bab 2 landasan teori 2.1 2.1 -...
Post on 02-Feb-2018
219 Views
Preview:
TRANSCRIPT
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Kerangka Teori
2.1.1 Manajemen Koperasi
Manajemen koperasi merupakan suatu konsep manajemen pemikiran dan
peluang untuk membangun masa depan bangsa yang tidak lain adalah untuk
menawarkan sejumlah informasi tentang manfaat koperasi dan serangkaian hasil
pemikiran yang dikembangkan atas dasar analisis dan hal – hal kritis yang perlu
diperhatikan secara cermat dalam mengembangkan koperasi dimasa mendatang.
(Nasution, M (2001, pp2 – 3)).
Jadi dapat disimpulkan bahwa manajemen koperasi adalah suatu
pemikiran dan peluang yang dapat dikembangkan untuk memajukan bangsa
dalam hal membangun koperasi.
2.1.1.1 Teori Koperasi
Pengertian Koperasi
Kata koperasi, memang bukan asli dari khasanah bahasa Indonesia.
Banyak yang berpendapat bahwa ia berasal dari bahasa Inggris: co-operation,
cooperative, atau bahasa Latin: coopere, atau dalam bahasa Belanda: cooperatie,
cooperatieve, yang kurang lebih berarti bekerja bersama-sama, atau kerja sama,
atau usaha bersama atau yang bersifat kerja sama.
14
Kata koperasi tersebut dalam bahasa Indonesia sebelum tahun 1958,
dikenal dengan ejaan kooperasi (dengan dua 'o'), tetapi selanjutnya berdasarkan
Undang-undang. Nomor 79 Tahun 1958 kata kooperasi telah diubah menjadi
koperasi (dengan satu o), demikian seterusnya hingga sampai sekarang.
Definisi koperasi adalah sebagai suatu perkumpulan yang beranggotakan
orang-orang atau badan hukum yang memberi kebebasan masuk dan keluar
sebagai anggota dengan bekerja sama secara kekeluargaan menjalankan usaha,
untuk mempertinggi kesejahteraan jasmaniah para anggotanya.
(Soesilo, M. I.(2008, pp1 – 2))
Organisasi Buruh Sedunia (Intemational Labor Organization/ILO), dalam
resolusinya nomor 127 yang dibuat pada tahun 1966, membuat batasan mengenai
cir-ciri utama koperasi yaitu:
(1) Merupakan perkumpulan orang-orang;
(2) Yang secara sukarela bergabung bersama;
(3) Untuk mencapai tujuan ekonomi yang sama;
(4) Melalui pembentukan organisasi bisnis yang diawasi secara demokratis ;
(5) Yang memberikan kontribusi modal yang sama dan menerima bagian
resiko dan manfaat yang adil dari perusahaan di mana anggota aktif
berpartisipasi.
"Cooperative is an association of persons, usually of limited man, who
have voluntary jointed together, to achieve a common economic end through the
formation of a demokratically controlled business organization, making
15
equitable contribution to the capital required and accepts a fair share of the
risks and benefits of the undertaking" Selanjutnya dalam pemyataan tentang
jatidiri koperasi yang dikeluarkan oleh Aliansi Koperasi Sedunia (Intemational
Cooperatives Alliance/ICA), pada kongres ICA di Manchester, Inggris pada
bulan September 1995, yang mencakup rumusan-rumusan tentang definisi
koperasi, nilai-nilai koperasi dan Prinsip-prinsip Koperasi, koperasi didefinisikan
sebagai "Perkumpulan otonom dari orang-orang yang bersatu secara sukarela
untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan dan aspirasi ekonomi, sosial dan budaya
bersama melalui perusahaan yang dimiliki bersama dan dikendalikan secara
demokratis" (berdasarkan terjemahan yang dibuat oleh Lembaga Studi
Pengembangan Perkoperasian Indonesia (LSP2I). Dari berbagai definisi yang
ada mengenai koperasi, terdapat hal-hal yang menyatukan pengertian tentang
koperasi, antara lain yaitu:
a. Koperasi adalah perkumpulan orang-orang yang mempunyai kebutuhan
dan kepentingan ekonomi yang sama, yang ingin dipenuhi secara
bersama melalui pembentukan perusahaan bersama yang dikelola dan
diawasi secara demokratis;
b. Koperasi adalah perusahaan, di mana orang-orang berkumpul tidak untuk
menyatukan modal atau uang, melainkan sebagai akibat adanya kesamaan
kebutuhan dan kepentingan ekonomi;
c. Koperasi adalah perusahaan yang hams memberi pelayanan ekonomi
kepada anggota;
16
Sedangkan pengertian mengenai koperasi dalam uraian ini adalah
koperasi sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang Republik Indonesia
Nomor 25 Tahun 1992 Tentang Perkoperasian, yang mendefinisikan koperasi
sebagai "Badan Usaha yang beranggotakan orangseorang atau badan-badan
hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi
sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan asas kekeluargaan".
(Soesilo, M. I.(2008, p4)).
Jadi dapat disimpulkan bahwa koperasi adalah sebagai organisasi orang-
orang yang dilakukan sebagian manusia atas dasar kesamaan dan badan hukum
yang berlaku untuk mencapai tujuan ekonomi masing-masing.
2.1.1.2 Ide – Ide Dasar Koperasi
1. Ide Dasar
Menurut Soesilo, M. I.(2008, pp1-2), Dalam pengertian yang amat
umum, ide adalah suatu cita-cita yang ingin dicapai. Cita-cita berkoperasi juga
tumbuh dan berkembang dari berbagai ide yang melandasinya. Ide berkoperasi,
telah berkembang jauh sebelum koperasi itu sendiri berwujud sebagai koperasi.
Ide yang berasal dari berbagai pandangan itu kemudian melebur ke dalam
prinsip-prinsip, asas – asas, atau sendi – sendi dasar koperasi.
17
2. Secara Teoritik
Beberapa ide yang melandasi lahirnya prinsip-prinsip koperasi antara lain
adalah solidaritas, demokrasi, kemerdekaan, alturisme (sikap memperhatikan
kepentingan orang lain selain kepentingan diri sendiri), keadilan, keadaan
perekonomian negara dan peningkatan kesejahteraan (Ima Suwandi (1980)
disadur oleh Soesilo, M. I.(2008, p2)).
2.1.1.3 Nilai – Nilai Koperasi
Soesilo, M. I.(2008, p5), mengatakan bahwa dalam pernyataan Aliansi
Koperasi Sedunia, tahun 1995, tentang Jatidiri koperasi, Nilai-nilai Koperasi
dirumuskan sebagai berikut:
Koperasi bekerja berdasarkan nilai-nilai
a. Nilai-nilai organisasi
(1) Menolong diri sendiri
(2) Tanggungjawab sendiri
(3) Demokratis
(4) Persamaan
(5) Keadilan
(6) Kesetiakawanan
b. Nilai-nilai etis
(1) Kejujuran
(2) Tanggung jawab sosial
(3) Kepedulian terhadap orang lain.
18
2.1.1.4 Prinsip-Prinsip Koperasi
Soesilo, M. I.(2008, pp5-6), menyatakan prinsip-prinsip koperasi (sering
juga disebut sebagai asas-asas atau sendi sendi dasar koperasi), adalah garis-garis
penuntun atau pemandu yang digunakan oleh koperasi, untuk melaksanakan
nilai-nilai koperasi dalam praktek.
1. Prinsip-prinsip koperasi, pada umumnya diartikan sebagai landasan
bekerja bagi koperasi dalam melakukan kegiatan organisasi dan
bisnisnya, sekaligus merupakan ciri khas dan jati diri koperasi yang
membedakannya dari perusahaan-perusahaan non koperasi.
2. Prinsip-prinsip Koperasi yang pertama kali dikenal dan dirintis oleh
Koperasi Rochdale tahun 1844, sebenarnya adalah rumusan yang
disepakati oleh seluruh anggota tentang cara-cara bekerja bagi suatu
koperasi konsumsi (D.Danoewikarsa, 1977 disadur oleh Soesilo, M.
I.(2008, p5)) yaitu:
a. Menjual barang yang murni, tidak dipalsukan, dan dengan
timbangan yang benar;
b. Menjual dengan tunai;
c. Menjual dengan harga umum (pasar);
d. Pembagian keuntungan seimbang dengan pembelian anggota dari
koperasi;
e. Satu suara bagi seorang anggota;
f. Tidak membeda-bedakan aliran dan agama anggota.
3. Sedangkan menurut catalan Revrisond Baswir, masih ditambah lagi
dengan 3 (tiga) unsur yaitu :
19
a. Pembatasan bunga alas modal;
b. Keanggotaan bersifat sukarela; dan
c. Semua anggota menyumbang dalam permodalan.
(Revrisond Baswir, 1997 disadur oleh Soesilo, M. I.(2008, p5)).
4. Sementara itu ada juga yang berpendapat bahwa bentuk asli, prinsip-
prinsip koperasi Rochdaletahun 1844, adalah seperti yang dikemukakan
oleh Prof. Coole, dalam buku "A Century Of Cooperative", yaitu ada 8
(delapan) hal (E.D.Damanik, 1980 disadur oleh Soesilo, M. I.(2008, p6)),
masing-masing adalah:
a. Pengelolaan yang demokratis (Democratic Control);
b. Keanggotaan yang terbuka dan sukarela (Open membership);
c. Pembatasan bunga atas modal (fix or limited interest on capital);
d. Pembagian sisa hasil usaha kepada anggota sesuai dengan
transaksinya kepada koperasi (Distribution of surplus in dividend
to members in propotion to their purchase);
e. Transaksi usaha dilakukan secara tunai (Trading strictly on a cash
basis);
f. Menjual barang-barang yang murni dan tidak dipalsukan (Selling
only pure and unadultered goods);
g. Menyelenggarakan pendidikan tentang prinsip-prinsip dan
koperasi kepada anggota, pengurus, pengawas dan pegawai
koperasi (Providing for the education of the members, the board
and the staff);
20
h. Netral di bidang politik dan agama (Political and religious
neutrality).
5. Koperasi Kredit model Raiffeisen tahun 1860, juga memiliki prinsip-
prinsip atau asas-asas (D.Danoewikarsa, 1977 disadur oleh Soesilo, M.
