askep dm
DESCRIPTION
diabetesTRANSCRIPT
![Page 1: askep dm](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052603/563db8e9550346aa9a98259c/html5/thumbnails/1.jpg)
B. Pemahaman Tentang Konsep Dasar Asuhan Keperawatan
1. Data-data yang disajikan adalah sebagian data yang dijumpai dan
harus dikaji pada pasien DM. Oleh karena itu anda dipersilahkan
melengkapi data lain yang perlu dikaji pada pasien DM. Mana yang
merupakan data fokus dan data penunjang?
a. Riwayat Kesehatan Sekarang
Biasanya klien masuk ke RS dengan keluhan utama gatal-gatal pada kulit
yang disertai bisul/lalu tidak sembuh-sembuh, kesemutan/rasa berat, mata
kabur, kelemahan tubuh. Disamping itu klien juga mengeluh poli urea,
polidipsi, anorexia, mual dan muntah, BB menurun, diare kadang-kadang
disertai nyeri perut, kramotot, gangguan tidur/istirahat, haus-haus, pusing-
pusing/sakit kepala, kesulitan orgasme pada wanita dan masalah impoten
pada pria.
b. Riwayat Kesehatan Dahulu
1) Riwayat hipertensi/infark miocard akut dan diabetes gestasional
2) Riwayat ISK berulang
3) Penggunaan obat-obat seperti steroid, dimetik (tiazid), dilantin dan
penoborbital.
4) Riwayat mengkonsumsi glukosa/karbohidrat berlebihan
c. Riwayat Kesehatan Keluarga
Adanya riwayat anggota keluarga yang menderita DM.
d. Pemeriksaan Fisik
1) Neuro sensori
Disorientasi, mengantuk, stupor/koma, gangguan memori, kekacauan mental,
reflek tendon menurun, aktifitas kejang.
2) Kardiovaskuler
Takikardia / nadi menurun atau tidak ada, perubahan TD postural, hipertensi
dysritmia, krekel, DVJ (GJK
3) Pernafasan
Takipnoe pada keadaan istirahat/dengan aktifitas, sesak nafas, batuk dengan tanpa
sputum purulent dan tergantung ada/tidaknya infeksi, panastesia/paralise otot
![Page 2: askep dm](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052603/563db8e9550346aa9a98259c/html5/thumbnails/2.jpg)
pernafasan (jika kadar kalium menurun tajam), RR > 24 x/menit, nafas berbau
aseton.
4) Gastro intestinal
Muntah, penurunan BB, kekakuan/distensi abdomen, aseitas, wajah meringis pada
palpitasi, bising usus lemah/menurun.
5) Eliminasi
Urine encer, pucat, kuning, poliuria, urine berkabut, bau busuk, diare (bising usus
hiper aktif).
6) Reproduksi/sexualitas
Rabbas vagina (jika terjadi infeksi), keputihan, impotensi pada pria, dan sulit
orgasme pada wanita
7) Muskulo skeletal
Tonus otot menurun, penurunan kekuatan otot, ulkus pada kaki, reflek tendon
menurun kesemuatan/rasa berat pada tungkai.
8) Integumen
Kulit panas, kering dan kemerahan, bola mata cekung, turgor jelek, pembesaran
tiroid, demam, diaforesis (keringat banyak), kulit rusak, lesi/ulserasi/ulkus.
e. Aspek psikososial
1) Stress, anxientas, depresi
2) Peka rangsangan
3) Tergantung pada orang lain
f. Pemeriksaan diagnostik
1) Gula darah meningkat > 200 mg/dl
2) Aseton plasma (aseton) : positif secara mencolok
3) Osmolaritas serum : meningkat tapi < 330 m osm/lt
4) Gas darah arteri pH rendah dan penurunan HCO3 (asidosis metabolik)
5) Alkalosis respiratorik
6) Trombosit darah : mungkin meningkat (dehidrasi), leukositosis,
hemokonsentrasi, menunjukkan respon terhadap stress/infeksi.
