bab ii kajian pustaka 2.1 tinjauan mutakhir. bab ii.pdf · pekerjaan dalam suatu perusahaan. ......
Post on 14-Feb-2018
217 Views
Preview:
TRANSCRIPT
6
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Mutakhir
Penelitian tentang sistem pendukung keputusan menggunakan metode
Profile Matching telah beberapa kali dilakukan sebelumnya.
Muryanto (2012) dalam penelitiannya menggunakan Metode Profile
Matching untuk membangun Aplikasi E-Recruitment dilengkapi Sistem
Pendukung Keputusan Pemilihan Lowongan Pekerjaan. Dalam penelitiannya
Muryanto melihat kendala bahwa sangatlah sulit untuk publikasi lowongan
pekerjaan dalam suatu perusahaan. Diperlukan dana yang banyak dan dari segi
pelamar memilih lowongan pekerjaan yang sesuai dengan profile dan keahlian
yang dimiliki pelamar sangatlah sulit, untuk meminimumkan kendala tersebut
Muryanto membangun suatu aplikasi e-recruitment yang dilengkapi sistem
pendukung keputusan untuk memilih lowongan pekerjaan yang sesuai bagi
pelamar. Menurut Muryanto, metode Profile Matching ini sangat tepat dipakai
pada aplikasi e-recruitment yang dibangun. Pelamar hanya memasukan data diri,
kompetensi diri serta berkas-berkas yang akan dijadikan acuan untuk disesuaikan
dengan jabatan yang cocok untuk kompetensi yang pelamar miliki.
Penelitian lainnya dilakukan oleh Udyana (2010) menggunakan metode
Profile Matching untuk membangun sistem pendukung keputusan perencanaan
karir dan pemilihan karyawan berprestasi pada CV. SAS Bandung. Penelitian ini
dilakukan karena menurut Udyana, dalam perencanaan karir maupun menentukan
karyawan yang berprestasi sering mengalami kesulitan dikarenakan pengajuan
calon kandidat yang sesuai dengan cara pencocokan profil karyawan maupun
profil jabatan untuk perencanaan karir kurang terdefinisi dengan baik. Untuk itu
diperlukannya aplikasi yang bertugas untuk melakukan analisis karyawan-
karyawan yang menurut perhitungan cocok dengan kriteria untuk pengisian
jabatan yang kosong. Pencapaian prestasi karyawan dan potensinya dapat terlihat
dalam sistem apakah kompetensinya tersebut telah sesuai dengan tugas pekerjaan
yang dimilikinya.
7
Adapun penelitian lainnya yang menggunakan Metode Profile Matching
adalah seperti yang dilakukan oleh Damanik (2013) yaitu Sistem Pendukung
Keputusan Pemindah Tugas Karyawan dengan Metode Profile Matching (Studi
Kasus: PT. Perkebunan Nusantara III Medan). Salah satu masalah yang Damanik
teliti adalah tentang pemindahan tugas yang sesuai dengan kriteria yang ada. Jika
terjadi rencana pemindahan tugas pada sektor daerah tertentu maka pemilihan
pegawai yang tepat untuk diposisikan dalam daerah tersebut dapat dilakukan
dengan menganalisis karyawan-karyawan sesuai dengan kriteria jabatan dan
daerah yang akan dipimpin. Hasil penelitian ini adalah menghasilkan urutan
rangking dari calon karyawan yang memiliki kinerja yang baik yang telah
diseleksi, dan output dari aplikasi tersebut dapat membantu pengambil keputusan
(decission maker) dalam memilih alternatif pemindahan tugas karyawan.
Untuk penelitian sistem pendukung keputusan (spk) yang memakai metode
selain metode Profile Matching dilakukan oleh Wasiat (2006) Sistem Pendukung
Keputusan Seleksi Pelamar Kerja Di PT. Gizindo Primanusantara dengan
Mengunakan Metode Analitycal Hierarchy Process (AHP) Dan Multi-Attribute
Utility Theory (MAUT). Bagian personalia PT. GIZINDO PRIMANUSANTARA
ketika akan melakukan seleksi pelamar kerja dibutuhkan suatu keputusan yang
cepat dan akurat untuk menentukan pelamar yang lolos seleksi sebagai pegawai
baru. Relatif sulit menentukan pelamar kerja yang benar-benar potensial jika tanpa
perhitungan bobot dari setiap kriteria yang tepat, sehingga dapat merugikan
perusahaan maupun pelamar itu sendiri. Metode yang digunakan dalam aplikasi
ini adalah Metode Analitycal Hierarchy Process (AHP) Dan Multi-Attribute
Utility Theory (MAUT) dimana metode AHP adalah suatu metode yang memecah-
mecah suatu situasi yang kompleks, tidak terstruktur, kedalam bagian-bagian
komponennya sedangan metode MAUT yaitu penspesifikasian dimensi dari
permasalahan, dimana pembuat keputusan harus mengevaluasi setiap alternatif
kriteria yang majemuk secara spesifik. Dalam aplikasi ini user dapat merubah
nilai matriks perbandingan, sehingga bobot dari setiap kriteria dan sub kriteria
akan berubah.
8
Dari beberapa penelitian yang pernah dilakukan tersebut, maka akan dibuat
suatu aplikasi penentuan kenaikan posisi jabatan yang memanfaatkan Profile
Matching sebagai metode untuk membuat rancangan sistem pendukung
keputusan. Karena metode profile matching ini memiliki sistem berupa core
factor dan secondary factor. Dimana yang membedakan dengan metode lain,
profile matching yang dipergunakan dapat menentukan keputusan berdasarkan
faktor prioritsas dalam suatu jabatan. Tidak hanya melihat dari nilai total
pembobotan yang dihasilkan. Jadi kriteria dengan pembobotan tertinggi belum
tentu terpilih jika kriteria tersebut bukan merupakan karakter prioritas (core
factor). Sistem Pendukung Keputusan Penentuan Kenaikan Posisi Jabatan dengan
Metode Profile Matching pada Instansi Pemerintahan yang akan dibangun
bersifat SPK engine atau sistem yang tidak hanya diperuntukkan ada suatu
instansi tertentu namun semua instansi pemerintahan maupun perusahaan swasta
dapat memakai aplikasi SPK karena konten dan field yang tersimpan dalam
database seperti kriteria, sub kriteria, jabatan, atau profil pegawai/karyawan dapat
diubah oleh admin. Namun SPK yang akan dibangun mengambil batasan studi
kasus dan contoh database dalam aplikasi hanya pada lingkup struktural jabatan
non-Fungsional Dinas Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Provinsi Bali dan
Universitas Udayana Bali.
