bab ii obat suntik

Post on 13-Aug-2015

246 Views

Category:

Documents

12 Downloads

Preview:

Click to see full reader

DESCRIPTION

Bab II Obat Suntik

TRANSCRIPT

BAB II BAB II OBAT SUNTIKOBAT SUNTIK

OLEH : Dr. Hj.MARLINE ABDASSAH, MSOLEH : Dr. Hj.MARLINE ABDASSAH, MS

BAB II BAB II OBAT SUNTIKOBAT SUNTIK

OLEH : Dr. Hj.MARLINE ABDASSAH, MSOLEH : Dr. Hj.MARLINE ABDASSAH, MS

2.1 Penggolongan

• Pembuatan sediaan yang digunakan untuk injeksi harus dilakukan secara hati-hati untuk menghindari kontaminasi mikroba dan bahan asing .

• CPOB mempersyaratkan bahwa wadah akhir injeksi harus diamati satu persatu secara fisik dan tiap wadah yang menunjukkan pencemaran bahan asing yang terlihat secara visual harus ditolak.

Sediaan parenteral terdiri dari:

• Zat aktif• Pelarut• zat tambahan lainnya : pengawet,

pendapar,anti oksidan, dll

Penggolongan sediaan steril untuk parenteral menurut Farmakope Indonesia ed IV :

1. Obat atau larutan atau emulsi yang digunakan untuk injeksi, ditandai dengan nama : Injeksi ................

2. Sediaan padat kering atau cairan pekat tidak mengandung dapar, pengencer atau bahan tambahan lain. Larutan diperoleh setelah penambahan pelarut yang sesuai memenuhi

persyaratan,nama :......................steril

Penggolongan sediaan steril untuk parenteral menurut Farmakope Indonesia ed IV :

3. Sediaan padat pada 2. Tetapi mgd 1 atau lebih dapar, pengencer atau bahan tambahan lain, nama ................. untuk injeksi.

4. Sediaan berupa suspensi serbuk dalam medium cair, tidak disuntikkan intravena atau saluran spinal, nama Suspensi.........Steril

Penggolongan sediaan steril untuk parenteral menurut Farmakope Indonesia ed IV :

5. Sediaan padat kering dengan bahan pembawa yang sesuai membentuk larutan yang memenuhi syarat untuk suspensi steril setelah penambahan bahan pembawa yang sesuai, namanya ........................ steril untuk suspensi.

Penggolongan berdasarkan volume :

1. Larutan intravena volume besar yaitu: injeksi dosis tunggal untuk

intravena dan dikemas dalam wadah lebih dari 100 ml

2. Injeksi volume kecil: dikemas dalam wadah 100 ml atau kurang.

Penggolongan berdasarkan cara

penyuntikan :

1. intrakutan ( kulit). volume obat suntik 0,1 -0,2 ml

2. subkutan ( bawah kulit) ,volume< 1 ml3. intramuskular( di intara jaringan ),

larutan cepat diserap sedang suspensi,atau larutan obat dalam minyak lambat penyerapannya. Volume sampai 20 ml masih dapat disuntikkan

Penggolongan berdasarkan cara penyuntikan :

4. Intravena (pembuluh darah), larutan harus isotonis atau Hipertonis. Larutan hipertonis harus disuntikkan pelan-pelan hingga sel-sel darah tidak dipengaruhi. Larutan harus jernih. Dalam jumlah besar (infus), larutan obat suntik harus bebas pirogen dan isotonis.

5. Intratekal (sumsum tulang belakang)

Penggolongan berdasarkan cara

penyuntikan :

6. Intraperitonial (rongga perut). Penyerapan

besar, bahaya infeksi besar.7. Peridural (rongga epidura, lapisan

penutup otak dan sumsum tulang belakang8. Intrasisternal ( ke dalam saluran sumsum

tulang belakang, pada dasar otak)

9. Intrakardial, langsung ke jantung

2.2. PELARUT/PEMBAWA

Pelarut dan zat pembawa yang dipakai pada pembuatan obat suntik dibagi 2 bagian :

1. Pembawa mengandung air2. Pembawa bukan air.

2.2.1.Pembawa mengandung air

Zat pembawa yang mengandung air untuk injeksi harus memenuhi persyaratan tertentu misalnya uji pirogen dan uji endotoksin bakteri.