I.(2008, p7)), yaitu:
a. Keanggotaan terbuka bagi siapa saja;
b. Perlu ikut sertanya orang kecil, terutama petani kecil atas dasar
saling mempercayai;
c. Seorang anggota mempunyai hak suara satu;
d. Tidak ada pemberian jasa modal;
e. Tidak ada pembagian keuntungan, sisa hasil usaha masuk ke
dalam cadangan.
Sejak semula, penerapan prinsip-prinsip koperasi adalah disesuaikan
dengan kebutuhan masing-masing koperasi di suatu negara, sehingga pada saat
itu, prinsip koperasi memiliki banyak ragam. Prof. Henzler, dari Jerman (Drs.
Hendrojogi, 1997), membagi asas koperasi menjadi dua hal, yaitu asas yang
struktural dan asas yang fungsional. Democratic control, termasuk asas
struktural. Sedangkan asas yang berkaitan dengan masalah manajemen,
kebijakan harga, pemberian kredit, menentukan metode dan standar dari
prosedur-prosedur operasi adalah asas fungsional, yang bisa berbeda pada
beberapa jenis koperasi. ICA sebagai organisasi puncak perkoperasian sedunia
memandang perlu untuk membuat rumusan umum tentang prinsip-prinsip
koperasi yang diharapkan dapat diterapkan oleh koperasi-koperasi sedunia.
Untuk itu, telah dibentuk komisi khusus guna mengkaji prinsip-prinsip koperasi
21
yang telah dirintis oleh para pionir koperasi Rochdale. Komisi tersebut telah
bekerja pada tahun 1930-1934. Pada Kongres ICA tahun 1934 di London, komisi
khusus yang dibentuk tahun 1934 tersebut menyimpulkan bahwa dari 8 asas
Rochdale tersebut, 7 (tujuh) buah di antaranya dianggap sebagai asas pokok atau
esensial, (E.D. Damanik, 1980 disadur oleh Soesilo, M. I.(2008, p8)), yaitu:
a. Keanggotaan bersifat sukarela;
b. Pengurusan dikelola secara demokratis;
c. Pembagian SHU sesuai partisipasi masing-masing anggota dalam usaha
koperasi;
d. Bunga yang terbatas atas modal;
e. Netral dalam lapangan politik dan agama;
f. Tata niaga dijalankan secara tunai;
g. Menyelenggarakan pendidikan bagi anggota, pengurus, pengawas dan
karyawan koperasi.
Asas ke delapan, yaitu dilarang menjual barang yang tidak murni atau
dipalsukan, dihapus (Drs.Hendrojogi, Msc, 1997). Ternyata dalam
perkembangannya, tidak semua negara sepakat dengan rumusan yang dihasilkan
oleh komisi khusus tahun 1934, terutama sekali terhadap 3 (tiga) butir rumusan
yaitu tentang netral di bidang poitik dan agama, tata niaga dijalankan secara tunai
dan mengadakan pendidikan bagi anggota, pengurus, pengawas dan staf. Banyak
negara yang berbeda pandangan mengenai hal tersebut. Maka, pada Kongres
ICA di Paris tahun 1937, ditetapkan bahwa dari 7 (tujuh) prinsip koperasi
Rochdale yang diakui pada Kongres ICA di London tahun 1934, 4 (empat) yang
pertama, telah ditetapkan sebagai prinsip-prinsip ICA sendiri, yaitu:
22
a. Keanggotaan bersifat sukarela;
b. Pengendalian secara demokratis;
c. Pembagian SHU sebanding dengan partisipasi anggota;
d. Pembatasan bunga atas modal.
Kemudian dalam Kongres ICA di Praha tahun 1948, ICA menetapkan
dalam Anggaran Dasarnya, bahwa suatu Koperasi di suatu negara dapat menjadi
anggota lembaga tersebut bila Koperasi di negara tersebut mempunyai prinsip-
prinsip sebagai berikut :
a. Keanggotaan bersifat sukarela;
b. Pengendalian secara demokratis;
c. Pembagian SHU sebanding dengan partisipasi anggota;
d. Pembatasan bunga atas modal.
Sementara tiga lainnya, yaitu:
a. Tata niaga dilaksanakan secara tunai;
b. Penyelenggaraan pendidikan dan
c. Netral di bidang politik dan agama menjadi hal yang tidak diwajibkan.
Keadaan menjadi berkembang lagi tatkala Kongres ICA tahun 1966, di
Wina yang memutuskan 6 (enam) prinsip koperasi, yaitu:
a. Keanggotaan yang terbuka dan sukarela (Voluntary and open
membership);
b. Pengelolaan yang demokratis (Democratic Administration);
c. Pembatasan bunga atas modal (Limited interest on capital);
23
d. Pembagian SHU kepada anggota sesuai partisipasi usahanya cara tunai
(Distribution of surplus, in proportion to their purchase);
e. Penyelenggaraan pendidikan bagi anggota, pengurus, pengawas dan staf
(Providing for members, board members and staf education);
f. Kerja sama antar koperasi (Cooperation among the cooperatives).
Terakhir, adalah penyempumaan yang dilakukan melalui Kongres ICA
tahun 1995 di Manchester, Inggris tahun 1995, yang berhasil merumuskan
pernyataan tentang jati diri koperasi (Identity Cooperative ICA Statement/ICIS),
yang butir-butirnya adalah sebagai berikut:
a. Keanggotaan sukarela dan terbuka;
b. Pengendalian oleh anggota-anggota secara demokratis;
c. Partisipasi Ekonomi Anggota;
d. Otonomi dan Kebebasan;
e. Pendidikan, Pelatihan dan Informasi;
f. Kerja sama di antara Koperasi-Koperasi;
g. Kepedulian Terhadap Komunitas.
2.1.1.5 Fungsi dan Peran Koperasi
Fungsi koperasi antara lain adalah:
a. Memenuhi kebutuhan anggota untuk memajukan kesejahteraannya;
b. Membangun sumber daya anggota dan masyarakat;
c. Mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi anggota;
24
d. Mengembangkan aspirasi ekonomi anggota dan masyarakat di
lingkungan kegiatan koperasi;
e. Membuka peluang kepada anggotanya untuk mengaktualisasikan diri
dalam bidang ekonomi secara optimal.
Sedangkan peran koperasi antara lain adalah sebagai:
a. Wadah peningkatan tarat hidup dan ketangguhan berdaya saing para
anggota koperasi dan masyarakat di lingkungannya;
b. Bagian integral dari sistem ekonomi nasional;
c. Pelaku stategis dalam sistem ekonomi rakyat;
d. Wadah pencerdasan anggota dan masyarakat di lingkungannya.
Soesilo, M. I.(2008, p10)
2.1.1.6 Beberapa Aliran Koperasi
Beberapa pakar koperasi menanggapi adanya beberapa aliran dalam koperasi,
seperti :
1. Aliran Socialist school, yang berkeinginan untuk menjadikan koperasi
sebagai batu loncatan untuk mencapai sosialisme.
2. Aliran Commonwealth School, yang menginginkan agar koperasi dapat
menguasai kehidupan ekonomi, dan ini umumnya terjadi di Inggris dan
negara - negara persemakmuran.
3. Aliran Competitive Yardstict School, yang menginginkan agar tumbuhnya
koperasi dapat berperan sebagai penghilang dampak negatif yang
diakibatkan oleh sistem kapitalisme. Aliran ini banyak dianut di Swedia,
25
dan merupakan bagian dari apa yang disebut sebagai Institutional
Economic Balance Theory.
4. Aliran Pendidikan, yang menginginkan hendaknya koperasi berperanan
untuk meningkatkan pendidikan demi tecapainya tujuan peningkatan
ekonomi.
5. Aliran Nimes, yang menghendaki agar keberhasilan koperasi dapat
memperbaiki perekonomian semua golongan.
Dalam menyikapi adanya beberapa aliran koperasi tersebut, Koperasi
Indonesia, tampaknya lebih bersikap moderat, yaitu menyaring semua nilai-nilai
yang baik dari masing-masing aliran tersebut, kemudian diaplikasikan sesuai
dengan situasi dan kondisi spesifik masyarakat Indonesia.
Dalam kenyataannya, memang tidak ada aliran yang dianut secara murni
oleh sesuatu negara.
(M. Iskandar Soesilo, 2008, p11)
2.1.1.7 Beberapa Hal Pokok Yang Membedakan Koperasi Dengan Badan Usaha
Non Koperasi
Menurut Soesilo, M. I.(2008, p12), ada beberapa hal pokok yang
membedakan koperasi dengan badan usaha lain yang non koperasi. Hal tersebut
antara lain adalah:
1. Koperasi adalah kumpulan orang, bukan kumpulan modal sebagaimana
perusahaan non koperasi.
26
2. Kalau di dalam suatu badan usaha lain yang non koperasi, suara
ditentukan oleh besarnya jumlah saham atau modal yang dimiliki oleh
pemegang saham, dalam koperasi setiap anggota memiliki jumlah suara
yang sama, yaitu satu orang mempunyai satu suara dan tidak bisa
diwakilkan (one man one vote, by proxy).
3. Pada koperasi, anggota adalah pemilik sekaligus pelanggan (owner-user),
oleh karena itu kegiatan usaha yang dijalankan oleh koperasi harus sesuai
dan berkaitan dengan kepentingan atau kebutuhan ekonomi anggota. Hal
yang demikian itu berbeda dengan badan usaha yang non koperasi.
Pemegang saham tidak harus menjadi pelanggan. Badan usahanya tidak
perlu harus memberikan atau melayani kepentingan ekonomi pemegang
saham.
4. Tujuan badan usaha non koperasi pada umumnya adalah mengejar laba
yang setinggi-tingginya. Sedangkan koperasi adalah memberikan manfaat
pelayanan ekonomi yang sebaik-baiknya (benefit) bagi anggota.
5. Anggota koperasi memperoleh bagian dari sisa hasil usaha sebanding
dengan besarnya transaksi usaha masing-masing anggota kepada
koperasinya, sedangkan pada badan usaha non koperasi, pemegang
saham memperoleh bagian keuntungan sebanding dengan saham yang
dimilikinya.
