bab ii laporan magang syafa'at
Post on 12-Dec-2015
201 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
Laporan Magang di PT Syafaat Marcomm
BAB II
DESKRIPSI DAN PEMBAHASAN
2.1 Gambaran Umum Perusahaan
2.1.1 Profil Perusahaan
2.1.1.1 Sejarah Singkat PT Syafa’at Marcomm
Kegelisahan bisnis disebabkan praktik-praktik bisnis yang
menghalalkan segala cara, produk-produk yang tidak halal yang beredar dipasaran
yang menjadikan masyarakat mengalami penurunan dekadensi moral serta
problem-problem yang ada ditengah-tengah masyarakat lainnya. Andika
Dwijatmiko, Bey Laspriana, dan Dwi Condro Triono mencoba menyatukan
kegelisahan yang sama. Mencoba ikut menyumbangkan solusi alternatif bagi
perkembangan komunikasi visual. Pada tahun 1996, bermula dengan
bandrol Rancang Grafis Syafa’at mencoba ikut meramaikan bisnis desain
grafis di Jogja. Tidak ada di dalam benak mereka bertiga untuk
menjadikan Syafa’at ini perusahaan konsultan periklanan modern berbasis
syariah.
Sederhana saja awalnya, saat itu mereka hanya ingin klien yang datang
pada mereka, bisa terbantu dengan media-media yang mereka tawarkan secara
visual mampu menjadikan brand yang mereka bawa menjadi lebih baik di mata
consumer mereka. Aqad yang syar’i serta kenyaman perusahaan yang didesain
secara Islami menjadi keunggulan yang mereka tawarkan kepada klien mereka.
Hanya itu saja!. Tapi waktu terus berjalan. Laju pertumbuhan perusahaan yang
tanpa target maupun tujuan bahkan lemahnya misi, visi, dll, memaksa mereka
mengalami stagnasi.
Pada tahun 1999 mereka sadar bahwa perusahaan ini akan mengalami
prospek ke depan yang luar biasa seiring dengan menjamurnya lembaga/
perusahaan syari’ah. Hal ini tentu membawa mereka pada pemikiran untuk
melakukan revitalisasi manajemen. Tepat pada bulan juli tahun 2000 mereka
7
Laporan Magang di PT Syafaat Marcomm
melakukan launched logo baru disertai visi dan misi serta target pencapaian
perusahaan yang baru. Lahir dengan brand Syafa’at Advertising, hadir sebagai
sosok perusahaan konsultan periklanan modern berbasis syari’ah. Syafa’at
Advertising hadir sebagai respon atas pergeseran peradaban dan dihadapkan pada
perubahan global yang semakin kompetitif dan cair, menuntut untuk penciptaan
sistem periklanan yang efektif, efisien, serta komunikatif dengan dukungan aqad-
aqad yang syar’i. Menjadikan Syafa’at yang dibangun dengan obsesi Advertising
Islami terbesar Asia Pasifik lebih bersemangat untuk ikut menyumbangkan
kemampuannya demi kemajuan periklanan Jogja khususnya dan perkembangan
periklanan nasional pada umumnya.
Sangat banyak petarung di bisnis ini tapi hanya yang bertahan dengan
segenap keunikan dan solusi yang jitu sajalah yang akan menghantarkan brand
mereka (klien) menjadi Top of Mind ditengah-tengah masyarakat. Syafa’at
Advertising berusaha keras untuk itu. Syaria based, alternative solution, brilliant
concept, visually unic merupakan empat hal yang ditawarkan untuk mewujudkan
kemajuan bersama.
Tahun 2010 sebagai tonggak sejarah baru munculnya brand dengan
semangat yang lebih menggelora. Selama ini dikenal sebagai Syafa’at Advertising
berubah menjadi Syafa’at Marketing Communication [baca: Syafa'at
Marcomm]. Menjelma menjadi sosok yang lebih dewasa, menatap laju
perkembangan pemasaran/ periklanan/ dan aktifitas branding yang terintegrasi di
era digital marketing ini. Berupaya mengembangkan diri menjadikan Anda, brand
Anda sebagai partner yang memiliki semangat sama, menjadikan brand tidak
sekedar top of mind namun memiliki market share yang tinggi. Tidak hanya itu,
akan menjadikan brand Anda dicintai target audience. Insya Allah.
2.1.1.2 Visi dan Misi PT Syafa’at Marcomm
Visi:
Tahun 2020 “Menjadi Perusahaan Markom Syariah Pertama dan Paling
Berpengaruh di Asia Pasific”
8
Laporan Magang di PT Syafaat Marcomm
Misi:
1. Menjadi perusahaan markom syariah yang menjadi benchmark
perusahaan kreatif lain.
2. Menjadikan seluruh pemodal, pengelola, dan karyawannya taat
kepada syariat Allah.
3. Menjadikan Islam lebih kreatif dengan menghasilkan strategi dan
kreatifitas syari'e yang membumi dan akrab di tengah-tengah
masyarakat.
2.1.2 Struktur Organisasi
PT Syafa’at Marcomm terdiri dari dua manajemen utama, yaitu
manajemen wilayah Jakarta dan manajemen wilayah Yogyakarta. Akan tetapi,
secara keseluruhan PT Syafa’at Marcomm memiliki satu manajemen pusat yang
dipimpin langsung oleh tiga orang founder Syafa’at Marcomm. Berikut adalah
struktur organisasi di PT Syafa’at Marcomm yang dapat dilihat dalam gambar 2.1
berikut ini:
Gambar 2.1
Struktur Organisasi PT Syafa’at Marcomm
Sumber: Syafa’at Marcomm
9
Laporan Magang di PT Syafaat Marcomm
2.1.3 Tim Syafa’at Marcomm
Tim PT Syafa’at Marcomm yang terdiri dari fouders (Andika Dwijatmiko,
Bey Laspriana dan Dwi Condro Triono) beserta karyawan lainnya dapat dilihat
dalam lampiran laporan magang ini.
2.1.4 Kompetensi
Adapun kompetensi PT Syafa’at Marcomm tawarkan kepada klien adalah
sebagai berikut:
Tabel 2.1
Kompetensi PT Syafa’at Marcomm
Marketing Communication Strategy Kompetensi
1. Product Campaign
a. Above the line
b. Below the line
c. Through the line
2. Corporate Branding
a. Logo
b. Brand Name
c. Merchandise
d. Stationary set
e. Dll
3. Graphic Boutique
a. Cover buku/majalah/CD/DVD
b. Annual report
c. Brosur
d. Poster
e. Katalog
f. Buku
(Bersambung)
10
Laporan Magang di PT Syafaat Marcomm
Marketing Communication Strategy Kompetensi
g. Kartu pos
h. Undangan
i. Kemasan produk
j. Dll
4. Multimedia
a. Desain web
b. CD interaktif
c. CD presentasi
d. Opening tune
e. Bumper
f. Dll
Sumber: Syafa’at.com
2.1.5 Client
Berikut adalah beberapa klien yang pernah ditangani oleh PT Syafa’at
Marcomm:
Gambar 2.2
Daftar Klien PT Syafa’at Marcomm
Sumber: www.syafaat.com
11
Laporan Magang di PT Syafaat Marcomm
Keterangan gambar klien diatas dapat dijelaskan dalam daftar daftar klien
PT Syafa’at yang dapat dilihat dibawah ini:
1. Palang Merah Indonesia (PMI) Pusat
2. Dompet Dhuafa
3. Bank Jabar Banten Syariah
4. BULOG
5. Bank Sumselbabel Syariah
6. KUBIK Training
7. UIN Sunan Kalijaga
8. UGM
9. Badan Wakaf Indonesia (BWI)
10. DD Livestock
11. Tebar Hewan Kurban (THK)
12. Tabung Wakaf Indonesia (TWI)
13. Masyarakat Mandiri (MM)
14. DD Travel
15. Baitul Maal Hidayatullah (BMH)
16. Baznas
17. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY)
18. OMUS
19. Indonesia Magnificence of Zakat (IMZ)
20. STMIK Jend. A. Yani
21. Permodalan BMT
22. STEI Hamfara
23. Lazis UII
24. Intermasa
25. Yatim Mandiri
26. SQN (Sebar Qurban Nusantara)
27. PKPU
12
Laporan Magang di PT Syafaat Marcomm
28. BIG (Brotherhood of Islamic Gamer)
29. ON (Omega Nusantara)
30. Jamil Azzaini
31. RSIJ (Rumah Sakit Islam Jakarta)
32. AIKII (Asosiasi Industri Kreatif Islam Indonesia)
33. Lazis NU
34. Dll
2.1.6 Award
Dalam keberjalanannya, PT Syafa’at Marcomm telah mampu
menunjukkan prestasinya dibidang periklanan dan juga marcomm pada
khususnya, berikut adalah beberapa penghargaan yang pernah diperoleh oleh PT
Syafa’at Marcomm.
1. Pinasthika Creativestival 2012
a. Bronze : TVC “Kutunggu Qurbanmu” SQN-PKPU. Baskara
Category
b. Finalist : Print Ad “Harumnya Abadi” BWA. Baskara Category
c. Finalist : Print Ad “Jangan Ditahan” PKPU. Baskara Category
d. Gold : Print Ad “Kutunggu Qurbanmu” SQN-PKPU. Baskara
Category
2. Pinasthika Creative Festival 2011
a. Finalist: Print Ad “kepedulian kita bangkitkan kemandirian mereka
( versi nyetir)” Yatim Mandiri. Baskara Category
b. Finalist: Print Ad “origami kambing” Yatim Mandiri. Baskara
Category
c. Finalist: Print Ad “satu bulu satu kebaikan ( versi ikal)” SQN
PKPU. Baskara Category
d. Finalist: Print Ad “satu bulu satu kebaikan (versi kribo)” SQN
PKPU. Baskara Category
e. Bronze: TVC “shalat take care of you” SLTEC. Baskara Category
13
Laporan Magang di PT Syafaat Marcomm
f. Bronze: Print Ad “kepedulian kita bangkitkan kemandirian mereka
( versi laptop)” Yatim Mandiri. Baskara Category
g. Finalist: Logo BIG. Graphic Design Category
h. Bronze: Logo THK (Tebar Hewan Kurban). Graphic Design
Category
i. Silver: Logo Syafa’at Marcomm. Graphic Design Category
j. Silver: T-Shirt “Jogja Istimewa” P3i DIY. Graphic Design
Category
k. Gold: Logo ON (Omega Nusantara) Dompet Dhuafa. Graphic
Design Category
l. Gold: TVC “Super Gizi Kurban Versi Beat Box” Yatim Mandiri.
