apb des dan audit

Post on 23-Jan-2016

75 Views

Category:

Documents

7 Downloads

Preview:

Click to see full reader

DESCRIPTION

berisi tentang pengelolaan dan pemeriksaan dana desa

TRANSCRIPT

PENGELOLAAN DAN

AUDIT KEUANGAN

DESA

DASAR HUKUM

UU DASAR 1945

UU NO. 32/2004

PP 72 TAHUN 2005 PP 73 TAHUN 2005

PERMENDAGRI 37/2007

•UU No. 17 tahun 2003 Tentang Keuangan Negara

•UU No. 25 Tahun 2004 Tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional

•UU No. 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah

•UU No. 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah

•UU No. 34 Tahun 2000 tentang Perubahan Atas UU No. 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah

•PP Nomor72 Tahun2005Tentang Desa

•Permendagri No 4 Tahun 2007 tentang Pedoman Pengelolaan Kekayaan Desa

•Permendagri No. 37 Tahun 2007 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Desa

K

E

U

A

N

G

A

N

D

E

S

A

•KEUANGAN

•KELEMBAGAAN

•PERSONIL

•KEWENANGAN

MEMPERKUAT MANAJEMENKEUANGAN DESA

•MANAJEMEN

•KELEMBAGAAN

Keuangan Desa

adalah semua hak dan kewajiban dalam

rangka penyelenggaraan pemerintahan

desa yang dapat dinilai dengan uang

termasuk didalamnya segala bentuk

kekayaan yang berhubungan dengan hak

dan kewajiban desa tersebut.

BENDAHARA

adalah perangkat desa yang ditunjuk oleh Kepala

Desa untuk menerima, menyimpan, menyetorkan,

menatausahakan, membayarkan, dan

mempertanggungjawabkan keuangan desa dalam

rangka pelaksanaan APBDesa.

APBDESA

adalah rencana keuangan tahunan

pemerintahan desa yang dibahas dan

disetujui bersama oleh pemerintah desa

dan Badan Permusyawaratan Desa, dan

ditetapkan dengan Peraturan Desa.

APBDesa merupakan satu kesatuan yang

terdiri dari:

a. Pendapatan Desa;

b. Belanja Desa; dan

c. Pembiayaan Desa.

Pendapatan Desa terdiri atas:

a. Pendapatan Asli Desa (PADes);

b. Bagi Hasil Pajak Kabupaten/Kota;

c. Bagian dari Retribusi Kabupaten/Kota;]

d. Alokasi Dana Desa (ADD);

e. Bantuan Keuangan dari Pemerintah, Pemerintah

Provinsi, Pemerintah Kabupaten/Kota dan Desa lainnya;

f. Hibah;

g. Sumbangan Pihak Ketiga

Belanja Desa terdiri dari:

a. Belanja Pegawai/Penghasilan Tetap;

b. Belanja Barang dan Jasa;

c. Belanja Modal;

d. Belanja Subsidi

e. Belanja Hibah (Pembatasan Hibah)

f. Belanja Bantuan Sosial

g. Belanja Bantuan Keuangan

h. Belanja Tak Terduga

Pembiayaan Desa terdiri dari Penerimaan Pembiayaaan dan

Pengeluaran Pembiayaan.

Penerimaan Pembiayaan mencakup:

a. Sisa lebih perhitungan anggaran (SiLPA) tahun

sebelumnya.

b. Pencairan Dana Cadangan.

c. Hasil penjualan kekayaan desa yang dipisahkan.

Pengeluaran Pembiayaan mencakup:

a. Pembentukan Dana Cadangan.

b. Penyertaan Modal Desa.

A. TRANSPARAN

B. AKUNTABEL

C. PARTISIPATIP

D. DISIPLIN ANGGARAN

KEPALA DESA

PEMEGANG

KEKUASAAN

KEUANGAN

DESA

?

KEPALA DESA

MEMIMPIN

PEMDES

MENYUSUN

APBDeS

MEMBINA PEREKONOMIAN

DESA

MENGKOORDINASIKAN PEMBANGUNAN

DESA

•PENGANGGARAN

•PERENCANAAN

•PENATAUSAHAAN

•PELAPORAN & PERTANGGUNGJAWABAN

•PENGAWASAN

1.RPJMDesa

1. RPJMDesa untuk jangka waktu 5 (lima) tahun merupakan penjabaran dari visi

dan misi dari Kepala Desa yang terpilih.

2. RPJMDesa sebagaimana dimaksud pada angka 1 diatas ditetapkan paling

lambat 3 (tiga) bulan setelah Kepala Desa dilantik

2.RKPDesa

1.Kepala Desa bersama Badan Permusyawaratan Desa (BPD)

menyusun RKPDesa yang merupakan penjabaran dari RPJMDesa

berdasarkan hasil Musyawarah Rencana Pembangunan Desa.

2. Penyusunan RKPDesa diselesaikan paling lambat akhir bulan Januari

tahun anggaran sebelumnya.

C. Penetapan ABPDesa

1.Sekretarias Desa menyusun Rancangan Peraturan

Desa tentang APBDesa berdasarkan pada RKPDesa.