27
2.1.2 Kebijakan Pengembangan Koperasi
2.1.2.1 Pengenalan tentang Keuangan dan Modal Koperasi
Modal koperasi berasal dari dua sumber, yaitu modal sendiri dan modal
luar (modal asing). Koperasi dapat memanfaatkan modal sendiri dan modal luar
dalam upaya memenuhi kebutuhan modalnya.
Gambar 2.1 Sumber Modal Koperasi Sumber : Deputi bidang kerjasama dan jaringan asdep urusan pengembangan
perkaderan UKM deputi bidang pengkajian sumberdaya UKMK (2011)
Menurut Tim Deputi Bidang Pengembangan Sumber Daya Manusia
Kementerian Koperasi dan UKM (2010, p20), modal sendiri adalah modal yang
berasal dari koperasi itu sendiri atau dengan kata lain modal yang menanggung
resiko.
28
Modal sendiri meliputi:
1. Simpanan pokok adalah simpanan yang dibayarkan anggota yang
besarnya ditentukan dan dibayar sebagai tanda anggota koperasi.
2. Simpanan wajib adalah simpanan yang besarnya ditentukan dan
disepakati dalam Anggaran Dasar (AD) atau Anggaran Rumah
Tangga(ART) yang dibayarkan secara rutin kepada koperasi dan biasanya
diabayarkan setiap bulan.
3. Simpanan sukarela (manasuka) adalah simpanan yang di tujukan untuk
koperasi yang sudah berjalan lama, simpanan ini sering dikategorikan
sebagai hutang jangka pendek, karena bisa diambil sewaktu-waktu
4. SHU yang tidak dibagikan (Dana cadangan) adalah dana yang diambil
dari 25 % Sisa Hasil Usaha (SHU) yang di dapat.
5. Sisa Hasil Usaha (SHU) adalah selisih antara jumlah penerimaan dan
jumlah pengeluaran.
2.1.2.2 Proses Pendirian Koperasi
Berikut ini adalah merupakan gambar bagan proses pendirian koperasi yang
berlaku di Indonesia. (Gambar 2.2)
29
Gambar 2.2 Proses Pendirian Koperasi Sumber : Deputi bidang kerjasama dan jaringan asdep urusan pengembangan
perkaderan UKM deputi bidang pengkajian sumberdaya UKMK (2011)
Proses pendirian koperasi dimulai dengan adanya suatu gagasan yaitu
untuk memenuhi kebutuhan bersama dan memecahkan masalah ekonomi melalui
adanya koperasi. Selanjutnya gagasan tersebut dilanjutkan dengan sosialisasi
kepada pemuka masyarakat dan anggota masyarakat yang menyatakan bahwa
suatu koperasi akan didirikan. Setelah sosialisasi tersebut diadakan maka
diadakan penyuluhan bimbingan magang bagi calon anggota dan karyawan
koperasi. Kemudian setelah penyuluhan dilakukan maka baru akan di lanjutkan
dengan learning by doing untuk para anggota dan karyawan koperasi. Setelah
proses – proses itu selesai dilakukan maka koperasi yang didirikan juga harus
berbadan hukum agar pondasi dari suatu koperasi tersebut dapat kokoh untuk
dijalani dalam jangka panjang.
30
2.1.2.3 Proses Pendirian Badan Hukum Koperasi
Gambar 2.3 Proses Pendirian Badan Hukum Koperasi Sumber : Deputi bidang kerjasama dan jaringan asdep urusan pengembangan
perkaderan UKM deputi bidang pengkajian sumberdaya UKMK (2011)
Pendirian badan hukum koperasi dilakukan dalam 2 tahap yaitu
pembuatan akta dan pengesahan akta tersebut. Di dalam pembuatan akta ada 2
proses yang harus dijalani, antara lain adalah mengadakan rapat pendiri yang
terdiri dari membahas tentang anggaran dasar, rencana usaha, membentuk badan
pengurus dan kekuasaan penidir koperasi tersebut. Proses kedua dalam
pembuatan akta adalah mengajukan permohonan pengesahan yang terdiri dari
akta pendirian, rencana usaha, bukti setor, jumlah modal, daftar hadir rapat,
berita acara, dan ktp/ identitas anggota rapat. Setelah proses pembuatan akta
selesai dibuat, maka langkah selanjtnya adalah pengesahan akta tersebut yang
terdiri dari penerimaan surat permohonan dilanjutkan dengan verifikasi surat
tersebut. Jika dalam verifikasi surat permohonan ditolak maka calon koperasi
tersebut harus kembali melengkapi data – data yang diharuskan. Namun jika
31
surat permohonan diterima maka akan langsung disahkan dan diumumkan dalam
badan negara bahwa koperasi tersebut resmi dibuka.
2.1.3 Teori Analisis Sistem Dinamis
Metodologi system dynamics telah berkembang sejak dekade 50-an,
pertama kali dikembangkan oleh Jay. W. Forrester sewaktu kelompoknya
melakukan riset di MIT dengan mencoba mengembangkan manajemen industri
guna mendesain dan mengendalikan sistem industri. Mereka mencoba
mengembangkan metode manajemen untuk perencanaan industri jangka panjang.
Di dalam perancangan sistem dinamis, hal awal yang perlu dilakukan
adalah berpikir semantik. Menurut Muhammadi et al. (2001, p9) berpikir
semantik adalah kesadaran untuk mengapresiasi dan memikirkan suatu kejadian
sebagai sebuah sistem (systemic approach). Berdasarkan adanya pemahaman
tentang kejadian semantik, maka ada lima langkah yang dapat ditempuh untuk
menghasilkan bangunan pemikiran (model) yang bersifat sistematik, yaitu :
1. Identifikasi proses menghasilkan kejadian nyata
Identifikasi proses adalah mengungkapkan pemikiran tentang proses
nyata (actual transformation) yang menimbulkan kejadian nyata (actual
state). Proses nyata itu merujuk kepada objektivitas dan bukan proses
yang dirasakan atau subyektivitas.
32
2. Identifikasi kejadian yang diinginkan
Identifikasi kejadian yang diinginkan adalah memikirkan kejadian yang
seharusnya, yang diinginkan, yang dituju yang ditargetkan ataupun yang
direncanakan (desired state).
3. Identifikasi kesenjangan antara kenyataan dengan keinginan
Artinya adalah memikirkan tingkat kesenjangan antara kejadian aktual
dengan seharusnya. Kesenjangan tersebut adalah masalah (bisa
dinyatakan dalam ukuran kuantitatif atau kualitatif) yang harus
dipecahkan atau tugas (misi) yang harus diselesaikan.
4. Identifikasi dinamika menutup kesenjangan
Identifikasi mekanisme tentang dinamika variabel-variabel untuk mengisi
kesenjangan antara kejadian nyata dengan kejadian yang diinginkan.
5. Analisis kebijakan
Analisis kebijakan adalah menyusun alternatif tindakan atau keputusan
yang akan diambil untuk mempengaruhi proses nyata sebuah sistem
dalam menciptakan kejadian nyata.
Dalam menyusun model dinamik terdapat tiga bentuk alternatif yang dapat
digunakan (Muhammadi et al., 2001), yaitu :
a. Verbal
Model verbal adalah model sistem yang dinyatakan dalam bentuk
katakata.
33
b. Visual (analog model kualitatif)
Deskripsi visual dinyatakan secara diagram dan menunjukkan hubungan
sebab-akibat banyak variabel dalam keadaan sederhana dan jelas.
Analisis deskripsi visual dilakukan secara kualitatif.
c. Matematis
Model visual dapat direpresentasikan ke dalam bentuk matematis yang
merupakan perhitungan-perhitungan terhadap suatu sistem. Semua bentuk
perhitungannya bersifat ekuivalen, yang mana setiap bentuk berperan
sebagai alat bantu untuk dimengerti bagi yang awam.
Muhammadi et al. (2001, pp3-7) didalam bukunya menjelaskan bahwa,
sistem adalah keseluruhan interaksi antarunsur dari sebuah objek dalam batas
lingkungan tertentu yang bekerja mencapai tujuan. Penjelasan dari pengertian
sistem di atas, antara lain:
a. Keseluruhan, yaitu mencakup bagian-bagian atau divisi,
b. interaksi, yaitu pengikat atau penghubung antarunsur,
c. unsur, yaitu benda, baik konkrit atau abstrak, yang menyusun objek sistem,
d. objek, yaitu sistem yang menjadi perhatian,
e. batas, yaitu sistem yang memiliki batasan disebut sistem tertutup. Sistem
tertutup adalah sebuah sistem dengan batas yang dianggap kedap (tidak
tembus) terhadap pengaruh lingkungan. Sistem tertutup itu hanya ada dalam
anggapan (untuk analisis), karena pada kenyataan sistem selalu berinteraksi
dengan lingkungan atau sebagai sebuah sistem terbuka,
34
f. dan tujuan, yaitu unjuk kerja sistem yang teramati dan diinginkan.
Kemudian Muhammadi et al. (2001, p28) menjelaskan bahwa sistem
dinamis adalah sebuah sistem tertutup. Pengaruh faktor lingkungan terhadap
sistem dimungkinkan terjadi dan perubahan eksternal itu dianggap sebagai
variabel eksogen.
1. Struktur Sistem dan Diagram Simpal Kausal
Menurut Muhammadi et al. (2001, p23), struktur sistem adalah interaksi
atau mekanisme. Setiap gejala apapun, baik fisik ataupun non-fisik,
bagaimanapun kerumitannya, dapat disederhanakan menjadi struktur dasar yaitu
mekanisme dari masukan, proses, keluaran dan umpan balik. Untuk
memudahkan pekerjaan berpikir sistemik ini, struktur sistem dinamis
disederhanakan ke dalam diagram simpal kausal. Ciri sistem tertutup dari sistem
dinamis dalam hal ini ditunjukkan simpal umpan balik dari struktur.
Menurut Muhammadi et al. (2001, pp28-30), diagram simpal kausal
adalah pengungkapan tentang kejadian hubungan sebab-akibat (causal
relationships) ke dalam bahasa gambar tertentu. Di sini bahasa gambar tersebut
adalah panah yang saling mengait, sehingga membentuk diagram simpal (causal
loop), di mana hulu panah mengungkapkan sebab dan ujung panah
mengungkapkan akibat.
