apakah arti tauhid islam
Post on 06-Aug-2015
76 Views
Preview:
TRANSCRIPT
Apakah arti Tauhid ?
Jawab: Para ulama Ahlussunnah Wal Jama'ah memberikan ta'rif (definisi) kata tauhid
dengan redaksi yang beragam.
Disebutkan dalam Lisan al-Arab, tauhid adalah beriman kepada Allah Yang Maha
Esa, yang tiada sekutu bagi-Nya.
Al-Imam al-Junaid al -Baghdadi berkata:
" ) " وغيـره البغدادي الخطيب رواه �م�ح�د�ث� ال م�ن� � �م �ق�د�ي ال اد� �ف�ر� إ �د� ي "و�ح� )الت .
Maknanya: "Tauhid adalah mensucikan Allah yang maha Qadim[1] dari menyerupai
makhluk-Nya" (diriwayatkan oleh al-Imam al-Hafizh al-Khathib al-Baghdadi)
Pernyataan ini sekaligus mengandung bantahan terhadap keyakinan Hulul dan
Wahdatul Wujud[2].
A-Hafidz Ibn Hajar al-'Asqalani mengatakan: adapun kaum Ahlussunnah Wal
Jama'ah, mereka menafsirkan kata "tauhid" dengan menafikan (mentiadakan)
"tasybih"[3] dan "ta'thil" [4] bagi Allah.
Kesimpulannya, pengertian "tauhid" adalah meng-Esa-kan Allah dalam Dzat, Sifat,
Af'al (perbuatan)-Nya, dan meng-Esa-kan Allah dalam beribadah kepada-Nya,
dengan keyakinan bahwa Allah tidak menyerupai makhluk-Nya dari satu segi
maupun semua segi.
Allah berfirman:
[ ء$ ى� ش� �ه� �ل �م�ث ك �س� �ي ) [ ل 11الشورى: ).
Maknanya: “Dia (Allah) tidak menyerupai sesuatupun dari makhluk-Nya dan tidak
ada sesuatupun yang menyerupai-Nya” (Q.S. asy-Syura: 11).
Dalam sebuah hadits diriwayatkan bahwa suatu ketika Rasulullah ditanya oleh
sahabat tentang perbuatan yang paling utama, kemudian beliau menjawab:
" ) " البخاري رواه �ه� و�ل س� و�ر� �الله� ب �م�ان$ �ي إ األعمال )أفضل .
Maknanya: Sebaik-baik amal adalah iman kepada Allah dan Rasul-Nya (H.R. al
Bukhari).
Disadur dari kitab aqidatul muslimin yang dibubuhi setempel al azhar supaya
disebarkan.
[1] Kata qadim, jika di sifatkan (dinisbatkan) kepada Allah, artinya: tidak ada
permulaan bagi Dzat Allah. Jika dinisbatkan untuk makhluk, artinya telah berlalu
padanya masa yang lama.
[2] Ini juga merupakan bantahan terhadap orang-orang yang membagi tauhid menjadi
tiga macam; Tauhid Uluhiyyah, Tauhid Rububiyyah dan Tauhid al Asma' wa ash-
Shifat. Pembagian tauhid ini menyalahi Aqidah Ahlussunnah Wal Jama’ah. Maksud
dan tujuan dari pembagian ini adalah untuk mengkafirkan orang-orang mukmin yang
bertawassul dengan para nabi dan orang-orang shalih, mengkafirkan orang-orang
mukmin yang mentakwil ayat-ayat yang mengandung sifat-sifat Allah dan
mengembalikan penafsirannya kepada ayat-ayat muhkamat. Ini berarti pengkafiran
terhadap Ahlussunnah Wal Jama’ah yang merupakan kelompok mayoritas di
kalangan umat Muhammad.
[3] Tasybih adalah menyerupakan (menyamakan) Allah dengan makhluk-Nya.
[4] Ta'thil adalah menafikan (mentiadakan) sifat bagi Allah ta'ala.
SOSIALISME SEBAGAI IDEOLOGI POLITIK
Oleh Drs. Sri Agus, M.Pd.
PENDAHULUAN
Sosialisme (sosialism) secara etimologi berasal dari bahasa Perancis sosial yang
berarti kemasyarakatan. Istilah sosialisme pertama kali muncul di Perancis sekitar
1830. Umumnya sebutan itu dikenakan bagi aliran yang masing-masing hendak
mewujutkan masyarakat yang berdasarkan hak milik bersama terhadap alat-alat
produksi, dengan maksud agar produksi tidak lagi diselenggarakan oleh orang-orang
atau lembaga perorangan atau swasta yang hanya memperoleh laba tetapi semata-
mata untuk melayani kebutuhan masyarakat. Dalam arti tersebut ada empat macam
aliran yang dinamakan sosialisme: (1) sosial demokrat, (2) komunisme,(3)
anarkhisme, dan (4) sinkalisme (Ali Mudhofir, 1988). Sosialisme ini muncul kira-kira
pada awal abad 19, tetapi gerakan ini belum berarti dalam lapangan politik. Baru
sejak pertengahan abad 19 yaitu sejak terbit bukunya Marx, Manifes Komunis (1848),
sosialisme itu (seakan-akan) sebagai faktor yang sangat menentukan jalannya sejarah
umat manusia.
Bentuk lain adalah sosialisme Fabian yaitu suatu bentuk dari teori sosialisme yang
menghendaki suatu transisi konstitusional dan pengalihan bertahap pemilikan dan
sarana produksi kepada Negara. Tidak akan dilakukan teknik-teknik revolusioner dan
lebih ditekankan pada metode pendidikan. Aliran ini mencoba cara yang praktis
untuk memanfaatkan semua sarana legislatif untuk pengaturan jam kerja, kesehatan,
upah dan kondisi kerja yang lain. Bentuk sosialisme ini didukung oleh Fabian society
yang didirikan 1884. Tokoh gerakan sosial di Inggris berasal dari kelompok
intelektual di antaranya George Bernard Shaw, Lord Passfield, Beatrice Webb,
Graham Wallas dan GDH Cole (Ali Mudhofir, 1988:90).
Istilah “ sosialis” atau negara sosial demokrat digunakan untuk menunjuk negara
yang menganut paham sosialisme “ moderat” yang dilawankan dengan sosialisme
”radikal” untuk sebutan lain bagi “komunisme”. Hal ini ditegaskan mengingat dalam
proses perkembangannya di Negara Barat yang pada mulanya menganut paham
liberal-kapitalis berkembang menjadi Negara sosialis (sosialis demokrat) ( Frans
Magnis Suseno,1975: 19-21). Perbedaan yang paling menonjol antara sosialis-
demokrat dan komunisme (Marxisme-Leninisme) adalah sosial demokrat
melaksanakan cita-citanya melalui jalan evolusi, persuasi, konstitusional-parlementer
dan tanpa kekerasan, sebaliknya Marxisme-Leninisme melalui revolusi.
