appendix 17b oleh ulfa nur rahmadani
Post on 11-Jan-2016
218 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
Nama : Ulfa Nur Rahmadani
Nim : A31113010
Appendix 17B
Akuntansi untuk Istrumen Derivatif
Instrumen derivatif merupakan instrumen yang dikembangkan untuk mengelola resiko. Perusahaan
menggunakan nilai wajar atau arus kas dari instrumen ini untuk mengoffset perubahan nilai wajar atau
arus kas aktiva yang terkait dengan resiko tersebut.
Kontrak Forward: merupakan kontrak yang berisi perjanjian untuk membeli atau menjual aktiva, saham
maupun obligasi tertentu di masa mendatang dalam harga tertentu. Karena kontrak ini, perusahaan
memiliki hak untuk membeli atau menjual aktiva, saham dan obligasi tersebut dengan harga yang di
tetapkan meskipun nanti harganya akan naik, begitupun sebaliknya jika harganya turun, perusahaan juga
mempunyai kewajiban untuk tetap membeli atau menjual aktiva tersebut pada harga yang telah
ditetapkan.
Kontrak Opsi: merupakan kontrak yang berisi perjanjian untuk membeli atau menjual aktiva, saham, atau
obligasi dengan harga sekarang dalam kurun waktu yang telah di tentukan. Jadi, perusahaan dapat
memilih untuk membeli atau tidak selama kurun waktu tersebut. Namun, karena tidak ada kepastian
untuk membeli, biasanya kontrak ini akan di bebani sejumlah biaya untuk menahan kontrak tersebut tetap
terbuka selama waktu yang telah di tetapkan.
Kontrak forward maupun kontrak opsi, keduanya melibatkan penyerahan aktiva, saham atau obligasi di
masa depan dan nilai kontrak itu di dasarkan atas aktiva, saham atau obligasi yang mendasarinya. Kedua
instrument keuangan ini disebut derivatif karena nilainya diturunkan atau diperoleh dari nilai aktiva
lainnya (misalnya saham, obligasi atau komoditif)
Selanjutnya, kita akan membahas tiga jenis derivatif yang berbeda, yaitu:
1. Forward
2. Opsi
3. Swap
PENGGUNA DERIVATIF DAN ALASAN PENGGUNAANNYA
Produsen dan Konsumen
Untuk produsen yang memprediksi penurunan harga dari produknya di masa yang akan datang, ia dapat
menandatangani kontrak forward untuk menjual produknya dengan harga saat ini dimasa yang akan
datang. Kemudian, konsumen yang memprediksi kenaikan harga produk tersebut di masa depan, akan
membeli kontrak tersebut. Jika harga benar-benar turun seperti yang diprediksikan produsen, maka
produsen yang akan diuntungkan dengan kontrak ini. Namun jika harga naik seperti yang diprediksikan
konsumen, maka konsumen yang akan untung. Meskipun demikian, berdasarkan kontrak atas harga yang
telah ditetapkan tersebut, baik produsen maupun konsumen sama-sama disebut sebagai pembendung
resiko (hedger) karena mereka telah membendung resiko penurunan harga (untuk produsen) dan resiko
kenaikan harga (untuk konsumen) dan melindungi posisi mereka guna memastikan hasil keuangan yang
menguntungkan.
Spekulator dan Arbitrajur
Spekulator (speculator) merupakan orang-orang yang membeli kontrak dan mempercayai bahwa harga
aktiva yang ada dalam kontrak tersebut akan naik dan karena itu, nilai kontrak itu akan naik. Spekulator
ini, yang mungkin hanya berada di pasar selama beberapa waktu, kemudian akan menjual kontrak itu ke
spekulator lain atau perusahaan lain yang tertarik dengan aktiva yang ditawarkan dalam kontrak tersebut.
Arbitrajur (arbitrageur). Pemaian pasar ini berusaha untuk memanfaatkan inefisiensi dalam berbagai
pasar derivatif. Mereka berusaha untuk mengunci laba dengan secara serentak memasuki suatu transaksi
dalam dua pasar atau lebih.