2. Sekretaris Desa menyampaikan rancangan Peraturan

Desa tentang APBDesa kepada Kepala Desa untuk

memperoleh persetujuan

3. Kepala Desa menyampaikan rancangan Peraturan Desa

sebagaimana dimaksud pada angka 2 di atas kepada BPD untuk

dibahas bersama dalam rangka memperoleh persetujuan bersama.

4. Penyampaian rancangan Peraturan Desa sebagaimana

dimaksud pada angka 3 di atas, paling lambat minggu

pertama bulan November tahun anggaran sebelumnya.

5. Pembahasan sebagaimana dimaksud pada angka 3 di

atas, menitik beratkan pada kesesuaian dengan RKPDesa.

6. Peraturan Desa tentang APBDesa ditetapkan paling

lambat 1 (satu) bulan setelah APBD Kabupaten / Kota

ditetapkan.

D. Evaluasi APBDesa

1.Rancangan Peraturan Desa tentang APBDesa yang telah disetujui bersama

sebelum ditetapkan oleh Kepala Desa paling lambat 3 (tiga) hari kerja

disampaikan kepada Bupati/Walikota untuk dievaluasi.

2.Hasil evaluasi Bupati/Walikota dituangkan dalam Peraturan Bupati/Walikota

dan disampaikan paling lama 20 (dua puluh) hari kerja kepada Kepala Desa.

3.Apabila hasil evaluasi sebagaimana dimaksud melampaui batas waktu

dimaksud, Kepala Desa dapat menetapkan Rancangan Peraturan Desa

tentang APBDesa menjadi Peraturan Desa.

4. Dalam hal Bupati/Walikota menyatakan hasil evaluasi Raperdes tentang

APBDesa tidak sesuai dengan kepentingan umum dan peraturan

perundang-undangan yang lebih tinggi, Kepala Desa bersama BPD

melakukan penyempurnaan paling lama 7 (tujuh) hari kerja terhitung sejak

diterimanya hasil evaluasi.

G. Azas Umum Pelaksanaan APBDesa

1. Semua penerimaan desa dan pengeluaran desa dalam rangka

pelaksanaan urusan pemerintahan desa dikelola dalam APBDesa.

2. Pemerintah desa wajib melaksanakan pemungutan dan/atau

penerimaan berdasarkan ketentuan yang ditetapkan dalam peraturan

perundang-undangan.

3. Penerimaan desa dilarang digunakan langsung untuk

membiayai pengeluaran, kecuali ditentukan lain oleh peraturan

perundang-undangan.

4. Penerimaan desa berupa uang atau cek harus disetor ke rekening kas

desa paling lama 1 (satu) hari kerja.

5. Jumlah belanja yang dianggarkan dalam APBDesa merupakan Batas

tertinggi untuk setiap pengeluaran belanja desa.

6. Pengeluaran desa tidak dapat dibebankan pada anggaran belanja jika untuk

pengeluaran tersebut tidak tersedia atau tidak cukup tersedia dalam APBDesa.

7. Pengeluaran belanja desa menggunakan prinsip hemat, tidak mewah, efektif,

efisien, dan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan

8. Pengeluaran sebagaimana dimaksud pada angka 6 (enam) dapat

dilakukan jika dalam keadaan darurat, yang selanjutnya diusulkan dalam

rancangan perubahan APBDesa dan /atau disampaikan dalam laporan realisasi

anggaran.

9. Kriteria keadaan darurat sebagaimana dimaksud di atas ditetapkan sesuai

dengan peraturan perundang-undangan.

10.Pemerintah desa dilarang melakukan pengeluaran atas beban anggaran desa

untuk tujuan lain dari yang telah ditetapkan dalam APBDesa.

11.Kepala desa dan aparat desa dilarang melakukan kegiatan perdagangan,

pekerjaan pemborongan, dan penjualan jasa atau bertindak sebagai penjamin

atas kegiatan/pekerjaan/penjualan yang berkaitan dengan pemerintah desa dan

kekayaan milik desa.

H. Pelaksanaan Anggaran Pendapatan Desa

1. Semua pendapatan desa dilaksanakan melalui rekening kas

desa

2. Setiap pendapatan desa harus didukung oleh bukti yang

lengkap dan sah.

3. Kepala desa wajib mengintensifkan pemungutan pendapatan

desa yang menjadi wewenang dan tanggungjawabnya

4. Pemerintah desa dilarang melakukan pungutan selain dari yang

ditetapkan dalam peraturan desa

5. Komisi, rabat, potongan, atau pendapatan lain dengan nama

dan

dalam bentuk apapun yang dapat dinilai dengan uang, baik secara

langsung sebagai akibat dari penjualan, tukar menukar, hibah,

asuransi, dan/atau pengadaan barang dan jasa termasuk

pendapatan bunga, jasa giro atau pendapatan lain sebagai akibat

penyimpanan dana anggaran pada bank serta pendapatan desa

dari

hasil pemanfaatan kekayaan milik desa atas kegiatan lainnya

merupakan pendapatan desa.

PENATAUSAHAAN

- Kepala Desa dalam melaksanakan

penatausahaan keuangan Desa harus

menetapkan Bendahara Desa;

- Kepala Desa menetapkan Bendahara

Desa dengan Keputusan Kepala Desa.

