bab ii kajian pustaka a. kajian teori 1. silabusrepository.ump.ac.id/7280/3/siti amiriyati bab...
Post on 04-Nov-2019
0 Views
Preview:
TRANSCRIPT
12
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Silabus
Silabus adalah suatu rencana yang mengatur kegiatan
pembelajaran dan pengelolaan kelas, serta penilaian hasil belajar dari
suatu mata pelajaran. Silabus ini merupakan bagian dari kurikulum
sebagai penjabaran Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar ke dalam
materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian
kompetensi untuk penilaian hasil belajar. Dengan demikian
pengembangan silabus ini minimal harus mampu menjawab pertanyaan
sebagai berikut: kompetensi apakah yang harus dimiliki oleh peserta
didik, bagaimana cara membentuk kompetensi tersebut, dan bagaimana
cara mengetahui bahwa peserta didik telah memiliki kompetensi itu.
(BNSP, 2007: 2 )
Menurut Aisah (2011: 3) silabus adalah rencana pembelajaran pada
suatu dan/atau kelompok mata pelajaran/tema tertentu yang mencakup
standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok,/pembelajaran,
kegiatan pembelajaran, indicator pencapaian kompetensi untuk penilaian,
penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar. Selain itu silabus disusun
berdasarkan Standar Isi, yang di dalamnya berisikan Identitas Mata
Pelajaran, Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD), Materi
Hubungan Antara Kemampuan..., Siti Amiriyati, Program Pascasarjana UMP, 2012
13
Pokok/Pembelajaran, Kegiatan Pembelajaran, Indikator, Penilaian,
Alokasi Waktu, dan Sumber Belajar. Dengan demikian, silabus pada
dasarnya menjawab permasalahan-permasalahan sebagai berikut.
1. Kompetensi apa saja yang harus dicapai peserta didik sesuai dengan
yang dirumuskan oleh Standar Isi (Standar Kompetensi dan
Kompetensi Dasar).
2. Materi Pokok/Pembelajaran apa saja yang perlu dibahas dan dipelajari
peserta didik untuk mencapai Standar Isi.
3. Kegiatan Pembelajaran apa yang seharusnya diskenariokan oleh guru
sehingga peserta didik mampu berinteraksi dengan sumber-sumber
belajar.
4. Indikator apa saja yang harus dirumuskan untuk mengetahui
ketercapaian KD dan SK.
5. Bagaimanakah cara mengetahui ketercapaian kompetensi berdasarkan
Indikator sebagai acuan dalam menentukan jenis dan aspek yang akan
dinilai.
6. Berapa lama waktu yang diperlukan untuk mencapai Standar Isi
tertentu.
7. Sumber Belajar apa yang dapat diberdayakan untuk mencapai Standar
Isi tertentu.
Silabus merupakan produk utama dari pengembangan kurikulum
sebagai suatu rencana tertulis pada suatu satuan pendidikan yang harus
memiliki keterkaitan dengan produk pengembangan kurikulum lainnya,
Hubungan Antara Kemampuan..., Siti Amiriyati, Program Pascasarjana UMP, 2012
14
yaitu proses pembelajaran. Silabus dapat dikatakan sebagai kurikulum
ideal (ideal/potential curriculum), sedangkan proses pembelajaran
merupakan kurikulum actual (actual/real curriculum). Silabus juga
merupakan hasil atau produk pengembangan disain pembelajaran, seperti
Pola Dasar Kegiatan Belajar Mengajar (PDKBM) dan Garis-garis Besar
Program Pembelajaran (GBPP). Dalam silabus tersebut memuat
komponen-komponen minimal dari kurikulum satuan pendidikan. Untuk
mengadakan pengkajian terhadap kurikulum yang sedang dilaksanakan
pada suatu satuan pendidikan, bisa dilakukan melalui penelaahan silabus
yang telah dikembangkan dan diberlakukan. Dari pengkajian terhadap
silabus bisa memberikan berbagai informasi, di antaranya dapat dilihat
apakah kurikulum sebagai suatu teori telah diterjemahkan dengan baik.
Melalui silabus dapat ditelaah standar kompetensi dan kompetensi yang
akan dicapai, materi yang akan dikembangkan, proses yang diharapkan
terjadi, serta bagaimana cara mengukur keberhasilan belajar. Dari silabus
juga akan tampak apakah hubungan antara satu komponen dengan
komponen lainnya harmonis atau tidak. Karena itu kedudukan silabus
dalam telaah kurikulum tingkat satuan pendidikan sangatlah penting.
Silabus merupakan salah satu tahapan dalam pengembangan
kurikulum tingkat satuan pendidikan, khususnya untuk menjawab “apa
yang harus dipelajari?”, juga merupakan penjabaran lebih lanjut tentang
pokok-pokok program dalam satu mata pelajaran yang diturunkan dari
standar kompetensi dan kompetensi dasar yang telah ditetapkan ke dalam
Hubungan Antara Kemampuan..., Siti Amiriyati, Program Pascasarjana UMP, 2012
15
rincian kegiatan dan strategi pembelajaran, kegiatan dan strategi
penilaian, dan pengalokasian waktu. Silabus pada dasarnya merupakan
program yang bersifat makro yang harus dijabarkan lagi ke dalam
program-program pembelajaran yang lebih rinci, yaitu rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP). Silabus merupakan program yang
dilaksanakan untuk jangka waktu yang cukup panjang (satu semester),
menjadi acuan dalam mengembangkan RPP yang merupakan program
untuk jangka waktu yang lebih singkat. Silabus adalah rencana
pembelajaran pada suatu dan/atau kelompok mata pelajaran/tema tertentu
yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi
pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi
waktu, dan sumber/bahan/alat belajar. Silabus merupakan penjabaran
standar kompetensi dan kompetensi dasar ke dalam materi
pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian
kompetensi untuk penilaian.
Keberadaan silabus terkait erat dengan tugas guru dalam
merencanakan atau merancang pembelajaran. Menurut Rusman (2009:
340) mengatakan bahwa tahap merancang kegiatan pembelajaran adalah
tahap yang akan berhubungan dengan kemampuan guru menguasai bahan
ajar. Kemampuan guru dalam hal ini dapat dilihat dari cara atau proses
penyusunan program kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru.
Merancang yang dimaksud dalam penelitian ini adalah membuat
perencanaan pembelajaran. Perencanaan proses pembelajaran meliputi
Hubungan Antara Kemampuan..., Siti Amiriyati, Program Pascasarjana UMP, 2012
16
silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang memuat
identitas mata pelajaran, Standar Kompetensi (SK), Kompetensi Dasar
(KD), indikator pencapaian kompetensi, tujuan pembelajaran, materi ajar,
alokasi waktu, metode pembelajaran, kegiatan pembelajaran, penilaian
hasil belajar, dan sumber belajar (BSNP, 2007: 1). Berikut ini penjelasan
mengenai proses perencanaan pembelajaran tersebut yang meliputi:
1) Silabus
Silabus sebagai acuan pengembangan RPP memuat identitas
mata pelajaran atau tema pelajaran, SK, KD, materi pembelajaran,
kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi, penilaian,
alokasi waktu, dan sumber belajar. Silabus dikembangkan oleh satuan
pendidikan berdasarkan Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi
Lulusan (SKL), serta panduan penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP). Dalam pelaksanaannya, pengembangan silabus
dapat dilakukan oleh para guru secara mandiri atau berkelompok
dalam sebuah sekolah/madrasah atau beberapa sekolah, kelompok
Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) atau Pusat Kegiatan Guru
(PKG), dan Dinas Pendidikan. Pengembangan silabus disusun di
bawah supervisi dinas kabupaten/ kota yang bertanggung jawab di
bidang pendidikan untuk SD dan SMP, dan dinas provinsi yang
bertanggung jawab di bidang pendidikan untuk SMA dan SMK, serta
departemen yang menangani urusan pemerintahan di bidang agama
untuk MI, MTs, MA, dan MAK (BNSP, 2007: 2 ).
Hubungan Antara Kemampuan..., Siti Amiriyati, Program Pascasarjana UMP, 2012
17
2) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
RPP dijabarkan dari silabus untuk mengarahkan kegiatan
belajar peserta didik dalam upaya mencapai KD. Setiap guru pada
satuan pendidikan berkewajiban menyusun RPP secara lengkap dan
sistematis agar pembelajaran berlangsung secara interaktif, inspiratif,
menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk
berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi
prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan
perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.
RPP disusun untuk setiap KD yang dapat dilaksanakan dalam
satu kali pertemuan atau lebih. Guru merancang penggalan RPP untuk
setiap pertemuan yang disesuaikan dengan penjadwalan di satuan
pendidikan. Komponen RPP adalah: identitas mata pelajaran, Standar
Kompetensi, Kompetensi Dasar, indikator pencapaian, tujuan
pembelajaran, metode pembelajaran, kegiatan pembelajaran, alokasi
waktu, penilaian hasil belajar, dan sumber belajar.
3) Pelaksanaan Proses Pembelajaran
Pelaksanaan pembelajaran tersebut meliputi: persyaratan
pelaksanaan proses pembelajaran, beban kerja minimal guru, buku
teks pelajaran, pengelolaan kelas, pelaksanaan pembelajaran. Pada
tahap pelaksanaan pembelajaran ini, keterampilan mengajar guru akan
diuji (BSNP, 2007: 4).
Hubungan Antara Kemampuan..., Siti Amiriyati, Program Pascasarjana UMP, 2012
18
Rusman (2009:341) mengatakan bahwa kegiatan pembelajaran
di kelas adalah inti penyelenggaraan pendidikan yang ditandai oleh
adanya kegiatan pengelolaan kelas, penggunaan media dan sumber
belajar, serta penggunaan metode dan strategi pembelajaran. Semua
itu merupakan tugas dan tanggung jawab guru yang dalam
pelaksanaannya menuntut kemampuan guru secara optimal.
Pengelolaan kelas adalah kemampuan menciptakan suasana
kondusif di kelas guna mewujudkan proses pembelajaran yang
menyenangkan. Pengelolaan kelas dalam pelaksanaan pembelajaran
difokuskan pada pengaturan ruang atau setting tempat duduk ssiswa
yang dilakukan secara bergantian. Tujuannya adalah memberikan
kesempatan belajar secara merata kepada siswa.
Kemampuan menggunakan media dan sumber belajar tidak
hanya menggunakan media yang sudah tersedia seperti media cetak,
media audio, dan media audio visual. Namun, kemampuan guru di sini
lebih ditekankan pada penggunaan objek nyata yang ada di sekitar
sekolahnya.
Penggunaan media pembelajaran memiliki manfaat yang
sangat penting dalam pembelajaran. Menurut Rahadi (2003:27) bahwa
dengan media, proses pembelajaran menjadi lebih menarik sehingga
mendorong siswa untuk mencintai ilmu pengetahuan dan gemar
mencari sendiri sumber-sumber ilmu pengetahuan.
Hubungan Antara Kemampuan..., Siti Amiriyati, Program Pascasarjana UMP, 2012
19
Dalam penggunaan metode pembelajaran guru diharapkan
mampu memilih dan menggunakan metode pembelajaran sesuai
dengan materi yang akan disampaikan. R. Ibrahim dan Nana S.
Sukmadinata (dalam Rusman, 2009: 4) mengatakan bahwa setiap
metode pembelajaran memiliki kelebihan dan kelemahan dari berbagai
sudut, namunyang penting bagi guru metode manapun yang digunakan
harus jelas tujuan yang akan dicapai.
Karena siswa memiliki ketertarikan yang sangat heterogen,
idealnya seorang guru harus menggunakan multimetode, yaitu
memvariasikan penggunaan metode pembelajaran di dalam kelas,
seperti metode ceramah yang dipadukan dengan tanya jawab, dan
penugasan atau metode diskusi dengan pemberian tugas, dan
seterusnya, Hal ini dilakukan untuk memjembatani kebutuhan siswa
dan menghindari terjadinya kejenuhan yang dialami siswa.