![Page 3: askep dm](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052603/563db8e9550346aa9a98259c/html5/thumbnails/3.jpg)
7) Ureum/kreatinin : mungkin meningkat/normal lochidrasi/penurunan fungsi
ginjal.
8) Amilase darah : mungkin meningkat > pankacatitis akut.
9) Insulin darah : mungkin menurun sampai tidak ada (pada tipe I), normal
sampai meningkat pada tipe II yang mengindikasikan insufisiensi insulin.
10) Pemeriksaan fungsi tiroid : peningkatan aktivitas hormon tiroid dapat
meningkatkan glukosa darah dan kebutuhan akan insulin.
11) Urine : gula dan aseton positif, BJ dan osmolaritas mungkin meningkat.
12) Kultur dan sensitivitas : kemungkinan adanya infeksi pada saluran
kemih, infeksi pada luka.
![Page 4: askep dm](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052603/563db8e9550346aa9a98259c/html5/thumbnails/4.jpg)
2. Jelaskan secara ringkas bagaimana patofisiologi penyakit ini sehingga
menyebabkan gangguan pemenuhan kebutuhan dasarnya ?
Patofisiologia. DM Tipe I
Pada Diabetes tipe I terdapat ketidak mampuan pankreas menghasilkan insulin
karena hancurnya sel-sel beta pulau langerhans. Oleh proses autoimun. Glukosa
yang berasal dari makanan tidak dapat disimpan dalam hati meskipun tetap
berada dalam darah dan menimbulkan hiperglikemia postprandial(sesudah
makan). Jika konsentrasi glukosa dalam darah cukup tinggi, ginjal tidak dapat
menyerap kembali semua gluSkosa yang tersaring keluar akibat glukosa tersebut
di eskresikan dalam urin. Eksresi akan disertai oleh pengeluaran cairan dan
elektrolit yang berlebihan (Corwin, 2000)
b. Diabetes type II
Terdapat dua masalah utama pada DM Tipe II yaitu resistensi insulin dan
gangguan sekresi insulin. Normalnya insulin akan berkaitan pada reseptor
kurang dan meskipun kadar insulin tinggi dalam darah tetap saja glukosa tidak
dapat masuk kedalam sel sehingga sel akan kekurangan glukosa. Mekanisme
inilah yang dikatakan sebagai resistensi insulin. Untuk mengatasi resistensi
insulin dan mencegah terbentuknya glukosa dalam darah yang berlebihan maka
harus terdapat peningkatan jumlah insulin yang disekresikan. Namun demikian
jika sel-sel beta tidak mampu mengimbanginya maka kadar glukosa akan
meningkat dan terjadilah DM tipe II (Corwin, 2000)
![Page 5: askep dm](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052603/563db8e9550346aa9a98259c/html5/thumbnails/5.jpg)
![Page 6: askep dm](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052603/563db8e9550346aa9a98259c/html5/thumbnails/6.jpg)
Gangguan Pemenuhan Kebutuhan Dasar
1. Gangguan kebutuhan cairan dan elektrolit
Kekurangan insulin untuk mengangkut glukosa melalui membrane dalam sel
menyebabkan hiperglikemia sehingga serum plasma meningkat atau
hiperosmolariti menyebabkan cairan intrasel berdifusi kedalam sirkulasi atau
cairan intravaskuler, aliran darah ke ginjal meningkat sebagai akibat dari
hiperosmolariti. Pada hiperglikemia yang parah yang melebihi ambang ginjal
normal (konsentrasi glukosa darah sebesar 160 – 180 mg/100 ml ) dan akibatnya
akan timbul glikosuria karena tubulus – tubulus renalis tidak dapat menyerap
kembali semua glukosa Glukosuria ini akan mengakibatkan diuresis osmotik yang
menyebabkan poliur disertai kehilangan sodium, klorida, potasium, dan pospat.