2.2 Tinjauan Pustaka
2.2.1 Dinas Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Provinsi Bali
2.2.1.1 Sejarah Dinas Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Provinsi Bali
Berdasarkan Ketentuan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 Tentang
Ketenagakerjaan, Pemerintah mempunyai kewajiban untuk menaggulangi
penggangguran dan meningkatkan kesejahteraan pekerja dan pengusaha.
Disamping itu secara nasional terdapat masalah kemiskinan dan ketidakmerataan
persebaran penduduk, serta ketidaktertiban administrasi kependudukan. Surat
Keputusan Pemerintah Daerah atau SKPD ini diawali dengan terbitnya Keputusan
Gubernur Nomor. 33 Tahun 2001 Tanggal 28 Mei 2001 Tentang Uraian Tugas
Dinas Tenaga Kerja Provinsi Bali. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 38
9
Tahun 2007 Tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah,
Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota dan
dengan Keputusan Gubernur Bali Nomor 41 Tahun 2008 Tanggal 21 Juli 2008
maka dibentuklah Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Bali.
(Disnakertrans, 2010)
2.2.1.2 Struktural Jabatan Dinas Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Provinsi
Bali
Berikut ini merupakan struktural jabatan pada Dinas Tenaga Kerja dan
Transmigrasi Provinsi Bali.
Gambar 2.1 Peta jabatan Disnakertrans Prov. Bali tahun 2014 sesuai Perda Prov. Bali No. 4
Tahun 2011
(Sumber: Disnakertras, 2014)
10
2.2.2 Universitas Udayana Bali
2.2.2.1 Sejarah Universitas Udayana Bali
Cikal bakal Unud adalah Fakultas Sastra Udayana cabang Universitas
Airlangga yang diresmikan oleh P. J. M. Presiden Republik Indonesia Ir.
Soekarno, dibuka oleh J. M. Menteri P.P dan K. Prof. DR. Priyono pada tanggal
29 September 1958 sebagaimana tertulis pada Prasasti di Fakultas Sastra Jalan
Nias Denpasar. Universitas Udayana secara sah berdiri pada tanggal 17 Agustus
1962 dan merupakan perguruan tinggi negeri tertua di daerah Provinsi Bali.
Sebelumnya, sejak tanggal 29 September 1958 di Bali sudah berdiri sebuah
Fakultas yang bernama Fakultas Sastra Udayana sebagai cabang dari Universitas
Airlangga Surabaya. Fakultas Sastra Udayana inilah yang merupakan embrio dari
pada berdirinya Universitas Udayana. Berdasarkan Surat Keputusan Menteri
PTIPNo.104/1962, tanggal 9 Agustus 1962, Universitas Udayana secara syah
berdiri sejak tanggal 17 Agustus 1962. Tetapi oleh karena hari lahir Universitas
Udayana jatuh bersamaan dengan hari Proklamasi Kemerdekaan Republik
Indonesia maka perayaan Hari Ulang Tahun Universitas Udayana dialihkan
menjadi tanggal 29 September dengan mengambil tanggal peresmian Fakultas
Sastra yang telah berdiri sejak tahun 1958. (Unud, 2014).
2.2.2.2 Struktur Jabatan non-Fungsional Universitas Udayana
Berikut merupakan bagan dari struktur organisasi Jabatan non-Fungsional
Universitas Udayana.
11
Gambar 2.2 Struktur Organisasi Universitas Udayana
(Sumber: Unud, 2014)
Gambar 2.3 Jajaran Rektor dan Pembantu Rektor Universitas Udayana
(Sumber: Unud, 2014)
12
2.2.2.2.1 Biro Administrasi Akademik (BAA)
Gambar 2.4 Jajaran Biro Administrasi Akademik Universitas Udayana
(Sumber: Unud, 2014)
Biro Administrasi Akademik mempunyai tugas memberikan layanan
teknis dan administratif di bidang akademik di lingkungan Universitas Udayana.
Untuk menyelenggarakan tugas tersebut, Biro Administrasi Akademik
mempunyai fungsi :
a. Melaksanakan administrasi pendidikan
b. Melaksanakan urusan administrasi dibidang kerjasama.
Dari kedua fungsinya, Biro Administrasi Akademik dibagi menjadi 2 bagian,
yaitu :
I. Bagian Pendidikan
Bagian Pendidikan mempunyai tugas melaksanakan administrasi
pendidikan dan evaluasi, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Untuk
menyelenggarakan tugas tersebut, Bagian Pendidikan mempunyai tugas atau
fungsi :
1. Sub Bagian Pendidikan dan Evaluasi, yang mempunyai tugas
melakukan administrasi pendidikan dan evaluasi.
2. Sub Bagian Registrasi dan Statistik, yang mempunyai tugas melakukan
registrasi dan statistik.
13
3. Sub Bagian Sarana Pendidikan, yang mempunyai tugas melakukan
administrasi sarana pendidikan.
II. Bagian Kerjasama
Bagian Kerjasama mempunyai tugas melaksanakan administrasi
kerjasama. Untuk menyelenggarakan tugas tersebut, Bagian Kerjasama
mempunyai tugas atau fungsi :
1. Sub Bagian Kerjasama Dalam Negeri, yang mempunyai tugas
melakukan administrasi kerjasama dalam negeri.
