bab 2
Post on 05-Dec-2014
62 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kepatuhan
1. Pengertian
Kepatuhan atau ketaatan (compliance/adherence) adalah tingkat
pasien melaksanakan cara pengobatan dan perilaku yang disarankan oleh
dokternya atau oleh orang lain (Smet, 1994).
Kepatuhan pasien sebagai sejauh mana perilaku pasien sesuai dengan
ketentuan yang diberikan oleh profesional kesehatan (Niven, 2002).
Atau juga dapat didefinisikan kepatuhan atau ketaatan terhadap
pengobatan medis adalah suatu kepatuhan pasien terhadap pengobatan yang
telah ditentukan (Gabit, 1999, Improving Complient by Gabit Ismailov Dunst,
¶ 3, http://www.dcc2.bumc.bu.ed/world.TB diperoleh tanggal 8 februari
2007).
Kepatuhan terhadap pengobatan membutuhkan partisipasi aktif pasien
dalam manajemen perawatan diri dan kerja sama antar a pasien dan petugas
kesehatan (Robert, 1999, Enhancing Medication Compliance for People, ¶ 7,
http://www.drh.state.ga.us.ep/pdf/tb.guide.pdf diperoleh tanggal 5 Februari
2007).
Penderita yang patuh berobat adalah yang menyeselaikan pengobatan
secara teratur d an lengkap tanpa terputus selama minimal 6 bulan sampai
dengan 9 bulan (Depkes RI, 2000).
11
Penderita dikatakan lalai jika tidak datang lebih dari 3 hari sampai 2
bulan dari tanggal perjanjian dan dikatakan Droup Out jika lebih dari 2 bulan
berturut-turut tidak datang berobta setelah dikunjungi petugas kesehatan
(Depkes RI, 2000).
Menurut Cuneo dan Snider, (1989, Enhancing Patient Compliance
with Tuberculosis Therapy Clinic in Chest Medicine, ¶ 1,
http:/www.pudmed.guv, diperoleh tanggal 6 Februari 2007) pengobatan
memerlukan jangka waktu yang panjang akan memberikan pengaruh-
pengaruh pada penderita seperti:
a. Merupakan suatu tekan an psikologis bagi seorang penderita tanpa keluhan
atau gejala pen yakit saat dinyatakan sakit dan harus menjalani pengobatan
sekian lama.
b. Bagi p enderita d engan k eluhan atau gejala penyakit setelah menjalani
pengobatan 1-2 bulan atau lebih lama keluhan akan segera b erkurang atau
hilang sama sekali penderita akan mer asa sembuh dan malas untuk
meneruskan pengobatan kembali.
c. Datang ke tempat pengobatan selain waktu yang tersisa juga menurunkan
motivasi yang akan semakin menurun dengan lamanya waktu pengobatan.
d. Pengobatan yang lama merupakan beban dilihat dari segi biaya yang harus
dikeluarkan.
e. Efek sampin g obat walaupun ringan tetap akan memberikan rasa tidak
enak terhadap penderita.
12
f. Sukar untuk menyadark an penderita untuk terus minum obat selama
jangka waktu yang ditentukan.
Karena jangka waktu pengobatan yang ditetapkan lama maka terdapat
beberapa kemungkinan pola kepatuhan penderita yaitu penderita berobat
teratur dan memakai obat secara teratur, penderita tidak berobat secara teratur
(defaulting), penderita sama sekali tidak patuh dalam pengobatan yaitu putus
berobat (droup out) (Partasasmita, 1996).
Oleh karena itu menurut Cramer (1991, Compliance and Medical
Practice Clinical Trial, ¶ 1, http://www.pudmed.guv. diperoleh tanggal 6
Februari 2007), kepatuhan penderita dapat dibedakan menjadi:
1) Kepatuhan penuh (Total compliance)
Pada keadaan ini penderita tidak hanya berob at secara teratur sesuai
batas waktu yang ditetap kan melainkan juga patuh memakai obat secara
teratur sesuai petunjuk.
2) Penderita yang sama sekali tidak patuh (Non compliance)
Yaitu penderita yang putus berobat atau tidak menggunakan obat
sama sekali.
2. Faktor yang mempengaruhi tingkat kepatuhan
Menurut Smet (1994), faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan
adalah:
a. Faktor komunikasi
Berbagai aspek komunikasi antara pasien dengan dokter
mempengaruhi tingkat ketidaktaatan, misalnya informasi dengan
13
pengawasan yang kurang, ketidakpuasan terhadap aspek hubun gan
emosional dengan dokter, ketidakpuasan terhadap obat yang diberikan.
b. Pengetahuan
Ketetapan dalam memberikan informasi secara jelas dan eksplisit
terutama sekali penting dalam pemberian antibitoik. Karena sering kali
pasien menghentikan obat tersebut setelah gejala yang dirasakan hilang
bukan saat obat itu habis.
c. Fasilitas kesehatan
Fasilitas kesehatan merupakan sarana penting dimana dalam
memberikan penyuluhan terhadap penderita diharapkan penderita
menerima penjelasan dari tenaga kesehatan yang meliputi: jumlah tenaga
kesehatan, gedung serba guna untuk pen yuluhan dan lain-lain.
Sementara itu menurut Niven (2002), bahwa faktor-faktor yang
mempengaruhi kepatuhan adalah:
a. Faktor penderita atau individu
1) Sikap atau motivasi individu ingin sembuh
Motivasi atau sikap yang paling kuat adalah dalam diri individu
sendiri. Motivasi individu ingin tetap mempertahankan kesehatan ya
sangat berpen garuh terhadap faktor-faktor yang berhubungan dengan
perilaku penderita dalam kontrol penyakitnya
2) Keyakinan
Keyakinan merupakan dimensi spiritual yang dapat menjalani
kehidupan. Penderita yang berpegang teguh terhadap keyakinan ya
akan memiliki jiwa yang tabah dan tidak mudah putus asa serta dapat
14
menerima keadaannya, demikian juga cara perilaku akan lebih baik.
Kemauan untuk melakukan kontrol penyakitnya dapat dipengaruhi
oleh keyakinan pend erita, dimana penderita memiliki keyakinan yang
kuat akan lebih tabah terhadap anjuran dan larangan kalau tahu
akibatnya.
b. Dukungan keluarga
Dukungan keluarga merupakan bagian dari p enderita yang paling
dekat dan tidak dapat dipisahkan. Penderita akan merasa senang dan
tenteram apabila mendapat perhatian dan dukungan dari keluargan ya,
karena dengan dukungan tersebut akan menimbulkan kepercayaan dirin ya
untuk menghadapi atau mengelola penyakitnya dengan lebih baik, serta
penderita mau men uruti saran-saran yang diberikan oleh keluarga untuk
menunjang pengelolaan penyakitnya.
c. Dukungan sosial
Dukungan sosial dalam bentuk dukungan emosional dari anggota
keluarga lain merupakan faktor-faktor yang penting dalam kepatuhan
terhadap program-program medis. Keluarga dapat mengurangi ansietas
yang disebabkan oleh penyakit tertentu dan dapat mengurangi godaan
terhadap ketidaktaatan.
d. Dukungan petugas kesehatan
Dukungan petugas kesehatan merupakan faktor lain yang dapat
mempengaruhi perilaku kepatuhan. Dukungan mereka terutama berguna
saat pasien men ghadapi bahwa perilaku sehat yan g baru tersebut
merupakan hal penting. Begitu ju ga mereka dapat mempengaruhi perilaku
top related