pedoman penyusunan apb desa1

52
Lampiran I Peraturan Bupati Banjarnegara Nomor : 432 Tahun 2008 Tanggal : Tentang : Pedoman Penyusunan, Perubahan, dan Pertanggungjawaban APBDesa. PEDOMAN PENYUSUNAN APB DESA, PERUBAHAN APB DESA, DAN PERTANGGUNGJAWABAN APB DESA I. SINKRONISASI KEBIJAKAN PEMERINTAH DENGAN KEBIJAKAN PEMERINTAH DESA. Pembangunan nasional bertujuan untuk melindungi segenap bangsa lndonesia dan seluruh tumpah darah lndonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik lndonesia Tahun 1945. Untuk itu Pemerntah Desa sebagai unit terendah di jajaran pemerintah perlu menetapkan landasan, arah dan kebijakan untuk mencapai tujuan pembangunan nasional, dimana pembangunan desa identik dengan tujuan nasional tersebut. Landasan, arah dan kebijakan untuk mencapai tujuan pembangunan desa dituangkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Desa. RPJMDesa sebagai acuan Pemerintah Desa untuk menetapkan kebijakan tahunan dalam rangka melaksanakan pembangunan desa yang berkesinambungan. Pada level Pemerintah Kabupaten Banjarnegara ditetapkan RPJM Kabupaten dengan 3 (tiga) prioritas penanganan, yakni : 1) Pendidikan , 2) Kesehatan dan 3) Ekonomi kerakyatan. .Pemerintah Desa dalam menyusun RPJMDesa masing-masing harus mensinergiskan program dan kegiatannya dengan ketiga Rencana Strategis kabupaten tersebut. Berbagai kondisi obyektif di daaerah dan desa masih menunjukan banyaknya masalah dan tantangan yang menjadi prioritas dalam pelaksanaan pembangunan desa, sebagai berikut: 1. masih tingginya pengangguran terbuka; 1

Upload: nawacita

Post on 13-Dec-2015

43 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Pedoman Penyusunan Apb Desa1

TRANSCRIPT

Page 1: Pedoman Penyusunan Apb Desa1

Lampiran I Peraturan Bupati BanjarnegaraNomor : 432 Tahun 2008Tanggal : Tentang : Pedoman Penyusunan,

Perubahan, dan Pertanggungjawaban APBDesa.

PEDOMAN PENYUSUNAN APB DESA, PERUBAHAN APB DESA, DAN PERTANGGUNGJAWABAN APB DESA

I. SINKRONISASI KEBIJAKAN PEMERINTAH DENGAN KEBIJAKAN PEMERINTAH DESA.

Pembangunan nasional bertujuan untuk melindungi segenap bangsa lndonesia dan seluruh tumpah darah lndonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik lndonesia Tahun 1945. Untuk itu Pemerntah Desa sebagai unit terendah di jajaran pemerintah perlu menetapkan landasan, arah dan kebijakan untuk mencapai tujuan pembangunan nasional, dimana pembangunan desa identik dengan tujuan nasional tersebut. Landasan, arah dan kebijakan untuk mencapai tujuan pembangunan desa dituangkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Desa. RPJMDesa sebagai acuan Pemerintah Desa untuk menetapkan kebijakan tahunan dalam rangka melaksanakan pembangunan desa yang berkesinambungan.

Pada level Pemerintah Kabupaten Banjarnegara ditetapkan RPJM Kabupaten dengan 3 (tiga) prioritas penanganan, yakni : 1) Pendidikan , 2) Kesehatan dan 3) Ekonomi kerakyatan. .Pemerintah Desa dalam menyusun RPJMDesa masing-masing harus mensinergiskan program dan kegiatannya dengan ketiga Rencana Strategis kabupaten tersebut.

Berbagai kondisi obyektif di daaerah dan desa masih menunjukan banyaknya masalah dan tantangan yang menjadi prioritas dalam pelaksanaan pembangunan desa, sebagai berikut:

1. masih tingginya pengangguran terbuka;2. masih besarnya jumlah penduduk yang hidup dibawah garis kemiskinan;3. rendahnya produktivitas pertanian dalam arti luas dan belum terkelolanya sumberdaya

alam dan potensi energi terbarukan secara optimal;4. kualitas pendidikan dan kesehatan rakyat masih relatif rendah;5. penegakan hukum dan reformasi birokrasi belum didukung secara optimal;6. belum memadainya kemampuan dalam menangani bencana;7. masih perlunya upaya pengurangan kesenjangan antar wilayah khususnya di desa

perbatasan dan wilayah terisolir, dan8. dukungan infrastuktur desa masih belum memadai.

Dengan mempertimbangkan keberhasilan pelaksanaan pembangunan pada tahun sebelumnya serta permasalahan dan tantangan yang akan dihadapi, maka desa menyusun prioritas pembangunan Desa, sebagai berikut:

1

Page 2: Pedoman Penyusunan Apb Desa1

1. Peningkatan Efektivitas Penanggulangan Kemiskinan.

Prioritas Peningkatan Efektivitas Penanggulangan Kemiskinan difokuskan pada stabilisasi harga bahan pokok, mendorong pertumbuhan yang berpihak pada rakyat miskin, penyempurnaan dan perluasan cakupan program pembangunan berbasis masyarakat, peningkatan akses masyarakat miskin kepada pelayanan dasar dengan memperhatikan Desa-Desa tertinggal dan terisolir. Ppembangunan dan penyempurnaan sistem perlindungan sosial bagi masyarakat miskin.Revitalisasi Pertanian, Perikanan dan Kehutanan, dan Pembangunan Perdesaan.

2 Peningkatan Akses dan Kualitas Pendidikan dan Kesehatan.

Prioritas Peningkatan Akses dan Kualitas Pendidikan dan Kesehatan difokuskan pada akselerasi penuntasan wajib belajar pendidikan dasar sembilan tahun yang merata dan bermutu, peningkatan ketersediaan, kualitas dan kesejahteraan pendidik, peningkatan akses, pemerataan dan relevansi pendidikan menengah dan tinggi yang berkualitas, peningkatan pendidikan luar sekolah, pemerataan, keterjangkauan dan kualitas pelayanan kesehatan terutama bagi masyarakat miskin, ketersediaan tenaga medis dan paramedis terutama untuk pelayanan kesehatan dasar di Desa terpencil dan tertinggal, pencegahan dan pemberantasan penyakit menular, penanganan masalah gizi kurang dan gizi buruk pada ibu hamil, bayi dan anak balita, peningkatan pemanfaatan obat generik esensial, pengawasan obat, makanan dan keamanan pangan serta revitalisasi program keluarga berencana (KB).

3. Prioritas Revitalisasi Pertanian, Perikanan dan Kehutanan, dan Pembangunan Perdesaan difokuskan pada peningkatan produksi pangan, akses rumah tangga terhadap pangan, produktivitas, kualitas produk pertanian, perikanan, dan kehutanan, perluasan kesempatan kerja, diversifikasi ekonomi perdesaan, kualitas pengelolaan hutan dan lingkungan, pembaharuan agraria nasional, pengembangan kota kecil dan menengah pendukung ekonomi perdesaan.

4. Percepatan Pembangunan Infrastruktur dan Peningkatan Pengelolaan Sumber Daya AlamPrioritas percepatan pembangunan infrastruktur dan peningkatan pengelolaan sumber daya alam difokuskan pada upaya untuk mempercepat proses pengentasan kemiskinan.

5. Penanganan Bencana, Pengurangan Risiko Bencana, dan Peningkatan Pemberantasan Penyakit Menular.

Penanganan bencana, pengurangan risiko bencana, dan peningkatan pemberantasan penyakit menular difokuskan pada upaya antisipasi terjadinya bencana dan percepatan pelaksanaan rehabilitasi dan rekonstruksi pasca bencana.

Dalam melakukan sinkronisasi program dan kegiatan, perlu adanya keterkaitan antara sasaran program dan kegiatan pemerintah desa dengan pemerintah, pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten. Untuk efektifitas dan efisiensi anggaran desa, supaya dihindari adanya tumpang tindih pendanaan antara urusan yang menjadi tanggung jawab pemerintah dan pemerintah provinsi/kabupaten, sehingga hasilnya benar-benar dapat dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat.

II. PRINSIP DAN KEBIJAKAN PENYUSUNAN APB DESA DAN PERUBAHAN APB DESA

Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa merupakan rencana keuangan tahunan Pemerintahan Desa yang dibahas dan disetujui bersama oleh pemerintah Desa dan BPD, dan ditetapkan dengan peraturan Desa.

Sebagai rencana keuangan tahunan Pemerintahan Desa, maka dalam APBDesa tergambar semua hak dan kewajiban Desa dalam rangka penyelenggaraan Pemerintahan Desa yang dapat dinilai dengan uang, termasuk didalamnya segala bentuk kekayaan yang

2

Page 3: Pedoman Penyusunan Apb Desa1

berhubungan dengan hak dan kewajiban desa dalam kurun waktu satu tahun.

Selain sebagai rencana keuangan tahunan Pemerintahan Desa, APBDesa merupakan instrumen dalam rangka mewujudkan pelayanan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat untuk tercapainya tujuan bernegara.

Sehubungan dengan hal tersebut, agar APBDesa dapat berfungsi sebagai instrumen untuk penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan, menciptakan lapangan kerja, mengurangi pengangguran dan pemborosan sumberdaya, maka seluruh unsur penyelenggara Pemerintahan Desa supaya mengambil langkah-langkah untuk mempercepat proses penyusunan dan pembahasan APBDesa agar persetujuan bersama antara Kepala Desa dengan BPD atas Rancangan Peraturan Desa tentang APB Desa dicapai paling lambat 1 (satu) bulan sebelum APB Desa dilaksanakan.

