ini mencakup (1)

memahami pengertian sederhana (leksikal, gramatikal,

retorikal), (2) memahami signifikasi atau makna, (3)

evaluasi atau penilaian, (4) kecepatan membaca yang

fleksibel, yang mudah disesuaikan dengan keadaan.

Keterampilan membaca merupakan kemampuan yang

diperoleh siswa selama mengikuti proses pembelajaran. Dengan

siswa terampil membaca maka akan melakukan proses produksi

yang dapat menghasilkan pengetahuan, pengalaman, dan sikap-sikap

baru.

2. Hakikat Pembelajaran Tematik

a. Definisi Pembelajaran Tematik

Pembelajaran tematik dimaknai sebagai pembelajaran yang

dirancang berdasarkan tema-tema tertentu. Pembelajaran tematik

menyediakan keluasan dan kedalaman implementasi kurikulum,

menawarkan kesempatan yang banyak kepada siswa untuk

Upaya Meningkatkan Keterampilan…, Yuni Rezekiatin, FKIP, UMP, 2017

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pengertian …repository.ump.ac.id/3698/3/BAB II.pdf12 demikian, pemahaman merupakan faktor yang amat penting dalam membaca. Pemahaman terhadap

19

memunculkan dinamika pendidikan. Suryosubroto (2009:133),

pembelajaran tematik merupakan kegiatan pembelajaran dengan

mengintegrasikan materi beberapa mata pelajaran dalam satu tema

atau topik pembahasan. Rusman (2010: 254) berpendapat

pembelajaran tematik itu sangat berguna karena dapat menyatukan

pembelajaran atau materi dalam beberapa mata pelajaran, sehingga

akan lebih cepat dalam penyampaian materi yang diberikan kepada

peserta didik. Selain itu siswa juga akan lebih tertarik untuk

mengikuti pelajaran karena guru dalam penyampaian materi akan

lebih menarik.

Trianto (2011: 154) menyatakan bahwa pembelajaran tematik

atau terpadu merupakan suatu model pembelajaran yang memadukan

beberapa materi pembelajaran dari berbagai standar kompetensi dan

kompetensi dasar dari beberapa mata pelajaran. Berdasarkan

pendapat diatas dapat peneliti simpulkan bahwa pembelajaran

tematik merupakan pembelajaran yang menyatukan beberapa mata

pelajaran dengan materi pelajaran yang bertujuan supaya siswa

mudah memahami dan materi lebih cepat tersampaikan kepada

peserta didik dengan pembelajaran yang menarik.

b. Ciri-ciri Pembelajaran Tematik

Menurut Suryosubroto (2009: 134) ciri-ciri pembelajaran

tematik ada 6 karakteristik dan dapat diuraikan sebagai berikut:

Upaya Meningkatkan Keterampilan…, Yuni Rezekiatin, FKIP, UMP, 2017

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pengertian …repository.ump.ac.id/3698/3/BAB II.pdf12 demikian, pemahaman merupakan faktor yang amat penting dalam membaca. Pemahaman terhadap

20

1) Berpusat kepada siswa

Proses pembelajaran yang dilakukan harus menempatkan

siswa sebagai pusat aktifitas dan harus mampu

memperkaya pengalaman belajar siswa serta dapat

mengembangkan fenomena alam di sekitar siswa.

2) Memberikan pengalaman langsung kepada siswa

Agar pembelajaran lebih bermakna maka siswa perlu

belajar secara langsung dan mengalami sendiri, hal ini

sehingga guru perlu menciptakan kondisi yang kondusif

dan guru mampu memfasilitasi tumbuhnya pengalaman

yang bermakna.

3) Pemisahan mata pelajaran tidak begitu jelas

Mengingat tema dibagi dari berbagai mata pelajaran dan

saling ketertarikan maka batas mata pelajaran menjadi

tidak begitu jelas.

4) Menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran dalam

suatu proses pembelajaran.

5) Bersifat fleksibel

Pelaksanaan pembelajaran tematik tidak terjadwal secara

ketat antar mata pelajaran.

