asuhan keperawatan
Post on 08-Dec-2014
23 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
Asuhan Keperawatan/Askep BerandacoNtAcTaBouT mE
POLIOMILITIS
A. Pengertian
Polio, kependekan dari poliomyelitis, adalah penyakit yang dapat merusak sistem saraf dan
menyebabkan paralysis. Penyakit ini paling sering terjadi pada anak-anak di bawah umur 2
tahun. Infeksi virus ini mulai timbul seperti demam yang disertai panas, muntah dan sakit otot.
Kadang-kadang hanya satu atau beberapa tanda tersebut, namun sering kali sebagian tubuh
menjadi lemah dan lumpuh (paralisis). Kelumpuhan ini paling sering terjadi pada salah satu atau
kedua kaki. Lambat laun, anggota gerak yang lumpuh ini menjadi kecil dan tidak tumbuh secepat
anggota gerak yang lain
Poliomilitis adalah penyakit menular yang akut disebabkan oleh virus dengan predileksi pada
sel anterior massa kelabu sumsum tulang belakang dan inti motorik batang otak, dan akibat
kerusakan bagian susunan syaraf tersebut akan terjadi kelumpuhan serta autropi otot.
Poliomielitis atau polio, adalah penyakit paralysis atau lumpuh yang disebabkan oleh virus.
Agen pembawa penyakit ini, sebuah virus yang dinamakan poliovirus (PV), masuk ketubuh
melalui mulut, menginfeksi saluran usus. Virus ini dapat memasuki aliran darah dan mengalir
kesistem saraf pusat menyebabkan melemahnya otot dan kadang kelumpuhan (paralysis).
B. Jenis Polio
· Polio non-paralisis
Polio non-paralisis menyebabkan demam, muntah, sakit perut, lesu, dan sensitif. Terjadi kram
otot pada leher dan punggung. Otot terasa lembek jika disentuh.
· Polio Paralisis
Kurang dari 1 persen orang yang terinfeksi virus polio berkembang menjadi polio paralisis atau
menderita kelumpuhan. Polio paralisis dimulai dengan demam. Lima sampai tujuh hari
berikutnya akan muncul gejala dan tanda-tanda lain, seperti:
Ø Sakit kepala
Ø Kram otot leher dan punggung
Ø Sembelit/konstipasi
Ø Sensitif terhadap rasa raba
Polio paralisis dikelompokkan sesuai dengan lokasi terinfeksinya, yaitu:
a. Polio Spinal
Strain poliovirus ini menyerang saraf tulang belakang, menghancurkan sel tanduk anterior yang
mengontrol pergerakan pada batang tubuh dan otot tungkai. Meskipun strain ini dapat
menyebabkan kelumpuhan permanen, kurang dari satu penderita dari 200 penderita akan
mengalami kelumpuhan. Kelumpuhan paling sering ditemukan terjadi pada kaki. Setelah
poliovirus menyerang usus, virus ini akan diserap oleh kapiler darah pada dinding usus dan
diangkut ke seluruh tubuh. Poliovirus menyerang saraf tulang belakang dan motorneuron yang
mengontrol gerak fisik. Pada periode inilah muncul gejala seperti flu. Namun, pada penderita
yang tidak memiliki kekebalan atau belum divaksinasi, virus ini biasanya akan menyerang
seluruh bagian batang saraf tulang belakang dan batang otak. Infeksi ini akan mempengaruhi
sistem saraf pusat dan menyebar sepanjang serabut saraf. Seiring dengan berkembangbiaknya
virus dalam sistem saraf pusat, virus akan menghancurkan motorneuron. Motorneuron tidak
memiliki kemampuan regenerasi dan otot yang berhubungan dengannya tidak akan bereaksi
terhadap perintah dari sistem saraf pusat. Kelumpuhan pada kaki menyebabkan tungkai menjadi
lemas. Kondisi ini disebut acute flaccid paralysis (AFP). Infeksi parah pada sistem saraf pusat
dapat menyebabkan kelumpuhan pada batang tubuh dan otot pada dada dan perut, disebut
quadriplegia. Anak-anak dibawah umur 5 tahun biasanya akan menderita kelumpuhan 1 tungkai,
sedangkan jika terkena orang dewasa, lebih sering kelumpuhan terjadi pada kedua lengan dan
tungkai.