Dalam kaitan itu, maka penyusunan APB Desa agar memperhatikan prinsip dan kebijakan sebagai berikut:

1. Prinsip Penyusunan APBDesa

a. Partisipasi Masyarakat

Hal ini mengandung makna bahwa pengambilan keputusan dalam proses penyusunan dan penetapan APBDesa harus melibatkan partisipasi masyarakat, sehingga masyarakat mengetahui akan hak dan kewajibannya dalam pelaksanaan APBDesa.

b. Transparansi dan Akuntabilitas Anggaran

APBDesa yang disusun harus dapat menyajikan informasi secara terbuka dan mudah diakses oleh masyarakat meliputi tujuan, sasaran, sumber pendanaan pada setiap jenis belanja serta korelasi antara besaran anggaran dengan manfaat dan hasil yang ingin dicapai dari suatu kegiatan yang dianggarkan. Oleh karena itu, setiap pengguna anggaran harus bertanggung jawab terhadap penggunaan sumber daya yang dikelola untuk mencapai hasil yang ditetapkan.

c. Disiplin Anggaran

Beberapa prinsip dalam disiplin anggaran yang perlu diperhatikan antara lain:1) Pendapatan yang direncanakan merupakan perkiraan yang terukur secara

rasional yang dapat dicapai untuk setiap sumber pendapatan, sedangkan belanja yang dianggarkan merupakan batas tertinggi pengeluaran belanja;

2) Penganggaran pengeluaran harus didukung dengan adanya kepastian tersedianya penerimaan dalam jumlah yang cukup dan tidak dibenarkan melaksanakan kegiatan yang belum tersedia atau tidak mencukupi kredit anggarannya dalam APBDesa/Perubahan APBDesa;

3) Semua penerimaan dan pengeluaran desa dalam tahun anggaran yang bersangkutan harus dianggarkan dalam APBDesa dan dilakukan melalui rekening kas umum Desa.

d. Keadilan Anggaran

Penerimaan yang dibebankan kepada masyarakat harus mempertimbangkan kemampuan masyarakat untuk membayar. Masyarakat yang memiliki kemampuan pendapatan rendah secara proporsional diberi beban yang sama, sedangkan masyarakat yang mempunyai kemampuan untuk membayar tinggi diberikan beban yang tinggi pula. Untuk menyeimbangkan kedua kebijakan tersebut Pemerintah Desa dapat melakukan perbedaan tarif secara rasional guna menghilangkan rasa ketidakadilan. Selain daripada itu dalam mengalokasikan belanja desa, harus mempertimbangkan keadilan dan pemerataan agar dapat dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat tanpa diskriminasi pemberian pelayanan.

e. Efisiensi dan efektivitas anggaran dana yang tersedia harus dimanfaatkan seoptimal mungkin untuk meningkatkan pelayanan dan kesejahteraan masyarakat. Oleh karena itu, untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas anggaran,

3

Page 4: Pedoman Penyusunan Apb Desa1

dalam perencanaan anggaran perlu memperhatikan:1) Tujuan, sasaran, hasil dan manfaat, serta indikator kinerja yang ingin dicapai;2) Penetapan prioritas kegiatan dan penghitungan beban kerja, serta penetapan

harga satuan yang rasional.

f. Taat Azas

APBDesa sebagai rencana keuangan tahunan Pemerintahan Desa ditetapkan dengan Peraturan Desa, memperhatikan:

1) APBDesa tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi, mengandung arti bahwa apabila pendapatan, belanja dan pembiayaan yang dicantumkan dalam rancangan peraturan desa tersebut telah sesuai dengan ketentuan undang-undang yang diakui keberadaannya dan mempunyai kekuatan hukum yang mengikat sepanjang diperintahkan oleh peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi. Peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi dimaksud mencakup kebijakan yang berkaitan dengan keuangan desa.

2) APBDesa tidak bertentangan dengan kepentingan umum, mengandung arti bahwa rancangan peraturan Desa tentang APBDesa lebih diarahkan agar mencerminkan keberpihakan kepada kebutuhan dan kepentingan masyarakat (publik) dan bukan membebani masyarakat. Peraturan Desa tidak boleh menimbulkan diskriminasi yang dapat mengakibatkan ketidakadilan, menghambat kelancaran arus barang dan pertumbuhan ekonomi masyarakat, pemborosan keuangan negara/Desa, memicu ketidakpercayaan masyarakat kepada pemerintah, dan mengganggu stabilitas keamanan serta ketertiban masyarakat yang secara keseluruhan mengganggu jalannya penyelenggaraan pemerintahan di Desa.

3) APBDesa tidak bertentangan dengan peraturan desa lainnya, mengandung arti bahwa apabila kebijakan yang dituangkan dalam peraturan desa tentang APBDesa tersebut telah sesuai dengan ketentuan peraturan desa sebagai penjabaran lebih lanjut dari peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi dengan memperhatikan ciri khas masing-masing desa. Sebagai konsekuensinya bahwa rancangan peraturan desa tersebut harus sejalan dengan pengaturannya tentang pokok-pokok pengelolaan keuangan desa dan menghindari adanya tumpang tindih dengan peraturan desa lainnya.

2. Kebijakan Penyusunan APBDesa

a. Pendapatan Desa

Dalam kebijakan perencanaan pendapatan Desa harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut:1) Pendapatan Desa meliputi semua penerimaan uang melalui rekening kas umum

Desa, yang menambah ekuitas dana lancar sebagai hak Pemerintah Desa dalam 1 (satu) tahun, anggaran yang tidak perlu dibayar kembali oleh desa.

2) Seluruh pendapatan Desa dianggarkan dalam APBDesa secara bruto, mempunyai makna bahwa jumlah pendapatan yang dianggarkan tidak boleh dikurangi dengan belanja yang digunakan dalam rangka menghasilkan pendapatan tersebut dan/atau dikurangi dengan bagian pemerintah pusat/desa lain dalam rangka bagi hasil.

3) Pendapatan desa merupakan perkiraan yang terukur secara rasional yang dapat dicapai untuk setiap sumber pendapatan.

Pendapatan Desa terdiri dari:

1) Pendapatan Asli Desa (PAD)

a) Dalam merencanakan target pendapatan desa dari kelompok Pendapatan Asli Desa agar ditetapkan secara rasional dengan mempertimbangkan realisasi penerimaan tahun lalu, potensi, dan asumsi pertumbuhan ekonomi

4

Page 5: Pedoman Penyusunan Apb Desa1

yang dapat mempengaruhi terhadap masing-masing jenis penerimaan, obyek penerimaan serta rincian obyek penerimaan.

b) Dalam upaya peningkatan pendapatan asli desa, agar tidak menetapkan kebijakan pemerintahan desa yang memberatkan dunia usaha dan masyarakat. Upaya peningkatan pendapatan asli desa dapat ditempuh melalui penyederhanaan sistem dan prosedur administrasi pemungutan pajak dan retribusi desa, meningkatkan ketaatan wajib pajak dan pembayar retribusi desa serta peningkatan pengendalian dan pengawasan atas pemungutan pendapatan asli desa untuk terciptanya efektifitas dan efisiensi yang diikuti dengan peningkatan kualitas, kemudahan, ketepatan dan kecepatan pelayanan.

c) Melakukan upaya peningkatan penerimaan bagian laba/deviden atas penyertaan modal atau investasi lainnya yang dapat ditempuh melalui inventarisasi dan menata serta mengevaluasi nilai kekayaan desa yang dipisahkan, baik dalam bentuk uang maupun barang sebagai penyertaan modal (investasi desa).

Jumlah rencana penerimaan dari hasil pengelolaan kekayaan desa yang dipisahkan, hendaknya rasional dibandingkan dengan nilai kekayaan desa yang dipisahkan. Dalam upaya peningkatan PAD Pemerintah Desa supaya mendayagunakan kekayaan desa yang tidak dipisahkan dan belum dimanfaatkan, untuk dikelola atau dikerjasamakan dengan pihak ketiga sehingga menghasilkan pendapatan. Penyertaan modal dan kerjasama pada pihak ketiga ditetapkan dengan peraturan desa.

e) Pendapatan Asli Desa terdiri dari pungutan desa; hasil usaha desa; hasil kekayaan desa; hasil pengelolaan kekayaan desa yang dipisahkan; hasil swadaya dan partisipasi masyarakat; hasil gotong-royong masyarakat; lain-lain pendapatan asli desa yang sah.

f) Kekayaan desa sebagaimana dimaksud pada huruf f meliputi tanah kas desa, pasar desa, pasar hewan, tambatan perahu, bangunan milik desa, pelelangan ikan yang dikelola oleh desa, pemandian umum yang diurus desa, obyek rekreasi yang diurus desa, tempat-tempat pemancingan disungai yang dikelola desa, hutan desa, jalan desa, kuburan desa, lapangan desa, saluran air milik desa dan lain-lain kekayaan milik desa.

g) Pengelolaan tanah kas yang selanjutnya disebut dengan bengkok pengelolaannya diperuntukan sebagai penghasilan Kepala Desa dan perangkat desa lainnya, sedangkan tanah desa lain dipergunakan bagi kepentingan Desa lainnya.

h) Penghasilan dari tanah kas desa sebagaimana dimaksud pada huruf h dinilai dengan rupiah sebagai sumber pendapatan desa dalam APB Desa selama 1 (satu) tahun.

2) Bagi Hasil Pajak Kabupaten;

Dana bagi hasil pajak dari kabupaten yang diterima oleh desa merupakan pendapatan Desa yang sah.

3) Bagi Hasil Retribusi Kabupaten;

Dana bagi hasil retribusi dari kabupaten yang diterima oleh desa merupakan pendapatan Desa yang sah.

4) Bagian dari dan perimbangan keuangan pusat dan daerah yang diterima Kabupaten (Alokasi Dana Desa).

Sambil menunggu penetapan pagu ADD tahun yang akan datang, Pemerintah Desa dapat menggunakan pagu definitif dana perimbangan tahun anggaran sebelumnya. Untuk penyesuaian pagu definitif dana perimbangan tahun anggaran yang akan datang ditampung di dalam Perubahan APBDesa tahun anggaran yang akan datang pula.

5

Page 6: Pedoman Penyusunan Apb Desa1

5) Bantuan Keuangan dari Pemerintah, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten Bantuan keuangan dari Pemerintah Kabupaten diberikan dalam bentuk Tunjangan Penghasilan Tetap (TPT) bagi Kepala Desa dan Perangkat Desa lainnya atau berupa dana darurat yang diterima dari pemerintah dalam rangka penanggulangan korban/kerusakan akibat bencana alam.

6) Hibah; Hibah yang diterima dalam bentuk uang harus dianggarkan dalam APBDesa dan didasarkan atas naskah perjanjian hibah antara Pemerintah Desa dan pemberi hibah

7) Sumbangan dari pihak ketiga yang tidak mengikat.

Sumbangan yang diterima dari organisasi/lembaga tertentu/perorangan atau pihak ketiga, yang tidak mempunyai konsekuensi pengeluaran maupun pengurangan kewajiban pihak ketiga/pemberi sumbangan diatur dalam peraturan Desa.

b. Belanja Desa

Belanja Desa yang dianggarkan dalam APBDesa, supaya mempedomani hal-hal sebagai berikut :

1) Belanja Desa diprioritaskan dalam rangka pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan desa.

2) Belanja dalam rangka penyelenggaraan urusan pemerintahan desa digunakan untuk melindungi dan meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat dalam upaya memenuhi kewajiban desa yang diwujudkan dalam bentuk peningkatan pelayanan dasar, pendidikan, kesehatan, fasilitas sosial dan fasilitas umum yang layak serta mengembangkan sistem jaminan sosial.

3) Belanja desa disusun berdasarkan pendekatan prestasi kerja yang berorientasi pada pencapaian hasil dari input yang direncanakan. Hal tersebut bertujuan untuk meningkatkan akuntabilitas perencanaan anggaran serta memperjelas efektivitas dan efisiensi penggunaan anggaran.

4) Dalam rangka mendorong pertumbuhan ekonomi desa, Pemerintah Desa supaya memberikan perhatian yang maksimal terhadap upaya peningkatan pertumbuhan ekonomi masyarakat desa melalui pemberdayaan masyarakat dan investasi di desa, termasuk investasi bidang pendidikan.

5) Penyusunan belanja desa diprioritaskan untuk menunjang efektivitas pelaksanaan tugas desa dalam rangka melaksanakan urusan pemerintahan Desa yang menjadi tanggung jawabnya. Peningkatan alokasi anggaran belanja yang direncanakan oleh desa harus terukur yang diikuti dengan peningkatan kinerja pelayanan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat.