Berdasarkan ciri-ciri pembelajran tematik di atas dapat

disimpulkan bahwa pembelajaran tematik bertujuan untuk melatih

peserta didik agar belajar secara mandiri dengan berupaya mencari

strategi belajar sendiri, menemukan ide-ide untuk menyelesaikan

masalah dalam proses belajarnya, sehingga dengan demikian

diharapkan peserta didik menjadi aktif, dan memunculkan kreativitas

yang besar pada dirinya, sedangkan guru adalah sebagai fasilitator

bagi peserta didik untuk menciptakan suasana pengalaman belajar

bagi peserta didik.

c. Komponen Rencana Pembelajaran pada Pembelajaran Tematik

Rusman (2010:266) dalam pembelajaran tematik ada komponen

yang harus ada dalam rencana pembelajaran tematik komponen

Antara lain:

Upaya Meningkatkan Keterampilan…, Yuni Rezekiatin, FKIP, UMP, 2017

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pengertian …repository.ump.ac.id/3698/3/BAB II.pdf12 demikian, pemahaman merupakan faktor yang amat penting dalam membaca. Pemahaman terhadap

21

1) Tema atau judul yang akan dipelajari dalam

pembelajaran

2) Identitas mata pelajaran (nama mata pelajaran yang akan

di padukan)

3) Komponen dasar dan indicator yang hendak dicapai

4) Materi pokok beserta uraian yang perlu dipelajari siswa

dalam rangka mencapai kompetensi dasar dan indikator.

5) Strategi pembelajaran (kegiatan pembelajaran secara

kongkrit yang harus dilakukan siswa dalam berinteraksi

dengan materi pembelajaran tematik sesuai dengan

kompetensi dasar yang harus dikuasai.

d. Mata Pelajaran yang Terintegrasikan

Peneliti mengintegrasikan pembelajaran tematik terpadu tema

kegemaranku dengan komponen mata pelajaran Bahasa Indonesia,

IPS dan SBK di kelas II SD N 1 Tamansari pada semester genap

tahun pelajaran 2016/2017. Keterampilan proses yang akan

dikembangkan dibatasi pada keterampilan mengobservasi dan

keterampilan berkomunikasi (melaporkan hasil observasi).

1) Bahasa Indonesia

Pembelajaran bahasa Indonesia SD diarahkan untuk

meningkatkan kemampuan siswa dalam berkomunikasi dengan

baik, baik secara lisan maupun tulisan. Salah satu keterampilan

yang diharapkan dimiliki oleh siswa dari sekolah dasar ini

adalah keterampilan berbahasa yang baik, karena Bahasa

merupakan modal terpenting bagi manusia. Pembelajaran

Bahasa Indonesia sekolah dasar tidak akan terlepas dari empat

keterampilan berbahasa, yaitu, menyimak, berbicara, membaca,

dan menulis. Sebagai makhluk sosial, manusia berinteraksi,

Upaya Meningkatkan Keterampilan…, Yuni Rezekiatin, FKIP, UMP, 2017

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pengertian …repository.ump.ac.id/3698/3/BAB II.pdf12 demikian, pemahaman merupakan faktor yang amat penting dalam membaca. Pemahaman terhadap

22

berkomunikasi dengn manusia lain dengan menggunakan

Bahasa sebagai media, baik berkomunikasi menggunakan

Bahasa lisan, uga berkomunikasi Bahasa tulis.

Penggunaan Bahasa dalam interaksi dapat dibedakan

menjadi dua, yakni lisan dan tulisan. Agar individu dapat

menggunakan Bahasa dalam suatu interaksi, maka ia harus

memiliki kemampuan berbahasa. Kemampuan ini digunakan

untuk mengkomunikasikan pesan. Pesan ini dapat berupa ide

(gagasan), keinginan, kemauan, perasaan, atau interaksi.

Indihadi (dalam Susanto, 2013: 242) ada lima faktor yang harus

dipadukan dalam berkomunikasi, sehingga pesan ini dapat

dinyatakan atau disampaikan, yaitu: struktur pengetahuan

(schemata), kebahasaan, strategi produktif, mekanisme

psikofisik, dan konteks.