Sosialisme adalah ajaran kemasyarakatan (pandangan hidup) tertentu yang berhasrat
menguasai sarana-sarana produksi serta pembagian hasil produksi secara merata
(W.Surya Indra, 1979: 309). Dalam membahas sosialisme tidak dapat terlepas dengan
istilah Marxisme-Leninisme karena sebagai gerakan yang mempunyai arti politik,
baru berkembang setelah lahirnya karya Karl Marx, Manifesto Politik Komunis
(1848). Dalam edisi bahasa Inggris 1888 Marx memakai istilah “sosialisme” dan
”komunisme” secara bergantian dalam pengertian yang sama. Hal ini dilakuakn sebab
Marx ingin membedakan teorinya yang disebut “sosialisme ilmiah” dari “ sosialisme
utopia” untuk menghindari kekaburan istilah dua sosialisme dan juga karena
latarbelakang sejarahnya. Marx memakai istilah “komunisme” sebagai ganti
“sosialisme” agar nampak lebih bersifat revolusioner (Sutarjo Adisusilo, 1991: 127).
Dalam perkembangannya, Lenin dan Stalin berhasil mendirikan negara “komunis”.
Istilah “sosialis” lebih disukai daripada “komunis” karena dirasa lebih terhormat dan
tidak menimbulkan kecurigaan. Mereka menyebut masa transisi dari Negara kapitalis
ke arah Negara komunis atau “masyarakat tidak berkelas” sebagai masyarakat sosialis
dan masa transisi itu terjadi dengan dibentuknya “ Negara sosialis”, kendati istilah
resmi yang mereka pakai adalah “negara demokrasi rakyat”. Di pihak lain Negara di
luar “Negara sosialis”, yaitu Negara yang diperintah oleh partai komunis, tetap
memakai sebutan komunisme untuk organisasinya, sedangkan partai sosialis di
Negara Barat memakai sebutan “sosialis demokrat” (Meriam Budiardjo, 1984: 5).
Dengan demikian dapat dikemukakan, sosialisme sebagai idiologi politik adalah
suatu keyakinan dan kepercayaan yang dianggap benar mengenai tatanan politik yang
mencita-citakan terwujudnya kesejahteraan masyarakat secara merata melalui jalan
evolusi, persuasi, konstitusional-parlementer dan tanpa kekerasan.
SOSIALISME DAN DEMOKRASI
Pertalian antara demokrasi dan sosialisme merupakan satu-satunya unsur yang paling
penting dalam pemikiran dan politik sosialis. Ditinjau dari segi sejarah sosialisme,
segera dapat diketahui gerakan sosialis yang berhasil telah tumbuh hanya di negara-
negara yang mempunyai tradisi-tradisi demokrasi yang kuat, seperti Inggris, Selandia
Baru, Skandinavia, Belanda, Swiss, Australia, Belgia (William Ebenstein, 1994: 213).
Mengapa demikian sebab pemerintahan yang demokratis dan konstitusional pada
umumnya diterima, kaum sosialis dapat memusatkan perhatian pada programnya
yang khusus, meskipun program itu tampak terlalu luas yakni: menciptakan
kesempatan yang lebih banyak bagi kelas-kelas yang berkedudukan rendah
mengakhiri ketidaksamaan yang didasarkan atas kelahiran dan tidak atas jasa,
membuka lapangan pendidikan bagi semua rakyat, memberikan jaminan sosial yang
cukup bagi mereka yang sakit, menganggur dan sudah tua dan sebagainya.
Semua tujuan sosialisme demokratis ini mempunyai persamaan dalam satu hal yaitu
membuat demokrasi lebih nyata dengan jalan memperluas pemakaian prinsip-prinsip
demokrasi dari lapangan politik ke lapangan bukan politik dari masyarakat. Sejarah
menunjukkan, masalah kemerdekaan merupakan dasar bagi kehidupan manusia.
Kemerdekaan memeluk agama-kepercayaan, mendirikan organisasi politik dan
sebagainya merupakan sendi-sendi demokrasi. Jika prinsip demokrasi telah tertanam
kuat dalam hati dan pikiran rakyat, maka kaum sosialis dapat memusatkan perhatian
pada aspek lain. Sebaliknya, di Negara yang masih harus menegakkan demokrasi,
partai sosialis harus berjuang untuk dapat merealisasikan ide tersebut. Misalnya di
Jerman masa kerajaan kedua (1870-1918) yang bersifat otokratis, partai sosialis
demokratis senantiasa bekerja dengan rintangan yang berat. Lembaga parlementer
hanya sebagai selubung untuk menutupi pemerintahan yang sebenarnya bersifat
diktaktor. Pada masa Bismarck berkuasa, kaum sosialis demokrasi dianggap sebagai”
musuh-musuh Negara”, dan pemimpin partai yang lolos dari penangkapan melarikan
diri ke Inggris dan Negara Eropa lainnya. Demikian pula pada masa republik Weiner
(1919-1933), partai sosial demokratis Jerman juga tidak berdaya karena tidak ada
pemerintahan yang demokratis.
Di Rusia sebelum 1917, keadaan lebih parah lagi, Rezim Tsar yang despotis malahan
sama sekali tidak berpura-pura dengan masalah pemerintahan demokratis. Jadi tidak
mungkin ada perubahan sosial dan ekonomi dengan jalan damai, sehingga apa yang
terjadi ialah revolusi oleh kaum komunis.
Perang Dunia (PD) II memberikan gambaran lebih jelas tentang masalah di atas.
Menjelang tahun 1936 partai sosialis di Perancis merupaksn partai yang terkuat.
Selama PD II di bawah kedudukan Jerman, kaum komunis lebih banyak bergerak di
bawah tanah, mengadakan teror dan bertindak di luar hukum sebagaimana sifatnya
dalam keadaan normal pun juga demikian, memperoleh pengikut yang lebih banyak,
sehingga menjadi partai yang terkuat di Perancis.
Berbeda dengan yang berada di Inggris, kaum sosialis dalam pemilihan umum tahun
1951, memperoleh suara 6 kali pengikut yang lebih banyak jumlahnya apabila
dibandingkan dengan suara yang didapat kaum komunis. Bukti tersebut tidak hanya
diberikan oleh Inggris Raya, tetapi juga oleh Negara-negara demokratis lainnya yang
mempunyai gerakan–gerakan sosialis yang kuat. Hal ini menunjukkan bahwa
kemerdekaan sipil yang penuh dapat menangkal fasisme dan komunisme .
Apabila orang ingin memberikan tingkat kepada Negara-negara demokratis dewasa
ini, terutama dalam masalah kemerdekaan sipil, maka Inggris, Norwegia, Denmark,
Swedia, Belanda, Belgia, Australia, Selandia Baru dan Israel akan berada di Puncak
daftar. Di Negara itu dalam masa terakhir berada di bawah pemerintahan sosialis atau
kabinet-kabinet koalisi yang di dalamnya kaum sosialis memperoleh perwakilan yang
kuat (William Ebenstein,1994: 215).
