artikel analisis perhitungan pajak penghasilan pasal...
Post on 08-Jun-2019
231 Views
Preview:
TRANSCRIPT
Artikel Skripsi
Universitas Nusantara PGRI Kediri
Yuni Anggraini I 14.1.02.01.0183 simki.unpkediri.ac.id FE – Akuntansi I I 1 I I
ARTIKEL
ANALISIS PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21
ATAS KARYAWAN PADA PT. ST MORITA INDUSTRI
TAHUN 2017
Oleh :
Yuni Anggraini
NPM : 14.1.02.01.0183
Dibimbing oleh :
1. Badrus Zaman, S.E., M.Ak.
2. Andy Kurniawan, M.Ak.
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI
2018
Artikel Skripsi
Universitas Nusantara PGRI Kediri
Yuni Anggraini I 14.1.02.01.0183 simki.unpkediri.ac.id FE – Akuntansi I I 2 I I
Artikel Skripsi
Universitas Nusantara PGRI Kediri
Yuni Anggraini I 14.1.02.01.0183 simki.unpkediri.ac.id FE – Akuntansi I I 3 I I
ANALISIS PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21
ATAS KARYAWAN PSDS PT. ST MORITA INDUSTRI
TAHUN 2017
Yuni Anggraini
NPM: 14.1.02.01.0183
Fakultas Ekonomi – Akuntansi
yunianggraini881@gmail.com
Badrus Zaman, S.E.,M.Ak. dan Andy Kurniawan, M.Ak.
UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI
ABSTRAK
Penelitian ini dilatar belakangi bahwa masih sering dijumpai kesalahan dalam
perhitungan PPh Pasal 21 atas karyawan serta perusahaan yang ingin meminimalkan
beban pajaknya sekecil mungkin dan memperoleh laba maksimum. Agar perusahaan
dapat memperoleh hasil seperti yang diharapkan, maka perusahaan dapat meminimalkan
beban pajak dalam batas yang tidak melanggar aturan salah satunya dengan cara tax
planning. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui perbandingan dari
Non Gross Up, Metode Gross Up, Metode Net Method serta perbedaan take home pay
yang didapat oleh karyawan dengan metode yang berbeda. Penelitian ini menggunakan
pendekatan kuantitatif deskriptif. Metode pengumpulan data dengan dokumentasi
berupa laporan data gaji PT. ST Morita Industri. Analisis data menggunakan pedoman
aturan pemerintah PPh 21 dengan metode Gross Up, Non Gross Up, Net Method.
Kesimpulan hasil penelitian ini adalah (1) metode non gross up merupakan pemotongan
pajak dimana karyawan menanggung sendiri jumlah pajak penghasilannya. Take home
pay yang diperoleh karyawan masih dikurangi dengan tanggungan pajak yang harus
dibayarkan oleh karyawan sendiri. (2) Metode Gross up method merupakan metode
pemotongan pajak dimana perusahaan memberikan tunjangan pajak yang jumlahnya
sama besar dengan jumlah pajak yang akan dipotong dari karyawan. (3) Net Method
pemotongan pajak dimana perusahaan menanggung PPh 21 karyawa. Ini berarti
karyawan mendapatkan take home pay penuh tanpa dipotong dengan pajak. Dalam
penelitian ini sebaiknya PT. St. Morita Industri dapat memilih metode yang tepat untuk
diterapkan oleh perusahaan dalam upaya meminimalkan serta mengefisiensikan beban
pajak. Bagi karyawan wajib pajak sebaiknya perhitungan atas PPh 21 dilakukan
berdasarkan peraturan perundang – undangan yang berlaku, yakni, UU No. 36 Tahun
2008 tentang Pajak Penghasilan. Peneliti selanjutnya sebaiknya menambah variabel
pencatatan dan pelaporan yang berhubungan dengan PPh Pasal 21. Karena variabel
yang digunakan dalam penelitian hanya meliputi perhitungan serta perbandingan PPh
Pasal 21 Non Gross Up, Metode Gross Up, dan Net Method.
KATA KUNCI: PPh 21, Non Gross Up, Gross Up , Net Method
Artikel Skripsi
Universitas Nusantara PGRI Kediri
Yuni Anggraini I 14.1.02.01.0183 simki.unpkediri.ac.id FE – Akuntansi I I 4 I I
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pajak merupakan salah satu
sumber penerimaan penting dan
terbesar bagi suatu negara. Pajak
digunakan untuk kepentingan
pemerintah dan masyarakat umum.
Selain itu pajak juga digunakan untuk
membiayai pengeluaran yang
dibutuhkan bagi negara baik
pengeluaran rutin maupun pengeluaran
pembangunan. Pembangunan itu
sendiri dilakukan sebagai upaya untuk
meningkatkan, mengembangkan dan
memanfaatkan sumber daya yang
tersedia baik yang berupa sumber daya
alam maupun sumber daya manusia.
Menurut Soemitro dalam
Mardiasmo (2016: 03), pajak dimaknai
sebagai berikut:
Pajak adalah iuran rakyat kepada
kas negara berdasarkan undang-
undang (yang dapat dipaksakan)
dengan tiada mendapat jasa
timbal (kontraprestrasi) yang
langsung dapat ditunjukkan dan
yang digunakan untuk membayar
pengeluaran umum.
Tanggung jawab atas kewajiban
membayar pajak berada pada
kesadaran serta pemahaman anggota
masyarakat itu sendiri untuk
memenuhi kewajiban tersebut. Dimana
pajak sangat berpengaruh dalam
peningkatan kemakmuran serta
kesejahteraan masyarakat. Oleh karena
itu peranan masyarakat ikut aktif
dalam membayar pajak memberikan
kontribusi bagi peningkatan
pendapatan negara.
Setelah perpajakan di Indonesia
telah dijalankan sesuai dengan undang
– undang perpajakan serta sistem yang
berlaku, wajib pajak memiliki hak dan
kewajiban dalam menghitung sendiri
jumlah kewajiban perpajakannya.
Namun hal ini hanya akan terlaksana
dengan baik apabila wajib pajak
mematuhi peraturan perpajakan sesuai
dengan undang – udangan dan di
imbangi dengan pemahaman dalam
pemenuhan kewajiban pembayaran
pajak secara baik dan benar.
Dalam upaya pemenuhan
kewajiban membayar pajak, wajib
pajak dapat memenuhi kewajibannya
salah satunya dengan menggunakan
Pajak Penghasilan pasal 21.
Berdasarkan Undang – Undang No. 36
Tahun 2008 Pasal 4 ayat 1 menyatakan
bahwa penghasilan dimaknai sebagai
berikut:
Penghasilan adalah setiap
tambahan ekonomis yang di
terima atau diperoleh wajib
pajak, baik yang berasal dari
Indonesia maupun dari luar
Indonesia yang dapat dipakai
Artikel Skripsi
Universitas Nusantara PGRI Kediri
Yuni Anggraini I 14.1.02.01.0183 simki.unpkediri.ac.id FE – Akuntansi I I 5 I I
untuk konsumsi atau untuk
menambah kekayaan wajib pajak
yang bersangkutan dengan nama
dan bentuk apapun.