4) Penilaian Hasil Pembelajaran
Penilaian hasil belajar adalah kegiatan atau cara yang
ditujukan untuk mengetahui tercapai atau tidaknya tujuan
pembelajaran dan juga proses pembelajaran yang telah dilakukan.
Pada tahap ini seorang guru dituntut memiliki kemampuan dalam
menentukan pendekatan dan cara-cara evaluasi, penyusunan alat
evaluasi, pengolahan dan penggunaan hasil evaluasi (Rusman, 2009:
342).
Hubungan Antara Kemampuan..., Siti Amiriyati, Program Pascasarjana UMP, 2012
20
Penilaian dilakukan oleh guru terhadap hasil pembelajaran
untuk mengukur tingkat pencapaian kompetensi peserta didik, serta
digunakan sebagai bahan penyusunan laporan kemajuan hasil belajar,
dan memperbaiki proses pembelajaran.
Penilaian dilakukan secara konsisten, sistematik, dan
terprogram dengan menggunakan tes dan nontes dalam bentuk tertulis
atau lisan, pengamatan kinerja, pengukuran sikap, penilaian hasil
karya berupa tugas, proyek dan/atau produk, portofolio, dan penilaian
diri. Penilaian hasil pembelajaran menggunakan Standar Penilaian
Pendidikan dan Panduan Penilaian Kelompok Mata Pelajaran. (BSNP,
2007: 3).
Indikasi kemampuan guru dalam penyusunan alat-alat tes ini
dapat digambarkan dari frekuensi penggunaan alat-alat tes secara
variatif karena alat-alat tes yang telah disusun pada dasarnya akan
digunakan sebagai alat penilaian hasil belajar. Pengolahan dan
penggunaan hasil belajar dalam pelaksanaannya sangat berkaitan erat.
Pengolahan hasil belajar yang baik akan tercermin pada penggunaan
hasil belajar yang diaplikasikan ke dalam berbagai kegiatan
pengembangan pembelajaran.
Ada dua hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan hasil
belajar, yaitu:
Hubungan Antara Kemampuan..., Siti Amiriyati, Program Pascasarjana UMP, 2012
21
a) jika bagian-bagian tertentu dari materi pelajaran tidak dipahami
oleh sebagian kecil siswa, guru tidak perlu memperbaiki program
pembelajaran, melainkan cukup memberikan kegiatan remedial
bagi siswa yang bersangkutan;
b) jika bagian-bagian tertentu dari materi pelajaran tidak dipahami
oleh sebagian siswa, maka diperlukan perbaikan dengan bagian-
bagian yang sulit dipahami.
Silabus sebagai acuan pengembangan RPP memuat identitas mata
pelajaran atau tema pelajaran, SK, KD, materi pembelajaran, kegiatan
pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi, penilaian, alokasi waktu,
dan sumber belajar. Silabus dikembangkan oleh satuan pendidikan
berdasarkan Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL),
serta panduan penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP). Dalam pelaksanaannya, pengembangan silabus dapat dilakukan
oleh para guru secara mandiri atau berkelompok dalam sebuah
sekolah/madrasah atau beberapa sekolah, kelompok Musyawarah Guru
Mata Pelajaran (MGMP) atau Pusat Kegiatan Guru (PKG), dan Dinas
Pendidikan. Pengembangan silabus disusun di bawah supervisi dinas
kabupaten/ kota yang bertanggung jawab di bidang pendidikan untuk SD
dan SMP, dan dinas provinsi yang bertanggung jawab di bidang
pendidikan untuk SMA dan SMK, serta departemen yang menangani
urusan pemerintahan di bidang agama untuk MI, MTs, MA, dan MAK
(BNSP, 2007: 2 ).
Hubungan Antara Kemampuan..., Siti Amiriyati, Program Pascasarjana UMP, 2012
22
Silabus akan sangat bermanfaat sebagai pedoman bagi pengajar
karena berisi petunjuk secara keseluruhan mengenai tujuan dan ruang
lingkup materi yang harus dipelajari oleh peserta didik. Selain itu, juga
menerangkan tentang kegiatan belajar mengajar, media, dan evaluasi yang
harus digunakan dalam proses pembelajaran kepada peserta didik. Dengan
berpedoman pada silabus diharapkan pengajar akan dapat mengajar lebih
baik, tanpa khawatir akan keluar dari tujuan, ruang lingkup materi,
strategi belajar mengajar, atau keluar dari sistem evaluasi yang
seharusnya.
Menurut para ahli pembuat kurikulum, terdapat banyak macam
komponen silabus yang tersusun dalam suatu matrik silabus. Hal inilah
yang harus dicermati dan dipilih oleh suatu institusi dalam
mengelompokkan komponen-komponen tersebut.
Setiap institusi berdasarkan kriteria atau standar yang diacu dapat
menentukan sendiri komponen apa yang dipilih dan disusun pada matrik
dalam menyusun silabus suatu mata pelajaran. Pada prinsipnya semakin
rinci silabus akan semakin memudahkan pengajar dalam menjabarkannya
ke dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Adapun komponen
silabus terdiri dari
a. Identitas Mata pelajaran
Identitas mata pelajaran dapat meliputi: nama mata pelajaran, kode
mata pelajaran, semester.
Hubungan Antara Kemampuan..., Siti Amiriyati, Program Pascasarjana UMP, 2012
23
b. Standar Kompetensi (SK)
Standar Kompetensi adalah seperangkat kompetensi yang dibakukan
sebagai hasil belajar materi pokok tertentu dalam satuan Pendidikan,
merupakan kompetensi bidang pengembangan dan materi pokok per
satuan pendidikan per satu kelas yang harus dicapai peserta didik
selama satu semester.
c. Kompetensi Dasar (KD)
Kompetensi Dasar adalah rincian kompetensi dalam setiap aspek
materi pokok yang harus dilatihkan kepada peserta didik sehingga
kompetensi dapat diukur dan diamati. Kompetensi Dasar sebaiknya
selalu dilakukan perbaikan dan pengayaan guna memenuhi keinginan
pasar.
d. Indikator
Indikator merupakan wujud dari KD yang lebih spesifik, yang
merupakan cerminan dari kemampuan peserta didik dalam suatu
tahapan pencapaian pengalaman belajar yang telah dilalui. Bila
serangkaian indikator dalam suatu kompetensi dasar sudah dapat
dicapai peserta didik, berarti target KD tersebut sudah terpenuhi.
e. Pengalaman belajar
Pengalaman belajar merupakan kegiatan fisik maupun mental yang
dilakukan oleh peserta didik dalam berinteraksi dengan bahan ajar.
Pengalaman belajar dikembangkan untuk mencapai KD melalui
Hubungan Antara Kemampuan..., Siti Amiriyati, Program Pascasarjana UMP, 2012
24
strategi pembelajaran. Dengan melakukan pengalaman belajar yang
tepat mahasiswa diharapkan dapat mencapai dan mempunyai
kemampuan kognitif, psikomorik, dan afektif yang sekaligus telah
mengintegrasikan kecakapan hidup (life skill). Oleh karenanya yang
membedakan antara perguruan tinggi satu dengan yang lain tercermin
pada perbedaan pengalaman belajar yang diperoleh mahasiswa.
f. Materi pokok
Bagian struktur keilmuan suatu bahan kajian yang dapat berupa
pengertian, konsep, gugus isi atau konteks, proses, bidang ajar, dan
keterampilan.
g. Waktu
Merupakan lama waktu dalam menit yang dibutuhkan peserta didik
mampu menguasi KD yang telah ditetapkan.
h. Sumber pustaka
Sumber pustaka adalah kumpulan dari referensi yang dirujuk atau
yang dianjurkan, sebagai sumber informasi yang harus dikuasai oleh
peserta didik.
i. Penilaian
Penilaian ini berarti serangkaian kegiatan untuk memperoleh,
menganalisis, dan menafsirkan informasi; dan kemudian
menggunakan informasi tersebut untuk pengambilan keputusan.
Dengan memperhatikan beberapa pengertian di atas, pada
dasarnya silabus merupakan acuan utama dalam suatu kegiatan
Hubungan Antara Kemampuan..., Siti Amiriyati, Program Pascasarjana UMP, 2012
25
pembelajaran. Jadi silabus sangat bermanfaat untuk mendukung
kelancaran dan keberhasilan proses pembelajaran. Menurut Aishah
(2011 : 4), beberapa manfaat dari silabus di antaranya adalah:
1. Sebagai pedoman/acuan bagi pengembangan pembelajaran lebih
lanjut, yaitu dalam penyusunan RPP, pengelolaan kegiatan
pembelajaran, penyediaan sumber belajar, dan pengembangan
sistem penilaian.
2. Memberikan gambaran mengenai pokok-pokok program yang akan
dicapai dalam suatu mata pelajaran.
3. Sebagai ukuran dalam melakukan penilaian keberhasilan suatu
program pembelajaran.
4. Dokumentasi tertulis (witten document) sebagai akuntabilitas suatu
program pembelajaran.
Dalam pengembangan silabus perlu dipertimbangkan beberapa
prinsip. Prinsip tersebut merupakan kaidah yang akan menjiwai
pelaksanaan kurikulum tingkat satuan pendidikan. Terdapat beberapa
prinsip yang harus dijadikan dasar dalam pengembangan silabus ini,
yaitu: ilmiah, relevan, sistematis, konsisten, memadai/adequate,
aktual/kontekstual, fleksibel, dan menyeluruh. Penjelasan dari prinsip-
prinsip tersebut yaitu:
1. Ilmiah, maksudnya bahwa keseluruhan materi dan kegiatan yang
menjadi muatan dalam silabus harus benar dan dapat
dipertanggungjawabkan secara keilmuan. Mengingat silabus
Hubungan Antara Kemampuan..., Siti Amiriyati, Program Pascasarjana UMP, 2012
26
berisikan garis-garis besar isi/materi pembelajaran yang akan
dipelajari siswa, maka materi/isi pembelajaran tersebut harus
memenuhi kebenaran ilmiah. Untuk itu, dalam penyusunan silabus
disarankan melibatkan ahli bidang keilmuan masing-masing mata
pelajaran agar materi pembelajaran tersebut memiliki validitas
yang tinggi.
2. Relevan, maksudnya bahwa cakupan, kedalaman, tingkat
kesukaran dan urutan penyajian materi dalam silabus harus sesuai
dengan tingkat perkembangan fisik, intelektual, sosial, emosional,
dan spritual peserta didik.
3. Sistematis, maksudnya bahwa komponen-komponen dalam silabus
harus saling berhubungan secara fungsional dalam mencapai
kompetensi. Silabus pada dasarnya merupakan suatu sistem, oleh
karena itu dalam penyusunannya harus dilakukan secara
sistematis.
4. Konsisten, maksudnya bahwa dalam silabus harus nampak
hubungan yang konsisten (ajeg, taat asas) antara kompetensi dasar,
indikator, materi pokok, pengalaman belajar, sumber belajar, dan
sistem penilaian.
5. Memadai, maksudnya bahwa cakupan indikator, materi pokok,
pengalaman belajar, sumber belajar, dan sistem penilaian cukup
memadai untuk menunjang pencapaian kompetensi dasar yang
pada akhirnya mencapai standar kompetensi.
Hubungan Antara Kemampuan..., Siti Amiriyati, Program Pascasarjana UMP, 2012
27
6. Aktual dan Kontekstual, maksudnya bahwa cakupan indikator,
materi pokok, pengalaman belajar, sumber belajar, dan sistem
penilaian memperhatikan perkembangan ilmu, teknologi, dan seni
mutakhir dalam kehidupan nyata, dan peristiwa yang terjadi.