b. Bulbar polio
Polio jenis ini disebabkan oleh tidak adanya kekebalan alami sehingga batang otak ikut
terserang. Batang otak mengandung motorneuron yang mengatur pernapasan dan saraf otak,
yang mengirim sinyal ke berbagai otot yang mengontrol pergerakan bola mata; saraf trigeminal
dan saraf muka yang berhubungan dengan pipi, kelenjar air mata, gusi, dan otot muka; saraf
auditori yang mengatur pendengaran; saraf glossofaringeal yang membantu proses menelan dan
berbagai fungsi di kerongkongan; pergerakan lidah dan rasa; dan saraf yang mengirim sinyal ke
jantung, usus, paru-paru, dan saraf tambahan yang mengatur pergerakan leher.
Tanpa alat bantu pernapasan, polio bulbar dapat menyebabkan kematian. Lima hingga sepuluh
persen penderita yang menderita polio bulbar akan meninggal ketika otot pernapasan mereka
tidak dapat bekerja. Kematian biasanya terjadi setelah terjadi kerusakan pada saraf otak yang
bertugas mengirim ‘perintah bernapas’ ke paru-paru. Penderita juga dapat meninggal karena
kerusakan pada fungsi penelanan; korban dapat ‘tenggelam’ dalam sekresinya sendiri kecuali
dilakukan penyedotan atau diberi perlakuan trakeostomi untuk menyedot cairan yang
disekresikan sebelum masuk ke dalam paru-paru. Namun trakesotomi juga sulit dilakukan
apabila penderita telah menggunakan ‘paru-paru besi’ (iron lung). Alat ini membantu paru-paru
yang lemah dengan cara menambah dan mengurangi tekanan udara di dalam tabung. Kalau
tekanan udara ditambah, paru-paru akan mengempis, kalau tekanan udara dikurangi, paru-paru
akan mengembang. Dengan demikian udara terpompa keluar masuk paru-paru. Infeksi yang jauh
lebih parah pada otak dapat menyebabkan koma dan kematian.
Tingkat kematian karena polio bulbar
C. Gambaran Klinis
Poliomielitis terbagi menjadi empat bagian yaitu :
1. Poliomielitis asimtomatis : Setelah masa inkubasi 7-10 hari, tidak terdapat gejala karena daya
tahan tubuh cukup baik, maka tidak terdapat gejala klinik sama sekali.
2. Poliomielitis abortif : Timbul mendadak langsung beberapa jam sampai beberapa hari. Gejala
berupa infeksi virus seperti malaise, anoreksia, nausea, muntah, nyeri kepala, nyeri tenggorokan,
konstipasi dan nyeri abdomen.
3. Poliomielitis non paralitik : Gejala klinik hamper sama dengan poliomyelitis abortif , hanya
nyeri kepala, nausea dan muntah lebih hebat. Gejala ini timbul 1-2 hari kadang-kadang diikuti
penyembuhan sementara untuk kemudian remisi demam atau masuk kedalam fase ke2 dengan
nyeri otot. Khas untuk penyakit ini dengan hipertonia, mungkin disebabkan oleh lesi pada batang
otak, ganglion spinal dan kolumna posterior.
4. Poliomielitis paralitik : Gejala sama pada poliomyelitis non paralitik disertai kelemahan satu
atau lebih kumpulan otot skelet atau cranial. Timbul paralysis akut pada bayi ditemukan
paralysis fesika urinaria dan antonia usus. Adapun bentuk-bentuk gejalanya antara lain :
Ø Bentuk spinal. Gejala kelemahan / paralysis atau paresis otot leher, abdomen, tubuh, diafragma,
thorak dan terbanyak ekstremitas.
Ø Bentuk bulbar. Gangguan motorik satu atau lebih syaraf otak dengan atau tanpa gangguan pusat
vital yakni pernapasan dan sirkulasi.
Ø Bentuk bulbospinal. Didapatkan gejala campuran antara bentuk spinal dan bentuk bulbar.
Ø Kadang ensepalitik. Dapat disertai gejala delirium, kesadaran menurun, tremor dan kadang
kejang.
