askep dm

Post on 07-Dec-2015

217 Views

Category:

Documents

2 Downloads

Preview:

Click to see full reader

DESCRIPTION

diabetes

TRANSCRIPT

B. Pemahaman Tentang Konsep Dasar Asuhan Keperawatan

1. Data-data yang disajikan adalah sebagian data yang dijumpai dan

harus dikaji pada pasien DM. Oleh karena itu anda dipersilahkan

melengkapi data lain yang perlu dikaji pada pasien DM. Mana yang

merupakan data fokus dan data penunjang?

a.    Riwayat Kesehatan Sekarang

Biasanya klien masuk ke RS dengan keluhan utama gatal-gatal pada kulit

yang disertai bisul/lalu tidak sembuh-sembuh, kesemutan/rasa berat, mata

kabur, kelemahan tubuh. Disamping itu klien juga mengeluh poli urea,

polidipsi, anorexia, mual dan muntah, BB menurun, diare kadang-kadang

disertai nyeri perut, kramotot, gangguan tidur/istirahat, haus-haus, pusing-

pusing/sakit kepala, kesulitan orgasme pada wanita dan masalah impoten

pada pria.

b.    Riwayat Kesehatan Dahulu

1) Riwayat hipertensi/infark miocard akut dan diabetes gestasional

2) Riwayat ISK berulang

3) Penggunaan obat-obat seperti steroid, dimetik (tiazid), dilantin dan

penoborbital.

4) Riwayat mengkonsumsi glukosa/karbohidrat berlebihan

c.    Riwayat Kesehatan Keluarga

Adanya riwayat anggota keluarga yang menderita DM.

d.    Pemeriksaan Fisik

1) Neuro sensori

Disorientasi, mengantuk, stupor/koma, gangguan memori, kekacauan mental,

reflek tendon menurun, aktifitas kejang.

2) Kardiovaskuler

Takikardia / nadi menurun atau tidak ada, perubahan TD postural, hipertensi

dysritmia, krekel, DVJ (GJK

3) Pernafasan

Takipnoe pada keadaan istirahat/dengan aktifitas, sesak nafas, batuk dengan tanpa

sputum purulent dan tergantung ada/tidaknya infeksi, panastesia/paralise otot

pernafasan (jika kadar kalium menurun tajam), RR > 24 x/menit, nafas berbau

aseton.

4) Gastro intestinal

Muntah, penurunan BB, kekakuan/distensi abdomen, aseitas, wajah meringis pada

palpitasi, bising usus lemah/menurun.

5) Eliminasi

Urine encer, pucat, kuning, poliuria, urine berkabut, bau busuk, diare (bising usus

hiper aktif).

6) Reproduksi/sexualitas

Rabbas vagina (jika terjadi infeksi), keputihan, impotensi pada pria, dan sulit

orgasme pada wanita

7) Muskulo skeletal

Tonus otot menurun, penurunan kekuatan otot, ulkus pada kaki, reflek tendon

menurun kesemuatan/rasa berat pada tungkai.

8) Integumen

Kulit panas, kering dan kemerahan, bola mata cekung, turgor jelek, pembesaran

tiroid, demam, diaforesis (keringat banyak), kulit rusak, lesi/ulserasi/ulkus.

e.  Aspek psikososial

1) Stress, anxientas, depresi

2) Peka rangsangan

3) Tergantung pada orang lain

f.    Pemeriksaan diagnostik

1) Gula darah meningkat > 200 mg/dl

2) Aseton plasma (aseton) : positif secara mencolok

3) Osmolaritas serum : meningkat tapi < 330 m osm/lt

4) Gas darah arteri pH rendah dan penurunan HCO3 (asidosis metabolik)

5) Alkalosis respiratorik

6) Trombosit darah :  mungkin meningkat (dehidrasi), leukositosis,

hemokonsentrasi, menunjukkan respon terhadap stress/infeksi.

7) Ureum/kreatinin : mungkin meningkat/normal lochidrasi/penurunan fungsi

ginjal.

8) Amilase darah : mungkin meningkat > pankacatitis akut.