7. Fleksibel, maksudnya bahwa keseluruhan komponen silabus dapat
mengakomodasi keragaman peserta didik, pendidik, serta dinamika
perubahan yang terjadi di sekolah dan tuntutan masyarakat.
8. Menyeluruh, maksudnya bahwa komponen silabus mencakup
keseluruhan ranah kompetensi (kognitif, afektif, psikomotor).
2. Kemampuan Guru
a. Pengertian Kemampuan
Croff (dalam Moenir, 2001:76) berpendapat bahwa
kemampuan pada hakekatnya menunjukan kecakapan seperti yang
dimiliki seseorang untuk menyelesaikan pekerjaan yang dibebankan
kepadanya. Kemudian Gibson (1996:237) mengemukakan bahwa
kemampuan menunjuk pada potensi seseorang untuk melaksanakan
tugas atau pekerjaan. Kemampuan berhubungan dengan kemampuan
fisik dan mental seseorang untuk melaksanakan pekerjaan.
Kemampuan ini akan tercermin dari sikap yang ditunjukkan dalam
menyelesaikan pekerjaannya.
Pendapat lain mengenai kemampuan dikemukakan oleh
Thoha (2001:93) yang menyatakan bahwa kemampuan merupakan
Hubungan Antara Kemampuan..., Siti Amiriyati, Program Pascasarjana UMP, 2012
28
salah satu unsur dalam kematangan berkaitan dengan pengetahuan
dan ketrampilan yang diperoleh dari pendidikan, latihan, dan
pengalaman. Dengan demikian kemampuan pada masing-masing
orang bisa berbeda-beda sesuai dengan pengetahuan dan ketrampilan
yang dimilikinya. Perbedaan kemampuan itu ada yang karena
bawaan sejak lahir ditakdirkan tidak sama antar kemampuan yang
dimiliki seseorang. Ada juga yang beranggapan bukan disebabkan
sejak lahir, melainkan karena perbedaan menyerap informasi yang
ada, bahkan ada yang menganggap perbedaan itu karena perpaduan
antara keduanya.
Dari pengertian tersebut, dapatlah disimpulkan bahwa
kemampuan (ability) adalah kecakapan atau potensi menguasai suatu
keahlian yang merupakan bawaan sejak lahir atau merupakan hasil
latihan atau praktik dan digunakan untuk mengerjakan sesuatu yang
diwujudkan melalui tindakannya.
b. Pengertian Kemampuan Guru
Guru memegang peranan yang sangat penting dalam kegiatan
pembelajaran karena guru berperan sebagai agen transformasi dan
fasilitasi ilmu pengetahuan maupun nilai-nilai moral kepada siswa.
Paradigma guru sebagai knowledge transformator telah bergeser
menjadi knowledge fasilitator. Konsekuensi perubahan paradigma
tersebut, maka guru harus selalu memperkaya kemampuan
Hubungan Antara Kemampuan..., Siti Amiriyati, Program Pascasarjana UMP, 2012
29
pengetahuan dan meningkatkan kemampuan ketrampilannya
terutama dalam metode, strategi dan pemanfaatan media
pembelajaran.
Menurut Pasal 1 Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008
tentang Guru, pengertian guru adalah pendidik profesional dengan
tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan,
melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan
anak usia dini jalur formal, pendidikan dasar, dan pendidikan
menengah. Kemampuan guru atau yang sering disebut kompetensi
guru merupakan seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan
perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dikuasai, dan diaktualisasikan
oleh guru dalam melaksanakan tugas keprofesionalan.
Menurut Pasal 1 Undang-undang No. 14 Tahun 2005 yang
dimaksud dengan guru adalah pendidik profesional dengan tugas
utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih,
menilai dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia
dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar dan pendidikan
menengah. Guru sebagai pendidik harus memiliki kualifikasi
akademis dan kompetensi sebagai agen pembelajaran pada jenjang
pendidikan dasar dan menengah serta pendidikan anak usia dini
meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi
profesional, dan kompetensi sosial. Dengan demikian, kompetensi
Hubungan Antara Kemampuan..., Siti Amiriyati, Program Pascasarjana UMP, 2012
30
guru ada empat macam meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi
kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional.
Kompetensi pedagogik merupakan kemampuan yang
berkenaan dengan pemahaman peserta didik dan pengelolaan
pembelajaran yang mendidik dan dialogis. Secara substansif
kompetensi ini mencakup kemampuan pemahaman terhadap peserta
didik, perancangan, pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar,
dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai
potensi yang dimilikinya.
Kompetensi kepribadian merupakan kemampuan personal
yang mencerminkan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif,
dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik, dan berakhlak
mulia. Kompetensi kepribadian ini merupakan kompetensi dasar
yang dimiliki oleh setiap guru antara guru yang satu dengan yang
lain berbeda.
Kompetensi profesional merupakan kemampuan yang
berkenaan dengan penguasaan materi pembelajaran bidang studi
secara luas dan mendalam yang mencakup penguasaan substansi isi
materi kurikulum, mata pelajaran di sekolah, dan substansi keilmuan
yang menaungi materi kurikulum tersebut serta menambah wawasan
keilmuan sebagai guru. Keterampilan profesional salah satunya dapat
terlihat pada kemampuan guru saat menerapkan konsep-konsep
pembelajaran di kelas.
Hubungan Antara Kemampuan..., Siti Amiriyati, Program Pascasarjana UMP, 2012
31
Kompetensi sosial berkenaan dengan kemampuan pendidik
sebagai bagian dari masyarakat untuk berkomunikasi dan bergaul
secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga
kependidikan orang tua/ wali peserta didik, dan masyarakat sekitar.
Sikap luwes dan fleksibel seorang guru terhadap siswa dan teman
sejawat merupakan salah satu cermin kompetensi sosial.
Peters mengemukakan ada tiga tugas dan tanggungjawab
guru, yakni: (a) guru sebagai pengajar, (b) guru sebagai pembimbing,
(c) guru sebagai administrator kelas. Ketiga tugas guru tersebut
merupakan tugas pokok profesi guru. Sementara Peters Amstrong
membagi tugas dan tanggung jawab guru menjadi lima kategori,
yakni: (a) tanggung jawab ajaran, (b) tanggung jawab dalam
memberikan bimbingan, (c) tanggung jawab dalam mengembangkan
kurikulum, (d) tanggungjawab dalam mengembangkan profesi, dan
(e) tanggung jawab dalam membina hubungan dengan masyarakat
(Sudjana, 2009: 42).
Guru sebagai pengajar lebih menekankan kepada tugas dalam
merencanakan dan melaksanakan pengajaran. Dalam tugas ini guru
dituntut memiliki seperangkat pengetahuan dan ketrampilan teknis
pengajar, di samping menguasai ilmu atau bahan yang akan
diajarkannya. Guru sebagai pembimbing memberikan tekanan
kepada tugas, memberikan bantuan kepada siswa dalam pemecahan
Hubungan Antara Kemampuan..., Siti Amiriyati, Program Pascasarjana UMP, 2012
32
masalah yang dihadapinya. Tugas ini merupakan aspek mendidik,
sebab tidak hanya berkenaan dengan penyampaian ilmu pengetahuan
tetapi juga menyangkut pengembangan kepribadian dan
pembentukan nilai-nilai para siswa. Sedangkan tugas sebagai
administrator kelas pada hakikatnya merupakan jalinan antara
ketatalaksanaan bidang pengajaran dan ketatalaksanaan pada
umumnya. Namun demikian, ketatalaksanaan bidang pengajaran
lebih menonjol dan lebih diutamakan bagi profesi guru. (Sudjana,
2009: 44)
Perbedaan pokok antara profesi guru dengan lainnya terletak
dalam tugas dan tanggungjawabnya. Tugas dan tanggungjawab
tersebut erat kaitannya dengan kemampuan yang disaratkan untuk
memangku profesi tersebut. Kemampuan dasar tersebut tidak lain
ialah kompetensi guru. Cooper mengemukakan empat kompetensi
guru, yakni;
a. mempunyai pengetahuan tentang belajar dan tingkah laku
manusia;
b. mempunyai pengetahuan dan menguasai bidang studi yang
dibinanya;
c. mempunyai sikap yang tepat tentang diri sendiri, sekolah, teman
sejawat dan bidang studi yang dibinanya;
d. mempunyai keterampilan teknik mengajar.
Hubungan Antara Kemampuan..., Siti Amiriyati, Program Pascasarjana UMP, 2012
33
Pendapat yang hampir serupa dikemukakan oleh Grasser.
Menurut Glasser ada empat hal yang harus dikuasai guru, yakni; (a)
menguasai bahan pelajaran, (b) kemampuan mendiagnosa tingkah
laku siswa, (c) kemampuan melaksanakan proses pengajaran, dan (d)
kemampuan mengukur hasil belajar siswa. Bertolak dari pendapat di
atas, maka kompetensi guru dapat dibagi menjadi tiga bidang, yakni;
a. kompetensi bidang kognitif, artinya kemampuan intelektual,
seperti penguasaan mata pelajaran, pengetahuan mengenai belajar
dan tingkah laku individu, pengetahuan tentang bimbingan
penyuluhan, pengetahuan tentang administrasi kelas, pengetahuan
tentang cara menilai hasil belajar siswa, pengetahuan tentang
kemasyarakatan serta pengetahuan umum lainnya;
b. kompetensi bidang sikap, artinya kesiapan dan kesediaan guru
terhadap berbagai hal yang berkenaan dengan tugas dan
profesinya. Misalnya sikap menghargai pekerjaannya, mencintai
dan memiliki perasaan senang terhadap mata pelajaran yang
dibinanya, sikap toleransi terhadap sesama teman profesinya,
memiliki kemampuan yang keras untuk meningkatkan hasil
pekerjaannya;
c. kompetensi perilaku/performance, artinya kemampuan guru
dalam berbagai keterampilan/berperilaku, seperti keterampilan
mengajar, membimbing, menilai, menggunakan alat bantu
Hubungan Antara Kemampuan..., Siti Amiriyati, Program Pascasarjana UMP, 2012
34
pengajaran, bergaul atau berkomunikasi dengan siswa,
keterampilan menumbuhkan semangat belajar siswa,
keterampilan menyusun persiapan/ perencanaan mengajar,
keterampilan melaksanakan administrasi kelas, dan lain-lain.
Perbedaan dengan kompetensi kognitif terletak dalam sifatnya.
Kalau kompetensi kognitif berkenaan dengan aspek teori atau
pengetahuannya, pada kompetensi perilaku yaang diutamakan
adalah praktek/keterampilan melaksanakan.
Ketiga bidang kompetensi di atas tidak berdiri sendiri, tetapi
saling berhubungan dan saling mempengaruhi satu sama lain. George
J. Mouly mengatakan bahwa ketiga bidang tersebut (kognitif, sikap
dan perilaku) mempunyai hubungan hierarkhis. Artinya saling
mendasari satu sama lain. Kompetensi yang satu mendasari
kompetensi yang lain (Sudjana, 2009:18). Hal tersebut sejalan
dengan kurikulum saat ini, yaitu Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) merupakan kurikulum berbasis kompetensi.
Menurut Yamin (2009: 75) kompetensi adalah kemampuan yang
dapat dilakukan siswa yang mencakup tiga aspek yaitu pengetahuan,
sikap dan keterampilan. Pembelajaran yang berbasis kompetensi
adalah pembelajaran yang memiliki standar, standar yang dimaksud
adalah acuan bagi guru tentang kemampuan yang menjadi focus
pembelajaran dan penilaian. Jadi, proses pembelajaran yang
Hubungan Antara Kemampuan..., Siti Amiriyati, Program Pascasarjana UMP, 2012
35
dilakukan dengan pendekatan berbasis kompetensi adalah proses
pendeteksian kemampuan dasar siswa untuk memudahkan
terciptanya suatu tujuan secara teoritis dan praktis.