Kesejajaran di atas tidaklah rumit untuk ditelusuri, kaum sosialis demokratis
menyadari akan kenyataan bahwa, tanpa kesempatan-kesempatan yang diberikan oleh
pemerintahan konstitusional yang liberal mereka tidak akan sampai pada tangga
pertama. Sekali mereka berkuasa dalam pemerintahan, kaum sosialis masih tetap
mempertahankan psikologi oposisi. Sebab mereka tahu bahwa dengan memegang
kekuasaan politik belum berarti soal-soal organisasi sosial dan ekonomi dengan
sendirinya akan terpecahkan . Dengan kata lain, sebelum kaum sosialis mengambil
alih pemerintahan, mereka beroposisi terhadap pemerintah dan kelas-kelas yang
berpunya; setelah mereka mendapat kekuasaan dalam pemerintahan, psikologi oposisi
yang ditunjukkan terhadap status quo ekonomi perlu tetap ada.
Demokrasi dan sosialilsme merupakan dua ideologi yang sekarang nampak diannut di
berbagai Negara yang bukan Fasis dan bukan Komunis. Dalam keadaan sekarang
tidak mudah merumuskan pengertian demokrasi . Berbagai macam demokrasi telah
berkembang menjadi berbagaai bentuk masyarakat. Demokrasi Inggris modern atau
demokrasi Swedia lebih dekat dalam beberapa hal pada sosialisme Negara di Soviet
Rusia dibandingkan dengan sistim ekonomi Amerika Serikat . Akan tetapi dalam
soal-soal perorangan dan kemerdekaan politik hal sebaliknya yang berlaku . Berbeda
lagi yang ada di Amerika Serikat mungkin dapat disebut “demokrasi kapitalis”.
Disebut demikian karena yang tampak hanya demokrasi politik, tetapi tidak cukup
ada apa yang dinamakan demokrasi ekonomi dengan tetap adanya freefight ekonomi
yang memungkinkan beberapa gelintir orang menjadi kapitalis yang amat kaya .
Demokrasi ekonomi dan disamping itu demokrasi sosial dapat diketemukan dalam
idiologi sosialisme, yang pada prinsipnya menjurus kepada suatu keadilan sosial
dengan semboyan : kepada seorang harus diberikan sejumlah yang sesuai dengan
nilai pekerjaanya. Akan tetapi untuk mencapai itu, pemerintah sering harus campur
tangan dengan membatasi keluasaan gerak-gerik para warganegara. Sampai di mana
ini berlaku, tergantung dari keadaan setempat di tiap-tiap Negara ( Wiryono P., 1981:
137) .
Dari uraian di atas dapat disimpulkan sosialisme hanya dapat berkembang dalam
lingkungan masyarakat dan pemerintahan yang memiliki tradisi kuat dalam
demokrasi . Pada saat kaum sosialis berhasil memegang kekuasaan, pemerintahan
masih tetap diberikan kesempatan kepada pihak lain untuk ikut ambil bagian
( sebagian oposisi) ) dan mereka juga menyadari bahwa kekuasaan yang diperoleh
tidak bersifat permanen .
UNSUR-UNSUR PEMIKIRAN DAN POLITIK SOSIALISME
Sosialisme, seperti gerakan-gerakan dan gagasan liberal lainnya, hal ini mungkin
karena kaum liberal tidak dapat menyepakati seperangkat keyakinan dan doktrin
tertentu. Apalagi sosialisme telah berkembang di berbagai Negara dengan tradisi
nasionalnya sendiri dan tidak pernah ada otoritas pusat yang menentukan garis
kebijakan partai sosialis yang bersifat mengikat, namun garis-garis besar pemikiran
dan kebijakan sosialis dapat disimak dari tulisan-tulisan ahli sosialis dan kebijakan
partai sosialis. Apa yang muncul dari pemikiran dan kebijakan itu bukanlah
merupakan sesuatu konsisten. Kekuatan dan kelemahan utama sosialisme terletak
dalam kenyataan bahwa system itu tidak memiliki doktrin yang pasti dan berkembang
karena sumber-sumber yang saling bertentangan dalam masyarakat yang merupakan
wadah perkembangan sosialisme.
Unsur-unsur pemikiran dan politik sosialis yang rumit dan saling bertentangan
dengan jelas tergambar dalam gerakan sosialis Inggris. Unsur-unsur yang ada dalam
gerakan sosialis Inggris adalah: (1). Agama, (2) Idealisme Etis dan Estetis, (3)
Empirisme Fabian, (4) Liberalisme (Willian Ebenstein,1985:188).
1. Agama
Dalam buku The Labour Party in Perspective Attles dikemukakan bahwa… dalam
pembentukan gerakan sosialis pengaruh agama merupakan yang paling kuat. Inggris
pada abad 19 masih merupakan bangsa yang terdiri para pembaca kitab suci.
Didalamnya ia akan menemukan bacaan yang mendorongnya untuk tampil sebagai
pengkotbah doktrin keagamaan di negera ini dan adanya berbagai ajaran yang
dianutnya membuktikan hal ini.
Gerakan sosialis Kristen yang dipimpin oleh dua orang biarawan yaitu frederich
Maurice dan Charles Kingsley mencapai puncak kejayaannya pada pertengahan abad
19 dan menjadi sumber penting untuk perkembangan organisasi kelas buruh dan
sosialis kemudian. Prinsip yang menjadi pedoman bagi kaum sosialis Kristen adalah
konsep yang mendasarkan bahwa sosialisme harus dikrestenkan dan kristianitas harus
disosialisasikan.
Pada tahun 1942, Uskup Agung Centerbury, William Temple dalam bukunya
Christianity and Sosial Order mengemukakan pemikiran yang sangat dekat dengan
sosialisme. Temple beranggapan bahwa setiap setiap system ekonomi untuk
sementara atau selamanya memerlukan memberikan pengaruh edukatif yang sangat
besar dan karena itu gereja ikut mempersoalkannya. Apakah pengaruh itu mengarah
pada perkembangan sifat kekristenan dan jika jawabannya sebagian atau seluruhnya
negatif, gereja harus berusaha sedapat mungkin menjamin perubahan dalam system
ekonomi tersebut sehingga gereja tidak menemukan musuh akan tetapi sekutu dalam
Kristen itu.
Adanya perhatian agama Kristen yang bersifat praktis ini sangat kuat terasa selama
pengaruh terakhir abad 19. Kesungguhan moral dan kejujuran merupakan ciri masa
ini. Agama mengakui kesopanan dan kepercayaan merupakan syarat penting untuk
memperoleh keselamatan. Akan tetapi tetap menekankan pentingnya perbuatan dan
penyelamatan dengan kerja. Banyak pemimpin sosialis dari generasi yang lebih tua
seperti Attlee dan Sir Staffors Cripps dididik dalam suasana dimana agama
mempunyai pengaruh yang kuat.
2. Idealisme Etis dan Estetis
Idealisme etis dan estetis juga menjadi sumber bagi sosialisme Inggris, meskipun
pengaruhnya tidak dapat diukur dalam wujud jumlah suara dan kartu keanggotaan.
Idialisme yang diungkapkan oleh beberapa penulis seperti John Ruskin dan William
Morris bukanlah suatu program politik atau ekonomi, tetapi merupakan
pemberontakan kehidupan yang kotor, membosankan dan miskin di bawah
kapitalisme industri. Berkembangnya kapitalisme di Inggris mungkin menciptakan
lebih banyak keburukan disbanding dengan tempat lain, karena para industriawan
Inggris tidak dapat membayangkan nantinya kapitalisme akan merubah udara dan air
yang jernih dan keindahan wilayah pedalaman Inggris. Mereka juga tidak
memperhitungkan sebelumnya pengrusakan pemandangan kota dan desa tua oleh
adanya pemukiman dan pusat pabrik.
