attack rate dan nilai median
Post on 30-Jan-2016
24 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
ATTACK RATE, NILAI MEDIAN, CONTOH KASUS
DAN PERHITUNGANNYA
Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Manajemen Faktor Risiko Lingkungan
pada Media Makanan dan Minuman
Disusun oleh:
KELOMPOK 2
FERDIAN AKHMAD FERIZQO
LARASATI WIJAYANTI
LATRI HIDAYAH
NURMALA RUTH NAOMI
DIV EPIDEMIOLOGI
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES JAKARTA II
JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN
2015
1. ATTACK RATE
Attack Rate adalah jumlah kasus baru penyakit dalam waktu wabah yang berjangkit dalam
masyarakat di suatu tempat/ wilayah/ negara pada waktu tertentu.
Attack rate dapat dihitung melalui jumlah penderita baru suatu penyakit yang ditemukan
pada suatu saat dibandingkan dengan jumlah penduduk yang mungkin terkena penyakit
tersebut pada saat yang sama dalam %, permil
Manfaat attack rate yaitu memperkirakan derajat serangan atau penularan suatu penyakit,
semakin tinggi nilai AR, maka makin tinggi pula kemampuan Penularan Penyakit tersebut.
Ukuran insiden digunakan angka insiden atau dikenal dengan attack rate. Ukuran ini dipakai
untuk kejadian yang bersifat akut atau mendadak, seperti wabah campak, diare, dan
kecelakaan.
Rumus (AR): Jumlah penyakit baru
------------------------------------------------------------------------ X K
(Jumlah populasi berisiko (dalam waktu wabah berlangsung)
2. Nilai Median
1) Nilai Median Data Tunggal
Median merupakan nilai tengah dari kumpulan data yang telah diurutkan dari yang
terkecil. Maka dari itu, untuk menjawab soal Median untuk mengurutkan data terlebih
dahulu. Setelah diurutkan, ada dua ketentuan yang digunakan untuk memudahkan dalam
mengetahui nilai median dari sebuah data. Ketentuannya adalah :
a. Data berjumlah ganjil
Ketika jumlah data ganjil, maka nilai median bisa dipastikan adalah angka yang
terletak ditengah. Missal, jumlah data 13 maka median merupakan data ke-7 setelah
data diurutkan.
b. Data berjumlah genap
Jika data berjumlah genap, maka nilai median diambil dari nilai rata-rata antara 2
angka yang berada di tengah setelah diurutkan. Misalnya, data berjumlah 12 maka
urutkan data terlebih dahulu dan jumlahkan data keenam dan ketujuh kemudia dibagi
dengan angka 2.
Contoh: 2,4,6,7,7,8,9,10
Maka Mediannya adalah 7, didapatkan dari 7 + 7 dibagi 2.
2) Nilai Median Data Kelompok
Pada data tunggal, perhitungan median cukup mudah. Data diurutkan berdasarkan nilai
datanya mulai dari yang terkecil sampai yang terbesar. Kemudian median bisa diketahui
langsung dari nilai tengah urutan tersebut.
Namun pada data kelompok, cara tersebut tidak bisa digunakan. Data kelompok
merupakan data yang berbentuk kelas interval, sehingga tidak bisa langsung mengetahui
nilai median jika kelas mediannya sudah diketahui.
Oleh karena itu, rumus yang digunakan adalah sebagai berikut :
Me=x ii+( n2−f kii
f i) p
Keterangan
Me = Median
xii = batas bawah median
n = jumlah frekuensi
fkii = frekuensi kumulatif data di bawah kelas median
fi = frekuensi data pada kelas
median
p = panjang interval kelas
KASUS
SRAGEN – Puluhan warga RT 013 dan 015, Dukuh Kembangan, Desa Mojorego, Sragen,
Senin (8/10/2012), diduga mengalami keracunan setelah menyantap nasi urap ( gudangan )
untuk acara syukuran dirumah salah satu seorang warga. Keracunan itu dialami 33 warga,
enam warga diantaranya harus mendapat perawatan intensif di Puskesmas Kedawung I dan
enam warga warga lain dirawat di Puskesmas Sambirejo. Sedangkan 21 warga sisanya
melakukan obat jalan. Rata-rata korban berusia lanjut. Hanya dua di antaranya anak-anak
berusia enam tahun.
Satu demi satu warga berdatangan ke Puskesmas sejak Selasa (9/10) siang hingga malam.
Data yang diimpun Solopos.com, hingga Kamis (11/10), sebanyak 12 warga masih
mendapat perawatan intensif di kedua puskesmas. Insiden bermula saat Samin, 60,
mengadakan syukuran karena baru saja membeli sepeda motor. Sudah menjadi kebiasaan ia
membuat nasi urap berisi nasi putih, sayuran, telur rebus, dan botok yang diletakkan
ditempat nasi yang terbuat dari plastik.