Menurut Cosalabu (2010: 5) ada beberapa peran dan tugas
guru dalam proses pembelajaran dapat diuraikan di bawah ini.
1. Guru sebagai sumber belajar
Peran sebagai sumber belajar berkaitan erat dengan penguasaan
materi pelajaran. Dikatakan guru yang baik manakala ia dapat
menguasai materi pelajaran dengan baik, sehingga ia benar –
benar berperan sebagai sumber belajar bagi peserta didik. Apapun
yang ditanyakan siswa berkaitan dengan materi pelajaran yang
sedang diajarkannya, ia akan bisa menjawab dengan penuh
keyakinan. Ketidakpahaman guru tentang materi pelajaran
biasanya ditunjukkan oleh perilaku – perilaku tertentu, misalnya
teknis penyampaian materi yang monoton, ia lebih sering duduk
dikursi sambil membaca, suaranya lemah, tidak berani kontak
mata dengan siswa, miskin dengan ilustrasi, dll. Perilaku yang
demikian dapat menyebabkan hilangnya kepercayaa pada diri
siswa, sehingga guru akan sulit mengendalikan kelas.
Sebagai sumber belajar dalam proses pembelajaran hendaknya
guru melakukan tiga hal yaitu;
a. Guru memiliki bahan referensi yang lebih banyak daripada
siswa. Hal ini untuk menjaga agar guru memiliki pemahaman
Hubungan Antara Kemampuan..., Siti Amiriyati, Program Pascasarjana UMP, 2012
36
yang lebih baik tentang materi yang akan dikaji bersama siswa,
karena dalam perkembangan teknologis informasi yang sangat
cepat bisa terjadi siswa lebih “pintar” dibandingkan guru dalam
hal penguasaan informasi.
b. Guru dapat menunjukkan sumber belajar yang dapat dipelajari
oleh siswa.
c. Guru perlu melakukan pemetaan tentang materi pelajaran,
misalnya dengan menentukan materi inti (core) yang wajib
dipelajari oleh siswa, mana materi tambahan. Melalui
pemetaan semacam ini akan memudahkan bagi guru dalam
melaksanakan tugasnya sebagai sumber belajar.
2. Guru sebagai pendidik
Guru adalah pendidik, yang menjadi tokoh, panutan, dan
identifikasi bagi peserta didik dan lingkungannya. Oleh karena itu,
guru harus memiliki standar kualitas pribadi tertentu yang
mencakup tanggung jawab, wibawa, mandiri, dan disiplin.
Berkaitan dengan tanggung jawab, guru harus mengetahui
nilai, norma moral, dan sosial, serta berusaha berperilaku dan
berbuat sesuai dengan nilai dan norma tersebut. Guru juga harus
bertanggung jawab terhadap segala tindakannya dalam
pembelajaran disekolah dan kehidupan bermasyarakat. Berkaitan
dengan wibawa, guru harus mampu mengambil keputusan secara
mandiri (independent), terutama dalam berbagai hal yang
Hubungan Antara Kemampuan..., Siti Amiriyati, Program Pascasarjana UMP, 2012
37
berkaitan dengan pembelajaran dan pembentukan kompetensi serta
bertindak sesuai dengan kondisi peserta didik dan lingkungan.
Sedangkan disiplin, guru harus mematuhi berbagai peraturan dan
tata tertib secara konsisten atas dasar kesadaran professional,
karena mereka bertugas untuk mendisiplinkan peserta didik di
sekolah, terutama dalam pembelajaran.
3. Guru sebagai pembelajar
Sekarang ini, perkembangan teknologi mengubah peran guru
dari pengajar yang bertugas menyampaikan materi pelajaran
menjadi fasilitator yang bertugas memberikan kemudahan belajar
karena, peserta didik bisa belajar dari berbagai sumber yaitu;
radio, telivisi, berbagai macam film pembelajaran bahkan program
internet atau e–learning.
4. Guru sebagai pembimbing
Guru diharapkan sebagai pembimbing perjalanan yang
berdasarkan pengetahuannya bertanggung jawab atas kelancaran
perjalanan itu. Jadi, sebagai pembimbing guru harus merumuskan
tujuan secara jelas, menetapkan waktu perjalanan, menetapkan
perjalanan yang harus ditempuh, menggunakan petunjuk
perjalanan, serta menilai kelancarannya sesuai dengan kebutuhan
dan kemampuan peserta didik. Semua itu dilakukan berdasarkan
kerjasama dengan peserta didik, tetapi guru memberikan pengaruh
dalam aspek setiap perjalanan yang direncanakan dan
Hubungan Antara Kemampuan..., Siti Amiriyati, Program Pascasarjana UMP, 2012
38
dilaksanakan. Istilah perjalanan merupakan suatu proses belajar,
baik dalam kelas maupun diluar kelas.
5. Guru sebagai pelatih
Proses pendidikan dan pembelajaran memerlukan latihan
keterampilan, baik intelektual maupun motorik, sehingga menuntut
guru untuk bertindak sebagai pelatih, karena tanpa latihan pesert
didik tidak akan mampu menunjukkan penguasaan kompetensi
dasar dan tidak akan mahir dalam berbagai keterampilan yang
dikembangkan sesuai dengan materi standar. Oleh karena itu, guru
harus berperan sebagai pelatih, yang bertugas melatih peserta didik
dalam pembentukan kompetensi dasar, sesuai dengan potensi
masing–masing. Pelatihan yang dilakukan harus juga
memperhatikan perbedaan individual peserta didik dan
lingkungan.
6. Guru sebagai penasehat
Guru adalah seorang penasehat bagi peserta didik meskipun
mereka tidak memiliki latihan khusus sebagai penasehat. Agar
guru menyadari perannya sebagai penasehat secara lebih
mendalam makaa ia harus memahami psikologi kepribadian dan
ilmu kesehatan mental. Pendekatan psikologis dan kesehatan
mental akan banyak menolong guru dalam menjalankan perannya
sebagai penasehat, yang telah banyak dikenal bahwa ia banyak
membantu peserta didik untuk dapat membuat keputusan sendiri.
Hubungan Antara Kemampuan..., Siti Amiriyati, Program Pascasarjana UMP, 2012
39
7. Guru sebagai agen pembaharu (inovator)
Inovasi pendidikan dilakukan guna memecahkan masalah
yang dihadapi, agar dapat memperbaiki mutu pendidikan secara
efektif dan efisien. Salah satu bentuk peran serta yang dapat
dilakukan guru terhadap inovasi adalah sebagai agen
pembaharuan. Oleh karena itu, guru harus mampu menerjemahkan
pengalaman yang telah lalu kedalam kehidupan yang bermakna
bagi peserta didik. Dalam hal ini, terdapat jurang yang dalam dan
luas antara generasi yang satu dengan yang lain maka guru
menjadi jembatan jurangn tersebut bagi peserta didik, jika tidak
maka hal ini dapat mengambil bagian dalam proses belajar yang
berakibat tidak menggunakan potensi yang dimiliki oleh peserta
didik.
8. Guru sebagai model dan teladan
Guru merupakan model dan teladan bagi peserta didik.
Oleh karena itu, pribadi dan apa yang dilakukan guru akan
mendapat sorotan peserta didik serta orang disekitar
lingkungannya. Ada beberapa hal yang mendapat perhatian guru
dalam perannya sebagai model dan teladan yaitu; penggunaan
gaya bahasa guru dalam berbicara, gaya kebiasaan guru bekerja,
sikap guru melalui pengalaman dan kesalahan yang dilakukan,
pakaian yang menampakkan ekspresi seluruh kepribadian,
Hubungan Antara Kemampuan..., Siti Amiriyati, Program Pascasarjana UMP, 2012
40
hubungan kemanusiaan (dalam hal pergaulan, intelektual moral,
terutama bagaimana berperilaku), proses berpikir dalam hal
menghadapi dan memecahkan masalah, dalam hal pengambilan
keputusan, kesehatan (semangat, sikap tenang, antusias, dll).
Uraian tersebut di atas menunjukkan bahwa tugas dan peranan
guru sangat beragam dan kompleks, sehingga sesungguhnya tidak
mudah untuk menjadi seorang guru. Hal tersebut menuntut guru untuk
senantiasa terus meningkatkan profesionalisme dan kinerjanya dari
waktu ke waktu.
Kompetensi guru dalam penelitian ini lebih mengarah pada
kompetensi pedagogik karena variabel yang dikaji dalam penelitian ini
diantaranya adalah kemampuan menyusun silabus dan gaya mengajar.
Menurut Kemendiknas (2010: 12), berkaitan dengan kegiatan
Penilaian Kinerja Guru terdapat 7 (tujuh) aspek dan 45 (empat puluh
lima) indikator yang berkenaan penguasaan kompetensi pedagogik.
Berikut ini disajikan ketujuh aspek kompetensi pedagogik beserta
indikatornya:
1. Menguasai karakteristik peserta didik.
Guru mampu mencatat dan menggunakan informasi tentang
karakteristik peserta didik untuk membantu proses pembelajaran.
Karakteristik ini terkait dengan aspek fisik, intelektual, sosial,
emosional, moral, dan latar belakang sosial budaya, yaitu:
Hubungan Antara Kemampuan..., Siti Amiriyati, Program Pascasarjana UMP, 2012
41
a. Guru dapat mengidentifikasi karakteristik belajar setiap peserta
didik di kelasnya,
b. Guru memastikan bahwa semua peserta didik mendapatkan
kesempatan yang sama untuk berpartisipasi aktif dalam
kegiatan pembelajaran,
c. Guru dapat mengatur kelas untuk memberikan kesempatan
belajar yang sama pada semua peserta didik dengan kelainan
fisik dan kemampuan belajar yang berbeda,
d. Guru mencoba mengetahui penyebab penyimpangan perilaku
peserta didik untuk mencegah agar perilaku tersebut tidak
merugikan peserta didik lainnya,
e. Guru membantu mengembangkan potensi dan mengatasi
kekurangan peserta didik,
f. Guru memperhatikan peserta didik dengan kelemahan fisik
tertentu agar dapat mengikuti aktivitas pembelajaran, sehingga
peserta didik tersebut tidak termarjinalkan (tersisihkan,
diolok‐olok, minder, dsb).
2. Menguasasi teori belajar dan prinsip‐prinsip pembelajaran yang
mendidik.
Guru mampu menetapkan berbagai pendekatan, strategi, metode,
dan teknik pembelajaran yang mendidik secara kreatif sesuai
dengan standar kompetensi guru. Guru mampu menyesuaikan
Hubungan Antara Kemampuan..., Siti Amiriyati, Program Pascasarjana UMP, 2012
42
metode pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik peserta
didik dan memotivasi mereka untuk belajar, yaitu:
a. Guru memberi kesempatan kepada peserta didik untuk
menguasai materi pembelajaran sesuai usia dan kemampuan
belajarnya melalui pengaturan proses pembelajaran dan
aktivitas yang bervariasi,
b. Guru selalu memastikan tingkat pemahaman peserta didik
terhadap materi pembelajaran tertentu dan menyesuaikan
aktivitas pembelajaran berikutnya berdasarkan tingkat
pemahaman tersebut,
c. Guru dapat menjelaskan alasan pelaksanaan kegiatan/aktivitas
yang dilakukannya, baik yang sesuai maupun yang berbeda
dengan rencana, terkait keberhasilan pembelajaran,
d. Guru menggunakan berbagai teknik untuk memotiviasi
kemauan belajar peserta didik,
e. Guru merencanakan kegiatan pembelajaran yang saling terkait
satu sama lain, dengan memperhatikan tujuan pembelajaran
maupun proses belajar peserta didik,
f. Guru memperhatikan respon peserta didik yang belum/kurang
memahami materi pembelajaran yang diajarkan dan
menggunakannya untuk memperbaiki rancangan pembelajaran
berikutnya.