Kecuali dinyatakan lain umumnya digunakan air untuk injeksi (aqua pro injeksi= air hasil proses destilasi 2 X dan telah disterilkan) sebagai zat pembawa.

2.2.1.Pembawa mengandung air

NaCl dapat ditambahkan dengan jumlah tertentu agar larutan isotonik.

Injeksi natrium klorida atau injeksi ringer dapat digunakan sebagian atau keseluruhan sebagai pengganti air untuk injeksi kecuali dinyatakan lain dalam monografi.

• Fisik air untuk injeksi harus jernih, tidak berbau dan tidak berasa

2.2.2 Pembawa bukan air

• Pembawa bukan air digunakan bila obat tidak larut dalam air dan tidak stabil dalam suasana air.

• Syarat-syarat pembawa bukan air :1. inert2. dapat diterima oleh tubuh3. dapat diserap dengan baik

Syarat-syarat pembawa bukan air :

4. tidak berbahaya dalam jumlah yang disuntikan

5. tidak mengganggu khasiat obat

6. tidak mengganggu uji penetapan kadar, identifikasi dan pemeriksaan lain

Macam-macam pembawa bukan air :

1. Minyak2. Monogliserida dan digliserida

sintetik dari asam lemak

ad.1. Minyak

• Minyak yang digunakan untuk injeksi harus berasal dari tanaman, tidak berbau atau

• hampir tidak berbau dan tidak memiliki rasa tengik.

•Persyaratan minyak untuk injeksi:

1. Uji parafin padat seperti yang tertera pada minyak mineral tanggas pendingin dipertahankan pada 10°C

2. Bilangan penyabunan 185 - 200

3. Bilangan jodium 79-128

Persyaratan minyak untuk injeksi:

4. Bahan tak tersabunkan seperti pada lemak dan minyak lemak.

5. Asam lemak bebas tidak lebih dari 2,0 ml NaOH 0,02 N yang diperlukan untuk menetralkan lemak dan minyak lemak

ad. 2. Mono dan digliserida

• Dapat digunakan sebagai pembawa apabila cairan tetap jernih kalau didinginkan pada suhu 10° C dan

• Mempunyai bilangan yodium tidak lebih dari 140.

2.3 Bahan tambahan lain

–Fungsi bahan tambahan:

1. Untuk meningkatkan stabilitas dan efektivitas sediaan injeksi, kecuali dinyatakan lain pada masing-masing monografi.

2. Jumlah bahan tambahan tidak berbahaya ditambahkan dalam jumlah tertentu (yang digunakan)

Fungsi bahan tambahan:

3. Tidak mempengaruhi efek terapeutik, atau memberikan respon dan tidak mengganggu penetapan kadar

4. Tidak ditambah zat pewarna

• Penambahan zat tambahan harus hati-hati untuk sediaan lebih dari 5 ml.

• Contoh zat tambahan yaitu :a)Zat pengawet yang mengandung

raksa <0.01 %b)Surfaktan ionik <0,01%c)Klorbutanol,kresol dan fenol < 0,5 %d)Belerang dioksida atau K, Na sulfit,

bisulfit atau metabisulfit <0,2 %

• Pengawet yang sesuai bertujuan untuk mencegah pertumbuhan mikroba dan ditambahkan dalam injeksi yang dikemas dalam dosis ganda. Apapun metode sterilisasi yang digunakan.

• Kecuali dinyatakan lain, sesuai monografi atau kecuali zat aktifnya sudah antimikroba. Bahan pengawet harus memenuhi persyaratan Uji efektivitas pengawet.

• Udara diatas wadah dapat diganti dengan gas inert, bila injeksi sensitif terhadap oksigen.

• Syarat zat tambahan :

1 .Tidak membentuk senyawa baru dengan efek

farmakologi yang baru

2. Tidak mempengaruhi efek terapi zat utama

3. Tidak mengganggu penetapan kadar

Syarat zat tambahan :

4. Tersatukan dengan zat-zat lain

5. Tidak menimbulkan reaksi antigen antibodi

6. Tidak merangsang

7. Tidak bermaksud untuk memberi warna

• Penggolongan zat tambahan :

I. Yang memperbaiki kerja obat:

1. Golongan anastetika lokal

2. Golongan pembentuk isotoni

3. Golongan yg memperpanjang

kerja obat

4. Golongan yang memperbesar

kelarutan

•Penggolongan zat tambahan :

II. Golongan Stabilisator :

1. Pengawet2. Anti oksidan3. Pengatur pH4. Zat pensuspensi

• Penggolongan zat tambahan :

I. Golongan yang memperbaiki kerja obat:1.1 Golongan anastetika lokain : Prokain HCl

Lidokain HCl1.2 Pembentuk Isotoni/isohidri :

Isotoni :NaCl Glukosa

Isohidri :dapar, asam, basa.