2. Sub Bagian Kerjasama Luar Negeri, yang mempunyai tugas melakukan
administrasi kerjasama luar negeri.
2.2.2.2.2 Biro Administrasi Umum dan Keuangan (BAUK)
Gambar 2.5 Jajaran Biro Adm. Umum dan Keuangan Universitas Udayana
(Sumber: Unud, 2014)
Biro Administrasi Umum dan Keungan (BAUK) adalah unsur pembantu
pimpinan dibidang administrasi umum dan keuangan yang berada di bawah dan
bertanggung jawab langsung kepada Rektor.
Biro Administrasi Umum dan Keuangan (BAUK) mempunyai tugas
memberikan layanan administrasi umum dan keuangan di lingkungan Universitas
14
Udayana. Untuk menyelengarakan tugas tersebut Biro Administrasi Umum dan
Keuangan mempunyai fungsi:
1. Melaksanakan urusan tata usaha, hukum dan tatalaksana, rumah tangga;
2. Melaksanakan administrasi kepegawaian;
3. Melaksanakan administrasi keuangan;
4. Melaksanakan administrasi perlengkapan.
2.2.2.2.3 Biro Administrasi Kemahasiswaan (BAK)
Gambar 2.6 Jajaran Biro Adm. Kemahasiswaan Universitas Udayana
(Sumber: Unud, 2014)
Biro Administrasi Akademik dipimpin oleh seorang Kepala Biro, yang
dalam pelaksanaan tugasnya dibantu oleh :
I. Kepala Bagian Pendidikan, yang terdiri atas 3 (tiga) Sub Bagian, yaitu :
- Kepala Sub Bagian pendidikan dan evaluasi
- Kepala Sub Bagian registrasi dan statistik
- Kepala Sub Bagian sarana pendidikan
II. Kepala Bagian Kerjasama, yang terdiri atas 2 (dua) Sub Bagian, yaitu :
- Kepala Sub Bagian Kerjasama Dalam Negeri
- Kepala Sub Bagian Kerjasama Luar Negeri
Dalam pelaksanaannya Kepala Sub dibantu oleh Pelaksana-Pelaksana (Staf).
15
2.2.2.2.4 Biro Administrasi Perancangan dan Sistem Informasi (BAPSI)
Gambar 2.7 Biro Adm Perancangan dan Sistem Informasi Universitas Udayana
(Sumber: Unud, 2014)
Biro Administrasi Perencanaan dan Sistem Informasi dipimpin oleh
seorang Kepala Biro, dan terdiri dari 2 (dua) Bagian, yaitu Bagian Administrasi
Perencanaan dan Bagian Sistem Informasi, dan masing-masing dipimpin oleh
Kepala Bagian.
Bagian Perencanaan terdiri dari 2 (dua) Sub Bagian yaitu Sub Bagian
Perencanaan Akademik dan Sub Bagian Perencanaan Fisik, yang masing-masing
dipimpin oleh Kepala Sub Bagian. Masing-masing Kepala Subagian tersebut di
atas memiliki 2 (dua) orang staf Pelaksana.
Bagian Sistem Informasi terdiri dari 2 (dua) Sub Bagian yaitu Sub Bagian
Data dan Sub Bagian Pelayanan Informasi , yang masing-masing dipimpin oleh
Kepala Sub Bagian. Kepala Subagian Data membawahi 3 (tiga) orang staf
pelaksana. Sedang Kepala Subagian Pelayan Informasi membawahi 2 (dua) orang
staf pelaksana.
BAPSI berfungsi sebagai salah satu unsur penunjang layanan administrasi
pada Universitas Udayana khususnya mengemban tugas bidang Administrai
Perencanaan dan bidang Sistem Informasi. Bagian Perencanaan berfungsi
memberikan layanan Administrasi Perencanaan bidang Akademik maupun
Perencanaan bidang Fisik, Sedangkan Bagian Sistem Informasi berfungsi
16
melaksanan pengelolaan Data dan memberikan layanan Informasi. Secara rinci
tugas pokok jajaran BAPSI secara berjenjang .
2.2.3 Pengangkatan Pegawai Negeri Sipil Dalam Jabatan Struktural
Peraturan dalam pengangkatan pergawai negri sipil dalam jabatan
struktural telah diatur dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 100
Thn. 2000 Tentang Pengangkatan Pegawai Negeri Sipil Dalam Jabatan Struktural.
Terkandung dalam Bab III tentang Pengangkatan, Pemindahan dan Pemberhentian
dalam dan dari Jabatan struktural. Adapun poin yang dapat diambil terdapat pada
pasal 5 yaitu persyaratan untuk dapat diangkat dalam jabatan struktural adalah :
1. Berstatus pegawai negeri sipil
2. Serendah-rendahnya menduduki pangkat 1 (satu) tingkat di bawah
jenjang pangkat yang ditentukan
3. Memiliki kualifikasi dan tingkat pendidikan yang ditentukan
4. Semua unsur penilaian prestasi kerja sekurang-kurangnya bernilai baik
dalam dua tahun terakhir
5. Memiliki kompetensi jabatan yang diperlukan, dan
6. Sehat jasmani dan rohani
Selain juga point yang terdapat dalam pasal 5, dalam pasal 6 juga
dijelaskan bahwa Pejabat Pembina Kepegawaian Pusat dan Pejabat Pembina
Kepegawaian Daerah perlu memperhatikan faktor senioritas dalam kepangkatan,
usia, pendidikan dan pelatihan jabatan dan pengalaman yang dimiliki.
(Mensesneg, 2000).
2.2.4 Sistem Pendukung Keputusan
2.2.4.1 Pengertian Sistem Pendukung Keputusan
Menurut Kusrini (2007) Sistem Pendukung Keputusan (SPK) merupakan
sistem informasi interaktif yang menyediakan informasi, pemodelan, dan
pemanipulasian data. Sistem itu digunakan untuk membantu pengambilan
keputusan dalam situasi yang semiterstruktur dan situasi yang tidak terstruktur,
dimana tak seorang pun tahu secara pasti bagaimana seharusnya keputusan dibuat.