6) Alokasi Dana Desa diperuntukan mendanai pemberdayaan masyarakat yang mengarah pada upaya pengentasan kemiskinan.

7) Dalam rangka mendukung pelaksanaan kegiatan reboisasi hutan dan lahan, Pemerintah Desa supaya mengalokasikan dana untuk reboisasi, penghijauan, pemeliharaan, pengayaan tanaman, serta pembuatan bangunan konservasi tanah secara vegetatif dan sipil teknis pada lahan kritis dan tidak produktif.

8) Anggaran Belanja Pegawai

a. Belanja Pegawai Penghasilan

1) Penganggaran penghasilan tetap Kepala Desa dan Perangkat Desa lainnya yang berasal dari bengkok dimunculkan dalam belanja pegawai yang besaran nilainya sama dengan nilai yang tersebut dalam pos pendapatan dari bengkok yang digarap oleh Kepala Desa dan Perangkat Desa lainnya.

2) Dalam rangka peningkatan kesejahteraan dan produktivitas Aparatur Pemerintah Desa, Aparat Pemerintah Desa diberikan Tunjangan

6

Page 7: Pedoman Penyusunan Apb Desa1

Penghasilan Tetap (TPT) setiap bulan. Besarnya tunjangan penghasilan tetap dimaksud agar berpedoman pada Surat Keputusan Bupati Banjarnegara tentang Penetapan Besaran Tunjangan Penghasilan Tetap;

3) Berdasarkan Surat Mendagri Nomor :140/1841/SP Tanggal 17 Agustus Tahun 2006, kepada Kepala Desa dan Perangkat Desa lainnya dapat diberikan tunjangan lainnya berdasarkan pertimbangan yang obyektif dengan memperhatikan kemampuan keuangan Desa, yang ditetapkan dengan keputusan kepala Desa setelah memperoleh persetujuan BPD.

4) Penganggaran penghasilan tetap Kepala Desa dan Perangkat Desa lainnya yang berasala dari bengkok dimunculkan dalam belanja pegawai yang besaran nilainya sama dengan nilai yang tersebut dalam pos pendapatan dari bengkok yang digarap oleh Kepala Desa dan Perangkat Desa lainnya.

5) Dalam rangka peningkatan kesejahteraan dan produktivitas Aparatur Pemerintah Desa, Aparat Pemerintah Desa diberikan Tunjangan Penghasilan Tetap (TPT) setiap bulan. Besarnya tunjangan penghasilan tetap dimaksud agar berpedoman pada Surat Keputusan Bupati Banjarnegara tentang Penetapan Besaran Tunjangan Penghasilan Tetap;

6) Berdasarkan Surat Mendagri Nomor :140/1841/SP Tanggal 17 Agustus Tahun 2006, kepada Kepala Desa dan Perangkat Desa lainnya tunjangan lainnya berdasarkan pertimbangan yang obyektif dengan memperhatikan kemampuan keuangan Desa, yang ditetapkan dengan keputusan kepala Desa setelah memperoleh persetujuan BPD.

b) Belanja Pegawai Honorarium

1) Pemerintah Desa tidak diperkenankan mengangkat pegawai harian lepas/pegawai tidak tetap/pekerja desa.. Pemberian penghasilan/honorarium bagi pegawai harian lepas/pegawai tidak tetap/pekerja desa yang sudah ada dianggarkan sesuai kemampuan desa yang besarnya ditetapkan dengan keputusan kepala Desa dengan memperhatikan asas kepatutan dan kewajaran;

2) Pemberian honorarium bagi Aparatur Pemerintah Desa dan Lembaga Kemasyarakat Desa supaya dibatasi dengan mempertimbangkan asas efisiensi, kepatutan dan kewajaran serta pemerataan penerimaan penghasilan, yang besarannya ditetapkan dalam keputusan kepala Desa.

3) Untuk kemajuan dan kelancaran pelaksanaan penyelenggaraan Pemerintahan Desa, Desa dapat mengalokasikan anggaran operasional dan honorarium personil yang duduk dalam Lembaga Kemasyarakat Desa yang besaranya disesuaikan dengan kemampuan anggaran desa dan hasil musyawarah desa.

10) Belanja Barang dan Jasa

a. Penyediaan anggaran untuk belanja barang pakai habis agar disesuaikan dengan kebutuhan nyata dalam rangka melaksanakan tugas dan fungsi Pemerintah Desa, dengan mempertimbangkan jumlah aparatur pemerintah desa dan volume pekerjaan. Oleh karena itu, perencanaan pengadaan barang agar didahului dengan evaluasi persediaan barang serta barang dalam pemakaian;

b. Dalam upaya meningkatkan dan memberdayakan kegiatan perekonomian Desa, perencanaan pengadaan barang dan jasa agar mengutamakan hasil potensi lokal dan produksi dalam negeri.

c. Dalam merencanakan kebutuhan barang, Pemerintah Desa supaya menggunakan daftar inventarisasi barang milik pemerintah Desa dan standar penggunaan barang sebagai dasar perencanaan sesuai dengan ketentuan Peraturan Bupati tentang Standarisasi Sarana dan Prasarana

7

Page 8: Pedoman Penyusunan Apb Desa1

Kerja Pemerintah Daerah ;

d. Penganggaran belanja untuk penggunaan energi agar mempedomani Instruksi Presiden Nomor 10 Tahun 2005 tentang Penghematan Energi;

e. Penyusunan rencana kebutuhan pengadaan barang dan jasa agar mempedomani ketentuan tentang standar satuan harga barang dan jasa yang ditetapkan dalam Keputusan Bupati;

f. Belanja perjalanan dinas baik dalam desa maupun luar desa untuk melaksanakan kegiatan penyelenggaraan pemerintahan desa dan pelayanan masyarakat dianggarkan dalam jenis belanja barang dan jasa;

g. Penyediaan belanja perjalanan dinas dalam rangka studi banding agar dibatasi baik jumlah orang, jumlah hari maupun frekuensinya dan dilakukan secara selektif. Pelaksanaan studi banding dapat dilakukan sepanjang memiliki nilai manfaat guna kemajuan desa yang hasilnya dipublikasikan kepada masyarakat;

h. Penugasan untuk mengikuti undangan dalam rangka workshop, seminar, dan lokakarya atas undangan atau tawaran dari organisasi/lembaga tertentu di luar instansi pemerintah, supaya dilakukan dengan sangat selektif dalam rangka penghematan dan tidak membebani APB Desa;

i. Standar biaya perjalanan dinas menyesuaikan dengan Keputusan Bupati.

11) Belanja Modal

a. Belanja modal digunakan untuk pengeluaran yang dilakukan dalam rangka pembelian/pengadaan atau pembangunan aset tetap yang digunakan dalam kegiatan pemerintahan seperti dalam bentuk tanah, peralatan dan mesin, gedung dan bangunan, jalan, irigasi dan jaringan aset tetap lainnya, yang memiliki kriteria sebagai berikut:(1) masa manfaatnya lebih dari 12 (dua belas) bulan;(2) merupakan objek pemeliharaan;(3) jumlah nilai rupiahnya material sesuai dengan kebijakan akuntansi.

b. Pengadaan software dalam rangka pengembangan sistem informasi manajemen dianggarkan pada belanja modal.

12) Belanja Subsidi

a Belanja Subsidi adalah alokasi anggaran yang diberikan kepada perusahaan/lembaga tertentu yang bertujuan agar harga jual produk/jasa yang dihasilkan dapat terjangkau oleh masyarakat.

b. Belanja Subsidi ditetapkan dalam peraturan Desa tentang APB Desa yangdasar pelaksanaannya ditetapkan dengan Keputusan Kepala Desa.

13) Belanja Hibah

a. Belanja Hibah digunakan untuk menganggarkan pemberian uang, barang dan/atau jasa kepada pemerintah atau pemerintah Desa lainnya, perusahaan Desa, masyarakat dan organisasi kemasyarakatan, yang secara spesifik telah ditetapkan peruntukannya, bersifat tidak wajib dan tidak mengikat serta tidak secara terus menerus. Uang dan barang yang diberikan dalam bentuk hibah harus digunakan sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan dalam naskah perjanjian hibah Desa dan dilakukan setelah mendapat persetujuan BPD.

b. Hibah dalam bentuk uang, barang dan/atau jasa kepada pemerintah atau pemerintah Desa lainnya dapat diberikan dalam rangka menunjang peningkatan penyelenggaraan fungsi pemerintahan di Desa dan layanan dasar umum sepanjang ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan, seperti penyediaan anggaran untuk kebutuhan penyelenggaraan

8

Page 9: Pedoman Penyusunan Apb Desa1

Pemilihan Kepala Desa.

c. Hibah dapat diberikan kepada perusahaan Desa dalam rangka menunjang peningkatan pelayanan kepada masyarakat dan hibah kepada badan/lembaga/organisasi swasta dan/atau kelompok masyarakat/perorangan sepanjang berpartisipasi dalam penyelenggaraan pembangunan Desa.

d. Pemberian hibah dalam bentuk barang dapat dilakukan apabila barang tersebut tidak dimanfaatkan oleh pemerintah Desa yang bersangkutan tetapi dibutuhkan oleh pemerintah atau pemerintah Desa lainnya dan/atau kelompok masyarakat/perorangan.

14) Belanja Bantuan Sosial

a. Bantuan sosial digunakan untuk menganggarkan pemberian bantuan dalam bentuk uang dan/atau barang kepada masyarakat yang bertujuan untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat. Pemberian bantuan sosial tersebut tidak secara terus menerus/tidak berulang setiap tahun anggaran, selektif dan memiliki kejelasan peruntukan penggunaannya.

b. Pengalokasian bantuan sosial tahun demi tahun harus menunjukkan jumlah yang semakin berkurang agar APB Desa berfungsi sebagai instrumen pemerataan dan keadilan dalam rangka peningkatan kesejahteraan masyarakat. Pengurangan jumlah bantuan sosial bertujuan agar dana APB Desa dapat dialokasikan mendanai program dan kegiatan pemerintahan Desa yang dapat dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat, menciptakan lapangan kerja/mengurangi pengangguran dan pemborosan sumber daya serta meningkatkan efisiensi dan efektifitas perekonomian. Dengan demikian dapat dihindari adanya diskriminasi pengalokasian dana APB Desa yang hanya dinikmati oleh kelompok masyarakat tertentu saja.

c. Organisasi kemasyarakatan yang menerima bantuan dana APB Desa sebagaimana tersebut pada angka 13) berkewajiban menyampaikan laporan pertanggungjawaban atas penggunaan dana bantuan tersebut kepada kepala Desa. Pengaturan mengenai tata cara pemberian bantuan dan pertanggungjawaban penggunaan dana APB Desa kepada masyarakat supaya ditetapkan dalam peraturan kepala Desa.