Kemapuan berbahasa lisan meliputi kemampuan berbicara

dan menyimak, sedangkan kemampuan Bahasa tulisan meliputi

kemampuan membaca dan menulis. Pada saat manusia

berkomunikasi secara lisan, maka ide-ide, pikiran, gagasan, dan

perasaan dituangkan dalam bentuk kata dengan tujuan untuk

dipahami oleh lawan bicaranya. Demikian pula pada saat anak

memasuki usia TK (taman kanak-kanak) mereka dapat

berkomunikasi dengan sesamanya dalam kalimat berita, kalimat

Tanya, kalimat majemuk, dan berbagai bentuk kalimat lainnya.

Upaya Meningkatkan Keterampilan…, Yuni Rezekiatin, FKIP, UMP, 2017

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pengertian …repository.ump.ac.id/3698/3/BAB II.pdf12 demikian, pemahaman merupakan faktor yang amat penting dalam membaca. Pemahaman terhadap

23

Pada usia ini, anak dianggap telah memiliki kosakata yang

cukup untuk mengungkapkan yang dipikirkan, dan

dirasakannya. Mereka lebih mengungkapkan dalam bentuk lisan

disbanding tulisan. Pola Bahasa yang digunakannya masih

merupakan tiruan Bahasa orang dewasa.

Hartati (2006: 75) ruang lingkup kompetensi mata

pelajaran Bahasa Indonesia Sekolah Dasar terdiri dari 4 aspek,

yaitu:

a) Mendengarkan

b) Berbicara

c) Membaca

d) Menulis

Hartati (2006: 75) mengemukakan fungsi mata pelajaran

Bahasa Indonesia meliputi:

a) Sarana pembinaan kesatuan dan kesatuan bangsa.

b) Sarana peningkatan pengetahuan dan keterampilan

dalam rangka pelestarian dan pengembangan budaya.

c) Sarana peningkatan dan keterampilan untuk meraih

dan mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi,

dan seni.

d) Sarana penyebarluasan pemakaian Bahasa Indonesia

yang baik untuk keperluan menyangkut berbagai

masalah.

e) Sarana pengembangan penalaran.

f) Sarana pemahaman beragam budaya Indonesia

menurut khazanah kesusastraan Indonesia.

Tujuan pelajaran Bahasa Indonesia di SD menurut Susanto

(2013: 245) antara lain agar siswa mampu menikmati dan

memanfaatkan karya sastra untuk mengembangkan kepribadian,

memperluas wawasan kehidupan, serta meningkatkan

pengetahuan dan kemampuan berbahasa. Adapun tujuan khusus

Upaya Meningkatkan Keterampilan…, Yuni Rezekiatin, FKIP, UMP, 2017

Page 16: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pengertian …repository.ump.ac.id/3698/3/BAB II.pdf12 demikian, pemahaman merupakan faktor yang amat penting dalam membaca. Pemahaman terhadap

24

pengajaran Bahasa Indonesia, Antara lain agar siswa memiliki

kegemaran membaca, meningkatkan karya sastra untuk

meningkatkan kepribadian, mempertajam kepekaan, perasaan,

dan memperluas wawasan kehidupannya. Pengajaran Bahasa

Indonesia juga dimaksudkan untuk melatih keterampilan

mendengar, berbicara, membaca, dan menulis yang masing-

masing erat hubungannya.

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa pada

hakikatnya, pembelajaran Bahasa Indonesia diarahkan untuk

meningkatkan kemampuan siswa dalam berkomunikasi dengan

Bahasa Indonesia baik secara lisan maupun tulisan.

Tabel 2.2 Materi Pelajaran Bahasa Indonesia

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

Memahami ragam wacana tulis

dengan membaca nyaring dan

membaca dalam hati

Membaca nyaring teks

sebanyak 15-20 kalimat

dengan memperhatikan lafal

dan intonasi yang tepat

2) IPS

Sapriya (2009: 7) Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial

merupakan sebuah mata pelajaran integrasi dari mate pelajaran

sejarah, geografi, dan ekonomi serta mata pelajaran ilmu sosial

lainnya. Solihatin (2009: 14-15) berpendapat bahwa Ilmu

Pengetahuan membahas hubungan antara manusia dengan

lingkungannya. Lingkungan masyarakat di mana anak didik

tumbuh dan berkembang sebagai bagian dari masyarakat,

Upaya Meningkatkan Keterampilan…, Yuni Rezekiatin, FKIP, UMP, 2017

Page 17: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pengertian …repository.ump.ac.id/3698/3/BAB II.pdf12 demikian, pemahaman merupakan faktor yang amat penting dalam membaca. Pemahaman terhadap

25

dihadapkan pada berbagai permasalahan yang ada dan terjadi di

lingkungan sekitarnya.

Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa

IPS merupakan salah satu mata pelajaran perpaduan dari ilmu-

ilmu sosial seperti sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, ilmu

politik, ilmu hukum, antropologi dan psikologi yang diberikan

sejak Sekolah Dasar sampai Sekolah Menengah Pertama untuk

mengkaji masalah dan isu sosial.

Dengan demikian IPS merupakan mata pelajaran pokok

yang diajarkan pada jenjang pendidikan dasar. Pembelajaran IPS

sangatlah penting karena materi-materi IPS dapat dikembangkan

pada masyarkat dan mengingat sejarah Indonesia, siswa akan

menghargai perjuangan para pahlawan. Oleh karena itu,

pembelajaran IPS di SD dilaksanakan secara terpadu dengan

memperhatikan tingkat kemampuan dan karakteristik siswa.

Tabel 2.3 Materi Pelajaran IPS

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

Memahami kedudukan dan

peran anggota dalam keluarga

dan lingkungan tetangga

Mendeskripsikan kedudukan

dan peran anggota keluarga

3) SBK

Pembelajaran SBK merupakan singkatan dari

pembelajaran Seni Budaya dan Keterampilan. Widaningsih

(2013) mengatakan bahwa SBK sebagai salah satu bidang studi

dalam pembelajaran dengan latar belakang peraturan Pemerintah

Upaya Meningkatkan Keterampilan…, Yuni Rezekiatin, FKIP, UMP, 2017

Page 18: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pengertian …repository.ump.ac.id/3698/3/BAB II.pdf12 demikian, pemahaman merupakan faktor yang amat penting dalam membaca. Pemahaman terhadap

26

Republik Indonesia Nomor 19 tahun 2005 tentang standar

nasional pendidikan tidak hanya dalam satu mata pelajaran karena

budaya itu sendiri meliputi segala aspek kehidupan dan dapat

menumbuhkan kecerdasan moral secara kompetitif. Pendapat lain

disampaikan oleh Susanto (2013: 263) bahwa pendidikan Seni

Budaya dan Keterampilan (SBK) pada dasarnya merupakan

pendidikan seni yang berbasis budaya yang aspek-aspeknya

meliputi seni rupa, seni music, seni tari, dan keterampilan.

Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa

pembelajaran SBK di sekolah dasar merupakan pendidikan seni

yang tersedia dalam beberapa aspek, yaitu seni rupa, seni music,

seni tari, dan keterampilan yang dapat menumbuhkan kreativitas

dan sikap apresiasi peserta didik.

Tabel 2.4 Materi Pelajaran SBK

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

Mengenal, menanggapi dan

mengekspresikan unsur-unsur

musik dan perpaduannya

melalui kepekaan indrawi ke

dalam karya musik.

Mengekspresikan diri dengan

penampilan musik

3. Media Big Book

a. Media Pembelajaran

Media merupakan segala sesuatu yang dapat digunakan untuk

menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat

merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat serta perhatian

siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi. Media

Upaya Meningkatkan Keterampilan…, Yuni Rezekiatin, FKIP, UMP, 2017

Page 19: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pengertian …repository.ump.ac.id/3698/3/BAB II.pdf12 demikian, pemahaman merupakan faktor yang amat penting dalam membaca. Pemahaman terhadap

27

pembelajaran menurut Anitah (2008: 1) adalah sesuatu yang

mengantarkan pesan pembelajaran Antara pemberi pean kepada

penerima pesan. Susilana dan Cepi (2011: 7) mengemukakan

pengertian tentang media pembelajaran yang serupa, bahwa wadah

dari pesan, materi yang ingin disampaikan adalah pesan

pembelajaran, tujuan yang ingin dicapai ialah proses pembelajaran.

Pengertian media pembelajaran diperkuat oleh Sanjaya (2012: 58),

bahwa alat apapun itu asal berisi tentang pesan-pesan pendidikan

termasuk ke dalam media pendidikan atau media pembelajaran.