Menurut Mardiasmo (2016:
197),PPh Pasal 21 dimaknai sebagai
berikut:
PPh Pasal 21 merupakan pajak
atas penghasilan berupa gaji,
upah, honorarium, tunjangan,
dan pembayaran lain dengan
nama dan dalam bentuk apa pun
sehubungan dengan pekerjaan
atau jabatan, jasa, dan kegiatan
yang dilakukan oleh orang
pribadi Subjek Pajak dalam
negeri, sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 21 Undang-Undang
Pajak Penghasilan.
Sehingga dapat disimpulkan
bahwa pajak penghasilan pasal 21
adalah pajak yang dikenakan atas
penghasilan yang diterima atau
diperoleh wajib pajak.
Dalam perhitungan pajak
penghasilan pasal 21 terdapat beberapa
hal yang perlu diperhatikan.
Diantaranya yaitu, mengenai dasar
hukum, komponen – komponen yang
terdapat dalam perhitungan PPh 21
serta tarif dalam pajak penghasilan
pasal 21. Selain itu juga metode yang
digunakan oleh wajib pajak, dalam hal
ini yaitu metode yang biasa digunakan
oleh perusahaan dalam perhitungan
gaji karyawan. Dengan memperhatikan
hal – hal tersebut diharapkan
perhitungan pajak penghasilan pasal 21
berjalan sesuai dengan ketentuan –
ketentuan yang berlaku.
Namun sangat disayangkan
karena masih sering dijumpai
kesalahan dalam perhitungan pajak
penghasilan pasal 21 atas karyawan.
Seperti kurang tellitinya wajib pajak
dalam melakukan perhitungan maupun
kurangnya pengetahuan mengenai
pembaruan – pembaruan dari peraturan
perundang – undangan yang mengatur
tentang pajak penghasilan itu sendiri,
khususnya pajak penghasilan pasal 21
atas karyawan serta kurangnya
pemahaman mengenai undang –
undang perpajakan No. 36 Tahun
2008. Selain itu terdapat pula
kejanggalan lainnya seperti perusahaan
yang ingin meminimalkan beban
pajaknya sekecil mungkin dengan cara
memanipulasi data bahkan
menghindari pajak secara ilegal.
Menurut penelitianJeane (2013),
melakukan penelitian dengan judul
“Analisis perhitungan pajak
penghasilan pasal 21 pada PT.
Megasurya Nusalestari Manado”.
Penelitian tersebut menyimpulkan
bahwa, PT. Megasurya Nusalestari
dalam perhitungan pph 21 telah sesuai
Artikel Skripsi
Universitas Nusantara PGRI Kediri
Yuni Anggraini I 14.1.02.01.0183 simki.unpkediri.ac.id FE – Akuntansi I I 6 I I
dengan ketentuan peraturan perpajakan
yang berlaku serta penyetoran dan
penyampaian SPT Masa yang
dilakukan dengan tepat waktu.
Menurut penelitian Citra (2014),
melakukan penelitian dengan judul
“Analisis perhitungan pajak
penghasilan pasal 21 atas karyawan
pada PT. Bumi Sriwijaya
Abadi”.Penelitian tersebut
menyimpulkan bahwa, PT. Bumi
Sriwijaya Abadi kurang memahami
undag – undang perpajakan khususnya
PPh 21 serta harus selalu up to
datemengenai perkembangan
ketentuan perpajakan yang berlaku,
mengingat peraturan perundang –
undangan perpajakan yang berlaku di
Indonesia sering mengalami perubahan
sesuai dengan situasi dan kondisi
mengikuti perkembangan sosial dan
ekonomi sehingga tidak akan terjadi
lagi kesalahan perhitungan dan
keterlambatan penyetoran pajak
terutang yang menyebabkan kerugian
bagi karyawan, perusahaan maupun
negara. Dalam hal ini pihak pemotong
pajak PT. Bumi Sriwijaya Abadi.
Menurut penelitian Muaya
(2016), melakukan penelitian dengan
judul “Analisis Perhitungan, Penetapan
dan Pelaporan Pajak Penghasilan Pasal
21 pada Yayasan Perguruan Tinggi
Katolik Keuskupan Manado”.
Penelitian tersebut menyimpulkan
bahwa, penyetoran dan pelaporan
pajak penghasilan bulanan tidak sesuai
dengan undang – undang perpajakan
namun pelaporan tahunan telah
dilaksanakan sesuai dengan undang –
undang perpajakan yang berlaku.
Berdasarkan masalah di atas
penulis tertarik untuk membuat
penelitian dengan judul “Analisis
Perhitungan Pajak Penghasilan
Pasal 21 atas Karyawan pada PT.
ST Morita Industri”.
II. METODE PENELITIAN
A. Variabel Penelitian
Menurut Sugiyono (2012:60)
bahwa Variabel Penelitian pada
dasarnya adalah Segala sesuatu yang
berbentuk apa saja yang di tetapkan
oleh peneliti untuk dipelajari, sehingga
diperoleh informasi tentang hal
tersebut, kemudian di tarik
kesimpulannya.
Variabel penelitian yang ada
dalam penelitian ini adalah pajak
penghasilan pasal 21.
B. PendekatanPenelitiandanTeknikPen
elitian
1. PendekatanPenelitian
Artikel Skripsi
Universitas Nusantara PGRI Kediri
Yuni Anggraini I 14.1.02.01.0183 simki.unpkediri.ac.id FE – Akuntansi I I 7 I I
Pendekatan yang digunakan
dalam penelitian ini adalah
pendekatan kuantitatif. Menurut
Sugiyono (2016:4), bahwa
“Pendekatan Kuantitatif pada
dasarnya adalah Metode penelitian
yang berlandaskan pada filsafat
positivisme, digunakan untuk
meneliti pada populasi atau sampel
tertentu.
Alasan peneliti menggunakan
pendekatan kuantitatif adalah data
yang dianalisis dalam penelitian ini
berbentuk angka yang sifatnya
dapat diukur, rasional dan
sistematis.
2. TeknikPenelitian
Teknik penelitian yang
digunakan dalam penelitian ini
adalah deskriptif. Menurut
Sugiyono dalam Malombeke
(2016:649), bahwa Penelitian
Deskriptif pada dasarnya adalah
Jenis penelitian yang tujuannya
untuk menyiapkan gambaran
lengkap mengenai setting sosial
atau hubungan antara fenomena
yang diuji.
C. TempatdanWaktuPenelitian
1. TempatPenelitian
Dalam penelitian ini
diperlukan objek atau sasaran
penelitian yang dapat mendukung
kelancaran dalam penelitian dan
memberikan informasi mengenai
hal – hal yang berhubungan dengan
penelitian yang akan dilakukan.
Sehingga peneliti memilih
Penelitian ini dilakukan di PT. ST
Morita Industri Kota Jakarta Timur
yang beralamat di Jalan Mesjid
Bendungan No. 10-11, Dewi Sartika
Cawang, Indonesia.
2. WaktuPenelitian
Untuk memperoleh data dan
informasi yang akurat saat
penelitian dilaksanakan selama 5
bulan terhitung dari bulan Februari
2018 sampai dengan bulan Juni
2018.
D. Sumber dan Langkah – Langkah
Pengumpulan Data
1. Sumber Data
Sumber data yang digunakan
adalah data sekunder. Menurut
Sugiyono (2010:137), bahwa Data
Sekunder pada dasarnya adalah
Sumber yang tidak langsung
memberikan data kepada
pengumpul data, misalnya lewat
orang lain atau lewat dokumen.