17
Sistem Pendukung Keputusan biasanya dibangun untuk mendukung solusi
atas suatu masalah atau untuk mengevaluasi suatu peluang. SPK yang seperti itu
disebut aplikasi SPK. Aplikasi SPK digunakan dalam pengambilan keputusan.
Aplikasi SPK menggunakan CBIS (Computer Based Information System) yang
fleksibel, interaktif, dan dapat diadaptasi, yang dikembangkan untuk mendukung
solusi atas masalah manajemen spesifik yang tidak terstruktur. Aplikasi SPK
menggunakan data, memberikan antarmuka pengguna yang mudah, dan dapat
menggabungkan pemikiran pengambil keputusan.
Sistem Pendukung Keputusan lebih ditujukan untuk mendukung
manajemen dalam melakukan pekerjaan yang bersifat analitis dalam situasi yang
kurang terstruktur. SPK tidak dimaksudkan untuk mengotomatisasikan
pengambilan keputusan, tetapi memberikan perangkat interaktif yang
memungkinkan pengambil keputusan untuk melakukan berbagai analisis
menggunakan model-model yang tersedia.
2.2.4.2 Manfaat Utama Sistem Pendukung Keputusan
Pada dasarnya SPK ini merupakan pengembangan lebih lanjut dari Sistem
Informasi Manajemen Terkomputerisasi (Computerized Manajement Information
Systems), yang dirancang sedemikian rupa sehingga bersifat interaktif dengan
pemakainya. Sifat interaktif ini dimaksudkan untuk memudahkan integrasi antara
berbagai komponen dalam proses pengambilan keputusan, seperti prosedur,
kebijakan, teknik analisis, serta pengalaman dan wawasan manajerial guna
membentuk suatu kerangka keputusan yang bersifat fleksibel (Suryadi dan
Ramdhani, 2002).
Menurut Turban (2005), tujuan dari DSS adalah sebagai berikut:
1. Membantu dalam pengambilan keputusan atas masalah yang terstruktur.
2. Memberikan dukungan atas pertimbangan manajer dan bukannya dimaksudkan
untuk menggantikan fungsi manajer.
3. Meningkatkan efektivitas keputusan yang diambil lebih daripada perbaikan
efisiensinya.
18
4. Kecepatan komputasi. Komputer memungkinkan para pengambil keputusan
untuk melakukan banyak komputasi secara cepat dengan biaya yang rendah.
5. Peningkatan produktivitas.
6. Dukungan kualitas.
7. Berdaya saing.
8. Mengatasi keterbatasan kognitif dalam pemprosesan dan penyimpanan.
Ciri-ciri SPK yang dirumuskan oleh Kusrini (2007) adalah sebagai
berikut:
1. SPK ditujukan untuk membantu keputusan-keputusan yang kurang terstruktur.
2. SPK merupakan gabungan antara kumpulan model kualitatif dan kumpulan
data.
3. SPK bersifat luwes dan dapat menyesuaikan dengan perubahan-perubahan yang
terjadi.
Beberapa karakteristik yang membedakan sistem pendukung keputusan
dengan sistem informasi lain adalah sebagai berikut:
1. Sistem pendukung keputusan dirancang untuk membantu pengambilan
keputusan dalam memecahkan masalah yang sifatnya semi terstruktur atau
tidak terstruktur dengan menambahkan kebijaksanaan manusia dan informasi
komputerisasi.
2. Proses pengolahannya, sistem pendukung keputusan mengkombinasikan
penggunaan model-model analisis dengan teknik pemasukkan data
konvensional serta fungsi-fungsi pencari atau pemeriksa informasi.
Tahap Pengambilan Keputusan
Adapun proses dalam pengambilan keputusan terdiri dari 4 tahapan
(Daihani, 2001), yaitu :
19
1. Penelusuran (Intellegence)
Merupakan tahap pendefinisian informasi yang dibutuhkan yang berkaitan
dengan persoalan yang dihadapi serta keputusan yang akan diambil. Langkah ini
sangat menentukan ketepatan keputusan yang akan diambil, karena sebelum suatu
tindakan diambil, tentunya persoalan yang dihadapi harus dirumuskan terlebih
dahulu secara jelas.
2. Perancangan (Design)
Merupakan tahap analisis dalam kaitan mencari atau merumuskan
alternatif-alternatif pemecah masalah. Setelah permasalahan dirumuskan dengan
baik, maka tahap berikutnya adalah merancang atau membangun model
pemecahan masalahnya dan menyusun berbagai alternatif pemecah masalah.
3. Pemilihan (Choice)
Dengan mengacu pada rumusan tujuan serta hasil yang diharapkan
selanjutnya manajemen memilih alternatif solusi yang diperkirakan paling sesuai.
Pemilihan alternatif ini akan mudah dilakukan kalau hasil yang diinginkan terukur
atau memiliki nilai kualitas tertentu.
4. Implementasi (Implementation)
Merupakan tahap pelaksana dari keputusan yang telah diambil. Pada tahap
ini perlu disusun serangkaian tindakan yang terencana, sehingga hasil keputusan
dapat dipantau atau diselesaikan apabila diperlukan perbaikan-perbaikan. Dalam
kejadiannya keputusan diterapkan suatu solusi diusulkan, satu Decision Support
System memberikan dukungan seperti pada Gambar 2.8.
20
Gambar 2.8 Dukungan Komputer Untuk Proses SPK
(Sumber: Daihani, 2001)
2.2.5 Profile Matching
Menurut Handojo, et all (2003), Profile Matching merupakan suatu proses
dalam manajemen SDM dimana terlebih dahulu ditentukan kompetensi
(kemampuan) yang diperlukan oleh suatu jabatan. Kompetensi/kemampuan
tersebut haruslah dapat dipenuhi oleh pemegang jabatan. Dalam proses Profile
Matching secara garis besar merupakan proses membandingkan antara
kompetensi individu ke dalam kompetensi jabatan sehingga dapat diketahui
perbedaan kompetensinya (disebut juga gap), semakin kecil gap yang dihasilkan
maka bobot nilainya semakin besar yang berarti memiliki peluang lebih besar
untuk karyawan menempati posisi tersebut.