Berdasarkan uraian di atas tentang pengertian media

pembelajaran dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran

merupakan fasilitas pembelajaran yang digunakan untuk menunjang

proses pembelajaran guna untuk menyampaikan pesan atau

informasi dalam proses pembelajaran. Penelitian ini menggunakan

media untuk mengajarkan keterampilan membaca nyaring, media

sebagai alat penunjang untuk menyampaikan pesan atau informasi

sehingga dapat tersampaikan dengan baik kepada siswa.

Cara memilih media yang digunakan untuk proses

pembelajaran tentu media yang paling baik. Baik buruknya media

diukur sampai sejauh mana media media itu dapat menyalurkan

informasi sehingga informasi tersebut dapat diserap semaksimal

mungkin oleh penerima informasi. Dengan kata lain dapat dikatakan

bahwa baik buruknya media diukur sampai sejauh mana media dapat

Upaya Meningkatkan Keterampilan…, Yuni Rezekiatin, FKIP, UMP, 2017

Page 20: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pengertian …repository.ump.ac.id/3698/3/BAB II.pdf12 demikian, pemahaman merupakan faktor yang amat penting dalam membaca. Pemahaman terhadap

28

menunjang tercapainya tujuan intruksional. Penelitian ini

menggunakan media Big Book karena pemilihan media harus

disesuaikan dengan keadaan siswa, sesuai dengan situasi dan kondisi

lingkungan, serta media ini sesuai dengan materi yang diajarkan.

b. Pengertian Big Book

Big Book adalah buku bacaan yang memiliki ukuran, tulisan,

dan gambar yang besar. Ukuran Big Book bisa beragam misalnya

A3, A4, A5, atau seukuran koran. Ukuran Big Book harus

mempertimbangkan segi keterbacaan seluruh siswa di kelas. Karges

(Harimurti, 2010: 4) mengatakan bahwa Big Book adalah buku

bergambar yang dipilih untuk dibesarkan karena memiliki “kualitas

khusus”. Kualitas khusus menurut Deni (Harimurti, 2010: 4) adalah:

1) Melibatkan ketertarikan anak dengan cepat karena

gambar yang memilikinya,

2) Mengandung irama yang menarik,

3) Memiliki gambar yang besar,

4) Ada tulisan yang diulang-ulang,

5) Alur ceritanya sederhana dan jelas, dan

6) Sering memasukkan unsur humor.

Suyanto (2009: 104)) menjelaskan bahwa Big Book adalah

salah satu media yang disenangi anak-anak dan dapat dibuat sendiri

oleh guru. Buku berukuran besar ini biasanya digunakan untuk anak-

anak di kelas awal. Didalam Big Book berisi cerita singkat dengan

kalimat yang sederhana dengan tulisan besar diberi gambar warna-

warni.

Terdapat beberapa karakteristik dari Big Book menurut

Karges-Bone (Nabilah, 2015) yaitu Big Book merupakan cerita

Upaya Meningkatkan Keterampilan…, Yuni Rezekiatin, FKIP, UMP, 2017

Page 21: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pengertian …repository.ump.ac.id/3698/3/BAB II.pdf12 demikian, pemahaman merupakan faktor yang amat penting dalam membaca. Pemahaman terhadap

29

singkat yang terdiri dari 10-15 halaman dan mengandung materi

yang menarik bagi siswa. Halaman pada Big Book dapat disesuaikan

dengan kebutuhan siswa. Kalimat pada Big Book mengandung pola

irama yang dapat dipelajari oleh siswa. Misalnya kalimat yang

mengandung rima tertentu. Terdapat gambar yang mempunyai

makna untuk membantu siswa dalam memahami bacaan. Gambar

yang terdapat pada setiap halaman harus sesuai dengan teks yang ada

pada halaman tersebut.

Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa Big Book media

berupa buku besar dengan divariasi oleh gambar-gambar yang

menarik dan warna-warni untuk mengajarkan siswa belajar

pengucapan kata, bentuk maupun jenis kata yang berisi gambar serta

cerita singkat yang terdiri dari 10-15 halaman serta mengandung

materi yang menarik. Penggunaan Big Book dalam pembelajaran

membaca permulaan memiliki beberapa tujuan, yaitu:

1) Memberi pengalaman membaca.