Adanya poliuri menyebabkan dehidrasi.
Akibat meningkatnya difusi cairan dari intrasel kedalam vaskuler menyebabkan penurunan volume intrasel sehingga efeknya adalah dehidrasi sel.
2. Gangguan Kebutuhan nutrisi; Kurang dari kebutuhan
Karena glukosa tidak dapat di transport kedalam sel maka sel kekurangan cairan
dan tidak mampu mengadakan metabolisme, maka sel sel tubuh akan kelaparan
sehingga hati melakukan pemecahan glukogen menjadi energi, akibat dari
pemecahan glukogen yang tterus menerus mengakibatkan masa otot menurun,
sehingga seluruh jaringan terutama otot mengalami atrofi dan penurunan secara
otomati, maka akan terjadi penurunan berat badan.
Glukogeonesis (pemecahan glukogen menjadi energy) tanpa hambatan sehingga
efeknya berupa pemecahan lemak dan terjadi peningkata keton yangdapat
mengganggu keseimbangan asam basa dan mangarah terjadinya ketoasidosis
(Corwin, 2000). Hal ini dapat menyebabkan nafas bau keton dan terjai\di mual
bahkan muntah.
3. Gangguan pola eliminasi; Urin
Glukosuria ini akan mengakibatkan diuresis osmotik yang menyebabkan poliuri
disertai kehilangan sodium, klorida, potasium, dan pospat. Akibat dari
![Page 7: askep dm](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052603/563db8e9550346aa9a98259c/html5/thumbnails/7.jpg)
peningkatan frekuensi haluaran urin, maka klien akan sering melakukan eliminasi
urin ditambah dengan keadaan klien yang lemah dan terpasang douer kateter maka
akan terjadi perubahan pola, frekuensi, cara eliminasi urin.
4. Gangguan kebutuhan rasa nyaman: nyeri
Gangguan rasa nyaman nyeri akan timbul karena adanya luka gangrene yang tak
sembuh-sembuh. Gangren Kaki Diabetik adalah luka pada kaki yang merah
kehitam-hitaman dan berbau busuk akibat sumbatan yang terjadi di pembuluh
darah sedang atau besar di tungkai. ( Askandar, 2001).
Hiperglikemia yang lama akan menyebabkan arterosklerosis, penebalan membran
basalis dan perubahan pada saraf perifer. Ini akan memudahkan terjadinya
gangren. Hiperglikemia akan menyebabkan penumpukan kadar glukosa pada sel
dan jaringan tertentu dan dapat mentransport glukosa tanpa insulin. Glukosa
yangberlebihan ini tidak akan termetabolisasi habis secara normal melalui
glikolisis tetapi sebagian dengan perantaraan enzim aldose reduktase akan diubah
menjadi sorbitol. Sorbitol akan tertumpuk dalam sel / jaringan tersebut dan
menyebabkan kerusakan dan perubahan fungsi.
5. Hambatan mobilitas fisik, Gangguan kebutuhan ADL, intoleransi aktifitas.
Defisiensi insulin mengakibatkan menurunya transport glukosa ke dalam sel maka
akan terjadi penurunan metabolism glukosa di mitokondria, maka akan terjadi
penurunan ATP dan penurunan energy, pasien menjadi lemah dan tidak mampu
beraktifitas(intoleransi aktifitas) seperti sedia kala.
3. Buat NURSING CARE PLAN (NIC,NOC) utuk minimal 5 diagnosa
keperawatan pada pasien DM pada umumnya
Diagnosa Keperawatan
1) Gangguan kebutuhan cairan kurang dari berhubungan dengan poliuria.
2) Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan intake makanan yang kurang.
3) Gangguan pemenuhan ADL berhubungan dengan Kelemahan.