15) Belanja Bantuan Keuangan

a) Belanja bantuan keuangan digunakan untuk menganggarkan bantuan keuangan yang bersifat umum atau khusus dari pemerintah kabupaten kepada pemerintah desa dan kepada pemerintah Desa lainnya dalam rangka pemerataan dan/atau peningkatan kemampuan keuangan bagi Desa dan/atau desa penerima bantuan.

b) Bantuan keuangan yang bersifat umum peruntukan dan penggunaannya diserahkan sepenuhnya kepada pemerintah Desa penerima bantuan, sedangkan bantuan keuangan yang bersifat khusus peruntukan dan pengelolaannya diarahkan/ditetapkan oleh pemerintah/ pemerintah Desa pemberi bantuan. Untuk pemberi bantuan bersifat khusus dapat mensyaratkan penyediaan dana pendamping dalam APB Desa atau anggaran pendapatan dan belanja desa penerima bantuan.

16) Belanja Tidak Terduga

Belanja Tidak Terduga merupakan belanja untuk kegiatan yang sifatnya

tidak biasa/tanggap darurat dalam rangka pencegahan dan gangguan

9

Page 10: Pedoman Penyusunan Apb Desa1

terhadap stabilitas penyelenggaraan pemerintahan demi terciptanya keamanan dan ketertiban di Desa dan tidak diharapkan berulang seperti penanggulangan bencana alam dan bencana sosial yang tidak diperkirakan sebelumnya, termasuk pengembalian atas kelebihan penerimaan Desa tahun-tahun sebelumnya yang didukung dengan bukti-bukti yang sah.

17) Penyediaan dana untuk penanggulangan bencana alam/bencana sosial dan/atau memberikan bantuan kepada Desa lain dalam rangka penanggulangan bencana alam/bencana sosial dapat memanfaatkan saldo anggaran yang tersedia dalam Sisa Lebih Perhitungan APB Desa Tahun Anggaran sebelumnya dan/atau dengan melakukan penggeseran Belanja Tidak Terduga atau dengan melakukan penjadwalan ulang atas program dan kegiatan yang kurang mendesak, dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

a. Penyediaan kredit anggaran untuk bantuan keuangan yang akan disalurkan kepada warga desa atau desa lainnya yang dilanda bencana alam/bencana sosial dianggarkan pada Belanja Bantuan Keuangan.

b. Sambil menunggu perubahan APB Desa Tahun Anggaran berkenaan, kegiatan atau pemberian bantuan keuangan tersebut di atas dapat dilaksanakan dengan cara melakukan perubahan Peraturan Kepala Desa tentang Penjabaran APB Desa untuk selanjutnya ditampung dalam Rancangan Peraturan Desa tentang Perubahan APB Desa Tahun Anggaran berkenaan. Apabila penyediaan kredit anggaran untuk kegiatan atau bantuan keuangan dilakukan setelah perubahan APB Desa agar dicantumkan dalam Laporan Realisasi Anggaran.

c. Pemanfaatan saldo anggaran yang tersedia dalam Sisa Lebih Perhitungan APB Desa Tahun Anggaran sebelumnya dan/atau dengan melakukan penggeseran Belanja Tidak Terduga untuk bantuan penanggulangan bencana alam/bencana sosial diberitahukan kepada BPD.

d. Dalam keadaan darurat, pemerintah Desa dapat melakukan pengeluaran yang belum tersedia anggarannya, yang selanjutnya diusulkan dalam rancangan perubahan APB Desa dan apabila keadaan darurat terjadi setelah ditetapkannya perubahan APB Desa, pemerintah Desa dapat melakukan pengeluaran yang belum tersedia anggarannya, dan pengeluaran tersebut disampaikan dalam laporan realisasi anggaran.

e. Penentuan kriteria keperluan mendesak sebagaimana diamanatkan dalam penjelasan Pasal 28 Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003, ditetapkan dalam peraturan Desa tentang APB Desa, yang antara lain mencakup:

1) program dan kegiatan pelayanan dasar masyarakat yang anggarannya belum tersedia dalam tahun anggaran berjalan; dan

2) keperluan mendesak lainnya yang apabila ditunda akan menimbulkan kerugian yang lebih besar bagi pemerintah Desa dan masyarakat.

18) Dalam rangka pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan pemerintahan di Desa, Camat supaya melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap penggunaan dana APB Desa di yang berada di wilayahnya.

c. Pembiayaan Desa

Pembiayaan disediakan untuk menganggarkan setiap penerimaan yang perlu dibayar kembali dan/atau pengeluaran yang akan diterima kembali, baik pada tahun anggaran yang bersangkutan maupun pada tahun-tahun anggaran berikutnya.

10

Page 11: Pedoman Penyusunan Apb Desa1

1) Penerimaan pembiayaan:

a) Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Lalu ( SiLPA)

Sisa lebih perhitungan anggaran tahun lalu merupakan selisih lebih antara realisasi pendapatan dengan belanja Desa yang dalam APB Desa dianggarkan berdasarkan estimasi dan didefinitifkan dalam perubahah APB Desa yang ditetapkan dalam peraturan Desa tentang pertanggungjawaban pelaksanaan APB Desa tahun sebelumnya.

Sisa lebih perhitungan anggaran tahun lalu mencakup sisa dana untuk mendanai kegiatan lanjutan, utang pihak ketiga yang belum terselesaikan, pelampauan target pendapatan Desa, penerimaan dan pengeluaran lainnya yang belum terselesaikan sampai akhir tahun anggaran.

b) Pencairan Dana Cadangan

Pencairan dana cadangan digunakan untuk menganggarkan sejumlah dana cadangan yang akan ditransfer dari rekening dana cadangan ke rekening kas umum Desa dalam tahun anggaran yang akan datang sebagaimana ditetapkan dalam peraturan Desa tentang pembentukan dana cadangan berkenaan.

c) Hasil Penjualan Kekayaan Desa Yang Dipisahkan

Penerimaan hasil penjualan kekayaan desa yang dipisahkan digunakan untuk menganggarkan hasil penjualan kekayaan desa yang dipisahkan dapat berupa penjualan perusahaan milik Desa/BUMD, penjualan kekayaan milik pemerintah Desa yang dikerjasamakan dengan pihak ketiga atau hasil divestasi penyertaan modal pemerintah Desa.

d) Penerimaan Pinjaman Desa

Dalam rangka menutup defisit anggaran, pemerintah Desa dapat melakukan pinjaman Desa, yang bersumber dari pemerintah, pemerintah desa lain, lembaga keuangan bank, lembaga keuangan bukan bank dan masyarakat (obligasi Desa).

Pinjaman Desa akan menambah kekayaan Desa dan merupakan satu kesatuan siklus pengelolaan keuangan Desa, yang dimulai dari penganggaran dalam APB Desa.

Penerimaan pinjaman Desa digunakan untuk menganggarkan semua transaksi yang mengakibatkan Desa menerima sejumlah uang dari pihak lain (termasuk obligasi) sehingga Desa tersebut dibebani kewajiban untuk membayar kembali.

Penerimaan pinjaman Desa yang dianggarkan disesuaikan dengan rencana penarikan pinjaman dalam tahun anggaran yang akan datang disesuaikan dengan perjanjian pinjaman.

e) Penerimaan kembali pemberian pinjaman

Penerimaan kembali pemberian pinjaman digunakan untuk menganggarkan posisi penerimaan kembali pinjaman yang diberikan kepada pemerintah pusat dan/atau pemerintah Desa lainnya.

f) Penerimaan piutang Desa

Penerimaan piutang digunakan untuk menganggarkan penerimaan yang bersumber dari pelunasan piutang pihak ketiga, seperti berupa penerimaan piutang Desa dari pendapatan Desa, pemerintah, pemerintah Desa lain, lembaga keuangan bank, lembaga keuangan bukan bank dan penerimaan piutang lainnya.

11

Page 12: Pedoman Penyusunan Apb Desa1

g) Penerimaan kembali penyertaan modal (investasi) Desa

Penerimaan kembali penyertaan modal (investasi) Desa digunakan untuk menganggarkan penerimaan yang bersumber dari penyertaan modal yang diterima kembali.

2) Pengeluaran Pembiayaan:

a) Pembentukan dana cadangan

Pembentukan dana cadangan digunakan untuk menganggarkan dana yang disisihkan untuk dicadangkan dalam tahun anggaran akan datang yang akan ditransfer ke rekening dana cadangan dari rekening kas umum Desa. Jumlah yang dianggarkan dan ditransfer ke rekening dana cadangan sesuai dengan yang ditetapkan dalam peraturan Desa tentang pembentukan dana cadangan.

b) Penyertaan modal /investasi Desa

(1) Penyertaan modal Pemerintah Desa digunakan untuk menganggarkan sejumlah dana yang akan diinvestasikan/disertakan untuk merealisasikan kerjasama dengan pihak ketiga dan/atau kepada perusahaan Desa/BUMD atau BUMN dalam tahun anggaran yang akan datang.

(2) Jumlah yang dianggarkan disesuaikan dengan jumlah yang ditetapkan dalam peraturan Desa tentang penyertaan modal dengan pihak ketiga atau sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang mengatur tentang pelaksanaan penyertaan modal Desa pada BUMD atau BUMN berkenaan.

(3) Investasi (penyertaan modal) Desa sebagaimana dimaksud diatas dapat merupakan dana yang disisihkan pemerintah Desa dalam rangka pelayanan/pemberdayaan masyarakat seperti penyertaan untuk modal kerja, pembentukan dana secara bergulir kepada kelompok masyarakat, pemberian fasilitas kepada usaha mikro dan menengah.

(4)Investasi dalam bentuk tabungan deposito pemerintah Desa yang direncanakan dianggarkan dalam investasi (penyertaan modal) Desa. Investasi dalam bentuk tabungan deposito dapat dilakukan sepanjang tidak mengganggu likuiditas kas Desa.

c) Pembayaran Pokok Utang

Jumlah pembayaran pokok utang digunakan untuk menganggarkan sejumlah dana guna melunasi pembayaran seluruh kewajiban pokok yang jatuh tempo dalam Tahun Anggaran yang akan dating termasuk tunggakan, atas pinjaman-pinjaman Desa yang dilakukan dalam tahun-tahun anggaran sebelumnya sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati.

d) Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran Tahun Berjalan

(1) Sisa lebih pembiayaan anggaran tahun berjalan digunakan untuk menganggarkan sisa lebih antara pembiayaan neto dengan surplus/defisit APB Desa. Pembiayaan neto merupakan selisih antara penerimaan pembiayaan dengan pengeluaran pembiayaan yang harus dapat menutup defisit anggaran yang direncanakan.

(2) Jumlah sisa lebih pembiayaan anggaran tahun berjalan yang dianggarkan pada APB Desa Tahun Anggaran yang akan datang bersifat estimasi, berhubung jumlah sisa lebih perhitungan anggaran tahun lalu (SiLPA) yang dicantumkan dalam APB Desa Tahun Anggaran yang akan datang, juga masih bersifat estimasi.

(3) Dalam perubahan APB Desa sisa lebih pembiayaan anggaran tahun berjalan tersebut dianggarkan sepenuhnya untuk mendanai program dan kegiatan penyelenggaraan pemerintahan Desa, sehingga menjadi nihil.

12

Page 13: Pedoman Penyusunan Apb Desa1

D. Kebijakan Penyusunan APB Desa Bagi Desa Yang Belum Memiliki BPD

Bagi Desa yang belum memiliki BPD, penyusunan dan penetapan APB Desa memperhatikan hal-hal sebagai berikut:a. APB Desa/Perubahan APB Desa disusun dan dituangkan dalam rancangan

Peraturan Kepala Desa tentang APB Desa/Perubahan APB Desa.

b. APB Desa/Perubahan APB Desa bagi Desa pemekaran dilaksanakan setelah memperoleh persetujuan Bupati melalui Camat.