Bawana Category
m. Gold: Best Entry Bawana TVC “Super Gizi Kurban Versi Beat
Box” Yatim Mandiri
3. Pinasthika Advertising Festival 2010
a. Finalist: TVC SLTEC versi silat. Baskara Category
b. Finalist: TVC Fit Habit Joglo Fitness. Baskara Category
c. Finalist: Invitation “Water Action for People” BWA. Graphic
Design Category
d. Finalist: Poster ”Buku Laris” Irtikaz. Graphic Design Category
e. Bronze: Print Ad “Unlimited Marcomm” Syafa’at. Baskara
Category
f. Bronze: TVC Rock n Bowl Saphir Square. Bawana Category
g. Gold: Corporate ID “World Zakat Forum” DD. Graphic Design
Category
4. Pinasthika Advertising Festival 2009
a. Finalist: Cover Kubik Leadhership. Graphic Design Category
b. Finalist: Print Ad Zakat untuk Pendidikan BMH. Baskara Category
c. Finalist: Corporate ID Syafa’at Adv. Graphic Design Category
14
Laporan Magang di PT Syafaat Marcomm
5. Pinasthika Festival Iklan 2008
a. Bronze: Print Ad “Sempurnakan dengan do’a” klien Dompet
Dhuafa
b. Finalist: Unconventional Media “Robot Cerdas” klien Amik
Kayani
c. Finalist: Print Ad “Zakat Membahagiakan” klien Dompet Dhuafa
d. Finalist: TVC “Zakat Membahagiakan” klien Dompet Dhuafa
e. Silver: CD Interactive Syafa’at Adv “Mengubah Dunia”
f. The Best Illustration: CD Interactive Syafa’at Adv “Change the
World”
6. Pinasthika Festival Iklan 2007
a. Finalist: versi “Cek dan Timbangan” klien Baznas DD
b. Finalist: versi “Peci Haji” Klien DD Travel
c. Finalist: versi “Tetap sama…” Klien Baznas DD
d. Bronze : versi “Brangkas Apung” Baznas DD
e. Bronze : versi “Sajadah” Klien DD Travel
7. Pinasthika Adfest 2006
a. Finalist: Iklan Event 4 versi iklan klien THK DD
b. Finalist: PSA 2 versi iklan klien DD.
c. Finalist: Kategori PSA Biwara versi “Jaguar” klien Baznas
d. Finalist: Kategori PSA Bawana versi “Rokok Pocong” Syafa’at
e. Bronze: PSA versi “Jaguar” klien Baznas. Baskara Category
8. Pinasthika AdFest 2005
a. Finalis Print Ad: Jangan Biarkan Kurban Anda Menghiasi Kota,
Klien :THK
b. Finalis Print Ad: Aceh Berduka, Klien : DD
15
Laporan Magang di PT Syafaat Marcomm
9. Pinasthika Adfest 2004
a. Finalis Print Ad Event, Web Design klien Linux Learning Center
Jogja
b. Bronze: Company Profile Syafa’at Adv
Sumber: www. Syafaat.com
2.2 Strategic Planner di PT Syafa’at Marcomm
Sebagaimana yang dipaparkan oleh Bey Laspriana, COO (Chief
Operasional Officer) yang sekaligus menjadi Account Director dan Stategic
Planner Director dalam bukunya Proud of You (2012:83) bahwa Strategic
Planner merupakan Istilah yang baru muncul dalam dunia periklanan sekitar
tahun 2010-an yang hampir bersamaan dengan istilah marketing communication
yang mulai populer lebih dahulu, dimana perusahaan-perusahaan atau agensi
periklanan lebih banyak menggunakan nama advertising daripada marketing
communication (marcomm) yang ternyata lebih populer di kalangan akademis dan
dunia Barat.
Strategic planning sesungguhnya bukanlah hal baru dalam dunia
periklanan atau advertising jika dilihat dari segi fungsinya.Stratplanner yang
tugansnya lebih di dominasi oleh berbagai riset (merek, produk, pasar, konsumen,
kompetitor, dll), analisis, konseptual dan segala hal yang berhubungan dengan
strategi komunikasi merupakan bagian dari tugas Account Executive (AE),
khususnya Account Director.
Seiring dengan perkembangan perusahaan dan beratnya tugas AE, maka
Syafa’at Marcomm memutuskan untuk membentuk sebuah departemen baru yang
mereka namakan Strategic Planning. Departemen inilah yang memikirkan
problem pemasaran dan komunikasi yang dihadapi klien, kemudian dirumuskan
dalam bentuk brand platform, strategi komunikasi, strategi media hingga
menghasilkan sebuah rencana strategis komunikasi pemasaran terbaik untuk
menjawab problem klien. Pekerjaannya menjadi lebih fokus dengan expertise
yang juga lebih spesifik. Dan dari sinilah kemudia tim kreatif meng-explore
16
Laporan Magang di PT Syafaat Marcomm
menjadi sajian strategi marketing communication yang lengkap hingga
visualisasinya di berbagai media secara efektif dan efisien.
Tim strategic planning sering terlibat aktif dalam briefing session dan
creative review sehingga mereka bertanggungjawab untuk menjelaskan creative
brief secara detail kepada tim kreatif sehingga dihasilkan ide-ide yang
spektakuler yang sesuai dengan on the track strategi dasar serta antara konten
dan konteks harus sesuai dengan problem yang sedang dihadapi klien. Tim
strategic planning juga membantu melakukan presentasi untuk menjual konsep
dan ide yang diusulkan oleh tim.
Dikatakan oleh Muh. Civic Jati Prastowo (AE Syafa’at Marcomm) yang
dikutip dalam buku Proud Of You (2012:85) yaitu, “Strategic Planner adalah
‘jantung’-nya marcomm di Syafa’at” dimana maksudnya adalah strategic planner
mewakili peran seorang “man behind the gun”, dimana mereka bertugas
memikirkan konsep dan strategi yang hasilnya akan dieksplorasi oleh kreatif
menjadi sebuah karya kreatif besar.
Sebagai konseptor, seorang strategic planner memiliki peran untuk
mengubah client brief menjadi sebuah creative brief yang “hidup”. Yaitu
memformulasikan segala informasi tentang brand dari klien menjadi bagian-
bagian yang siap disusun agar memiliki bentuk kerangka yang utuh.
Dalam menghasilkan sebuah karya kratif besar, maka diperlukan alur kerja
sama yang setidaknya terdiri dari tiga bagian (departemen) yaitu AE
(communicator), Stratplan (Conceptor), dan Creative (creator). Bey Laspriana
(2012:85) memberikan gambaran alur kerja antar departemen ini menjadi “3C
teamwork”(Communicator,Conceptor, Creator).
Seorang strategic planner harus mampu memahami apa latar belakang dan
mencari akar masalah yang dihadapi klien dengan brand-nya, dengan begitu
tujuan (objective) komunikasi bisa ditetapkan. Selain itu, peran dan tantangan
lainnya adalah menemukan apa sebenarnya yang menjadi kekuatan, keunikan dan
perbedaan brand/produk/jasa yang dimiliki klien dari para kompetitornya. Dalam
17
Laporan Magang di PT Syafaat Marcomm
bahasa yang Syafa’at sering gunakan adalah menemukan brand insight-nya
(competitiveness). Di sisi lain, seorang strategic planner juga harus tahu siapa
yang menjadi target audiensnya. Berikut adalah alur kerja antar departemen
sebagaimana yang telah dijelaskan di atas.
Gambar 2.3
3C Teamwork
Sumber: Proud of You (2012: 86)
Lebih jauh lagi, Bey Laspriana dalam bukunya Proud Of You (2012:88)
juga menjelaskan bahwa pada brand, seorang strategic planner harus mampu
menemukan kekuatan, baik dari sisi keunikan (USP) maupun sisi emosionalnya
(ESP), termasuk juga differnsiation-nya. Sehingga muncullah brand insight-nya.
Sedangkan pada konsumen (target audience), tim strategic planner harus
menguraikan secara detail minimal dua aspek pokok yaitu, (a) siapa, karakter,
kebiasaan, lingkungan, dan bagaimana respon target audiens kepada
brand/produk/jasa yang ditawarkan. Apa yang sebenarnya mereka harapkan dari
18
Laporan Magang di PT Syafaat Marcomm
apa yang kita tawarkan. Dan untuk mendapatkan “rahasia” keinginan dan
kebutuhan konsumen ini perlu dilakukan surveii terhadap siklus hidup harian
konsumen mulai dari bangun tidur hingga mereka tidur lagi (life journey),
sehingga ketemulah insight yang sesungguhnya dari konsumen yang disasar.
Kedua, (b) dari survei diatas, kita akan memperoleh data dimana saja
konsumen bisa ditemui oleh brand/produk/jasa atau yang sering disebut dengan
contact point. Hal ini akan berhubungan dengan media yang akan kita gunakan
untuk menyasar target audiens kita. Strategic planner juga dapat memberikan
rekomendasi bentuk-bentuk kegiatan komunikasi (brand activation) yang sesuai,
efektif dan akhirnya menjadi efisien.
2.2.1 Strategic Planning Marcomm Syari’ah
Bagi Syafa’at yang sejak berdirinya merupakan perusahaan syariah,mka
kata syariah yang menyertai marcomm strategic planning sebenarnya merupakan
konsekuensi logis. Jalan yang dipilih oleh Syafa’at bukanlah sekedar “gaya-
gayaan”, latah atau aksesoris belaka. Namun, Syafa’at mencoba menjalankan
perintah Allah SWT sebagaimana Firman-Nya dalam QS. An-Nisa (4): 59, yang
artinya adalah : “Wahai orang-orang yang berimana! Taatilah Allah dan Rasul
(Muhammad) dan Ulil Amri (penguasa) diantara kamu “. Selain itu, dalam QS.
Al-Hasyr (59): 7, yang artinya adalah: “...Apa yang diberikan Rasul kepadamu,
maka terimalah. Dan apa saja yang dilarangnya bagimu, maka tinggalkanlah...”.
Ayat-ayat diatas yang kemudian menjadi landasan bagi Syafa’at dalam
menjalankan roda bisnisnya. Dengan begitu, kata “syariah” pada syariah
marketing communication memastikan bahwa aqidah dan aturan-aturan yang ada
dalam Al-Qur’an dan Al-Hadits serta apa yang keluar dari keduanya (Ijma dan
Qiyas) harus menjadi landasan dari semua aktivitas (baik konseptual hingga
implementasi) marketing communication.
Maka dari itu, Syafa’at Marcomm merumuskan kekuatan syariah
marketing communication terletak pada AQIDAH ISLAM dan SYARIAH
ISLAM yang menjadi: (1) Landasan bagi kemunculan gagasan besar; ide; detail
19
Laporan Magang di PT Syafaat Marcomm
konsep serta strategi kreatif. Ini yang disebut frame of mind. (2) Dasar bagi
implementasi serta eksekusi kreatif, baik pada strategi pesan, desain komunikasi
visual, maupun strategi media termasuk timeline dan alokasi budget-nya yang
dengan istilah lain Syafa’at menyebutnya frame of work.
2.2.1.1. Frame of Mind
Proud of You (2012:94) memaparkan bahwa diranah “frame of mind”,
seorang Strategic Planner dengan “kaca mata” dan syariah mindset harus
mengerahkan segenap kekuatannya untuk minimal lima hal, yaitu pertama:
memahami apa yang menjadi problem brand. Kedua: mengungkapkan potensi
terkuat yang dimiliki brand. Ketiga: menentukan dan memahami siapa yang akan
menjadi segmennya. Keempat: memikirkan strategi dan pendekatan
komunikasinya, dan yang kelima: tidak bertentangan dengan aqidah dan syariah
Islam serta memberikan efek dakwah (kemaslahatan umum bagi umat manusia).
Adapun bagan dari frame of mind dan frame of work Syafa’at Marcomm akan
dilampirkan dalam lampiran laporan magang ini.
Seperti yang dipaparkan oleh Bey Laspriana, satu dari tiga Founder of
Syafa’at Marcomm dalam buku mereka yang berjudul Proud of You (2012: 94)
bahwa stategic planner syariah harus mampu memahami posisi brand atau
produk yang akan “digarap”. Apakah jelas halalnya, jelas haramnya, atau
mungkin “ikhtilaf” (masih ada perbedaan secara fiqh). Oleh karenanya, tidak
mungkin Syafa’at Marcomm akan menggarap proyek marketing communication
yang berhubungan dengan perayaan suatu agama, menangani suatu produk
perbankan konvensional yang jelas “ribawi” meski direkturnya seorang ulama
sekalipun, meng-campaign kampanye parpol (partai politik) sekuler atau parpol
Islam tapi sekuler, produk minuman keras (khamr), termasuk menggarap iklan
rokok yang dikalangan Ulama masih ikhtilaf halal-haram-nya. Namun sebaliknya,
bisa saja Syafa’at Marcomm menggarap sebuah produk halal meski pemiliknya
adalah orang atau perusahaan non muslim, selama masih dalam koridor
muamalah yang diperbolehkan oleh syariah.
