bab 1 pendahuluan - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/bab1/2007-3-00442-ti bab 1.pdf · bau...
Post on 16-Mar-2019
219 Views
Preview:
TRANSCRIPT
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Gerakan tangan yang dilakukan operator dalam pekerjaan sangat berkaitan dalam
keahliannya dalam mengubah/merakit suatu bahan baku menjadi bahan jadi (perakitan
suatu benda). Benda atau komponen baku akan diolah, dirakit menjadi suatu barang yang
bermanfaat. Oleh karena itu gerakan tangan operator harus cekatan agar dapat
mengurangi waktu yang mengganggur sehingga diperoleh waktu standar yang baik agar
hasil pekerjaan menjadi optimal dan berkualitas. Pengaturan gerakan tangan dalam sistem
perakitan akan dapat meningkatkan efisiensi.
Pengaturan area kerja yang baik disertai peletakkan komponen yang akan
digunakan dengan posisi benar (mudah dijangkau operator/pekerja) akan memudahkan
gerakan tangan tanpa perlu ada tangan yang menunggu. Disamping itu juga dipengaruhi
akan faktor fisik lingkungan akan dapat meningkatkan standarisasi kerja yang dihasilkan.
Dalam hal ini performans kerja manusia merupakan faktor utama yang
menentukan usaha peningkatan hasil kerja. Pengalaman masa lampau telah membuktikan
bahwa banyak konsep tentang sistem produksi yang lebih menitik-beratkan pada faktor-
faktor komponen perangkat keras seperti mesin, material dan hanya sedikit sekali
pemikiran yang diberikan terhadap komponen manusia (operator) seperti : Apa yang
seharusnya operator lakukan, bagaimana seharusnya operator melaksanakan pekerjaan
tersebut, dimana seharusnya kegiatan kerja diselenggarakan. Apa, bagaimana, dimana
pekerjaan akan diselenggarakan akan merujuk pada konsep pemilihan alternatif metode
kerja yang efektif, efisien dan pengaturan lingkungan fisik kerja yang layak.
Penelitian ini ditujukan untuk meningkatkan produkitivitas merakit helm dengan
menggunakan gerakan hand motion sehingga dapat lebih memahami dan
mengaplikasikan apa yang telah dipelajari selama ini dan dapat merancang suatu sistem
kerja yang lebih baik dalam dunia manufacturing khususnya dalam merakit helm.
1.2 Identifikasi dan Perumusan Masalah.
Pada penelitian ini dibahas mengenai bagaimana merancang atau membuat
gerakan-gerakan tangan yang efektif yang didukung dengan perancangan tata letak
fasiltas pada stasiun kerja dalam merakit helm. Masalah yang dihadapi perusahaan saat
ini adalah kurang optimalnya performans operator dimana para operator tersebut bekerja
dengan tidak memperdulikan gerakan tangan kiri dan tangan kanan khususnya pada lini
perakitan yang dapat dilihat dengan banyaknya penumpukan barang dalam proses pada
lini perakitan dan juga pengaturan tata letak fasilitas dari komponen yang tidak
diperhatikan. Disini semua komponen ditaruh di lantai dan para operator/pekerja juga
duduk di sebuah bangku kecil. Stasiun kerjanya yang ada sangat tidak teratur karena
semua komponen tergeletak bercampur dan mengelilingi pekerja. Sehingga pada
penelitian ini akan dirancang sebuah gerakan-gerakan tangan yang efektif yang
disesuaikan dengan gerakan-gerakan therbligs yang didukung dengan pengaturan stasiun
kerja yang baik, rapi dan nyaman bagi pekerja sewaktu merakit helm sehingga dapat
meningkatkan hasil produksi lebih banyak lagi. Dengan stasiun kerja yang rapi akan
membuat area stasiun kerja terasa lebih luas dan rapi, selain itu juga akan membantu
pekerja untuk lebih leluasa bergerak dan dapat bernapas lebih nyaman (tidak mencium
bau karet&lem terus-menerus).
Perancangan sistem kerja haruslah memperhatikan prosedur-prosedur untuk
mengekonomikasikan gerakan-gerakan kerja sehingga dapat memperbaiki efisiensi dan
mengurangi kelelahan kerja.