III.TEKNIS PENYUSUNAN APB DESA

Dalam penyusunan APB Desa tetap berorientasi pada anggaran berbasis kinerja atau prestasi kerja yaitu suatu pendekatan penganggaran yang mengutamakan keluaran atau hasil dari program dan kegiatan yang akan atau telah dicapai sehubungan dengan penggunaan anggaran dengan kuantitas dan kualitas yang terukur. Dalam hal ini, setiap dana yang dianggarkan untuk melaksanakan program dan kegiatan harus terukur secara jelas indikator kinerjanya yang direpresentasikan kedalam tolok ukur kinerja serta target dan sasaran yang diharapkan.

Selain dari pada itu dalam menyusun APB Desa ditekankan pada penyusunan anggaran yang terpadu (unified budget) dimana dalam penyusunan rencana keuangan tahunan dilakukan secara terintegrasi untuk seluruh jenis belanja guna melaksanakan kegiatan pemerintahan yang didasarkan pada prinsip pencapaian efisiensi alokasi dana. Penyusunan APB Desa secara terpadu selaras dengan penyusunan anggaran yang berorientasi pada anggaran berbasis kinerja atau prestasi kerja.

Langkah-langkah yang harus dilakukan oleh pemerintah Desa dalam menyusun APB Desa yaitu:

1. Penyusunan Dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa ( RPJMDesa)

2. Penyusunan Dokumen Rencana Kerja Pemerintah Desa (RKPDesa)

3. Penetapan APBDesa.

4. Evaluasi APB Desa.

Berkenaan dengan hal-hal tersebut di atas, beberapa hal yang perlu mendapatkan perhatian pemerintah Desa dalam menyusun APBDesa sebagai berikut:

1. Penyusunan Dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa ( RPJMDesa)

a. RPJMDesa disusun untuk jangka waktu 5 (lima).

b. RPJM Daerah merupakan penjabaran visi (rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan pada akhir periode perencanaan ) dan misi (rumusan umum mengenai upaya-upaya yang akan dilaksanakan untuk mewujudkan visi) dari Kepala Desa yang terpilih dan program Kepala Desa.

c. RPJMDesa, memuat arah kebijakan keuangan desa, strategi pembangunan desa, kebijakan umum, dan program disertai dengan rencana-rencana kerja dalam kerangka regulasi dan kerangka pendanaan yang bersifat indikatif

d. RPJMDesa sebagaimana tersebut pada point a diatas ditetapkan dengan Peraturan Kepala Desa paling lambat 3 (tiga) bulan setelah Kepala Desa dilantik

e. Musrenbang Jangka Menengah diselenggarakan dalam rangka menyusun RPJM Desa diikuti oleh unsur-unsur penyelenggara pemerintahan desa dan mengikutsertakan seluruh komponen masyarakat.

g. Penyusunan RPJM Desa dilakukan melalui urutan kegiatan:

13

Page 14: Pedoman Penyusunan Apb Desa1

1) penyiapan rancangan awal rencana pembangunan;2) penyiapan rancangan rencana kerja; 3) musyawarah perencanaan pembangunan (Musrenbang)

h. Sekretaris Desa menyusun rancangan akhir RPJM Desa berdasarkan hasil Musrenbang Jangka Menengah Desa.

2. Penyusunan Dokumen Rencana Kerja Pemerintah Desa (RKPDesa)a. Rencana Pembangunan Tahunan Desa, yang selanjutnya disebut Rencana Kerja

Pemerintah Desa (RKPD), adalah dokumen perencanaan Daerah untuk periode 1 (satu) tahun..

b. RKPD merupakan penjabaran dari RPJM Desa yang memuat rancangan kerangka ekonomi desa, prioritas pembangunan desa, rencana kerja dan pendanaannya, baik yang dilaksanakan langsung oleh pemerintah maupun yang ditempuh dengan mendorong partisipasi masyarakat.

c. Sekretaris Desa menyiapkan dan mengkoordinasikan rancangan awal RKPD sebagai penjabaran dari RPJM Desa. Rancangan RKPDesa menjadi bahan bagi Musrenbang.

d. Kepala Desa menyelenggarakan Musrenbang penyusunan RKPD diikuti oleh unsur-unsur penyelenggara pemerintahan.

e. Musrenbang penyusunan RKPDesa dilaksanakan paling lambat Januari.

f. Sekretaris Desa menyusun rancangan akhir RKPD berdasarkan hasil Musrenbang

g. Setelah rancangan RKPDesa dibahas dan telah ditetapkan dalam Peraturan Kepala Desa, maka selanjutnya RKPD menjadi pedoman penyusunan RAPBD.

3. Penetapan APBDesa.a. Sekretaris Desa mengkoordinir penyusunan Rancangan Peraturan Desa tentang APB

Desa berdasarkan musyawarah perencanaan pembangunan desa (Musrenbang),

b. Sekretaris Desa menyampaikan Rancangan Peraturan Desa tentang AP Desa kepada Kepala Desa untuk memperoleh persetujuan.

c. Kepala Desa menyampaikan Rancangan Peraturan Desa tentang APBDesa kepada BPD paling lambat minggu pertama bulan November tahun anggaran sebelumnya untuk dibahas bersama dalam rangka memperoleh persetujuan.

d. Pembahasan Rancangan Raperda APBDesa menitikberatkan pada kesesuaian dengan RKP Desa.

e. Persetujuan BPD terhadap Rancangan Peraturan Desa tentang APBDesa disampaikan kepada Kepala Desa dalam bentuk Keputusan BPD.

f. Peraturan Desa tentang APBDesa ditetapkan paling lambat 1 (satu) bulan setelah APBD ditetapkan.

g. Raperda tentang APBDesa yang telah disetujui oleh BPD dan Kepala Desa sebelum ditetapkan oleh Kepala Desa disampaikan kepada Camat untuk dievaluasi.

4. Evaluasi APBDesaa. Rancangan Peraturan Desa tentang APBDesa yang telah disetujui bersama sebelum

ditetapkan oleh Kepala Desa paling lama 3 (tiga) hari kerja disampaikan oleh Kepala Desa kepada Camat untuk dievaluasi.

b. Hasil evaluasi Camat terhadap Rancangan Peraturan Desa sebagaimana dimaksud ayat (1) disampaikan paling lama 20 (dua puluh) hari kerja kepada Kepala Desa.

c. Apabila hasil evaluasi sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) melampaui batas waktu dimaksud, Kepala Desa dapat menetapkan Rancangan Peraturan Desa tentang APBDesa menjadi Peraturan Desa.

14

Page 15: Pedoman Penyusunan Apb Desa1

d. Dalam hal Camat menyatakan hasil evaluasi Raperdes tentang APBDesa tidak sesuai dengan kepentingan umum dan peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi, Kepala Desa bersama BPD melakukan penyempurnaan paling lama 7 (tujuh) hari kerja terhitung sejak diterimanya hasil evaluasi.

e. Apabila hasil evaluasi tidak ditindaklanjuti oleh Kepala Desa dan BPD, dan Kepala desa tetap menetapkan Rancangan Peraturan Desa tentang APBDesa menjadi Peraturan Desa, Camat dapat membatalkan Peraturan Desa dimaksud dan sekaligus menyatakan berlakunya pagu APBDesa tahun anggaran sebelumnya.

f. Pembatalan Peraturan Desa dan pernyataan berlakunya pagu tahun anggaran sebelumnya ditetapkan dengan Keputusan Camat.

g. Selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari kerja setelah pembatalan, Kepala Desa harus memberhentikan pelaksanaan Peraturan Desa dan selanjutnya Kepala Desa bersama BPD mencabut peraturan desa dimaksud.

h. Pencabutan peraturan desa dilakukakan dengan Peraturan Desa tentang Pencabutan Peraturan Desa tentang APBDesa.

i. Pelaksanaan pengeluaran atas pagu APBDesa tahun sebelumya, ditetapkan dengan Keputusan Kepala Desa.

j. Penyampaian Rancangan Peraturan Desa tentang APBDesa untuk dievaluasi sebagaimana dimaksud pada angka 4 huruf a disertai dengan lampiran yang terdiri dari :

1. Ringkasan APBDesa;

2. Rincian APBDesa

3. RKA (Rencana Kerja Anggaran) pengunaan dana ADD

b) Teknis Penganggaran Pendapatan, Belanja dan Pembiayaan

1) Anggaran pendapatana) Penganggaran pendapatan dikelompokkan ke dalam anggaran Pendapatan Asli

Desa, Bagi Hasil Pajak Kabupaten, Bagi Hasil Retribusi Kabupaten, Bagian dari dan perimbangan keuangan pusat dan daerah yang diterima Kabupaten (Alokasi Dana Desa), Bantuan Keuangan dari Pemerintah, Pemerintah Provinsi, dan Pemerintah Kabupaten (Tunjangan Penghasilan Tetap/TPT Kades dan Perangkat Desa), Hibah, Sumbangan dari pihak ketiga yang tidak mengikat;

b) Hasil Kekayaan Desa lainnya dapat dimasukan dalam APBDesa seperti : tanah kas desa, pasar desa, pasar hewan, tambatan perahu, bangunan milik desa, pelelangan ikan yang dikelola oleh desa, pemandian umum yang diurus desa, obyek rekreasi yang diurus desa, tempat-tempat pemancingan disungai yang dikelola desa, hutan desa, jalan desa, kuburan desa, lapangan desa, saluran air milik desa, lain-lain kekayaan milik Desa.

2) Anggaran Belanja

a. Belanja pegawai yang merupakan kompensasi dalam bentuk penghasilan yang diberikan kepada Kades dan Perangkat Desa yang sumbernya berasal dari bengkok, maka peruntukannya ditetapkan dan dianggarkan pada belanja Kepala Desa dan Perangkat Desa bersangkutan. Sedangkan sumber pendapatan desa yang berasal dari kekayaan desa yakni tanah kas desa di luar bengkok, maka pendapatannya dapat ditetapkan dan dianggarkan untuk kepentingan desa diluar belanja pegawai.

b. Belanja pegawai bagi Kepala Desa dan Perangkat Desa yang statusnya sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS), TNI atau POLRI ditetapkan tersendiri di luar APBDesa dan dianggarkan pada belanja pegawai di masing-masing Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) atau induk organisasi yang yang bersangkutan.

15

Page 16: Pedoman Penyusunan Apb Desa1

c. Tunjangan Penghasilan Tetap (TPT) dan Tunjangan lainnya dimasukan dalam belanja pegawai.

d. Pemberian Honorarium terkait langsung dengan kegiatan Desa seperti pengadaan dan administrasi pembelian/pembangunan fisik untuk memperoleh setiap aset tetap tersebut, dimasukan dalam jenis belanja pegawai pada pos honorarium.

e. Belanja Barang dan Jasa, belanja modal, belanja subsidi, belanja hibah (pembatasan hibah), belanja bantuan sosial, belanja bantuan keuangan,belanja tak terduga teknis penganggaran belanjanya menyesuaikan dengan belanja untuk kegiatan berkenaan.