Data yang dikumpulkan
melalui catatan dan dokumen resmi
perusahaandan data yang telah
Artikel Skripsi
Universitas Nusantara PGRI Kediri
Yuni Anggraini I 14.1.02.01.0183 simki.unpkediri.ac.id FE – Akuntansi I I 8 I I
diolah seperti sejarah singkat
perusahaan, struktur organisasi dan
dokumen lainnya. Objek utama data
sekunder penelitian ini adalah data
yang terkait tentang pajak
penghasilan pasal 21 atas karyawan.
2. Langkah – Langkah Pengumpulan
Data
Teknik pengumpulan data
merupakan suatu cara yang
digunakan untuk mendapatkan data
yang berkualitas berdasarkan
prosedur yang telah ditentukan.
Adapun prosedur pengumpulan data
yang dilakukan penulis untuk
mendapatkan data – data yang
diperlukan guna menunjang
keakuratan penelitian ini adalah
dengan menggunakan langkah
dokumentasi.
Dokumentasi yaitu
pengumpulan data dengan cara
mengambil atau mempelajari
catatan – catatan atau dokumen-
dokumen yang saling berhubungan
yang ada dalam perusahaan. Dalam
penelitian ini, dokumen yang di
dapat berupa tulisan dan gambar
yaitu :
1) Gambaran Umum Perusahaan
(Sejarah Perusahaan, Visi dan
Misi, Lini produk, Struktur
Organisasi).
2) Data Pegawai.
3) Data Rekap Gaji Pegawai Tetap.
4) Data Rekap Penghasilan Teratur
dan Tidak Teratur Pegawai.
5) Data Pengurang Penghasilan.
6) Data Rekap Pemotongan Pajak
Penghasilan Pasal 21.
E. Teknik Analisis Data
Menurut Sugiyono (2015:333),
analisis data dimaknai sebagai berikut:
Analisis data adalah proses
mencari dan menyusun secara
sistematis data yang diperoleh
dari wawancara, catatan
lapangan, dan bahan – bahan
lain, sehingga dapat mudah
dipahami dan temuannya dapat
di informasikan kepada orang
lain.
Langkah – langkah yang
dilakukan oleh penulis dalam
melakukan analisis data adalah :
1. Analisis Kuantitatif
a) MetodeNon Gross up
Tabel 2.1
Perhitungan Metode Non
Gross up
b) MetodeGross up
Tabel 2.2
PerhitunganPPhPasal 21
MetodeGross up
Artikel Skripsi
Universitas Nusantara PGRI Kediri
Yuni Anggraini I 14.1.02.01.0183 simki.unpkediri.ac.id FE – Akuntansi I I 9 I I
Penghasilan xxx
TunjanganPajak xxx
Total PenghasilanBruto xxx
Pengurang
BiayaJabatan xxx
IuranPensiun xxx
Total
PengurangPenghasilan
xxx
JumlahPenghasilanNetto xxx
PTKP xxx
PKP xxx
PPhTerutang xxx
Sumber: Mardiasmo Perpajakan Tahun
2016
c) Net Method
Tabel 2.3
PerhitunganPPhPasal
21Net Method
Premi yang Ditanggung
Perusahaan
xxx
Pengurang
BiayaJabatan xxx
IuranPensiun xxx
Iuran THT xxx
PenghasilanNettoSebulan xxx
PenghasilanNettoSetahun xxx
Pengurang
PenghasilanTidakKenaPajak
WajibPajakSendiri xxx
Tambahan WP Kawin xxx
Tambahananak (Maksimal
3)
xxx
PenghasilanKenaPajak xxx
TarifPPhPasal 21
Tarif 5% xxx
Tarif 15% xxx
Tarif 25% xxx
Tarif 30% xxx
PPhPasal 21 Setahun xxx
PPhPasal 21 Sebulan xxx
Sumber : Mardiasmo Perpajakan
Tahun 2016
Tabel 2.3
Perhitungan Metode Gross
up
Sumber : Mardiasmo Perpajakan Tahun
2016
d) Perbandingan Metode NonGross
up, Metode Gross up dan Net
Method
Tabel 2.4
PerbandinganPPhPasal
21 MetodeNonGross up,
MetodeGross updanNet
Method
N
o. IdentitasPe
gawai
Metode
Non
Gross
up
Meto
de
Gros
s up
Net
Met
hod
1. AA Xxx Xxx Xxx
2. BB Xxx Xxx Xxx
3. CC Xxx Xxx Xxx
4. DD Xxx Xxx Xxx
5. EE Xxx Xxx Xxx
6. FF Xxx Xxx Xxx
7. GG Xxx Xxx Xxx
8. HH Xxx Xxx Xxx
9. II Xxx Xxx Xxx
10 JJ Xxx Xxx Xxx
2. Analisis Deskriptif
Berdasarkan analisis
kuantitatif diatas dapat diketahui
PenghasilanBruto
Gaji total setahun xxx
Tunjangan Transport xxx
PremiAsuransi JKK, JKT xxx
Bonus Jasa, THR xxx
JumlahPenghasilanBruto xxx
Pengurangan
BiayaJabatanPensiun xxx
IuranPensiun xxx
Iuran JHT xxx
JumlahPengurangan xxx
PenghasilanNetto xxx
PTKP (TK) xxx
PenghasilanKenaPajak xxx
PPh 21 TerutangSetahun xxx
PPh 21 TerutangSebulan xxx
Artikel Skripsi
Universitas Nusantara PGRI Kediri
Yuni Anggraini I 14.1.02.01.0183 simki.unpkediri.ac.id FE – Akuntansi I I 10 I I
bahwa, perhitungan pajak
penghasilan pasal 21 dengan
menggunakan metode. Di antaranya
yaitu perhitungan pajak penghasilan
pasal 21 dengan Metode Non Gross
up, Metode Gross up serta
perhitungan pajak penghasilan pasal
21 dengan Net Method. Selain itu
dapat diketahui perbandingan hasil
dari perhitungan PPh Pasal 21
Metode Non Gross up, Metode
Gross up dan Net Method. Dimana
hasil dari perbandingan tersebut
dapat digunakan sebagai masukan
PT. ST Morita Industri untuk
pandangan dalam menggunakan
metode mana yang paling tepat
dalam meminimalkan atau
mengefisiensi beban pajak yang
dapat diterapkan oleh perusahaan
dengan metode Gross up maupun
Net Method.
III.HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Subjek Penelitian
1. Sejarah PT. St. Morita Industries
PT. St. Morita Industries
adalah perusahaan terkemuka di
Industri manufacturing tape dan
adhesive serta peralatan pendukung
industri manufacture yang didirikan
sejak tahun 1996 dan menerapkan
Sistem Manajemen Mutu ISO 9001.
PT. St. Morita Industries memiliki
banyak pelanggan di dalam dan di
luar perbatasan Indonesia, seperti
LGE Indonesia, Panasonic, Toshiba,
Sharp, Epson, Yamaha, dan lain-
lain Otomotif, Listrik, Medis,
Makanan dan Minuman, Bangunan,
Kontraktor, Industri Tekstil,
Furnitur, Pertambangan, Minyak
dan Gas, yang benar-benar lebih
dari 1000 pelanggan.
Didukung dengan
laboratorium yang memadai, PT. St.
