bab i pendahuluan - erepo.unud.ac.iderepo.unud.ac.id/id/eprint/13798/1/a7377a2f2ccbf... ·...
Post on 18-Jan-2021
7 Views
Preview:
TRANSCRIPT
1
BAB I
PENDAHULUAN
Seluruh bagian tubuh yang dimiliki manusia sangat penting dan memiliki
peranannya masing-masing, tidak terkecuali tangan sebagai salah satu anggota
gerak atas. Anggota gerak atas sendiri terdiri atas lengan atas, lengan bawah, dan
tangan. Tangan merupakan bagian tubuh yang sangat penting karena memiliki
berbagai fungsi diantaranya untuk menggenggam, meraba, dan membuat sesuatu
serta berperan untuk mengerjakan mayoritas seluruh aktivitas sehari-hari seperti
makan, mandi, menyapu, memasak, dan lain sebagainya. Tangan juga memainkan
peran penting untuk bahasa tubuh (Berger, 2003).
Salah satu ciri makhluk hidup adalah bergerak. Salah satunya manusia dapat
bergerak karena memiliki anggota tubuh yang dapat menggerakkan anggota tubuh
kita. Terdapat dua macam gerakan pada manusia yaitu gerak pasif dan gerak aktif.
Gerak pasif dilakukan oleh rangka badan kita dan gerak aktif dilakukan oleh otot-
otot badan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa gerakan manusia dilakukan oleh
tiga komponen yaitu sendi, rangka, dan otot. Dari ketiganya tersebut memiliki
fungsi masing-masing dan masih terbagi menjadi beberapa macam anggota gerak.
Jika dari salah satu anggota gerak tersebut tidak berfungsi maka dapat
menyebabkan kelainan. (Berger, 2003).
Salah satu gerakan manusia yang paling sederhana dan mendasar adalah
gerakan yang dilakukan oleh tangan. Gerakan tangan merupakan gerakan
gabungan antara sendi yang saling berhubungan antara satu sendi dengan sendi
yang lainnya, yang meliputi sendi pergelangan tangan, sendi siku dan sendi bahu.
Pergerakan sendi pada tangan disebut sebagai pergerakan anggota gerak atas,
yang mana anggota gerak atas mempunyai fungsi penyeimbang gerak tubuh
manusia dalam menjalankan berbagai aktivitas kehidupan secara normal. Anatomi
tangan merupakan suatu struktur yang unik dan terdiri atas beberapa tulang, sendi,
pembuluh darah, dan otot. Fisiologi dan struktur yang terbentuk dari bagian-
bagian tersebut bertanggung jawab atas keseluruhan struktur tangan manusia.
Area fungsional tangan sendiri terdiri atas jari-jari, telapak, dan pergelangan
tangan. Ilmu mengenai anatomi dan fisiologi tangan bukanlah suatu ilmu baru,
2
namun ilmu mengenai anatomi dan fisiologi tangan merupakan materi penting
yang wajib kita kuasai dengan baik mengingat ilmu tersebut merupakan ilmu
dasar sebelum kita beranjak ke materi mengenai patologi atau penyakit yang
melibatkan tangan. Tangan manusia merepresentasikan suatu sistem yang begitu
kompleks dan terkoordinasi satu sama lain (Amadio, 1989; Berger, 2003).
Struktur anatomi tangan yang pertama yakni terdiri atas beberapa tulang-
tulang yang terdiri atas 27 buah tulang terbagi atas tiga kelompok yakni karpal,
metakarpal, dan phalang. Karpal merupakan tulang yang membentuk pergelangan
tangan yang membantu pergerakan supinasi dan pronasi pergelangan tangan
dimana untuk karpal terdiri atas 8 buah tulang-tulang. Sedangkan untuk
metakarpal merupakan bagian tengah tangan yakni di antara karpal dan phalang
terdiri atas 5 buah tulang. Untuk phalang terdiri atas 14 buah tulang yang tersebar
pada kelima jari-jari tangan (Mundra & Kumar, 2004).
Otot-otot yang menyusun tangan tesusun atas dua tipe jaringan otot yakni
kelompok otot intrinsik dan ekstrinsik. Otot ekstrinsik yang menyusun tangan
mayoritas berada pada bagian dorsal (belakang) tangan dan fleksor tangan yakni
pada bagian telapak tangan. Otot ekstensor tersebut dibagi menjadi otot yang
menggerakan pergelangan tangan yang terdiri atas 3 otot dan otot yang
menggerakan jari-jari terdiri atas 5 otot. Otot intrinsik tangan terbagi atas otot
volar dan dorsal yang mayoritas berada pada bagian pergelangan tangan. Untuk
otot dorsal terdiri atas 2 buah otot sedangkan otot volar terbagi atas lapisan
superficial dan lapisan dalam atau profunda (Mundra & Kumar, 2004).
Sistem persarafan yang mempersarafi tangan terdiri atas saraf perifer dan
saraf dermatome yang terdistribusi di sekeliling tangan dan pergelangan tangan.
Sistem saraf tersebut penting untuk menyokong fungsi perabaan yang dimiliki
tangan. Secara umum sistem saraf perifer tangan terdiri atas saraf medianus
radialis, medial kutaneus, medianus ulnaris, dan lateral kutaneus. Sedangkan
untuk dermatome saraf yang ada pada tangan mengikuti dermatome C5, C6, C7,
C8, T1, dan T2 (Mundra & Kumar, 2004).