PELAKSANAAN PENATAUSAHAAN

KEUANGAN DESA

BENDAHARA DESA

PENATAUSAHAAN KEUANGAN DESA

•PENATAUSAHAAN PENERIMAAN

•PENATAUSAHAAN PENGELUARAN

PELAPORAN

PERTANGGUNGJAWABAN

•PELAPORAN PENERIMAAN DAN

PENGELUARAN PALING LAMBAT

TANGGAL 10 BULAN BERIKUTNYA

•PERTANGGUNGJAWABAN PENGGUNAAN

DANA KESELURUHAN DISAMPAIKAN

PALING LAMBAT PADA AKHIR TAHUN

ANGGARAN.

Bentuk Administrasi Keuangan

DesaBerdasar Permendagri

32/2006 •Buku Anggaran Penerimaan;

•Buku Anggaran Pengeluaran Rutin;

•Buku Anggaran Pengeluaran Pembangunan;

•Buku Kas Umum;

•Buku Kas Pembantu Penerimaan;

•Buku Kas Pembantu Pengeluaran Rutin;

•Buku Kas Pembantu Pengeluaran Pembangunan.

BUKU ANGGARAN PENERIMAAN

MENGETAHUI

KEPALA DESA …………….

………………………………

………,……….,………

BENDAHARAWAN DESA …………….

………………………………

KODE

ANGGARA

N

URAIAN / KEGIATANJUMLAH

(RP)KETERANGAN

1 2 3 4

JUMLAH

(Model C.1.a)

BUKU ANGGARAN PENGELUARAN RUTIN

MENGETAHUI

KEPALA DESA …………….

………………………………

………,……….,………

BENDAHARAWAN DESA …………….

………………………………

KODE

ANGGARANURAIAN / KEGIATAN

JUMLAH

(RP)KETERANGAN

1 2 3 4

JUMLAH

(Model C.1.b)

BUKU ANGGARAN PENGELUARAN

PEMBANGUNAN

MENGETAHUI

KEPALA DESA …………….

………………………………

………,……….,………

BENDAHARAWAN DESA …………….

………………………………

KODE

ANGGARANURAIAN / KEGIATAN

JUMLAH

(RP)KETERANGAN

1 2 3 4

JUMLAH

(Model C.1.c)

BUKU KAS UMUM

MENGETAHUI

KEPALA DESA …………….

………………………………

………,……….,………

BENDAHARAWAN DESA …………….

………………………………

PENERIMAAN PENGELUARAN

TANGGA

LURAIAN

NOMOR

BUKTI

POS / KODE

ANGGARA

N

JUMLAH

(Rp)

TANGGA

LURAIAN

NOMOR

BUKTI

POS/KODE

ANGGARA

N

JUMLA

H

(Rp)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

JUMLAH JUMLAH

(Model C.2)

BUKU KAS PEMBANTU PENERIMAAN

MENGETAHUI

KEPALA DESA …………….

………………………………

………,……….,………

BENDAHARAWAN DESA …………….

………………………………

TGL URAIAN NOMOR BUKTI

POS/KODE ANGGARAN

JUMLA

H (Rp)I (Rp) II (Rp) III (Rp) IV (Rp)

V

(Rp)

VI

(Rp)

VII

(Rp)

VIII

(Rp)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

JUMLAH

(Model C.3.a)

BUKU KAS PEMBANTU PENGELUARAN RUTIN

MENGETAHUI

KEPALA DESA …………….

………………………………

………,……….,………

BENDAHARAWAN DESA …………….

………………………………

TANGGA

LURAIAN

NOMOR

BUKTI

POS/KODE ANGGARAN

JUMLAH

(Rp)I

(Rp)

II

(Rp)

III

(Rp)

IV

(Rp)

V

(Rp)

VI

(Rp)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

JUMLAH

(Model C.3.b)

BUKU KAS PEMBANTU PENGELUARAN

PEMBANGUNAN

MENGETAHUI

KEPALA DESA …………….

………………………………

………,……….,………

BENDAHARAWAN DESA …………….

………………………………

TANGGA

LURAIAN

NOMOR

BUKTI

POS/KODE ANGGARAN

JUMLAH

(Rp)I

(Rp)

II

(Rp)

III

(Rp)

IV

(Rp)

V

(Rp)

VI

(Rp)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

JUMLAH

(Model C.3.c)

NO TGL. KODE REKENING URAIAN PENERIMAAN

(Rp)

PENGELUARAN

(Rp)

JUMLAH

Jumlah bulan/tanggal Rp. Rp.

Jumlah sampai bulan lalu/tanggal Rp. Rp.

Jumlah semua s/d bulan/tanggal Rp. Rp.

Sisa Kas pada hari ini tanggal…..200…

Oleh kami didapat didalam Kas Rp...............(.....................................................................)

Tunai Rp.

Saldo Bank Rp

Surat berharga Rp.

Mengetahui ..................tanggal....

Kepala Desa, Bendahara Desa,

(.........................) (...........................)

BUKU KAS UMUMDESA…………….KECAMATAN……..

TAHUN ANGGARAN…………..

NO

URUT

NO.BKU

PENERIMAAN

TGL

SETOR

NOMOR STS&BUKTI

PENERIMAAN LAINNYA

JUMLAH

(Rp)

Jumlah bulan inil Rp.

Jumlah sampai dengan bulan lalu Rp.