9) Insulin darah : mungkin menurun sampai tidak ada (pada tipe I), normal

sampai meningkat pada tipe II yang mengindikasikan insufisiensi insulin.

10) Pemeriksaan fungsi tiroid : peningkatan aktivitas hormon tiroid dapat

meningkatkan glukosa darah dan kebutuhan akan insulin.

11) Urine : gula dan aseton positif, BJ dan osmolaritas mungkin meningkat.

12) Kultur dan sensitivitas : kemungkinan adanya infeksi pada saluran

kemih,  infeksi pada luka.

2. Jelaskan secara ringkas bagaimana patofisiologi penyakit ini sehingga

menyebabkan gangguan pemenuhan kebutuhan dasarnya ?

Patofisiologia. DM Tipe I

Pada Diabetes tipe I terdapat ketidak mampuan pankreas menghasilkan insulin

karena hancurnya sel-sel beta pulau langerhans. Oleh proses autoimun. Glukosa

yang berasal dari makanan tidak dapat disimpan dalam hati meskipun tetap

berada dalam darah dan menimbulkan hiperglikemia postprandial(sesudah

makan). Jika konsentrasi glukosa dalam darah cukup tinggi, ginjal tidak dapat

menyerap kembali semua gluSkosa yang tersaring keluar akibat glukosa tersebut

di eskresikan dalam urin. Eksresi akan disertai oleh pengeluaran cairan dan

elektrolit yang berlebihan (Corwin, 2000)

b. Diabetes type II

Terdapat dua masalah utama pada DM Tipe II yaitu resistensi insulin dan

gangguan sekresi insulin. Normalnya insulin akan berkaitan pada reseptor

kurang dan meskipun kadar insulin tinggi dalam darah tetap saja glukosa tidak

dapat masuk kedalam sel sehingga sel akan kekurangan glukosa. Mekanisme

inilah yang dikatakan sebagai resistensi insulin. Untuk mengatasi resistensi

insulin dan mencegah terbentuknya glukosa dalam darah yang berlebihan maka

harus terdapat peningkatan jumlah insulin yang disekresikan. Namun demikian

jika sel-sel beta tidak mampu mengimbanginya maka kadar glukosa akan

meningkat dan terjadilah DM tipe II (Corwin, 2000)

Gangguan Pemenuhan Kebutuhan Dasar

1. Gangguan kebutuhan cairan dan elektrolit

Kekurangan insulin untuk mengangkut glukosa melalui membrane dalam sel

menyebabkan hiperglikemia sehingga serum plasma meningkat atau

hiperosmolariti menyebabkan cairan intrasel berdifusi kedalam sirkulasi atau

cairan intravaskuler, aliran darah ke ginjal meningkat sebagai akibat dari

hiperosmolariti. Pada hiperglikemia yang parah yang melebihi ambang ginjal

normal (konsentrasi glukosa darah sebesar 160 – 180 mg/100 ml ) dan akibatnya

akan timbul glikosuria karena tubulus – tubulus renalis tidak dapat menyerap

kembali semua glukosa Glukosuria ini akan mengakibatkan diuresis osmotik yang

menyebabkan poliur disertai kehilangan sodium, klorida, potasium, dan pospat.

Adanya poliuri menyebabkan dehidrasi.

Akibat meningkatnya difusi cairan dari intrasel kedalam vaskuler menyebabkan penurunan volume intrasel sehingga efeknya adalah dehidrasi sel.

2. Gangguan Kebutuhan nutrisi; Kurang dari kebutuhan

Karena glukosa tidak dapat di transport kedalam sel maka sel kekurangan cairan

dan tidak mampu mengadakan metabolisme, maka sel sel tubuh akan kelaparan

sehingga hati melakukan pemecahan glukogen menjadi energi, akibat dari

pemecahan glukogen yang tterus menerus mengakibatkan masa otot menurun,

sehingga seluruh jaringan terutama otot mengalami atrofi dan penurunan secara

otomati, maka akan terjadi penurunan berat badan.