Pada makalah ini akan dibahas secara mendalam mengenai struktur dan
fungsional dari tangan manusia, meliputi sistem anatomi yang mencakup system
muskuloskeletal, persendian, vaskularisasi, dan persyarafan dari tangan serta
3
fisiologi dan biomekanika tangan. Struktur-struktur tersebut merupakan hal yang
cukup rumit dan masing-masing sistem menciptakan suatu karakteristik yang
berbeda-beda bagi karakteristik anatomi dan fisiologi manusia. Isi makalah ini
diharapkan menjadi sumber ilmu kedokteran dasar dalam memahami anatomi dan
fungsi tangan normal sebelum nantinya mempelajari kelainan atau penyakit yang
berhubungan dengan tangan.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Terminologi
Tangan terdiri dari permukaan dorsal, permukaan volar atau palmar,
dan batas radial dan ulnar. Telapak tangan dibagi menjadi daerah thenar,
midpalm, dan hypothenar. Area laterar berisi otot-otot kecil jempol. Area
hypothenar berisi otot kecil dari jari kecil. Jaridibagi menjadi ibu jari,
indeks, tengah atau panjang, jari manis, dan jari kelingking. Setiap jari
memiliki phalanx proksimal, tengah, dan distal. Setiap jari juga memiliki
tiga sambungan: metacarpophalangeal (MCP), interphalangeal proksimal
(PIP), dan sendi interphalangeal distal (DIP). Ibu jari hanya memiliki dua
falang (proksimal dan distal) dan dua sendi (sendi MCP dan
interphalangeal). Sendi MCP, PIP, dan DIP terlindungi dari cedera oleh
sebuah struktur yang stabil. Ligamentum kolateral melindungi kedua sisi
dan daerah volar yang menstabilkan permukaan bawah dari setiap
sendi(Berger and Weiss, 2003, Chung, 2015, Seiler and Hand, 2002).
Gerak tangan dijelaskan sesuai dengan terminologi standar. Ibu jari
diposisikan tegak lurus ke jari, dan fleksi/ekstensi. Abduksi ibu jari bisa
keluar dari telapak tangan (abduksi palmar) atau di bidang tangan (abduksi
planar atau radial). Oposisi jempol adalah kombinasi rotasi ibu jari
(pronasi), abduksi palmar, dan fleksi. Abduksi adalah bergeraknya ibu jari
menjauhi jari telunjuk, sedangkan adduksi mendekati ibu jari. Jari telunjuk
sendiri mampu melakukan pergerakan abduksi menjauhi sumbunya sesuai
arah radial dan ulnar(Berger and Weiss, 2003, Chung, 2015, Seiler and
Hand, 2002).
5
2.2 Jaringan Ikat dan Fascia
Kulit palmar dan dorsal sangat berbeda baik dari struktur dan fungsi.
Kulit palmar tebal dengan septa berserat yang menghubungkan kulit ke fasia
yang mendasarinya. Bagian ini membatasi gerak dan menyediakan
permukaan yang stabil untuk menangkap dan memanipulasi objek.
Sebaliknya, kulit dorsal longgar dengan jaringan areolar antara kulit dan
tendon ekstensor. Sifat lentur ini menciptakan ruang subkutan pada bagian
dorsal untuk drainase limfatik dan vena. Perbedaan struktural ini
mengakibatkan terjadinya pembengkakan pada punggung tangan yang
terutama terlihat pada saat terjadi infeksi bahkan ketika sumbernya terletak
di sisi palmar tangan (Berger and Weiss, 2003, Chung, 2015, Seiler and
Hand, 2002, Jones and Lederman, 2006).
Fasia palmaris tangan memberikan permukaan yang stabil untuk kulit
dan melindungi struktur yang berada di bawahnya. Fasia ini juga merupakan
tempat masuknya tendon palmaris longus, yang memiliki fungsi gerakan
fleksi untuk pergelangan tangan. Sebuah septum yang memanjang dari
aponeurosis palmar ke metakarpal ketiga membagi tangan menjadi 2
struktur, yaitu ruang thear dan ruang midpalmar. Ruang lateral terletak di
sisi radial septum dan ruang midpalmar terletak di sisi ulnar. Ruang-ruang
ini dapat terinfeksi baik secara primer atau sekunder sebagai akibat dari
tenorynovitis flexor (Berger and Weiss, 2003, Chung, 2015, Jones and
Lederman, 2006, Seiler and Hand, 2002).
Palmar aponeurosis terdiri dari serat longitudinal, oblique, dan
melintang. Jika dilihat dari palmar, aponeurosis muncul sebagai lempengan
yang berserat dan berbentuk segitiga. Batas radial rata-rata sekitar 50 mm,
batas ulnar sekitar 38 mm, dan bagian tengah 42 mm. Pada batas distal dari
retinakulum fleksor, aponeurosis palmar memiliki luas sekitar 21 mm dan
memiliki lebar dengan ukuran rata-rata 55 mm saat meluas ke arah jari
(Lanz, 2004).
Pada distal dari pergelangan tangan, aponeurosis palmar terdiri dari
sejumlah serat yang mengalir ke arah yang berbeda-beda. Serat ini muncul
pada periode janin awal pada minggu ke 12 kehamilan.Serabut tendon
6
palmaris longus meluas ke dalam aponeurosis. Serat ini berjalan pada
bagian superficial, sejajar dengan sumbu longitudinal tangan dan lengan
bawah. Serat ini tetap ada bahkan di mana palmaris longus sendiri tidak ada,
seperti yang terdapat pada pada 13% populasi (Lanz, 2004).