Marx melakukan pendekatan terhadap kapitalisme industri dalam kerangka hukum
kosmis seperti perkembangan sejarah dunia menurut hukum-hukum sosial yang tidak
dapat dielakkan, filsafat materialisme, maka Morris lebih bertumpu pada kenyataan.
Di sekitarnya ia melihat barang dan perlengkapan rumah tangga yang jelek serta
kehidupan manusia yang menampakkan keceriaan dan keindahan dalam
kehidupannya. Pusat perhatian Morris adalah manusia bukan system. Ia merasakan
bahwa seni harus dikembalikan dalam kehidupan sehari-hari dan dorongan yang
kreatif pada setiap orang harus diberi jalan penyalurannya dalam kehidupan dan
pekerjaan sehari-hari.
Pengaruh Ruskin dan Morris lebih banyak mengandung segi negatif dibanding
positifnya. Mereka menunjukkan apa yang secara fisik dan moral salah menyangkut
peradaban yang dibangun di atas perselisihan dan kemelaratan, tetapi tidak
merumuskan program tertentu untuk memperbaiki kondisi yang dikritiknya.
Meskipun demikian pemberontakan estetika dan etika ini membawa pengaruh yang
penting dalam mempersiapkan suatu lingkungan intelektual dimana nantinya
sosialisme mendapatkan tanggapan yang simpatik.
3. Empirisme Febian.
Empirisme Febian mungkin merupakan ciri khas gerakan Inggris. Masyarakat Febian
didirikan pada tahun 1884, mengambil nama seorang jenderal Romawi yaitu Quintus
Febians Maximus Constator, Si “pengulur waktu”atau “Penunda”. Motto awal dari
masyarakat tersebut ialah “engkau harus menunggu saat yang tepat, kalau saat yang
tepat itu tiba engkau harus melakukan serangan yang dasyat, sebab jika tidak,
penundaan yang engkau lakukan itu sia-sia dan tidak akan membawa hasil“.
Para pendiri dan anggota pertama masyarakat Febian adalah George Bernard Shaw,
Sidney dan Beatrice Webb,H.G.Wells dan Grahan Wallas. Dalam penelitian sejarah
tentang landasan yang dilakukan oleh Sidney Webb, seperti dalam buku Febian
Esseye (1889), dapat ditemukan apa yang menjadi filsafat dasar sosialisme. Webb
menganggap sosialisme sebagai hasil yang tidak dapat dielakkan dari terlaksananya
demokrasi secara penuh, tetapi ia menandaskan “ kepastian yang datang secara
bertahap” sangat berbeda dengan kepastian revolusi seperti yang dicanangkan oleh
Marx.
Webb menekankan bahwa organisasi sosial hanya dapat terbentuk secara perlahan
dan perubahan-perubahan organisasi . Perubahan tersebut akan terjadi dengan adanya
empat kondisi: pertama perubahan itu harus bersifat demokratis , kedua perubahan itu
harus secara bertahap, ketiga perubahan itu harus sesuai dengan moral masyarakat,
keempat perubahan tersebut harus melalui prosedur dan menggunakan cara damai.
Kelompok Fabian memusatkan perhatiannya untuk meyakinkan sekelompok kecil
orang yang memenuhi dua kualifikasi : pertama orang-orang tersebut secara
permanent mempunyai pengaruh dalam kehidupan masyarakat, sehingga kalau proses
perembesan yang dibutuhkan waktu lama itu berhasil, maka dapat dipetik
manfaatnya, kedua mereka harus bersikap dan bertindak wajar sehinga kelompok
Fabian tidak dianggap sebagai kaum ekstrimis. Orang-orang dengan kualifikasi
seperti itu dapat dijumpai dalam semua partai politik. Untuk itu kelompok Fabian
tidak hanya menggarap kaum konservatif saja, tetapi juga kaum liberal.
Fabianisme sering digambarkan sebagai pembaharuan tanpa kebencian,
pembangunan kembali masyarakat perang kelas, emperialisme politik tanpa dogma
atau fanatisme. Meskipun organisasinya kecil, namun masyarakat Febian membawa
pengaruh yang besar. Dalam pemilihan tahun 1945 menampilkan untuk pertama
kalinya pemerintahan Partai Buruh didasarkan pada mayoritas dalam parlemen 229
dari 394 anggota parlemen dari Partai Buruh berasal dari kelompok Febian dan lebih
dari separuh pejabat pemerintah, termasuk Attlee (Perdana Menteri 1945-1951) juga
orang-orang Febian.
4. Liberalisme
liberalisme telah menjadi sumber yang semakin penting bagi sosialisme, terutama
sejak Partai Liberal merosot peranannya di banyak Negara. Di Inggris sebenarnya
Partai Liberal sudah lenyap dan Partai Buruh yang menjadi pewarisnya. Dalam 40
tahun terakhir semakin banyak orang liberal yang menggabungkan diri dengan Partai
Buruh. Apa alasannya ?. Pertama, lenyapnya Partai Liberal Inggris bukanlah
disebabkan kegagalannya ,tetapi hasil yang telah dicapai membuat kehadiran partai
ini tidak diperlukan lagi. Saat ini baik Partai Konservatif maupun Partai Buruh
mempunyai komitmen yang kuat terhadap prinsip liberal yang menghormati
kebebasan individu untuk beribadah, berpikir, berbicara dan berkumpul. Kedua
perdagangan bebas yang merupakan cita-cita yang penting dari liberalisme Inggris
abad 19 tidak muncul lagi sebagai kepentingan politik yang menggebu-gebu. Baik
golongan konservatif maupun golongan Buruh mempunyai komitmen pada bentuk
proteksi tarif tertentu. Orang-orang liberal sendiri juga sudah menyadari perdagangan
bebas tidak penting lagi seperti dulu.
Karena masalah-masalah yang khusus sudah tidak ada lagi, banyak orang liberal yang
bergabung dengan Partai Buruh atau memberikan suaranya untuk Partai Buruh atau
menganggap dirinya sebagai orang sosialis murni.Liberalisme biasanya menjadi
aliran kiri kaum konservatif. Di Negara yang mempunyai system dua partai seperti
Inggris, kalau orang akan bergeser dari konservatif. Maka Partai Buruh merupakan
tumpuan untuk memperjuangkan kepentingan politiknya.
Liberalisme telah memberikan sumbangan yang cukup besar hal-hal yang berguna
bagi sosialisme Inggris. Karena pengaruh Liberalisme para pemimpin sosialis lebih
moderat dan kurang terpaku pada doktrin serta lebih menghargai kebebasan individu.
Liberalisme telah merubah Partai Buruh menjadi sebuah partai nasional, bukan lagi
partai yang didasarkan pada kelas. Liberalisme juga telah mewariskan kepada Partai
Buruh peran kaum liberal bahwa pembaharuan dapat dilakukan dengan tidak usah
menimbulkan kepahitan dan kebencian.