3) Anggaran pembiayaan

a. Pembiayaan Desa terdiri dari :(1) sisa lebih pergitungan anggaran (SiLPA) tahun sebelumnya ;(2) pencairan dana cadangan ;(3) hasil penjualan kekayaan desa yang dipisahkan.(4) penerimaan pinjaman

b. Pengeluaran pembiayaan terdiri dari:(1) pembentukan dana cadangan(2) penyertaan modal/investasi desa(3) pembayaran hutang.

Penjelasan :

(1) . Sisa lebih pembiayaan tahun berjalan (SiLPA)

(a) Sisa lebih pembiayaan tahun anggaran berjalan digunakan untuk menganggarkan sisa lebih antara pembiayaan neto dengan surplus/defisit APB Desa. Pembiayaan neto merupakan selisih antara penerimaan pembiayaan dengan pengeluaran pembiayaan yang harus dapat menutup defisit anggaran yang direncanakan.

(b) Jumlah yang dianggarkan pada sisa lebih pembiayaan anggaran tahun berjalan pada APBDesa merupakan angka estimasi berhubung jumlah selisih lebih perhitungan anggaran pada tahun lalu yang dicantumkan dalam APBDesa juga masih angka estimasi.

(c) Dalam perubahan APBDesa sisa lebih pembiayaan anggaran tahun berjalan tersebut dianggarkan sepenuhnya untuk mendanai program dan kegiatan penyelenggaraan pemerintahan Desa, sehingga jumlahnya menjadi sama dengan nol.

(2) Pencairan dana cadangan digunakan untuk menganggarkan pencairan dana cadangan dari rekening atau simpanan tersendiri ke rekening kas desa atau kas desa dalam tahun anggaran berkenaan.

(3) Hasil penjualan kekayaan desa yang dipisahkan merupakan hasil penjualan perusahaan milik desa dan penjualan aset milik pemerintah desa yang dikerjasamakan dengan pehak ketiga, atau hasil investasi penyertaan modal Pemerintah Desa.

(4) Dana cadangan dapat digunakan untuk membiayai kegiatan yang telah ditetapkan dalam peraturan desa tentang pembentukan dana cadangan.

(5) Penyertaan modal masuk dalam pengeluaran pembiayaan dan digunakan untuk menganggarkan kekayaan pemerintah desa yang diinvestasikan baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang.

16

Page 17: Pedoman Penyusunan Apb Desa1

c) Kode rekening

Organisasi Pemerinah Desa dalam penyusunan APBDesa perlu mencantumkan kode organisasi dan kode akuntansi Untuk Kode organisasi antara satu desa dengan desa lainnya berbeda (kode desa sebagaimana terlampir dalam Peraturan Bupati ini). Oleh karena itu agar desa berpedoman pada tabel di bawah ini:

KOD E REKENING URAIAN1 2

01.01 4         PENDAPATAN DESA01.01 4 1       Pendapatan Asli Desa (PADesa)01.01 4 1 1     Hasil Usaha Desa01.01 4 1 1 01   ………………01.01 4 1 1 02   ………………01.01 4 1 1 03   ………………01.01 4 1 1 04   Dst ………

           01.01 4 1 2     Hasil Kekayaan Desa01.01 4 1 2 01   Tanah kas desa01.01 4 1 2 02   Pasar desa01.01 4 1 2 03   Pasar hewan01.01 4 1 2 04   Bangunan desa01.01 4 1 2 05   Lain-lain kekayaan milik desa01.01 4 1 2 06   Dst…………….

           01.01 4 1 3     Hasil swadaya dan partisipasi01.01 4 1 3 01   ………………01.01 4 1 3 02   Dst ………

           01.01 4 1 4     Hasil Gotong royong01.01 4 1 4 01   ………………01.01 4 1 4 02   Dst ………

           01.01 4 1 5     Lain-lain PADesa yang sah01.01 4 1 5 01   Penggantian ongkos surat keterangan01.01 4 1 5 02   Pologoro mutasi tanah01.01 4 1 5 03   tatah wadung01.01 4 1 5 04   dst…………..

           01.01 4 2       Bagi Hasil Pajak Kabupaten01.01 4 2 1     Pajak …………..01.01 4 2 2     Dst………………….

           01.01 4 3       Bagi Hasil Retribusi Kabupaten01.01 4 3 1     Bagian Retribusi ……………01.01 4 3 2     Dst………………….

           01.01 4 4       Alokasi Dana Desa01.01 4 4 1     Alokasi Dana Desa

           1 2

01.01 4 5     

Bantuan Keuangan dari Pemerintah,Propinsi, Kabupaten

17

Page 18: Pedoman Penyusunan Apb Desa1

01.01 4 5 1     Bantuan Tunjangan Penghasilan Tetap 01.01 4 5 2     Dst…………..

           01.01 4 6       Hibah01.01 4 6 1     Hibah dari ……….01.01 4 6 2     Dst………………….

           01.01 4 7       Sumbangan pihak ketiga

01.01 4 7 1     Sumbangan……………..01.01 4 7 1     Dst…………………………

           01.01 5         BELANJA DESA01.01 5 1       Belanja Pegawai01.01 5 1 1     Gaji/Penghasilan tetap01.01 5 1 1 01   Kades01.01 5 1 1 02   Sekdes01.01 5 1 1 03   Kaur01.01 5 1 1 04   Kadus01.01 5 1 1 05   BPD01.01 5 1 1 06   Rt/Rw01.01 5 1 1 07   Dst ………

01.01 5 1 2     Belanja Honorarium01.01 5 1 2 01   Honorarium PNS01.01 5 1 2 02   Honorarium Non PNS01.01 5 1 2 03   Dst ………..

           01.01 5 2       Barang dan jasa 01.01 5 2 1     Belanja Bahan Pakai habis01.01 5 2 1 01   Belanja ATK01.01 5 2 1 02   Belanja alat listrik dan elektronik01.01 5 2 1 03   Belanja perangko, meterai dan benda pos lainnya01.01 5 2 1 04   Belanja peralatan kebersihan dan bahan pembersih01.01 5 2 1 05   Belanja pengisian tabung gas01.01 5 2 1 06   Belanja bahan bakar minyak/gas01.01 5 2 1 07   Dst…………….

01.01 5 2 2     Belanja Bahan/ Material01.01 5 2 2 01   Belanja Bahan Baku bangunan01.01 5 2 2 02   Belanja bibit tanaman01.01 5 2 2 03   Belanja bibit ternak01.01 5 2 2 04   Belanja obt-obatan01.01 5 2 2 05   Dst………..

           01.01 5 2 3     Belanja Jasa kantor01.01 5 2 3 01   Belanja telpon

1 201.01 5 2 3 02   Belanja listrik01.01 5 2 3 03   Belanja air01.01 5 2 3 04   Belanja surat kabar/majalah01.01 5 2 3 05   Dst ………….

           

18

Page 19: Pedoman Penyusunan Apb Desa1

01.01 5 2 4     Belanja perawatan kendaraan01.01 5 2 4 01   Belanja jasa servis01.01 5 2 4 02   Belanja penggantian suku cadang01.01 5 2 4 03   Belanja STNK01.01 5 2 4 05   Dst ………..

           01.01 5 2 5     Belanja cetak dan penggandaan01.01 5 2 5 01   Belanja cetak 01.01 5 2 5 02   Belanja penggandaan/foto copy01.01 5 2 5 03   Dst …………..

           01.01 5 2 6     Belanja sewa 01.01 5 2 6 01   Belanja sewa sarana mobilitas01.01 5 2 6 02   Belanja sewa meja kursi01.01 5 2 6 03   Dst …………..

           01.01 5 2 7     Belanja makan minum01.01 5 2 7 01   Belanja makan minum rapat01.01 5 2 7 02   Belanja makan minum tamu01.01 5 2 7 03   Dst …………..

           01.01 5 2 8     Belanja pakaian dinas dan atributnya01.01 5 2 8 01   Belanja pakaian dinas harian01.01 5 2 8 02   Dst …………..

           01.01 5 2 9     Belanja Perjalanan Dinas01.01 5 2 9 01   Belanja Perjalanan dinas luar daerah01.01 5 2 9 02   Belanja perjalanan dinas dalam daerah

           01.01 5 3       Belanja Modal01.01 5 3 1     Belanja modal tanah01.01 5 3 1 01   Belanja modal tanah pertanian01.01 5 3 1 02   Dst

01.01 5 3 2     Belanja modal gedung01.01 5 3 2 01   Belanja modal gedung kantor01.01 5 3 3 02   Dst

           01.01 5 3 3     Belanja modal alat angkutan01.01 5 3 3 01   Belanja modal alat angkutan darat01.01 5 3 3 02   Dst

           01.01 5 3 4     Belanja modal alat-alat pertanian, bengkel dll

1 201.01 5 3 4 01   Belanja modal alat penggiling hasil pertanian 01.01 5 3 4 02   Belanja modal mesin las01.01 5 3 4 03   Dst

           01.01 5 3 5     Belanja modal peralatan dan perlengkapan kantor01.01 5 3 5 01   Belanja modal mesin ketik01.01 5 3 5 02   Belanja modal komputer01.01 5 3 5 03   Belanja modal almari

19

Page 20: Pedoman Penyusunan Apb Desa1

01.01 5 3 5 04   Belanja modal meja kursi01.01 5 3 5 05   Dst….

           01.01 5 3 6     Belanja modal alat-alat studio dan komunikasi01.01 5 3 6 01   Belanja modal handycam01.01 5 3 6 02   Belanja modal amplyfier01.01 5 3 6 03   Dst. ……….

           01.01 5 4       Belanja Subsidi01.01 5 4 1     Belanja Subsidi ……01.01 5 4 2     Dst

           01.01 5 5       Belanja Hibah01.01 5 5 1     Belanja Hibah ……01.01 5 5 2     Dst

           01.01 5 6       Belanja Bantuan Sosial01.01 5 6 1     Belanja Bantuan …….01.01 5 6 2     Dst

           01.01 5 7       Belanja Bantuan Keuangan01.01 5 7 1     Belanja Bantuan ………01.01 5 7 2     Dst

01.01 5 8       Belanja Tak Terduga

           Surplus (Defisit)

01.01 6         PEMBIAYAAN01.01 6 1       Penerimaan Pembiayaan01.01

6 1 1    Sisa lebih perhitungan anggaran (SiLPA) tahun sebelumnya

01.01 6 1 2     Pecairan dana cadangan01.01 6 1 3     Hasil penjualan kekayaan desa yang dipisahkan

           01.01 6 2       Pengeluaran Pembiayaan01.01 6 2 1     Pembentukan dana cadangan01.01 6 2 2     Penyertaan modal desa01.01 6 2 3     Sisa lebih perhitungan tahun berjalan

Penjelasan Kode Rekening :

Kod

e O

rgan

isas

i

Kod

e P

end

apat

an

Kod

e Je

nis

P

end

apta

n

Kod

e O

bye

k

Pen

dap

tan

Kod

e R

inci

an

Ob

yek

Pen

dp

atan

01.01 4 1 5 02

20

Page 21: Pedoman Penyusunan Apb Desa1

Cara membaca pengkodean tersebut di atas:

- Organisasi Kecamatan Susukan Desa Berta (Kode 01.01), Kode Pendapatan (Kode 4), Kode Jenis Pendapatan PAD (Kode 1), Kode Obyek Pendapatan Lain-lain PAD yang sah (Kode 5), Kode Rincian Obyek Pedapatan Polo goro mutasi tanah (kode 02)

Kod

e O

rgan

isas

i

Kod

e B

elan

ja

Kod

e J

enis

B

elan

ja

Kod

e O

bye

k

Bek

anja

Kod

e R

inci

an

Ob

yek

Bel

anja

01.01 5 2 1 01

Cara membaca pengkodean tersebut di atas :

- Organisasi Kecamatan Susukan Desa Berta (Kode 01.01), Kode Belanja (Kode 5), Kode Jenis Belanja Barang dan Jasa (Kode 2), Kode Obyek Belanja Bahan Habis Pakai (Kode 1), Kode Rincian Obyek Belanja ATK (kode 01)

Kod

e O

rgan

isas

i

Kod

e P

emb

iaya

an

Kod

e Je

nis

P

emb

iaya

an

Kod

e O

bye

k O

bye

k

Pem

bia

yaan

01.01 6 2 2

Cara membaca pengkodean tersebut:

- Organisasi Kecamatan Susukan Desa Berta (Kode 01.01), Kode Pembiayaan (Kode 6), Kode Jenis Pengeluaran Pembiayaan (Kode 2), Kode Obyek Pengeluaran Pembiayaan Penyertaan Modal Desa (Kode 2).