![Page 8: askep dm](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052603/563db8e9550346aa9a98259c/html5/thumbnails/8.jpg)
4) Resiko terjadinya infeksi berhubungan dengan tingginya kadar gula darah.
5) Kurangnya pengetahuan tentang proses penyakit, diet, perawatan dan
pengobatan berhubungan dengan kurangnya informasi.
Intervensi Keperawatan
N
O
D
X
PERENCANAAN
TUJUAN INTERVENSI RASIONAL
1. 1 Setelah
dilakukannya
intervensi
keperawatan
diharapkan
kebutuhan cairan
klien dapat
terpenuhi dengan
kriteria hasil :
1. Tidak ada
tanda tanda
dehidrasi.
2. Mukosa
mulut dan
bibir
lembab.
3. Balance
cairan
seimbang.
4. Kulit
lembab.
5. Hasil lab.
terkait
1. Kaji adanya
riwayat muntah
dan kencing yang
banyak.
2. Monitor nadi
perifer, turgor
kulit dan
kelembapan
mukosa.
3. Monitor intake
dan output.
4. Kolaborasikan
pemberian cairan
IV sesuai indikasi.
1. Muntah dan
pengeluaran
urine yang
berlebihan dapat
menyebakan
klien
kekurangan
cairan dalam
tubuh.
2. Agar
mengetahui
tanda-tanda
dehidrasi pada
klien.
3. Untuk
mengetahui
keseimbangan
cairan antara
yang masuk dan
yang keluar.
4. Kebutuhan
cairan klien
tetap terpenuhi.
![Page 9: askep dm](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052603/563db8e9550346aa9a98259c/html5/thumbnails/9.jpg)
retensi
cairan
(tidak
adanya
peningkata
n BUN,
dan Ht
yang ↓).
2. 2 Setelah
dilakukannya
intervensi
diharapkan
kebutuhan nutrisi
klien dapat
terpenuhi dengan
kriteria hasil :
1. TTV normal.
2. Berat badan
ideal.
3. Pasien
mematuhi dietnya.
4. Kadar gula
darah dalam batas
normal.
5. Tidak ada
tanda-tanda
hiperglikemia.
1. Kaji status nutrisi
dan kebiasaan makan.
2. Anjurkan pasien
untuk mematuhi diet
yang telah
diprogramkan.
3. Timbang berat
badan setiap seminggu
sekali.
4. Identifikasi
perubahan pola makan.
5. Kolaborasi dengan
tim kesehatan lain
untuk pemberian
insulin dan diet
diabetik.
1. Untuk mengetahui
tentang keadaan dan
kebutuhan nutrisi
pasien sehingga
dapat diberikan
tindakan dan
pengaturan diet yang
adekuat.
2. Kepatuhan terhadap
diet dapat mencegah
komplikasi
terjadinya
hipoglikemia/hipergl
ikemia.
3. Mengetahui
perkembangan berat
badan pasien ( berat
badan merupakan
salah satu indikasi
untuk menentukan
diet ).
4. Mengetahui apakah
![Page 10: askep dm](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052603/563db8e9550346aa9a98259c/html5/thumbnails/10.jpg)
pasien telah
melaksanakan
program diet yang
ditetapkan.
5. Pemberian insulin
akan meningkatkan
pemasukan glukosa
ke dalam jaringan
sehingga gula darah
menurun, pemberian
diet yang sesuai
dapat mempercepat
penurunan gula
darah dan mencegah
komplikasi .
3. 3 Setelah
dilaksanakannya
intervensi
keperawatan
diharapkan klien
mampu
meningkatkan
kemampuannya
untuk beraktivitas
dengan kriteria
hasil :
1. TTV
normal.
2. Kadar gula
dalam
1. Kaji dan identifikasi
tingkat kekuatan otot
pada kaki pasien.
2. Beri penjelasan
tentang pentingnya
melakukan aktivitas
untuk menjaga kadar
gula darah dalam
keadaan normal.