Jumlah s/d bulan ini Rp.

Mengetahui ..................tanggal....

Kepala Desa, Bendahara Desa,

(.........................) (...........................)

BUKU KAS PEMBANTU PERINCIAN OBYEK

PENERIMAANDESA…………….KECAMATAN……..

TAHUN ANGGARAN…………..

NO

URUT

NO.BKU

PENGELUARAN

TGL

PENGELUARAN

NOMOR SPP&BUKTI

PENGELUARAN LAINNYA

JUMLAH

(Rp)

Jumlah bulan inil Rp.

Jumlah sampai dengan bulan lalu Rp.

Jumlah s/d bulan ini Rp.

Mengetahui ..................tanggal....

Kepala Desa, Bendahara Desa,

(.........................) (...........................)

BUKU KAS PEMBANTU PERINCIAN OBYEK

PENGELUARANDESA…………….KECAMATAN……..

TAHUN ANGGARAN…………..

NO

URUT

TGL. URAIAN PENERIMAAN

(Rp)

PENGELUARAN

(Rp)

SALDO

JUMLAH

Mengetahui ..................tanggal....

Kepala Desa, Bendahara Desa,

(.........................) (...........................)

BUKU KAS HARIAN PEMBANTUDESA…………….KECAMATAN……..

TAHUN ANGGARAN…………..

BAGIAN DARI

DANA PERIMBANGAN

KEUANGAN ANTARA

PEMERINTAH PUSAT

DAN DAERAH

YANG DITERIMA

KABUPATEN/KOTA

ARAHAN

KEBIJAKAN

UMUM

KEBIJAKAN

ALOKASI DANA DESA

SETELAH DIKURANGI

ALOKASI DASAR

UNTUK BELANJA

PEGAWAI NEGERI SIPIL

MINIMAL 10%

UNTUK

SELURUH DESA

PEMERINTAHAN DESA

BERWENANG

MENGATUR DAN MEGURUS

SESUAI KEPENTINGAN

MASYARAKAT DESA

ALOKASI DANA DESA

MINIMAL/ADDM:

60% DARI TOTAL ADD

DIBAGI SECARA MERATA

UNTUK SELURUH DESAPOLA

AL0KASI

KEBIJAKAN

ALOKASI DANA DESA

ALOKASI DANA DESA

PROPORSIONAL/ADDP:

40% DARI TOTAL ADD

DIBAGI UNTUK

DESA-DESA TERTENTU

SESUAI HASIL PENILAIAN

TOTAL ADD

TIAP DESA

DIATUR

DAN DIURUS OLEH

PEMERINTAHAN

DESA

KEBIJAKAN

ALOKASI DANA DESA

ALOKASI DANA DESA

PROPORSIONAL/ADDPDITETAPKAN BERBEDA-BEDA

UNTUK TIAP DESA

DIANALISIS BERDASARKAN

DUA VARIBAEL POKOK

VARIABEL INDEPENDEN TAMABAHAN:

JUMLAH PENDUDUK, LUASWILAYAH, POTENSI EKONOMI,TINGKAT PARTISIPASI MSY JUMLAH UNIT KOMUNITAS DI DESA, dll.

VARIABEL

INDEPENDEN UTAMA:

KEMISKINAN,

PENDIDIKAN DASAR,

KESEHATAN, DAN

KETERJANGKAUAN DESA.

KOEFISIEN

VARIABEL

TIAP DESA

ANGKA BOBOT

TIAP VARIABELDIKALI

NILAI BOBOT

TIAP DESANILAI BOBOT

KAB/KOTADIBAGI

PENGELOLAANALOKASI DANA DESA

PRINSIP-PRINSIP PENGGUNAAN ALOKASI DANA DESA:

• MENDORONG SEMANGAT DESENTRALISASI;

• ADIL, TRANSPARAN DAN AKUNTABEL;

• PASTI, DAPAT DIUKUR KINERJA DAN KEBERHASILAN KEGIATAN;

• MEMBERIKAN STIMULAN DAN INSENTIF BAGI DESA/KELURAHAN.

TUJUAN ALOKASI DANA DESA:

• MENANGGULANGI KEMISKINAN DAN MENGURANGI KESENJANGAN;

• MENINGKATKAN PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN PEMBANGUNAN

DI TINGKAT DESA/KELURAHAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT;

• MENINGKATKAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR PERDESAAN;

• MENINGKATKAN PENGAMANAN NILAI-NILAI KEAGAMAAN, SOSIAL

BUDAYA DALAM RANGKA MEWUJUDKAN KESALEHAN SOSIAL;

• MENINGKATKAN KETENTRAMAN DAN KETERTIBAN MASYARAKAT;

• MENINGKATKAN PELAYANAN PADA MASYARAKAT DESA/KELURAHAN

DALAM RANGKA PENGEMBANGAN KEGIATAN SOSIAL DAN EKONOMI MSY;

• MENDORONG PENINGKATAN KESWADAYAAN DAN GOTONG ROYONG MSY.

PENGELOLAANALOKASI DANA DESA

SASARAN PENGGUNAAN

ALOKASI DANA DESA:

PEMBERDAYAAN MSY ( 70% )

BIAYA OPERASIONALPEMDES (30%)

CONTOH:

• PENANGGULANGAN KEMISKINAN

• PEMNGEMBANGAN BUM-DESA

• PENDAYAGUNAAN TEKNOLOGI TEPAT GUNA

• PEMBANGUNAN KESEHATAN (POSYANDU).