2) Penambahan kode obyek dan rincian obyek pada jenis pendapatan, belanja dan pembiayaan

Penambahan kode obyek dan rincian obyek pada jenis pendapatan, belanja dan pembiayaan Desa diperkenankan sesuai dengan kebutuhan. Dalam kaitan itu untuk penyeragaman secara nasional terhadap kode obyek dan rincian obyek tersebut, penambahan tersebut supaya terlebih dahulu diinformasikan kepada Bupati melalui Direktorat Jenderal Bina Administrasi Keuangan Desa.

IV. TEKNIS PENYUSUNAN PERUBAHAN APB DESA

1. Perubahan APB Desa

Dalam melakukan perubahan APBDesa harus dilandasi dengan perubahan Kebijakan Umum APBDesa yang disepakati bersama antara Kepala Desa dan Pimpinan BPD. Perubahan Peraturan Desa tentang APB Desa hanya dapat dilakukan 1 (satu) kali dalam 1 (satu) tahun anggaran, kecuali dalam keadaan luar biasa. Perubahan APBDesa dapat dilakukan apabila terjadi :

21

Page 22: Pedoman Penyusunan Apb Desa1

(1) keadaan yang menyebabkan harus dilakukan pergeseran antar jenis belanja ;(2) keadaan yang menyebabkan sisa lebih perhitungan anggaran (SiLPA) tahun

sebelumnya harus digunakan dalam tahun berjalan ;(3) keadaan darurat ;(4) keadaan luar biasa.

Penjelasan :

(1) Keadaan yang menyebabkan harus dilakukan pergeseran antar jenis belanja ;

Pergeseran anggaran antar kegiatan, dan antar jenis belanja dapat dilakukan dengan cara merubah peraturan Desa tentang APBDesa. Anggaran yang mengalami perubahan berupa penambahan dan/atau pengurangan akibat dilakukannya pergeseran anggaran dimaksud harus dijelaskan dalam kolom keterangan peraturan kepala Desa tentang penjabaran perubahan APB Desa.

(2) Penggunaan saldo anggaran lebih tahun sebelumnya dalam tahun anggaran berjalan.antara lain untuk:a. mendanai kenaikan gaji/penghasilan dan tunjangan akibat adanya kebijakan

pemerintah;b. mendanai kegiatan lanjutan;c. mendanai program dan kegiatan baru dengan kriteria harus diselesaikan sampai

dengan batas akhir penyelesaian pembayaran dalam tahun anggaran berjalan; dand. mendanai kegiatan-kegiatan yang capaian target kinerjanya ditingkatkan dari yang

telah ditetapkan semula dalam tahun anggaran berjalan yang dapat diselesaikan sampai dengan batas akhir penyelesaian pembayaran dalam tahun anggaran berjalan.

(3) Keadaan darurat

a) Keadaan darurat sekurang-kurangnya memenuhi kriteria sebagai berikut:

1) bukan merupakan kegiatan normal dari aktifitas pemerintah Desa dan tidak dapat diprediksikan sebelumnya;

2) tidak diharapkan terjadi secara berulang;

3) berada diluar kendali dan pengaruh Pemerintah Desa; dan

4) memiliki dampak yang signifikan terhadap anggaran dalam rangka pemulihan yang disebabkan oleh keadaan darurat.

b) Dalam keadaan darurat, Pemerintah Desa dapat melakukan pengeluaran yang belum trersedia anggarannya dengan mengunakan belanja tidak terduga, yang selanjutnya diusulkan dalam rancangan perubahan APBDesa

c) Dalam hal belanja tidak terduga tidak mencukupi dapat dilakukan dengan cara : 1) mengunakan dana dari hasil penjadwalan ulang kegiatan dalam tahun anggaran

berjalan dan, atau 2) memanfaatkan uang kas yang tersedia

d) Pendanaan untuk keadaan darurat termasuk kegiatan mendesak yang kriterianya mencakup program dan kegiatan pelayanan dasar masyarakat yang anggarannya belum tersedia dalam tahun anggaran berjalan dan keperluan mendesak lainnya yang apabila ditunda akan menimbulkan kerugian yang lebih besar bagi pemerintah Desa dan masyarakat.

e) Pelaksanaan pengeluaran untuk mendanai kegiatan dalam keadaan darurat ditetapkannya dengan Keputusan Kepala Desa

(4) Keadaan luar biasa. a. Kriteria keadaan luar biasa merupakan persyaratan untuk melakukan Perubahan

APB Desa yang kedua kali.

22

Page 23: Pedoman Penyusunan Apb Desa1

b. Keadaan luar biasa merupakan keadaan yang menyebabkan estimasi penerimaan dan/atau pengeluaran dalam APBDesa mengalami kenaikan atau penurunan lebih besar dari 50% (lima puluh persen).

c. Persentase 50% (lima puluh persen) merupakan selisih antara pendapatan dan belanja dalam APBDesa.

d. Kelebihan sebesar 50% (lima puluh persen) dalam APBDesa sebagai akibat kenaikan pendapatan atau efisiensi belanja, dapat digunakan untuk menambah kegiatan baru dan/atau menjadwalkan ulang/meningkatkan capaian target kinerja program dan kegiatan dalam tahun anggaran berjalan.

e. Apabila terjadi kekurangan sebesar 50% (lima puluh persen) dalam APB Desa sebagai akibat penurunan pendapatan atau kenaikan belanja, maka dapat dilakukan penjadwalan ulang/pengurangan capaian target kinerja program dan kegiatan lainnya dalam tahun anggaran berjalan.

2. Jadwal Perubahan APB Desa.

a. Batas waktu pengambilan keputusan BPD dalam rangka persetujuan bersama atas Rancangan Peraturan Desa tentang Perubahan APBDesa paling lambat 3 (tiga) bulan sebelum tahun anggaran berakhir.

b. Penyampaian Rancangan Peraturan Desa tentang Perubahan APBDesa dilakukan setelah APBDesa tahun berjalan dilaksanakan 6 (enam) bulan.

3. Cakupan Rancangan Perubahan APB Desa.

a. Menampung kegiatan yang mengalami perubahan.

b. Menampung kegiatan yang baru.

c. Menampung anggaran untuk kegiatan yang tidak dapat diselesaikan dalam tahun anggaran sebelumnya

d. Memuat hal-hal, baik yang tidak berubah maupun yang mengalami perubahan serta menjelaskan alasan terjadinya perubahan.

4. Pengajuan Perubahan APBDesa dan evaluasi APBDesa

Mekanisme atau tata cara pengajuan perubahan APBDesa dan evaluasi APBDesa sama dengan mekanisme atau cata cara penetapan pelaksanaan APBDesa.

5. Hal-hal teknis yang perlu diperhatikan.

a. Pergeseran antar rincian obyek belanja dalam obyek belanja berkenaan dilakukan atas persetujuan Kepala Desa .

c. Pergeseran antar obyek belanja dalam jenis belanja berkenaan diketahui Sekretaris Desa selaku koordinator pengelola keuangan Desa.

d. Pergeseran anggaran antar kegiatan, dan antar jenis belanja dapat dilakukan dengan cara merubah peraturan Desa tentang APB Desa.

e. Saldo anggaran lebih tahun sebelumnya merupakan sisa lebih perhitungan tahun anggaran sebelumnya.

f. Untuk kegiatan baru yang bersifat fisik, apabila tidak mungkin dilaksanakan sebelum tahun anggaran berakhir, agar dihindari penganggarannya dalam perubahan APB Desa. Kegiatan baru tersebut diprogramkan dan dianggarkan dalam tahun anggaran berikutnya.

V. PERTANGGUNGJAWABAN PELAKSANAAN APB DESA

Langkah yang dilaksanakan untuk pertanggungjawaban pelaksanaan APBDesa oleh Kepala Desa meliputi :

1. Penetapan Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBDesa

23

Page 24: Pedoman Penyusunan Apb Desa1

a. Sekretaris Desa menyusun Rancangan Peraturan Desa tentang Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBDesa serta Rancangan Keputusan Kepala Desa tentang Laporan Keterangan Pertangungjawaban Kepala Desa.

b. Sekretaris Desa menyampaikan Rancangan Peraturan Desa tentang Pertanggungjawaban Pelaksanaan APB Desa serta Rancangan Keputusan Kepala Desa tentang Keterangan Pertangungjawaban Kepala Desa kepada Kepala Desa untuk memperoleh persetujuan.

c. Apabila Kepala Desa setuju atas Rancangan Keputusan Kepala Desa tentang Keterangan Pertanggungjawaban Kepala Desa, maka Rancangan Keputusan Kepala Desa dimaksud ditetapkan menjadi Keputusan Kepala Desa.

d. Kepala Desa menyampaikan Rancangan Peraturan Desa tentang Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBDesa dan Keputusan Kepala Desa tentang Keterangan Pertanggungjawaban Kepala Desa kepada BPD untuk dibahas dan selanjuntya disetujui.

e. Penyampaian Rancangan Peraturan Desa tentang Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBDesa dan Keputusan Kepala Desa tentang Keterangan Pertanggungjawaban Kepala Desa dilakukan 1 (satu) bulan setelah tahun anggaran berakhir.

f. Persetujuan oleh BPD dilakukan paling lambat 1 (satu) bulan terhitung sejak Kepala Desa menyampaikan Rancangan Peraturan Desa tentang Pertanggungjawaban Pelaksanaan APB Desa serta Rancangan Keputusan Kepala Desa tentang Keterangan Pertangungjawaban Kepala Desa kepada BPD.

g. Berdasarkan persetujuan BPD sebagaimana dimaksud pada ayat (6) diatas, Kepala Desa menetapkan Rancangan Peraturan Desa tentang Pertanggungjawaban Pelaksanaan APB Desa menjadi Peraturan Desa.