3. Anjurkan pasien
untuk
menggerakkan/mengan
gkat ekstrimitas bawah
sesui kemampuan
4. Bantu pasien dalam
1. Untuk mengetahui
derajat kekuatan
otot-otot kaki
pasien.
2. Pasien mengerti
pentingnya
aktivitas sehingga
dapat kooperatif
dalam tindakan
keperawatan.
3. Untuk melatih otot
– otot kaki sehingg
berfungsi dengan
baik.
4. Agar kebutuhan
![Page 11: askep dm](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052603/563db8e9550346aa9a98259c/html5/thumbnails/11.jpg)
darah
normal.
3. Pergerakan
klien
bertambah
luas.
4. Pasien
dapat
melaksana
kan
aktivitas
sesuai
dengan
kemampua
n ( duduk,
berdiri,
berjalan ).
5. Pasien
dapat
memenuhi
kebutuhan
sendiri
secara
bertahap
sesuai
dengan
kemampua
n.
memenuhi
kebutuhannya.
5. Kolaborasi dengan
tim kesehatan lain :
tenaga fisioterapi.
pasien tetap dapat
terpenuhi.
5. Fisioterapi untuk
melatih pasien
melakukan
aktivitas secara
bertahap dan benar.
4. 4 Setelah
dilakukannya
1. Observasi tanda-
tanda infeksi
1. observasi yang tepat
tentang tanda-tanda
![Page 12: askep dm](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052603/563db8e9550346aa9a98259c/html5/thumbnails/12.jpg)
intervensi
diharapkan resiko
infeksi tidak
terjadi dengan
kriteria hasil :
1. Tidak ada
tanda-tanda
adanya
peradangan
.
2. Suhu tubuh
dalam
batas
normal
(36,5-
37,50C).
3. Kadar gula
dalam
darah
normal.
2. Anjurkan kepada
pasien dan keluarga
untuk selalu
menjaga kebersihan
diri selama
perawatan.
3. Anjurkan pada
pasien agar menaati
diet, latihan fisik,
pengobatan yang
ditetapkan.
4. Cuci tangan
sebelum dan
sesudah melakukan
tindakan
keperawatan
5. Pelihara tindakan
antiseptik dalam
melakukan tindakan
intensif misal
perawatan infus
6. Kolaborasi
pemberian
antibiotik sesuai
indikasi
adanya infeksi dapat
membantu menentukan
tindakan selanjutnya.
2. Kebersihan diri yang
baik dapat mencegah
terjadinya infeksi
kuman.
3. Diet yang tepat,
latihan fisik yang cukup
dapat meningkatkan
daya tahan tubuh,
pengobatan yang tepat,
mempercepat
penyembuhan sehingga
memperkecil
kemungkinan terjadi
penyebaran infeksi
4. Kebersihan tangan
yang baik merupakan
salah satu cara untuk
mencegah infeksi
kuman.
5. Untuk menjaga
kebersihan dan
menghindari terjadinya
penyebaran dan
kontaminasi bakteri
atau kuman saat
tindakan pada klien.
6. Antibiotika dapat
membantu membunuh
![Page 13: askep dm](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052603/563db8e9550346aa9a98259c/html5/thumbnails/13.jpg)
kuman.
5. 5 Setelah
dilakukannya
intervensi
diharapkan klien
dapat memperoleh
informasi yang
jelas dan benar
tentang
penyakitnya
dengan kriteria
hasil :
1. Pasien
mengetahui
tentang proses
penyakit, diet,
perawatan dan
pengobatannya
dan dapat
menjelaskan
kembali bila
ditanya.
2. Pasien dapat
melakukan
perawatan diri
sendiri
berdasarkan
pengetahuan
yang diperoleh.
1. Kaji tingkat
pengetahuan
pasien/keluarga
tentang penyakit
DM dan gangren.
2. Kaji latar belakang
pendidikan pasien.
