assessing the risk of fraud and responsibilities when fraud is suspected
Post on 18-Feb-2015
68 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
A. MENILAI RISIKO KECURANGAN.
SAS 99 memberikan pedoman bagi auditor dalam menilai risiko kecurangan. Auditor harus
mempertahankan tingkat skeptisisme profesional ketika mempertimbangkan serangkaian
informasi yang luas, termasuk faktor-faktor risiko kecurangan, untuk mengidentifikasi dan
menanggapi risiko kecurangan. Auditor memikul tanggung jawab untuk menanggapi risiko
kecurangan dengan merencanakan dan melaksanakan audit guna memperoleh kepastian yang
layak bahwa salah saji yang material, baik itu akibat kekeliruan ataupun kecurangan, akan
terdeteksi.
1. Skeptisme Profesional.
SAS 1 menyatakan bahwa dalam melaksanakan skeptisisme profesional, auditor “tidak
mengasumsikan bahwa manajemen tidak jujur tetapi juga tidak mengasumsikan kejujuran
absolut”.
a. Pikiran yang Selalu Mempertanyakan.
SAS 99 menekankan agar mempertimbangkan kerentanan klien terhadap kecurangan,
tanpa mempedulikan bagaimana keyakinan auditor tentang kemungkinan kecurangan
serta kejujuran dan integritas manajemen. Selama tahap perencanaan audit untuk
setiap audit, tim yang menerima penugasan harus membahas perlunya
mempertahankan pikiran yang selalu mempertanyakan selama audit berlangsung
untuk mengidentifikasi risiko kecurangan dan mengevaluasi bukti audit secara kritis.
b. Evaluasi Kritis atas Bukti Audit.
Ketika mengungkapkan informasi atau kondisi lain yang mengindikasikan bahwa
mungkin telah terjadi salah saji yang material akibat kecurangan, auditor harus
menyelidiki permasalahannya secara mendalam, memperoleh bukti tambahan
sebagaimana yang diperlukan, dan berkonsultasi dengan anggota tim lainnya. Auditor
juga harus berhati-hati jangan sampai merasionalisasikan atau mengasumsikan salah
saji itu adalah kejadian yang berdiri sendiri.
2. Sumber Informasi untuk Menilai Risiko Kecurangan.
a. Komunikasi di Antara Tim Audit.
SAS 99 mewajibkan tim audit mengadakan diskusi untuk berbagi wawasan di antara
anggota tim audit yang lebih berpengalaman serta untuk “curah pendapat” menyangkut
hal-hal sebagai berikut:
1) Bagaimana dan di mana menurut keyakinan mereka laporan keuangan entitas
mungkin rentan terhadap salah saji yang material akibat kecurangan. Hal ini harus
mencakup pertimbangan tentang faktor-faktor eksternal dan internal yang sudah
diketahui yang mempengaruhi entitas dan mungkin:
Menimbulkan insentif atau tekanan bagi manajemen untuk melakukan
kecurangan.
Membuka kesempatan dilakukannya kecurangan.
Mengindikasikan budaya atau lingkungan yang memungkinkan manajemen
merasionalisasi tindakan kecurangan.
2) Bagaimana manajemen dapat melakukan dan menutupi pelaporan keuangan yang
curang.
3) Bagaimana seseorang dapat menyalahgunakan aktiva entitas.
4) Bagaimana auditor menanggapi kerentanan terhadap salah saji yang material
akibat kecurangan.
b. Pengajuan Pertanyaan kepada Manajemen.
SAS 99 mengharuskan auditor untuk mengajukan pertanyaan spesifik tentang
kecurangan dalam setiap audit. Pengajuan pertanyaan kepada manajemen dan pihak-
pihak lainnya dalam perusahaan akan membuka kesempatan bagi pegawai untuk
menyampaikan kepada auditor informasi yang dalam kondisi lain mungkin tidak akan
disampaikan. SAS 99 mengharuskan auditor menanyakan komite audit atau pihak lain
yang bertanggung jawab atas tata kelola mengenai pandangan terhadap risiko
kecurangan, dan apakah mereka mengetahui kecurangan atau mencurigai adanya
kecurangan. SAS 99 juga mengharuskan auditor mengajukan pertanyaan kepada pihak-
pihak lain dalam entitas yang tugasnya berada di luar garis tanggung jawab pelaporan
keuangan yang normal.
c. Faktor-faktor Risiko.
