anoreksia nervosa
Post on 01-Jul-2015
783 Views
Preview:
TRANSCRIPT
ANOREKSIA NERVOSA
1. Pengertian
Anoreksia nervosa adalah gangguan makan yang mengancam jiwa yang
ditandai dengan penolakan klien untuk mempertahankan berat badan normal ynag
minimal, gangguan persepsi yang bermakna tentang bentuk atau ukuran tubuh
atau menolak untuk mengakui bahwa ada masalah. Anoreksia Nervosa merupakan
sebuah penyakit kompleks yang melibatkan komponen psikologikal, sosiologikal,
dan fisiologikal, pada penderitanya ditemukan peningkatan rasio enzim hati ALT
dan GGT, hingga disfungsi hati akut pada tingkat lanjut.
Banyak penelitian yang beranggapan bahwa masalah yang mendasari lebih
bersifat psikologis daripada biologis, sebagian pakar mencurigai bahwa pengidap
anoreksia nervosa mungkin kecanduan opiate endongen yaitu bahan mirip morpin
yang diproduksi sendiri oleh tubuh yang diperkirakan dikeluarkan selama
kelaparan jangka panjang .
2. Epidemologi
Terjadinya anoreksia nervosa (AN) meningkat sejak 2 dekade terakhir.
Diperkirakan ada satu setiap 100 wanita usia 16 – 18 tahun, menderita anoreksia
nervosa. Distribusinya merupakan distribusi bimodal, puncak pertama pada 14,5
tahun dan puncak yang lain pada 18 tahun; 25 % lebih muda dari 13 tahun .
Peningkatan telah dilaporkan disemua Negara barat, sedangkan Negara lain ada
beberapa laporan yang sporadic. Perbandingan penderita wanita dengan pria
adalha 10 : 1. Pada mulanya dilaporkan hanya ada pada kelompok sosioekonomi
menengah keatas, namun sekarang AN juga ada pada golongan sosioekonomi
yang lebih rendah. AN telah didiagnosis pada berbagai etnik dan ras. Bulimia
lebih umum terjadi daripada AN. Meningkatnya insidens gangguan makan yang
berhubungan dengan AN dan bulimia berkaitan dengan latar belakang keluarga.
3. Etiologi / penyebab
Etiologi gangguan tetap tidak jelas. Terdapat komponen pisikologis yang
jelas,dan diagnosis terutama didasarkan pada kriteria pisikologis dan
prilaku .Namun demikian, manisfestasi fisik anoreksia dapat mengarah pada
kemungkinan faktor-faktor organic pada etiologi.
Faktor predisposisi
Biologis
Diyakini ada hubungan keluarga dengan gangguan makan. Keturunan
pertama wanita pada orang yang mengalami gangguan makan beresiko tinggi
daripada populasi umum. Model biologis etiologi gangguan makan difokuskan
kepada pusat pengatur nafsu makan di hipotalamus, yang mengendalikan
mekanisme neurokimia khusus untuk makan dan kenyang. Serotonin dianggap
terlibat dalam patofisiologi gangguan makan walaupun model biologis ini masih
dalam tahap perkembangan.
Studi tentang anoreksia nervosa menunjukkan bahwa gangguan tersebut
cenderung terjadi dalam keluarga. Oleh karena itu, kerentanan genetic mungkin
muncul yang dipicu oleh diet yang tidak tepat atau stress emosional. Kerentanan
genetic ini mungkin muncul karena tipe kepribadian tertentu atau kerentaan umum
terhadap gangguan jiwa atau kerentanan genetic mungkin secara langsung
mencakup disfungsi hipotalamus.
Perkembangan
Anoreksia nervosa biasanya terjadi selama masa remaja dan diyakini
bahwa penyebabnya berhubungan dengan antara perkembangan pada tahap
kehidupan ini. Perjuangan untuk mengembangkan otonomi dan pembentukan
indentitas yang unik adalah 2 tugas yang penting. Keterlibatan faktor kepribadian
dinyatakan oleh fakta bahwa penderita anoreksia cenderung wanita tertentu, muda,
berkulit putih dan dari keluarga yang bergerak ke atas yang menekankan pada
pencapaian. Jenis latar belakang ini menyebabkan tuntutan dan harapan keluarga
yang menimbulkan stres, dan dalam konteks ini, penolakan wanita untuk makan
mungkin tanpaknya (tanpa disadari) sebagai cara menunjukan kendali.