2) Membantu siswa memahami buku.

3) Mengenalkan berbagai jenis baan bacaan kepada siswa.

4) Memberi peluang kepada guru memberi contoh bacaan yang

baik.

5) Melibatkan siswa secara aktif dalam pembelajaran.

6) Menyediakan contoh teks yang baik untuk digunakan siswa.

7) Menggali informasi.

Upaya Meningkatkan Keterampilan…, Yuni Rezekiatin, FKIP, UMP, 2017

Page 22: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pengertian …repository.ump.ac.id/3698/3/BAB II.pdf12 demikian, pemahaman merupakan faktor yang amat penting dalam membaca. Pemahaman terhadap

30

Dalam membaca bersama dengan menggunakan media Big

Book, siswa ikut terlibat dalam proses membacanya, belajar tentang

konsep kerja dari buku, mendapatkan rasa untuk belajar dan mulai

untuk menyebut dirinya sebagai seorang pembaca. Big Book

memiliki beberapa keuntungan menurut Wardhani (2015) seperti:

1) Memberikan kesempatan pada siswa untuk terlibat dalam kegiatan membaca yang menyenangkan.

2) Memungkinkan siswa melihat tulisan yang sama ketika guru membaca tulisan yang ada dalam Big Book.

3) Memungkinkan siswa secara bersama-sama memberi makna pada setiap tulisan yang ada dalam Big Book.

4) Membantu siswa untuk memahami hubungan antara Bahasa lisan dan tulisan.

5) Memberikan kesempatan pada siswa yang lambat dalam membaca untuk mengenali tulisan dngan bantuan guru dan teman-temannya.

6) Dengan membaca Big Book bersama-sama, akan timbul keyakinan dalam diri siswa bahwa mereka mampu untuk membaca, terutama bagi siswa yang lambat membaca.

7) Mengembangkan semua aspek membaca. 8) Dapat diselingi percakapan yang relevan mengenai isi

cerita dalam Big Book bersama siswa sehingga terjadi proses belajar yang interaktif. Topik bacaan akan berkembang sesuai dengan pengalaman dan imajinasi siswa.

Big Book dapat dibuat sendiri oleh guru, berikut adalah

langkah-langkah membuat Big Book menurut Wardhani (2015)

adalah:

1) Siapkan kertas minimal berukuran A3 sebanyak 8-10 halaman atau 10-15 halaman, spidol warna, lem, dan kertas HVS.

2) Tentukan topik cerita. 3) Kembangkan topik cerita menjadi cerita utuh dalam

kalimat-kalimat singkat. 4) Tentukan gambar atau ilustrasi untuk setiap halaman. 5) Buatlah desain cerita dan gambar/ilustrasi. 6) Tuliskan kalimat singkat diatas kertas HVS. 7) Tempelkan setiap kalimat tersebut di halaman yang

sesuai dengan gambar/ ilustrasi.

Upaya Meningkatkan Keterampilan…, Yuni Rezekiatin, FKIP, UMP, 2017

Page 23: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pengertian …repository.ump.ac.id/3698/3/BAB II.pdf12 demikian, pemahaman merupakan faktor yang amat penting dalam membaca. Pemahaman terhadap

31

8) Ide cerita Big Book dapat diambil dari kejadian-kejadian yang terjadi sehari-hari dikehidupan siswa. Ide yang lain juga bisa diambil dari informasi penting yang berisi pengetahuan, prosedur, atau jenis teks lainnya yang sesuai dengan tema di setiap kelas yang sesuai dengan kurikulum yang dikembangkan.

Penggunaannya Big Book di dalam kelas perlu diatur

sehingga pembelajaran membaca bisa menjadi efektif. Berikut

adalah bagaimana penggunaan Big Book di dalam kelas menurut

Wardhani (2015: 481):

1) Penggunaan Big Book bisa dilakukan setiap hari,

misalnya di pertemuan awal setiap hari selama 15-20

menit.

2) Big Book dibacakan di depan kelas atau di dalam

kelompok kecil.

3) Big Book dapat digunakan oleh siswa untuk dibacakan di

depan teman-temannya.