Morita Industries memiliki banyak
alat uji modern. PT. St. Morita
Industries memastikan bahwa setiap
produk memiliki kualitas yang
sesuai dibandingkan dengan
spesifikasi, ramah lingkungan
(RoHS Free) dan telah melalui
proses Quality Control sebelum
dirilis ke pasar. Kami memiliki
mesin produksi kami sendiri seperti:
Rewinding Machine, Cutting
Machine, Slitting Mesin, Die Cut
Machine dan Mesin Laminating
untuk mendukung kebutuhan
pelanggan kami yang meningkat
setiap tahun.
2. Visi Misi
a. Visi
Artikel Skripsi
Universitas Nusantara PGRI Kediri
Yuni Anggraini I 14.1.02.01.0183 simki.unpkediri.ac.id FE – Akuntansi I I 11 I I
Menjadi Industri
manufacturing tape dan adhesive
serta peralatan pendukung
industri manufacture yang
terkemuka, kompetitif, inovative
dan ramah lingkungan di pasar
Indonesia dan global
b. Misi
1) Memberikan pelayanan
terbaik dengan
profesionalisme dan inovasi
yang selalu berorientasi untuk
menghasilkan produk yang
kompetitif dan bermutu tinggi
2) Menghasilkan produk-produk
paten St. Morita dengan
memberdayakan R&D secara
sungguh-sungguh dan
konsisten
3) Menjadi perusahaan terbuka
yang taat aturan dan menjaga
harmonisasi HAM.
c. Nilai
1) Spirit
2) Integritas
3) Profesional
4) Inovatif
5) Harmonisasi HAM dan
Lingkungan
B. Deskripsi Data
1. Data Pegawai PT. St. Morita
Industries
Pada PT. St. Morita
Industries ada dua pengelompokan
pegawai yaitu pegawai tetap dan
pegawai kontrak. Berikut dibawah
ini pada tabel 3.1 ditampilkan tabel
data pegawai PT. St. Morita
Industries
Tabel 3.1
Daftar Pegawai PT. St.
Morita Industries
No Nama Jabatan Status
1 Maruap
Siahaan Direktur
Tetap
2 Ewis Udur
Siagian Manager
Tetap
3 Setiyo Dedi Manager Tetap
4 Hendra Soni Staff EXIM Tetap
5 Febbry Pahala
Samosir SPV Sales
Tetap
6 Jovita Jusman
Staff
Marketing
Tetap
7 Humala
Simanjuntak Manager
Tetap
8 Ramli
Simanjuntak
SPV
Operator
Lantai 1
Tetap
9 Bilardo Tua
Manurung Manager
Tetap
10 Londas
Lumbantoruan Staff QC
Tetap
11 Wahyu Agus
Setiawan
Foreman
Gudang
Tetap
12 Marjoko
Koordinator
Umum
Tetap
13 Prascoyo Driver Tetap
14 Saut
Tampubolon Collector
Tetap
15 Artha Mei
Eriwati
Siahaan
Admin Sales
Tetap
16 Yustina Heny
Tantrasary Staff PPIC
Tetap
17 Tamin
Nurhasim Office Boy
Tetap
18 Saptono
Atmaja SPV Sales
Tetap
19 Henny
Nababan Supervisor
Tetap
20 Benni Junior MGR Tetap
Artikel Skripsi
Universitas Nusantara PGRI Kediri
Yuni Anggraini I 14.1.02.01.0183 simki.unpkediri.ac.id FE – Akuntansi I I 12 I I
Hasiolan
Siagian
Sales
21 Mario
Benyamin
Pakpahan
SPV
Operator
Lantai 2
Tetap
22 Deskastiarmin
Mokoginta H
Koodinator
II Lantai 1
Tetap
23 Evendy
Simajuntak Driver
Tetap
24 Peri Suwandi
J.Simanjuntak
Koordinator
I Lantai 1
Tetap
25 Ervina Rotua
Agustina Staff FA
Tetap
26 Roland
Samosir Kernet
Tetap
27 Molly
Simanjuntak Staff FA
Tetap
28 Subroto Office Boy Tetap
29 Kalvin
Simanjuntak
Foreman
Gudang
Tetap
30 Lidiya
Sihaloho
Admin
Produksi
Tetap
31 Saad Saputra Collector Tetap
32 Nastiti Supervisor Tetap
33 Ramli Siahaan DRIVER Kontrak
34 Santiana
Siahaan Admin
Kontrak
35 Dodik Ibnu
Mawardi Staff QC
Kontrak
36 Hamdani Operator Kontrak
37 Septian Sakti Manager IT Kontrak
38 Reza Hafif
Senior IT
Support
Kontrak
39 Torbit
Pasaribu
SPV SALES
R2
Kontrak
40 Micael
Mangatas
Pangaribuan
SPV SALES
R2
Kontrak
41 Yan Floressi
Tambunan
SPV SALES
R1
Kontrak
42 Sutoyo
SPV SALES
R2
Kontrak
43 Doni Moh.
Ramdani M.
Web
Programer
Kontrak
44 Lasro
Johannes
Siburian
Koordinator
Lantai 3
Kontrak
45 Foren Axela
Nangin
Junior MGR
Marketing
Kontrak
46 Natal Peri
Baeringbing
Koordinator
I Lantai 2
Kontrak
47 Entis Sutisna Operator Kontrak
48 Endri
Cust.Prod &
Cust
Kontrak
49 Muhaeming
SPV Sales
R1
Kontrak
50 Martaulina STAFF QC Kontrak
Sagala
Sumber: Laporan Gaji PT. St. Morita
Industries
2. Data Gaji Pegawai PT. St. Morita
Industries
a. Data Gaji Pegawai Tetap PT.
St. Morita Industries
Pada PT. St. Morita
Industries ada dua
pengelompokan pegawai yaitu
pegawai tetap dan pegawai
kontrak. Berikut di bawah ini
pada tabel 3.2 disajikan data
daftar gaji pegawai tetap PT. St.
Morita Industries.
Tabel 3.2
Daftar Gaji Pegawai Tetap PT.