Kemungkinan lain yang lebih jarang disebutkan adalah penderita anoreksia
mewakili kenakalan seksualitas. Selain tidak mengalami menstruasi, wanita
mengalami underweight parah tidak memilki karakteristik seksual lain, seperti
feminin yang sesunguhnya.
Lingkungan
Berbagai factor lingkungan dapat mempengaruhi individu untuk mengalami
gangguan makan. Riwayat terdahulu pasien mengalami gangguan makan sering
dipersulit oleh penyakit dalam dan bedah, kematian keluarga dan lingkungan
keluarga dengan konflik.
Psikologis
Kebanyakan pasien yang mengalami gangguan makan menunjukkan
sekelompok gejala psikologis seperti rigiditas, ritual risme, kehati – hatian ,
perfectsionisme serta control infuse yang buruk. Aspek psikologis anoreksia
nervosa yang mendominansi adalah keinginan yang kuat untuk menguruskan berat
badan dan takut gemuk, biasanya didahului oleh periode 1 atau 2 tahun gangguan
mood dan perubahan perilaku. Penurunan berat badan biasanya dipicu oleh krisis
yang khas pada remaja seperti awitan menstruasi atau kecelakaan interpersonal
traumatic yang memicu perilaku diet yang serius dan berlanjut sampai tidak
terkontrol.
Sering kali terdapat kesalahpahaman yang berlebihan terhadap penyimpanan
lemak normal yang merupakan karakteristik periode remaja awal , atau komentar
orang lain bahwa remaja putri terlihat gemuk. Penurunan berat badan mungkin
merupakan respon terhadap sindiran atau pergantian sekolah atau akan masuk
kuliah. Remaja memasuki fase pertumbuhan pubertas ketika akumulasi lemak
biologis yang normal, terutama rentan untuk muncul. Tuntutan dewasa ini untuk
memiliki tubuh ramping merupakan faktor yang sangat penting. Standar
kecantikan ditunjukkan oleh tinggi badan, kerampingan, payudara yang kecil
seperti model – model yang ditampilkan oleh semua bentuk media.
Pada beberapa situasi remaja mengalami stress keluarga yang parah seperti
perpisahan atau perceraian orang tua. Pada kondisi ini atau lainnya remaja
mengalami kehilangan kontrol diri, keputusan untuk sabar atau tidak makan
menjadi sebuah area yang dapat melatih kontrol individu.
Sosio kultural
Pada budaya yang menerima atau mengahargai kemontokkan, jarang terjadi
gangguan makan. Lingkungan sosiokultural pada remaja dan wanita muda di
Amerika Serikat juga sangat menekankan kelangsingan dan pengendalian
terhadap tubuh seseorang menjadi indicator untuk evaluasi diri. Di Amerika
serikat kelebihan berat badan dianggap sebagai tanda kemalasan, kurang control
diri atau mendapatkan tubuh yang sempurna disamakan dengan cantik.
Orang yang mengalami anoreksia sering kali tidak makan lebih dari 500 – 700
kalori dalam sehari dan mungkin mencerna sebanyak 200 kalori, namun mereka
merasa yang dimakan sudah cukup memadai untuk kebutuhan hidup mereka .
Beberapa indivu yang mengalami anoreksia mungkin tidak makan selama
seharian. Walaupun melakukan pembatasan, banyak penderita anoreksia
mengalami preokupasi atau terobsesi oleh makanan dan sering masak untuk
keluarga. Individu yang mengalami gangguan makan dapat melakukan berbagai
perilaku pengurasan termasuk latihan olahraga yang berlebihan. Menggunakan
diuretic yang diresepkan dan di jual bebas, pil diet, laksatif dan steroid. Banyak
pasien yang mencari bantuan untuk menangani gangguan makan juga mengalami
gangguan jiwa seperti depresi , gangguan obsesif–konflusif dan gangguan
kepribadian.