Keduanya, baik unsur sebab maupun akibat, atau salah satu diantaranya
(sebab saja atau akibat saja) harus merujuk keadaaan yang terukur, baik secara
kualitatif untuk keadaan yang dirasakan (perceived) maupun secara kuantitatif
untuk keadaan nyata (actual). Harus diingat logikanya adalah proses (rate)
35
sebagai sebab yang menghasilkan keadaan (level) sebagai akibat, ataupun
sebaliknya. Informasi tentang keadaan sebagai sebab menghasilkan pengaruh
pada proses sebagai akibat. Contoh diagram simpal kausal dapat dilihat pada
Gambar 2.4.
Lahir MatiPenduduk
+
+ -
+
( + ) ( - )
Gambar 2.4 Diagram Simpal Kausal sederhana
Sumber : Muhammadi et al., 2001, p33
Pada Gambar 2.4 terdapat tulisan yang berwarna hitam adalah proses
(rate) dan tulisan yang berwarna biru adalah keadaan (level). Tanda “( + )”
menjelaskan bahwa simpal antara “Lahir” dan “Penduduk” adalah simpal positif,
mempunyai perilaku percepatan atau perlambatan. Sedangkan tanda “( - )”
menjelaskan bahwa simpal antara “Penduduk” dan “Mati” adalah simpal negatif,
mempunyai perilaku menuju sasaran atau limit.
2. Diagram Alir
Menurut Taylor & Francis (2009), disebutkan bahwa “In the next step of
model building, the stock and flow structure of the system is drawn based on the
causal loop diagram (There are technical limitations of determining loop
polarity from causal loop diagrams, which are ignored in this overview). The
stock and flow structure shows stocks, flow controllers and decision structures
within the system. Conserved physical flows connect stocks in the diagram.
36
Information flows drive different physical flows. The stock and flow diagram for
the sales system discussed earlier is shown in” (Gambar 2.5).
Gambar 2.5 Stock and flow diagram for sales system
Taylor & Francis (2009)
The arrows drawn with regulating valves indicate physical flows.
Rectangles (Order Backlog, Sales Staff) indicate accumulations or stocks. The
valves (Order Bookings, Deliveries, Hiring) on the physical flows control flows
in and out of stock. In system dynamics parlance they are termed as flow
variables. Circles (Budget Allotted for Sales Force) indicate converters that are
used to capture decision rules or perform intermediate computation. Thin arrows
represent information flows connecting converters with stocks.
The stock and flow structure of the system is simply shorthand for the
underlying mathematical representation of the system. Each stock is an
integration of flows affecting it. For the purpose of simulation this is expressed
as a difference equation wherein over a time period "dt," the value of stock
changes by "dt" times the net flow into the stock. A flow is expressed as a
function of one or more stocks and converters. Each converter represents the
37
decision rule that is dependent on the current state. Associated delays or
attenuation, if any, are represented appropriately. Software packages available
today are capable of automatically creating the underlying mathematical
representation from the graphical stock and flow structure.
Simulating the system equations over time with assumed initial values for
system variables generates the dynamic behavior of the system. At this point
elaborate tests are performed to validate the model for adequacy of problem
boundary coverage and reproduction of reference mode behavior. A validated
model is used for performing different kinds of analysis like sensitivity analysis
and what-if analysis to support decision-making about a future course of action.
One important analysis involves experimental identification of feedback loops
that dominate the dynamics at different points of time. Termed as loop
dominance analysis, this provides further insight into the structure of the system
and leads to design of policy structures that result in favorable dynamics.
3. Simulasi
Menurut Muhammadi et al. (2001, pp51-52), simulasi adalah peniruan
prilaku suatu gejala atau proses. Simulasi bertujuan untuk memahami gejala atau
proses tersebut, membuat analisis dan peramalan prilaku gejala atau proses
tersebut di masa depan. Simulai dilakukan melalui tahap-tahap seperti berikut:
penyusunan konsep, pembuatan model, simulasi dan validasi hasil simulasi.
Software Powersim Studio 7 Express, yang berbasis pada konsep System
Dynamics, digunakan untuk membuat sebuah model yang nyata. Model ini akan
sangat membantu pengguna permainan ini untuk memahami keterkaitan antar
38
variabel dalam sistem yang disimulasikan. Hal tersebut akan membesar tingkat
keberhasilan tujuan permainan simulasi bisnis ini. (Armand Omar, dkk (2005)).
2.1.4 Metode Pengolahan Data dengan Regresi
Data yang diperoleh dalam penelitian ini kemudian diolah dengan
menggunakan program SPSS (Statistical Product and Service
Solution) versi 16.0. Metode pengolahan data yang akan mendukung
permodelan sistem dinamis adalah dengan menggunakan analisis
regresi sederhana dan regresi berganda untuk mengolah data – data
variabel yang dikumpulkan.
Menurut Kuncoro, E.A dan Riduwan (2007, p83), Regresi adalah suatu
proses memperkirakan secara sistematis tentang apa yang paling mungkin terjadi
di masa yang akan datang berdasarkan informasi masa lalu dan sekarang yang
dimiliki agar kesalahannya dapat diperkecil.
Kegunaan regresi dalam penelitian salah satunya adalah untuk
meramalkan variabel terikat (Y) apabila variabel bebas (X) diketahui. Regresi
linear sederhana adalah suatu alat analisis yang digunakan untuk mengetahui
pengaruh antara satu buah variabel bebas terhadap satu buah variabel terikat.
Persamaan umum regresi sederhana adalah :
Y = a + bx
Y = Variabel Terikat
X = Variabel Bebas
a = Konstanta, b = Koefisien Regresi
39
Regresi linear berganda adalah regresi dimana terdapat lebih dari satu
variabel bebas. Analisis regresi berganda dilakukan bila jumlah variabel
bebasnya minimal dua. Dari teknik analisis regresi berganda, maka akan
diketahui apakah ada pengaruh secara bersama-sama antar variabel bebas yang
ada terhadap variabel terikat. Persamaan regresi berganda adalah :
Y = a + b1X1 + b2X2
Y = Variabel Terikat
A = Konstanta
X1 , X2 = Variabel Bebas
b1, b2 = Koefisien Regresi
2.1.5 Teori Decision Support System (DSS)
O’Brien (2005, p440) menjelaskan bahwa Decision Support System –
DSS (Sistem Pendukung Keputusan) adalah sistem informasi yang menggunakan
model keputusan dalam proses pemodelan analisis interaktif dan ad hoc, untuk
mencapai keputusan khusus oleh pengambil keputusan tertentu.
Tabel 2.1 Perbandingan perbedaan utama informasi dan kemampuan pendukung
keputusan sistem informasi manajemen dan sistem pendukung keputusan
(Decision Support System - DSS)
Sistem Informasi
Manajemen
Sistem Pendukung
Keputusan
Pendukung keputusan
yang disediakan
Menyediakan informasi
mengenai kinerja
Menyediakan informasi
dan teknik oendukung
40
organisasi keputusan untuk
menganalisis masalah
khusus atau peluang
Bentuk informasi dan
frekuensi
Respons dan laporan
periodik, pengecualian,
permintaan, dan
pendorong
Respons dan permintaan
yang interaktif
Format informasi Format tetap dan telah
ditentukan sebelumnya
Format yang dapat
diadaptasi fleksibel, dan
ad hoc
Metodologi pemrosesan
informasi
Informasi yang
diproduksi dengan
ekstraksi dan
manipulasi data bisnis
Informasi yang
diproduksi dengan
pemodelan analisis dari
data bisnis
Sumber : O’Brien (2005, p440)
Jenis struktur keputusan ada 3 yaitu :
a. Tak terstruktur adalah keputusan pada tingkat strategis dan melibatkan
situasi keputusan dimana tidak mungkin menentukan lebih awal
mengenai prosedur keputusan yang harus diikuti.
b. Semiterstruktur adalah keputusan pada tingkat lebih taktis dan melibatkan
prosedur keputusan yang dapat ditentukan, tapi tidak cukup untuk
mengarah ke suatu keputusan yang direkomendasikan. Contohnya
41
keputusan mengenai peluncuran layanan e-commerce yang baru dan
membuat perubahan besar mengenai tunjangan karyawan akan bedasara
pada jangkauan tak terstruktur hingga semi terstruktur.
c. Terstruktur adalah keputusan yang dibuat pada tingkat manajemen
operasional dan melibatkan situasi dimana prosedur yang diikuti ketika
keputusan diperlukan, dapat dikatakan lebih awal. Contohnya keputusan
pemesanan ulang persediaan yang dihadapi oleh kebanyakan bisnis.
(O’Brien, 2005, p440)
2.1.6 Teori Analisis dan Perancangan Sistem Informasi
2.1.6.1 Pengertian Sistem
Definisi/Pengertian Sistem Menurut Para Ahli antara lain adalah sebagai berikut:
Menurut Ludwig Von Bartalanfy (dalam duniabaca.com (2011)), Sistem
merupakan seperangkat unsur yang saling terikat dalam suatu antar relasi
diantara unsur-unsur tersebut dengan lingkungan.
Menurut Anatol Raporot (dalam duniabaca.com (2011)) Sistem adalah
suatu kumpulan kesatuan dan perangkat hubungan satu sama lain.
Menurut L. Ackof (dalam duniabaca.com (2011)) , Sistem adalah setiap
kesatuan secara konseptual atau fisik yang terdiri dari bagian-bagian dalam
keadaan saling tergantung satu sama lainnya.
Sistem menurut Mcleod et al. (2004, p9) adalah sekelompok elemen-
elemen yang terintegrasi dengan maksud yang sama untuk mencapai suatu
tujuan. Sumber daya mengalir dari elemen input, melalui elemen
42
transformasi, ke elemen output. Suatu mekanisme pengendalian memantau
proses transformasi untuk meyakinkan bahwa sistem tersebut memenuhi
tujuannya.