1.3 Ruang Lingkup
Pada penelitian ini masalah yang dibahas adalah tentang merancang gerakan-
gerakan tangan yang efektif dalam merakit helm yang berlandaskan gerakan-gerakan
therbligs dan pengaturan peletakan komponen yang disesuaikan dengan gerakan-gerakan
tangan yang efektif sehingga dapat menunjang kinerja seseorang dalam merakit helm
sehingga penelitian hanya dilakukan dalam bagian perakitan dalam satu (1) lini untuk
mewakili semua yang ada, dimana pada bagian perakitan ini terdapat lima (5) work
station yang memiliki letak komponen yang tidak jauh berbeda. Penelitan dengan
menggunakan Hand Motion ini dilakukan pada bagian perakitan dikarenakan pada bagian
ini semua pekerjaan yang dilakukan dengan menggunakan gerakan tangan lebih banyak
dibanding dengan bagian lain dan bagian perakitan ini bisa dibilang inti dari proses
produksi pada Vitara Helmet karena pada bagian ini semua komponen digabungkan
menjadi barang jadi. Pada saat merakit helm tersebut, pekerja harus mengambil batok
helm, tali karet, batok styrofoam yang telah dirakit dengan rok busa, spon busa, dan tali
helm dari beberapa stasiun kerja. Pengamatan untuk menentukan gerakan-gerakan
perakitan helm pada penelitian ini dilakukan dengan pengamatan langsung pada operator
yang sedang bekerja dengan tidak memakai kamera.
Area kerja yang tertata rapi akan mempermudah orang tersebut pada saat
mengambil barang yang diinginkan untuk mempercepat proses perakitan helm.
Sedangkan penempatan fasilitas-fasilitas lain yang diperlukan dalam merakit helm juga
akan menentukan keleluasaan bergerak dari pekerja.
1.4 Tujuan dan Manfaat
Tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Menentukan urutan atau gerakan tangan kanan dan tangan kiri yang paling efektif
dan efisien dalam setiap proses pengerjaan helm khususnya pada bagian
perakitan.
2. Menganalisa dan memperbaiki tata letak dalam stasiun kerja dan memberikan
usulan perbaikan atas peralatan dan lingkungan kerja yang sesuai untuk
melakukan pekerjaan khususnya pada bagian perakitan.
3. Mengetahui faktor-faktor yang berperan penting dalam peningkatan performans
kerja yang dilakukan oleh operator dalam proses perakitan.
Manfaat dilakukannya penelitian adalah:
1. Memberikan pemahaman kepada manajemen tentang pentingnya analisa sistem
kerja dalam pembuatan helm.
2. Memberikan pemahaman dan pemanfaatan kepada para pekerja tentang cara
pengukuran waktu baku dan pergerakan tangan yang efektif yang harus dilakukan
dalam membuat helm.
3. Para pekerja diharapkan mampu menganalisa suatu gerakan dalam perakitan helm
yang dihubungkan dengan prinsip-prinsip ekonomi gerakan.
4. Para pekerja diharapkan mampu membuat metode kerja atau gerakan tangan yang
lebih baik yang telah disesuaikan dengan stasiun kerja dan fasilitas-fasilitas
pendukung yang disediakan maupun dengan pekerja itu sendiri.
5. Membuat para pekerja dapat melatih kemampuan menggunakan hand motion
dalam merakit helm sehingga tercipta sistem kerja yang lebih efektif dan efisien.
1.5 Gambaran Umum Perusahaan
Pabrik Vitara Helmet ini berdiri pada tahun 1996 dan berlokasi di jalan Prepedan
No.28, Kawasan industri, Cengkareng. Pabrik Vitara Helmet ini merupakan pabrik yang
memproduksi helm dalam skala yang cukup besar. Pada awalnya pabrik Vitara Helmet
ini hanya berupa pabrik kecil yang hanya memproduksi beberapa helm yang bisa dibilang
sangat mudah atau tidak rumit dalam pembuatannya. Tetapi, sekarang ini pabrik Vitara
Helmet mampu memproduksi berbagai jenis pesanan helm yang diinginkan oleh
pelanggan, dari helm yang berukuran untuk anak-anak sampai dengan dewasa dan
berbagai jenis motif atau model helm, baik helm yang biasa sampai pada helm yang
digunakan untuk olahraga balap dan otomotif. Pabrik ini juga dapat memproduksi helm
yang digunakan untuk para pekerja pada bagian konstruksi atau bangungan bahkan
pertambangan dan yang lainnya. Pada masa-masa awal berdirinya, pabrik Vitara Helmet
hanya menggunakan peralatan-peralatan biasa seperti amplas, 1 unit bor tangan, 1 unit
sprayer dan 1 unit mesin jahit. Tetapi sekarang pabrik ini telah memiliki jumlah mesin
sebagai berikut :
2 unit mesin serut
4 unit sprayer
5 unit mesin bor
6 unit mesin jahit
Pada masa-masa awal didirikan, pabrik Vitara Helmet ini hanya memiliki jumlah
tenaga kerja sebanyak 15 orang. Tetapi pada saat ini pabrik Vitara helmet mempunyai
tenaga kerja berjumlah 68 orang dimana pembagiannya adalah :
3 orang kepala bagian.