SAS 99 mengharuskan auditor mengevaluasi apakah faktor-faktor risiko kecurangan
mengindikasikan adanya insentif atau tekanan untuk melakukan kecurangan,
kesempatan untuk berbuat curang, atau sikap atau rasionalisasi yang digunakan untuk
membenarkan tindakan yang curang.
d. Prosedur Analitis.
Auditor harus melaksanakan prosedur analitis selama tahap perencanaan dan
penyelesaian audit untuk membantu mengidentifikasi transaksi atau peristiwa tidak
biasa yang mungkin mengindikasikan adanya salah saji yang material dalam laporan
keuangan. Karena keterjadian pelaporan keuangan yang curang seringkali melibatkan
manipulasi pendapatan, SAS 99 mengharuskan auditor melaksanakan prosedur analitis
atas atas akun-akun pendapatan. Tujuannya adalah untuk mengidentifikasi hubungan
tidak biasa atau tidak diharapkan yang melibatkan akun-akun pendapatan, yang
mungkin mengindikasikan adanya pelaporan keuangan yang curang.
e. Informasi Lain.
Auditor harus mempertimbangkan semua informasi yang sudah diperoleh dalam setiap
tahap atau bagian audit ketika menilai risiko kecurangan. Kebanyakan prosedur
penilaian risiko yang dilakukan auditor untuk menilai risiko salah saji yang material
selama tahap perencanaan dapat mengindikasikan risiko kecurangan yang lebih tinggi.
3. Mendokumentasikan Penilaian Kecurangan.
SAS 99 mengharuskan auditor mendokumentasikan hal-hal berikut ini yang berhubungan
dengan pertimbangan auditor mengenai salah saji yang material akibat kecurangan:
a. Diskusi antara personil tim penugasan selama tahap perencanaan audit tentang
kerentanan laporan keuangan entitas terhadap kecurangan yang material.
b. Prosedur yang ditempuh untuk memperoleh informasi yang diperlukan untuk
mengidentifikasi dan menilai risiko kecurangan yang material.
c. Risiko khusus tentang kecurangan yang material yang sudah teridentifikasi, serta
uraian tentang respons auditor terhadap risiko tersebut.
d. Alasan yang mendukung kesimpulan bahwa tidak ada risiko yang signifikan atas
pengakuan pendapatan yang tidak tepat secara material.
e. Hasil dari prosedur yang ditempuh untuk menghadapi risiko pengabaian pengendalian
oleh manajemen.
f. Kondisi dan hubungan analitis lainnya yang menunjukkan bahwa diperlukan prosedur
auditing tambahan atau respons lainnya, serta tindakan yang diambil oleh auditor.
g. Sifat komunikasi tentang kecurangan yang disampaikan kepada manajemen, komite
audit, atau pihak lainnya.
Setelah risiko kecurangan diidentifikasi dan didokumentasikan, auditor harus mengevaluasi
faktor-faktor yang mengurangi risiko kecurangan sebelum mengembangkan respons yang
tepat terhadap risiko kecurangan itu.
B. TANGGUNG JAWAB BILA DICURIGAI ADA KECURANGAN.
Merespons Salah Saji yang Mungkin Ditimbulkan oleh Kecurangan.
Selama berlangsungnya audit, auditor terus mengevaluasi apakah bukti yang dikumpulkan serta
observasi lain yang dilakukan mengindikasikan adanya salah saji yang material akibat
kecurangan. Semua salah saji yang ditemukan auditor selama audit harus dievaluasi untuk
mengetahui setiap indikasi kecurangan.
1. Jenis-jenis Teknik Pengajuan Pertanyaan.
Pengajuan pertanyaan dapat menjadi teknik pengumpulan bukti audit yang efektif.
Wawancara akan memungkinkan auditor menjernihkan masalah yang tidak teramati dan
mengamati respons lisan serta nonlisan responden. Wawancara juga dapat membantu
mengidentifikasi masalah-masalah yang tidak tercantum dalam dokumentasi atau
konfirmasi. Pengajuan pertanyaan sebagai teknik pengumpulan bukti audit harus
disesuaikan dengan tujuan penggunaannya. Salah satu atau lebih dari tiga kategori
pengajuan pertanyaan dapat digunakan, tergantung pada tujuan auditor, diantaranya
adalah:
a. Pengajuan Pertanyaan Informasional.