3. Jelaskan tentang
proses penyakit,
diet, perawatan dan
pengobatan pada
pasien dengan
bahasa dan kata-
kata yang mudah
dimengerti.
4. Jelasakan prosedur
yang kan dilakukan,
manfaatnya bagi
pasien dan libatkan
pasien didalamnya
5. Gunakan gambar-
gambar dalam
memberikan
penjelasan ( jika
ada /
memungkinkan).
1. Untuk memberikan
informasi pada
pasien/keluarga,
perawat perlu
mengetahui sejauh
mana informasi
atau pengetahuan
yang diketahui
pasien/keluarga
2. Agar perawat dapat
memberikan
penjelasan dengan
menggunakan kata-
kata dan kalimat
yang dapat
dimengerti pasien
sesuai tingkat
pendidikan pasien
3. Agar informasi
dapat diterima
dengan mudah dan
tepat sehingga
tidak menimbulkan
kesalahpahaman .
4. Dengan
penjelasdan yang
ada dan ikut secra
langsung dalam
![Page 14: askep dm](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052603/563db8e9550346aa9a98259c/html5/thumbnails/14.jpg)
tindakan yang
dilakukan, pasien
akan lebih
kooperatif dan
cemasnya
berkurang
5. gambar-gambar
dapat membantu
mengingat
penjelasan yang
telah diberikan.
4. Masalah psikologik apa yang dapat dialami oleh pasien DM dan pendekatan/
strategi keperawatan yang perlu anda lakukan sehingga masalah psikologik
dapat diminimalkan.
A. Masalah psikologik yang muncul pada pasien DM
1. Gangguan konsep diri
a) Citra diri adalah sikap seseorang terhadap timbulnya secara sadar dan
tidak sadar. Sikap ini mencakup persepsi dan perasan tentang ukuran
dan bentuk, fungsi, penampilan dan potensi tubuh saat ini dan masa
lalu.
Saat seseorang mengalami suatu penyakit seperti DM gangguan citra
diri sangat mungkin terjadi, ini disebabkan karena terjadinya suatu
perubahan pada fungsi, penampilan (DM dengan komplikasi) dan
potensi dalam dirinya (Keliat & Panjaitan, 2006).
b) Ideal Diri merupakan persepsi individu tentang bagaimana dia
seharusnya berperilaku berdasarkan standar, aspirasi, tujuan atau nilai
personal tertentu.
![Page 15: askep dm](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052603/563db8e9550346aa9a98259c/html5/thumbnails/15.jpg)
Seorang yang terkena Diabetes mungkin akan mengalami masalah
dengan ideal dirinya, perubahan gaya hidup dan diet DM membuatnya
tidak dapat melakukan suatu kegiatan yang mungkin dulu sering ia
lakukan untuk mencapai suatu tujuan, aspirasi atupun standar yang
ingin dicapai (Stuart & Sundeen, 2008).
c) Harga Diri adalah penilain pribadi terhadap hasil yang dicapai dengan
menganalisa seberapa jauh perilaku memenuhi ideal diri.
Harga diri seseorang dengan DM dapat turun, ini dikarenakan
penerimaan diri yang terpaksa, karena penyakit yang dideritanya,
perubahan gaya hidup dan diet DM mau tidak mau harus diterima
untuk menjaga stabilitas gula darahnya
Menurut Likewise, Flett, Harcourt dan Alpass (1994 dalam Harkreader
&Hogan, 2004) menyatakan bahwa klien dengan ulcer kaki kronis
cenderung untuk menderita harga diri rendah karena bermasalah
dengan fungsi independent. Ketika individu dengan penyakit diabetes
harus tergantung pada anggota keluarga dan caregiver yang lain,
ketergantungan ini akan menyebabkan harga diri rendah (Harkreader
& Hogan, 2004).
d) Peran adalah pola sikap, perilaku, nilai dan tujuan yang diharapkan
dari seseorang berdasarkan posisinya di masyarakat.