Hubungan Antara Kemampuan..., Siti Amiriyati, Program Pascasarjana UMP, 2012
43
3. Pengembangan kurikulum.
Guru mampu menyusun silabus sesuai dengan tujuan terpenting
kurikulum dan menggunakan RPP sesuai dengan tujuan dan
lingkungan pembelajaran. Guru mampu memilih, menyusun, dan
menata materi pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan peserta
didik, yaitu:
a. Guru dapat menyusun silabus yang sesuai dengan kurikulum,
b. Guru merancang rencana pembelajaran yang sesuai dengan
silabus untuk membahas materi ajar tertentu agar peserta didik
dapat mencapai kompetensi dasar yang ditetapkan,
c. Guru mengikuti urutan materi pembelajaran dengan
memperhatikan tujuan pembelajaran,
d. Guru memilih materi pembelajaran yang: (1) sesuai dengan
tujuan pembelajaran, (2) tepat dan mutakhir, (3) sesuai dengan
usia dan tingkat kemampuan belajar peserta didik, (4) dapat
dilaksanakan di kelas dan (5) sesuai dengan konteks kehidupan
sehari‐hari peserta didik.
2. Kegiatan pembelajaran yang mendidik.
Guru mampu menyusun dan melaksanakan rancangan
pembelajaran yang mendidik secara lengkap. Guru mampu
melaksanakan kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan
kebutuhan peserta didik. Guru mampu menyusun dan
menggunakan berbagai materi pembelajaran dan sumber belajar
Hubungan Antara Kemampuan..., Siti Amiriyati, Program Pascasarjana UMP, 2012
44
sesuai dengan karakteristik peserta didik. Jika relevan, guru
memanfaatkan teknologi informasi komunikasi (TIK) untuk
kepentingan pembelajaran:
a. Guru melaksanakan aktivitas pembelajaran sesuai dengan
rancangan yang telah disusun secara lengkap dan pelaksanaan
aktivitas tersebut mengindikasikan bahwa guru mengerti
tentang tujuannya,
b. Guru melaksanakan aktivitas pembelajaran yang bertujuan
untuk membantu proses belajar peserta didik, bukan untuk
menguji sehingga membuat peserta didik merasa tertekan,
c. Guru mengkomunikasikan informasi baru (misalnya materi
tambahan) sesuai dengan usia dan tingkat kemampuan belajar
peserta didik,
d. Guru menyikapi kesalahan yang dilakukan peserta didik
sebagai tahapan proses pembelajaran, bukan semata‐mata
kesalahan yang harus dikoreksi. Misalnya: dengan mengetahui
terlebih dahulu peserta didik lain yang setuju/tidak setuju
dengan jawaban tersebut, sebelum memberikan penjelasan
tentang jawaban yamg benar,
e. Guru melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai isi
kurikulum dan mengkaitkannya dengan konteks kehidupan
sehari‐hari peserta didik,
Hubungan Antara Kemampuan..., Siti Amiriyati, Program Pascasarjana UMP, 2012
45
f. Guru melakukan aktivitas pembelajaran secara bervariasi
dengan waktu yang cukup untuk kegiatan pembelajaran yang
sesuai dengan usia dan tingkat kemampuan belajar dan
mempertahankan perhatian peserta didik,
g. Guru mengelola kelas dengan efektif tanpa mendominasi atau
sibuk dengan kegiatannya sendiri agar semua waktu peserta
dapat termanfaatkan secara produktif,
h. Guru mampu audio‐visual (termasuk tik) untuk meningkatkan
motivasi belajar peserta didik dalam mencapai tujuan
pembelajaran. Menyesuaikan aktivitas pembelajaran yang
dirancang dengan kondisi kelas,
i. Guru memberikan banyak kesempatan kepada peserta didik
untuk bertanya, mempraktekkan dan berinteraksi dengan
peserta didik lain,
j. Guru mengatur pelaksanaan aktivitas pembelajaran secara
sistematis untuk membantu proses belajar peserta didik.
Sebagaicontoh: guru menambah informasi baru setelah
mengevaluasi pemahaman peserta didik terhadap materi
sebelumnya, dan
k. Guru menggunakan alat bantu mengajar, dan/atau
audio‐visual (termasuk tik) untuk meningkatkan motivasi
belajar pesertadidik dalam mencapai tujuan pembelajaran.
Hubungan Antara Kemampuan..., Siti Amiriyati, Program Pascasarjana UMP, 2012
46
3. Pengembangan potensi peserta didik.
Guru mampu menganalisis potensi pembelajaran setiap peserta
didik dan mengidentifikasi pengembangan potensi peserta didik
melalui program pembelajaran yang mendukung siswa
mengaktualisasikan potensi akademik, kepribadian, dan
kreativitasnya sampai ada bukti jelas bahwa peserta didik
mengaktualisasikan potensi mereka, yaitu:
a. Guru menganalisis hasil belajar berdasarkan segala bentuk
penilaian terhadap setiap peserta didik untuk mengetahui
tingkat kemajuan masing‐masing.
b. Guru merancang dan melaksanakan aktivitas pembelajaran
yang mendorong peserta didik untuk belajar sesuai dengan
kecakapan dan pola belajar masing‐masing.
c. Guru merancang dan melaksanakan aktivitas pembelajaran
untuk memunculkan daya kreativitas dan kemampuan berfikir
kritis peserta didik.
d. Guru secara aktif membantu peserta didik dalam proses
pembelajaran dengan memberikan perhatian kepada setiap
individu.
e. Guru dapat mengidentifikasi dengan benar tentang bakat,
minat, potensi, dan kesulitan belajar masing-masing peserta
didik.
Hubungan Antara Kemampuan..., Siti Amiriyati, Program Pascasarjana UMP, 2012
47
f. Guru memberikan kesempatan belajar kepada peserta didik
sesuai dengan cara belajarnya masing-masing.
g. Guru memusatkan perhatian pada interaksi dengan peserta
didik dan mendorongnya untuk memahami dan menggunakan
informasi yang disampaikan.
4. Komunikasi dengan peserta didik.
Guru mampu berkomunikasi secara efektif, empatik dan santun
dengan peserta didik dan bersikap antusias dan positif. Guru
mampu memberikan respon yang lengkap dan relevan kepada
komentar atau pertanyaan peserta didik:
a. Guru menggunakan pertanyaan untuk mengetahui pemahaman
dan menjaga partisipasi peserta didik, termasuk memberikan
pertanyaan terbuka yang menuntut peserta didik untuk
menjawab dengan ide dan pengetahuan mereka.
b. Guru memberikan perhatian dan mendengarkan semua
pertanyaan dan tanggapan peserta didik, tanpamenginterupsi,
kecuali jika diperlukan untuk membantu atau mengklarifikasi
pertanyaan/tanggapan tersebut.
c. Guru menanggapi pertanyaan peserta didik secara tepat, benar,
dan mutakhir, sesuai tujuan pembelajaran dan isi kurikulum,
tanpa mempermalukannya.
d. Guru menyajikan kegiatan pembelajaran yang dapat
menumbuhkan kerja sama yang baik antarpeserta didik.
Hubungan Antara Kemampuan..., Siti Amiriyati, Program Pascasarjana UMP, 2012
48
e. Guru mendengarkan dan memberikan perhatian terhadap
semua jawaban peserta didik baik yang benar maupun yang
dianggap salah untuk mengukur tingkat pemahaman peserta
didik.
f. Guru memberikan perhatian terhadap pertanyaan peserta didik
dan meresponnya secara lengkap danrelevan untuk
menghilangkan kebingungan pada peserta didik.
5. Penilaian dan Evaluasi.
Guru mampu menyelenggarakan penilaian proses dan hasil belajar
secara berkesinambungan. Guru melakukan evaluasi atas
efektivitas proses dan hasil belajar dan menggunakan informasi
hasil penilaian dan evaluasi untuk merancang program remedial
dan pengayaan. Guru mampu menggunakan hasil analisis penilaian
dalam proses pembelajarannya, yaitu:
a. Guru menyusun alat penilaian yang sesuai dengan tujuan
pembelajaran untuk mencapai kompetensi tertentu seperti yang
tertulis dalam RPP.
b. Guru melaksanakan penilaian dengan berbagai teknik dan jenis
penilaian, selain penilaian formal yang dilaksanakan sekolah,
dan mengumumkan hasil serta implikasinya kepada peserta
didik, tentang tingkat pemahaman terhadap materi
pembelajaran yang telah dan akan dipelajari.
Hubungan Antara Kemampuan..., Siti Amiriyati, Program Pascasarjana UMP, 2012
49
c. Guru menganalisis hasil penilaian untuk mengidentifikasi
topik/kompetensi dasar yang sulit sehingga diketahui kekuatan
dan kelemahan masing-masing peserta didik untuk keperluan
remedial dan pengayaan.
d. Guru memanfaatkan masukan dari peserta didik dan
merefleksikannya untuk meningkatkan pembelajaran
selanjutnya, dan dapat membuktikannya melalui catatan, jurnal
pembelajaran, rancangan pembelajaran, materi tambahan, dan
sebagainya.
e. Guru memanfatkan hasil penilaian sebagai bahan penyusunan
rancangan pembelajaran yang akan dilakukan selanjutnya.
3. Gaya Mengajar
Guru memegang sangat penting dalam kegiatan pembelajaran
karena guru berperan sebagai agen transformasi ilmu pengetahuan
maupun nilai-nilai moral kepada siswa. Untuk itu guru harus dapat
mengembangkan model pembelajaran yang menarik dan sesuai dengan
karakteristik siswa dan materi. Hal tersebut tidak lepas dari kedudukan
guru sebagai seorang profesional.
Menurut Hamalik (2004: 67) mengatakan bahwa ada beberapa
syarat menjadi guru profesional, yaitu harus memiliki:
1. Bakat sebagai guru
2. Keahlian sebagai guru
Hubungan Antara Kemampuan..., Siti Amiriyati, Program Pascasarjana UMP, 2012
50
3. Kepribadian yang baik dan terintegrasi
4. Mental yang sehat
5. Berbadan sehat
6. Pengalaman dan pengeahuan yang luas
7. Guru adalah manusia berjiwa pancasila
8. Guru adalah seorang warga negara yang baik
Berdasarkan keprofesionalan guru tersebut, menurut Hamalik ada
beberapa yang menjadi tanggung jawab guru yaitu:
1. Guru harus menuntut siswanya belajar, maksudnya adalah guru harus
merencanakan pembelajaran dan juga harus membimbing siswanya
agar memperoleh keterampilan – keterampilan, pemahaman,
perkembangan berbagai kemampuan, kebiasaan – kebiasaan yang
baik, dan perkembangan sikap yang serasi.
2. Turut membina kurikulum sekolah, maksudnya adalah guru harus
mengetahui tentang kebutuhan kurikulum yang sesuai dengan tingkat
perkembangan siswa.
3. Melakukan pembinaan terhadap diri siswa (kepribadian, watak, dan
jasmaniah). Dalam hal ini, guru mengembangkan watak dan
kepribadian siswanya sehingga mereka memiliki kebiasaan, sikap,
cita – cita, berpikir dan berbuat, berani dan bertanggung jawab,
ramah dan mau bekerja sama, bertindak atas dasar nilai – nilai moral
yang tinggi.
Hubungan Antara Kemampuan..., Siti Amiriyati, Program Pascasarjana UMP, 2012
51
4. Memberikan bimbingan kepada siswa, agar siswa mampu mengenal
dirinya sendiri, memecahkan masalahnya sendiri, mampu menghadapi
kenyataan dan memiliki stamina emosional yang baik.