4. Gambaran Klinis
Ada 2 tipe anoreksia nervosa;
Tipe terbatas; individu dengan tipe ini mengindari makan berlebihan,
mereka biasanya menyediakan makan sendiri
Tipe binge; individu ini dapat makan dimana saja, akan tetapi selesai
makan ia akan segera memuntahkan makanannya di kamar mandi,
menggunakan pencuci perut atau memperlancar buangan kotoran.
Gejala klinis/symptom :
1. Gejala yang predominan adalah ketakutan yang sangat akan kenaikan berat
badan, sampai terjadi phobia terhadap makanan. Ketakutan terhadap
makanan disertai dengan penyalahartian dari body image; banyak pasien
merasa diri mereka sangat gendut, walaupun sebenarnya mereka sangat
kurus.
2. Banyak penderita anoreksia nervosa mempunyai obsessive compulsive
behavior, misalnya mereka sering sekali mencuci tangan berulang-ulang,
pasien cenderung kaku dan perfeksionis yang mengarahkan pada diagnosis
gangguan kepribadian, seperti narcissisme, atau riwayat gangguan
kepribadian.
3. Penderita anoreksia nervosa biasanya menunjukan perilaku yang aneh
tentang makanan, seperti menyembunyikan makanan, membawa makanan
dalam kantong, saat makan mereka membuang makanan, memotong
makanan menjadi potongan kecil-kecil.
4. Gangguan tidur dan gangguan depresi pada umumnya.
5. Muntah yang dipaksakan.
6. Biasanya aktifitas dan program olah raga yang berlebihan.
Tanda Anoreksia nervosa :
1. Menyamarkan kekurusan mereka dengan baju dan make-up.
2. Kulit kering dan kering, rambut halus, dan alopesia ringan.
3. Subtype bulimia berat, seperti kehilangan enamel gigi karena asam lambung,
ketika penderita muntah. Bahkan terdapat scar pada dorsum akibat jari-jari
yang dimasukan ke mulut untuk memaksakan muntah.
4. Hypokalemi dan kelainan EKG
5. Kelainan neurology (seperti seizure dan neuropaty) dan anemia yang
berhubungan dengan kekurangan gizi dan kelaparan.
Kenyataanya semua sistem organ terganggu dalam anoreksia nervosa. Pasien
seringkali terjadi bradikardi, hipertensi, dehidrasi, amenore, lekopenia, dan
mungkin anemia. Pasien juga mengalami gangguan elektrolit, khususnya ekskresi.
Osteopeni, osteoporosis, tambahan aritmia jantung (meliputi interval Q-T yang
panjang), motilitas lambung yang lambat, meningkatnya tingkat aminotransferase
hepar, insufisiensi renal, rambut rontok, dan adanya lanugo (rambut halus di
muka, leher dan punggung) dihubungkan dengan anoreksia nervosa yang berat.
Hilangnya jaringan lemak sebagai akibat dari pembatasan gizi dikaitkan
dengan hypoleptinemia dan sekresi peptida abnormal terlibat dalam kontrol
makanan (neuropeptide Y, melanocortins dan corticotropin-releasing factor,
antara lainnya). Suatu penelaahan terhadap kelainan endokrin, gangguan di
neurotransmitters, serta rinci analisis tanda-tanda kepadatan tulang dan mineral
tulang pada pasien dengan anoreksia nervosa.