Sebagian besar perusahaan terlibat dalam beberapa bentuk transaksi derivatif. Perusahaan seperti Exxon
Mobil (USA), Caterpillar, maupun Johnson & Johnson mengaku menggunakan instrument derivatif
terutama untuk tujuan membendung resiko terhadap naik turunnya suku bunga, kurs tukar valuta asing,
dan harga komudoti atas laba dan arus kas perusahaan. Banyak perusahaan yang menggunakan derivatif
secara ekstensif dan berhasil. Namun, penggunaan instrument derivatif dapat menjadi sangat berbahaya,
dan sangat penting untuk perusahaan terlebih dahulu memahami risiko serta imbalan yang berkaitan
dengan kontrak-kontrak derivatif.
PRINSIP DASAR AKUNTANSI DERIVATIF
IASB telah mengatur pedoman akuntansi untuk instrument derivatif, yang secara ringkas adalah sebagai
berikut:
1. Derivatif harus diakui dalam laporan keuangan sebagai aktiva dan juga kewajiban
2. Derivatif harus dilaporkan pada nilai wajar
3. Keuntungan dan kerugian yang dihasilkan dari spekulasi dalam derivatif harus segera diakui
dalam laba
4. Keuntungan dan kerugian yang dihasilkan dari transaksi hedging dilaporkan dengan cara yang
berbeda, tergantung pada jenis hedging.
Contoh: Instrumen Keuangan Derivatif (Spekulasi)
Sebuah perusahaan dapat merealisasikan keuntungan dari kenaikan nilai saham Laredo Inc. dengan
menggunakan instrument keuangan derivatif, seperti opsi beli (call option). Opsi beli memberikan
pemiliknya hak, tetapi bukan keawajiban untuk membeli saham pada harga yang telah ditentukan (sering
disebut sebagai harga strike (strike price) atau harga penggunaan (exercise price).
Sebagai contoh, asumsikan bahwa sebuah perusahaan mengadakan kontrak opsi beli dengan Baird
Investement Co., yang memiliki opsi untuk membeli saham Laredo Inc seharga $100 per saham. Jika
harga saham Laredo naik di atas $100, maka perusahaan dapat menggunakan opsi ini opsi ini dan
membeli saham itu seharga $100 per saham. Jika saham Laredo tidak mengalami kenaikan, maka opsi
yang dibeli ini menjadi tidak berharga.
Jurnal Akuntansi. Untuk mengilustrasikan pencatatan akuntansi untuk opsi beli tersebut, mari kita
asumsikan bahwa perusahaan membeli sebuah kontrak opsi beli pada tanggal 2 Januari 2011, ketika
saham Laredo diperdagangkan pada harga $100 per saham. Ketentuan kontrak tersebut memberikan hak
untuk membeli 1.000 lembar saham (jumlah national) saham Laredo pada harga opsi sebesar $100 per
saham. Kontrak Opsi beli tersebut akan berakhir pada tanggal 30 April 2011. Perusahaan membeli opsi
beli dengan harga $400. Ayat jurnal perusahaan sebagai berikut:
2 Januari 2011
Opsi Beli 400
Kas 400
Jumlah $400 yang dibayarkan merupakan premi opsi yang umumnya jauh lebih kecil dari biaya untuk
membeli saham itu secara keseluruhan. Premi Opsi terdiri dari dua nilai, yaitu:
Nilai intristik (instrinsic value) adalah perbedaan harga pasar dan harga strike yang telah ditentukan.
Nilai waktu (time value) mengacu pada nilai opsi yang berada di atas nilai intrinsiknya.