2. Penyampaian Laporan Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBDESA

a. Kepala Desa menyampaikan Peraturan Desa tentang Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBDesa dan Keputusan Kepala Desa tentang Keterangan Pertanggungjawaban Kepala Desa kepada Camat dengan tembusan dikirimkan kepada Bupati.

b. Tembusan Peraturan Desa dan Keputusan Kepala Desa sebagaimana tersebut pada ayat (1) untuk bahan pengawasan dan pembinaan lebih lanjut.

c. Penyampaian peraturan desa dan keputusan Kepala Desa sebagaimana tersebut pada ayat (2) dilaksanakan paling lambat 7 (tujuh ) hari kerja setelah Peraturan Desa ditetapkan.

Demikian untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.

BUPATI BANJARNEGARA

DJASRI

24

Page 25: Pedoman Penyusunan Apb Desa1

Lampiran II Peraturan Bupati BanjarnegaraNomor :Tanggal:

PPerihal : Pedoman Penyusunan APBDesa, Perubahan APBDesa dan Pertangunggjawaban APBDesa

KODE ORGANISASI PEMERINTAH DESA DAN KELURAHAN SE KABUPATEN BANJARNEGARA

NOKODE

ORGANISASINAMA

KECAMATAN

N A M A

DESA KELURAHAN

 1 2 3 4 5         1. 01 SUSUKAN      01.01 1. Berta    01.02 2. Derik    01.03 3. Gumelem Wetan    01.04 4. Gumelem Kulon    01.05 5. Penarusan Wetan    01.06 6. Penarusan Kulon    01.07 7. Brengkok    01.08 8. Pekikiran    01.09 9. Piasa Wetan    01.10 10. Karangsalam    01.11 11. Kemranggon    01.12 12. Susukan    01.13 13. Dermasari    01.14 14. Kedawung    01.15 15. Karangjati           2. 02 PWJ KLAMPOK      02.01   1. Sirkandi    02.02 2. Pagak    02.03   3. Kecitran    02.04 4. Purworejo    02.05   5. Klampok    02.06 6. Kalilandak  

02.07 7. Kalimandi02.08 8. Kaliwinasuh

         3. 03 MANDIRAJA      03.01 1. Jalatunda    03.02 2. Somawangi    03.03 3. Kaliwungu    03.04 4. Kebanaran    03.05 5. Glempang    03.06 6. Salamerta    03.07 7. Purwasaba    03.08 8. Blimbing  

25

Page 26: Pedoman Penyusunan Apb Desa1

 1 2 3 4 5  03.09 9. Panggisari    03.10 10. Candiwulan    03.11 11. Simbang    03.12   12. Kertayasa    03.13 13. Banjengan    03.14 14. Mandiraja Kulon    03.15 15. Kebakalan    03.16 16. Mandiraja Wetan         4. 04 PURWONEGORO      04.01 1. Kalitengah    04.02 2. Merden    04.03 3. Karanganyar    04.04 4. Kaliajir    04.05 5. Petir    04.06 6. Pucungbedug    04.07 7. Parakan    04.08 8. Mertasari    04.09   9. Danaraja    04.10 10. Purwonegoro    04.11 11. Kalipelus    04.12 12. Gumiwang    04.13 13. Kutawuluh                  5. 05 B A W A N G      05.01 1. Wanadri    05.02 2. Kebondalem    05.03 3. Majalengka    05.04 4. Wiramastra    05.05 5. Kutayasa    05.06 6. Winong    05.07 7. Depok    05.08 8. Watuurip    05.09 9. Masaran    05.10 10. Serang    05.11 11. Mantrianom    05.12 12. Binorong    05.13 13. Joho    05.14 14. Bawang    05.15 15. Bandingan    05.16 16. Blambangan    05.17 17. Gemuruh    05.18 18. Pucang         6. 06 BANJARNEGARA      06.01   1. Argasoka  06.02 2. Ampelsari    06.03 3. Tlagawera    06.04 4. Cendana    06.05 5. Sokayasa    06.06 6. Karangtengah  06.07   7. Wangon

26

Page 27: Pedoman Penyusunan Apb Desa1

 1 2 3 4 5  06.08     8. Semampir  06.09   9. Sokanandi  06.10   10. Parakancanggah  06.11   11. Semarang  06.12   12. Krandegan  06.13   13. Kutabanjarnegara       7. 07 SIGALUH      07.01 1. Pringamba    07.02 2. Sawal    07.03 3. Panawaren    07.04 4. Tunggara    07.05 5. Randegan    07.06 6. Bojanegara    07.07 7. Bandingan    07.08 8. Prigi    07.09 9. Gembongan    07.10 10. Kemiri    07.11 11. Karangmangu    07.12 12. Wanacipta    07.13 13. Sigaluh    07.14 14. Singamerta    07.15   15. Kalibenda         8. 08 MADUKARA      08.01 1. Limbangan    08.02 2. Penawangan    08.03 3. Talunamba    08.04 4. Madukara    08.05 5. Kutayasa    08.06   6. Pekauman    08.07 7. Pagelak    08.08 8. Dawuhan    08.09 9. Bantarwaru    08.10 10. Sered    08.11   11. Kenteng  08.12   12. Rejasa  08.13 13. Petambakan    08.14 14. Rakitan    08.15 15. Blitar    08.16 16. Kaliurip    08.17 17. Karanganyar    08.18 18. Gununggiana    08.19 19. Clapar    08.20 20. Pakelen           9. 09 BANJARMANGU      09.01 1. Jenggawur    09.02 2. Banjarkulon    09.03   3. Banjarmangu    09.04 4. Rejasari    09.05 5. Kesenet  

27

Page 28: Pedoman Penyusunan Apb Desa1

 1 2 3 4 5  09.06 6. Kalilunjar    09.07 7. Sijeruk    09.08 8. Kendaga    09.09 9. Gripit    09.10 10. Pekandangan    09.11 11. Sigeblog    09.12 12. Paseh    09.13 13. Sipedang    09.14 14. Sijenggung    09.15 15. Beji    09.16 16. Prendengan    09.17 17. Majatengah         10. 10 WANADADI      10.01 1. Kasilib    10.02 2. Tapen    10.03 3. Karangjambe    10.04 4. Wanadadi    10.05 5. Wanakarsa    10.06 6. Lemahjaya    10.07 7. Karangkemiri    10.08 8. Kandangwangi    10.09 9. Medayu    10.10 10. Linggasari    10.11 11. Gumingsir           11. 11 RAKIT      11.01 1. Pingit    11.02 2. Situwangi    11.03 3. Gelang    11.04 4. Rakit    11.05 5. Adipasir    11.06 6. Bandingan    11.07 7. Kincang    11.08 8. Badamita    11.09 9. Tanjunganom    11.10 10. Luwung    11.11 11. Lengkong         12. 12 PUNGGELAN      12.01 1. Sambong    12.02 2. Danakerta    12.03 3. Klapa    12.04 4. Kecepit    12.05 5. Karangsari    12.06 6. Tribuana    12.07   7. Sawangan    12.08 8. Sidarata    12.09 9. Badakarya    12.10 10. Punggelan    12.11 11. Jembangan    12.12 12. Purwasana    12.13 13. Petuguran  

28

Page 29: Pedoman Penyusunan Apb Desa1

 1 2 3 4 5  12.14 14. Bondolharjo    12.15 15. Tanjungtirta    12.16 16. Tlaga    12.17 17. Mlaya                  13. 13 KARANGKOBAR      13.01 1. Paweden    13.02 2. Gumelar    13.03 3. Purwodadi    13.04 4. Sampang    13.05 5. Slatri    13.06 6. Pagerpelah    13.07 7. Pasuruhan    13.08 8. Karanggondang    13.09 9. Jlegong    13.10 10. Ambal    13.11 11. Binangun    13.12 12. Karangkobar    13.13 13. Leksana           14. 14 PAGENTAN      14.01 1. Larangan    14.02 2. Karangnangka    14.03 3. Aribaya    14.04 4. Nagasari    14.05 5. Gumingsir    14.06 6. Sokaraja    14.07 7. Kayuares    14.08 8. Metawana    14.09 9. Kalitlaga    14.10 10. Karekan    14.11 11. Plumbungan    14.12 12. Pagentan    14.13 13. Kasmaran    14.14 14. Majasari    14.15 15. Babadan    14.16 16. Tegaljeruk         15. 15 PEJAWARAN      15.01 1. Kalilunjar    15.02 2. Karangsari    15.03 3. Sarwodadi    15.04   4. Grogol    15.05 5. Giritirta    15.06 6. Biting    15.07 7. Tlahab    15.08 8. Dermayasa    15.09 9. Pejawaran    15.10 10. Penusupan    15.11 11. Ratamba    15.12 12. Sidengok    15.13 13. Pegundungan    15.14 14. Beji  

29

Page 30: Pedoman Penyusunan Apb Desa1

 1 2 3 4 5  15.15 15. Semangkung    15.16 16. Condongcampur    15.17 17. Gembol         16. 16 BATUR      16.01 1. Batur    16.02 2. Sumberejo    16.03 3. Pasurenan    16.04 4. Kepakisan    16.05 5. Pekasiran    16.06 6. Bakal    16.07 7. Karangtengah    16.08 8. Dieng Kulon           17. 17 WANAYASA    

  17.01 1. Karangtengah  

  17.02 2. Suwidak    17.03 3. Bantar    17.04 4. Pandansari    17.05 5. Pagergunung    17.06 6. Dawuhan    17.07 7. Kubang    17.08 8. Susukan    17.09 9. Wanayasa    17.10 10. Pesantren    17.11 11. Balun    17.12 12. Tempuran    17.13 13. Wanaraja    17.14 14. Jatilawang    17.15 15. Legoksayem    17.16 16. Kasimpar    17.17 17. Penanggungan                    18. 18 KALIBENING      18.01 1. Kalibening    18.02 2. Asinan    18.03 3. Sembawa    18.04 4. Kalibombong    18.05   5. Majatengah    18.06 6. Kalisat Kidul    18.07 7. Sirukem    18.08 8. Kertosari    18.09 9. Sidakangen    18.10 10. Sikumpul    18.11 11. Gununglangit    18.12 12. Bedana    18.13 13. Sirukun    18.14 14. Karanganyar    18.15 15. Plorengan    18.16 16. Kasinoman           

30

Page 31: Pedoman Penyusunan Apb Desa1

 1 2 3 4 5

19. 19 PANDANARUM      19.01 1. Pandanarum    19.02 2. Sinduaji    19.03 3. Pasegeran    19.04 4. Pingit Lor    19.05 5. Lawen    19.06 6. Sirongge    19.07 7. Pringamba    19.08 8. Beji           20. 20 PAGEDONGAN      20.01 1. Pagedongan    20.02 2. Gunungjati    20.03 3. Twelagiri    20.04 4. Kebutuhduwur    20.05 5. Kebutuhjurang    20.06 6. Pesangkalan    20.07 7. Duren    20.08 8. Lebakwangi    20.09 9. Gentansari         

BUPATI BANJARNEGARA

DJASRI

31

Page 32: Pedoman Penyusunan Apb Desa1

32