Serat dari fleksor carpi ulnaris masuk dari sisi ulnar melalui ligamentum
karpal palmaris. Jika membuka struktur berserat ini dari arah pergelangan
tangan akan memperlihatkan untaian melintang dan oblik dari jaringan ikat.
Serabut melintang membentuk asal mula tendon palmaris brevis (Jones and
Lederman, 2006, Lanz, 2004).
Serat ini meluas ke arah radial dan proksimal ke dalam penutup fasia
dari tendon pada origo otot thenar; serat ini juga meluas secara radial dan
distal untuk bergabung dengan slip longitudinal dari aponeurosis yang
membentang menuju ibu jari. Pada sisi ulnar dan dorsal pada insersi dari
tendon palmaris longus, serat ini menebal pada margin distal dari
retinakulum fleksor untuk membentuk fibrous interwoven complex.Struktur
ini memiliki panjang rata-rata 19 mm dan lebar 3 mm. Seperti yang
Gambar 1. Serat Penampang Telapak Tangan
7
dijelaskan pada awal 1892 oleh Legueu dan Juvara, Pada Palmaris Creux
simpul fibrosa ini membentuk margin radial dan distal kanal Guyon. Daerah
ini ditembus oleh cabang ulnaris dari cabang palmaris nervus medianus
(Lanz, 2004).
Serat oblik profundus muncul di bawah nodus ini, meluas ke arah distal
dan ulnaris dari thenar. Serat ini memperluas aspek dorsal pita longitudinal
dari aponeurosis. Pada bagian distal, pita longitudinal menjadi semakin
menonjol dalam bentuk serat pretendinous yang meluas ke jari. Kumpulan
serat yang sampai ke ibu jari hanya terdapat pada 32% populasi menurut
Kalberg (1935/36). Pita transversum lewat ke bundel serat pada lipatan
palmar distal. Berjalan dengan arah radioulnar, serat ini berukuran antara 6
sampai 14 mm dan panjangnya sekitar 50 mm (Berger and Weiss, 2003,
Jones and Lederman, 2006, Lanz, 2004).
Aliran arteri ke kulit dan jaringan ikat subkutan dari telapak tangan
dibagi menjadi tiga daerah yang kaya akan vaskularisasi: daerah thenar,
hypothenar, dan distal dari lipatan palmar. Zona 2 divaskularisasi oleh
margin luar dari aponeurosis palmar dan merupakan vaskularisasi paling
kaya. Kulit zona 1 cukup mendapatkan vaskularisasi. Paling sedikit
vaskularisasi adalah pada bagian proksimal dari hypothenar dan kulit di atas
sendi metakarpofalangeal (zona 3). Arteri pendek dan tipis yang berasal dari
lengkung palmar superfisial dan arteri digitalis palmaris komunis yang
menembus aponeurosis palmar dan berjalan tegak lurus terhadap permukaan
tangan ke jaringan dermal(Lanz, 2004).
2.3 Vaskularisasi
Arteri radial dan ulnar memberikan aliran darah untuk tangan dan jari
dengan membentuk arkus pada dorsalis manus.
Gambar 2. Anatomi Snuff Box
8
Gambar 3. Canal dari Guyon
Arteri radial terletak di antara brakioradialis dan tendon fleksor karpi
radialis di pergelangan tangan. Arteri terbagi menjadi dua cabang, dengan
cabang dorsal yang lebih besar mengalir di bawah kompartemen dorsal
pertama, melalui snuffbox anatomis, di antara jari telunjuk dan tulang
metakarpal ibu jari, dan ke dalam cekungan telapak tangan.
Cabang palmar yang lebih kecil bergerak melewati tendon fleksor
karpi radialis, di bawah atau melalui otot thenar, dan membentuk komponen
radial arkus palmar superfisial. Arteri ulnaris terletak lateral nervus ulnaris
pada pergelangan tangan dan bersebelahan dengan tendon fleksor karpi
ulnaris. Nervus ulnaris dan arteri ulnaris berjalan bersama masuk ke dalam
kanal Guyon, yang dibatasi oleh pisiform dan lengkungan dari
hamate.Bagian dasar kanal Guyon adalah ligamentum karpal transversum
(TCL) dan bagian atasnya adalah ligamentum karpal volar(Berger and
Weiss, 2003, Chung, 2015, Jones and Lederman, 2006, Seiler and Hand,
2002).
Arteri terbagi menjadi dua cabang dengan cabang yang lebih besar
membentuk konstituen utama lengkung palmar superfisial. Cabang yang
9
Gambar 4. Vaskularisasi Tangan
lebih kecil lewat jauh untuk terhubung dengan arteri radial dan membentuk
lengkungan palmar profundus.
Sebuah garis yang ditarik di telapak tangan sejajar dengan jempol
yang diabduksikan sepenuhnya (garis kardus Kaplan) mendekati lokasi
lengkungan palmar superfisial. Lengkungan ini terletak tepat pada tepi distal
TCL. Lengkungan palmar dalam terletak satu sentimeter proksimal
lengkung palmar superfisial dan berada di bawah tendon fleksor. Meskipun
ada variabilitas yang cukup besar, lengkungan palmar superfisial biasanya
menyediakan pembuluh darah palmar ke jari telunjuk (sisi ulnar), jari
tengah, jari manis, dan jari kelingking, sedangkan lengkungan palmar dalam
memberikan aliran darah ke jempol dan jri telunjuk (sisi radial).