Asumsikan bahwa pada tanggal 31 Maret 2011, harga saham Laredo telah naik menjadi $120 per saham
dan nilai intrinsik dari kontrak beli sekarang adalah $20.000. Sehingga perusahaan dapat menggunakan
opsi beli dan membeli 1.000 saham dari Baird Co, seharga $100 per saham dan menjual saham tersebut di
pasar pada harga $120 per saham. Sehingga perusahaan memperoleh keuntungan sebesar $20.000. atas
kontrak Opsi. Ayat jurnal yang dibuat perusahaan adalah sebagai berikut:
31 Maret 2011
Call Option 20,000
Unrealized Holding Gain or Loss—Income 20,000
Penilaian pasar kemudian menunjukkan nilai waktu dari opsi tersebut pada tanggal 31 Maret 2011 adalah
$100. Ayat jurnal yang dibuat perusahaan adalah sebagai berikut:
31 Maret 2011
Unrealized Holding Gain or Loss—Income 300
Call Option ($400 - $100) 300
Pada tanggal 31 Maret 2011, perusahaan melaporkan opsi beli pada Laporan Posisi Keuangan pada nilai
wajar $20,100. Keuntungan atau kerugian atas kepemilikan yang belum direalisasi meningkatkan laba
bersih . Pada tanggal 16 April 2011, perusahaan menyelesaikan opsi tersebut sebelum kadaluarsa. Untuk
mencatat penyelesaian tersebut dengan tepat, kita perlu memperbaharui nilai dari Opsi tersebut dari
penurunan pada nilai intrinsiknya. Sebesar $5,000 (($20-$15) x 1,000) sebagai berikut:
16 April, 2011
Unrealized Holding Gain or Loss—Income 5,000
Call option 5,000
Penurunan pada nilai waktu dari opsi tersebut adalah $40 ($100 – 60 ) akan diacatat sebagai berikut:
16 April, 2011
Unrealized Holding Gain or Loss—Income 40
Call Option 40
Maka, pada saat penyelesaian, nilai buku dari Opsi tersebut adalah sebagai berikut:
Call Option
January 2, 2011 400 March 31, 2011 300
March 31, 2011 20,000 April 16, 2011 5,000
April 16, 2011 40
Balance, April 16, 2011 15,060
Perusahaan mencatat penyelesaian atas kontrak Opsi dengan Baird sebagai berikut:
16 April, 2011
Cash 15,000
Loss on Settlement of Call Option 60
Call Option 15,060
Ringkasan pengaruh kontrak opsi beli terhadap laba bersih
Date Transaction Income (Loss) Effect
March 31, 2011 Net Incrase in value of call option ($20,000 - $300 ) $19,700
April 16. 2011 Decrease in value of call option ($5,000 + $40) (5040)
April 16, 2011 Settle net Income (60)
Total Net Income $14,600
Perbedaan antara Instrumen Keuangan Tradisional dengan Derivatif
Instrumen derivatif mempunyai tiga karakteristik dasar, yaitu:
1. Instrumen tersebut mempunyai (1) satu atau lebih dasar (underlyings) dan (2) provisi pembayaran
yang teridentifikasi.
2. Instrumen tersebut memerlukan investasi kecil atau bahkan tanpa investasi sama sekali pada awal
kontrak.
3. Instrumen tersebut mengharuskan atau memperbolehkan penyelesaian bersih.
Berikut ini merupakan ringkasan perbedaan antara instrument keuangan tradisonal dengan derivatif
Karakteristik Instrumen keuangan tradisional
(Sekuritas Perdagangan)
Instrumen keuangan
derivatif (Opsi Beli)
Provisi Pembayaran Harga saham dikalikan jumlah
saham
Perubahan harga saham (yang
menjadi dasar) dikalikan
jumlah saham (jumlah
national)
Investasi awal Investor membayar biaya penuh Investasi awal jauh lebih kecil
dari biaya penuh
Penyelesaian Menyerahkan saham untuk
menerima uang kas
Menerima ekuivalen kas, ber-
dasarkan perubahan harga
saham dikalikan jumlah saham
DERIVATIF YANG DIGUNAKAN UNTUK HEDGING
Penggunaan yang fleksibel dan karakteristik biaya derivatif yang relative rendah terhadap instrument
keuangan tradisonal, menjelaskan mengapa penggunaan derivatif dalam manajemen resiko semakin
meningkat. Beberapa perusahaan multinasional menghadapi resiko yang besar bahwa nilai wajar atau arus
kas aktiva atau kewajiban yang sensitif dengan bunga akan berubah jika suku bunga naik atau turun.