1 orang sekretaris.
25 orang bagian perakitan.
12 orang bagian pengecatan.
6 orang bagian packing atau pengepakan.
6 orang bagian penjahitan.
9 orang bagian pemindahan.
2 orang bagian pergudangan.
4 orang bagian pengiriman.
Visi Perusahaan
Visi pabrik Vitara Helmet, adalah :
1 Peningkatan pertumbuhan dengan pencapaian target penjualan
2 Selalu berusaha memberikan produk yang lebih baik dari waktu ke waktu dalam
segala aspek.
3 Berusaha memberikan pelayanan pada pelanggan yang lebih baik dari waktu ke
waktu.
4 Mengembangkan dan memperluas bidang usaha Vitara Helmet yang lebih baik dari
sebelumnya.
Misi Perusahaan
Misi Pabrik Vitara Helmet, adalah meningkatkan kualitas ke segala aspek dan
memberikan kepuasan pelanggan melalui peningkatan mutu produk dan pelayanan secara
terus-menerus, yang dilakukan dengan cara :
1 Selalu melakukan inovasi secara terus menerus.
2 Efisiensi operasi, penghematan disegala bidang dan peningkatan perusahaan.
3 Melatih sumber daya manusia Vitara Helmet yang terampil dan dinamis.
Tujuan Perusahaan
a. Mendirikan dan mengoperasikan perusahaan untuk memproduksi berbagai jenis
helm.
b. Melakukan pemasaran dan penjualan produk-produk helm di dalam dan di luar
wilayah Jakarta berdasarkan hukum dan peraturan yang berlaku di Indonesia.
c. Melakukan pembelian lokal dan impor mesin, peralatan, suku cadang, dan bahan
baku yang diperlukan untuk memproduksi produk-produk tersebut.
Kebijakan Mutu Perusahaan
Kebijakan Mutu yang diterapkan oleh pabrik Vitara Helmet adalah : “Pencapaian
kepuasan pelanggan melalui peningkatan mutu produk, ketepatan waktu pengiriman dan
pelayanan secara terus-menerus”.
Struktur Organisasi Perusahaan
Pada struktur orgainisasi ini pabrik dipimpin oleh seorang manger yang dimana
merrupakan pemilik sendiri pabrik tersebut yang dibantu oleh seorang sekretaris dan
membawahi semua kepala bagian dari setiap bagian.
Sumber Data Gambar : Hasil Observasi
Gambar 1.1 Struktur Organisasi pada Pabrik Vitara Helmet
Deskripsi Kerja (Job Description)
Deskripsi kerjanya adalah sebagai berikut:
1. Pemilik pabrik
Tanggung jawab :
Memimpin jalannya perusahaan secara keseluruhan
Mengawasi jalannya proses produksi
Mengawasi jalannya administrasi perusahaan
Meningkatkan penjualan pabrik dengan menetapkan strategi-strategi tertentu.
Mengambil keputusan yang menyangkut perusahaan secara keseluruhan
2. Sekretaris
Tanggung jawab:
Mengumpulkan dan mengarsipkan dokumen dokumen dan hasil rapat.
Menyusun janji-janji yang datang dari pihak dalam maupun luar.
Mengurus surat-surat yang akan dikeluarkan dan yang masuk pabrik.
Mencatat dan mengatur jadwal kegiatan dari atasannya.