• BANTUAN OPERASIONAL LKMD/LPM

• BANTUAN OPERASIONAL PKK

• BANTUAN OPERASIONAL RT.RW, DUSUN

• PENGEMBANGAN BADAN USAHA MILIK DESA

• BIDANG PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH

• INFRASTRUKTUR DESA, DLL

CONTOH:

• PENGHASILAN TETAP KADES DAN PERANGKAT DESA

• BIAYA OPERAIONAL PEMDES

• BIAYA OPERASIONAL BPD

MEKANISME PENCAIRAN DAN

PENYALURAN DANA ADD

• MEKANISME PENCAIRAN DAN PENYALURAN DANA ADD

MENGIKUT KETENTUAN DAN TATA CARA PENYALURAN APBD

KABUPATEN/KOTA.

• PADA PRINSIPNYA ADD DISALURKAN KEPADA PEMDES MELALUI

REKENING PENANGGUNGJAWAB OPERASIONAL KEGIATAN (PJOK)

ATAU KUASA PENGGUNA ANGGARAN MASING-MASING DESA,

KEMUDIAN MASUK KE KAS DESA DAN MERUPAKAN BAGIAN DARI

PENDAPATAN DESA.

• PENYALURAN DANA DILAKUKAN DARI KAS DAERAH/BAGIAN

KEUANGAN DENGAN CARA TRANSFER MELALUI BANK CABANG

UNTUK DITERUSKAN KE BANK CABANG PEMBANTU DI KECAMATAN

ATAU BANK BRI CABANG KE BRI UNIT KECAMATAN.

• PENCAIRAN DANA DAPAT DILAKUKAN TIAP TRIWULAN, DENGAN

PRINSIP: PENCAIRAN BERIKUTNYA DAPAT DILAKUKAN SETELAH

KEGIATAN PADA TAHAP SEBELUMNYA SELESAI, SERTA LAPORAN

HASIL KEGIATAN DAN PERNAGGUNGJAWABAN KEUANGAN.

PERAN DAN FUNGSIPENGELOLA ADD

• PENGELOLA ADD DI DESA :

☞ KEPALA DESA

PEMBINA DAN PENGENDALI KELANCARAN SERTA KEBERHASILAN

PELAKSANAAN ADD.

☞ PENANGGUNGJAWAB OPERASIONAL KEGIATAN (PJOK) ATAU

KUASA PENGGUNA ANGGARAN:

PJOK ATAU KPA ADALAH SEKRETARIS DESA ATAU PERANGKAT

DESA YANG MAMPU BERDASARKAN KEPUTUSAN KEPALA DESA,

DAN BERTANGGUNGJAWAB TERHADAP PENGELOLAAN DAN

KEBERHASILAN SELURUH PENGELOLAAN ADD.

☞ PENANGGUNGJAWAB ADMINISTRASI KEGIATAN (PJAK)

ATAU BENDAHARA:

PJAK ATAU BENDAHARA ADALAH KAUR KEUANGAN/PERANGKAT

DESA PADA SEKRETARIAT DESA BERDASARKAN KEPUTUSAN

KEPALA DESA YANG BERTANGGUNGJAWAB ATAS PENYELENGGA-

RAAN ADMINISTRASI KEUANGAN ADD.

☞ PELAKSANA KEGIATAN

PELAKSANAAN KEGIATAN ADD ADALAH TIM PELAKSANAAN KEGI-

ATAN YG DIBENTUK UNTUK SETIAP KEGIATAN, BERDASARKAN

MUSYAWARAH DESA, TERDIRI DARI PERANGKAT DESA, ANGGOTA

BPD, ANGGOTA LPMD/K, TIM PENGGERAK PKK ATAU TOKOH MSY.

PERAN DAN FUNGSI

PENGELOLA ADD

• PENGELOLA ALOKASI DANA DESA DI KECAMATAN:

☞ CAMAT

CAMAT BERKEDUDUKAN SEBAGAI PEMBINA DAN PENGENDALI

KEGIATAN ADD BAGI DESA-DESA YANG ADA DI WILAYAH

KECAMATAN YANG BERSANGKUTAN.

☞ KEPALA SEKSI PEMBANGUNAN ATAU NAMA LAIN:

SEBAGAI PEMBINA DAN PENDAMPING KEGIATAN ADD DI DESA

YANG ADA DI WILAYAH KECAMATAN YANG BERTANGGUNGJAWAB

MEMFASILITASI PELAKSANAAN PENGELOLAAN DALAM PROSES

PERENCANAAN, PELAKSANAAN, PENGENDALIAN DAN MONITORING

SERTA PELAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN ADD.

☞ TIM PEMBINA ADD DIBENTUK DENGAN ANGGOTA UNSUR KEPALA

SEKSI PADA KANTOR CAMAT DAN PERANGKAT DAERAH LAINNYA

DI KECAMATAN SESUAI ARAH PENGGUNAAN ADD.

☞ BIAYA OPERASIONAL PEMBINAAN/BOP MONITORING, EVALUASI

DIALOKASIKAN DARI DASK KECAMATAN YANG BERSANGKUTAN.