SOSIALISME DI BERBAGAI NEGARA
Kemenangan bangsa-bangsa demokrasi dalam perang dunia I memberikan dorongan
yang kuat bagi partumbuhan partai sosialis di seluruh dunia. Perang telah dilancarkan
untuk mempertahankan cita-cita kemerdekaan dan keadaan sosial terhadap
imperialisme totaliter Jerman dan Sekutu-sekutunya. Selama peperangan telah
dijanjikan kepada rakyat-rakyat negara demokratis yang ikut berperang, bahwa
kemenangan militer akan disusul dengan suatu penyusunan kehidupan sosial baru
berdasarkan kesempatan dan persamaan yang lebih banyak.
Di Inggris dukungan terbesar terhadap gerakan sosialisme muncul dari Partai Buruh
mencerminkan pertumbuhanuruh dan perkembangannya suatu proses terhadap
susunan sosial yang lama. Pada awal pertumbuhan hanya memperoleh suara
(dukungan) yang kecil dalam perwakilannya di parlemen. Selanjutnya menjadi partai
yang lebih bersifat nasional setelah masuknya bekas anggota partai liberal. Banyak
programnya yang berasal dari kaum sosialis,terutama dari kelompok Febiaan berhasil
memperkuat posisi partai karena dapat memenuhi keinginan masyarakat. Kemajuan
yang dapat dicapaimisalnya dalam bidang (1) pemerataan pendapatan (2)distribusi
pendapatan (3) pendidikan (4) perumahan (Anthony Crosland, 1976: 265-268).
Di Negara-negara Eropa lainnya seperti Perancis, Swedia, Norwegia, Denmark dan
juga Australia dan Selandia Baru partai-partai sosial berhasil memegang kekuasaan
pemerintahan melalui pemilu-pemilu bebas. Hal tersebut berarti kalau kita berbicara
sosialisme, maka kita menghubungkan dengan sosialisme demokrasi tipe reformasi
liberal. Hal ini perlu dibedakan dengan sosialisme otoriter atau komunisme seperti
yang terlihat di Soviet dan RRC.
Selama tahun 1920-an dan 1930-an, kaum sosialis di Eropa dan Amerika melakukan
serangan baru terhadap kelemahan kapitalisme, ungkapan-ungkapan misalnya :
ketimpangan ekonomi, pengangguran kronis, kekayaan privat dan kemiskinan umum,
menjadi slogan-slogan umum. Di Eropa partai sosialis demokratis dipengaruhi
Marxisme revisionis,solidaritas kelas pekerja, dan pembentukan sosialis yang papa
akhirnya melalui cara demokratis sebagai alat untuk memperbaiki kekurangan system
kapitalis. Periode tersebut merupakan era menggejolaknya aktivitas sosialis.
Setelah PD II terjadi perubahan besar dalam pemikiran kaum sosialis. Pada
permulaan tahun 1960 banyak diantara partai sosialis demokrat Eropa yang
melepaskan dengan hubungan ikatan-ikatan idiology Marx. Mereka mengubah
sikapnya terhadap hak milik privat dan tujuan mereka yang semula tentang hak milik
kolektif secara total. Perhatian mereka curahkan terhadap upaya “ menyempurnakan
ramuan”pada perekonomian yang sudah menjadi ekonomi campuran. Akibatnya
disfungsi antara sosialis dan negara kesejahteraan modern (The modern welfare state)
kini dianggap orang sebagai perbedaan yang bersifat gradual.
Menurut Milton H Spencer sosialisme demokrasi modern merupakan suatu gerakan
yang berupaya untuk memperbaiki kesejahteraan masyarakat melalui tindakan (1)
memperkenalkan adanya hak milik privat atas alat-alat produksi (2) melaksanakan
pemilikan oleh Negara (public ounership) hanya apabila hal tersebut diperlukan demi
kepentingan masyarakat (3) mengandalkan diri secara maksimal atas perekonomian
pasar dan membantunya dengan perencanaan guna mencapai sasaran sosial dan
ekonomis yang diinginkan ( Winardi, 1986: 204).
Bagaimanakah sosialisme di Negara-negara berkembang ?. Negara-negara miskin
berhasrat untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang cepat. Dari segi kepentingan
dalam negeri pertumbuhan ekonoimi yang tinggi merupakan satu-satunya cara untuk
mencapai srtandart hidup, kesehatan dan pendidikan yang lebih baik. Ada dua cara
untuk mencapai pembangunan ekonomi yang pesat: Pertama cara yang telah
digunakan oleh Negara Barat (maju), pasar bebas merupakan alat utama untuk
menunjang pertumbuhan ekonomi yang tinggi.Kedua komunisme, dalam metode ini
Negara memiliki alat-alat produksi dan menetapkan tujuan yang menyeluruh.
Dalam menghadapi masalah modernisasi ekonomi Negara-negara berkembang pada
umumnya tidak mau meniru proses pembangunan kapitalis Barat atau jalur
pembangunan komunisme. Mereka menetapkan sendiri cara-cara yang sesuai dengan
kondisi masing-masing Negara. Ketiga jalan ketiga disebut Sosialisme. Dalam
konteks negara terbelakang/berkembang sosialisme mengandung banyak arti pertama
di dunia yang sedang berkembang sosialisme berarti cita-cita keadilan sosial . Kedua
istilah sosialisme di Negara-negara berkembang sering berarti persaudaraan,
kemanusiaan dan perdamaian dunia yang berlandaskan hukum. Arti Ketiga
sosialisme di Negara berkembang ialah komitmen pada perancangan ( Willan
Ebenstein,1994: 248-249).
Melihat tersebut di atas arti sosialisme pada negara berkembang dengan Negara yang
lebih makmur karena perbedaan situasi histories. Di dunia Barat sosialisme tidak
diartikan sebagai cara mengindustrialisasikan Negara yang belum maju, tetapi cara
mendistribusikan kekayaan masyarakat secara lebih merata. Sebaliknya, sosialisme di
Negara berkembang dimaksudkan untuk membangun suatu perekonomian industri
dengan tujuan menaikkan tingkat ekonomi dan pendidikan masa rakyat , maka
sosialisme di negara Barat pada umumnya berkembang dengan sangat baik dalam
kerangka pemerintahan yang mantap (seperti di Inggris dan Skandinavia) , sedangkan
di Negara berkembang sosialisme sering berjalan dengan beban tardisi pemerintahan
yang otoriter oleh kekuatan imperialism easing atau oleh penguasa setempat.Karena
itu ada dugaan sosialisme di Negara berkembang menunjukkan toleransi yang lebih
besar terhadap praktek otoriter dibandingkan dengan dengan yang terjadi sosialisme
di Negara Barat. Kalau Negara-negara berkembang gagal dalam usahanya
mensintesakan pemerintahan yang konstitusional dan perencanaan ekonomi , maka
mereka menganggap bahwa pemerintahan konstitusional dapat dikorbankan demi
memperjuangkan pembangunan ekonomi yang pesat melalui perencanaan dan
pemilikan industri oleh Negara.