Perusahaan perusahaan ini juga mempunyai operasi internasional yang signifikan dan terkena resiko nilai
tukar (exchange rate risk) yaitu resiko bahwa fluktuasi kurs tukar valuta asing akan mempunyai dampak
yang negatif terhadap profitabilitas bisnis internasional.
Instrumen derivatif dapat digunakan untuk mengoffset dampak negatif dari perubahan suku bunga atau
kurs tukar mata uang asing. Penggunaan derivatif ini dikenal sebagai hedging (pembendung atau
penangkal resiko). IASB menetapkan standar akuntansi dan pelaporan untuk instrument keuangan
derivatif yang digunakan dalam aktivitas hedging. Akuntansi khusus diperkenankan untuk dua jenis
hedging, yaitu hedging nilai wajar dan arus kas.
Hedging Nilai Wajar
Dalam Hedging nilai wajar (fair value hedge), suatu derivatif digunakan untuk membendung atau
mengoffset exposure terhadap perubahan nilai wajar aktiva atau kewajiban yang diakui atau komitmen
perusahaan yang belum diakui. Dalam posisi hedging yang sempurna, keuntungan atau kerugian atas nilai
wajar derivatif dan aktiva atau kewajiban yang hedging harus sama dan saling mengoffset. Perusahaan
biasanya menggunakan beberapa jenis hedging nilai wajar. Sebagai contoh, perusahaan menggunakan
swap suku bunga yang akan berdampak buruk terhadap nilai wajar kewajiban hutang. Atau opsi jual
untuk membendung risiko bahwa suatu investasi ekuitas akan menurun nilainya. Untuk mengilustrasikan
Hedging Nilai wajar, asumsikan bahwa pada tanggal 1 April 2011, Hayward Co. membeli 100 lembar
saham Sonoma pada harga pasar $100 per saham. Hayward tidak bermaksud untuk memperdagangkan
secara aktif investasi ini dan karenanya mengklasifikasikan investasi Sonoma sebagai “non-trading equity
investment”. Hayward membuat ayat jurnal berikut untuk mencatat investasi yang tersedia-untuk dijual
ini.
1 April 2011Equity Investments 10,000
Cash 10,000
Hayword mencatat sekuritas yang tersedia-untuk-dijual ini pada nilai wajarnya di laporan posisi
keuangan. Keuntungan dan kerugian yang belum direalisasi dilaporkan dalam ekuitas sebagai bagian dari
laba komprehensif lainnya. Selama tahun 2011, nilai saham dari Sonoma naik menjadi $125 per saham.
Hayward membuat ayat jurnal berikut untuk mencatata keuntungan tersebut:
31 Desember 2011Security Fair Value Adjustment 2,500
Unrealized Holding Gain or Loss—Equity 2,500
Ilustrasi berikut menunjukkan bagaimana investasi Sonoma dilaporkan dalam Laporan Posisi Keuangan:
HAYWARD CO.
STATEMENT OF FINANCIAL POSITION (PARTIAL)
DECEMBER 31, 2011
Assets
Equity Investment $12,500
Equity
Accumulated other comprehensive income
Unrealized holding gain $2,500
Hayward mengadakan kontrak opsi jual pada tanggal 2 Januari 2012, dari menetapkan opsi tersebut
sebagai hedging nilai wajar dari investasi Sonoma. Opsi jual ini (yang kadaluarsa dalam dua tahun)
member Haywars opsi untuk menjual saham Sonoma pada harga $125. Karena harga penggunaan sama
dengan harga pasar saat ini, maka tidak diperlukan ayat jurnal pada opsi jual.