20
Laporan Magang di PT Syafaat Marcomm
2.2.1.2 Frame of Work
Adapun “frame of work” merupakan rangkaian aktivitas kreatif yang
menghasilkan berbagai bentuk komunikasi pemasaran sebagai realisasi atas
strategi yang sudah dirancang dalam keragka (frame) syariah. Pada wilayah ini
seorang strategic planner lebih berperan sebagai tim yang akan memberikan
penjelasan (brief) tentang detail creative brief beserta communication grand
strategy. Memberikan arahan, mengontrol pelaksanaan eksekusi dan melakukan
validasi, sesuai tidaknya antara hasil eksekusi dengan strategi yang telah disusun.
Strategic planner juga akan memberikan pertimbangan-pertimbangan khusus
terhadap aspek-aspek syariah saat tim kreatif memberikan konten (what to say),
cara pendekatan (how to say) dan media komunikasi yang akan digunakan.
Dari uraian panjang yang dituliskan dalam buku Proud of You tentang
Strategic Planning Sharia Marketing Communication , maka syariah memang
menjadi kekuatan tersendiri sekaligus menjadi identitas pembeda, baik input
process output.
2.3 Pelaksanaan Magang
2.3.1 Waktu dan Lokasi Magang
Penulis melakukan kegiatan magang setiap hari Senin-Jum’at pada jam
08.30-16.30 Wib di PT Syafa’at Marcomm kantor Jakarta di alamat: Jl. Jelita I
blok Q No. 379 Rawamangun, Jakarta Timur Indonesia 13220. Telp/Fax (021)
47884285. Selama dalam kegiatan magang ini, penulis ditempatkan pada
departemen strategic planning.
21
Laporan Magang di PT Syafaat Marcomm
2.3.2 Jadwal dan Aktifitas Magang di PT Syafa’at Marcomm (Terlampir)
Dibawah ini adalah tabel yang menyajikan data berupa jadwal dan aktifitas
magang yang penulis lakukan di PT Syafa’at Marcomm terhitung sejak hari Rabu,
26 Desember 2012 sampai dengan Jum’at, 22 Februari 2013.
Tabel 2.2
Jadwal dan Aktifitas Magang di PT Syafa’at Marcomm
Hari/Tanggal
Jam
Masuk
Kerja
Jam
Keluar
Kerja
Deskripsi Kegiatan
Rabu,
26 Desember 201210.30 Wib 16.30 Wib
1. Perkenalan tim
2. Brain storming PKPU
3. Brain storming Yatim
Mandiri-Bestari
Kamis,
27 Desember 201208.30 Wib 16.30 Wib
1. Rapat koordinasi AE +
Strategic Planner
2. Diskusi tim untuk
program PKPU
3. Menyusun Bestari
Strategic Planning
Jum’at
28 Desember 201209.30 Wib 17.30 Wib
1. Syafa’at Spirutual Forum
2. Menyusun strategic
planning bagi program
Bestari
3. Presentasi + diskusi +
revisi strategic planning,
(Bersambung)
22
Laporan Magang di PT Syafaat Marcomm
Hari/Tanggal
Jam
Masuk
Kerja
Jam
Keluar
Kerja
Deskripsi Kegiatan
untuk program Bestari
Selasa,
1 Januari 2013- - Libur tahun baru 2013
Rabu,
2 Januari 201308.15 Wib 17.15 Wib
Menyelesaikan campaign
strategy untuk Bestari
Kamis,
3 Januari 201308.20 Wib 17.11 Wib
Finishing for Strategic
Campaign UKM BSBS
Jum’at,
4 Januari 201308.13 Wib 17.00 Wib
Membuat rundown acara
Bestari dan UKM BSBS
Rabu,
16 Januari 201308.30 Wib 14.30 Wib
Diskusi bersama (brand
activation)
Senin,
21 Januari 201308.30 Wib 16.30 Wib
Pengembangan diri pribadi
(searching anything from
internet)
Selasa,
22 Januari 201308.30 Wib 19.30 Wib
1. Pengembangan diri
pribadi
2. Diskusi bersama AE
3. General meeting AE +
Stratplan
4. Temu direksi dengan
PKPU
5. Notulensi temu direksi
dengan PKPU
Rabu,
23 Januari 201309.15 Wib 16.50 Wib
1. General Meeting AE +
Stratplan
(Bersambung)
23
Laporan Magang di PT Syafaat Marcomm
Hari/Tanggal
Jam
Masuk
Kerja
Jam
Keluar
Kerja
Deskripsi Kegiatan
2. Breafing tentang BWA
3. Menyalin notulensi
pada temu direksi
dengan PKPU
Jum’at,
24 Januari 201309.00 Wib 17.00 Wib
1. Opening
2. Brain storming tentang
BWA
3. Brain storming tentang
BJBS
4. Membuat analisi brand
BJBS
Senin,
28 Januari 201308.30 Wib 17.00 Wib
1. Opening
2. Presentasi brand analysis
BCAS & BJBS
3. Rapat umum AE +
Stratplan
4. Diskusi bersama
Selasa,
29 Januari 201309.00 Wib 17.00 Wib
1. Opening
2. Brain storming
3. Diskusi
4. Analisis brand BJBS
5. Diskusi AE+Stratplan
Rabu,
30 Januari 201309.00 Wib 17.00 Wib
1. Opening
(Bersambung)
24
Laporan Magang di PT Syafaat Marcomm
Hari/Tanggal
Jam
Masuk
Kerja
Jam
Keluar
Kerja
Deskripsi Kegiatan
2. Analisa brand kopi
Cordova
3. Merancang strategic
plan kopi Cordova
Kamis,
31 Januari 201308.30 Wib
Lembur
(Nginap di
kantor)
1. Opening
2. Menyelesaikan projek
kopi Cordova
3. Merancang strategic plan
untuk kopi Cordova
Jum’at,
1 Februari 201308.30 Wib 16.30 Wib
1. Opening
2. Cordova Coffee Project
Finishing
Senin,
4 Februari 201308.50 Wib 17.00 Wib
1. Opening
2. Brain storming untuk
BSBS
Selasa,
5 Februari 201309.30 Wib
Lembur
(nginap di
kantor)
1. Opening
2. Brain storming untuk
klien Eco Park
3. Merancang strategic
planning untuk Eco Park
Rabu,
6 Februari 201308.30 Wib 16.30 Wib
Eksplorasi dan analisa
program UKM & Haji BSBS
(Bersambung)
25
Laporan Magang di PT Syafaat Marcomm
Hari/Tanggal
Jam
Masuk
Kerja
Jam
Keluar
Kerja
Deskripsi Kegiatan
Kamis,
7 Februari 201309.15 Wib 16.40 Wib
1. Opening
2. Brain storming program
UKM & Haji BSBS
3. Menyusun strategic
planning untuk program
UKM & Haji BSBS
Jum’at,
8 Februari 201308.45 Wib 17.40 Wib
1. Spiritual forum
2. Menyelesaikan strategic
planning untuk program
UKM & Haji BSBS
Senin,
11 Februari 201309.15 Wib
Lembur
(nginap di
kantor)
1. Mengerjakan strategic
planning untuk program
UKM & Haji BSBS
2. General meeting dengan
AE + Stratplan
3. Presentasi utuk strategic
planning program UKM
& Haji BSBS
4. Pembahasan + revisi
program UKM & Haji
BSBS
Selasa,
12 Februari 201308.30 Wib 16.30 Wib
Finishing untuk program
UKM & Haji BSBS
(Bersambung)
Hari/Tanggal Jam Jam Deskripsi Kegiatan
26
Laporan Magang di PT Syafaat Marcomm
Masuk
Kerja
Keluar
Kerja
Rabu,
13 Februari 201308.35 Wib 16.30 Wib
1. Presentasi strategic
planning UKM & Haji
BSBS
2. Diskusi bersama
Kamis,
14 Februari 201309.15 Wib 17.00 Wib
1. Menonton tvc kopi
Cordova
2. Analisis BCA Syariah
Jum’at,
15 Februari 201308.45 Wib 16.45 Wib
1. Spiritual forum
2. Merancang strategic
planning untuk BCA
Syariah
3. Revisi program UKM &
Haji BSBS
Senin,
18 Februari 201309.00 Wib 17.00 Wib
1. Opening
2. General meeting AE +
Stratplan + Pak Andika
3. Melanjutkan progres
strategic planning untuk
BCA Syariah
Selasa,
19 Februari 201309.00 Wib
Lembur
(nginap di
kantor)
1. Opening
2. Diskusi bersama
3. Melanjutkan progres
(Bersambung)
Hari/Tanggal Jam
Masuk
Jam
Keluar
Deskripsi Kegiatan
27
Laporan Magang di PT Syafaat Marcomm
Kerja Kerja
strategic planning untuk
BCA Syariah
Rabu,
20 Februari 201306.30 Wib 17.30 Wib
1. Rapat umum AE +
Stratplan + pak Andika
2. Membahas hasil kratif
untuk kopi Cordova
3. Kegiatan bebas
Kamis,
21 Februari 201309.10 Wib 17.00 Wib
1. Menyelesaikan strategic
planning untuk BCA
Syariah
2. Sharing materi oleh Pak
Andika
Jum’at
22 Februari 201309.00 Wib 18.00 Wib
1. Refreshing time for team
2. Perpisahan dengan tim
Syafa’at Marcomm
2.4 Permasalahan yang Ditemukan
Dalam laporan kali ini, penulis akan melaporkan sebuah problem atau
permasalahan yang sebenarnya tidak berasal dari internal perusahaan. Namun,
penulis mencoba untuk mengangkat problem yang sedang dihadapi oleh klien
Syafa’at yaitu “Kopi Cordova”.
2.4.1 Data Cordova Coffee
28
Laporan Magang di PT Syafaat Marcomm
Berikut adalah beberapa hal penting tentang kopi Cordova, yaitu:
1. Kopi Cordova merupakan sebuah brand yang berasal dari dalam negeri.
Cordova Coffee dan Cordova Instant merupakan hasil produksi
Heppyfood (we deliver happiness) yang kedepan akan memproduksi
semua produk yang dikeluarkan Unilever.
2. Selain berasal dari perpaduan beberapa jenis Grand Coffe dengan kualitas
terbaik, Cordova Coffee juga mengandung 4 jenis bahan yang sangat
berkhasiat untuk stamina dengan komposisi: Jinten hitam (habatussauda),
jahe, kapulaga, gingseng.
3. Berbeda dengan kopi stamina lainnya, Cordova Coffee dan Cordova
Instant adalah kopi stamina yang dibuat dengan tetap mengutamakan cita
rasa kopi yang disukai para konsumen. Dari hasil riset menunjukkan 8 dari
10 orang memilih Cordova Coffee dan Cordova Instant dibandingkan
semua merek kopi stamina yang ada di pasar.
4. Pemasarannya menggunakan Direct Selling (bukan MLM). Selain itu,
mereka juga telah mendirikan Cordova Entrepreneur Club (CEC) yang
bekerja sama dengan kampus-kampus seperti UMS, UNY, UNES, UGM,
STEI Hamfara, dan Amikom.