Arteri digital comunis berasal dari arkus palmaris superfisial dan
berjalan di sepanjang jari telunjuk, jari tengah, jari manis, dan
kelingking.Arteri digital yang berada pada sisi ulnar dari jari kelingking
berasal langsung dari arcus palmaris superfisial. Aliran pada sisi radial jari
telunjuk berasal dari arcus palmaris profundus. Aliran darah ke ibu jari
berasal langsung dari cabang utamadari arkus palmaris profunda. Arkus
palmaris profunda juga memberikan aliran pada cabang metakarpal yang
10
Gambar 5. Vaskularisasi Tangan
bergabung dengan arteri digitalis komunis padasisi proksimal dari
bifurkasio.
2.4 Persyarafan
Nervus radialis, medianus, dan ulnaris memiliki sensorik dan motorik
ke tangan dan lengan bawah. Nervus radialis memasuki lengan bawah
antara dua caput muskulus supinator. Saraf radial menginervasi
brachioradialis dan ekstensor carpi radialis longus, sebelum terbagi menjadi
saraf sensoris interoseus dan radialis posterior.
Nervus interoseus posterior menginervasi otot pergelangan tangan, jari
tangan, dan ibu jari, sementara saraf sensoris radial bergerak ke bawah
lengan bawah otot brachioradialis yang berdekatan dengan arteri radialis.
Selanjutnya, saraf sensorik melewati dorsal di bawah brakioradialis pada
sambungan muskulotendinous untuk memberikan fungsi sensoris terhadap
aspek dorsoradial tangan dan dorsum ibu jari, jari telunjuk, dan jari tengah.
Nervus kutaneous antebrachial lateralis, yang merupakan cabang terminal
Nervus muskulokutaneus, juga memberi kepekaan terhadap bagian ini; Oleh
karena itu, sensibilitas yang berubah di daerah ini bisa berasal dari cedera
11
pada nervus radialis untuk sensorik dan/atau nervus kutaneous antebrachial
lateralis.
Nervus medianus memasuki lengan bawah antara dua caput muskulus
pronator teres. Nervus medianus bergerak ke bawah lengan antara fleksor
digitorum superfisialis dan fleksor digitorum profundus untuk masuk ke
terowongan karpal. Seiring perkembangannya, cabang saraf interoseus
anterior dari nervus medianus memberikan inervasi pada fleksor pollicis
longus, fleksor digitorum profundus ke jari telunjuk, dan otot pronator
kuadratus.Nervus medianusyang tepat memberikan inervasi ke muskulus
fleksor karpi radialis, pronator teres, fleksor digitorum superfisialis,
palmaris longus (tidak tampak pada 10% sampai 15% individu), dan fleksor
digitorum profundus ke jari telunjuk.Cabang palmar kutaneus keluar dari
nervus medianus 5 cm proksimal ke arah sendi pergelangan tangan dan
memberikan fungsi sensoris ke arah thenar.Pada proksimal pergelangan
tangan, nervus medianuskeluar kea rah superficial dan bergerak di dalam
terowongan karpal. Cabang nervus motorik rekuren berasal dari bagian
tengah atau sisi radial dari nervus medianus selama perjalanannya melalui
terowongan karpal.Cabang rekuren biasanya melalui sisi distal dan berjalan
ke TCL untuk menginervasi otot-otot thenar. Cabang rekuren ini bisa juga
melewati TCL (5% sampai 7% individu), namun hal tersebut jarang
ditemui. Saraf median berakhir menjadi beberapa cabang sensorik, yang
memberikan fungsi sensoris ke ibu jari, jari telunjuk, jari tengah, dan jari
manis pada sisi radial.Cabang sensoris ke sisi radial dari jari telunjuk dan
sisi radial jari tengah memiliki komponen motorik kecil dan menjeadi
cabang kecil yang menginervasi otot-ototlumbrikalis didekatnya.
Nervus ulnaris memasuki lengan bawah antara dua caput otot fleksor
karpi ulnaris. Di lengan bawah, nervus ulnaris menginervasi otot fleksor
karpi ulnaris dan fleksor digitorum profundus ke jari manis dan jari-jari
kelingking. Cabang senosir dari nervus ulnaris yang utama keluar dari
nervus ulnaris bagian proximal dan bergerak ke pergelangan tangan dan sisi
dorsal styloid ulna. Saraf sensorik ini memberikan fungsi sensoris pada
bagian ulnaris tangan dan bagian dorsal jari kelingking dan jari manis pada
12
bagian tepi. Nervus ulnaris berada di medial ke arteri ulnaris, masuk ke
kanal Guyon dan memberi cabang motorik pada otot hipothenar. Cabang
motorik profundus melewati tonjolan hamate untuk menginervasi otot
interossei, ulnar lumbricals, flexor pollicis brevis (caput profundus), dan
otot adduktor pollicis. Saraf ulnaris berakhir menjadi cabang-cabang
sensorik yang memberikan fungsi sensorispada jari kelingking dan jari
manis.