Sedangkan menurut O`Brien (2005, p29) sistem adalah sekumpulan
komponen yang saling berhubungan atau berinteraksi membentuk satu
kesatuan. Dalam bidang sistem informasi, sistem lebih tepat didefinisikan
sebagai sekelompok komponen yang saling berhubungan, bekerja sama untuk
mencapai suatu tujuan bersama dengan menerima input serta menghasilkan
output dalam proses transformasi yang teratur.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa sistem adalah sekumpulan komponen atau
elemen yang saling berinteraksi, terkait dan memiliki hubungan satu sama lain
sehingga dapat mencapai suatu tujuan.
2.1.6.2 Pengertian Informasi
Menurut Indrajit dalam Zubair (2005, p9) di Rasman (2011), ”Informasi
adalah hasil pengolahan data yang secara prinsip memiliki nilai atau value yang
dibandingkan dengan data mentah ”.
Sedangkan Krismiaji dalam Zabaer (2005, p15) di Rasman (2011),
menjelaskan “Informasi adalah data yang telah diorganisasi, dan telah memiliki
kegunakan dan manfaat”.
Mcleod et al. (2004, p12), informasi adalah data yang telah diproses,
atau data yang memiliki arti.
43
Jadi, dapat disimpulkan bahwa informasi adalah data yang sudah diolah
menjadi suatu bentuk lain yang lebih berguna yaitu pengetahuan atau keterangan
yang ditujukan bagi penerima dalam pengambilan keputusan, baik masa
sekarang atau yang akan datang.
2.1.6.3 Pengertian Sistem Informasi
Menurut O’Brien (2005, p5) di dalam buku pengantar sistem informasi,
Sistem informasi merupakan kombinasi teratur apapun dari orang-orang,
hardware, software, jaringan komunikasi, dan sumber daya data yang
mengumpulkan mengubah, dan menyebarkan informasi dalam sebuah organisasi.
Menurut Khosrow-Pour (2009, p. 400), Sistem informasi adalah sebuah
sistem yang meliputi perangkat keras, perangkat lunak, orang-orang, dan bisnis
atau sekelompok komunitas dari struktur-struktur dan proses-proses.
Menurut Laudon & Laudon (2006, p. 50), Sistem informasi adalah
sebuah satu kesatuan dari komponen-komponen yang saling berhubungan yang
mengumpulkan atau mengambil, memproses, menyimpan, dan mendistribusi
informasi untuk mendukung pengambilan keputusan dan pengendalian didalam
sebuah organisasi.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa sistem informasi adalah sebuah kombinasi
dari pengguna hardware, software, komunikasi jaringan, dan sumber-sumber data
yang mengumpulkan, memproses dan mendistribusikan informasi.
44
2.1.6.4Komponen Sistem Informasi
Komponen sistem informasi adalah sebagai berikut :
Sistem informasi terdiri dari komponen-komponen yang disebut blok
bangunan (building blok), yang terdiri dari komponen input, komponen model,
komponen output, komponen teknologi, komponen hardware, komponen
software, komponen basis data, dan komponen kontrol. Semua komponen
tersebut saling berinteraksi satu dengan yang lain membentuk suatu kesatuan
untuk mencapai sasaran.
1. Komponen input
Input mewakili data yang masuk kedalam sistem informasi. Input disini
termasuk metode dan media untuk menangkap data yang akan
dimasukkan, yang dapat berupa dokumen-dokumen dasar.
2. Komponen model
Komponen ini terdiri dari kombinasi prosedur, logika, dan model
matematik yang akan memanipulasi data input dan data yang tersimpan
di basis data dengan cara yag sudah ditentukan untuk menghasilkan
keluaran yang diinginkan.
3. Komponen output
Hasil dari sistem informasi adalah keluaran yang merupakan informasi
yang berkualitas dan dokumentasi yang berguna untuk semua pemakai
sistem.
4. Komponen teknologi
Teknologi merupakan “tool box” dalam sistem informasi, Teknologi
digunakan untuk menerima input, menjalankan model, menyimpan dan
45
mengakses data, neghasilkan dan mengirimkan keluaran, dan membantu
pengendalian dari sistem secara keseluruhan.
5. Komponen hardware
Hardware berperan penting sebagai suatu media penyimpanan vital bagi
sistem informasi. Yang berfungsi sebagai tempat untuk menampung
database atau lebih mudah dikatakan sebagai sumber data dan informasi
untuk memperlancar dan mempermudah kerja dari sistem informasi.
6. Komponen software
Software berfungsi sebagai tempat untuk mengolah,menghitung dan
memanipulasi data yang diambil dari hardware untuk menciptakan suatu
informasi.
7. Komponen basis data
Basis data (database) merupakan kumpulan data yang saling berkaitan
dan berhubungan satu dengan yang lain, tersimpan di pernagkat keras
komputer dan menggunakan perangkat lunak untuk memanipulasinya.
Data perlu disimpan dalam basis data untuk keperluan penyediaan
informasi lebih lanjut. Data di dalam basis data perlu diorganisasikan
sedemikian rupa supaya informasi yang dihasilkan berkualitas.
Organisasi basis data yang baik juga berguna untuk efisiensi kapasitas
penyimpanannya. Basis data diakses atau dimanipulasi menggunakan
perangkat lunak paket yang disebut DBMS (Database Management
System).
46
8. Komponen kontrol
Banyak hal yang dapat merusak sistem informasi, seperti bencana alam,
api, temperatur, air, debu, kecurangan-kecurangan, kegagalan-kegagalan
sistem itu sendiri, ketidak efisienan, sabotase dan lain sebagainya.
Beberapa pengendalian perlu dirancang dan diterapkan untuk
meyakinkan bahwa hal-hal yang dapat merusak sistem dapat dicegah
ataupun bila terlanjur terjadi kesalahankesalahan dapat langsung cepat
diatasi.
(Billy N Mahamudu (2011, p2))
2.1.6.5 Pengertian Analisis Sistem
Menurut pendapat O`Brien (2005, p518), menjelaskan bahwa pengertian
analisis sistem merupakan studi yang mendalam mengenai informasi yang
dibutuhkan oleh pemakai akhir yang menghasilkan prasyaratan fungsional
(functional requirement) yang digunakan sebagai dasar untuk desain sistem
informasi baru. Analisis sistem mendeskripsikan apa yang harus dilakukan
oleh suatu sistem untuk memenuhi kebutuhan informasi penggunanya.
Sedangkan pengertian analisis sistem menurut pendapat Mcleod dan
Schell (2004, p138) adalah penelitian atas sistem yang telah ada dengan
tujuan untuk merancang sistem yang baru atau diperbaharui.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa analisis sistem adalah penelitian mengenai
sistem yang telah ada dan merupakan pembelajaran yang mendalam mengenai
47
informasi yang dibutuhkan oleh user dengan tujuan untuk melakukan
perancangan sistem informasi yang baru.
2.1.6.6 Pengertian Perancangan Sistem
Menurut pendapat Mcleod et al. (2004, p140), rancangan sistem adalah
penentuan proses dan data yang diperlukan oleh sistem baru.
Menurut O`Brien (2005, p521), desain sistem mendeskripsikan
bagaimana sistem akan memenuhi tujuannya, yaitu untuk memenuhi kebutuhan
informasi pengguna. Jadi dapat disimpulkan bahwa rancangan sistem merupakan
penentuan proses dan data yang diperlukan oleh sistem baru untuk memenuhi
kebutuhan pengguna.
2.1.6.7 Teori Perancangan OOAD (Object Oriented Analysis & Design)
Menurut Mathiassen et al. (2000, p4), objek merupakan dasar dalam
Object Oriented Analysis And Design (OOAD). Object is an entity with identity,
state, and behavior. (Objek adalah sebuah entitas yang terdiri dari identitas, state
dan behavior. Class is a description of collection of objects sharing structure,
behavioural pattern, and attributes”). Class merupakan sebuah deskripsi
mengenai kumpulan objek – objek yang memiliki struktur, behavioural pattern
dan atribut yang sama. Jadi apabila suatu objek tidak digambarkan secara
sendiri–sendiri, melainkan merupakan gambaran kumpulan objek–objek, maka di
sebut kelas/class.
Menurut Mathiassen et al. (2000, p5), keuntungan dari OOAD adalah:
48
- Menyediakan informasi yang jelas mengenai konteks sistem
- Suatu metode yang mempunyai hubungan diantara :
a. Analisis berorientasi objek,
b. Desain berorientasi objek,
c. Tampilan berorientasi objek, dan
d. Pemrograman berorientasi objek.
- Merupakan konsep yang umum yang dapat digunakan untuk memodelkan
hampir semua fenomena dan dapat dinyatakan dalam bahasa umum (natural
language).
- Mengurangi biaya maintenance.
- Memudahkan untuk mencari hal yang akan diubah
- Membuat perubahan menjadi lokal, tidak bepengaruh pada modul yang
lainnya.
Notasi standar yang digunakan dalam OOAD adalah UML (Unified
Modelling Language). UML hanya berfungsi sebagai notasi dan bukan sebagai
metode dalam melakukan modeling.
Analisis dan perancangan berorientasi objek terdiri dari 4 aktifitas utama
yang digambarkan sebagai berikut: (Gambar 2.6)
49
Gambar 2.6 Kegiatan utama dan hasil dari Object Oriented Analysis and Design Sumber : Mathiassen et al. (2000, p15)
Menurut Mathiassen et al. (2000, p18), ada empat prinsip umum dalam
menganalisis dan merancang sebuah sistem yaitu:
1. Pemodelan konteks (Model the Context)
Konteks dari sebuah sistem dapat dilihat dari dua perspektif yang saling
melengkapi yaitu problem domain dan application domain. Problem
domain merupakan bagian dari konteks yang diatur, diawasi atau
dikendalikan oleh sebuah sistem. Application domain merupakan sebuah
organisasi yang mengelola, mengawasi atau mengendalikan suatu
problem domain. Kesuksesan dan kegagalan sebuah sistem tergantung
dari seberapa baik application domain dan problem domain terhubung
bersama – sama ke dalam fungsi keseluruhan.
Oleh karena itu, pemodelan dari problem domain dan application domain
merupakan hal yang mendasar selama kegiatan analisis dan perancangan
sistem.