Glukogeonesis (pemecahan glukogen menjadi energy) tanpa hambatan sehingga

efeknya berupa pemecahan lemak dan terjadi peningkata keton yangdapat

mengganggu keseimbangan asam basa dan mangarah terjadinya ketoasidosis

(Corwin, 2000). Hal ini dapat menyebabkan nafas bau keton dan terjai\di mual

bahkan muntah.

3. Gangguan pola eliminasi; Urin

Glukosuria ini akan mengakibatkan diuresis osmotik yang menyebabkan poliuri

disertai kehilangan sodium, klorida, potasium, dan pospat. Akibat dari

peningkatan frekuensi haluaran urin, maka klien akan sering melakukan eliminasi

urin ditambah dengan keadaan klien yang lemah dan terpasang douer kateter maka

akan terjadi perubahan pola, frekuensi, cara eliminasi urin.

4. Gangguan kebutuhan rasa nyaman: nyeri

Gangguan rasa nyaman nyeri akan timbul karena adanya luka gangrene yang tak

sembuh-sembuh. Gangren Kaki Diabetik adalah luka pada kaki yang merah

kehitam-hitaman dan berbau busuk akibat sumbatan yang terjadi di pembuluh

darah sedang atau besar di tungkai. ( Askandar, 2001).

Hiperglikemia yang lama akan menyebabkan arterosklerosis, penebalan membran

basalis dan perubahan pada saraf perifer. Ini akan memudahkan terjadinya

gangren. Hiperglikemia akan menyebabkan penumpukan kadar glukosa pada sel

dan jaringan tertentu dan dapat mentransport glukosa tanpa insulin. Glukosa

yangberlebihan ini tidak akan termetabolisasi habis secara normal melalui

glikolisis tetapi sebagian dengan perantaraan enzim aldose reduktase akan diubah

menjadi sorbitol. Sorbitol akan tertumpuk dalam sel / jaringan tersebut dan

menyebabkan kerusakan dan perubahan fungsi.

5. Hambatan mobilitas fisik, Gangguan kebutuhan ADL, intoleransi aktifitas.

Defisiensi insulin mengakibatkan menurunya transport glukosa ke dalam sel maka

akan terjadi penurunan metabolism glukosa di mitokondria, maka akan terjadi

penurunan ATP dan penurunan energy, pasien menjadi lemah dan tidak mampu

beraktifitas(intoleransi aktifitas) seperti sedia kala.

3. Buat NURSING CARE PLAN (NIC,NOC) utuk minimal 5 diagnosa

keperawatan pada pasien DM pada umumnya

Diagnosa Keperawatan

1) Gangguan kebutuhan cairan kurang dari berhubungan dengan poliuria.

2) Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan

dengan intake makanan yang kurang.

3) Gangguan pemenuhan ADL  berhubungan dengan Kelemahan.

4) Resiko terjadinya infeksi berhubungan dengan tingginya kadar gula darah.

5) Kurangnya pengetahuan tentang proses penyakit, diet, perawatan dan

pengobatan berhubungan dengan kurangnya informasi.

Intervensi Keperawatan

N

O

D

X

PERENCANAAN

TUJUAN INTERVENSI RASIONAL

1. 1 Setelah

dilakukannya

intervensi

keperawatan

diharapkan

kebutuhan cairan

klien dapat

terpenuhi dengan

kriteria hasil :

1. Tidak ada

tanda tanda

dehidrasi.

2. Mukosa

mulut dan

bibir

lembab.

3. Balance

cairan

seimbang.

4. Kulit

lembab.

5. Hasil lab.

terkait

1. Kaji adanya

riwayat muntah

dan kencing yang

banyak.

2. Monitor nadi

perifer, turgor

kulit dan

kelembapan

mukosa.

3. Monitor intake

dan output.

4. Kolaborasikan

pemberian cairan

IV sesuai indikasi.

1. Muntah dan

pengeluaran

urine yang

berlebihan dapat

menyebakan

klien

kekurangan

cairan dalam

tubuh.

2. Agar

mengetahui

tanda-tanda

dehidrasi pada

klien.

3. Untuk

mengetahui

keseimbangan

cairan antara

yang masuk dan

yang keluar.

4. Kebutuhan

cairan klien

tetap terpenuhi.

retensi

cairan

(tidak

adanya

peningkata

n BUN,

dan Ht

yang ↓).