5. Diagnosis
Pedoman diagnostic Anoreksia Nervosa menurut PPDGJ-III adalah :
Mempunyai ciri khas gangguan adalah mengurangi berat badan dengan sengaja,
dipacu dan atau dipertahankan oleh penderita. Untuk suatu diagnosis yang pasti
dibutuhkan semua hal seperti di bawah ini, yaitu:
a. Berat badan tetap dipertahankan 15% di bawah yang seharusnya ( baik yang
berkurang maupun yang tidak tercapai) atau Quetelet’s body mass index
adalah 17,5% atau kurang.
b. Berkurangnya berat badan dilakukan sendiri dengan menghindari makanan
yang mengandung lemak dan salah satu hal di bawah ini :
- Merangsang muntah oleh dirinya sendiri
- Menggunakan pencahar
- Olah raga berlebihan
- Menggunakan obat penahan nafsu makan dan atau diuretika.
- Terdapat distorsi body image dalam psikopatologi yang spesifik dimana
ketakutan gemuk terus menerus menyerang penderita, penilaian yang
berlebihan terhadap berat badan yang rendah.
- Adanya gangguan endokrin yang meluas, melibatkan hypothalamic-
piyuitary-gonadal aksis, dengan manifestasi pada wanita sebagai amenore
dan pada pria suatu kehilangan minat dan potensi seksual. Juga dapat
terjadi kenaikan hormon pertumbuhan, kortisol, perubahan metabolisme
peripheral dari hormone tiroid, dan sekresi insulin abnormal.
- Jika onset terjadinya pada masa prubertas, perkembangan prubertas
tertunda atau dapat juga tertahan. Pada penyembuhan, prubertas kembali
normal, tetapi menarche terlambat.
6. Pemeriksaa Fisik dan Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan fisik yang diperlukan untuk penderita gangguan makan meliputi
pemeriksaan tanda vital, mengukur tinggi dan berat badan penderita dan
pemeriksaan status pubertas. Kelainan yang didapat pada pemeriksaan fisik
berupa kehilangan berat badan yang nyata, bradikardi, hipotensi postural,
hipotermi, penipisan email akibat tumpahan asam lambung, luka pada anus akibat
penggunaan pencahar yang berlebihan, kulit dan bibir kering akibat dehidrasi.
Pemeriksaan penunjang yang diperlukan antara lain darah rutin, kadar elektrolit,
kadar kalsium dan fosfat serum, pemeriksaan fungsi hati dan tiroid. Pemeriksaan
elektrokardiografi dilakukan bila ada gangguan fungsi jantung atau mendapat
pengobatan antidepresan.
Foto rontgen dapat membantu menentukan densitas tulang dan keadaan dari
jantung dan paru-paru, juga bisa menemukan kelainan saluran pencernaan yang
disebabkan oleh malnutrisi.
7. Komplikasi Medis dan Gangguan Makan
Berhubungan dengan penurunan berat badan :
Kaheksia : hilangnya lemak, massa otot, penurunan metabolisme tiroid
(sindrom T3 rendah), intoleransi dingin, dan sulit mempertahankan temperatur
inti tubuh.
Jantung : hilangnya otot jantung, jantung kecil, aritmia jantung, termasuk
kontraksi premature atrium dan ventrikel, perpanjangan transmisi berkas HIS
(perpanjangan interval QT, bradikardia, takikardia ventricular, kematian
mendadak.
Pencernaan-gastrointestinal: perlambatan pengosongan lambung, kembunng,
konstiopasi, nyeri abdomen.
Reproduktif : Amenore, kadar leutenizing hormone (LH) dan follicle
stimulating hormone (FSH) yang rendah.
Dermatologis: lanugo (rambut halus tumbuh di seluruh tubuh), edema.
Hematologys : leucopenia.
Neuropsikiatri : sensasi kecap yng abnormal ( mungkin karena defesiensi dari
seng ), depresi apatetik, gangguan kognitif ringan.
Rangka osteoporosis. Berhubungan dengan mencahar ( muntah dan
penyalahgunaan laksatif).
Metabolisme : kelainan elektrolit, terutama alkalosis hipokalemik,
hipokloremik, dan hipomagnesimia.
Pencernaan-gastrointestinal : peradangan dan pembesaran kelenjar liur dan
pancreas, dengan peningkatan amylase serum, erosi esophagus dan lambung,
usus disfungsional dengan dilatasi haustra.