Auditor dapat menggunakan pengajuan pertanyaan informasional (informational
inquiry) untuk memperoleh informasi tentang fakta dan detail yang belum dimiliki
auditor. Biasanya auditor menginginkan informasi dari terwawancara mengenai
peristiwa atau proses di masa lalu atau yang sedang berjalan saat ini. Auditor seringkali
menggunakan pengajuan pertanyaan informasional ketika mengumpulkan bukti tindak
lanjut mengenai program dan pengendalian atau bukti lain menyangkut salah saji atau
kecurigaan kecurangan yang terungkap selama audit.
b. Pengajuan Pertanyaan Penilaian.
Auditor juga menggunakan pengajuan pertanyaan untuk menilai apakah informasi
yang sudah diperoleh itu tepat, faktual, atau sesuai kenyataan. Auditor menggunakan
pertanyaan penilaian (assessment inquiry) untuk menguatkan atau menyangkal
informasi sebelumnya.
c. Pengajuan Pertanyaan Interogatif.
Kategori pengajuan pertanyaan interogatif digunakan apabila auditor meminta respons
dari subjek wawancara tentang apa yang diketahui orang itu mengenai suatu peristiwa
atau situasi. Pengajuan pertanyaan interogatif (interogative inquiry) sering digunakan
untuk memastikan apakah setiap individu berbohong atau sengaja tidak
mengungkapkan pengetahuan penting tentang fakta, peristiwa, atau situasi penting,
terutama bila auditor curiga si terwawancara sedang mengelabui atau
menyembunyikan informasi.
d. Mengevaluasi Respons atas Pengajuan Pertanyaan.
Agar pengajuan pertanyaan efektif, auditor harus terampil menyimak dan
mengevaluasi respons atas pertanyaan yang diajukan. Teknik menyimak yang baik
serta pengamatan atas petunjuk perilaku akan mempertajam teknik pengajuan
pertanyaan auditor.
e. Teknik Menyimak.
Sangat penting bagi auditor untuk memanfaatkan keterampilan menyimak yang efektif
selama proses pengajuan pertanyaan. Pendengar yang baik juga memanfaatkan saat-
saat berdiam diri untuk memikirkan informasi yang diberikan dan menentukan
prioritas serta mereview informasi yang didengarnya.
f. Mengamati Petunjuk Perilaku.
Auditor yang mahir dalam pengajuan pertanyaan akan mengevaluasi petunjuk lisan
dan nonlisan ketika mendengarkan pihak yang diwawancarai. Selain mengamati
petunjuk-petunjuk lisan, penggunaan pengajuan pertanyaan juga memungkinkan
auditor mengamati petunjuk nonlisan.
2. Tanggung Jawab Lain Apabila Dicurigai Ada Kecurangan.
Apabila auditor curiga bahwa mungkin ada kecurangan, SAS 99 mengharuskan auditor
memperoleh bukti tambahan untuk menentukan apakah kecurangan yang material memang
sudah terjadi. Auditor seringkali menggunakan pengajuan pertanyaan sebagai bagian dari
proses pengumpulan informasi itu.
Auditor seringkali menggunakan perangkat lunak audit seperti ACL atau IDEA untuk
menentukan apakah mungkin ada kecurangan. Auditor menggunakan perangkat lunak audit,
termasuk alat bantu seperti spreadsheet dasar, seperti Excel, untuk memilah transaksi atau saldo
akun ke dalam beberapa subkategori guna diuji lebih lanjut. Auditor juga memakai alat bantu
spreadsheet dasar, untuk melaksanakan prosedur analitis pada tingkat disagregat. Auditor juga
dapat memperluas prosedur substantif lainnya untuk menanggapi risiko kecurangan yang lebih
tinggi.
SAS 99 mengharuskan auditor memperhitungkan implikasi bagi aspek audit lainnya. Jika auditor
menetapkan bahwa kecurangan mungkin saja terjadi, SAS 99 mengharuskan auditor membahas
masalah itu serta pendekatan audit untuk investigasi lebih lanjut dengan tingkat manajemen
yang tepat, sekalipun masalah itu mungkin dianggap tidak penting.
top related