PERAN DAN FUNGSI

PENGELOLA ADD

• PENGELOLA ALOKASI DANA DESA DI KABUPATEN/KOTA:

☞ BUPATI

BUPATI BERPERAN SEBAGAI PEMBINA PROGRAM ADD

MULAI DARI DESA, KECAMATAN DAN KABUPATEN.

☞ TIM KOORDINASI PROGRAM PENGELOLAAN ADD:

TIM KOORDINASI TERDIRI DARI DARI BAPPEDA, BADAN

PEMBERDAYAAN MSY, BADAN PENGAWASAN, DAN

BAGIAN PEMERINTAHAN, DAN BAGIAN KEUANGAN YG

BERTANGGUNGJAWAB MEMBANTU PROSES PENYA-

LURAN ADD, MEMFASILITASI KELANCARAN KEGIATAN,

MEMONITOR KEGIATAN, DAN MELAPORKAN HASILNYA

KEPADA BUPATI.

PELAKSANAAN

ADD

• PERENCANAAN:

DALAM FORUM MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN

DESA DALAM RANGKA MENYUSUN PROGRAM/KEGIATAN.

• PENYUSUNAN DAFTAR USULAN RENCANA KEGIATAN/DURK:

-- DURK BIAYA OPERASIONAL PEMDES

-- DURK PEMBERDAYAAN MSY

• PEMBAHASAN DAN PENETAPAN PERDES TENTANG APB-DESA.

PEMDES BERSAMA BPD MEMBAHAS RAPB-DES UNTUK

DITETAPKAN MENJADI APB-DESA.

• USULAN PEMERINTAH DESA KEPADA BUPATI UNTUK PENCAIRAN

DANA ADD, DILENGKAPI DOKUMEN ADMINISTRASI KEUANGAN

(KEPUTUSAN PJOK, PJAK, NOMOR REKENING, DLL).

• BAGIAN KEUANGAN MEMPROSES ADMINISTRASI PENCAIRAN DAN

MENTRANSFER DANA ADD KEPADA DESA MELALUI BRI KECAMATAN.

• PENCAIRAN OLEH PJAK ATAS NAMA PJOK/KPA DI BRI KECAMATAN.

• DIADMINISTRASIKAN OLEH PJAK/BENDAHARA.

• PELAKSANAAN KEGIATAN:

-- OLEH MASING-MASING TIM PELAKSANA KEGIATAN.

• PERTANGGUNGJAWABAN DAN PELAPORAN

PENGENDALIAN

PELAKSANAAN ADD

• PEMANTAUAN PELAKSANAAN KEGIATAN:

OLEH TIM KOORDINASI KECAMATAN DAN KABUPATEN/KOTA

• PEMBINAAN DAN PENGAWASAN:

-- PEMBINAAN OLEH KEPALA DESA, BPD, PENGURUS LKMD/LPM

DAN TIM KOORDINASI KECAMATAN DAN KABUPATEN/KOTA

-- PENGAWASAN OLEH KEPALA DESA, BPD, BADAN PENGAWAS

KAB/OKOTA, DAN BADAN PMD KAB/KOTA

• EVALUASI:

-- OLEH PEMDES, TIM KOORDINASI KECAMATAN, DAN TIM

KOORDINASI KAB/KOTA.

• PENANGANAN PENGADUAN MASYARAKAT:

-- OLEH PEMDES, TIM KOORDINASI KECAMATAN, DAN TIM

KOORDINASI KAB/KOTA.

• PELESTARIAN KEGIATAN

INDIKATOR KEBERHASILAN

PRENGELOLAAN ADD

1.BERKURANGNYA JUMLAH PENDUDUK MISKIN DAN MENINGKATNYA

AKTIVITAS MEREKA DALAM KEGIATAN EKONOMI;

2.BERKURANGNYA PENGANGGURAN KARENA TUMBUHNYA LAPANGAN

KERJA DI PERDESAAN;

3.MENINGKATNYA PELAYANAN KEPADA MSY DAN BERFUNGSINYA

LEMBAGA KEMASYARAKATAN SEBAGAI MITRA KERJA PEM. DESA;

4.TERBENTUKNYA BADAN USAHA MILIK DESA

5.MENINGKATNYA PENDAPATAN ASLI DESA (PAD);

6.BERKURANGNYA KEJADIAN LUAR BIASA/WABAH DAN BERFUNGSINYA

POSYANDU DAN POLINDES DI SEMUA DESA;

7.TERBENTUKNYA LEMBAGA PENDIDIKAN DI LUAR SEKOLAH DAN

8.MENINGKATNYA PRESTASI SISWA;

9.MENINGKATNYA PERANSERTA MSY DALAM SISTEM KEAMANAN

LINGKUNGAN (SISKAMLING);

INDIKATOR KEBERHASILAN

PRENGELOLAAN ADD

1.TERCIPTANYA PEMERATAAN PEMBANGUNAN DI SEMUA DUSUN

DAN BERKEMBANGNYA DUSUN-DUSUN TERPENCIL;

2.TERBANGUN DAN TERPILIHARANYA INFRASTRUKTUR DI DESA;

3.SEMARAKNYA KEHIDUPAN KEAGAMAAN SEBAGAI WUJUD

KESALEHAN SOSIAL;

4.MENINGKATNYA PERANAN PEREMPUAN DALAM PEMBANGUNAN

MELALUI KEGIATAN EKONOMI PRODUKTIF;

5.MENINGKATNYA SWADAYA GOTONG ROYONG DAN TERLAKSANA-

NYA BULAN BHAKTI GOTONG ROYONG MASYARAKAT;

6.BERKEMBANGNYA TEKNOLOGI TEPAT GUNA DI PERDESAAN

7.MENINGKATNYA UPAYA PELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP.