Profile Matching menganggap bahwa terdapat tiga predictor variables
ideal yang harus dimiliki seseorang. Dalam hal ini bukan berarti tingkat minimal
yang harus dipenuhi atau dilewati. Tingkat gambaran profil persyaratan untuk
setiap jabatan ditentukan dengan menggunakan skala dari 1 sampai 6. Makin
tinggi tingkatannya, makin penting prioritas profil tersebut terhadap suatu jabatan.
Tujuan penilaian potensi adalah untuk membandingkan profil pribadi
seorang karyawan dengan profil jabatan yang bersangkutan. Dalam hal kecocokan
21
orang dengan pekerjaannya, akan timbul kerugian bila terlalu banyak atau terlalu
sedikit motifasi prestasi untuk suatu pekerjaan tertentu. Kedua keadaan itu dapat
menyebabkan seseorang tidak dapat menjadi karyawan berprestasi dan cenderung
terjadi kesalahan dalam penempatan posisi jabatan. Dengan Profile Matching,
orang-orang yang diangkat adalah mereka yang paling mendekati profil ideal
pegawai yang berhasil.
Menurut Andreas Handojo, et all (2003), dalam Profile Matching tiap
kriteria / aspek dibagi menjadi 2 (dua) kelompok, yaitu :
A. Core Factor (Faktor Utama) yaitu merupakan aspek (kompetensi) yang
paling menonjol / paling dibutuhkan oleh suatu jabatan yang diperkirakan
dapat menghasilkan kinerja optimal.
B. Secondary Factor (Faktor pendukung) yaitu item-item selain yang ada
pada core factor.
Proses penentuan ranking kandidat dengan menggunakan profile matching
terdiri dari beberapa langkah, yaitu :
1. Pemetaan Gap Kompetensi
Gap yang dimaksud disini adalah perbedaan antara profil jabatan dengan profil
pegawai, yang dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut ini :
Gap = Profil Pegawai - Profil Jabatan .......................................................... (2.1)
2. Pembobotan Gap
Setelah diperoleh gap pada masing-masing pegawai, setiap profil pegawai
diberikan bobot nilai gap. Seperti yang terlihat ada Tabel 2.1.
22
Tabel 2.1 Tabel bobot nilai gap
No. Selisih Bobot
Nilai
Keterangan
1 0 6 Tidak ada selisih (kompetensi sesuai yang
dibutuhkan)
2 1 5,5 Kompetensi individu kelebihan 1 tingkat/level
3 -1 5 Kompetensi individu kekurangan 1 tingkat/level
4 2 4,5 Kompetensi individu kelebihan 2 tingkat/level
5 -2 4 Kompetensi individu kekurangan 2 tingkat/level
6 3 3,5 Kompetensi individu kelebihan 3 tingkat/level
7 -3 3 Kompetensi individu kekurangan 3 tingkat/level
8 4 2,5 Kompetensi individu kelebihan 4 tingkat/level
9 -4 2 Kompetensi individu kekurangan 4 tingkat/level
10 5 1,5 Kompetensi individu kelebihan 5 tingkat/level
11 -5 1 Kompetensi individu kekurangan 5 tingkat/level
Sumber: Handojo, et all, 2003.
3. Perhitungan dan Pengelompokan Core dan Secondary Factor
Setelah menentukan bobot nilai gap untuk masing-masing kriteria
dikelompokkan menjadi 2 kelompok, yaitu core dan secondary factor dengan
perhitungan sebagai berikut :
Untuk perhitungan core factor dapat ditujukan pada rumus di bawah ini :
NCF = Σ NC ...................................................... (2.2)
Σ IC
23
Keterangan :
NCF = Nilai rata-rata core factor
NC = Jumlah total nilai core factor
IC = Jumlah item core factor
Untuk perhitungan Secondary factor dapat ditujukan pada rumus di bawah ini :
NSF = Σ NS ........................................................ (2.3)
Σ IS
Keterangan :
NSF = Nilai rata-rata secondary factor
NS = Jumlah total nilai secondary factor
IS = Jumlah Item secondary factor
4. Perhitungan Total Nilai Kriteria
Dari proses perhitungan dan pengelompokan core dan secondary factor,
berikutnya dihitung nilai total berdasarkan persentase dari core dan secondary
factor yang diperkirakan berpengaruh terhadap kenerja tiap-tiap profil.
Perhitungan bisa dilihat pada rumus di bawah ini :
N = (x)%NCF + (x)%NSF ............................................. (2.4)
Keterangan :
N = Nilai total dari kriteria
NCF = Nilai rata-rata core factor dari kriteria
NSF = Nilai rata-rata secondary factor dari kriteria
(x)% = Nilai persentase core dan secondary factor
24
5. Perhitungan Penentuan Ranking
Hasil akhir dari proses profile matching adalah ranking dari kandidat yang
diajukan untuk mengisi suatu jabatan tertentu. Penentuan ranking mengacu pada
hasil perhitungan yang ditunjukan oleh rumus berikut ini :
Ha = (x)%Ntotal1 + (x)%Ntotal2 + (x)%Ntotaln .......................................... (2.5)
Keterangan :
Ha = Hasil Akhir
NTotal1 = Nilai total kriteria ke 1
NTotal2 = Nilai total kriteria ke 2
NTotaln = Nilai total kriteria ke n
(x)% = Nilai persentase kriteria
2.2.6 Microsoft SQL Server
2.2.6.1 Pengertian Microsoft SQL Server
Microsoft SQL Server adalah sebuah sistem manajemen basis data
relasional (RDBMS) produk Microsoft. Bahasa query utamanya adalah Transact-
SQL yang merupakan implementasi dari SQL standar ANSI/ISO yang digunakan
oleh Microsoft dan Sybase. Umumnya SQL Server digunakan di dunia bisnis yang
memiliki basis data berskala kecil sampai dengan menengah, tetapi kemudian
berkembang dengan digunakannya SQL Server pada basis data besar.