Berikut fase-fase infeksi virus tersebut:
Ø stadium akut
Yaitu fase sejak adanya gejala klinis hingga 2 minggu. Ditandai dengan suhu tubuh yang
meningkat. Kadang disertai sakit kepala dan muntah-muntah. Kelumpuhan terjadi akibat
kerusakan sel-sel motor neuron di bagian tulang belakang (medula spinalis) lantaran invasi virus.
Kelumpuhan ini bersifat asimetris sehingga cenderung menimbulkan gangguan bentuk tubuh
(deformitas) yang menetap atau bahkan menjadi lebih berat. Kelumpuhan yang terjadi sebagian
besar pada tungkai kaki (78,6%), sedangkan 41,4% pada lengan. Kelumpuhan ini berlangsung
bertahap sampai sekitar 2 bulan sejak awal sakit.
Ø stadium subakut
Yaitu fase 2 minggu sampai 2 bulan. Ditandai dengan menghilangnya demam dalam waktu 24
jam. Kadang disertai kekakuan otot dan nyeri otot ringan. Terjadi kelumpuhan anggota gerak
yang layuh dan biasanya salah satu sisi saja.
Ø stadium konvalescent
Yaitu fase pada 2 bulan sampai dengan 2 tahun. Ditandai dengan pulihnya kekuatan otot yang
sebelumnya lemah. Sekitar 50-70 persen fungsi otot pulih dalam waktu 6-9 bulan setelah fase
akut. Selanjutnya setelah 2 tahun diperkirakan tidak terjadi lagi pemulihan kekuatan otot.
Ø stadium kronik
Ø Yaitu lebih dari 2 tahun. Kelumpuhan otot yang terjadi sudah bersifat permanen.
D. Etiologi
Penyebab poliomyelitis Family Pecornavirus dan Genus virus, dibagi 3 yaitu :
1. Brunhilde
2. Lansing
3. Leon ; Dapat hidup berbulan-bulan didalam air, mati dengan pengeringan/oksidan. Masa
inkubasi : 7-10-35 hari
Klasifikasi virus
Golongan: Golongan IV ((+)ssRNA)
Familia: Picornaviridae
Genus: Enterovirus
Spesies: Poliovirus
E. Penularan
Virus masuk melalui mulut dan hidung lalu berkembang biak di dalam tenggorokan dan saluran
pencernaan atau usus. Selanjutnya, diserap dan disebarkan melalui sistem pembuluh darah dan
pembuluh getah bening.
Penularan virus terjadi secara langsung melalui beberapa cara, yaitu:
Ø fekal-oral (dari tinja ke mulut)
Maksudnya, melalui minuman atau makanan yang tercemar virus polio yang berasal dari tinja
penderita lalu masuk ke mulut orang yang sehat.
Ø oral-oral (dari mulut ke mulut)
Yaitu melalui percikan ludah atau air liur penderita yang masuk ke mulut orang sehat lainnya.
Sebenarnya, kondisi suhu yang tinggi dapat cepat mematikan virus. Sebaliknya, pada keadaan
beku atau suhu yang rendah justru virus dapat bertahan hidup bertahun-tahun. Ketahanan virus
ini di dalam tanah dan air sangat bergantung pada kelembapan suhu dan adanya mikroba lain.
Virus ini dapat bertahan lama pada air limbah dan air permukaan, bahkan dapat sampai berkilo-
kilometer dari sumber penularan.
Meskipun cara penularan utama adalah akibat tercemarnya lingkungan oleh virus polio dari
penderita yang terinfeksi, namun virus ini sebenarnya hidup di lingkungan yang terbatas. Nah,
salah satu inang atau mahluk hidup perantaranya adalah manusia secara ringkas, Cara
penularannya dapat melalui :
a. Inhalasi
b. Makanan dan minuman
c. Bermacam serangga seperti lipas, lalat, dan lain-lain.
Penularan melalui oral berkembambang biak diusus→verimia virus+DC faecese beberapa
minggu.
F. Pencegahan
Cara pencegahan dapat dilalui melalui :
1. Imunisasi
2. jangan masuk daerah endemis
3. jangan melakukan tindakan endemis
Tempatkan anak yang sakit di kamar terpisah, jauh dari anak-anak lainnya. Ibu harus mencuci
tangan setiap kali menyentuhnya. Perlindungan terbaik terhadap polio ialah dengan memberikan
vaksin polio/pemberian kekebalan.