Nasi dibagikan kepada 14 warga disekitar rumah, pukul 15.00 WIB. Menurut ayah Fadil
Maulana, 6, salah seorang anak yang menyantap nasi urap, Tadri, 33, sesaat
setelah mengonsumsi, anaknya tidak mengalami sakit. Namun saat malam, Fadil mengeluh
mual pusing dan demam. Dia juga muntah dan diare berkepanjangan. Tak hanya Fadil,
Samin yang menyelenggarakan acara pun terpaksa dilarikan ke Puskesmas Sambirejo
karena menyantap nasi urap.“Kebetulan saya kerja dan anak saya yang menyantap. Kata
dia, hanya memakan telurtelur rebus. Usai makan tidak apa-apa, tapi malam hari dia
mengeluh mual, pusing, dan muntah-muntah. Saya bawa ke Puskesmas pagi hari berikut.
Dia minta obat jalan tetapi enggak sembuh. Maka saya berinisiatif membawa ke Puskesmas
lagi dan dirawat.” Ujar Tadri saat ditemui Solopos.com di sela-sela menunggui anaknya,
Kamis (11/10)
Kepala Puskesmas Kedawung I, dr. Wisnu Retnaningsih, menjelaskan mayoritas warga
yang datang ke Puskesmas dalam kondisi lemas akibat dehidrasi. Rata-rata mengalami
gejala mual, pusing, muntah dan buang air besar (BAB) lebih dari 10 kali dalam semalam.
Perhitungan :
Tabel 1
distribusi berdasarkan Jenis-jenis Makanan yang Dikonsumsi Hubungannya Dengan
Angka Kesakitan
NOJenis
Makanan
Makan Makanan TertentuTidak Makan Makanan
TertentuAR
SakitTidak
sakitTotal % sakit
Tidak
sakittotal %
1 Nasi putih 47 7 54 87,3 0 25 25 0 87,3
2 Sayuran 39 15 54 72,2 3 22 25 12 60,2
3 Telur Rebus 51 3 54 94,4 0 25 25 0 94,4
4 Botok 29 25 54 53,7 0 25 25 9 53,7
Perhitungan Attack Rate ( AR )
Perhitungan Attack Rate ( AR ) data kasus KLB berdasarkan jenis makanan tertentu yang
dikonsumsinya. Rumus umum :
% AR = % sakit ( makan ) - % sakit ( tdk makan )
a. AR Nasi Putih = 87,3% – 0% = 87,3%
b. AR Sayuran = 72,2 %– 12% = 60,2%
c. AR Telur rebus = 94,4%-0% = 94,4%
d. AR Botok = 53,7% - 0% = 53,7%
Perhitungan Nilai median
Tabel 2Distribusi Jumlah Penderita Sesuai Berdasarkan Gejala yang Timbul
NO Gejala Jumlah Penderita Presentase1 Mual 13 24, 07%2 Pusing 6 11,11%3 Demam 6 11,11%4 Muntah 18 33,33%5 Diare 11 20,37%
Total 54 100%
Perhitungan Nilai median data kasus KLB berdasarkan jumlah penderita sesuai dengan
gejalanya. Rumus umum :
Contoh :
Sebanyak 26 orang mahasiswa terpilih sebagai sampel dalam penelitian kesehatan di
sebuah universitas. Mahasiswa yang terpilih tersebut diukur berat badannya. Hasil
pengukuran berat badan disajikan dalam bentuk data kelompok seperti dibawah ini :
Berat Badan (kg) Frekuensi (fi)
46 – 50 3
51 – 55 2
56 – 60 4
61 – 65 5
66 - 70 6
71 - 75 4
76 - 80 1
81 - 85 1
Hitunglah Median berat badan mahasiswa!
Jawaban
Berat Badan
(kg)
Frekuensi (fi) Frekuensi
Kumulatif (fk)
46 – 50 3 3
51 – 55 2 5
56 – 60 4 9
61 – 65 5 14
66 - 70 6 20
71 - 75 4 24
76 - 80 1 25
81 - 85 1 26
n 26
Jumlah data adalah 26, sehingga median terletak diantara data ke 13 dan 14. Data ke
13 dan 14 berada pada kelas interval ke-4 (61 – 65). Kelas interval ke-4 ini disebut
sebagai kelas median.
Kemudian dapat diketahui bahwa :
xii = 60,5 fkii = 9 p = 5 n = 26 fi = 5
maka rumusnya adalah
Me=60,5+( 262
−9
5 )5 = 60,5 + (0,8) 5 = 64,5
Sehingga didapatkan median berat badan mahasiswa adalah 64,5 kg
REFERENSI :
www.rumusstatistik.com/2013/08/median-data-berkelompok.html
http://sarmilahkesling.blogspot.co.id/2015/07/tugas-klb-di-sragen-2012-perhitungan.html
http://dr-suparyanto.blogspot.co.id/2010/05/ukuran-ukuran-dalam-epidemiologi.html
top related