Microsoft SQL Server dan Sybase/ASE dapat berkomunikasi lewat jaringan
dengan menggunakan protokol TDS (Tabular Data Stream). Selain dari itu,
Microsoft SQL Server juga mendukung ODBC (Open Database Connectivity),
dan mempunyai driver JDBC untuk bahasa pemrograman Java. Fitur yang lain
dari SQL Server ini adalah kemampuannya untuk membuat basis data mirroring
dan clustering. (Anonim, 2014a).
25
2.2.6.2 SQL Server
SQL Server adalah sistem manajemen database relasional (RDBMS) yang
dirancang untuk aplikasi dengan arsitektur client/server. Istilah client, server, dan
client/server dapat digunakan untuk merujuk kepada konsep yang sangat umum
atau hal yang spesifik dari perangkat keras atau perangkat lunak. Pada level yang
sangat umum, sebuah client adalah setiap komponen dari sebuah sistem yang
meminta layanan atau sumber daya (resource) dari komponen sistem lainnya.
Sedangkan sebuah server adaah setiap komponen sistem yang menyediakan
layanan atau sumber daya ke komponen sistem lainnya.
2.2.6.3 Sistem Client / Server
Sistem client/server adalah dirancang untuk memisah layanan basis data
dari client, dengan penghubungnya menggunakan jalur komunikasi data. Layanan
basis data diimplementasikan pada sebuah komputer yang berdaya guna, yang
memungkinkan manajeman tersentralisasi, keamanan, dan berbagai sumber daya.
Oleh karena itu, server dalam client/server adalah basis data dan layanannya.
Aplikasi-aplikasi client diimplementasikan pada berbagai flatform, menggunakan
berbagai kakas pemrograman. (Marcus, 2004).
SQL Server adalah server basis data yang secara fungsional adalah proses
atau aplikasi yang menyediakan layanan basis data. Client berinteraksi dengan
layanan basis data melalui antar muka komunikasi tertentu yang bertujuan untuk
pengendalian dan keamanan. Client tidak mempunyai akses langsung ke data,
tetapi selalu berkomunikasi dengan server basis data. (Marcus, 2004).
SQL Server menggunakan tipe dari database yang disebut database
relasional. Database relasional adalah database yang digunakan sebuah data
untuk mengatur atau mengorganisasikan ke dalam tabel. Tabel-tabel adalah alat
bantu untuk mengatur atau mengelompokan data mengenai subyek yang sama dan
mengandung informasi dan kolom dan baris. Tabel-tabel saling berhubungan
dengan mesin database ketika dibutuhkan.
26
SQL Server mendukung beberapa tipe data yang berbeda, termasuk untuk
karakter, angka, tanggal (datetime) dan uang (money), SQL Server digunakan
untuk menggambarkan model dan implementasi pada database.
Keuntungan menggunakan SQL Server dapat didefinisikan menjadi dua
bagian yaitu satu bagian untuk menjalankan pada server dan bagian lain untuk
client.
Para pengguna SQL Server, tentunya sangat terbiasa menggunakan tool-
tool yang disediakan oleh database engine tersebut. Salah satu tool yang sangat
banyak digunakan adalah Enterprise Manager. Dengan tool tersebut, user dapat
membuat dan maintenance database dengan sangat mudah.
2.2.6.3.1 Keuntungan Client
Berikut ini beberapa keuntungan dari Client pada sistem client/server
(Marcus, 2004) :
1. Mudah digunakan.
2. Mendukung berbagai perangkat keras.
3. Mendukung berbagai aplikasi perangkat lunak.
4. Biasa untuk digunakan
2.2.6.3.2 Keuntungan Server
Berikut ini beberapa keuntungan dari Server pada sistem client/server
(Marcus, 2004) :
1. Dapat diandalkan (Reliable).
2. Toleransi kesalahan (Fault Tolerant).
3. Konkurensi (Concurrent)
4. Performa tingggi dalam perangkat keras (High-performance Hardware).
5. Pengendalian terpusat (Centralized Control).
6. Penguncian yang canggih (Sophisticated Locking).
27
2.2.6.4 Tipe Data SQL
Untuk tipe data dari SQL itu sendiri dapat dibedakan menjadi tiga jenis
tipe data yaitu :
1. Tipe data untuk bilangan
Tipe data bilangan digunakan untuk menyimpan data berupa bilangan atau
numeric (angka) seperti bilangan bulat dan bilangan pecahan. Berikut ini Tabel
2.2 tipe data bilangan.
Tabel 2.2 Tipe Data Bilangan
No Tipe Data Keterangan
1. TINYINT Ukuran 1 byte. Bilangan bulat terkecil, dengan
jangkauan untuk bilangan bertanda -128 sampai
dengan 127 dan untuk yang tidak bertanda 0
sampai dengan 255. Bilangan tak bertanda ditandai
dengan kata UNSIGNED
2. SMALLINT Ukuran 2 byte. Bilangan bulat dengan jangkauan
untuk bilangan bertanda -32768 sampai dengan
32767 dan untuk yang tidak bertanda 0 sampai
dengan 65535
3. MEDIUMINT Ukuran 3 byte. Bilangan bulat dengan jangkauan
untuk bilangan bertanda -8388608 sampai dengan
8388607 dan untuk yang tidak bertanda 0 sampai
dengan 16777215
4. INT Ukuran 4 byte. Bilangan bulat dengan jangkauan
untuk bilangan bertanda -2147483648 sampai
dengan 2147483647 dan untuk yang tidak bertanda
0 sampai dengan 4294967295
5. INTEGER Sama dengan INT.
28
6. BIGINT Ukuran 8 byte. Bilangan bulat dengan jangkauan
untuk bilangan bertanda -9223372036854775808
sampai dengan 9223372036854775807 dan untuk
yang tidak bertanda 0 sampai dengan
184467440737079551615
7. FLOAT Ukuran 4 byte. Bilangan pecahan.
8. DOUBLE Ukuran 8 byte. Bilangan pecahan.
9. DOUBLE
PRECISION
Ukuran 8 byte. Bilangan
pecahan berpresisi ganda.