5. Target audience produk Cordova adalah masyarakat pengusaha dan non
pengusaha dengan SES B & A, usia 25 s/d 45 tahun, kelas atas yang sadar
akan manfaat kesehatan, gaya hidup tersendiri, dan religius.
6. Kompetitor langsungnya adalah kopi Radix (produksi HPA).
7. Harga per-sachet dijual Rp 5.000,00.
2.4.2 Problem yang Dihadapi oleh Cordova Coffee
Cordova Coffee mengalami beberapa masalah yang menghambat
pertumbuhan penjualan dan pertumbuhan brand itu sendiri. Problem yang
dihadapi oleh Cordova Coffee adalah:
1. Tidak adanya repeat order (repeat order-nya terlalu kecil dibandingkan
dengan kompetitor yang bisa mencapai omzet penjualan s/d Rp 100 milyar
29
Laporan Magang di PT Syafaat Marcomm
perbulan). Agen tidak mampu mengkomunikasikan value produk yang
“hebat” ini sampai ke end user.
2. Positioning kompetitor langsungnya yaitu kopi Radix memiliki positioning
yang sangat kuat.
3. Cordova masih kedodoran dengan positioning, differensiasi & brand.
Dengan begitu, untuk memecahkan masalah diatas maka Cordova Coffee
memerlukan sebuah rancangan strategi marketing communication.
2.5 Tinjauan Teori
2.5.1 Komunikasi
Richard West dan Lynn H. Turner. Dalam Pengantar Teori Komunikasi Analisis dan
Aplikasi (2008) menguraikan makna komunikasi (communication) sebagai proses di mana
individu-individu menggunakan simbol-simbol untuk menciptakan dan menginterpretasikan
makna dalam lingkungan mereka. Pandangan komunikasi dalam teori diatas mencakup
komunikasi tatap muka maupun komunikasi dengan menggunakan media. Dimana, terdapat
lima istilah kunci dalam perspektif ini: sosial, simbol, makna, dan lingkungan (lihat Gambar 2.4).
Gambar 2.4
Lima Istilah Kunci dalam Komunikasi
Sumber: (Richard West dan Lynn H. Turner. Pengantar Teori Komunikasi Analisis dan Aplikasi, (2008)
Prof. Drs. Onong Uchjana Effendy, M.A. dalam Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek
(1990) mengutip definisi mengenai pengertian komunikasi dari Hovland, dimana Hovland
mengatakan bahwa: komunikasi adalah proses mengubah perilaku orang lain (communication is
30
Laporan Magang di PT Syafaat Marcomm
the process to modify the behavior of other individuals). Akan tetapi, seseorang dapat mengubah
sikap, pendapat, atau perilaku orang lain apabila komunikasi yang terjadi adalah komunikatif.
Para peminat komunikasi sering kali mengutip paradigma yang dikemukakan oleh
Harold Lasswell dalam karyanya, The Structure and Function of Communication in Society,
bahwa dalam menjelaskan komunikasi, cara yang baik untuk menjelaskan komunikasi ialah
menjawab pertanyaan sebagai berikut: Who Says What In What Channel To Whom With What
Effect?
Berdasarkan paradigma Lasswell, terdapat lima unsur komunikasi yang menjawab
pertanyaan yang diajukan tersebut, yaitu:
Komunikator (communicator, source, sender)
Pesan (message)
Media (channel, media)
Komunikan (communicant, communicatee, receiver, recipient)
Efek (effect, impact, influence).
Jadi, berdasarkan paradigma tersebut, komunikasi adalah proses penyampaian pesan
oleh komunikator kepada komunikan melalui media yang menimbulkan efek tertentu.
2.5.1.1 Proses Komunikasi
Proses komunikasi terjadi dalam dua tahap, yakni secara primer dan secara sekunder.
a. Proses komunikasi secara primer.
Prof. Drs. Onong Uchjana Effendy, M.A. dalam Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek
(1990) memaparkan proses komunikasi secara primer sebagai proses penyampaian pikiran dan
atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang (symbol) sebagai
media. Lambang sebagai media primer dalam proses komunikasi adalah bahasa,kial, isyarat,
gambar, warna, dan lain sebagainya yang secara langsung mampu “menerjemahkan” pikiran
dan atau perasaaan komunikator kepada komunikan.
b. Proses Komunikasi secara sekunder
31
Laporan Magang di PT Syafaat Marcomm
Proses komunikasi secara sekunder adalah proses penyampaian pesan oleh seseorang
kepada orang lain dengan menggunakan alat atau sarana sebagai media kedua setelah memakai
lambang sebagai media pertama.
Umpan balik dalam komunikasi bermedia, terutama media massa, biasanya dinamakan
umpan balik tertunda (delayed feed back), karena sampainya tanggapan atau reaksi khlayak ke
komunikator memerlukan tenggang waktu. Komunikasi sekunder merupakan sambungan dari
komunikasi sekunder yang dapat menembus dimensi ruang dan waktu, maka dalam menata
lambang-lambang untuk memformulasikan isi pesan komunikasi, komunikator harus
memperhitungkan ciri-ciri atau sifat-sifat media yang akan digunakan. Penentuan media yang
akan dipergunakan sebagai hasil pilihan dari sekian banyak alternatif perlu didasari pertimbangan
siapa komunikan yang akan dituju. Setiap media memiliki ciri atau sifat tertentu yang hanya
efektif dan efisien untuk dipergunakan bagi penyampaian pesan tertentu pula.
Dengan demikian, proses komunikasi secara sekunder itu menggunakan media yang
dapat diklasifikasikan sebagai media massa (massmedia) dan media nirmassa atau media non-
massa (non-mass media). Philip Kotler dalam bukunya, Marketing Manajement, berdasarkan
paradigma Harold Lasswell menggambarkan proses komunikasi sebagai berikut:
Gambar 2.5
Proses Komunikasi
Sumber: Komunikasi Teori dan Praktek (2009: 18)
Model komunikasi di atas menegaskan faktor-faktor kunci dalam proses komunikasi
efektif. Komunikator harus tahu khalayak mana yang dijadikannya sasaran dan tanggapan apa
yang diinginkannya. Ia harus pandai menyandi pesan dengan memperhitungkan bagaimana
32
Laporan Magang di PT Syafaat Marcomm
komunikan sasaran biasanya mengawasandi pesan. Komunikator harus mengirimkan pesan
melalui media yang efisien dalam mencapai khalayak sasaran.
2.5.1.2 Komunikasi Massa
Ciri-ciri Komunikasi Massa
Para ahli komunikasi berpendapat bahwa komunikasi massa adalah komunikasi melalui
media massa (mass media communication). Joseph A. Devito dalam bukunya,
Communicatology: An Introduction to the Study of Communication , menampilkan definisi
komunikasi massa dengan tegas, yaitu:
“First, mass communication is communication addressed to the masses, to an extremelly large
audience. This does not mean that the audience includes all people or everyone who whatched
television; rather it means an audience that is large and generally rather poorly defined.
Second, mass communication is communication mediated by audio and/ or visual transmitters.
Mass communication is perhaps most easily and most logically defined by its form: television,
radio, newspapers, magazines, films, books, and tapes.”
(Pertama, komunikasi massa adalah komunikasi yang ditujukan kepada massa, kepada khalayak
yang luar biasa banyaknya. Ini tidak berarti bahwa khalayak meliputi seluruh penduduk dan
semua orang yang membaca atau semua orang yang menonton tv, agaknya ini berarti bahwa
khalayak itu besar dan pada umumnya agak sukar untuk didefinisikan.
Kedua, komunikasi massa adalah komunikasi yang disalurkan oleh pemancar-pemancar yang
audio dan atau visual. Komunikasi massa barangkali akan lebih mudah dan lebih logis bila
didefinisikan menurut bentuknya: televisi, radio, surat kabar, film, buku, dan kaset.)
Maka, komunikasi massa memiliki ciri-ciri khusus yang disebabkan oleh sifat-sifat
komponennya. Ciri-cirinya adalah sebagai berikut:
1) Komunikasi massa berlangsung satu arah
2) Komunikator pada komunikasi massa melembaga
3) Pesan pada komunikasi massa bersifat umum
4) Media komunikasi massa menimbulkan keserempakan
5) Komunikan komunikasi massa bersifat heterogen
33
Laporan Magang di PT Syafaat Marcomm
2.5.1.3 Strategi Komunikasi
Strategi pada hakikatnya adalah perencanaan (planning) dan manajemen
(management) untuk mencapai suatu tujuan. Akan tetapi, untuk mencapai tujuan tersebut,
strategi tidak hanya berfungsi sebagai peta jalan yang menunjukkan arah saja, melainkan harus
mampu menunjukkan bagaimana taktik operasionalnya.
Demikian pula strategi komunikasi yang merupakan paduan perencanaan komunikasi
(communication planning) dengan manajemen komunikasi (communication management)
untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Strategi komunikasi ini harus mampu
menunjukkan bagaimana operasionalnya secara praktis harus dilakukan, dalam arti kata bahwa
pendekatan (approach) bisa berubah sewaktu-waktu bergantung pada situasi dan kondisi.
R. Wayne Pace, Brent D. Peterson, dan M. Dallas Burnett dalam bukunya, Techniques
for Effective Communication, menyatakan bahwa tujuan sentral kegiatan komunikasi terdiri atas
tiga tujuan utama, yaitu:
a. to secure understanding
b. to establish acceptance
c. to motivate action
Pertama adalah to secure understanding, memastikan bahwa komunikasi mengerti
pesan yang diterimanya. Andaikata ia sudah mendapat dan mengerti pesan yang disampaikan,
maka penerima itu harus dibina (to establish acceptance). Pada akhirnya memotivasi (to
motivate action). Strategi komunikasi sudah pasti bersifat makro yang dalam prosesnya
berlangsung secara vertikal piramidal.
Penelaahan mengenai berlangsungnya komunikasi vertikal secara makro tidak bisa
lepas dari pengkajian terhadap pertautan antara komponen yang satu dengan komponen yang
lainnya dalam proses komunikasi itu. Harold Laswell dalam rumusannya telah menjelaskan
komponen-komponen tersebut ke dalam Who Says What In Which Channel To Whom With
What Effect. Jadi, komponen-komponen komunikasi yaitu komunikator, pesan, medium,
khalayak dan efek.
34
Laporan Magang di PT Syafaat Marcomm
Beberapa ahli mengkritik formula Harold Lasswell ini, di antaranya yaitu Gerhard
Maletzke dalam karyanya, “Evalution of Change Through Communication”, yakni “tujuan
yang hendak dicapai oleh komunikator” (the goals which the communicator sought to achive).
Hal ini sebenarnya sama saja dengan pernyataan terakhir dari formula Lasswell yang
berbunyi “with what effect?” sebenarnya sama saja dengan “what are the goals the
communicator sought to achive?”.
Bagaimana pun memang ada baiknya apabila tujuan komunikasi itu dinyatakan secara
tegas sebelum komunikasi dilancarkan. Sebab ini menyangkut khalayak sasaran (target
audience) yang dalam strategi komunikasi secara makro perlu dibagi-bagi lagi menjadi
kelompok sasaran (target groups). Peliknya masalah target audience dan target groups ini ialah
karena berkaitan dengan aspek-aspek psikologis, sosiologis, dan antropologis dan juga politis
dan ekonomis.