St. Morita Industries
No Nama Pokok Tunjang
an Tetap
Rapel BPJS
Keseha
tan
1 Maruap
Siahaan
20.000.0
00,00
236.25
0,00
2 Ewis
Udur Siagian
8.500.00
0,00
1.000.00
0,00
40.80
0,00
3 Setiyo
Dedi
11.000.0
00,00
2.000.00
0,00
236.25
0,00
4 Hendra Soni
3.675.000,00
500.000,00
40.800,00
5 Febbry
Pahala Samosir
3.500.00
0,00
500.000,
00
191.89
7,00
6 Jovita
Jusman
4.750.00
0,00
500.000,
00
191.89
7,00
7 Humala Simanju
ntak
10.000.0
00,00
1.000.00
0,00
250.000,00
8 Ramli
Simanjuntak
3.900.00
0,00
500.000,
00
191.89
7,00
9 Bilardo
Tua Manuru
ng
5.750.000,00
1.000.000,00
40.80
0,00
10 Londas Lumban
toruan
4.000.00
0,00
750.000,
00
191.897,00
11 Wahyu
Agus
3.650.00
0,00
191.89
7,00
Artikel Skripsi
Universitas Nusantara PGRI Kediri
Yuni Anggraini I 14.1.02.01.0183 simki.unpkediri.ac.id FE – Akuntansi I I 13 I I
Setiawa
n
12 Marjoko
3.500.00
0,00
13 Prascoy
o
3.500.00
0,00
14 Saut
Tampub
olon
3.250.000,00
15 Artha Mei
Eriwati
Siahaan
3.675.00
0,00
191.897,00
16 Yustina
Heny
Tantrasa
ry
4.000.00
0,00
191.89
7,00
17 Tamin
Nurhasim
3.550.00
0,00
191.89
7,00
18 Saptono
Atmaja
4.000.00
0,00
191.89
7,00
19 Henny Nababa
n
5.250.00
0,00
225.000,00
20 Benni
Hasiolan
Siagian
7.000.000,00
191.89
7,00
21 Mario Benyam
in
Pakpahan
4.000.000,00
200.000,00
22 Deskasti
armin
Mokoginta
Haloho
4.000.00
0,00
191.89
7,00
23 Evendy Simajun
tak
3.500.00
0,00
191.897,00
24 Peri Suwandi
J.Simanj
untak
4.000.00
0,00
25 Ervina Rotua
Agustin
a
5.000.00
0,00
26 Roland
Samosir
3.250.00
0,00
40.80
0,00
27 Molly
Simanjuntak
3.750.00
0,00
250.000,
00
28 Subroto
2.500.00
0,00
500.000,
00
191.89
7,00
29 Kalvin Simanju
ntak
3.750.00
0,00
250.000,
00
30 Lidiya Sihaloh
o
4.000.00
0,00
250.000,
00
40.800,00
31 Saad
Saputra
3.000.00
0,00
40.80
0,00
32 Nastiti
5.000.00
0,00
1.000.00
0,00
225.00
0,00
Sumber: Laporan Gaji PT. St. Morita
Industries
b. Data Gaji Pegawai Kontrak
PT. St. Morita Industries
Berikut di bawah ini pada
tabel 3.3 disajikan data gaji
pegawai tidak kontrak PT. St.
Morita Industries
Tabel 3. 3
Daftar Gaji Pegawai Kontrak PT. St.
Morita Industries
Sumber: Laporan Gaji PT. St. Morita
Industries
C. Analisis Data dan Pembahasan
1. Perhitungan Pemotongan Pajak
PPh 21 dengan Non Gross Up
Non Gross Up merupakan
metode pemotongan pajak dimana
N
o
Nama Pokok Tunjang
an Tetap
Rapel BPJS
Kesehata
n
1 Ramli Siahaan
3.150.000
2 Santiana
Siahaan 3.500.000 125.000
3 Dodik Ibnu Mawardi
4.500.000 200.000
4 Hamdani 3.550.000 40.800
5 Septian Sakti 8.000.000 -
6 Reza Hafif 4.000.000 500.000 191.897
7 Torbit Pasaribu
3.100.000 500.000 191.897
8 Micael
Mangatas P 3.100.000 500.000 40.800 -
9 Yan Floressi Tambunan
3.500.000 500.000 40.800 -
10 Sutoyo 3.250.000 750.000 191.897
11 Doni Moh. Ramdani M.
8.000.000 40.800 -
12 Lasro
Johannes
Siburian
3.750.000 350.000 -
13 Foren Axela
Nangin 8.000.000
1.000.00
0 -
14 Natal Peri
Baeringbing 3.750.000 350.000 191.897
15 Entis Sutisna 3.550.000 191.897
16 Endri 3.100.000 191.897
17 Muhaeming 3.100.000 500.000 191.897
18 Martaulina
Sagala 3.500.000 500.000 40.800 -
Artikel Skripsi
Universitas Nusantara PGRI Kediri
Yuni Anggraini I 14.1.02.01.0183 simki.unpkediri.ac.id FE – Akuntansi I I 14 I I
karyawan menanggung sendiri
jumlah pajak penghasilannya. Di
bawah ini tabel 3.4 contoh
perhitungan pemotongan pajak PPH
21 untuk Nasiti.
Tabel 3.4
Contoh Perhitungan Pajak
Menggunakan Metode Non Gross Up
Karyawan PT. St. Morita Industries
Gaji 5000000
Tunjangan PPh21
Tunjangan Jabatan 1000000
Rapel
Jumlah Penghasilan
Bruto Perbulan 6000000
Jumlah Penghasilan
Bruto setahun 72000000
Pengurangan
Biaya Jabatan 3600000
BPJS 225000
Jumlah Pengurangan 3825000
Penghasilan Neto
setahun 69175000
PTKP 54000000
Penghasilan Kena
Pajak 14175000
PPh 21 Terutang
Setahun 708750
PPh 21 Terutang
Sebulan 59063
50.000.0000 Tarif 5%
50.000.000-
250.000.000 Tarif
15%
250.000.000 -
500.000.000 Tarif
25%
500.000.000 keatas
Tarif 30%
Take Home Pay
Penghasilan Bruto
Sebulan 6000000
Potongan
PPh 21 59063
Take Home Pay 5940937
Sumber: Data di Olah Peneliti
a. Penghasilan Karyawan yang
kena pajak
Pajak Penghasilan Pasal 21
dalam Peraturan Ditjen Pajak
2015 Nomor PER/32PJ/2015
adalah pajak atas penghasilan
berupa gaji, upah, honorarium,
tunjangan, dan pembayaran lain
dengan nama dan dalam bentuk
apapun sehubungan dengan
pekerjaan atau jabatan, jasa, dan
kegiatan yang di lakukan oleh
orang pribadi sebagai sumber
pajak dalam negeri.
Penghasilan Kena Pajak
(PKP) dimaknai sebagai berikut:
merupakan dasar perhitungan
untuk menentukan besarnya
Pajak Penghasilan yang terutang.
Namun apabila Penghasilan
Nettonya lebih kecil dari pada
Penghasilan Tidak Kena Pajak
maka Penghasilan Kena
Pajaknya NIHIL. Penghasilan
Tidak Kena Pajak (PTKP)
sebagaimana ditetapkan dalam
Peraturan Menteri Keuangan
Nomor 101-PMK 010-2016
adalah sebagai berikut :
a. Rp 54.000.000,00 (lima puluh
empat juta) untuk dari Wajib
Pajak Orang pribadi.
Artikel Skripsi
Universitas Nusantara PGRI Kediri
Yuni Anggraini I 14.1.02.01.0183 simki.unpkediri.ac.id FE – Akuntansi I I 15 I I
b. Rp 4.500.000,00 (empat juta
lima ratus) tambahan untuk
Wajib Pajak kawin.
c. Rp 54.000.000,00 (lima puluh
empat juta) untuk istri yang
penghasilannya digabung
dengan penghasilan suami.
d. Rp 4.500.000,00 (empat juta
lima ratus) tambahan untuk
setiap tanggungan.
Dibawah ini pada tabel 3.5
menampilkan daftar karyawan
tetap dan kontrak PT. St. Morita
Industries yang berpedapatan
kena pajak.
Tabel 3.5
Daftar Karyawan PT. St. Morita
Industries yang berpedapatan kena
pajak
Sumber: Data Diolah Peneliti
b. Data karyawan yang tidak
kena pajak
Pendapatan karyawan yang
diperoleh dibawah PTKP
(54.000.000) maka tidak
dikenakan pajak. Berikut ini
tabel 3.6 disajikan daftar
karyawan yang pendapatannya
tidak kena pajak.