3. Kepala bagian pemasaran atau pengiriman
Tanggung jawab :
Memasarkan dan menyebar-luaskan produk
Meningkatkan penjualan dari pelanggan baik peningkatan yang berasal dari
pelanggan tetap maupun dari pelanggan baru
Meningkatkan image produk maupun perusahaan atau pabrik
Melayani keluhan dari konsumen
4. Kepala bagian produksi
Tanggung jawab :
Menentukan jumlah bahan baku yang diperlukan
Memeriksa dan menjaga kualitas dari produk
Melakukan pengawasan terhadap operasional produksi
5. Kepala bagian gudang
Tanggung jawab :
Mengontrol jumlah bahan baku digudang
Memeriksa kualitas bahan baku dari pemasok
Mengontrol maintenance (perawatan) bahan baku yang ada digudang.
Proses Produksi
Sumber
Data Gambar : Hasil Observasi dan Pengolahan Data
Gambar 1.2 Operation Process Chart produk helm
proses produksi yang digunakan oleh pabrik vitara helmet menggunakan proses
repetitive karena:
• Volume atau output yang dihasilkan dalam jumlah besar.
• Proses produksi berlangsung secara berulang-ulang dan serupa.
• Proses produksi tidak berjalan terus-menerus (24 jam).
• Tata letak fasilitas yang digunakan berdasarkan aliran produk.
Proses Produksi pembuatan helm yang dilakukan di pabrik Vitara Helmet ini
secara garis besar dapat dibagi menjadi 4 proses dimulai dari proses pengolahan bahan
baku (yang termasuk didalamnya adalah proses penyerutan, pengamplasan, proses
pendempulan, proses pengecatan, proses pernis, proses pengeringan), yang kedua proses
penjahitan busa dan kain, yang ketiga proses perakitan dan diakhiri dengan proses
pengepakan atau packing.
Proses Pengolahan Bahan Baku
Bahan baku yang diperlukan pada proses ini yaitu batok helm, cat dan cairan
dempul dan beberapa bahan tambahan seperti amplas. Batok helm yang dibeli dari
pemasok tidak berupa batok yang siap pakai atau siap dicat dan dirakit melainkan batok
yang bisa dibilang barang setengah jadi sehingga perlu melalui beberapa proses penting
supaya batok tersebut siap dicat dan dirakit.
Pertama-tama batok helm ini mengalami proses penyerutan untuk menghilangkan
bagian sambungan dari pada batok helm dan jika pada batok helm tersebut terdapat
beberapa goresan karena hasil penyerutan maka batok helm tersebut perlu sedikit
diamplas untuk menghilangkan goresan tersebut. Setelah diamplas batok helm tersebut
didempul agar permukaan helm lebih halus dan pada saat dicat tidak terdapat goresan
yang dapat merusak tekstur helm tersebut. Setelah didempul batok helm tersebut
didiamkan sebentar supaya hasil proses pendempulan lebih maksimal. Kemudian helm
mengalami proses pengecatan.
Pada proses pengecatan ini tidak semua jenis helm mengalami proses yang sama
karena ada beberapa jenis pesanan yang menginginkan warna khusus contohnya orange,
yang memerlukan beberapa kali pengecatan warna agar dapat dicapai warna akhir yang
diinginkan. Tetapi untuk warna-warna seperti merah, hitam hanya memerlukan sekali
pengecatan warna bahkan untuk setiap warna memiliki pengecatan warna dasar yang
berbeda. Pada proses pengecatan helm, pertama kali batok helm yang telah didempul
mengalami pengecatan warna dasar, biasanya yang paling banyak dipakai adalah warna
abu-abu. Pengecatan dasar ini diperlukan untuk menunjang pengecatan warna agar warna
akhir helm yang dihasilkan lebih maksimal.
Kemudian setelah batok helm dicat dasar, batok helm didiamkan sebentar untuk
proses pengeringan. Hal ini diperlukan agar warna dasar yang masih basah tidak
bercampur dengan warna yang asli. Pada proses ini waktu pengeringan yang dibutuhkan
tidak terlalu banyak karena bahan baku cat yang dipakai dicampur dengan bahan thinner
yang lebih banyak dari proses pengecatan lainnya.