2. 2 Setelah

dilakukannya

intervensi

diharapkan

kebutuhan nutrisi

klien dapat

terpenuhi dengan

kriteria hasil :

1. TTV normal.

2. Berat badan

ideal.

3. Pasien

mematuhi dietnya.

4. Kadar gula

darah dalam batas

normal.

5. Tidak ada

tanda-tanda

hiperglikemia.

1. Kaji status nutrisi

dan kebiasaan makan.

2. Anjurkan pasien

untuk mematuhi diet

yang telah

diprogramkan.

3. Timbang berat

badan setiap seminggu

sekali.

4. Identifikasi

perubahan pola makan.

5. Kolaborasi dengan

tim kesehatan lain

untuk pemberian

insulin dan diet

diabetik.

1. Untuk mengetahui

tentang keadaan dan

kebutuhan nutrisi

pasien sehingga

dapat diberikan

tindakan dan

pengaturan diet yang

adekuat.

2. Kepatuhan terhadap

diet dapat mencegah

komplikasi

terjadinya

hipoglikemia/hipergl

ikemia.

3. Mengetahui

perkembangan berat

badan pasien ( berat

badan merupakan

salah satu indikasi

untuk menentukan

diet ).

4. Mengetahui apakah

pasien telah

melaksanakan

program diet yang

ditetapkan.

5. Pemberian insulin

akan meningkatkan

pemasukan glukosa

ke dalam jaringan

sehingga gula darah

menurun, pemberian

diet yang sesuai

dapat mempercepat

penurunan gula

darah dan mencegah

komplikasi .

3. 3 Setelah

dilaksanakannya

intervensi

keperawatan

diharapkan klien

mampu

meningkatkan

kemampuannya

untuk beraktivitas

dengan kriteria

hasil :

1. TTV

normal.

2. Kadar gula

dalam

1. Kaji dan identifikasi

tingkat kekuatan otot

pada kaki pasien.

2. Beri penjelasan

tentang pentingnya

melakukan aktivitas

untuk menjaga kadar

gula darah dalam

keadaan normal.

3. Anjurkan pasien

untuk

menggerakkan/mengan

gkat ekstrimitas bawah

sesui kemampuan

4. Bantu pasien dalam

1. Untuk mengetahui

derajat kekuatan

otot-otot kaki

pasien.

2. Pasien mengerti

pentingnya

aktivitas sehingga

dapat kooperatif

dalam tindakan

keperawatan.

3. Untuk melatih otot

– otot kaki sehingg

berfungsi dengan

baik.

4. Agar kebutuhan

darah

normal.

3. Pergerakan

klien

bertambah

luas.

4. Pasien

dapat

melaksana

kan

aktivitas

sesuai

dengan

kemampua

n ( duduk,

berdiri,

berjalan ).

5. Pasien

dapat

memenuhi

kebutuhan

sendiri

secara

bertahap

sesuai

dengan

kemampua

n.

memenuhi

kebutuhannya.

5. Kolaborasi dengan

tim kesehatan lain :

tenaga fisioterapi.

pasien tetap dapat

terpenuhi.

5. Fisioterapi untuk

melatih pasien

melakukan

aktivitas secara

bertahap dan benar.

4. 4 Setelah

dilakukannya

1. Observasi tanda-

tanda infeksi

1. observasi yang tepat

tentang tanda-tanda

intervensi

diharapkan resiko

infeksi tidak

terjadi dengan

kriteria hasil :

1. Tidak ada

tanda-tanda

adanya

peradangan

.

2. Suhu tubuh

dalam

batas

normal

(36,5-

37,50C).

3. Kadar gula

dalam

darah

normal.

2. Anjurkan kepada

pasien dan keluarga

untuk selalu

menjaga kebersihan

diri selama

perawatan.

3. Anjurkan pada

pasien agar menaati

diet, latihan fisik,

pengobatan yang

ditetapkan.

4. Cuci tangan

sebelum dan

sesudah melakukan

tindakan

keperawatan

5. Pelihara tindakan

antiseptik dalam

melakukan tindakan

intensif misal

perawatan infus

6. Kolaborasi

pemberian

antibiotik sesuai

indikasi

adanya infeksi dapat

membantu menentukan

tindakan selanjutnya.