4) Pemodelan bukan hanya ditujukan pada cara membaca,

namunjuga perlu diperhatikan cara guru memegang buku

yang baik, membuka halaman, menunjuk huruf atau kata,

dan memperlakukan buku dengan layak.

4. Langkah-langkah Pembelajaran Membaca Nyaring Menggunakan

Media Big Book

Suryanto (2009: 128) menjelaskan bahwa guru dapat

menggunakan Big Book dengan cara dipegang atau diletakkan di atas

meja, kursi, atau sebuah alat peraga khusus. Saat mengajarkan membaca,

guru dapat menggunakan tongkat penunjuk atau alat untuk menunjuk

kata atau kalimat yang sedang dibacanya.

Langkah-langkah pembelajaran membaca nyaring menggunakan

Big Book adalah sebagai berikut:

Upaya Meningkatkan Keterampilan…, Yuni Rezekiatin, FKIP, UMP, 2017

Page 24: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pengertian …repository.ump.ac.id/3698/3/BAB II.pdf12 demikian, pemahaman merupakan faktor yang amat penting dalam membaca. Pemahaman terhadap

32

a. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran mengenai membaca

nyaring.

b. Guru menyajikan materi secukupnya mengenai materi membaca

nyaring.

c. Guru membentuk kelompok dengan anggota 4 sampai 5 siswa secara

heterogen.

d. Guru mengatur tempat duduk siswa supaya lebih nyaman.

e. Guru memperlihatkan sampul Big Book dan membacakan judulnya.

f. Guru bertanya jawab dengan siswa tentang yang mereka pikirkan

terkait judul Big Book.

g. Guru menulis jawaban-jawaban siswa di papan tulis.

h. Guru membacakan Big Book dengan lafal dan intonasi yang jelas.

i. Guru menjodohkan prediksi siswa dengan cerita yang telah dibaca.

j. Guru bertanya apakah siswa suka dengan cerita yang telah dibaca.

k. Guru membacakan Big Book lagi dengan menunjuk kata per kata

l. Guru memberikan kesempatan siswa untuk berkomentar atau

bertanya terkait cerita dalam Big Book.

m. Guru membacakan cerita dalam Big Book dan diikuti oleh seluruh

siswa.

n. Guru meminta siswa secara berkelompok membaca cerita dalam Big

Book.

o. Guru meminta siswa membaca satu per satu.

Upaya Meningkatkan Keterampilan…, Yuni Rezekiatin, FKIP, UMP, 2017

Page 25: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pengertian …repository.ump.ac.id/3698/3/BAB II.pdf12 demikian, pemahaman merupakan faktor yang amat penting dalam membaca. Pemahaman terhadap

33

p. Guru melakukan kegiatan tindak lanjut yaitu dapat berupa permainan

menyusun kata, cerita berpasangan, menceritakan kembali cerita,

dan menggambar.

B. Penelitian Relevan

Beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian ini, antara lain:

1. Penelitian Aqila Darmata Synta tahun 2015 dengan judul “Peningkatan

Keterampilan Membaca Permulaan Melalui Media Big Book Pada Siswa

Kelas 1 SD Negeri Delegan 2 Prambanan Sleman”. Hasil penelitian

tindakan kelas ini adalah: terjadi peningkatan keterampilan membaca

permulaan pada saat pra tindakan dengan setelah dilaksanakannya

tindakan pada siklus I. Hasil nilai keterampilan membaca pada siklus I

yaitu 15 siswa sudah mencapai nilai rata-rata atau sebesar 54% dari

keseluruhan jumlah siswa yang sudah memperoleh nilai memenuhi nilai

rata-rata. Sebesar 46% dari jumlah keseluruhan siswa atau sebanyak 13

anak yang belum memenuhi nilai rata-rata. Hal tersebut menunjukan

adanya peningkatan yang cukup baik. Pada siklus ke II presentase

perbandingan mengalami kenaikan. Pada pratindakan menunjukan

presentase sebesar 36%, kemudian pada siklus I meningkat menjadi 54%

dan pada siklus II meningkat menjadi 87%. Presentase tersebut

menunjukan bahwa adanya peningkatan dalam pembelajaran

keterampilan membaca permulaan melalui media Big Book.