LINGKUP AUDIT/PEMERIKSAANLuas lingkup audit atas pengelolaan dan

tanggung jawab KN mencakup seluruh unsur KN sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 UU No 17 tahun 2003 tentang KN, yang meliputi : Hak negara untuk memungut pajak,

mengeluarkan dan mengedarkan uang, dan melakukan pinjaman;

Kewajiban negara untuk menyelenggarakan tugas layanan umum pemerintahan negara dan membayar tagihan pihak ketiga;

Penerimaan dan pengeluaran negara/daerah;

LINGKUP AUDIT/PEMERIKSAAN

Kekayaan negara/daerah yang dikelola sendiri atau oleh pihak lain berupa uang, surat berharga, piutang, barang, serta hak-hak lain yang dapat dinilai dengan uang, termasuk kekayaan yang dipisahkan pada perusahaan negara/daerah;

Kekayaan pihak lain yang dikuasai oleh pemerintah dalam rangka penyelenggaraan tugas pemerintahan dan/atau kepentingan umum;

Kekayaan pihak lain yang diperoleh dengan menggunakan fasilitas yang diberikan pemerintah.

67

PEMERIKSAAN KEUANGAN NEGARA

PEMERIKSAAN KEUANGAN

PEMERIKSAAN KINERJA

PEMERIKSAAN DENGAN TUJUAN

TERTENTU

KHUSUSEKONOMI EFESIENSI

EFEKTIFITAS

LAPORAN KEUANGAN

68

SKPDOPINI REKOMENDASI

SIMPULAN

AUDIT KEUANGAN AUDIT KINERJA

AUDIT DGN TUJUAN TERTENTU

Stakeholders

Audit

69

Pandangan Auditor

LAPORANKEUANGAN

NERACA

CALK

LRAASERSI MANAJEMEN

(STATEMENT OF RESPONSIBILITY)

OPINI- Keberadaan- Penilaian- Kelengkapan- Hak & kewajiban

- Keterjadian- Kelengkapan- Akurasi- Pisah batas- Klasifikasi

- Pengungkapan memadai- Dpt dimergerti- Keterjadian, hak&- kewajiban

70

Audit Keuangan vs Audit KinerjaJenis informasi Pemeriksaan Keuangan Pemeriksaan Kinerja

Data yang digunakan Hanya data keuangan Data keuangan dan non-keuangan

Kriteria Yang Digunakan Standar Akuntansi Pemerintah

Spesifik untuk setiap pemeriksaan

Hasil Akhir (Isi Laporan) Opini atas laporan keuangan

Saran/Rekomendasi

Aspek Yang Dinilai Ketaatan pada peraturan/prinsip-prinsip akuntansi

Ekonomi, Efisiensi dan Efektivitas

Lingkup Penilaian Lebih sempit Lebih luas

Periode yang diperiksa Disebutkan tahun buku yang spesifik

Relatif

Pengetahuan dan Ketrampilan Yang Diperlukan

Lebih sempit: Akuntansi Lebih luas: manajemen kegiatan atau program

Tindak lanjut Koreksi angka dan perbaikan sistem akuntansi

Perbaikan sistem pengendalian manajemen,tindakan kuratif

Audit Keuangan

Audit keuangan adalah audit atas laporan keuangan yang bertujuan untuk memberikan keyakinan apakah laporan keuangan dari entitas yang diaudit telah menyajikan secara wajar tentang posisi keuangan, Laporan Realisasi dan arus kas sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku.

Sasaran

Apakah semua realisasi/penggunaan dana anggaran telah didukung dengan bukti-bukti yang sah dan benar-benar terjadi pada tahun anggaran yang bersangkutan (keberadaan dan keterjadian);

Apakah semua bukti-bukti penerimaan dan penggunaan telah dicatat dan dilaporkan dalam laporan pertanggung jawaban keuangan tahun anggaran yang bersangkutan (kelengkapan);

Sasaran

Apakah semua penggunaan dana anggaran telah didasarkan pada otorisasi yang sah; (otorisasi)

Apakah semua pendapatan dan pengeluaran dana telah dialokasikan dan disajikan dengan jumlah yang tepat dicatat pada mata anggaran yang tepat ; (Perhitungan)

Apakah semua pengeluaran dana telah sepadan dengan kuantitas dan kualitas barang/jasa yang diperoleh.

Sasaran Apakah pengelolaan Keuangan telah

mematuhi ketentuan yang ada misal :Apakah semua pajak-pajak dan penerimaan

negara bukan pajak lainnya telah disetor ke Kas Negara dan telah sesuai dengan batas waktu yang telah ditetapkan;

Apakah pengadaan barang/jasa telah sesuai dengan peraturan perundang-undangan;

Apakah terdapat penggunaan uang/barang untuk kepentingan pribadi;

Apakah terdapat pengeluaran fiktif;Apakah terdapat sisa Kas pada akhir tahun

anggaran yang tidak dipergunakan lagi telah disetor ke Kas Desa.