Tabel 3.6
Daftar Karyawan yang Pendapatannya
Tidak Kena Pajak
No Nama Pendapatan Neto
1 Hendra Soni 50.378.810,00
2 Febbry Pahala Samosir 47.608.103,00
3 Jovita Usman 62.545.603,00
4 Ramli Simanjuntak 52.388.103,00
5 Londas Lumbantoruan 56.570.603,00
6 Wahyu Agus Setiawan 43.425.603,00
7 Marjoko 41.825.000,00
8 Prascoyo 41.825.000,00
9 Saut Tampubolon 38.837.500,00
10 Artha Mei Eriwati Siahaan 43.724.353,00
11 Yustina Heny Tantrasary 47.608.103,00
12 Tamin Nurhasim 42.230.603,00
13 Saptono Atmaja 47.608.103,00
14 Henny Nababan 62.512.500,00
15 Mario Benyamin
Pakpahan 47.600.000,00
16 Deskastiarmin
Mokoginta H 47.608.103,00
17 Evendy Simajuntak 41.633.103,00
18 Peri Suwandi
J.Simanjuntak 47.800.000,00
19 Roland Samosir 39.325.060,00
20 Molly Simanjuntak 47.800.000,00
21 Subroto 35.658.103,00
22 Kalvin Simanjuntak 47.800.000,00
23 Lidiya Sihaloho 51.275.060,00
24 Saad Saputra 36.337.560,00
25 Ramli Siahaan 35.910.000,00
26 Santiana Siahaan 41.325.000,00
27 Dodik Ibnu Mawardi 51.100.000,00
28 Hamdani 40.935.120,00
29 Reza Hafif 51.108.103,00
30 Torbit Pasaribu 40.848.103,00
31 Micael Mangatas P 41.505.120,00
32 Yan Floressi Tambunan 46.065.120,00
33 Sutoyo 45.408.103,00
34 Lasro Johannes Siburian 46.740.000,00
35 Natal Peri Baeringbing 46.548.103,00
36 Entis Sutisna 40.278.103,00
37 Endri 35.148.103,00
38 Muhaeming 40.848.103,00
39 Martaulina Sagala 46.065.120,00
Sumber: Data di Olah Peneliti
c. Daftar Take Home Pay Setelah
di Potong Pajak
Non Gross Up merupakan
metode pemotongan pajak
dimana karyawan menanggung
sendiri jumlah pajak
N
o
Nama PPH
21/Tahun
POT PPH
21
1 Maruap Siahaan 19.264.562 1.605.380
2 Ewis Udur Siagian 2.499.480 208.290
3 Setiyo Dedi 7.339.562 611.630
4 Humala Simanjuntak 4.412.500 4.412.500
5 Bilardo Tua Manurung 720.756 60.063
6 Benni Hasiolan Siagian 1.400.405 116.700
7 Ervina Rotua Agustina 210.000 17.500
8 Nastiti 708.750 59.063
9 Septian Sakti 1.860.000 155.000
10 Doni Moh. Ramdani M 1.433.256 119.438
11 Foren Axela Nangin 1.980.000 165.000
Artikel Skripsi
Universitas Nusantara PGRI Kediri
Yuni Anggraini I 14.1.02.01.0183 simki.unpkediri.ac.id FE – Akuntansi I I 16 I I
penghasilannya. Berikut dibawah
ini pada tabel 3.7 disajikan take
home pay per bulan karyawan
PT. St. Morita Industries setelah
dipotong PPh 21 perbulan
Tabel 3.7
Take Home Pay per budal setelah
dipotong PPh 21 perbulan
No Nama Pendapatan Bruto
Perbulan
POT PPh 21
Take Home Pay
1 Maruap
Siahaan
20.000.000 1.605.380 18.394.620
2 Ewis Udur
Siagian
9.540.800 208.290 9.332.510
3 Setiyo Dedi 13.000.000 611.630 12.338.370
4 Humala Simanjuntak
11.000.000 367.708 10.632.292
5 Bilardo Tua
Manurung
6.790.800 60.063 6.730.737
6 Benni Hasiolan
Siagian
8.000.000 116.700 7.883.300
7 Ervina
Rotua Agustina
5.500.000 17.500 5.482.500
8 Nastiti 6.000.000 59.063 5.940.937
9 Septian
Sakti
8.000.000 155.000 7.845.000
10 Doni Moh.
Ramdani M
8.040.800 117.500 7.937.300
11 Foren Axela Nangin
9.000.000 165.000 8.835.000
Sumber: Data di Olah Peneliti
2. Gross up method
a. Perhitungan Pemotongan
Pajak PPh 21 dengan Gross Up
Gross up method
(Tunjangan pajak yang di gross
up) merupakan metode
pemotongan pajak dimana
perusahaan memberikan
tunjangan pajak yang jumlahnya
sama besar dengan jumlah pajak
yang akan dipotong dari
karyawan. Perhitungan tunjangan
pajak diformulasikan untuk
menyamakan jumlah pajak yang
akan dibayar dengan tunjangan
pajak yang diberikan perusahaan
terhadap karyawannya. Di bawah
ini tabel 3.8 contoh perhitungan
pemotongan pajak PPH 21 untuk
Nasiti dengan menggunakan
metode gross up.
Tabel 3.8
Contoh Perhitungan PPh 21 dengan
Metode Gross Up
Gaji 5000000
Tunjangan PPh21
Tunjangan Jabatan 1000000
Rapel
Jumlah Penghasilan Bruto
Perbulan 6000000
Jumlah Penghasilan Bruto
setahun 72000000
Pengurangan
Biaya Jabatan 3600000
BPJS 225000
Jumlah Pengurangan 3825000
Penghasilan Neto setahun 69175000
PTKP 54000000
Penghasilan Kena Pajak 14175000
PPh 21 Terutang Setahun 708750
PPh 21 Terutang Sebulan 59063
50.000.0000 Tarif 5%
50.000.000-250.000.000 Tarif 15%
250.000.000 -500.000.000
Tarif 25%
500.000.000 keatas Tarif
30%
Take Home Pay
Penghasilan Bruto Sebulan 6000000
Potongan
PPh 21 59063
Take Home Pay 6059063
Sumber: Data di Olah Peneliti
b. Daftar Take Home Pay Gross
up method
Take home pay
menggunakan metode gross up
adalah gaji bruto satu bulan
Artikel Skripsi
Universitas Nusantara PGRI Kediri
Yuni Anggraini I 14.1.02.01.0183 simki.unpkediri.ac.id FE – Akuntansi I I 17 I I
ditambahkan dengan tunjangan
PPh 21 yang diberikan oleh
perousahaan. Berikut di bawah
ini pada tabel 3.9 disajikan daftar
take home pay karyawan PT. St.
Morita Industries.
Tabel 3.9
Daftar Take home pay Menggunakan
Metode Gross Up
No
Nama Pendapatan Bruto
Perbulan
POT PPh 21
Take Home Pay
1 Maruap Siahaan
20.000.000 1.605.380 21.605.380
2 Ewis
Udur S
9.540.800 208.290 9.977.265
3 Setiyo Dedi
13.000.000 611.630 14.223.260
4 Humala
S
11.000.000 367.708 11.735.417
5 Bilardo Tua M
6.790.800 60.063 6.910.926
6 Benni
H.S
8.000.000 116.700 8.116.700
7 Ervina Rotua A
5.500.000 17.500 5.517.500
8 Nastiti 6.000.000 59.063 6.059.063
9 Septian
Sakti
8.000.000 155.000 8.155.000
10 Doni
Moh. M
8.040.800 117.500 8.275.800
11 Foren A
N
9.000.000 165.000 9.165.000
Sumber: Data di Olah Peneliti
3. Net Method
a. Perhitungan Pemotongan
Pajak PPh 21 dengan Net
Method
Net Method” adalah
“metode pemotongan pajak
dimana perusahaan menanggung
PPh 21 karyawan”. Ini berarti
karyawan mendapatkan take
home pay penuh tanpa dipotong
dengan pajak. Berikut di bawah
ini pada tabel 3.10 disajikan
contoh perhitungan PPh 21 untuk
Jovita Jusman dengan
menggunakan net method.