Pada proses pengeringan yang pertama ini, batok helm juga mengalami inspeksi
atau pemeriksaan sehingga batok helm yang memiliki proses pengecatan yang kurang
baik perlu mengalami proses pengecatan dasar ulang. Batok helm yang telah mengalami
proses pengeringan dibawa kembali kebagian pengecatan untuk mengalami proses
pengecatan warna. Proses pengecatan ini merupakan bagian yang cukup sulit karena
memerlukan ketelitian dan keahlian khusus agar tekstur warna yang dihasilkan benar-
benar merata sehingga pada proses pengecatan warna ini diperlukan operator yang telah
berpengalaman.
Batok helm yang telah dicat warna harus didiamkan kembali pada rak untuk
mengalami proses pengeringan yang kedua kali sebelum batok helm itu mengalami
proses finishing dengan menggunakan pernis. Proses pengeringan yang kedua
mempunyai waktu yang lebih lama daripada proses pengeringan yang pertama karena
pada proses pengeringan yang kedua ini juga sangat penting karena ini menyangkut
kepuasan pelanggan terhadap warna yang diinginkan.
Pada proses pengeringan yang kedua ini juga dilakukan pemeriksaan sehingga
batok helm yang mengalami pengecatan yang kurang baik dikembalikan kebagian
pengecatan untuk mengalami proses pengecatan warna ulang. Setelah mengalami proses
pengeringan yang kedua, batok helm kemudian mengalami proses finishing yaitu dengan
pemberian pernis pada akhir pengecatan. Proses ini dilakukan agar tekstur warna yang
dihasilkan lebih menarik karena dengan adanya pemberian pernis ini warna yang
dihasilkan lebih mengkilap sehingga lebih enak untuk dipandang.
Setelah dipernis, batok helm juga mengalami proses pengeringan yang ketiga
yang dimana proses pengeringan ini merupakan proses pengeringan yang paling lama
dibandingkan dengan proses pengeringan yang lain. Hal ini dikarenakan bahan pernis ini
tidak mengandung bahan thinner yang dapat membuat proses pengeringan lebih cepat
daripada biasanya. Selain itu proses pengeringan ini lebih lama juga dimaksudkan supaya
hasil akhir yang diinginkan lebih maksimal dan tidak menimbulkan cacat pada
permukaan helm jika mengalami proses selanjutnya yaitu perakitan. Pada proses
pengeringan ini juga dilakukan inspeksi atau pemeriksaan pada setiap helm sehingga
batok helm yang mengalami proses finishing yang kurang baik dikembalikan kebagian
finishing untuk mengalami proses finishing ulang.
Semua proses pengolahan bahan baku yang dilakukan mulai dari proses
penyerutan sampai dengan proses finishing dan pengeringan yang terakhir, hanya
dilakukan pada bagian permukaan batok helm saja sedangkan pada bagian batok helm
tidak mengalami proses apapun. Batok helm yang telah mengalami semua proses dalam
proses pengolahan bahan baku yang dimulai dari proses penyerutan sampai pada proses
finishing, akan dikirim kebagian perakitan untuk mengalami proses selanjutnya.
Sumber Data Gambar : Hasil Observasi
Gambar 1.3 Flowchart proses pengolahan bahan baku
Proses Penjahitan
Pada proses penjahitan ini terdapat 2 komponen yang dihasilkan yaitu rok busa
dan kemudian spon busa yang dijahit dengan kain yang cukup tebal. Masing-masing
komponen ini mengalami proses yang berbeda-beda. Bahan baku ini juga dipasok atau
dibeli dari pihak luar. Rok busa yang berbentuk rol akan digunting sehingga menjadi
bentuk sedemikian rupa yang kemudian akan digabungkan dengan rok busa yang lain
yang telah digunting juga dengan dijahit sesuai dengan ukuran yang diinginkan.
Kemudian komponen yang ini akan dikirim kebagian perakitan untuk digunakan sebagai
pelapis batok styrofoam yang akan dirakit pada proses perakitan.
Komponen yang berupa spon busa yang berbentuk rol juga akan digunting sesuai
ukuran yang diinginkan dan kemudian akan dibungkus atau dilapisi dengan kain yang
agak tebal yang kemudian keduanya akan dijahit dijahit sesuai dengan bentuk yang
diinginkan. Komponen ini digunakan untuk penyangga telinga pada helm.