50
2. Penekanan pada Arsitektur (Emphasize the Architecture)
Analisis dan perancangan berorientasi objek menekankan arsitektur
sistem sebagai sebuah tantangan utama, menfokuskan kepada kemudahan
untuk dipahami, fleksibilitas dan kegunaannya sebagai kualitas
perancangan yang penting. Sebuah arsitektur sistem harus mudah untuk
dipahami karena menyediakan sebuah dasar bagi keputusan dan sebagai
alat komunikasi serta alat kerja pada tugas pengembangan selanjutnya.
Arsitektur sistem harus fleksibel karena pengembangan sistem terjadi
pada lingkungan yang bergejolak. Terakhir, arsitektur sistem harus dapat
bermanfaat karena kesuksesan sebuah system tergantung dari bagaimana
sistem dapat berperan dalam organisasi pengguna.
Dalam analisis dan perancangan berorientsi objek, ada tiga komponen
arsitektur dasar yaitu : model component, function component dan
interface component. Model component berisi sebuah model dinamis dari
problem domain sistem. Function component berisi fasilitas – fasilitas
bagi user untuk melakukan update dan mengunakan model component.
Interface component merangkaikan sistem ke dalam konteksnya dengan
dua cara. Cara pertama, interface mencakup monitor dengan teks dan
grafik – grafik, print, dan fasilitas lain yang membuat user dapat
mengaktifkan fungsi – fungsi sistem. Cara kedua, interface terhubung
secara langsung dengan teknikal sistem lain seperti radar dan sensor.
51
3. Penggunaan kembali Pola – Pola (Reuse Patterns)
Cara mendasar untuk memastikan kualitas dan efisiensi dalam analisis
dan perancangan adalah dengan menggunakan kembali ide-ide yang telah
diuji dan digunakan dalam situasi – situasi lain. Analisis dan perancangan
berorientasi objek menginspirasikan penggunaan kembali ini dengan dua
cara, yaitu dengan menggunakan objek dan komponen dan dengan
menggunakan pola analisis dan perancangan.
4. Penyesuaian Metode (Tailor the Method)
OOAD adalah kumpulan dari pedoman umum untuk melakukan analisis
dan perancangan sistem. Oleh sebab itu, harus dilakukan penyesuaian
terhadap organisasi dan proyek. Untuk membuat metode lebih berguna,
perancangan harus dilakukan dengan sedemikian rupa sehingga adaptasi,
perbaikan, dan penggantian bagian lebih mudah untuk
diimplementasikan.
OOAD merefleksikan empat perspektif sentral pada suatu sistem dan
konteksnya, yaitu isi informasi dari sistem, bagaimana sistem akan
digunakan, sistem sebagai keseluruhan dan komponen – komponen dari
sistem. Perpektif – perspektif tersebut terhubung dengan aktivitas –
aktivitas utama dari analisis dan perancangan berorientasi objek, yaitu
problem domain analysis, application domain analysis, architectural
design dan component design, secara berturut – turut.
52
2.1.6.8 Pengertian System Definition
Menurut Mathiassen et al. (2000, p37), system definition adalah deskripsi
ringkas dari sistem terkomputerisasi yang diekspresikan dalam bahasa natural.
Tujuan system definition adalah untuk memilih sistem aktual yang akan
dikembangkan. Hal ini dilakukan dengan mengklarifikasikan interpretasi,
kemungkinan dan konsekuensi dari beberapa solusi alternatif secara sistematis.
2.1.6.9 Pengertian Rich Picture
Menurut Mathiassen et al. (2000, p25), rich picture adalah sebuah
gambaran informal yang digunakan oleh pengembang sistem untuk menyatakan
pemahaman mereka terhadap situasi dari sistem yang sedang berlangsung. Rich
picture juga dapat digunakan sebagai alat yang berguna untuk memfasilitasi
komunikasi yang baik antara pengguna dalam sistem.
Rich picture difokuskan pada aspek-aspek penting dari sistem tersebut,
yang ditentukan sendiri oleh pengembang sistem dengan mengunjungi
perusahaan untuk melihat bagaimana perusahaan tersebut beroperasi, berbicara
dengan banyak orang untuk mengetahui apa yang harus terjadi atau seharusnya
terjadi, dan mungkin melakukan beberapa wawancara formal.
FACTOR terdiri dari 6 elemen yaitu :
\
53
Tabel 2.2 Tabel FACTOR Criteria
Functionality Fungsi sistem yang mendukung application domain.
Application domain Bagian dari organisasi, administrasi, monitor, atau
kontrol problem domain.
Conditions Kondisi setelah sistem akan dikembangkan dan
digunakan.
Technology Teknologi yang digunakan dalam pengembangan
sistem dan teknologi yang akan menjalankan sistem.
Objects Object utama dalam problem domain.
Responsibility Tanggung jawab keseluruhan sistem dalam
hubungannya dengan context.”
Sumber : Mathiassen et al. (2000, p40)
2.1.7 Problem Domain
Menurut Mathiassen (2000, p45) merupakan bagian dari konteks yang
diatur, dimonitor atau di kendalikan oleh sistem. Tujuannya adalah untuk
mengidentifikasikan kebutuhan–kebutuhan untuk model dari sistem atau apa
yang kita buat untuk sebuah sistem. Fokus pada informasi apa yang harus
ditangani oleh sistem dan menghasilkan sebuah model yang merupakan
gambaran dari class, objek, struktur dan behaviour yang ada dalam problem
domain.
Pada problem domain analysis terdapat tiga aktivitas utama yaitu:
54
1. Classes, aktivitas ini meliputi pendefinisian dan pembuatan karakteristik
problem domain dengan memilih class dan event yang menghasilkan
event table.
2. Structure, aktivitas ini menekankan pada penggambaran hubungan antara
class dan object yang ada pada problem domain sehingga menghasilkan
class diagram.
3. Behavior, aktivitas ini menggambarkan properti yang dinamis dan atribut
– atribut dari setiap class yang dipilih. Tujuan dari behavior adalah untuk
membuat pemodelan dinamis dari suatu problem domain.
Gambar 2.7 Aktivitas dalam Problem Domain Modelling Sumber : Mathiassen et al.(2000, p46)
2.1.8 Notasi UML
Menurut Mathiassen et al.(2000, p327), notasi adalah bahasa tekstual dan
grafikal yang diformulasikan secara terpisah untuk mendeskripsikan suatu
sistem dan konteksnya. Tujuan dari notasi adalah untuk menyederhanakan
komunikasi dan dokumentasi. Notasi standar yang akan digunakan adalah UML
(Unified Modeling Language) yang merepresentasikan sistem dengan
55
berorientasi objek. Melalui seperangkat diagram, UML menyediakan standar
untuk menggambarkan perancangan sistem dari sudut pandang yang dapat
dipahami oleh pihak-pihak yang terkait dalam pengembangan sistem. Dengan
kata lain, UML merupakan bahasa yang telah menjadi standar untuk merancang
model sebuah sistem.
2.1.8.1 Class Diagram
Menurut Mathiassen et al. (2000, p53), class adalah kumpulan dari objek
yg mempunyai structure, behavior pattern dan atributte yang bersamaan untuk
memanipulasi atau mengelolah attribute. Kegiatan class merupakan kegiatan
pertama dalam analisis problem domain. Langkah –langkah dalam menentukan
class, terdiri dari: abstraksi fenomena dari problem domain dalam objek dan
event, klasifikasikan objek dan event, memilih class dan event yang akan
dipelihara informasinya oleh sistem.
Menurut Mathiassen (2000, p51), objek adalah sebuah entitas yang
memiliki identitas, status, dan behaviour atau sesuatu yg dpt disentuh atau
dirasakan dan tentang user yg mana menyerupai data dan kombinasi behaviour di
antara mereka serta suatu entitas yg mempunyai indentitas, state, dan behavior.
Event merupakan kejadian secara terus menerus yang melibatkan satu atau lebih
objek.
Pemilihan class tersebut bertujuan untuk mendefinisikan dan membatasi
problem domain. Sementara pemilihan kumpulan event yang dialami atau
56
dilakukan oleh satu atau lebih objek bertujuan untuk membedakan tiap–tiap kelas
dalam problem domain. Kegiatan class akan menghasilkan suatu event table.
Tabel 2.3 Contoh Event Table
Sumber : Mathiassen et al. (2000, p50)
2.1.8.2 Structure
Menurut Mathiassen et al. (2000, p69) kegiatan ini bertujuan untuk
menjelaskan hubungan struktural antara kelas-kelas dan objek-objek pada
problem domain. Ada empat tipe hubungan struktural dimana keempatnya dibagi
ke dalam dua bagian yaitu:
1. Class structure, meliputi:
a. Generalization adalah suatu kelas yang umum (kelas super) yang
menggambarkan properti umum untuk suatu grup yang memiliki
kelas khusus (sub kelas).
Class Events
reserved cancelled treated employed resigned graduated agreed
Customer X X X
Assistant X X X X X
Apprentice X X X X
Reservation X X X
Plan X X
57
Gambar 2.8 Contoh Generalization Sumber : Mathiassen et al. (2000, p73-74)
b. Cluster adalah suatu koleksi dari kelas yang berhubungan.
Gambar 2.9 Contoh Cluster Structure Sumber : Mathiassen et al. (2000, p75)
2. Object structure, meliputi:
a. Aggregation : adalah suatu objek superior (keseluruhan) yang
berisi jumlah dari objek atau bagiannya.
Gambar 2.10 Contoh Aggregation Structure Sumber : Mathiassen et al. (2000, p76)
58
b. Association : adalah hubungan yang berarti antar sejumlah objek.
Gambar 2.11 Contoh Association Structure Sumber : Mathiassen et al. (2000, p77)
Hasil dari kegiatan stuktur ini adalah class diagram. Class Diagram
menghasilkan ringkasan model problem-domain yang jelas dengan
menggambarkan semua struktur hubungan statik antar kelas dan objek yang ada
dalam model dari system yang berubah-ubah.
2.1.8.3 Behaviour
Menurut Mathiassen et al. (2000, p89), behavior merupakan kegiatan
yang terakhir dalam analisa problem domain yang bertujuan untuk memodelkan
apa yang terjadi (perilaku dinamis) dalam problem domain sistem sepanjang
waktu. Behavior berhubungan dengan sesuatu yang dpt dilakukan objek dan ini
berhubungan dengan fungsi yang dilakukan pada data objek (atribut). Tugas
utama dalam kegiatan ini adalah menggambarkan pola prilaku (behavioural
pattern) dan atribut dari setiap class. Hasil dari kegiatan ini adalah statechart
diagram.