Dengan demikian, orang yang menyampaikan pesan yaitu komunikator ikut
menentukan keberhasilan komunikasi. Dalam hubungan ini faktor source credibility
komunikator memegang peranan yang sangat penting. Istilah kredibilitas ini adalah istilah yang
menunjukkan nilai terpadu dari keahlian dan kelayakan untuk dipercaya (a term denoting the
result value expertness and trust worthiness). Seorang komunikator memiliki kredibilitas
disebabkan oleh etos dalam dirinya, yaitu seperti apa yang pernah dikatakan oleh Aristoteles
adalah “good sense, good moral, and good character, dan kemudian oleh para cendikiawan
modern diformulasikan menjadi itikad baik (good intention), kelayakan untuk dipercaya
(trustworthness) serta kecakapan atau keahlian (competence or expertness).
2.5.2 Komunikasi Pemasaran
2.5.2.1 Definisi Komunikasi Pemasaran
35
Laporan Magang di PT Syafaat Marcomm
William Albight (dalam Siahaan, 1990:3), memberikan definisi komunikasi sebagai:
“The process of transmitting meaningful symbols between individuals”. Definisi tersebut
memberikan implikasi bahwa komunikasi merupakan sebuah proses sosial yang terjadi antara
paling sedikit dua orang, dimana seorang mengirimkan sejumlah simbol tertentu kepada orang
lain. Komunikasi terjadi bila kedua pihak saling mengola dengan baik simbol-simbol yang
disampaikan. Simbol-simbol tersebut dapat disebut sebagai pesan, proses transmisi dilakukan
melalui sejumlah wahana, dan terjadi sejumlah perubbahan atau respon terhadap pesan yang
disampaikan. Komunikasi tidak selalu dilakukan secara tatap muka. Komunikasi dapat pula
dilakukan dengan menggunakan media, baik itu dalam konteks interpersonal communication
ataupun mass communication.
Adapun pemasaran didefinisikan sebagai: “A societal process by which individual and
groups obtains what they need and want through creating, offering, and freely exchanging
product and service of value with others” (Kotler, 2000:8). Dapat dikatakan bahwa proses yang
membentuk hubungan antara produsen dengan individu, atau group dalam menyampaikan
jenis-jenis produk: barang dan jasa, dilakukan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan (needs
and wants), guna mencapai tingkat kepuasan yang lebih tinggi melalui penciptaan produk yang
berkualitas. Konsep-konsep pemasaran berada di wilayah penentuan pasar sasaran, penentuan
segmentasi pasar dan segmentasi potensial, keinginan dan kebutuhan, permintaan dan
penawaran, nilai dan kepuasan, pertukaran dan transaksi, hubungan dan jaringan, saluran dan
pemasaran dan rantai penjualan, persaingan dan iklim pasar, serta penentuan marketing mix
strategy.
Kotler juga menyebutkan bahwa marketing mix terdiri dari Four of P’s atau yang sering
disebut 4P yaitu “product, price, place, and promotion” (produk, harga, tempat dan promosi).
Dalam konsep komunikasi , product dihubungkan dengan solusi pelanggan (customer solution),
price dihubungkan dengan biaya pelanggan (customer cost), place dihubungkan dengan
kenyamanan (convenience), sedangkan promotion dihubungkan dengan sebuah komunikasi
(communication).
36
Laporan Magang di PT Syafaat Marcomm
Empat konsep ini sering disebut juga dengan bauran komunikasi (communication mix)
“Four C’s”.
Tabel 2.3
Relasi Antara Bauran Pemasaran dan Bauran Komunikasi
4P 4C
Product Customer Solutions
Price Customer Cost
Place Convenience
Promotion Communications
Hubungan antara pemasaran dengan komunikasi merupakan hubungan yang erat.
Komunikasi merupakan proses pengoperan lambang-lambang yang diartikan sama antara
individu kepada individu, individu antara kelompok, kelompok kepada kelompok dan kelompok
kepada massa. Komunikasi dalam kegiatan pemasaran bersifat kompleks, penyampaian pesan
oleh komunikator kepada komunikan dilakukan melalui sejumlah strategi komunikasi, setelah
melewati proses perencanaan yang matang.
Penggabungan dari dua kajian: pemasaran dan komunikasi menghasilkan kajian baru
yang diberi nama komunikasi pemasaran (marketing communication). Komunikasi pemasaran
merupakan aplikasi komunikasi yang ditujukan untuk membantu kegiatan pemasaran sebuah
perusahaan. Aplikasi tersebut sangat dipengaruhi oleh berbagai bentuk media yang digunakan,
daya tarik pesan dan frekuensi penyajian. Penerapan komunikasi bisnis sangat penting,
khususnya dalam penyampaian pesan-pesan komunikasi yang dihadapkan pada berbagai
persoalan, seperti: perbedaan persepsi, perbedaan budaya, dan keterbatasan media yang
digunakan.
Komunikasi pemasaran dapat juga dinyatakan sebagai kegiatan komunikasi yang
ditujukan untuk menyampaikan pesan kepada konsumen dan pelanggan dengan menggunakan
sejumlah media dan berbagai saluran yang dapat dipergunakan dengan harapan terjadinya tiga
tahapan perubahan, yaitu: perubahan pengetahuan, perubahan sikap, dan perubahan tindakan
37
Laporan Magang di PT Syafaat Marcomm
yang dikehendaki. Adapun jenis media yang dapat digunakan seperti media cetak, media
elektronik dan bahkan saat ini media internet.
Kajian komunikasi pemasaran juga diisi oleh sejumlah disiplin kajian lain, seperti;
psikologi, sosiologi, dan antropologi.
2.5.2.2 Inti Dari Komunikasi Pemasaran
Dalam bukunya Strategic Marketing Communication, Rd. Soemanagara menjelaskan
bahwa komunikasi pemasaran membahas beberapa masalah yang memiliki kaitan erat, dan
yang akan mempengaruhi strategi serta aplikasi komunikasi dalam pemasaran. Pokok kajian
pembahasan komunikasi pemasaran antara lain:
Strategi Komunikasi dan Strategic Thinking
Untuk menjelaskan dan menyamakan persepsi, Bey Laspriana dalam
bukunya Proud Of You (2012:76) memberikan definisi apa itu berfikir strategis
yaitu sebagai berikut:
“Strategic thinking is a way of understanding the fundamental drivers of a
business and rigorously (and playfully) challenging conventional thinking
about them, in conversation with others. Strategic thinking focuses on
finding and developing unique opportunities to create value by enabling a
provocative and creative dialogue among people who can affect a
company’s direction”.
Sumber: http://www.cfar.com/Documents/strathink.pdf
Inti dari pengertian diatas adalah pemikiran mendasar yang fokus pada
upaya menemukan dan mengembangkan kesempatan unik untuk menciptakan
nilai secara kreatif yang memberikan arah pada sebuah perusahaan.
Bey Laspriana (2012:76) mengatakan bahwa setidaknya dalam tataran
strategis, sebuah rancangan komunikasi pemasaran (marketing communication)
harus menjawab beberapa hal mendasar dan penting, diantaranya adalah:
1. Atas dasar dan tujuan apa komunikasi pemasaran perlu dan harus
dilakukan?
38
Laporan Magang di PT Syafaat Marcomm
2. Siapa dan bagaimana karakter yang menjadi sasaran komunikasinya?
3. Apa pesan yang pas untuk mereka?
4. Bagaimana cara berkomunikasi dengan mereka?
5. Di mana dan kapan mereka bisa ditemui?
6. Apa media yang paling tepat untuk berkomunikasi dengan mereka?
7. Dan seperti apa indikator keberhasilan sebuah strategi komunikasi?
Tahapan-tahapan komunikasi dan strategi pesan disusun berdasarkan pencapaian
kesadaran atas keberadaan sebuah produk atau jasa (awareness), menumbuhkan sebuah
keinginan untuk memiliki atau mendapatkan produk (interest), sampai dengan mempertahankan
loyalitas pelanggan (loyalty). Dalam kajian komunikasi tahapan tersebut dikenal dengan
rumusan AIDA (Attention, Interest, Desire, and Action). Sedangkan dalam kajian disiplin
Perilaku Konsumen (Consumer Behaviour) dikenal dengan istilah Three Component of Attitude
Model CAC, yaitu: Cognitive (pengetahuan), Affection (perasaan), dan Conative
(kecenderungan untuk berperilaku).
Tujuan komunikasi secara umum adalah untuk mencapai sejumlah perubahan, seperti:
perubahan pengetahuan (knowledge change), perubahan sikap (attitude change), perubahan
perilaku (behaviour changei), dan perubahan masyarakat (social change). Perencanaan strategi
marketing communication meliputi sejumlah strategi pesan dan visual, yang secara bertahap
mengikuti alur perubahan, dan perubahan tersebut harus diukur secara tepat melalui riset
komunikasi pemasaran (marketing communication research).
a. Segmentasi Potensial
Dalam kajian marketing, segmentasi merupakan hal yang penting dan tidak dapat
diabaikan. Segmentasi memiliki ciri khusus yang dibatasi oleh: usia, jenis kelamin, pekerjaan,
pendidikan, dan batasan geografis. Dari beberapa segmentasi yang dituju, perlu ditetapkan
segmentasi yang dianggap potensial. Dalam hal ini, segmentasi yang dimaksud adalah segmen
yang memiliki demand. Kesalahan dalam penetapan segmentasi potensial ini dapat berakibat
terhadap penghamburan biaya promosi dan penghamburan waktu yang sia-sia.
Penetapan segmentasi potensial ini dapat berpengaruh terhadap penetapan waktu yang
dibutuhkan untuk penentuan tahapan komunikasi, penggunaan media apa saja yang
39
Laporan Magang di PT Syafaat Marcomm
berhubungan dekat dengan segmen yang dituju, berapa kali sebuah pesan harus di ekspos, dan
pesan (verbal dan visual) apa yang lebih mudah dipahami serta mampu menarik perhatian
segmen potensial.
b. Perencanaan Media
Media massa dianggap sebagai media yang mampu menjangkau sasaran secara lebih
luas. Media massa elektronik dan cetak memiliki karakteristik yang berbeda-beda, dan tentunya
masing-masing media memiliki kelemahan dan kekuatan.
Pemilihan media dihubungkan dengan berapa besar biaya yang harus disiapkan
berbanding dengan jumlah raihan. Hal ini tidak lepas dari riset media. Hasil riset media dapat
dijadikan input penting untuk membantu menetapkan kapan sebuah iklan diekspos (exposure),
berapa lama (duration) waktu ekspos, dan berapa kali (frequency) iklan harus diekspos. Pada
media luar ruangan (outdoor promotion) pemilihan lokasi yang tepat, ukuuran, dan bentuk
menjadi sebuah pertimbangan penting selain faktor pesan dan visual.
c. Kreatif Pesan dan Visual
Differensiasi pesan dan visual dalam kaitannya dengan kegiatan marketing
communication dikaji secara komprehensif, sehingga pesan yang disampaikan mampu menarik
perhatian dan menumbuhkan efek yang kuat. Pada media massa seperti media televisi, efek
suara (sound effect), efek visual (visual effect), dan isi cerita (scenario), harus dirancang secara
kreatif sehingga memiliki tingkat diferensiasi yang tinggi. Kreatifitas dapat menghasilkan suatu
karya yang memiliki karakteristik pesan yang kuat. Tujuan menghasilkan pesan yang kuat
adalah agar pesan yang disampaikan melalui media tersebut mampu menarik perhatian dari
audience.
Iklan yang dirancang dan memiliki kemiripan dengan iklan-iklan lainnya akan
cenderung dianggap sama, dan akan dianggap sebagai iklan yang biasa, terasa “hambar”.