2 Januari 2012
No Entry
Pada tanggal 31 Desember 2012, harga saham Sonoma telah menurun menjadi $120 per saham. Hayward
mencatat ayat jurnal berikut untuk investasi Sonoma:
31 Desember 2012
Unrealized Holding Gain or Loss—Income 500
Security Fair Value Adjusment 500
Harus dicatat bahwa setelah penetapan hedging, akuntansi untuk sekuritas yang tersedia untuk dijual
berubah dari IFRS yang biasa. Dimana kerugian kepemilikan yang belum direalisasi dicatat dalam laba,
bukan dalam ekuitas. Jika Hayward tidak mengikuti standar akuntansi ini, maka ketidaksesuaian
keuntungan dan kerugian dalam laporan rugi-laba akan terjadi. Jadi, akuntansi khusus untuk Hedging
(dalam kasus ini) diperlukan dalam hedging nilai wajar. Ayat jurnal berikut mencatat kenaikan nilai opsi
jual atas saham Sonoma:
31 Desember 2012
Put Option 500
Unrealized Holding Gain or Loss—Income 500
Penurunan harga saham Sonoma ini mengakibatkan kenaikan nilai wajar opsi jual. Yaitu, Hayward dapat
merealisasikan keuntungan atas opsi jual dengan membeli 100 saham di pasar terbuka seharga $120 dan
kemudian menggunakan opsi jual itu, dengan menjual saham seharga $125. Ini menghasilakan
keuntungan bagi Hayward sebesar $500 ($100 saham x ($125 - $120))
Berikut ini merupakan ilustrasi bagaimana jumlah-jumlah yang berkaitan dengan investasi Sonoma dan
opsi jual dilaporkan.
HAYWARD CO.
STATEMENT OF FINANCIAL POSITION (PARTIAL)
DECEMBER 31, 2011
Assets
Equity Investment $12,000
Put option 500
Berikut ini merupakan ilustrasi yang memperlihatkan pelaporan pengaruh transaksi hedging terhadap laba
untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2012
HAYWARD CO.
INCOME STATEMENT (PARTIAL)
FOR YEAR ENDED DECEMBER 31, 2011
Other Income and Expense
Unrealized holding gain—put option $500
Unrealized holding loss—equity investment ( 500)
Hedging Arus Kas
Hedging arus kas (cash flow hedges) digunakan untuk membendung exposure terhadap resiko arus kas
yang merupakan hasil dari variabilitas arus kas. Di sini akuntansi khusus diperbolehkan untuk hedging
arus kas. Pada umumnya, derivatif diukur dan dilaporkan pada nilai wajarnya di neraca, dan keuntungan
maupun kerugian dilaporkan secara langsung dalam laba bersih. Namun, derivatif yang digunakan dalam
hedging arus kas diperhitungkan sebesar nilai wajarnya di neraca, meskipun keuntungan atau kerugian
dicatat dalam ekuitas sebagai bagian dari laba komprehensif lainnya.
Untuk mengilustrasikannya, mari asumsikan bahwa pada bulan September 2011, Allied Can Co.
mengantisipasi pembelian 1.000 metrik ton aluminium dalam bulan Januari 2012. Allied khawatir bahwa
harga aluminium akan naik dalam beberapa bulan mendatang. Maka untuk mengotrol biaya produksi
persediaan, Allied ingin berlindung dari resiko bahwa perusahaan mungkin akan membayar harga yang
lebih tinggi atas persediaan pada bulan Januari 2012. Untuk itu, Allied mengadakan kontrak future untuk
aluminium. Kontrak Future (future Contract) memberi hak dan kewajiban kepada pemegangnya untuk
membeli aktiva pada harga yang telah ditentukan pada periode waktu tertentu. Dalam kasus ini, kontrak
future aluminium memberikan Allied hak dan kewajiban untuk membeli 1.000 metrik ton aluminium
seharga $1.550 per Januari 2012. Yang mendasari harga Derivatif ini adalah harga aluminium, jika
harganya naik, maka nilai kontrak tersebut juga akan naik.
Pada tanggal pengadaan kontrak (September 2011) tidak ada jurnal yang dicatat karena harga kontrak
tersebut masih sama dengan harga spot.
