bab i

Post on 16-Aug-2015

217 Views

Category:

Documents

5 Downloads

Preview:

Click to see full reader

DESCRIPTION

mioma

TRANSCRIPT

1 BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Angka pertambahan penduduk di Indonesia saat ini sekitar 6,6 juta jiwaatau1,3%pertahunyangdiprediksikanpadatahun2015total pendudukIndonesiaberjumlah270jutajiwa.Jumlahpendudukini sebenarnya bisa dikurangi menjadi 240 juta jiwa jika pemerintah berhasil menekanangkapertambahanpendudukmenjadisatupersenpertahun melalui program Keluarga Berencana (BKKBN,2010). Program Keluarga Berencana (KB) merupakan salah satu program pemerintah yang pada awalnya diatur berdasarkan Undang-Undang No. 10 Tahun1992tentangPerkembanganKependudukandanPembangunan Keluarga Sejahtera, namun dalam perkembangannya telah disempurnakan denganterbitnyaUndang-UndangNo.52Tahun2009tentang PerkembanganKependudukandanPembangunanKeluarga.Keluarga berencana merupakan program yang membantu pasangan suami istri untuk mengatur,mengontrolintervaldiantarakehamilandankelahirandalam keluarga (Hartanto, 2005).Salahsatuupayadalamgerakankeluargaberencanayakni menekan tingkat fertilitas atau mengatur dan menunda kehamilan. Upaya mengaturdanmenundakehamilaninidilakukandengankontrasepsi. Kontraberartimencegahataumelawan,sedangkankonsepsimerupakan 2 pertemuanseltelur(ovum)yangmatangdenganselspermayang mengakibatkan kehamilan (Depkes RI, 2005). Kontrasepsimerupakanupayayangdilakukanuntukmencegah kehamilanyangbersifatsementaraataupunmenetap.Kontrasepsidapat dilakukan tanpa menggunakan alat, secara mekanis, mengunakan alat/obat, atau dengan operasi (Saifuddin, 2006). Kontrasepsi hormonal merupakan kontrasepsi dimana estrogen dan progesteron memberikan umpan balik terhadap kelenjar hipofisis melalui hipotalamussehinggaterjadihambatanterhadapfolikeldanproses ovulasi. Berdasarkan jenis dan cara pemakaiannya, kontrasepsi hormonal dibagimenjadi3,yaitukontrasepsisuntik,kontrasepsioral(pil)dan kontrasepsi implant (susuk) (Manuaba, 2010). BadanKependudukandanKeluargaBerencanaNasional (BKKBN) tahun 2014menyatakan bahwa jumlah peserta KB aktifmenurut metodekontrasepsiyangdigunakan,yaitu3.922.409pesertaIUD, 1.207.597pesertaMOW,241.968pesertaMOP,3.307.997peserta Implant,1.046.579pesertaKondom,15.891.480pesertaSuntikdan 8.220.709pesertaPil.HalinimenunjukkanbahwaakseptorKBpaling banyak memilih menggunakan KB hormonal jenis suntik. ProfilKesehatanJawaTengahtahun2013menyatakanbahwa peserta KB aktif di Provinsi Jawa Tengah tahun 2014 sebanyak 6.285.483 peserta, dengan persentase sebagai berikut 555.565 (8,84%) peserta IUD, 292.342(4,65%)pesertaMOW,63.682(1,01%)pesertaMOP,247.138 3 (3,93%)pesertaKondom,716.742(11,40%)pesertaImplant,3.261.472 (51,90%)pesertaSuntikandan1.148.542(18,27%)pesertaPil.Data tersebutmenunjukkan,bahwametodekontrasepsihormonal(suntik, implantdanpil)lebihdisukaiolehakseptorKBdaripadametode kontrasepsi lainnya. BerdasarkanProfilKesehatanSurakartatahun2013terdapat 57.034pesertaKBaktif,denganpersentasesebagaiberikut12.028 (21,1%)pesertaIUD,180(0,3%)pesertaMOP,2.391(4,2%)peserta MOW,2.406(4,22%)pesertaImplan,27.189(47,67%)pesertaSuntik, 7.899(13,85%)pesertaPildan4.941(8,66%)pesertaKondom(Profil Kesehatan Surakarta, 2013). KontrasepsihormonallebihbanyakdipiliholehakseptorKB karenalebihpraktisdanefektifuntukmencegahkehamilan.Efektifitas kontrasepsihormonalmencapailebihdari99%jikadiberikansesuai petunjuk (Sinclair, 2010). Namundemikian,kontrasepsihormonalmemilikibeberapaefek samping, diantaranya gangguan menstruasi (32%), mual, sakit kepala (

top related