2. Kebersihan diri yang

baik dapat mencegah

terjadinya infeksi

kuman.

3. Diet yang tepat,

latihan fisik yang cukup

dapat meningkatkan

daya tahan tubuh,

pengobatan yang tepat,

mempercepat

penyembuhan sehingga

memperkecil

kemungkinan terjadi

penyebaran infeksi

4. Kebersihan tangan

yang baik merupakan

salah satu cara untuk

mencegah infeksi

kuman.

5. Untuk menjaga

kebersihan dan

menghindari terjadinya

penyebaran dan

kontaminasi bakteri

atau kuman saat

tindakan pada klien.

6. Antibiotika dapat

membantu membunuh

kuman.

5. 5 Setelah

dilakukannya

intervensi

diharapkan klien

dapat memperoleh

informasi yang

jelas dan benar

tentang

penyakitnya

dengan kriteria

hasil :

1. Pasien

mengetahui

tentang proses

penyakit, diet,

perawatan dan

pengobatannya

dan dapat

menjelaskan

kembali bila

ditanya.

2. Pasien dapat

melakukan

perawatan diri

sendiri

berdasarkan

pengetahuan

yang diperoleh.

1. Kaji tingkat

pengetahuan

pasien/keluarga

tentang penyakit

DM dan gangren.

2. Kaji latar belakang

pendidikan pasien.

3. Jelaskan tentang

proses penyakit,

diet, perawatan dan

pengobatan pada

pasien dengan

bahasa dan kata-

kata yang mudah

dimengerti.

4. Jelasakan prosedur

yang kan dilakukan,

manfaatnya bagi

pasien dan libatkan

pasien didalamnya

5. Gunakan gambar-

gambar dalam

memberikan

penjelasan ( jika

ada /

memungkinkan).

1. Untuk memberikan

informasi pada

pasien/keluarga,

perawat perlu

mengetahui sejauh

mana informasi

atau pengetahuan

yang diketahui

pasien/keluarga

2. Agar perawat dapat

memberikan

penjelasan dengan

menggunakan kata-

kata dan kalimat

yang dapat

dimengerti pasien

sesuai tingkat

pendidikan pasien

3. Agar informasi

dapat diterima

dengan mudah dan

tepat sehingga

tidak menimbulkan

kesalahpahaman .

4. Dengan

penjelasdan yang

ada dan ikut secra

langsung dalam

tindakan yang

dilakukan, pasien

akan lebih

kooperatif dan

cemasnya

berkurang

5. gambar-gambar

dapat membantu

mengingat

penjelasan yang

telah diberikan.

4. Masalah psikologik apa yang dapat dialami oleh pasien DM dan pendekatan/

strategi keperawatan yang perlu anda lakukan sehingga masalah psikologik

dapat diminimalkan.

A. Masalah psikologik yang muncul pada pasien DM

1. Gangguan konsep diri

a) Citra diri adalah sikap seseorang terhadap timbulnya secara sadar dan

tidak sadar. Sikap ini mencakup persepsi dan perasan tentang ukuran

dan bentuk, fungsi, penampilan dan potensi tubuh saat ini dan masa

lalu.

Saat seseorang mengalami suatu penyakit seperti DM gangguan citra

diri sangat mungkin terjadi, ini disebabkan karena terjadinya suatu

perubahan pada fungsi, penampilan (DM dengan komplikasi) dan

potensi dalam dirinya (Keliat & Panjaitan, 2006).

b)  Ideal Diri merupakan persepsi individu tentang bagaimana dia

seharusnya berperilaku berdasarkan standar, aspirasi, tujuan atau nilai

personal tertentu.

Seorang yang terkena Diabetes mungkin akan mengalami masalah

dengan ideal dirinya, perubahan gaya hidup dan diet DM membuatnya

tidak dapat melakukan suatu kegiatan yang mungkin dulu sering ia

lakukan untuk mencapai suatu tujuan, aspirasi atupun standar yang

ingin dicapai (Stuart & Sundeen, 2008).

c) Harga Diri adalah penilain pribadi terhadap hasil yang dicapai dengan

menganalisa seberapa jauh perilaku memenuhi ideal diri.