Proses Perakitan
Sumber Data Gambar : Hasil Observasi dan Pengolahan Data
Gambar 1.4 Assembly Process Chart helm
Pada proses ini semua komponen akan digabung sehingga menjadi helm yang
siap pakai. Proses ini harus ditunjang oleh dua proses besar sebelumnya yaitu proses
pengolahan bahan baku dan proses penjahitan karena bisa dibilang proses ini tidak akan
dapat berjalan jika salah satu atau kedua proses sebelumnya terhambat. Proses perakitan
sangat tergantung oleh kedua proses sebelumnya. Semua komponen yang telah dibuat
diproses pada proses sebelumnya akan dikirim kebagian proses perakitan.
Dalam proses ini terdapat beberapa komponen utama yang akan dirakit yaitu
batok helm dari proses pengolahan bahan baku yang telah mengalami proses-proses
seperti penyerutan, pengamplasan, pendempulan, 2 kali pengecetan, finishing dan 3 kali
pengeringan. Dan komponen utama yang lainnya adalah batok Styrofoam yang akan
digabung atau dirakit dengan rok busa hasil dari proses penjahitan dan spon busa yang
dibungkus dengan kain yang cukup tebal yang juga merupakan hasil dari proses
penjahitan. Adapun komponen tambahannya seperti tali kain, paku, list karet, pita perekat
berwarna hitam dan lem sebagai perekat.
Pertama-tama pada proses ini, batok helm yang dikirim dari bagian proses
pengolahan bahan baku akan mengalami pengeboran pada masing-masing sisi
sampingnya. Setelah dibor, batok helm tersebut akan dipasangi atau dirakit dengan list
karet pada sekiling bagian bawah helm tersebut dengan menggunakan lem, kemudian
kedua ujung list karet yang telah digunting disatukan dengan penempelan pita perekat
berwarna hitam sehingga kedua ujung list karet tersebut tidak kelihatan. Pada bagian
perakitan yang lain terdapat juga perakitan batok Styrofoam dengan rok busa dimana
pada proses tersebut batok Styrofoam diberikan lem pada bagian yang akan dirakit atau
digabung dengan rok busa kemudian setelah pemberian lem disemua sisinya, rok busa
ditempelkan pada bagian yang terdapat lem tersebut. Tetapi pada proses ini tidak semua
bagian batok Styrofoam diberi lem hanya bagian tempat menempelnya rok busa saja.
Pada proses selanjutnya semua komponen yang telah dikerjakan pada proses
sebelumnya akan dirakit, dimana komponen yang dirakit adalah batok helm yang telah
dibor dan yang telah dipasangi dengan list karet dan yang satunya lagi adalah batok
Styrofoam yang telah dirakit dengan rok busa dan kemudian ditambah dengan spon busa
yang telah dibungkus dengan kain yang cukup tebal yang merupakan salah satu
komponen hasil dari proses penjahitan.
Pada proses perakitan ini pertama-tama batok helm ini akan diberi lem pada
bagian-bagian tempat perakitan yaitu tempat untuk merakit batok Styrofoam dan spon
busa. Kemudian bagian yang telah diberi lem tersebut dipasang atau dirakit dengan batok
Styrofoam yang telah dirakit dengan rok busa yang kemudian disusul dengan perakitan
spon busa. Setelah proses perakitan selesai, proses selanjutnya adalah pemasangan tali
helm. Dalam hal ini, perakitan yang dilakukan tidak menggunakan lem melainkan
menggunakan bahan tambahan yaitu paku. Pada proses ini tali helm diarahkan pada
bagian sisi helm yang satunya kemudian dipasang dengan menggunakan paku, begitu
juga dengan sisi yang satunya lagi.
Jadi pada proses ini dapat disimpulkan bahwa terdapat lima bagian operasi besar
yaitu proses pengeboran pada batok helm, proses pemasangan list karet pada batok helm,
proses proses perakitan rok busa dengan batok Styrofoam, proses perakitan batok helm
dengan batok Styrofoam yang telah dirakit dengan rok busa yang dilanjutkan dengan
perakitan spon busa yang telah dibungkus dengan kain, dan yang terakhir adalah proses
pemasangan tali helm dengan menggunakan paku.