5. Melakukan diagnosa atas kesulitan – kesulitan belajar dan
mengadakan penilaian atas kemajuan belajar siswa. Oleh karena itu,
guru bertanggung jawab menyesuaikan semua situasi belajar dengan
minat, latar belakang, dan kematangan siswa dan dalam penilaiannya
guru harus mampu menyusun tes objektif, menggunakannya secara
inteligen, melakukan obervasi secara kritis serta melaksanakan usaha
– usaha perbaikan (remedial), sehingga siswa mampu menghadapi
masalah – masalah sendiri dan tercapainya perkembangan pribadi
yang seimbang.
6. Menyelenggarakan penelitian, karena seorang guru bergerak dalam
bidang ilmu kependidikan. Jadi seorang guru harus senantiasa
memperbaiki cara bekerjanya. Tidak cukup melakukan sebagai
rutinitas saja, melainkan juga harus berusaha menghimpun banyak
data melalui penelitian yang kontinu dan intentsif.
7. Mengenal masyarakat dan ikut serta aktif, hal ini dilakukan agar guru
dapat memahami dengan baik tentang pola kehidupan, kebudayaan,
minat, dan kebutuhan masyarakat sehingga guru dapat mengenal siswa
dan menyesuaikan pelajarannya secara aktif karena perkembangan
sikap, minat dan aspirasi anak sangat banyak dipengaruhi oleh
masyarakat sekitarnya.
Hubungan Antara Kemampuan..., Siti Amiriyati, Program Pascasarjana UMP, 2012
52
8. Menghayati, mengamalkan, dan mengamankan Pancasila, karena
pancasila merupakan pandangan hidup bangsa yang mendasari semua
sendi – sendi hidup dan kehidupan nasional, baik individu maupun
masyarakat kecil sampai dengan kelompok sosial yang terbesar
termasuk sekolah.
9. Turut serta membantu terciptanya kesatuan dan persatuan bangsa dan
perdamaian dunia, jadi guru harus mempersiapkan siswa menjadi
warga Negara yang baik memiliki rasa persatuan dan kesatuan sebagai
bangsa. Para siswa juga perlu menyadari bahwa persahabatan antar
bangsa sangat diperlukan guna memupuk perdamaian dunia.
10. Turut menyukseskan pembangunan. Jadi, dalam hal ini seorang guru
harus membantu menciptakan siswa menjadi manusia seutuhnya.
11. Tanggung jawab meningkatkan peranan professional, karena tanpa
adanya kecakapan yang maksimal yang dimiliki oleh seorang guru
maka kiranya sulit bagi guru mengembangkan dan melaksanakan
tanggung jawabnya dengan baik.
Posisi guru dalam pembelajaran di kelas tidak sekadar pengajar
tetapi juga sebagai pendidik. Sebagai pengajar guru berkewajiban
menyampaikan pemahaman ilmu pengetahuan kepada anak sesuai dengan
bidangnya masing-masing. Adapun peran sebagai pendidik, guru harus
mampu menanamkan nilai-nilai moral baik pada anak, sehingga anak
dapat menghayati dengan benar serta mau melaksanakan dengan penuh
kesadaran
Hubungan Antara Kemampuan..., Siti Amiriyati, Program Pascasarjana UMP, 2012
53
Pengajaran ataupun pendidikan dapat tertanam secara baik pada
diri siswa, bila guru yang bersangkutan mampu menyajikan secara
menarik. Pengertian menarik disini, anak merasa nyaman menerima dan
mudah memahami isi materi pelajaran yang disampaikan guru dalam
proses belajar mengajar. Jangan berharap banyak anak akan mampu
menyerap isi pembelajaran dengan baik, jika dalam pembelajaran sudah
terselimuti rasa takut berlebihan pada guru yang mengajarnya. Penciptaan
suasana yang menyenangkan anak, merupakan langkah awal guru dalam
melaksanakan pembelajaran yang baik.
Slameto (2003: 32) mengatakan dalam proses belajar mengajar,
guru mempunyai tugas untuk mendorong, membimbing dan memberi
fasilitas belajar bagi siswa untuk mencapai tujuan. Guru mempunyai
tanggung jawab untuk melihat segala sesuatu yang terjadi dalam kelas
untuk membantu proses perkembangan siswa. Penyampaian materi
pelajaran hanyalah merupakan salah satu dari berbagai kegiatan dalam
belajar sebagai suatu proses yang dinamis dalam segala fase dan proses
perkembangan siswa. Secara lebih terperinci tugas guru berpusat pada:
(1) mendidik dengan titik berat memberikan arah dan motivasi
pencapaian tujuan baik jangka pendek maupun jangka panjang;
(2) memberi fasilitas pencapaian tujuan melalui pengalaman belajar
yang memadai;
(3) membantu perkembangan aspek-aspek pribadi seperti sikap, nilai-
nilai, dan penyesuaian diri. Demikianlah, dalam proses balajar
Hubungan Antara Kemampuan..., Siti Amiriyati, Program Pascasarjana UMP, 2012
54
mengajar guru tidak terbatas sebagai penyampai ilmu pengetahuan
akan tetapi lebih dari itu, ia bertanggung jawab akan keseluruhan
perkembangan kepribadian siswa. Ia harus mampu menciptakan
proses belajar yang sedemikian rupa sehingga dapat merangsang
siswa untuk belajar secara aktif dan dinamis dalam memenuhi
kebutuhan dan menciptakan tujuan.
Menurut Usman (2000: 4) pembelajaran merupakan suatu proses
yang mengandung serangkaian perbuatan guru dan siswa atas dasar
hubungan timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk
mencapai tujuan tertentu” Proses pembelajaran merupakan interaksi
semua komponen atau unsur yang terdapat dalam pembelajaran yang satu
sama lain saling berhubungan dalam sebuah rangkaian untuk mencapai
tujuan.
Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) merupakan salah satu kegiatan
sentral dalam proses penyelenggaraan pendidikan. Tarigan (1997: 62)
menyatakan bahwa pengertian Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) dapat
diperinci dan meliputi:
a. Proses penyusunan program pengajaran; menetapkan tujuan, bahan,
metode dan media pengajaran.
b. Proses pelaksanaan program pengajaran; mengajar di kelas; praktek
di laboratorium atau di kebun percobaan dan lain-lain.
c. Proses pengevaluasiaan program, baik perencanaan, pelaksanaannya
serta prestasi belajar siswa.
Hubungan Antara Kemampuan..., Siti Amiriyati, Program Pascasarjana UMP, 2012
55
Sebagai seorang profesional di bidang pendidikan, guru harus
mempunyai kemampuan yang memadai untuk mengelola KBM.
Kemampuan guru dalam mengelola kegiatan belajar mengajar diantaranya
dapat dilihat dari kemampuannya dalam merancang dan melaksanakan
pembelajaran. Menurut Rusman (2009: 355) ada beberapa hal yang
menjadi kriteria dalam mengukur kemampuan guru merancang atau
merencanakan pembelajaran dan melaksanakan pembelajaran. Kriteria
perencanaan pembelajaran yang baik meliputi:
a) Tujuan pembelajaran yang mencakup Standar Kompetensi, indikator,
dan ranah tujuan (komprehensif) harus sesuai kurikulum.
b) Bahan belajar harus sesuai dengan tujuan, disusun secara sistematis,
sesuai kurikulum dan memberi bahan pengayaan.
c) Strategi/Metode pembelajaran, metode harus sesuai dengan tujuan,
materi, penentuan langkah-langakah pebelajaran sesuai dengan
metode, alokasi waktu sesuai dengan proporsi, metode berdasarkan
kemampuan siswa, dan memberikan pengayaan.
d) Media pembelajaran disesuaikan dengan tujuan, materi, kondisi kelas,
jenis evaluasi, kemampuan guru, serta kebutuhan dan perkembangan
siswa.
e) Evaluasi mengacu pada tujuan, bentuk evaluasi, jenis evaluasi, alokasi
waktu, dan kaidah evaluasi.
Menurut Pranata (2002: 12). dalam peristiwa pembelajaran
terdapat siswa yang belajar (pebelajar) dan guru yang mengajar
Hubungan Antara Kemampuan..., Siti Amiriyati, Program Pascasarjana UMP, 2012
56
(pembelajar). Peristiwa pembelajaran ini ada yang berorientasi kepada
pebelajar, ada juga yang berpusat pada pembelajar. Aktivitas belajar
pebelajar dan aktivitas mengajar pembelajar merupakan perilaku
individual yang spesifik, masing-masing disebut gaya belajar dan gaya
pengajaran, yang merupakan derivat gaya-gaya kepribadian individu
yang bersangkutan.
Menurut Sudjana (1989:30) yang termasuk dalam komponen
pembelajaran adalah tujuan, bahan, metode dan alat serta penilaian.
Metode mengajar yang digunakan guru hampir tidak ada yang sisa-sia,
karena metode tersebut mendatangkan hasil dalam waktu dekat atau
dalam waktu yang relatif lama. Hasil yang dirasakan dalam waktu dekat
dikatakan sebagai dampak langsung (Instructional effect) sedangkan hasil
yang dirasakan dalam waktu yang reltif lama disebut dampak pengiring
(nurturant effect) biasanya berkenaan dengan sikap dan nilai.
Menurut Pranata (2002: 15), yang dimaksud dengan gaya
pengajaran ialah pola perilaku pengkondisian/pengaturan informasi dan
lingkungan yang dilakukan oleh pembelajar untuk membelajarkan
pebelajar. Dalam batasan tersebut istilah pengaturan menunjuk pada
muatan strategi-strategi tertentu yang dilakukan oleh pembelajar sehingga
memunculkan suatu bentuk pembelajaran tertentu pula. Pembelajar yang
menggunakan strategi pengajaran dengan menggunakan langkah-langkah
berurutan yang logis dan setia pada langkah-langkah yang telah
ditetapkan secara hirarkis merupakan pembelajar yang memiliki gaya
Hubungan Antara Kemampuan..., Siti Amiriyati, Program Pascasarjana UMP, 2012
57
pengajaran serialis. Sebaliknya, pembelajar yang menggunakan strategi
pengajaran yang fleksibel dan kontekstual, tidak terikat oleh langkah-
langkah hirarkis pentahapan pembelajaran merupakan pembelajar yang
memiliki gaya pengajaran holistik. Selanjutnya, pembelajaran yang
berorientasi pada proses dan hasil pembelajaran linear yang berbasiskan
pada pemerolehan jawaban tunggal merupakan gaya pengajaran
konvergen; sebaliknya yang berorientasi pada kemampuan pebelajar
untuk menghasilkan jawaban-jawaban alternatif merupakan gaya
pengajaran divergen. Pada dasarnya, jenis-jenis gaya pengajaran memiliki
pola gaya yang sama dengan jenis-jenis gaya belajar.
Proses pelaksanaan pembelajaran diharapkan dapat berjalan
dengan baik. Untuk mengetahui hal tersebut ada kriteria tertentu yang
dapat digunakan. Menurut Rusman (2009:356) kriteria melaksanakan
pembelajaran yang baik meliputi hal-hal sebagai berikut:
a) Kemampuan membuka pembelajaran sebaiknya menarik perhatian
siswa, memberi motivasi awal, memberi apersepsi, menyampaikan
tujuan, memberi acuan bahan belajar yang akan diberikan.
b) Sikap guru dalam proses pembelajaran seharusnya jelas artikulasi
suara, variasi gerakan badan tidak mengganggu perhatian siswa,
antusiasme dalam penampilan, mobilitas posisi mengajar.
c) Penguasaan bahan belajar harus sesuai dengan langkah-langkah dalam
RPP, jelas dalam menyampaikan bahan belajar, jelas dalam
memberikan contoh, memiliki wawasan yang luas dalam penyampaian
bahan belajar.