Tabel 3.10
Contoh Perhitungan PPh 21 dengan
Menggunakan Net Method
Gaji 5000000
Tunjangan PPh21
Tunjangan Jabatan 1000000
Rapel
Jumlah Penghasilan Bruto
Perbulan 6000000
Jumlah Penghasilan Bruto
setahun 72000000
Pengurangan
Biaya Jabatan 3600000
BPJS 225000
Jumlah Pengurangan 3825000
Penghasilan Neto setahun 69175000
PTKP 54000000
Penghasilan Kena Pajak 14175000
PPh 21 Terutang Setahun 708750
PPh 21 Terutang Sebulan 59063
50.000.0000 Tarif 5%
50.000.000-250.000.000 Tarif
15%
250.000.000 -500.000.000 Tarif 25%
500.000.000 keatas Tarif 30%
Take Home Pay
Penghasilan Bruto Sebulan 6000000
Potongan
PPh 21
Take Home Pay 6000000
Sumber: Data di Olah Peneliti
b. Daftar Take Home Pay dengan
Menggunakan Net Method
Take home pay PPh 21
menggunakan net method
karyawan mendapatkan gaji
penuh karena pajak ditanggung
oleh perusahaan. Berikut
dibawah pada tabel 3.11
disajikan take home pay
Artikel Skripsi
Universitas Nusantara PGRI Kediri
Yuni Anggraini I 14.1.02.01.0183 simki.unpkediri.ac.id FE – Akuntansi I I 18 I I
karyawan PT. St. Morita
Industries
Tabel 3.11
Daftar Take home pay Menggunakan
Net Method
No Nama Pendapatan Bruto
Perbulan
1 Maruap Siahaan 20.000.000,00
2 Ewis Udur Siagian 9.540.800,00
3 Setiyo Dedi 13.000.000,00
4 Humala Simanjuntak 11.000.000,00
5 Bilardo Tua Manurung 6.790.800,00
6 Benni Hasiolan Siagian 8.000.000,00
7 Ervina Rotua Agustina 5.500.000,00
8 Nastiti 6.000.000,00
9 Septian Sakti 8.000.000,00
10 Doni Moh. Ramdani M 8.040.800,00
11 Foren Axela Nangin 9.000.000,00
Sumber: Data di Olah Peneliti
D. Pembahasan
1. Perhitungan pajak penghasilan
pasal 21 Non Gross up atas
karyawan PT. St. Morita
Industries
Perhitungan pajak penghasilan
PPh 21 PT. St. Morita Industries
menggunakan metode non gross up
adalah pemotongan pajak dimana
karyawan menanggung sendiri
jumlah pajak penghasilannya. Take
home pay yang diperoleh karyawan
masih dikurangi dengan tanggungan
pajak yang harus dibayarkan oleh
karyawan sendiri. Setiap pekerja
atau buruh berhak memperoleh
upah yang sama untuk pekerjaan
yang sama nilainya. Maksudnya,
dengan karyawan menanggung PPh
21 terutangnya
sendiri, penghasilan bruto karyawan
tidak terpengaruh oleh PTKP
2. Perhitungan pajak penghasilan
pasal 21 dengan metode Gross up
atas karyawan PT. St. Morita
Industries
Perhitungan pajak penghasilan
pasal 21 dengan metode Gross up
method (Tunjangan pajak yang di
gross up) merupakan metode
pemotongan pajak dimana
perusahaan memberikan tunjangan
pajak yang jumlahnya sama besar
dengan jumlah pajak yang akan
dipotong dari karyawan.
Perhitungan tunjangan pajak
diformulasikan untuk menyamakan
jumlah pajak yang akan dibayar
dengan tunjangan pajak yang
diberikan perusahaan terhadap
karyawannya. Gross up method
lebih menguntungkan bagi
karyawan.
3. Perhitungan pajak penghasilan
pasal 21 dengan Net Method atas
karyawan PT. St. Morita
Industries
Perhitungan pajak penghasilan
pasal 21 dengan Net Method
pemotongan pajak dimana
perusahaan menanggung PPh 21
karyawan”. Ini berarti karyawan
Artikel Skripsi
Universitas Nusantara PGRI Kediri
Yuni Anggraini I 14.1.02.01.0183 simki.unpkediri.ac.id FE – Akuntansi I I 19 I I
mendapatkan take home pay penuh
tanpa dipotong dengan pajak.
Perbedaan Net Method dengan
Gross up method adalah pada
Gross up method tagihan PPh 21
ditambahkan menjadi tunjangan.
4. Perbandingan perhitungan pajak
penghasilan pasal 21 Non Gross
up dengan metode Gross up dan
Net Method
Perbandingan perhitungan
pajak penghasilan pasal 21 Non
Gross up dengan metode Gross up
dan Net Method; untuk metode Non
Gross up beban PPh 21 dibebankan
kepada karyawan secara langsung
yang dampaknya mengurangi take
home pay yang didapat karyawan.
Metode Gross up beban pajak
ditanggung oleh pemberi kerja
dimasukkan pada tunjangan PPh 21.
Dan untuk Net Method PPh 21
dibayarkan langsung oleh
perusahaan atau pemberi kerja.
Maka pada Metode Gross up dan
Net Method take home pay
karyawan tidak berkurang.
IV. SIMPULAN, IMPLIKASI DAN
SARAN
A. Simpulan
1. Perhitungan pajak penghasilan
pasal 21 Non Gross up atas
karyawan PT. St. Morita
Industries
Perhitungan pajak penghasilan
PPh 21 PT. St. Morita Industries
menggunakan metode non gross up
adalah pemotongan pajak dimana
karyawan menanggung sendiri
jumlah pajak penghasilannya. Take
home pay yang diperoleh karyawan
masih dikurangi dengan tanggungan
pajak yang harus dibayarkan oleh
karyawan sendiri.
2. Perhitungan pajak penghasilan
pasal 21 dengan metode Gross up
atas karyawan PT. St. Morita
Industries
Perhitungan pajak
penghasilan pasal 21 dengan
metode Gross up method
(Tunjangan pajak yang di gross up)
merupakan metode pemotongan
pajak dimana perusahaan
memberikan tunjangan pajak yang
jumlahnya sama besar dengan
jumlah pajak yang akan dipotong
dari karyawan. Perhitungan
tunjangan pajak diformulasikan
untuk menyamakan jumlah pajak
yang akan dibayar dengan
tunjangan pajak yang diberikan
perusahaan terhadap karyawannya.
Artikel Skripsi
Universitas Nusantara PGRI Kediri
Yuni Anggraini I 14.1.02.01.0183 simki.unpkediri.ac.id FE – Akuntansi I I 20 I I
Gross up method lebih
menguntungkan bagi karyawan.