Jika kita perhatikan dalam sejarah bangsa Indonesia , pada awal kemerdekaan sampai
tahun 1965 pernah pula diintrodusir konsep sosialisme ala Indonesia .Apakah itu
sebagai akibat pengaruh PKI atau ada aspek-aspek tertentu yang memang sesuai
dengan kondisi di negara kita. Yang jelas sejak memasuki Orde BAru “sosialisme”
itu tidak terdengar lagi .
Adanya perbedaan pengertian mengenai konsep sosialisme , memberikan wawasan
kepada kita bahwa suatu ideology politik yang dianut oleh suatu Negara belum tentu
cocok untuk negar lain . Melalui pemahaman ini dapat dipetik manfaatnya untuk
pengembangan pembangunan nasional demi tercapainya tujuan nasional seperti yang
terumuskan dalam UUD 1945.
KESIMPULAN
Sosialisme adalah pandangan hidup dan ajaran kamasyarakatan tertentu , yang
berhasrat menguasai sarana-sarana produksi serta pembagian hasil-hasil produksi
secara merata . Sosialisme sebagai ideology politik adalah suatu keyakinan dan
kepercayaan yang dianggap benar oleh para pengikutnya mengenai tatanan politik
yang mencita-citakan terwujutnya kesejahteraan masyarakat secara merata melalui
jalan evolusi, persuasi , konstitusional –parlementer , dan tanpa kekerasan.
Sosialisme sebagai ideology politik timbul dari keadaan yang kritis di bidang sosial,
ekonomi dan politik akibat revousi industri . Adanya kemiskinan ,
kemelaratan ,kebodohan kaum buruh , maka sosialisme berjuang untuk mewujudkan
kesejahteraan secara merata.
Dalam perkembangan sosialisme terdiri dari pelbagai macam bentuk seperti
sosialisme utopia , sosialisme ilmiah yang kemudian akan melahirkan pelbagai aliran
sesuai dengan nama pendirinya atau kelompok masyarakat pengikutnya seperti
Marxisme-Leninisme ,Febianisme , dan Sosial Demokratis.
Sosialisme dapat tumbuh dan berkembang dengan baik pada masyarakat –bangsa
yang memiliki tradisi demokrasi yang kuat. Unsur-unsur pemikiran yang ada dalam
gerakan sosialis sebagimana tergambar di Inggris mencakup : (a) agama ; (b)
idealisme e tis dan estetis ; (c) empiris Fabian ; dan (d) liberalisme .
Sosialisme yang ada disetiap negara memiliki ciri khas sesuai dengan kondisi
sejarahnya . Dalam sosialisme tidak ada garis sentralitas dan tidak bersifat
internasional
Sosialisme di negara-negara berkembang mengandung banyak arti . Sosialisme
berarti cita-cita keadilan sosial ; persaudaraan ; kemanusiaan dan perdamaian dunia
yang berlandaskan hukum ; dan komitmen pada perencanaan.
Di negara-negara Barat ( lebih makmur) sosialisme diartikan sebagai cara
mendistribusikan kekayaan masyarakat secara lebih merata sedangkan di Negara
berkembang sosialisme diartikan sebagai cara mengindustrialisasikan Negara yang
belum maju atau membangun suatu perekonomian industri dengan maksud
manaikkan tingkat ekonomi dan pendidikan masyarakat .
Sosialisme sebagai idiologi politik yang merupakan keyakinan dan kepercayaan yang
dianggap benar mengenai tatanan politik yang mencita-citakan terwujudnya
kesejahteraan masyarakat secara merata melalui jalan evolusi, persuasi,
konstitusional-parlementer dan tanpa kekerasan. Sosialisme sebagai ideologi politik
timbul dari keadaan yang kritis di bidang sosial, ekonomi dan politik akibat revousi
industri . Adanya kemiskinan , kemelaratan ,kebodohan kaum buruh , maka
sosialisme berjuang untuk mewujudkan kesejahteraan secara merata.
Dalam perkembangan sosialisme terdiri dari pelbagai macam bentuk seperti
sosialisme utopia, sosialisme ilmiah yang kemudian akan melahirkan pelbagai aliran
sesuai dengan nama pendirinya atau kelompok masyarakat pengikutnya seperti
Marxisme-Leninisme, Febianisme , dan Sosial Demokratis. Sosialisme dapat tumbuh
dan berkembang dengan baik pada masyarakat –bangsa yang memiliki tradisi
demokrasi yang kuat .
Salah satu ajaran modern yang sudah jelas bukan berasal dari Islam ialah Sekulerisme
Sekularisme atau sekulerisme dalam penggunaan masa kini secara garis besar adalah
sebuah ideologi yang menyatakan bahwa sebuah institusi atau badan harus berdiri
terpisah dariagama atau kepercayaan. Menurut para pendukungnya, sekularisme
dapat menunjang kebebasan beragama dan kebebasan dari pemaksaan kepercayaan
dengan menyediakan sebuah rangka yang netral dalam masalah kepercayaan serta
tidak meng-anak-emas-kan sebuah agama tertentu. (Wikipedia)
Sekularisme juga merujuk kepada anggapan bahwa aktivitas dan penentuan manusia,
terutamanya yang politis, harus didasarkan pada apa yang dianggap sebagai bukti
konkret dan fakta, dan bukan berdasarkan pengaruh keagamaan. (Wikipedia)
Barry Kosmin dari Institut Pengkajian sekularisme di dalam Masyarakat dan Budaya
membagi sekularisme mutakhir menjadi dua jenis, hard secularism dan soft
secularism. Menurutnya, "hard secularism menganggap pernyataan keagamaan tidak
mempunyai legitimasi secara epistemologi dan tidak dijamin baik oleh agama dan
pengalaman." Namun, dalam pandangan soft secularism, “pencapaian kebenaran
mutlak adalah mustahil dan oleh karena itu, toleransi dan skeptisisme harus menjadi
prinsip dan nilai yang dijunjung dalam diskusi antara ilmu pengetahuan dan agama.”
(Wikipedia)
Dengan kata lain, hs bermaksud menyingkirkan sama sekali kehadiran agama dalam
kehidupan sedangkan ss masih memberikan ruang bagi kehadiran agama, hanya saja
menuntut keraguan setiap penganut agama terhadap seluruh agama, termasuk
agamanya sendiri.
Berdasarkan ide-ide di atas, berarti ideologi sekularisme merupakan faham yang pada
akhirnya “menuntut setiap orang untuk menghilangkan keyakinannya akan adanya
kebenaran mutlak”. Sebab, jangankan hard secularism, bahkan soft secularism saja
berpandangan bahwa “pencapaian kebenaran mutlak adalah mustahil”.