Gigi: erosi enamel gigi, terutama bagian depan, dengan dengan kerusakan gigi
yang bersangkutan.
Neuropsikiatrik : kejang (berhubungan dengan pergeseran cairan yang besar
dan gangguan elektrolit), neuropati ringan, kelelahan, dan kelemahan,
gangguan kognitif lainnya.
8. Diagnosa Banding
Diagnosis banding anoreksia nervosa adalah dipersulit oleh penyangkalan
pasien tentang gejalanya, kerahasiaan di sekitar ritual makan pasien yang aneh dan
penolakan pasien untuk mencari pengobatan. dibawah ini adalah diagnosis
banding untuk anoreksia nervosa.
1. Anoreksia nervosa harus dibedakan dengan dengan kekurusan pada umumnya,
terlalu kurus, tetapi penurunan berat badannya kurang dari 15% berat badan
normal. Pemikiran sekarang diperkirakan, bahwa anoreksia nervosa adalah
gangguan yang khusus, dan tidak mencerminkan penurunan berat badan yang
berlanjut.
2. Gangguan organic, seperti tumor otak yang melibatkan jaras hypothalamus-
pituitary, penyakit Addison, Diabetes Mellitus, dan gangguan gastrointestinal.
3. Gangguan psikologi, pada umumnya pasien depresi mengalami suatu
penurunan nafsu makan, sedangkan pada anoreksia nervosa mengaku memiliki
nafsu makan yang normal dan merasa lapar. Pada agitasi depresif,
hiperaktifitas yang ditemukan pada anoreksia nervosa adalah direncanakan
dan merupakan ritual. Preokupasi dengan makanan yang mengandung kalori,
resep makanan dan persiapan pesta pencicipan makanan adalah tipikal pada
pasien anoreksia nervosa dan tidak ditemukan pada penderita gangguan
depresif. Dan pada pasien dengan gangguan depresif tidak memiliki ketakutan
yang kuat akan kegemukan atau gangguan citra tubuh, seperti yang dimiliki
oleh pasien anoreksia nervosa.
4. Sekitar 50% penderita anoreksia nervosa ditemui ktiteria untuk diagnosis
tersangka bulimia, dinamakan bullimarexia atau bulimia nervosa sebagai
variasi dari penyakit.
9. Terapi Pengobatan/Treatment
Treatment untuk anoreksia nervosa dilakukan dengan 3 tahap;
1) Mengembalikan berat badan kembali normal.
Dilakukan program diet ulang yang sehat untuk mengembalikan berat badan
kembali normal, pada pasien tertentu kadang diperlukan perawatan di rumah sakit.
Check kesehatan akan dilakukan untuk melihat pelbagai kemungkinan komplikasi
yang muncul.
2) Terapi psikologi
Terapi ini dilakukan untuk menumbuhkan rasa percaya diri, menghilangkan
cara pandang yang salah terhadap citra tubuh, meningkatkan penghargaan diri dan
mengatasi konflik interpersonal. Terapi yang dilakukan biasanya dipilih CBT
(Cognitive Behavioral Therapy) dianggap paling efektif dalam mengembalikan
kepercayaan diri, dan mencegah timbulnya pikiran dan perilaku gangguan makan
kembali. Terapi dilakukan dapat berlangsung lama, oleh karenanya CBT juga
kadang disertai dengan terapi keluarga untuk memberikan dukungan kepada
pasien dalam menjalani penyembuhan
3) Penyembuhan total
Beberapa upaya yang dilakukan agar pasien kembali stabil, menghilangkan
kebiasaan dan pikiran-pikiran yang dapat menimbulkan gangguan makan kembali
4) Mengurangi atau menghapuskan perilaku atau pemikiran yang awalnya
mengarah ke makan tidak teratur.
Untuk menyembuhkan anoreksia nervosa diperlukan kesabaran. Hal-hal
yang dapat dilakukan adalah konseling bersama dengan anggota keluarga, serta
edukasi tentang nutrisi, psikoterapi, dan kesehatan. Si penderita sangat
membutuhkan dukungan dari keluarga dan orang-orang terdekat. Jika ada salah
satu anggota keluarga anda yang menderita kelainan ini, jangan berhenti
mendukungnya untuk sembuh.