Audience pada umumnya cenderung mengabaikan pesan yang dianggap biasa-biasa saja. Jika
kondisi ssemacam itu terjadi, maka iklan yang telah disajikan di sejumlah media, terutama di
televisi, tidak dapat menghasilkan efek yang diinginkan.hal ini dikarenakan audience secara
selektif mencari, memilih acara, atau iklan yang menurut mereka sangat menarik perhatian,
40
Laporan Magang di PT Syafaat Marcomm
sehingga mereka menyukainya. Dalam hal ini iklan yang disukai mencapai tahapan “iklan yang
disukai (ad. Likebility: advertisement to be liked). Jika iklan yang disajikan disukai, kemudian
rasa memberikan efek dorongan atas penjualan secara besar-besaran, maka kondisi tersebut
menunjukkan bahwa iklan tersebut ttelah mencapai tahap “efektifitas periklanan (advertising
effectivenees)”.
d. Biaya Komunikasi dan Belanja Iklan
Perusahaan yang tidak dapat mengikuti perubahan peta bisnis dan bahkan mengurangi
anggaran promosi (budget promotion) karena menganggap bahwa produknya cukup dominan,
dapat mengalami kegagalan pasar. Hal ini telah banyak dibuktikan pada produk-produk yang
telah kehilangan pamor di pasar. Setiap lini bisnis, skala kecil atau besar, tetap dapat dipengaruhi
oleh hal semacam ini. Pengetahuan empirik memberikan gambaran bahwa agar produk tidak
gagal di pasar, maka strategi promosi harus dijaga secara terus menerus, dan strategi ini tentu
akan berpengaruh terhadap penetapan belanja iklan dalam jangka menengah dan panjang.
e. Riset Komunikasi Pemasaran
Keberhasilan sebuah strategi komunikasi pemasaran dapat diukur dengan seberapa
besar penjualan sebuah produk atau penghasilan dan pemanfaatan jasa oleh konsumen. Dalam
riset komunikasi pemasaran, tingkat keberhasilan diukur berdasarkan sejauh mana iklan atau
kegiatan promosi mampu mempengaruhi tingkat penjualan sebuah produk atau penggunaan
sebuah jasa.
Dalam konteks bisnis masa depan, setiap produk dan jasa mengacu pada standarisasi
kualitas yang ditetapkan, dan hanya produk atau jasa yang memiliki standar kualitas yang unggul
saja yang dapat bertahan di pasar. Dengan demikian loyalitas pelanggan sulit diukur dan banyak
dipengaruhi oleh sejauh mana ketertarikan konsumen terhadap sebuah promosi produk atau jasa.
Kemampuan sebuah produk yang mampu menunjukkan nilai ekuitas (equity value) yang
merupakan sebuah hasil kumpulan dari pengalaman-pengalaman konsumen terhadap produk
atau produsen baru atau produsen baru dapat diketahui dari hasil survei atau riset.
Riset komunikasi pemasaran sangat penting bagi manajer pemasaran atau manajer
promosi dalam menyusun strategi komunikasi pemasaran pada sejumlah tahapan
41
Laporan Magang di PT Syafaat Marcomm
kecenderungan perubahan sikap dan perilaku konsumen atas iklan. Riset komunikasi pemasaran
juga memberikan gambaran tentang bagaimana perubahan strategi komuunikasi pemasaran
dapat mempengaruhi posisi perusahaan di pasar.
Riset komunikasi pemasaran dapat dirangkumkan ke dalam empat penelitian penting
yang merupakan satu kesatuan, yaitu:
1. Riset tentang Ad. Likebility.
2. Riset tentang Media Effectiveness.
3. Riset tentang Sikap dan Perilaku Konsumen.
4. Riset tentang kompetitor atau yang disebut dengan Marketing Communication
Intelligence.
f. Konsep Bisnis Masa Depan
Perubahan lingkungan dapat mempengaruhi perubahan sejumlah konsep dan ide di
bidang suatu disiplin tertentu. Mengikuti pandangan Thomas Kuhn tentang perubahan
paradigma, yang dimulai dari paradigma yang muncul pada awal perkembangan ilmu dan
melalui sebuah proses menuju paradigma baru, maka hal ini juga berlaku pada komunikasi
pemasaran . namun demikian, komunikasi pemasaran tidak dapat dikatakan sebagai sebuah ilmu
baru, dan tidak akan pernah menjadi sebuah ilmu. Komunikasi pemasaran merupakan
pendekatan interdisiplin antara disiplin manajemen dan disiplin komunikasi. Komunikasi
pemasaran dapat dikatakan sebagai sebuah kajian tentang komunikasi dalam lingkup
manajemen pemasaran , dan kajian pemasaran dalam lingkup komunikasi.
2.5.3 Strategi Komunikasi Pemasaran
Persaingan ketat dalam proses memposisikan produk atau perusahaan di pasar tidak
hanya dilakukan oleh seberapa besar dan kuatnya modal yang dimiliki oleh perusahaan. Belch
(2004:51) menyebutkan bahwa “positioning is the art and science of fitting the product or
services to one or more segments of the board market it such a way as to set it meaningfully a
part from competitor”.
Strategi memposisikan sebuah produk atau perusahaan merupakan strategi
pembangunan sebuah citra dalam benak, atau merupakan strategi penentuan atribut yang akan
42
Laporan Magang di PT Syafaat Marcomm
dan terus dikenal oleh konsumen sebagai sebuah bentuk hubungan harmonis yang sangat erat
antara ide perusahaan dengan persepsi konsumen. Semakin banyak atribut dari produk yang
disebutkan oleh konsumen, maka semakin kuat posisi produk dalam benak konsumen. Dimana
hal ini hanya dapat terjadi apabila komunikasi ide dan produk disampaikan melalui kegiatan
marketing communication yang dilakukan dalam waktu yang lama, serta dengan strategi yang
teratur.
Dalam proses merencanakan perencanaan dan aplikasi marketing communication,
proses tersebut dibagi melalui enam tahap, yaitu: mengkaji kembali perencanaan marketing
communication sebelumnya, pengembangan dan perencanaan kegiatan, persiapan dan
pengembangan media, eksekusi dan monitoring serta respon konsumen (output).
Proses merencanakan perencanaan dan aplikasi marketing communication dapat dilihat
dalam gambar berikut ini.
Gambar 2.6
Proses Perencanaan dan Aplikasi Marketing Communication
Sumber: Strategic Marketing Communication (2006: 11)
43
Laporan Magang di PT Syafaat Marcomm
2.5.3.1 Tujuan Komunikasi Pemasaran
2.5.3.1.1 Perubahan Pengetahuan
Belch dan Belch (2004) menyebutkan cognitive responses yang diartikan sebagai suatu
proses penalaran terhadap stimulus dan stimuli dalam bentuk penerimaan atau penolakan
terhadap pesan yang ditangkap. Belch dan Belch juga menyebutkan dua bentuk respon khusus
dari penangkapan pesan, yaitu:
1. Conterarguments, dan
2. Support arguments.
Counterarguments, dijelaskan sebagai bentuk perlawanan terhadap pesan yang
diterima, sebagai contoh “saya tidak percaya jika detergen A bisa menghilangkan noda”.
Counterarguments cenderung dihubungkan dengan pengalaman atas kegagalan yang dialami
sebelumnya.
Support arguments, dimaksudkan sebagai bentuk dukungan terhadap pesan yang
diterima. Support arguments cenderung dihubungkan dengan pengalaman dan penalaran
objektif.
Wilcoux, Aux dan Agee menyebutkan bahwa pengulangan pesan dalam media
ditunjukkan dengan beberapa alasan, yaitu:
Pengulangan adalah penting karena semua anggota dari target audience tidak
dapat melihat atau mendengar pesan dalam waktu yang sama.
Pengulangan bertujuan untuk mengingatkan audience. Sumber yang
kredibitasnya tinggi dapat dapat mencegah erosi opini publik/konsumen.
Pengulangan dapat membantu audience mengingat pesan itu sendiri.
Pengulangan dapat membimbing untuk meningkatkan pembelajaran dan
membangun peluang penetrasi kepada audience yang berbeda atau yang bertahan.
(1995:218)
44
Laporan Magang di PT Syafaat Marcomm
2.5.3.1.2 Perubahan Sikap dan Perilaku Konsumen
Rd. Soemanegara dalam bukunya Strategic Marketing Communication menjelaskan
bahwa pesan verbal maupun visual dalam penyajian iklan di berbagai media perlu
memperhatikan tahapan-tahapan komunikasi. Tahapan ini secara langsung akan berpengaruh
terhadap bentuk pesan dan visual yang dikembangkan.
Gambar 2.7
Strategi Komunikasi Pada Tahapan Perubahan Pengetahuan, Sikap dan Perilaku
Konsumen
Sumber: Strategic Marketing Communication (2006: 11)
2.5.3.2 Proses Perencanaan dan Aplikasi Komunikasi Pemasaran
Tahapan-tahapan tersebut dijelaskan secara ringkas, sebagai berikut:
1. Pengkajian Perencanaan Pemasaran Sebelumnya
Beberapa hal yang harus dilakukan secara internal adalah sebagai berikut:
1. Mempelajari seluruh rencana pemasaran dan pencapaiannya (hal-hal yang ingin
dicapai).
2. Mengatur peranan periklanan dan kegiatan promosi.
3. Melakukan analisis peta kekuatan perusahaan lain.
4. Mempelajari pengaruh lingkungan terhadap rencana.
5. Melakukan analisis program promosi baik secara internal maupun eksternal.
45
Laporan Magang di PT Syafaat Marcomm
Hal penting lainnya yang perlu diperhatikan dalam melakukan tinjauan ulang atas
perencanaan dan program adalah melakukan pengkajian terhadap program-program promosi
dengan melakukan analisis terhadap media promosi dan aktifitas penjualan, yaitu:
1. Mengevaluasi efektifitas dan efisiensi media yang telah digunakan.
2. Mempelajari perkembangan teknologi komunikasi dan informasi.
3. Mempelajari keberhasilan atau kekurangan tim promosi penjualan dan terget
sasaran.
4. Mengembangkan tujuan dan pencapaian kegiatan komunikasi.
2. Pengembangan dan Perencanaan Kegiatan
Pengembangan dan perencanaan meliputi dua kegiatan, yaitu menetapkan biaya
(budget plan) untuk kegiatan komunikasi pemasaran, dan perencanaan kegiatan komunikasi
pemasaran.
3. Persiapan dan Pengembangan Media Promosi dan Periklanan
Kegiatan ini terdiri dari lima tahapan. Dimana setiap tahap memperlihatkan kegiatan
penentuan agen yang tepat yang akan menentukan media promosi dan periklanan apa yang
paling sesuai untuk mengkomunikasikan produk.
4. Eksekusi Media dan Aplikasi Komunikasi Pemasaran
Eksekusi media merupakan tahap selanjutnya, dimana seluruh perencanaan yang
mengawali kegiatan ini telah dianggarkan. Eksekusi media merupakan kegiatan penentuan jenis
media, waktu dan biaya tayang yang proporsional.
Walau jumlah terbesar dari program komunikasi pemasaran terfokus pada promosi
melalui media massa, bentuk kegiatan promosi lainnya juga tidak dilupakan, seperti halnya
kegiatan personal selling, direct selling dan publicity.
5. Monitoring dan Analisis Situasi
Perkembangan pasar, sesungguhnya sulit untuk diprediksi. Oleh karena itu dibutuhkan
suatu monitoring terhadap program komunikasi pemasaran yang telah dilakukan maupun
46
Laporan Magang di PT Syafaat Marcomm
perkembangan pasar baik kondisi konsumen maupun perkembangan kompetitor. Hasil dari
monitoring dan analisis situasi inilah yang pada akhirnya memberikan jawaban kepada manajer
apa yang harus dilakukan, mengapa sesuatu harus dilakukan, bagaimana melakukan perubahan
yang tepat, dan apakah posisi produk dan merek terancam atau masih tetap dominan di pasar.