Seorang anak yang cacat akibat polio harrus makan makanan bergizi dan melakukan gerak badan
untuk memperkuat otot-ototnya. Selama tahun pertama, sebagian kekuatan dapat pulih kembali.
Bantulah anak agar belajar berjalan sebaik-baiknya, pasanglah 2 buah tiang, sebagai penyangga
dan kemudian buatkan tongkat penopang.
G. Insiden Kejadian polio
Virus polio dapat melumpuhkan bahkan membunuh. Virus ini menular melalui air dan
kotoran manusia. Sifatnya sangat menular dan selalu menyerang anak balita. Dua puluh tahun
silam, polio melumpuhkan 1.000 anak tiap harinya di seluruh penjuru dunia. Tapi pada 1988
muncul Gerakan Pemberantasan Polio Global. Lalu pada 2004, hanya 1.266 kasus polio yang
dilaporkan muncul di seluruh dunia. Umumnya kasus tersebut hanya terjadi di enam Negara.
Kurang dari setahun ini, anggapan dunia bebas polio sudah berakhir.
Pada awal Maret tahun 2005, Indonesia muncul kasus polio pertama selama satu dasa
warsa. Artinya, reputasi sebagai negeri bebas polio yang disandang selama 10 tahun pun hilang
ketika seorang anak berusia 20 bulan di Jawa Barat terjangkit penyakit ini. (Lebih lanjut baca
"Polio: cerita dari Jawa Barat) Menurut analisa, virus tersebut dibawa dari sebelah utara
Nigeria. Sejak itu polio menyebar ke beberapa daerah di Indonesia dan menyerang anak-anak
yang tidak diimunisasi. Polio bisa mengakibatkan kelumpuhan dan kematian. Virusnya
cenderung menyebar dan menular dengan cepat apalagi di tempat-tempat yang kebersihannya
buruk.
Indonesia sekarang mewakili satu per lima dari seluruh penderita polio secara global tahun
ini. Kalau tidak dihentikan segera, virus ini akan segera tersebar ke seluruh pelosok negeri dan
bahkan ke Negara-negara tetangga terutama daerah yang angka cakupan imunisasinya masih
rendah.
Indonesia merupakan Negara ke-16 yang dijangkiti kembali virus tersebut. Banyak pihak
khawatir tingginya kasus polio di Indonesia akan menjadikan Indonesia menjadi pengekspor
virus ke Negara-negara lain, khususnya di Asia Timur. Wabah polio yang baru saja terjadi di
Indonesia dapat dipandang sebagai sebuah krisis kesehatan dengan implikasi global.
H. Kebijakan pemerintah tentang polio
Cegah Virus Polio dengan Vaksinasi
Hingga saat ini belum ditemukan cara pengobatan penyakit polio. Yang paling efektif hanyalah
pencegahan dengan cara imunisasi. Kasus penyakit polio di Sukabumi, Jawa Barat,sangat
mengejutkan pemerintah dan masyarakat. Penyakit yang diakibatkan infeksi virus ini jelas
mencemaskan para orang tua yang punya anak balita karena begitu mengerikan dampak buruk
yang bisa ditimbulkan. Sayangnya lagi, hingga saat ini belum ditemukan cara pengobatannya.
Yang paling efektif hanyalah pencegahan dengan cara imunisasi.
Virus polio (poliomyelitis) sangat menular dan tak bisa disembuhkan. Virus ini menyerang
seluruh tubuh (termasuk otot dan sistem saraf) dan bisa menyebabkan kelemahan otot yang
sifatnya permanen dan kelumpuhan total dalam hitungan jam saja. Bahkan sekitar 10-15 persen
mereka yang terkena polio akhirnya meninggal karena yang diserang adalah otot pernapasannya.
Virus polio terdiri atas 3 tipe (strain), yaitu tipe 1 (brunhilde), tipe 2 (lanzig) dan tipe 3 (Leon).
Tipe 1 seperti yang ditemukan di Sukabumi adalah yang paling ganas (paralitogenik) dan sering
menyebabkan kejadian luar biasa atau wabah. Sedangkan tipe 2 paling jinak
http://solihinners.blogspot.com/2012/03/askep-poliomielitis.html
top related