Penggolongan zat tambahan :

1.3 Golongan yang memperpanjang efek terapi obat Contoh : vaso konstruktor

Bahan tambahan yang sukar diserapPenginaktivasi obatZat hidrokoloidPembawa yang tidak larut

1.4. Zat yang melarutkan/memperbesar kelarutan :Contoh : Etil alcohol ( etanol)

Etilen diamin NaOH HCl, dll

Penggolongan zat tambahan :

II Peningkat stabilisator: 2.1. Pengawet2.2 Anti oksidan2.3 Pengatur pH2.4 Zat pensuspensi

• Tujuan penambahan pengawet: untuk mencegah pertumbuhan mikroorganisme pada sediaan obat suntik dosis ganda.

• Kerusakan yang mungkin timbul akibat pertumbuhan mikro organisme :

1. Kimia2. Fisika3. Mikrobiologi

• Usaha pencegahan terjadinya kontaminasi :

1. Cara peracikan yang baik2. Sterilisasi 3. Pemakaian bahan pengawet4. Wadah dan cara penyimpanan

yang baik (tutup, suhu dan cahaya)

• Penggolongan Pengawet anti

Mikroba :

1. Garam kuartener amonium2. Alkohol3. Fenol4. Senyawa merkuri organik5. Asam benzoat6. DllCatatan : Bahan pengawet efektivitasnya bertambah dengan penambahan

dinatrium edetas (EDTA).

Pengawet untuk pembawa air :

Parenteral Obat mata

• Fenol 0,5% -• Kresol 0,3 % -• Klorokresol 0,1 % -• Klorbutanoi 0,5 % -• Fenil merkuri nitrat 0,001 % 0,002 %• Benzalkonium klorida 0,01 % 0,01 %• Benzetonium klorida 0,01 % -• Benzil alkohol 2 % -• Nipagin 0,18%• Nipasol 0,02 %• Klorheksidin aseiat - 0,01%• Fenil etilalkohol - 0,5 %• Polimiksin Bsulfas - 2000 u/ml

Pengawet untuk Pembawa minyak: Tokoferol

• Anti Oksidan

Tujuan : Mencegah terjadinya oksidasi (oleh udara dan air) Yang dipercepat dengan : cahaya,

udara dan ion logam berat.

Syarat anti oksidan :

1. Efektif pada kadar rendah2. Tidak merangsang pada kadar

efektif3. Tidak memberikan perubahan

warna4. Mudah larut5. Tersatukan dengan obat

Penggolongan Anti Oksidan

1. Anti oksidan sejati2. Anti oksidan yang mengikat logam3. Anti Oksidan yang bersifat reduktor

Anti Oksidan

1. Anti Oksidan Sejati• Berfungsi sebagai anti oksigen, yang

bertujuan mencegah terjadinya reaksi oksidasi

dengan jalan bereaksi dengan radikal bebas.• Contoh : Alkil galat

Butil hidroksi anisol Butil hidroksi toluen Tokoferol

Anti Oksidan2. Yang mengikat Logam• Zat-zat ini akan bereaksi dengan

ion-ion logam berat• Contoh : Asam sitrat dan garamnya Asam edetat dan

garamnya

Anti Oksidan3. Yang bersifat reduktor• Zat anti oksidan yang berpotensi redoks lebih

kecil dari zat yang dilindungi dan akan teroksidasi lebih dulu.

• Contoh : garam2 natrium dan kalium dari senyawa :

Sulfit Bisulfit Metabisulfit Pirosulfit

Pengatur pH

• Tujuan pengaturan pH :1. Menstabilkan larutan terhadap perubahan kimia2. Memperoleh stabilitas optimum3. Memelihara kerja farmakologi4. Mencapai keadaan isohidri

Penggolongan pengatur pH :

1. Dapar2. Asam3. Basa4. Senyawa yang bersifat basa

Penggolongan pengatur pH :

1. DAPAR :

dapar borat: H3BO3 + Na2B4O7.10 H2O pH 6,3-9,05

dapar fosfat: NaH2PO4.2H2O + Na2HPO4 pH 5,3 - 7,6

dapar fosfat isotonik: NaH2PO4 + Na2H PO4 + NaCl pH : 5,9 -8,0

Penggolongan pengatur pH :

2. Asam : asam klorida, as. Asetat, as askorbat dan

as. Sitrat

3. Basa : Na karbonat, na- sitrat, Na- bikarbonat, Na- hidroksida dan seny. Amino

ZAT PENSUSPENSI

• Syarat zat pensuspensi :Tidak bersifat antigenik, pirogenik dan hemolitik pada kadar yang digunakan.