10. REAL Ukuran 8 byte. Sinonim dari DOUBLE.
11. DECIMAL(M,D) Ukuran M byte. Bilangan pecahan. Misalnya
DECIMAL(5,2) dapat digunakan untuk menyimpan
bilangan -99,99 sampai dengan 99,99
12. NUMERIC(M,D) Ukuran M byte. Sama dengan Decimal.
sumber: Anonim,201a
2. Tipe waktu
Tipe data ini digunakan untuk menyimpan data tanggal dan waktu. Berikut
merupakan Tabel 2.3 tipe data tanggal dan waktu.
Tabel 2.3 Tipe Data Waktu
No Tipe Data Keterangan
1. DATETIME Ukuran 8 byte. Kombinasi tanggal dan jam dengan
jangkauan dari ‘1000-01-01 00:00:00’ sampai dengan
‘9999-12-31’ 23:59:59’
2. DATE Ukuran 8 byte. Kombinasi tanggal dan jam dengan
jangkauan dari ‘1000-01-01’ sampai dengan ‘9999-12-
31’
29
3. TIMESTAMP Ukuran 4 byte. Kombinasi tanggal dan jam dengan
jangkauan dari ‘1970-01-01’ sampai dengan ‘2037 ’
4. TIME Ukuran 3 byte. Waktu dengan jangkauan dari-838:59:59
sampai dengan 838:59:59
5. YEAR Ukuran 1 byte. Data tahun antara 901
sampai dengan 2155
sumber: Anonim,2014a
3. Tipe data untuk karakter dan lain-lain
Tipe data ini digunakan untuk menyimpan semua karakter (teks) yang
penulisannya selalu diapit oleh tanda kutip baik kutip tunggal (‘) maupun kutip
ganda (“). Berikut merupakan Tabel 2.4 dari tipe data karakter dan lain-lain.
Tabel 2.4 Tipe Data Karakter
No Tipe Data Keterangan
1. CHAR(M) Ukuran M byte, 1<=M<=255. Data string
dengan panjang yang tetap. CHAR(1) cukup
ditulis dengan CHAR
2. VARCHAR(M) Ukuran L+1 byte dengan L<=M dan
1<=M<=255. Data string dengan panjang
bervariasi tergantung datanya.
3. TINYBLOB,
TINYTEXT
L+1 byte, dengan L<28 . Tipe TEXT atau
BLOB dengan panjang maksimum 255
karakter.
4. BLOB, TEXT L+2 byte, dengan L<216 . Tipe TEXT atau
BLOB dengan panjang maksimum 65535
karakter.
30
5. MEDIUMBLOB,
MEDIUMTEXT
L+3 byte, dengan L<224. Tipe TEXT atau
BLOB dengan panjang maksimum 1677215
karakter.
6. LONGBLOB,
LONGTEXT
L+4 byte, dengan L<232. Tipe TEXT atau
BLOB dengan panjang maksimum
4294967295 karakter.
7. ENUM(’nilai1’,’nilai2’,..) Ukuran 1 atau 2 byte tergantung nilai
numerasinya maks 65535 nilai
8. SET(’nilai1’,’nilai2’,..) Ukuran 1,2,3,4 atau 8 byte tergantung jumlah
anggota himpunan maksimal 64 anggota.
sumber: Anonim,2014a
2.2.7 Visual Basic.Net (VB.Net)
2.2.7.1 Pengertian Visual Basic.Net (VB.Net)
Microsoft Visual Basic .NET adalah sebuah alat untuk mengembangkan
dan membangun aplikasi yang bergerak di atas sistem .NET Framework, dengan
menggunakan bahasa BASIC. Dengan menggunakan alat ini, para programmer
dapat membangun aplikasi Windows Forms, Aplikasi web berbasis ASP.NET, dan
juga aplikasi command-line. Alat ini dapat diperoleh secara terpisah dari beberapa
produk lainnya (seperti Microsoft Visual C++, Visual C#, atau Visual J#), atau
juga dapat diperoleh secara terpadu dalam Microsoft Visual Studio .NET.
Bahasa Visual Basic .NET sendiri menganut paradigma bahasa
pemrograman berorientasi objek yang dapat dilihat sebagai evolusi dari Microsoft
Visual Basic versi sebelumnya yang diimplementasikan di atas .NET Framework.
Peluncurannya mengundang kontroversi, mengingat banyak sekali perubahan
yang dilakukan oleh Microsoft, dan versi baru ini tidak kompatibel dengan versi
terdahulu. (Anonim, 2014b).
31
2.2.7.2 Net Framework
Net Framework adalah landasan kerja bagi aplikasi-aplikasi net yang
dibuat dalam bahasa pemograman berbasis net tanpa terpengaruh oleh bahasa
pemograman yang digunakan didalam net framework ini karena semua coding
yang telah dikembangkan dalam programmer akan dieksekusi berdasarkan
urutan-urutan proses bekerja yang saling melengkapi.
2.2.7.3 Komponen Dari .Net Framework
Adapun komponen-komponen pada NET Framework adalah :
1. Common Language Runtime
Merupakan jembatan antara aplikasi net dengan sistem operasi.
2. Microsoft Intermediate Language
Merupakan bahasa program yang tidak diterjemahkan langsung kedalam
bahasa biner namun terlebih dahulu diterjemahkan ke dalam bahasa Common
Language Runtime kemudian diterjemahkan kembali kedalam bahasa Miscrosoft
Intermediate Language yang baru akhirya menghasilkan bahasa biner yang siap
dijalankan.