2.5 Tendon dan Otot
Otot dan tendon pada tangan berasal dari forearm (ekstrinsik) atau di
dalam tangan itu sendiri (intrinsik). Otot ekstensor ekstrinsik menghasilkan
tendon yang sejajar dalam kompartemen di sepanjang dorsum pergelangan
tangan.Retinakulum otot-otot ekstensor berupa pita sepanjang 2 cm yang
memanjang dari sisi radial ke sisi ulnaris pergelangan tangan. Retinakulum
merupakan selaput kuat yang menahan tendon dekat dengan tulang yang
menjadi dasarnya. Hubungan ini memungkinkan tendon untuk meluruskan
jari secara maksimal dan efisien. Retinaculum membentuk septa ke tulang
yang berada di dasarnya, yang membentuk enam kompartemen yang
berbeda.
Kompartemen pertama berisi tendon abduktor pollicis longus dan
tendon ekstensor pollicis brevis yang melekat pada dasar metakarpal ibu jari
dan pangkal phalanx proksimal. Kompartemen kedua memegang ekstensor
karpi radialis longus dan brevis, yang masuk ke dasar metakarpal kedua dan
ketiga. Dalam kompartemen ketiga, ekstensor pollicis longus bergerak
miring (45 derajat) di sekitar tuberkulum Lister untuk membentuk penutup
dari ekstensor ibu jari dan menempel pada dasar dari phalanx distal.
Kompartemen keempat berisi ekstensor digitorum komunis dan tendon
ekstensor indicis propia yang membentuk apparatus ekstensor sampai ke
jari-jari dan terutama masuk ke dalam pangkal phalanx tengah. Pada bagian
dorsal manus, tendon ekstensor digitorum komunis dihubungkan oleh
tendon junction.Kompartemen kelima berada pada sendi radioulnar distal
dan menampung ekstensor digiti minimi, yang memberikan ekstensi
independen ke jari kelingking dan menempel ke apparatus ekstensor.
13
Ekstensor indicis propria dan extensor digit minimi terletak pada sisi ulnar
dari ekstensor komunis.Kompartemen keenam memegang ekstensor karpi
ulnaris dalam posisinya di sekitar ulna sepanjang perjalanan ke dasar
metakarpal kelima.
Terowongan karpal membentuk kompartemen utama sepanjang aspek
palmar pergelangan tangan. Tulang karpal membentuk dinding terowongan
karpal dan TCL yang menjadi bagian atasnya. TCL menempel pada
tuberkulum skafoid dan jembatan trapezial pada sisi radial dan kait hamate
dan pisiform di sisi ulnar. TCL juga membentuk dasar dari kanal Guyon,
yang berisi arteri ulnaris dan nervus ulnaris. Sembilan tendon dan nervus
medianus berada di dalam terowongan karpal. Tendon fleksor digitorum
superfisialis terletak tepat di sebelah nervus ulnaris dan dipisahkan menjadi
2 lapis.
Tendon superficialis untuk jari tengah dan jari manis terletak lebih ke
arah palmar jika dibandingkan dengan jari telunjuk dan kelingking.Tendon
fleksor digitorum profundus, jika disusun dalam satu bidang, berada di
bawah fleksor digitorum superficialis.Tendon fleksor digitorum superficialis
menempel pada pangkal phalanx medial, dan tendon fleksor digitorum
profundus masuk ke dasar phalanx distal. Sepanjang jalurnya, tendon
fleksor digitorum superfisialis dibagi menjadi dua bagian (Kiasma Camper)
dan dilewati oleh tendon fleksor digitorum profundus. Tendon flexor
pollicis longus berjalan ke dalam nervus medianus sepanjang sisi radial dari
terowongan karpal dan menempel pada phalanx distal dari ibu jari.
Tendon fleksor untuk pergelangan tangan tidak berada di dalam
terowongan karpal. Fleksor karpi radialis bergerak di terowongan
fibroosseus dan melekat pada metakarpal jari telunjuk dan jari tenga.
Fleksor karpi ulnaris berjalan di daerah palmar ke terowongan karpal dan
menempel pada dasar metakarpal jari kelingking. Tendon fleksor karpi
ulnaris meliputi pisiform (tulang sesamoid), yang membentuk dinding
medial kanal Guyon.
Otot-otot tangan terbagi dalam tiga kelompok umum: Otot thenar,
Otot hipothenar, dan otot tangan. Otot-otot thenar adalah otot opponens
14
pollicis, flexor pollicis brevis, dan abduktor pollicis brevis, dan semua otot
yang diinervasi oleh cabang saraf nervus median rekuren. Otot fleksor
pollicis brevis menerima dua inervasi dari cabang rekuren (caput superfisial)
dan cabang motorik dalam saraf ulnaris (caput profundus). Otot hipothenar
adalah opponens digiti minimi, fleksor digiti minimi, dan abduktor digiti
minimi; serta semua otot yang diinervasi oleh nervus ulnaris.
Semua otot thenar dan hipothenar kecuali abduktor digiti minimi
berorigo pada bagian dari ligamentum karpal transversum. Selain itu, semua
otot-otot tersebut berinseri pada sendi MCP dan dapat berperan dalam
fungsi ekstensor, kecuali otot opponens. Otot opponens pollicis dan
opponens digiti minimi berinseri di sepanjang tepi dari metakarpal dan
berputar ke tangan untuk gerakan oposisi.