Dan jika kita perhatikan kondisi masyarakat dunia modern dewasa ini, kian hari kita
temukan semakin banyaknya orang yang kian skeptis (ragu) terhadap keyakinan dan
agamanya sebagai sumber kebenaran mutlak. Jika hal ini terjadi di kalangan selain
kaum muslimin sungguh kita dapat memakluminya. Sebab sumber ajaran mereka atau
kitab suci mereka telah mengalami banyak distorsi (penyimpangan) disebabkan
perubahan isinya oleh para pemuka agama mereka sendiri seiring dengan berlalunya
masa yang panjang sejak awal mula diajarkan oleh Nabi atau pembawa ajaran
pertama agama mereka masing-masing. Ini tidak saja menimpa berbagai ajaran
agama-agama ardhi (bumi), tetapi juga dialami oleh penganut agama samawi (langit),
dalam hal ini agama yahudi dan nasrani. Kitab Taurat dan Injil yang ditemukan
sekarang jelas telah mengalami perubahan atau lebih tepatnya penyimpangan
disebabkan ulah tangan-tangan para Rabbi dan Rahib (pendeta/pastor) kaum yahudi
dan nasrani. Sehingga Allah تعالى و :berfirman سبحانه
وا �س� و�ن م�و�اض�ع�ه� ع�ن� �م� �ل �ك ال ف�ون� �ح�ر? ي �ة@ ي ق�اس� �ه�م� �وب ق�ل �ا �ن ع�ل و�ج� "اه�م� �ع�ن ل �اق�ه�م� م�يث �ق�ض�ه�م� ن �م�ا ف�ب
�ه�م� م�ن �يال ق�ل �ال إ �ه�م� م�ن Iة� �ن ائ خ� ع�ل�ى �ع� �ط"ل ت ال� �ز� ت و�ال �ه� ب وا ?ر� ذ�ك م�م"ا ح�ظOا
“(Tetapi) karena mereka melanggar janjinya, Kami kutuk mereka, dan Kami jadikan
hati mereka keras membatu. Mereka suka merobah perkataan (Allah) dari tempat-
tempatnya, dan mereka (sengaja) melupakan sebagian dari apa yang mereka telah
diperingatkan dengannya, dan kamu (Muhammad) senantiasa akan melihat
kekhianatan dari mereka kecuali sedikit di antara mereka (yang tidak
berkhianat).”(QS Al-Maidah [5] : 13)
Ayat di atas berbicara mengenai Bani Israil, khususnya para pemuka agama mereka
yang biasa merubah isi Al-Kitab (baik Taurat maupun Injil) alias “merubah perkataan
Allah”.
Sekali lagi, kita tentu dapat memaklumi bilamana faham sekularisme dengan mudah
dapat diterapkan di berbagai kalangan masyarakat non-muslim atau kaum kafir.
Sebab mereka sendiri telah kehilangan kepercayaan terhadap kebenaran mutlak yang
dikandung di dalam ajaran agama mereka yang realitasnya telah mengalami
penyimpangan tersebut. Namun yang mengherankan ialah ditemukannya kenyataan
bahwa di kalangan masyarakat berpenduduk mayoritas muslimpun dewasa ini faham
sekularisme —baik sadar ataupun tidak, baik diakui ataupun tidak— telah diterima
dan diterapkan. Mengapa? Karena tidak sedikit muslim yang ‘termakan’ dengan
gagasan bahwa sesungguhnya tidak ada kebenaran mutlak. Yang ada hanyalah
‘kebenaran relatif’ berdasarkan agama dan keyakinan masing-masing. Dan jika
demikian keadaannya, berarti mereka yang termakan faham ini sama saja mengakui
bahwa sikap skeptisisme (selalu meragukan) perlu dikembangkan.
Padahal bagi seorang muslim, samasekali tidak ada perlunya ia mengembangkan
skeptisisme (selalu meragukan) akan kebenaran mutlak agamanya sendiri. Karena
Allah تعالى و telah menjamin kalau ajaran agamaNya bakal dipelihara سبحانه
keasliannya. Islam merupakan ajaran paripurna dan final. Ia datang dibawa oleh Nabi
terakhir —Nabi Muhammad سلم و عليه الله alias Nabi Akhir Zaman dengan—صلى
maksud agar menjadi Rahmatan lil ‘aalamiin (rahmat bagi semesta alam). Kitab Suci
Al-Qur’an merupakan satu-satunya Kitabullah yang diwahyukan dengan jaminan
keterpeliharaannya hingga hari Kiamat.
�ح�اف�ظ�ون� ل �ه� ل "ا �ن و�إ �ر� الذ?ك �ا �ن ل �ز" ن �ح�ن� ن "ا �ن إ
“Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al Qur'an, dan sesungguhnya Kami
benar-benar memeliharanya.” (QS Al-Hijr [15] : 9)
Sepanjang sejarah sudah berkali-kali musuh-musuh Islam berusaha memalsukan Al-
Qur’an, namun berkali-kali pula Allah تعالى و membuktikan kebenaran سبحانه
ayatNya di atas. Sehingga segera terbongkar ketidak-aslian berbagai Al-Qur’an palsu
tersebut. Subhaanallah.
Maka berbagai suara yang mengkampanyekan sekularisme dengan aneka alasannya,
sesungguhnya hanya ingin memastikan jangan sampai satu-satunya agama yang
masih terpelihara keasliannya ini dan masih tersambung dengan Sumber Kebenaran
Mutlak satu-satunya ini, berperan dalam kehidupan modern. Dengan kata lain, para
pengusung faham sekularisme ingin memastikan jangan sampai Al-Islam menjadi
unggul alias mendominasi di dunia. Dan satu-satunya cara untuk mencapai maksud
jahat tersebut ialah memastikan agar kaum muslimin setuju dengan sekularisme, baik
setuju secara terang-terangan maupun secara tersamar. Oleh karena itu, dalam
konteks kenegaraan, sekularisme berperan sebagai berikut:
Dalam istilah politik, sekularisme adalah pergerakan menuju pemisahan antara agama
dan pemerintahan. Hal ini dapat berupa hal seperti mengurangi keterikatan antara
pemerintahan dan agama negara, menggantikan hukum keagamaan dengan hukum
sipil, dan menghilangkan pembedaan yang (menurut mereka-penulis) tidak adil
dengan dasar agama. Hal ini dikatakan menunjang demokrasi dengan melindungi
hak-hak kalangan beragama minoritas. (Wikipedia)
Berarti ada tiga hal yang ingin dicapai oleh sebuah negara sekuler:
Pertama, pemisahan antara agama dan pemerintahan. Kedua, menggantikan hukum
keagamaan (baca: hukum Allah تعالى و dengan hukum sipil (baca: hukum ( سبحانه
produk manusia). Dan ketiga, menunjang demokrasi dengan melindungi hak-hak
kalangan beragama minoritas.
Bila demikian adanya, maka sungguh berbahaya ideologi sekularisme ini bagi
eksistensi iman di dalam dada kaum muslimin. Bahkan sangat mungkin seorang yang
mengaku muslim menjadi terjangkiti virus MTS (murtad tanpa sadar) bilamana ia
menerima ajaran sekularisme. Dan bagi seorang mukmin yang faham dan yakin
sepenuhnya akan kebenaran agama Allah تعالى و adalah suatu perkara yang سبحانه
tidak mungkin jika dirinya diharuskan meragukan kebenaran mutlak yang terkandung
di dalam ajaran agama Allah تعالى و tersebut. Sebab dia yakin bahwa justeru سبحانه
jaminan perlindungan hak-hak kalangan beragama minoritas (baca: kaum non-
muslim) adalah justeru ketika diberlakukannya dan dijunjung tingginya ajaran Yang
Maha Mulia Allah تعالى و تعالى yakni ajaran Al-Islam. Sebab Allah سبحانه و سبحانه
diyakini oleh seorang muslim-mukmin merupakan Dzat satu-satunya yang Maha Adil
dan Maha Bijaksana. Pastilah ajaranNya menjamin perlakuan adil kepada semua
manusia di bawah naungan hukum syariatNya. Sebab Dialah Pencipta mereka semua,
Pemberi rezeki dan Penguasa alam raya.