ZAT PENSUSPENSI

• Jenis zat pensuspensi :1 . Surfaktan2. Hidrokoloid3. Dll

SURFAKTAN:

• Sorbitan trioleat (span 85)• Polisorbat 80 (tween 80)• Polioksi etilensorbitan monolaurat• Polietilen-polipropilen non ionik

(pluronik F680)• Lecitin• Emulphor El-620

SURFAKTAN:• Hidrokoloid :- CMC- Gelatin- Tilose- Povidon- Sodium alginat

SURFAKTAN:• Lain-lain :- Aluminium monostearat- PEG- Silikon antifoam- Sorbitol

2.3 PIROGEN

• Sifat-sifat pirogen :1. Bersifat pireksial (dapat

menimbulkan panas) Pirex berarti panas2. Merupakan senyawa lipid

mengandung polisakarida

Sifat-sifat pirogen :

3. Potensi pirogenik meningkat dengan adanya protein

4. Hasil metabolisme bakteri: endotoksin dan eksotoksin

5. Mempunyai BM besar (lebih dari 1 juta) dan molekul berantai panjang

PIROGEN• Gejala pireksial:

1. Suhu naik2. Sakit kepala dan kaki3. Mual4. Eritema pada penyuntikan

PIROGEN• Cara menghilangkan pirogen :

1. Pemanasan larutan 245° C , 45 menit 2. Dibilas dengan air bebas pirogen3. Diserap dengan karbon aktif4. Pemanasan dengan larutan alkali

pekat, zat pengoksidasi (H2O2)

PIROGEN

•Uji Pirogenitas :Binatang : -. kelinci

-. limulus amoebocytlysat

Uji Pirogenitas :

• Kelinci: Kelinci disuntik dengan lar. Uji

melalui iv pada telinga, 10 ml/kg BB

Pada tiga ekor kelinci, hasilnya bila ada kenaikan suhu untuk tiap kelinci < 0,6 °C dan 3 kelinci <1,2° C

PIROGEN• Sumber -sumber pirogen :

1. Zat-zat yang digunakan2. Alat-alat3. Pelarut4. Cara penyimpanan ( antara proses

pembuatan dan sterilisasi)5. Wadah air

PIROGEN• Sifat sifat pirogen

1. Termostabil2. Larut dalam air3. Tidak terpengaruh oleh

bakterisid 4. Tidak mudah menguap

2.4. WADAH

• Harus diperhitungkan sebagai komponen

• Syarat wadah :1. Terbuat dari bahan yang kuat2. Tahan dipindahkan3. Tahan sterilisasi4. Tahan terhadap perubahan suhu5. Transparan

WADAH• Ukuran: 0,5-1000 mL0,5-10 mL ampul10- 100mL viallebih besar botol

• Dosis tunggal: sampai 1000 mL• Dosis ganda : „ 30mL

PENGISIAN OBAT SUNTIK

• Volume yang dianjurkanVol etiket(mL ) Volume Tambahan (mL)

Larutan encer Larutan Kental0,5 mL 0,1 mL 0.12 mL1,0 0,1 0,152.0 0,15 0,255,0 0,3 0,510 0,5 0,720 0,6 0,930 0,8 1,250 atau lebih 2 % 3 %

• " Kalau ampul harus disemprot uap air

PENANDAAN

• Tulisan pada wadah dan kemasan terdiri dari :1. Nama pembuat2. Nama sediaan3. Volume sediaan4. Padatan : bobot padatan + vol

pembawa5. Kadar tiap komponen /satuan volume6. Tanggal kadaluarsa7. Label

BAHAN KEMASAN :Gelas dan plastik

•GELAS- suatu silikon dioksida dengan

logam logam :BOR, oksida : Na,K,CaJMg,Mn,AL, Fe

• Menurut USP gelas ada tipe I, II dan III

top related