Hubungan Antara Kemampuan..., Siti Amiriyati, Program Pascasarjana UMP, 2012
58
d) Proses Pembelajaran (KBM) mencakup kesesuaian metode dengan
bahan belajar, penyajian bahan belajar sesuai dengan tujuan/indikator
yang telah ditetapkan, terampil dalam menanggapi dan merespon
pertanyaan siswa, serta ketepatan dalam penggunaan alokasi waktu
yang disediakan.
e) Kemampuan menggunakan media pembelajaran diantaranya:
memperhatikan prinsip-prinsip penggunaan media, kesesuaian media
dengan materi, terampil dalam penggunaan media, meningkatkan
perhatian siswa dalam kegiatan pembelajaran.
f) Evaluasi pembelajaran yang baik memiliki kriteria penilaian relevan
dengan tujuan yang telah ditetapkan, menggunakan bentuk dan jenis
ragam penilaian, sesuai RPP.
g) Kemampuan menutup pembelajaran meliputi: meninjau kembali
materi yang telah diberikan, memberi kesempatan bertanya dan
menjawab pertanyaan, memberi kesimpulan pembelajaran.
h) Tindak lanjut/ follow up sebaiknya mampu memberi tugas individu
maupun kelompok, memberi informasi materi yang akan datang,
memotivasi siwa untuk selalu rajin belajar.
Dalam proses pembelajaran, seorang guru dapat menerapkan
berbagai macam metode. Menurut Djamarah (2000:194), macam-macam
metode pembelajaran adalah sebagai berikut:
Hubungan Antara Kemampuan..., Siti Amiriyati, Program Pascasarjana UMP, 2012
59
a. Metode ceramah
Metode ceramah adalah metode yang boleh dikatakan metode
tradisonal. Karena sejak dulu metode ini telah dipergunakan sebagai
alat komunikasi lisan antara guru dan anak didik dalam interaksi
edukatif.
b. Metode proyek
Metode proyek adalah suatu cara mengajar yang memberikan
kesempatan kepada anak didik untuk menggunakan unit-unit
kehidupan sehari-hari sebagai bahan pelajarannya. Bertujuan agar
anak didik tertarik untuk belajar.
c. Metode eksperimen
Metode eksperimen adalah metode pemberian kesempatan kepada
anak didik perorangan atau kelompok, untuk dilatih melakukan suatu
proses atau percobaan. Dengan metode ini anak didik diharapkan
sepenuhnya terlibat merencanakan eksperimen, melakukan
eksperimen, menemukan fakta, mengumpulkan data, mengendalikan
variabel, dan memecahkan masalah yang dihadapinya secara nyata.
d. Metode Pemberian tugas dan Resitasi
Pemberian tugas dengan arti guru menyuruh anak didik misalnya
membaca, tetapi dengan menambahkan tugas-tugas seperti mencari
dan membaca buku-buku lain sebagai perbandingan, atau disuruh
Hubungan Antara Kemampuan..., Siti Amiriyati, Program Pascasarjana UMP, 2012
60
mengamati orang/ masyarakatnya setelah membaca buku itu. Dengan
demikian, pemberian tugas adalah suatu pekerjaan yang harus anak
didik selesaikan tanpa terikat dengan tempat.
e. Metode diskusi
Diskusi adalah memberikan alternatif jawaban untuk membantu
memecahkan berbagai problem kehidupan. Dengan catatan persoalan
yang akan didiskusikan harus dikuasai secara mendalam.
f. Metode latihan
Metode latihan (driil) disebut juga metode training, yaitu suatu cara
mengajar untuk menanamkan kebiasaan-kebiasaan tertentu. Juga,
sebagai sarana untuk memelihara kebiasaan-kebiasaan yang baik.
Selain itu, metode ini dapat digunakan untuk memperoleh suatu
ketangkasan, ketepatan, kesempatan, dan keterampilan.
Berkaitan dengan berbagai metode pembelajaran tersebut di atas,
guru dapat memilih dan menerapkan metode yang dianggap paling tepat,
sesuai dengan materi yang diberikan ke siswa. Penerapan metode yang
bervariasi secara umum lebih baik karena setiap metode mempunyai
kelebihan dan kekurangan masing-masing. Selain itu, jika guru hanya
menerapkan salah satu metode, maka proses pembelajaran akan menjadi
monoton dan kurang menarik sehingga suasana pembelajaran yang
menyenangkan sulit untuk diwujudkan.
Hubungan Antara Kemampuan..., Siti Amiriyati, Program Pascasarjana UMP, 2012
61
Menurut Sumiati (2007: 74) Gaya mengajar yang dimiliki oleh
seorang guru mencerminkan pada cara melaksanakan pembelajaran, sesuai
dengan pandagannya sendiri. Di samping itu, landasan psikologis, terutama
teori belajar mengajar yang dipegang serta kurikulum yang dilaksanakan
juga turut mewarnai gaya mengajar guru yang bersangkutan.
Menurut Sumiati (2007: 75 – 77) gaya mengajar dibedakan
menjadi 4 (empat) macam, yaitu klasik, teknologis, personalisasi dan
interaksionalis. Masing-masing gaya mengajar tersebut dapat diuraikan
sebagai berikut.
1. Gaya Mengajar Klasik
Proses pembelajaran dengan gaya klasik berupaya untuk
memelihara dan menyampaikan nilai-nilai lama dari generasi
terdahulu ke genarasi berikutnya. Isi pembelajaran berupa sejumlah
informasi dan ide yang paling popular dan dipilih dari dunia yang
diketahui siswa. Oleh karenanya materi pembelajaran bersifat
obyektif, jelas, dan diorganisasi secara sistematis-logis. Proses
penyampaian materi pembelajaran tidak didasarkan pada minat siswa,
melainkan pada urutan tertentu. Peran guru di sini sangat dominan,
karena dia harus menyampaikan materi pembelajaran, oleh karenanya
harus ahli (expert) tentang pembelajaran yang dipegangnya. Dengan
demikian proses pembelajaran bersifat pasif, yaitu siswa diberi
pembelajaran.
Hubungan Antara Kemampuan..., Siti Amiriyati, Program Pascasarjana UMP, 2012
62
2. Gaya Mengajar Teknologis
Fokus gaya mengajar ini pada kompetensi siswa secara
individual. Materi pembelajaran disesuaikan dengan tingkat kesiapan
siswa. Peranan materi pembelajaran adalah dominan. Oleh Karena itu
materi pembelajaran disusun oleh ahlinya masing-masing. Materi
pembelajaran itu bertalian dengan data obyektif dan ketrampilan yang
dapat menuntun kompetensi vokasional siswa. Peranan siswa di sini
adalah belajar dengan menggunakan perangkat atau media. Dengan
hanya merespons apa yang diajukan kepadanya melalui perangkat itu,
siswa dapat mempelajari apa yang dapat bermanfaat bagi dirinya
dalam kehidupan. Peran guru hanya sebagai pemandu (guide),
pengarah (director), atau pemberi kemudahan (fasilitator) dalam
belajar, karena pembelajaran sudah diprogram sedemikian rupa dalam
perangkat (wares), baik perangkat program/perangkat lunak (software)
maupun perangkat benda/perangkat keras (hardware). Perangkat
benda dapat berbentuk radio, televisi, atau komputer, sedangkan
perangkat program merupakan program yang dirancang sedemikian
rupa sehingga siswa dapat mempelajari sendiri materi-materi
pembelajaran dengan menggunakan perangkat tersebut.
3. Gaya Mengajar Personalisasi
Pembelajaran personalisasi dilakukan berdasarkan atas minat,
pengalaman dan pola perkembangan mental siswa. Dominasi
Hubungan Antara Kemampuan..., Siti Amiriyati, Program Pascasarjana UMP, 2012
63
pembelajaran ada ditangan siswa. Dalam hal ini, siswa dipandang
sebagai suatu pribadi.
Perkembangan emosional dan penyesuaian diri dalam
lingkungan sosial merupakan sesuatu yang vital, sebagaimana
perkembangan kecerdasannya. Peran guru adalah menuntun dan
membantu perkembangan itu melalui pengalaman belajar. Oleh karena
itu guru harus mempunyai kemampuan dalam mengasuh, ahli dalam
psikologi, dan metodologi, serta bertindak sebagai narasumber
(resource person) adapun materi pembelajaran disusun dan muncul
berdasarkan atas minat dan kebutuhan siswa secara individual.
4. Gaya Mengajar Interaksional
Peran guru dan siswa disini sama-sama dominan. Guru dan
siswa berupaya untuk memodifikasi berbagai ide atau ilmu
pengetahuan yang dipelajari untuk mencari bentuk baru berdasarkan
atas kajian yang bersifat radikal. Guru dalam hal ini menciptakan
iklim saling ketergantungan dan timbulnya dialog antarsiswa. Siswa
belajar melalui hubungan dialogis. Dia mengemukakan pandangannya
tentang realita, juga mendengarkan pandangan siswa lain. Dengan
demikian dapat ditemukan pandangan baru hasil pertukaran pikiran
tentang apa yang dipelajari. Adapun materi pembelajaran difokuskan
pada masalah-masalah yang berkenaan dengan sosiokultural terutama
yang bersifat kontemporer.
Hubungan Antara Kemampuan..., Siti Amiriyati, Program Pascasarjana UMP, 2012
64
Termasuk ke dalam gaya mengajar interaksional adalah
pembelajaran langsung/interaktif yaitu model pembelajaran yang
secara langsung diarahkan oleh guru melalui tugas-tufgas spesifik
yang harus dilengkapi para siswa dibawah pengawwasan guru secara
langsung. (Depdiknas 2004 :3) dengan demikian dapat dikatakan
bahwa pembelajaran ini merupakan pembelajaran yang berpusat pada
guru (Teacher Centered). Oleh karena itu dalam pembelajaran ini
menyiratkan langsung interaksi antara guru dengan siswa.
Dalam pembelajaran ini yang akan dipelajari dibagi lagi ke
dalam bagian yang lebih kecil dan diperkenalkan secara langsung
kepada para siswa. Di dalam model yang berpusat pada guru ini, peran
guru sangat jelas, yaitu untuk memberi pembelajaran tentang
pengetahuan dan ketrampilan dengan mengarahkan cara yang
seyogyanya digunakan. Dalam model pembelajaran ini, mengajar
merupakan kegiatan;
a. memeriksa pekerjaan pada pertemuan sebelumnya dan mengulang
pembelajaran;
b. menyajikan dan/atau menunjukan materi pembelajaran dan/atau
keterampilan baru;
c. memimpin pada saat awal kegiatan siswa;
d. menyediakan umpan balik dan koreksi (jika diperlukan melakukan
pembelajaran ulang);
Hubungan Antara Kemampuan..., Siti Amiriyati, Program Pascasarjana UMP, 2012
65
e. menyediakan kegiatan sendiri sehingga siswa menjadi kuat dan
otomatis (benar-benar menguasai);
f. menyediakan peninjauan ulang untuk rentang waktu perminggu /
perbulan.
4. Membaca Cepat
a. Hakikat Membaca
Menurut Ginting (2005: 36) membaca diartikan sebagai suatu
proses yang melibatkan penglihatan dan tanggapan untuk memahami
bahan bacaan yang bertujuan untuk memperoleh informasi atau
mendapatkan kesenangan. Sementara menurut Smith (1988: 14)
membaca merupakan suatu proses membangun pemahaman dari teks
yang tertulis.
Nunan dalam Language Teaching Methodology mengatakan
bahwa: “Reading is usually conceived of as solitary in which the
reader interacts with the text in isolation.” Membaca selalu dipahami
bagaimana pembaca berinteraksi dengan apa yang terdapat dalam teks.