Proses Pengepakan (packaging)
Setelah semua proses perakitan selesai, batok helm yang merupakan hasil akhir
dari perakitan akan dikirim langsung ke bagian proses pengepakan. Pada proses
pengepakan ini, pertama-tama helm akan mengalami pemasangan stiker atau gambar
tempel yang dimana gambar tempel tersebut merupakan merek dari Vitara Helmet itu
sendiri. Setelah dipasangi gambar tempel, batok helm tersebut akan dibungkus dengan
plastik helm yang telah dipesan dari pemasok luar yang diharapkan bahwa plastik
tersebut dapat melindungi helm tersebut dari goresan pada proses pengepakan.
Helm yang telah dibungkus dengan plastik akan dimasukkan kedalam kardus
(packing box) yang kemudian packing box tersebut direkatkan atau diikatkan dengan pita
perekat yang biasanya disebut lakban. dan siap untuk dikirim dan dipasarkan. Jadi pada
proses ini dapat disimpulkan bahwa terdapat 3 proses yaitu pemasangan stiker,
pembungkusan dengan plastik dan yang terakhir semua helm tersebut dimasukkan
kedalam kardus atau packing box.
Tata Letak Pabrik
Pada awal berdiri, pabrik ini hanya mempunyai sebidang tanah yang tidak terlalu
besar untuk ukuran sebuah pabrik sehingga pada saat itu perusahaan tidak terlalu
mempermasalahkan tentang tata letak pabriknya. Tetapi dengan berkembangnya dan
semakin majunya bisnis yang dijalankan karena banyaknya permintaan helm yang
disebabkan makin banyaknya pengguna kendaraan bermotor maka pihak pemilik
membangun sebuah gedung yang lebih besar yang sebelumnya merupakan tanah
persawahan dan perkebunan pemilik, yang kemudian gedung itu dipakai hingga sekarang.
Dibawah adalah gambar tata letak fasilitas dari pabrik Vitara Helmet.
Berdasarkan dari pengamatan, bentuk tata letak dari perusahaan adalah bentuk
tata letak yang mengutamakan produk atau bisa dibilang pengaturan tata letak fasilitasnya
berdasarkan kelompok produk (product layout), hal ini terlihat dari letak bagian proses
pengolahan bahan baku, proses penjahitan, proses perakitan, dan terakhir proses
pengepakan atau packaging yang terletak terpisah meskipun jaraknya bisa dibilang tidak
terlalu jauh, pada semua bagian proses masing-masing yang paling jelas terlihat adalah
semua mesin dan peralatan yang digunakan untuk masing-masing proses tersebut berada
dalam satu area, meskipun hal ini merupakan dampak dari proses produksi yang memang
berkesinambungan, namun hal ini juga mencerminkan bentuk tata letak dari pabrik atau
perusahaan tersebut.
Gambar 1.5 Denah Pabrik Vitara Helmet
Sumber Data Gambar : Hasil Observasi dan Pengolahan Data
Dalam hal ini tempat cat dan tempat tali helm dan list karet merupakan storage
dari pabrik Vitara Helmet ini. Tempat cat ini juga merupakan tempat untuk meletakkan
batok helm yang belum diolah sama sekali jadi batok helm yang datang dan masih
ditunda pengerjaannya diletakkan ditempat cat tersebut. Sebenarnya didalam tempat cat
tersebut terdapat beberapa unit material handling seperti trolley dan terdapat 1 jenis
forklift tetapi forklift untuk sementara tidak terdapat beroperasi karena terjadi kerusakan.
Pabrik ini kurang lebih memiliki luas sekitar 907,06 m² dimana panjang dari pabrik ini
adalah 41.8 m dan lebar pabrik ini adalah 21.7 m.
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa pabrik Vitara Helmet ini terdiri
dari beberapa bagian utama yaitu : tempat bagian penjahitan, warehouse, storage yang
berupa tempat cat dan tempat list karet, tali helm dan semua bahan baku tambahan
lainnya, lantai produksi yang dimana adalah tempat perakitan dan tempat pengepakan
(packaging) dan yang terakhir adalah tempat pengecatan yaitu semua batok helm yang
belum diolah atau barang setengah jadi diproses ditempat ini untuk menjadi helm yang
siap dirakit.
Produk Vitara Helmet
Gambar 1.6 Produk-produk Vitara Helmet
Sumber Data : Vitara Helmet
top related