Pada tanggal 31 Desember 2011, harga untuk penyerahan aluminum pada bulan Januari telah meningkat
menjadi $1.575 per metric ton. Allied akan membuat ayat jurnal berikut:
31 Desember, 2011
Futures Contract 25,000
Unrealized Holding Gain or Loss—Equity 25,000
(($1,575 - $1.550) x 1.000 tons)
Pada bulan Januari 2012, Allied membeli dan 1.000 metrik ton aluminium seharga $1.575 dan membuat
ayat jurnal berikut:
Januari 2012
Aluminium inventory 1,575,000
Cash 1,575,000
Pada saat yang sama, Allied melakukan penyelasain dari future kontrak tersebut dan membuat ayat jurnal
sebagai berikut:
Januari 2012
Cash 25,000
Futures Contrac 25,000
Melalui penggunaan derivatif, Allied telah mampu membuat biaya persediaannya menjadi tetap. Namun
tidak terdapat pengaruh laba pada saat ini. Keuntungan atas kontrak future diakumulasikan dalam laba
komprehensif lainnya sampai periode dimana persedian itu dijual dan laba dipengaruhi melalui harga
pokok penjualan. Asumsikan bahwa barang jadi atas aluminum tersebut kemudian dijual dengan harga
$2.000.000 dengan harga pokok penjualan sebesar $1.700.000. Ayat jurnal dari penjualan tersebut adalah
sebagai berikut:
July 2012
Cash 2.000.000
Sales Revenue 2.000.000
Cost of Goods Sold 1.700.000
Inventory 1.700.000
Karena pengaruh kontrak sekarang telah memengaruhi laba, maka Allied membuat ayat jurnal berikut
untuk megurangi Harga pokok penjualan.:
Juli 2012
Unrealized Holding Gain or Loss—Equity 25.000
Cost of Goods Sold 25.000
MASALAH PELAPORAN LAINNYA
Masalah tambahan lain yang penting untuk akuntansi derivatif antara lain yaitu:
Derivatif yang Tertanam
Guna memberikan konsistensi dalam akuntansi untuk instrument derivatif yang serupa, derivatif tertanam
harus diperhitungkan serupa dengan instrument derivatif lainnya. Karena itu, untuk menghitung derivatif
yang tertanam dalam sekuritas hybrid harus dipisahkan dari sekuritas tuan rumah dan diperhitungkan
dengan menggunakan akuntansi untuk derivatif. Proses pemisahan ini biasa dikenal dengan instilah
pemotongan (bifurcation).
Mengkualifikasikan Kriteria Hedging
IASB mengidentifikasi beberapa kriteria yang harus dipenuhi oleh transaksi hedging sebelum akuntansi
khusus untuk hedging diperlukan. Kriteria ini digunakan untuk memastikan bahwa akuntansi hedging
telah digunakan dengan cara yang konsisten di seluruh transaksi hedging yang berbeda. Adapun
kriterianya adalah sebagaiberikut:
1. Penunjukan, manajemen resiko, dan dokumentasi
2. Efektivitas hubungan hedging
3. Pengaruh perubahan nilai wajar atau arus kas terhadap laba yang dilaporkan.
CONTOH AKUNTANSI HEDGING KOMPREHENSIF
Untuk menggambarkan bagaiaman akuntansi hedging komperhensif, digunakan suku bunga swap. Swap
adalah transaksi diantara dua pihak dimana pihak pertama berjanji untuk melakukan pembayaran kepada
pihak kedua. Demikian pula pihak kedua berjanji akan melakukan pembayaran secara simultan kepada
pihak pertama. Jenis swap yang paling umum adala swap suku bunga (interest swap rate) dimana satu
pihak melakukan pembayaran berdasarkan suku bunga yang tetap atau mengambang dan pihak kedua
melakukan hal yang berlawanan.
Hedging Nilai Wajar
Asumsikan bahwa Jones Company menerbitkan obligasi dengan suku bunga tetap 8%, 5 tahun, senilai
$1,000,000 pada tanggal 2 Januari 2012. Jones mencatat transaksi ini sebagai berikut:
2 Januari 2011
Cash 1.000.000
Bond Payable 1.000.000
Suku bunga tetap ditawarkan Jones untuk menarik investor, tetapi Jones khawatir jika suku bunga pasar
menurun, maka nilai wajar kewajiban itu akan naik dan perusahaan akan mengalami kerugian ekonomi.