Gambar 6. Ekstensor Retinakulum
15
Gambar 8. Kompartement pada tangan
Gambar 7. Struktur Bipannate pada tangan
Otot thenar dan hipothenar berfungsi sebagai penggerak utama jempol
dan jari kelingking, fungsi ini membutuhkan koordinasi yang baik sehingga
mampu memanipulasi objek dan menghasilkan gaya yang baik selama
memegang dan mencubit. Otot yang berada di dalam tangan adalah otot
interossei, lumbricals, dan adductor pollicis. Cabang dorsal nervus ulnaris
menginervasi semua otot ini.
Ada empat bipennate interossei dorsalis yang berasal dari sisi yang
berdekatan dengan metakarpal dan memiliki struktur yang serupa. Misalnya,
otot interosseus pertama berasal dari ibu jari dan jari telunjuk metakarpal
dan masuk ke dalam dua tempat. Salah satu tempat perlekatan tersebut
adalah sisi radial dari phalanx proksimal jari telunjuk, yang memiliki fungsi
abduksi.
.
Tempat perlekatan yang kedua masuk ke dalam apparatus ekstensor,
yang memungkinkan fleksi dari sendi MCP dan ekstensi dari sendi
interphalangeal. Otot interoseus dorsalis yang kedua berasal dari sisi yang
berdekatan dengan jari telunjuk dan jari tengah, yang ketiga dari jari tengah
dan jari manis, dan yang keempat dari jari manis dan jari kelingking.
Interossei dorsalis memungkinkan gerakan abduksi jari secara bersamaan
dan fleksi dari sendi MCP dan ekstensi sendi interphalangeal. Ada tiga
unipennate palmar interossei yang lebih kecil yang berasal dari satu
metakarpal. Yang pertama muncul dari sisi ulnar metakarpal jari telunjuk
16
Gambar 9. Apponeurosis Abduktor
dan berinsersipada dua tempat yang mirip dengan interossei dorsalis (yaitu
phalanx proksimal dan aparatus ekstensor). Lokasi perlekatan ini
memungkinkan gerakan adduksi ke arah jari tengah bersamaan dengan
fleksi dari sendi MCP dan ekstensi dari sendi interphalangeal. Fungsi
interossei kedua dan ketiga dengan cara yang sama dan berasal dari sisi
radius dari metakarpal jari manis dan jari kecil.
Setiap interosseus dikelilingi oleh fascia dari kompartemen
interosseus. Empat otot lumbrical berasal dari tangan dari sisi radial tendon
fleksor digitorum profundus. Otot ini berada di bawah ligamentum
intermetakarpal dan berkontribusi menjadi pita lateral (Berger and Weiss,
2003, Chung, 2015, Seiler and Hand, 2002)
17
Otot adduktor pollicis memiliki fungsi yang serupa dengan palmar
interosseus. Otot adduktor pollicis berasal dari metakarpal ketiga dan masuk
ke beberapa tempat, termasuk dasar phalanx proksimal dan ekstensor
apparatus (membentuk aponeurosis adduktor). Kontraksi otot adduktor
pollicis menghasilkan respon intrinsik pada fleksi sendi MCP, ekstensi sendi
interphalangeal, dan adduksi ibu jari(Chung, 2015, Jones and Lederman,
2006, Lanz, 2004).
Tendon fleksor dari jari-jari masuk ke dalam terowongan fibroosseus
pada sendi MCP, yang disebut sebagai selubung flexor (flexor sheath).
Selubungnya menebal di berbagai titik strategis untuk menghasilkan annular
dari Pulley yang kuat yang menempatkan tendon di dekat tulang yang
mendasarinya(Berger and Weiss, 2003, Chung, 2015, Jones and Lederman,
2006, Seiler and Hand, 2002).
(Amadio et al.,
1989, Doyle, 1988, Lin
et al., 1989)
Gambar 10. Serat dari Pulley
18
Struktur anatomis ini menyebabkan tendon dapat melakukan fungsi
fleksi dan ekstensi secara penuh. Hilangnya katrol A2 atau A4
mengakibatkan tendon fleksor menjauh dari tulang, yang meningkatkan
momen dari fleksi, menyebabkan kontraksi fleksi digital, dan menghalangi
terjadinya fleksi penuh dari jari yang bersangkutan(Amadio et al., 1989,
Bayat et al., 2002, Doyle, 1988, Lin et al., 1989, Zissimos et al., 1994).
Ekstensor apparatus pada bagian dorsal jari juga perlu mendapatkan
perhatian khusus. Tendon ekstensor digitorum communis melewati sendi
MCP dan diposisikan oleh selubung sagital, yang membungkus sendi MCP
untuk menempel pada lempeng volar. Ekstensor digitorum communis
membantu gerakan sendi MCP dengan cara menarik serat sagital dari
selubung yang melekat pada pelat palmar, yang mengangkat phalanx
proksimal. Pada bagian distal dari sendi MCP, tendon ekstensor digitorum
komunis terbagi menjadi tiga bagian. Bagian tengah berlanjut ke arah distal
dan melekat pada dasar phalang tengah (central slip). Bagian marginal dari
Gambar 11. Serat dari Pulley
19
tendon ekstensor digitorum communis membentuk pita lateral, yang
dibentuk terutama oleh tendon interossei dan lumbricals. Pita lateral
berakhir pada dasar dari phalanx distal dan bertanggung jawab untuk
gerakan ekstensi dari sendi PIP dan DIP.(Amadio et al., 1989, Bayat et al.,
2002, Doyle, 1988, Lin et al., 1989, Zissimos et al., 1994).