Diabetes dapat menyebabkan perubahan performa diri pada seseorang,
seorang yang tadinya aktif didalam masyarakat kini menjadi berkurang
peran dan fungsinya. kelemahan dan kelelahan menjadi salah satu
faktor pencetus terjadinya kemunduran pada performa diri (Gail
W.Stuart, 2006).
![Page 16: askep dm](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052603/563db8e9550346aa9a98259c/html5/thumbnails/16.jpg)
e) Identitas adalah kesadaran akan diri sendiri yang bersumber dari
observasi dan penilaian yang merupakan sintesa dari tiga variable
bebas dapat terjadi krisis yaitu menerima kondisnya, semua aspek
kondisi diri sebagai suatu kesatuan yang utuh.
Saat seseorang terkena diabetes misalnya pada laki-laki yang pada
dasarnya adalah seorang yang kuat kini ia menjadi lemah dan tidak
berdaya akibat sakit yang dideritanya.
2. Stres
Komplikasi yang terjadi pada penderita DM adalah peripheral neurophaty
yaitu kerusakan saraf pada tangan dan kaki. Komplikasi jangka panjang
lainnya yang mereka rasakan yaitu retinopati diabetik yang menyebabkan
kemampuan indra penglihatan mereka berkurang hingga mengakibatkan
kebutaan. Efek selanjutnya adalah nefropati yaitu kerusakan nefron pada
ginjal sehingga ginjal tidak mampu lagi menyaring darah dan mereka
harus menjalani hemodialisa rutin 2 kali seminggu. Selain efek tersebut,
mereka juga mengalami ulkus diabetikum yaitu adanya luka atau gangren
pada kaki yang sulit untuk sembuh. Segala macam komplikasi yang
dialami oleh penderita DM tersebut menyebabkan perubahan besar pada
tubuh mereka. Perubahan besar tersebut dapat menyebabkan stress.
3. Kecemasan
Pada penderita Diabetes, kecemasan dapat terjadi karena penyakit ini
merupakan penyakit menahun yang dapat menyebabkan banyak
komplikasi yang pengobatannya di lakukan seumur hidup serta memiliki
diet yang ketat.
![Page 17: askep dm](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052603/563db8e9550346aa9a98259c/html5/thumbnails/17.jpg)
B. Strategi perawat untuk meminimalkan masalah psikologik pada pasien
DM
1. Metode mengalihkan perhatian.
Ada beberap pasien yang setelah didiagnosis menderita diabetes,
menjadi stress, takut penyakit memburuk, takut tidak bisa disembuhkan,
setiap hari terus memikirkan penyakitnya, dan terperangkap dalam
penderitaan dan kesedihan. Terutama ketika diketahui ada penderita
diabetes lain yang mengalami gangrene diabetes atau pendarahan retina,
mereka menjadi lebih cemas. Ada pasien diabetes yang menderita
neuropati diabetik, tubuh kebas-kebas, rasa nyeri, takut akan diamputasi,
seharian hanya fokus pada hal ini saja. Sangat sensitive terhadap yang
dirasakan tubuh, bahkan mempengaruhi kehidupuan sehari-hari. Pada
situasi ini perawat dapat menggunaan metode induksi verbal dengan
membujuk atau mempengaruhi untuk mengalihkan perhatian mereka, ini
dapat mencapai hasil pengobatan yang melebihi hasil pengobatan
umumnya.
2. Metode imajinasi
Ini adalah satu metode psikoterapi melalui induksi verbal dengan
tujuan untuk membangkitkan semangat pasien, membuat suasana hati
riang, membangun kepercayaan diri untuk melawan penyakit. Hanya
dengan tertawa senang, suasana riang, emosi puas, disertai dengan
konsumsi obat,untuk memperoleh hasil pengobatan yang baik. Jika
suasana hati tidak baik, depresi, mengkonsumsi obat sebanyak apapun
tidak ada hasilnya.