59
Gambar 2.12 Contoh Statechart Diagram Sumber : Mathiassen et al. (2000, p89)
Behavior Pattern adalah suatu deskripsi dari kemungkinan event traces
yg terjadi pada semua objek di dalam class. Cara menentukannya, yaitu:
1. Suatu behavior dalam objek di gambarkan seperti yg memperlihatkan
suatu pemesanan peristiwa tertentu dalam waktu ke waktu.
2. Tentukan notasi dalam behavioral pattern yang dapat berupa :
a) sequence dimana event muncul satu per satu secara berurutan
b) selection dimana terjadi pemilihan satu event dari sekumpulan
event yang muncul
c) repeptition dimana sebuah event muncul sebanyak nol atau
beberapa kali (pengulangan).
Gambar 2.13 Aktivitas dalam Behavioural Patterns Sumber : Mathiassen et al. (2000, p92)
60
2.1.8.4 Use Case Diagram
(Mathiassen et al., 2000, p119) Diagram use case digunakan untuk
menunjukkan hubungan antara actor (aktor) dan use cases, serta menggambarkan
fungsionalitas yang diharapkan dari sebuah sistem. Aktor adalah suatu abstraksi
dari pengguna atau sistem lain yang berinteraksi dengan sistem sasaran Use case
didefinisikan sebagai suatu pola interaksi antara sistem tersebut dan aktor dalam
application domain. (Mathiassen et al., 2000, p129) Use case diagram dapat
menunjukkan use-case groupings, dimana seorang actor dapat berpartisipasi pada
semua use case dalam sebuah use case diagram yang merepresentasikan area
fungsionalitas tertentu dalam sistem. (Bennett et al., 2005, p35) Seperti semua
UML model, use case model dapat diorganisasikan dalam package sebagai
bagian dari model management view.
(Bennett et al., 2006, p145) Use case adalah deskripsi dari fungsionalitas
sistem dari perspektif pengguna/user. Use case diagram digunakan untuk
menunjukkan fungsionalitas yang disediakan sistem dan untuk menunjukkan
user mana yang akan berkomunikasi dengan sistem dalam menggunakan
fungsionalitas tersebut.
(Bennett et al., 2006, pp148-149) Hubungan yang lebih jauh pada use
case diagram ditunjukkan dengan <<extend>> dan <<include>>. <<extend>>
digunakan ketika ingin menunjukkan bahwa sebuah use case menyediakan
fungsionalitas tambahan yang mungkin dibutuhkan di use case yang lain.
Comment dapat ditambahkan untuk menjelaskan condition dan extension point.
<<include>> dipakai ketika ada rentetan behavior yang sering digunakan
dalam beberapa use case dan untuk menghindari pengulangan deskripsi yang
61
sama ke setiap use case yang menggunakannya. Penggambarannya dengan tanda
panah putus-putus yang arahnya menuju ke use case yang di-exclude atau di-
include.
(Schneider dan Winters, 2001, p27-29) Setiap use case harus mempunyai
detil tentang apa yang dilakukan untuk mencapai fungsionalitasnya.
Precondition menunjukkan dalam keadaan sistem sebelum memulai sebuah use
case. Postcondition menunjukkan dalam keadaan sistem setelah use case selesai.
Flow of events adalah serangkaian pernyataan deklaratif dari daftar tahapan
sebuah use case dari sudut pandang actor. Percabangan dapat ditunjukkan
dengan menggunakan pernyataan if dan perulangan dinyatakan dengan for atau
while. (Schneider dan Winters, 2001, p35-37) Dalam flow of events bisa
terdapat basic path (dimana semua berjalan baik) dan alternative path
(menunjukkan adanya pilihan lain diluar basic path, menunjukkan adanya
kesalahan). Notasi untuk Use Case Diagram ditunjukkan pada Gambar 2.14.
Gambar 2.14 Notasi Design Use Case Diagram Sumber : Bennett et al. (2006, pp 146-149) dan Bennett et al. (2005, p35)
62
2.1.8.5 Sequence Diagram
Menurut Mathiassen et al. (2000, p340), sequence diagram menjelaskan
tentang interaksi diantara beberapa objek dalam jangka waktu tertentu. Sequence
diagram melengkapi class diagram, yang menjelaskan situasi yang umum dan
statis. Sebuah sequence diagram dapat mengumpulkan rincian situasi yang
kompleks dan dinamis melibatkan beberapa dari kebanyakan object yang
digeneralisasikan dari class pada class diagram.
Menurut Bennett et al. (2006, p253), sequence diagram menunjukkan
interaksi antara objek-objek yang diurutkan dalam suatu rentetan waktu.
Sequence diagram banyak digunakan untuk merepresentasikan detil interaksi
objek yang terjadi pada sebuah use case dan dapat dilihat sebagai detil
spesifikasi dari use case. Notasi untuk Sequence Diagram ditunjukkan pada
Gambar 2.15.
:Object1Procedure Call
Return
Message
Create
Destruction Marker
Lifeline
Activation
* = Iteration
Frame label with name of interaction fragment
Message
Gambar 2.15 Notasi Design Sequence Diagram Sumber : Mathiassen et al. (2000, p340), Bennett et al. (2006, p630), dan [http1]
Interaction operator yang digunakan adalah (Bennett, 2006, p270) :
Alt : Alternative mewakili alternative behaviour, setiap pilihan dari
63
behaviour ditunjukkan dalam sebuah hasil matematika yang terpisah.
Hasil matematika hanya akan dieksekusi jika interaction constraint
bernilai benar.
Opt : Option menjelaskan sebuah pilihan tunggal dari hasil matematika,
hanua akan dieksekusi jika interaction constraint bernilai bernar.
Loop : Digunakan untuk mengindikasikan sebuah hasil matematika
yang diulang sebanyak jumlah tertentu hingga interaction constraint.
Ref : Reference digunakan sebagai referensi antar suatu sequence
diagram dengan sequence diagram lainnya.
[http2] Jenis message terdiri dari simple message, procedure call, dan
return. Simple message adalah transfer kontrol dari objek pengirim ke penerima.
Procedure call adalah message dimana pengirim menunggu hingga seluruh nested
sequence selesai. Return menunjukkan return dari suatu procedure call. [http1]
Dalam sequence diagram, iterasi dapat disimbolkan dengan asterisk (*) sebelum
nama message. Apabila kondisi iterasi diketahui, maka kondisi ditampilkan
dalam tanda kurung [ ].
2.1.8.6 Navigation Diagram
Menurut Mathiassen et al. (2000, p344), diagram navigasi adalah
statechart diagram khusus yang berfokus pada keseluruhan user interface yang
dinamis. Diagram ini menunjukkan window yang berkaitan dan transisi di antara
window-window tersebut. Notasi untuk Navigation Diagram ditunjukkan pada
Gambar 2.16.
64
Window
List of action
State with icon for window
<<Window change>>
Initial State
Final State
Gambar 2.16 Notasi Design Navigation Diagram Sumber : Mathiassen et al. (2000, p343)
2.1.8.7 Component Architecture
Menurut Mathiassen et al. (2000, p.190), component architecture adalah
sebuah struktur sistem yang terdiri dari komponen-komponen yang saling
berhubungan. Component architecture membuat sistem lebih mudah untuk
dimengerti, menyederhanakan desain, dan mencerminkan kestabilan sistem. Hal
ini dikarenakan komponen merupakan subsistem dari sebuah sistem.
Menurut Mathiassen et al. (2000, p.200), berikut adalah beberapa jenis
distribusi dalam arsitektur client-server. Notasi untuk Component Architecture
ditunjukkan pada Gambar 2.17.
Tabel 2.4 Bentuk Distribusi Arsitektur Client – Server
Client Server Architecture
U U + F + M
Distributed
Presentation
U F + M Local Presentation
U + F F + M Distributed
65
Functionality
U + F M Centralized Data
U + F + M M Distributed Data
Sumber : Mathiassen et al. (2000, p200)
Gambar 2.17 Notasi Design Component Architecture Sumber : Mathiassen et al. (2000, p338)
2.1.9 Teori Digital Dashboard
Digital dashboard dapat memberikan pandangan secara menyeluruh
tentang sumber-sumber pengetahuan perusahaan/ organisasi ke dalam sebuah
komputer yang memungkinkan pengambilan keputusan dengan lebih baik serta
dapat memberikan akses yang cepat ke kunci informasi bisnis.
Fungsi dari digital dashboard adalah :
• dapat menampilkan informasi dalam bentuk digital,
• dapat mengatur informasi bisnis penting dalam satu tempatDalam
hal ini digital dashboard sangat membantu dalam hal
pengambilan keputusan yang cepat, efektif, dan efisien terutama
66
untuk tingkatan eksekutif, manajer bisnis serta para pemikir
lainnya,
• dapat menampilkan informasi dalam bentuk grafik dan gambar
sehingga lebih mudah dimengerti dan digunakan,
• dan dapat memantau secara efisien informasi yang
diperlukannya.
Setiap bidang/industri menggunakan digital dashboard dengan cara yang
berbeda, sesuai kebutuhan mereka, akan tetapi tujuannya secara umum tetap
sama.
Menurut Few (2006, p. 34), Digital dashboard adalah tampilan visual
dari informasi yang paling penting, yang diperlukan untuk mencapai satu atau
beberapa tujuan, yang digabungkan serta disusun dalam sebuah layar sehingga
informasi tersebut dapat diakses dengan mudah. Berdasarkan hal itu, sebuah
digital dashboard dapat menjadi sebuah ringkaan pengukur dari sebuah performa
bisnis terpenting yang telah terlaksana. Semua komponen pada layar digital
dashboard memberikan suatu informasi spesifik dari sebuah pengukuran.