2.6 Tulang dan Ligamentum
Carpus atau pergelangan tangan terdiri dari delapan tulang yang
disusun menjadi dua baris. Bagian proksimal mencakup skafoid, lunatum,
dan triquetrum. Baris distal terdiri dari trapezium, trapezoid, capitate, dan
hamate. Pisiform sebenarnya adalah tulang sesamoid dalam fleksor karpi
ulnaris dan tidak ikut serta dalam gerakan karpal. Tulang-tulang di setiap
baris disatukan oleh ligamen interosseus, yang memberikan ikatan dan
memungkinkan sejumlah gerakan yang bervariasi. Integritas ligamen ini
sangat penting untuk gerak pergelangan tangan normal (kinematik karpal),
Gambar 12. Apparatus Ekstenor
20
terutama karena tidak ada tendon yang menempel langsung ke tulang-tulang
karpal.Gerakan fleksi atau ekstensi pergelangan tangan adalah kombinasi
gerakan radiokarpal dan gerakan antara ruas tulang karpal (sendi
midkarpal). Deviasi radial dan ulnar membutuhkan koordinasi antara ruas
proksimal dan distal saat kedua ruas bergerak berlawanan arah. Gangguan
integritas ligamen interoseus sering menyebabkan hilangnya sinkronisasi
antara tulang karpal yang berdekatan, gerakan pergelangan tangan yang
berubah, dan nyeri (Berger and Weiss, 2003, Chung, 2015, Jones and
Lederman, 2006).
Pergelangan tangan juga memiliki ligamen yang menghubungkan
radius dengan carpus yang disebut ligamen ekstrinsik. Ligamen ekstrinsik
palmar lebih berperan dalam stabilitas pergelangan tangan dan gerak
daripada ligamen dorsal. The Triangular Fibrocartilage Complex (TFCC)
berasal dari radius dan menempel pada dasar styloid ulna. Ligamen
radioulnar dorsal dan volar menambah ketebalan TFCC dan memberikan
stabilitas pada sendi radioulnar distal.(Nakamura et al., 1996, Palmer and
Werner, 1981)
2.7 Nailbed
Lempeng kuku berasal dari 5 sampai 7 mm proksimal lipatan kuku di
matriks kuku germinal yang berfungsi untuk menentukan panjang kuku.
Nailbed yang terlihat, atau matriks steril, merupakan penebalan dari kuku
dan memberikan permukaan yang melekat yang menstabilkan posisi dari
kuku. Lipatan kuku dorsal, atau eponychium, menambahkan permukaan
kuku yang mengkilap (Jones and Lederman, 2006, Lanz, 2004, Seiler and
Hand, 2002).
Kulit pada bagian ujung jari (fingertip) atau hyponychium sangat
sensitif. Septae fibrous masuk jauh ke permukaan kulit memberikan daya
tarik untuk mencengkeram dan menstabilkan kulit di ujung jari. Jauh dari
kuku, terdapat jumbai dengan permukaan seperti tulang yang berbasis luas
dari phalang distal membantu untuk mencubit dan pegang. Tendon fleksor
dan ekstensor masuk dari sisi proksimal pada phalanx distal jauh dari lokasi
kuku (Jones and Lederman, 2006, Lanz, 2004, Seiler and Hand, 2002).
21
Gambar 13. Nailbed
22
BAB 3
KESIMPULAN
Tangan terdiri dari permukaan dorsal, permukaan volar atau palmar,
dan batas radial dan ulnar. Telapak tangan dibagi menjadi daerah thenar,
midpalm, dan hypothenar. Setiap jari juga memiliki tiga sambungan:
metacarpophalangeal (MCP), interphalangeal proksimal (PIP), dan sendi
interphalangeal distal (DIP). Ibu jari hanya memiliki dua falang (proksimal
dan distal) dan dua sendi (sendi MCP dan interphalangeal). Sendi MCP,
PIP, dan DIP terlindungi dari cedera oleh sebuah struktur yang stabil.
Bagian volar tangan membatasi gerak dan menyediakan permukaan
yang stabil untuk menangkap dan memanipulasi objek. Kulit bagian dorsal
longgar dengan jaringan areolar antara kulit dan tendon ekstensor. Sifat
lentur ini menciptakan ruang subkutan pada bagian dorsal untuk drainase
limfatik dan vena. Perbedaan struktural ini mengakibatkan terjadinya
pembengkakan pada punggung tangan yang terutama terlihat pada saat
terjadi infeksi bahkan ketika sumbernya terletak di sisi palmar tangan.
Arteri radial dan ulnar memberikan aliran darah untuk tangan dan jari
dengan membentuk arkus pada dorsalis manus. Arteri radial terletak di
antara brakioradialis dan tendon fleksor karpi radialis di pergelangan tangan.
Arteri ulnaris terletak lateral nervus. Saraf radial menginervasi
brachioradialis dan ekstensor carpi radialis longus ulnaris pada pergelangan
tangan dan bersebelahan dengan tendon fleksor karpi ulnaris. Nervus
ulnaris dan arteri ulnaris berjalan bersama masuk ke dalam kanal Guyon,
yang dibatasi oleh pisiform dan lengkungan dari hamate. Bagian dasar kanal
Guyon adalah ligamentum karpal transversum (TCL) dan bagian atasnya
adalah ligamentum karpal volar.