![Page 18: askep dm](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052603/563db8e9550346aa9a98259c/html5/thumbnails/18.jpg)
3. Menurut Kassin (2008), ada beberapa pendekatan yang biasa dipakai
dalam penanganan pasien dengan masalah psikososial. Diantara
pendekatan tersebut, adalah:
a) Psychodynamic Therapy
Pendekatan ini mencoba untuk membantu pasien yang kehilangan
motivasi, baik motivasi hidup maupun yang melalui penelusuran
penyebab hilangnya motivasi tersebut. .
b) Humanistic Therapy
Pendekatan ini berusaha mencari kondisi yang sangat tepat agar
pasien dengan leluasa bisa mengutarakan permasalahannya dengan
santai dan tanpa tekanan. Setelah pasien mengemukakan
permasalahannya, psikolog klinis akan menggiring pasiennya agar
mampu menganalisis permasalahannya sendiri dan menemukan cara
menghadapi masalah tersebut.
c) Cognitive Therapy
Pendekatan ini mengajak pasien agar bisa menggunakan logikanya
dalam berpikir dan tidak terlalu melibatkan emosi dan perasaan.
Psikolog klinis akan memberikan banyak pertanyaan yang harus
dijawab oleh pasien. Setelah itu jawaban pasien akan dianalisis.
Selanjutnya pasien diajak berdiskusi mengenai jawabannya dan
ditunjukkan mana jawaban dari soal-soal yang masih terlalu
menggunakan perasaan bukan logika. Cara berpikir yang lebih
rasional dan adaptif adalah tujuan dari terapi ini.
4. Melakukan manajemen stres
![Page 19: askep dm](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052603/563db8e9550346aa9a98259c/html5/thumbnails/19.jpg)
a) . Membantu pasien untuk mengendalikan emosi, melatih kesabaran,
hal ini dapat dilakukan dengan cara mendekatkan diri pada Tuhan
sesuai dengan kepercayaan masing-masing
b) Bantu pasien untuk melaksanakan terapi meditasi dan relaksasi,
c) Meningkatkan harga diri pasien, meyakinkan pada pasien bahwa sakit
yang dialami pasien dapat diatasi jika pasien mau mengikuti saran
dokter dan petugas kesehatan lainnya dalam terapi
d) Dukungan keluarga dan orang-orang terdekat sangat berpengaruh
terhadap pola koping pasien dalam menghadapi penyakitnya
e) Memberikan pengertian pada keluarga agar menjaga suasana hubungan
sosial dan keluarga dalam suasana yang harmonis dan mengurangi
timbulnya konflik dengan pasien yang memacu emosi pasien
hipertensi
f) Ajarkan pada keluarga agar tetap memperhatikan pasien dan membuat
pasien tetap merasa dihargai dengan cara tetap melibatkan pasien
dalam kegiatan sehari-hari sesuai dengan kemampuan
g) Membina hubungan kasih sayang dan keharmonisan dalam keluarga,
sering mengajak pasien ngobrol dan bersenda gurau
![Page 20: askep dm](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052603/563db8e9550346aa9a98259c/html5/thumbnails/20.jpg)
DAFTAR PUSTAKA
Rumahorbo, Hotma (2014), Mencegah Diabetes Mellitus dengan Perubahan
Gaya Hidup, Penerbit IN MEDIA, Bogor.5
Smeltzer, S. C, & Bare, B (2007), Medical-surgical nursing, 10th edition, St.
Louis : Lippincott Williams & Wilkins
http://lpkeperawatan.blogspot.com/2013/11/diabetes-mellitus-a.htm Diakses pada
tanggal 12 Maret 2015 pukul 18.30 WIB.
http://serpihanilmuku.blogspot.com/2013/08/pathway-diabetes-melitus-dm.html
Diakses pada tanggal 12 Maret 2015 pukul 19.00 WIB