6. Respon Konsuemen
Tahapan terakhir dari kegiatan komunikasi pemasaran adalah kegiatan memantau hasil
kerja selama periode yang telah ditetapkan sebelumnya. Kegiatan ini dilakukan untuk
mengamati sejauh mana dampak kegiatan yang dapat diukur melalui tingkat respon konsumen
terhadap promosi yang telah dilakukan. Respon konsumen merupakan sebuah gambaran dari
hasil kegiatan komunikasi pemasaran secara keseluruhan dan merupakan informasi yang
penting bagi penentuan strategi komunikasi pemasaran selanjutnya.
Berikut adalah gambar dari model komunikasi menurut Belch and Belch
Gambar 2.8
Model Proses Pemasaran dan Promosi
Sumber: Belch and Belch
47
Laporan Magang di PT Syafaat Marcomm
2.5.3.3 Analisis Pasar
Untuk mempermudah kita dalam melakukan perencanaan dan strategi komunikasi
pemasaran, perlu kiranya tim komunikasi pemasaran melakukan analisis pasar (market brak
down) yang meliputi tahap pemilihan area, analisis terhadap produk, analisis segmentasi, dan
analisis positioning.
Gambar 2.9
Tahapan Analisa Pasar dalam Market Break Down
Sumber: Strategic Marketing Communication (2006: 17)
Empat Tahapan Analisa Pasar Dalam Market Break Down
Aekar dan Myers seperti yang dikutip oleh Belch and Belch (2004:52) menentukan
enam pendekatan strategi positioning yaitu;
48
Laporan Magang di PT Syafaat Marcomm
1. Positioning by product attributes and benefits.
2. Positioning by price/quality.
3. Positioning by use or application..
4. Positioning by product class.
5. Positioning by product user.
6. Positioning by competitor.
2.5.3.4 Repositioning
Strategi memposisikan kembali (repositioning) menurut Belch and Belch (2004:55)
adalah merupakan strategi yang dilakukan kala terjadi suatu kondisi dimana sebuah produk
mengalami sebuah kevakuman oleh stagnansi penjualan, atau oleh karena kesulitan untuk
menyempurnakan dan menerapkan strategi, dimana hal itu terjadi karena terhalang oleh persepsi
atas sikap konsumen terhadap produk atau merek yang ditawarkan. Strategi memposisikan
kembali secara sederhana dapat dikatakan sebagai strategi mengubah posisi awal produk atau
merek.
Strategi repositioning merupakan salah satu pendekatan yang dapat dilakukan untuk
memperkuat kembali posisi produk atau merek. Belch and belch (2004:55) menentukan enam
tahap repositioning, yaitu:
1. Identifiying competitors. Proses ini membutuhkan pemikiran dan analisis yang
mendalam dan luas. Belch juga menekankan bahwa perusahaan tidak saja selalu
berkompetisi dengan produk yang sama secara langsung, namun juga produk lain yang
sepadan dengan produk yang ditawarkan. Seorang pemasar harus mempertimbangkan
semua pesaing baik yang langsung dihadapi, pesaing dalam satu bidang bisnis, atau
pesaing tidak langsung. Dimana pesaing tidak langsung dapat dikategorikan
menawarkan produk bersifat substitusi.
2. Assessing consumer perceptions of competitors. Saat perusahaan mendefinisikan siapa
pesaingnya, maka saat itu juga perusahaan harus menentukan bagaimana cara
konsumen memahami para pesaing atau memberikan penilaian terhadap produk
pesaing. Hal ini akan menggambarkan bagaimana kemampuan pesaing.
3. Determining competitor’s position. Hal selanjutnya yang perlu diketahui adalah
bagaimana kompetitor mempertahankan setiap keunggulan atribut yang dimilikinya.
49
Laporan Magang di PT Syafaat Marcomm
Dari hasil wawancara atau diskusi yang dilakukan dengan konsumen dapat
memberikan analisis posisi pesaing, pangsa pasar, dan strategi pemasaran pesaing.
Jawaban tersebut merupakan persepsi mereka atas apa yang telah dilakukan pesaing.
Hasil atas strategi pesaing menunjukkan posisi mereka, bukan hanya posisi di pasar,
namun lebih merupakan posisi pesaing dalam “wilayah persepsi’ konsumen.
4. Analiyzing the consumer’s preference. Preferensi konsumen dapat disegmentasikan ke
dalam sejumlah kategori, seperti: gaya hidup, motivasi pembelian, dan perbedaan
demografi. Kategorisasi ini akan mengarahkan perusahaan mengenai perbedaan cara
konsumen dalam pengambilan keputusan. Hal ini juga akan membantu perusahaan
merancang strategi memposisikan kembali produk atau merek dengan benar. Dimana
langkah akhir dari langkah ini adalah membantu proses pengambilan keputusan
konsumen.
5. Making the position decision. Perusahaan harus membuat beberapa subyek keputusan.
Keputusan yang diambil dapat mengarahkan perusahaan untuk menyusun strategi
komunikasi pemasaran dengan tujuan memposisikan kembali produk atau merek di
pasar.
6. Monitoring the position. Dengan melakukan monitoring, maka perusahaan dapat terus
memantau perubahan persepsi konsumen, sehingga perusahaan dapat dengan cepat
merespon terhadap sinyal perubahan persepsi yang diperlihatkan mereka.
2.5.3.5 Analisis Situasi, Taktik, dan Strategi
Analisis situasi mendorong perusahaan untuk terus menghasilkan sejumlah taktik dan
strategi untuk memenangkan persaingan. Dalam melakukan analisis situasi, perusahaan
membutuhkan beberapa kajian, konsep, teori atau model yang digunakan sebagai patokan untuk
bertindak, dimana salah satu dari patokan tersebut diambil menjadi sebuah konsep taktis dan
strategis tunggal yang dirumuskan pada kebijakan operasional.
Inti dari analisis situasi, analisis strategis, dan penentuan taktik dalam konteks
komunikasi pemasaran adalah: setiap perusahaan diisyaratkan untuk melakukan analisis
peristiwa (event analysisi). Dimana analisis tersebut mencakup studi mendalam lagi menyeluruh
tentang sejumlah perubahan variabel yang dapat mempengaruhi pasar, dan mempengaruhi peta
persaingan, seperti: analisis perubahan persepsi dan analisis perubahan pasar.
50
Laporan Magang di PT Syafaat Marcomm
Tujuan lain dari analisis situasi, taktik dan strategi dalam komunikasi pemasaran adalah
untuk memperoleh sejumlah dukungan data yang dapat diperoleh dari konsumen (sebagai
sumber utama). Salah satu tujuan yang hendak diraih adalah mendapatkan respon positif atas
strategi awal perusahaan. Namun, apabila strategi awal dianggap gagal mememenuhi target yang
telah ditentukan, maka melakukan perubahan strategi dengan memilih alternatif konsep lain
yang telah ditetapkan pada awal strategi , dapat dilakukan.
2.5.4 Bentuk-bentuk Komunikasi Pemasaran
Marketing communication mix terdiri dari advertising, sales promotion, publicity,
personal selling, dan direct selling. Bentuk-bentuk komunikasi dari setiap kegiatan akan berbeda
satu dengan yang lainnya. Advertising merupakan bentuk komunikasi yang menggunakan
bentuk komunikasi massa melalui media . Strategi komunikasi pemasaran ini akan
dikelompokkan berdasarkan bentuk komunikasinya untuk mencapai sasaran massa, kelompok
dan personal.
Tabel 2.4
Betuk Kegiatan Marketing dan Penggunaan Bentuk Komunikasi
Bentuk
Kegiatan
Marketing
Bentuk
Komunikasi
Massa
Bentuk
Komunikas
i Kelompok
Bentuk
Komunikas
i Personal
Advertising Ya Ya Tidak
Publicity Ya Ya Tidak
Sales Promotion Tidak Ya Ya
Personal Selling Tidak Tidak Ya
Direct Selling Tidak Tidak Ya
Sumber: Strategic Marketing Communication (2006: 48)
Dalam komunikasi, komunikan dibagi menjadi tiga bagian, yaitu massa, kelompok dan
personal. Karakteristik massa adalah komunikan yang luas dan tersebar, dimana masing-masing
komunikan dalam lingkup massa tersebut dianggap tidak saling mengenal satu sama lainnya.
51
Laporan Magang di PT Syafaat Marcomm
Karakteristik kelompok adalah beberapa orang yang terdapat dalam satu tempat dimana masing-
masing komunikan saling berinteraksi satu sama lainnya karena mereka saling mengenal.
Sedangkan karakteristik personal adalah pribadi dari satu orang komunikan yang langsung dan
berinteraksi dengan komunikator.
2.5.5 Bentuk-bentuk Media Komunikasi Pemasaran
2.5.5.1 Media Komunikasi Antar Personal
Media komunikasi antar personal seperti VCD interactive yang sering digunakan dalam
kegiatan personal selling dan dapat mewakili strategi penjualan karena bersifat pribadi. Selain
itu, brochures, catalogue, dan flier merupakan media yang biasa disebut marketing kid.
Marketing kit ini bertujuan untuk memberikan informasi yang penting mengenai spesifikasi
teknik, harga, discount, dan jenis produk lain yang ditawarkan. Bagi seorang sales, marketing
kid ini berguna untuk mempermudah menjawab beberapa pertanyaan yang diajukan oleh
konsumen, dan akan memperkuat kredibilitas dari penjual di mata konsumen.
2.5.5.2 Media Kelompok
Teleconferrence dan audio visual presentation merupakan kecanggihan teknologi
media komunikasi, dimana dengan teknologi ini bentuk komunikasi dapat dijalankan tidak saja
dengan komunikasi antar individu namun juga dapat berfungsi bagi komunikasi antar kelompok
atau personal kepada kelompok dan sebaliknya.
2.5.5.3 Media Massa
Penggunaan media dihubungkan dengan sasaran dari pesan, apakah pesan itu ditujukan
kepada personal, kelompok atau massanya pun berbeda-beda. Massa adalah sejumlah target
market dalam batasan-batasan jangkauan komunikasi yang dihubungkan dengan geografis
tertentu. Batasan ini dihubungkan dengan sejauh mana komunikasi ini mampu dilakukan dan
berapa banyak orang memperoleh pesan pada waktu yang sama.
Secara keseluruhan bahwa baik media komunikasi massa, kelompok maupun personal
memiliki kelebihan dan kekurangan, pemahaman kita tentang kelebihan dan kekurangan ini
52
Laporan Magang di PT Syafaat Marcomm
dapat dijadikan sebuah acuan untuk menetapkan perencanaan aktifitas komunikasi khususnya
dalam pemilihan media pada aktifitas marketing dan promosi.
Tabel 2.5 akan menunjukkan gambaran tentang kelebihan dan kekurangan masing-
masing media (kelompok, massa dan personal) dilihat dari segi jangkauan, intensitas, interaktif,
biaya dan ketepatannya.
Tabel 2.5
Kelebihan dan Kekurangan Media-media Komunikasi
Media Massa Media Kelompok Media Personal
Jangkauan
Sangat luas (semua
audience terterpa oleh
pesan).
Hanya pada kelompok
yang dituju.
Hanya Individu
yang dituju.
Intensitas
Bervariasi tergantung
isi materi menarik atau
tidak.