Harga diri seseorang dengan DM dapat turun, ini dikarenakan

penerimaan diri yang terpaksa, karena penyakit yang dideritanya,

perubahan gaya hidup dan diet DM mau tidak mau harus diterima

untuk menjaga stabilitas gula darahnya

Menurut Likewise, Flett, Harcourt dan Alpass (1994 dalam Harkreader

&Hogan, 2004) menyatakan bahwa klien dengan ulcer kaki kronis

cenderung untuk menderita harga diri rendah karena bermasalah

dengan fungsi independent. Ketika individu dengan penyakit diabetes

harus tergantung pada anggota keluarga dan caregiver yang lain,

ketergantungan ini akan menyebabkan harga diri rendah (Harkreader

& Hogan, 2004).

d) Peran adalah pola sikap, perilaku, nilai dan tujuan yang diharapkan

dari seseorang berdasarkan posisinya di masyarakat.

Diabetes dapat menyebabkan perubahan performa diri pada seseorang,

seorang yang tadinya aktif didalam masyarakat kini menjadi berkurang

peran dan fungsinya. kelemahan dan kelelahan menjadi salah satu

faktor pencetus terjadinya kemunduran pada performa diri (Gail

W.Stuart, 2006).

e) Identitas adalah kesadaran akan diri sendiri yang bersumber dari

observasi dan penilaian yang merupakan sintesa dari tiga variable

bebas dapat terjadi krisis yaitu menerima kondisnya, semua aspek

kondisi diri sebagai suatu kesatuan yang utuh.

Saat seseorang terkena diabetes misalnya pada laki-laki yang pada

dasarnya adalah seorang yang kuat kini ia menjadi lemah dan tidak

berdaya akibat sakit yang dideritanya.

2. Stres

Komplikasi yang terjadi pada penderita DM adalah peripheral neurophaty

yaitu kerusakan saraf pada tangan dan kaki. Komplikasi jangka panjang

lainnya yang mereka rasakan yaitu retinopati diabetik yang menyebabkan

kemampuan indra penglihatan mereka berkurang hingga mengakibatkan

kebutaan. Efek selanjutnya adalah nefropati yaitu kerusakan nefron pada

ginjal sehingga ginjal tidak mampu lagi menyaring darah dan mereka

harus menjalani hemodialisa rutin 2 kali seminggu. Selain efek tersebut,

mereka juga mengalami ulkus diabetikum yaitu adanya luka atau gangren

pada kaki yang sulit untuk sembuh. Segala macam komplikasi yang

dialami oleh penderita DM tersebut menyebabkan perubahan besar pada

tubuh mereka. Perubahan besar tersebut dapat menyebabkan stress.

3. Kecemasan

Pada penderita Diabetes, kecemasan dapat terjadi karena penyakit ini

merupakan penyakit menahun yang dapat menyebabkan banyak

komplikasi yang pengobatannya di lakukan seumur hidup serta memiliki

diet yang ketat.

B. Strategi perawat untuk meminimalkan masalah psikologik pada pasien

DM

1. Metode mengalihkan perhatian.

Ada beberap pasien yang setelah didiagnosis menderita diabetes,

menjadi stress, takut penyakit memburuk, takut tidak bisa disembuhkan,

setiap hari terus memikirkan penyakitnya, dan terperangkap dalam

penderitaan dan kesedihan. Terutama ketika diketahui ada penderita

diabetes lain yang mengalami gangrene diabetes atau pendarahan retina,

mereka menjadi lebih cemas. Ada pasien diabetes yang menderita

neuropati diabetik, tubuh kebas-kebas, rasa nyeri, takut akan diamputasi,

seharian hanya fokus pada hal ini saja. Sangat sensitive terhadap yang

dirasakan tubuh, bahkan mempengaruhi kehidupuan sehari-hari. Pada

situasi ini perawat dapat menggunaan metode induksi verbal dengan

membujuk atau mempengaruhi untuk mengalihkan perhatian mereka, ini

dapat mencapai hasil pengobatan yang melebihi hasil pengobatan

umumnya.