To read dalam bahasa Inggris juga berarti “memahami”. Memang,
yang terpenting dalam membaca adalah memahami isinya. (Sunarta,
2010)
Dari segi linguistik, Anderson (dalam Sunarta, 2010)
menjelaskan bahwa membaca adalah suatu proses penyandian kembali
dan pembacaan sandi, berlainan dengan berbicara dan menulis yang
Hubungan Antara Kemampuan..., Siti Amiriyati, Program Pascasarjana UMP, 2012
66
justru melibatkan penyandian (encoding). Sebuah aspek pembahasan
sandi (decoding) adalah menghubungkan kata-kata tulis dengan
makna bahasa lisan yang mencakup pengubahan tulisan/cetakan
menjadi bunyi yang bermakna. Secara singkat dikatakan bahwa
membaca dari sudut linguistik merupakan penyandian kembali dari
bahasa tulis dengan makna dalam bahasa lisan, yaitu pengubahan
bentuk tulis menjadi bunyi.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas diambil kesimpulan
bahwa hakikat membaca, yaitu memahami isi yang terkandung dalam
teks yang terdiri atas konstruksi berupa kata, frase, atau klausa baik
yang tersurat maupun tersirat. Penyandian kembali dari bahasa tulis
dengan makna dalam bahasa lisan, yaitu pengubahan bentuk tulis
menjadi bunyi serta suatu aktivitas yang mudah dilakukan tanpa
banyak memerlukan perlengkapan lain.
b. Pengertian Membaca Cepat
Menurut Atar (dalam Aritonang, 2006: 1) membaca cepat
adalah membaca dengan kecepatan tinggi, hampir keseluruhan materi
bacaan dibaca. Biasanya membaca dengan cara ini tidak mungkin
dengan cara membaca kata demi kata, tetapi membaca kalimat dan
paragraf. Definisi yang dibuat oleh ahli belum dapat menggambarkan
membaca cepat dalam arti sesungguhnya, karena rumusan itu tidak
mencerminkan tentang penguasaan isi bacaan dan penggunaan waktu
Hubungan Antara Kemampuan..., Siti Amiriyati, Program Pascasarjana UMP, 2012
67
yang jelas dalam kegiatan membaca cepat. Menurut Bond dan Tinker
definisi kecepatan membaca harus diartikan lagi sebagai kecepatan.
Dengan demikian, mengukur kecepatan membaca berarti mengukur
kecepatan pemahaman terhadap bahan yang dibaca (Ginting, 2005:
25).
Membaca cepat adalah membaca dengan kecepatan tinggi,
hampir keseluruhan materi dibaca dalam waktu tertentu yang disertai
dengan pemahaman isi 70%. Materi dalam hal ini adalah jumlah kata
yang terkandung dalam suatu bacaan, sedangkan waktu tertentu
artinya untuk memahami materi bacaan memerlukan waktu. Waktu
yang dipergunakan dalam membaca cepat adalah satuan waktu, yaitu
menit. Dan pemahaman isi bacaan 70% artinya, setelah selesai
membaca sekurang-kurangnya pembaca menguasai isi bacaan
sebanyak 70%. (Aritonang, 2010: 9)
Kecepatan membaca seseorang dapat diketahui melalui jumlah
kata yang berhasil dibaca dalam kurun waktu tertentu. Henry Guntur
Tarigan (dalam Sunarta, 2010: 14) mengatakan kemampuan membaca
cepat siswa SD adalah sebagai berikut:
Jumlah kata yang terbaca dalam per menit, yaitu:
Kelas I 60 – 80 kata per menit
Kelas II 90 – 100 kata per menit
Kelas III 120 – 140 kata per menit
Kelas IV 150 – 160 kata per menit
Hubungan Antara Kemampuan..., Siti Amiriyati, Program Pascasarjana UMP, 2012
68
Kelas V 170 – 180 kata per menit
Kelas VI 190 – 250 kata per menit
Aritonang (2010: 12) mengatakan bahwa sebelum berlatih
membaca cepat, harus dipahami beberapa model membaca cepat. Ada
tiga model yang biasa digunakan dalam membaca cepat, yaitu:
a. Model line by line
Model line by line atau sering disebut model garis per garis.
Membaca model ini kata-kalimat dalam bahan bacaan dibaca
secara berurutan dari baris pertama hingga baris terakhir secara
berurutan. Model ini biasanya digunakan untuk bacaan yang
bersifat padat, materi bacaan yang relatif baru (masih asing), atau
banyak menggunakan kata-kata atau istilah asing.
b. Model Spiral
Membaca cepat Model Spiral. Ketika membaca kita tidak
membaca seluruh isi bacaan, tetapi dibaca secara zigzag seperti
spiral. Penggabungan kata/kalimat dalam bacaan menggunakan
rasio dan pemikiran kita, sehingga kita menyimpulkan sendiri dari
kata-kata kunci yang dibaca.
c. Model Melingkar
Model melingkar atau mencari kata kunci. Di sini pembaca tidak
membaca semua kata/kalimat dalam bacaan tetapi dicari kata kunci
(key word). Kata-kata kunci ini menjadi acuan untuk memahami isi
bacaan dan dihubungkan melalui logika dan pemikiran si pembaca.
Hubungan Antara Kemampuan..., Siti Amiriyati, Program Pascasarjana UMP, 2012
69
Model ini biasanya digunakan untuk membaca informasi yang
sifatnya ringan. Misalnya membaca koran, majalah, dan lain-lain.
Kemampuan merupakan sesuatu yang bersifat dinamis,
sehingga kemampuan seseorang dapat dibangun dan ditingkatkan,
tidak terkecuali pada kemampuan membaca cepat. Kemampuan
membaca cepat dapat dibangun dan ditingkatkan dengan cara dilatih.
Untuk itu, diperlukan teknik tertentu dalam mengembangkan
kemampuan membaca cepat. Menurut Ginting (2005: 27), secara
umum ada dua teknik membaca yaitu sebagai berikut:
a. Teknik Scanning
Teknik membaca scanning adalah membaca suatu informasi
dimana bacaan tersebut dibaca secara loncat-loncat dengan
melibatkan asosiasi dan imajinasi, sehingga dalam memahami
bacaan tersebut kita dapat menghubungkan kalimat yang satu
dengan kata-kata sendiri. Jadi dalam teknik ini tidak seluruh
kata/kalimat dibaca. Biasanya kata-kata kunci yang menjadi
perhatian pembaca. Sebagai gambaran nyata, teknik ini biasa
diilustrasikan seperti kita sedang membaca koran, mencari judul-
judul atau topik berita yang dianggap terlebih dahulu membaca
daftar isi, kata pengantar, pendahuluan, judul menarik.
2. Teknik Skimming
Teknik membaca Skimming adalah membaca secara garis besar
(sekilas) untuk mendapatkan gambaran umum isi buku. Setelah itu
Hubungan Antara Kemampuan..., Siti Amiriyati, Program Pascasarjana UMP, 2012
70
kita melacak informasi yang ingin kita ketahui secara mendalam.
Untuk memperlancar proses skimming maka lakukanlah atau sub
judul, serta kesimpulan. Dari bagian-bagian buku ini minimal kita
bisa menafsirkan apa inti dari isi buku yang akan kita baca
tersebut. Teknik ini biasanya dilakukan ketika kita mencari sesuatu
yang khusus dalam teks. Sebagai gambaran teknik ini bisa
diilustrasikan seperti kita mencari arti kata dalam kamus, atau
mencari nomor telpon dalam buku telpon.
Sebelum melatih membaca cepat, kita perlu paham beberapa
langkah membaca cepat. Langkah pertama adalah persiapan. Tahap
persiapan ini dimulai dengan membaca judul. Judul ini kita coba
menafsirkannya sesuai dengan asosiasi dan imajinasi serta
pengalaman yang telah kita alami. Kita bisa menafsirkan isi bacaan
dari judul yang dibaca. Hubungkan pengalaman/wawasan yang kita
miliki sengan judul bahan bacaan yang akan dibaca.
Kemudian perhatikan gambar dan keterangan gambar dari
materi yang akan dibaca. Biasanya gambar atau ilustrasi dalam buku
mengilustrasikan isi bacaan. Oleh karena itu symbol visual ini dapat
membandtu kita memahami isi bacaan. Selanjutnya kita perlu
memperhatikan huruf cetak tebal/huruf miring. Huruf yang dicetak
berbeda ini melambangkan kata/kalimat penting dalam isi bacaan.
Langkah selanjutnya adalah membaca alinea awal dan akhir.
Hubungan Antara Kemampuan..., Siti Amiriyati, Program Pascasarjana UMP, 2012
71
Alinea awal mengantarkan pembaca pada isi bacaan,
sedangkan aliena akhir biasanya berupa pokok pikiran dari isi bacaan.
Melalui aliena awal dan akhir ini dapat membantu kita menafsirkan
keseluruhan isi bacaan. Kemudian kita perlu baca juga rangkuman
bacaan.
Langkah kedua adalah pelaksanaan. Jika kita telah
melaksanakan tahap persiapan tadi, kita sudah bisa membayangkan
gambaran umum isi bacaan dalam buku yang akan kita baca.
Selanjutnya kita dapat memulai membaca cepat dengan menggunakan
dua teknik tadi yaitu scaning dan skimming. Di sini kita bisa mencari
kata-kata kunci yang ada dalam kalimat, selanjutnya dihubungkan
melalui asosiasi dan imajinasi kita sehinga bisa dengan cepat
mengambil inti sari isi bacaan tanpa harus membaca seluruh isi.
Untuk menguasai keterampilan membaca cepat, kita perlu
latihan. Latihan ini meliputi latihan otot mata, pheriperial mata, dan
latihan pernapasan.
a. Melatih Otot Mata
Melatih otot mata dapat dilakukan dengan cara gerakan
bola mata dalam keadaan terpejam ke atas ke bawah, lalu samping
kiri dan kanan. Latihan ini harus dilakukan secara continue
minimal selama 14 hari, masing-masing selama lima menit tanpa
harus putus. Apabila satu hari saja tidak latihan, maka otot mata
akan kembali ke keadaan sebelum latihan.
Hubungan Antara Kemampuan..., Siti Amiriyati, Program Pascasarjana UMP, 2012
72
b. Melatih Pheriperal Mata
Melatih pheriperal mata dapat dilakukan dengan cara
pandangan mata mengikuti gerakan telunjuk di depan mata.
Tujuannya agar mata kita dapat menjangkau seluruh bacaan tanpa
menggeleng-gelengkan kepala, karena menggelengkan kepala itu
menghambat membaca cepat.
c. Melatih Pernapasan
Melatih pernapasan dapat dilakukan dengan cara tarik
napas panjang keluarkan secara perlahan. Kemudian latihan
konsentrasi yang berhubungan dengan sikap duduk, tegak, libatkan
asosiasi dan imajinasi. Di sini usahakan seolah-olah sedang
berkomunikasi dengan sang penulis.
B. Kerangka Berpikir
Guru mempunyai peranan yang sangat penting dalam proses
pembelajaran, terlebih lagi ketentuan dari pemerintah telah menegaskan
bahwa guru adalah seorang profesional. Oleh karena itu, guru harus memiliki
kompetensi yang memadai sesuai dengan bidangnya. Selain itu, guru juga
harus mampu mengelola pembelajaran dengan baik.n
Untuk mendukung kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran
dengan baik, maka guru harus mempunyai kemampuan yang memadai dalam
menyusun silabus. Selain itu, guru juga harus dapat menerapkan gaya
mengajar yang tepat. Hal tersebut pada akhirnya diharapkan dapat
Hubungan Antara Kemampuan..., Siti Amiriyati, Program Pascasarjana UMP, 2012
73
memberikan manfaat positif terhadap siswa, khususnya pada kemampuan
siswa dalam membaca cepat
Berdasarkan uraian tersebut di atas, kerangka pikir dalam penelitian
ini dapat digambarkan melalui skema sebagai berikut:
Gambar 1. Kerangka Pikir Penelitian
Pentingnya peranan guru dalam proses pembelajaran
Guru harus memiliki kompetensi yang memadai
Guru harus mampu mengelola pembelajaran
Kemampuan dalam menyusun silabus
Gaya mengajar yang tepat
Kemampuan siswa dalam membaca cepat
Hubungan Antara Kemampuan..., Siti Amiriyati, Program Pascasarjana UMP, 2012
top related