Intensitas cukup tinggi,
tergantung kapabilitas
komunikator.
Intensitas tinggi,
memungkinkan
terjadinya interaktif
yang tinggi, dimana
komunikan akan
memperoleh
informasi lebih
banyak.
Interaktif
Tidak terjadi interaktif
antara komunikator
dengan komunikan.
Dapat berinteraksi,
namun hanya pada
personal yang memiliki
interest yang tinggi.
Interaktif tinggi
karena terjadinya
komunikasi timbal
balik.
(Bersambung)
53
Laporan Magang di PT Syafaat Marcomm
Media Massa Media Kelompok Media Personal
Biaya
Sangat tinggi karena
terjadinya penyewaan
ruang di media massa,
namun jika
diakumulasikan maka
biaya menjadi rendah.
Lebih murah, namun
apabila diakumulasikan
biaya yang dibutuhkan
akan menjadi besar.
Sangat murah,
namun bila
diakumulasikan
biaya yang
dibutuhkan sangat
besar.
Ketepatan
Tergantung ketepatan
waktu, dimana
segmentasi yang dituju
menyaksikan secara
TV, majalah atau surat
kabar.
Tepat, kelompok yang
dituju adalah kelompok
terpilih.
Sangat tepat,
individu yang dituju
adalah individu
yang dipilih.
Sumber: Strategic Marketing Communication (2006: 55)
2.5.6 Efek Komunikasi atas Penggunaan Media Komunikasi
Efek dari komunikasi atas penggunaan media massa, media kelompok maupun media
personal adalah bervariatif. Media kelompok dan media personal cenderung menunjukkan efek
langsung dan dapat dengan mudah diukur.
Gambar 2.10
Efek pada Media Massa
Sumber: Strategic Marketing Communication (2006: 56)
54
Laporan Magang di PT Syafaat Marcomm
Sedangkan pada penggunaan media massa, efek komunikasi bersifat tidak langsung
sehingga sulit diukur, karena bisa saja terjadi penundaan dari khalayak. Pada umumnya hal
tersebut terjadi karena khalayak membutuhkan pengulangan informasi, dimana informasi
sebelumnya dibatasi oelh ruang dan waktu. Dengan demikian sulit melakukan pencernaan
secara cepat.
Presentase penggunaan media juga terkait dengan strategi pemasaran yang disusun,
khususnya faktor yang banyak menentukan dalam penyusunan strategi ini, seperti cakupan
bisnis dan penentuan harga.
Jika pada awal (awareness stage) penggunaan biaya promosi lebih besar, maka pada
tahap berikutnya terjadi penurunan dan naik kembali sesuai kondisi persaingan bisnis yang
terjadi atau dengan kata lain biaya promosi berfluktuasi dan mengikuti kondisi (kondisional).
Tabel 2.6
Pembagian Penggunaan Media Komunikasi Dalam Strategi Promosi
Sumber : Strategic Marketing Communication (2006: 57)
Tabel diatas menunjukkan presentasi pemanfaatan media yang sering digunakan oleh
perusahaan-perusahaan, baik media massa, kelompok dan personal maupun outdoor promotion.
2.5.7 Segmentasi Potensial dan Asumsi Dasar Konsumen
Sebuah produk diciptakan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen
(needs and wants) yang beragam. Oleh karena itu, setiap produk harus mampu menempatkan
55
TahapanMedia
Massa
Outdoor
Promotion
Media
Kelompok
Media
Personal
Awareness 40% 20% 30% 10%
Interest 30% 25% 35% 10%
Loyalty 25% 30% 30% 15%
Laporan Magang di PT Syafaat Marcomm
dirinya pada segmentasi (kelompok konsumen dalam pasar) tertentu. Segmentasi adalah hal
pertama yang dilakukan dalam komunikasi pemasaran dalam melakukan analisa dan
perencanaan. Pembagian segmentasi berpengaruh terhadap pesan yang akan disampaikan dalam
promosi dan media yang akan digunakan.
Rd. Soemanagara (2006:68) memberikan salah satu metoda pembagian target market,
yaitu:
Tabel 2.7
Metode Pembagian target Market
Cluster Geographic Segmentation
Regional
City Size
Density Area
Urban Area
Rural Area
Segmentation Demographic:
Age, sex, material status, income, education,
occupation.
Psychological:
Need and motivation, personality, perception.
Learning Involvement:
Attitude and lifestyle
Socio Cultura:
Culture, region, ras, social class, and family
type.
Sumber: Strategic Marketing Communication (2006:69)
Rd. Soemanegara (2006: 73) mengatakan bahwa sebuah proses dari penentuan sebuah
market potensial ke dalam sebuah subsistem dari konsumen dengan kesamaan kebutuhan atau
karakteristik dan pemilihan salah satu atau lebih segmen ditargetkan dalam sebuah kegiatan
komunikasi pemasaran.
56
Laporan Magang di PT Syafaat Marcomm
Segmentasi konsumen didasarkan atas:
Kesamaan akan kebutuhan
Kesamaan keinginan
Kesamaan hasrat
Kesamaan latar belakang
Kesamaan pendidikan
Kesamaan pengalaman
2.5.8 Asumsi Dasar Tentang Konsumen
Konsumen Rasional dan Konsumen Irrasional
Sifat konsumen terbagi atas dua sifat yaitu rasional dan irrasional. Konsumen rasional
dan irrasional memiliki karakteristik yang berbeda dengan konsumen irrasional, dilihat dari
bagaimana mereka mengambil sebuah keputusan pembelian terhadap beberapa pilihan produk
atau jasa.
Gambar 2.11
Cara Konsumen Irrasional dalam Memilih Sebuah Produk
Sumber: Strategic Marketing Communication (2006: 74)
Sedangkan cara konsumen rasional dalam memilih sebuah produk akan lebih melalui
beberapa pertimbangan dan pencarian referensi seperti yang terlihat dalam gambar 2.12 dibawah
ini.
Gambar 2.12
Cara Konsumen Rasional dalam Memilih Sebuah Produk
57
Laporan Magang di PT Syafaat Marcomm
Sumber: Strategic Marketing Communication (2006: 74)
2.6 Upaya dan Solusi untuk Memecahkan Masalah
Pada intinya, permasalahan yang sedang dihadapi oleh klien yaitu Cordova
Coffee adalah kecilnya atau tidak adanya repeat order dari konsumen terhadap
produk serta positioning brand yang masih belum jelas.
Oleh karena itu, pada laporan ini, penulis akan melaporkan hasil
rancangan Marketing Communication untuk Cordova Coffee. langkah-langkah
yang harus ditempuh adalah:
2.6.1 Analisis Brand dan Pasar
Berikut ini adalah alur kerja yang harus dilalui:
Gambar 2.13
Alur Kerja
58
Laporan Magang di PT Syafaat Marcomm
Sumber: Tim Syafa’at Marcomm
Setelah menetapkan alur kerja yang akan ditempuh, maka langkah
selanjutnya adalah menentukan siapa target yang akan dituju (segmentasi target)
Gambar 2.14
Segmentasi Target
Sumber: Tim Syafa’at Marcomm
Who Is a Coffee Consumen ?
Langkah selanjutnya adalah mendefinisikan siapa konsumen dari Cordova
Coffee ini. Berikut adalah hasil dari pendefinisian konsumen kopi.
Klasifikasi konsumen “kopi” berdasarkan karakter atau pengalaman:
1. Konsumen fanatik : Penikmat kopi yang punya kecenderungan teramat
kuat dan meyakini kenikmatan kopi ada di bagian “keaslian” kopi . Tanpa
campuran (mix : cream, dll)
Cirinya : loyal terhadap satu merk kopi, kopi menjadi konsumsi sehari-
hari, kopi bagian dari gaya hidup
2. Kopi maniak : Penikmat kopi harian yang mengkonsumsi kopi sebagai
kebutuhan rutin, tanpa mempunyai fanatik terhadap satu produk
Cirinya : kopi menjadi konsumsi sehari-hari, berganti-ganti merk tanpa
perlu fanatik pada satu produk, yang penting ngopi dan nikmat, peng-kopi
berat
3. Konsumen biasa : mengkonsumsi kopi “kadang-kadang”, kadang ngopi
kadang ndak. Kopi hanya sebatas jika sedang ingin dan dibutuhkan, juga
pas lagi ada kopi.tidak ketergantungan.
Cirinya : ngopi bukan aktifitas rutin, tidak loyalty pada kopi tertentu, suka
berganti-ganti kopi, cenderung ingin merasakan berbagai merk kopi.
Klasifikasi konsumen berdasarkan psikografis
59
Laporan Magang di PT Syafaat Marcomm
1. Konsumen Modern adalah mereka yang dekat dengan IT, jejaring sosial,
lebih selektif dan cerdas dalam memilih.
2. Konsumen Konvensional adalah mereka yang masih kolot atau belum
akrab dengan perkembangan IT, tidak aktif dalam media sosial dan tidak
terlalu selektif dalam memilih.
Setelah menetapkan target pasar dan mendefinisikan siapa mereka
dengan cara mengklasifikasikannya menurut karakter atau pengalaman dan
menurut psikografis, maka yang dilakukan selanjutnya adalah
menyimpulkan cara atau metode pendekatan yang akan dilakukan. Berikut
adalah hasil atau metode pendekatan konsumen yang akan dilakukan.
Gambar 2.15
Metode Pendekatan Konsumen
Sumber: Tim Syafa’at Marcomm
60
Laporan Magang di PT Syafaat Marcomm
Dengan hasil analisis konsumen dan brand diatas, maka diperoleh
peluang komunikasi sebagai berikut:
Peluang Komunikasi: hasil riset menunjukkan komunikasi produk
sejenis selalu berorientasi pada produk, hampir tidak ada yang
menggunakan pendekatan edukasi.
Edukasinya adalah: Orang indonesia mempunyai kebiasaan
minum kopi, bisa berpengaruh buruk terhadap kesehatan. Maka
mengkonsumsi kopi tidak hanya sekedar kenikmatan namun juga yang
bisa menambah dan menjaga kesehatan.
Berdasarkan analisis-analisis tersebut diatas, maka diperolelah sebuah
rancangan strategi komunikasi pemasaran atau yang disebut oleh tim Syafaat
Marcomm sebagai Cordova Coffee Holistic Marketing Communication.
2.6.2 Marketing Communication untuk Kopi Cordova
Tim Syafa’at Marcomm telah menghasilkan sebuah rancangan
komunikasi pemasaran yang Insya Allah telah disetuji oleh klien.
Berikut adalah hasil dari rancangan komunikasi pemasaran untuk
Cordova Coffee yang mereka beri nama dengan Cordova Coffee Holistic
Marketing Communication:
Dari beberapa alur kerja yang telah dilaksanakan, mulai dari brand
analysis, penetuan segmentasi pasar, pendefinisian target audience, serta
menetapkan metode pendekatan yang akan dilakukan, maka Tim Syafa’at
Marcomm telah menyimpulkan sebuah “positioning mapping” yang akan
ditanamkan di benak konsumen. Berikut adalah positioning mapping
Cordova Coffee.
Gambar 2.16
Positioning Mapping Cordova Coffee
61
Laporan Magang di PT Syafaat Marcomm
Sumber: Tim Syafa’at Marcomm
Untuk hasil terakhir, tim Syafa’at Marcomm khususnya tim strategic
planner menetapkan sebuah “Grand Strategy Marketing Communication dan
alur komunikasi” untuk Cordova Coffee yang akan penulis lampirkan dalam
lembar lampiran laporan magang ini.
62
top related