Untuk melindungi diri dari resiko kerugian ini, Jones memutuskan untuk membendung resiko penurunan
suku bunga dengan memasuki kontrak swap suku bunga 5 tahun. Syarat kontrak swap untuk Jones adalah
sebagai berikut:
1. Jones akan menerima pembayaran tetap pada 8% (berdasarkan jumlah $1,000,000)
2. Jones akan membayarkan suku bunga variabel, berdasarkan suku bunga pasar yang berlaku
sepanjang umur kontrak swap. Suku bunga variabel pada awal kontrak adalah 6,8%
Dengan mengasumsikan bahwa swap itu dilakukan pada tanggal 2 Januari 2011, (tanggal yang sama
seperti penerbitan hutang), swap pada saat itu tidak mempunyai nilai sehingga tidak ada pencatatan pada
tanggal 2 Januari 2011.
Pada Akhir Tahun 2012, pembayaran bunga atas obligasi tersebut dilakukan. Ayat jurnal untuk mencatat
transaksi ini adalah sebagai berikut:
31 Desember 2011
Interest Expense 80.000
Cash (8% x $1.000.000) 80.000
Pada akhir tahun 2011, suku bunga pasar menurun cukup besar dank arena itu nilai kontrak swap akan
naik. Dalam Swap, Jones akan menerima suku bunga tetap 8% atau $80.000 dan membayar suku bunga
variabel 6,8% atau $68.000. Karena itu, Jones menerima selisih $12.000 sebagai penyelesaian
pembayaran atas kontrak swap pada tanggal pembayaran bunga pertama. Jones mencatat transaksi
tersebut sebagai berikut:
31 Desember 2011
Cash 12.000
Interset Expense 12.000
Selain itu, suatu penilaian pasar menunjukan bahwa nilai swap suku bunga telah naik sebesar $40.000.
Kenaikan nilai ini dicatat sebagai berikut:
31 Desember 2011
Swap Contract 40.000
Unrealized Holding Gain or Loss—Income 40.000
Kontrak swap ini dilaporkan pada neraca, dan keuntungan atas transaksi hedging dilaporkan pada laporan
laba rugi. Karena suku bunga menurun, maka perusahaan mencatat kerugian dan kenaikan yang berkaitan
dengan kewajibannya sebagai berikut:
31 Desember 2011
Unrealized Holding Gain or Loss—Income 40.000
Bonds Payable 40.000
Kerugian atas aktivitas hedging dilaporkan pada laba bersih, dan hutang obligasi di neraca di sesuaikan ke
nilai wajarnya.
Penyajian Laporan Keuangan atas Suku Bunga Swap
Ilustrasi berikut akan menunjukkan bagaimana aktiva tdan kewajiban yang berkaitan dengan transaksi
hedging di laporan posisi keuangan:
JONES COMPANY
STATEMENT OF FINANCIAL POSITION (PARTIAL)
DECEMBER 31, 2011
Current Assets
Swap Contract €40.000
Non-Current Liabilities
Bonds Payable €1.040.000
Pengaruhnya terhadap laporan posisi keuangan Jones Company adalah penambahan aktiva swap dan
kenaikan nilai tercatat dari hutang obligasi. Ilustrasi berikut menunjukkan bagaimana pengaruh transaksi
swap ini dalam laporan laba-rugi.
JONES COMPANY
INCOME STATEMENT (PARTIAL)
FOR THE YEAR ENDED DECEMBER 31, 2011
Interset Expense (€80.000 - € 12,000 ) €68.000
Other Income and Expense
Unrealized holding gain—swap contract €40.000
Unrealized holding loss—bonds payable (40.000)
Net gain (loss) €-0-
Secara ringkas, akuntansi untuk hedging nilai wajar (seperti yang diilustrasikan pada contoh Jones)
mencatat derivatif pada nilai wajarnya di neraca, dengan setiap keuntungan dan kerugian dicatat
pada laba. Jadi, keuntungan atas swap mengoffset atau membendung kerugian atas hutang obligasi
karena penurunan suku bunga.
top related