3. Perhitungan pajak penghasilan
pasal 21 dengan Net Method atas
karyawan PT. St. Morita
Industries
Perhitungan pajak penghasilan
pasal 21 dengan Net Method
pemotongan pajak dimana
perusahaan menanggung PPh 21
karyawan”. Ini berarti karyawan
mendapatkan take home pay penuh
tanpa dipotong dengan pajak.
Perbedaan Net Method dengan
Gross up method adalah pada
Gross up method tagihan PPh 21
ditambahkan menjadi tunjangan.
4. Perbandingan perhitungan pajak
penghasilan pasal 21 Non Gross
up dengan metode Gross up dan
Net Method
Perbandingan perhitungan
pajak penghasilan pasal 21 Non
Gross up dengan metode Gross up
dan Net Method; untuk metode Non
Gross up beban PPh 21 dibebankan
kepada karyawan secara langsung
yang dampaknya mengurangi take
home pay yang didapat karyawan.
Metode Gross up beban pajak
ditanggung oleh pemberi kerja
dimasukkan pada tunjangan PPh 21.
Dan untuk Net Method PPh 21
dibayarkan langsung oleh
perusahaan atau pemberi kerja.
Maka pada Metode Gross up dan
Net Method take home pay
karyawan tidak berkurang.
B. Implikasi
Berdasarkan simpulan di atas
maka implikasi yang dapat diambil
adalah sebagai berikut :
1. Teoritis
Hasil penelitian ini
memberikan pemahaman bahwa
penggunaan metode pemungutan
PPh 21 mengakibatkan perbedaan
tak home pay yang diperoleh oleh
karyawan. Metode metode non
gross up adalah pemotongan pajak
dimana karyawan menanggung
sendiri jumlah pajak
penghasilannya. Take home pay
yang diperoleh karyawan masih
dikurangi dengan tanggungan pajak
yang harus dibayarkan oleh
karyawan sendiri. Setiap pekerja
atau buruh berhak memperoleh
upah yang sama untuk pekerjaan
yang sama nilainya. Maksudnya,
dengan karyawan menanggung PPh
21 terutangnya
Artikel Skripsi
Universitas Nusantara PGRI Kediri
Yuni Anggraini I 14.1.02.01.0183 simki.unpkediri.ac.id FE – Akuntansi I I 21 I I
sendiri, penghasilan bruto karyawan
tidak terpengaruh oleh PTKP.
Gross up method lebih
menguntungkan bagi karyawan.
Karena karyawan tidak membayar
PPh 21 karena beban pajak
karyawan sudah di bayar oleh
pemberi kerja atau perusahaan. Tapi
disisi lain bagi perusahaan akan
menjadikan beban yang harus
ditanggung yang menjadikan beban
tetap setiap bulan. Hal ini sangat
menjadikan pertimbangan apabila
perusahaan akan menaikkan gaji
karyawan karena dengan naiknya
gaji karyawan akan meningkatkan
beban perusahaan yang
menanggung pajak karyawan.
Net Method pemotongan
pajak dimana perusahaan
menanggung PPh 21 karyawan”. Ini
berarti karyawan mendapatkan take
home pay penuh tanpa dipotong
dengan pajak. Perbedaan Net
Method dengan Gross up method
adalah pada Gross up method
tagihan PPh 21 ditambahkan
menjadi tunjangan.
2. Praktis
Hasil penelitian ini bisa
dijadikan pertimbangan bagi
perusahaan atau pemberi kerja
dalam menentukan metode
pemungutan pajak PPh 21.
C. Saran
1. Praktis
a. Bagi Wajib Pajak
1) Hasil penelitian ini bisa
menjadi penambahan
wawasan mengenai pajak
khususnya dalam perhitungan
pajak penghasilan pasal 21
atas karyawan
2) Hasil penelitian ini dapat
menambah pemahaman
mengenai aturan dalam
perhitungan pajak penghasilan
pasal 21 atas karyawan
3) Hasil penelitian ini dapat
menambah pengetahuan
khususnya bagi karyawan
suatu perusahaan mengenai
dampak yang diperoleh
apabila perusahaan
menerapkan berbagai metode
pemungutan PPh 21
b. Bagi Peneliti
1) Hasil penelitian ini bisa
menambah wawasan peneliti
dalam perhitungan pajak
penghasilan pasal 21 yang
sesuai dengan aturan yang
berlaku
Artikel Skripsi
Universitas Nusantara PGRI Kediri
Yuni Anggraini I 14.1.02.01.0183 simki.unpkediri.ac.id FE – Akuntansi I I 22 I I
2) Hasil penelitian ini bisa
Membantu pemahaman
peneliti dalam
membandingan perhitungan
pajak penghasilan pasal 21
menggunakan metode Gross
up dengan Non Gross up dan
Net Method.
3) Hasil penelitian ini bisa
menambah pengetahuan
peneliti mengenai manfaat
yang diperoleh apabila suatu
perusahaan menerapkan
metode Gross up maupun Net
Method.
c. Bagi Perusahaan
1) Hasil penelitian ini bisa
sebagai masukan untuk
pandangan dalam
menggunakan metode mana
yang paling tepat
dalammeminimalkan atau
mengefisiensi beban pajak
yang dapat diterapkan oleh
perusahaan dengan metode
Gross upmaupun Net
Method.
2) Hasil penelitian ini bisa
sebagai masukan untuk
mengetahui perbandingan
dalam penerapan PPh 21
menggunakan metode Gross
up dengan Non Gross up
serta Net Method sehingga
dapat menjadi pertimbangan
bagi perusahaan.
d. Bagi Universitas Nusantara
PGRI Kediri
Hasil penelitian ini
diharapkan dapat dijadikan
referensi khususnya masalah
bidang perpajakan dan dapat
memberi masukan di bidang
perpajakan.
2. Teoritis
Hasil penelitian ini
diharapkan dapat digunakan sebagai
ilmu tambahan pengembangan
wawasan dalam perkuliahan
sehingga mahasiswa dapat lebih
mengetahui penerapan dan
perhitungan pajak penghasilan pasal
21 atas karyawan.
DAFTAR PUSTAKA
Mardiasmo. 2016. Perpajakan.
Yogyakarta: Andi.
Menurut Prof. Dr. Rohmad Soemitro S.H
dalam buku Perpajakan
(Mardiasmo 2016;03).
Metta V.C, Kardinal. 2012. Analisis
Perhitungan Pajak Penghasilan
Pasal 21 atas Karyawan Pada PT.
Bumi Sriwijaya Abadi. Diakses
pada tanggal 20 November 2017
Artikel Skripsi
Universitas Nusantara PGRI Kediri
Yuni Anggraini I 14.1.02.01.0183 simki.unpkediri.ac.id FE – Akuntansi I I 23 I I
Muaya. A. 2016. Analisis Perhitungan,
Penetapan dan Pelaporan Pajak
Penghasilan Pasal 21 Pada
Yayasan Perguruan Tinggi Katolik
Keuskupan Manado. Jurnal
EMBA Manado Vol.4 N0.2, Edisi
Juni 2016, ISSN:2303-1174.
Sugiyono. 2016. Statistika Untuk
Penelitian. Bandung : Alfabeta.
Susan. J. 2013. Analisis Perhitungan
Pajak Penghasilan Pasal 21 Pada
PT. Megasurya Nusalestari
Manado. Jurnal EMBA Manado
Vol.1 N0.4, Edisi Desember 2013,
ISSN:2303-1174.
Undang-Undang Perpajakan No.36
Tahun 2008.
top related