3. Just in Time Compiler
Just in Time Compiler hanya melakukan komplikasi kode yang hanya
dibutuhkan saja sehingga lebih efisien.
4. Framework Class Library
Merupakan kumpulan class-class yang berjumlah ribuan didalam net
Framework.
2.2.7.4 Visual Basic 9.0 (Visual Basic 2008)
Versi ini merupakan versi terbaru yang dirilis oleh Microsoft pada tanggal
19 November 2007, bersamaan dengan dirilisnya Microsoft Visual C# 2008,
Microsoft Visual C++ 2008, dan Microsoft .NET Framework 3.5.
Dalam versi ini, Microsoft menambahkan banyak fitur baru, termasuk di
antaranya adalah:
32
Operator If sekarang merupakan operator ternary (membutuhkan tiga
operand), dengan sintaksis If (boolean, nilai, nilai). Ini dimaksudkan untuk
mengganti fungsi IIF.
Dukungan anonymous types
Dukungan terhadap Language Integrated Query (LINQ)
Dukungan terhadap ekspresi Lambda
Dukungan terhadap literal XML
Dukungan terhadap inferensi tipe data.
dukungan terhadap 'LINQ'
2.2.8 Entity Relationship Diagram (ERD)
Entity Relationship Diagram (ERD) adalah sekumpulan cara atau
peralatan untuk mendeskripsikan data-data atau objek-objek yang dibuat
berdasarkan dan berasal dari dunia nyata yang disebut entitas (entity) serta
hubungan (relationship) antar entitas-entitas tersebut dengan menggunakan
beberapa notasi (Edi, 2009). Entitas digambarkan dalam basis data dengan
kumpulan atribut. Misalnya: nim, nama, alamat, dan kota. Relasi adalah hubungan
antara beberapa entitas. Misalnya: relasi menghubungkan mahasiswa dengan mata
kuliah yang diambilnya. Struktur logis (skema database) dapat ditunjukkan secara
grafis dengan diagram ER yang dibentuk dari komponen-komponen berikut
Komponen-komponen pembentuk ERD dapat di lihat pada tabel di bawah ini.
33
Tabel 2.5 Komponen ERD
Notasi Komponen
Entitas
Atribut
Relasi
Penghubung antar entitas,
atribut, dengan relasi
Sumber: Edi, 2009
Pemetaan kardinalitas menyatakan jumlah entitas dimana entitas lain dapat
dihubungkan ke entitas tersebut melalui sebuah himpunan relasi. Hubungan relasi
dibagi sebagai berikut (Octafian, 2011):
2.2.8.1 One to One
Sebuah entitas pada A berhubungan dengan paling banyak satu entitas
pada B dan sebuah entitas pada B berhubungan dengan paling banyak satu entitas
pada A. Contoh : Pada pengajaran privat, satu guru satu siswa. Seorang guru
mengajar seorang siswa, seorang siswa diajar oleh seorang guru.
Guru Mengajar Siswa1 1
Gambar 2.9 ERD one to one (Sumber: Octafian, 2011)
34
2.2.8.2 One to Many/ Many to One
Sebuah entitas pada A berhubungan dengan lebih dari satu entitas pada B
dan sebuah entitas pada B berhubungan dengan paling banyak satu entitas pada A,
atau sebaliknya (Many to One). Contoh : Dalam satu perusahaan, satu bagian
mempekerjakan banyak pegawai. Satu bagian mempekerjakan banyak pegawai,
satu pegawai kerja dalam satu bagian.
Bagian Memperkerjakan Pegawai1 M
Gambar 2.10 ERD one to many
(Sumber: Octafian, 2011)
2.2.8.3 Many to Many
Sebuah entitas pada A berhubungan dengan lebih dari satu entitas pada B
dan sebuah entitas pada B berhubungan dengan lebih dari satu entitas pada A.
Contoh: Dalam universitas, seorang mahasiswa dapat mengambil banyak mata
kuliah. Satu mahasiswa mengambil banyak mata kuliah dan satu mata kuliah
diambil banyak mahasiswa.
Mahasiswa Mengambil Mata KuliahM N
Gambar 2.11 ERD many to many
(Sumber: Octafian, 2011)
2.2.9 Data Flow Diagram (DFD)
Data Flow Diagram ( DFD ) adalah diagram yang menggunakan notasi-
notasi untuk menggambarkan arus dari sistem. DFD sering digunakan untuk
menggambarkan suatu sistem yang telah ada atau sistem baru yang akan
dikembangkan secara logika tanpa mempertimbangkan lingkungan fisik dimana
35
data tersebut mengalir (misalnya lewat telepon, surat, dan sebagainya) atau
lingkungan fisik dimana data tersebut akan disimpan (misalnya file kartu, hardisk,
tape, diskette, dan lain sebagainya). Simbol- simbol yang digunakan dalam DFD
mewakili maksud tertentu yaitu (Ardhiansyah, 2010):
1. External entity (kesatuan luar) atau boundary (batas sistem)
Setiap sistem pasti memiliki batas sistem (boundary) yang memisahkan
suatu sistem dengan dengan lingkungan luarnya. Kesatuan luar (external entity)
merupakan kesatuan di lingkungan luar sistem yang dapat berupa orang,
organisasi atau sistem lainnya yang berada di lingkungan luarnya yang
memberikan input atau menerima output dari sistem.
2. Data flow (arus data)
Arus data di DFD diberi simbol panah, Arus data ini mengalir di antara
proses, simpangan, dan kesatuan luar.
3. Process (proses)
Suatu proses adalah kegiatan atau kerja yang dilakukan oleh orang, mesin
atau komputer dari hasil suatu arus data yang masuk ke dalam proses untuk
dihasilkan arus data yang akan keluar dari proses.
4. Data store (simpanan data)
Simpanan data (data store) merupakan simpanan dari data yang dapat
berupa suatu file atau database di komputer, suatu arsip atau catatan manual dan
lain sebagainya.
top related