2. Penelitian Krisna Anggraeni tahun 2016 dengan judul “Efektifitas

metode Steinberg dengan media Big Book terhadap keterampilan

Upaya Meningkatkan Keterampilan…, Yuni Rezekiatin, FKIP, UMP, 2017

Page 26: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pengertian …repository.ump.ac.id/3698/3/BAB II.pdf12 demikian, pemahaman merupakan faktor yang amat penting dalam membaca. Pemahaman terhadap

34

membaca nyaring”. Hasil penelitian menunjukkan pada kelas kontrol

yang menggunakan metode konvensional cenderung tidak mengalami

peningkatan yang signifikan, sedangkan pada pascaperlakuan kelas

eksperimen terjadi peningkatan keterampilan membaca nyaring.

Berdasarkan hasil analisis data pada kelas eksperimen, nilai rata-rata

keterampilan membaca nyaring saat prates 65 pascaperlakuan menjadi

92, terjadi peningkatan 27 (41, 54%) hasil analisi data tersebut

mengindikasikan bahwa metode Steinberg dengan big book efektif

digunakan untuk meningkatkan keterampilan membaca nyaring.

3. Penelitian Dr. Normaliza pada tahun 2010 dengan judul “Students’

Perception towards the Usage of the Big Book”. Temuan penelitian

menunjukkan bahwa penggunaan buku besar memberi keuntungan

karena mampu menciptakan kegiatan pembelajaran membaca yang

menyenangkan dan bermakna.

4. Penelitian oleh Putri K. R. pada tahun 2017 dengan judul “The Effect Of

The Big Book Media Usage to Simple Sentences’ Reading Ability for

Third Grader with Intelectual Disability on Elementary School for

Special Needs”. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis

pengaruh penggunaan media buku besar terhadap kemampuan membaca

kalimat sederhana bagi siswa dengan cacat intelektual ringan. Hasil

penelitian menemukan bahwa ada pengaruh penggunaan media buku

besar terhadap kemampuan membaca kalimat sederhana untuk siswa

dengan intelektual cacat ringan.

Upaya Meningkatkan Keterampilan…, Yuni Rezekiatin, FKIP, UMP, 2017

Page 27: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pengertian …repository.ump.ac.id/3698/3/BAB II.pdf12 demikian, pemahaman merupakan faktor yang amat penting dalam membaca. Pemahaman terhadap

35

C. Kerangka Pikir

Berdasarkan hasil penelitian yang didapat dari berbagai sumber dan

kajian pustaka yang relevan maka dapat disimpulkan kerangka berpikir dalam

penelitian tindakan kelas ini, adapun skema berpikir adalah sebagai berikut:

Gambar 2.1 Kerangka Pikir

Kondisi Awal

Hampir 50% siswa yang tidak mencapai

KKM.

Keterampilan membaca siswa kelas II SD

Negeri 1 Tamansari masih rendah

Guru kelas II SD Negeri1 Tamansari

belum menggunakan media pembelajaran

yang mengaktifkan siswa

Siklus I

Guru menggunakan media Big Box untuk meningkatkan

keterampilan membaca nyaring siswa.

Tindakan

Melakukan pembelajaran

menggunakan media Big Book

Observasi

Refleksi

Siklus II

Guru menggunakan media Big Box untuk meningkatkan

keterampilan membaca nyaring siswa.

Observasi

Refleksi

Hasil

Penggunaan media pembelajaran Big Box dapat secara

maksimal sehingga dapat meningkatkan keterampilan membaca

nyaring siswa.

Upaya Meningkatkan Keterampilan…, Yuni Rezekiatin, FKIP, UMP, 2017

Page 28: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pengertian …repository.ump.ac.id/3698/3/BAB II.pdf12 demikian, pemahaman merupakan faktor yang amat penting dalam membaca. Pemahaman terhadap

36

D. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan deskripsi teoritis dan kerangka berpikir di atas, maka

dalam penelitian ini diajukan hipotesis sebagai berikut: “penggunaan media

Big Book dapat meningkatkan keterampilan membaca nyaring siswa kelas II

SD Negeri 1 Tamansari.”

Upaya Meningkatkan Keterampilan…, Yuni Rezekiatin, FKIP, UMP, 2017