5) Psikofarmakologi
Beberapa kelas obat-obatan telah diteliti, tetapi sedikit yang menunjukkan
keberhasilan secara klinis. Amitriptilin (Elavil) dan siproheptadin antihistamin
dalam dosis tinggi ( sampai 28mg/ hari ). Dapat meningkatkan penambahan berat
badan pasien rawat inap dengan anoreksia nervosa.
6) Psikoterapi
Terapi keluarga dapat bermanfaat bagi keluarga dari klien yang berusia
kurang dari 18 tahun. Keluarga yang menunjukkan enmeshment, terapi keluarga
juga berguna untuk membantu anggota keluarga menjadi partisipan yang efektif
dalam terapi klien.
10. Prognosis
Anoreksia diperkirakan memiliki angka kematian tertinggi dari semua
gangguan jiwa, dengan mana saja 6-20% dari mereka yang didiagnosis dengan
gangguan akhirnya mati karena penyebab yang terkait. tingkat bunuh diri orang-
orang dengan anoreksia juga lebih tinggi dari itu dari populasi umum. Dalam
sebuah studi longitudinal wanita didiagnosis dengan DSM-IV baik anorexia
nervosa (n = 136) atau bulimia nervosa (n = 110) masing-masing yang dinilai
setiap 6 - 12 bulan selama 8 tahun berada di cukup risiko bunuh diri. Dokter
diperingatkan risiko sebagai 15% subyek melaporkan setidaknya satu usaha bunuh
diri. Telah dicatat bahwa secara signifikan lebih aneroxia (22,1%) dibandingkan
bulimia (10,9%) subyek membuat usaha bunuh diri.
Pada pasien dengan anoreksia nervosa setiap sistem organ utama yang
terlibat, dan substansial risiko kematian. Daerah khusus perhatian yang disorot
dalam artikel dan termasuk perubahan Dermatologic (beberapa di antaranya
terbukti membutuhkan intervensi akut, misalnya, purpura), endokrin abnormalitas
(termasuk kesalahan manajemen diabetes), masalah gastrointestinal (termasuk
risiko dilatasi lambung) masalah jantung/paru (termasuk aritmia dan
pneumomediastinum), kelainan elektrolit yang berat, dan demineralisasi tulang.
Dokter yang merawat pasien ini harus agresif dalam mengejar, dan ketika mereka
ditemukan dalam mengobati, ini berpotensi membahayakan hidup.
DAFTAR PUSTAKA
Chandrasoma,Parakrama.2005.Ringkasan Patologi Anatomi edisi 2. Jakarta: EGC
Nelson.1999.Ilmu Kesehatan Anak edisi 1. Jakarta: EGC
Videbeck, Sheila L. 2008.Buku ajar keperawatan jiwa. Jakarta:EGC.
Wong,Dona,L.2008.Masalah Kesehatan Anak usia sekolah dan
remaja.Jakarta:EGC
Sherwood, lauralee.2001.Fisiologi Manusia.Jakarta :EGC
PPGDJ III
www.medicastore.com
Kaplan, Harold I. dkk. 1997. Sinopsis Psikiatri Ilmu Pengetahuan Perilaku
Psikiatri klinis Ed. Ketujuh. Jakarta : EGC pp. 178-87.
Munoz M T., Argente J., 2002. Anorexia Nervosa in Female Adolescent:
Endrocine and Bone Mineral Density Disturbance. European Journal of
Endocrinology (2002) 147 275–286. www.eje.org.
Attia E., Walsh B T. 2005. Behavioral Managemant of Anorexia Nervosa.
National England Medical Journal 360;5 (29 Januari 2009). www.nejm.org.
Mittche J., Crow S. 2006. Medical Complicaion of Anorexa Nervosa and Bulimia
Nervosa. Current Opinion in Psychiatry 2006. pp. 438-443.
top related