2. Metode imajinasi

Ini adalah satu metode psikoterapi melalui induksi verbal dengan

tujuan untuk membangkitkan semangat pasien, membuat suasana hati

riang, membangun kepercayaan diri untuk melawan penyakit. Hanya

dengan tertawa senang, suasana riang, emosi puas, disertai dengan

konsumsi obat,untuk memperoleh hasil pengobatan yang baik. Jika

suasana hati tidak baik, depresi, mengkonsumsi obat sebanyak apapun

tidak ada hasilnya.

3. Menurut Kassin (2008), ada beberapa pendekatan yang biasa dipakai

dalam penanganan pasien dengan masalah psikososial. Diantara

pendekatan tersebut, adalah:

a) Psychodynamic Therapy

Pendekatan ini mencoba untuk membantu pasien yang kehilangan

motivasi, baik motivasi hidup maupun yang melalui penelusuran

penyebab hilangnya motivasi tersebut. .

b) Humanistic Therapy

Pendekatan ini berusaha mencari kondisi yang sangat tepat agar

pasien dengan leluasa bisa mengutarakan permasalahannya dengan

santai dan tanpa tekanan. Setelah pasien mengemukakan

permasalahannya, psikolog klinis akan menggiring pasiennya agar

mampu menganalisis permasalahannya sendiri dan menemukan cara

menghadapi masalah tersebut.

c) Cognitive Therapy

Pendekatan ini mengajak pasien agar bisa menggunakan logikanya

dalam berpikir dan tidak terlalu melibatkan emosi dan perasaan.

Psikolog klinis akan memberikan banyak pertanyaan yang harus

dijawab oleh pasien. Setelah itu jawaban pasien akan dianalisis.

Selanjutnya pasien diajak berdiskusi mengenai jawabannya dan

ditunjukkan mana jawaban dari soal-soal yang masih terlalu

menggunakan perasaan bukan logika. Cara berpikir yang lebih

rasional dan adaptif adalah tujuan dari terapi ini.

4. Melakukan manajemen stres

a) . Membantu pasien untuk mengendalikan emosi, melatih kesabaran,

hal ini dapat dilakukan dengan cara mendekatkan diri pada Tuhan

sesuai dengan kepercayaan masing-masing

b) Bantu pasien untuk melaksanakan terapi meditasi dan relaksasi,

c) Meningkatkan harga diri pasien, meyakinkan pada pasien bahwa sakit

yang dialami pasien dapat diatasi jika pasien mau mengikuti saran

dokter dan petugas kesehatan lainnya dalam terapi

d) Dukungan keluarga dan orang-orang terdekat sangat berpengaruh

terhadap pola koping pasien dalam menghadapi penyakitnya

e) Memberikan pengertian pada keluarga agar menjaga suasana hubungan

sosial dan keluarga dalam suasana yang harmonis dan mengurangi

timbulnya konflik dengan pasien yang memacu emosi pasien

hipertensi

f) Ajarkan pada keluarga agar tetap memperhatikan pasien dan membuat

pasien tetap merasa dihargai dengan cara tetap melibatkan pasien

dalam kegiatan sehari-hari sesuai dengan kemampuan

g) Membina hubungan kasih sayang dan keharmonisan dalam keluarga,

sering mengajak pasien ngobrol dan bersenda gurau

DAFTAR PUSTAKA

Rumahorbo, Hotma (2014), Mencegah Diabetes Mellitus dengan Perubahan

Gaya Hidup, Penerbit IN MEDIA, Bogor.5

Smeltzer, S. C, & Bare, B (2007), Medical-surgical nursing, 10th edition, St.

Louis : Lippincott Williams & Wilkins

http://lpkeperawatan.blogspot.com/2013/11/diabetes-mellitus-a.htm Diakses pada

tanggal 12 Maret 2015 pukul 18.30 WIB.

http://serpihanilmuku.blogspot.com/2013/08/pathway-diabetes-melitus-dm.html

Diakses pada tanggal 12 Maret 2015 pukul 19.00 WIB

top related