Methodologi Audit Keuangan

Pemahaman atas entitas/objek yang diperiksa, termasuk pemahaman sistem pengendalian intern dan risiko adanya kecurangan;

Pengevaluasian dan pengujian proses-proses signifikan

Penyusunan prosedur audit yang sesuai; Pengujian atas sistem pengendalian intern,

termasuk pengujian atas kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan atau kebijakan lainnya dan penetapan materialitas dan risiko audit

Pengujian substantif atas transaksi yang terkait dengan pelaksanaan pengadaan barang/jasa;

Pelaporan

Dokumen

SISTEM AKUNTANSI POKOK

Catatan Laporan

Dokumen Transaksi

Buku Pembantu

KertasKerja

• Bukti Penerimaan Kas

• Bukti Pengeluaran

Kas

• Bukti Memorial

• Kumpulan Rekening

(Ringkasan dan Rincian)

• Buku Jurnal Penerimaan Kas

• Buku Jurnal Pengeluaran Kas

• Buku Jurnal Umum

• Laporan Realisasi

Anggaran/Laporan

Operasional• Laporan Aliran Kas

• Neraca• CALK

Kebijakan AkuntansiSAP

Pencatatan & Penggolongan

Peringkasan

Buku Besar

Buku Jurnal

Laporan Keuanga

n

RISK ASSESSMENT PEMERIKSAAN KEUANGAN

• Penentuan dasar Materiality (penerimaan, biaya, atau aset)

• Penentuan tingkat PM• Penentuan akun signifikan berdasarkan PM• Penentuan tolerable error per akun signifikan • Identifikasikan proses bisnis per akun signifikan• Identifikasi inherent risk per akun signifikan• Identifikasi cotrol risk per akun signifikan• Menyimpulkan risiko gabungan per akun

signifikan• Identifikasi strategi audit per akun signifikan• Link ke program audit per akun signifikan

78

StartPemeriksaan

A

B

A

B

MaterialTerhada

pSeluruh

LK?

Pembatasan

Lingkup?

MaterialTerhada

pSeluruh

LK?

MaterialTerhada

pSeluruh

LK?

Ada Prosedur

Lain?

SPI Memada

i?

Sesuai SAP?

DisclaimerOpinion?

QualifiedOpinion

AdverseOpinion

UnqualifiedOpinion

UnqualifiedWithModif

wording

* Berdasarkan atas auditor lain.* Auditor setuju LK disajikan menyimpang prinsip akuntansi.* Inkonsistensi prinsip akuntansi.* Informasi lain tidak konsisten dengan informasi dalam LK.* Penekanan masalah.

Tidak Ya Tidak Ya Ya

YaYa

Ya

Ya

TidakTidak

Tidak

Tidak

Tidak

AUDIT KINERJA

Audit Kinerja adalah audit secara objektif dan sistematik terhadap berbagai macam bukti untuk dapat melakukan penilaian secara independen atas kinerja entitas yang mencakup ekonomi, efisiensi, dan efektivitas program/kegiatan Pemerintah yang diaudit.

Menilai aspek ekonomi dan efisiensi,

serta pemeriksaan atas aspek

efektivitas yang dilakukan

bagi kepentingan manajemen

Oleh Pengawasan Intern

Tujuan pemeriksaan ini adalah untuk

mengidentifikasikan hal-hal yang perlu menjadi perhatian

lembaga perwakilan

PEMERINTAH BPK

METODOLOGI AUDIT KINERJA

Audit pendahuluan Pemahaman atas entitas/program/ kegiatan dan sistem

pengendalian intern; Pemilihan area kunci; Penetapan kriteria audit; Penetapan pendekatan audit & identifikasi data/bukti; Penyusunan laporan audit pendahuluan; Penyusunan program audit terinci.

Audit terinci Pengumpulan, pengujian dan analisis data Penyusunan konsep temuan audit Diskusi dengan manajemen entitas Pelaporan audit

EKONOMI-EFISIEN-EFEKTIF

Audit kinerja mencakup audit tentang ekonomi, efisiensi, dan efektivitas.

Ekonomi didefinisikan sebagai minimalisasi biaya sumber daya yang digunakan dalam suatu kegiatan dengan memperhatikan kualitas yang memadai.

Efisiensi mengacu kepada hubungan antara input dan output, yaitu optimalisasi pemanfaatan sumber daya untuk memenuhi tujuan organisasi

Efektivitas mengacu pada hubungan output dan outcome. Efektivitas mengukur derajat pencapaian tujuan dan sasaran yang ditetapkan.

83

Audit dgn Tujuan Tertentu

Dalam pemeriksaan dengan tujuan tertentu, pemeriksa menerbitkan laporan hasil eksaminasi (examination), reviu, atau prosedur yang disepakati (agreed-upon procedures) mengenai suatu hal atau asersi atas suatu hal yang merupakan tanggung jawab manajemen

Contoh pemeriksaan tersebut pemeriksaan atas pengendalian intern, pemeriksaan investigatif dan pemeriksaan lingkungan

top related