Nervus radialis, medianus, dan ulnaris memiliki sensorik dan motorik
ke tangan dan lengan bawah. Nervus medianus bergerak ke bawah lengan
antara fleksor digitorum superfisialis dan fleksor digitorum profundus untuk
masuk ke terowongan karpal. nervus medianus memberikan inervasi pada
fleksor pollicis longus, fleksor digitorum profundus ke jari telunjuk, dan
23
otot pronator kuadratus. Nervus medianus yang tepat memberikan inervasi
ke muskulus fleksor karpi radialis, pronator teres, fleksor digitorum
superfisialis, palmaris longus (tidak tampak pada 10% sampai 15%
individu), dan fleksor digitorum profundus ke jari telunjuk. Nervus ulnaris
memasuki lengan bawah antara dua caput otot fleksor karpi ulnaris. Di
lengan bawah, nervus ulnaris menginervasi otot fleksor karpi ulnaris dan
fleksor digitorum profundus ke jari manis dan jari-jari kelingking. Cabang
senosir dari nervus ulnaris yang utama keluar dari nervus ulnaris bagian
proximal dan bergerak ke pergelangan tangan dan sisi dorsal styloid ulna.
Otot dan tendon pada tangan berasal dari forearm (ekstrinsik) atau di
dalam tangan itu sendiri (intrinsik). Retinakulum otot-otot ekstensor berupa
pita sepanjang 2 cm yang memanjang dari sisi radial ke sisi ulnaris
pergelangan tangan. Retinaculum membentuk septa ke tulang yang berada
di dasarnya, yang membentuk enam kompartemen yang berbeda. Kontraksi
otot adduktor pollicis menghasilkan respon intrinsik pada fleksi sendi MCP,
ekstensi sendi interphalangeal, dan adduksi ibu jari. MCP, yang disebut
sebagai selubung flexor (flexor sheath). Selubungnya menebal di berbagai
titik strategis untuk menghasilkan annular dari Pulley yang kuat yang
menempatkan tendon di dekat tulang yang mendasarinya. Struktur anatomis
ini menyebabkan tendon dapat melakukan fungsi fleksi dan ekstensi secara
penuh.
Tulang karpalia terdiri dari delapan tulang yang disusun menjadi dua
baris. Bagian proksimal mencakup skafoid, lunatum, dan triquetrum. Baris
distal terdiri dari trapezium, trapezoid, capitate, dan hamate. Tulang
pisiformis sebenarnya adalah tulang sesamoid dalam fleksor karpi ulnaris
dan tidak ikut serta dalam gerakan karpal. Tulang-tulang di setiap baris
disatukan oleh ligamen interosseus, yang memberikan ikatan dan
memungkinkan sejumlah gerakan yang bervariasi. Integritas ligamen ini
sangat penting untuk gerak pergelangan tangan normal (kinematik karpal),
terutama karena tidak ada tendon yang menempel langsung ke tulang-tulang
karpal. The Triangular Fibrocartilage Complex (TFCC) berasal dari radialis
dan menempel pada dasar styloid ulna. Ligamen radioulnar dorsal dan volar
24
menambah ketebalan TFCC dan memberikan stabilitas pada sendi
radioulnar distal.
25
DAFTAR PUSTAKA
AMADIO, P. C., LIN, G. T. & AN, K.-N. 1989. Anatomy and pathomechanics of
the flexor pulley system. Journal of Hand Therapy, 2, 138-141.
BAYAT, A., SHAABAN, H., GIAKAS, G. & LEES, V. C. 2002. The pulley
system of the thumb: Anatomic and biomechanical study. The Journal of
Hand Surgery, 27, 628-635.
BERGER, R. A. & WEISS, A. P. C. 2003. Hand Surgery, Lippincott Williams &
Wilkins.
CHUNG, K. C. 2015. Essentials of Hand Surgery, JP Medical Limited.
DOYLE, J. R. 1988. Anatomy of the finger flexor tendon sheath and pulley
system. The Journal of Hand Surgery, 13, 473-484.
JONES, L. A. & LEDERMAN, S. J. 2006. Human Hand Function, Oxford
University Press.
LANZ, U. 2004. Surgical Anatomy of the Hand, Thieme.
LIN, G.-T., AMADIO, P. C., AN, K.-N. & COONEY, W. P. 1989. Functional
anatomy of the human digital flexor pulley system. The Journal of Hand
Surgery, 14, 949-956.
NAKAMURA, T., YABE, Y. & HORIUCHI, Y. 1996. Functional anatomy of the
triangular fibrocartilage complex. The Journal of Hand Surgery: British &
European Volume, 21, 581-586.
PALMER, A. K. & WERNER, F. W. 1981. The triangular fibrocartilage complex
of the wrist—Anatomy and function. The Journal of Hand Surgery, 6,
153-162.
SEILER, J. G. & HAND, A. S. S. 2002. Essentials of Hand Surgery, Lippincott
Williams & Wilkins.
ZISSIMOS, A. G., SZABO, R. M., YINGER, K. E. & SHARKEY, N. A. 1994.
Biomechanics of the thumb flexor pulley system. The Journal of Hand
Surgery, 19, 475-479.
top related