Menurut McKeen, Smith, & Singh (2005), Digital dashboard adalah
sebuah antar muka elektronik yang menyediakan informasi pribadi dengan tepat
waktu yang memungkinkan penggunanya untuk dapat memantau dan
menganalisis kinerja organisasi. Seperti sebuah dashboard pada mobil yang
menyediakan informasi yang penting yang diperlukan untuk mengetahui kondisi
mobil tersebut dengan mudah, begitu juga dengan digital dashboard memiliki
67
fungsi yang serupa, baik itu digunakan untuk membuat keputusan strategis dalam
perusahaan atau sekedar menjalankan kegiatan operasional sehari-hari.
Beberapa atribut yang dapat mendukung digital dashboard secara efektif
adalah sebagai berikut :
1. Drill down
Informasi yang ditampilkan pada sebuah dashboard harus mengandung
informasi ringkasan tingkat tinggi agar dapat mengkomunikasikan informasi
dengan cepat. Dashboard dapat dengan cepat memberitahukan informasi tentang
apa yang sedang terjadi, bukan mengapa hal itu dapat terjadi. Untuk mengatasi
kekurangan tersebut maka diperlukan fitur drill down; yakni fitur yang
mengijinkan user untuk mencari informasi yang lebih detail.
2. Tampilan yang ringkas, jelas, dan intuitif
Tampilan pada sebuah digital dashboard harus dapat menampilkan pesan
secara jelas tanpa memerlukan banyak ruang, sehingga seluruh informasi dapat
dirangkum ke dalam sebuah layar. Komponen yang digunakan pada digital
dashboard untuk menampilkan informasi harus sesuai dengan konteks informasi
itu sendiri. Komponen tersebut dapat berupa gauge, tabel, diagram, dan lain lain.
Berdasarkan pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa digital
dashboard adalah tools business management yang digunakan untuk
memvisualisasikan performa dari business enterprise dengan menggunakan
indikator. Digital dashboard dapat juga digunakan untuk menampilkan analisa,
68
menunjukkan tren yang diperkirakan (forecast), data saat ini (current) dan data
yang lalu (history).
A dashboard is a visual display of the most important information needed
to achieve one or more objectives, consolidated and arranged on a single screen
so the information can be monitored at a glance. Few (2004, p1)
Karakteristik dari dashboard adalah :
1. Visualization: Graphical representation of selected data
2. Selection of relevant data areas: Information derived from and providing
for key processing (or performance) indicators (KPI), their selection being
dependent on specific contexts and objectives of an enterprise (or
organizational unit)
3. Monitoring and interaction: Interactive accessibility via the monitor of a
computer system
(“Digital Dashboards,” n.d.; Eckerson, 2004; Few, 2006; Malik, 2005)
Menurut Rasmussen, et al (2010, p29) ada beberapa macam tipe dari Dashboard,
mengemukakan 3 buah tipe Dashboard, yaitu:
1. Strategical Dashboard yang berfungsi sebagai pendukung garis
organisasi dengan tujuan yang strategis.
2. Tactical Dashboard berfungsi sebagai pendukung pengukuran progress
dalam kunci atau inisiatif proyek.
3. Operational Dashboard yang berfungsi sebagai pendukung monitoring
dari aktifitas proses bisnis yang spesifik.
69
Tabel 2.5 Evolusi Dashboard bisnis
Tampilan :
Bagan Sederhana
Fungsi :
Pemantauan sederhana pada beberapa
bidang bisnis
Tampilan :
- Bagan yang canggih
- Ukuran &indikator
- Tabel
Fungsi :
- Pemonitoran secara canggih
- Merinci untuk menganalisis
- Memonitor ukuran-ukuran utama
Tampilan :
- Bagan yang canggih
- Ukuran & indikator
- Tabel
- Scorecards
- Peta strategi
Fungsi :
- Pemonitoran secara canggih
- Merinci untuk menganalisis
- Memonitor ukuran-ukuran utama
- Memonitor taktik
- Memonitor strategi
Sumber : Rasmussen, et al, (2010,p10)
2.1.10 Sistem Intranet Deputi Bidang Pengkajian Sumberdaya UKMK
Sistem Intranet bidang kerjasama dan jaringan asdep urusan
pengembangan perkaderan UKM deputi bidang pengkajian sumberdaya UKMK,
merupakan suatu sistem yang ada di dalam web smecda.com. Dalam sistem ini
hanya digunakan untuk kalangan intern Deputi Bidang Pengkajian Sumberdaya
UKMK sehingga penyaringan kriteria pengunaannya dan keamanan datanya
70
dapat terjaga dengan baik. Tujuan dari sistem intranet ini sendiri adalah
menyediakan informasi yang berisi data-data koperasi dan UKM serta data
informasi komoditi dan informasi pasar bagi koperasi dan UKM, dan juga untuk
menyediakan peta digital yang terperinci menurut penyebaran lokasinya yang
dapat memudahkan dalam mengetahui keunggulan dan kelemahan KUKM
masing-masing lokasi kelurahan atau kecamatan sehingga memudahkan
menentukan tindakan pembinaan yang tepat terhadap KUKM di masing-masing
wilayah.
2.1.11 MySQL
MySQL dikembangkan sekitar tahun 1994 oleh sebuah perusahaan
pengembang software dan konsultan database bernama MYSQL AB yang berada
di Swedia. Waktu itu perusahaan tersebut masih bernama TcX DataKonsult AB,
dan tujuan awal dikembangkannya MySQL adalah untuk mengembangkan aplikasi
berbasis web pada client. Awalnya Michael "Monty" Widenius, pengembang satu-
satunya di TcX memiliki sebuah aplikasi UNIREG dan rutin ISAM buatannya
sendiri dan sedang mencari antarmuka SQL yang cocok untuk diimplementasikan
ke dalamnya.
Mula-mula Monty memakai miniSQL (mSQL) pada eksperimennya itu,
namun SQL dirasa kurang sesuai, karena terlalu lambat dalam pemrosesan query.
Akhirnya Monty menghubungi David Hughes, pembuat mSQL yang sedang
merilis versi kedua dari mSQL. Kemudian Monty mencoba membuat sendiri
71
mesin SQL yang memiliki antarmuka mirip dengan SQL, tetapi dengan
kemampuan yang lebih sesuai sehingga lahirlah MySQL.
Tentang pengambilan nama MySQL, sampai saat ini masih belum jelas asal
usulnya. Ada yang berpendapat nama My diambil dari huruf depan dan belakang
Monty, tetapi versi lain mengatakan nama itu diambil dari putri Monty yang
kebetulan juga bernama My.
2.1.12 Visual Basic
Kata “Visual” merujuk kepada metode yang digunakan untuk membuat
antar muka yang bersifat grafis Graphical User Interface (GUI). Daripada menulis
berbaris-baris kode untuk menjelaskan pemunculan dan lokasi dari suatu elemen di
dalam antar muka, Anda dengan mudah dapat menambahkan object yang
sebelumnya sudah dibangun ke dalam tempat dan posisi yang Anda inginkan di
layar Anda. Jika Anda pernah menggunakan program untuk menggambar seperti
Paint, maka Anda sebenarnya sudah memiliki keahlian uuntuk membuat sebuah
antar muka pengguna secara efektif.
Kata “Basic” merujuk kepada bahasa BASIC (Beginners All-Purpose
Symbolic Instruction Code), sebuah bahasa yang digunakan oleh banyak
programmer dibandingkan dengan bahasa lainnya dalam sejarah komputer. Visual
Basic telah berubah dari bahasa asli BASIC dan sekarang memiliki ratusan
pernyataan (statements), fungsi (functions), dan kata kunci (keywords), dan
kebanyakan di antaranya terkait dengan antar muka grafis di Windows.
72
Pengguna tingkat pemula sekalipun dapat membuat aplikasi dengan
mempelajari hanya beberapa kata kunci, sementara kekuatan dari bahasanya
membolehkan para pengguna tingkat professional mencapai apapun yang dapat
dihasilkan dengan menggunakan bahasa pemrograman Windows lainnya.
2.2 Kerangka Pikir
Adapun kerangka pikir yang digunakan dalam penulisan skripsi ini
dapat digambarkan sebagai berikut :
73
Gambar 2.18 Kerangka pikir
74
Kerangka berpikir dalam skripsi ini tediri dari beberapa tahapan. Dimulai
dari tahapan analisis yang terdiri dari penelitian data koperasi dan analisis
kebutuhan di dalam koperasi seluruh Indonesia. Penelitian data koperasi ini
meliputi data jumlah koperasi aktif, jumlah koperasi tidak aktif, jumlah anggota
koperasi, RAT (Rapat Anggota Tahunan), manajer, karyawan, modal sendiri,
modal luar, volume usaha dan SHU (Sisa Hasil Usaha). Sedangkan analisis
kebutuhan pada koperasi seluruh Indonesia meliputi kebutuhan – kebutuhan yang
ada di dalam seluruh koperasi tersebut yang menjadi alternatif kebijakan untuk
menjalankan koperasi tersebut di masing – masing daerah provinsi seluruh
Indonesia.
Kemudian tahapan selanjutnya adalah tahap design dimana meliputi
penetapan faktor-faktor utama kebutuhan koperasi dan diteruskan dan diolah
dengan menggunakan metode sistem dinamis. Metode sistem dinamis terdiri dari
perancangan dengan menggunakan simpal kausal, digram alir dan kemudian
dilanjutkan dengan simulasi skenario. Simulasi skenario ini didukung dengan
menggunakan metode regresi linear dan berganda untuk mendapatkan rumus per
provinsi. Setelah itu dilakukan tahap pencocokan antara diagram alir dengan
rumus yang ada sudah didapatkan dengan metode regresi tersebut. Lalu baru
dilakukan simulasi skenario dilihat dari grafik – grafik yang didapat.
Hasil analisis tersebut kemudian dolakukan penurunan analisis ke dalam
rancangan sistem digital dashboard management. Setelah itu baru dirancang
dengan perancangan sistem (OOAD) yang meliputi perancangan database, use
case diagram, navigation diagram, class diagram, sequence diagram, user
interface, dan component architecture. Selanjutnya setelah perancangan sistem
75
selesai dilakukan, didapatkan rekomendasi alternatif kebijakan yang dibutuhkan
oleh KaBid dan pemerintah dalam memberikan kebijakan kepada koperasi
seluruh Indonesia di masing – masing daerah di provinsi.
top related