Seorang mukmin malah sangat yakin bahwa apapun hasil produk manusia, apalagi
produk kalangan non-muslim alias kaum kafir, tidak mungkin bisa menjamin
perlakuan adil se-adil-adilnya bagi aneka ragam manusia dengan aneka ragam agama
dan keyakinannya. Sebab Allah تعالى و Sang Pencipta sendiri yang سبحانه
menjelaskan sifat dasar manusia, yakni jahula (amat bodoh) dan dhzoluma (amat
zalim).
ج�ه�وال �وم@ا ظ�ل �ان� ك "ه� �ن إ
“Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan amat bodoh.” (QS. Al-Ahzab [33] : 72)
Bagaimana mungkin makhluk yang bersifat amat bodoh dan amat zalim —kata Allah— kemudian kita yakini sanggup memproduk ideologi atau aturan hidup yang menjamin perlindungan hak-hak manusia tersebut? Bagaimana mungkin makhluk yang amat bodoh dan amat zalim —menurut Allah— kemudian diyakini sanggup merumuskan perangkat hukum dan per-undang-undangan yang menjamin rasa keadilan seluruh jenis manusia yang beraneka ragam tersebut? Sungguh benarlah Allah تعالى و ketika menegaskan bahwa pilihan hanya dua dalam hal سبحانهpemberlakuan hukum di tengah masyarakat: hukum Allah تعالى و atau سبحانهhukum jahiliyah (hukum yang sarat kejahilan/kebodohan). Hukum Allah و سبحانه
merupakan hukum yang bersumber dari langit berupa wahyu Ilahi. Hukum تعالىyang bersumber dari Allah تعالى و .Dzat Yang Maha Tahu lagi Maha Adil سبحانهSedangkan hukum jahiliyah merupakan hukum produk manusia, makhluk yang amat bodoh dan amat zalim!
�ون� �وق�ن ي I �ق�و�م ل �م@ا ح�ك "ه� الل م�ن� �ح�س�ن� أ و�م�ن� �غ�ون� �ب ي "ة� �ي اه�ل �ج� ال �م� ف�ح�ك� أ
“Apakah hukum Jahiliah yang mereka kehendaki, dan (hukum) siapakah yang lebih baik daripada (hukum) Allah bagi orang-orang yang yakin?” (QS. Al-Maidah [5] : 50)
Sekularisme ingin memastikan penggantian hukum keagamaan (baca: hukum Allah تعالى و dengan hukum sipil (baca: hukum produk manusia). Berarti ideologi ( سبحانه
asing ini ingin memastikan bahwa masyarakat meninggalkan hukum yang bersumber dari langit —yakni hukum Allah تعالى و dan menerima hukum produk —سبحانهmanusia alias hukum jahiliyah. Masyarakat ingin diarahkan untuk percaya bahwa produk bikinan manusia lebih unggul, lebih baik bahkan lebih benar daripada produk Allah تعالى و !Wa na’udzubillaahi min dzaalika . سبحانه
Selanjutnya, dikatakan bahwa sekularisme menunjang demokrasi dengan melindungi hak-hak kalangan beragama minoritas. Apa pesan yang ingin disampaikan di sini? Para pengusung ideologi sekularisme ingin meyakinkan masyarakat modern bahwa hanya demokrasi-lah satu-satunya alat untuk menjamin dan melindungi hak-hak kalangan beragama minoritas (baca: kaum non-muslim). Itu berarti bahwa para pengusung ideologi sekularisme ingin meyakinkan masyarakat dunia bahwa demokrasi —yang merupakan produk manusia— adalah jauh lebih unggul, lebih baik bahkan lebih benar daripada ajaran Dzat Yang Maha Tahu dan Maha Adil-Bijaksana Allah تعالى و .yakni Al-Islam سبحانه
Memangnya selama ribuan tahun semenjak berdirinya pranata sosial-politik pertama ummat Islam di Madinah di bawah pimpinan langsung Nabi Muhammad الله صلى
سلم و hak-hak kaum non-muslim tidak terjamin? Subhaanallah! Bahkan عليهsemenjak masa Nabi Muhammad سلم و عليه الله hingga runtuhnya Khilafah صلىIslam yang terakhir di tahun 1924 (kurang lebih 14 abad!) ummat Islam sudah sangat piawai di dalam menjamin hak-hak kaum non-muslim yang hidup di bawah naungan pranata sosial-politik Islam. Dan banyak bukti sejarah menjadi saksi bagaimana kaum non-muslim alias kaum kafir dzimmi merasakan jaminan kebebasan beribadah dan beragama di tengah masyarakat muslim.
Sudah tiba masanya bagi ummat Islam untuk menyadari bahwa sekularisme dan segenap sistem pendukungnya merupakan alat fihak barat non-muslim alias kaum kuffar untuk menjauhkan ummat Islam dari penerapan keseluruhan agama mereka —yaitu Islam— dalam segenap aspek kehidupannya di dunia. Bahkan ia merupakan alat mereka untuk menjauhkan ummat Islam dari penghambaan secara total kepada Pencipta, Pemilik, Pemelihara dan Penguasa alam raya, yaitu Allah تعالى و . سبحانهSungguh, bila keadaan ini tidak disadari, diubah dan dibenahi, niscaya apa yang Nabi Muhammad سلم و عليه الله peringatkan lima belas abad yang lalu justeru صلىsemakin terbukti di zaman kita sekarang ini. Selama ini sudah berjalan, tetapi jika dibiarkan maka perjalanannya akan kian pasti. Yaitu pasti memasuki lubang biawak!
اع@ا و�ذ�ر� Iر� ب �ش� ب ا �ر@ ب ش� �م� �ك �ل ق�ب م�ن� "ذ�ين� ال �ن� ن س� �ع�ن" "ب �ت �ت ل "م� ل و�س� �ه� �ي ع�ل "ه� الل ص�ل"ى "ه� الل س�ول� ر� ق�ال�ق�ال� ى "ص�ار� و�الن �ه�ود� �ي آل "ه� الل س�ول� ر� �ا ي �ا �ن ق�ل �م�وه�م� �ع�ت "ب ت ال� Xض�ب ج�ح�ر� ف�ي �وا ل د�خ� �و� ل "ى ت ح� Iاع �ذ�ر� ب
ف�م�ن�
Rasulullah سلم و عليه الله bersabda, "Sungguh, kalian benar-benar akan صلىmengikuti kebiasaan orang-orang sebelum kalian sejengkal demi sejengkal dan sehasta demi sehasta, sehingga sekiranya mereka masuk ke dalam lubang biawak pun kalian pasti akan mengikuti mereka." Kami bertanya, "Wahai Rasulullah, apakah mereka itu Yahudi dan Nasrani?" Beliau menjawab, "Siapa lagi kalau bukan mereka." (HR. Muslim No. 4822)
top related